Topik : Keberanian

19 September 2003

Ujian Kesetiaan

Nats : Hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu (Daniel 3:18)
Bacaan : Daniel 3:8-18

Seorang perawat muda sedang membantu operasi untuk pertama kalinya. Ketika dokter selesai mengoperasi, perawat itu melapor kepadanya bahwa sang dokter telah menggunakan 12 lembar kain kasa, tetapi saat dihitung setelah operasi hanya ada 11. Dengan kasar dokter itu menjawab bahwa ia telah mengeluarkan semua kain kasa dari dalam tubuh pasien.

Si perawat bersikeras bahwa kain kasanya hilang satu, tetapi dokter itu berkata bahwa ia akan melanjutkan tugasnya dengan menjahit sayatan operasi pasien. Dengan mata menyala-nyala perawat itu berkata, "Anda tidak boleh melakukannya! Pikirkan nyawa pasien Anda!" Sang dokter tersenyum dan mengangkat kakinya. Ditunjukkannya kain kasa kedua belas yang dengan sengaja telah dijatuhkannya ke lantai. "Kau lulus ujian!" katanya. Rupanya sang dokter sedang menguji si perawat.

Ketiga sahabat Daniel menghadapi ujian dalam bentuk yang berbeda (Daniel 3), tetapi mereka juga tak tergoyahkan. Mereka tak gentar sekalipun tahu bahwa penolakan mereka untuk menyembah berhala dapat membuat mereka kehilangan nyawa. Mereka membuktikan kesetiaan kepada Allah dengan memegang teguh pendirian mereka.

Tuhan mengizinkan ujian dan pencobaan memasuki hidup anak-anak-Nya. Tantangan ini dapat berupa kesempatan untuk memuaskan keinginan daging, atau serangkaian situasi yang mematahkan semangat. Apa pun bentuknya, jangan menyerah. Kita harus tetap berdiri di atas kebenaran, dan percaya bahwa Allah menyediakan semua anugerah yang kita butuhkan (1 Korintus 10:13).

Apakah Anda telah "diuji dan tetap setia"? --Herb Vander Lugt

16 Juli 2004

Tanpa Stiker Mobil

Nats : Sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes ... dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus (Kisah 4:13)
Bacaan : Kisah 4:5-22

Suatu hari ketika berkendara di lalu lintas yang padat, saya berada di belakang mobil yang ditempeli sebuah stiker mobil. Stiker itu menggambarkan sebentuk wajah tersenyum berwarna kuning dengan tulisan: TERSENYUMLAH -- YESUS MENGASIHIMU.

Tiba-tiba sebuah mobil lain menyalip di depan mobil “tersenyum” itu, memaksa si pengemudi harus menginjak rem. Si pengemudi segera mengacungkan tinjunya dengan marah, dan sama sekali tidak tersenyum. Saya merasa ikut malu, sampai akhirnya saya teringat akan ketidaksabaran saya sendiri saat mengemudi. Peristiwa itu mengingatkan saya bahwa tindakan dan reaksi kita, lebih dari stiker yang dipajang di mobil kita, menunjukkan apakah kita benar-benar mengenal Tuhan Yesus.

Kisah Para Rasul 4 menunjukkan bahwa Petrus dan Yohanes menghadapi perlawanan dari penguasa setempat, tua-tua, dan ahli Taurat karena memberitakan kabar baik tentang Kristus. Tetapi reaksi mereka menyebabkan lawan-lawan mereka mulai berpikir. Meski Petrus dan Yohanes tidak berpendidikan tinggi, orang-orang kagum akan kesaksian mereka yang berani dan menyadari bahwa kedua pria itu adalah pengikut Yesus.

Para rasul itu tidak perlu menempelkan stiker pada keledainya. Perkataan dan tindakan mereka telah menyatakan segalanya. Apakah Anda merasa sangat tidak terdidik atau takut menjadi saksi bagi Allah? Jika Anda meluangkan waktu untuk mengenal Yesus, Dia akan memberi Anda kuasa untuk memengaruhi orang lain supaya mengenal diri-Nya. Anda akan memiliki keberanian, tanpa sebuah stiker mobil —Joanie Yoder

6 Agustus 2004

Takut Dokter Gigi?

Nats : Jangan takut; memang kamu telah melakukan segala kejahatan ini, tetapi janganlah berhenti mengikuti Tuhan (1Samuel 12:20)
Bacaan : 1Samuel 12:6-25

Mengapa banyak orang takut ke dokter gigi? Mungkin akibat dari pengalaman buruk. Seorang wanita menceritakan pengalaman masa kecilnya dengan dokter gigi. "Saya mulai rewel dan menangis, dan dokter itu berkata, 'Kalau kau tidak mau diam, kutampar kau.'" Kini ia sedang menempuh perjalanan sejauh 113 kilometer menuju Klinik Terapi Rasa Takut Pada Dokter Gigi di Kansas City.

Orang yang takut datang kepada Allah menghadapi masalah serupa. Sebagian mungkin pernah disakiti pemimpin rohani mereka. Sebagian lagi mengalami rasa takut yang tidak sehat akan Allah semasa kecil. Sementara orang lain yang terkungkung dosa, hanya melihat tuntutan keadilan yang pantas dijatuhkan Allah, tetapi tidak menyadari pemeliharaan-Nya yang penuh kasih berupa pengurbanan Putra-Nya bagi dosa kita.

Orang-orang dalam bacaan Alkitab hari ini (1 Samuel 12) ketakutan karena Samuel menyingkapkan dosa mereka. Namun, Samuel juga memberi tahu bahwa Allah ingin mengampuni mereka.

Kita perlu menggantikan rasa takut yang tak masuk akal dengan rasa takut yang sehat. Firman Allah berulang kali meyakinkan kita bahwa rasa sakit yang timbul karena kita datang kepada-Nya tidak lebih besar dibandingkan rasa sakit bila menghindari-Nya. Firman Tuhan juga meyakinkan kita bahwa Yesus membuat kita dapat "dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat" (Ibrani 4:16).

Dokter gigi menambal lubang di gigi Anda, tetapi Allah ingin menambal lubang di hati Anda -- dengan diri-Nya sendiri. Jangan biarkan rasa takut yang tidak sehat menghalangi-Nya --Mart De Haan

1 Januari 2005

Melihat ke Dua Arah

Nats : Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang (Yosua 1:2)
Bacaan : Yosua 1:1-9

Selama kebaktian Perjamuan Kudus pada Malam Tahun Baru di gereja, kami mengucapkan doa bersama-sama: “Bapa, kami serahkan tahun yang telah berlalu ini kepada-Mu. Kami menyerahkan kegagalan, penyesalan, dan kekecewaan kami kepada-Mu, karena semuanya itu tidak lagi berguna bagi kami. Sekarang, jadikan kami manusia baru, melupakan yang ada di belakang dan memusatkan pada apa yang di depan kami.

“Kami serahkan kepada-Mu semua harapan dan impian kami akan masa depan. Murnikan semuanya itu dengan Roh-Mu supaya kehendak kami benar-benar mencerminkan kehendak-Mu untuk kami.

“Saat kami berdiri di ambang tahun baru, doronglah kami dengan keberhasilan-keberhasilan masa lampau, tantanglah kami dengan kuasa firman-Mu, dan bimbing kami dengan hadirat Roh Kudus-Mu.”

Melihat ke dua arah pada setiap masa peralihan adalah sesuatu yang baik. Ketika Yosua memimpin Israel, Allah berfirman kepadanya supaya mempertimbangkan masa lampau dan masa depan: “Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah Sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu” (Yosua 1:2). Kemudian Dia berjanji, “Seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau …. Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi” (ayat 5,9).

Dengan percaya kepada Allah, kita dapat menoleh ke belakang dan menatap ke depan, lalu melangkah dengan berani memasuki tahun baru —David McCasland

12 Juli 2005

Mulai dari Akhir

Nats : Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku (Ayub 3:3)
Bacaan : Ayub 3:20-26

Pada usia 30 tahun, wanita itu sudah ingin menyerah. Ia menulis di buku hariannya, Allahku, apa yang akan terjadi padaku? Aku ingin mati saja. Namun awan gelap keputusasaan justru menuntunnya pada kecemerlangan. Saat itulah ia menemukan tujuan hidup yang baru. Ketika ia meninggal pada usia 90, ia meninggalkan jejak sejarah. Banyak orang percaya bahwa ia dan orang-orang yang memperkenalkan antiseptik dan kloroform untuk kepentingan pengobatan telah melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar meringankan penderitaan sesama pada abad ke-19. Nama wanita tersebut adalah Florence Nightingale, pemrakarsa profesi perawat.

Ayub sangat berharap ia tak pernah dilahirkan di dunia ini (Ayub 3:1-3). Namun puji Tuhan, ia tak mengakhiri hidupnya. Sama seperti Nightingale yang berhasil keluar dari tekanan dan menemukan cara untuk menolong orang lain, Ayub pun behasil melewati kesedihannya, dan pengalamannya telah menjadi sumber penghiburan yang tidak berkesudahan bagi jiwa yang menderita.

Mungkin Anda kini berada pada titik di mana Anda tak mau hidup lagi. Menjadi anak Allah justru meningkatkan keputusasaaan Anda, karena Anda menjadi bertanya-tanya bagaimana seorang percaya dapat merasa sendirian dan terlupakan. Jangan menyerah. Perasaan ingin mengakhiri hidup Anda sendiri mungkin merupakan suatu pengalaman paling menyakitkan yang pernah Anda hadapi. Namun kobarkan semangat Anda. Bergantunglah kepada Tuhan dalam iman dan mulai lagi dari awal. Allah dapat memakai permulaan dari suatu akhir MRD

18 Oktober 2005

Keberanian di Tengah Krisis

Nats : Kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu (Daniel 3:18)
Bacaan : Daniel 3:8-18

Selama berabad-abad, beberapa hamba Allah menghadapi kemungkinan kematian yang menyiksa, kecuali mereka mau menyangkal iman. Mereka tahu bahwa Allah sanggup membebaskan mereka. Tetapi mereka juga tahu bahwa untuk menggenapi rencana-Nya, mungkin Dia tidak menjawab permintaan mereka untuk memberikan bantuan yang ajaib.

Dalam kitab Daniel, tiga pemuda Ibrani yang menjadi tawanan di Babel menghadapi pilihan hidup-dan-mati: Memuja patung emas raja atau dilempar ke dapur api. Mereka menjawab dengan tegas, “Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu.” Mereka menambahkan, “Tetapi seandainya tidak, . . . kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu” (Daniel 3:17,18).

Tetapi jika tidak! Kata-kata itu menantang kesetiaan kita. Seandainya kita menghadapi penyakit yang melumpuhkan. Andaikan kita menghadapi aib yang memalukan. Andaikan kita menghadapi kehilangan yang menyakitkan. Kita memohon campur tangan Allah, namun dalam setiap situasi yang mengancam, permohonan kita seharusnya juga menyertakan syarat, “Tetapi jika tidak!”

Apakah kita bersikap seperti Yesus di Getsemani? “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (Matius 26:39).

Apakah kita sanggup untuk menahan siksaan apa pun yang akan memuliakan Allah dan menggenapi rencana-Nya yang kudus? -VCG

1 Maret 2006

Keamanan

Nats : Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu (Mazmur 31:21)
Bacaan : Mazmur 31:20-25

Sebuah Sekolah Dasar di Jepang sedang menguji sistem untuk meningkatkan keamanan para siswa yang sekaligus dapat memberi ketenangan bagi para orangtua mereka. Setiap siswa mengenakan sebuah pin yang akan mengirim sinyal ke radio penerima di gerbang sekolah, dan komputer akan mencatat kapan setiap siswa memasuki atau meninggalkan sekolah. Sistem tersebut secara otomatis akan mengirimkan e-mail untuk memberi tahu kepada para orangtua apakah anak-anak mereka telah tiba atau telah meninggalkan sekolah. Di kota-kota besar, di mana anak-anak kerap kali harus menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk menuju sekolah, sistem tersebut mendapat pujian dari para orangtua dan anak-anak pun menyukainya.

Di dunia yang penuh bahaya ini, kita perlu menyadari bahwa keamanan dan perlindungan kita yang utama berada di tangan Allah. Daud teringat bagaimana ia suatu kali merasa seolah-olah terpisah dari pertolongan Tuhan. Namun ia belajar bahwa dalam situasi yang mengecewakan sekalipun, Allah akan melindungi mereka yang takut kepada-Nya "dalam naungan wajah-Nya; ... Dia akan melindungi mereka dalam pondok" (Mazmur 31:21).

Allah selalu mengetahui di mana kita berada. Tak ada tempat di mana Dia tidak dapat melihat kebutuhan dan mendengar jeritan kita. "Engkau mendengar suara permohonanku, ketika aku berteriak kepada-Mu minta tolong" (ayat 23).

"Kuatkan dan teguhkanlah hatimu," sang pemazmur menyimpulkan, "hai semua orang yang berharap kepada Tuhan" (ayat 25) --DCM

4 April 2006

Sistem Shrike

Nats : Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1Petrus 5:8)
Bacaan : Efesus 6:10-18

Olahraga berburu kuno menggunakan bantuan burung elang terlatih untuk melakukan perburuan binatang liar. Namun, saat "pemangsa terdidik" itu dibiarkan terbang, kerap kali ia terbang terlalu tinggi sehingga hilang dari pandangan mata. Karena itu, pemburu kerap membawa seekor shrike [sejenis burung kecil berparuh bengkok] di sangkar. Dengan memandang gerakan aneh pada burung kecil itu, si pemburu selalu dapat mengetahui di mana burung elangnya berada. Itu karena shrike secara naluriah takut pada sang pemangsa sehingga ia memiringkan kepalanya dengan tatapan mata yang terus mengawasi ke mana sang pemangsa terbang.

Orang-orang kristiani membutuhkan tatapan mata penuh kewaspadaan sama seperti shrike untuk mendeteksi musuh rohani mereka. Lawan kita, si Iblis, "berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (1Petrus 5:8). Menurut Rasul Petrus, kita bertanggung jawab untuk sadar dan berjaga-jaga. Dengan kata lain, kita harus senantiasa waspada.

Sungguh menyenangkan bila Allah memiliki sirene raksasa untuk memperingatkan kita terhadap serangan Iblis. Namun, bukan demikian cara kerja-Nya. Sebaliknya, kita harus membaca Alkitab secara teratur, merenungkan kebenaran di dalamnya, memelihara sikap tekun berdoa sepanjang hari, dan dipenuhi dengan Roh Kudus. Hanya dengan demikian kita menjadi peka terhadap serangan yang dilancarkan oleh roh jahat, dan kita akan dipersenjatai dengan anugerah untuk menghadapinya.

Apakah "sistem shrike" rohani Anda sudah bekerja? --MRD

20 Juni 2006

Sesuai Hukum Vs Benar

Nats : Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, "Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia" (Kisah Para Rasul 5:29)
Bacaan : Kisah Para Rasul 5:17-29

Di dalam bukunya yang memberi dampak bagi banyak orang, Unspeakable, Os Guinness bergumul dengan masalah kejahatan di dunia. Pada satu bagian, ia memusatkan perhatian pada pengadilan Nuremberg setelah Perang Dunia Kedua. Orang-orang Nazi dituntut atas kejahatan mereka terhadap nilai kemanusiaan, tetapi mantra pembelaan mereka sederhana: "Saya hanya mengikuti perintah." Namun, pengadilan memutuskan bahwa para prajurit tersebut memiliki tanggung jawab moral untuk menolak perintah, yang walaupun sesuai hukum, tetapi perintah itu jelas-jelas salah.

Dalam konteks yang jauh berbeda, Petrus dan para murid ditangkap karena menyampaikan pesan tentang Kristus yang bangkit dan mereka dibawa ke hadapan para pimpinan agama di Yerusalem. Para murid tidak membiarkan diri dibentuk oleh pendapat orang banyak. Sebaliknya, mereka menyatakan maksud mereka untuk terus mengabarkan tentang Kristus.

Perintah institusi agama itu mungkin sesuai dengan hukum yang berlaku, tetapi salah. Saat para murid memilih untuk lebih taat kepada Allah daripada kepada pemimpin-pemimpin agama yang tidak bertuhan, mereka menaikkan standar yang jauh melebihi pendapat para pemimpin dunia ini.

Pencobaan yang kita hadapi barangkali menguji komitmen kita. Namun, kita akan memiliki kesempatan untuk mengagungkan Sang Raja, apabila kita percaya Dia memberikan kekuatan yang melampaui kata-kata yang menyenangkan orang banyak, dan melakukan hal yang benar seperti yang telah Dia tetapkan di dalam firman-Nya --WEC

2 Mei 2007

Dorongan Semangat

Nats : Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan membawa iman kita itu kepada kesempurnaan (Ibrani 12:2)
Bacaan : Ibrani 12:1-13

Ketika putra saya Joe masih kecil, saya membawanya ke YMCA terdekat untuk belajar berenang. Saya dapat membayangkan ketika dia kelak meraih medali emas di Olimpiade.

Yang membuat saya kesal, Joe tidak tertarik untuk mengikuti kelas renang. Ia malah melihat air kolam, memandang pelatihnya, dan ia pun mulai menangis ketakutan.

Saya berpikir, Oh tidak, ternyata saya menjadi ayah seorang anak pengecut! Parahnya lagi, si pelatih meminta saya membawa Joe kembali ke ruang ganti. Ketika ia merengek-rengek minta pulang, saya memberinya sedikit semangat: "Kamu bisa, Joe! Ayah akan selalu menemanimu saat latihan, dan kita akan saling memberi tanda. Jika kamu takut, lihatlah Ayah; dan ketika Ayah mengacungkan jempol, ketahuilah bahwa kamu tidak ada apa-apa karena Ayah di sini mendukungmu." Akhirnya Joe setuju, dan kini ia dapat berenang dengan baik.

Kita pun sering menghadapi keadaan yang tampaknya sulit dan mustahil. Pada saat itulah kita perlu yakin di dalam Yesus. Mungkin naluri pertama kita adalah melarikan diri dalam ketakutan. Namun, justru pada saat itulah kita harus melihat kepada Yesus, "yang memimpin kita dalam iman dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan" (Ibrani 12:2). Dia akan mengangkat tangan-Nya yang pernah terluka bekas dipaku dan berkata, "Bertahanlah. Teruskanlah bertanding. Aku dulu pernah melakukannya, dan dalam kuasa-Ku kau bisa menang. Kau pasti bisa!" --JMS


Berpeganglah pada Kristus dan Dia akan memberimu
Kemauan untuk menyelesaikan perjalanan;
Berpeganglah teguh pada-Nya dan teruslah bertahan,
Dan Dia akan memperbarui kekuatanmu. --D. De Haan

19 Februari 2008

Dukungan yang Salah

Nats : "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot ..." (1Raja 21:7)
Bacaan : 1Raja 21:1-10

Seorang pria dipenjara karena kredit macet. Dulu, ia orang baik-baik. Ia berubah sejak menikah. "Salah kawin," begitu kata orang. Istrinya yang biasa bergaya hidup mewah dan serakah minta dibuatkan kartu kredit. Sang suami men-dukung. Sejak memiliki kartu kredit, istri-nya keranjingan menggesek "kartu ajaib". Kapan pun, di mana pun. Akibatnya, ia berbelanja lebih banyak dari pengha-silannya, hingga akhirnya terjerat utang dan dipenjara.

Memang sulit jika orang dikuasai nafsu serakah. Ia merasa apa yang dimiliki masih kurang. Ia mengingini apa yang dimiliki orang lain. Raja Ahab sudah memiliki tanah yang luas di istana, namun masih ingin merampas tanah tetangganya, Nabot. Ketika Nabot tidak bersedia menjual tanahnya, Ahab uring-uringan seperti anak kecil yang merajuk. Itulah ciri orang serakah. Tidak bisa menerima kenyataan, bahwa ia tidak bisa memiliki segalanya. Belum puas jika belum mendapatkan apa yang diinginkan. Sayangnya, Izebel -- sang istri -- malah memberi dukungan yang salah. Ia merancang intrik untuk merebut tanah Nabot demi suaminya. Akibatnya, Tuhan memberikan hukuman yang berat (ayat 21-24). Tuhan menyalahkan Ahab karena mau menerima dukungan yang salah!

Berhati-hatilah ketika menerima dukungan orang lain! Jangan sampai kita menerima dukungan yang salah, yang menghanyutkan kita ke dalam dosa. Sebaliknya, berterimakasihlah kepada orang yang berani menegur saat kita berbuat dosa, yang berani menentang saat jalan kita serong. Kerap kali Allah memakai mereka untuk membawa kita kembali ke jalan-Nya --JTI

13 Juni 2008

Sukses Plus Bahagia

Nats : TUHAN, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa besar kegirangannya karena kemenangan yang dari pada-Mu! (Mazmur 21:2)
Bacaan : Mazmur 21

Semua orang ingin sukses. Ironisnya, banyak orang tidak bahagia justru setelah mereka meraih sukses. Sebut saja Kurt Cobain, penyanyi dari grup Nirvana yang bunuh diri ketika sedang tenar-tenarnya di tahun 1990-an. Atau, para rohaniwan yang citranya runtuh karena keblinger oleh kesuksesan mereka. Belum lagi para pengusaha yang setelah sukses, justru keluarganya berantakan. Dan, masih banyak kisah tragis lain tentang kesuksesan. Ini menunjukkan pentingnya menjaga sikap hati saat meraih kesuksesan.

Bacaan hari ini berbicara tentang kemenangan Raja Daud. Berbagai kejayaan dan kesuksesan ia peroleh, sehingga ia menjadi raja yang besar dalam sejarah bangsa Israel. Namun, ia sangat sadar bahwa kemenangannya datang dari Tuhan (ayat 2). Oleh karena itu, ia mengembalikan semua kemuliaan hanya bagi Tuhan. Hasilnya, ia bersukacita. Bukan karena kemenangannya, melainkan karena kesadaran yang ia miliki tentang siapa yang memberi kesuksesan tersebut, yakni Tuhan.

Dari mazmur ini kita belajar tentang cara menyikapi kesuksesan. Pertama, kita harus selalu menyadari bahwa kita sukses bukan melulu karena kita hebat, tetapi lebih utama karena anugerah Tuhan. Dalam rencana-Nya, Allah memercayakan berkat yang lebih kepada kita. Karena itu kita tidak boleh menjadi sombong. Kedua, kesuksesan bukan untuk dinikmati sendiri, melainkan untuk disalurkan kepada sesama. Sama seperti segala berkat yang lain, Tuhan ingin kesuksesan kita dipakai untuk memberkati orang lain dan memuliakan nama-Nya. Dengan demikian, kita akan menjadi orang sukses yang bahagia —ALS



TIP #17: Gunakan Pencarian Universal untuk mencari pasal, ayat, referensi, kata atau nomor strong. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA