Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 381 - 400 dari 717 ayat untuk paling (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.17) (Mat 10:41) (full: NABI ... SEORANG BENAR. )

Nas : Mat 10:41

Yesus berbicara tentang hal menyambut seorang nabi dan seorang benar, yaitu mereka yang paling sering ditolak dan dianiaya karena mereka dengan teguh mempertahankan kesalehan dan kebenaran

(lihat cat. --> Mat 5:10).

[atau ref. Mat 5:10]

Oleh karena itu orang yang menyambut para nabi dan orang benar serta menerima berita mereka akan mendapat pahala yang khusus dari Tuhan.

  1. 1) Apabila pengabdian saudara kepada kebenaran dan keadilan begitu kokoh sehingga saudara mengabdikan hidup ini untuk menyediakan segala keperluan, bekerja sama dengan, dan memberikan semangat kepada hamba-hamba Allah yang benar, maka pahala yang saudara terima adalah sama dengan pahala nabi atau orang benar yang saudara terima.
  2. 2) Sebaliknya, seseorang janganlah mendukung, memberikan semangat atau bekerja sama dengan para pendeta atau para pengkhotbah yang tidak memberitakan kebenaran-Nya sesuai dengan penyataan PB atau yang tidak hidup saleh sesuai dengan patokan kebenaran Allah. Mendukung orang semacam itu akan menyebabkan kita turut mengalami hukuman mereka (lih. kitab 2Yoh 1:1-13; dan

    lihat cat. --> 2Yoh 1:7;

    lihat cat. --> 2Yoh 1:9;

    lihat cat. --> 2Yoh 1:10)

    [atau ref. 2Yoh 1:7; 2Yoh 1:9; 2Yoh 1:10]

(0.17) (Mat 18:6) (full: BATU KILANGAN ... PADA LEHERNYA. )

Nas : Mat 18:6

Ayat ini berarti bahwa siapa saja yang merusak kerohanian seorang anak atau orang percaya yang masih polos akan membangkitkan murka Kristus yang paling besar.

  1. 1) Para pendeta, pengajar, dan khususnya orang-tua harus secara khusus memperhatikan perkataan Kristus ini. Tanggung jawab orang-tua ialah mengajar anak-anak mereka dalam jalan Allah (lih. Ul 6:1-9; Ef 6:4; 1Tim 4:16;

    lihat cat. --> Luk 1:17;

    [atau ref. Luk 1:17]

    lihat art. ORANG-TUA DAN ANAK-ANAK)

    dan melindungi mereka dari pengaruh Iblis dan dunia (Tit 1:10-11; Tit 2:11-12; 1Yoh 2:15-17).
  2. 2) Orang-tua Kristen sebaiknya tidak memperbolehkan anak mereka dipengaruhi oleh teman-teman yang tidak beriman. Mereka harus sangat berhati-hati mengenai pengaruh dunia yang dapat mempengaruhi pikiran dan hati anak mereka melalui pendidikan umum dan media hiburan (bd. Mazm 101:3; Ef 6:4; Kol 3:21).
(0.17) (Luk 5:24) (full: ANAK MANUSIA. )

Nas : Luk 5:24

"Anak Manusia" adalah ungkapan yang paling disukai Yesus untuk menyebut diri-Nya; rupanya Dan 7:13 menjadi latar belakang bagi pemakaian ungkapan ini oleh Yesus. Daniel memakai sebutan ini untuk menggambarkan seorang yang ia lihat di dalam sebuah penglihatan, "seorang seperti anak manusia" datang dengan awan-awan dari langit, yang diberikan kerajaan yang kekal

(lihat cat. --> Dan 7:13).

[atau ref. Dan 7:13]

Jadi, Yesus mengungkapkan kebenaran bahwa Dialah Mesias yang dinubuatkan, yang diutus oleh Allah. Yesus memakai istilah ini

  1. (1) sebagai suatu pengganti untuk kata "Aku" (Mat 11:19);
  2. (2) ketika mengajukan pernyataan yang penting (Mat 20:28; Mr 10:45);
  3. (3) ketika menubuatkan kematian-Nya di salib (Luk 9:44; Mat 17:22; Mr 8:31);
  4. (4) ketika berbicara mengenai kebangkitan-Nya (Mat 17:9);
  5. (5) ketika menunjuk kepada peristiwa kedatangan-Nya kembali dengan kemuliaan ke bumi (Mat 24:27; Mr 13:26; 14:62);
  6. (6) ketika berbicara mengenai peranan-Nya dalam penghakiman (Mat 13:41).
(0.17) (Luk 6:12) (full: SEMALAM-MALAMAN IA BERDOA. )

Nas : Luk 6:12

Berulang-ulang Yesus meluangkan waktu untuk sendirian dengan Bapa-Nya dalam doa, khususnya pada saat-saat hendak mengambil keputusan yang penting

(lihat cat. --> Luk 5:16).

