25 Februari 2006

Menoleh ke Belakang

Topik : Kesetiaan

Nats : Karena kita telah menjadi bagian dari Kristus, asal saja kita berpegang teguh sampai akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula (Ibrani 3:14)
Bacaan : Ibrani 3

Ada apa dengan bangsa Israel kuno? Mengapa mereka sangat sulit memercayai Allah? Dalam Ibrani 3, kita diingatkan bahwa mereka mendengar janji Allah tetapi mereka tidak mau memercayainya. Saya rasa saya tahu sebabnya, kita pun kini memiliki masalah seperti itu.

Allah mencukupi kebutuhan bangsa itu dalam perjalanan mereka di padang gurun. Untuk beberapa saat mereka akan puas dan gembira, tetapi kemudian kegalauan baru akan muncul lagi. Mereka menatap "tembok-tembok" masalah mereka, menjadi takut, dan kehilangan iman.

Sebelum Musa mendaki gunung untuk mendapatkan petunjuk dari Allah, bangsa Israel baru saja mengalahkan bangsa Amalek. Semuanya baik-baik saja. Namun, ketika Musa terlalu lama di atas gunung, orang-orang itu panik.

Bukannya menoleh ke belakang dan mengingat bahwa Allah dapat dipercaya, mereka justru memandang ke depan dan tidak melihat apa-apa kecuali kemungkinan masa depan tanpa pemimpin. Maka mereka berusaha membuat "allah yang akan berjalan di depan" (Keluaran 32:1). Kepercayaan mereka telah tertutup oleh ketakutan masa depan. Padahal kepercayaan mereka itu dapat dikuatkan apabila mereka mau menoleh ke belakang, yaitu melihat pembebasan dari Allah.

Mirip dengan hal itu, rintangan-rintangan kita tampaknya sangat besar. Kita perlu menoleh ke belakang dan meyakinkan kembali diri kita dengan mengingat apa yang telah Allah lakukan bagi kita. Pandangan ke belakang itu dapat memberi kita kepercayaan diri dalam memandang masa depan --JDB



TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.02 detik
dipersembahkan oleh YLSA