(0.20813929230769) | (Est 3:8) |
(full: HUKUM MEREKA BERLAINAN
) Nas : Est 3:8 (versi Inggris NIV -- adat istiadat mereka berbeda). Salah satu maksud Allah dalam memberikan taurat kepada Israel ialah membuat mereka berbeda dari bangsa lainnya. Haman melihat sesuatu yang berbeda di dalam orang Yahudi dan karena itu ia membenci mereka. Di bawah perjanjian yang baru, Allah masih ingin umat-Nya terpisah dan berbeda dari dunia, suatu umat kudus yang menjadi milik-Nya (bd. 1Pet 2:9). Demikian pula sekarang ini, dunia akan membenci umat Allah karena mereka berbeda, kudus, dan benar (bd. Yoh 15:18-25). |
(0.20813929230769) | (Est 5:13) |
(full: SEMUANYA ITU TIDAK BERGUNA BAGIKU.
) Nas : Est 5:13 Sekalipun Haman memiliki kekayaan, kemuliaan, kuasa, dan kedudukan, dialah seorang yang tidak puas. Mordekhai, pada pihak lain, mempunyai watak kuat, keyakinan saleh, dan kepastian akan Allahnya. Haman sadar di dalam hatinya bahwa Mordekhai adalah orang yang lebih baik dari dirinya dan karena itu ia membencinya. Di mata Allah, kebesaran tidak dijumpai dalam kekayaan, kuasa, atau kedudukan, tetapi dalam kesetiaan, komitmen kepada-Nya, dan usaha mencapai sasaran-sasaran-Nya yang benar di muka bumi (lihat cat. --> Luk 22:24-30). [atau ref. Luk 22:24-30] |
(0.20813929230769) | (Est 6:1) |
(full: BERTITAHLAH BAGINDA MEMBAWA KITAB PENCATATAN SEJARAH.
) Nas : Est 6:1 Tindakan pemeliharaan Allah tampak jelas dalam pasal Est 6:1-14. Ia mempergunakan keadaan di mana raja tidak bisa tidur agar Mordekhai dimuliakan oleh musuhnya (ayat Est 6:2-11). Siang malam Allah mengawasi orang percaya yang setia (lih. 1Sam 2:8; Mazm 121:1-8; Kis 5:17-19; Kis 18:9-10; Wahy 3:8-9). |
(0.20813929230769) | (Ayb 1:5) |
(full: ANAK-ANAKKU.
) Nas : Ayub 1:5 Sebagai orang-tua beriman, Ayub sangat memperhatikan kesejahteraan rohani anak-anaknya. Ia memperhatikan kelakuan dan gaya hidup mereka, berdoa agar mereka terpelihara dari yang jahat dan mengalami berkat dan keselamatan Allah. Ayub menjadi contoh seorang ayah yang hatinya terarah kepada anak-anaknya dengan menyediakan waktu dan perhatian yang perlu agar mereka terhindar dari kehidupan yang berdosa (lihat cat. --> Luk 1:17; [atau ref. Luk 1:17] lihat art. ORANG-TUA DAN ANAK-ANAK). |
(0.20813929230769) | (Ayb 4:7) |
(full: DI MANAKAH ORANG YANG JUJUR DIPUNAHKAN?
) Nas : Ayub 4:7 Teologi bahwa yang benar tidak akan binasa dan yang jahat akan dihukum adalah benar dari sudut pandangan kekekalan (lih. Gal 6:7; Ibr 10:13); pada akhirnya, keadilan akan dijalankan. Akan tetapi, di bumi ini, sering kali pembalasan adil justru tidak terjadi dan yang tidak bersalahlah yang menderita. Kegagalan untuk menyadari kebenaran ini menjadi kesalahan pokok dalam pikiran Elifas (mis. Mat 23:25; Luk 13:4-5; Yoh 9:1-3; 1Pet 2:19-20). |
(0.20813929230769) | (Ayb 6:10) |
(full: AKU TIDAK PERNAH MENYANGKAL FIRMAN YANG MAHAKUDUS.
) Nas : Ayub 6:10 Di dalam semua penderitaannya, yang menghibur Ayub ialah bahwa dia tidak berpaling dari Tuhan atau menyangkal firman-Nya. Karena tidak merasa telah berbuat dosa tertentu, Ayub menegaskan ketidaksalahannya sepanjang kitab ini (lih. Ayub 16:17; 27:6), yakin bahwa dirinya senantiasa berusaha untuk menghormati dan menaati Allah. Karena itu ia dapat bersukacita, bahkan dalam kepedihannya. |
(0.20813929230769) | (Ayb 7:1) |
(full: AYUB BERBICARA KEPADA ALLAH.
) Nas : Ayub 7:1 Ayub kini berpaling dari teman-temannya, yang rupanya tidak mengerti, dan berdoa kepada Tuhan. Perhatian Ayub yang terbesar selama semua percakapan adalah tentang Allah. Bahkan ketika ia berbicara tentang Allah dengan bentuk orang ketiga, Ayub senantiasa sadar akan kehadiran-Nya. Hati Ayub tidak pernah berpaling dari Allah yang dikasihinya. |
(0.20813929230769) | (Ayb 7:20) |
(full: KALAU AKU BERBUAT DOSA.
) Nas : Ayub 7:20 Ayub mempertimbangkan kemungkinan bahwa pendapat teman-temannya itu benar, bahwa Allah marah kepadanya karena suatu pelanggaran yang tidak disadarinya. Yang tidak diketahui Ayub ialah bahwa Allah memang sedang mengawasinya, bukan dengan murka, tetapi dengan belas kasihan dan kekaguman. Sekalipun dicobai hingga batas kekuatannya, Ayub tetap menolak untuk mengutuk Allah (bd. Ayub 2:9) dan dengan demikian kuasa penebusan Allah ditinggikan. Ketika tiba saatnya, ketika ujian sudah berakhir, Allah menyatakan perkenan-Nya di depan umum (Ayub 42:8). |
(0.20813929230769) | (Ayb 8:6) |
(full: KALAU ENGKAU BERSIH DAN JUJUR.
) Nas : Ayub 8:6 Argumentasi Bildad pada hakikatnya sama dengan yang dikemukakan Elifas. Jikalau Ayub sungguh-sungguh jujur, Allah akan membenarkannya. Karena Ayub tidak dibenarkan oleh Allah maka pasti dia jahat. Bildad melandaskan argumentasinya ini pada kepercayaannya bahwa karena Allah itu adil, Ia tidak akan mendatangkan kesulitan pada orang benar (ayat Ayub 8:3-4,20). Kekeliruan Bildad kemudian dibeberkan Allah sendiri (Ayub 42:7-8) -- dan akhirnya pada penyaliban Kristus, ketika Allah menyerahkan Anak-Nya kepada penderitaan dan kematian (Mat 27:31-50). |
(0.20813929230769) | (Ayb 9:17) |
(full: MEMPERBANYAK LUKAKU DENGAN TIDAK SEMENA-MENA.
) Nas : Ayub 9:17 Hal yang paling sulit bagi Ayub untuk diterima ialah bahwa Allah tetap diam di tengah-tengah situasi menyakitkan yang tampaknya tanpa tujuan itu. Kadang-kadang Allah akan mengizinkan kita melewati masa pencobaan yang gelap sementara Ia tetap diam dan bahkan terasa sangat jauh. Namun, di tengah-tengah gelapnya kebungkaman Allah, Ia mempunyai rencana bagi kehidupan kita dan kita harus senantiasa percaya kepada-Nya. |
(0.20813929230769) | (Ayb 10:1) |
(full: DALAM KEPAHITAN JIWAKU.
) Nas : Ayub 10:1 Dalam pasal Ayub 10:1-22 Ayub terus mencurahkan kepahitan hatinya dan perasaannya kepada Allah karena merasa diperlakukan dengan tidak adil. Tetapi sekalipun Ayub merasa bahwa Allah telah menarik kasih-Nya dari dirinya, dia tetap percaya kepada keadilan Allah dan terus bergumul dengan Allah mencari pemecahan untuk masalah pelik ini. |
(0.20813929230769) | (Ayb 10:2) |
(full: MENGAPA ENGKAU BEPERKARA DENGAN AKU.
) Nas : Ayub 10:2 Tidak pernah Ayub berdoa memohon kesembuhan untuk tubuhnya. Yang paling menarik perhatiannya ialah "mengapa" ia menderita dan mengapa Allah tampaknya telah meninggalkan hamba-Nya; mengetahui jawaban atas masalah ini lebih penting bagi Ayub daripada kesengsaraan yang sedang dialaminya. Diterima oleh Allah sebagai milik-Nya, bahkan di tengah kesengsaraan, adalah hal yang paling penting di dalam hidupnya. |
(0.20813929230769) | (Ayb 12:5) |
(full: PENGHINAAN BAGI ORANG CELAKA.
) Nas : Ayub 12:5 Ayub menyalahkan cara orang kaya sering berpikir. Mereka memandang rendah kaum miskin dan kekurangan serta membenarkan sikap kurang simpatik mereka dengan beranggapan bahwa orang malang itu sendiri telah mendatangkan kesengsaraan atas dirinya. Pada saat bersamaan, mereka yang kaya itu "hidup aman" dengan gaya hidup mereka karena percaya bahwa Allah telah mengganjar mereka karena iman dan kebenaran mereka. Kedua anggapan ini salah, karena ada sangat banyak perkecualian di antara warga negara kerajaan Allah. |
(0.20813929230769) | (Ayb 15:1) |
(full: ELIFAS, ORANG TEMAN, MENJAWAB.
) Nas : Ayub 15:1 Dalam pasal Ayub 15:1-21:34 keempat peserta percakapan melanjutkan perdebatan mereka, mengembangkan apa yang telah mereka katakan sebelumnya, hanya dengan lebih gigih lagi. Ayub dengan tabah berpaut kepada Allah, sedangkan pada saat bersamaan mempertahankan ketidaksalahannya serta tetap menegaskan bahwa penderitaannya itu tidak adil (mis. Ayub 16:19-21). |
(0.20813929230769) | (Ayb 16:19) |
(full: SAKSIKU ADA DI SORGA.
) Nas : Ayub 16:19 Dengan iman Ayub dapat menguasai semua keragu-raguannya mengenai kebaikan Allah, karena ia menyatakan bahwa Allah sendiri akan bersaksi bahwa dirinya tidak bersalah. Ia ingin agar Allah membela perkaranya di mahkamah sorga. Kerinduan akan seorang pengantara untuk membela diri kita di hadapan Allah menjadi kenyataan di dalam Yesus Kristus. Melalui Dia Allah "mendamaikan kita dengan diri-Nya" (2Kor 5:18); "kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil" (1Yoh 2:1). |
(0.20813929230769) | (Ayb 17:1) |
(full: SEMANGATKU PATAH.
) Nas : Ayub 17:1 Sebagai orang yang sudah hancur hati, Ayub percaya bahwa sebentar lagi ia akan mati. Ia memandang dirinya sebagai orang yang ditinggalkan Allah dan menjadi sasaran cemoohan rekan-rekannya. Ayub tidak bisa berbuat apa-apa selain tabah di dalam keyakinannya bahwa ia benar (ayat Ayub 17:9), mempertahankan keyakinannya akan keadilan Allah, sekalipun semua situasi kelihatan bertentangan (Ayub 16:19-22). |
(0.20813929230769) | (Ayb 31:13) |
(full: HAK BUDAKKU LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN.
) Nas : Ayub 31:13 Perlakuan Ayub terhadap bawahannya menjadi teladan bagaimana majikan harus memelihara pegawainya. Ia memperlakukan karyawannya itu dengan keadilan, kemurahan, dan kesetaraan; ia mendengarkan mereka dan menanggapi semua keluh kesah mereka yang sah (bd. Im 25:42-43,55; Ul 15:12-15; Ul 16:12). Ayub mengetahui bahwa pada suatu hari dia harus mempertanggungjawabkan perlakuannya terhadap orang lain kepada Allah (ayat Ayub 31:14; lihat cat. --> Kol 3:25). [atau ref. Kol 3:25] |
(0.20813929230769) | (Ayb 33:9) |
(full: AKU BERSIH, AKU TIDAK MELAKUKAN PELANGGARAN.
) Nas : Ayub 33:9 Elihu secara tidak benar menyatakan bahwa Ayub mengakui memiliki kesempurnaan moral, yaitu bahwa dia "tanpa dosa" sepanjang hidupnya. Ayub tidak pernah mengatakan bahwa dirinya tanpa dosa (lih. Ayub 13:26), tetapi hanya bahwa dirinya telah mengikuti jalan-jalan Allah dengan segenap hati dan tidak pernah mengingat berbuat dosa yang serius sehingga pantas dihukum seberat itu (Ayub 27:5-6; 31:1-40). |
(0.20813929230769) | (Ayb 34:37) |
(full: IA MENAMBAHKAN DOSANYA DENGAN PELANGGARAN.
) Nas : Ayub 34:37 Elihu berpendapat bahwa pertanyaan dan keluhan Ayub terhadap Allah (Ayub 19:6; 27:2) menunjukkan pemberontakan langsung terhadap Allah. Walaupun mungkin benar bahwa Ayub bersalah besar dengan mengeluh kepada Allah, hatinya tetap berpaut kepada Allah sebagai Tuhannya (Ayub 19:25-27; Ayub 23:8-12; 27:1-6). Dalam semangatnya untuk membenarkan Allah, Elihu gagal untuk memahami sepenuhnya kebutuhan Ayub untuk mengungkapkan seluruh perasaannya yang paling dalam kepada Allah (bd. Mazm 42:10; 43:2). |