Latar belakang dari pasal
22 Kitab Lukas adalah sebagai berikut:
Konteks Historis:
- Kitab Lukas adalah salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru yang ditulis oleh Lukas, seorang pengikut Yesus dan seorang dokter.
- Lukas menulis Injilnya sekitar tahun 80-90 Masehi, beberapa dekade setelah Yesus wafat dan kebangkitan-Nya.
- Lukas menulis Injilnya untuk memberikan laporan yang akurat tentang kehidupan, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus kepada orang-orang Kristen pada waktu itu.
Konteks Budaya:
- Pasal
22 berisi kisah tentang Perjamuan Terakhir Yesus dengan murid-murid-Nya sebelum Dia disalibkan.
- Perjamuan Terakhir ini adalah perayaan Paskah Yahudi, yang merupakan peringatan dari pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.
- Pada saat itu, makan malam Paskah diadakan dengan mengonsumsi daging domba yang disembelih dan roti tanpa ragi.
- Konteks budaya ini penting untuk memahami tindakan dan kata-kata Yesus selama perjamuan ini.
Konteks Literatur:
- Pasal
22 Kitab Lukas adalah bagian dari narasi yang lebih besar tentang hidup dan pelayanan Yesus.
- Sebelum pasal
22, Lukas mencatat berbagai peristiwa penting seperti Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk mempersiapkan Paskah, Yesus mencuci kaki murid-murid-Nya, dan Yesus mengidentifikasi pengkhianat-Nya.
- Pasal
22 juga mencakup kisah tentang Perjamuan Terakhir, pengkhianatan Yudas, dan penyangkalan Petrus.
Konteks Teologis:
- Pasal
22 mengandung banyak ajaran dan pesan teologis yang penting.
- Perjamuan Terakhir menjadi dasar bagi Sakramen Ekaristi dalam tradisi Kristen, di mana roti dan anggur melambangkan tubuh dan darah Yesus.
- Pengkhianatan Yudas dan penyangkalan Petrus menggambarkan betapa manusia berdosa dan lemah, sementara kesetiaan Yesus kepada Allah dan rencana-Nya untuk keselamatan manusia terungkap.
- Pasal
22 juga menyoroti pentingnya pengorbanan Yesus sebagai "Hamba yang Menderita" yang datang untuk menebus dosa manusia.
Dengan memahami latar belakang historis, budaya, literatur, dan teologis dari pasal
22 Kitab Lukas, kita dapat lebih memahami konteks dan makna dari ayat-ayat sebelumnya.