Teks -- 1 Tesalonika 1:10 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Tes 1:10
Full Life: 1Tes 1:10 - MENANTIKAN KEDATANGAN ANAK-NYA DARI SORGA.
Nas : 1Tes 1:10
Pengharapan besar orang percaya di Tesalonika adalah kedatangan
Kristus untuk membebaskan mereka "dari murka yang akan datang."
...
Nas : 1Tes 1:10
Pengharapan besar orang percaya di Tesalonika adalah kedatangan Kristus untuk membebaskan mereka "dari murka yang akan datang."
- 1) Suatu pertobatan kepada Kristus menurut PB meliputi
- (a) berbalik dari dosa dan
- (b) berbalik kepada Allah untuk menantikan kedatangan Anak-Nya (ayat 1Tes 1:9). Menantikan Kristus menyatakan pengharapan yang tetap akan kedatangan Kristus dan kesiapan untuk waktu itu.
- 2) "Murka yang akan datang" menunjuk kepada penghukuman di masa depan
yang terjadi sementara masa kesengsaraan besar. Akan tetapi, orang
percaya tidak perlu takut karena Allah akan mengutus Yesus kembali untuk
membebaskan kita dari masa murka itu. Jelas, kedatangan Kristus untuk
pengikut-Nya yang setia mendahului murka yang akan datang
(lihat cat. --> Wahy 3:10;
[atau ref. Wahy 3:10]
lihat art. KESENGSARAAN BESAR).
- 3) Ayat ini adalah petunjuk pertama dalam 1 Tesalonika mengenai
kedatangan Kristus, ketika Dia datang untuk menjemput orang kudus-Nya
dan membawa mereka ke rumah Bapa
(lihat cat. --> Yoh 14:3;
[atau ref. Yoh 14:3]
ayat-ayat lain ialah 1Tes 2:19; 3:13; 4:17; 5:1-11,23).
Jerusalem -> 1Tes 1:9-10
Jerusalem: 1Tes 1:9-10 - -- 1Te 1:9-10 agaknya menyimpulkan dalam suatu ikhtisar padat seluruh isi pewartaan dahulu. Ada dua pokok utama yang melandasi Injil yang diberitakan Pau...
1Te 1:9-10 agaknya menyimpulkan dalam suatu ikhtisar padat seluruh isi pewartaan dahulu. Ada dua pokok utama yang melandasi Injil yang diberitakan Paulus; Tauhid yang dengan tandas dipertahankan, Mar 12:29+; 1Ko 8:4-6; 10:7-14; Gal 4:8-9; dll; dan ajaran tentang Kristus, yang menekankan kedatangan terakhir Tuhan yang dibangkitkan, bdk 1Ko 1:7; 15:23+. Perhatikanlah bahwa dalam surat Paulus yang pertama ini sudah dipakai gelar "Anak Allah".
Ref. Silang FULL -> 1Tes 1:10
Ref. Silang FULL: 1Tes 1:10 - dari sorga // orang mati // dari murka · dari sorga: 1Kor 1:7; 1Kor 1:7
· orang mati: Kis 2:24; Kis 2:24
· dari murka: Rom 1:18; Rom 1:18
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Tes 1:6-10
Matthew Henry: 1Tes 1:6-10 - Bukti dari Keberhasilan Rasul Paulus Bukti dari Keberhasilan Rasul Paulus (1:6-10)
Dalam ayat-ayat ini, kita melihat bukti dari keberhasilan Rasul Paulus di antara jemaat Tesalonika, y...
Bukti dari Keberhasilan Rasul Paulus (1:6-10)
- Dalam ayat-ayat ini, kita melihat bukti dari keberhasilan Rasul Paulus di antara jemaat Tesalonika, yang termasyhur dan tersohor di sejumlah tempat. Sebab,
- I. Mereka sangat berhati-hati supaya hidup kudus dengan mengikuti teladan-teladan baik dari para rasul dan hamba Kristus (ay. 6). Misalnya, Rasul Paulus berlaku sangat rendah hati, tidak mencari pujian bagi dirinya sendiri, melainkan mengutamakan kebaikan orang lain, dengan berperilaku yang sesuai dengan apa yang diajarkannya kepada mereka. Ini supaya ia tidak meruntuhkan dengan tangan kiri apa yang sudah dibangunnya dengan tangan kanan. Dengan demikian jemaat di Tesalonika, yang sudah tahu orang-orang seperti apa yang sedang berada di antara mereka, dan bagaimana ajaran dan kehidupan mereka bersesuaian, tergerak hati nuraninya untuk mengikuti mereka, atau meniru teladan baik mereka. Dengan demikian, mereka juga menjadi para pengikut Tuhan, yang merupakan teladan sempurna yang harus berusaha kita tiru. Dan kita harus mengikuti orang lain hanya sejauh mereka mengikuti Kristus (1Kor. 11:1). Jemaat di Tesalonika berbuat demikian, kendati dengan penindasan atas mereka, penindasan berat yang mengancam para rasul dan juga diri mereka sendiri. Mereka rela berbagi dalam penderitaan-penderitaan yang menyertai orang-orang yang memeluk dan mengakui Kekristenan. Mereka menyambut Injil, kendati dengan segala masalah dan kesusahan yang menyertai orang-orang yang mengabarkan Injil dan yang mengakuinya juga. Mungkin firman Allah menjadi semakin berharga, karena firman itu dibayar dengan harga mahal. Dan teladan para rasul bersinar sangat cemerlang di bawah penderitaan-penderitaan mereka, sehingga jemaat di Tesalonika memeluk firman Allah dengan hati gembira, dan mengikuti teladan para rasul yang menderita dengan sukacita, dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Sukacita rohani yang teguh dan langgeng adalah sukacita yang diciptakan oleh Roh Kudus, yang ketika penderitaan-penderitaan kita melimpah, membuat penghiburan bagi kita jauh lebih melimpah.
- II. Kegigihan mereka berjaya sedemikian rupa sehingga mereka sendiri menjadi teladan bagi semua orang di sekeliling mereka (ay. 7-8). Amatilah di sini,
- 1. Teladan mereka sangat berhasil meninggalkan kesan-kesan baik pada diri banyak orang. Mereka typoi – stempel, atau alat pembuat cap. Mereka sendiri sudah menerima kesan-kesan baik dari pemberitaan dan perilaku para rasul. Sekarang merekalah yang meninggalkan kesan-kesan baik, dan perilaku mereka pun berdampak baik pada orang lain. Perhatikanlah, orang-orang Kristen harus sedemikian baik sehingga dengan teladan mereka, mereka bisa memengaruhi orang lain.
- 2. Teladan mereka sangat meluas, dan melampaui batas-batas wilayah Tesalonika, bahkan sampai kepada orang-orang percaya di seluruh Makedonia, dan lebih jauh lagi ke Akhaya. Jemaat di Filipi, dan orang lain yang menerima Injil sebelum jemaat Tesalonika, dibangun oleh teladan mereka. Perhatikanlah, sebagian orang yang dipekerjakan terakhir untuk menggarap kebun anggur kadang-kadang mengungguli orang-orang yang sudah terlebih dulu dipekerjakan, dan menjadi teladan bagi mereka.
- 3. Teladan mereka sangat termasyhur. Firman Tuhan, atau dampak-dampaknya yang menakjubkan pada jemaat di Tesalonika, terdengar, atau tersohor dan termasyhur, di daerah-daerah sekitar kota itu, dan di semua tempat. Memang tidak di segala tempat, melainkan di sana sini, di tempat ini dan itu di dunia. Sehingga, karena keberhasilan Injil di antara mereka, banyak orang lain terdorong untuk menyambutnya juga, dan rela menderita karenanya, bila dipanggil untuk itu. Iman mereka tersebar luas.
- (1) Kesiapan iman mereka terkenal di luar negeri. Orang-orang Tesalonika ini memeluk Injil segera setelah Injil diberitakan kepada mereka. Sehingga setiap orang tahu betul bagaimana para rasul masuk di antara mereka, bahwa mereka tidak menunda-nunda seperti orang-orang Filipi, di mana butuh waktu lama sebelum terjadi kebaikan yang berarti.
- (2) Dampak-dampak dari iman mereka itu termasyhur.
- [1] Mereka berhenti menyembah berhala. Mereka berbalik dari berhala-berhala mereka, dan meninggalkan semua penyembahan palsu yang sudah diajarkan kepada mereka.
- [2] Mereka memberi diri kepada Allah, kepada Allah yang hidup dan benar, dan mengabdikan diri untuk melayani-Nya.
- [3] Mereka menetapkan hati untuk menantikan kedatangan Anak Allah dari sorga (ay. 10). Dan ini merupakan salah satu kekhasan dari agama kita yang kudus, yaitu menantikan kedatangan Kristus yang kedua kalinya, karena kita percaya bahwa Ia akan datang, dan berharap supaya Ia datang untuk membawa sukacita bagi kita. Orang-orang percaya di bawah Perjanjian Lama menantikan kedatangan Mesias, sedangkan orang-orang percaya sekarang menantikan kedatangan-Nya untuk kali kedua. Ia akan datang. Dan ada alasan yang baik untuk percaya bahwa Ia akan datang, karena Allah sudah membangkitkan Dia dari antara orang mati, yang merupakan jaminan penuh kepada semua orang bahwa Ia akan datang untuk menghakimi (Kis. 17:31). Dan ada alasan yang baik untuk mengharapkan dan menantikan kedatangan-Nya, yaitu karena Ia sudah membebaskan kita dari murka yang akan datang. Ia telah datang untuk menebus keselamatan bagi kita, dan apabila Ia datang kembali, Ia akan membawa keselamatan bersama-Nya, yakni pembebasan yang utuh dan tuntas dari dosa, maut, dan neraka, dari murka yang akan menimpa orang-orang tidak percaya. Dan murka itu, begitu sekali datang, akan terus datang, karena murka itu adalah api yang kekal yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya (Mat. 25:41).
SH: 1Tes 1:2-10 - Pilihan Allah. (Selasa, 11 November 1997) Pilihan Allah.
Warga jemaat di Tesalonika adalah orang-orang yang tadinya menyembah berhala-berhala. Namun Tuhan telah memimpin Paulus untuk mengabar...
Pilihan Allah.
Warga jemaat di Tesalonika adalah orang-orang yang tadinya menyembah berhala-berhala. Namun Tuhan telah memimpin Paulus untuk mengabarkan Injil di sana (bdk.
Keajaiban karunia Allah. Adalah wajar bila pikiran kita tidak mampu menjangkau seluruh keajaiban pikiran dan jalan-jalan Allah. Ajaran tentang pemilihan yang Paulus bicarakan di sini (juga mis.: di 1:4">Ef. 1:4) bukan spekulasi manusia tetapi wahyu Allah. Intinya menegaskan manusia tidak layak, maka keselamatan adalah kasih karunia Allah semata. Pilihan membuat manusia tunduk diri dan meninggikan Allah saja. Pilihan membuat orang percaya aman, sebab keselamatan bukan tergantung pada dirinya tetapi pada Allah. Namun pilihan didukung oleh adanya bukti iman, harap, kasih, tobat, kesaksian yang hadir nyata dalam diri orang pilihan.
SH: 1Tes 1:1-10 - Jemaat yang pantas diteladani (Kamis, 23 Oktober 2003) Jemaat yang pantas diteladani
Kebanggaan Paulus terhadap jemaat di Tesalonika terlihat jelas.
Di jemaat ini ada iman, kasih, dan pengharapan (ay...
Jemaat yang pantas diteladani
Kebanggaan Paulus terhadap jemaat di Tesalonika terlihat jelas. Di jemaat ini ada iman, kasih, dan pengharapan (ayat 3). Inilah jemaat yang terbuka menerima Injil dengan penuh sukacita, justru di saat-saat penindasan (ayat 6). Sukacita dan nilai-nilai Injil yang luhur tidak dinikmati sendiri, tetapi tumpah dan memancar keluar sehingga dikenal dan dinikmati banyak orang. Inilah jemaat yang misioner, kota yang di atas bukit sehingga banyak orang mengenal dan memuliakan Tuhan karena mereka. Injil memancar di seluruh wilayah Makedonia dan Akhaya (ayat 8-9).
Paulus memuji jemaat Tesalonika. Namun, pujian Paulus ini tidak mutlak ditujukan kepada jemaat, untuk kemuliaan jemaat, karena tujuan pujian itu untuk kemuliaan nama Tuhan. Segala ucapan syukur hanya tertuju kepada Allah (ayat 1). Sikap Paulus ini memberikan pelajaran penting bagi kita: [1] Paulus menunjukkan sikap seorang hamba Tuhan yang begitu memperhatikan perkembangan jemaat Tuhan; [2] kita diajak untuk mengakui bahwa sedikit sekali pemimpin jemaat yang memberikan pujian kepada jemaat yang diasuhnya. Kita lebih sering mendengar kritikan tajam dan kecaman pedas, analisis semua kekurangan dan kelemahan secara gamblang.
Tidak dapat disangkal bahwa tidak ada jemaat sempurna. Tetapi masih banyak potensi positif yang dimiliki oleh gereja sebagai tubuh Kristus. Tuhan telah mempergunakan gereja sebagai alat-Nya dan begitu banyak orang yang telah menikmati hasil karya gereja. Begitu banyak orang yang telah menikmati ketenangan dan kedamaian hati; menemukan oase di tengah-tengah padang pasir yang kering. Dengan tidak menutup mata terhadap semua kekurangan, adalah berdosa terhadap Roh Kudus kalau kita mengatakan sampai hari ini gereja tidak pernah berbuat apa-apa.
Renungkan: Kelebihan gereja bukan terletak pada orang yang ada di dalamnya tetapi terletak pada Kristus kepala gereja. Oleh sebab itu sebagai pujian jemaat akhirnya harus bermuara kepada Tuhan.
SH: 1Tes 1:1-10 - Bertumbuh dan Berbuah (Kamis, 1 Oktober 2015) Bertumbuh dan Berbuah
Setiap orang yang menanam pohon pasti mengharapkan pohon itu bertumbuh dengan sehat, yang pada akhirnya berbuah sehingga bisa m...
Bertumbuh dan Berbuah
Setiap orang yang menanam pohon pasti mengharapkan pohon itu bertumbuh dengan sehat, yang pada akhirnya berbuah sehingga bisa menikmatinya. Inilah yang rasul Paulus dengar dan saksikan dari jemaat di Tesalonika, yang bukan hanya berakar tetapi juga bertumbuh dan berbuah.
Ia bersyukur kepada Allah dan ia selalu menyebut mereka dalam doanya. Mengapa Paulus berbuat demikian? Sebab jemaat di Tesalonika telah menjadi jemaat yang sehat dan bertumbuh. Iman mereka terus menghasilkan perbuatan baik, kasih mereka terwujud secara nyata dan mereka terus bertekun dalam pengharapan akan kedatangan Kristus yang kedua kali. Hal menunjukkan bahwa mereka sungguh-sungguh umat pilihan Tuhan dan Tuhan mengasihi mereka (4). Mereka menjadi umat pilihan-Nya karena menerima Injil yang disampaikan Paulus. Bukan dengan kata-kata hikmat, kefasihan lidah, kecakapan, kemampuan, dan kharisma seseorang, tetapi dengan kuasa Roh Kudus yang turut bekerja di dalam hati para pendengar.
Respons jemaat di Tesalonika luar biasa, yaitu mereka menerima Injil dengan sukacita, meskipun dalam penindasan yang berat (lih. Kis. 17:1-9). Injil bukan hanya mengubah hidup mereka dari penyembah berhala menjadi pelayan Allah yang hidup dan benar, melainkan membuat mereka menjadi jemaat yang taat (6), bertumbuh dan berbuah (8-9), penuh kasih (9) dan pengharapan akan kedatangan Kristus kembali (10). Hal-hal ini telah menjadi teladan dan kesaksian bagi jemaat-jemaat lain di sekitar mereka (7-9), sehingga di mana-mana orang-orang membicarakan tentang iman dan perbuatan mereka dalam menyambut Tuhan Yesus.
Bagaimana dengan kita? Apakah iman kita bertumbuh, kasih kita nyata dengan melayani sesama, pengharapan kita teguh dan hidup kita menghasilkan buah yang menjadi berkat bagi sesama? Marilah kita menjadi umat pilihan yang demikian, agar melalui kehadiran kita orang lain senantiasa bersyukur kepada Allah dan mendapatkan berkat. [CJ]
SH: 1Tes 1:1-10 - Mempermudah Tugas Pendeta (Jumat, 22 April 2022) Mempermudah Tugas Pendeta
Menjadi seorang pendeta tentu bukan tugas yang mudah. Dia harus mengurus banyak hal, mulai dari persoalan ibadah, khotbah, ...
Mempermudah Tugas Pendeta
Menjadi seorang pendeta tentu bukan tugas yang mudah. Dia harus mengurus banyak hal, mulai dari persoalan ibadah, khotbah, konseling, penginjilan, sakramen, dan sebagainya. Mengerjakan semua itu tentunya tidak mudah, apalagi jika pendeta tersebut adalah single fighter yang berjuang sendirian.
Paulus tentu menyadari hal tersebut. Meskipun dia mempunyai hati yang teguh, fisik yang kuat, dan pengetahuan yang brilian, dia tetaplah seorang manusia yang memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, dia dan rekan-rekan sepelayanannya begitu bersyukur karena kehidupan jemaat Tesalonika (1).
Hal-hal inilah yang Paulus syukuri atas kehidupan jemaat Tesalonika: pekerjaan iman, usaha kasih, dan ketekunan pengharapan mereka kepada Tuhan (3). Paulus bersyukur, karena melalui Roh Kudus, mereka percaya kepada Tuhan serta menjadi teladan untuk semua orang Makedonia dan Akhaya (7). Bahkan pemberitaan Injil tersebar ke semua tempat (8), sehingga Paulus tidak perlu berkata-kata lagi dan hal ini mengurangi beban pelayanannya (9).
Kita melihat sinergisme dalam pelayanan Paulus. Mulanya, Paulus memberitakan Injil kepada orang-orang Tesalonika. Mereka kemudian bertumbuh menjadi jemaat yang melayani juga. Konsekuensinya, pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien karena menjangkau makin banyak orang. Sikap pelayanan telah menjadi bagian integral dalam kehidupan mereka, yang mana ini terjadi secara natural. Mereka melayani Tuhan dengan menjadi teladan kehidupan dan memberitakan Injil secara verbal.
Kita belajar bahwa pelayanan bukan hanya tugas pendeta. Seandainya Paulus melakukannya sendiri, maka pelayanan menjadi tidak efektif, berbeda dari hasil yang didapat ketika Paulus melayani bersama rekan-rekannya dan juga jemaat Tesalonika. Pelayanan dan pemberitaan Injil tersebar dengan cepat dan efisien. Jadi, sudah semestinya kita meringankan tugas pendeta. Dengan kata lain, pelayanan menjadi bagian kita bersama, dalam sinergisme sebagai anggota tubuh Kristus. [YGM]
Utley -> 1Tes 1:2-10
Utley: 1Tes 1:2-10 - --NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 1:2-102-10 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. 3 Sebab kami selal...
NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 1:2-10
2-10 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. 3 Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita. 4 Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu. 5 Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu. 6 Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, 7 sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. 8 Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu. 9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, 10 dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
1Tes 1:2 "Kami" Ini menunjuk pada Paulus, Silas dan Timotius (tim misi orang percaya Yahudi). Paulus menggunakan KATA GANTI JAMAK ini lebih sering dalam I Tesalonika daripada di suratnya yang lain. Tidak jelas bagaimana hal ini mempengaruhi proses penulisan buku ini. Paulus sering menggunakan juru tulis. Persisnya seberapa bebasnya para juru tulis ini tidak diketahui.
□ "mengucap syukur kepada Allah" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE INDICATIVE yang menunjukkan tindakan yang terus menerus. Suatu roh pengucapan syukur mencirikan keseluruhan surat ini (lih. 1Tes 2:13; 3:9). Paulus memiliki hubungan yang indah dengan gereja ini sebagaimana yang ia miliki juga dengan jemaat di Filipi. Doa pembuka Paulus tidak hanya diharapkan secara adat budaya dalam gaya Yunani, tetapi sering tampaknya menguraikan topic-topik teologisnya.
□ "menyebut kamu" Ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE PARTICIPLE yang menunjukkansuatu keputusan yang sungguh-sungguh dari Paulus untuk terus berdoa. Struktur sintaksis dari doa Paulus dapat dilihat dalam tiga klausa tergantungnya: (1) dan menyebut (ay. 1Tes 1:2), (2) selalu mengingat (ay. 1Tes 1:3), dan (3) mengetahui (ay. 1Tes 1:4).
1Tes 1:3 "selalu mengingat" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE. Ini menunjukkan maksud, kepedulian yang tetap Paulus bagi orang percaya ini. Ia sering memikirkan dan bersyukur pada Tuhan untuk para petobat ini, seperti yang ia lakukan untuk semua jemaat (lih. Rom 1:9; Ef 1:16; Fili 1:3-4; Kol 1:9; 2Tim 1:3; Fil ay. 1Tes 1:4).
- NASB, NRSV "pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu"
- NKJV "pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan kesabaran pengharapanmu"
- TEV "bagaimana kamu mempraktekkan imanmu, bagaimana kasihmu membuatmu bekerja begitu keras, dan bagaimana teguhnya harapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus"
- NJB "iman Anda dalam tindakan, bekerja untuk cinta dan bertahan melalui harapan"
Masing-masing dari ketiga frasa ini adalah dalam suatu konstruksi tata bahasa yang menegaskan bahwa karya dihasilkan oleh iman, usaha dihasilkan oleh kasih, dan ketekunan diproduksi oleh pengharapan. Fokusnya adalah pada orang percaya yang aktif, setia. Iman selalu merupakan tanggapan terhadap aktivitas prakarsa Allah.
Karakteristik ini membentuk dasar dari syukur Paulus kepada Tuhan. Dalam Ef 2:8-10, kasih karunia dan iman berhubungan dengan perbuatan baik. Ketiga istilah ini (iman, harapan, dan kasih) sering dikaitkan dalam PB (lih. Rom 5:2-5; 1Kor 13:13; Gal 5:5-6; Kol 1:4-5, 1Tes 5:8; Ibr 6:10-12; 10:22-24; 1Pet 1:21-22). Urutannya sering berbeda. "Iman," dalam konteks ini, tidak menunjuk pada doktrin (lih. Yud 1:3 & 20), tetapi pada kepercayaan pribadi (lih. ay. 1Tes 1:8). Lihat Topik Khusus pada Gal 3:6.
□ "pekerjaan" "Kerja" adalah kata yang sangat intens—Kekristenan adalah aktif bukan pasif (lih. 1Kor 15:58).
□ "ketekunan" Ini juga bukan merupakan konsep pasif, tapi merupakan suatu ketekunan yang aktif, sukarela, dalam menghadapi pencobaan (lih. Luk 21:19; Rom 5:3-4). Ini dimaksudkan untuk melihat kebutuhan dan kemudian secara sukarela membantu memikul beban selama diperlukan (lih. 2Tes 1:4).
□ "pengharapan... di hadapan Allah dan Bapakita" Ini merujuk pada parousia atau Kedatangan Kedua, suatu tema utama dari surat ini (lih. 1Tes 1:10; 3:13; 4:13-5:11; 2Tes 1:7,10). Perhatikan bahwa setiap pasal diakhiri dengan mendiskusikan topik yang sama ini. "Pengharapan" tidak memiliki suatu konotasi yang meragukan "mungkin" atau "bisa jadi" seperti dalam bahasa Inggris, melainkan pengharapan/penantian dari suatu peristiwa dengan elemen waktu yang tidak jelas. Lihat Topik Khusus: Pengharapan di Gal 5:5.
1Tes 1:4 "kami tahu" Ini adalah yang ketiga dari tiga PARTICIPLE yang berhubungan dengan doa Paulus dalam ay. 1Tes 1:2.
□ "dikasihi Allah" Secara harfiah "yang dikasihi secara Illahi." Frasa PERFECT PASSIVE PARTICIPLE ini secara teologis terkait dengan pemilihan mereka (lih. Ef 1:4-5). Ini menekankan status terus menerus orang percaya sebagai "orang yang dikasihi." Yang mengasihi adalah Tuhan. KATA SIFAT "yang terkasih" ini (agapētos) biasanya digunakan untuk kasih Bapa kepada Yesus (lih. Mat 3:17; 12:18; 17:5; Ef 1:6). Sekarang ini digunakan untuk mereka yang percaya kepada-Nya oleh iman dan yang sekarang juga merupakan dikasihi oleh Bapa (lih. Rom 1:7; Kol 3:12; 2Tes 2:13).
- NASB "Pemilihanmu oleh-Nya"
- NKJV "pemilihanmu oleh Allah"
- NRSV "bahwa ia telah memilih kamu"
- TEV "Allah... telah memilih kamu"
- NJB "bahwa kamu telah dipilih"
Sementara KATA KERJA nya tidak ada (hanya FRASA KATA BENDA "pemilihanmu"), pelaku tindakan ini adalah Allah di dalam Kristus, yang diungkapkan oleh PASSIVE VOICE dalam KATA KERJA sebelumnya dan dengan Allah yang secara khusus disebutkan. Ini menegaskan keperluan secara teologis dari kasih pemrakarsa dan pilihan Allah (lih. Yoh 6:44,65). Paulus tahu bahwa mereka dipilih karena mereka menanggapi Injil! Pilihan Allah ini dikonfirmasi oleh tindakan-tindakan kuat-Nya yang diungkapkan dalam ay. 1Tes 1:5. Pemilihan adalah panggilan kepada kekudusan (lih. Ef 1:4) dan pelayanan (lih. Kol 3:12-14; 2Pet 1:2-11).
- NASB NKJV "bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja"
- NRSV "datang kepada kamu tidak dalam kata-kata saja"
- TEV "tidak dengan kata-kata saja"
- NJB "itu datang kepada kamu tidak hanya sebagai kata-kata"
Lebih dari sekedar sebuah ide abstrak, Injil telah mengubah kehidupan mereka (lih. Rom 1:16, Yak 2:14-26). Ini harus berlaku untuk pemberitaan Injil saat ini. Kekudusan, tidak hanya doktrin yang akurat, adalah tujuannya (lih. Rom 8:28-29; Gal 4:19; Ef 1:4). Injil adalah (1) seseorang untuk disambut, (2) kebenaran tentang orang tersebut untuk dipercaya, dan (3) suatu kehidupan meneladan orang tersebut untuk dijalani! Ketiganya sangatlah penting.
□ "dengan kekuatan oleh Roh Kudus" Ada tiga hal terkait yang mengkonfirmasikan pilihan Allah:
- 1. Injil datang dalam kata-kata
- 2. Injil datang dalam kekuasaan
- 3. Injil datang dalam Roh Kudus
Hal ini menunjuk pada (1) apa yang terjadi pada orang percaya di Tesalonika secara pribadi atau (2) pekerjaan Tuhan melalui Paulus (lih. Rom 8:15-16). Ada konfirmasi yang kuat atas kebenaran dan kuasa rohani dari Injil melalui khotbah dan pengajaran Paulus.
□ "dengan suatu kepastian yang kokoh" "Jaminan penuh" ini (lih. Kol 2:2; Ibr 6:11; 10:22) bisa merujuk kepada pemberitaan Paulus atau respon Tesalonika terhadap Injil.
□ "Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu" Paulus sedang membedakan cara ia dan tim misinya bertindak di antara jemaat Tesalonika (lih. 1Tes 2:7,10) dibandingkan dengan yang disebutkan dalam 1Tes 2:3-6. Perhatikan perbedaannya dalam pasal 1Tes 2:
Paul |
Lainnya |
tengah banyak perlawanan |
|
bukan dari kesalahan |
kesalahan |
bukan dari ketidak murnian |
ketidak murnian |
tidak dengan cara menipu |
menipu |
bukan untuk menyenangkan manusia |
untuk menyenangkan manusia |
bukan kata-kata menyanjung |
kata-kata menyanjung |
bukan untuk keserakahan |
untuk keserakahan |
tidak mencari kemuliaan |
mencari kemuliaan |
lembut sebagaimana seorang ibu menyusui |
|
memiliki kasih sayang yang besar |
|
menyampaikan Injil dan diri mereka sendiri |
Paulus sedang menggambarkan guru-guru palsu dan para pembuat masalah di antara orang Yahudi (mis, Kis 17:5).
1Tes 1:6 "Dan kamu" Ini adalah kontras yang tegas dengan "kami" dari ay. 1Tes 1:2-5.
- NASB, NRSV "kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan"
- NKJV "Dan kamu menjadi pengikut kami dan pengikut Tuhan"
- TEV "Kamu meniru kita dan Tuhan"
- NJB "dan kamu dituntun untuk menjadi penurut kami, dan penurut Tuhan"
"Penurut" masuk ke dalam bahasa Inggris sebagai "meniru" (lih. istilah dan konsep Yunaninya ditemukan dalam 1Tes 1:6; 2:14; 2Tes 3:7,9; 1Kor 4:16; 11:1; Gal 4:12; Fili 3:17; 4:9). Keserupaan dengan Kristus adalah tujuan Allah bagi setiap orang percaya (lih. Rom 8:28-29; Gal 4:19; Ef 1:4). Gambar Allah dalam manusia harus dipulihkan (lih. Im 11:44; 19:2; Mat 5:48; Ef 1:4; 5:1).
- NASB, NKJV "telah menerima firman"
- NRSV "kamu telah menerima firman"
- TEV "kamu telah menerima pesan"
- NJB "kamu membawa kepada Injil"
Istilah ini memiliki konotasi "menerima sebagai tamu yang disambut" (lih. Mat 10:40-41; 18:5) atau "menerima pesan" (lih. 2Kor 11:4; Yak 1:21) . Ini merupakan sebuah AORIST MIDDLE (deponent) PARTICIPLE. Manusia harus menanggapi tawaran kasih Allah dalam karya paripurna Kristus melalui pertobatan dan iman (lih. Mr 1:15, Yoh 1:12; 3:16; Kis 3:16,19; 20:21; Rom 10:9-13). Keselamatan adalah (1) sebuah pesan (kebenaran kedoktrinan), (2) seseorang (perjumpaan eksistensial), dan (3) suatu kehidupan untuk dijalani (ay. 1Tes 1:6). Kita menerima pesan Injil dan berteman dengan Yesus. Kita harus percaya sepenuhnya dalam keduanya. Hasilnya adalah kehidupan baru kesetiaan dan kekudusan.
- NASB "dalam kesengsaraan yang besar"
- NKJV "dalam penindasan yang berat"
- NRSV "meskipun penganiayaan"
- TEV "meskipun kamu banyak menderita"
- NJB "perlawanan yang besar mengepungmu"
Ini secara harfiah adalah "menekan" (lih. Yoh 16:33, Kis 14:22; 2Tes 1:4,6). Menjadi seorang Kristen tidak menjamin kurangnya ketegangan, -- sebaliknya, justru sangat berlawanan (lih. Mat 5:10-12; Yoh 15:18-19; Rom 8:17; 1Pet 3:13-17; 4:12-19). Kis 17 menjelaskan beberapa penganiayaan yang dialami Paulus (lih. 2Kor 4:7-12; 6:3-10; 11:23-28) dan gereja ini.
□ "dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus" Sukacita yang diberikan oleh Roh ini sedemikian melingkupi dan lengkap hingga selalu hadir dan bertahan bahkan di tengah penganiayaan dan kesakitan yang hebat. Ini adalah suatu sukacita yang tidak terpengaruh oleh keadaan (lih. Rom 5:2-5; 2Kor 7:4; 1Pet 4:13).
1Tes 1:7 "kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya" Di satu sisi ini adalah hiperbola, tetapi di sisi lain sangat harfiah. Sukacita dan ketekunan orang percaya di Tesalonika di bawah pengujian dan percobaan merupakan sumber dorongan besar bagi orang-orang percaya lainnya. Ini adalah juga bagaimana penderitaan Ayub, para nabi (lih. Mat 5:10,12), Mesias, dan paras Rasul mempengaruhi orang-orang percaya di kemudian hari. Seringkali kesaksian yang paling kuat dari orang percaya adalah jsutru selama masa pencobaan, kesakitan, dan penganiayaan.
□ "teladan" Lihat Topik Khusus berikut.
□ "Di Makedonia dan di Akhaya" Ini adalah propinsi-propinsi Romawi. Akhaya terletak di dalam Negara Yunani modern; Makedonia adalah Negara bagian yang secara politik merdeka dari Yunani, meskipun budaya dan ekonominya terkait.
1Tes 1:8 "telah tersiar" Ini secara harfiah adalah "menggemakan" atau "membahanakan." Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE INDICATIVE yang menyiratkan bahwa melalui sukacita mereka di tengah pencobaan Injil "tersiar dan masih tersiar." Dalam bahasa Inggris kita mendapatkan kata "echo "dari kata Yunani ini. Ayat 1Tes 1:8-10 membentuk satu kalimat dalam bahasa Yunani.
□ "tetapi di semua tempat" Ini adalah keberlebihan yang metaforis (hiperbola) mirip dengan ay. 1Tes 1:2 (lih. Rom 1:8). Alkitab, sebagai sebuah buku timur, sering menggunakan bahasa kiasan. Hati-hati terhadap literalisme barat.
- NASB "sehingga kami tidak harus mengatakan apa-apa"
- NKJV "sehingga kami tidak perlu mengatakan apa-apa"
- NRSV "sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu"
- TEV "sehingga, tidak ada yang perlu kami katakan"
- NJB "Kami tidak perlu memberitahu orang lain tentang hal itu"
Sebuah frasa yang rancu, banyak terjemahan memasok "iman" dari klausa sebelumnya. Ini tidak lalu berarti bahwa mereka memahami segala sesuatu tentang doktrin Kristen atau bahkan tentang penderitaan. Tapi kehidupan mereka menunjukkan bahwa Injil benar-benar berakar dalam hati dan pikiran mereka. Roh Kudus akan mengungkapkan dasar-dasar Injil kepada setiap hati yang menerima.
1Tes 1:9 "berbalik dari berhala-berhala kepada Allah" Ini menunjuk pada pertobatan mereka dari penyembahan berhala. Injil bisa bersifat negatif dan positif—pertobatan dan iman (lih. Mr 1:15; Kis 3:16,19; 20:21). Ada "berubah dari" serta "beralih ke."
Alkitab Pelajaran NASB (hal. 1748) membuat pengamatan bahwa ketiga bukti yang merusak dari pertobatan Tesalonika adalah
- 1. berbalik dari berhala
- 2. melayani Allah
- 3. menunggu kedatangan kembali Kristus
□ "untuk melayani" Secara harfiah berarti "sebagai budak." Ini adalah sebuah PRESENT INFINITIVE. Mereka berbalik (AORIST) dari berhala dan terus melayani, Allah yang benar yang hidup (lih. Rom 6:18). Hal ini menggambarkan Allah sebagai Raja dan pengikut-Nya sebagai hamba. Di satu sisi, kita adalah hamba, di sisi lain, kita adalah anak-anak.
□ "Allah yang hidup dan yang benar," Ini mencerminkan nama perjanjian Allah, YHWH (lih. Kel 3:14). YHWH adalah Allah satu-satunya yang hidup, yang selalu hidup. Ini adalah dasar dari monoteisme Alkitab (lih. Ul 4:35,39; 6:4; Yes 45:5,6,18,21-22; 47:8,10).
1Tes 1:10 Ayat ini adalah seperti ringkasan dari Injil (lih. 1Kor 15:1-4). Ringkasan ini sering disebut dengan kerygma ("proklamasi").
□ "Untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga" Ini adalah satu lagi PRESENT INFINITIVE. Mereka terus melayani (lih. ay. 1Tes 1:9) Allah dan menunggu kedatangan Kristus. Paulus melanjutkan penekanannya pada Kedatangan Kedua sebagai pokok teologis utama dari surat ini. Setiap pasal diakhiri dengan pokok bahasan ini (lih. 1Tes 1:10; 2:19; 3:13; 4:13-18; 5:23). Lihat Topik Khusus pada 1Tes 5:9.
□ "yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati" Ini adalah konfirmasi dari penerimaan Bapa akan kematian penebusan Anak (lih. 1Kor 15). Seluruh tiga pribadi dari Trinitas aktif dalam kebangkitan Kristus: Bapa—Kis 2:24; 3:15; 4:10; 5:30; 10:40; 13:30,33,34,37; 17:31; Roh—Rom 8:11 dan Anak—Yoh 2:19-22; 10:17-18. Lihat Topik Khusus: Trinitas di Gal 4:4.
□ "menyelamatkan kita" Ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE (deponent) PARTICIPLE yang menekankan tindakan terus-menerus Yesus bagi kita. Kemenangan ini terus berlangsung (lih. Rom 8:31-39). Dia terus berdoa syafaat bagi kita (lih. 1Yoh 2:1; Ibr 7:25; 9:24).
□ "Murka yang akan datang" Bagi beberapa orang, Kedatangan Kedua Yesus adalah harapan agung mereka, tetapi untuk orang lain itu akan menjadi kerugian kekal mereka. Orang-orang percaya akan mengalami penganiayaan dan tekanan dari orang Yahudi dan orang kafir, tetapi mereka tidak akan pernah mengalami murka Allah (lih. 1Tes 5:9). Murka Allah akan datang (PRESENT MIDDLE [deponent] PARTICIPLE) pada semua orang yang menolak Kristus (lih. 1Tes 2:16; Mat 25; Rom 1; 2). Tentulah benar bahwa murka adalah istilah antropomorfik, tetapi begitulah juga, "kasih Allah."
Pada akhir setiap pasal dalam I Tesalonika suatu singgungan pada Kedatangan Kedua menonjol (lih. 1Tes 1:10; 2:19; 3:13; 4:13-18; 5:23). Penulis Perjanjian Baru melihat waktu dan sejarah melalui pandangan dunia mereka tentang hari penghakiman dan penghargaan yang akan datang. PB sepenuhnya bersifat eskatologis (lih. Bagaimana Membaca Alkitab Untuk Semua Manfaatnya oleh Fee dan Stuart, hal. 131-134).
□ "dalam perjuangan yang berat" Ini adalah sebuah istilah atletik atau militer untuk perkelahian tangan kosong yang kasar, (lih. Fili 1:30; Kol 2:1). Istilah Yunani ini masuk ke bahasa Inggris sebagai "agony / penderitaan."
- NASB NKJV "nasehat"
- NRSV, TEV "seruan"
- NJB "dorongan"
Ini berasal dari akar yang sama (paraklēsis) yang digunakan untuk Roh (parakletos) dalam Yoh 14:16,26; 15:26; 16:7 dan Yesus dalam 1Yoh 2:1 di mana ini diterjemahkan sebagai "penghibur," "penasehat" atau "penolong." Lihat catatan penuh di 1Tes 3:7.
- NASB "tidak datang dari kesalahan"
- NKJV "tidak datang dari kesesatan"
- NRSV "tidak lahir dari kesesatan"
- TEV "tidak didasarkan pada kesalahan"
- NJB "karena kita tertipu"
Planēs adalah kata Yunani untuk "planet", yang merujuk pada benda-benda penerang langit (planet, komet, bintang jatuh) yang tidak mengikuti pola dari rasi bintang yang lazim. Dengan demikian, mereka disebut "pengembara", yang dikembangkan secara metaforis menjadi kesalahan.
- NASB "ketidak-murnian"
- NKJV "kenajisan"
- NRSV, TEV "maksud yang tidak murni"
- NJB "tidak bermoral"
Istilah ini menyiratkan kelonggaran seksual (lih. 1Tes 4:7; Rom 1:24; Gal 5:19; Ef 5:3; Kol 3:5). Haruslah diingat bahwa penyembahan kafir sering menggunakan tindakan seksual. Paulus mungkin telah dituduh menyarankan kelonggaran moral oleh kaum legalis Yahudi yang menyalahpahami pembenaran oleh kasih karunia melalui iman.
- NASB "dengan cara tipu daya"
- NKJV "juga tidak disertai tipu daya"
- NRSV "atau tipuan"
- TEV "kami juga tidak mencoba untuk mengelabui siapa pun" JB "atau mencoba untuk menipu siapa pun"
Dua istilah lainnya dalam ayat 1Tes 1:3 berbicara tentang motif Paulus, tetapi frasa ini menunjukkan suatu suasana tipu daya (lih. Ef 4:14). "Tipu daya" aslinya berarti "menangkap dengan umpan" (lih. Mat 26:4; Mr 7:22; 14:1), tetapi kemudian berkembang menjadi sebuah metafora untuk tipuan untuk mendapatkan keuntungan (lih. 2Kor 4:2 yang mencerminkan 2Kor 2:17). Paulus sering dituduh serakah (lih. ay. 1Tes 1:5).
1Tes 2:4 "Allah telah menganggap kami layak" Bentuk PERFECT PASSIVE INDICATIVE ini memiliki konotasi pengujian dengan pandangan menuju persetujuan (dokimazō). "Menyetujui" dalam pengertian umum berarti menguji keaslian koin. Tim penginjilan ini telah dan terus diuji dan disetujui oleh Allah. Lihat Topik Khusus: Istilah Yunani untuk Pengujian dan Konotasinya di 1Tes 3:5.
□ "mempercayakan" Ini merupakan sebuah AORIST PASSIVE INFINITIVE. Istilah ini berasal dari akar yang sama (pisteuō) dengan "iman," "percaya," atau "kepercayaan." Ide dasarnya adalah untuk mempercayakan sesuatu kepada orang lain (lih. 1Kor 9:17; Gal 2:7; 1Tim 1:11; Tit 1:3). Orang percaya adalah pelayan Injil (lih. 1Kor 4:1-2; 1Pet 4:10).
□ "karena itulah kami berbicara" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Orang percaya harus berbagi kabar baik yang telah mereka terima (lih. Kol 4:2-6; 1Pet 3:15) dengan keberanian (lih. ay. 1Tes 1:2).
□ "bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah" (lih. 1Tes 2:6; Gal 1:10).
□ "yang menguji hati kita" Ini mencerminkan penggunaan bahasa Ibrani dari "hati" dalam arti keseluruhan kepribadian. Tuhan tahu motif kita (lih. 1Sam 16:7; Mazm 7:9; 26:2; 44:21; 139:1,23; Ams 21:2, Yer 11:20; 12:3; 17:10, Luk 16:15, Kis 1:24; 15:8; Rom 8:27; Wahy 2:23). Lihat Topik Khusus: Hati di Gal 4:6.
1Tes 2:5 "kami tidak pernah bermulut manis" Istilah ini menyiratkan manipulasi untuk motif yang palsu. Para lawan, terutama di Korintus (Paulus berada di Korintus ketika ia menulis surat ini), sering menuduh Paulus bermotif palsu seperti yang dilakukan orang-orang Yahudi di sini.
□ "dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi" Paulus sering dituduh serakah atau oportunis, mungkin karena itu adalah karakteristik dari guru-guru keliling Yunani (lih. Kis 20:33). Inilah sebabnya mengapa ia tidak mau secara teratur menerima uang dari gereja-gereja yang sedang ia layani ini. Dia dikemudian hari menerima bantuan dari Filipi (dua kali, lih. Fili 4:16) dan Tesalonika.
□ "Allah adalah saksi" Paulus mengucapkan sumpah menggunakan Allah sebagai saksi (lih. 1Tes 2:10; Rom 1:9; 1Kor 1:23; 11:31; Gal 1:19; Fili 2:25).
1Tes 2:6 "sekalipun… sebagai rasul-rasul Kristus." Ini termasuk Silas dan Timotius. Ini menggambarkan penggunaan yang lebih luas dari istilah tersebut. Dalam 1Kor 12:28 dan Ef 4:11, "rasul" disebutkan sebagai karunia rohani yang terus berlangsung di gereja. Beberapa contohnya adalah:
- 1. Barnabas (lih. Kis 14:4,14)
- 2. Andronikus dan Yunias (lih. Rom 16:6-7)
- 3. Apolos (lih. 1Kor 4:6)
- 4. Yakobus yang Adil (lih. Gal 1:19)
Tidaklah pasti dengan aspek pelayanan manakah karunia ini berkaitan: (1) pendirian gereja; (2) penginjilan;(3) kepemimpinan wilayah; atau (4)?. Hal ini dikaitkan dengan nabi, penginjil, dan pendeta / guru di Ef 4:11, semuanya memberitakan Injil dengan penekanan yang berbeda.
Beberapa terjemahan Inggris menempatkan frasa ini dalam ay. 1Tes 1:6 dan lainnya dalam ay. 1Tes 1:7.
- NASB, 1Tes 2:6 "kami bisa telah menegaskan otoritas kami"
- NKJV, 1Tes 2:6 "juga tidak pernah kami mencari"
- NRSV, 1Tes 2:7 "juga tidak pernah kami mencari"
- TEV, 1Tes 2:7 "juga bisa saja kami tidak pernah mencari"
- JB, 1Tes 2:7 "kami bisa mengenakan diri pada kami dengan berat penuh"
Secara harfiah, ini diterjemahkan "dengan berat." Makna yang dimaksudkan bisa (1) otoritas kerasulan; (2) kehormatan kerasulan; atau (3) kompensasi finansial (lih. ay. 1Tes 1:9; 1Tes 3:8; 1Kor 9:3-14; 2Kor 11:7-11).
1Tes 2:7 "kami berlaku ramah di antara kamu" Ada suatu variasi naskah Yunani diantara penggunaan istilah (1) "bayi" (nēpios, lih MSS P65, א, B, C, D, F, G) dan (2) "lembut" (ēpios, lih MSS אc, A, C2, D2). Hanya huruf awal mereka yang berbeda. Atas dasar kenaskahan yang murni nomor 1 adalah yang terbaik; atas dasar kontekstual nomor 2 tampaknya adalah yang terbaik (yang mungkin mencerminkan perubahan penulisan yang disengaja). UBS4 memberikan "bayi" peringkat "B" (hampir pasti).
Origenes dan Agustinus percaya Paulus berbicara kepada jemaat Tesalonika dalam bahasa bayi sehingga mereka bisa mengerti. Paulus menggunakan bahasa orang tua dalam ay. 7,8. Dia melihat dirinya sebagai orang tua rohani mereka.
□ "sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya" Ini adalah sebuah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL. KATA KERJA nya secara harfiah berarti "menghangatkan" dan umumnya digunakan untuk induk burung "menghangatkan" anak-anak mereka (lih. Ef 5:29). Ini adalah metafora untuk menyusui. Paulus (. Lih. Gal 4:19), seperti Yesus (lih. Mat 23:37), menjelaskan kasih-Nya kepada mereka dalam istilah feminin (dan YHWH lih. Kel 19:4; Yes 66:13; Hos 11:4; dan Roh, lih. Kej 1:2).
- NASB "dalam kasih sayang yang besar akan kamu,"
- NKJV "Jadi, dengan kasih sayang rindu kepada kamu"
- NRSV "kita mempedulikan kamu sedemikian mendalam"
- TEV "Karena kasih kami kepada kamu"
- NJB "kami merasa sangat berbakti dan protektif terhadap kamu"
Kata (homeiromai) tidak muncul di tempat lain di seluruh Perjanjian Baru. Ini digunakan dalam Septuaginta dalam Ayub 3:21. Dalam literatur Yunani ini adalah istilah kasih sayang yang kuat yang terkait dengan kerinduan orang tua kepada anak-anak mereka yang mati.
□ "kami,… bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi." Ini menunjukkan kemahalan dari pelayanan serta kasih dari Rasul ini. Pelayanan bukanlah sesuatu yang kita lakukan—melainkan adalah siapa kita.
1Tes 2:9 "usaha dan jerih lelah kami" Ini adalah istilah bersinonim yang kuat (lih. 1Tes 3:8 dan 2Kor 11:27). Masyarakat Yunani menggunakan istilah usaha / kerja hanya untuk budak. Paulus, sebagai seorang Yahudi, menghormati tenaga kerja manual. Dia sering mendorongnya, terutama dalam korespondensi Tesalonika ini karena beberapa orang di dalam persekutuan telah berhenti dari pekerjaan mereka untuk menunggu Kedatangan Kedua (lih. 2Tes 3:6-15).
□ "Sementara kami bekerja siang malam" Semua rabi harus memiliki kejuruan atau kehidupan (lih. Kis 18:3; 1Kor 4:12). Paulus tidak mau menerima uang untuk pelayanannya karena tuduhan keserakahan (lih. 1Tes 2:5).
"Malam dan siang" mencerminkan perhitungan Yahudi waktu di mana hari dimulai pada senja hari (lih. Kej 1:5,8,13,19,23,21). Paulus bekerja di siang hari untuk membuat tenda atau mengerjakan kulit dan pada malam hari ia memberitakan Injil. Pelayanan membutuhkan kerja keras!
1Tes 2:10 "Kamu adalah saksi, demikian juga Allah" Ini adalah ungkapan lain seperti sumpah oleh Paulus yang menegaskan kebenaran dari pernyataan dan tindakannya. Allah adalah saksi sebagaimana ditegaskan oleh sumpah dari ay. 1Tes 1:5 dan, demikian juga, orang-orang percaya di Tesalonika.
□ "betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang percaya" Beberapa orang di gereja, di masyarakat atau orang luar pasti telah mempertanyakan motifnya. Paulus selalu harus mempertahankan motifnya.
1Tes 2:11 "menasehati" Lihat catatan pada ay. 1Tes 1:3. Perhatikan ketiga PARTICIPLE nya (semua dimulai dengan para) yang menjelaskan aktivitas khotbah Paulus: (1) "menasehati" (PRESENT ACTIVE), (2) "menguatkan" (MIDDLE PRESENT [deponent]) dan (3) "meminta dengan sangat" (MIDDLE PRESENT [deponent]).
1Tes 2:12 "hidup sesuai" Ini adalah sebuah PRESENT INFINITIVE. Metafora ini menunjuk pada keberlanjutan gaya hidup kita, yang harus mencerminkan Guru kita (lih. Kol 1:10; 2:6; Ef 2:10; 4:1,17; 5:2,15). Perhatikan bahwa di akhir ay. Ef 5:12 orang percaya dipanggil untuk berbagi dan dengan demikian mencerminkan kemuliaan Allah.
□ "yang memanggil kamu" Ada suatu variasi naskah Yunani dalam TENSE dari frasa ini: (1) naskah kuno א dan A memiliki AORIST, seperti Gal 1:6. Hal ini akan menekankan panggilan prakarsa Allah (lih. Gal 1:6; 1Pet 1:15). (2) Naskah kuno B, D, F, G, H, K, L, dan P memiliki PRESENT yang akan menekankan panggilan Allah yang terus-menerus kepada kekudusan (lih. Rom 8:28-29; Gal 4:19; Ef 1:4). UBS4 memberikan opsi # 2 sebuah peringkat "B" (hampir pasti).
Perhatikan keseimbangan teologis antara Allah yang memanggil dan orang percaya yang harus berjalan secara pantas (lih. Fili 2:12-13). Denominasi-denominasi yang berbeda berfokus pada satu aspek atau yang lain (takdir atau kehendak bebas manusia). Allah berurusan dengan kita dalam suatu hubungan perjanjian. Baik panggilan-Nya dan respon kita yang dimandatkan (awal dan berkelanjutan) sangat diperlukan.
□ "Kerajaan… -Nya" Paulus tidak sering menggunakan istilah ini. Ini menunjuk pada pemerintahan Allah di dalam hati dan pikiran orang percaya sekarang yang suatu hari nanti akan disempurnakan di atas seluruh bumi (lih. Mat 6:10). Ini adalah beban dari ajaran dan khotbah Yesus. Ini mencerminkan ketegangan "yang sudah" tapi "belum" dari waktu antara Inkarnasi dan Kedatangan Kedua (lih. Bagaimana Membaca Alkitab Untuk Semua Manfaatnya oleh Fee dan Stuart, hal. 131-134).
□ "Dan kemuliaan-Nya" Lihat catatan penuh di Gal 1:5.
Topik Teologia -> 1Tes 1:10
Topik Teologia: 1Tes 1:10 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Yesus
Mat 1:16 Mat 1:21 Mat 26:71 Mat 27:37 Luk 2:21 Luk 23:42 Yoh 1:45 Yoh 9:22 Yoh 20:31 ...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan Allah Berlaku di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
- Pemeliharaan-Nya Menyelamatkan Orang-orang Percaya
- Kej 7:1,4,7 2Ra 22:18-20 Ayu 4:7 Ayu 5:17,19-21 Ayu 36:6-7 Maz 32:7 Maz 33:18-19 Maz 34:7,17 Maz 35:10 Maz 37:25 Maz 50:14-15 Maz 55:18 Maz 56:13 Maz 72:12 Maz 91:9-10 Ams 1:33 Ams 12:28 Pengk 8:5 Yes 54:14-15 Yer 39:16-18 Yeh 18:5-9 Amo 5:4 Rom 7:24-26 Rom 8:1-2 2Ko 1:10 Gal 1:3-4 Kol 1:13 1Te 1:10 2Ti 4:18 2Pe 2:5,9
- Keselamatan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mencari Allah
- Nantikan Allah
- Menantikan Kristus
TFTWMS -> 1Tes 1:8-10
TFTWMS: 1Tes 1:8-10 - Pengaruh Teladan Jemaat Tesalonika PENGARUH TELADAN JEMAAT TESALONIKA (1 Tes 1:8-10)
8 Karena firman Tuhan sudah bergema dari kamu bukan hanya di Makedonia dan Akhaya, tetapi juga di s...
PENGARUH TELADAN JEMAAT TESALONIKA (1 Tes 1:8-10)
8 Karena firman Tuhan sudah bergema dari kamu bukan hanya di Makedonia dan Akhaya, tetapi juga di semua tempat imanmu kepada Allah telah tersiar, sehingga kami tidak perlu mengatakan apa-apa. 9 Sebab mereka sendiri melaporkan tentang kami jenis penyambutan macam apakah yang kami terima dari kamu, dan bagaimana kamu berbalik kepada Allah dari berhala-berhala untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, 10 dan untuk menantikan Anak-Nya dari sorga, yang Ia telah bangkitkan dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Ayat 8. Ayat ini, dengan ayat 9 dan 10, memberitahukan dalam pengertian apakah jemaat Tesalonika itu menjadi "teladan" (ay. 7). Dengan demikian pokok pikiran tentang diri mereka sebagai teladan dilanjutkan di dalam ayat-ayat akhir pasal ini. Firman Tuhan (injil), serta iman (pi÷stiß, pistis) mereka kepada Allah (penerimaan pesan-Nya sebagai standar mereka), telah tersiar. Obyek iman mereka saat itu bukan lagi berhala, tetapi Allah yang benar.
"Tersiar" menggambarkan sesuatu seperti guntur atau lengkingan terompet yang menimbulkan gemuruh atau gema. Perfect verb tense yang digunakan menunjukkan bahwa injil sudah tersiar dan masih tersiar. Artinya, gereja Tesalonika telah menjadi penyambung lidah. Probabilitas bagi terjadinya hal ini meningkat oleh fakta bahwa kota itu memiliki pelabuhan yang sangat baik dengan kegiatan komersial yang konstan dan terletak di Jalan Egnatianus, yang merupakan jalan utama Romawi yang membentang dari timur ke barat. Jadi dari mereka injil dan berita tentang penerimaan mereka telah tersiar ke seluruh wilayah Makedonia, hingga ke Akhaya, dan di semua tempat ("di mana-mana"; NIV).
"Semua tempat" mungkin merupakan hiperbola—melebih-lebihkan yang, bagaimanapun, tidak digunakan dengan maksud untuk menipu. Itu secara efektif menunjukkan bahwa pesan itu telah dibawa sebegitu jauh sehingga Paulus dan teman-temannya tidak perlu mengatakan apa-apa. Orang-orang yang mereka temui sudah, pada umumnya, mendengar kabar itu. Berita itu mungkin tersebar oleh setidaknya dua cara: pertama, oleh orang-orang yang lewat dan diperintahkan dan diubah hidupnya oleh mereka, dan kedua, dengan upaya mereka mengutus para anggotanya untuk memberitakan injil.
Apakah kita tidak perlu mengikuti "teladan" jemaat Tesalonika sehingga injil akan tersiar dari kita dan iman kita akan dikenal?
Ayat 9. Ayat ini, dengan ayat 10, memberikan poin-poin utama tentang kisah Paulus dan rekan-rekannya yang terus-menerus mendengar dari orang lain. Jemaat Tesalonika telah memberi mereka sambutan atau ucapan "selamat datang" (RSV) yang sebenarnya.
Jemaat Tesalonika telah berbalik. Alkitab NIV menerjemahkan kata yang sama dengan "berubah" dan menunjukkan bahwa tanpa perubahan ini orang tidak dapat menjadi bagian "kerajaan sorga" (Matius 18:3). Iman dan pertobatan, atau perubahan pikiran, telah menimbulkan perubahan gaya hidup mereka. "Berbalik" berasal dari e˙pistre÷fw (epistrephō), yang merupakan kata kerja lama untuk berpaling. Kata itu umumnya digunakan di dalam kitab Kisah untuk mengungkapkan orang yang "berbalik" kepada Allah (lihat Kisah 3:19).7
Perubahan itu adalah dari berhala-berhala, atau patung-patung, yang dianggap mewakili dewa seperti Zeus, Apollo, dan Artemis (padanan dewa Yunani untuk dewi Romawi, Diana); tapi karena para dewa hanya ada dalam khayalan, maka yang sebenarnya disembah adalah patung itu. Hampir semua hari libur dan perayaan orang Makedonia dibangun di sekitar dewa-dewa seperti itu, dengan kuil-kuil mereka menjadi pusat kehidupan sosial. Orang-orang Kristen baru ini harus rela berhenti melakukan kegiatan-kegiatan seperti itu dengan tetangga mereka. Mereka berbalik, pada sisi positif, kepada sesuatu yang jauh lebih baik—Allah yang hidup dan yang benar yang tidak mati dan tidak bergerak seperti berhala yang harus dibawa-bawa (Yosua 3:10; Yeremia 10:1-7). Allah adalah "benar," atau nyata, dibandingkan dengan berhala-berhala yang merupakan isapan jempol dari khayalan (1 Korintus 8:4-6).
Jemaat Tesalonika telah berbalik kepada Allah yang benar untuk melayani Dia. Kata Yunani douleu/w (douleuō), diterjemahkan melayani, sebenarnya berarti melayani "sebagai budak," dan pelayanan yang terus-menerus. Makna agama Kristen adalah memberikan diri sepenuhnya (Roma 6:15-18) selama sisa hidup seseorang di bumi ini. Yesus memberi kita contoh pelayanan yang sempurna (Matius 20:28). Jika hal itu dilihat dengan benar, pelayanan kita akan penuh sukacita.
Ayat 10. Dalam ayat 9, jemaat Tesalonika terlihat akan melayani. Di sini kita melihat mereka sedang melayani sambil mereka menunggu. Menantikan adalah dari kata Yunani aÓname÷nw (anamenō). Mereka sedang menantikan kedatangan kembali Yesus. Robertson mengatakan bahwa anamenein adalah sebuah present infinitive dan karena itu sifatnya lurus dan berarti "terus-menerus menanti."8Orang Kristen terlibat dalam "harapan yang berkelanjutan" mengenai kedatangan-Nya kembali.
Di dalam ayat-ayat ini, kita mungkin memiliki tinjauan atas beberapa poin utama yang Paulus sudah beritakan kepada mereka. (Untuk khotbah kepada orang non-Yahudi, lihat Kisah 14:15-17; 17:22-31.) Yesus berjanji bahwa Ia akan datang kembali (Yohanes 14:3), dan kedatangan-Nya akan menjadi berkat besar bagi mereka yang taat, sehingga mereka "dengan tidak sabar menantikan" Dia (Filipi 3:20). Untuk alasan ini, orang Kristen yang dewasa telah mengalami perasaan semangat yang terus-menerus tentang kedatangan kembali Anak ilahi Allah. Keilahian-Nya dibuktikan ketika Ia [Bapa] membangkitkan [Dia] dari antara orang mati (1 Petrus 1:3; Kisah 2:24-33). Yang menjadi obyek ibadah kita adalah Yesus yang hidup ini—yang berbeda dengan berhala-berhala yang mati.
Adalah Yesus ini juga yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang, karena dahulu kita berada dalam bahaya besar. Meski tidak populer, ide kehancuran di neraka, hukuman kekal, adalah Alkitabiah. Di sini hal itu ditegaskan lagi bahwa Allah akan melampiaskan murka-Nya kepada orang yang tidak taat di akhir zaman. Murka Allah bukanlah dendam atau tidak terkendali seperti halnya murka manusia; sebaliknya, murka itu adalah perasaan-Nya yang sangat kuat melawan kesalahan dan kejahatan, yang menuntut "pelunasan hutang." Sebagaimana kasih-Nya lebih dalam daripada kasih kita, begitu juga murka-Nya lebih hebat. Nas-nas lain juga berkata tentang murka ini, yang akan dilampiaskan terhadap mereka yang tidak taat (2:16; Kisah 17:28-31; Roma 2:5-8). Allah tidak ingin manusia menderita dengan cara ini. Ia ingin mereka menghindari, atau diselamatkan dari, hukuman ini; jadi melalui Kristus Ia telah membuat jalan ke luar. Jemaat Tesalonika (dan semua orang Kristen yang setia) telah "diselamatkan" dari murka itu melalui Yesus ini.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 M
Latar Belakang
Tesalonika terletak sekitar seratus ...
Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 M
Latar Belakang
Tesalonika terletak sekitar seratus enam puluh kilometer di sebelah barat daya Filipi; kota ini adalah ibu kota dan pelabuhan yang paling terkemuka dari Makedonia, sebuah propinsi Romawi. Di antara penduduk yang berjumlah sekitar 200.000 jiwa adalah masyarakat Yahudi yang kuat. Ketika Paulus mendirikan gereja Tesalonika pada perjalanan misionernya yang kedua, pelayanannya yang berhasil di wilayah itu dihentikan sebelum waktunya karena permusuhan kalangan Yahudi (Kis 17:1-9).
Karena terpaksa meninggalkan Tesalonika, Paulus pergi ke Berea di mana sekali lagi pelayanan singkat yang berhasil dihentikan oleh penganiayaan yang timbul karena orang Yahudi yang mengikuti dia dari Tesalonika (Kis 17:10-13). Kemudian Paulus pergi ke Atena (Kis 17:15-34), di mana Timotius bergabung dengannya. Paulus mengutus Timotius kembali ke Tesalonika untuk menyelidiki keadaan jemaat yang masih muda itu (1Tes 3:1-5) sedangkan Paulus pergi ke Korintus (Kis 18:1-17). Setelah menyelesaikan tugasnya, Timotius pergi ke Korintus untuk melaporkan pada Paulus mengenai gereja di Tesalonika (1Tes 3:6-8). Sebagai tanggapan atas laporan Timotius, Paulus menulis surat ini, mungkin tiga sampai enam bulan setelah gereja itu dimulai.
Tujuan
Karena Paulus terpaksa meninggalkan Tesalonika dengan tiba-tiba karena penganiayaan, orang yang baru bertobat itu hanya menerima sedikit pendidikan mengenai kehidupan Kristen. Ketika Paulus mengetahui dari Timotius mengenai keadaan mereka saat itu, dia menulis surat ini
- (1) untuk mengungkapkan sukacitanya tentang keteguhan iman dan ketekunan mereka di tengah-tengah penganiayaan,
- (2) untuk mengajar mereka lebih jauh tentang kekudusan dan kehidupan yang saleh, dan
- (3) untuk menerangkan beberapa kepercayaan, khususnya mengenai status orang percaya yang telah mati sebelum Kristus datang kembali.
Survai
Setelah memberi salam kepada jemaat itu (1Tes 1:1), Paulus dengan sukacita memuji jemaat Tesalonika atas semangat dan iman mereka yang tabah di tengah segala penderitaan (1Tes 1:2-10; 1Tes 2:13-16). Paulus menanggapi kecaman dengan mengingatkan mereka akan kemurnian motivasinya (1Tes 2:1-6), kesungguhan kasih dan perhatiannya terhadap mereka (1Tes 2:7-8,17-20; 1Tes 3:1-10), serta kelakuannya yang jujur di tengah mereka (1Tes 2:9-12).
Paulus menekankan perlunya dan pentingnya kekudusan dan kuasa dalam kehidupan Kristen. Orang percaya harus kudus (1Tes 3:13; 1Tes 4:1-8; 1Tes 5:23-24), dan Injil harus disertai kuasa dan penyataan Roh Kudus (1Tes 1:5). Paulus mendorong jemaat itu supaya jangan mereka memadamkan api Roh dengan meremehkan penyataan-Nya, khususnya nubuat (1Tes 5:19-20).
Tema yang menonjol adalah kedatangan Kristus untuk membebaskan umat-Nya dari murka Allah di atas muka bumi ini (1Tes 1:10; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11). Rupanya beberapa anggota jemaat sudah meninggal sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai keikutsertaan mereka dalam keselamatan terakhir yang akan dinyatakan ketika Tuhan datang. Oleh karena itu, Paulus menerangkan rencana Allah bagi orang kudus yang sudah dipanggil pulang bila Kristus kembali bagi gereja-Nya (1Tes 4:13-18) dan menasihatkan mereka yang masih hidup tentang pentingnya kesiagaan ketika Kristus datang (1Tes 5:1-11). Paulus menutup surat ini dengan berdoa untuk kekudusan dan pemeliharaan mereka (1Tes 5:23-24).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini adalah salah satu dari kitab-kitab PB yang pertama ditulis.
- (2) Itu berisi bagian-bagian penting mengenai orang-orang kudus yang sudah mati yang dibangkitkan oleh Allah ketika Kristus kembali untuk mengangkat gereja (1Tes 4:13-18) dan tentang "hari Tuhan" (1Tes 5:1-11).
- (3) Kelima pasal ini berisi petunjuk tentang kedatangan Kristus dan artinya bagi orang percaya (1Tes 1:10; 1Tes 2:19; 1Tes 3:13; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11,23).
- (4) Surat ini memberikan wawasan yang unik
- (a) mengenai kehidupan gereja tahun 50-an yang belum dewasa tetapi penuh semangat dan
- (b) mengenai mutu pelayanan Paulus sebagai perintis pemberitaan Injil.
Full Life: 1 Tesalonika (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(1Tes 1:1)
I. Terima Kasih Pribadi Paulus Karena Orang Tesalonika
(1Tes 1:2-3:13)
A....
Garis Besar
- Salam Kristen
(1Tes 1:1) - I. Terima Kasih Pribadi Paulus Karena Orang Tesalonika
(1Tes 1:2-3:13) - A. Bersukacita Tentang Hidup Baru Mereka di Dalam Kristus
(1Tes 1:2-10) - 1. Iman, Kasih, dan Pengharapan Mereka
(1Tes 1:2-3) - 2. Pertobatan Mereka yang Sejati
(1Tes 1:4-6) - 3. Teladan Baik Mereka kepada Orang Lain
(1Tes 1:7-10) - B. Mengenangkan Peranannya Dalam Hidup Mereka
(1Tes 2:1-3:8) - 1. Meninjau Kembali Pelayanannya
(1Tes 2:1-12) - 2. Mengingat Tanggapan Mereka
(1Tes 2:13-16) - 3. Memelihara Perhatiannya
(1Tes 2:17-3:8) - C. Mendoakan Kesempatan Kunjungan Kembali Serta Kemajuan Rohani
dan Kemantapan Mereka Dalam Kekudusan
(1Tes 3:9-13) - II. Pengarahan Praktis Paulus bagi Jemaat Tesalonika
(1Tes 4:1-5:22) - A. Mengenai Kekudusan Seksual
(1Tes 4:1-8) - B. Mengenai Kasih Persaudaraan
(1Tes 4:9-10) - C. Mengenai Kerja yang Jujur
(1Tes 4:11-12) - D. Mengenai Kedatangan Kristus
(1Tes 4:13-5:11) - 1. Keadaan Mereka yang Mati Dalam Kristus
(1Tes 4:13-18) - 2. Kesiagaan Mereka yang Hidup Dalam Kristus
(1Tes 5:1-11) - E. Mengenai Kehormatan bagi Pemimpin Rohani
(1Tes 5:12-13) - F. Mengenai Kehidupan Kristen
(1Tes 5:14-18) - G. Mengenai Pengenalan Rohani
(1Tes 5:19-22) - Penutup
(1Tes 5:23-28) - A. Doa untuk Pengudusan dan Pemeliharaan Mereka
(1Tes 5:23-24) - B. Permohonan Terakhir dan Berkat
(1Tes 5:25-28)
Matthew Henry: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab)
Tesalonika dulunya merupakan kota utama di wilayah Makedonia. Sekarang kota itu bernama Tesalonika, dan merupakan kota terpadat dan salah satu kot...
- Tesalonika dulunya merupakan kota utama di wilayah Makedonia. Sekarang kota itu bernama Tesalonika, dan merupakan kota terpadat dan salah satu kota terbaik untuk berdagang di Levant. Setelah maksudnya untuk mengunjungi wilayah-wilayah yang disebut provinsi-provinsi Asia terhalang, dan diarahkan secara luar biasa untuk memberitakan Injil di Makedonia (Kis. 16:9-10), Rasul Paulus dalam kepatuhannya terhadap panggilan Allah pergi dari Troas ke Samotrake, lalu dari sana ke Neapolis, dan dari situ ke Filipi. Di Filipi pelayanannya berhasil, tetapi ia menjumpai banyak kesulitan, karena di sana ia dilempar ke penjara bersama-sama dengan Silas, kawan sekerja dan seperjalanannya. Namun, mereka dilepaskan dari penjara secara menakjubkan, dan menghibur saudara-saudara di sana, dan setelah itu berangkat lagi dari sana. Setelah melewati Amfipolis dan Apolonia, mereka sampai di Tesalonika. Di sana Rasul Paulus menanam jemaat yang terdiri atas beberapa orang Yahudi yang percaya dan banyak orang bukan Yahudi yang sudah bertobat (Kis. 17:1-4). Tetapi karena ada kekacauan di kota itu yang ditimbulkan oleh orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan para penduduk setempat yang jahat dan rendah, maka demi keselamatan, Paulus dan Silas dilarikan saat malam hari ke Berea. Setelah itu Paulus diantar ke Atena, dengan meninggalkan Silas dan Timotius, tetapi memberi perintah agar mereka lekas-lekas menyusulnya. Setelah mereka berdua sampai, Timotius dikirim ke Tesalonika, untuk mencari tahu keadaan jemaat di sana dan meneguhkan iman mereka (1Tes. 3:2). Dan, setelah kembali kepada Paulus sewaktu ia tinggal di Atena, Timotius diutus lagi, bersama-sama dengan Silas, untuk mengunjungi jemaat-jemaat di Makedonia. Jadi Paulus, setelah ditinggal sendirian di Atena (1Tes. 3:1), pergi dari situ ke Korintus, di mana ia terus tinggal selama satu setengah tahun. Di sela-sela waktu itulah Silas dan Timotius kembali kepadanya dari Makedonia (Kis. 18:5). Lalu Rasul Paulus menulis surat ini kepada jemaat Kristus di Tesalonika, yang walaupun ditempatkan setelah surat-surat lain, dianggap merupakan surat yang pertama-tama ditulis Paulus, dan ditulis sekitar tahun 51 M. Maksud utama dari surat ini adalah untuk mengungkapkan betapa rasul ini bersyukur atas keberhasilannya memberitakan Injil di antara mereka, untuk meneguhkan iman mereka, dan mengajak mereka untuk berperilaku kudus.
Jerusalem: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA UMAT TESALONIKA
KATA PENGANTAR
Sebelum membatja surat ini baik batjalah dahulu Kis. Ras. 17:1-10, untuk
sekedar mend...
SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA UMAT TESALONIKA
KATA PENGANTAR
Sebelum membatja surat ini baik batjalah dahulu Kis. Ras. 17:1-10, untuk sekedar mendapat gambaran latar-belakang surat ini. Dizaman Paulus, Tesalonika adalah ibu kota propinsi Romawi Masedorna. Berkat letaknja pada teluk Termai, jang djayh masuk kedarat dan sebab itu merupakan pelabuhan jang teduh sekali, lagi letaknja disebelah darat pada djalan raja "Via Egnasia", jang menghubungkan Timur dengan Eropa Barat, kota itu mendjadi kota perniagaan jang ramai dan makmur. Penduduknja sebagian terbesar orang Junani. Golongan Jahudi disitu rupanja amat besar djuga. Diantara mereka Paulus berhasil sedikit sadja. Hanja "beberapa" orang jang bertobat, sedangkan orang Junani jang bertobat djumlahnja sangat besar. Hal ini menimbulkan dengki dan bentji orang Jahudi, sampai mereka membangkitka pergolakan jang amat hebat diantara rakjat djelata, sehingga pemerintah taku terdjadi pemberontakan, dan Paulus dipaksa meninggalkan kota.
Paulus lalu pergi ke Berea, suatu kota jang 55 km djaraknja dari Tesalonika. Disitu sikap orang Jahudi terhadap Paulus dan Indjil baik sekali, sehingga banjak orang bertobat. Hasil Paulus diantara penduduk-penduduk lain, chususnja diantara orang-orang terkemuka lumajan djuga. Tetapi sesudah hal ini kedengaran oleh orang Jahudi di Tesalonika, mereka segera datang dan mengasut rakjat kota ini djuga dan berhasil mengadakan hiru-hara jang akibatnja Paulus diusir. Paulus lalu meninggalkan Silas dan Timoteus di Masedonia dan sendiri pergi ke Atena. la diantar beberapa orang Masedonia. Setiba di Atena mereka pulang dengan membawa pesan Paulus, supaja Silas dan Timoteus datang ke Atena. Mereka datang dan rupanja membawa kabar tentang umat-umat di Masedonia jang sangat mentjemaskan, chususnja tentang umat di Tesalonika. Paulus segera menjuruh Timoteus kembali kesitu untuk mengadjar dan meneguhkan iman umat, jang memang banjak mengalami gangguan karena agamanja.
Rupanja Timoteus tinggal agak lama disitu, kemudian pergi bersama dengan Silas membantu Paulus di Korintus.
Kabar jang dibawa Timoteus dalam keseluruhannja sangat menggembirakan, seperti njata sekali dalam suasana mereka jang meliputi seluruh surat irn. Tetapi ada masih kekurangan dilapangan kesusilaan djuga, lagi persoalan- persoalan jang menggelisahkan tentang kebangkitan orang mati dan kedatangan Kristus pada achir zaman. Rupanja mereka kurang atau salah mengerti pengadjaran Paulus tentang kedua. adjaran itu. Tentu sadja pengadjaran Paulus mengenai hal itu belum lengkap djuga, sebab ia tiba-tiba terpaksa memutuskan pengadjarannja. Mereka tentu mengharapkan keterangan resmi dari Paulus sendiri. Hal ini dan berita Timoteus jang lain mendjadi alasan bagi Paulus untuk segera menulis surat jang pertama kepada umat Tesalonika ini.
Surat ini pula adalah jang pertama dari segala surat Paulus jang diturunkan kepada kita, ditulis di Korintus dalam tahun 51 atau 52.
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Perubahan Hidup Secara Singkat (1 Tes 1:9, 10)
Paulus kembali kepada pembahasan tentang perubahan hidup jemaat Tesalonika. Mungkin sebagian besar dar...
Perubahan Hidup Secara Singkat (1 Tes 1:9, 10)
Paulus kembali kepada pembahasan tentang perubahan hidup jemaat Tesalonika. Mungkin sebagian besar dari mereka yang membentuk gereja itu adalah orang non-Yahudi.
Penjelasan tentang tindakan mereka untuk datang kepada Allah diberikan di dalam dua ayat yang pendek. Sungguh menakjubkan bagaimana perubahan besar seperti itu dapat diungkapkan dalam ruang kecil seperti itu.
Apa sajakah langkah-langkah perubahan hidup mereka itu?
Dari dosa. Kita harus melewati berita buruk untuk mendapatkan berita baik. Sebelum kita bisa menghampiri Allah, kita harus meninggalkan diri kita sekarang ini dan apa saja yang dulu kita lakukan. Pertobatan adalah langkah terberat menuju keselamatan. Jemaat Tesalonika menyembah berhala sebelum perubahan hidup mereka. Mereka berbalik kepada Allah dari kekafiran murni.
Jeffrey Dahmer dituduh, diadili, dan dinyatakan bersalah atas pembunuhan sekitar tiga puluh orang dan anak laki-laki. Setelah dijatuhi hukuman, ia memulai waktunya di penjara. Mary Mott berpikir bahwa jika ada orang yang butuh injil, orang itu pastilah Dahmer. Perempuan ini menulis surat untuk melihat apakah ia bersedia untuk mengambil kursus korespondensi Alkitab. Ia menerima undangannya untuk belajar Firman Allah, dan Mary mengirimkan materi kursus itu. Pemahaman Dahmer tentang kehendak Allah tumbuh, dan ia minta dibaptis. Ketika ia berpaling dari cara hidup lama yang penuh dosa kepada kehidupan pelayanan kepada Allah, ia dibaptis ke dalam Kristus, dalam suatu kolam renang di penjara itu. Injil adalah untuk semua orang—yang terburuk, yang terbaik, dan siapa pun di antaranya!
Kepada Allah. Ungkapan "berbalik kepada Allah" mencakup tindakan menerima Firman Allah, setelah mengakui Dia sebagai satu-satunya Allah yang benar. Paulus mengatakan bahwa Allah itu hidup dan benar, berbeda dengan ilah-ilah pagan, yang berdusta dan bukan apa-apa. Allah adalah benar karena Ia hidup, sama seperti berhala adalah palsu karena mereka mati (tanpa realitas).
Menantikan. Sebuah harapan besar dalam kehidupan Kristen adalah harapan terhadap kedatangan kembali Kristus. Jemaat Tesalonika hidup dengan harapan penuh semangat terhadap kedatangan yang kedua.
Kata Yunani untuk "menantikan" adalah kata majemuk dari kata biasa, yang didahului oleh preposisi yang mengintensifkan gagasan itu, tetapi yang juga berarti "tegak" ketika kata itu berdiri sendiri. Kita bisa memikirkan artinya seperti ini: Mereka "menanti dengan tegak" Tuhan mereka. Kata itu mengandung pengertian harapan, harapan kemenangan, dan daya tahan yang konstan. Mereka menantikan seseorang, bukan menantikan peristiwa.
Mari kita ingat bahwa orang non-Yahudi mengalami perubahan besar ketika mereka menjadi orang Kristen. Mereka melakukan keberpalingan total, berbalik dari melayani ilah-ilah yang tak bernyawa kepada kehidupan yang dengan setia melayani Allah yang benar. Penyembahan berhala ada di mana-mana di zaman mereka. Semua orang melakukannya. Penyembah Allah yang benar adalah minoritas. Namun jemaat Tesalonika mempelajari kebenaran itu, menerimanya, dan bersukacita di dalamnya tanpa memandang resikonya.
Eddie cloer
Dari Berhala Kepada Allah Yang Hidup (1 Tes 1:9, 10)
Kisah 17:1-9 memberikan catatan alasan Paulus bertukar pikiran di sinagoga di Tesalonika selama tiga hari Sabat, menjelaskan dan memberikan bukti bahwa Yesus adalah Kristus. Sejumlah orang Yunani yang saleh dan wanita terkemuka menerima dengan antusias pesan itu, tapi para pemimpin Yahudi, penuh dengan iri hati, menghasut rakyat jelata untuk menentang Paulus. Mereka menyerang rumah Yason dan membuat pernyataan yang terkenal ini: "Orang-orang yang mengacaukan seluruh dunia telah datang juga ke mari" (Kisah 17:6b). Sebagai akibatnya, Paulus diusir dari Tesalonika, tetapi itu terjadi setelah ia berhasil mendirikan gereja.
Belakangan, setelah menerima laporan yang baik dari gereja Tesalonika, ia menulis surat ini kepada mereka. Timotius, ketika ia datang dari Makedonia, tampaknya bergabung dengan Paulus di Korintus dan membawa kabar baik untuk dia tentang situasi di Tesalonika. Paulus memulai suratnya dengan bersukacita atas perubahan hidup dan pertumbuhan mereka di dalam Kristus.
"Berbalik Kepada Allah Dari Berhala-Berhala" (1:9) . Pada bagian pertama ayat 9. Paulus berkata, "… [K]amu berbalik kepada Allah dari berhala-berhala." Tesalonika di dunia kuno adalah tempat berhala. Tempat ini bertahan hingga kini dan disebut Salonika oleh orang Yunani sekarang ini. Kota itu ini masih sebuah kota yang berkembang, sebagian karena aksesnya ke laut. Pada abad pertama, salah satu jalan timurbarat Romawi yang besar, Jalan Egnatianus, melewati Tesalonika.
Pada hari yang cerah dari Tesalonika orang bisa melihat ke luar dan melihat Gunung Olympus, yang dianggap sebagai kediaman para dewa Yunani. Kita tentu menduga bahwa masyarakat yang tinggal tidak jauh dari Gunung Olympus menjadi penyembah dewa-dewa Yunani. Ayat 9 dengan jelas menunjukkan bahwa orang-orang yang mendengar pemberitaan dan menerima injil adalah orang-orang yang, sebelum waktu itu, telah menyembah ilah-ilah Yunani.
Paulus berkata tentang mereka, "Kamu berbalik kepada Allah dari berhala-berhala." Kata "berbalik" berasal dari akar kata yang sama yang diterjemahkan "dirubah" dalam Kisah 3:19 (KJV). Orang-orang ini telah dirubah hidupnya. Apa itu perubahan hidup? Itu suatu keberpalingan. Tepat pada inti dan pusat perubahan hidup terdapat keberpalingan.
Kata untuk "berbalik" ini bukan kata yang sama seperti kata yang diterjemahkan "bertobat." "Bertobat" adalah dari metanoia dan berarti mengubah pikiran. Almarhum Charles Robertson biasa mengatakan, "Pertobatan berarti 'Anda mendapatkan pikiran yang baru.'" Kedua kata itu bukan kata-kata yang persis sama, tetapi mereka itu secara dekat mirip dalam artinya. Sering kali mereka digunakan bersama dalam ayat yang sama, seperti dalam Kisah 3:19. Paulus berkata, "Kamu sudah berpaling. Kamu sudah berbalik. Kamu sudah mendapatkan pikiran yang baru, dan hidupmu sudah dirubah."
"Berbalik Untuk Melayani Allah Yang Hidup Dan Yang Benar" (1:9). Paulus lebih lanjut mengatakan bahwa mereka berbalik dari berhala-berhala "untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar." Allah yang Paulus beritakan adalah Allah "yang hidup dan yang benar." Para dewa Gunung Olympus adalah mati dan palsu. Zeus dan para dewa lainnya tidak memiliki realitas.
Mereka berbalik untuk "melayani." Beberapa dari kita telah berbalik; tapi, rupanya, kita tidak benar-benar berbalik untuk melayani. Di dalam pasal ini, langsung di dalam ayat-ayat sebelumnya, kita melihat sesuatu tentang pelayanan mereka. Paulus memuji mereka dengan kata-kata, "Karena firman Tuhan sudah bergema dari kamu …" (ay. 8). Ia pernah bicara tentang pekerjaan iman mereka dan usaha kasih mereka. Ini adalah gereja yang aktif, kuat, bersemangat yang digerakkan oleh iman dan kasih untuk bekerja. Seorang pengkhotbah berkata, "Beberapa orang telah berbalik untuk duduk di bangku 'tidak bekerja apa-apa' dan merauti tongkat 'kurang bekerja,' sambil mereka bernyanyi, 'Aku berjalan menuju kemuliaan." Namun demikian, tidak begitu halnya dengan jemaat Tesalonika.
Kepercayaan berada tepat di jantung iman. "Iman" didefinisikan sebagai kepercayaan kepada Allah Yesus Kristus yang ditimpali dengan ketaatan. Jika hidup kita penuh aktivitas tapi kita tidak memiliki kepercayaan, kita benar-benar kurang unsur penting dari iman.
"Berbalik Untuk Menantikan Anak-Nya Dari Sorga" (1:10) . Paulus juga berkata, "Kamu berbalik menantikan." Mereka berbalik untuk menantikan Yesus yang telah dibangkitkan dari antara orang mati. Apakah itu bukan karakteristik Paulus? Namun begitu, ingatlah bahwa ketika Paulus mengatakan bahwa Yesus akan datang kembali, dia tidak hanya mengatakan, "Ia akan datang kembali," dan meninggalkan para pendengarnya tanpa bukti. Ia memberi bukti bahwa Yesus akan datang kembali. Ia mengatakan di dalam Kisah 17:30, 31, "…sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat. Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya." Di manakah buktinya? Paulus melanjutkan, "Sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati." Kebenaran inti yang agung itu adalah jaminan bahwa Yesus akan datang kembali. Paulus meyakinkan kita bahwa Yesus akan datang kembali melalui kubur yang kosong. Oleh karena itu, kehidupan orang Kristen adalah kehidupan menanti, tapi bukan jenis penantian yang tidak aktif, pasif. Itu adalah penantian yang hidup, penuh semangat.
Fakta kita sedang menantikan kedatangan-Nya kembali adalah semacam pemicu rohani untuk memotivasi aktivitas dan pelayanan yang penuh keyakinan. Selagi kita menanti, kita bekerja; selagi kita mengantisipasi, kita melayani. Selagi kita dengan penuh harapan menyambut setiap hari dengan kesadaran bahwa ini mungkin "hari itu," kesadaran itu menggerakkan kita untuk melayani. Paulus memberitahu jemaat Tesalonika bahwa Kristus tidak akan datang kembali secepat yang mereka kira. Hal terbaik yang bisa mereka lakukan selagi mereka menantikan kedatangan-Nya adalah bekerja di posnya masing-masing.
Kesimpulan. Bagaimanakah orang-orang Tesalonika itu menjadi orang Kristen? "Sebab mereka sendiri melaporkan … bagaimana kamu berbalik kepada Allah dari berhala-berhala untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, dan untuk menantikan Anak-Nya dari sorga, yang Ia telah bangkitkan dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang" (1 Tesalonika 1: 9, 10). Mereka telah berpaling dari berhala-berhala. Mereka telah berpaling untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar. Mereka telah berpaling untuk menantikan kedatangan kembali Yesus.
Yesus Kristus beda, karena tanpa Dia, kita menghadapi akhir hidup tanpa harapan, kuburan tanpa harapan, kebangkitan tanpa harapan, kekekalan tanpa harapan; bersama dia kita memiliki baik bumi dan sorga.
Avon Malone
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Teladan Untuk Diikuti (1 Tes 1:6-10)
Eddie cloer Meniru merupakan kecenderungan yang kuat dalam diri manusia. Anak-anak meniru anak-anak lain dan ora...
Teladan Untuk Diikuti (1 Tes 1:6-10)
Eddie cloer Meniru merupakan kecenderungan yang kuat dalam diri manusia. Anak-anak meniru anak-anak lain dan orang dewasa. Orang dewasa bahkan meniru contoh-contoh yang baik dan buruk dari orang lain. Para olahragawan, kaum pedagang, kaum profesional meniru perbuatan orang lain dengan tujuan untuk mengembangkan keahlian dan memperoleh kemajuan di dalam pencarian dan karir mereka. Kita mencoba meniru kesuksesan orang lain dan mencoba untuk berhasil pada bidang di mana mereka telah gagal.
Bagian terakhir dari pasal 1 banyak berkata tentang peniruan. Pertama Tesalonika 1:6-10 menggambarkan awal yang hebat yang jemaat Tesalonika lakukan ketika mereka merespon berita injil. Tindakan mereka itu merupakan peniruan terhadap kehidupan Tuhan dan murid-murid-Nya dan layak ditiru oleh orang Kristen lainnya. Pengetahuan tentang cara hidup saudara-saudara yang lain merupakan bagian dari pengalaman umat Kristen baru ini, dan itu merupakan sesuatu yang dapat menolong mereka untuk meyiapkan diri bagi kedatangan kembali Yesus.
Siapakah yang harus kita tiru, dan bagaimanakah kita dapat melakukannya? Untuk menjadi teladan siapakah kita ini seharusnya?
Meniru Teladan Orang Kristen (1:6). Ucapan yang umum terdengar adalah "Agama Kristen lebih baik dicontohkan daripada diajarkan"—artinya, lebih mudah mempelajari kehendak Allah dengan melihat hal itu dilakukan dalam kehidupan seseorang daripada hanya dengan mendengarkan pelajaran. Ucapan lainnya adalah "Agama Kristen lebih baik diajarkan daripada dicontohkan," yang mana ini menekankan manfaat dalam mengetahui Firman Allah yang sempurna dan kepastian bahwa prilaku setiap orang Kristen tidaklah sempurna, oleh sebab itu, ia model yang tidak sempurna.
Kebenaran Alkitab adalah bahwa agama Kristen paling baik dipelajari jika agama itu diajarkan dan dicontohkan. Kita harus diajarkan tentang kehendak Allah, tetapi kita juga perlu melihat agama Kristen dicontohkan dalam kehidupan orang lain. Allah sudah memberi kita teladan kehidupan yang sempurna dalam diri Yesus. Ketika jemaat Tesalonika itu diajarkan isi injil, mereka ingin berprilaku seperti Yesus dan melaksanakan kehendak Allah. Mereka juga meniru prilaku guru-guru mereka (1:6). Hal ini harus membuat semua pengajar benar-benar sadar akan kerusakan yang bisa terjadi jika kita menyesatkan orang lain dengan perilaku kita. Pada saat yang sama, kita juga harus menyadari kekuatan hidup saleh sebagai teladan bagi orang lain untuk ditiru sambil mereka mencoba mempraktikkan Firman Allah.
Meski "penindasan yang berat" hanya suatu pemikiran yang jarang terpikirkan oleh banyak orang Kristen, namun bagi jemaat Tesalonika hal itu merupakan beban nyata mulai dari hari mereka mentaati injil itu. Kebanyakan kota-kota di zaman dulu hanya berpenduduk beberapa ratus keluarga. Ketika injil diberitakan di dalam masyarakat yang kecil seperti itu, setiap orang akan tahu siapa yang sudah merubah keyakinannya. Ibadah keluarga sehari-hari, ibadah di kuil, hari-hari perayaan yang tetap, dan pelbagai ziarah tahunan—semua itu dilakukan untuk menghormati ilah-ilah palsu—tidak akan lagi menjadi bagian kehidupan orang Kristen. Di dalam rumahnya tidak akan ada lagi berhala; ia tidak akan ambil bagian di dalam pelbagai kegiatan mempersembahkan korban di kuil; ia juga tidak akan ikut bagian dalam pelbagai prosesi keagamaan. Para tetangga akan mengetahui, dan mereka tentunya tidak akan menyukai hal itu. Diperlakukan secara buruk, dikucilkan, dan dipukuli merupakan bagian dari menjadi orang Kristen.
Terlepas dari pelbagai keadaan itu, umat Kristen Tesalonika dipenuhi sukacita. Hal ini memang sulit kita pahami! Bagaimanakah cara mereka mengembangkan sikap seperti itu? Roh manusia—dengan perasaannya yang terluka, terdiskriminasi, dan terisolasi—telah memberi jalan kepada Roh Kudus, yang meyakinkan orang-orang Kristen ini tentang kasih dan persahabatan Allah, kedamaian dan penjagaan Allah, penyediaan dan keuntungan Allah. Ketika mereka menetap di dalam pelbagai berkat ini, mereka dapat bersukacita. Mereka sudah melihat Paulus bersikap seperti itu, sebab ia sudah "belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan" kapan saja (Filipi 4:11).
Sekarang mereka tidak lagi menyembah berhala. Mereka kehilangan persekutuan keagamaan dengan para kerabat dan tetangga mereka. Mereka sudah membuat pilihan itu. Mereka bisa melihat bahwa dengan meniru Allah dan orang-orang yang saleh, mereka telah memilih jalan terbaik dalam kehidupan ini. Hal ini mendorong mereka untuk bersikap tekun dan gigih bahkan dalam kesulitan besar. Dapatkah kita melihat perbedaannya? Dapatkah kita membuat pilihan yang benar? Dapatkah kita mengikuti teladan Tuhan, karena kita tahu bahwa hal itu merupakan cara hidup yang terbaik?
Menjadi Teladan Untuk Ditiru Orang Lain (1:7). Memilih jalan Allah adalah hal terbaik bagi kita, tetapi hal itu juga baik bagi orang lain ketika kita membuat pilihan ini. Allah sudah selalu menggunakan umat-Nya untuk menolong orang lain mempelajari tentang seperti apakah Allah itu.
Kitab Kisah memberitahu kita tentang umat Kristen yang bukan hanya ada di Tesalonika, tetapi juga di Filipi dan Berea di Makedonia, dan Atena dan Korintus di Akhaya. Banyak orang Kristen di banyak gereja, termasuk saudara-saudara ini, mendengar respon penuh sukacita jemaat Tesalonika terhadap injil di dalam keadaan yang sulit, dan mereka terdorong untuk mengikuti teladan itu. Hal itu membantu mereka ketika keadaan menjadi sulit. Jelas sekali, berita tentang gereja-gereja lain merupakan bagian dari lingkungan orang Kristen yang dapat menolong pelbagai jemaat untuk menjadi dewasa.
Kita kadang-kadang berpikir bahwa apa yang sedang terjadi di dalam jemaat lokal bukanlah urusan jemaat lain. Keinginan Allah bagi hubungan antara jemaat adalah tidak seperti itu. Kita kadang-kadang menyalahgunakan otonomi—kebutuhan jemaat untuk mengatur urusannya sendiri di bawah arahan Allah—untuk kemandirian dan pengisolasian. Contoh Alkitab mengharuskan kita berbagi berita. Bahkan orang yang berada dibelahan dunia lain, di Australia, mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam gereja baru di Tesalonika ini hampir dua ribu tahun yang lalu!
Ketika kita mempertimbangkan bahwa para penguasa menganiaya mereka dan para tetangga mencemooh mereka, hal itu dapat menolong kita dalam menghadapi kesulitan yang kita hadapi. Umat Kristen di Tesalonika tentunya mengalami kesulitan dalam memperoleh pekerjaan, membeli makanan dan pelbagai keperluan penting lainnya, serta dalam menjalin persahabatan dengan para tetangga. Terlepas apakah kita memiliki kesulitan yang sama seperti umat Kristen mula-mula ini atau tidak, pelbagai ancaman terhadap keselamatan dan kemajuan rohani kita adalah sangat nyata bagi kita. Mengetahui bahwa orang lain bisa setia meskipun ditentang dapat menolong kita untuk tetap tekun dan setia dengan semangat pantang menyerah.
Jemaat yang paling kecil dapat menjadi teladan yang bisa menggugah hati orang lain di daerah, kota, negara, dan benua lain jika para anggotanya bersedia melaksanakan agama Kristen mereka bahkan dalam keadaan sulit. Kadang-kadang kita mengira bahwa hanya jemaat-jemaat besar saja yang harus menjadi teladan kita, namun pengaruh orang-orang Kristen baru ini harus mengingatkan kita bahwa satu jiwa yang penuh semangat di dalam sebuah jemaat yang kecil bahkan dapat membantu memberikan teladan yang baik bagi gereja yang paling besar di sekitar situ.
Memimpin Orang Lain Untuk Menjadi Teladan (1:8). Seraya injil menyebar di Tesalonika, para guru itu mendapatkan diri mereka tanpa pekerjaan! Para murid sudah mengambil alih pekerjaan mereka. Setelah mempelajari dengan baik pelajaran mereka, orang-orang Kristen baru ini memberitahu setiap orang lain tentang berita injil itu. Bukan hanya di daerah itu, tetapi di seluruh dunia, orang-orang mendengar tentang berita baik itu dan bagaimana mendapatkan manfaat dari injil itu, sehingga orang-orang itu dengan penuh semangat menceritakan apa yang sedang terjadi di Tesalonika (1:8). Paulus, Silwanus, dan Timotius tidak perlu berkeliling untuk mencoba membuat orang-orang mendengarkan apa yang telah terjadi. Berita itu bersama dengan hasilnya bergerak lebih cepat daripada guru-guru itu sendiri.
Iman sejati akan merubah kehidupan manusia dalam cara yang baik. Orang lain yang melihat hasilnya akan punya keinginan untuk mengetahui penyebabnya dan meneruskannya kepada orang lain! Berita buruk juga bergerak cepat sebab berita itu menghenyakkan dan aneh. Agama Kristen sejati bisa juga menghenyakkan dan aneh, tetapi ia juga menarik dan betul-betul sangat diperlukan di dalam dunia yang penuh tipu daya, skeptis, dan tidak aman. Satu orang di dalam sebuah jemaat dapat menolong segenap gereja untuk mendengarkan berita baik secara tetap. Satu orang dapat mengirim ke luar berita tentang jemaat lokal itu kepada orang banyak lainnya. Allah suka mendengar umat-Nya bicara secara positif tentang gereja-Nya. Hal itu menghormati Dia dan menolong banyak jiwa. Marilah kita lipat-gandakan berita baik untuk mendorong orang Kristen melakukan kebaikan yang mereka lihat dan dengar dalam diri orang lain.
Memilih Untuk Memberi Teladan (1:9, 10). Membuat keputusan merupakan langkah awal dalam peniruan. Kepada orang-orang yang percaya kepada banyak ilah, Paulus bicara tentang Allah sejati yang esa yang tidak dikenal oleh orang-orang Atena itu (Kisah 17:22-31). Ia berkata bahwa Allah ini adalah Allah yang memiliki kuasa yang mutlak, kecerdasan yang tertinggi, dan kasih yang melebihi yang lain. Dibandingkan dengan Allah ini, ilah lain mana saja adalah lebih rendah. Hal yang paling menakjubkan dari semua itu bukanlah keagungan Allah, tetapi kedekatan-Nya, sebab Ia "tidak jauh dari kita masing-masing." Allah diibaratkan seperti seorang ayah yang anak-anaknya adalah orang-orang yang berada dimana-mana dan yang sudah seperti Dia dalam banyak hal. Jemaat Tesalonika itu bisa melihat perbedaan antara penyembahan berhala dan mengikut Allah sejati.
Terlepas dari latar belakang mereka yang menyembah banyak ilah, jemaat Tesalonika itu sudah melihat perbedaannya dan dengan penuh semangat meninggalkan ilah-ilah yang lebih rendah dan menikmati Allah yang mulia (1:9, 10). Mereka sudah memutuskan untuk meninggalkan ilah-ilah Yunani yang suka menindas dan egois dan berpaling kepada Allah yang akan memperlakukan mereka seperti seorang ayah yang ramah memperlakukan anak-anaknya sendiri. Mereka sudah mempertimbangkan pelbagai pilihan dan sudah membuat keputusan. Mereka sudah meninggalkan banyak ilah untuk memeluk Allah yang Esa. Itu sudah menjadi pilihan mereka dan bukan dekrit yang dianggap berasal dari para ilah.
Ini adalah pelajaran yang penting untuk kita pelajari. Allah adalah lebih mulia daripada semua makhluk. Firman Allah adalah lebih mulia daripada semua hikmat lainnya. Jalan Allah adalah lebih mulia daripada setiap gaya hidup lainnya. Namun begitu, Ia tidak memaksa kita untuk mengikut Dia. Menjadi orang Kristen dan tetap tekun di dalam jalan Allah dilakukan melalui pilihan. Tidak ada paksaan yang terlibat hanya keuntungan berkat jika kita memilih untuk membolehkan Allah mengadopsi kita. Pilihlah Allah dengan cara mengikuti Firman-Nya dan menghayati jalan-Nya!
Jika kita memilih untuk meniru Allah dan para pengikut-Nya, kita harus memiliki beberapa motivasi, beberapa alasan dalam menjadikan Dia pemimpin kita. Kebangkitan Yesus dan janji kedatangan-Nya kembali merupakan bagian yang dramatis dari berita injil yang direspon oleh para mantan penyembah berhala ini. Mempersiapkan diri untuk bertemu dengan sang Anak dari Allah sejati yang esa membuat diri orang-orang Kristen ini dipenuhi dengan penantian yang luar biasa. Yesus adalah orang yang sudah memberikan hidup-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya dari kehancuran karena ketidaksiapan bertemu dengan Allah secara muka dengan muka. Bertemu Yesus akan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan penuh ucapan syukur; itu akan menjadi kesempatan untuk bertemu dengan Pribadi yang sudah begitu banyak memikirkan mereka—dan kita—sehingga Ia rela mati di kayu salib. Jemaat Tesalonika ingin menjadi seperti Allah, ingin berada di sisi-Nya; namun mereka juga memiliki harapan untuk hidup bersama Allah, di sisi-Nya!
Kesimpulan. Allah ingin kita memiliki pelbagai teladan untuk menjalani kehidupan Kristiani. Allah telah memulai karya ini dengan kehidupan Yesus. Ia melanjutkan karya-Nya itu di dalam kehidupan para rasul yang menyebarkan injil. Para rasul itu masing-masing memberi teladan kepada para guru Kristen dan para pengikut lainnya. Gereja Tesalonika mengikuti teladan mereka dan meneruskannya kepada orang lain.
Bersediakah kita mengikuti pola ini?
Ted Paull
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Kekuatan Teladan Yang Baik (1 Tes 1:8-10)
Jemaat Tesalonika berfungsi sebagai teladan yang baik bagi ketaatan kepada Firman Allah. Kata Yunani yang P...
Kekuatan Teladan Yang Baik (1 Tes 1:8-10)
Jemaat Tesalonika berfungsi sebagai teladan yang baik bagi ketaatan kepada Firman Allah. Kata Yunani yang Paulus gunakan untuk "teladan" adalah tupos, yang berarti "jenis," "pola," atau "model."12ini adalah satu-satunya jemaat yang Paulus gambarkan sebagai model.
Mereka punya teladan baik yang efektif. Paulus berkata, "8Karena firman Tuhan sudah bergema dari kamu" (ay. 8). Bahasa aslinya menyiratkan suatu gema atau gaung. Jemaat Tesalonika telah menjadi corong suara, dan berita tentang kesetiaan mereka terdengar dari Makedonia (di bagian utara Yunani) hingga Akhaya (bagian selatan Yunani). Teladan baik mereka itu dikenal di seluruh semenanjung itu.
Di dalam ayat 9, Paulus mengatakan bahwa orang-orang dari daerah-daerah lain sudah "melaporkan" perbuatan baik jemaat Tesalonika, bagaimana mereka berbalik dari berhala-berhala dan "melayani Allah yang hidup dan benar." Tanpa diketahui oleh jemaat Tesalonika, teladan mereka itu bergema melewati jarak yang sangat jauh, memiliki efek yang baik pada ratusan dan mungkin ribuan orang.
Kita punya teladan baik yang efektif. Kita bisa memikirkan orang-orang khusus yang kita kenal yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk melayani Allah. Beberapa adalah pengkhotbah. Beberapa adalah misionaris. Beberapa adalah guru yang telah memberikan dampak yang luar biasa selama bertahun-tahun. Kita harus mengenali orang-orang tersebut sebagai teladan yang positif. Paulus mengasihi dan menghormati jemaat Tesalonika dan memuji mereka secara tepat. Kita juga harus mengasihi, menghormati, dan memuji saudara-saudari kita di dalam Kristus ketika mereka memberikan teladan yang baik di hadapan kita tentang cara mentaati Firman dan melayani Tuhan.
Earl Edwards
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) 1 Tesalonika: Kata Pengantar
Dari dua puluh tujuh kitab Perjanjian Baru, tiga belas kitab memiliki nama Paulus. Empat di antaranya (1 Timotius; 2 Ti...
1 Tesalonika: Kata Pengantar
Dari dua puluh tujuh kitab Perjanjian Baru, tiga belas kitab memiliki nama Paulus. Empat di antaranya (1 Timotius; 2 Timotius, Titus, dan Filemon) ditulis untuk perorangan. Sembilan di antaranya ditulis untuk gereja-gereja yang masih muda, sebagian besar dari mereka didirikan oleh Paulus sendiri pada pelbagai perjalanan misinya. Meski orang-orang yang membentuk gereja-gereja ini adalah orang Kristen, namun mereka baru saja keluar dari paganisme. Oleh karena itu, mereka butuh lebih banyak arahan daripada yang mereka telah terima sebelum perubahan hidup mereka. Di dalam surat-surat kepada gereja-gereja yang masih muda inilah Paulus, dibimbing oleh Roh Kudus (1 Korintus 14:37), memberikan arahan yang lebih dalam.
Jemaat Tesalonika mungkin butuh lebih banyak arahan lebih lanjut dibandingkan jemaat lain pada umumnya yang didirikan oleh Paulus. Oleh karena penganiayaan melalui hasutan orang-orang Yahudi yang menentang gerakan Kristen yang sedang berkembang, ia dipaksa meninggalkan kota itu lebih awal daripada yang ia inginkan (Kisah 17:1-10). Ia menulis dua surat ini kepada jemaat Tesalonika untuk memberikan pelbagai ajaran yang diperlukan bagi kedewasaan iman Kristen mereka.
Bukti Internal
PENULISNYA
Teksnya menegaskan bahwa 1 Tesalonika ditulis oleh Paulus (1:1; 2:18). Teks itu dengan baiknya membandingkan bahasa Paulus di tempat lain. (Lihat, misalnya, 1: 2 dibandingkan dengan Roma 1:8 dan 4:1 dibandingkan dengan Efesus 6:10 dan Filipi 4:8).
Nama Silas sangat cocok dengan apa yang kita miliki dari sumber lain (Kisah 17:4). Ia telah membantu Paulus mendirikan jemaat Tesalonika. Apa yang dikatakan tentang Timotius juga cocok dengan apa yang dikatakan tentang dia di dalam kitab Kisah dan tempat-tempat lainnya di dalam Perjanjian Baru. (Lihat pembahasan tentang 1:1).
Bukti Eksternal
Bukti eksternal dari pelbagai sumber yang tidak terilham menegaskan kepengarangan Paulus atas kitab ini.
Clement dari Roma, misalnya, pada tahun 95, menulis, "Kita seharusnya dalam segala hal bersyukur kepada Dia."1Ini serupa dengan 1 Tesalonika 5:18. Ignatius dari Antiokhia, pada 110 Masehi, menulis, "Dan kamu juga berdoalah tanpa henti," dan nasihatnya itu jelas berasal dari 1 Tesalonika 5:17.2Kanon Marcianus, daftar tentang kitab-kitab yang terilham, bertanggal sekitar 140 Masehi, berisi 1 Tesalonika dan dikaitkan dengan Paulus. Kanon Roma dalam Fragmen Muratorianus, yang bertanggal sekitar 170 Masehi, berisi 1 Tesalonika. Irenaeus pada 180 Masehi mengutip nama surat kiriman itu dalam bukunya Against Heresies.3
Dari 200 Masehi seterusnya, banyak yang sudah mengutip surat pertama kepada jemaat Tesalonika ini dan dikaitkan kepada Paulus. Jadi hanya sedikit orang yang pernah menyangkal bahwa surat itu adalah dari Paulus dan karena itu terilham.
LATAR BELAKANG PENULISNYA Kelahirannya
Paulus dilahirkan di Tarsus Kilikia (Kisah 21:39; 11:25), sebuah kota komersial di mana banyak orang Yahudi menetap di sana. Kota ini memiliki perpustakaan terkenal yang terus-menerus bersaing dengan perpustakaan Alexandria, Mesir. Salah satu warga kota itu yang terkenal adalah Athenodosius yang merupakan teman Kaisar Oktavianus Augustus.
Tanggal kelahiran Paulus adalah sekitar rentang waktu 1-10 Masehi. Pada waktu perajaman Stefanus, sekitar tahun 34-35, ia digambarkan sebagai "seorang muda" oleh Lukas (Kisah 7:58). Ketika Filemon ditulis, sekitar tahun 62-63, ia menyebut dirinya "yang sudah menjadi tua" (Filemon 9).
Keluarganya
Mengenai keluarganya, ia adalah seorang Yahudi dari suku Benyamin (Filipi 3:5-8). Dalam bahasa Ibrani ia dipanggil Saulus; dalam bahasa Yunani ia dipanggil Paulus (Kisah 13:9). Ayahnya adalah seorang warga negara Romawi (Kisah 22:25-29). Keluarganya pasti cukup kaya; jika tidak, mereka tidak bisa mengirim Paulus ke Yerusalem untuk menuntut ilmu (Kisah 22:3).
Pendidikannya
Di rumah-rumah khas Yahudi, anggota keluarga laki-laki mulai membaca Perjanjian Lama pada usia lima tahun. Paulus mungkin belajar di sekolah Yunani di Tarsus. Teks Perjanjian Baru menunjukkan bahwa ia mengenal baik beberapa penulis Yunani. Di dalam Kisah 17:28, ia mengutip nabi Kreta, Epimenides, yang meninggal pada 650 Sebelum Masehi. Di dalam 1 Korintus 15:33, ia mengutip karya dramawan Yunani, Menander, yang meninggal sekitar 300 Sebelum Masehi.
Ketika Paulus menginjak remaja ia dikirim untuk belajar di bawah Rabi Gamaliel (Kisah 22:3; 5:34).4Ia sangat pandai dalam belajarnya dan menjadi giat sekali terhadap adat istiadat Yahudi (Galatia 1:11-14.).Di Palestina ia bicara dengan bahasa Aram; jadi itu berarti Paulus fasih bicara dalam bahasa Ibrani, Yunani, dan Aram.
Kebiasaan di zaman Paulus adalah setiap anak laki-laki diajar untuk "berdagang" di samping memberi dia pendidikan.5Paulus diajar membuat tenda seperti yang terlihat dari sikapnya yang memanfaatkan keterampilan ini untuk menopang hidupnya dalam pekerjaan penginjilan (Kisah 18:1-5).
Penganiayaannya
Paulus sangat berbakti kepada Yudaisme sehingga ia menjadi penganiaya yang bengis terhadap gereja. Ia memandang Kristus sebagai seorang penipu. Kebanyakan orang Yahudi memandang Mesias yang akan datang sebagai "pemimpin militer." Jika Yesus bersedia menjadi pemimpin menurut selera mereka, mereka akan menerima Dia (Yohanes 6:15). Ketika Kristus tidak sesuai dengan gambaran Mesias yang sudah terbentuk sebelumnya di dalam pikiran mereka, mereka menolak Dia dan menganggap siapa saja yang menerima Dia sebagai orang yang murtad dari agama Yahudi. Pandangan salah mereka tentang Mesias yang akan datang menjadi latar belakang penolakan mereka terhadap Yesus dan penganiayaan gereja. Paulus adalah pemimpin dalam penganiayaan ini.
Perubahan Hidupnya
Pertobatan Paulus merupakan salah satu peristiwa paling luar biasa di dalam Perjanjian Baru. Kisahnya itu dimasukkan di tiga tempat yang berbeda di dalam kitab Kisah (9:1-19; 22:3-16; 26:9-18). Selama ini Paulus sangat "giat" dalam menganut, mengajarkan, dan membela "tradisi leluhur" Yahudinya (Galatia 1:11-14). Ia dengan tulus percaya bahwa orang Kristen adalah ancaman bagi kepentingan Allah (Kisah 23:1), dan ia berbuat semampunya untuk menghancurkan upaya mereka itu. Kenyataannya, ia sedang berada di jalan menuju Damsyik untuk melanjutkan penganiayaannya terhadap orang Kristen ketika Tuhan membuat dia melihat "cahaya memancar dari langit" yang membutakan dia (Kisah 9:1-9). Yesus kemudian bicara dengan dia dan membuat dia sadar bahwa tindakannya itu tidak menyukakan Allah. Yesus memberitahu Paulus untuk pergi ke Damsyik di mana ia akan diberitahu apa yang harus ia lakukan (Kisah 22:10).
Sementara itu, Allah mengutus Ananias untuk menyampaikan pesan-Nya kepada Paulus, termasuk fakta bahwa ia harus dibaptis (Kisah 22:16). Setelah dibaptis, Paulus pergi ke Yerusalem di mana Allah memberitahu dia bahwa ia harus pergi dan memberitakan injil kepada orang non-Yahudi (Kisah 22:17-21). Dengan demikian penganiaya orang Kristen itu malah menjadi salah satu pendukung utamanya. Paulus menggambarkan perubahan hidupnya dengan mengatakan bahwa Kristus telah "menangkap" dia (Filipi 3:12). Ia menggambarkan dirinya "seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya," acuan lain kepada perubahan hidupnya (1 Korintus 15:8).
Hidupnya Sebagai Seorang Rasul
Paulus memulai hidupnya sebagai seorang rasul dengan berkhotbah di Damsyik untuk "beberapa hari" setelah perubahan hidupnya (Kisah 9:23). Setelah ia melarikan diri dari kota itu (Kisah 9:25), ia pergi ke Arabia di mana Kristus mengungkapkan lebih lanjut rincian injil kepada dia (Galatia 1:11-17). Setelah tiga tahun, ia pergi ke Yerusalem dan bertemu Petrus, Yakobus (Galatia 1:18, 19). Dari Yerusalem, ia pergi ke Tarsus (Kisah 11:25) dan kemungkinan mendirikan gereja di sana (Kisah 15:23). Kemudian, pertumbuhan luar biasa gereja di Antiokhia mengharuskan Barnabas untuk menghubungi Saulus dan membawa dia ke Antiokhia untuk membantu dia dalam pekerjaan peneguhan dan penginjilan (Kisah 11:25). Setelah bekerja di Antiokhia, ia dikirim keluar dari Antiokhia selama tiga perjalanan penginjilan yang penting (Kisah 13:1-21: 17). Oleh karena sifat panggilannya dan sifat pekerjaan yang ia lakukan, ia disebut "rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi" (Roma 11:13; lihat Kisah 9:15; Galatia 2:6-9).
PAULUS DAN TESALONIKA
Paulus pergi ke Tesalonika sekitar tahun 50-51 Masehi pada perjalanan misinya yang kedua. Tesalonika terletak di atas Yunani (lihat peta "Perjalanan Misi Paulus Yang Kedua" pada halaman 43). Kisah 17:1-9 mencatat kunjungannya dan hasil yang dihasilkan oleh khotbahnya. Perhatikanlah bahwa ia berkhotbah di kota ini di dalam sinagoga selama "tiga hari Sabat" (17:2).
Pada perjalanan ketiga Paulus, setelah keributan di Efesus, ia kembali ke Makedonia (Kisah 20:1, 2). Meski Tesalonika tidak disebutkan secara khusus di dalam teks ini, tapi teks itu mengatakan bahwa ia pergi melalui daerah atau distrik ini untuk menasihati saudara-saudara itu. Tentunya, aman untuk mengatakan bahwa Paulus tidak akan pergi melewati daerah ini tanpa mampir untuk menjumpai jemaat Tesalonika dan menguatkan mereka.
TESALONIKA: DULU DAN KINI
Tesalonika didirikan pada 315 Sebelum Masehi oleh raja Makedonia, Cassander, yang menamakan kota itu dengan nama istrinya, "Tesalonika."6Kota itu tumbuh karena terletak di lintasan Jalan Egnatianus yang terkenal, yang mendatangkan banyak pengunjung dan bisnis komersial, dan karena kota itu memiliki pelabuhan yang baik.
Bangsa Romawi menaklukkan Tesalonika pada 168 S. M. Mereka membagi Makedonia menjadi empat provinsi, dan Tesalonika dijadikan ibukota provinsi yang kedua. Kota ini akhirnya menjadi metropolis bagi seluruh Makedonia.
Ketika Paulus tiba di sana, itu adalah kota bebas yang diperintah oleh tujuh politarchs (kata yang diterjemahkan "pembesar-pembesar kota" di dalam Kisah 17:6; NIV). Orang-orang ini tunduk terhadap wali negeri Romawi.
Paulus dengan jelas membiayai hidupnya dengan menjual tenda buatannya sendiri sewaktu ia berada di sana (1 Tesalonika 2:9). Ini cocok dengan fakta bahwa kain bulu kambing yang dengan itu tenda-tenda itu dibuat pada waktu itu "adalah bagian penting dari ekonomi setempat."7
Populasi kota itu mencakup beberapa orang Yahudi (Kisah 17:1), tetapi utamanya adalah orang non-Yahudi (lihat Kisah 17:4; 1 Tesalonika 1:9; 2:14). Ketika Paulus meninggalkan Tesalonika, orang-orang Yahudi dari kota itu mengikuti dia sepanjang jalan menuju Berea untuk menganiaya dia (Kisah 17:13, 14). Sebagian besar orang non-Yahudi di Tesalonika adalah orang Yunani dan sedikit orang Romawi.
Tesalonika moderen adalah kota pelabuhan yang indah yang dihuni sekitar 809,457 orang (menurut sensus 2001) yang bernama Salonika atau Tesaloniki. Itu adalah kota terbesar kedua di Yunani. Bahkan saat ini, ia memiliki pabrik kain, pabrik sabun, dan pabrik pengolahan tembakau. Populasi saat ini mencakup sekitar 50,000 orang Yahudi yang nenek moyangnya berasal dari Portugal dan Spanyol pada abad keenam belas.
KESEMPATAN, TANGGAL, DAN TEMPAT PENULISANNYA
Setelah mendirikan gereja di Tesalonika selama perjalanannya yang kedua, penganiayaan orang Yahudi terhadap Paulus memaksa dia pergi sebelum waktunya (Kisah 17:1-10). Ia menetap hanya tiga atau empat bulan.
Ia ingin kembali untuk membantu mendewasakan mereka di dalam Tuhan dan melakukan pemberitaan injil lebih lanjut, tetapi terhalang (2:17, 18). Halangan itu berupa bahaya kekerasan terhadap dirinya secara pribadi seandainya ia kembali memberitakan injil di sana. Beberapa orang mungkin telah menggunakan hal ini untuk membuktikan ia tidak mengasihi mereka. Jadi selagi masih dalam perjalanannya yang kedua, ia mengirim Timotius dari Atena untuk mengunjungi mereka (3:1-7).
Setelah tinggal beberapa waktu dengan jemaat Tesalonika, Timotius lalu bergabung dengan Paulus di Korintus. Kabar yang ia sampaikan kepada Paulus pada dasarnya adalah baik (1 Tesalonika 3:6, 7). Namun begitu, Paulus diberitahu bahwa mereka memiliki gagasan tertentu yang salah tentang kedatangan Yesus yang kedua, sehingga Paulus menulis 1 Tesalonika untuk mereka dari Korintus. Diperkirakan surat itu ditulis hampir segera setelah Timotius bergabung dengan Paulus di Korintus.
Jika gereja itu didirikan pada tahun 50-51 Masehi, maka surat ini akan sudah ditulis pada 51 Masehi. Tanggal menetapnya Paulus di Korintus dikaitkan dengan sebuah prasasti yang ditemukan di Delphi pada tahun 1909 yang meneguhkan bahwa Gallio tiba di Korintus pada awal 52 Masehi (lihat Kisah 18:12). Berdasarkan bukti ini, kita dapat menyimpulkan bahwa 1 Tesalonika ditulis pada 51 Masehi, sekitar enam bulan setelah Paulus mengunjungi pertama kali gereja itu (bandingkanlah dengan 2:17). Ini adalah salah satu dari surat-surat awal Perjanjian Baru yang ditulis. Faktanya, surat itu ditulis kurang dari dua puluh tahun setelah Kristus mati.
TUJUAN DAN TEMANYA
Paulus menyurati jemaat Tesalonika untuk menghibur mereka yang sedang dalam penganiayaan (2:4-3:5), untuk bersukacita bersama mereka dalam kemenangan atas kesulitan (3:6-10), dan untuk menegur kelemahan moral tertentu di dalam diri mereka (4:1-8). Namun begitu, dilihat dari ruang yang diberikan untuk hal itu, tujuan Paulus yang paling menonjol pastilah untuk memperbaiki ide-ide keliru tentang kedatangan Kristus yang kedua (4:13-5:11). Faktanya, sekitar seperempat dari ayat-ayat campuran dari 1 dan 2 Tesalonika didedikasikan untuk topik ini.
Tema-tema utama dari surat ini mencakup: Allah esa yang benar (1:9) yang terwujud dalam tiga pribadi (1:5, 6; 4:8; 5:19), keilahian Kristus (3:11, 12), keselamatan yang dihasilkan dari salib (4:14; 5:9, 10), pengilhaman dan kuasa Kitab Suci (2:13), kesatuan orang percaya dengan Kristus (1:1; 5:5), pengudusan yang berkaitan dengan kemurnian pribadi (4:3-8), dan ketekunan dalam mempertahankan diri sendiri secara materi (4:11, 12; 5:12-15).
GARIS BESAR8
I. UCAPAN SYUKUR DAN PEMBELAAN (PASAL 1-3)
- A. Salam (1:1)
- B. Ucapan Syukur Atas Jemaat Tesalonika (1:2-4)
- C. Kepastian Keterpilihan Jemaat Tesalonika (1:5-7)
- D. Pengaruh Teladan Jemaat Tesalonika (1:8-10)
- E. Pembelaan Paulus Atas Pelayanannya Di Tesalonika (2:1-12)
- F. Reaksi Jemaat Tesalonika Terhadap Pelayanan Dan Pesannya (2:13-16)
- G. Perhatian Terus-Menerus Paulus Terhadap Mereka (2:17-20)
- H. Misi Timotius Terhadap Jemaat Tesalonika (3:1-5)
- I. Sukacita Atas Kabar Baik Yang Dibawa Oleh Timotius (3:6-10)
- J. Keinginan Dan Doa Paulus Dan Rekan-Rekan Kerja-Nya (3:11-13)
II. AJARAN DAN ANJURAN SELANJUTNYA (PASAL 4; 5)
- A. Anjuran Kepada Hidup Kudus (4:1-8)
- B. Anjuran Kepada Kasih Persaudaraan (4:9-12)
- C. Ajaran Tentang Kedatangan Kristus Yang Kedua (4:13-18)
- D. Ajaran Tentang Waktu Kedatangan Kristus Yang Kedua (5:1-11)
- E. Pelbagai Anjuran Praktis (5:12-22)
- F. Hal-Hal Penutup (5:23-28)
PENERAPAN
Mengikut Sang Pemimpin
Bagaimanakah kita bisa menjalani kehidupan yang berguna dan membantu orang lain? Kitab-kitab Perjanjian Baru memberi kita dua pandangan untuk membantu kita menjawab pertanyaan ini.
Pertama, Perjanjian Baru memberi kita gambaran tentang Allah. Allah mengutus Yesus dan kehidupan-Nya di bumi dicatat di dalam empat kitab Injil untuk kita. Yesus merupakan gambaran yang tepat tentang Allah (Ibrani 1:3). Ketika kita membaca apa yang Yesus pikirkan, katakan, dan lakukan di dalam Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, kita melihat apa yang Allah akan pikirkan, apa yang Allah akan katakan, dan apa yang Allah akan lakukan.
Kedua, Perjanjian Baru memberikan kita gambaran tentang umat Allah. Kitab Kisah menunjukkan kepada kita bagaimana manusia merespon ketika mereka diajarkan tentang Allah sebagaimana diperlihatkan di dalam kehidupan Yesus. Allah ingin manusia mencari Dia, merespon Dia, dan menjadi sahabat-Nya, dan para pemberita injil mengajarkan bahwa itu memang niat Allah (lihat Kisah 17:26, 27). Mereka juga mengajarkan bagaimana persahabatan ini bisa menjadi kenyataan melalui pertobatan dan ketaatan (lihat Kisah 17:30). Kitab Kisah mencatat respon orang-orang dari pelbagai bangsa, budaya, dan keyakinan yang berbeda ketika hidup mereka diperbandingkan dengan hidup Yesus. Banyak yang menolak untuk mengubah hidup mereka, tetapi beberapa orang menerima tawaran Allah tentang persahabatan dan menjadi orang Kristen. Dengan membaca kitab Kisah kita dapat melihat cara yang tepat untuk merespon tawaran keselamatan dari Allah sekarang ini.
Surat-surat, atau surat-surat kiriman Perjanjian Baru, ditulis untuk membantu orang-orang Kristen baru ketika mereka bergumul dengan perbedaan antara karakter Allah dan karakter mereka sendiri. Kitab-kitab itu dapat membantu kita untuk memahami sifat kita sendiri dan karakter orang lain di dalam gereja. Kitab-kitab itu menunjukkan bagaimana Allah dapat bekerja di dalam hidup kita sebagai orang Kristen untuk membuat kita berbuah dan efektif, baik secara pribadi dan sebagai umat Allah, gereja.
Pertama kitab Tesalonika ditulis untuk kaum muda Kristen di kota Tesalonika (sekarang disebut Salonika) di Makedonia, terletak di utara Yunani. Paulus, Silwanus (atau Silas), dan Timotius sudah pergi ke sana setelah memberitakan injil di Filipi dan sebelum pergi ke Berea, Atena, dan Korintus. Beberapa orang di Tesalonika sudah dengan senang hati merespon pesan itu, meski ini berarti mereka dianiaya oleh orang-orang yang menolak untuk percaya kepada pesan Allah itu (Kisah 17:1-9). Kitab 1 Tesalonika adalah yang pertama dari dua surat yang ditulis untuk orang-orang Kristen baru setelah para pemberita injil meninggalkan tempat itu. Kitab itu dirancang untuk membantu orang-orang Kristen yang masih muda untuk tetap setia dan tumbuh dalam hubungan mereka dengan Allah dan satu sama lain.
Kitab ini menyajikan pelajaran penting bagi kita sebagai guru atau pemberita injil mengenai cara kita bekerja dengan orang-orang, terutama dengan sesama orang Kristen. Bagaimana kita dapat membantu satu sama lain dan keluarga kita dalam mengikut Yesus, Tuhan kita?
Pencapaian Di Masa Lalu Dalam Mengikut Yesus. Cara pertama di mana kita dapat membantu orang lain adalah dengan mengamati apa yang baik di dalam hidup mereka dan menekankan nilai dari sifat-sifat baik ini. Kebaikan apapun yang dapat ditemukan dalam kehidupan manusia dapat dijadikan dasar untuk pertumbuhan di masa depan. Seringkali, dalam mencoba untuk membantu orang bertumbuh, kita mengabaikan atau memberikan sedikit perhatian kepada tindakan dan bakat yang Allah nilai sebagai hal yang berharga dalam hidup mereka. Allah ingin kita menekankan kebaikan yang orang lain miliki.
Pendekatan ini digunakan oleh penulis 1 Tesalonika. Surat itu dimulai dengan mengingat hubungan baik dengan Allah dan dengan satu sama lain yang orang-orang ini telah mulai jalankan dalam beberapa bulan dan tahun pertama kehidupan Kristen mereka (1:6, 9, 10). Bagian penting kitab ini melibatkan seluruh tiga pasal pertama, yaitu sekitar setengah dari kitab itu.
Jemaat Tesalonika telah menyadari pentingnya mengikut Allah dan sudah bertindak berdasarkan keyakinan ini dengan merespon injil sebagai pesan Allah (2:13).
Mereka telah menjadi pengikut Allah melalui Yesus. Mereka juga menyadari bahwa salah satu sumber pertolongan dalam mengikut Allah adalah dengan memperhatikan kehidupan sesama orang Kristen dan mengadopsi sikap dan tindakan Allah seperti yang ditunjukkan oleh mereka. Jemaat Tesalonika itu sedang mengikuti teladan orang-orang saleh lainnya (1:6; 2:14), dan mereka menjadi teladan saleh yang bisa diikuti oleh orang Kristen lainnya (1:7). Semua peristiwa ini diceritakan di dalam kitab ini dengan sukacita yang besar sehingga orang-orang Kristen baru ini akan mengenali nilai saleh apa yang mereka sudah miliki di dalam kehidupan masa lalu mereka dan sikap mereka sekarang ini.
Pujian bagi kebaikan yang sudah dilakukan merupakan bagian dari menjaga hubungan baik yang berkelanjutan dengan orang lain dan membantu mereka untuk bertumbuh. Ketika sifat-sifat baik diabaikan atau dianggap hal biasa, hubungan bisa rusak dan upaya kita untuk membantu orang lain bertumbuh dapat terhambat.
Anak-anak yang hanya mendengar kecaman dari orang tua mereka merasa tidak dihargai dan dicintai. Hasilnya adalah hubungan orang tua / anak yang hancur; nasihat orang tua menjadi kurang efektif. Di sisi lain, jika anak-anak yakin terhadap kasih orang tua mereka kepada mereka dan memperhatikan kesejahteraan mereka, maka mereka akan lebih memperhatikan nasihat dan teladan orang tua mereka. Anak-anak harus tahu bahwa perintah orangtua mereka datang dari hati yang berisi kepedulian penuh kasih. Alih-alih beranggapan bahwa orang tua mereka senang menyuruh, anak-anak harus percaya bahwa orang tua mereka itu mencintai mereka.
Begitu juga halnya, orang dewasa bisa juga menganggap orang lain sebagai suka mengecam dan suka menghakimi ketimbang teman dan saudara, jika semua yang mereka dengar dari orang-orang itu adalah kecaman, atau jika perintahnya itu tidak dipraktikkan dalam kehidupan orang-orang yang melakukan pengajaran. Firman Allah dapat membantu kita untuk mengenali kebaikan di dalam kehidupan manusia.
Ketika Paulus menyurati jemaat Filipi, ia mendorong saudara-saudara itu untuk mencari dan memegang apa yang benar, terhormat, benar, murni, indah, dan bereputasi baik (Filipi 4:8). Dengan menguikuti ajarannya sendiri di surat ini kepada orang-orang Kristen di Tesalonika, ia menyebutkan dan memuji sifat-sifat ini di dalam kehidupan mereka.
Pertumbuhan Di Masa Depan Dalam Mengikut Yesus. Cara kedua kita dapat membantu orang lain adalah dengan menekankan nilai kemajuan di masa depan dalam Kristus. Allah ingin menggunakan kita masing-masing di dalam rencana-Nya bagi dunia. Ia akan menggunakan kita jika kita mengizinkan Dia membimbing hidup kita.
Pendekatan ini juga digunakan di dalam 1 Tesalonika untuk mendorong orang Kristen untuk tumbuh menuju kedewasaan dengan membangun di atas permulaan mereka yang baik. Pasal 4 dimulai dengan kata "akhirnya," bukan karena ini adalah akhir dari surat itu, tetapi karena penulis itu sedang membangun instruksinya bagi pertumbuhan di masa depan di atas apa yang sudah dicapai (4:1, 10). Dua pasal terakhir memberikan instruksi untuk membantu orang-orang Kristen baru berkembang menuju kedewasaan.
Kita harus bertobat dari dosa-dosa kita dan menyadari bahaya dari pencobaan dan doktrin-doktrin palsu. Namun begitu, kedewasaan Kristen tidak dicapai hanya dengan mengenali dan menghindari dosa. Pertumbuhan sebenarnya akan datang ketika orang-orang baik menghindari dosa dan membangun di atas apa yang sudah baik dalam hidup mereka untuk menjadi dewasa seraya mereka mengikuti Pemimpin mereka, Yesus Kristus. Setelah kita berterima kasih kepada orang-orang atas pertumbuhan masa lalu mereka, maka kita bisa mendorong mereka untuk menggunakan Firman Allah guna menunjukkan kepada mereka bagaimana menjadi dewasa.
Setiap orang Kristen punya potensi untuk tumbuh. Dalam banyak kasus, orang bahkan tidak mencoba untuk tumbuh; mereka telah menyimpulkan bahwa mereka tidak perlu tumbuh atau tidak bisa tumbuh. Guru-guru bisa bersalah karena memiliki sikap ini terhadap orang lain. Jika kita memiliki sikap seperti itu terhadap siswa kita, maka kita sepertinya tidak membantu mereka untuk bergerak menuju kedewasaan.
Dalam suratnya kepada umat Kristen di Filipi, Paulus menulis, "Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus" (Filipi 1:6). Dengan cara yang sama, ia mengucapkan terima kasih empat kali atas kemajuan umat Kristen Tesalonika dan mendorong mereka untuk "berkelimpahan," "bertambah-tambah," "berlebih," dan "membangun" (3:12; 4:1, 10; 5:11). Kita harus mengembangkan dan mengungkapkan keyakinan serupa mengenai potensi sesama orang Kristen.
Allah memiliki rencana untuk kita masing-masing. Surat-surat Perjanjian Baru merupakan bukti bagi hal itu. Surat-surat ini dapat membantu kita semua untuk tumbuh. Begitu kita telah menunjukkan kepada orang lain nilai permulaan mereka yang baik dalam agama Kristen, kita harus bekerja dengan erat bersama mereka untuk menemukan pelbagai bidang yang memiliki potensi bagi pertumbuhan.
Kesimpulan. Jika kita memperlakukan beberapa orang Kristen sebagai orang yang tanpa harapan karena kita dapat melihat dosa tertentu di dalam kehidupan mereka, jika kita tidak memuji perbuatannya yang baik dalam hidup mereka, jika kita berpikir bahwa hanya orang yang belum matang yang dapat membuat kemajuan, maka kita dapat dibantu dengan memperhatikan pendekatan dari 1 Tesalonika.
Jemaat Tesalonika melakukan pekerjaan yang hebat dalam megikuti Pemimpin mereka-Yesus. Bagaimana dengan kita? Apakah kita berniat untuk mengikuti Dia, menghargai saran-Nya di atas saran semua orang lain, menggunakan Dia sebagai teladan hidup kita sehari-hari? Jemaat Tesalonika itu melihat di dalam diri guru-guru mereka itu demonstrasi sikap dan tindakan Yesus. Hal ini membuat mereka lebih mudah untuk belajar bagaimana mengikut Tuan mereka. Apakah kita sedang mencari teladan yang baik, memujinya, dan belajar bagaimana hidup dengan memperhatikan teladan itu? Apakah kita bertekad untuk mengikuti Pemimpin kita dengan cara yang praktis dengan mencari cara-cara di mana hidup-Nya diperlihatkan oleh orang lain? Apakah kita mencoba untuk menyerahkan kepada orang lain demonstrasi perbuatan baik yang Yesus akan lakukan? Dapatkah kita berkata seperti yang Paulus katakan, "Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus" (1 Korintus 11:1)? Ia mengatakan, "Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu" (Filipi 4:9). Mari kita hidup supaya kita bisa mengatakan ini!
Hasil apakah yang kita peroleh dari mengikuti Pemimpin kita? Bersama dengan Dia di sorga. Satu tema yang terdapat di sepanjang 1 Tesalonika adalah kedatangan kembali Yesus. Teman itu disebut di dalam setiap pasal (1:10; 2:19; 3:13; 4: 4-17; 5:1-3, 23). Fokus yang ekstensif tentang kedatangan Yesus bukan karena jemaat Tesalonika tidak mengetahui hal itu, juga bukan karena mereka perlu takut dalam mengubah kehidupan mereka. Alasan utama untuk penekanan ini adalah untuk membantu mereka mengembangkan pandangan yang positif dan dewasa tentang kehidupan. Mereka ingin menjadi seperti Yesus dan berharap untuk hidup bersama Yesus.
Jemaat Tesalonika telah membuat permulaan yang hebat dalam kehidupan baru mereka di dalam Kristus. Mereka bisa melanjutkan menuju kedewasaan. Puncaknya akan berupa kekekalan di hadapan Tuhan mereka!
Sebuah pengingat yang diulang-ulang tentang kedatangan kembali Yesus adalah sumber harapan. Di dalam dunia yang tidak sempurna, orang Kristen tidak pernah sepenuhnya merasa di rumah sendiri. Kepercayaan kita kepada Yesus yang sudah bangkit berarti kita dapat mengharapkan kedatanganNya, untuk reuni dengan Dia dan dengan orang-orang yang telah mengikuti Dia. Ini memang benar untuk mereka yang telah meninggal, sama pastinya untuk mereka yang masih hidup. Jadi, penekanan untuk akhir kehidupan bukan kematian-meski banyak orang akan mati sebelum kedatangan kembali Yesus. Penekanan dari 1 Tesalonika adalah tentang kehidupan kekal yang dimulai sekarang dan akan dinikmati dalam kekekalan bersama Yesus ketika Ia datang kembali. Kita harus mengikut Pemimpin kita di sepanjang kehidupan ini dan ke dalam kehidupan yang akan datang! Harapan besar orang Kristen adalah mengikut Yesus ke dalam kemuliaan!
Ted Paul
Catatan Akhir:
- 1 Clement of Rome 1 Clement 38.4.
- 2 Ignatius Epistle to the Ephesians 10.1.
- 3 Irenaeus Against Heresies 5.6.1.
- 4 F. F. Bruce, Paul: Apostle of the Heart Set Free (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1977), 43; and Everett Ferguson, Backgrounds of Early Christianity, 2d ed. (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1993), 102-3.
- 5 Ferguson, 103. Lihat juga komentar rabi di dalam Tos. Qiddushin 1:11.
- 6 Donald H. Madvig, "Thessalonica," in The International Standard Bible Encyclopaedia, ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 4:837.
- 7 Robert L. Thomas, "1 Thessalonians," in The Expositor's Bible Commentary, ed. Frank E. Gaebelein (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1978), 11:230.
- 8 Disadur dari Raymond C. Kelcy, The Letters of Paul to the Thessalonians, The Living Word Commentary, vol. 13 (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1968), 18-19.
Pengarang: Earl D. Edwards
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) PENERAPAN(1 Tes 1)
Beberapa tahun yang lalu, seorang pemberita injil naik kereta api untuk pergi berkhotbah pada suatu pertemuan. Di kereta itu, ia d...
PENERAPAN(1 Tes 1)
Beberapa tahun yang lalu, seorang pemberita injil naik kereta api untuk pergi berkhotbah pada suatu pertemuan. Di kereta itu, ia duduk di seberang lorong dari seorang pengkhotbah sebuah denominasi. Dalam perjalanan itu, mereka terlibat dalam pembicaraan tentang kedatangan kembali Tuhan. Pengkhotbah denominasi itu mengatakan, "Tuhan telah memberitahu saya bahwa Ia akan datang kembali dalam tiga tahun ke depan." Pemberita injil berkata, "Tuhan memberitahu saya di dalam Markus 13:32, 33 bahwa Ia tidak memberitahu Anda tentang hal itu." Tentu saja, pemberita injil itu benar. Tidak ada orang yang tahu kapan Yesus akan datang kembali, tetapi kita belajar banyak tentang kedatangan-Nya kembali di dalam dua surat yang Paulus tulis kepada jemaat Tesalonika.
Pertama dan Kedua Tesalonika berfokus pada kedatangan kembali Yesus. Pertama Tesalonika memberikan pandangan yang seimbang tentang kedatangan yang kedua. Kitab itu mengundang pembaca untuk melihat kembali perubahan hidup mereka (1:1-3:13), untuk melihat ke dalam kepada komitmen mereka (4:1-12), dan untuk menantikan kedatangan Kristus (4:13-5:11).
TFTWMS: 1 Tesalonika (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Leon Morris, The First and Second Epistles to the Thessalonians, The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapi...
Catatan Akhir:
- 1 Leon Morris, The First and Second Epistles to the Thessalonians, The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1959), 47.
- 2 Ethelbert Stauffer, " ajgapa/w," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel, trans. and ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1964), 1:44-48.
- 3 Morris, 51.
- 4 A. T. Robertson, The Epistles of Paul, vol. 4, Word Pictures in the New Testament (Nashville: Broadman Press, 1931), 9.
- 5 J. E. Frame, A Critical and Exegetical Commentary on the Epistles of St. Paul to the Thessalonians, The International Critical Commentary (New York: Charles Scribner's Sons, 1912; reprint, Edinburgh: T. & T. Clark, 1988), 81.
- 6 Robertson, 12 .
- 7 Ibid., 13.
- 8 Ibid., 14.
- 9 Robertson, 14.
- 10 Raymond C. Kelcy, The Letters of Paul to the Thessalonians, The Living Word Commentary, vol. 13 (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1968), 28.
- 11 Fanny J. Crosby, "Safe in the Arms of Jesus," Songs of the Church, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1977).
- 12 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 1019-20.
Pengarang: Earl D. Edwards
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA
PENGANTAR
Tesalonika adalah ibukota Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Jemaat di
Tesalo
SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA
PENGANTAR
Tesalonika adalah ibukota Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Jemaat di Tesalonika didirikan oleh Paulus setelah ia meninggalkan Filipi. Tetapi tidak lama sesudah itu, orang-orang Yahudi yang iri hati kepada Paulus mulai menentang usaha Paulus untuk memberitakan ajaran Kristen kepada orang-orang bukan Yahudi yang telah menunjukkan minat terhadap agama Yahudi. Terpaksalah Paulus meninggalkan Tesalonika dan pergi ke Berea. Kemudian setelah ia tiba di Korintus, ia menerima surat dari Timotius, kawan dan rekannya, tentang keadaan jemaat di Tesalonika.
Jadi, Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Tesalonika ini ditulis untuk memberi dorongan dan keteguhan kepada mereka. Paulus bersyukur atas berita yang diterimanya tentang iman dan kasih mereka. Ia mengingatkan mereka mengenai kehidupannya sendiri ketika ia masih berada di tengah-tengah mereka. Setelah mengemukakan semuanya itu, Paulus menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kalau seorang Kristen meninggal sebelum Kristus datang kembali, dapatkah orang itu menerima hidup yang kekal dan sejati dari Kristus? Kapankah Kristus akan datang? Paulus menasihatkan supaya mereka terus bekerja dengan tenang sambil menantikan kedatangan Kristus dengan penuh harapan.
Isi
- Pendahuluan
1Tes 1:1 - Syukur dan pujian
1Tes 1:2-3:13 - Nasihat mengenai bagaimana seharusnya kelakuan orang Kristen
1Tes 4:1-12 - Penjelasan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kalinya
1Tes 4:13-5:11 - Nasihat-nasihat terakhir
1Tes 5:12-22 - Penutup
1Tes 5:23-28
Ajaran: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti tentang hari kedatangan Kristus kedua kali
dan pengajaran akan cara hidup jemaat dalam menantikan hari it
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti tentang hari kedatangan Kristus kedua kali dan pengajaran akan cara hidup jemaat dalam menantikan hari itu.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 57 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristus di Tesalonika. (Dan juga semua jemaat Kristen di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab I Tesalonika terbagi atas 5 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas pengajaran tentang pengharapan akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kali.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Tesalonika
Pasal 1-3 (1Tes 1:1-3:13).
Pengajaran tentang kehidupan pertobatan orang-orang Kristen di Tesalonika
Bagian ini menjelaskan pertobatan orang Kristen di Tesalonika yang membawa perluasan pemberitaan Injil, karena mereka menerima Injil dengan sukacita, beriman kepada Allah saja, menolak penyembahan kepada berhala-berhala dan hidup sesuai dengan Firman Allah. Pertobatan orang-orang Tesalonika kepada Injil, dikarenakan pemberitaan Rasul Paulus yang didasarkan atas hati yang suci, dan kehidupan yang benar (1Tes 2:4,9-10).
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tes 1:6,9. _Tanyakan_: Bagaimanakah seharusnya sikap kita dalam mendengar Firman Allah? Apakah yang dimaksudkan dengan beriman kepada Allah?
- Bacalah pasal 1Tes 3:6-13. _Tanyakan_: Apakah yang dikatakan oleh Rasul Paulus mengenai kehidupan orang Kristen di Tesalonika?
Pasal 4-5 (1Tes 4:1-5:28).
Pengajaran tentang kehidupan dalam menantikan hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali
Dalam bagian ini, Rasul Paulus mengajarkan bahwa orang Kristen harus selalu melakukan apa yang suci dan tidak mencemarkan diri. Kedatangan Tuhan Yesus kedua kali adalah suatu penghiburan terhadap orang percaya (Kristen) yang pernah kehilangan keluarga seiman, tetapi hari itu juga merupakan hari penghukuman bagi dunia dan orang yang tidak percaya.
Pendalaman
Bacalah pasal 1Tes 4:3-14; 5:12-22. _Tanyakan_: Apakah yang Allah kehendaki dari orang Kristen? Apakah yang diperintahkan Allah kepada orang Kristen di dalam ayat 7-8 dari pasal 5 (1Tes 5:7-8)? Bagaimanakah seharusnya sikap orang Kristen, ketika saudaranya mengalami kematian?
II. Kesimpulan
Kitab I Tesalonika mengajarkan tentang kehidupan orang Kristen di dalam cara hidup yang benar dan penuh pengharapan dalam menantikan kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis kitab I Tesalonika?
- Apakah pusat pengajaran Kitab I Tesalonika?
- Bagaimanakah kehidupan orang Kristen di Tesalonika?
- Bagaimanakah sikap seorang Kristen apabila ada keluarga yang suda percaya meninggal? Dan mengapa demikian?
Intisari: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat untuk orang-orang Kristen baru
GEREJA DAN SITUASINYA.1. Tesalonika adalah ibu kota Makedonia. Kota itu makmur dan memiliki pelabuhan al
Sepucuk surat untuk orang-orang Kristen baru
GEREJA DAN SITUASINYA.
1. Tesalonika adalah ibu kota Makedonia. Kota itu makmur dan memiliki pelabuhan alam yang indah terletak di jalan raya Romawi ke arah timur. Akibatnya, kota itu menjadi kota yang multi-rasial dengan kebudayaan yang beraneka ragam dan terbuka untuk menerima segala macam kepercayaan agama.
2. Pendirian gereja: Kisah 17:1-10 mengisahkan bahwa Paulus dan Silas mendirikan gereja di Tesalonika pada perjalanan penginjilan Paulus yang kedua. Kunjungan mereka ke Tesalonika hanya berlangsung kurang dari sebulan sebelum orang Yahudi membayar segerombolan penjahat yang menyebabkan Paulus dan Silas meninggalkan kota dengan terburu-buru, dan para pendukung mereka dibelenggu untuk menjaga ketenangan.
3. Gereja yang Paulus tulisi surat: Mengingat permulaannya yang tidak menguntungkan, gereja muda ini menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Anggotanya kebanyakan orang-orang bukan Yahudi yang bertobat dari kepercayaan kafir dan kini menghadapi lingkungan yang sangat kafir dan bermusuhan.
WAKTU DAN ALASAN PENULISAN SURAT INI.
Sejak Paulus meninggalkan Tesalonika ia sangat ingin tahu bagaimana perkembangan mereka. Timotius telah membawa kabar kepadanya (1Te 3:6) dan ia ingin mengungkapkan kepuasannya dan menguatkan mereka agar tetap bertahan dalam iman. Ia menulis surat ini tak lama sesudah ia meninggalkan mereka, yaitu ketika ia berada di Korintus, sekitar tahun 50. Karena itu, surat ini bersama dengan surat ke Galatia termasuk surat-surat Paulus terawal.
CIRI-CIRI KHUSUS.
Surat ini merupakan surat tindak lanjut sederhana yang ditujukan para petobat baru. Surat ini hanya berisi sedikit doktrin yang rumit, tetapi lebih banyak untuk menguatkan mereka. Secara khusus Paulus berbicara tentang kedatangan Yesus kedua kali (1Te 1:10; 2:19; 3:13; 4: 16-18 dan 1Te 5:23) sebagai dorongan bagi kehidupan dan pelayanan Kristen.
Bahkan ketika mengoreksi kesalahan mereka, surat ini tetap ditulis dengan bahasa yang halus dan penuh kasih.
ALASAN-ALASAN LAIN PENULISAN SURAT INI.
Di samping menulis surat yang isinya secara umum bersifat menguatkan, Paulus juga mempunyai tujuan-tujuan lain. Ia ingin:
1. Membela diri atas tuduhan palsu (1Te 2:1-12)
2. Menekankan perlunya moral Kristen yang khas (1Te 4:1-12),
3. Memperbaiki kesalahmengertian tentang kedatangan Kristus yang kedua kali (1Te 4:13-18)
4. Mendisiplin ketidakdewasaan dikalangan jemaat muda tersebut (1Te 5:12-22)
Pesan
1. Allah sedang bekerja.Hal pertama yang perlu diketahui oleh Kristen baru ini bukan mengenai mekanisme
kehidupan Kristen, melainkan tentang Allah yang telah mereka percayai. Paulus
berbicara tentang:
o panggilan Allah. 1Te 1:4; 2:12; 4:7
o firman Allah. 1Te 1:6, 8; 2:13; 4:15
o pengesahan Allah. 1Te 2:4
o ujian Allah. 1Te 2:4
o murka Allah. 1Te 2:16
o kehendak Allah. 1Te 4:3; 5:18
o ajaran Allah. 1Te 4:9
o damai sejahtera Allah. 1Te 5:23
o kesetiaan Allah. 1Te 5:24
2. Kristus akan datang kembali.
Paulus menulis beberapa paragraf yang membicarakan tentang kedatangan Yesus
kedua kali untuk mengoreksi kesalahan ajaran-ajaran palsu yang ada pada saat
itu. Pula, ia menulis sejumlah catatan singkat tentang hal itu. Kedatangan Yesus
merupakan:
o suatu inspirasi bagi Kristen baru. 1Te 1:10
o suatu dorongan bagi para pekerja Kristen. 1Te 2:19
o suatu motivasi bagi kasih persaudaraan. 1Te 3:13
o suatu penghiburan bagi Kristen yang sedang berdukacita. 1Te 4:18
o suatu pembangkit untuk kehidupan yang kudus. 1Te 5:2
3. Sifat pengalaman Kristen.
Paulus banyak berbicara tentang ciri seorang Kristen supaya mereka dapat
mengerti pengalaman apa saja yang dapat mereka harapkan. Menjadi Kristen:
o Mulai dengan suatu keputusan pertobatan yang menentukan. 1Te 1:9-10
o Meliputi kemajuan dan pertumbuhan. 1Te 2:13; 4:1
o Menuntut ketahanan yang hidup. 1Te 3:8;5:5-8
o Bertujuan untuk hidup suci. 1Te 3:13-4:8
o Bergantung kepada Roh Kudus. 1Te 4:8; 5:19
o Berarti komitmen terhadap sesama Kristen. 1Te 4:9; 5:11-22
Penerapan
Jemaat Tesalonika memperlihatkan kepada kita bahwa ada:1. Teladan untuk diikuti.
o Teladan gereja tersebut
Disebabkan karena:
- iman
- kasih
- pengharapan
- kerja keras
- sukacita dalam penderitaan
- mendengarkan Allah
- berdiri teguh dalam penderitaan
o Teladan Paulus
Sebagai seorang pekerja Kristen: - berani
- lembut dan penuh kasih
- penuh kejujuran dan dapat dipercaya - seorang panutan
- selalu ingin menyukakan Allah lebih daripada manusia
2. Petunjuk-petunjuk untuk ditaati.
o Tentang moralitas Kristen yang khas dalam masyarakat kafir dewasa itu
o Tentang hubungan dan tingkah laku dalam gereja Kristen
3. Tujuan yang harus dicapai.
o Kehidupan yang berharga
o Pikiran yang terbuka untuk firman Allah
o Iman yang tahan uji
4. Doa-doa untuk didoakan.
Ada tiga petunjuk mengenai doa dalam surat ini. Mengapa tidak membuatnya menjadi
dasar kehidupan doa Anda? Anda akan menemukannya pada 1Te 1:2,3; 3:11-13 dan 1Te 5:23, 24.
Tema-tema Kunci
1. Injil.
Kabar baik yang dikhotbahkan oleh Paulus tidak diuraikan dengan jelas dalam surat ini, tetapi Anda dapat menangkapnya dari apa yang Paulus katakan. Coba lakukan itu. Jelas bahwa ia sangat memiliki perhatian besar pada pemberitaan Injil melebihi segala sesuatu dalam hidupnya. Lihat ayat-ayat yang mengacu pada hal tersebut. 1Te 1:5; 2:2, 4, 8, 9, dan 1Te 3:2
2. Pertobatan.
1Te 1:9, 10 merupakan pernyataan yang luar biasa tentang bagaimana manusia seharusnya menanggapi Injil. Tiga aspek yang disebutkan dapat dikaitkan dengan ciri-ciri pertobatan berikut ini:
o iman
o masa lalu
o melayani
o kasih
o masa kini
o menanti
o pengharapan
o masa depan
3. Pelayanan Kristen. Paulus melukiskan beberapa gambaran mengenai hubungannya dengan jemaat di Tesalonika. Ia adalah:
o Seorang perawat yang lemah lembut 1Te 2:7o Seorang pekerja yang tekun. 1Te 2:9
o Seorang ayah yang menguatkan hati. 1Te 2:11
o Seorang pemenang yang berpengharapan. 1Te 2:19
4. Firman Allah.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa kesempatan. Carilah hal-hal yang berhubungan dengan firman Allah dalam 1Te 1:6, 8; 2:13 dan 1Te 4:15 dan tulislah mengapa menurut Paulus firman Allah itu amat penting, apa yang harus dilakukan terhadap firman Allah dan tindakan apa yang seharusnya mengikuti.
5. Menyukakan hati Allah.
Secara singkat, surat ini berisi tentang bagaimana menyukakan hati Allah. Jemaat di Tesalonika telah melakukannya, tetapi didorong untuk lebih lagi melakukannya. Selidikilah surat ini kembali dan buatlah daftar Anda sendiri tentang bagaimana mereka sudah menyukakan hati Allah dan apa yang masih harus mereka lakukan untuk lebih menyukakan Dia.
Garis Besar Intisari: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) [1] SALAM 1Te 1:1
[2] GEREJA TESALONIKA - PENYEBAB SUKACITA 1Te 1:2-10
1Te 1:2, 3Sifat mereka
1Te 1:4, 5Pemilihan mereka
1Te 1:6, 7Tanggap
[1] SALAM 1Te 1:1
[2] GEREJA TESALONIKA - PENYEBAB SUKACITA 1Te 1:2-10
1Te 1:2, 3 | Sifat mereka |
1Te 1:4, 5 | Pemilihan mereka |
1Te 1:6, 7 | Tanggapan mereka |
1Te 1:8-10 | Reputasi mereka |
[3] PERILAKU PRIBADI PAULUS - DASAR PEMBELAAN 1Te 2:1-16
1Te 2:1, 2 | Keberanian yang ditunjukkannya |
1Te 2:3, 4 | Motivasi yang dimilikinya |
1Te 2:5-7 | Cara yang dipakainya |
1Te 2:8-9 | Dukungan yang diberikannya |
1Te 2:10-12 | Teladan yang diberikannya |
1Te 2:13-16 | Akibat yang diterimanya |
[4] KEPRIHATINAN PAULUS YANG BESAR - SUATU UNGKAPAN PERASAAN 1Te 2:17-3:13
1Te 2:17, 18 | Keinginan Paulus |
1Te 2:19, 20 | Motivasi Paulus |
1Te 3:1-5 | Utusan Paulus |
1Te 3:6-10 | Kelegaan Paulus |
1Te 3:11-13 | Doa Paulus |
[5] TINGKAH LAKU SOSIAL ORANG KRISTEN - SUATU PETUNJUK 1Te 4:1-12
1Te 4:1-8 | Moralitas seksual |
1Te 4:9,10 | Kasih persaudaraan |
1Te 4:11,12 | Mencari nafkah |
[6] KEDATANGAN KRISTUS KEDUA KALI - WILAYAH YANG DIPERSOALKAN 1Te 4:13-5:11
1Te 4:13-18 | Apa yang terjadi dengan orang yang sudah mati? |
1Te 5:1-3 | Kapan itu akan terjadi? |
1Te 5:4-11 | Dengan demikian bagaimana kita harus hidup? |
[7] KEHIDUPAN GEREJA DI TESALONIKA - BIDANG YANG MEMERLUKAN PERBAIKAN 1Te 5:12-22
1Te 5:12, 13 | Mengenai para pemimpin |
1Te 5:14, 15 | Mengenai orang lain |
1Te 5:16-18 | Mengenai keadaan |
1Te 5:19-22 | Mengenai ibadat |
[8] DOA PENUTUP DAN SALAM 1Te 5:23-28
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi