Mazmur 39:4-7
Konteks39:4 (39-5) "Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku 1 , a supaya aku mengetahui betapa fananya b aku! c 39:5 (39-6) Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; d bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! e Sela 39:6 (39-7) Ia hanyalah bayangan f yang berlalu! g Ia hanya mempeributkan yang sia-sia h dan menimbun, i tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya j nanti. 39:7 (39-8) Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap. k
Mazmur 90:5-10
Konteks90:5 Engkau menghanyutkan h manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, 90:6 di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu. i 90:7 Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut. 90:8 Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa j kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu. k 90:9 Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu, kami menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh. l 90:10 Masa hidup kami tujuh puluh tahun m dan jika kami kuat, delapan puluh n tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; o sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. p
Mazmur 103:15-16
Konteks103:15 Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, h seperti bunga i di padang demikianlah ia berbunga; 103:16 apabila angin melintasinya, j maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya k tidak mengenalnya lagi.
[39:4] 1 Full Life : BATAS UMURKU.
Nas : Mazm 39:5-7
Daud berdoa agar Tuhan membantu dirinya menginsafi jangka hidupnya yang pendek di dunia ini (bd. ayat Mazm 39:12; 62:10; 144:4; Ayub 7:7). Hal ini harus menjadi pokok doa setiap orang percaya. Allah hanya memberikan kepada kita masing-masing jangka waktu yang pendek di bumi sebagai masa ujian untuk menentukan kesetiaan kita kepada Allah sementara kita hidup di tengah-tengah angkatan jahat yang menentang Allah dan firman-Nya. Kita dapat menghabiskan waktu kita untuk hidup bagi hal-hal duniawi, tanpa memikirkan bahwa rumah kita yang sesungguhnya adalah bersama Allah di sorga; atau kita dapat menghabiskan waktu di dunia ini sebagai seorang musafir, menolak cara-cara orang fasik, hidup menurut standar-standar Allah, mengabdikan diri kepada jalan-jalan-Nya, dan bersaksi tentang Injil Kristus supaya orang lain boleh diselamatkan. Semoga kita semua belajar menghitung hari-hari kita dengan benar (Mazm 90:12) dan mengetahui bahwa hanya apa yang dilakukan bagi Allah dan orang lain akan bertahan sampai kekal (lih. Luk 12:20; Yak 4:14).