(0.20628033333333) | (Ibr 7:20) |
(sh: Yesus Imam Besar yang sempurna (Senin, 31 Oktober 2005)) Yesus Imam Besar yang sempurnaYesus Imam Besar yang sempurna Penulis Ibrani menuntaskan uraiannya mengenai keunggulan imamat Yesus dari imamat Lewi. Imamat Yesus sempurna dan menyelesaikan apa yang tidak dapat diselesaikan melalui imamat Lewi. Dalam sistem Hukum Taurat, jabatan imam diturunkan dari ayah ke anak laki-laki keturunan Lewi. Oleh karena para imam itu manusia fana maka jabatan imam itu harus terus-menerus diganti. Akibatnya imamat Lewi tidak pernah bisa menjadi jaminan yang bersifat permanen. Tuhan Yesus adalah Imam berdasarkan penetapan Allah Bapa secara langsung (ayat 21) sehingga imamat-Nya bersifat permanen, sempurna, dan menjadi jaminan pasti (ayat 22,28). Oleh karena Kristus Anak Allah maka Ia bisa menjadi Imam yang kekal untuk mendamaikan setiap orang yang datang kepada Allah melalui-Nya secara sempurna (ayat 25). Kelemahan imamat Lewi bukan hanya kefanaan para imamnya, tetapi juga keberdosaan mereka. Para imam besar keturunan Harun (Lewi) harus mempersembahkan korban pendamaian bagi diri mereka terlebih dahulu sebelum mereka bisa menjadi juru pendamai umat kepada Allah (ayat 27a). Tuhan Yesus adalah Imam Besar yang tanpa dosa dan cela sehingga bukan hanya layak melakukan pelayanan pendamaian itu, tetapi juga layak menjadi korban yang dipersembahkan kepada Allah Bapa bagi pengampunan dosa (ayat 27b). Apa pun keraguan yang dimiliki oleh pembaca surat Ibrani ini tentang imamat Yesus seharusnya sirna. Bagi orang Kristen masa kini, ada bukti kuat bahwa karya pendamaian Kristus tidaklah sia-sia, yaitu hidup anak-anak Tuhan yang sudah diubahkan. Keyakinan keselamatan oleh janji firman Tuhan dan suara Roh Kudus yang hadir di hati kita, status kita sebagai anak Allah, dan kepekaan kita terhadap dosa adalah tanda-tanda yang jelas bahwa karya keselamatan Kristus sudah berlaku dalam hidup kita. Renungkan: Keselamatan kita bukan bergantung kepada ritual agama melainkan kepada Kristus yang tersalib! |
(0.20628033333333) | (1Ptr 3:1) |
(sh: Jadilah teladan, bukan korban atau tiran (Selasa, 19 Oktober 2004)) Jadilah teladan, bukan korban atau tiranJadilah teladan, bukan korban atau tiran. Nasihat Petrus dalam nas ini tidak asing bagi kita pada masa kini. Ia memberikan sebuah nasihat kepada para istri dan suami. Perintah ini terkesan sesuai dengan kondisi mereka, meski tetap ada prinsip penting untuk zaman ini juga. Menurut hukum Romawi, budak, anak-anak, dan istri harus tunduk kepada pria yang menjadi kepala keluarga (sebagai majikan, ayah, suami). Para budak harus tunduk sampai dibebaskan; anak-anak tunduk sampai dewasa; para istri harus tunduk seumur hidup mereka. Lalu, bagaimana pasangan Kristen menerapkan perintah Petrus ini? Bagaimana seharusnya perbedaan sikap pasangan Kristen dengan pasangan lainnya yang tidak mengenal Tuhan? Pertama, Petrus menyatakan dengan jelas bahwa sikap "tunduk" istri di sini bukanlah suatu sikap yang pasif ataupun suatu mentalitas seorang "korban", melainkan suatu tindakan aktif karena menyatakan kesalehan dan kemurnian hidup sesuai ajaran Tuhan (ayat 1-2). Kedua, dorongan atau kekuatan untuk melaksanakannya bukan berasal dari luar (termasuk hukum Romawi) melainkan dari kuasa Roh Kudus yang telah mengubah hidup mereka dan "melahirkan" pembaruan sikap terhadap pasangan (ayat 3-4). Petrus menutup bagian ini dengan teladan dari Sara, istri Abraham (Kej. 12:5) yang begitu setia dan tunduk kepada suaminya ketika mereka keluar dari tanah kelahirannya menuju tanah yang dijanjikan Tuhan. Sikap Sara ini terjadi karena ia "menaruh pengharapannya kepada Allah" (ayat 5). Hanya dengan cara itulah Sara mampu untuk berbuat baik, bukan karena desakan suami. Demikian juga sebaliknya, Petrus tetap mengingatkan bagaimana seharusnya suami Kristen bersikap terhadap istrinya, sebab hal ini menentukan tanggapan Tuhan terhadap doa suami (ayat 7). Dengan demikian, suami pun harus menjadi teladan bagi istrinya, bukan memanfaatkan kekuasaannya untuk menekan, menjajah dan menghancurkan istri. Jangan menjadi suami yang tiran. Sudahkah kita menjadi teladan dalam hidup keluarga sebagai istri yang tunduk ataupun sebagai suami yang mengasihi istri? Renungkan: Yesus mengasihi kita. Mari lakukan hal yang sama. |
(0.20628033333333) | (1Ptr 4:1) |
(sh: Penderitaan memperdalam kerohanian (Jumat, 22 Oktober 2004)) Penderitaan memperdalam kerohanianPenderitaan memperdalam kerohanian. Ayat 1 mudah disalahfahami, seolah Petrus mengajarkan bahwa penderitaan melepaskan orang dari dosa, atau bahwa tubuh adalah letak kedudukan dosa. Jika kita pernah berpandangan demikian, sadarilah bahwa ajaran itu tidak alkitabiah. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa tubuh jahat adanya dan bahwa keselamatan harus dengan jalan menyiksa tubuh. Oleh karena itu, orang Kristen tidak perlu memegang anggapan negatif tentang tubuh, materi atau unsur dunia lainnya. Setelah di bagian sebelumnya ini ia menjadikan penderitaan Kristus sebagai teladan orang beriman, kini ia menjelaskan apa arti penderitaan dalam hidup rohani orang beriman. Jika seseorang telah berani menanggung penderitaan badani karena kebenaran, berarti orang itu sedang membayar harga demi keinginannya untuk hidup kudus. Dengan kata lain, Petrus kini mendorong orang-orang percaya untuk berjuang demi kekudusan sampai ke resiko menanggung penderitaan badani (ayat 2). Ketika seseorang masuk ke dalam anugerah Tuhan, orang itu harus meninggalkan masa lalu hidup berdosanya, apa pun resiko yang harus dipikul (ayat 3,4). Nah, bila kita telah memiliki sikap sedemikian, kekuatan daya tarik dosa sudah teramat lemah atas kita! Ayat 6 sulit dipahami sebab mirip dengan ayat 3:19,20, tetapi berbeda maksud. Di ayat 5, Petrus sudah menyinggung soal orang hidup dan orang mati, semua akan dihakimi Tuhan. Di ayat 6 ini Petrus menyebut tentang orang-orang yang (karena imannya) dihakimi dan dihukum mati. Seperti halnya Kristus, orang beriman tersebut dapat dimatikan tubuhnya, tetapi tidak rohnya. Maksud Petrus, penilaian terakhir kualitas hidup orang tidak dapat diukur secara badani atau duniawi, tetapi harus dari prinsip kebenaran Tuhan dalam firman-Nya. Selain itu, ia kini menggemakan ajaran Yesus bahwa kita tidak perlu takut orang membunuh tubuh kita, sebab mereka tidak dapat mencelakan roh kita. Untuk dilakukan: Manusia dapat membunuh tubuh kita, tetapi tak ada kekuatan sebesar apa pun dapat merebut iman kita atau memisahkan kita dari kasih Tuhan. |
(0.20628033333333) | (2Ptr 1:5) |
(sh: Diawali oleh iman, diakhiri dengan kasih (Minggu, 15 Oktober 2000)) Diawali oleh iman, diakhiri dengan kasihDiawali oleh iman, diakhiri dengan kasih. Panggilan, kuasa Illahi, dan janji-janji Allah yang besar untuk masa depan kekal janganlah dijadikan dasar untuk membenarkan Kristen menjadi manusia yang statis, pasif, dan tanpa inisiatif. Seharusnya Kristen terdorong aktif untuk memacu semangat kekristenannya, penuh inisiatif dan dinamis. Sikap ini mengarahkan Kristen pada pertumbuhan dan perkembangan yang normal, sehat, dan bertanggung jawab. Tidak hanya itu, Kristen juga dimampukan untuk menjalani kehidupannya dengan penuh dinamika, bertumbuh, dan berkembang. Keadaan seperti ini hanya akan dialami oleh setiap orang yang telah melekatkan diri dalam jalinan persekutuan dengan Tuhan Yesus Kristus dan tidak membiarkan diri hidup dalam kepasifan tanpa inisiatif. Kristen telah terlibat dalam panggilan, kuasa, dan janji-janji Allah. Hal itu membawa dampak pada kemampuan kita untuk memancarkan sifat-sifat baik seperti: kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan (takut akan Tuhan), kasih kepada saudara-saudara, dan kasih kepada semua orang. Semua sifat ini harus ada dalam diri kita sebagai orang-orang yang percaya kepada-Nya. Dan apabila semua sifat-sifat ini telah Kristen tambahkan pada imannya, maka Allah akan membuat kita giat dan berhasil dalam pengenalan akan Yesus Kristus, Tuhan kita (8). Perhatikan dan selidikilah pengenalan Anda akan Yesus Kristus! Jika Anda belum mengenal benar siapa Yesus Kristus berarti Anda belum menambahkan sifat-sifat baik itu dalam kehidupan beriman Anda. Sebaliknya jika sudah memiliki pengenalan yang benar akan Dia, berarti sifat-sifat itu harus segera ditambahkan. Renungkan: Rahasia kehidupan rohani kita terletak pada pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus. Tanpa itu kerohanian kita akan mengalami kemunduran. Kita akan kalah karena gagal mengatasi dosa yang setiap saat mengganggu hidup kita. Bacaan untuk Minggu ke-18 sesudah Pentakosta Yesaya 55:6-11 Filipi 1:21-27 Matius 20:1-16 Mazmur 27:1-9 Lagu: Kidung Jemaat 441 |
(0.20628033333333) | (Why 17:1) |
(sh: Gereja Tuhan, tetaplah waspada! (Rabu, 13 November 2002)) Gereja Tuhan, tetaplah waspada!
Gereja Tuhan, tetaplah waspada! Tidak sedikit di antara kita, orang Kristen yang terlibat dalam permainan cantik Iblis. Biasanya yang dijadikan ‘bola’ dalam permainan itu adalah kekuasaan, harta, harga diri karena hal-hal tersebut yang ‘dikejar’ manusia. Karena itu kita sebagai gereja Tuhan masa kini teruslah berpegang pada kebenaran Kristus, sebab tidak ada kuasa yang mampu mengalahkan-Nya apalagi menurunkan- Nya dari takhta Raja di atas segala raja.
Renungkan: |
(0.20416458333333) | (Kej 8:22) |
(ende) Karena manusia sedjak masih kanak-kanak sudah mempunjai ketjenderungan kearah kedjahatan. Tuhan selandjutnja akan bersikap sabar terhadapnja, dan memberinja kesempatan akan bertobat. Hal ini mendjelaskan pula, mengapa Tuhan membiarkan orang-orang dosa hidup didunia ini disamping mereka jang terpilih olehNja. Dalam Perdjandjian Lama tjerita ini dianggap suatu lukisan penjelamatan para terpilih, demi penjelamatan Israel kelak kemudiannja (Wis 10:4; 14:6; Sir 44:17). Dalam Perdjandjian Baru tjerita ini didjadikan pralambang penjelamatan kita karena iman (Ibr 11:7) dan karena air permandian (1Pe 3:20), pun pula menggambarkan pengadilan Tuhan pada achir djaman (Mat 24:37-39; Luk 17:26; 2Pe 2:4-10; 3:3-13). Para Bapa Geredja menganggap perahu Noah lambang Geredja, satu-satunja jang dapat menjelamatkan kita dari kebinasaan. Dalam Upatjara Baptis pada malam Sabtu Paskah, penjelamatan Noah diutarakan pula sebagai pralambang Baptis. Demikianlah dunia tak akan binasa lagi karena air, malah akan diselamatkan karena air. |
(0.20416458333333) | (Kej 14:18) |
(ende) Malkisedek berarti: "Sedek adalah radja", atau mungkin djuga: "Radjaku adil". Sjalem = Jerusalem (lihat Maz 76:3). Menjadjikan roti dan anggur melambangkan persahabatan dan penghormatan; menjambut seorang pemenang perang dengan resmi. Jang Mahatinggi (El-elyon) adalah sebutan Tuhan jang sedjati. Dengan tampilnja kemuka seorang radja dari Jerusjalem, jang mendjadi imam pula, pengarang membajangkan adanja hubungan antara Bapa bangsa Israel dan kota Jerusalem, jang kelak akan mendjadi ibu kota keradjaan Israel. Dalam pribadi Malkisedek radja Jerusalem telah tampil kemuka pada djaman Abram. Seperti Malkisedek, begitu pula radja itu adalah imam djuga, jakni perantara Tuhan dan UmatNja, untuk menjampaikan Berkat serta Keselamatan dari Tuhan, meskipun radja tidak berasal dari keturunan imamat Aaron. Abram mempersembahkan sepersepuluh harta-miliknja kepada Malkisedek. Suatu tanda bahwa Abram mengakui deradjat-kewibawaan Malkisedek. Demikianlah Abram telah menjatakan taatnja terhadap Radja-Imam di Jerusalem dikelak-kemudian hari. Malkisedek djuga mendjadi pralambang Almasih-Radja, jakni keturunan dari dinasti keradjaan Dawud di Jerusalem lagi imam, bukan karena keturunan Aaron, melainkan karena deradjat sendiri, seperti djuga Malkisedek (Maz 110:4; Ibr 7). Menurut beberapa orang Bapa Geredja, persembahan roti dan anggur melambangkan pula Ekaristi Sutji (Klemens dari Alexandria, Siprianus). Penafsiran ini masih kita ketemukan djuga dalam tradisi Geredja (lihat Kanon Misa Sutji). |
(0.20416458333333) | (Kel 4:24) |
(ende) Kiranja disini pengarang menjisipkan suatu tradisi kuno, jang tidak begitu djelas. Tradisi ini menundjukkan, bahwa Musa belum disunat, (Lihat Yos 5:9), padahal ini sjarat mutlak untuk berkenan kepada Tuhan. Jahwe "berusaha untuk membunuhnja": mungkin jang dimaksudkan semula penjakit atau ketjelakaan, jang sering dikatakan disebabkan oleh Tuhan sendiri, sebagai siksaan atau pentjobaan. Kiranja tertjerminkan pula disini arti semula upatjara sunat sebagai persiapan (inisiasi) untuk perkawinan. Bagi umat Israel sunat memperoleh arti keagamaan baru. Karena itu didjalankan tidak lama sesudah baji lahir (Lihat Kej 17:10 tjatatan). Dalam ajat-ajat ini disebutkan pula upatjara sunat anak, sebagai ganti sunat Musa sendiri. Barangkali pengarang menjisipkan bahan tradisi ini disini, untuk melukiskan peperangan batin Musa terachir jang sedahsjat itu, sebelum ia kembali ketanah Mesir akan menunaikan tugasnja jang seberat itu. Djika memang demikian halnja, ajat-ajat ini banjak persamaannja dengan Kej 32:25-32 (Lihat disana). Djuga disini terbajangkan, bahwa achirnja Musa menang karena iman kepertjajaannja. Jahwe bukannja mengatjam hidup serta keamanannja lagi, malahan sekarang mendjadi pelindungnja. Mungkin, seperti halnja pada Jakub, djuga disini ada rasa takut akan keturunannja. Akan tetapi berkat sunatnja ia sendiri dan anaknja berada dibawah perlindungan Jahwe, selaras dengan djandji-djandji Jahwe kepada Ibrahim. Karena manusia tidak lagi membanggakan kekuatan sendiri, melainkan pertjaja akan djandji-djandji Tuhan, maka ia keluar dari gelanggang perdjuangan sebagai manusia baru. |
(0.20416458333333) | (Kel 13:21) |
(ende) Tuhan mewahjukan diri sebagai Pemimpin pengungsian mereka. Tradisi J berbicara tentang tiang awam serta tiang api; tradisi E tentang awan gelap dan Malaikat Allah (Kej 14:9). Tradisi P menganggap tiang berapi ini sebagai perwahjuan Kemuliaan Jahwe (kabod). Dalam Kitab Sutji awan kerap kali menandakan hadirnja Tuhan, tachtaNja ataupun djuga kendaraanNja (Ula 33:26; Maz 97:2; Yes 19:1; Maz 104:3; Ayu 22:14). Ajat ini membajangkan adanja awan gelap disertai halilintar. Gedjala jang sama nampak pula pada penampakkan di gunung Sinai (Kel 19:9,16); Ula 4:11; 5:22-24). Kemuliaan Jahwe-lah jang menampakkan diri (Kel 16:10; 24:15-18). Oleh karena itu awan ini turun djuga atas Tempat Kudus, tempat hadirnja Jahwe (Kel 40:34-38); bandingkan Yes 6:4). Gambaran- gambaran ini menekankan, bahwa Jahwe sendiri tidak kelihatan bagi manusia (Kel 33:20- 23); Ula 4:15-18). Djuga pada pembebasan jang kedua, jakni sesudah pembuangan Babylon, Jahwe melindungi umatNja dengan tjara jang sama (Yes 52:12). Gambaran jang sama digunakan pula untuk melambangkan kebidjaksanaan ilahi, jang menetap di Israel: Sir 24:3-4. Dalam Perdjandjian Baru digunakan djuga, jakni berhubungan dengan Jesus Kristus, sebagai penampakkan Kemuliaan Tuhan diantara kita: Yoh 1:14; Luk 1:35 dan djelas sekali pada Mat 17:1-8 par. Pergantian rupa Kristus dibukit nampak erat hubungannja dengan penampakan digunung Sinai. |
(0.20416458333333) | (Yos 1:1) |
(full:
) Penulis : Yosua Tema : Menaklukkan Kanaan Tanggal Penulisan: Abad ke-14 SM Latar Belakang Kitab Yosua merupakan kelanjutan sejarah Pentateukh. Kitab Yosua mencatat peristiwa Israel menyeberangi Sungai Yordan memasuki Kanaan setelah Musa wafat, dan juga penaklukan dan menetapnya kedua belas suku Israel di Kanaan di bawah pemimpin Yosua. Tanggal alkitabiah untuk masuknya Israel ke Kanaan adalah sekitar tahun 1405 SM. Kitab ini meliput 25-30 tahun selanjutnya dalam sejarah Israel, mengisahkan bagaimana Allah memberikan kepada Israel "negeri yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah untuk diberikan kepada nenek moyang mereka" (Yos 21:43). Sudah sepantasnya, kitab ini dinamakan menurut tokoh utama yang memainkan peranan utama selaku pemimpin yang ditetapkan Allah sepanjang kitab ini. Sejarah pribadi Yosua mempersiapkannya dengan baik untuk menjadi pemimpin penaklukan. Yosua yang hidup pada akhir masa penindasan Israel di Mesir menyaksikan kesepuluh tulah hukuman, Paskah pertama, penyeberangan ajaib Laut Merah, dan tanda-tanda (dan hukuman-hukuman) adikodrati sepanjang perjalanan Israel di padang gurun. Ia menjadi panglima perang di bawah Musa dalam perang melawan suku Amalek tidak lama sesudah meninggalkan Mesir (Kel 17:8-16), dan hanya ia sendiri yang menyertai Musa naik ke Gunung Sinai ketika Allah memberikan Kesepuluh Hukum (Kel 24:12-18). Sebagai pembantu Musa, Yosua menunjukkan suatu pengabdian dan kasih yang mendalam kepada Allah dengan sering kali berada di hadapan Allah untuk jangka waktu yang lama (Kel 33:11); dialah orang yang sangat menghargai kehadiran Allah yang kudus. Ia pasti belajar banyak dari Musa, penasihat dan pembimbingnya yang dipercayai, tentang cara-cara Allah dan kesulitan menuntun umat itu. Di Kadesy Yosua menjadi salah seorang dari dua belas mata-mata yang mengintai negeri Kanaan. Bersama Kaleb, ia dengan gigih menolak laporan ketidakpercayaan sepuluh mata-mata yang lain (Bil 14:1-45). Bertahun-tahun sebelum menggantikan Musa sebagai pemimpin Israel, Yosua sudah menunjukkan bahwa ia seorang yang beriman, bervisi, memiliki keberanian, setia, taat dengan sungguh-sungguh, tekun berdoa, dan mengabdi kepada Allah dan firman-Nya. Pada saat ia dipilih sebagai pengganti Musa, ia merupakan orang yang "penuh Roh" (Bil 27:18; bd. Ul 34:9). Tradisi Yahudi (Talmud) menyebutkan Yosua sebagai penulis kitab ini. Dua kali kitab ini menyebutkan bahwa Yosua menulis kitab ini (Yos 18:9; Yos 24:26). Bukti dari dalam kitab ini dengan kuat menunjukkan bahwa penulisnya telah menyaksikan sendiri penaklukan Kanaan (bd. "kita" dalam Yos 5:6; perhatikan bahwa Rahab masih hidup ketika penulis menuliskan kitab ini, Yos 6:25). Bagian-bagian yang ditambahkan setelah Yosua wafat -- mis. Yos 15:13-17 (bd. Hak 1:9-13); Yos 24:29-33 -- mungkin ditulis oleh salah seorang tua-tua "yang hidup lebih lama daripada Yosua" (Yos 24:31). Yosua wafat sekitar tahun 1375 SM ketika berusia 110 tahun (Yos 24:29). Tujuan Kitab Yosua ditulis sebagai catatan mengenai kesetiaan Allah dalam menggenapi janji-janji perjanjian-Nya kepada Israel mengenai tanah Kanaan (Yos 23:14; bd. Kej 12:6-7). Kemenangan-kemenangan penaklukan disebut sebagai tindakan penebusan Allah bagi Israel dan tindakan penghukuman atas kebudayaan Kanaan yang merosot (lih. Ul 9:4). Kekerasan di dalam kitab ini harus dilihat dari perspektif ini. Arkeologi menegaskan bahwa kebejatan dan kekejaman yang merajalela menjadi ciri khas dari suku-suku Kanaan yang diganti oleh Israel. Survai Kitab Yosua dimulai di mana kitab Ulangan berakhir. Israel masih berkemah di dataran Moab (Ul 34:1), di sebelah timur Yerikho dan Sungai Yordan. Kitab ini terbagi atas tiga bagian.
Ciri-ciri Khas Tujuh ciri utama menandai Kitab Yosua.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru Nama Yosua (Ibr. _Yehoshua_ atau _Yeshua_) adalah nama Ibrani yang sepadan dengan "Yesus" dalam PB (lihat cat. --> "Yos 1:1"). [atau ref. Yos 1:1] Di dalam peranan menuntun Israel memasuki tanah perjanjian, Yosua menjadi lambang PL dari Yesus yang berperanan untuk "membawa banyak orang kepada kemuliaan" (Ibr 2:10; Ibr 4:1-13 bd.2Kor 2:14). Juga, sebagaimana Yosua yang pertama menggunakan pedang hukuman Allah yang dahsyat dalam penaklukan, demikian pula Yosua kedua akan menggunakannya dalam penaklukan atas bangsa-bangsa pada akhir sejarah (Wahy 19:11-16). |
(0.20416458333333) | (2Sam 6:7) |
(full: MURKA TUHAN.
) Nas : 2Sam 6:7 Allah membunuh Uza karena Daud dan imam besar tidak menugaskan orang-orang Lewi untuk mengangkat tabut perjanjian sesuai dengan perintah Allah (Bil 1:47-52).
|
(0.20416458333333) | (1Raj 8:57) |
(full: KIRANYA TUHAN, ALLAH KITA, MENYERTAI KITA.
) Nas : 1Raj 8:57 Doa Salomo adalah suatu contoh ideal dari apa yang harus kita inginkan dalam hidup kita dengan Tuhan. Salomo memohon:
|
(0.20416458333333) | (1Raj 12:28) |
(full: DUA ANAK LEMBU JANTAN DARI EMAS ... LIHATLAH SEKARANG ALLAH-ALLAHMU.
) Nas : 1Raj 12:28 Yerobeam dari kerajaan utara menetapkan suatu sistem keagamaan tiruan dengan menawarkan kepada rakyatnya untuk menyembah allah mereka melalui berhala-berhala (ayat 1Raj 12:27-30; bd. Yeh 20:3-4), menurut contoh anak lembu emas yang dibuat oleh Harun (Kel 32:8). Ia mengangkat para imam sekalipun mereka "bukan dari bani Lewi" (ayat 1Raj 12:31), dan dengan demikian melantik orang untuk melayani yang menurut hukum Allah tidak memenuhi syarat (lihat cat. --> 1Raj 12:31 selanjutnya). [atau ref. 1Raj 12:31] Sistem agama palsu ciptaan Yerobeam mengakibatkan dua hal:
|
(0.20416458333333) | (2Raj 4:21) |
(full: ABDI ALLAH.
) Nas : 2Raj 4:21 Elisa secara khusus dikenal oleh semua lapisan masyarakat sebagai "abdi Allah" (mis. 2Raj 4:9,16,22,25,27,40; 5:8; 6:6,9-10; 7:18; 2Raj 8:4,8,11). Kehormatan terbesar yang dapat diterima seorang pendeta ialah bahwa dia diakui sebagai "abdi Allah." Berikut terdapat lima ciri khas abdi Allah ini.
|
(0.20416458333333) | (2Taw 34:30) |
(full: IA MEMBACAKAN SEGALA PERKATAAN DARI KITAB.
) Nas : 2Taw 34:30 Setiap kebangunan rohani yang dicatat PL muncul dari suatu proklamasi dari dan komitmen kepada firman Allah yang diperbaharui.
|
(0.20416458333333) | (Ezr 7:6) |
(full: TANGAN TUHAN, ALLAH-NYA, MELINDUNGI DIA.
) Nas : Ezr 7:6 Tiga kali dalam pasal ini dikatakan bahwa tangan Tuhan melindungi Ezra (ayat Ezr 7:6,9,28; bd. Ezr 8:18,22,31). Tiga alasan diberikan dalam ayat Ezr 7:10: Ezra telah mengabdikan dirinya
|
(0.20416458333333) | (Mzm 105:1) |
(full: BERSYUKURLAH KEPADA TUHAN.
) Nas : Mazm 105:1-45 Mazmur ini memanggil Israel untuk menyembah, memuji, menaati, dan mencari Tuhan (ayat Mazm 105:1-4) karena Dia secara ajaib telah menuntun sejarah pribadi dan kelompok mereka supaya menciptakan dan memelihara bangsa Israel sebagai bangsa kudus yang mematuhi hukum-hukum-Nya yang benar (ayat Mazm 105:5-45). Pemazmur bermaksud untuk membangkitkan rasa syukur di dalam umat itu atas pemeliharaan Tuhan di dalam hidup mereka, sukacita karena memiliki tanah kudus, dan kesetiaan kepada Dia dan firman-Nya. Demikian pula, sebagai orang percaya kita harus menoleh ke belakang dan ingat sejarah Allah dengan kita; melakukan hal itu seharusnya membangkitkan rasa terima kasih dan kesetiaan yang meningkat kepada Dia yang menyerahkan nyawa-Nya karena kita (Rom 8:32; Gal 2:20). |
(0.20416458333333) | (Mzm 127:3) |
(full: ANAK-ANAK LELAKI ADALAH MILIK PUSAKA DARIPADA TUHAN.
) Nas : Mazm 127:3 Di bawah perjanjian yang lama suatu keluarga besar dianggap suatu berkat, sedangkan tidak memiliki anak dianggap kutukan (Kej 30:2,18; Kej 33:5; 48:9; Ul 7:13). Di bawah perjanjian yang baru adanya banyak anak belum tentu menjadi tanda perkenan ilahi, demikian pula tidak mempunyai anak bukan tanda kutukan. Sebuah keluarga besar mungkin merupakan kemalangan apabila anak-anak tidak dipelihara dengan baik dan dituntun kepada keselamatan dalam Kristus; tidak memiliki anak bisa menjadi berkat jikalau hidup dan waktu dibaktikan kepada pelayanan Tuhan (1Kor 7:7-8,32-33). Semua anak orang percaya harus dipandang sebagai karunia Allah yang menuntut tanggung jawab yang bijaksana dan setia. Hanya apabila jalan-jalan dan perintah-perintah Tuhan diterima, diajar dan ditaati oleh orang-tua dan anak-anak maka mereka akan mengalami berkat Allah (lih. pasal Mazm 128:1-6; lihat art. ORANG-TUA DAN ANAK-ANAK). |