Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Luk 22:1--23:56
Jerusalem: Luk 22:1--23:56 - -- Dalam seluruh kisah tentang sengsara Yesus ini Lukas tidak begitu tergantung pada Markus dari pada di bagian-bagian injil lain. Sebaliknya ada banyak ...
Dalam seluruh kisah tentang sengsara Yesus ini Lukas tidak begitu tergantung pada Markus dari pada di bagian-bagian injil lain. Sebaliknya ada banyak keserupaan antara Lukas dan Yohanes, yang agaknya memakai sumber yang sama.
Ref. Silang FULL -> Luk 22:21
· meja ini: Mazm 41:10
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Luk 22:21-38
Matthew Henry: Luk 22:21-38 - Kristus Menguatkan Hati Murid-murid-Nya Kristus Menguatkan Hati Murid-murid-Nya (22:21-38)
Dalam perikop ini kita membaca perihal percakapan Kristus dengan murid-murid-Nya setelah makan m...
Kristus Menguatkan Hati Murid-murid-Nya (22:21-38)
- Dalam perikop ini kita membaca perihal percakapan Kristus dengan murid-murid-Nya setelah makan malam. Banyak di antaranya merupakan hal yang baru di sini, sementara dalam Injil Yohanes kita akan menemukan sejumlah tambahan lain. Kita harus meneladani cara Kristus untuk menghibur dan mencerahkan hati keluarga dan sahabat-sahabat kita dengan percakapan semacam itu di meja makan, karena cara ini sangat baik dan dapat digunakan untuk mencerahkan hati serta menyalurkan kasih karunia kepada pendengar. Khususnya setelah kita berhimpun untuk mengikuti perjamuan Tuhan, kita dapat melakukan persekutuan Kristen agar dapat saling menguatkan dan tetap berada dalam keadaan yang baik. Hal-hal yang dibicarakan Kristus di sini adalah hal-hal yang berbobot dan sesuai dengan keadaan sekarang.
- I. Kristus berbicara dengan murid-murid-Nya perihal orang yang akan mengkhianati Dia, orang yang juga turut hadir pada saat itu.
- . Ia menunjukkan kepada mereka bahwa pengkhianat itu sekarang ada di antara mereka dan ia adalah salah satu dari mereka (ay. 21). Dengan menempatkan percakapan ini setelah penetapan perjamuan Tuhan, meskipun dalam Injil Matius dan Markus ditempatkan sebelum penetapan itu, tampak jelas bahwa Yudas juga turut menerima perjamuan Tuhan, turut makan dari roti itu dan minum dari cawan itu. Karena, setelah kekhidmatan itu berlalu, Kristus berkata, "Lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini." Akan selalu ada orang-orang yang telah makan roti bersama-sama dengan Kristus namun juga menyerahkan Dia.
- . Ia menubuatkan bahwa pengkhianatan yang direncanakan itu akan terjadi (ay. 22): Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, pergi ke tempat Ia akan diserahkan karena Ia akan diserahkan oleh rancangan dan sepengetahuan Allah, sebab kalau tidak, Yudas tidak akan mampu menyerahkan Dia. Kristus tidak dipaksa untuk menerima penderitaan-Nya, sebaliknya dengan penuh sukacita Ia mendatangi penderitaan itu. Ia berkata, "Sungguh, Aku datang."
- . Ia mengancam si pengkhianat: Celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan. Perhatikanlah, kesabaran orang-orang kudus dalam penderitaan mereka serta rancangan Allah perihal penderitaan mereka tidak akan menjadi alasan untuk memaafkan orang-orang yang menimbulkan penderitaan itu atau yang menganiaya mereka. Meskipun Allah telah menetapkan bahwa Kristus akan diserahkan dan Ia sendiri dengan penuh sukacita menyerahkan Diri kepada penderitaan itu, dosa atau hukuman Yudas sama sekali tidak akan berkurang.
- . Dengan mengatakan bahwa orang itu adalah salah satu dari antara mereka tanpa menyebut nama yang bersangkutan (ay. 23), Ia menimbulkan ketakutan para murid lainnya sehingga mereka mencurigai diri mereka sendiri: Lalu mulailah mereka mempersoalkan, memeriksa diri sendiri, mempertanyakan diri sendiri, siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian, yang sedemikian hina sampai mau melakukan yang seperti itu terhadap Sang Guru yang begitu baik. Pertanyaannya bukanlah, "Kamukah itu?" atau, "Apakah orangnya seperti anu?", tetapi, "Apakah aku?"
- II. Perihal pertengkaran di antara mereka tentang siapa yang paling terkemuka dan terbesar.
