Pasal 17 dari Kitab Yosua menjelaskan pembagian tanah untuk suku Manasye, yang merupakan anak sulung Yusuf. Makhir, anak sulung Manasye, menerima Gilead dan Basan karena keberaniannya sebagai tentara. Suku Manasye juga mencakup anak-anak perempuan Zelafehad, yang meminta hak milik pusaka di tengah-tengah saudara laki-laki mereka, dan permohonan mereka dikabulkan sesuai perintah Tuhan. Pembagian tanah untuk suku Manasye meliputi sepuluh bidang tanah di sebelah barat Yordan, meskipun mereka tidak dapat menduduki beberapa kota karena keberadaan orang Kanaan.

Bani Yusuf kemudian mengeluhkan bahwa mereka hanya mendapatkan satu bagian tanah meskipun jumlah mereka banyak. Yosua menjawab bahwa mereka dapat membuka hutan di daerah pegunungan dan mengusir orang Kanaan yang kuat, termasuk yang memiliki kereta besi. Yosua menegaskan bahwa suku Efraim dan Manasye memiliki kekuatan yang cukup untuk menguasai lebih banyak tanah, dan mereka harus berusaha untuk merebutnya.

Berikut adalah penjelasan latar belakang dari pasal 17 Kitab Yosua, serta konteks yang relevan:

Latar Belakang Pasal 17 Kitab Yosua

1. Konteks Historis:

   • Kitab Yosua ditulis setelah bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian, sekitar abad ke-13 SM. Pasal 17 berfokus pada pembagian tanah di antara suku-suku Israel setelah penaklukan Kanaan.
   • Pasal ini khususnya membahas suku Manasye, yang merupakan salah satu dari dua setengah suku yang berasal dari Yusuf.

2. Konteks Budaya:

   • Pembagian tanah merupakan praktik penting dalam budaya Israel kuno, di mana tanah dianggap sebagai pemberian Tuhan dan simbol identitas suku.
   • Suku Manasye dibagi menjadi dua bagian: satu bagian di sebelah barat Sungai Yordan dan satu bagian di sebelah timur.

3. Konteks Literatur:

   • Pasal ini melanjutkan tema pembagian tanah yang dimulai di pasal-pasal sebelumnya. Ini adalah bagian dari narasi yang lebih besar tentang pemenuhan janji Tuhan kepada Abraham, Ishak, dan Yakub.
   • Dalam pasal ini, terdapat penekanan pada hak-hak dan tuntutan suku Manasye, serta tantangan yang mereka hadapi dalam menguasai tanah mereka.

4. Konteks Teologis:

   • Teologis, pasal ini menunjukkan kedaulatan Tuhan dalam memberikan tanah kepada bangsa Israel. Ini juga menyoroti pentingnya kepemilikan tanah sebagai bagian dari perjanjian antara Tuhan dan Israel.
   • Ada juga tema tentang tanggung jawab suku untuk mengusir penduduk asli dan mengklaim tanah yang telah diberikan Tuhan.

Apa yang Terjadi dalam Ayat-Ayat Sebelumnya

Sebelum pasal 17, dalam pasal 16, pembagian tanah untuk suku Efraim dibahas. Suku Efraim, yang merupakan saudara dari suku Manasye, menerima bagian tanah mereka, tetapi juga menghadapi tantangan dalam mengusir penduduk Kanaan. Ini menciptakan konteks bagi suku Manasye untuk mengajukan permohonan kepada Yosua mengenai kebutuhan mereka akan lebih banyak tanah, yang kemudian dibahas dalam pasal 17.

Dengan memahami konteks ini, pembaca dapat lebih menghargai dinamika yang terjadi dalam pasal 17 dan bagaimana hal itu berhubungan dengan keseluruhan narasi Kitab Yosua.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Yosua pasal 17 beserta penjelasan singkat dan referensi ayatnya:

• Pemberian Tanah kepada Suku Manasye
  Penjelasan tentang pembagian tanah yang diberikan kepada suku Manasye, termasuk bagian yang diberikan kepada Makhir dan anak-anak perempuan Zelafehad.
  (Yosua 17:1-6)

• Peran Anak Perempuan dalam Pusaka
  Menyoroti pentingnya hak waris bagi anak perempuan dalam suku Manasye, yang menunjukkan bahwa mereka juga memiliki hak atas pusaka meskipun tidak memiliki saudara laki-laki.
  (Yosua 17:3-4)

• Batas Wilayah Suku Manasye
  Deskripsi mengenai batas-batas wilayah suku Manasye, termasuk lokasi geografis dan kota-kota yang menjadi bagian dari wilayah mereka.
  (Yosua 17:7-11)

• Kesulitan Menguasai Tanah
  Menyebutkan tantangan yang dihadapi suku Manasye dalam menguasai kota-kota yang didiami oleh orang Kanaan, yang menunjukkan realitas perjuangan dalam penguasaan tanah.
  (Yosua 17:12-13)

• Permintaan Bani Yusuf
  Bani Yusuf mengajukan permohonan kepada Yosua untuk mendapatkan lebih banyak tanah karena jumlah mereka yang banyak, mencerminkan kebutuhan akan ruang dan sumber daya.
  (Yosua 17:14)

• Tanggapan Yosua terhadap Permintaan
  Yosua memberikan solusi kepada bani Yusuf untuk membuka hutan dan menguasai tanah yang lebih luas, menekankan pentingnya usaha dan keberanian dalam menghadapi tantangan.
  (Yosua 17:15-18)

• Kekuatan dan Keberanian
  Yosua menegaskan bahwa suku Efraim dan Manasye adalah bangsa yang kuat dan banyak, mendorong mereka untuk tidak takut menghadapi musuh meskipun mereka memiliki kereta besi.
  (Yosua 17:17-18)

Topik-topik ini mencerminkan tema penting dalam Kitab Yosua, seperti pembagian tanah, hak waris, tantangan dalam penguasaan tanah, dan dorongan untuk berani menghadapi musuh.

Nama Orang

• Manasye: Salah satu suku Israel, anak sulung Yusuf.
• Makhir: Anak sulung Manasye, bapa Gilead.
• Zelafehad: Anak Hefer, keturunan Manasye, tidak memiliki anak laki-laki.
• Mahla: Salah satu anak perempuan Zelafehad.
• Noa: Salah satu anak perempuan Zelafehad.
• Hogla: Salah satu anak perempuan Zelafehad.
• Milka: Salah satu anak perempuan Zelafehad.
• Tirza: Salah satu anak perempuan Zelafehad.
• Eleazar: Imam yang dihadapi oleh anak-anak Zelafehad.
• Yosua bin Nun: Pemimpin Israel yang dihadapi oleh anak-anak Zelafehad.
• Bani Yusuf: Keturunan dari Yusuf, termasuk suku Efraim dan Manasye.

Nama Lokasi

• Gilead: Wilayah yang diberikan kepada Makhir.
• Basan: Wilayah yang diberikan kepada Makhir.
• Asyer: Daerah yang berbatasan dengan Manasye.
• Mikhmetat: Lokasi di sebelah timur Sikhem.
• Sikhem: Lokasi yang menjadi bagian dari batas daerah Manasye.
• En-Tapuah: Daerah penduduk yang berbatasan dengan Manasye.
• Tapuah: Tanah yang dimiliki oleh suku Manasye.
• Sungai Kana: Batas selatan daerah Manasye.
• Bet-Sean: Kota yang termasuk dalam kepunyaan suku Manasye.
• Yibleam: Kota yang termasuk dalam kepunyaan suku Manasye.
• Dor: Kota yang termasuk dalam kepunyaan suku Manasye.
• En-Dor: Kota yang termasuk dalam kepunyaan suku Manasye.
• Taanakh: Kota yang termasuk dalam kepunyaan suku Manasye.
• Megido: Kota yang termasuk dalam kepunyaan suku Manasye.
• Pegunungan Efraim: Wilayah yang dimiliki oleh suku Efraim.
• Lembah Yizreel: Daerah yang dihuni oleh orang Kanaan.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dari Kitab Yosua pasal 17:

1. Suku Manasye

   • Menunjukkan keturunan Yusuf yang mendapatkan bagian tanah di Kanaan.

2. Makhir

   • Anak sulung Manasye yang menerima Gilead dan Basan karena keberaniannya sebagai tentara.

3. Zelafehad

   • Tokoh yang tidak memiliki anak laki-laki, melainkan hanya anak perempuan, yang memperjuangkan hak milik pusaka.

4. Anak Perempuan

   • Menyoroti pentingnya hak milik pusaka bagi perempuan dalam konteks budaya saat itu.

5. Milik Pusaka

   • Menunjukkan pembagian tanah yang ditentukan oleh Tuhan melalui Musa, yang menjadi hak bagi suku Manasye.

6. Batas Daerah

   • Menjelaskan batas-batas wilayah suku Manasye, termasuk interaksi dengan suku Efraim dan suku lainnya.

7. Kota-kota

   • Menyebutkan kota-kota yang berada dalam wilayah suku Manasye, tetapi diduduki oleh orang Kanaan.

8. Orang Kanaan

   • Menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh suku Manasye dalam menguasai tanah yang dijanjikan.

9. Bani Yusuf

   • Menggambarkan keturunan Yusuf yang merasa jumlah mereka banyak, tetapi hanya mendapatkan satu bagian tanah.

10. Yosua

    • Pemimpin Israel yang memberikan arahan dan dorongan kepada suku Manasye untuk memperluas wilayah mereka.

11. Kereta Besi

    • Simbol kekuatan militer orang Kanaan yang menjadi tantangan bagi suku Manasye dalam merebut tanah.

12. Pembukaan Tanah

    • Panggilan untuk berjuang dan mengolah tanah yang belum dimiliki, menunjukkan tanggung jawab dan usaha.

Kata kunci ini mencerminkan tema utama dalam pasal ini, yaitu pembagian tanah, hak milik, tantangan yang dihadapi, dan dorongan untuk berjuang demi mendapatkan apa yang dijanjikan Tuhan.

Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda menggali lebih dalam mengenai Kitab Yosua pasal 17:

Pertanyaan Refleksi

1. Identitas dan Warisan: Apa makna dari warisan yang diberikan kepada Zelafehad dan anak-anak perempuannya? Bagaimana hal ini mencerminkan pandangan Tuhan tentang gender dan hak milik dalam konteks masyarakat Israel kuno?

2. Kepemimpinan Yosua: Bagaimana sikap Yosua dalam menjawab keluhan bani Yusuf mencerminkan kepemimpinannya? Apa yang bisa kita pelajari dari cara dia menangani situasi ini?

3. Tantangan dan Keberanian: Dalam konteks tantangan yang dihadapi bani Manasye, seperti keberadaan orang Kanaan dan kereta besi mereka, bagaimana kita dapat menerapkan prinsip keberanian dan iman dalam menghadapi tantangan dalam hidup kita sehari-hari?

4. Persepsi tentang Berkat: Bani Yusuf merasa bahwa mereka tidak mendapatkan cukup tanah meskipun mereka adalah bangsa yang banyak. Apa yang bisa kita pelajari tentang persepsi kita terhadap berkat dan cukupnya dalam hidup kita?

Pertanyaan Diskusi

1. Peran Perempuan dalam Alkitab: Bagaimana kisah Zelafehad dan anak-anak perempuannya dapat mengubah pandangan kita tentang peran perempuan dalam konteks Alkitab dan gereja saat ini?

2. Strategi Perang dan Kepemilikan Tanah: Apa yang bisa kita pelajari dari strategi Yosua dalam menghadapi musuh yang lebih kuat? Bagaimana hal ini relevan dengan strategi kita dalam menghadapi tantangan hidup?

3. Kepemilikan Tanah dan Identitas: Mengapa kepemilikan tanah sangat penting bagi suku-suku Israel? Bagaimana hal ini berhubungan dengan identitas mereka sebagai umat pilihan Tuhan?

4. Kekuatan dan Ketergantungan pada Tuhan: Dalam konteks ayat yang menyebutkan kereta besi dan kekuatan orang Kanaan, bagaimana kita dapat memahami pentingnya ketergantungan pada Tuhan dalam menghadapi situasi yang tampaknya tidak mungkin?

Hal-Hal Menarik

• Sejarah dan Geografi: Pelajari lebih lanjut tentang lokasi-lokasi yang disebutkan dalam pasal ini, seperti Gilead, Basan, dan Bet-Sean. Bagaimana geografi ini mempengaruhi sejarah Israel?

• Perbandingan dengan Suku Lain: Bandingkan cara suku Manasye mendapatkan warisan mereka dengan suku-suku lain. Apa yang membedakan mereka?

• Konteks Budaya: Teliti konteks budaya dan hukum pada zaman itu mengenai hak waris, terutama bagi perempuan. Bagaimana hal ini mencerminkan perubahan dalam masyarakat?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam dan memahami Kitab Yosua pasal 17 dengan lebih baik!

Dari Kitab Yosua pasal 17, ada beberapa pelajaran dan prinsip yang dapat kita ambil dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari:

Pelajaran dan Penerapan

1. Pentingnya Warisan dan Pusaka:

   • Pasal ini menekankan pentingnya warisan dan hak milik. Dalam konteks spiritual, kita juga memiliki warisan yang berharga sebagai anak-anak Tuhan. Kita harus menghargai dan mengelola warisan iman kita dengan baik.

2. Peran Perempuan dalam Warisan:

   • Kisah Zelafehad dan putrinya menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki hak dalam warisan. Ini mengajarkan kita tentang kesetaraan dan pentingnya menghargai setiap individu, terlepas dari gender.

3. Tanggung Jawab untuk Mengambil Tanah:

   • Yosua mendorong suku Manasye untuk mengambil inisiatif dalam menguasai tanah yang dijanjikan. Ini mengingatkan kita untuk tidak hanya menunggu berkat, tetapi juga berusaha dan bekerja keras untuk meraihnya.

4. Menghadapi Tantangan:

   • Bani Yusuf mengeluhkan tantangan yang mereka hadapi, seperti orang Kanaan yang kuat. Ini mengajarkan kita bahwa dalam hidup, kita akan menghadapi tantangan, tetapi kita harus tetap percaya bahwa Tuhan memberikan kekuatan untuk mengatasi rintangan tersebut.

5. Kepemimpinan yang Bijaksana:

   • Respons Yosua menunjukkan pentingnya kepemimpinan yang bijaksana dan mendengarkan kebutuhan orang-orang. Sebagai pemimpin dalam berbagai aspek kehidupan, kita harus peka terhadap kebutuhan orang lain dan memberikan bimbingan yang tepat.

Doa Terkait Pasal Yosua 17

1. Doa untuk Menghargai Warisan: "Tuhan, terima kasih atas warisan iman yang Engkau berikan kepada kami. Bantu kami untuk menghargai dan mengelola warisan ini dengan bijaksana, serta meneruskannya kepada generasi berikutnya."

2. Doa untuk Kesetaraan dan Penghargaan: "Ya Tuhan, kami berdoa agar setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan, dihargai dan diberikan kesempatan yang sama. Ajar kami untuk melihat nilai dalam setiap orang dan memperlakukan mereka dengan hormat."

3. Doa untuk Kekuatan Menghadapi Tantangan: "Tuhan, ketika kami menghadapi tantangan dalam hidup, berikanlah kami keberanian dan kekuatan untuk menghadapinya. Ingatkan kami bahwa Engkau selalu menyertai kami dalam setiap langkah."

4. Doa untuk Kepemimpinan yang Bijaksana: "Ya Tuhan, kami berdoa untuk para pemimpin di dalam hidup kami. Berikanlah mereka hikmat untuk mendengarkan dan memenuhi kebutuhan orang-orang yang mereka pimpin, serta memimpin dengan kasih dan keadilan."

5. Doa untuk Pertumbuhan dan Inisiatif: "Tuhan, ajar kami untuk tidak hanya menunggu berkat, tetapi juga untuk mengambil inisiatif dalam hidup kami. Bantu kami untuk berusaha dan bekerja keras dalam meraih apa yang Engkau janjikan."

Semoga pelajaran dan doa ini dapat membantu Anda dalam perjalanan iman dan kehidupan sehari-hari. Tuhan memberkati!

Berikut adalah analisis Pasal 17 dari Kitab Yosua menggunakan model 5W+2H:

1. What (Apa)

• Pasal ini membahas pembagian tanah untuk suku Manasye, termasuk keturunan Makhir dan anak-anak Zelafehad yang hanya memiliki anak perempuan. Juga dijelaskan batas-batas wilayah suku Manasye dan tantangan yang dihadapi dalam menguasai kota-kota yang didiami orang Kanaan.

2. Who (Siapa)

• Tokoh utama dalam pasal ini adalah:
  • Yosua: Pemimpin Israel yang membagikan tanah.
  • Zelafehad: Tokoh yang tidak memiliki anak laki-laki, hanya anak perempuan.
  • Anak-anak Zelafehad: Mahla, Noa, Hogla, Milka, dan Tirza.
  • Suku Manasye: Keturunan Yusuf yang menerima bagian tanah.

3. Where (Di mana)

• Wilayah yang dibahas mencakup:
  • Gilead dan Basan (di seberang Yordan).
  • Daerah sekitar Sikhem, En-Tapuah, dan sungai Kana.
  • Kota-kota seperti Bet-Sean, Yibleam, Dor, En-Dor, Taanakh, dan Megido.

4. When (Kapan)

• Pasal ini terjadi setelah penaklukan tanah Kanaan, ketika bangsa Israel mulai membagi tanah warisan mereka di bawah pimpinan Yosua.

5. Why (Mengapa)

• Pembagian tanah dilakukan untuk memenuhi janji Tuhan kepada bangsa Israel mengenai tanah yang dijanjikan. Anak-anak Zelafehad meminta hak waris mereka sesuai dengan perintah Tuhan, meskipun mereka tidak memiliki anak laki-laki.

6. How (Bagaimana)

• Proses pembagian tanah dilakukan melalui undian dan permohonan dari keturunan Zelafehad. Yosua memberikan instruksi kepada suku Manasye untuk membuka tanah hutan dan mengusir orang Kanaan meskipun mereka memiliki kereta besi.

7. How Much (Seberapa banyak)

• Suku Manasye menerima sepuluh bidang tanah, ditambah Gilead dan Basan. Meskipun suku ini besar, mereka menghadapi kesulitan dalam menguasai kota-kota yang didiami orang Kanaan.

Analisis ini memberikan gambaran yang jelas tentang isi Pasal 17 dari Kitab Yosua, serta konteks dan tantangan yang dihadapi oleh suku Manasye dalam memperoleh tanah warisan mereka. Semoga ini membantu Anda dalam menggali lebih dalam tentang Alkitab!

Pasal 17 dari Kitab Yosua menceritakan tentang pembagian tanah untuk suku Manasye. Bagian yang diundikan kepada suku Manasye termasuk Gilead dan Basan, karena mereka adalah keturunan Manasye yang lain. Namun, Zelafehad, seorang perempuan, tidak memiliki anak laki-laki, hanya memiliki anak perempuan. Anak-anak perempuan Zelafehad datang menghadap Imam Eleazar dan Yosua serta para pemimpin untuk meminta bagian milik pusaka. Sesuai perintah TUHAN, mereka diberikan bagian milik pusaka di antara saudara-saudara ayah mereka. Sepuluh bagian tanah jatuh kepada suku Manasye, kecuali tanah Gilead dan Basan. Batas wilayah Manasye adalah dari Asyer ke Mikhmetat di sebelah timur Sikhem. Meskipun ada beberapa kota yang berada di wilayah Manasye, orang Kanaan tetap tinggal di sana dan menjadi pekerja paksa setelah orang Israel menjadi kuat. Keturunan Yusuf mengeluh bahwa satu undian dan satu bagian milik pusaka tidak cukup bagi mereka, tetapi Yosua memberikan solusi dengan mengatakan bahwa mereka dapat membuka lahan di hutan dan mengusir orang Kanaan, meskipun mereka memiliki kereta-kereta besi.

Kitab Yosua adalah kitab ke-6 dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama. Pasal 17 dari Kitab Yosua berbicara tentang pembagian tanah di antara suku-suku Israel setelah mereka memasuki tanah Kanaan.

Latar belakang historisnya adalah bahwa setelah kematian Musa, Yosua menjadi pemimpin bangsa Israel dan membawa mereka melintasi sungai Yordan ke tanah Kanaan. Setelah merebut kota Yerikho dan kota-kota lainnya, tanah Kanaan dibagi menjadi bagian-bagian untuk suku-suku Israel.

Latar belakang budayanya adalah bahwa pada masa itu, pembagian tanah adalah hal yang penting dalam masyarakat Israel. Tanah dianggap sebagai warisan yang diberikan oleh Allah kepada suku-suku Israel, dan pembagian ini dilakukan berdasarkan keturunan dan jumlah anggota keluarga.

Latar belakang literatur dan teologisnya adalah bahwa Kitab Yosua adalah bagian dari narasi yang menggambarkan pemenuhan janji Allah kepada bangsa Israel untuk memberikan mereka tanah Kanaan. Pembagian tanah ini juga menunjukkan pentingnya setia kepada Allah dan perjanjian-Nya.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama dalam pasal 17, pembagian tanah dilakukan untuk suku-suku Manasye dan Efraim. Mereka mengajukan keluhan kepada Yosua bahwa mereka tidak mendapatkan bagian yang cukup besar. Yosua memberikan jawaban kepada mereka dan mengatur ulang pembagian tanah agar adil.

Dengan demikian, pasal 17 dari Kitab Yosua memberikan gambaran tentang pembagian tanah di antara suku-suku Israel dan bagaimana Yosua menangani keluhan suku Manasye dan Efraim. Hal ini juga menunjukkan pentingnya keadilan dan kepatuhan kepada Allah dalam pemenuhan janji-Nya kepada bangsa Israel.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Yosua pasal 17:

1. Pembagian tanah untuk suku Manasye (ayat 1-6)
- Suku Manasye menerima bagian tanah di Gilead dan Basan (ayat 1)
- Pembagian tanah dilakukan berdasarkan keluarga-keluarga mereka (ayat 2-6)

2. Kekurangan keturunan laki-laki dalam suku Manasye (ayat 3-4)
- Zelafehad, anak Hefer, tidak memiliki anak laki-laki, hanya anak perempuan (ayat 3)
- Anak-anak perempuan Zelafehad meminta bagian milik pusaka (ayat 4)

3. Pemberian milik pusaka kepada anak-anak perempuan Manasye (ayat 5-6)
- Milik pusaka diberikan kepada anak-anak perempuan Manasye sesuai perintah TUHAN (ayat 5)
- Sepuluh bagian tanah jatuh kepada suku Manasye, termasuk tanah Gilead (ayat 6)

4. Batas wilayah suku Manasye (ayat 7-11)
- Batas wilayah Manasye dari Asyer ke Mikhmetat di sebelah timur Sikhem (ayat 7)
- Kota Tapuah adalah milik suku Manasye, tetapi kota Tapuah dekat perbatasan Manasye adalah milik keturunan Efraim (ayat 8)
- Batas wilayah Manasye melewati sebelah utara sungai Kana dan berakhir di laut (ayat 9-11)

5. Kesulitan menguasai kota-kota di wilayah Manasye (ayat 12-13)
- Orang Kanaan bersikeras untuk tetap tinggal di kota-kota di wilayah Manasye (ayat 12)
- Orang Kanaan dijadikan pekerja paksa setelah orang Israel menjadi kuat (ayat 13)

6. Keluhan keturunan Yusuf tentang pembagian tanah (ayat 14-18)
- Keturunan Yusuf mengeluh karena hanya mendapatkan satu undian dan satu bagian milik pusaka (ayat 14)
- Yosua menyarankan mereka untuk membuka lahan di hutan dan wilayah orang Feris dan orang Refaim (ayat 15)
- Keturunan Yusuf mengeluh karena orang Kanaan memiliki kereta-kereta besi (ayat 16)
- Yosua menjamin bahwa pegunungan akan menjadi milik mereka dan mereka akan mengusir orang Kanaan (ayat 17-18)

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Makhir: Anak sulung Manasye, bapa Gilead.
- Abiezer: Keturunan Manasye.
- Helek: Keturunan Manasye.
- Asriel: Keturunan Manasye.
- Sekhem: Keturunan Manasye.
- Hefer: Keturunan Manasye.
- Semida: Keturunan Manasye.
- Zelafehad: Anak Hefer, anak Gilead, anak Makhir, anak Manasye.
- Mahla: Anak perempuan Zelafehad.
- Noa: Anak perempuan Zelafehad.
- Hogla: Anak perempuan Zelafehad.
- Milka: Anak perempuan Zelafehad.
- Tirza: Anak perempuan Zelafehad.
- Imam Eleazar: Imam pada waktu itu.
- Yosua anak Nun: Pemimpin Israel pada waktu itu.

Lokasi-lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Gilead: Diberikan kepada suku Manasye.
- Basan: Diberikan kepada suku Manasye.
- Tanah Gilead: Milik keturunan Manasye.
- Asyer: Batas wilayah Manasye.
- Mikhmetat: Batas wilayah Manasye.
- Sikhem: Batas wilayah Manasye.
- En-Tapuah: Batas wilayah Manasye.
- Tapuah: Kota yang menjadi milik suku Efraim.
- Kana: Anak sungai yang menjadi batas wilayah Manasye.
- Bet-Sean: Milik suku Manasye.
- Yibleam: Milik suku Manasye.
- Dor: Milik suku Manasye.
- En-Dor: Milik suku Manasye.
- Taanakh: Milik suku Manasye.
- Megido: Milik suku Manasye.
- Pegunungan Efraim: Milik suku Efraim dan suku Manasye.
- Hutan: Lahan yang harus dibuka oleh suku Efraim dan suku Manasye.
- Negeri orang Feris dan orang Refaim: Tempat di mana suku Efraim dan suku Manasye harus membuka lahan.
- Lembah Yizreel: Tempat di mana orang Kanaan tinggal.

Kata kunci dalam Kitab "Yosua" pasal 17 adalah sebagai berikut:

1. Suku Manasye: Suku keturunan Manasye, anak sulung Yusuf, yang mendapatkan bagian tanah di Gilead dan Basan.

2. Milik pusaka: Bagian tanah yang diberikan kepada suku Manasye sebagai warisan dari TUHAN.

3. Anak perempuan: Zelafehad, anak Manasye, tidak memiliki anak laki-laki, hanya memiliki anak perempuan.

4. Imam Eleazar dan Yosua: Para pemimpin yang menerima keluhan dari anak-anak perempuan Manasye mengenai milik pusaka.

5. Batas wilayah: Penjelasan mengenai batas wilayah suku Manasye, termasuk tanah Gilead dan Basan.

6. Kota-kota: Daftar kota-kota yang berada di wilayah suku Manasye, tetapi tidak dapat dikuasai oleh keturunan Manasye karena keberadaan orang Kanaan.

7. Orang Kanaan: Orang Kanaan yang tinggal di wilayah suku Manasye, tetapi tidak diusir oleh orang Israel.

8. Keturunan Yusuf: Keturunan suku Efraim dan suku Manasye yang mengeluhkan bagian tanah yang diberikan kepada mereka.

9. Pegunungan Efraim: Wilayah yang ditawarkan kepada suku Efraim dan suku Manasye untuk membuka lahan di sana.

10. Kereta-kereta besi: Keberadaan kereta-kereta besi yang dimiliki oleh orang Kanaan di Bet-Sean dan Lembah Yizreel.

11. Mengusir orang Kanaan: Yosua meyakinkan keturunan Yusuf bahwa mereka akan dapat mengusir orang Kanaan meskipun mereka memiliki kereta-kereta besi.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari bagian ini tentang pembagian tanah pusaka kepada suku-suku Israel?
2. Bagaimana sikap keturunan Manasye terhadap pembagian tanah yang mereka terima? Apakah sikap mereka sesuai dengan kepercayaan mereka kepada Tuhan?
3. Mengapa keturunan Yusuf merasa tidak puas dengan bagian tanah yang mereka terima? Apakah sikap mereka mencerminkan ketidakpercayaan kepada Tuhan?
4. Bagaimana Yosua menanggapi keluhan keturunan Yusuf? Apakah tanggapannya mencerminkan kepercayaan dan ketaatan kepada Tuhan?

Pertanyaan diskusi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap keturunan Manasye yang tidak mampu mengusir orang Kanaan dari tanah yang mereka terima? Apakah ada pelajaran yang dapat kita ambil dalam konteks kehidupan kita saat ini?
2. Bagaimana kita dapat menghubungkan pembagian tanah pusaka kepada suku-suku Israel dengan konsep berkat dan tanggung jawab dalam hidup kita sebagai orang percaya?
3. Apa pesan yang dapat kita ambil dari pernyataan Yosua bahwa pegunungan yang hutan akan menjadi milik keturunan Yusuf? Bagaimana hal ini dapat menginspirasi kita dalam menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup?
4. Bagaimana sikap keturunan Yusuf yang merasa tidak puas dengan bagian tanah yang mereka terima dapat mengajarkan kita tentang rasa syukur dan kepuasan dalam hidup?

Hal menarik terkait Kitab Yosua pasal 17:
1. Bagian ini menunjukkan bahwa pembagian tanah pusaka kepada suku-suku Israel tidak selalu berjalan mulus dan sempurna. Ada tantangan dan konflik yang harus dihadapi dalam prosesnya.
2. Sikap keturunan Manasye yang tidak mampu mengusir orang Kanaan dari tanah mereka menunjukkan bahwa keberhasilan dalam hidup tidak hanya bergantung pada kekuatan manusia, tetapi juga atas kehendak dan kuasa Tuhan.
3. Pernyataan Yosua bahwa pegunungan yang hutan akan menjadi milik keturunan Yusuf menggambarkan bahwa Tuhan memberikan janji dan kemampuan kepada umat-Nya untuk mengatasi segala rintangan dan kesulitan yang mungkin mereka hadapi.
4. Sikap keturunan Yusuf yang merasa tidak puas dengan bagian tanah mereka mengingatkan kita akan pentingnya bersyukur dan puas dengan apa yang Tuhan berikan kepada kita, serta mengandalkan-Nya dalam setiap situasi.

Dari pasal 17 Kitab Yosua, ada beberapa hal yang dapat dipelajari dan diterapkan dalam hidup:

1. Pengaturan warisan: Pasal ini menggambarkan bagaimana tanah diwariskan kepada suku Manasye. Hal ini mengajarkan pentingnya memiliki pengaturan yang adil dan bijaksana dalam membagi harta warisan atau aset keluarga.

2. Keadilan gender: Pasal ini juga menyoroti kasus Zelafehad, seorang perempuan yang tidak memiliki anak laki-laki. Namun, Allah memberikan keadilan kepada perempuan tersebut dengan memberikan milik pusaka kepada anak-anak perempuannya. Ini mengajarkan pentingnya menghormati dan memberikan hak-hak yang setara kepada perempuan dalam masyarakat.

3. Kekuatan Allah: Yosua memberikan dorongan kepada suku Efraim dan Manasye untuk mengambil tanah yang dihuni oleh orang Kanaan yang kuat dan memiliki kereta besi. Ini mengajarkan kita untuk memiliki iman dan percaya bahwa dengan kekuatan Allah, kita dapat mengatasi rintangan dan tantangan yang sulit dalam hidup.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Berdoa untuk kebijaksanaan dalam mengatur harta warisan dan aset keluarga, agar dapat membaginya dengan adil dan bijaksana.

2. Berdoa untuk keadilan gender, agar perempuan dihormati dan diberikan hak-hak yang setara dalam masyarakat.

3. Berdoa untuk kekuatan dan iman dalam menghadapi rintangan dan tantangan dalam hidup, percaya bahwa Allah akan memberikan kekuatan dan bimbingan-Nya.

Tuhan yang Mahakuasa, kami bersyukur atas pengajaran yang diberikan dalam pasal 17 Kitab Yosua. Kami memohon kebijaksanaan dalam mengatur harta warisan dan aset keluarga kami, agar dapat membaginya dengan adil dan bijaksana. Kami juga memohon agar perempuan dihormati dan diberikan hak-hak yang setara dalam masyarakat. Berikanlah kami kekuatan dan iman untuk menghadapi rintangan dan tantangan dalam hidup, percaya bahwa Engkau akan memberikan kekuatan dan bimbingan-Mu. Terima kasih, Tuhan. Dalam nama Yesus kami berdoa, Amin.

Analisis Yosua 17 (5W+1H)

What (Apa): Pasal ini menceritakan tentang pembagian tanah pusaka bagi suku Manasye, salah satu suku Israel.

Who (Siapa): Tokoh utama dalam pasal ini adalah suku Manasye, yang terdiri dari keturunan Makhir (yang menerima Gilead dan Basan) dan keturunan Manasye lainnya. Tokoh penting lainnya adalah Yosua, Imam Eleazar, dan keturunan Yusuf (Efraim dan Manasye).

When (Kapan): Peristiwa ini terjadi setelah bangsa Israel memasuki tanah Kanaan dan mulai membagi tanah tersebut di antara suku-suku mereka.

Where (Di mana): Pembagian tanah untuk Manasye terjadi di sebelah barat Sungai Yordan, meliputi wilayah yang luas, termasuk bagian dari dataran, lembah, dan pegunungan.

Why (Mengapa): Pembagian tanah ini dilakukan sesuai dengan perintah Tuhan kepada Musa untuk memberikan setiap suku Israel bagian mereka sendiri di tanah perjanjian.

How (Bagaimana):

• Pembagian: Tanah dibagi melalui undian, dengan Makhir menerima Gilead dan Basan karena keberaniannya sebagai prajurit. Keturunan Manasye lainnya menerima bagian mereka berdasarkan keluarga.
• Permohonan: Lima putri Zelafehad meminta bagian tanah kepada para pemimpin karena ayah mereka tidak memiliki anak laki-laki. Permohonan mereka dikabulkan sesuai dengan perintah Tuhan.
• Tantangan: Suku Manasye menghadapi kesulitan dalam menguasai seluruh wilayah mereka karena perlawanan dari orang Kanaan yang memiliki kereta besi.
• Solusi: Yosua mendorong keturunan Yusuf untuk membuka lahan di hutan dan mengusir orang Kanaan, menjanjikan bahwa mereka akan memiliki seluruh wilayah tersebut jika mereka berusaha.

Kesimpulan: Pasal ini menunjukkan bagaimana Tuhan memenuhi janji-Nya untuk memberikan tanah kepada bangsa Israel, tetapi juga menekankan bahwa mereka harus berjuang untuk merebut dan menguasai tanah tersebut. Pasal ini juga menunjukkan pentingnya keadilan dan kepedulian terhadap hak-hak perempuan, seperti yang terlihat dalam kisah anak-anak perempuan Zelafehad.