19 Oktober 2004

Hari Baik untuk Mati?

Topik : Iman/Keyakinan

Nats : Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku (1Raja-raja 19:4)
Bacaan : 1Raja-raja 19:1-18

Keputusasaan dan kemarahan menyebabkan kematian seorang pemuda di lingkungan saya. Seseorang telah memukul dia karena ucapannya. Untuk membalas dendam, pemuda itu kembali sambil membawa senjata. Saat polisi tiba di tempat kejadian, ia lari sambil menembaki mereka. Untuk melindungi semua orang, polisi menembak pria tersebut. Ia kehilangan nyawanya pada usia 21 tahun. Setelah itu ada laporan bahwa pada pagi harinya, pemuda tersebut berkata kepada seorang anggota keluarganya, "Hari ini adalah hari yang baik untuk mati." Saya bertanya-tanya apakah yang membuat ia begitu putus asa.

Suatu hari Nabi Elia pun merasa putus asa dan ingin mati. Ia baru saja mengalami kemenangan besar atas nabi-nabi Baal, namun kini nyawanya diancam oleh Izebel istri raja. Di dalam ketakutan, ia melarikan diri ke padang gurun (1 Raja-raja 19:4). Di sana ia "ingin mati, katanya: 'Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku!'"

Kita mungkin berpikir bahwa Elia bersikap terlalu berlebihan, namun perasaan putus asa itu nyata. Ia dengan bijaksana mencari pertolongan ke sumber yang benar, ia berseru kepada Allah. Karena Tuhan tahu bahwa Elia membutuhkan pemulihan, maka Dia mencukupi kebutuhan-kebutuhannya (ayat 5-7). Dia menyatakan diri kepada Elia (ayat 9-13) dan memperbarui panggilan Elia dengan memberinya tugas untuk dikerjakan (ayat 15-17). Allah mendatangkan pengharapan baginya dengan mengingatkan bahwa ia tidak sendirian (ayat 18).

Pandanglah Allah. Dia adalah sumber pengharapan Anda --Anne Cetas



TIP #14: Gunakan Boks Temuan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh terhadap kata dan ayat yang Anda cari. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA