Kitab Hakim-hakim adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang menceritakan tentang periode setelah kematian Yosua, ketika bangsa Israel belum memiliki seorang raja dan diatur oleh para hakim yang dipilih oleh Allah. Pasal
9 dalam Kitab Hakim-hakim menceritakan tentang Abimelekh, putra Gideon, yang mencoba untuk mengambil alih kekuasaan di Israel.
Latar belakang historis dari pasal ini adalah bahwa setelah kematian Gideon, bangsa Israel kembali kepada penyembahan berhala dan meninggalkan Allah. Abimelekh melihat kesempatan untuk mengambil alih kekuasaan dan meminta dukungan dari orang-orang di Sikhem. Dia berhasil membunuh saudara-saudaranya kecuali satu, Yotam, yang melarikan diri.
Dalam ayat-ayat sebelumnya, Yotam memberikan perumpamaan tentang pohon-pohon yang mencari seorang raja. Perumpamaan ini menggambarkan kejahatan Abimelekh dan akhirnya mengutuknya. Yotam memperingatkan orang-orang Sikhem tentang bahaya yang akan datang jika mereka mendukung Abimelekh.
Dalam konteks budaya, pasal ini menggambarkan politik dan persaingan kekuasaan di antara suku-suku Israel pada waktu itu. Abimelekh menggunakan kekerasan dan manipulasi untuk mencapai tujuannya, yang mencerminkan keadaan sosial dan moral yang buruk pada masa itu.
Secara teologis, pasal ini menunjukkan konsekuensi dari meninggalkan Allah dan hidup dalam dosa. Abimelekh adalah contoh dari pemimpin yang jahat dan korup, yang tidak diangkat oleh Allah tetapi oleh ambisi pribadinya sendiri.
Dengan demikian, pasal
9 dari Kitab Hakim-hakim memberikan gambaran tentang situasi politik dan moral pada masa itu, serta mengajarkan pentingnya setia kepada Allah dan menolak dosa.