(0.49) | (Yes 40:1) |
(sh: Habis gelap terbitlah terang! (Sabtu, 23 Juli 2005)) Habis gelap terbitlah terang!Habis gelap terbitlah terang! Pasal 40 merupakan nas awal dari bagian kedua kitab Yesaya. Bila bagian pertama Yesaya menegaskan hukuman yang akan dijatuhkan kepada Yehuda maka pada bagian kedua ini, fokus penulis diarahkan pada rencana pemulihan umat-Nya. Nas ini terdiri dari empat rangkaian seruan. Pertama, seruan penghiburan bagi umat Tuhan bahwa masa hukuman sudah berakhir (ayat 1-2). Allah sudah mengampuni dan sekarang siap memulihkan. Kedua, seruan panggilan untuk mempersiapkan jalan bagi pemulangan umat dari tempat pembuangan. Gambarannya adalah arakan kemenangan dari Allah dan umat-Nya yang memuncak pada pernyataan kemuliaan Allah yang disaksikan oleh seluruh umat manusia (ayat 3-5). Gambaran ini digenapi oleh pelayanan Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan umat Yahudi bagi kedatangan Juruselamat, Yesus Kristus. Ketiga, seruan penyadaran akan kefanaan manusia dan kekekalan firman Tuhan (ayat 6-8). Inti seruan ini mengingatkan umat Tuhan bahwa pengampunan dan pemulihan terjadi semata-mata karena anugerah Tuhan sesuai janji firman-Nya, bukan karena kebaikan mereka. Keempat, seruan pengagungan Allah sebagai Gembala umat-Nya (ayat 9-11). Sion dipanggil untuk menyaksikan kuasa dan kasih Allah yang memulihkan umat Tuhan. Kuasa Allah ditunjukkan dengan membebaskan umat-Nya dari penawanan Babel. Kasih-Nya digambarkan sebagai gembala yang memelihara umat-Nya. Perbuatan dosa yang kita lakukan pasti diganjar hukuman dari Allah. Akan tetapi, setelah masa hukuman usai Allah akan mengampuni dan siap memulihkan kita. Pemulihan itu merupakan anugerah Allah karena janji firman-Nya. Oleh karena itu, kita yang sudah dipulihkan harus menaikkan syukur serta menyaksikan kemurahan kasih-Nya kepada setiap orang. Renungkan: Jadikan pemulihan yang Tuhan berikan kepada Anda sebagai langkah awal Anda menjadi berkat bagi sesama. |
(0.49) | (Hos 11:1) |
(sh: Iman padang gurun (Rabu, 11 Desember 2002)) Iman padang gurun
Iman padang gurun.
Renungkan: |
(0.49) | (Yun 4:1) |
(sh: Perspektif Allah dan perspektif manusia (Minggu, 16 Desember 2001)) Perspektif Allah dan perspektif manusiaPerspektif Allah dan perspektif manusia. Yunus, seperti juga kita semua, seringkali buta terhadap diri sendiri. Yunus lupa bahwa Tuhan telah berbelas kasihan kepadanya dan bahwa ia dan orang-orang Niniwe adalah manusia yang tidak taat pada Tuhan. Anehnya, Yunus melihat bahwa hanya dia, bukan Niniwe, yang layak diselamatkan. Pandangan ini menyebabkan Yunus marah ketika melihat Tuhan mengampuni orang Niniwe. Bagi Yunus, misi sebenarnya adalah memproklamasikan peringatan Tuhan dan menyaksikan-Nya menghancurkan bangsa Asyur yang jahat itu. Yunus tidak bisa menerima kenyataan jika karakter Tuhan yang baik juga dinikmati oleh bangsa yang jahat. Tuhan mengerti kondisi hati Yunus. Karena itu, untuk membuat Yunus mengerti hati- Nya, Ia membandingkan kasih-Nya kepada Niniwe dengan kasih Yunus kepada pohon jarak yang menaunginya. Kalau Yunus bisa begitu mengasihi pohon yang tidak ditanamnya dan hanya dekat dengannya selama satu malam, apalagi Tuhan terhadap 120.000 orang Niniwe. Secara keseluruhan, kita belajar dua hal melalui Kitab Yunus. Pertama, Tuhan mengasihi semua manusia ciptaan-Nya, tanpa kecuali. Semua bangsa dan semua orang adalah objek kasih-Nya. Jika demikian faktanya, tidak ada yang dapat kita lakukan kecuali menerima dan berada dalam kasih Tuhan itu. Kedua, kita juga dapat menyaksikan besarnya kasih Tuhan kepada manusia. Renungkan: Pahami setiap kata dalam lirik lagu ini, akuilah dengan jujur pengalaman Anda bersama Tuhan: "Ajaib benar, anugerah-Nya pembaru hidupku! 'Ku hilang buta bercela, oleh-Nya 'ku sembuh. Ketika insaf, 'ku cemas, sekarang 'ku lega. Syukur, bebanku t'lah lepas berkat anugerah" (KJ. 40). PA 6: Yudas 1-25 Ketika seorang percaya menyatakan imannya kepada objek kepercayaannya, ia sedang meletakkan dasar keyakinan pribadinya yang menyangkut masalah kematian atau kehidupan kekal. Kehidupan orang percaya seumpama bangunan yang berdiri di atas suatu landasan. Suatu bangunan penting ditopang dengan fondasi yang teguh. Kita tidak dapat bekerja dalam bangunan atas iman yang kreatif, sebelum kita meletakkan dasar rohani yang tidak akan hancur di bawah tekanan-tekanan dan himpitan-himpitan yang dikenakan padanya. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari esensi membangun iman di dalam surat ini. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Berita apa yang sebenarnya ingin ditulis oleh Yudas (ayat 3a)? Tetapi, ternyata di dalam perkembangannya, seruan apakah yang Yudas sampaikan di dalam suratnya (ayat 3b)? Mengapa Yudas menulis seperti itu (ayat 4)? Kebenaran apa yang Anda temukan di dalam perubahan maksud tulisan Yudas? Adakah hal lain yang lebih penting daripada hal tersebut di dalam kehidupan kita?
2. Di dalam menggambarkan kemungkinan kejatuhan orang percaya,
tiga lukisan sejarah apakah yang Yudas lampirkan (ayat 3. Kebenaran apakah yang ingin disampaikan Yudas lewat kutipan apo-kaliptisnya (ayat 14-15)? Kesombongan dan nafsu seperti apakah yang mereka lakukan, sehingga mereka patut dihukum (ayat 19)? Peringatan apakah yang sebenarnya pernah disampaikan oleh para rasul terda-hulu (ayat 17-18, 19)? Kristen seperti apakah yang dapat dipengaruhi oleh penyesat? 4. Di dalam rangka membangun fondasi iman, usaha apa lagi yang dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan (ayat 20-21, 22- 23)? Apa yang dimaksud dengan "berdoa dalam Roh Kudus" (ayat 20)? Allah seperti apakah yang kita imani, sehingga dapat menolong kita menggapai solusi hidup (ayat 24, 25)? Pelajaran tambahan apakah yang Anda temukan sendiri di luar bahasan Surat Yudas, namun yang memberikan stimu-lasi di dalam konteks membangun iman di atas dasar yang benar? |
(0.49) | (Mat 26:1) |
(sh: Penolakan vs pernyataan kasih (Kamis, 25 Maret 2010)) Penolakan vs pernyataan kasihJudul: Penolakan vs pernyataan kasih Penulis Matius dengan lugas mengontraskan rencana keselamatan Allah untuk manusia melalui Yesus dengan rencana jahat para pemimpin agama untuk menyingkirkan Yesus. Matius tidak hanya mengontraskan, tetapi juga memadukannya. Kelicikan Kayafas, yang dipaparkan oleh sejarawan Yahudi yang terkenal yaitu Yosefus, mewakili kedengkian para pemimpin agama Yahudi. Pengkhianatan Yudas mewakili ketamakan manusia. Keduanya dipakai Allah untuk menggenapkan maksud-Nya, yaitu penyelamatan umat manusia dari belenggu dosa melalui kematian Yesus. Secara indah Matius menyelipkan kisah yang mengharukan mengenai pengurapan Yesus di antara intrik-intrik para musuh-Nya. Ternyata di tengah kedengkian dan ketamakan mereka, ada kasih yang tulus dan yang penuh kemurahan dicurahkan kepada Yesus. Sikap para murid yang mengecam tindakan kasih itu sebagai pemborosan merupakan tanda bahwa mereka pun tak beda dari Yudas, memandang Yesus semata-mata dari sudut pandang kepentingan diri sendiri. Hanya Yesus yang melihat keluhuran pemberian kasih itu dan menyatakan pujian-Nya (ayat 10-13). Di minggu-minggu sengsara ini, mari kita memeriksa hati kita. Jangan-jangan seperti para musuh Yesus, yang hati dan pikirannya terobsesi untuk kepentingan diri. Atau kita sedang menghayati kasih pengurbanan Kristus sehingga, seperti wanita yang tak disebut namanya oleh Matius ini, kita memberi respons terhadap kasih Yesus yang dicurahkan pada kita, merespons dengan kasih yang tulus dan yang tidak pernah berlebihan! |
(0.49) | (Mat 27:27) |
(sh: Diam di Tengah Penganiayaan (Rabu, 12 April 2017)) Diam di Tengah PenganiayaanPada umumnya orang-orang yang teraniaya dan diperlakukan tidak adil akan menuntut keadilan. Mereka akan protes, berteriak, melakukan demonstrasi, dan berusaha sekuat tenaga untuk membuktikan dirinya benar dan tak sepantasnya menerima perlakuan yang tidak adil. Reaksi Yesus terhadap ketidakadilan atas diri-Nya terkesan janggal di mata orang banyak. Ia terlihat pasrah dan menerima perlakuan yang tidak adil. Penderitaan yang dialami Yesus bukan disebabkan karena Ia terbukti bersalah, melainkan dipicu oleh kebencian serta kedengkian para elite agama Yahudi. Di sini, Matius menggambarkan begitu detail penyiksaan terhadap Yesus, Ia dibawa oleh para serdadu (27), pakaian-Nya ditanggalkan dan dikenakan jubah ungu sebagai tanda olok-olokan kepada Dia (28); kepala-Nya diberi mahkota duri dan dihina oleh para serdadu itu (29); Ia diludahi dan kepala-Nya dipukul (30); dan Ia kembali diejek oleh para serdadu dan dibawa menuju tempat penyaliban (31). Jika kita mengalami kondisi seperti Yesus, mungkin kita akan protes dan mengajukan gugatan sebagai bentuk perlawanan atas ketidakadilan. Kenyataannya, tak satu kata dan keluhan yang terucap dari mulut Yesus. Mungkin karena lelah atau memang tak perlu berucap apa pun juga terhadap mereka, sebagaimana Ia juga tak menjawab segala tuduhan yang diajukan oleh para pemimpin Yahudi (lih. Mat. 27:12, 14). Yesus terlihat diam saat dianiaya. Bukan karena Ia tidak berdaya. Sebagai Putra Allah, Yesus memiliki kuasa Allah untuk menghancurkan para musuh-Nya. Ia memilih diam, seperti domba kelu dibawa ke pembantaian. Pada bagian ini memang tidak disebutkan alasan mengapa Yesus diam. Tetapi dalam nubuat Yesaya dijelaskan mengapa Yesus diam, yaitu dalam rangka menggenapi nubuat mengenai Hamba Allah yang menderita (Yes. 53:7). Ketika Anda mengalami pergumulan berat, belajarlah berdiam diri di hadapan Tuhan dan carilah kehendak-Nya! Niscaya Anda memperoleh jawaban-Nya. [MFS] |
(0.49) | (Luk 16:1) |
(sh: Investasi bagi kekekalan (Jumat, 11 Maret 2011)) Investasi bagi kekekalanJudul: Investasi bagi kekekalan Perumpamaan ini berkisah tentang bendahara yang menyalahgunakan harta tuannya yang dipercayakan kepada dia. Sang tuan yang kemudian mengetahui ulah si bendahara, menuntut pertanggungjawaban (1-2). Si bendahara yang sadar betul kesalahannya, tahu bahwa ia tidak akan lolos. Namun ia tidak mau kehilangan masa depan. Ia memanfaatkan posisi yang masih dia pegang untuk menyelamatkan dirinya (4-7). Mungkin sebagian dari antara kita akan geleng-geleng kepala melihat kelakuan si bendahara. Namun Yesus memberikan penilaian positif bagi si bendahara. Mengapa? Si bendahara tahu bahwa ia akan dimintai pertanggungjawaban, dan ia tahu konsekuensinya. Maka ia memikirkan antisipasinya secara serius. Melalui perumpamaan bendahara, Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki dan menginvestasikannya bagi kekekalan agar siap memberi pertanggungjawaban kelak kepada Sang Tuan (9). Sebab itu murid Tuhan harus bisa dipercaya atas segala sumber daya yang Tuhan percayakan kepada mereka, betapa pun kecilnya (10-12). Bila seorang bendahara yang tidak jujur tahu memanfaatkan apa yang dia miliki, yaitu waktu yang tersisa, dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan masa depannya, maka murid Tuhan seharusnya berhikmat memaksimalkan manfaat segala miliknya. Dan manfaat yang dimaksimalkan itu tentu saja bukan untuk kepentingan diri kita semata-mata, melainkan harus dilihat dari perspektif kekekalan. Bila kita memiliki sesuatu berarti kita bertanggung jawab atas milik kita itu. Pemanfaatannya merupakan ujian bagi karakter kita. Orang yang dapat dipercaya atas hal kecil, dapat dipercaya pula atas hal besar. Orang yang tidak jujur atas hal kecil, biasanya sulit jujur pula atas hal besar. Termasuk yang manakah Anda? |
(0.49) | (2Tes 2:13) |
(sh: Judul: Baca Gali Alkitab 6 (Selasa, 13 Oktober 2015)) Judul: Baca Gali Alkitab 61. Apa yang membuat Paulus mengucap syukur (13)? 2. Apa tujuan Allah memilih kita (13)? 3. Keselamatan dalam apa yang Allah kerjakan bagi hidup kita (13c)? 4. Apa yang kita peroleh ketika Allah memanggil kita masuk dalam keselamatan (14)? 5. Apa yang Paulus ajarkan untuk kita perbuat setelah kita beroleh keselamatan (15)? 6. Apa yang menjadi doa Paulus bagi anak-anak Tuhan (16, 17)? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? 1. Apa yang anda pelajari tentang keselamatan anda? 2. Apa yang anda pelajari tentang Allah? 3. Apa yang anda pelajari tentang Roh dan kebenaran? 4. Apa yang anda pelajari tentang ketaatan? Apa respons Anda? 1. Apa yang ingin anda lakukan untuk memberitakan keselamatan dari Allah kepada orang lain? Pokok Doa: Melalui keberadaan kita, mereka yang belum percaya Kristus dapat melihat cinta kasih Allah dalam hidup kita. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.42) | (Luk 6:21) |
(sh: Tindakan selaras dengan kehidupan rohani (Senin, 10 Januari 2000)) Tindakan selaras dengan kehidupan rohaniTindakan selaras dengan kehidupan rohani. Tolstoy adalah seorang yang sangat terkenal karena ceramah-ceramahnya yang menyentuh kehidupan masyarakat di bidang etika. Salah satu topik ceramahnya yang sangat terkenal adalah "Bagaimana kita mencintai dan diocintai?" Namun suatu saat masyarakat dikejutkan oleh pernyataan istrinya dalam suatu jumpa pers: "Tolstoy adalah seorang suami yang tidak tahu bagaimana mencintai istrinya. Ia tidak mampu mempraktekkan isi ceramahnya kepada istrinya sendiri!" Betapa ironisnya kejadian ini. Lebih mudah mengajar dan menasihati orang lain daripada pengajaran yang diajarkan tersebut mengajar dirinya sendiri. Ini adalah salah satu kejadian dari sekian banyak kejadian yang terjadi di sekitar kita. Ada satu pengecualian, yakni Yesus yang selalu menjadi teladan dari apa yang dikatakan dan diajarkan-Nya. Secara rinci, Yesus mengajarkan bagaimana sikap Kristen terhadap musuh atau orang yang membenci kita. Membalas kejahatan dengan kebaikan, mengasihi orang yang tidak mengasihi, mendoakan orang yang mencaci, menyatakan perbuatan baik tanpa mengharapkan balas jasa, dan murah hati seperti Bapa di sorga. Semuanya ini bukan hanya sekadar pelajaran moral biasa yang mampu dilakukan siapa saja. Karakter ini hanya mungkin dimunculkan dalam diri seorang yang memiliki kehidupan rohani yang baik. Apa yang ada di dalam mempengaruhi tindakan yang tampak. Guru Agung Yesus Kristus memiliki hidup yang selaras antara kehidupan di dalam dan di luar. Kasih-Nya sungguh nyata melalui sikap dan tindakan-Nya. Kepada siapa pun Ia menyatakan perhatian, pertolongan, pengajaran, dan kasih-Nya. Demikianlah hendaknya murid-murid-Nya memiliki kehidupan yang dapat menjadi berkat bagi orang lain. Dalam mengemban misi-Nya, murid-murid-Nya pun akan mengalami penolakan dan sikap yang menyakitkan seperti yang dialami-Nya. Maka mereka harus terlebih dahulu memiliki kehidupan rohani yang baik. Renungkan: Kecenderungan kita adalah melakukan yang baik kepada yang yang melakukan kebaikan dan menuntut orang melakukan kebaikan terlebih dahulu kepada kita. Kristen harus bersikap sebaliknya, berinisiatif berbuat baik dan tetap melakukannya sekalipun kepada yang melakukan kejahatan. Sikap ini hanya bisa dimiliki seorang yang telah mengalami kasih Kristus dan tahu bagaimana mengasihi sesamanya. |
(0.42) | (Ibr 13:1) |
(sh: Hidup yang mulia (Kamis, 11 Mei 2000)) Hidup yang muliaHidup yang mulia. Penulis Ibrani mengakhiri suratnya dengan nasihat-nasihat yang berisi dorongan-dorongan agar pembaca surat Ibrani mempunyai kehidupan yang berpadanan dengan doktrin tersebut. Hal pertama dan yang utama yang harus ada dalam kehidupan kristen adalah kasih. Namun di sini, Kristen tidak sekadar dinasihati untuk saling mengasihi, melainkan menekankan pemeliharaan kasih. Penekanan ini sangat penting, karena ketika seseorang semakin mengenal diri orang lain, maka semakin banyak kekurangan orang tersebut akan terlihat. Sehingga ia akan kecewa dan akhirnya kasihnya akan luntur. Namun Kristen harus kebal terhadap kekecewaan seperti itu. Semakin mengenal pribadi orang lain dengan segala kekurangannya, Kristen harus tetap mengasihinya. Memberi tumpangan merupakan bentuk kebaikan yang wajar bagi setiap orang termasuk Kristen karena pada zaman itu belum ada hotel maupun losmen. Orang yang lelah dan lapar banyak ditemui di kota-kota ataupun di pintu rumah seseorang yang berharap diizinkan tinggal. Kristen tidak hanya harus mendemonstrasikan kebaikan itu, namun kebaikan yang didemonstrasikan itu harus melebihi kebaikan yang dilakukan oleh orang non Kristen, itulah hal yang kedua. Karena itu, kristen harus memberi tumpangan kepada orang, yang berarti tidak hanya orang kristen namun semua orang yang pantas menerima kebaikan itu. Lebih dari itu, Kristen pun harus menunjukkan kasihnya kepada orang-orang hukuman karena mereka tidak mempunyai kebebasan untuk datang meminta belas kasihan. Kristen harus berinisiatif dan mendatangi orang-orang yang membutuhkan. Yang ketiga, Kristen harus menjaga kekudusan pernikahannya. Manusia tidak pernah berubah sejak era para rasul hingga era globalisasi kini, kekudusan pernikahan dapat dikatakan sebagai barang langka. Kristen harus menunjukkan kehidupan yang mulia melalui pernikahan yang kudus. Kemuliaan kehidupan Kristen juga harus nyata dalam kesederhanaan hidup. Hal ini diungkapkan dengan perkataan 'janganlah menjadi hamba uang dan cukupkan dirimu dengan apa yang ada padamu' (5). Renungkan: Ingatlah bahwa di dalam Allah kita memiliki segala sesuatu. Allah adalah pencipta langit dan bumi, yang empunya segala sesuatu. Tidak ada apa pun atau siapa pun yang dapat mengancam kehidupan kristen yang berjalan di dalam tangan-Nya. |
(0.42) | (1Yoh 3:11) |
(sh: Dibenci namun mengasihi (Jumat, 8 Desember 2000)) Dibenci namun mengasihiDibenci namun mengasihi. Seorang kakak yang menyayangi adiknya akan berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan jiwa adiknya yang juga menyayanginya, sekalipun harus mengorbankan jiwanya sendiri. Seorang kakak yang telah mengenal Kristus selalu ditentang adiknya yang belum percaya Kristus, tetap membuat sang kakak menyatakan kasih Kristus demi keselamatan jiwa adiknya di dalam Kristus. Inilah perbedaannya, kasih anak-anak Allah adalah kasih yang terpancar karena bersumber kasih sejati Yesus Kristus. Seorang yang tetap di dalam maut dan tetap menolak Kristus tidak mungkin memiliki kasih sejati, karena ia belum pernah menyadari, menghayati, dan mengalami kasih Kristus. Ia hanya mengasihi selama orang tersebut mengasihinya atau mau mengikuti kehendaknya. Kasihnya hanya merupakan respons dari kebaikan, perhatian, kemurahan, dan kasih orang lain. Sebaliknya, anak-anak Allah memiliki kasih proaktif, senantiasa memancarkan kasih kepada siapa saja, baik kepada yang akan memberikan respons kasih maupun kepada yang akan memberikan respons kebencian. Baginya objek kasih tidak menentukan apakah dia bisa mengasihi atau tidak, tetapi Subjek yang ada di dalam dirinya, yakni Yesus Kristus. Itulah sebabnya kasih Kristus yang menjadi `motivator' dalam dirinya untuk terus memancarkan kasih kepada siapa saja, termasuk kepada orang-orang yang membenci kita karena belum mengenal Kristus. Seperti Kristus, kita pun dibenci dunia. Namun karena kasih-Nya, Ia mati bagi dunia, bagi kita yang berdosa. Ia pantas membenci kita karena kita memusuhi-Nya, namun justru Ia mengasihi dan menyelamatkan kita dari dosa. Meneladani Kristus, kita harus mengasihi sesama, mulai dari saudara. Artinya, kita siap dihina, ditolak, dihindari, diasingkan, dianiaya, dll, asalkan mereka percaya kepada Kristus. Tidak cukup dengan perkataan, tetapi wujudkan kasih melalui tindakan nyata dalam kebenaran, sehingga mereka melihat bukti kasih kita secara konkrit. Dengan demikian kita berani tampil di hadapan Allah sebagai pelaku perintah-Nya karena kita hidup dalam kebenaran-Nya. Renungkan: Tidak mudah mengasihi orang yang membenci dan menolak kita, namun itulah panggilan kita sebagai Kristen di tengah dunia: melaksanakan perintah-Nya, yakni mengasihi saudara sekalipun ia tak akan memberikan respons kasih. Bersediakah Anda? |
(0.40) | (Kej 22:1) |
(full: ALLAH MENCOBA ABRAHAM.
) Nas : Kej 22:1 Iman dan penyerahan Abraham kepada Allah diuji seberat-beratnya. Allah memerintahnya untuk melakukan sesuatu yang sama sekali bertentangan dengan akal sehat dan kasihnya selaku seorang bapa dan harapan seumur hidupnya (ayat Kej 22:2). Di dalam kisah Abraham kita membaca tentang tiga ujian iman yang besar.
|
(0.40) | (Ul 6:5) |
(full: KASIHILAH TUHAN, ALLAHMU.
) Nas : Ul 6:5 Allah mendambakan persekutuan dengan umat-Nya dan memberikan mereka satu perintah yang sangat perlu ini untuk mengikat mereka kepada-Nya.
|
(0.40) | (Hak 5:1) |
(full: BERNYANYILAH DEBORA DAN BARAK.
) Nas : Hak 5:1 Nyanyian Debora dan Barak adalah nyanyian pujian kepada Allah (ayat Hak 5:3) karena kemurahan-Nya dan tindakan-Nya yang adil demi Israel (ayat Hak 5:11). Sepanjang PL nyanyian yang sepenuh hati kepada Tuhan oleh para orang saleh menjadi bagian penting dalam mengungkapkan syukur kepada Allah karena kuasa penebusan-Nya (bd. pasal Kel 15:1-27; 1Taw 15:1-16:43; 2Taw 20:22; dan Mazm 1:1-150:6; lihat art. PUJIAN). Orang percaya PB juga disuruh untuk memanjatkan pujian kepada Allah atas kasih-Nya terhadap mereka. Pujian, yang oleh Allah dipandang sebagai korban kudus yang disajikan kepada-Nya (Ibr 13:15), sering kali berbentuk suatu nyanyian (Ibr 2:12; Yak 5:13; Wahy 15:3). Nyanyian pujian rohani (bd. Ef 5:19; Kol 3:16) dapat dinyanyikan dengan akal budi (yaitu, memakai bahasa yang dimengerti) atau dengan roh (yaitu, memakai bahasa Roh; lih. 1Kor 14:15). |
(0.40) | (Ayb 38:1) |
(full: TUHAN MENJAWAB AYUB.
) Nas : Ayub 38:1 Allah sendirilah yang menyapa Ayub. Ia menyatakan ketidaktahuan Ayub akan peranan ilahi di dalam segala kejadian itu. Ia merendahkan Ayub dengan mengungkapkan betapa sedikitnya pemahaman dan pengetahuan manusia tentang Yang Mahakuasa. Akan tetapi, melalui tanggapan Allah Ayub menerima penyataan langsung dari Allah mengenai kehadiran, kemurahan, dan kasih-Nya.
|
(0.40) | (Mzm 17:8) |
(full: SEPERTI BIJI MATA.
) Nas : Mazm 17:8 Pemazmur menggunakan dua lambang yang mengingat kembali kasih dan perhatian Allah terhadap umat-Nya yang setia.
|
(0.40) | (Dan 1:8) |
(full: DANIEL BERKETETAPAN UNTUK TIDAK MENAJISKAN DIRINYA.
) Nas : Dan 1:8 Situasi moral Babel sepenuhnya kafir. Dapat dipastikan bahwa apa yang diajarkan kepada Daniel dan kawan-kawannya sering kali bertentangan dengan hukum dan prinsip-prinsip kebenaran Allah. Makanan dan anggur yang diberikan kepada mereka adalah sama dengan yang disajikan kepada raja -- makanan dan anggur yang mungkin telah dipersembahkan kepada berhala. Memakan makanan itu berarti melanggar hukum Allah; minum anggur itu berarti menumpulkan pikiran mereka karena pengaruhnya yang memabukkan.
|
(0.40) | (Luk 7:38) |
(full: SAMBIL MENANGIS.
) Nas : Luk 7:38 Karena kasihnya kepada Yesus, perempuan ini membasahi kaki Yesus dengan air matanya. Menangis dapat merupakan ungkapan kesedihan dan dukacita atau ungkapan kasih yang berterima kasih kepada Yesus.
|
(0.40) | (Yoh 15:4) |
(full: TINGGALLAH DI DALAM AKU.
) Nas : Yoh 15:4 Setelah seseorang percaya kepada Kristus dan menerima pengampunan dosa, dia menerima hidup kekal dan kuasa untuk tetap tinggal di dalam Kristus. Setelah kuasa itu diberikan, orang percaya harus menerima tanggung jawab supaya tetap selamat dan tinggal di dalam Kristus. Kata Yunani _meno_ berarti tetap tinggal. Sebagaimana ranting hanya dapat hidup selama hidup dari pokok anggur mengalir ke dalamnya, demikian pula orang percaya hanya mempunyai hidup Kristus selama hidup Kristus mengalir ke dalamnya dengan tetap tinggal di dalam Dia. Syarat-syarat untuk tinggal dalam Kristus ialah:
|
(0.40) | (Kis 16:25) |
(full: BERDOA DAN MENYANYIKAN PUJI-PUJIAN KEPADA ALLAH.
) Nas : Kis 16:25 Paulus dan Silas kini menderita di dalam penjara dengan kaki terbelenggu, dan punggung terlukai. Namun di tengah-tengah penderitaan ini, mereka berdoa dan menyanyikan puji-pujian (bd. Mat 5:10-12). Dari pengalaman mereka kita belajar bahwa:
|
(0.40) | (Rm 5:3) |
(full: KITA MALAH BERMEGAH JUGA DALAM KESENGSARAAN KITA.
) Nas : Rom 5:3 Paulus menyebutkan "kesengsaraan" sebagai salah satu berkat dari keselamatan kita dalam Kristus.
|