Statistik	16 pasal, 433 ayat, 9.447 kata
Penulis	Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tema	Kebenaran Allah telah Dinyatakan; Dibenarkan oleh Iman.
Waktu	Sekitar tahun 57
Tempat	Korintus (Rom 15:25-32; Kis 19:21; 20:1-3)
Kata Kunci	Kebenaran.
Kristus Di Alkitab	Dialah yang membenarkan kita

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).

Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).

Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).

1. Pendahuluan
   (Rom 1:1-17)
   
2. I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
   (Rom 1:18-3:20)
   
1. A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
   (Rom 1:18-32)
   
2. B. Kebutuhan Orang Yahudi
   (Rom 2:1-3:8)
   
3. C. Kebutuhan Semua Orang
   (Rom 3:9-20)
   
3. II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
   (Rom 3:21-5:21)
   
1. A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
   (Rom 3:21-31)
   
2. B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
   (Rom 4:1-25)
   
3. C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
   (Rom 5:1-11)
   
4. D. Adam dan Kristus Dibandingkan
   (Rom 5:12-21)
   
1. 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
   
2. 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
   
4. III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
   (Rom 6:1-8:39)
   
1. A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
   (Rom 6:1-23)
   
1. 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
   (Rom 6:1-14)
   
2. 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
   (Rom 6:15-23)
   
2. B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
   (Rom 7:1-25)
   
3. C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
   (Rom 8:1-39)
   
5. IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
   (Rom 9:1-11:36)
   
1. A. Persoalan Penolakan Israel
   (Rom 9:1-10:21)
   
2. B. Kemenangan Rencana Allah
   (Rom 11:1-36)
   
6. V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
   (Rom 12:1-15:13)
   
1. A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
   (Rom 12:1-2)
   
2. B. Orang Percaya dan Masyarakat
   (Rom 12:3-21)
   
3. C. Orang Percaya dan Pemerintah
   (Rom 13:1-7)
   
4. D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
   (Rom 13:8-15:13)
   
7. Penutup
   (Rom 15:14-16:27)
   

Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.

1. (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
2. (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).

1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.

2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.

3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.

4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.

5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?

Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).

Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).

Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).

Tujuh ciri utama menandai surat ini.

1. (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
2. (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
3. (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
4. (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
5. (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
1. (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
2. (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
6. (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
7. (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).

Tidak semua orang Israel dibuang

Israel rohani mendapatkan keselamatan. Bangsa Israel dibutakan. Peringatan kepada orang Yahudi. Israel belum diselamatkan secara nasional.

11:1 Allah tidak menolak semua orang Israel.
11:7 Beberapa orang dipilih, namun sisanya tegar hati.
11:16 Ada pengharapan dari pertobatan mereka.
11:18 Orang non-Yahudi tidak boleh sombong terhadap mereka;
11:26 karena ada janji untuk keselamatan mereka.
11:33 Penghakiman Allah tidak terselidiki.

Sisa Israel (11:1-10)
Israel tersandung, bangsa-bangsa lain selamat (11:11-24)
Penyelamatan Israel (11:25-36)

Allah, Yesus, Paulus, Elia, Daud, Abraham.

Abraham, Allah, Baal, Benyamin, Daud, Elia, Injil, Israel, Kitab Suci, Sion, Tuhan, Yahudi, Yakub

Bangsa Yahudi, sekarang dibuang karena tidak percaya, yang akan pada waktunya sebagai bangsa akan masuk ke dalam perkenan Allah lagi, ketika keseluruhan bangsa bukan Yahudi masuk dan ketika Pembebas (Kristus) akan datang kembali. Sebagai sebuah bangsa, mereka di zaman ini dibutakan secara pembenaran, meskipun terdapat sisa orang yang beriman kepada Kristus. Bangsa bukan Yahudi yang dipindahkan ke dalam Gereja tidak boleh menginjak-injak orang Yahudi sebagai bangsa yang jahat, namun ingat bahwa hukum iman mengeluarkan semua yang sombong, baik tentang diri mereka sendiri atau terhadap orang lain.

ay. 25-26. Gereja adalah sekumpulan orang dari orang bukan Yahudi (Kis 15:14) dan "sejumlah orang banyak yang ditetapkan"

Dalam pasal ke-11 dari Kitab Roma, Paulus menjelaskan bahwa Allah tidak menolak umat-Nya, meskipun Israel telah melakukan pelanggaran terhadap-Nya. Paulus mengutip kisah Elia yang mengadukan Israel kepada Allah, dan Allah menjawab bahwa Ia masih memiliki tujuh ribu orang yang setia kepada-Nya. Paulus juga menjelaskan bahwa ada suatu sisa yang dipilih oleh anugerah, bukan oleh perbuatan, dan bahwa pelanggaran Israel telah membawa keselamatan kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Paulus mengingatkan bangsa-bangsa bukan Yahudi agar tidak sombong dan tetap takut akan Allah, karena jika Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan mereka. Paulus menyimpulkan bahwa Allah memiliki rencana penyelamatan bagi seluruh orang Israel dan bahwa anugerah dan panggilan Allah tidak dapat dibatalkan.

Kitab Roma ditulis oleh Rasul Paulus dan ditujukan kepada jemaat Kristen di Roma pada sekitar tahun 57-58 Masehi. Roma pada saat itu adalah ibu kota Kekaisaran Romawi yang terkenal dengan kekayaan, kekuasaan politik, dan beragam budaya.

Pasal 11 dalam Kitab Roma membahas tentang hubungan antara orang Yahudi dan orang non-Yahudi dalam rencana keselamatan Allah. Ayat-ayat sebelumnya, terutama pasal 9-10, menjelaskan bahwa keselamatan bukanlah hanya untuk orang Yahudi, tetapi juga untuk orang non-Yahudi yang percaya kepada Yesus Kristus.

Dalam pasal 11, Paulus menjelaskan bahwa meskipun sebagian besar orang Yahudi tidak menerima Yesus sebagai Mesias, itu bukan berarti Allah telah menolak mereka sepenuhnya. Paulus mengatakan bahwa ada sisa orang Yahudi yang dipilih oleh anugerah Allah. Dia juga mengajarkan bahwa orang non-Yahudi yang percaya kepada Yesus telah diimpor ke dalam pohon zaitun yang merupakan Israel rohani.

Secara teologis, pasal 11 menekankan bahwa keselamatan adalah oleh anugerah Allah semata, bukan karena kebaikan atau keturunan seseorang. Paulus juga menekankan pentingnya iman dalam menerima keselamatan.

Dalam konteks historis, pasal 11 mencerminkan situasi di Roma di mana ada ketegangan antara orang Yahudi dan orang non-Yahudi dalam jemaat Kristen. Paulus berusaha menjelaskan bahwa keselamatan adalah untuk semua orang, tanpa memandang latar belakang budaya atau etnis.

Dalam konteks literatur, pasal 11 menggunakan gambaran pohon zaitun untuk menggambarkan hubungan antara orang Yahudi dan orang non-Yahudi dalam rencana keselamatan Allah. Gambaran ini mengacu pada perjanjian Allah dengan Israel dalam Perjanjian Lama.

Dengan demikian, pasal 11 Kitab Roma memberikan pemahaman tentang hubungan antara orang Yahudi dan orang non-Yahudi dalam rencana keselamatan Allah, serta menekankan pentingnya iman dalam menerima keselamatan.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Roma pasal 11:

1. Allah tidak menolak umat-Nya (ayat 1-2) - Allah tidak menolak umat-Nya yang telah dikenal-Nya sejak semula.

2. Ada sisa yang dipilih berdasarkan anugerah (ayat 5-6) - Seperti pada zaman Elia, ada sisa yang tetap setia kepada Allah.

3. Kegagalan Israel dan keselamatan bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi (ayat 7-12) - Meskipun Israel gagal, keselamatan diberikan kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi untuk membuat Israel cemburu.

4. Penerimaan Israel dan arti kepenuhan mereka (ayat 12-15) - Jika pelanggaran mereka menjadi kekayaan bagi dunia, betapa lebih lagi arti kepenuhan mereka jika mereka diterima kembali.

5. Perumpamaan pohon zaitun (ayat 16-24) - Israel yang tidak taat dipotong, sedangkan bangsa-bangsa bukan Yahudi yang percaya dicangkokkan. Jika Israel kembali taat, mereka juga akan dicangkokkan kembali.

6. Seluruh orang Israel akan diselamatkan (ayat 25-32) - Allah akan menyelamatkan seluruh orang Israel dan menghapus dosa-dosa mereka.

7. Anugerah dan panggilan Allah tidak dapat dibatalkan (ayat 28-29) - Anugerah dan panggilan Allah tetap berlaku, baik bagi bangsa Israel maupun bangsa-bangsa bukan Yahudi.

8. Kekayaan dan kebijaksanaan Allah (ayat 33-36) - Kekayaan, kebijaksanaan, dan pengetahuan Allah yang tak terbatas dan tak terduga.

Referensi:
- Roma 11:1-36

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Allah
- Aku (penulis pasal ini, yang merupakan seorang Israel, keturunan Abraham, anggota suku Benyamin)
- Elia (nabi yang mengadukan Israel kepada Allah)
- Tuhan (Allah memberikan jawaban kepada Elia)
- Daud (raja Israel yang mengutip ayat-ayat dari Kitab Mazmur)
- Bangsa Israel (umat Allah yang tidak memperoleh apa yang mereka cari)
- Orang pilihan (orang-orang yang dipilih oleh Allah berdasarkan anugerah)
- Bangsa-bangsa bukan Yahudi (bangsa-bangsa lain selain Israel)
- Rasul (penulis pasal ini, yang diutus untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi)Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Israel (negara di Timur Tengah)
- Mazbah-mazbah (tempat penyembahan Allah di Israel)
- Baal (dewa yang disembah oleh bangsa Israel)
- Dunia (seluruh dunia)
- Pohon zaitun (simbol Israel)

Kata kunci dalam Kitab Roma pasal 11 adalah:

1. Allah tidak menolak umat-Nya (ayat 1-2): Allah tetap setia kepada umat-Nya, terutama kepada orang-orang Israel yang dipilih-Nya sejak dulu.

2. Sisa yang dipilih berdasarkan anugerah (ayat 5-6): Meskipun sebagian besar orang Israel menolak Yesus sebagai Mesias, masih ada sisa yang dipilih oleh Allah berdasarkan anugerah-Nya.

3. Pelanggaran dan kegagalan orang Israel (ayat 7-10): Orang Israel gagal memperoleh apa yang mereka cari karena ketidakpercayaan mereka, tetapi keselamatan sampai kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi.

4. Penerimaan orang bukan Yahudi (ayat 11-24): Orang-orang bukan Yahudi juga dapat menerima keselamatan melalui iman dalam Yesus Kristus. Mereka dicangkokkan ke dalam pohon zaitun yang adalah Israel.

5. Rahasia keselamatan bagi seluruh orang Israel (ayat 25-32): Allah memiliki rencana keselamatan bagi seluruh orang Israel, dan mereka akan diselamatkan melalui Yesus Kristus.

6. Anugerah dan panggilan Allah tidak dapat dibatalkan (ayat 28-29): Allah tetap setia kepada janji-Nya dan tidak akan membatalkan anugerah dan panggilan-Nya kepada umat-Nya.

7. Kekayaan dan kebijaksanaan Allah (ayat 33-36): Kekayaan dan kebijaksanaan Allah tidak dapat dipahami oleh manusia. Segala sesuatu berasal dari-Nya, melalui-Nya, dan untuk-Nya. Allah layak menerima kemuliaan selama-lamanya.

Pertanyaan Refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari pernyataan Paulus bahwa Allah tidak menolak umat-Nya?
2. Bagaimana kita dapat melihat kasih karunia Allah dalam pemilihan-Nya terhadap suatu sisa umat-Nya?
3. Mengapa penting bagi kita untuk mengakui bahwa keselamatan bukanlah hasil dari perbuatan kita, tetapi anugerah Allah semata?
4. Bagaimana kita dapat menghindari kesombongan dan tetap hidup dalam iman yang teguh?
5. Apa yang dapat kita pelajari dari analogi pohon zaitun tentang hubungan antara orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam rencana keselamatan Allah?

Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana pandanganmu tentang peran Israel dalam rencana keselamatan Allah? Apakah Israel masih memiliki peran khusus dalam rencana-Nya?
2. Bagaimana kita dapat memahami konsep pemilihan Allah dan kebebasan manusia dalam konteks keselamatan?
3. Bagaimana sikap kita sebagai orang percaya terhadap orang-orang yang belum mengenal Kristus? Apakah kita harus berusaha untuk menyelamatkan mereka?
4. Bagaimana kita dapat mengaplikasikan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam pasal ini dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai orang percaya?
5. Bagaimana kita dapat memahami kebijaksanaan dan pengetahuan Allah yang tak terbatas dalam konteks pemahaman kita tentang rencana keselamatan-Nya?

Hal Menarik Terkait Roma 11:
1. Paulus menggunakan analogi pohon zaitun untuk menjelaskan hubungan antara orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam rencana keselamatan Allah.
2. Pasal ini menunjukkan bahwa Allah memiliki rencana yang lebih besar dan lebih dalam daripada yang dapat kita pahami.
3. Paulus menekankan pentingnya anugerah Allah dalam keselamatan dan mengingatkan kita untuk tidak sombong atau mengandalkan diri sendiri.
4. Pasal ini menunjukkan bahwa Allah memiliki belas kasihan yang meluas kepada semua orang, baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa bukan Yahudi.
5. Paulus mengakhiri pasal ini dengan memuji kemuliaan Allah dan mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya, melalui-Nya, dan untuk-Nya.

Dari pasal 11 Kitab Roma, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Allah tidak menolak umat-Nya: Pasal ini mengingatkan kita bahwa Allah tidak menolak umat-Nya, termasuk umat-Nya yang telah dikenal-Nya sejak semula. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak meragukan kasih dan kesetiaan Allah kepada umat-Nya.

2. Ada sisa yang dipilih berdasarkan anugerah: Pasal ini mengajarkan bahwa ada sekelompok orang yang dipilih oleh Allah berdasarkan anugerah-Nya. Ini menunjukkan bahwa keselamatan bukanlah hasil dari perbuatan kita, tetapi anugerah Allah semata.

3. Allah memiliki rencana yang lebih besar: Pasal ini menjelaskan bahwa meskipun bangsa Israel gagal memperoleh apa yang mereka cari, Allah menggunakan pelanggaran mereka untuk membawa keselamatan kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Ini mengajarkan kita untuk percaya bahwa Allah memiliki rencana yang lebih besar dan bahwa segala sesuatu bekerja untuk kebaikan mereka yang mengasihi-Nya.

4. Kebaikan dan kekerasan Allah: Pasal ini mengajarkan bahwa Allah adalah Allah yang baik dan adil. Dia memberikan belas kasihan kepada mereka yang tetap tinggal dalam kebaikan-Nya, tetapi juga menghukum mereka yang tidak taat. Ini mengingatkan kita untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah dan menghargai belas kasih-Nya.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Berdoa untuk kesadaran akan kasih dan kesetiaan Allah kepada umat-Nya.
2. Berdoa agar kita dapat menerima anugerah Allah dengan rendah hati dan menghargai bahwa keselamatan kita adalah hasil dari anugerah-Nya semata.
3. Berdoa agar kita dapat mempercayai rencana Allah yang lebih besar dan mengandalkan-Nya dalam setiap situasi.
4. Berdoa agar kita dapat hidup dalam ketaatan kepada Allah dan menghargai belas kasih-Nya.
5. Berdoa agar kita dapat memahami dan menghargai kebijaksanaan dan pengetahuan Allah yang tak terbatas.

Semoga ini membantu dan memberkati hidupmu dalam memahami dan menerapkan ajaran dari pasal 11 Kitab Roma.

Berikut adalah hasil analisis menggunakan 5W+1H dari Kitab Roma Pasal 11 :

1. What (Apa):
- Pasal 11 Kitab Roma membahas tentang nasib bangsa Israel dan hubungannya dengan bangsa-bangsa bukan Yahudi.
- Pasal ini juga membahas tentang anugerah dan panggilan Allah yang tidak dapat dibatalkan.

2. Who (Siapa):
- Penulis pasal ini adalah Rasul Paulus.
- Pasal ini ditujukan kepada jemaat di Roma, termasuk bangsa-bangsa bukan Yahudi.

3. Where (Dimana):
- Pasal ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma.

4. When (Kapan):
- Pasal ini ditulis pada masa pelayanan Rasul Paulus, sekitar tahun 57-58 Masehi.

5. Why (Mengapa):
- Pasal ini ditulis untuk menjelaskan nasib bangsa Israel dan menguatkan iman jemaat di Roma.
- Rasul Paulus ingin menunjukkan bahwa Allah tidak menolak umat-Nya, tetapi ada rencana-Nya yang lebih besar melalui anugerah dan panggilan-Nya.

6. How (Bagaimana):
- Pasal ini menjelaskan bahwa meskipun sebagian bangsa Israel tidak percaya, Allah masih memiliki sisa umat-Nya yang dipilih berdasarkan anugerah.
- Rasul Paulus juga menjelaskan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat menerima keselamatan melalui iman, dan bahwa bangsa Israel akan diselamatkan pada akhirnya.
- Pasal ini menekankan pentingnya rendah hati dan tidak sombong dalam iman, serta menghormati akar iman Yahudi.

Dengan memahami isi pasal ini, kita dapat menggali lebih dalam mengenai rencana Allah dalam menyelamatkan umat-Nya dan pentingnya iman dalam hidup kita sebagai orang percaya.