Mazmur 39:1
KonteksMazmur 39:3-12
Konteks39:3 (39-4) Hatiku bergejolak x dalam diriku, menyala seperti api, y ketika aku berkeluh kesah; z aku berbicara dengan lidahku: 39:4 (39-5) "Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku 2 , a supaya aku mengetahui betapa fananya b aku! c 39:5 (39-6) Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; d bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! e Sela 39:6 (39-7) Ia hanyalah bayangan f yang berlalu! g Ia hanya mempeributkan yang sia-sia h dan menimbun, i tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya j nanti. 39:7 (39-8) Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap. k 39:8 (39-9) Lepaskanlah aku l dari segala pelanggaranku, m jangan jadikan aku celaan n orang bebal! 39:9 (39-10) Aku kelu, o tidak kubuka mulutku, p sebab Engkau sendirilah yang bertindak. q 39:10 (39-11) Hindarkanlah aku dari pada pukulan-Mu, aku remuk karena serangan r tangan-Mu. s 39:11 (39-12) Engkau menghajar t seseorang dengan hukuman u karena kesalahannya, dan menghancurkan v keelokannya sama seperti gegat; w sesungguhnya, setiap manusia adalah kesia-siaan belaka. x Sela 39:12 (39-13) Dengarkanlah doaku, ya TUHAN, dan berilah telinga kepada teriakku minta tolong, y janganlah berdiam z diri melihat air mataku! a Sebab aku menumpang b pada-Mu, aku pendatang c seperti semua nenek moyangku. d
[39:1] 1 Full Life : AKU HENDAK MENJAGA DIRI.
Nas : Mazm 39:2-14
Mazmur ini melanjutkan tema Mazmur Mazm 38:1-23 karena pemazmur masih menderita hukuman berat dari Allah. Ia menyadari bahwa Tuhanlah yang menyebabkan penderitaan itu, "Aku remuk karena serangan tangan-Mu" (ayat Mazm 39:11). Ia ingin tahu berapa lama dirinya akan hidup dan berapa lama ia harus menderita hukuman langsung semacam itu dari Allah. Ia berdoa agar dirinya tidak mati terpisah dari Allah dan kemurahan-Nya (ayat Mazm 39:13-14).
[39:4] 2 Full Life : BATAS UMURKU.
Nas : Mazm 39:5-7
Daud berdoa agar Tuhan membantu dirinya menginsafi jangka hidupnya yang pendek di dunia ini (bd. ayat Mazm 39:12; 62:10; 144:4; Ayub 7:7). Hal ini harus menjadi pokok doa setiap orang percaya. Allah hanya memberikan kepada kita masing-masing jangka waktu yang pendek di bumi sebagai masa ujian untuk menentukan kesetiaan kita kepada Allah sementara kita hidup di tengah-tengah angkatan jahat yang menentang Allah dan firman-Nya. Kita dapat menghabiskan waktu kita untuk hidup bagi hal-hal duniawi, tanpa memikirkan bahwa rumah kita yang sesungguhnya adalah bersama Allah di sorga; atau kita dapat menghabiskan waktu di dunia ini sebagai seorang musafir, menolak cara-cara orang fasik, hidup menurut standar-standar Allah, mengabdikan diri kepada jalan-jalan-Nya, dan bersaksi tentang Injil Kristus supaya orang lain boleh diselamatkan. Semoga kita semua belajar menghitung hari-hari kita dengan benar (Mazm 90:12) dan mengetahui bahwa hanya apa yang dilakukan bagi Allah dan orang lain akan bertahan sampai kekal (lih. Luk 12:20; Yak 4:14).