[atau ref. Luk 5:16]

  1. 1) Doa-Nya yang bersungguh-sungguh semalam suntuk itu menghasilkan sesuatu yang luar biasa

    (lihat cat. --> Yak 5:16).

    [atau ref. Yak 5:16]

    Setelah doa semalaman ini, Yesus memilih kedua belas orang untuk menjadi murid-Nya (ayat Luk 6:13-16), menyembuhkan banyak orang sakit (ayat Luk 6:17-19) dan menyampaikan khotbah-Nya yang paling sering dikutip (ayat Luk 6:20-49).
  2. 2) Apabila Yesus, Anak Allah yang sempurna, meluangkan waktu semalam suntuk untuk berdoa kepada Bapa ketika hendak mengambil keputusan penting, betapa lebih lagi kita, dengan segala kelemahan dan kegagalan kita, perlu meluangkan waktu semalaman dalam doa dan dalam hubungan yang intim dengan Bapa sorgawi kita.
(0.17) (Luk 23:35) (full: ORANG BANYAK BERDIRI DI SITU DAN MELIHAT. )

Nas : Luk 23:35

Suatu bukti yang paling meyakinkan tentang kebejatan hati manusia adalah kenyataan bahwa orang senang menyaksikan kekerasan, darah, dan kematian.

  1. 1) Kita melihat hal ini di gelanggang Romawi dan Yunani, tempat para penonton bersorak-sorai sementara orang bertarung dan saling membunuh. Kita melihat hal serupa dalam diri orang yang menyaksikan Yesus mati secara mengerikan (ayat Luk 23:35-37). Juga kita melihatnya dalam sejarah penganiayaan orang percaya.
  2. 2) Kita menyaksikan hal ini dalam masyarakat modern juga, sementara berjuta-juta orang dewasa dan anak-anak mendapatkan kesenangan dan hiburan melalui televisi dan media lainnya yang menggambarkan penderitaan manusia, darah, kekerasan, dan kematian

    (lihat cat. --> Rom 1:32).

    [atau ref. Rom 1:32]

  3. 3) Yesus mati untuk mengubah sikap demikian dan menimbulkan kasih dan kepedulian. Ia ingin agar kita melihat dampak dosa atas kehidupan manusia dengan pandangan yang penuh belas kasihan dan mendengarkan rintihan umat manusia yang menderita

    (lihat cat. --> Luk 13:16).

    [atau ref. Luk 13:16]

  4. 4) Orang-tua bertanggung jawab untuk menjaga dirinya sendiri dan keluarganya dari segala pengaruh yang akan menyebabkan mereka kebal terhadap kesakitan dan keparahan keadaan manusia

    (lihat cat. --> Mat 18:6).

    [atau ref. Mat 18:6]

(0.17) (Kis 16:25) (full: BERDOA DAN MENYANYIKAN PUJI-PUJIAN KEPADA ALLAH. )

Nas : Kis 16:25

Paulus dan Silas kini menderita di dalam penjara dengan kaki terbelenggu, dan punggung terlukai. Namun di tengah-tengah penderitaan ini, mereka berdoa dan menyanyikan puji-pujian (bd. Mat 5:10-12). Dari pengalaman mereka kita belajar bahwa:

  1. (1) sukacita orang percaya ada di dalam hatinya dan tidak ditentukan oleh keadaan lahiriah; penganiayaan tidak dapat melenyapkan damai dan sukacita kita (Yak 1:2-4);
  2. (2) musuh-musuh Kristus tidak dapat menghancurkan iman seseorang percaya dan kasihnya kepada Allah (Rom 8:35-39);
  3. (3) dalam keadaan yang paling buruk Allah menyediakan kasih karunia cukup bagi mereka yang ada dalam kehendak-Nya dan menderita karena nama-Nya (Mat 5:10-12; 2Kor 12:9-10);
  4. (4) "Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu" yang menderita karena nama Kristus (1Pet 4:14).
(0.17) (Kis 16:30) (full: APAKAH YANG HARUS AKU PERBUAT SUPAYA AKU SELAMAT? )

Nas : Kis 16:30

Pertanyaan ini merupakan pertanyaan paling penting yang dapat ditanyakan seseorang. Tanggapan para rasul ialah, "Percayalah kepada Tuhan Yesus" (ayat Kis 16:31).

