Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 61 - 80 dari 120 ayat untuk kebebasan (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.21) (Gal 3:26) (sh: Engkau saudaraku (Minggu, 12 Juni 2005))
Engkau saudaraku


Dalam masyarakat Romawi, seorang anak yang beranjak dewasa (akil balig) mengganti jubah anak-anaknya dengan jubah orang dewasa. Hal ini menandakan bahwa dia sekarang adalah seorang dewasa yang memiliki hak dan tanggung jawab penuh. Paulus memakai pengertian budaya ini untuk menjelaskan konsep baptisan. Melalui baptisan, orang-orang percaya menyatakan diri siap bersikap dewasa iman dengan mengambil hak dan tanggung jawab penuh kedewasaan itu. Mereka telah menanggalkan jubah lama hukum Taurat dan di dalam Kristus telah mengenakan jubah baru kebenaran (ayat 26-27).

Salah satu hasil penyelamatan itu adalah tidak ada lagi perbedaan di antara orang percaya karena semua adalah satu di dalam Kristus Yesus (ayat 28). Mengapa Paulus menekankan hal persatuan ini? Beberapa laki-laki Yahudi, setiap pagi menaikkan doa pengucapan syukur dengan mengatakan: "Tuhan, saya bersyukur karena saya bukan orang kafir, budak, atau wanita." Mereka sangat bangga dengan jati diri mereka yang tidak dimiliki oleh orang lain. Paulus mengingatkan mereka, bahwa sebelum Kristus datang membebaskan mereka, jati diri mereka tidak lebih daripada hamba (ayat 4:1-3). Namun, jati diri sejati umat Tuhan ada pada karya penebusan Kristus yang menjadikan semua orang percaya sebagai anak-anak Allah dan ahli waris surgawi (ayat 4-7).

Salah satu wujud kebebasan di dalam Kristus adalah tidak lagi ada diskriminasi ras, gender, dan status sosial di dalam gereja. Dahulu kita semua adalah hamba dosa, tetapi oleh anugerah Allah kita sekarang adalah anak-anak-Nya. Oleh sebab itu, sebelum kita keluar mengabarkan Injil lintas ras, gender, dan status sosial, kita harus lebih dahulu membereskan prasangka-prasangka seperti itu dari lingkungan gereja dan persekutuan kita.

Renungkan: Salah satu bukti kebebasan sejati di dalam Kristus adalah tatkala kita mampu berkata kepada orang yang paling berbeda dari kita, "Engkau saudaraku."

(0.21) (2Ptr 2:10) (sh: Banyak jalan menuju Roma ..." (Kamis, 19 Oktober 2000))
Banyak jalan menuju Roma ..."

Pepatah ini digunakan bila seseorang hendak menyatakan bahwa banyak cara dapat ditempuh untuk sampai ke tujuan. Pepatah ini pun diberlakukan oleh para pengajar sesat, yang didorong oleh semangat duniawi, berusaha menggoncangkan dan menjatuhkan keyakinan iman jemaat kepada Tuhan Yesus Kristus.

Strategi pertama yang mereka lancarkan adalah mengklarifikasi jemaat Tuhan, yang menurut mereka belum memiliki fondasi yang kuat dalam mengenal kebenaran Tuhan sehingga mudah digoncangkan imannya. Mereka yang masuk dalam klafirikasi tersebut adalah orang-orang yang lemah (14), dan orang yang baru menerima Kristus atau Kristen baru (18). Lemah di sini mengacu pada ketidakstabilan sebab orang Kristen baru diibaratkan seperti bayi yang baru mulai belajar berjalan. Klarifikasi ini tidak tepat sebab ada orang-orang yang lebih mengerti dan yang pernah mengalami kebenaran, tetapi meninggalkan kebenaran itu dan memilih kesesatan (15). Ini dibuktikan dari banyaknya orang-orang kristen yang telah mengenal Kristus, tetapi akhirnya meninggalkan Kristus karena ajaran-ajaran sesat. Strategi kedua adalah mengajak jemaat Tuhan terlibat dalam kegiatan yang mendatangkan kenikmatan tubuh: seks dan foya-foya. Keyakinan diri: mencekoki orang-orang dengan sugesti bahwa dirinya hebat, mampu, dan berhak mendapatkan apa yang diinginkan. Kebebasan: bebas dari segala aturan, kungkungan, dan disiplin. Ketiga hal dianggap sebagai hal yang paling strategis untuk mengajak umat menikmati kebebasan liar, kemerdekaan palsu, dan perbudakan menuju kepada kebinasaan.

Para pengikut Kristus harus yakin bahwa Kristuslah satu-satunya yang mampu membebaskan dan mengutuhkan kehidupan mereka. Keyakinan inilah yang seharusnya diikuti oleh semangat untuk mengarahkan diri, cita-cita, dan ketaatan hanya kepada Tuhan Yesus Kristus saja, sehingga tidak ada peluang bagi para penyesat untuk mendemonstrasikan kepalsuan mereka.

Renungkan: Bila Kristus menjadi pusat kehidupan Anda biarkan Dia menjadi segala-galanya bagi Anda, dan biarkan Dia leluasa mengatur dan mengarahkan hidup Anda. Hanya dengan itulah kehidupan Anda dapat dipertanggungjawabkan dan selalu terarah pada kebenaran.

(0.18) (Yoh 8:36) (full: KAMUPUN BENAR-BENAR MERDEKA. )

Nas : Yoh 8:36

Orang-orang yang tidak diselamatkan adalah budak dosa, kenajisan, dan Iblis (ayat Yoh 8:34; Rom 6:17-20). Mereka hidup menurut keinginan tabiat berdosa dan cara-cara Iblis (Ef 2:1-3).

  1. 1) Orang yang sungguh-sungguh percaya, yang memiliki keselamatan dalam Kristus dengan kasih karunia yang menyertai Roh Kudus yang mendiaminya, dibebaskan dari kuasa dosa dan pencemaran (Rom 6:17-22; 8:1-17). Pada saat menghadapi pencobaan untuk berbuat dosa, mereka kini memiliki kekuatan untuk bertindak menurut kehendak Allah. Mereka kini bebas untuk menjadi hamba kepada Allah dan kebenaran (Rom 6:18,22).
  2. 2) Kebebasan dari belenggu dosa merupakan patokan bagi orang percaya untuk menguji apakah mereka memiliki hidup kekal dengan kasih karunia-Nya yang membaharui dan menyucikan di dalam diri mereka. Seorang yang kini diperhambakan oleh kedursilaan tidak pernah mengalami kelahiran baru oleh Roh Kudus atau ia sudah mengalaminya, dan sekali lagi memasuki kematian rohani yang mengakibatkan perbudakan kepada dosa (Rom 6:16,21,23; 8:12-13;

    lihat cat. --> 1Yoh 3:15)

    [atau ref. 1Yoh 3:15]

  3. 3) Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa orang percaya bebas dari pergumulan rohani melawan dosa. Sepanjang kehidupan kita, kita senantiasa harus berjuang melawan tekanan-tekanan dunia, tabiat berdosa, dan Iblis

    (lihat cat. --> Gal 5:17;

    lihat cat. --> Ef 6:11;

    lihat cat. --> Ef 6:12).

    [atau ref. Gal 5:17; Ef 6:11-12]

    Kebebasan mutlak dari pencobaan dan daya tarik dosa hanyalah akan datang pada saat kematian atau pada waktu Kristus kembali untuk mengangkat jemaat-Nya. Yang ditawarkan Kristus saat ini adalah kuasa penyucian dari hidup-Nya yang akan membebaskan mereka yang mengikuti Roh Kudus dari keinginan tabiat berdosa (Gal 5:16-24) dan memungkinkan mereka menjalankan kehidupan yang kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya (Ef 1:4).
(0.18) (Luk 23:1) (sh: Sikap Kristen terhadap ketidakadilan. (Rabu, 19 April 2000))
Sikap Kristen terhadap ketidakadilan.

Ketidakadilan dalam pengadilan dunia dapat dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana-    rencana-Nya. Pilatus dan Herodes adalah orang-orang yang    mempunyai wewenang mutlak untuk mengadili Yesus. Itulah sebabnya    para imam kepala, ahli Taurat, dan tua-tua membawa Yesus kepada    mereka untuk diadili. Tuduhan-tuduhan palsu dan berat ditimpakan    kepada Yesus. Meskipun demikian Pilatus tetap tidak dapat    menemukan kesalahan apa pun dalam diri Yesus. Segala tuduhan    yang dilemparkan kepada Yesus tidak merupakan bukti yang    otentik. Namun demikian, Pilatus tidak membebaskan, malah    mengirim-Nya ke Herodes. Herodes pun tidak menemukan kesalahan.    Sekali lagi, ia tidak membebaskan Yesus malahan mengirim balik    ke Pilatus.

Kedua penguasa ini sangat identik. Sama-sama berkuasa    mengadili, membebaskan, atau menghukum terdakwa. Sama-sama tidak    mendapati kesalahan Yesus. Namun juga sama-sama tidak    membebaskan-Nya. Inilah ketidakadilan itu: Yesus tidak    mendapatkan kebebasan yang menjadi hak-Nya, karena para penguasa    tidak menjalankan apa yang menjadi kewajibannya. Hak Yesus    dirampas demi kedudukan para penguasa, demi menghindari konflik    atau permasalahan yang timbul jika Yesus dibebaskan.  Dengan    kata lain mereka mengorbankan kebenaran demi kebohongan. Namun    demikian, tanpa mereka sadari ketidakadilan yang mereka jalankan    itu dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana agung-Nya, yakni    menyelamatkan umat manusia dari dosa.

Di zaman kita sekarang ini, ketidakadilan juga banyak terjadi    di sekitar kita. Hak rakyat kecil dirampas. Kebebasan beragama    hanyalah kata-kata dusta. Tidak ada pengadilan bagi mereka yang    membakar gereja, padahal sudah berapa ratus gereja yang dibakar    di Indonesia. Namun demikian, janganlah kita memandang    ketidakadilan itu sebagai tanda dari ketidakberkuasanya Tuhan    atas negara Indonesia. Ia adalah Allah yang tetap berkuasa untuk    menggenapkan segala rencana dan janji-Nya.

Renungkan: Dalam negara yang penuh ketidakadilan Dia akan    tetap berkarya, karena Ia mampu memakai setiap kesempatan bagi    kebaikan umat-Nya. Marilah kita memandang kepada Dia yang sedang    menggenapkan rencana-Nya  di bumi Indonesia tercinta ini.    Milikilah peran sebagai pelaku dan penegak kebenaran-Nya.

(0.17) (Hak 10:6) (full: ORANG ISRAEL ITU MELAKUKAN PULA APA YANG JAHAT. )

Nas : Hak 10:6

Sekali lagi orang Israel berpaling dari Tuhan dan berbakti kepada dewa-dewa lain

(lihat art. SIFAT PENYEMBAHAN BERHALA).

  1. 1) Dalam agama Kanaan, orang bisa mengabdi kepada agama tertentu dan pada saat bersamaan terlibat dalam pelacuran keagamaan. Dalam mencari kesuburan dari para dewa, penganut agama-agama tersebut menemukan bahwa agama dan kenikmatan dosa seksual dapat dipadukan.
  2. 2) Dengan cara yang sama, berapa orang yang menyatakan dirinya Kristen mengajarkan bahwa keselamatan dapat dipadukan dengan kebebasan seksual. Mereka mengatakan bahwa karena keselamatan diperoleh melalui kasih karunia, maka kasih karunia itu dengan sendirinya menghapus semua bentuk dosa; jadi, kebejatan seksual, kemabukan, pencurian, homoseksualitas, kekejaman, dan hal semacam itu tidak perlu ditinggalkan untuk memperoleh keselamatan di dalam Kristus.
  3. 3) Doktrin semacam itu memutarbalikkan penebusan Allah bagi umat-Nya sehingga harus ditolak oleh semua orang yang tetap setia kepada Allah dan firman-Nya

    (lihat cat. --> Mat 7:21;

    lihat cat. --> 1Yoh 2:4;

    lihat cat. --> Wahy 21:8;

    [atau ref. Mat 7:21; 1Yoh 2:4; Wahy 21:8]

    lihat art. NORMA-NORMA MORALITAS SEKSUAL).

(0.17) (Yes 5:20) (full: MENYEBUTKAN KEJAHATAN ITU BAIK. )

Nas : Yes 5:20

Pada satu pihak, masyarakat sering kali mengagungkan dosa dengan menyebutkan kebobrokan akhlak itu kekuatan jantan, atau dengan menyebutkan kebejatan dan perbuatan tidak wajar itu kebajikan sejati dan kebebasan yang patut dipuji; pada pihak yang lain, masyarakat menentang kebenaran dengan menyebutnya kejahatan. Perhatikan kedua contoh umum ini di mana pola ini terjadi:

  1. 1) Ketidakwajaran seksual (mis. homoseksualitas atau lesbianisme) disebut sebagai gaya hidup alternatif yang sah yang harus diterima secara terbuka, sedangkan penentang perilaku semacam itu, yaitu orang yang menerima standar alkitabiah, disebut orang fanatik yang mengabadikan prasangka yang menindas

    (lihat art. NORMA-NORMA MORALITAS SEKSUAL).

  2. 2) Golongan yang menyetujui pengguguran kandungan disebut orang "peka" dengan komitmen tinggi kepada hak-hak asasi seorang wanita, sedangkan golongan pro-hidup aktif disebut "ekstremis" atau "fanatik agama". Akan tetapi, orang percaya tetap harus mengabdi dengan sepenuh hati dan tidak goyah kepada semua standar Allah mengenai baik dan buruk sebagaimana dinyatakan dalam Firman-Nya yang tertulis.
(0.17) (Dan 3:17) (full: ALLAH KAMI YANG KAMI PUJA SANGGUP MELEPASKAN KAMI. )

Nas : Dan 3:17-18

Sindiran iri hati para peramal dan ancaman-ancaman penuh kemarahan dari raja Nebukadnezar tidak menakuti ketiga pemuda ini untuk memperlunak pendirian pribadi mereka. Mereka malah memberikan kesaksian yang berani dan sangat terus-terang tentang kesetiaan mereka kepada satu-satunya Allah yang benar. Mereka mempunyai pengharapan dan iman yang terpaut pada Dia yang adalah perlindungan dan kekuatan mereka (Mazm 46:2; 56:5). Mereka juga tahu bahwa murka Allah terhadap dosa dan ketidaktaatan jauh lebih hebat daripada kemarahan manusia (bd. pasal Im 26:1-46; Ul 28:1-68). Jadi, sebagai ungkapan iman yang kokoh, kepercayaan mutlak dan kesetiaan penuh kepada Allah, mereka mengatakan, "seandainya Ia tidak menolong." Mereka memiliki iman yang mengandalkan dan menaati Allah tanpa menghiraukan akibat-akibatnya. Ketaatan dan kepercayaan yang tabah kepada Allah, dan bukan terutama pengalaman kebebasan, memberikan bukti sejati iman alkitabiah. Sebagaimana banyak orang kudus dalam Alkitab, iman ketiga sahabat ini diuji amat sangat.

(0.17) (1Kor 8:1) (full: DAGING PERSEMBAHAN BERHALA. )

Nas : 1Kor 8:1

Dalam pasal 1Kor 8:1-10:33 Paulus menangani pertanyaan jemaat Korintus mengenai daging persembahan berhala dan apakah dibenarkan untuk membeli atau makan daging itu dan ikut serta dalam pesta pora di kuil berhala (ayat 1Kor 8:10).

  1. 1) Dalam menangani pokok ini ia menyingkapkan suatu prinsip penting yang harus dipraktikkan oleh orang Kristen pada segala zaman. Prinsip ini berlaku untuk kegiatan yang diragukan, yang dapat mencobai beberapa orang percaya untuk berdosa dan membawa mereka kepada kehancuran rohani (ayat 1Kor 8:11). Roh Kudus, melalui Paulus, telah mengarahkan orang Kristen untuk selalu bertindak dengan kasih bagi orang percaya lain yang mungkin menuntut penyangkalan diri.
  2. 2) Penyangkalan diri berarti membatasi kebebasan diri dan menyingkirkan segala kegiatan yang meragukan agar tidak mengganggu pikiran atau melemahkan keyakinan tulus orang Kristen lain, yang mereka yakini didasarkan pada prinsip-prinsip alkitabiah. Lawan dari penyangkalan diri adalah mempertahankan hak pribadi untuk tetap terlibat dalam kegiatan yang meragukan, tindakan yang mungkin akan mengajak orang lain untuk ikut serta dan merugikan diri mereka sendiri (bd. Rom 14:1-15:3;

    lihat cat. --> Kis 15:29;

    lihat cat. --> 1Kor 9:19).

    [atau ref. Kis 15:29; 1Kor 9:19]

(0.17) (Flp 1:9) (full: KASIHMU MAKIN MELIMPAH DALAM PENGETAHUAN. )

Nas : Fili 1:9

Apabila kasih hendak menjadi kasih kristiani, maka itu harus didasarkan pada penyataan dan pengetahuan alkitabiah.

  1. 1) Di PB "pengetahuan" (Yun. _epignosis_) bukan sekadar pengetahuan dalam benak kita, melainkan suatu pengetahuan rohani di dalam hati. Pengetahuan itu menunjuk kepada penyataan Allah yang diketahui berdasarkan pengalaman praktis dan lebih banyak meliputi hubungan pribadi dengan Allah daripada secara intelektual mengetahui fakta-fakta mengenai Allah (ayat Fili 1:10-11; Ef 3:16-19;

    lihat art. PENDALAMAN ALKITAB BAGI ORANG KRISTEN).

  2. 2) Jadi, untuk mengetahui Firman Allah (bd. Rom 7:1) atau mengetahui kehendak Allah (Kis 22:14; Rom 2:18) diperlukan pengetahuan yang diungkapkan dalam persekutuan, ketaatan, kehidupan, dan hubungan yang dekat dengan Allah (Yoh 17:3; 1Yoh 4:8). Sasaran dari mengetahui kebenaran teologis (1Tim 6:3; Tit 1:9;

    lihat cat. --> Gal 1:9)

    [atau ref. Gal 1:9]

    ialah kasih akan Allah dan kebebasan dari dosa (Rom 6:6;

    lihat art. PENDALAMAN ALKITAB BAGI ORANG KRISTEN).

    "Dalam segala macam pengertian" (versi Inggris NIV -- "Pengertian yang mendalam") berarti bahwa orang percaya, melalui kasih dan pengetahuan, memahami mana yang baik dan yang jahat.
(0.17) (2Tes 2:7) (full: SECARA RAHASIA KEDURHAKAAN TELAH MULAI BEKERJA. )

Nas : 2Tes 2:7

"Rahasia kedurhakaan" adalah kegiatan kuasa kejahatan di belakang layar sepanjang sejarah umat manusia, yang mempersiapkan jalan untuk pemberontakan itu dan manusia durhaka.

  1. 1) Rahasia ini adalah suatu proses penipuan yang menjebak orang tidak percaya dan mempersiapkan banyak orang dalam gereja untuk berbalik dari iman sejati serta menerima kebohongan yang terwujud dalam gereja murtad. Rahasia ini meliputi suatu roh atau gerakan yang menentang iman alkitabiah dan hukum ilahi yang sejati; rahasia ini mencari kebebasan dari kekangan moral dan suka akan dosa (ayat 2Tes 2:10-12;

    lihat cat. --> 2Tes 2:12).

    [atau ref. 2Tes 2:12]

  2. 2) Walaupun roh ini sudah ada pada zaman Paulus, namun secara khusus akan merata dalam dunia dan kekristenan menjelang akhir zaman

    (lihat cat. --> Mat 24:11;

    lihat cat. --> 2Tim 4:3-4;

    lihat cat. --> 2Tim 4:4;

    [atau ref. Mat 24:11; 2Tim 4:3-4]

    lihat art. ZAMAN ANTIKRISTUS).

(0.17) (Ul 15:1) (sh: Pembebasan (Minggu, 18 Mei 2003))
Pembebasan

Pada Tahun Sabat berbagai tindakan pembebasan harus umat lakukan. Pertama, penghapusan utang. Kedua, pembebasan para budak. Dengan bertindak demikian, umat turut serta di dalam mewujudkan kemurahan Allah. Murah hati (ayat 6-8), memancarkan kesadaran akan kemurahan Allah yang lebih dulu telah memberkati umat dengan limpah. Kebaikan membebaskan orang yang memperhamba diri sebab ketidakberdayaan memancarkan kesadaran bahwa Allah adalah Pembebas yang telah memberi kebebasan dengan melimpah (ayat 15). Pengakuan bahwa Allah adalah sumber segala berkat juga dinyatakan dalam korban sulung (ayat 19-23).

Dalam sejarah manusia, mungkin tidak pernah ada zaman seperti zaman ini dimana berbagai kebaikan bendawi dapat kita nikmati berkat kemajuan teknologi, komunikasi, dlsb. Adalah kenyataan getir bahwa justru di zaman yang semakmur ini juga tengah terjadi cabikan besar antara kaum berpunya dan kaum papa. Ketidakpedulian terhadap sesama selalu seiring dengan keserakahan, yang pada intinya adalah penyembahan berhala materi. Orang Kristen selayaknya berbeda. Bertuhankan Allah, bukan benda, orang Kristen tidak saja tahu menikmati segala berkat Allah, tetapi juga tahu bersyukur kepada sang Pemilik berkat. Tidak terbelenggu oleh benda, orang Kristen tahu menghargai dan mengasihi manusia dan menempatkan benda di kedudukan semestinya.

Renungkan: Karena Allah sendiri telah memberikan buah hati-Nya sendiri demi keselamatan kita, kita sepatutnya berpola hidup melepas bukan merebut.

Bacaan Untuk Minggu Paskah 5

Kisah Para Rasul 9:26-31; 1Yohanes 3:18-24; Yohanes 15:1-8; Mazmur 22:25-31

Lagu: Kidung Jemaat 288

(0.17) (Hak 2:1) (sh: Perlu ditegur. (Kamis, 2 Oktober 1997))
Perlu ditegur.

Kasih tidak akan membiarkan pihak orang yang dikasihi tenggelam dalam kesalahannya. Tuhan yang mengasihi umat-Nya tidak menghendaki umat-Nya hancur akibat ketidaktaatan mereka. Itu sebabnya Allah menegur mereka dengan keras. Bagaimana Allah menegur? Dengan memaparkan bagaimana Ia telah menggenapi apa yang telah dijanjikan-Nya kepada nenek moyang mereka. Dengan menegaskan kasih setia-Nya kepada mereka. Betapa jelas jadinya kebodohan dan kejahatan mereka di hadapan Allah. Tepatlah bila teguran itu membuat mereka menangis di hadapan Allah.

Angkatan yang tidak mengenal Allah. Sesudah Yosua meninggal, Israel segera merosot menjadi bangsa yang tidak mengenal Allah. Kemerosotan itu terjadi karena dua hal. Pertama, kelengahan angkatan terdahulu dalam menerapkan 6:7">Ul. 6:7. Kedua, menganggap enteng sejarah kebebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Betapa menyedihkan bila hal yang sama terjadi pula pada generasi Kristen masa depan. Baiklah kita tidak mengabaikan pembinaan rohani anak-anak kita.

Renungkan: Ukirkan sejarah keselamatan pada generasi masa muda kita, agar mereka ambil bagian di dalamnya.

Doakan: Pembinaan generasi muda gereja kita.

(0.17) (Rut 1:7) (sh: Bebas memilih (Sabtu, 10 April 1999))
Bebas memilih

Ketika Naomi menyampaikan keputusannya untuk pulang ke kampung halamannya di Betlehem, ia memberi kebebasan kepada kedua menantunya, Orpa dan Rut, untuk memilih jalan hidup yang terbaik. Sekalipun Naomi mengakui bahwa Orpa dan Rut adalah juga anak-anaknya, namun ia menyadari bahwa Israel bukanlah tanah mereka. Orpa pun lalu memilih kembali ke Moab. Tetapi Rut memilih untuk ikut serta Naomi, pulang ke Betlehem.

"Bangsamulah bangsaku, Allahmulah Allahku!" Suatu ungkapan keyakinan iman yang datang dari orang yang justru tidak mengenal Allah. Darimana Rut mengenal Tuhan? Tentu bukan karena pelajaran kilat sepanjang perjalanan dengan Naomi. Rupanya, selama 10 tahun sebagai istri Mahlon, dan hidup berdampingan dengan keluarga Elimelekh, Rut menyaksikan betapa keluarga ini memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan. Kedekatan hubungan itu tercermin melalui pola kehidupan mereka setiap hari. Itu sebabnya, tanpa ragu lagi, ia menyatakan percayanya, serta memutuskan untuk mengikut Naomi.

Renungkan: Melalui keluarga Elimelekh, Rut dimenangkan bagi Tuhan. Bagaimana dengan keluarga Anda? Adakah mencerminkan kehadiran Allah di dalamnya?

Doa: Mampukanlah saya membawa serta kasih-Mu dalam kehidupan ini, agar menjadi berkat bagi orang lain.

(0.17) (Ezr 7:11) (sh: Allah yang mengambil, Allah yang mengembalikan (Kamis, 9 Desember 1999))
Allah yang mengambil, Allah yang mengembalikan

Pada masa pembuangan Israel, harta benda Yehuda dan perkakas Bait Allah diangkut ke Babilon. Ketika umat Allah dibebaskan dan pulang ke Yerusalem lagi, Allah juga mengembalikan segala perkakas Bait Allah dan barang-barang lain yang dibutuhkan umat (emas, perak, uang), bahkan kemudahan-kemudahan diperoleh dari penduduk Babilon. Betapa luar biasa Allah kita! Kristen masa kini, janganlah takut menghadapi bahaya apa pun, karena Allah bertindak menyatakan kuasa-Nya dalam berbagai macam cara.

Tidak merdeka tetapi melebihi merdeka. Yehuda masih di bawah kuasa raja Koresy, namun pelaksanaan firman Tuhan secara murni lebih terjamin dibandingkan ketika Yehuda berada di bawah pemerintahan raja Yehuda sendiri. Kebenaran yang kita dapatkan bahwa Kristen tidak perlu takut hidup di bawah pemerintahan siapa pun termasuk pemerintahan yang tidak mengenal Allah, karena jaminan kebebasan melaksanakan kehidupan agama secara murni dan konsekuen berada dalam genggaman Allah kita yang berdaulat.

Renungkan: Begitu banyak usaha yang menghancurkan semangat Kristen beribadah kepada Allah, tetapi janganlah takut untuk menyembah dan menyaksikan kebenaran Allah.

(0.17) (Mzm 105:23) (sh: Pemeliharaan Allah (Selasa, 30 Maret 1999))
Pemeliharaan Allah

Ketika berada di Mesir, sebagai bangsa perantau, Israel dipelihara dan diberkati Tuhan. Allah menjadikan Israel bangsa yang besar dan memiliki kekuatan yang lebih dari kekuatan lawannya. Sudah pasti keadaan ini menimbulkan kekuatiran dan iri hati bangsa Mesir. Agar terbebas dari desakan, karena semakin merambahnya orang-orang Israel, Mesir melancarkan tekanan dan penindasan. Meskipun bangsa Israel harus berada dalam tekanan dan penindasan selama sekian ratus tahun, Allah tetap mengendalikan keadaan. Terbukti ketika Allah mengutus hamba-Nya, Musa. Selama berada dalam kendali dan pemeliharaan Allah dan umat meresponi pemeliharaan Allah tersebut, maka selama itu pula umat terjamin keamanan dan keselamatannya.

Rahasia yang besar. Tujuan Allah menyelamatkan Israel bukanlah untuk mengajarkan umat-Nya santai dan tidak berbuat apa-apa, atau bukan juga mengajarkan mereka untuk menyalahgunakan kebebasan mereka. Ada rencana agung yang telah Tuhan persiapkan di balik penyelamatan-Nya terhadap bangsa Israel. Allah merencanakan agar umat "memelihara ketentuan dan kehendak-Nya" dalam kehidupan mereka. Seperti halnya bangsa Israel, Allah pun memiliki rencana dalam hidup kita. Agar terlibat dalam rencana agung Allah itu, hendaklah kita hidup dalam ketetapan dan kehendak Allah.

(0.17) (Mzm 126:1) (sh: Perbuatan Allah masa lampau dan kini (Senin, 6 September 1999))
Perbuatan Allah masa lampau dan kini

Setelah menghadapi pergumulan panjang, Tuhan memulihkan keadaan. Kemungkinan saat itu Tuhan membawa mereka keluar dari pembuangan di Babilonia. Mimpi menjadi kenyataan! Mereka keluar dari pengalaman pahit. Hati mereka diliputi sukacita dan sorak kegirangan. Ingatan yang kuat akan pertolongan Tuhan di masa lampau mendorong mereka untuk kembali melanjutkan iman percaya kepada Tuhan. Melalui pengharapan itu pula, umat menemukan jaminan akan kebebasan dan keselamatan mereka. Sekalipun Kristen menghadapi pergumulan karena penindasan dan pemasungan hak untuk beribadah, beriman, dan berkarya; tetap ada anugerah Allah yang menguatkan umat untuk berharap dan menikmati kemenangan.

Allah hidup dan dinamis. Allah tidak pernah pasif atau tinggal diam melihat umat-Nya menderita. Seringkali sebelum umat berseru memohon belas kasihan, penyertaan dan pertolongan telah dinyatakan-Nya secara ajaib (ayat 1). Kapan dan bagaimana Allah bertindak tidak semata-mata tergantung pada permohonan dan kebutuhan manusia, karena Ia tahu saat dan cara yang tepat menyatakan pertolongan-Nya. Tetaplah berdoa dan berhentilah untuk "mengatur" saat dan cara Allah bekerja, karena Ia tahu yang terbaik bagi kita.

(0.17) (Pkh 3:1) (sh: Untuk segala sesuatu ada waktunya. (Rabu, 27 Mei 1998))
Untuk segala sesuatu ada waktunya.

Dalam tulisan artistik khas Iberani, penulis mengungkapkan pasangan hal-hal yang menurutnya masing-masing ada masanya. Ada tujuh (angka penting dalam Perjanjian Lama berarti lengkap) ayat yang masing-masingnya berisi dua pasang hal yang bertentangan. Lahir/meninggal, menanam/mencabut, membunuh/menyembuhkan, merombak/membangun, menangis/tertawa, meratap/ menari, membuang batu/mengumpulkan batu, memeluk/menahan diri, mencari/merugi, menyimpan/membuang, merobek/ menjahit, berdiam diri/berbicara, mengasihi/membenci, perang/damai. Maksud pengkhotbah, semua kejadian dalam alam dan dalam hubungan manusia, telah diatur dalam ritme demikian.

Menerima ritme hidup. Perenungan pengkhotbah bisa dianggap frustrasi. Hidup sudah diatur begitu rupa oleh Tuhan, tidak lagi ada kebebasan. Bisa juga dianggap sesuatu yang positif. Hidup teratur di tangan Allah, aman, terpola punya makna. Jadi dari frustrasi, pengkhotbah bisa bersukacita. "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya".

Kehendak Allah. Allah menciptakan manusia segambar dan serupa dengan-Nya. Kepada manusia diberi pengertian berupa akal dan pikiran melebihi ciptaan lain. Juga dalam hal menikmati hidup ini. Justru dengan menyadari bahwa segala sesuatu di tangan Allah dan diatur sesuai kehendak-Nya, kita belajar mengakui ketergantungan kita akan Dia.

(0.17) (Yes 60:1) (sh: Sion dipulihkan (Rabu, 28 April 1999))
Sion dipulihkan

Nubuat Deutro-Yesaya ini menunjuk pada peristiwa kembalinya kaum Yehuda dari Babel ke tanah perjanjian. Yesaya memandangnya sebagai tindakan Yahweh, Allah Israel, yang memulihkan kembali kemasyhuran Sion. (Sion menunjuk kepada kota Yerusalem, pusat pemerintahan, pusat ibadah, tempat Tuhan Allah Israel, Yahweh berkenan hadir di tengah-tengah umat-Nya). Nasib dan keadaan umat Allah berubah total. Ketika berada dalam pembuangan di Babel, mereka dinaungi oleh kegelapan; kini dalam alam kebebasan di tanah leluhur, yaitu tanah perjanjian, terang kemuliaan Allah kembali bercahaya meliputi mereka. Terang pembebasan ini bercahaya dan mengundang bangsa-bangsa lain untuk menyaksikan Yerusalem dibangun kembali.

Janji yang pasti. Walaupun belum diketahui kapan dan melalui peristiwa apa janji Allah digenapi, nubuat Yesaya ini mengandung kepastian. Yang jelas ketika umat Tuhan dikembalikan ke Yerusalem, mereka melihat bahwa janji Allah menuju penggenapan. Dan meskipun kota Yerusalem porak-poranda, hal itu tidak mengecewakan tetapi justru mengingatkan mereka akan kesalahan masa lalu, kekejaman musuh yang menghancurkan hidup mereka. Melalui mulut Yesaya, firman Tuhan menguatkan dan meneguhkan iman mereka, bahwa masa depan mereka ada di tangan Allah, Pembebas dan Penyelamat umat-Nya.

(0.17) (Mat 19:1) (sh: Allah yang mempersatukan. (Sabtu, 21 Maret 1998))
Allah yang mempersatukan.

Yesus boleh hidup berbeda zaman dari Musa, tetapi tentang apa kehendak Allah bagi pernikahan, mereka sependapat. Kebenaran Allah memang kekal adanya. Menurut Tuhan Yesus, Musa mengijinkan perceraian bukan karena rencana Tuhan, tetapi karena kekerasan hati orang zamannya yang tidak menaati kehendak Tuhan. Allah tidak pernah merencanakan hal yang buruk bagi manusia. Tetapi bila manusia mengeraskan hati, rencana baik Allah itu tidak dapat dialami. Pernikahan yang baik bisa berakhir pada perceraian karena dosa dan keras hati.

Karunia harus dipelihara. Semua hal baik pemberian Tuhan, tidak boleh diterima begitu saja. Ada tanggungjawab tertentu yang harus dipikul oleh tiap orang agar karunia itu boleh tetap dialami. Hal melajang atau menikah, adalah karunia Tuhan khusus. Kedua karunia itu sama-sama dapat dirusak oleh hawa nafsu dan berbagai sikap hati atau kebiasaan seksual lain yang tidak kudus. Bukan saja orang di luar Tuhan dapat menjadi korban, Kristen pun bisa. Namun bila karunia Tuhan itu dipelihara dalam anugerah Tuhan, Kristen dapat memberi harapan bagi sesamanya.

Renungkan: Perilaku seks bebas bukanlah kebebasan tetapi kemerosotan dan perbudakan dosa.



TIP #17: Gunakan Pencarian Universal untuk mencari pasal, ayat, referensi, kata atau nomor strong. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA