Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Absalom dalam pasal ini? Bagaimana sikapnya mempengaruhi orang-orang Israel?
2. Bagaimana reaksi Daud terhadap pemberontakan Absalom? Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Daud dalam menghadapi situasi sulit ini?
3. Apa yang dapat kita pelajari dari kesetiaan Itai, orang Gat, kepada Daud? Bagaimana kesetiaan ini dapat menjadi teladan bagi kita sebagai orang percaya?
Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana kita dapat mengidentifikasi tanda-tanda pemberontakan atau pengkhianatan dalam kehidupan sehari-hari? Bagaimana kita dapat menghadapinya dengan bijaksana?
2. Bagaimana kita dapat mempraktikkan keadilan dan kebijaksanaan dalam memutuskan perkara atau masalah hukum, seperti yang dijanjikan oleh Absalom? Apa yang dapat kita pelajari dari contoh ini dalam konteks kehidupan kita saat ini?
3. Bagaimana kita dapat memperkuat iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan dalam menghadapi situasi sulit atau pemberontakan seperti yang dialami oleh Daud? Apa yang dapat kita pelajari dari contoh Daud dalam menghadapi cobaan ini?
Hal menarik terkait Kitab 2 Samuel pasal 15:
1. Pasal ini menggambarkan pemberontakan Absalom terhadap ayahnya, Daud, dan bagaimana ia berhasil mencuri hati orang-orang Israel untuk mendukungnya.
2. Absalom menggunakan strategi politik yang cerdik dengan menempatkan dirinya sebagai hakim yang adil dan memenangkan simpati orang-orang yang memiliki perkara atau masalah hukum.
3. Daud, sebagai raja yang dihadapkan pada pemberontakan ini, harus melarikan diri dari Yerusalem dan meninggalkan sepuluh orang gundiknya untuk menjaga istana.
4. Pasal ini juga menyoroti kesetiaan Itai, orang Gat, kepada Daud, yang bersedia mengikutinya ke mana pun ia pergi, bahkan jika itu berarti menjadi orang asing dan buangan dari tempat asalnya.
5. Dalam situasi sulit ini, Daud tetap mempercayakan nasibnya kepada Tuhan dan berdoa agar nasihat Ahitofel, penasihat Absalom, dapat digagalkan.