  1. 1) Percaya kepada Tuhan Yesus berarti memusatkan iman dan komitmen pada diri Kristus. Itu berarti berpaling kepada-Nya sebagai oknum hidup yang menjadi Penebus kita dari dosa, Juruselamat dari kutukan dosa dan Tuhan atas kehidupan kita. Itu berarti percaya bahwa Dia adalah Anak Allah yang diutus oleh Bapa dan semua yang dikatakan-Nya itu benar dan berlaku bagi kehidupan kita. Ini berarti percaya bahwa Dia mengampuni dosa kita, menjadikan kita anak-anak-Nya, memberikan kita Roh Kudus dan senantiasa bersama kita untuk membantu, membimbing, menghibur serta memimpin kita ke sorga.
  2. 2) Iman yang menyelamatkan bukan sekadar percaya kebenaran-kebenaran tentang Kristus. Iman itu menyebabkan kita mendekati Dia, tinggal di dalam Dia, serta menyerahkan segala persoalan hidup kita kepada-Nya dengan kepastian bahwa Dia, yaitu Firman dan Roh-Nya akan memimpin kita sepanjang hidup ini sampai hadirat Bapa yang kekal

    (lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

(0.17) (Ibr 11:1) (full: IMAN ADALAH. )

Nas : Ibr 11:1

Pasal Ibr 11:1-40 memperlihatkan satu-satunya jenis iman yang dapat diterima oleh Allah, yaitu iman yang menang dalam situasi yang paling buruk sekalipun. Iman inilah yang mempercayai realitas-realitas rohani (ayat Ibr 11:1), menuntun kepada kebenaran (ayat Ibr 11:4), mencari Allah (ayat Ibr 11:6), mempercayai kebaikan-Nya (ayat Ibr 11:6), memiliki keyakinan akan Firman-Nya (ayat Ibr 11:7,11), menaati perintah-perintah-Nya (ayat Ibr 11:8), mengatur hidup sesuai dengan janji-janji-Nya (ayat Ibr 11:13,39), menolak roh jahat zaman sekarang (ayat Ibr 11:13), mencari rumah sorgawi (ayat Ibr 11:14-16; bd. Ibr 13:13-14), tabah dalam pencobaan (ayat Ibr 11:17-19), memberkati generasi selanjutnya (ayat Ibr 11:21), menolak kenikmatan dosa (ayat Ibr 11:25), bertahan dalam penganiayaan (ayat Ibr 11:27), melakukan perbuatan-perbuatan kebenaran yang ajaib (ayat Ibr 11:33-35), menderita karena Allah (ayat Ibr 11:25,35-38) dan tidak kembali "ke tanah asal yang telah mereka tinggalkan," yaitu dunia ini (ayat Ibr 11:15-16;

lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

(0.17) (Yud 1:20) (full: BANGUNLAH DIRIMU SENDIRI. )

Nas : Yud 1:20

Orang percaya harus mempertahankan dan menyebarluaskan iman serta melawan ajaran palsu dengan empat cara.

  1. 1) Dengan membangun diri kita sendiri di dalam iman kita yang paling kudus itu. Iman kudus ialah penyataan PB yang disampaikan kepada kita oleh Kristus dan para rasul (ayat Yud 1:3). Hal ini menuntut agar kita mempelajari Firman Allah dan mempunyai ketetapan teguh untuk berusaha mengetahui kebenaran dan ajaran Alkitab (bd. Kis 2:42; Kis 20:27; 2Tim 2:15; Ibr 5:12).
  2. 2) Dengan berdoa dalam Roh. Kita harus berdoa dengan kemampuan yang diberikan Roh Kudus, yaitu dengan memohon Roh Kudus untuk mengilhami, menuntun, menguasai, memelihara, dan menolong kita untuk berjuang dalam doa kita

    (lihat cat. --> Rom 8:26;

    [atau ref. Rom 8:26]

    bd. Gal 4:6; Ef 6:18). Berdoa dalam Roh termasuk berdoa dengan pikiran kita dan berdoa dengan roh kita

    (lihat cat. --> 1Kor 14:15).

