Pengkhotbah 2:15 
KonteksTB (1974) © SABDAweb Pkh 2:15 |
Maka aku berkata dalam hati: "Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat? p " Lalu aku berkata dalam hati, bahwa inipun sia-sia. |
AYT (2018) | Lalu, aku berkata dalam hatiku, “Nasib orang bodoh juga akan menimpa aku. Mengapa selama ini aku begitu berhikmat?” Lalu, aku berkata dalam hatiku bahwa ini pun kesia-siaan. |
TL (1954) © SABDAweb Pkh 2:15 |
Maka berkatalah aku dalam hatiku: Barang yang berlaku atas orang bodoh itupun boleh berlaku atasku juga; entah apa gunanya aku sudah terlebih menuntut hikmat? sebab itu kataku dalam hatiku: Ini juga sia-sia adanya. |
BIS (1985) © SABDAweb Pkh 2:15 |
Maka pikirku, "Nasib yang menimpa orang bodoh akan kualami juga. Jadi, apa gunanya segala hikmatku?" Lalu kuambil kesimpulan bahwa hikmat itu memang tak ada gunanya sama sekali. |
TSI (2014) | Maka aku berpikir, “Wah, sebagaimana nasib orang bebal, begitu juga yang akan terjadi kepadaku! Kalau begitu, tidak ada manfaatnya aku begitu pintar dan bijaksana! Oh, ternyata ini juga merupakan kesia-siaan!” |
MILT (2008) | Maka aku berkata dalam hatiku, "Seperti nasib orang bodoh, begitulah yang akan terjadi padaku; untuk apa aku telah begitu berhikmat?" Lalu aku berkata dalam hati, bahwa ini pun kefanaan. |
Shellabear 2011 (2011) | Maka aku berkata dalam hati, "Nasib yang berlaku atas orang bodoh juga akan berlaku atasku. Kalau begitu, mengapa aku harus lebih bijak?" Dalam hati aku berkata bahwa hal ini pun kesia-siaan. |
AVB (2015) | Maka aku berkata dalam hatiku: “Kejadian yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku, jadi bagaimanakah aku ini lebih bijaksana?” Lalu aku berkata dalam hati, bahawa ini semua juga sia-sia. |
![]()
[+] Bhs. Inggris
![]()
[+] Bhs. Indonesia
![]()
[+] Bhs. Suku
![]()
[+] Kuno
|
TB ITL © SABDAweb Pkh 2:15 |
Maka aku <0589> berkata <0559> dalam hati <03820> : "Nasib yang menimpa <04745> orang bodoh <03684> juga <01571> akan menimpa <07136> aku <0589> . Untuk apa <04100> aku <0589> ini dulu <0227> begitu <03148> berhikmat <02449> ?" Lalu aku berkata <01696> dalam hati <03820> , bahwa inipun <02088> sia-sia <01892> . [<01571>] |
TL ITL © SABDAweb Pkh 2:15 |
Maka berkatalah <0559> aku <0589> dalam hatiku <03820> : Barang yang berlaku <04745> atas orang bodoh <03684> itupun <01571> boleh berlaku <07136> atasku juga; entah apa <04100> gunanya <02449> aku <0589> sudah terlebih <0227> menuntut hikmat <03148> ? sebab itu kataku <01696> dalam hatiku <03820> : Ini <02088> juga <01571> sia-sia <01892> adanya. |
AYT ITL | |
AVB ITL | Maka aku <0589> berkata <0559> dalam hatiku <03820> : “Kejadian yang menimpa <04745> orang bodoh <03684> juga <01571> akan menimpa <07136> aku <0589> , jadi bagaimanakah <04100> aku <0589> ini lebih <03148> bijaksana <02449> ?” Lalu <0227> aku berkata <01696> dalam hati <03820> , bahawa ini <02088> semua juga <01571> sia-sia <01892> . |
HEBREW | |
![]() [+] Bhs. Inggris |
TB (1974) © SABDAweb Pkh 2:15 |
Maka aku berkata dalam hati: "Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat? p " Lalu aku berkata dalam hati, bahwa inipun sia-sia. |
TB+TSK (1974) © SABDAweb Pkh 2:15 |
Maka aku berkata 2 dalam hati: "Nasib yang menimpa orang bodoh juga 1 akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat?" Lalu aku berkata dalam hati, bahwa inipun sia-sia. |
Catatan Full Life |
Pkh 2:12-17 1 Nas : Pengkh 2:12-17 Salomo menemukan keuntungan sementara dengan hidup bijaksana di bumi ini karena kesukaran orang berhikmat tidak sebanyak orang bebal. Tetapi semua keuntungan itu menjadi sirna pada saat kematian. Jadi, hikmat duniawi tidak mempunyai nilai yang kekal. |
![]() [+] Bhs. Inggris |