Statistik	29 pasal, 942 ayat, 20.369 kata
Penulis	Ezra (?)
Tema	Sejarah "Penebusan" Israel; Yehovah adalah Tuhan yang berdaulat.
Waktu	450-420 SM
Tempat	Canaan, (including Hebron, Jerusalem)
Kata Kunci	Teokrasi.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Raja kita yang Bertahta

Sejarah yang tercatat dalam 1 dan 2 Tawarikh bersifat pra-pembuangan; akan tetapi, asal-usul dan sudut pandangan kitab-kitab ini bersifat pasca-pembuangan -- ditulis pada parohan kedua abad ke-5 SM, suatu waktu sesudah Ezra dan sejumlah besar orang Yahudi buangan dari Babel dan Persia kembali ke Palestina (457 SM). Penyerbuan dan pembinasaan Yerusalem oleh Raja Nebukadnezar (605-586 SM) bersama dengan pembuangan di Babel selama 70 tahun telah menghancurkan sebagian besar pengharapan dan cita-cita orang Yahudi sebagai umat perjanjian; oleh karena itu, para buangan yang kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali kota itu dan Bait Suci memerlukan landasan rohani, yaitu: sebuah jati-diri dengan sejarah penebusan yang lampau dan suatu pemahaman tentang sifat iman mereka kini dan harapan mereka akan masa depan sebagai umat perjanjian. 1 dan 2 Tawarikh ditulis untuk memenuhi kebutuhan ini.

Kedua kitab Tawarikh, Ezra, dan Nehemia, semua ditulis untuk orang Yahudi yang kembali ke Palestina dari pembuangan. Kitab-kitab ini sangat mirip satu dengan lainnya dalam gaya, bahasa, sudut pandang, dan maksud. Para sarjana pada umumnya beranggapan bahwa semua kitab ini adalah hasil karya satu orang penulis atau penyusun, yang menurut Talmud dan ahli kitab Yahudi dan Kristen yang paling kuno, adalah Ezra, imam dan ahli Taurat. Karena 1 dan 2 Tawarikh ditulis dari perspektif seorang imam dan mungkin juga pada masa hidup Ezra, dan karena ayat-ayat penutup 2 Tawarikh (1Taw 36:22-23) diulang kembali dalam Ezr 1:1-3, tradisi Talmud bahwa Ezra adalah "penulisnya" dikuatkan.

Penulis mencari keterangan dari banyak sumber tertulis ketika menulis kitab Tawarikh ini, termasuk beberapa kitab PL dan catatan non-kanonik mengenai para raja dan nabi (lih. 1Taw 29:29; 2Taw 9:29; 2Taw 12:15; 2Taw 20:34; 2Taw 32:32). Menurut kitab Apokrifa, 2 Makabe (2:13-15), Nehemia, selama menjadi gubernur, mendirikan sebuah perpustakaan di Yerusalem yang berisi banyak dokumen dari para raja dan nabi. Selaku pemimpin rohani, Ezra diberi hak untuk memakai semua dokumen yang tersedia dalam menyusun Tawarikh. Pandangan ini merupakan tradisi kuno dan mungkin menggambarkan dengan tepat cara Roh Kudus menuntun dan mengilhamkan penyusunan kedua kitab ini.

1. I. Silsilah-Silsilah: Adam Sampai Pemulihan
   (1Taw 1:1-9:44)
   
1. A. Adam Sampai Abraham
   (1Taw 1:1-27)
   
2. B. Abraham Sampai Yakub
   (1Taw 1:28-54)
   
3. C. Yakub Sampai Daud
   (1Taw 2:1-55)
   
4. D. Daud Sampai Pembuangan di Babel
   (1Taw 3:1-24)
   
5. E. Silsilah Dua Belas Suku
   (1Taw 4:1-8:40)
   
6. F. Silsilah Kaum Sisa
   (1Taw 9:1-34)
   
1. 1. Suku-Suku yang Kembali
   (1Taw 9:1-9)
   
2. 2. Imam-Imam yang Kembali
   (1Taw 9:10-13)
   
3. 3. Suku Lewi yang Kembali
   (1Taw 9:14-34)
   
7. G. Silsilah Saul
   (1Taw 9:35-44)
   
2. II. Daud: Makna Abadi Masa Pemerintahannya
   (1Taw 10:1-29:30)
   
1. A. Kematian Saul dan Putra-Putranya
   (1Taw 10:1-14)
   
2. B. Yerusalem Direbut, Pahlawan-Pahlawan Daud
   (1Taw 11:1-12:40)
   
3. C. Mengembalikan Tabut, Memulihkan Penyembahan, dan Mendirikan Kerajaan
   (1Taw 13:1-16:43)
   
4. D. Perjanjian Allah dengan Daud
   (1Taw 17:1-27)
   
5. E. Kemenangan-Kemenangan Daud Dalam Peperangan
   (1Taw 18:1-20:8)
   
6. F. Sensus Daud yang Berdosa
   (1Taw 21:1-30)
   
7. G. Daud Mempersiapkan Pembangunan Bait Suci dengan Sangat Teliti
   (1Taw 22:1-19)
   
8. H. Daud Mengatur Suku Lewi untuk Pelayanan di Bait Suci
   (1Taw 23:1-26:32)
   
9. I. Penataan Pemerintahan oleh Daud
   (1Taw 27:1-34)
   
10. J. Persiapan Daud yang Terakhir untuk Penggantian dan Bait Suci
    (1Taw 28:1-29:20)
    
11. K. Salomo Dinobatkan Menjadi Raja dan Kematian Daud
    (1Taw 29:21-30)
    

Tawarikh ditulis untuk menghubungkan orang-orang Yahudi buangan yang kembali dengan nenek moyang dan sejarah penebusan mereka. Dengan demikian, Tawarikh menggarisbawahi tiga pokok;

1. (1) pentingnya pelestarian warisan kebangsaan dan rohani bagi orang Yahudi;
2. (2) pentingnya hukum Taurat, bait suci, dan keimaman dalam hubungan mereka yang terus-menerus dengan Allah, jauh lebih penting dari kesetiaan kepada raja duniawi; dan
3. (3) pengharapan ultima Israel dalam janji Allah akan seorang Mesias dari keturunan Daud untuk duduk di atas takhta selama-lamanya (1Taw 17:14).

1. Apa yang dapat kita pelajari tentang doa
Pelajarilah doa-doa Daud (1Ta 16:8-36; 17:16-27; 29:10-19). Dengan cara bagaimana doa-doa Daud itu memberikan kepada kita suatu pola bagi doa-doa kita sendiri?

2. Apa yang dapat kita pelajari tentang pelayanan
Mudah saja untuk menghilangkan daftar nama-nama yang ada, tetapi dengan berbuat demikian berarti kita akan kehilangan beberapa fakta penting. Lihatlah beberapa daftar nama itu (misalnya 1Ta 12:23-37; 25:1-8) dan catatlah apa yang dapat kita pelajari tentang pelayanan Kristen melalui cara orang-orang ini melayani Daud.

3. Apa yang dapat kita pelajari tentang kegagalan
Dosa Daud dengan mengadakan sensus menunjukkan kepada kita bahwa kita harus selalu waspada godaan. Pelajarilah insiden itu (1Ta 21:1-22) dan lihatlah bagaimana Daud telah melakukan suatu kesalahan; bagaimana Daud menanggung segala akibatnya; pelajaran apa yang didapat oleh Daud, dan apa reaksinya, serta bagaimana pada akhirnya segala sesuatu berjalan dengan baik.

4. Apa yang dapat kita pelajari mengenai pembangunan
Orang Kristen dewasa ini sangat menekankan masalah pembangunan. Pelajarilah penolakan Allah untuk mengizinkan Daud membangun Rumah Tuhan (1Ta 17:3-15) dan persiapan yang dilakukan oleh Daud untuk Rumah Tuhan (1Ta 22:2-19). Sebutkan bahaya yang menyangkut pembangunan dan prinsip-prinsip apa yang dapat diungkapkan dari masalah itu?

5. Apa yang dapat kita pelajari mengenai pemilihan
Tema utama dari 1 Tawarikh ialah bahwa Allah memilih Daud dan keluarganya untuk memerintah Israel di Yerusalem (1Ta 16:13; 28:4-6,10; 29:1). Mengapa fakta ini ditekankan di sini, dan apa tujuan praktis dari doktrin mengenai pemilihan?

6. Apa yang dapat kita pelajari mengenai memberi
Prinsip apa yang diajarkan berkenaan dengan memberi bagi pekerjaan Allah (1Ta 29:3-5)? Telusurilah pengajaran dalam Perjanjian Baru (1Ko 16:1,2; 2Korintus 8 dan 2Ko 9) dan tulislah prinsip-prinsip lain yang Anda temukan disitu.

Sekalipun asal-usul dan sudut pandangan 1 dan 2 Tawarikh itu bersifat pasca-pembuangan, kitab ini berisi pandangan sekilas sejarah PL dari Adam hingga ketetapan Koresy (sekitar 538 SM), ketika orang Yahudi diizinkan kembali ke negara mereka dari tempat pembuangan di Babel dan Persia. 1 Tawarikh disusun sekitar dua pokok pembahasan: sejarah keturunan Israel (pasal 1-9; 1Taw 1:1--9:44) dan masa pemerintahan Raja Daud (pasal 10-29; 1Taw 10:1--29:30).

1. (1) Pasal 1-9 (1Taw 1:1--9:44) menelusuri sejarah penebusan Israel yang unik dari Adam hingga Abraham sampai Daud dan pembuangan di Babel. Suku Yehuda ditempatkan pertama di antara kedua belas anak Yakub karena rumah Daud, bait suci, dan Mesias semuanya berasal dari Yehuda. Daftar-daftar keturunan mengungkapkan bagaimana Allah memilih dan memelihara suatu kaum sisa untuk diri-Nya sejak awal sejarah manusia hingga awal zaman pasca-pembuangan. Perspektif keimaman kitab ini jelas karena keluarga imam dan suku Lewi memperoleh perhatian khusus.
2. (2) Pasal 10-29 (1Taw 10:1--29:30) menceritakan masa pemerintahan Daud. Para pahlawan Daud (pasal 11-12; 1Taw 11:1--12:40) dan kemenangan- kemenangannya yang luar biasa (pasal 14, 18-20; 1Taw 14:1-17; 1Taw 18:1--20:8) dipuji. Juga, suku Lewi, para imam, dan pemusik pada masa pemerintahannya disoroti (pasal 23-26; 1Taw 23:1--26:32). Penulis menekankan bagaimana Daud membawa kembali tabut perjanjian dan penetapan Yerusalem sebagai pusat ibadah Israel (pasal 13-16, 22, 28-29; 1Taw 13:1--16:43; 1Taw 22:1-19; 1Taw 28:1--29:30).

1 Tawarikh berbeda dengan 2 Samuel karena tidak menyebut dosa-dosa Daud yaitu perzinaan dan pembunuhan serta akibat-akibat tragis yang mengikutinya. Sebagai gantinya, 1 Tawarikh menyisipkan apa yang tidak disajikan 2 Samuel: persiapan Daud yang rajin dan teliti untuk pembangunan bait suci dan penetapan penyembahan Tuhan Allah. Di bawah pimpinan Roh Kudus, hal-hal yang tak dicantumkan dan yang ditambahkan dalam kitab ini direncanakan untuk memenuhi kebutuhan umat Allah dalam masyarakat pasca-pembuangan.

Lima ciri utama menandai 1 Tawarikh.

1. (1) Kitab ini kurang lebih mencakup kurun sejarah yang sama dengan 1 dan 2 Samuel.
2. (2) Silsilah-silsilahnya (pasal 1-9; 1Taw 1:1--9:44) menjadi daftar terpanjang dan paling lengkap dalam Alkitab. Karena dalam susunan asli Ibrani kitab-kitab PL, 1 dan 2 Tawarikh terletak paling akhir. Letaknya daftar keturunan ini tepat untuk memberikan inspirasi dan isi kepada silsilah Mesias pada permulaan PB.
3. (3) Kitab ini dengan jelas menguraikan kebangunan rohani dan pembaharuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari semua bentuk penyembahan ketika Daud membawa tabut perjanjian ke Yerusalem (pasal 15-16; 1Taw 15:1--16:43).
4. (4) Kitab ini menekankan perjanjian Allah dengan Daud (pasal 17; 1Taw 17:1-27) sebagai pusat pengharapan Israel akan Mesias yang dijanjikan.
5. (5) Pilihan atas peristiwa sejarahnya mencerminkan perspektif keimaman dari sang penulis yang diilhamkan mengenai penetapan kembali bait suci, hukum Taurat, dan keimaman dalam masyarakat Yerusalem pasca-pembuangan.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Daftar keturunan dari Adam hingga pembuangan Babel, termasuk raja-raja keturunan Daud dan keturunan mereka (pasal 3-4; 1Taw 3:1--4:43), memberikan data yang diperlukan bagi silsilah PB dari Yesus Mesias dalam Matius (Mat 1:1-17) dan Yesus, Anak Allah dalam Lukas (Luk 3:23-28). Gambaran mengenai Daud dalam 1 Tawarikh, duduk di takhta Tuhan dan memerintah kerajaannya (1Taw 17:14), melambangkan kedatangan Mesias, "Anak Daud", Yesus Kristus.

Keandalan Sejarah Tawarikh

Para pengritik yang tidak bertanggung jawab memandang Tawarikh sebagai sejarah isapan jempol atau yang diputarbalikkan, yang pada umumnya kurang dapat diandalkan dibandingkan dengan Samuel dan Raja-Raja. Harus diakui bahwa Tawarikh merupakan sejarah yang sangat selektif; akan tetapi, tidak benar bahwa itu isapan jempol atau tidak dapat diandalkan. Memang benar Tawarikh menekankan sisi terang sejarah Yahudi; tidak benar bahwa kegagalan-kegagalannya disangkal (mis. 1Taw 21:30). Ketika tidak mencantumkan sejarah yang dicatat oleh Samuel dan Raja-Raja, penulis Tawarikh menganggap bahwa para pembacanya mempunyai pengetahuan tentang kedua kitab ini. Hukuman-hukuman kenabian dari Samuel dan Raja-Raja, serta pengharapan-pengharapan keimaman dari Tawarikh, keduanya benar dan sangat diperlukan. Banyak pernyataan sejarah yang hanya terdapat dalam 1 Tawarikh telah terbukti dapat diandalkan oleh penemuan-penemuan arkeologis; tidak ada yang tidak dapat dipertahankan. Juga, keahlian yang teliti telah memberikan penjelasan-penjelasan yang dapat diterima mengenai masalah angka-angka yang besar dalam Tawarikh. Tawarikh berdiri sebagai bagian penting yang dapat diandalkan dari keseluruhan catatan perjanjian yang lama yang diilhamkan oleh Allah.

Utusan/Pembawa pesan Daud diperlakukan dengan hina

Perang bani Amon-orang Aram.

19:1 Para utusan Daud, yang dikirim untuk menghibur Hanun, anak Nahas, diperlakukan dengan keji.
19:6 Orang Amon, diperkuat oleh orang Aram, dikalahkan oleh Yoab dan Abisai.
19:16 Sofakh, yang memberikan pesediaan kepada orang Aram, dibunuh oleh Daud.

Daud berperang melawan bani Amon dan orang Aram (19:1-19)

Allah, Daud, Yoab, Abisai, Hanun, Sofakh, Hadadezer.

Abisai, Allah, Amon, Aram, Aram-Maakha, Aram-Zoba, Daud, Efrat, Hadadezer, Hanun, Israel, Maakha, Medeba, Nahas, Sofakh, TUHAN, Yerikho, Yerusalem, Yoab, Yordan

Mereka yang merancangkan hal buruk sendiri cenderung cemburu dan menduga yang buruk dari orang lain tanpa sebab, namun hati yang demikian pertanda kehancuran. Yang benar akan menang pada akhirnya.

ay. 19. Kiranya mereka yang dalam kesia-siaan menentang Kristus menjadi bijaksana dan berpihak kepada-Nya dengan segera sementara mereka sedang di tengah jalan.

Dalam pasal 19 dari Kitab 1 Tawarikh, menceritakan tentang Daud yang ingin menunjukkan kebaikan kepada Hanun, anak Nahas, raja keturunan Amon. Namun, pemuka-pemuka keturunan Amon memfitnah Daud dan menghina utusan-utusannya. Akibatnya, Daud mengirim tentara untuk melawan keturunan Amon dan orang Aram yang mereka sewa. Dalam pertempuran itu, Daud dan tentaranya berhasil mengalahkan orang Aram dan keturunan Amon, dan mereka akhirnya membuat perjanjian damai dengan Daud. Setelah itu, orang Aram tidak lagi membantu keturunan Amon.

Latar belakang dari pasal ke-19 dalam Kitab 1 Tawarikh adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Kitab 1 Tawarikh adalah bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini ditulis oleh Ezra, seorang imam dan ahli sejarah, pada sekitar abad ke-5 SM. Kitab ini berfungsi sebagai catatan sejarah keluarga dan keturunan bangsa Israel, serta sejarah kerajaan Israel dan Yehuda.

Konteks Budaya:
Pada masa itu, bangsa Israel telah membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu Kerajaan Israel di utara dan Kerajaan Yehuda di selatan. Pasal 19 berfokus pada hubungan antara raja Ammon, Nahas, dengan raja Yehuda, Daud. Budaya pada masa itu sangat dipengaruhi oleh sistem kerajaan dan perang antara kerajaan-kerajaan di sekitarnya.

Konteks Literatur:
Kitab 1 Tawarikh adalah bagian dari kumpulan tulisan sejarah dalam Alkitab. Tulisan ini menggunakan gaya naratif dan genealogi untuk mencatat sejarah keluarga dan keturunan bangsa Israel, serta sejarah kerajaan Israel dan Yehuda.

Konteks Teologis:
Kitab 1 Tawarikh menekankan pentingnya mematuhi perintah Allah dan menjaga kesetiaan kepada-Nya. Kitab ini juga menyoroti pentingnya memilih pemimpin yang saleh dan taat kepada Allah.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama pada pasal 18, dicatat bahwa Daud telah memperoleh kemenangan besar dalam peperangan dan telah memperluas kerajaannya. Daud juga mendirikan administrasi kerajaan yang kuat dan memperoleh banyak harta dari penaklukan-penaklukan tersebut.

Demikianlah latar belakang singkat dari pasal ke-19 dalam Kitab 1 Tawarikh.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 19:

1. Kematian Nahas, raja keturunan Amon (1 Tawarikh 19:1)
2. Daud mengirim utusan untuk menghibur Hanun, anak Nahas (1 Tawarikh 19:2)
3. Pemuka-pemuka keturunan Amon memfitnah Daud (1 Tawarikh 19:3-4)
4. Hanun mencukur janggut pegawai-pegawai Daud dan mengusir mereka (1 Tawarikh 19:4-5)
5. Daud mengutus orang untuk menemui pegawai-pegawai yang malu (1 Tawarikh 19:6-7)
6. Orang Amon menyewa pasukan untuk berperang melawan Daud (1 Tawarikh 19:6-7)
7. Daud mengirim Yoab dan tentara pahlawannya untuk melawan orang Amon (1 Tawarikh 19:8-9)
8. Pertempuran antara tentara Israel dan orang Amon (1 Tawarikh 19:10-15)
9. Orang Aram ikut campur dalam pertempuran (1 Tawarikh 19:16-17)
10. Daud mengalahkan orang Aram dan membuat perjanjian damai dengan mereka (1 Tawarikh 19:18-19)

Catatan: Penjelasan singkat ini hanya memberikan gambaran umum tentang topik-topik penting dalam pasal ini. Untuk pemahaman yang lebih mendalam, disarankan untuk membaca seluruh pasal 19 Kitab 1 Tawarikh.

Orang-orang:
- Nahas: Raja keturunan Amon yang telah meninggal.
- Hanun: Anak Nahas yang menjadi pengganti raja.
- Daud: Raja Israel yang mengirim utusan untuk menghibur Hanun.
- Pegawai-pegawai Daud: Utusan yang dikirim oleh Daud untuk menghibur Hanun.
- Pemuka-pemuka keturunan Amon: Orang-orang yang memberitahu Hanun bahwa pegawai-pegawai Daud datang untuk mengintai dan menghancurkan negeri mereka.
- Orang-orang Amon: Penduduk keturunan Amon yang berkumpul dan datang untuk berperang.
- Yoab: Jenderal tentara Israel yang dipimpin oleh Daud.
- Abisai: Adik Yoab yang memimpin pasukan lainnya.
- Raja-raja: Raja-raja yang datang untuk membantu keturunan Amon.

Lokasi:- Negeri keturunan Amon: Negeri tempat tinggal keturunan Amon.
- Yerikho: Kota di mana Yoab dan tentara Israel tinggal sementara janggut mereka tumbuh kembali.
- Aram-Mesopotamia: Tempat di mana keturunan Amon menyewa kereta dan pasukan berkuda.
- Aram-Maakha: Tempat di mana keturunan Amon menyewa kereta dan pasukan berkuda.
- Zoba: Tempat di mana keturunan Amon menyewa kereta dan pasukan berkuda.
- Medeba: Tempat di mana raja negeri Maakha dan tentaranya berkemah.
- Kota-kota: Kota-kota tempat orang-orang Amon berkumpul sebelum datang untuk berperang.
- Tanah terbuka: Tempat di mana raja-raja yang datang berada terpisah.
- Yerusalem: Kota di mana Yoab kembali setelah pertempuran.
- Sungai Efrat: Sungai di seberangnya orang Aram dipanggil oleh utusan-utusan mereka.
- Sungai Yordan: Sungai yang Daud dan orang Israel menyeberangi untuk menghadapi orang Aram.

Kata kunci dalam Kitab "1 Tawarikh" pasal 19 adalah sebagai berikut:

1. Nahas: Raja keturunan Amon yang meninggal dan digantikan oleh anaknya.
2. Daud: Raja Israel yang ingin menunjukkan kebaikan kepada Hanun, anak Nahas.
3. Hanun: Anak Nahas yang diberi penghiburan oleh Daud, tetapi malah menghina utusan Daud.
4. Utusan: Pegawai-pegawai Daud yang dikirim untuk menghibur Hanun.
5. Pemuka-pemuka keturunan Amon: Orang-orang yang mempengaruhi Hanun untuk menghina utusan Daud.
6. Yoab: Panglima tentara Daud yang dipimpinnya untuk melawan keturunan Amon dan orang Aram.
7. Aram-Mesopotamia, Aram-Maakha, dan Zoba: Tempat asal pasukan yang disewa oleh orang Amon untuk melawan Daud.
8. Medeba: Tempat perkemahan pasukan dari negeri Maakha.
9. Abisai: Adik Yoab yang memimpin pasukan melawan keturunan Amon.
10. TUHAN: Daud memohon kepada Tuhan untuk memberikan kemenangan kepada mereka.
11. Sungai Efrat: Tempat di seberang sungai yang dihuni oleh orang Aram.
12. Sofakh: Panglima tentara Hadadezer yang dipimpin oleh orang Aram untuk melawan Daud.
13. Sungai Yordan: Sungai yang dilewati oleh Daud dan pasukannya untuk melawan orang Aram.
14. Hadadezer: Raja orang Aram yang hamba-hambanya membuat perjanjian damai dengan Daud setelah dikalahkan.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab 1 Tawarikh pasal 19:

1. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Daud dalam mengirim utusan untuk menghibur Hanun setelah kematian ayahnya? Bagaimana sikap Hanun dan pemuka-pemuka keturunan Amon terhadap utusan Daud?

2. Mengapa pemuka-pemuka keturunan Amon memutuskan untuk mencukur janggut pegawai-pegawai Daud dan memotong pakaian mereka? Apa pesan yang ingin mereka sampaikan dengan tindakan ini?

3. Bagaimana Daud merespons perlakuan tersebut terhadap pegawai-pegawai Daud? Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Daud dalam menghadapi penghinaan dan penolakan?

4. Mengapa orang Amon memutuskan untuk menyewa kereta dan pasukan berkuda dari Aram-Mesopotamia, Aram-Maakha, dan Zoba? Apa yang ingin mereka capai dengan melakukan ini?

5. Bagaimana Daud merespons ancaman dari orang Amon dan pasukan yang disewa oleh mereka? Apa yang dapat kita pelajari dari strategi perang yang digunakan oleh Yoab dan Abisai?

6. Apa yang dapat kita pelajari dari akhir cerita ini, di mana orang Aram membuat perjanjian damai dengan Daud dan menjadi hambanya? Bagaimana Daud menunjukkan kebijaksanaan dan kekuasaannya dalam menghadapi musuh-musuhnya?

7. Bagaimana kisah ini menggambarkan karakter Daud sebagai seorang pemimpin dan prajurit? Apa yang dapat kita pelajari dari sikap dan tindakan Daud dalam menghadapi tantangan dan konflik?

8. Bagaimana kisah ini menggambarkan pentingnya memiliki keberanian dan kekuatan dalam menghadapi musuh-musuh kita? Bagaimana kita dapat mengaplikasikan prinsip ini dalam kehidupan kita sehari-hari?

9. Apa pesan moral atau spiritual yang dapat kita ambil dari kisah ini? Bagaimana kisah ini mengajarkan kita tentang kebaikan dan keadilan Allah?

10. Bagaimana kisah ini menggambarkan hubungan antara Daud dan Allah? Bagaimana keberhasilan Daud dalam pertempuran ini dapat dikaitkan dengan dukungan dan perlindungan Allah?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda untuk lebih memahami dan merenungkan kisah dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 19.

Dari pasal 19 Kitab 1 Tawarikh, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Menunjukkan kebaikan kepada orang lain: Daud ingin menunjukkan kebaikan kepada Hanun, anak Nahas, karena ayahnya telah menunjukkan kebaikan kepadanya. Kita juga dapat menunjukkan kebaikan kepada orang lain sebagai bentuk kasih dan penghormatan.

2. Menghindari prasangka dan fitnah: Para pemuka keturunan Amon membuat prasangka terhadap Daud dan pegawainya, menganggap mereka datang untuk menghancurkan negeri mereka. Kita harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam prasangka dan fitnah terhadap orang lain.

3. Menghormati dan menghargai orang lain: Hanun mencukur janggut pegawai-pegawai Daud dan memotong pakaian mereka sebagai penghinaan. Kita harus menghormati dan menghargai orang lain, tidak melakukan tindakan yang merendahkan martabat mereka.

4. Mengakui kesalahan dan meminta maaf: Setelah menyadari kesalahannya, Hanun dan orang Amon mengirim utusan dan membuat perjanjian damai dengan Daud. Kita juga harus memiliki sikap rendah hati untuk mengakui kesalahan kita dan meminta maaf kepada orang yang telah kita sakiti.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Doa untuk kebijaksanaan dalam menunjukkan kebaikan kepada orang lain.
2. Doa untuk menghindari prasangka dan fitnah dalam pikiran dan ucapan kita.
3. Doa untuk kemampuan menghormati dan menghargai orang lain, terlepas dari perbedaan dan konflik yang mungkin ada.
4. Doa untuk keberanian mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada orang yang telah kita sakiti.
5. Doa untuk damai dan rekonsiliasi antara individu atau kelompok yang terlibat dalam konflik.

Semoga kita dapat belajar dari pasal ini dan menerapkannya dalam hidup kita sehari-hari.