    [atau ref. 1Kor 14:15]

  3. 3) Dengan tetap tinggal dalam lingkaran kasih Allah kepada kita. Ini termasuk ketaatan yang setia kepada Allah dan Firman-Nya (Yoh 15:9-10).
  4. 4) Dengan merindukan dan menantikan kedatangan Tuhan dan kemuliaan abadi yang menyertai kedatangan-Nya

    (lihat cat. --> Yoh 14:2).

    [atau ref. Yoh 14:2]

(0.17) (Why 5:6) (full: SEPERTI TELAH DISEMBELIH. )

Nas : Wahy 5:6

Kristus, yang menampakkan diri sebagai Anak Domba yang menyandang tanda-tanda bahwa Ia telah disembelih, melambangkan penyerahan diri-Nya di salib bagi dosa umat manusia. Ini menunjukkan bahwa kelayakan, kuasa, wewenang, dan kemenangan Kristus itu datang dari kematian-Nya sebagai korban (ayat Wahy 5:9-14). "Anak Domba" merupakan simbol yang paling menonjol dalam kitab Wahyu untuk Kristus (mis. ayat Wahy 5:6-7; 12:11; Wahy 15:3; 17:14; 21:22; 22:1,3). Hukuman Kristus akan berlaku bagi mereka yang menolak korban-Nya sebagai Anak Domba Allah (Wahy 6:16-17). "Ketujuh tanduk" itu melambangkan kuasa dan kekuatan seorang penguasa (1Raj 22:11; Dan 7:24); tentang "ketujuh roh",

lihat cat. --> Wahy 4:5.

[atau ref. Wahy 4:5]

(0.17) (Why 14:1) (full: BERSAMA-SAMA DENGAN DIA SERATUS EMPAT PULUH EMPAT RIBU ORANG. )

Nas : Wahy 14:1

Pasal Wahy 14:1-20 dan Wahy 15:1-8 memperkenalkan hukuman-hukuman dari pasal Wahy 16:1-18:24, sambil menunjukkan pahala yang menanti-nantikan mereka yang bertahan dalam iman mereka pada Yesus (ayat Wahy 14:12; 15:2-4). Pasal Wahy 14:1-20 mulai dengan menggambarkan pemandangan 144.000 orang percaya yang terkemuka tampak di sorga dekat Anak Domba itu. Secara simbolis bilangan 144.000 melambangkan umat Allah yang paling berserah dan setia di sepanjang zaman, yang menikmati kedudukan dan kesukacitaan yang khusus di sorga

(lihat cat. --> Wahy 14:4 berikut).

[atau ref. Wahy 14:4]

Jadi, angka 144.000 tidak berarti bahwa mereka dibatasi sampai jumlah 144.000 orang saja. Setiap orang percaya bisa menjadi salah seorang dari kelompok ini dengan memiliki iman, kasih, dan pelayanan yang penuh penyerahan dan pengabdian.

