Index
: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Lingkungan/Alam | Malaikat | Marah | Meditasi | Mempertahankan Iman Anda | Mengenalkan orang lain kepada Kristus | Misi | Misi/Penginjilan | Moral | Neraka | Paranormal

Topik : Mengenalkan orang lain kepada Kristus

3 November 2002

Selalu Siap Mendengar

Nats : Dengarkanlah ini, hai bangsa yang tolol ... yang mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar! (Yeremia 5:21)
Bacaan : Yeremia 5:20-25

Salah seorang anak laki-laki saya sangat mahir menutup telinganya terhadap hal yang tidak ingin ia dengar. Di gereja, pikirannya mengembara ke mana-mana. Ia bisa memberitahu Anda berapa jumlah lajur di langit-langit dan berapa banyak kursi di tempat paduan suara. Berulang kali saya mendengar omelan istri saya kepadanya, "Kau mendengarkan Ibu, kan?"

Kita juga sering bersalah karena menutup telinga terhadap hal yang tidak ingin kita dengar, sekalipun pesan itu berasal dari Allah. Dalam bukunya Christian Reflections (Refleksi Orang Kristiani), C. S. Lewis mengatakan bahwa seseorang yang hendak mengabaikan suara Allah akan mengikuti nasihat ini: "Hindari ketenangan, kesunyian, dan setiap lintasan pikiran yang mengembalikan kita pada arah dan tujuan kita. Pusatkan perhatian pada uang, seks, status, kesehatan, dan (terutama) keluhan Anda. Terus hidupkan radio. Hiduplah dalam keramaian."

Ketika kita melakukan kesalahan, saat itulah kita benar-benar perlu mendengarkan suara Allah. Namun, sering kali kita begitu keras kepala sehingga memutuskan untuk tidak mendengarkan-Nya. Nabi Yeremia mengecam orang-orang seperti ini, katanya, "Hai bangsa yang tolol ... yang mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar ... bangsa ini mempunyai hati yang selalu melawan dan memberontak" (Yeremia 5: 21, 23).

Daripada menutup telinga terhadap suara Allah, bacalah Alkitab dan berdoalah kepada-Nya secara teratur. Luangkan waktu sejenak untuk merenungkan Allah beserta berkat-Nya yang melimpah. Itulah cara mendengarkan yang baik! —Dave Egner

30 November 2002

Misi yang Terutama

Nats : Barangsiapa yang berseru kepada nama tuhan, akan diselamatkan (Roma 10:13)
Bacaan : Roma 10:1-15

Medtronic adalah salah satu perusahaan teknologi obat-obatan yang berkembang dengan pesat di amerika serikat sepanjang tahun 1990-an. dilihat dari segala ukuran kesuksesan: harga saham, penghasilan yang meningkat, dan pendapatan per saham, perusahan tersebut memang berkembang pesat.

dalam sebuah artikel majalah world traveler (penjelajah dunia), pemimpin perusahaan, art collins, mengatakan, "dengan sebuah kalimat misi yang berbunyi: perusahaan berusaha untuk ‘mengurangi rasa sakit, memulihkan kesehatan, dan memperpanjang hidup’, medtronic lebih dari sekadar bertujuan mencari uang .... saat kita meneliti kembali sejumlah kriteria kesuksesan, satu-satunya kesuksesan paling penting bagi kami adalah bahwa setiap 12 detik, hidup seseorang menjadi lebih baik karena memakai salah satu produk atau terapi kami."

para pengikut kristus juga memiliki misi yang serupa. kita memiliki pesan yang mampu mengubah hidup untuk dinyatakan kepada orang-orang yang mau mendengarnya (roma 10:9-15).

setiap hari, orang-orang di seluruh dunia diselamatkan dari dosa dan konsekuensi-konsekuensinya melalui iman kepada tuhan yesus. misi kita sebagai pengikut-nya adalah untuk menjadi utusan yang "membawa kabar baik" (ayat 15), mewartakan tentang yesus kristus, sang juruselamat kepada orang lain. tidak ada misi lain yang lebih berharga, karena "barangsiapa yang berseru kepada nama tuhan, akan diselamatkan" (ayat 13).

apakah anda melakukan peran anda untuk mewujudkan misi ini? –dave egner

23 Januari 2003

Hanya Seorang Utusan

Nats : Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripadaku akan datang (Lukas 3:16)
Bacaan : Lukas 3:1-18

Dave Thomas, pendiri rumah makan Wendy's, pernah muncul dalam lebih dari 800 iklan televisi. Di situ ia memaparkan humor sederhana dan hamburger khasnya kepada pemirsa di seluruh dunia. Para penonton telah memandangnya sebagai orang yang bersahabat, lucu, bisa dipercaya, dan penuh perhatian. Namun meski tenar, Thomas selalu mengatakan bahwa ia hanyalah seorang "utusan, bukan pesan itu sendiri."

Ini pula yang harus kita ingat saat mewartakan Kristus kepada teman dan keluarga. Kita memang harus berusaha hidup konsisten dengan apa yang kita katakan, tetapi tujuan kita ialah memberi kesaksian tentang Yesus kepada sesama, bukan tentang diri kita sendiri. Rasul Paulus berkata: "Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus" (2 Korintus 4:5).

Yohanes Pembaptis sadar bahwa ia berperan sebagai utusan bagi Kristus. Ketika orang banyak berkumpul untuk mendengarkan Yohanes berkhotbah, dan untuk dibaptis sebagai tanda pertobatan mereka, banyak orang bertanya-tanya apakah ia adalah Mesias yang dijanjikan. Namun Yohanes berkata kepada mereka, "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripadaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak" (Lukas 3:16).

Melalui perkataan dan perbuatan, kita dapat memberi kesaksian bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat dan Tuhan. Ingatlah bahwa kita adalah utusan-Nya, dan Dia adalah pesan itu sendiri --David McCasland

7 Mei 2003

Mati Tanpa Kasih

Nats : Delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia meninggal dengan tidak dicintai orang (2Tawarikh 21:20)
Bacaan : 2Tawarikh 21:4-20

Seorang kenalan memberi tahu saya bahwa kakak laki-lakinya telah meninggal dunia. Ketika saya terkejut karena belum mendengar kabar itu, ia berkata, "Kami memang tidak mengumumkannya karena ia tak pernah peduli kepada siapa pun dan tak seorang pun peduli kepadanya."

Semula saya terperangah mendengar perkataannya, tetapi kemudian saya teringat khotbah yang pernah saya baca beberapa tahun lalu. Khotbah itu berjudul "Orang yang Tidak Dikasihi Siapa Pun". Dalam 2 Tawarikh 21 kita membaca tentang orang itu, yakni Raja Yoram. Di awal pemerintahannya, ia membunuh semua saudara dan orang-orang yang mungkin akan menjadi saingannya. Ia memimpin bangsanya pada pemujaan terhadap ilah-ilah palsu. Selama delapan tahun, pemerintahannya selalu diliputi masalah dan karena penyakit yang dahsyat dan menyakitkan, akhirnya ia meninggal "dengan tidak dicintai orang" (ayat 20).

Sungguh kisah yang mengenaskan. Tak seorang pun merasa kehilangan atas kematian Yoram karena ia adalah seorang yang egois dan tidak mengenal Allah. Alkitab memberikan catatan pendek yang tragis tentangnya: "ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan" (ayat 6).

Ingatlah bahwa kepedulian akan hubungan kita dengan Allah dan sesama akan menentukan besarnya rasa kehilangan yang dirasakan saat kita meninggal. Jika kita mengingat hal ini, dan kita hidup untuk menyenangkan Allah serta menunjukkan kasih kepada sesama, maka banyak orang akan merasa kehilangan saat kita meninggalkan panggung duniawi ini --Herb Vander Lugt

26 Mei 2003

Nama Baik

Nats : Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk (Amsal 10:7)
Bacaan : Amsal 10:1-7

Pada hari Pahlawan di Amerika Serikat, ribuan orang berziarah ke berbagai makam dan monumen untuk mengenang dan menghormati orang- orang yang mereka kasihi. Di sana mereka merenungkan nama yang terukir di batu nisan itu dan mengenang orang-orang yang mendapat penghormatan dengan pendi-rian batu nisan itu.

Refleksi tentang hidup orang-orang yang telah pergi mendahului kita dapat menolong kita untuk mengevaluasi cara hidup yang kita jalani saat ini. Lalu, ketika orang mendengar nama kita, apakah mereka mengingat seseorang yang de-ngan setia hidup bagi Kristus?

Raja Salomo mengamati bahwa "kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat" (Amsal 10:7). "Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar" (Amsal 22:1). "Nama yang harum lebih baik daripada minyak yang mahal" (Pengkhotbah 7:1).

Reputasi yang baik dan hubungan yang penuh kasih adalah suatu prestasi yang bagus. Kejujuran, integritas, dan kemurahan hati dalam hidup lebih berharga daripada pemakaman paling mahal sekalipun. Wangi parfum akan segera pudar, tetapi aroma hidup kita yang baik akan senantiasa tinggal.

Melalui sikap dan tindakan, kita menciptakan kenangan yang akan selalu dihubungkan dengan nama kita, baik dalam kehidupan maupun kematian. Hari ini kita memiliki kesempatan untuk memperbarui komitmen kita kepada Kristus dan untuk menciptakan nama baik, nama yang memuliakan Dia dan menguatkan orang-orang yang kita kasihi selama tahun-tahun yang akan datang.

Apakah Anda telah menyandang nama baik? --David McCasland

15 Agustus 2003

Panggilan Tak Terduga

Nats : Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat (1Korintus 1:27)
Bacaan : Hakim-hakim 6:11-16

Kita kerap mendengar orang mengatakan, "Saya hanya seorang ibu rumah tangga." "Saya hanya seorang tukang sapu." "Saya hanya seorang mahasiswa yang biasa-biasa saja."

Merendahkan diri di hadapan Allah bukanlah hal baru. Di zaman Perjanjian Lama, misalnya, ketika Allah mencari seseorang untuk mengalahkan bangsa Midian yang menyusahkan, Dia memilih Gideon, orang biasa, dengan memanggilnya "pahlawan yang gagah berani" (Hakim-hakim 6:12). Gideon menjawab, "Dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku" (ayat 15). Namun Allah tetap mengatakan, "Bukankah Aku mengutus engkau? . . . Akulah yang menyertai engkau" (ayat 14-16).

Gideon menjadi orang pilihan Allah, karena di mata-Nya tak seorang pun "tidak berarti". Tuhan hanya memberikan 300 orang untuk membantunya, bukan ribuan (7:1-7), supaya Allah sajalah yang akan menerima kemuliaan.

Rasul Paulus juga mengajarkan bahwa Allah memilih orang yang bodoh, lemah, tidak terpandang, dan yang hina bagi dunia. Dia mempermalukan orang yang berhikmat dan kuat "supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah" (1 Korintus 1:29).

Jika Anda merasa "tidak berarti", ingatlah panggilan Allah kepada Gideon. Tuhan juga ingin memakai Anda untuk melakukan perkara yang jauh lebih besar daripada yang pernah Anda pikirkan--Joanie Yoder

10 Oktober 2003

Epitaf

Nats : Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar (Yohanes 10:41)
Bacaan : Yohanes 10:40-42

Perikop ini menyiratkan Yohanes Pembaptis setidaknya telah meninggal 2 tahun dan kenangan pelayanannya mulai pudar. Demikianlah bila seorang tokoh telah meninggal dan kemasyhurannya pudar oleh kehadiran penerusnya yang lebih terkenal.

Ketika orang banyak mengelilingi Yesus di dekat tempat Yohanes pernah mengajar, mereka ingat kehidupan dan perkataan sang pembaptis, lalu berkata, "Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar" (Yohanes 10:41).

Seperti Yohanes, kita tak harus membuat berbagai mukjizat untuk memberitakan Yesus kepada orang banyak. Kita dapat menceritakan apa yang telah kita pelajari tentang Dia dari Alkitab, apa yang telah dilakukan-Nya untuk mengubah hati dan hidup kita, serta untuk orang lain. Jika kita menyampaikan kabar baik tentang Yesus dengan setia, kita telah menjalankan tujuan hidup dengan baik.

Bahkan lama setelah kita mati, perkataan kita dapat terekam dalam benak orang-orang yang pernah mendengar kesaksian kita, dan dapat menjadi sarana untuk membawa mereka beriman kepada Tuhan Yesus. Seperti benih yang terpendam di tanah, firman Allah yang telah kita tabur mungkin tidak bertumbuh selama bertahun-tahun, tetapi akhirnya bersemi dan membawa pada kehidupan kekal.

Perkataan orang menjadi epitaf [pernyataan singkat di batu nisan] terkenal tentang hidup seseorang: "Ia tidak membuat satu mukjizat pun, tetapi semua yang pernah dikatakannya tentang Yesus adalah benar" --David Roper

7 Desember 2003

Berikan kepada Sesama

Nats : Bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi (1Tesalonika 2:8)
Bacaan : 1 Tesalonika 2:1-12

Para orangtua, guru, dan anggota dewan sekolah di Texas tengah, terkejut ketika sepasang orang tua pensiunan menawarkan beasiswa empat tahun kuliah kepada 45 siswa kelas satu di sebuah sekolah setempat. Persyaratannya hanyalah anak-anak tersebut harus menjauhkan diri dari narkoba, lulus dari SMU di wilayah itu, dan masuk universitas negeri terakreditasi di Texas, akademi, atau sekolah dagang. Beberapa tahun sebelumnya, sebuah perusahaan telah membayar setengah biaya kuliah salah satu penyumbang beasiswa tersebut, dan ia tak pernah melupakan hal itu. "Mereka telah menolong saya," katanya, "dan kini adalah giliran saya."

Kita semua telah menerima karunia yang dapat dibagikan kepada orang lain. Meskipun mungkin bukan berupa uang, yang pasti itu adalah sesuatu yang telah meningkatkan taraf hidup kita. Paulus mengingatkan jemaat Tesalonika bahwa "kami ... bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi" (1Tesalonika 2:8).

Apakah yang telah diberikan kepada Anda yang perlu Anda teruskan kepada sesama dalam nama Kristus? Karunia mendengarkan ketika seseorang ingin mengutarakan persoalannya? Membagikan kesaksian dalam kelompok pendalaman Alkitab tempat orang ingin menyuburkan hidup dengan firman Tuhan? Mengirim kartu sebagai tanda perhatian kepada seseorang yang berbeban berat?

Injil selalu menjadi lebih efektif bila dibagikan oleh orang-orang yang dengan senang hati memberikan hidup mereka kepada sesama --David McCasland

22 Januari 2004

Saksi Pengharapan

Nats : Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu (1Petrus 3:15)
Bacaan : Kisah Para Rasul 26:1-8,24-32

Sebagai seorang anak yang dibesarkan di bekas negara Uni Soviet, Nickolas adalah satu-satunya siswa di sekolahnya yang menolak untuk bergabung dengan kelompok politik pemuda. Karena imannya kepada Allah, ia pun dikucilkan dan diejek, diberi nilai jelek yang tidak sepantasnya ia terima, dan rekomendasinya ke universitas ditolak. Meskipun mendapat tentangan, ia tetap bertekun. Dan beberapa tahun kemudian, ia membawa beberapa penentangnya untuk percaya kepada Yesus Kristus. Saat ini, ia adalah pendeta dari sebuah gereja yang berkembang di Belarus.

Rasul Paulus juga mengalami penganiayaan. Karena imannya, ia dihadapkan pada pengadilan Raja Agripa. Dan di sana ia mempunyai kesempatan untuk bersaksi bagaimana Allah telah mengubah hidupnya. Paulus memberikan kesaksian, "Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita" (Kisah Para Rasul 26:6). Kesaksiannya di hadapan raja tentang keselamatan dalam Kristus dan pengharapan akan kebangkitan, sangat jelas dan meyakinkan.

Jika kita menjalankan hidup dalam iman kepada Kristus, kita pasti menarik perhatian orang lain dan bahkan mungkin menghadapi penganiayaan. Kita tahu bahwa dosa kita telah diampuni dan kita menanti saat untuk bersama dengan Yesus di surga selamanya. Kita ingin membagikan iman kita kepada sesama dan beberapa orang ingin mengetahui alasan pengharapan kita (1Petrus 3:15). Saat orang mulai bertanya, persiapkanlah diri Anda untuk bersaksi! Dave Egner

13 Maret 2004

Kabar Segala Musim

Nats : Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai (Yohanes 4:35)
Bacaan : Kisah Para Rasul 5:31-42

Saya bukanlah seorang ahli dalam hal menanam bunga. Tetapi saya telah belajar memahami perbedaan antara bunga semusim dan bunga segala musim. Setiap musim semi, saya biasanya membeli bernampan-nampan tanaman semusim. Tanaman itu langsung berakar saat ditanam di tanah. Hidup mereka yang singkat selalu berakhir oleh embun beku di musim gugur, dan tanahnya menjadi gundul sampai masa tanam di musim semi tahun berikutnya. Saya lebih suka menanam bunga-bunga segala musim. Mereka terus hidup dari tahun ke tahun, dan secara teratur bersemi, berbunga, dan bereproduksi lagi.

Penulis Eugene Harrison menggambarkan bahwa usaha penginjilan orang-orang percaya dalam Perjanjian Baru mempunyai sifat “segala musim”. Mereka tidak mencurahkan seluruh tenaga hanya untuk usaha penginjilan sekali setahun. Sebaliknya, menurut Harrison, membagikan kabar baik tentang Kristus merupakan “perhatian terbesar setiap orang percaya, setiap hari sepanjang tahun, di segala tempat”. Dalam Kisah Para Rasul 5:42 dan 8:4, jangkauan kesaksian mereka jelas: Mereka bersaksi tentang Kristus dan Injil di Bait Allah, rumah mereka, dan pasar dengan menggunakan metode yang dikaruniakan Roh Kudus untuk berkhotbah, mengajar, dan menyampaikan kesaksian pribadi.

Yesus mengajarkan bahwa musim untuk tuaian rohani selalu hari ini (Yohanes 4:35). Dan Rasul Paulus mengatakan bahwa “hari ini adalah hari penyelamatan” (2 Korintus 6:2).

Yakinlah, kita tidak pernah menuai pada musim yang salah, karena ladang-ladang menguning hari ini —Joanie Yoder

3 Januari 2005

Memberitakan Kabar Baik

Nats : Dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya (Yohanes 11:26)
Bacaan : Amsal 24:10-12

John, sahabat saya, pernah kecanduan obat-obatan terlarang. Beberapa kali ia hampir meninggal. Hidupnya hancur ketika memasuki program rehabilitasi kristiani yang didirikan oleh saya dan suami. Di akhir program itu, John telah menjadi seorang kristiani.

Suatu hari, sewaktu John berjalan-jalan di sepanjang jalanan yang ramai, ia mulai melihat orang-orang yang sedang berbelanja dan bergerak cepat. Mereka adalah orang-orang yang menuju kebinasaan—sebagaimana yang dilihat oleh Allah. Ia telah belajar dari firman Allah bahwa mereka yang mati tanpa Kristus, akan terpisah dari Dia dalam kekekalan. Dengan kepedulian yang mendalam, John kemudian berpikir, Orang-orang ini tidak boleh binasa!

Kita semua perlu melihat orang sebagaimana Allah melihat mereka. Tetapi pewahyuan itu juga mengandung tanggung jawab. Salomo memohon, “Bebaskan mereka yang diangkut untuk dibunuh, selamatkan orang yang terhuyung-huyung menuju tempat pemancungan” (Amsal 24:11). Ia juga memperingatkan bahwa begitu mata kita terbuka, kita tidak bisa bertindak seolah-olah kita tidak tahu apa yang harus dilakukan. Allah, yang menimbang hati kita dan menjaga jiwa kita, tahu bahwa kita tahu, dan menuntut kita bertanggung jawab untuk bertindak (ayat 12).

Pikirkanlah kenalan-kenalan Anda yang hidup tanpa Kristus. Mereka tidak boleh mati tanpa Dia! Yesus berkata, “Dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya” (Yohanes 11:26). Apakah Anda akan memberitakan kabar baik ini kepada mereka? —Joanie Yoder

15 Januari 2005

“perut Sosial”

Nats : Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan (Mazmur 119:1)
Bacaan : Yehezkiel 2:1-3:4

Semut madu bertahan hidup pada masa sulit dengan bergantung pada anggota-anggota tertentu dalam kelompok mereka yang dikenal sebagai “wadah madu”. Mereka mengisap begitu banyak madu, sehingga tubuh mereka akan menggembung sampai mirip buah beri yang bulat kecil. Akibatnya mereka hampir-hampir tidak bisa bergerak. Apabila makanan dan air mulai jarang didapat, semut-semut ini kemudian bertindak sebagai “perut sosial” dan menopang hidup seluruh koloni dengan menyediakan apa yang telah mereka simpan di dalam tubuh mereka sendiri.

Serupa dengan itu, pembawa pesan Allah harus memenuhi hati dan pikirannya dengan kebenaran Kitab Suci. Hanya jika ia setia dalam menerapkan firman Allah bagi hidupnya sendiri, maka ia dapat secara jujur memberikan dorongan dan nasihat yang berarti kepada orang lain.

Tuhan memerintahkan Nabi Yehezkiel untuk memakan gulungan kitab yang berisi pesan penuh “ratapan, keluh kesah, dan rintihan” (Yehezkiel 2:10). Karena ia taat kepada Tuhan dan menerapkan pelajaran itu untuk hatinya sendiri terlebih dahulu, ia dapat dengan berani menyampaikan pesan yang memberi hidup kepada semua yang bersedia mendengarnya.

Sebagai orang percaya, kita juga harus mengembangkan “perut sosial” dengan mencerna kebenaran Alkitab serta mengizinkan Roh Allah untuk menjadikannya sebagai bagian dari hidup kita. Kemudian, dengan dipenuhi firman Allah, kita akan dapat berbicara secara efektif kepada orang lain yang memerlukan makanan rohani —Mart De Haan

18 Januari 2005

Siap Sedialah

Nats : Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab ... tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah l (1 Petrus 3:15)
Bacaan : Matius 4:18-20

Para pemancing kadang memberkati seorang kepada yang lain: “Semoga tali pancing Anda senantiasa meregang,” maksudnya, “Semoga selalu ada ikan trout terpancing di tali Anda.”

Namun, ketika semakin tua, harus saya akui bahwa kini tali yang meregang kurang berarti bagi saya dibandingkan dahulu. Saya juga memperoleh banyak kesenangan dari proses memancing itu sendiri seperti halnya menangkap ikan.

Ketika memancing, saya punya lebih banyak waktu untuk berjalan di tepi sungai, menikmati kesunyian, dan mencari tempat-tempat ikan yang mungkin dipancing. Tapi ketika berusaha keras untuk menangkap ikan, saya justru tidak mendapatkan banyak ikan dan kesenangan.

Yesus memanggil kita untuk “memancing” manusia, bukan “menangkap” manusia (Matius 4:19). Untuk itu saya pergi ke tempat ikan, berjalan di antara mereka, mempelajari habitatnya, dan mempelajari sifat mereka. Kemudian saya menarik tali pancing dan melihat kalau-kalau ada yang terpancing. Lebih banyak kesenangan dalam usaha yang mudah itu, dan saya memperoleh hasil yang lebih baik.

Karena itu, saya ingin “memancing” orang, mencari kesempatan untuk berbicara tentang Yesus, melempar tali di sana-sini, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Itu lebih menenangkan saya dan si ikan—orang- orang yang mungkin dihantui kecanggungan saya.

Kini saya memberkati rekan-rekan pemancing saya, “Kiranya Anda menjaga tali pancing Anda tetap di air.” Atau, seperti kata pemancing lain, “Siap sedialah” (1 Petrus 3:15) —David Roper

6 April 2005

Pulang dan Ceritakanlah

Nats : Pulanglah ke rumahmu dan ceritakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu (Lukas 8:39)
Bacaan : Lukas 8:26-39

Dua pria muda telah berteman sejak kecil. Pria yang satu kristiani, yang lainnya bukan. Pria yang kedua sebentar lagi akan berlayar jauh, dan yang kristiani terdorong untuk berbicara kepadanya mengenai Kristus sebelum ia pergi. "Saya akan melakukannya dalam perjalanan ke dermaga," ia berjanji kepada dirinya sendiri. Namun saat mereka sampai di dermaga, ia masih belum melakukannya.

Ia naik ke atas kapal untuk mengucapkan selamat tinggal, dan berpikir, "Saat kita membawa bagasi ke kamarnya, saya akan berbicara kepadanya." Namun kuli mengambil semua bagasi dan koper, sehingga mereka tidak mengunjungi kabin. Akhirnya ia berkata kepada dirinya sendiri, "Saya akan bersaksi kepadanya di suatu tempat sepi sebelum kapal berangkat."

Namun, tiba-tiba terdengar pemberitahuan bahwa semua pengunjung harus turun dari kapal. Dua bulan kemudian terdengar kabar bahwa sang pria telah meninggal di luar negeri.

Dalam Injil Lukas, kita membaca tentang seorang pria yang dirasuki banyak setan dan telah disembuhkan secara luar biasa oleh Yesus. Dengan penuh syukur kepada Tuhan ia ingin tinggal bersama-Nya untuk menyembah-Nya (8:38). Namun Yesus berkata, "Pulanglah ke rumahmu dan ceritakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu" (ayat 39).

Apakah Anda bersedia menerapkan perkataan Yesus di dalam hidup Anda dan bercerita kepada seseorang tentang anugerah serta keselamatan-Nya? Anda dapat memulai hal itu dari rumah. Janganlah menunda-nunda. Ceritakanlah Yesus kepada seseorang, saat ini juga! —MRD

28 April 2005

Bercahaya

Nats : Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga (Matius 5:16)
Bacaan : Matius 5:1-16

Ketika masih kecil, saya suka menyanyikan pujian di gereja seperti Throw Out the Lifeline [Lemparkan Tali Penyelamat Itu] dan Let the Lower Lights Be Burning [Biarkan Cahaya di Kapal Tetap Menyala]. Pujian itu memakai gambaran kapal yang kandas dan bahaya di lautan untuk mengilustrasikan tanggung jawab rohani kita kepada orang lain. Namun saya tinggal di Oklahoma yang terkurung daratan. Jadi, saya tak pernah melihat samudera, dan pengalaman "melaut" saya hanya bermain dengan kapal dari kotak korek api di lumpur. Saya hafal kata-kata pujian itu, tetapi tidak tahu bagaimana menyelamatkan "pelaut yang sedang berjuang dan hampir pingsan".

Namun di Sekolah Minggu, saat kita menyanyikan "Ini cahaya kecil milikku, akan kubiarkan tetap bercahaya", yang harus saya lakukan tampak jelas. Yesus berkata, "Kamu adalah terang dunia .... Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga" (Matius 5:14,16). Kita mengingat Ucapan Bahagia (ayat 3-12) sebagai contoh bagaimana hidup kita dapat bercahaya bagi Dia.

Sebagai seorang anak, saya tahu bahwa saya tidak boleh malu untuk hidup bagi Yesus. Seorang kristiani yang diam-diam itu bagaikan lampu yang tersembunyi di bawah gantang, bukannya bercahaya secara terbuka di tempat ia dapat menolong orang lain (ayat 15).

Kini, orang-orang di sekitar kita berada dalam bahaya dan kegelapan rohani. Entah tua atau muda, kita dapat membiarkan terang kita menyala bagi Dia dan untuk mereka —DCM

10 Juni 2005

Saksi Mata

Nats : Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu (1Yohanes 1:3)
Bacaan : 1Yohanes 1:1-7

Anda pasti tak ingin mewawancarai saya untuk acara televisi Anda," kata pria itu kepada saya. "Anda butuh orang yang masih muda dan fotogenik, dan saya bukan keduanya." Saya menjawab bahwa kami memang menginginkannya karena ia mengenal C.S. Lewis, seorang penulis terkenal yang menjadi tema acara dokumenter kami. "Pak," kata saya, "bila kita hendak menceritakan kisah hidup seseorang, tak ada yang dapat menggantikan peran seorang saksi mata."

Sebagai orang kristiani, kita sering menyebut aktivitas membagikan pengalaman iman sebagai "bersaksi" atau "memberi pernyataan iman". Ini adalah sebuah konsep akurat yang diambil langsung dari Alkitab. Yohanes, teman seperjalanan sekaligus murid Yesus menulis, "Kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu" (1 Yohanes 1:2,3).

Jika Anda mengenal Yesus sebagai Juruselamat dan telah mengalami kasih, rahmat, dan pengampunan-Nya, Anda dapat bercerita tentang Dia kepada orang lain. Ini tidak mensyaratkan kemudaan, kecantikan, atau pendidikan teologi. Kenyataan dan antusiasme lebih berharga daripada sebuah kursus mengenai cara-cara membagikan iman Anda.

Ketika tiba saatnya untuk menceritakan kisah yang indah kepada seseorang tentang bagaimana Yesus Kristus dapat mengubah hidup seseorang, tak ada yang dapat menggantikan saksi pertama seperti Anda —DCM

11 Juli 2005

Perhatikan Saja

Nats : Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus (1Korintus 11:1)
Bacaan : 1Korintus 4:14-17

Seorang anak laki-laki memandang kakeknya dan melontarkan pertanyaan dengan lantang, Kek, bagaimana Kakek menjalani hidup bagi Yesus? Kakek yang dihormati itu membungkuk dan berbisik kepada anak laki-laki tersebut, Perhatikan diriku saja.

Tahun berganti tahun, kakek itu memberikan teladan bagi anak tersebut untuk mengikuti Yesus. Ia tetap teguh menjalani hidup bagi-Nya. Namun, cucunya acap kali hidup dengan cara yang tidak menyenangkan Allah.

Pada suatu hari anak muda tersebut mengunjungi kakeknya dan mereka menyadari bahwa itu adalah kunjungan terakhir. Saat kakeknya terbaring tak berdaya, sang cucu membungkuk ke arah tempat tidur dan mendengar kakeknya berbisik, Apakah kamu telah memerhatikan aku?

Itulah saat yang menentukan dalam kehidupan anak laki-laki tersebut. Ia mengerti bahwa saat kakeknya berkata, Perhatikan diriku saja, ia bermaksud, Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus (1Korintus 11:1). Ia berjanji bahwa sejak saat itu ia akan hidup seperti kakeknyaberjuang untuk menyenangkan Yesus. Ia telah memerhatikan dan sekarang ia tahu bagaimana ia harus hidup.

Apakah ada seseorang yang memerhatikan Anda? Apakah ada kaum muda kristiani yang perlu melihat bahwa hidup bagi Yesus setiap hari dan dalam segala hal adalah sesuatu yang mungkin untuk dilakukan? Tantanglah merekadan juga diri Anda sendiri. Tantanglah mereka untuk memerhatikan. Lalu tunjukkan caranya kepada mereka JDB

1 November 2005

Sukacita Karena Satu Orang

Nats : Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat (Lukas 15:10)
Bacaan : Lukas 15:1-10

Banyak orang kristiani dengan mudahnya mengikuti suatu pandangan keliru yang menyatakan bahwa kesaksian mereka kepada satu orang tidak akan mempunyai arti apa-apa. Akan tetapi, tentu saja apa yang kita baca dalam Injil tidak mendukung hal itu. Meskipun pelayanan umum yang dilakukan oleh Yesus hanya berlangsung sampai kurang lebih tiga tahun, Dia tidak pernah terlalu sibuk untuk menjalin relasi dengan setiap orang, secara pribadi.

Memang benar, Yesus telah berkhotbah di hadapan banyak orang di Yudea, memberi makan 5.000 orang yang berkumpul di dekat Danau Galilea, dan melayani banyak sekali orang di Kapernaum. Akan tetapi, Dia tidak pernah mengabaikan betapa berharganya satu jiwa!

Dalam memberikan kesaksian pribadi, kita akan dikuatkan saat membaca percakapan Yesus dengan seseorang yang bernama Nikodemus pada suatu malam (Yohanes 3); pertemuan-Nya dengan seorang wanita di sebuah sumur di Samaria (Yohanes 4); dan ketertarikan-Nya secara pribadi terhadap seorang pria bernama Zakheus, yang memanjat pohon ara supaya dapat melihat Tuhan dengan jelas (Lukas 19). Betapa terkejutnya Zakheus ketika Yesus memanggilnya dari antara orang banyak dan berkata, “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu” (ayat 5).

Jika Anda pernah tergoda untuk mengecilkan arti kesaksian Anda pribadi kepada satu jiwa, maka ingatlah teladan yang telah diberikan Yesus. Alkitab mengatakan bahwa surga bersukacita karena ada satu orang berdosa yang bertobat -RWD

19 November 2005

Menjangkau Anak Muda

Nats : Lalu Ia [Yesus] memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka (Markus 10:16)
Bacaan : Markus 10:13-16

Darmeisha tidak menyukai Suzanne, seorang anak perempuan yang menjadi tetangganya. Tetapi ia masih berulang kali mengetuk pintu rumahnya. Ia adalah seorang anak berumur 8 tahun yang kurang bahagia, yang tampaknya suka mengejek orang. Sebagian besar percakapan mereka diakhiri dengan ucapan Suzanne untuk menyuruhnya pulang.

Suzanne tidak menyukai Darmeisha, tetapi ia tahu gadis kecil itu mempunyai alasan mengapa ia bersikap seperti itu. Ia hidup dalam kemiskinan, tidak mempunyai ayah selama hidupnya, dan diabaikan oleh ibunya. Karena itu Suzanne meminta agar Tuhan menolong Darmeisha yang dikasihinya. Ia mulai menyapanya dengan senyuman dan menunjukkan ketertarikan terhadap hidup Darmeisha. Perlahan-lahan Darmeisha menyambut ramah dan mereka pun berteman.

Kini, keduanya itu berumur 13 tahun, dan mereka melakukan pendalaman Alkitab bersama. Mereka berbicara mengenai apa artinya mengikut Yesus, karena Darmeisha telah memberikan hidupnya kepada Dia.

Yesus meluangkan waktu untuk anak-anak. Dia “marah” ketika para murid menghalangi mereka datang kepada-Nya. Dia berkata, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka” (Markus 10:13,14). Dia bahkan mengatakan bahwa kita harus menyambut kerajaan-Nya seperti anak kecil (ayat 15).

Survei Barna pada tahun 2004 menunjukkan bahwa 85 persen orang kristiani memulai hubungan mereka dengan Yesus sebelum berusia 14 tahun. Karena itu, luangkan waktu untuk anak-anak. Jangkaulah anak-anak -AMC

1 Februari 2006

Hati Seorang Hamba

Nats : ... sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus pandai mengajar, sabar (2Timotius 2:24)
Bacaan : 2Timotius 2:19-26

George Washington Carver adalah seorang ilmuwan Afrika-Amerika yang mengembangkan sejumlah produk dari kacang tanah. Dr. Carver juga adalah seorang hamba Allah yang rendah hati, yang memakai setiap kesempatan untuk berbicara kepada orang lain tentang Juru Selamat yang ia kasihi dan layani.

Pada tahun 1920-an, para anggota YMCA dan Komisi Kerjasama Antarras meminta Carver untuk berbicara secara resmi di hadapan para mahasiswa kulit putih di perguruan tinggi dan universitas di daerah Selatan. Carver berbicara tentang keajaiban-keajaiban dunia yang natural dan Allah Maha Pengasih yang menciptakan bumi serta semua orang.

Carver menyatakan bahwa tujuan dari pertemuan-pertemuan ini adalah ia ingin para mahasiswa itu menemukan Yesus dan menjadikan-Nya bagian dari hidup mereka setiap hari, setiap jam, dan waktu demi waktu. "Saya ingin mereka melihat Sang Pencipta melalui benda-benda yang paling kecil dan tampak paling tidak berarti di sekitar mereka."

Dr. Carver berusaha mengikuti perkataan Paulus kepada seorang pendeta muda: "... sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus pandai mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran" (2Timotius 2:24,25). Pendekatan itu menekankan kuasa injil dan daya tarik yang memenangkan orang dari hati seorang hamba.

Marilah kita mengikuti teladan Carver --DCM

13 Juli 2006

Dia Ingin

Nats : Kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Sa-maria dan sampai ke ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:8)
Bacaan : Kisah Para Rasul 1:1-8

Dalam bukunya yang berjudul Love Is Now, Peter Gilquist menyatakan bahwa ia dan rekan-rekannya diundang menjadi pembicara bagi sekelompok mahasiswa UCLA [University of California, Los Angeles]. Seusai pertemuan itu, seorang pria muda mengungkapkan keinginannya untuk mendiskusikan keselamatan. Karena itu, Gilquist mengatur pertemuan dengannya pada keesokan paginya.

Mahasiswa ini benar-benar menginginkan apa yang dilihatnya dalam kehidupan orang kristiani. Namun, ia ragu untuk membuat komitmen karena mengira ia harus bersaksi kepada orang lain tentang Yesus. Namun, Gilquist meyakinkannya bahwa untuk menjadi seorang kristiani ia tidak dituntut melakukan apa pun selain percaya kepada Kristus.

Karena menyadari bahwa keselamatan merupakan anugerah Allah melalui iman, mahasiswa itu dengan gembira menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya. Namun, terjadi sesuatu yang aneh saat ia kembali ke asrama. Ia berjumpa dengan temannya, lalu menceritakan kepada temannya itu tentang iman barunya dalam Kristus. Sebelum hari itu berakhir, ia telah bersaksi kepada semua orang di asramanya tentang Yesus.

Kesaksian kita bagi Kristus seharusnya mencerminkan hati yang penuh rasa syukur, yaitu suatu hasrat yang sungguh-sungguh untuk membagikan berkat keselamatan kepada sesama. Jika kita enggan memberikan kesaksian, marilah kita meminta kepada Allah agar Dia memberi kita hasrat untuk berbicara tentang Dia. Dengan demikian, kita akan bersaksi karena kita memang ingin melakukannya --RWD

16 Agustus 2006

Pelajaran dari Ibu

Nats : Aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu (Roma 1:15)
Bacaan : Roma 1:8-16

Penyakit pikun lambat laun merenggut Ibu Cetas dari tengah-tengah kami. Tidak ada sesuatu pun yang dapat dilakukan oleh saya dan suami untuk menahannya agar ia tidak terlepas dari kami.

Pada masa-masa yang sulit itu, Ibu mengajarkan banyak pelajaran kepada kami. Ia memang lupa cara untuk mela-kukan banyak hal, tetapi ada satu hal yang tidak dilupakannya, yaitu bagaimana ia berdoa. Kadang-kadang seseorang datang dan menceritakan sebuah masalah yang dihadapinya. Kemudian Ibu akan segera diam sejenak untuk berdoa bagi orang tersebut.

Ibu juga terus berbicara kepada orang lain tentang Yesus. Orang-orang yang merawatnya di rumah jompo berkata bahwa ia sering bertanya kepada para penghuni dan pekerja lainnya apakah mereka telah mengenal Yesus sebagai Juru Selamat mereka. Ia ingin agar mereka yakin bahwa dosa-dosa mereka sudah diampuni dan bahwa mereka akan masuk surga.

Apabila saya mengenang sifat-sifat yang ada di dalam diri Ibu, saya teringat akan Roma 1. Rasul Paulus selalu mengingat jemaat di gereja Roma dalam doanya (ayat 9). Dan ia "ingin untuk memberitakan Injil" sebab ia berkata, "Aku tidak malu terhadap Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya" (ayat 15,16).

Selama Ibu Cetas mampu melakukannya, ia tetap mencari Yesus di dalam doa dan bercerita tentang Dia kepada orang lain. Kita semua dapat belajar dari teladan keberanian dan imannya kepada Tuhan -AMC

3 September 2006

Di Antara Hari Minggu

Nats : Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan, dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23)
Bacaan : Kolose 3:22-25

Kebanyakan orang kristiani tidak ter-libat dalam suatu pelayanan secara profesional. Mereka tidak memberikan khotbah, menyanyi, atau bekerja untuk suatu lembaga pengabaran Injil. Hari-hari yang mereka lalui di antara hari Minggu dihabiskan untuk melakukan pekerjaan yang tampaknya tidak ada gunanya bagi penyebaran Injil. Oleh karena itu, sebagian orang percaya barangkali akan memandang diri mereka sebagai murid kelas dua.

Barangkali demikianlah cara pandang sebagian anggota gereja di Kolose terhadap diri mereka sendiri. Paulus menunjuk cara pandang yang keliru terhadap pekerjaan sehari-hari pada saat ia menulis, "Taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal ... dengan tulus hati karena takut akan Tuhan" (Kolose 3:22).

Jika tujuan-tujuan Allah di dunia ini akan digenapi, maka kita memerlukan masyarakat yang terstruktur dengan segala kegiatan yang sangat penting. Atasan-atasan kita adalah hamba Tuhan Yesus Kristus. Entah mereka mengetahuinya atau tidak, orang-orang yang mempekerjakan kita sedang melaksanakan tujuan baik Allah. Selama tugas yang diberikan tidak merupakan suatu dosa atau suatu hal yang tidak etis, maka ketika kita melayani atasan berarti kita melayani Tuhan.

Jadi, marilah kita memandang pekerjaan sehari-hari kita-apa pun itu-sebagai perpanjangan karya Allah di dunia. Dengan demikian, kita akan mendapati bahwa tidak ada tempat yang lebih baik untuk menyebarkan kabar baik tentang keselamatan selain tempat di mana Allah menempatkan kita -VCG

7 September 2006

Persamaan

Nats : Supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat (1Korintus 9:21)
Bacaan : Kisah Para Rasul 17:22-31

Pada umumnya, para kaisar Roma tidak dikenang karena kebijaksanaannya, tetapi ada beberapa pengecualian. Salah satu pemikir besar yang kita miliki adalah Marcus Aurelius, kaisar Roma yang memerintah pada tahun 161-180M. Ia adalah salah satu penguasa besar yang cerdas, yang dikaruniai pikiran brilian di peradaban Barat.

Walaupun ia tidak pernah berpindah keyakinan pada keyakinan baru yang kemudian disebut kekristenan, ia pernah mengutarakan wawasan yang luar biasa. Kebijaksanaannya mencerminkan hukum Allah yang tertulis di hati orang yang tidak memiliki firman Allah (Roma 2:14,15). Misalnya:

o Kebahagiaan hidup Anda tergantung pada kualitas pemikiran Anda.

o Andalah yang berkuasa atas pikiran Anda-bukan hal-hal yang terjadi di luar diri Anda.

o Kehidupan Anda dibentuk oleh pemikiran Anda.

Pernyataan ini mirip dengan Amsal 23:7, "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri, demikianlah ia." Kita dapat belajar melalui prinsip-prinsip dari kalangan nonkristiani dan menggunakan kepercayaan mereka sebagai suatu persamaan untuk membagikan Injil. Ketika Paulus berdiri di atas Areopagus dan berkata kepada para cendekiawan pada masanya, ia tidak meremehkan kepercayaan dan iman mereka. Akan tetapi ia justru membangun kesamaan dengan mereka dan kemudian memberitakan Injil (Kisah Para Rasul 17:26-28).

Marilah kita mencari persamaan yang ada pada diri sesama kita, sehingga kita dapat membawa mereka kepada Kristus -HDF

22 September 2006

"mangkuk Perenungan"

Nats : Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah (Lukas 18:27)
Bacaan : Lukas 18:18-27

Tak terhitung berapa kali hati saya berkata, "Aku akan memanggang roti." Lalu suatu hari saya menyadari bahwa saya tidak pernah menganggang roti selama hidup-ovenlah yang dapat melakukannya. Saya hanya mencampur bahan-bahan yang tepat dan sisanya dikerjakan oleh oven. Dengan pembagian pekerjaan seperti itu, saya senang melihat orang-orang mencicipi dan menikmati roti yang lezat.

Allah menggunakan "mangkuk pen-campur" perenungan untuk menjernihkan pilihan sulit yang saya hadapi ketika me-mulai pendalaman Alkitab di lingkungan tempat tinggal saya. Mengajak para tetangga saya untuk belajar Alkitab bersama tidak sama dengan melihat mereka percaya dan mengikut Kristus. Saya sempat merasa tak berdaya. Namun, tiba-tiba saya melihat kejelasan. Seperti memanggang roti, menyuruh seseorang menjadi kristiani adalah hal mustahil bagi saya, tetapi tidak bagi Allah. Saya telah mencampur adonan yang tepat-rumah yang terbuka, persahabatan, kasih. Kini saya tinggal percaya kepada Roh Kudus, melalui firman-Nya, untuk melakukan tugas-Nya. Ketika saya mengerjakan bagian itu, saya memperoleh sukacita karena melihat orang-orang menikmati kebaikan Allah.

Dalam Lukas 18:18-27, Yesus dengan begitu jelas menyatakan banyaknya halangan untuk menjaga iman para pengikut-Nya yang mulai meragukan apakah mereka akan diselamatkan. Apakah Anda merasakan hal yang sama terhadap seseorang? Yakinlah atas peringatan kuat yang diberikan Tuhan bahwa ada banyak hal yang hanya dapat dilakukan oleh Allah sendiri. Menyelamatkan manusia adalah salah satunya -JEY

4 Oktober 2006

Hati Kristus

Nats : Sekiranya ... mataku jadi pancuran air mata, maka siang malam aku akan menangisi orang-orang putri bangsaku yang terbunuh! (Yeremia 9:1)
Bacaan : Lukas 19:37-44

Ketika sedang mengisi sebuah survei lewat internet, muncul sebuah pertanyaan, "Hal apakah mengenai Anda yang tidak disangka-sangka oleh orang lain?" Jawabannya adalah bahwa sesungguhnya saya sangat sentimental. Pada saat melihat film, tenggorokan saya akan tercekat ketika irama biola yang mengiringinya mengalun semakin keras, mata para tokohnya mulai berlinang air mata, dan seorang anak lelaki menemukan anjingnya yang telah lama hilang-atau situasi yang mirip dengan itu. Saya menjadi sensitif ketika keadaan-keadaan seperti itu muncul.

Memang, perasaan kita mudah hanyut pada saat melihat para tokoh dan peristiwa fiktif. Namun, lain persoalannya ketika kita merasakan kesedihan dan kedukaan mendalam melihat jiwa-jiwa dan berbagai kebutuhan mereka di dunia nyata. Hati yang hancur karena menggumulkan orang-orang yang memberontak, menderita, terhilang, dan patah hati, mencerminkan hati dan belas kasihan Yesus yang menangisi Yerusalem yang suka melawan (Lukas 19:41).

Saat umat yang dipimpin Yeremia menjauh dari Allah dan kasih-Nya, ia juga merasa ingin menangis. Ia merasakan beban berat di hati Allah dan juga kehancuran umat-Nya. Menangis tampaknya menjadi satu-satunya reaksi yang tepat (Yeremia 9:1).

Pada saat kita melihat kondisi dunia yang telah jatuh ke dalam dosa dan orang-orang terhilang yang ada di sekitar kita, mohonlah kepada Allah supaya kita diberi hati yang mencerminkan hati Yesus Kristus, yaitu hati yang menangis bersama dengan-Nya atas dunia yang terhilang dan kemudian menjangkau mereka dalam kasih -WEC

8 Januari 2007

Saksi Diam

Nats : Hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus ... teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Injil (Filipi 1:27)
Bacaan : Filipi 1:21-27

Pada suatu pagi yang indah dan hangat di bulan Januari, saya bersama seorang rekan kerja sedang menikmati sarapan di sebuah kedai kopi terbuka di MacRitchie Reservoir Park, Singapura. Danau yang indah dan taman-taman yang sangat bersih mengelilingi kami. Suasananya sunyi, tenang, dan permai dengan angin sepoi-sepoi yang berembus melintasi permukaan air.

Di sebuah meja tak jauh dari tempat duduk kami , seorang wanita muda duduk tenang sambil membaca Alkitabnya. Ia asyik membaca, sambil sekali-kali mengangkat kepala untuk merenungkan apa yang telah dibacanya. Ia tidak mengeluarkan satu kata pun, namun setiap orang di kedai kopi itu dapat melihat hati dan prioritasnya. Itu merupakan sebuah kesaksian yang lembut, meyakinkan, dan diam.

Wanita itu tidak malu terhadap Kristus atau kitab-Nya. Ia memang tidak berkhotbah atau bernyanyi. Ia bersedia dikenal sebagai pengikut Sang Juru Selamat, namun ia tidak perlu mengumumkan kesetiaan itu.

Dalam usaha membagikan pesan tentang Yesus, kita pada akhirnya harus menggunakan kata-kata, karena kata-kata diperlukan untuk menyampaikan Injil. Akan tetapi, kita pun dapat belajar dari teladan wanita ini.

Kadang-kadang kesunyian dari tindakan kita sehari-hari berbicara dengan lantang, mengungkapkan kasih kita kepada Tuhan. Dalam kerinduan kita untuk membagikan Kristus kepada dunia yang telah rusak ini, janganlah kita mengabaikan kuasa kesaksian diam kita --WEC

12 Februari 2007

Tok, Tok!

Nats : Janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita (2 Tim. 1:8)
Bacaan : 2 Timotius 1:8-12

Terdengar ketukan di depan rumah sebuah keluarga baru. Ketika sang ayah membuka pintu, ia disapa oleh seseorang yang belum pernah dijumpainya -- seorang pria ramah dari gereja dekat rumah yang mampir untuk sekadar menanyakan kabar.

Perilakunya yang menyenangkan dan kata-katanya yang ramah membuat sang ayah terkesan, kemudian keduanya berjanji untuk bertemu kembali. Saat mereka bertemu kembali, tamu itu mengenalkan Injil Yesus Kristus kepadanya. Baik dirinya maupun istrinya memercayai Yesus sebagai Juru Selamat.

Pertemuan tersebut mengubah segalanya. Pasangan suami istri itu mulai pergi ke gereja, dan keenam anak mereka pun menjadi orang yang percaya kepada Kristus. Akhirnya, sang ayah menjadi guru Sekolah Minggu dan diaken.

Salah seorang putri pasangan ini tumbuh dewasa dan kuliah di universitas kristiani yang sama dengan saya. Mahasiswi itu bernama Sue, dan sejak pertama kali saya melihat gadis imut dari Grand Rapids itu, saya jatuh cinta kepadanya. Pria yang membukakan pintu tersebut akhirnya menjadi ayah mertua saya. Duta dari pintu-ke-pintu itu tidak hanya mengubah satu orang pria, tetapi juga seluruh keluarga -- dan hasilnya terus-menerus menggema.

Paulus mendorong kita, "Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang" (Kol. 4:6).

Hidup dan masa depan siapa yang akan Anda pengaruhi hari ini? --JDB

Tuhan, berikan beberapa jiwa dalam hatiku,
Dan kasihilah mereka melalui diriku;
Dengan sepenuh hati kulakukan bagianku
Untuk memenangkan mereka kepada-Mu. --Tucker

2 Maret 2007

Pertolongan dan Tanggapan

Nats : Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus Tuhan, yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan (Mzm. 107:2)
Bacaan : Mazmur 107:1-9

Tulisan pada papan yang dipasang di luar toko Dave James di Seattle, Washington, lebih menawarkan jasa pemulihan hidup daripada perbaikan alat pengisap debu, namun pekerjaan Dave berhubungan dengan keduanya. Baris teratas pada papan itu selalu memuat tulisan yang sama: Tersedia Alkitab Gratis. Adapun baris kedua selalu berubah dan menyajikan perenungan seperti: Berserahlah untuk Awal yang Baru.

Sampai dekade terakhir ini, James telah memperbaiki ribuan alat pengisap debu dan telah membagikan ribuan Alkitab kepada pelanggannya. Beginilah cara ia mengucap syukur kepada Tuhan yang telah menyelamatkannya dari kehancuran.

Sebagai pebisnis yang sukses, Dave James pernah kecanduan narkoba. "Jika Allah tidak mencabut kokain dari diri saya," katanya, "saya bisa mati." Tuhan menolong memulihkannya dan menemukan awal yang baru.

Setiap kesaksian tentang Kristus diawali dengan pertolongan dari-Nya yang diikuti suatu respons penuh syukur, "Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya" (Mzm. 107:1).

Entah pengalaman kita tentang keselamatan terdengar dramatis atau tidak, yang jelas kenyataannya, "Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih" (Kol. 1:13). Karena telah ditebus, kita seharusnya mau bersaksi tentang hal itu kepada orang lain --DCM

Muliakanlah Kristus Raja,
Pujilah karunia-Nya bagi kita;
Kabarkan firman-Nya pada semua --
Itulah tugas kita, cukup itu saja. --Whittle

3 April 2007

Bicaralah dengan Lantang!

Nats : Sekiranya tuanku meng-hadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya (2Raja 5:3)
Bacaan : 2Raja 5:1-3,9-14

Jika Anda seperti kebanyakan orang, Anda mungkin berpikir bahwa bila Allah hendak melakukan hal penting, Dia akan memakai orang-orang penting seperti John Stott, Billy Graham, atau Joni Eareckson Tada. Selebihnya, orang-orang biasa seperti kita hanya akan mengisi alam ini hingga Yesus datang. Namun, itu tidak benar.

Di dalam Kitab Suci kita kerap melihat Allah memakai orang biasa untuk melakukan sesuatu. Perhatikanlah nabi-nabi dalam Perjanjian Lama dan para murid dalam Perjanjian Baru.

Gadis dalam 2Raja-raja 5 hanyalah hamba biasa. Namun, dengan berani ia menyarankan Naaman menemui nabi dari Israel agar disembuhkan. Hal yang terdengar seperti permohonan sederhana itu, sesungguhnya merupakan saran yang berani. Dengan pergi ke Israel, Naaman dapat dianggap tak menghormati dewa-dewa berhala setempat dan mengundang kritik dari orang-orang karena membahayakan kekuatan militer negaranya.

Hamba yang tak disebutkan namanya ini bisa-bisa harus membayar harga yang sangat mahal karena memberikan saran seperti itu, tetapi ia mengetahui di mana sumber kesembuhan sejati itu. Si gadis sangat peduli pada kesehatan Naaman, sebab itu dengan berani ia mempertaruhkan diri untuk mengarahkan Naaman kepada sumber itu, yaitu satu-satunya Allah yang hidup.

Seperti hamba perempuan muda ini, marilah kita merelakan diri dipakai Allah untuk mengarahkan keluarga dan teman kita kepada sumber pengharapan dan kesembuhan sejati --JMS


Tuhan dapat mengambil bejana hina,
Membentuknya dengan kuasa tangan-Nya,
Mengisinya dengan harta sangat berharga,
Menjadikannya berkat luar biasa. --Bosch

9 April 2007

Berutang

Nats : Aku berutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada bangsa-bangsa lain, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar (Roma 1:14)
Bacaan : Roma 1:8-17

Film Saving Private Ryan, walaupun penuh kekerasan, merupakan cerita memukau tentang sepasukan penolong dalam Perang Dunia Kedua, yang dikirim untuk menyelamatkan seorang prajurit. Satu per satu anggota pasukan tewas -- berkorban demi nyawa Prajurit James Ryan. Akhirnya, pemimpin pasukan yang terluka parah dan hampir mati memanggil pemuda James dan hanya berkata, "Terimalah ini." Banyak orang memberikan hidup untuk menyelamatkan Ryan, dan ia perlu berterima kasih karena pengorbanan itu. Ryan berutang nyawa kepada mereka yang telah menyelamatkannya.

Paulus pun merasa berutang. Kristus telah mengurbankan diri-Nya untuk membayar dosanya dan membebaskan ia dari penghakiman dan maut. Tanggapan Paulus? "Aku berutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada bangsa-bangsa lain, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar" (Roma 1:14). Mengapa ia berutang kepada orang-orang itu? Orang Yunani dan bukan Yunani tidak mati untuknya, begitu pula orang terpelajar dan tidak terpelajar. Namun, Kristus mati baginya. Pengurbanan Putra Allah baginya begitu luar biasa, sehingga ia merasa berutang kepada semua orang untuk memastikan mereka mendengar kasih penebusan Allah. Perasaan berutangnya kepada Kristus membuatnya berutang pada semua orang yang memerlukan Juru Selamat.

Kita tidak dapat meraih anugerah kasih Allah dengan usaha kita sendiri, tetapi kita bertanggung jawab untuk membagikannya kepada orang-orang lain yang membutuhkan Dia --WEC


Biarlah aku setia, bersyukur selalu,
Setiap hari inilah doaku!
Melayani, bersaksi dengan tak jemu-jemu
Tentang kasih-Nya selama kumampu! --Thiesen

15 Mei 2007

Tarian Lebah

Nats : Mari, lihatlah orang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat (Yohanes 4:29)
Bacaan : Yohanes 4:27-36

Bagaimana cara lebah saling memberi tanda mengenai adanya nektar? Para ilmuwan mengatakan bahwa rahasianya adalah tarian "kibasan". Teori ini dipandang skeptis saat pertama kali diajukan seorang zoologis pemenang Nobel, Karl von Frisch tahun 1960-an. Namun kini, para peneliti di Inggris telah menggunakan radar penerima berukuran kecil yang dilekatkan di tubuh lebah pekerja untuk mendukung teori von Frisch. Mereka menyatakan lebah mengarahkan tubuh ke sumber makanan dan menggunakan intensitas tarian "kibasan"-nya untuk memberi tahu lebah-lebah lain jarak sumber makanan itu.

Wanita yang bertemu Yesus di sumur Yakub juga menemukan sebuah cara untuk membawa orang-orang di sekelilingnya pada apa yang telah ia temukan, yaitu air hidup (Yohanes 4:10). Mereka tertarik untuk mengetahui mengapa wanita -- yang pernah menikah lima kali dan yang sedang bersamanya sekarang bukanlah suaminya -- mengatakan, "Mari, lihatlah orang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat" (ayat 29).

Ketika kerumunan orang Samaria itu mendekat, Dia yang pada kesempatan lain menyebut diri-Nya "roti hidup" (6:48) memberi tahu para murid-Nya bahwa makanannya adalah melakukan kehendak Allah (4:32,34).

Yesus adalah air hidup dan makanan bagi jiwa kita. Kebersamaan dengan Yesus untuk melakukan kehendak Allah dan menyelesaikan pekerjaan yang telah Dia berikan kepada kita adalah sumber makanan yang utama --MRDII


Kiranya kesaksianmu jernih dan lantang,
Agar dunia melihat dan mendengarnya
Bahwa Allah telah menyediakan keselamatan,
Agar orang lain juga bisa mengenal Dia. --Hess

22 Juni 2007

Jadilah Diri Sendiri

Nats : Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan menjadi musuh-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya (Kolose 1:21,22)
Bacaan : Yohanes 9:1-25

Bagi kita yang tidak memiliki talenta penginjilan, bersaksi bisa membangkitkan kenangan yang tidak menyenangkan atau kegelisahan yang melumpuhkan. Sesungguhnya, kadang kala saya merasa gagal ketika mencoba mengikuti berbagai metode yang dirancang untuk memudahkan dalam bersaksi.

Jim Henderson, penulis Evangelism Without Additives: What if Sharing Your Faith Meant Just Being Yourself (Menginjili Tanpa "Zat Tambahan": Bagikan Iman Anda dengan Menjadi Diri Sendiri), membuat saya lebih tenang dengan menyarankan suatu cara berpikir yang berbeda. Daripada memakai perkataan atau kisah orang lain, ia menyarankan "cukup jadilah diri Anda sendiri" dalam memberi kesaksian.

Di ruang pengadilan, kesaksian yang tidak berasal dari sumber utama tidak diperkenankan karena dianggap tidak dapat dipercaya. Hal yang sama berlaku dalam kerohanian. Kisah autentik tentang karya Kristus yang telah terjadi dalam hidup kita merupakan kesaksian terbaik yang kita miliki. Kita tidak perlu mereka-reka atau mengisahkannya secara dramatis. Jika kita menceritakan kebenaran tentang kuasa Kristus yang menyelamatkan dan melepaskan kita dari dosa, kesaksian kita dapat dipercaya.

Apabila pemikiran untuk mengikuti kursus atau mengingat-ingat berbagai ide menghalangi Anda untuk bersaksi, cobalah cara pendekatan yang berbeda: jadilah diri Anda sendiri! Seperti pria buta yang disembuhkan Yesus, ia hanya berkata, "Aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat" (Yohanes 9:25) --JAL

Renungkanlah:

Tuliskan kesaksian pribadi tentang bagaimana Anda menerima Yesus sebagai Juru Selamat. Sertakan juga uraian bagaimana kehidupan Anda sebelumnya, dan bagaimana keadaan Anda saat ini.

9 Agustus 2007

Kaki yang Indah

Nats : Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? (Roma 10:14)
Bacaan : Roma 10:14-18

Baru-baru ini, saya bertemu dengan orang yang telah memperkenalkan saya kepada Yesus, 35 tahun yang lalu. Ia adalah Warren Wiersbe, seorang mantan pendeta Moody Church di Chicago dan juga seorang pengajar Alkitab dalam pelayanan Back to the Bible (Kembali ke Alkitab). Ia memberitakan Injil dalam konferensi Alkitab pada tahun 1972. Saat itu merupakan pertama kalinya saya mendengar berita baik mengenai kasih Allah kepada saya yang ditunjukkan melalui kematian Yesus di kayu salib. Malam itu, Roh Kudus membuka mata serta hati saya, dan kemudian saya pun menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat pribadi saya (Yohanes 1:12).

Kita memuji Tuhan karena ada orang-orang seperti Warren Wiersbe yang dengan setia memberitakan Injil dan memperkenalkan orang-orang lain kepada Kristus. Menurut Rasul Paulus, mereka adalah orang-orang yang memiliki kaki indah: "Betapa indahnya kaki mereka yang membawa kabar baik!"(Roma 10:15, versi King James).

Akan tetapi, memberitakan Injil bukan hanya menjadi tanggung jawab para guru Alkitab dan pendeta. Semua orang yang telah mengenal Yesus dapat membagikan kesaksian pribadi mereka kepada sahabat, rekan kerja, anggota keluarga, dan bahkan orang asing. Itu merupakan hak istimewa dan tugas kita. Sebaliknya, bagaimana orang akan "percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia?" (ayat 14).

Marilah kita menjadikan kaki kita indah, dengan cara menyampaikan kabar baik mengenai Yesus kepada orang-orang yang lain --AMC

27 Agustus 2007

Bahasa Gaul

Nats : Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin menyelamatkan beberapa orang dari antara mereka (1Korintus 9:22)
Bacaan : 1Korintus 9:19-23

Apa yang dimaksud oleh anak-anak muda ketika mereka berkata bahwa mereka sedang "kongkow"? (Mereka sedang asyik dan bersantai.) Bagaimana jika mereka meminta "doku"? (Maksudnya uang.) Jika seorang anak muda menyukai baju baru yang dikenakan orang lain, ia akan bilang, "Keren," yang berarti bagus. Anak-anak muda memiliki bahasa gaul tersendiri yang mungkin tak dipahami oleh sebagian dari kita dan sepertinya bahasa itu selalu berubah.

Orang percaya di dalam Yesus juga memiliki "bahasa gaul" tersendiri. Kita menggunakan jargon umum yang mungkin tidak dipahami oleh orang yang belum percaya. Contohnya, kita menggunakan kata-kata anugerah, diselamatkan, dan pertobatan. Semua kata ini adalah kata yang bagus, tetapi ketika kita membagikan iman kita, mungkin akan lebih membantu jika kita berkata, "Pengampunan cuma-cuma dari Allah" sebagai ganti kata anugerah. Atau, "dibebaskan dari maut dan diberi kehidupan kekal" untuk kata diselamatkan. Kita dapat berkata, "berbalik dari hal-hal yang salah" untuk kata pertobatan.

Rasul Paulus bersedia menjadi fleksibel dalam pelayanannya supaya ia dapat menjangkau orang sebanyak mungkin dengan Injil Kristus (1 Korintus 9:19-23). Mungkin, itu termasuk kata-kata yang digunakannya untuk menjelaskan kabar baik tentang kematian dan kebangkitan Yesus.

Jika kita menjelaskan iman kita dengan istilah yang mudah dimengerti, maka orang lain pun akan terbantu untuk memahami arti dilahirkan kembali, yaitu diubahkan oleh kasih dan pengampunan Yesus --AMC

22 Oktober 2007

Peti Beserta Perhiasannya

Nats : Harta ini kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami (2Korintus 4:7)
Bacaan : Roma 2:17-24

Seorang pendeta dari Kanada, John Gladstone, membuat sebuah penerapan yang menarik dari sebuah babak menyedihkan dalam kehidupan Isaac Watts. Sang penulis nyanyian pujian asal Inggris yang terkenal itu jatuh cinta dengan seorang wanita muda yang cantik bernama Elizabeth Singer. Wanita muda tersebut mengagumi puisi, pemikiran, dan semangat Isaac, tetapi ia tidak dapat menutupi rasa tidak sukanya terhadap penampilan Isaac.

Isaac adalah seorang yang pendek dan kecil, memiliki mata berwarna abu-abu yang sangat kecil, berhidung bengkok, dan tulang pipi yang menonjol. Saat ia melamar Elizabeth, wanita muda itu dengan berat hati menjawab, "Tuan Watts, seandainya saja kotak perhiasaan itu seindah perhiasan di dalamnya."

Pendeta John Gladstone menghubungkan kisah di atas dengan analogi "perhiasan" Injil dan "kotak perhiasan" gereja. Betapa banyak orang yang menolak kabar baik Injil karena meskipun para saksi memiliki sikap yang tulus, namun mereka terlalu menggebu-gebu! Apakah tanpa disadari, kita telah menjadi orang-orang yang tidak disukai dan tidak menunjukkan kasih? Bagaimana kita dapat menjadi "penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan" (Roma 2:19) jika keindahan Yesus tidak terlihat di dalam diri kita?

Bagaimanapun caranya, kita harus mengabarkan Injil. Namun, marilah kita berdoa agar Roh Kudus membuat kita memiliki pribadi yang menarik, penuh kasih, dan bebas dari dosa, sehingga kita dapat menarik orang lain kepada-Nya --VCG

25 November 2007

Terlalu Tua?

Nats : Kamu adalah terang dunia (Matius 5:14)
Bacaan : Roma 1:14-17

Allah tidak kehabisan cara untuk menjangkau manusia. Jadi, jika Anda merasa bahwa Anda tidak memiliki kemampuan untuk menjangkau jiwa bagi Kristus, ingatlah Ethel Hatfield yang berusia 76 tahun. Karena ingin melayani Tuhan, ia bertanya kepada pendeta di gerejanya, apakah ia boleh mengajar Sekolah Minggu. Akan tetapi, pendeta tersebut berkata bahwa Ethel mungkin sudah terlalu tua! Ia pulang ke rumah dengan hati sedih dan kecewa.

Kemudian suatu hari, ketika Ethel sedang merawat kebun mawarnya, seorang mahasiswa keturunan Tionghoa dari kampus yang ada di dekat situ berhenti untuk mengomentari keindahan bunga-bunga mawarnya. Ethel menawarkan secangkir teh. Ketika mereka sedang bercakap-cakap, Ethel berkesempatan untuk bercerita mengenai Yesus dan kasih-Nya. Keesokan harinya mahasiswa tadi datang bersama mahasiswa lain, dan itulah awal pelayanan Ethel.

Ethel merasa sangat senang dapat membagikan Injil Kristus kepada mahasiswa-mahasiswa tersebut, karena ia tahu bahwa Dia memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan. Injil-Nya adalah "kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya" (Roma 1:16).

Justru karena Ethel sudah tua, para mahasiswa keturunan Tionghoa itu mendengarkannya dengan rasa hormat dan penghargaan. Ketika ia meninggal, sekitar 70 orang keturunan Tionghoa yang sudah menjadi orang percaya berkumpul di upacara pemakamannya. Mereka telah dimenangkan bagi Kristus oleh seorang wanita yang dianggap terlalu tua untuk mengajar kelas Sekolah Minggu! --VCG

9 April 2008

Indahnya Persatuan

Nats : Karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan (Filipi 2:1)
Bacaan : Filipi 2:1-11

Sekelompok kuda liar tengah merumput di padang belantara. Tiba-tiba muncul seekor harimau yang sedang mencari mangsa. Serentak kuda-kuda itu melindungi diri dengan cara berdiri saling berhadapan membentuk lingkaran. Harimau pun tidak berani mendekat, karena takut kena tendang. Namun dengan tipu muslihatnya ia berkata, "Sungguh barisan yang bagus. Boleh aku tahu kuda pintar mana yang mencetuskan ide ini?" Kuda-kuda itu pun termakan hasutan. Mereka berdebat siapa yang pertama mencetuskan ide tadi. Karena tak ada kata sepakat, akhirnya mereka tercerai-berai. Harimau pun dengan mudah memangsa mereka.

Persatuan sangat penting. Tanpa persatuan sebuah komunitas atau kelompok akan rapuh, maka persatuan harus diperjuangkan. Begitu juga dalam gereja. Paulus menasihati jemaat di Filipi supaya bersatu. Dasar persatuan kristiani adalah Kristus. Jadi setiap orang dalam jemaat hendaknya meneladani Kristus (ayat 5):

1. Walaupun dalam rupa Allah, tetapi tidak menganggap kesetaraan-Nya itu sebagai milik yang harus dipertahankan (ayat 6) -- Tidak sombong atau merasa paling hebat.

2. Telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba (ayat 7a) -- Memiliki semangat memberi; bukan ha-nya mau menerima.

3. Menjadi sama dengan manusia (ayat 7b) -- Berempati terhadap sesama; tidak lekas menghakimi atau menuduh, tetapi berusaha menempatkan diri pada posisi orang lain untuk mengerti dan memahami.

Saat jemaat sepakat untuk bersatu, iblis pun gentar! -AYA

23 April 2008

Katedral Sang Janda

Nats : Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu (Matius 6:4)
Bacaan : Matius 6:1-4

Seorang raja membangun katedral, namun tidak menghendaki siapa pun memberikan sumbangan. Ia ingin dikenang sebagai pembangun tunggal katedral itu. Begitulah. Katedral itu berdiri dengan sebuah plakat yang menyatakan bahwa sang raja adalah pembangunnya.

Namun, suatu malam sang raja bermimpi. Seorang malaikat menghapus plakat itu dan menuliskan nama seorang janda miskin untuk mengganti namanya. Mimpi itu terulang dua kali. Saat terbangun, raja segera memerintahkan agar janda itu dipanggil untuk memberikan penjelasan. Dengan gemetar janda itu berkata, "Paduka, hamba sangat mengasihi Tuhan dan sangat ingin terlibat dalam pembangunan katedral ini. Namun, karena rakyat dilarang memberi bantuan apa pun, saya hanya menyediakan jerami untuk kuda yang mengangkut batu-batuan."

Kisah di atas menggambarkan motivasi orang dalam memberikan persembahan. Ada yang memberi demi unjuk kedermawanan, agar tidak disebut orang kaya yang kikir. Ada pula yang memberi supaya dapat mengontrol gereja dan hamba Tuhan. Orang-orang seperti itu, menurut Yesus, sudah menerima upahnya (ayat 2).

Si ibu janda mewakili orang yang memberi berdasarkan kasih, bahkan dengan pengorbanan. Kalau ia didakwa melanggar perintah raja, bukankah ia mesti menanggung hukuman? Meski tampak remeh dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi, pemberiannya juga sangat menentukan keberhasilan pembangunan katedral tersebut. Mari kita melihat kembali motivasi kita dalam memberi persembahan. Apakah kita bersikap seperti sang raja? Atau, seperti si janda miskin? -ARS

30 April 2008

Ilmu Padi

Nats : Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Surga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berl (Daniel 4:37)
Bacaan : Daniel 4:1-37

Ketika kompetisi Liga Jerman musim 2007-2008 bergulir, Luca Toni dan Miroslav Klose -- dua pemain yang baru bergabung dengan Bayern Munich saat itu -- menjadi bahan pemberitaan hangat. Bukan saja keterampilan mereka dalam mengolah bola, melainkan juga kepaduan mereka bekerja sama dalam menciptakan gol demi gol. Karena prestasi mengagumkan itu, mereka dijuluki pasangan maut. Bahkan Otmar Hitzfeld, sang pelatih, menyebut kedua pesebak bola itu sebagai "Hadiah dari Tuhan bagi Munich ".

Namun di tengah banjir pujian tersebut, Klose tetap rendah hati. Keberhasilan yang ia raih tidak membuatnya menepuk dada. "Yang terbaik adalah tidak terlalu banyak membicarakan bagaimana baiknya kondisi saya dan Toni saat ini. Justru yang harus dikritisi dari kami adalah, kami belum memanfaatkan semua peluang yang kami miliki." Begitu tanggapan Klose terhadap semua pujian itu.

Lawan rendah hati adalah tinggi hati atau sombong. Jika rendah hati merupakan awal kehormatan, maka tinggi hati merupakan awal kehancuran. Kisah Raja Nebukadnezar menjadi cermin dan mengingatkan kita bahwa Allah tidak berkenan kepada orang yang congkak. Sehebat apa pun prestasi yang kita capai, prestasi itu pasti akan berkurang nilainya ketika kita menjadi sombong karenanya. Kesombongan tidak akan menaikkan derajat kita di mata orang lain, sebaliknya malah akan merendahkan diri kita sendiri. Seperti dikatakan oleh penulis Amsal, "Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian" (Amsal 29:23). Jadi, betapa indahnya bila kita mempelajari dan menjalankan "ilmu padi"; semakin berisi, semakin merunduklah ia -AYA

3 Mei 2008

Mengikuti Sekam

Nats : Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri (Yakobus 1:22)
Bacaan : Yakobus 1:19-27

Menurut legenda yang dikisahkan para rabi, ketika Yusuf menjadi perdana menteri saat Mesir dilanda kelaparan, ia membuang sekam dari lumbung-lumbungnya ke Sungai Nil. Sekam itu mengambang sampai jauh mengikuti aliran air, sehingga orang-orang yang tinggal di tepian sungai jauh di daerah hilir dapat melihatnya. Hanya sekam yang mereka lihat, namun itu berarti ada banyak gandum di suatu tempat. Ketika melihat sekam yang mengambang itu, mereka yakin bahwa jika mereka cukup kuat untuk pergi dan menemukan tempat sekam itu dibuang, mereka pasti mendapati persediaan gandum yang berlimpah.

Seperti sekam yang menunjukkan adanya persediaan gandum, Alkitab -- sebagai catatan tertulis dari firman Allah -- juga berguna sebagai petunjuk di mana kita dapat memenuhi kebutuhan rohani kita. Namun, tak jarang kita memperlakukannya sebagai tujuan akhir. Kita sudah merasa puas jika telah membaca Alkitab dan melengkapinya dengan renungan dan buku-buku rohani. Kita sudah puas dengan giat mengikuti kelompok pendalaman Alkitab dan mendengarkan khotbah setiap Minggu.

Itu semua tindakan yang perlu dan penting, tetapi belum cukup untuk mendapatkan manfaat firman yang sesungguhnya. Membaca, mendengar, dan mempelajari Kitab Suci adalah langkah awal. Jika berhenti di situ, kita hanya menambah pengetahuan tentang Alkitab. Kita harus melengkapinya dengan mengikuti petunjuk firman itu. Artinya, kita perlu menaati dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (ayat 22-25). Dengan demikian kita akan menemukan gandumnya, yakni kehidupan yang diubahkan oleh firman Allah -ARS

14 Mei 2008

Kebiasaan Buruk

Nats : Jika kamu tidak menghalau penduduk negeri itu ... mereka akan menyesatkan kamu (Bilangan 33:55)
Bacaan : Bilangan 33:50-56

Sebuah hasil penelitian dari majalah Time pada Oktober 2006 menjelaskan bahwa kebiasaan buruk itu menular. Seorang adik yang kakaknya hamil di luar nikah punya kecenderungan 4-6 kali lipat untuk hamil di luar nikah juga, dibandingkan seorang adik yang kakaknya berperilaku baik. Begitu pula seorang kakak yang memiliki kebiasaan merokok atau mabuk, dapat menularkan kebiasaan buruk itu kepada adiknya.

Mengingat bahwa kebiasaan buruk dapat menular, kita harus memberantasnya sesegera mungkin. Itu sebabnya sebelum bangsa Israel tiba di Kanaan, Tuhan meminta Musa mengusir seluruh penduduk negeri itu (ayat 52). Mengapa? Penduduk Kanaan dikenal sebagai penyembah dewa-dewi. Mereka memiliki banyak tempat penyembahan berhala, bahkan bukit-bukit tempat mempersembahkan korban manusia. Supaya kebiasaan buruk mereka tidak menular pada bangsa Israel, semua itu harus dimusnahkan.

Hal senada diungkapkan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Kolose. Orang kristiani harus menanggalkan manusia lama dengan kebiasaan buruknya, lalu mengenakan manusia baru (Kolose 3:9,10). Bagaimana mengusir kebiasaan buruk? Gantilah dengan kebiasaan baik. Dan, penanaman kebiasaan baik ini perlu dilakukan serentak oleh segenap anggota keluarga. Yosua berkata, "Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (Yosua 24:15).

Adakah kebiasaan buruk yang perlu Anda buang? Gantilah segera dengan kebiasaan baik. Ingatlah: kebiasaan buruk bukan hanya merugikan Anda, melainkan juga merugikan orang-orang yang dekat dengan Anda, karena ia menular -JTI

2 Juli 2008

Tidak Mirip

Nats : Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak s (Roma 8:29)
Bacaan : Roma 8:18-30

Saya pernah mendengar seorang tokoh mengatakan, 'Saya menyukai Kristus, namun saya tidak suka pada orang-orang kristiani. Orang-orang kristiani itu sangat tidak mirip dengan Kristus.' Memang begitu ya?" tanya saya kepada seorang teman.

"Yah, begitulah. Menjadi seperti Kristus memang berat. Beberapa kawan non-kristiani berkomentar serupa. Kristus yes, orang kristiani no," jawab teman saya.

Kegagalan seperti itu bisa mematahkan semangat. Bisa juga malah memberi dalih, membenarkan kegagalan kita dalam upaya meneladani Kristus, membuat kita tidak bersungguh-sungguh mengikuti Dia. Kalau toh itu mustahil, kenapa mesti dicoba juga? Demikian kita berpikir.

Nyatanya, firman Tuhan menunjukkan bahwa tujuan pembaruan hidup kita tak lain agar kita semakin serupa dengan Kristus (ayat 29). Hanya, kebanyakan dari kita salah berpikir dengan mengira hal itu harus diusahakan dengan kekuatan sendiri. Tidak. Alkitab menegaskan, kita hanya mungkin mengalami pembaruan jika mengandalkan kekuatan anugerah Allah.

Dalam proses menjadi semakin serupa dengan Kristus, kita akan menemukan jati diri dan tujuan hidup kita dalam rencana Tuhan. Dan kita menempuh proses itu dengan menyimak dan menekuni firman, memerhatikan kehidupan Yesus di bumi yang tercatat dalam Injil, menjalin relasi yang akrab dengan-Nya, meminta kepenuhan Roh-Nya, dan menjalankan pelayanan-Nya di dunia.

Memang, seperti kata teman saya, itu proses yang berat. Namun, tidak berarti kita menyerah saja sebelum bertanding, bukan? Apalagi kita tidak berjuang seorang diri! (ayat 28) -ARS

11 Agustus 2008

Pentingnya Harapan

Nats : Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga (2Timotius 4:18)
Bacaan : 2Timotius 4:9-18

Victor Frankl, psikiater Yahudi, dibawa tentara Nazi ke kamp kerja paksa di Auschwitz, bersama 1.500 orang lainnya. Setibanya di sana, 1.300 orang, termasuk orangtua, istri, dan saudaranya, dibawa ke kamar gas untuk dibunuh. Frankl sendiri dibiarkan hidup di kamp, namun ia kehilangan semua orang yang dikasihinya. Walau tersiksa lahir batin, ia bertahan. Mengapa? Karena ia punya harapan. Dr. Jerome Groopman, penulis The Anatomy of Hope, menjelaskan bahwa harapan adalah obat untuk tetap hidup sehat dalam situasi genting. Harapan meyakinkan orang bahwa yang terbaik masih akan datang.

Surat 2 Timotius ditulis ketika Paulus kesepian. Ia harus menghadapi sidang pengadilan, tanpa seorang pun bisa membelanya. Kreskes dan Tikhikus pergi karena tugas lain menanti. Demas telah terbujuk kenikmatan dunia dan meninggalkannya (ayat 10). Padahal orang-orang seperti Aleksander, si tukang tembaga, telah memberi kesaksian yang memberatkan. Situasinya sungguh mengecewakan, namun Paulus tidak kehilangan harapan. Mengapa? Karena harapannya disandarkan kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Saat kehilangan rekan-rekan, ia yakin Tuhan sendiri akan mendampingi dan menguatkan (ayat 17). Harapan Paulus terbentang jauh ke depan. Bukan hanya sebatas menang dalam persidangan. Paulus yakin ia akan diselamatkan Tuhan sampai masuk surga (ayat 18).

Harapan sangat penting. Namun juga jangan lupa, kepada siapa Anda berharap juga tidak kalah pentingnya. Maka, jangan salah menaruh harapan. Jika berharap banyak kepada manusia, kita bisa kecewa. Taruhlah harapan kepada Tuhan yang tak berubah di segala keadaan -JTI

15 September 2008

Kucing dan Anjing

Nats : Lalu sangat takutlah Yakub dan merasa sesak hati; maka dibaginyalah orang-orangnya yang bersama-sama dengan dia, kambing dombanya, lembu sapi dan untanya menjadi dua pasukan (Kejadian 32:7)
Bacaan : Kejadian 32:1-12

Ada sebuah dongeng yang menceritakan mengapa kucing bermusuhan dengan anjing. Dikisahkan bahwa kucing dan anjing dulu berteman akrab. Namun suatu hari kucing menipu anjing dan membuat anjing marah. Sejak itu, anjing membenci kucing. Kucing pun menjadi takut kepada anjing. Selanjutnya, untuk mencegah agar anjing tidak dapat mengendus jejak kucing dengan penciumannya yang tajam, sejak itu kucing selalu mengubur kotorannya.

Hubungan Esau dan Yakub mirip dengan anjing dan kucing di atas. Yakub pernah melakukan sesuatu yang membuat Esau marah besar (Kejadian 27). Itu sebabnya Yakub melarikan diri. Namun dalam perjalanannya kembali ke Kanaan, Yakub akhirnya terpaksa harus bertemu lagi dengan Esau. Hal ini membuatnya takut karena ia ingat apa yang telah diperbuatnya dahulu dan juga kemarahan kakaknya. Sebab itu ia ketakutan kalau-kalau kakaknya akan membalas dendam.

Secara umum, ada dua cara yang dipilih orang untuk menyikapi suatu masalah. Pertama, seperti yang dilakukan oleh Yakub dan oleh kucing dalam dongeng di atas, yaitu melarikan diri. Cara ini memang lebih mudah, tetapi dampak ke depannya masih bisa panjang. Kita bisa terus digelayuti oleh perasaan tidak tenang, dan suatu hari masalah tersebut dapat muncul kembali dengan dampak yang lebih parah. Kedua adalah dengan menghadapi masalah tersebut dan berusaha menyelesaikannya. Cara ini pada awalnya mungkin akan tampak lebih repot dan menakutkan. Namun setidaknya masalah itu tidak akan menjadi berkepanjangan. Cara mana yang Anda pilih? -ALS

30 September 2008

Bukan Aib

Nats : Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauan (Matius 19:12)
Bacaan : 1Korintus 7:25-40

Sebuah cerita humor. Seorang gadis lajang berdoa begini: "Ya Tuhan, kalau memang ia jodohku, dekatkanlah. Kalau bukan jodohku, jodohkanlah. Kalau ia bukan jodohku, jangan sampai ia dapat jodoh yang lain, selain aku. Amin."

Status melajang kerap kali dianggap menyusahkan atau bahkan dirasa sebagai aib bagi yang menyandangnya. Perasaan itu muncul biasanya karena si lajang mendengarkan perkataan orang lain. Padahal sebetulnya yang penting bukan statusnya, tetapi sikap dalam menghadapinya. Jika disikapi secara positif, maka sisi-sisi positifnya akan tampak. Bukankah orang yang melajang punya waktu luang dan konsentrasi lebih besar untuk berkarya? Melajang juga bukan berarti hidup sendiri, karena orang yang melajang justru punya kesempatan lebih banyak untuk membangun relasi dengan orang lain.

Mempunyai pasangan hidup atau menikah, tak serta merta membuat segalanya menjadi lebih baik. Paulus malah mengingatkan akan "harga" yang harus dibayar dalam hidup berpasangan (ayat 33-34). Intinya kalaupun berpasangan, janganlah sampai kita terbelenggu perkara duniawi. Jangan sampai riak-riak pernikahan malah menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Jadi baik sendiri ataupun berpasangan, tanggung jawab kita di hadapan Tuhan tetap sama; berkarya memuliakan nama-Nya. Bila menikah, bijaklah membina keluarga. Bila hidup lajang, bajiklah membawa diri. Bagi lajang yang sangat ingin menikah, ingatlah bahwa hidup kita ada di tangan-Nya. Jalani apa pun hidup Anda dengan rasa syukur. Percayakanlah hidup Anda pada rencana dan kebijaksanaan-Nya. Tuhan tahu yang terbaik -DYA



TIP #17: Gunakan Pencarian Universal untuk mencari pasal, ayat, referensi, kata atau nomor strong. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA