1 Raja-raja 18:40-45
Konteks18:40 Kata Elia kepada mereka: "Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorangpun dari mereka tidak boleh luput." Setelah ditangkap, Elia membawa mereka ke sungai Kison p dan menyembelih q mereka di sana 1 . 18:41 Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran." 18:42 Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya 2 . r 18:43 Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali 3 . 18:44 Pada ketujuh kalinya s berkatalah bujang itu: "Wah, awan t kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan." 18:45 Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan u yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel. v


[18:40] 1 Full Life : MENYEMBELIH MEREKA DI SANA.
Nas : 1Raj 18:40
Perhatikan hal-hal berikut mengenai pembunuhan nabi-nabi Baal ini:
- 1) Hukuman mati mereka itu adil karena dilaksanakan sesuai dengan hukum
Musa (Ul 13:6-9; 17:2-5). PB tidak memiliki perintah semacam itu;
tindakan kekerasan terhadap nabi palsu dilarang (Mat 5:44),
sekalipun Allah memerintahkan untuk menolak dan memisahkan diri dari
mereka (Mat 24:23-24; 2Kor 6:14-18; Gal 1:6-9; 2Yoh 1:7-11;
Yud 1:3-4;
lihat art. GURU-GURU PALSU).
- 2) Tindakan Elia terhadap para nabi palsu itu menunjukkan murka Allah atas mereka yang berusaha untuk menghancurkan iman dan warisan rohani umat pilihan-Nya, juga mengungkapkan kasih dan kesetiaan Elia bagi Allah. Jadi, roh dan hatinya selaras dengan Allah; kepekaan moral dan rohaninya marah sekali karena Israel secara tragis meninggalkan Allah perjanjian mereka, Yang telah mengasihi dan menebus mereka.
- 3) Pembunuhan para nabi palsu itu juga menunjukkan perhatian mendalam
bagi orang Israel yang sedang dibinasakan secara rohani oleh agama
palsu. Yesus memiliki sikap yang sama (Mat 23:1-39; juga lih.
Luk 19:27), demikian pula Paulus (Gal 1:6-9;
lihat cat. --> Gal 1:9).
[atau ref. Gal 1:9]
Selanjutnya, perhatikan bahwa murka Allah akan dicurahkan atas semua orang yang keras kepala dan tidak mau bertobat "pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan" (Rom 2:5; bd. Rom 11:22; Wahy 19:11-21; 20:7-10).
[18:42] 2 Full Life : ELIA ... DENGAN MUKANYA DI ANTARA KEDUA LUTUTNYA.
Nas : 1Raj 18:42
PB mengutip iman dan doa tekun Elia sebagai contoh dan dorongan bagi semua umat Allah yang setia dalam kaitan dengan kuasa doa (Yak 5:18;
lihat art. BERDOA DENGAN EFEKTIF).
Doa Elia adalah
- (1) doa orang yang benar (Yak 5:16; bd. Mazm 66:18),
- (2) doa seorang dengan tabiat manusia seperti kita (Yak 5:17),
- (3) doa beriman yang sungguh-sungguh dan gigih (ayat 1Raj 18:42-44; Yak 5:17; bd. Mat 21:21-22; Mr 9:23; Luk 18:1; Ef 6:18; Ibr 11:6), dan
- (4) doa yang banyak hasilnya (ayat 1Raj 18:45; Yak 5:16-17).
[18:43] 3 Full Life : KATA ELIA ... SAMPAI TUJUH KALI.
Nas : 1Raj 18:43
Angka tujuh dalam Alkitab melambangkan sesuatu yang sempurna dan utuh. Dalam pasal ini Elia mengadakan doa syafaat sempurna dengan tiga aspek:
- (1) ia bersyafaat untuk memulihkan mezbah dan kehormatan Allah di negeri itu (ayat 1Raj 18:21,24,30-39);
- (2) ia bersyafaat dengan mengadakan peperangan rohani melawan agama palsu dan bidat Baalisme dan Asyera (ayat 1Raj 18:19,27,40); dan
- (3) ia bersyafaat dengan Allah melalui doa yang amat sungguh-sungguh dan gigih agar hujan dicurahkan (ayat 1Raj 18:41-46). Karena PL membandingkan pencurahan Roh dengan pencurahan hujan (mis. Hos 6:1-3; Yoel 2:23-29), konfrontasi Elia dengan Baalisme melukiskan tiga jenis syafaat utama yang harus merupakan ciri doa-doa umat Allah:
- (1) syafaat untuk pemulihan kehormatan dan kemuliaan Allah serta kebangunan rohani umat Allah;
- (2) syafaat yang mencakup peperangan rohani melawan benteng-benteng roh-roh jahat; dan
- (3) syafaat untuk mengakhiri masa kekeringan rohani melalui
pencurahan Roh Allah dan kebangunan rohani
(lihat art. DOA SYAFAAT).