(0.17) (Kej 3:16) (jerusalem: FirmanNya) Hukuman yang dijatuhkan Allah pada pasangan manusia yang pertama yang bersalah itu mengenai mereka justru dalam tugas utamanya. Perempuan dihukum sebagai ibu dan isteri, laki-laki sebagai pekerja. Ayat ini tidak berkata bahwa seandainya manusia tidak berdosa perempuan akan melahirkan anak tanpa sakit beranak dan bahwa laki-laki bekerja dengan tidak perlu bercucuran keringat. Tidak tepat pula tafsiran berdasarkan Kej 3:14 berkata bahwa sebelum terjadinya dosa ular adalah binatang yang berkaki. Maksud ayat ini ialah: dosa telah mengacaukan tata susunan sebagaimana dikehendaki Allah: perempuan bukan lagi seorang teman bagi laki-laki yang sederajat dengannya, Kej 2:18-24, tetapi seorang pembujuk laki-laki yang diperbudak oleh pria guna mendapat anak; laki-laki bukan lagi seorang juru kebun Allah di Eden, tetapi ia harus bergumul dengan tanah yang menjadi musuhnya. tetapi hukuman paling berat ialah: hilanglah persahabatan yang terjalin antara manusia dan Allah, Kej 3:23. Inilah hukuman yang diwariskan manusia kepada keturunannya. Ajaran mengenai dosa asal baru dapat disimpulkan setelah Paulus menempatkan kesetia-kawanan manusia dalam diri Kristus, Juruselamat, sejalan dengan kesetia-kawanan semua orang dalam diri Adam yang berdosa Rom 5.
(0.17) (Kej 49:1) (jerusalem) Biasanya bab 49 ini diberi berjudul: Berkat-berkat Yakub, tetapi sebenarnya bab ini berisikan sejumlah nubuat, bdk Kej 48:1. Bapa leluhur menyingkapkan - dan dengan perkataannya menentukan - nasib anak-anaknya, yaitu suku-suku yang disebut dengan nama anak-anaknya di masa mendatang. Nubuat-nubuat ini pasti menyinggung peristiwa-peristiwa yang terjadi di zaman para bapa bangsa (Ruben, Simeon, Lewi), tetapi menggambarkan keadaan di zaman kemudian. Kedudukan istimewa Yehuda dan penghormatan terhadap keluarga Yusuf (suku Efraim dan Manasye) menunjukkan zaman kemudian ketika suku-suku tsb bersama-sama memainkan peranan utama dalam kehidupan bangsa Israel. Sajak ini dalam bentuknya yang sekarang paling lambat disusun di zaman pemerintahan Daud, tetapi sejumlah besar unsurnya berasal dari zaman sebelum Israel mengenal jabatan raja. Sajak ini tidak dapat secara pasti dihubungkan dengan salah satu dari ketiga tradisi besar yang menjadi sumber seluruh kitab Kejadian. Sajak ini di zaman agak belakangan disisipkan ke dalam kitab Kejadian. Baiklah Kejadian 49 dibandingkan dengan gambaran suku-suku Israel yang disajikan dalam Nyanyian Debora, Hak 5, yang lebih tua usianya dari pada sajak ini, dan dengan gambaran yang disajikan Berkat Musa, Ula 33, yang secara menyeluruh lebih muda usianya. Di banyak tempat naskah Kej 49 rusak sama sekali.
(0.17) (Kel 11:1) (jerusalem: mengusir kamu) Ayat-ayat penghabisan bab 10 menutup kisah mengenai kesembilan tulah yang termasuk ke dalam tradisi yang memikirkan keluaran sebagai pelarian, bdk Kel 7:14+. Di sini mulailah ceritera tentang tulah yang kesepuluh. Dalam ceritera ini keluaran dipikirkan berupa pengusiran, bdk Kel 12:31-33 dan juga Kel 4:21; 5:23. Kedua pandangan itu tidak dapat di perdamaikan satu sama lain. Tetapi dua-duanya dapat diterima, kalau masing-masing mengenai kelompok-kelompok orang Israel yang berbeda. Tradisi mengenai keluaran berupa pelarian menyangkut kelompok orang Israel yang dipimpin Musa. Merekalah yang dikejar orang Mesir dan secara ajaib diselamatkan. Tradisi mengenai keluaran berupa pengusiran menyangkut sekelompok orang Israel lain, yang berkerabat dengan kelompok Musa. Mereka terlebih dahulu sudah diusir dari Mesir. Kedua tradisi itu masih dapat ditemukan juga dalam kenyataan bahwa menurut Kitab Suci ada dua jalan yang ditempuh orang Israel yang keluar dari negeri Mesir, bdk Kel 13:17+. Tradisi mengenai kelompok Musa adalah tradisi yang paling penting dan ke dalamnya menyusuplah berbagai unsur yang berasal dari tradisi tentang keluaran berupa pengusiran.
(0.17) (Kel 19:16) (jerusalem) Tradisi Yahwista, Kel 19:18, tradisi Para Imam, Kel 24:15-17, dan tradisi Ulangan, Ula 4:11-12; 5:23-24; 9:15, menggambarkan penampakan Tuhan dalam rangka letusan gunung berapi. Tetapi tradisi Elohista menggambarkannya sebagai suatu badai, Kel 19:16, bdk Kel 19:19. Kedua gambaran tsb diilhami gejala-gejala alam yang paling mengesankan, yaitu letusan gunung berapi sebagaimana dapat diceriterakan oleh para pendatang dari Arabia Utara kepada orang Israel, yang juga dapat menyaksikannya dari kejauhan sejak masa pemerintahan Salomo (ekspedisi ke Ofir); sedangkan di Galilea orang Israel dapat menyaksikan badai yang berkecamuk di pegunungan Galilea atau di gunung Hermon. Mudah dapat dimengerti mengapa tradisi Yahwista menggambarkan penampakan Tuhan sebagai letusan gunung berapi, sebab tradisi ini berasal dari bagian selatan Palestina tempat orang dapat tahu tentang gunung berapi di Arabia. Sebaliknya tradisi Elohista menggambarkan penampakan itu sebagai badai oleh karena tradisi itu berasal dari bagian utara negeri, daerah pegunungan tempat orang dapat tahu akan gejala semacam itu. Kedua gambaran tsb sama-sama mengungkapkan kebesaran dan kemuliaan Tuhan, bdk Kel 24:16+, sifat transendenNya dan rasa takut yang dikarenakan kemuliaan itu, bdk Hak 5:4 dst; Maz 29; 68:9; 77:18-19; 97:3-5; Hab 3:3-15.
(0.17) (Kel 21:25) (jerusalem: bengkak ganti bengkok) Hukum pembalasan ini, bdk Ima 24:17-20; Ula 19:21, terdapat juga dalam Kitab Hukum Hammurabi dan dalam kitab-kitab hukum bangsa Asyur. Hukuman ini mempunyai ciri kemasyarakatan dan bukan ciri pribadi dan perorangan. Dengan hukuman yang setimpal dengan rugi yang disebabkan, hukum ini mau mengekang pembalasan yang melampaui batas, bdk Kej 4:23-24. Pengertian hukum itu yang paling jelas ialah hukuman mati yang dijatuhkan pada seorang pembunuh, Kel 21:31-34; bdk Kel 21:12-17; Ima 24:17. agaknya pengetrapan hukum itu tidak lama kemudian sudah kehilangan kekerasannya yang semula. Kewajiban seorang "penuntut darah", go'el, Bil 35:19+, pada pokoknya menjadi kewajiban untuk menebus, Rut 2:20+, melindungi, Maz 19:14+; Yes 41:14+. Asas yang terungkap dalam hukum itu tetap dipertahankan, tetapi pengetrapannya semakin lunak, Sir 27:25-29; Wis 11:16; bdk Kel 12:22. Di kalangan umat Israel sendiri pengampunan diwajibkan, Ima 19:17-18; Sir 10:6; 27:30-28:7. Kewajiban ini oleh Yesus ditingkatkan, Mat 5:38-39+; Mat 18:21-22+.
(0.17) (Kel 26:1) (jerusalem: Kemah Suci) Ini menterjemahkan kata Ibrani misykan, kediaman. Ini istilah merupakan milik khusus tradisi para Imam untuk menyebut Kemah Suci yang dipakai Israel selama di gunung. Biasanya istilah itu tidak diberi keterangan lebih lanjut. Tetapi ada kalanya kemah/kediaman itu disebut "Kemah/Kediaman Kesaksian", bdk Kel 25:16+, atau "Kediaman Kemah Pertemuan". Ibraninya: ohel mo'ed. Tradisi Para Imam sendiri paling sering justru memakai istilah itu. Penggambaran Kemah Suci yang disajikan itu agak sukar dimengerti secara terperinci. Tetapi jelaslah Kemah Suci adalah semacam kuil yang mudah dapat dibongkar, sehingga sesuai dengan keadaan suku-suku Badui yang terus berpindah-pindah tempat. Tetapi jelas pulalah bahwa penggambaran Kemah Suci dalam Alkitab terpengaruh oleh bangunan bait Allah yang didirikan Salomo. Kemah Suci dipikirkan serupa. Hanya kain tenda yang menutupi Kemah itu sungguh-sungguh berasal dari "kuil" yang didirikan Musa yang berupa kemah. Tradisi-tradisi tua memang menyebut Kemah itu, Kel 31:7-11; 38:8; Bil 11:16 dst; Kel 12:4-10; Ula 31:14-16, tetapi tidak menggambarkannya secara terperinci.
(0.17) (Bil 34:1) (jerusalem) Nas ini bersama dengan Yeh 47:13-21 secara paling terperinci menentukan batas-batas negeri Kanaan. Batas-batas ini sama dengan batas-batas Kanaan waktu menjadi propinsi negeri Mesir pada akhir abad ketiga belas seb. Mas. Tata negara Mesir itulah yang mempengaruhi orang Israel dalam menyebut daerah itu dengan nama Kanaan dan dalam menentukan batas-batasnya. Negeri Kanaan itu tidak meluas ke sebelah timur sungai Yordan, Bil 34:13-15. Daerah yang batasnya ditentukan di sini dianggap Tanah yang dijanjikan, Bil 34:1. Tetapi ada nas-nas lain yang secara lain menentukan batas-batas Tanah yang dijanjikan, Kel 23:31+; Ula 1:7; Hak 20:1+. Setelah orang Aram mendirikan kerajaan-kerajaan mereka, negeri Kanaan tidak lagi melingkupi wilayah di sebelah timur Fenisia (Sidon), tetapi masih mencakup daerah di sebelah selatan sampai Gaza, Kej 10:19 - Kemudian nama Kanaan hanya mencakup wilayah Fenisia: kota-kota Tirus dan Sidon disebut "benteng-benteng Kanaan", Yes 23:1-14, khususnya Bil 11 "orang Sidon" menjadi searti dengan "orang Kanaan", Ula 3:9; Hak 18:7 dst; bdk Mat 15:22 dengan Mar 7:26.
(0.17) (Ul 6:4) (jerusalem: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa) Kadang-kadang kalimat ini mau diterjemahkan sbb: Yahwista (TUHANlah) Allah kita, hanya Yahwe semata-mata. Kalau demikian maka diri dan hanya berbakti kepada Dia semata-mata, tanpa menyangkal bahwa ada allah-allah lain yang boleh dipilih bangsa-bangsa lain. Tetapi ungkapan Ibrani itu benar-benar menyatakan monoteisme: Tidak ada Allah selain Yahwe (TUHAN). Ula 6:4 ini menjadi awal doa "syema" (dengarkanlah), yang tetap sebuah doa yang paling digemari orang Yahudi yang saleh. Sepanjang sejarah umat Israel kepercayaan akan Allah Yang Maha esa itu semakin tajam dan terus-menerus berkembang maju. Sekaligus semakin diperinci juga keyakinan bahwa Israel adalah bangsa terpilih dan lagi kepercayaan akan perjanjianpun semakin tebal, Kej 6:18; 12:1+; Kej 15:1+. Adanya allah-allah lain di zaman dahulu tidak pernah secara langsung dibenarkan. Tetapi semakin Allah yang hidup, Ula 5:26+, satu-satunya Penguasa dunia maupun umatNya ditekankan Kel 3:14+; 1Ra 8:56-60; 18:21; 2Ra 19:15-19; Sir 1:8-9; Ams 4:13; 5:8; Yes 42:8; Zak 14:9; Mik 1:1-2, semakin ditegaskan pula bahwa allah-allah lain tidak ada, Wis 13:10; 14:13; Yes 40:20+; Yes 41:21+.
(0.17) (Ul 7:1) (jerusalem: orang Het ...) Daftar enam atau tujuh bangsa yang mendiami negeri Kanaan sebelum dimasuki Israel ini merupakan sebuah lafal yang dengan perbedaan kecil-kecil terus terulang Ula 20:17; Kej 15:20; Kel 3:8,17; 13:5; 23:23; 33:2; 34:11; Yos 3:10; 9:1; 11:3; 12:8; 24:11; Hak 3:5; 1Ra 9:20; Ezr 9:1; Neh 9:8; 2Ta 8:7. Adapun "orang Kanaan" mereka merupakan lapis paling asli penduduk negeri Kanaan yang semua berbangsa Semit. Orang Amori adalah sebuah gelombang bangsa Semit yang memasuki Palestina pada akhir abad ke-30 seb. Mas. Tradisi Yahwista suka memakai nama "orang Kanaan", sedangkan tradisi Elohista lebih gemar akan nama "orang Amori"; Yos 11:3 membedakan kedua bangsa itu karena wilayah kediamannya berbeda. Orang Het sebenarnya sebuah bangsa yang berkediaman di Asia Kecil, tetapi dengan kurang tepat nama itu dipindahkan kepada sekelompok orang bukan Semit di Palestina, Kej 23. Orang Gergasi, orang Feris, orang Hewi nampaknya kurang penting. Orang Yebus adalah penduduk asli kota Yerusalem, 2Sa 5:6+.


TIP #03: Coba gunakan operator (AND, OR, NOT, ALL, ANY) untuk menyaring pencarian Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA