Dalam Kisah Para Rasul pasal 7, Stefanus memberikan pembelaan di hadapan Mahkamah Agama dengan menceritakan sejarah bangsa Israel, dimulai dari Abraham yang dipanggil Allah untuk meninggalkan negerinya dan menerima janji tanah yang akan diberikan kepada keturunannya. Ia melanjutkan dengan kisah Yusuf yang dijual oleh saudara-saudaranya dan kemudian menjadi penguasa di Mesir, serta bagaimana Musa dipilih oleh Allah untuk memimpin umat Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Stefanus menekankan bahwa nenek moyang mereka sering menolak dan menganiaya para nabi yang diutus Allah.

Stefanus mengakhiri pidatonya dengan menuduh anggota Mahkamah Agama sebagai orang-orang yang keras kepala dan tidak taat kepada Allah, yang telah membunuh Yesus, Sang Mesias. Ketika mereka mendengar perkataan ini, mereka sangat marah dan menyerang Stefanus. Dalam keadaan terdesak, Stefanus melihat kemuliaan Allah dan berdoa agar Tuhan menerima roh-nya serta memohon pengampunan bagi para penyerangnya. Dengan demikian, ia menjadi martir pertama dalam sejarah gereja Kristen.

Berikut adalah latar belakang dari Kisah Para Rasul pasal 7, serta konteks historis, budaya, literatur, dan teologisnya, serta ringkasan dari ayat-ayat sebelumnya.

Latar Belakang Pasal 7 Kisah Para Rasul

1. Konteks Historis:

   • Pasal 7 mencatat pidato Stefanus, seorang diaken yang pertama dan martir Kristen. Ia dihadapkan pada pengadilan oleh Sanhedrin (dewan agama Yahudi) karena dituduh menghujat Allah dan menghina Bait Allah.
   • Ini terjadi pada awal perkembangan gereja Kristen di Yerusalem, sekitar tahun 30-33 M, ketika gereja masih dalam tahap awal dan menghadapi penentangan dari otoritas Yahudi.

2. Konteks Budaya:

   • Pada masa itu, masyarakat Yahudi sangat menghargai tradisi dan hukum Taurat. Stefanus, yang berasal dari latar belakang Hellenis (Yahudi yang berbicara bahasa Yunani), berusaha menjelaskan bagaimana Yesus memenuhi janji-janji dalam Perjanjian Lama.
   • Ada ketegangan antara orang Yahudi yang mengikuti Yesus dan mereka yang menolak-Nya, yang menciptakan suasana konflik.

3. Konteks Literatur:

   • Kisah Para Rasul ditulis oleh Lukas, yang juga penulis Injil Lukas. Tujuannya adalah untuk memberikan catatan yang akurat tentang perkembangan gereja awal dan penyebaran Injil.
   • Pidato Stefanus dalam pasal ini berfungsi sebagai puncak dari argumen yang diajukan oleh para pengikut Yesus, serta sebagai pengantar untuk kemartiran Stefanus.

4. Konteks Teologis:

   • Pidato Stefanus menekankan bahwa Allah tidak terikat pada tempat tertentu (seperti Bait Allah di Yerusalem) dan bahwa Dia telah bekerja melalui sejarah Israel, meskipun banyak nabi dan utusan-Nya ditolak.
   • Ini menunjukkan bahwa keselamatan melalui Yesus Kristus adalah untuk semua orang, bukan hanya untuk orang Yahudi.

Apa yang Terjadi dalam Ayat-Ayat Sebelumnya

Sebelum pasal 7, dalam Kisah Para Rasul pasal 6, kita melihat bahwa Stefanus dipilih sebagai salah satu diaken untuk melayani jemaat. Ia melakukan banyak mukjizat dan tanda-tanda, yang menarik perhatian dan menyebabkan konflik dengan beberapa orang dari sinagoga. Mereka kemudian membawa Stefanus ke hadapan Sanhedrin dengan tuduhan menghujat.

Kesimpulan

Pasal 7 dari Kisah Para Rasul adalah momen penting yang menunjukkan keberanian iman Stefanus dan penjelasan teologis yang mendalam tentang sejarah keselamatan. Pidatonya berfungsi untuk menegaskan bahwa Yesus adalah penggenapan dari janji Allah, meskipun ia harus membayar harga tertinggi untuk keyakinannya.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab "Kisah Para Rasul" pasal 7 beserta penjelasan singkat dan referensi ayatnya:

• Panggilan Abraham
  Menjelaskan bagaimana Allah memanggil Abraham untuk meninggalkan negerinya dan menjanjikan tanah kepada keturunannya. (Kisah Para Rasul 7:2-5)

• Perjanjian Sunat
  Menyebutkan perjanjian sunat yang diberikan kepada Abraham dan kelahiran Ishak sebagai bagian dari rencana Allah. (Kisah Para Rasul 7:8)

• Penjualan Yusuf
  Menggambarkan bagaimana iri hati menyebabkan saudara-saudara Yusuf menjualnya ke Mesir, tetapi Allah menyertai Yusuf dan memberinya posisi tinggi. (Kisah Para Rasul 7:9-10)

• Kedatangan Yakub ke Mesir
  Menceritakan bagaimana Yakub dan keluarganya pindah ke Mesir untuk mencari makanan selama kelaparan. (Kisah Para Rasul 7:11-14)

• Kelahiran Musa
  Menyampaikan kisah kelahiran Musa dan bagaimana ia diselamatkan oleh putri Firaun. (Kisah Para Rasul 7:20-22)

• Musa sebagai Pemimpin
  Menjelaskan bagaimana Musa dipilih oleh Allah untuk memimpin umat Israel keluar dari Mesir, meskipun awalnya ditolak oleh bangsanya. (Kisah Para Rasul 7:25-29)

• Panggilan Musa di Sinai
  Menggambarkan pengalaman Musa ketika melihat semak duri yang menyala dan panggilan Allah untuk membebaskan umat-Nya. (Kisah Para Rasul 7:30-34)

• Penolakan terhadap Musa
  Menyatakan bagaimana nenek moyang Israel menolak Musa dan beralih kepada penyembahan berhala. (Kisah Para Rasul 7:39-41)

• Kemah Kesaksian
  Menjelaskan tentang Kemah Kesaksian yang diperintahkan Allah kepada Musa dan bagaimana itu menjadi simbol kehadiran Allah di tengah umat-Nya. (Kisah Para Rasul 7:44-47)

• Keras Kepala dan Penolakan
  Menggambarkan penolakan umat Israel terhadap nabi-nabi dan bagaimana mereka membunuh Yesus, yang merupakan Orang Benar. (Kisah Para Rasul 7:51-52)

• Penglihatan Stefanus
  Menyampaikan pengalaman Stefanus melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah sebelum ia dibunuh. (Kisah Para Rasul 7:55-56)

• Doa Pengampunan Stefanus
  Menekankan sikap pengampunan Stefanus terhadap para penyerangnya, mencerminkan ajaran Yesus tentang mengampuni. (Kisah Para Rasul 7:60)

Topik-topik ini mencerminkan tema besar tentang panggilan Allah, penolakan umat-Nya, dan kesetiaan Allah dalam sejarah keselamatan.

Nama Orang

• Stefanus: Tokoh yang berbicara di hadapan Mahkamah Agama.
• Imam Besar: Penanya yang mengawali dialog dengan Stefanus.
• Abraham: Bapa leluhur yang dipanggil oleh Allah.
• Ishak: Anak Abraham.
• Yakub: Anak Ishak, juga dikenal sebagai Israel.
• Yusuf: Anak Yakub yang dijual ke Mesir oleh saudara-saudaranya.
• Firaun: Raja Mesir yang mengangkat Yusuf dan kemudian menganiaya bangsa Israel.
• Musa: Pemimpin yang diutus Allah untuk membebaskan bangsa Israel dari Mesir.
• Harun: Saudara Musa yang juga terlibat dalam kepemimpinan bangsa Israel.
• Yosua: Pemimpin yang membawa bangsa Israel masuk ke tanah yang dijanjikan.
• Daud: Raja Israel yang ingin membangun tempat kediaman bagi Allah.
• Salomo: Anak Daud yang membangun rumah untuk Allah.
• Saulus: Muda yang menyaksikan kematian Stefanus.

Nama Lokasi

• Mesopotamia: Tempat di mana Allah menampakkan diri kepada Abraham.
• Haran: Tempat tinggal Abraham setelah meninggalkan Mesopotamia.
• Tanah Kasdim: Tempat asal Abraham sebelum ia dipanggil oleh Allah.
• Tanah Mesir: Tempat di mana Yusuf dijual dan di mana bangsa Israel diperbudak.
• Tanah Kanaan: Tanah yang dijanjikan kepada Abraham dan keturunannya.
• Sikhem: Tempat di mana mayat nenek moyang dipindahkan dan kuburan yang dibeli Abraham.
• Tanah Midian: Tempat di mana Musa melarikan diri dan memperanakkan anak-anaknya.
• Gunung Sinai: Tempat di mana Musa menerima wahyu dari Allah.
• Babel: Tempat pembuangan yang disebutkan dalam konteks penganiayaan bangsa Israel.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dari Kitab "Kisah Para Rasul" pasal 7:

1. Stefanus

   • Tokoh utama yang memberikan pembelaan dan kesaksian tentang sejarah Israel.

2. Imam Besar

   • Otoritas agama yang menanyakan Stefanus tentang tuduhan terhadapnya.

3. Abraham

   • Bapa leluhur yang dipanggil Allah untuk keluar dari Mesopotamia dan menerima janji tanah.

4. Perjanjian Sunat

   • Tanda perjanjian antara Allah dan Abraham, yang dilanjutkan kepada keturunannya.

5. Yusuf

   • Dianiaya oleh saudara-saudaranya, tetapi diangkat menjadi kuasa di Mesir.

6. Musa

   • Pemimpin yang diutus Allah untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.

7. Penyelamatan

   • Tema sentral yang menunjukkan bagaimana Allah menyelamatkan umat-Nya melalui berbagai peristiwa.

8. Penganiayaan

   • Pengalaman yang dialami nenek moyang Israel, termasuk penolakan terhadap Musa.

9. Kemah Kesaksian

   • Simbol kehadiran Allah di tengah umat-Nya di padang gurun.

10. Nabi

    • Referensi kepada nabi-nabi yang diutus Allah, termasuk nubuat tentang kedatangan Yesus.

11. Roh Kudus

    • Ditegaskan sebagai penuntun yang ditentang oleh nenek moyang Israel.

12. Kesaksian

    • Stefanus memberikan kesaksian yang kuat tentang sejarah dan penolakan bangsa Israel terhadap Allah.

13. Penghukuman

    • Peringatan tentang konsekuensi dari penolakan terhadap pesan Allah.

14. Kemuliaan Allah

    • Penglihatan Stefanus tentang kemuliaan Allah dan Yesus di sebelah kanan-Nya.

15. Pengorbanan

    • Stefanus berdoa untuk pengampunan bagi mereka yang melemparinya, menunjukkan sikap kasih.

Kata kunci ini mencerminkan tema-tema penting dalam pasal ini, termasuk sejarah keselamatan, penolakan, dan penglihatan akan kemuliaan Allah.

Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda menggali lebih dalam mengenai Kisah Para Rasul pasal 7:

Pertanyaan Refleksi

1. Panggilan Abraham: Apa makna dari panggilan Allah kepada Abraham untuk meninggalkan negerinya? Bagaimana hal ini dapat diterapkan dalam hidup kita saat ini ketika kita dihadapkan pada keputusan yang sulit?

2. Kesetiaan Allah: Dalam pasal ini, kita melihat janji Allah kepada Abraham dan bagaimana janji itu terwujud meskipun ada tantangan. Bagaimana kita dapat mengingat dan mempercayai janji-janji Allah dalam hidup kita?

3. Peran Yusuf: Yusuf mengalami banyak penderitaan sebelum diangkat menjadi kuasa di Mesir. Apa yang bisa kita pelajari dari perjalanan hidup Yusuf tentang kesabaran dan kepercayaan kepada Tuhan dalam masa-masa sulit?

4. Musa dan Penolakan: Ketika Musa berusaha untuk menyelamatkan orang Israel, ia ditolak oleh saudara-saudaranya. Apa yang bisa kita pelajari tentang bagaimana kita merespons panggilan Tuhan dalam hidup kita, terutama ketika orang lain tidak mendukung kita?

5. Penyembahan Berhala: Mengapa nenek moyang Israel memilih untuk menyembah anak lembu emas? Apa yang bisa kita pelajari tentang kecenderungan manusia untuk berpaling dari Tuhan dan bagaimana kita dapat menghindari hal tersebut dalam hidup kita?

6. Kesaksian Stefanus: Apa yang membuat kesaksian Stefanus begitu kuat dan berani? Bagaimana kita dapat meneladani keberanian dan iman Stefanus dalam berbagi iman kita?

Pertanyaan Diskusi

1. Perbandingan dengan Perjanjian Lama: Bagaimana kisah dalam pasal ini mencerminkan tema-tema yang ada dalam Perjanjian Lama? Apa relevansinya bagi pembaca masa kini?

2. Tanggapan Terhadap Penolakan: Bagaimana seharusnya kita merespons ketika kita ditolak atau tidak dipahami oleh orang-orang di sekitar kita, seperti yang dialami oleh Musa dan Stefanus?

3. Peran Roh Kudus: Dalam konteks pasal ini, bagaimana peran Roh Kudus terlihat dalam kehidupan Stefanus? Apa yang bisa kita pelajari tentang pentingnya kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita sehari-hari?

4. Kepemimpinan dan Tanggung Jawab: Apa yang dapat kita pelajari tentang kepemimpinan dari contoh Musa dan Stefanus? Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip-prinsip ini dalam konteks kepemimpinan kita sendiri?

5. Relevansi Kesaksian: Mengapa kesaksian Stefanus tentang sejarah Israel sangat penting bagi pendengar pada waktu itu? Bagaimana kita dapat menggunakan kesaksian kita untuk menjangkau orang lain di zaman sekarang?

6. Pengampunan: Apa yang bisa kita pelajari dari doa pengampunan Stefanus untuk mereka yang melemparinya? Bagaimana sikap pengampunan ini dapat diterapkan dalam hubungan kita dengan orang lain?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam dan merenungkan isi dari Kisah Para Rasul pasal 7!

Pasal 7 dari Kitab Kisah Para Rasul adalah pidato Stefanus yang sangat penting, di mana ia menjelaskan sejarah bangsa Israel dan menekankan penolakan mereka terhadap Allah dan para utusan-Nya. Berikut adalah beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari pasal ini dan cara menerapkannya dalam hidup kita:

Pelajaran dan Penerapan

1. Kesetiaan kepada Panggilan Allah:

   • Pelajaran: Abraham dipanggil untuk meninggalkan negerinya dan mengikuti rencana Allah, meskipun ia tidak tahu ke mana ia akan pergi.
   • Penerapan: Kita juga dipanggil untuk mengikuti rencana Allah dalam hidup kita, meskipun terkadang kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Kita perlu memiliki iman dan kepercayaan kepada-Nya.

2. Pentingnya Mengingat Sejarah:

   • Pelajaran: Stefanus mengingatkan orang-orang Israel tentang sejarah mereka dan bagaimana Allah selalu setia kepada janji-Nya.
   • Penerapan: Kita perlu mengingat dan belajar dari sejarah hidup kita dan pengalaman iman kita. Ini membantu kita untuk tetap bersyukur dan percaya pada Allah.

3. Menanggapi Penolakan dengan Kasih:

   • Pelajaran: Meskipun ditolak dan diancam, Stefanus tetap berdoa untuk musuh-musuhnya.
   • Penerapan: Ketika kita menghadapi penolakan atau penganiayaan, kita harus belajar untuk mengasihi dan mendoakan mereka yang menyakiti kita.

4. Ketaatan kepada Allah:

   • Pelajaran: Nenek moyang Israel sering kali menolak perintah Allah dan berbalik dari-Nya.
   • Penerapan: Kita harus berusaha untuk taat kepada firman Allah dan tidak membiarkan diri kita terpengaruh oleh dunia di sekitar kita.

5. Melihat Kemuliaan Allah:

   • Pelajaran: Stefanus melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan-Nya.
   • Penerapan: Kita perlu mencari dan mengingat kemuliaan Allah dalam hidup kita, baik dalam saat-saat baik maupun sulit.

Doa Terkait Pasal 7

1. Doa untuk Kesetiaan: "Tuhan, ajar aku untuk setia kepada panggilan-Mu dalam hidupku. Berikan aku iman untuk mengikuti rencana-Mu, meskipun aku tidak tahu ke mana Engkau membawaku. Amin."

2. Doa untuk Mengingat Sejarah: "Ya Allah, bantu aku untuk selalu mengingat kasih setia-Mu dalam hidupku. Ajar aku untuk belajar dari pengalaman masa lalu dan bersyukur atas setiap berkat yang Engkau berikan. Amin."

3. Doa untuk Mengasihi Musuh: "Tuhan Yesus, ketika aku menghadapi penolakan atau penganiayaan, ajar aku untuk mengasihi dan mendoakan mereka yang menyakitiku. Berikan aku hati yang penuh kasih seperti yang Engkau tunjukkan. Amin."

4. Doa untuk Ketaatan: "Ya Bapa, aku berdoa agar Engkau memberi aku kekuatan untuk taat kepada firman-Mu. Jauhkan aku dari pengaruh dunia yang dapat menjauhkan aku dari-Mu. Amin."

5. Doa untuk Melihat Kemuliaan Allah: "Tuhan, bukalah mataku untuk melihat kemuliaan-Mu dalam hidupku. Biarkan aku selalu mengingat kehadiran-Mu dan bersyukur atas segala yang Engkau lakukan. Amin."

Semoga pelajaran dan doa ini dapat membantu Anda dalam memperdalam iman dan hubungan Anda dengan Allah.

Berikut adalah analisis menggunakan model 5W+2H dari Kitab "Kisah Para Rasul" pasal 7:

1. What (Apa)

• Isi Pasal: Pasal ini berisi pidato Stefanus di hadapan Mahkamah Agama, di mana ia menjelaskan sejarah bangsa Israel, mulai dari Abraham hingga Musa, dan menekankan penolakan bangsa Israel terhadap para nabi dan Allah. Ia juga mengungkapkan penglihatan tentang kemuliaan Allah dan Yesus sebelum ia dibunuh.

2. Who (Siapa)

• Tokoh Utama:
  • Stefanus: Seorang diaken yang penuh dengan Roh Kudus dan menjadi saksi bagi iman Kristen.
  • Imam Besar: Yang menanyakan Stefanus tentang tuduhan terhadapnya.
  • Musa: Tokoh penting dalam sejarah Israel yang disebutkan dalam pidato Stefanus.
  • Saulus: Seorang muda yang menyaksikan kematian Stefanus dan menyetujui tindakan tersebut.

3. Where (Di mana)

• Lokasi:
  • Mahkamah Agama di Yerusalem: Tempat di mana Stefanus memberikan pidatonya.
  • Tanah Mesir dan Padang Gurun: Tempat yang disebutkan dalam sejarah bangsa Israel yang diceritakan oleh Stefanus.

4. When (Kapan)

• Waktu:
  • Zaman Perjanjian Baru: Pidato ini terjadi setelah kebangkitan Yesus dan saat gereja mula-mula sedang berkembang.
  • Kira-kira 30-40 tahun setelah kebangkitan Yesus: Saat Stefanus diadili dan dibunuh.

5. Why (Mengapa)

• Alasan Pidato:
  • Stefanus ingin menjelaskan bahwa penolakan terhadap Allah dan para nabi bukanlah hal baru, melainkan sudah terjadi sejak zaman nenek moyang mereka.
  • Ia ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah pemenuhan janji Allah dan bahwa mereka telah menolak-Nya.

6. How (Bagaimana)

• Cara Penyampaian:
  • Stefanus menggunakan narasi sejarah untuk membangun argumennya, mengaitkan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Israel dengan penolakan mereka terhadap Yesus.
  • Ia berbicara dengan penuh keberanian meskipun mengetahui konsekuensi yang akan dihadapinya.

7. How Much (Seberapa Banyak)

• Dampak:
  • Pidato Stefanus menyebabkan kemarahan anggota Mahkamah Agama, yang berujung pada kematiannya.
  • Meskipun ia dibunuh, kesaksian dan keberaniannya menjadi inspirasi bagi banyak orang Kristen awal dan berkontribusi pada penyebaran Injil.

Semoga analisis ini membantu Anda dalam menggali lebih dalam mengenai Kitab "Kisah Para Rasul" pasal 7!

Pasal 7 dari Kitab Kisah Para Rasul menceritakan pidato Stefanus di hadapan Imam Besar dan orang-orang Yahudi. Dalam pidatonya, Stefanus mengisahkan sejarah bangsa Israel mulai dari Abraham hingga Musa. Ia juga menegur orang-orang Yahudi karena mereka selalu menentang Roh Kudus dan telah membunuh nabi-nabi yang telah mengumumkan kedatangan Sang Kebenaran. Mendengar hal ini, orang-orang Yahudi marah dan menyerang Stefanus. Ia akhirnya mati sebagai martir, sambil memohon agar Tuhan tidak menuntut dosa ini kepada mereka.

Latar belakang dari pasal 7 dari Kitab Kisah Para Rasul terletak dalam konteks historis, budaya, literatur, dan teologisnya. Pasal ini berisi pidato Stefanus, seorang diakon gereja perdana yang diadili oleh Mahkamah Agama Yahudi karena tuduhan penistaan terhadap hukum Musa dan Bait Suci.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama pada pasal 6, kita melihat bahwa gereja perdana mengalami pertumbuhan yang pesat. Namun, terdapat ketegangan antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Ibrani dan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani dalam pelayanan gereja. Untuk mengatasi masalah ini, tujuh orang diakon dipilih, termasuk Stefanus, untuk mengurus pelayanan sosial dan memastikan keadilan dalam gereja.

Stefanus adalah seorang pria yang penuh iman dan penuh Roh Kudus. Ia melakukan mujizat dan memberitakan Injil dengan kuasa yang besar. Namun, hal ini menimbulkan kegelisahan di kalangan orang-orang Yahudi yang tidak setuju dengan ajaran Kristen.

Dalam pidatonya di pasal 7, Stefanus menguraikan sejarah keselamatan dari Abraham hingga kedatangan Yesus Kristus. Ia menunjukkan bagaimana Allah bekerja dalam sejarah Israel dan bagaimana bangsa itu sering kali menolak dan memberontak terhadap Allah. Pidato Stefanus ini mengungkapkan kebenaran yang tidak nyaman bagi para pemimpin Yahudi, sehingga mereka marah dan memutuskan untuk membunuhnya.

Secara teologis, pasal 7 menunjukkan bahwa Allah bekerja melalui sejarah dan memilih orang-orang tertentu untuk memenuhi rencana-Nya. Pidato Stefanus juga menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dan bahwa orang-orang Yahudi telah menolak-Nya, seperti halnya leluhur mereka telah menolak para nabi sebelumnya.

Dengan demikian, latar belakang pasal 7 dari Kitab Kisah Para Rasul mencakup konteks historis, budaya, literatur, dan teologisnya. Ayat-ayat sebelumnya menunjukkan pertumbuhan gereja perdana dan pemilihan Stefanus sebagai diakon. Pidato Stefanus dalam pasal 7 mengungkapkan sejarah keselamatan dan menegaskan kebenaran ajaran Kristen, yang akhirnya menyebabkan kemartiran Stefanus.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kisah Para Rasul pasal 7:

1. Janji Allah kepada Abraham (ayat 2-8) - Kisah ini menggambarkan bagaimana Allah menjanjikan tanah milik kepada Abraham dan keturunannya, meskipun Abraham belum memiliki anak. (Kejadian 12:1-3; Kejadian 15:7-21)

2. Kehidupan Yusuf di Mesir (ayat 9-16) - Kisah ini mengisahkan bagaimana Yusuf dijual ke Mesir oleh saudara-saudaranya, tetapi Allah menyertai dan menyelamatkannya dari penderitaan. (Kejadian 37-50)

3. Kelahiran dan panggilan Musa (ayat 17-34) - Kisah ini menceritakan kelahiran Musa, pengasuhannya di istana Firaun, dan panggilannya oleh Allah untuk memimpin umat Israel keluar dari perbudakan di Mesir. (Keluaran 2-4)

4. Penolakan dan penyembahan berhala oleh umat Israel (ayat 35-43) - Kisah ini menggambarkan bagaimana umat Israel menolak Musa sebagai pemimpin mereka dan kembali menyembah berhala, yang menyebabkan mereka dihukum oleh Allah. (Keluaran 32)

5. Kemartiran Stefanus (ayat 44-60) - Kisah ini menceritakan bagaimana Stefanus memberikan kesaksian tentang Yesus dan akhirnya dibunuh oleh orang-orang Yahudi yang marah. (Kisah Para Rasul 7:54-60)

6. Penglihatan Stefanus sebelum kematiannya (ayat 55-56) - Kisah ini menggambarkan bagaimana Stefanus melihat langit terbuka dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah sebelum ia mati. (Kisah Para Rasul 7:55-56)

7. Peran Saulus dalam kematian Stefanus (ayat 58) - Kisah ini menyebutkan bahwa para saksi mata melemparkan jubah mereka di kaki Saulus, yang kemudian menjadi penganiaya gereja sebelum bertobat dan menjadi Paulus. (Kisah Para Rasul 7:58)

Catatan: Ayat-ayat referensi yang diberikan hanya sebagai contoh dan tidak mencakup seluruh ayat dalam pasal 7.

Orang-orang:
- Imam Besar
- Stefanus
- Abraham
- Mesopotamia
- Haran
- Kasdim
- Ishak
- Yakub
- Yusuf
- Firaun
- Musa
- Midian
- Daud
- Salomo
- Sang Kebenaran
- Yesus
- Saulus

Lokasi:
- Mesir
- Kanaan
- Sikhem
- Babel
- Kemah Kesaksian
- Tanah Israel
- Gunung Sinai

Kata kunci dalam Kitab "Kisah Para Rasul" pasal 7 adalah sebagai berikut:

1. Imam Besar: Merujuk kepada pemimpin agama Yahudi pada waktu itu.
2. Stefanus: Merupakan salah satu diakon gereja perdana yang menjadi martir karena imannya.
3. Allah: Merujuk kepada Tuhan yang disembah oleh umat Kristen.
4. Abraham: Nenek moyang umat Israel yang dipilih oleh Allah untuk menjadi bangsa yang diberkati.
5. Mesir: Tempat di mana bangsa Israel menjadi budak selama empat ratus tahun sebelum keluar dari sana.
6. Yusuf: Salah satu anak Yakub yang dijual oleh saudara-saudaranya ke Mesir dan kemudian menjadi pemimpin di sana.
7. Musa: Nabi yang dipilih oleh Allah untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir.
8. Midian: Tempat di mana Musa melarikan diri setelah membunuh seorang Mesir.
9. Gunung Sinai: Tempat di mana Allah memberikan hukum Taurat kepada Musa.
10. Daud: Raja Israel yang ingin membangun rumah bagi Allah, tetapi diberitahu bahwa Allah tidak tinggal dalam rumah yang dibuat oleh tangan manusia.
11. Salomo: Putra Daud yang membangun Bait Suci di Yerusalem.
12. Roh Kudus: Kuasa Allah yang hadir dalam kehidupan orang percaya.
13. Yesus: Anak Manusia yang berdiri di sebelah kanan Allah dan yang dipercayai oleh umat Kristen sebagai Juruselamat.
14. Saulus: Seorang pemuda yang menjadi saksi mata dan terlibat dalam penyaliban Stefanus, kemudian berubah menjadi Paulus, seorang rasul yang mewartakan Injil.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah Stefanus tentang keberanian dan keteguhan iman dalam menghadapi penindasan?
2. Bagaimana peran Abraham dalam sejarah keselamatan menurut Stefanus?
3. Mengapa bangsa Israel terus menerus jatuh ke dalam penyembahan berhala meskipun mereka telah melihat mukjizat dan tanda-tanda Allah?
4. Apa yang dapat kita pelajari dari reaksi orang-orang yang mendengarkan khotbah Stefanus? Bagaimana hal ini relevan dengan kehidupan kita saat ini?

Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana Stefanus menggunakan sejarah bangsa Israel untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Sang Kebenaran yang telah dijanjikan?
2. Apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman hidup Stefanus dalam menghadapi penindasan dan penganiayaan? Bagaimana hal ini dapat menginspirasi kita dalam menghadapi tantangan iman kita sendiri?
3. Bagaimana kisah Stefanus menggambarkan pentingnya Roh Kudus dalam hidup seorang percaya? Apa peran Roh Kudus dalam kehidupan kita saat ini?
4. Bagaimana kisah Stefanus mengajarkan kita tentang pentingnya mempertahankan iman kita dan tidak menentang Roh Kudus? Bagaimana kita dapat menghindari menjadi "orang-orang yang keras kepala" seperti yang disebutkan oleh Stefanus?

Hal-hal menarik terkait Kisah Para Rasul pasal 7:
1. Stefanus memberikan gambaran sejarah keselamatan dari Abraham hingga Musa, menunjukkan bagaimana Allah bekerja dalam sejarah bangsa Israel.
2. Stefanus menekankan pentingnya iman dan ketaatan kepada Allah dalam sejarah bangsa Israel, serta konsekuensi dari ketidaktaatan mereka.
3. Kematian Stefanus menjadi contoh keberanian dan kesetiaan yang menginspirasi banyak orang percaya dalam menghadapi penindasan.
4. Kehadiran Yesus di sisi kanan Allah yang dilihat oleh Stefanus menunjukkan kedudukan-Nya yang tinggi dan kuasa-Nya sebagai Juruselamat.
5. Khotbah Stefanus menunjukkan bagaimana sejarah bangsa Israel terhubung dengan janji-janji Allah dan penggenapan-Nya dalam Yesus Kristus.

Dari pasal 7 Kitab Kisah Para Rasul, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Ketaatan kepada Allah: Pasal ini menggambarkan ketaatan Abraham kepada panggilan Allah untuk meninggalkan tanahnya dan pergi ke tempat yang akan Allah tunjukkan. Kita dapat belajar untuk taat dan patuh kepada kehendak Allah dalam hidup kita.

2. Kesetiaan dalam penderitaan: Pasal ini juga menggambarkan penderitaan yang dialami oleh bangsa Israel di Mesir. Meskipun mereka mengalami penderitaan dan penganiayaan, mereka tetap setia kepada Allah. Kita dapat belajar untuk tetap setia kepada Allah dalam segala situasi, meskipun menghadapi penderitaan.

3. Pengampunan dan kasih: Ketika Stefanus diserang dan dilempari dengan batu, ia meminta Allah untuk tidak menanggungkan dosa ini kepada mereka. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya pengampunan dan kasih dalam hidup kita, bahkan kepada mereka yang menyakiti kita.

Doa terkait pasal ini:

Tuhan yang Mahamulia,
Terima kasih atas contoh-contoh iman dan kesetiaan yang diberikan dalam pasal 7 Kitab Kisah Para Rasul. Ajarkanlah kami untuk taat kepada kehendak-Mu dan tetap setia kepada-Mu dalam segala situasi. Berikanlah kami kekuatan untuk memaafkan dan mengasihi mereka yang menyakiti kami. Amin.

Analisis 5W+1H Kisah Para Rasul Pasal 7

Pasal 7 Kisah Para Rasul menceritakan pembelaan Stefanus di hadapan Mahkamah Agama Yahudi. Mari kita analisis menggunakan 5W+1H:

What (Apa):

• Peristiwa: Stefanus, seorang diaken yang penuh Roh Kudus dan hikmat, ditangkap dan diadili di hadapan Mahkamah Agama Yahudi atas tuduhan menghujat Allah dan Musa.
• Isi: Stefanus menyampaikan pidato panjang yang merangkum sejarah bangsa Israel, mulai dari panggilan Abraham hingga kedatangan Yesus. Ia menekankan kesetiaan Allah dan ketidaksetiaan bangsa Israel yang terus menerus menolak para nabi dan akhirnya menolak Mesias.

Who (Siapa):

• Tokoh utama: Stefanus, Imam Besar, anggota Mahkamah Agama Yahudi.
• Tokoh pendukung: Abraham, Yusuf, Musa, Daud, Salomo, para nabi.

When (Kapan):

• Tidak disebutkan secara spesifik, namun diperkirakan beberapa tahun setelah kenaikan Yesus ke surga.

Where (Di mana):

• Di Yerusalem, di hadapan Mahkamah Agama Yahudi.

Why (Mengapa):

• Stefanus ditangkap dan diadili: Karena dituduh menghujat Allah dan Musa.
• Stefanus menyampaikan pidato: Untuk membela diri dan menunjukkan bahwa ia tidak menghujat, melainkan memberitakan kebenaran tentang Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan.

How (Bagaimana):

• Stefanus ditangkap: Oleh orang-orang Yahudi yang tidak senang dengan khotbahnya.
• Stefanus diadili: Di hadapan Mahkamah Agama Yahudi dengan tuduhan menghujat.
• Stefanus menyampaikan pidato: Dengan penuh keberanian dan hikmat dari Roh Kudus, ia memaparkan sejarah bangsa Israel dan menunjukkan bahwa penolakan mereka terhadap Yesus adalah bagian dari pola penolakan mereka terhadap Allah dan para nabi-Nya.

Kesimpulan:

Pasal 7 Kisah Para Rasul merupakan kesaksian kuat tentang kesetiaan Allah dan ketidaksetiaan manusia. Pidato Stefanus menunjukkan bahwa Yesus adalah penggenapan janji Allah kepada bangsa Israel, dan penolakan mereka terhadap Yesus adalah puncak dari pemberontakan mereka terhadap Allah. Pasal ini juga menunjukkan keberanian dan kesetiaan Stefanus dalam menghadapi penganiayaan, menjadi teladan bagi orang Kristen untuk tetap teguh dalam iman meskipun menghadapi tantangan.

Tambahan:

Ayat yang Anda sebutkan, "Kemudian, Imam Besar berkata, “Apakah benar demikian?”" (Kisah Para Rasul 7:1), merupakan awal dari dialog antara Stefanus dan Imam Besar. Pertanyaan ini membuka kesempatan bagi Stefanus untuk menyampaikan pembelaannya dan membagikan kebenaran tentang Yesus kepada para pemimpin agama Yahudi.