- . Lihatlah apa yang mereka pertengkarkan: Siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. Banyaknya persaingan di antara para murid untuk memperebutkan kehormatan dan kekuasaan, yang terjadi sebelum Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka, merupakan pertanda buruk tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari. Kelak, setelah Roh Kudus didukakan dan terpaksa meninggalkan jemaat, banyak orang akan mempertengkarkan hal serupa karena mencintai kebesaran dan kekuasaan di dalam gereja. Betapa tidak selarasnya ayat ini dengan ayat sebelumnya! Sebelumnya mereka mempertanyakan siapa yang akan menjadi pengkhianat, dan sekarang mereka mempertengkarkan siapa yang akan menjadi pemimpin. Bagaimana mungkin kerendahan hati dan kesombongan serta keangkuhan seperti ini bisa ada di dalam diri orang-orang yang sama dan begitu akrab satu sama lain? Ini seperti air tawar dan air pahit keluar dari mata air yang sama. Betapa hati manusia yang menipu itu sarat dengan pertentangan diri!
- . Lihatlah apa yang dikatakan Kristus mengenai pertengkaran ini. Ia tidak memarahi mereka seperti yang mungkin diduga orang (Ia sering menegur mereka karena hal yang sama), tetapi dengan lembut Ia menunjukkan dosa dan kebodohan mereka.
- (1) Pertengkaran ini akan membuat mereka sama seperti raja-raja bangsa-bangsa, yang menyukai kegagahan duniawi dan kekuasaan duniawi (ay. 25). Mereka memerintah rakyat mereka dan berusaha memerintah penguasa-penguasa lain yang ada di sekitar mereka, bila tidak sekuat mereka, meskipun penguasa-penguasa itu sama baiknya seperti mereka. Perhatikanlah, kalau memiliki keinginan memerintah, lebih baik menjadi raja-raja bangsa-bangsa daripada menjadi pelayan Kristus. Tetapi amatilah, orang-orang yang menjalankan kuasa atas orang-orang lain, dan mengemban kekuasaan dan menetapkan hukum, mereka ini disebut pelindung-pelindung -- Euergetas. Begitulah mereka menyebut diri mereka sendiri. Demikian juga para penjilat mereka dan orang-orang yang melayani kepentingan mereka memanggil mereka. Mereka berpura-pura menjadi pelindung, dan karena tanggung jawab itu, mereka merasa memiliki wewenang untuk menetapkan peraturan. Dalam menjalankan kekuasaan itulah mereka merasa diri sebagai pelindung. Bagaimanapun juga, sesungguhnya mereka melayani diri mereka sendiri, meskipun mereka menganggap bahwa mereka melayani negeri mereka. Salah satu raja dari dinasti Ptolemy di Mesir Kuno memiliki nama belakang Euergetes -- Sang Pelindung. Sekarang, dengan memperhatikan pertengkaran murid-murid ini, Juruselamat kita menunjukkan:
- [1] Bahwa berbuat baik jauh lebih terhormat daripada menjadi orang besar. Bukan para penguasa, yang suka menimbulkan ketakutan di dunia orang-orang hidup, yang disebut orang terhormat, melainkan mereka yang berbuat baik bagi orang miskin. Karena itu, berdasarkan pengakuan mereka sendiri, seharusnya seorang yang berbuat baik bagi negerinya jauh lebih terpuji daripada seorang penguasa negeri.
- [2] Bahwa berbuat baik merupakan cara paling pasti untuk menjadi besar. Kalau tidak, pastilah orang-orang yang ingin menjadi penguasa tidak akan begitu berhasrat disebut Pelindung-pelindung. Karena itu, Ia menghendaki agar murid-murid-Nya percaya bahwa kehormatan mereka yang terbesar adalah melakukan semua hal yang baik di dunia ini. Mereka akan benar-benar menjadi pelindung-pelindung bagi dunia ini dengan memberitakan Injil kepada dunia ini. Biarkan dunia sendiri yang memberikan gelar penghargaan itu kepada mereka, gelar yang sesungguhnya memang layak diberikan kepada mereka. Mereka tidak perlu saling bertengkar satu sama lain tentang siapa yang terbesar, sebab mereka semua akan menjadi pembawa berkat yang terbesar kepada umat manusia dibandingkan dengan raja-raja dunia ini yang memerintah atas mereka. Jika mereka ingin diakui sebagai pelindung-pelindung yang terbesar, biarlah mereka memandang rendah keinginan untuk menjadi penguasa.
- (2) Pertengkaran itu akan membuat mereka tidak seperti murid-murid Kristus dan tidak seperti Kristus sendiri, "Kamu tidaklah demikian," (ay. 26-27). "Kamu tidak pernah dimaksudkan untuk memerintah atas orang lain, kecuali oleh kuasa kebenaran dan anugerah; sebaliknya, kamu harus melayani." Ketika para pemimpin jemaat lebih menyukai penampilan dan kekuasaan lahiriah dan menyokong diri dengan kepentingan dan pengaruh duniawi, mereka merendahkan jabatan mereka; dan ini merupakan suatu tanda kemunduran seperti halnya bangsa Israel yang meminta seorang raja untuk memerintah mereka seperti pada segala bangsa-bangsa lain di sekitar mereka, padahal Tuhan adalah Raja atas mereka.
- Lihatlah di sini:
- [1] Peraturan yang diberikan Kristus kepada murid-murid-Nya: Siapa yang terbesar di antara kamu, yang paling dituakan, yang diutamakan karena usianya, hendaklah menjadi yang termuda, baik dalam hal kedudukan (hendaklah ia duduk bersama-sama dengan yang lebih muda, bersikap bebas dan akrab dengan mereka), maupun dalam hal kegiatan dan pekerjaan. Biasanya kita mengatakan, Juniores ad labores, seniores ad honores -- Hendaknya yang muda bekerja, dan yang tua menerima kehormatan. Namun, sebaiknya, hendaknya yang tua ikut menanggung beban bersama yang muda. Usia dan kehormatan bukanlah jaminan bahwa mereka boleh enak-enak, tetapi justru sebaliknya mereka harus bekerja dua kali lipat. Dan ia yang menjadi pemimpin, ho hēgoumenos -- ketua kelompok atau jemaat, hendaknya menjadi orang yang melayani, hōs ho diakonōn -- sebagai pelayan jemaat. Jika ada kesempatan, hendaknya ia merendahkan dirinya untuk melakukan pelayanan yang paling rendah dan paling melelahkan demi kepentingan orang banyak.
- [2] Contoh yang diberikan Kristus sendiri mengenai peraturan tadi: Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Yang melayani atau yang dilayani? Sekarang Kristus berada di antara murid-murid-Nya seperti seorang yang melayani tamu-tamu makan. Ia jauh dari sikap menganggap diri lebih tinggi atau mau enak-enak saja. Sebaliknya, dengan mengundang mereka mengikuti Dia, Dia menyediakan diri untuk melakukan segala pekerjaan baik dan pelayanan bagi mereka. Saksikanlah bagaimana Ia mencuci kaki murid-murid-Nya. Akankah mereka mengambil rupa sebagai seorang penguasa padahal mereka menyebut diri mereka pengikut Dia yang mengambil rupa seorang hamba?
- (3) Seharusnya mereka tidak bertengkar soal kehormatan dan kebesaran duniawi, karena Kristus telah menyediakan kehormatan yang lebih baik bagi mereka, yang sifatnya lain, yaitu sebuah kerajaan, sebuah pesta, dan sebuah mahkota. Setiap orang akan mendapatkan yang sama, jadi tidak perlu mencari-cari siapa yang lebih utama (ay. 28-30).
- Perhatikanlah di sini:
- [1] Kristus menghargai kesetiaan murid-murid-Nya kepada-Nya. Penghargaan-Nya sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka, jadi mereka tidak perlu mengejar yang lebih besar lagi. Pujian-Nya kepada mereka sangat menyanjung: "Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami, kamulah orang-orang yang tetap berdiri di samping-Ku dan berpihak kepada-Ku sementara yang lain telah meninggalkan dan membelakangi Aku." Kristus telah mengalami banyak pencobaan. Ia telah dilecehkan dan ditolak banyak orang, dituduh dan dikecam dengan tajam, serta menanggung bantahan dari pihak orang-orang berdosa. Namun, murid-murid-Nya selalu bersama Dia dan turut menderita bersama-Nya. Itu hanyalah bantuan kecil yang dapat mereka berikan kepada-Nya, atau pelayanan kecil yang dapat mereka lakukan bagi-Nya. Meskipun begitu, Ia sangat menghargai bahwa mereka tetap tinggal bersama-sama Dia, dan mengakui kebaikan hati mereka itu, walaupun sebenarnya hanya berkat bantuan anugerah-Nyalah mereka dapat bertahan untuk bersama-sama Dia. Murid-murid Kristus penuh dengan kekurangan dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Kita melihat betapa mereka sering melakukan banyak kesalahan dan memiliki banyak kelemahan, mereka begitu lamban untuk mengerti dan begitu mudah lupa, serta sering melakukan kesalahan besar karena kurang berhati-hati. Namun, Guru mereka mengabaikan semua hal itu dan melupakannya. Ia tidak membentak atau menegur mereka atas semua kelemahan ini, tetapi justru memberikan kesaksian yang patut dikenang tentang mereka, Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku. Begitulah Ia memuji mereka pada saat perpisahan, untuk menunjukkan betapa Ia menghargai mereka yang berhati jujur dan tulus kepada-Nya.
- [2] Pahala yang Ia rancang atas kesetiaan mereka: Aku menentukan, diatithemai, Aku memberikan hak-hak Kerajaan bagi kamu. Atau dengan perkataan lain, Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum bersama-sama dengan Aku. Ini artinya,
- pertama, apa yang akan dilakukan-Nya bagi mereka di dunia ini. Allah memberikan bagi Anak-Nya sebuah kerajaan di antara umat manusia, jemaat yang Injili. Ia yang menjadi Kepala, menghidupkan, menggerakkan, dan memerintah kerajaan ini. Kerajaan inilah yang Ia tetapkan bagi murid-murid-Nya dan para penerus mereka dalam pelayanan Injil, sehingga mereka dapat menikmati penghiburan dan hak-hak istimewa dari Injil, meneruskannya kepada orang lain melalui ketentuan-ketentuan Injil, dan duduk di atas takhta sebagai pejabat jemaat. Mereka bukan hanya dinyatakan, tetapi didorong untuk menghakimi kedua belas suku Israel yang tetap bertahan dalam ketidaksetiaan mereka, dan untuk menyatakan murka Allah terhadap mereka, serta memerintah bangsa Israel yang Injili, bangsa Israel rohani, sesuai dengan peraturan jemaat yang telah dilembagakan, dan melakukannya dengan penuh kelemahlembutan dan kasih. Inilah kehormatan yang disediakan bagi kita semua. Atau,
- kedua, apa yang akan Ia lakukan bagi mereka dalam kehidupan yang akan datang, yang saya anggap sebagai tujuan utama Kristus. Biarlah mereka melanjutkan pelayanan mereka di dunia ini, namun hendaknya tujuan utama mereka adalah dalam kehidupan yang akan datang. Allah akan memberikan kepada mereka kerajaan, yang di dalamnya mereka pasti akan memiliki:
- . Hidangan yang terbaik; karena mereka akan makan dan minum semeja dengan Kristus di dalam Kerajaan-Nya, seperti yang telah Ia katakan sebelumnya (ay. 16, 18). Mereka akan turut mengambil bagian dalam sukacita dan kesenangan yang Ia dapatkan melalui pelayaan dan penderitaan-Nya. Jiwa mereka akan sangat dipuaskan ketika melihat dan menikmati hadirat Allah. Di sanalah mereka akan menemukan kumpulan yang terbaik, seperti layaknya dalam pesta, yang penuh dengan kasih mesra yang sempurna.
- . Penghormatan tertinggi: "Kamu bukan hanya akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku, seperti Mefiboset yang makan sehidangan dengan Daud, tetapi kamu juga akan duduk bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku (Why. 3:21). Pada hari yang mulia itu kamu akan duduk di atas takhta, membantu Kristus untuk membenarkan dan mendukung penghakiman-Nya atas kedua belas suku Israel." Kalau orang-orang kudus akan menghakimi dunia (1Kor. 6:2), terlebih lagi jemaat orang percaya.
- III. Perihal penyangkalan Petrus terhadap Dia.
- Dalam bagian percakapan ini, kita dapat mengamati:
- . Pemberitahuan yang disampaikan kepada Petrus perihal rencana Iblis terhadap dirinya serta murid-murid lainnya (ay. 31): Tuhan bersabda, Simon, Simon, perhatikan baik-baik yang Aku katakan; Iblis telah menuntut untuk menguasai kamu semua, supaya ia dapat menampi kamu seperti gandum. Petrus yang biasanya menjadi mulut bagi mereka semua untuk berbicara kepada Kristus, di sini dibuat menjadi telinga bagi mereka semua. Apa yang dirancang untuk memberi peringatan kepada mereka semua (kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku), sekarang ditujukan kepada Petrus seorang, karena dialah yang menjadi sasaran utama si penggoda: Iblis telah menuntut kamu. Mungkin Iblis telah mendakwa murid-murid itu di hadapan Allah bahwa mereka itu seperti tentara bayaran saja dalam mengiring Kristus, bahwa mereka tidak menginginkan apa pun selain untuk memperkaya dan memajukan diri sendiri di dunia ini, seperti yang dituduhkan kepada Ayub. "Tidak," kata Allah, "Mereka adalah orang-orang yang jujur dan dapat dipercaya." "Izinkanlah aku mencobai mereka," kata Iblis, "dan khususnya Petrus." Iblis menginginkan mereka semua, agar ia dapat menampi mereka, supaya dapat menunjukkan bahwa mereka hanyalah kulit ari, dan bukan gandum. Masalah yang sedang menghadang mereka sekarang adalah penampian, untuk menguji apa yang ada di dalam diri mereka. Itu belum semuanya; Iblis menuntut untuk menampi mereka dengan pencobaan-pencobaannya dan berusaha keras menarik mereka agar berbuat dosa dengan kesulitan-kesulitan itu, untuk mengacaukan dan membingungkan mereka, seperti butiran jagung yang bila ditampi akan menerbangkan semua kulit arinya, atau lebih seperti gandum yang bila ditampi hanya akan menyisakan kulit ari belaka. Perhatikanlah, Iblis tidak dapat mencobai mereka jika Allah tidak memberikan izin kepadanya: Ia telah menuntut mereka, seperti ia memohon izin kepada Allah untuk menguji dan mencobai Ayub. Exetesato -- "Ia telah menantang kamu, berusaha keras untuk membuktikan bahwa kamu adalah orang-orang munafik, khususnya Petrus, yang terdepan di antara kamu." Sebagian orang mengatakan bahwa Iblis menuntut izin untuk menampi mereka sebagai hukuman atas pertengkaran yang mereka lakukan tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Dalam pertengkaran itu, mungkin Petruslah yang paling bersikeras, sehingga Iblis berkata, "Serahkan mereka kepadaku, aku akan menampi mereka karena pertengkaran itu."
- . Dorongan khusus yang Ia berikan kepada Petrus sehubungan dengan ujian ini, "Tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, sebab meskipun Iblis menuntut mereka semua, ia diizinkan untuk memberikan pukulan awal yang terberat hanya kepadamu. Engkau yang akan diserang dengan sangat ganas, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur, agar imanmu jangan gugur sepenuhnya yang pada akhirnya membuat engkau sama sekali gugur."
- Perhatikanlah:
- (1) Jika iman tetap terpelihara pada saat pencobaan, sekalipun jatuh, kita tidaklah akan sampai tergeletak. Iman akan memadamkan semua panah api Iblis. Meskipun terdapat banyak kegagalan dalam iman orang-orang yang sungguh-sungguh percaya, iman mereka tidak akan gugur sepenuhnya. Benih dan akar iman itulah yang tetap ada di dalam diri mereka.
- (3) Semua itu dapat terjadi berkat doa dan permohonan syafaat Tuhan Yesus Kristus, sehingga iman murid-murid-Nya yang meskipun adakalanya sangat terguncang, tetap tidak akan tenggelam. Jika mereka ditinggal sendirian, mereka akan gugur. Tetapi mereka dipelihara dalam kekuatan Allah dan doa Kristus. Doa permohonan yang dinaikkan Kristus bukan hanya bersifat umum, bagi semua orang yang percaya, tetapi juga bersifat khusus bagi orang-orang percaya tertentu (Aku telah berdoa untuk engkau). Ini berarti kita perlu berdoa bagi diri kita sendiri dan orang lain juga.
- . Tugas yang Ia berikan kepada Petrus untuk menolong orang lain seperti dia sendiri telah ditolong oleh Allah: "Jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu; jika engkau telah dipulihkan oleh anugerah Allah dan dibawa pada pertobatan, lakukanlah yang dapat kamu lakukan untuk memulihkan orang lain. Bila engkau telah memelihara imanmu agar tidak gugur, berusahalah menguatkan dan membangun iman orang lain juga. Jika engkau telah memperoleh belas kasihan Allah bagi dirimu sendiri, doronglah orang lain untuk tetap berharap bahwa mereka juga akan memperoleh belas kasihan."
- Perhatikanlah:
- (1) Orang-orang yang telah jatuh dalam dosa harus diubahkan untuk beralih dari dosa. Mereka yang telah menyimpang harus kembali. Mereka yang telah meninggalkan kasih yang mula-mula harus melakukan pekerjaan-pekerjaan mereka yang mula-mula.
- (2) Mereka yang melalui anugerah telah diinsyafkan dari dosa harus melakukan apa saja yang dapat mereka lakukan untuk menguatkan saudara-saudara mereka yang masih bertahan dan mencegah kejatuhan mereka (Mzm. 51:13-15; 1Tim. 1:13).
- . Petrus menyatakan keteguhan hatinya untuk tetap bersama-sama Kristus, apa pun yang harus ia hadapi (ay. 33): Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau. Ini perkataan yang hebat, dan saya percaya bahwa ia sungguh bermaksud begitu pada saat itu, dan dapat melakukannya. Meskipun sering diperingatkan, sejauh ini Yudas tidak pernah memberikan komentar soal menyangkali Kristus, karena hatinya telah dipenuhi dengan kejahatan. Sebaliknya hati Petrus tidak ingin menyangkali-Nya. Perhatikanlah, semua murid Kristus yang sejati dengan tulus hati merindukan dan ingin untuk mengikut Dia, ke mana saja Ia pergi, dan ke mana pun Ia memimpin mereka, meskipun mereka harus masuk penjara atau mati.
- . Kristus bernubuat mengenai penyangkalan Petrus (ay. 34): "Aku berkata kepadamu, Petrus (engkau tidak mengenal hatimu sendiri, jadi janganlah percaya begitu saja dengan kehendak hatimu), hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku." Perhatikanlah, Kristus mengenal diri kita jauh lebih baik daripada kita mengenal diri sendiri. Ia mengetahui kejahatan yang ada di dalam diri kita, dan kejahatan yang akan kita lakukan, yang kita sendiri tidak sadari. Sangat baik bagi kita kalau Kristus mengenal kelemahan kita lebih baik daripada kita, sehingga kita dapat datang kepada-Nya untuk mendapatkan anugerah yang perlu. Sangat baik jika Ia mengetahui sejauh mana pencobaan itu akan memengaruhi kita, sehingga kita dapat mengetahui bilamana harus berkata, "Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat."
- IV. Perihal keadaan semua murid.
- . Dengan sungguh-sungguh Kristus mengingatkan mereka tentang apa yang telah mereka alami bersama-sama (ay. 35). Ia telah mengakui bahwa selama ini mereka telah menjadi pelayan-pelayan yang setia bagi-Nya. Sekarang, pada saat perpisahan, Ia mengharapkan agar mereka tahu bahwa selama ini Ia telah menjadi seorang Guru yang baik dan penuh perhatian sejak mereka meninggalkan semuanya untuk mengikut Dia: Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, adakah kamu kekurangan apa-apa?
- (1) Ia mengakui bahwa Ia telah mengutus mereka dalam keadaan yang sangat miskin dan kekurangan, dengan kaki telanjang, dan tanpa uang dalam pundi-pundi mereka, karena mereka akan pergi ke tempat yang tidak terlampau jauh dan sebentar saja. Dengan itu Ia ingin mengajar mereka untuk bergantung pada pemeliharaan Allah dan pada pemeliharaan-Nya melalui kebaikan sahabat-sahabat mereka. Jika Allah mengutus kita ke dunia, hendaknya kita ingat baik-baik bahwa kita telah memulainya dari yang sedikit.
- (2) Sekarang Ia ingin agar mereka mengakui bahwa meskipun keadaan mereka seperti itu, mereka tidak kekurangan apa-apa. Mereka kemudian hidup dengan limpah dan nyaman seperti biasa, dan mereka mengakui hal ini, "Suatu pun tidak; aku memiliki segalanya, dan berlimpah."
- Perhatikanlah:
- [1] Sangat baik bagi kita untuk sering-sering meninjau ulang pemeliharaan Allah bagi kita selama ini serta mengamati bagaimana kita telah mampu melampaui semua kesesakan dan kesulitan yang kita jumpai.
- [2] Kristus seorang Guru yang baik, dan pelayanan-Nya adalah pelayanan yang baik. Karena itu, walaupun adakalanya mereka dibawa-Nya ke dalam keadaan yang rendah, namun Ia tetap akan menolong mereka. Meskipun Ia menguji mereka, Ia tidak akan pernah meninggalkan mereka. Jehovah jireh.
- [3] Kita harus puas bila semuanya baik-baik saja dengan kita, dan tidak boleh berkeluh kesah. Sebaliknya, kita harus bersyukur bila kita sudah memiliki secukupnya apa yang kita butuhkan untuk hidup, meskipun tidak mewah dan berlebihan, meskipun hidup kita hanya dari sehari ke sehari dan hanya bergantung dari kebaikan hati sahabat-sahabat kita. Murid-murid hidup dari berbagai pemberian orang, namun mereka tidak mengeluh bahwa hidup mereka tidak menentu. Mereka malah mengakui, bahwa berkat Guru mereka, mereka terpelihara dengan cukup. Mereka tidak kekurangan suatu apa pun.
- . Kristus memberi tahu mereka bahwa sebentar lagi keadaan mereka akan sangat berbeda.
- Karena:
- (1) Ia yang adalah Guru mereka sekarang sedang memasuki penderitaan yang harus ditanggung-Nya, sesuatu yang telah sering Ia katakan sebelumnya (ay. 37): "Bahwa sekarang nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku, dan salah satu di antaranya adalah, Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Ia harus menderita dan mati sebagai seorang penjahat bersama beberapa penjahat yang paling biadab. Inilah yang sekarang akan digenapi, dan setelah yang lainnya lagi digenapi, maka segala sesuatu mengenai Aku, yaitu semua hal yang tertulis tentang Aku, akan selesai, dan kemudian Aku akan berkata, Sudah genap." Perhatikanlah, merupakan penghiburan bagi orang-orang Kristen yang menderita, bahwa seperti penderitaan Kristus, penderitaan mereka juga telah dinubuatkan sebelumnya dan telah ditetapkan dalam rancangan sorga, tetapi penderitaan itu akan segera berakhir dalam sukacita sorga. Ada tertulis tentang segala penderitaan mereka itu, bahwa semuanya akan berakhir, dan akan berakhir baik, untuk selama-lamanya.
- (2) Oleh karena itu, mereka harus menyadari bahwa mereka akan menghadapi banyak masalah. Sekarang mereka tidak boleh beranggapan akan menjalani kehidupan yang mudah dan nyaman seperti yang pernah mereka alami. Tidak boleh, karena keadaan akan berubah. Sekarang, pada tingkat tertentu, mereka akan turut menderita dengan Guru mereka, dan setelah Ia pergi naik ke surga, mereka harus siap menderita seperti Dia. Seorang hamba tidaklah lebih baik daripada tuannya.
- [1] Sekarang mereka tidak boleh mengharapkan bahwa sahabat-sahabat mereka akan bersikap baik dan bermurah hati kepada mereka seperti sebelumnya. Oleh karena itu, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, karena sekarang ia mungkin akan memerlukannya, juga untuk keperluan rumah tangganya.
- [2] Sekarang mereka harus sadar bahwa musuh-musuh mereka akan menjadi lebih beringas daripada sebelumnya, jadi mereka perlu senjata dan perbekalan: yang tidak mempunyai pedang untuk mempertahankan diri terhadap penyamun dan pembunuh (2Kor. 11:26) akan tahu bahwa ia sangat membutuhkannya. Pada suatu saat nanti, jubah pun akan dijualnya untuk membeli pedang. Hal ini dimaksudkan untuk sekadar menunjukkan bahwa saat itu keadaan telah berubah menjadi sangat berbahaya, sampai-sampai orang merasa tidak aman lagi jika ia tidak menyandang pedang di pinggangnya. Akan tetapi, senjata yang harus disandang murid-murid Kristus adalah pedang Roh. Karena Kristus telah menderita penderitaan badani bagi kita, kita harus mempersenjatai diri dengan pikiran yang demikian (1Ptr. 4:1). Mempersenjatai diri supaya siap untuk menghadapi masalah, sehingga masalah itu tidak akan mengejutkan kita. Kita harus berserah sepenuhnya pada kehendak Allah supaya kita bisa bersedia menerima segala penderitaan itu. Dengan demikian kita akan lebih siap dibandingkan dengan menjual jubah untuk membeli sebilah pedang. Setelah itu, murid-murid itu mulai mengukur kekuatan mereka dan menemukan bahwa di antara mereka ada dua bilah pedang (ay. 38), satu di antaranya adalah pedang milik Petrus. Pada umumnya orang-orang Galilea selalu bepergian dengan membawa pedang. Kristus sendiri tidak membawa pedang, tetapi Ia tidak melarang murid-murid-Nya menyandang pedang. Namun, Ia menunjukkan kepada mereka bahwa Ia tidak mau mereka bergantung pada pedang, ketika Ia berkata, "Sudah cukup." Bagi sebagian orang, ini seperti berolok-olok saja, "Dua bilah pedang untuk dua belas orang! Kamu memang benar-benar pemberani. Bagaimana kalau sampai gerombolan musuh tiba-tiba datang menyerang kita dengan sebilah pedang di tangan setiap orang!" Namun, dua bilah pedang sudah cukup bagi mereka yang tidak membutuhkan sebilah pun, karena Allah sendiri yang akan menjadi perisai pertolongan dan pedang kejayaan mereka (Ul. 33:29).
SH: Luk 22:7-23 - Persiapan yang matang dan waktu yang tepat. (Sabtu, 15 April 2000) Persiapan yang matang dan waktu yang tepat.
Kristus kembali membuat persiapan untuk memasuki Yerusalem dengan
mengirimkan dua murid-Nya kepada o...
Persiapan yang matang dan waktu yang tepat.
Kristus kembali membuat persiapan untuk memasuki Yerusalem dengan mengirimkan dua murid-Nya kepada orang yang "tak dikenal" (10- 13). Ia menyuruh kedua murid itu untuk meminjam ruangan sebagai tempat jamuan Paskah bersama. Jamuan Paskah itu harus dilakukan pada waktu malam. Secara manusiawi waktu malam adalah waktu yang sangat berbahaya bagi-Nya. Selama di Yerusalem, bila malam tiba dan kerumunan orang banyak yang mengikuti-Nya bubar, Yesus pergi bermalam di Bukit Zaitun, dan baru siang harinya Ia pergi ke Bait Allah untuk mengajar (21:37-38). Hal ini dilakukan untuk menghindari penangkapan sebelum waktunya tiba. Oleh karena itu Ia masuk ke Yerusalem pada waktu malam dan tempat di mana Ia akan makan Paskah harus dirahasiakan. Sebetulnya ini merupakan kejanggalan besar karena Yerusalem adalah kota Allah, namun sekarang sudah menjadi pusat pemberontakan manusia terhadap Allah. Ketika waktunya tiba, Ia duduk bersama murid-murid-Nya untuk makan Paskah. Kita bisa melihat betapa semuanya berjalan tepat sesuai dengan apa yang sudah Allah rencanakan. Ini semua menunjukkan bahwa jika Mesias harus menderita, ini bukan karena kecelakaan atau sesuatu yang belum pernah dikatakan sebelumnya. Sebaliknya ini semua sudah dinubuatkan sebelum dunia dijadikan (1Ptr. 1:20). Hal itu merupakan waktu yang tepat bagi Allah untuk menggenapi janji penebusan bagi umat manusia, karena persiapan akhir sudah dikerjakan dengan serius. Yesus rindu makan Paskah sebelum janji Paskah itu digenapi. Ini berarti pula bahwa penetapan Perjanjian yang Baru berdasarkan darah Kristus dilaksanakan (ayat 19-20). Umat Allah yang baru akan segera dipilih dan Iblis dihancurkan.
Dari rencana dan pelaksanaan yang sangat tepat waktu menunjukkan bahwa si Perencana adalah Pribadi Yang Agung dan Berdaulat penuh, sehingga tidak ada halangan berarti yang dapat menggagalkan rencana-Nya. Allah sangat serius terhadap keselamatan umat manusia.
Renungkan: Karena itu Kristen harus menjalani kehidupan ini dengan serius dan dengan rencana dan tujuan yang matang agar hidup yang kita miliki berdasarkan anugerah-Nya, berpadanan dengan karya penebusan-Nya.
SH: Luk 22:14-23 - Perjamuan terakhir (Rabu, 31 Maret 2004) Perjamuan terakhir
Rencana pembunuhan sudah digelar. Apakah Yesus mengetahui rencana
tersebut? Ya. Tetapi mengapa masih mengadakan perjamuan Pas...
Perjamuan terakhir
Rencana pembunuhan sudah digelar. Apakah Yesus mengetahui rencana tersebut? Ya. Tetapi mengapa masih mengadakan perjamuan Paskha? Bukankah lebih baik menyingkir saja ke Galilea? Yesus tahu kedatangan-Nya ke dunia adalah untuk mati di kayu salib. Yesus tetap berdaulat dan berkuasa. Ancaman kematian tidak menyurutkan semangat hidup-Nya atau membuat-Nya gentar dan putus asa. Yesus tidak dikuasai oleh situasi yang terjadi. Situasi dan keadaan tetap di bawah kendali dan kuasa-Nya. Buktinya? Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk mempersiapkan perjamuan Paskha (ayat 22:7-13).
Saat persiapan murid-murid tepat mendapati semua yang dikatakan Yesus
sebelumnya. Yesus mengetahui dengan pasti bahwa penderitaan sedang
menanti-Nya. Namun kerinduan-Nya untuk me-rayakan Paskha bersama
dengan murid-murid-Nya tidak terhalang (ayat 15). Perjamuan Paskha
ini adalah yang terakhir dilakukan bersama murid-murid-Nya.
Menarik untuk dicatat bahwa Lukas begitu memperhatikan soal
perjamuan makan. Di dalam Injil Lukas sedikitnya tercatat sembilan
kali perjamuan makan (ayat
Perjamuan merupakan wujud persekutuan yang intim. Dalam suasana perjamuan Paskha, Yesus mengungkapkan makna Paskha secara baru. Makna Paskha menjadi baru karena berkaitan dengan kematian-Nya di kayu salib. Roti perjamuan Paskha diberi arti baru. Roti Paskha menerima makna baru sebagai lambang tubuh Kristus yang diserahkan bagi murid-murid (ayat 19). Demikian juga dengan cawan Paskha. Cawan Paskha diberi makna baru sebagai tanda perjanjian baru karena tercurahnya darah Kristus di kayu salib (ayat 20).
Renungkan: "Bukalah mata rohani kami melihat kedalaman makna kematian-Mu ya Yesus"! Jadikanlah ini doa sepanjang hidup Anda.
SH: Luk 22:14-23 - Peringatan pengorbanan Kristus (Selasa, 27 Maret 2007) Peringatan pengorbanan Kristus
Perpisahan memang merupakan saat yang mengharukan. Yesus pun
merasakan hal itu saat Ia dan murid-murid-Nya sedang...
Peringatan pengorbanan Kristus
Perpisahan memang merupakan saat yang mengharukan. Yesus pun merasakan hal itu saat Ia dan murid-murid-Nya sedang menikmati perjamuan Paskah. Itulah perjamuan terakhir yang Dia nikmati bersama murid-murid-Nya sebelum penderitaan-Nya.
Pada malam sebelum kematian-Nya itu, Yesus tahu bahwa hidup dan pelayanan-Nya di dunia ini sedang mendekati saat-saat akhir. Tetapi Ia juga tahu bahwa suatu hari Ia akan datang sebagai Pemenang. Pada saat itulah Ia akan bersatu lagi dengan para murid-Nya dalam perjamuan mesianik. Oleh karena itu Ia menyatakan maksud kepergian-Nya, yaitu untuk menjadikan diri-Nya sebagai korban pengampunan dosa. Dalam perjamuan itu, Ia menjelaskan tentang roti yang menggambarkan pengorbanan diri-Nya bagi murid-murid-Nya (19), serta anggur yang melambangkan darah-Nya yang tertumpah bagi mereka (20).
Pada zaman Perjanjian Lama, Allah mengampuni dosa bila manusia mempersembahkan hewan kurban. Darah hewan itulah yang akan memeteraikan perdamaian antara Allah dan manusia. Namun bukan darah itu yang menghapus dosa manusia sebab hanya Allah yang bisa melakukan-nya. Tetapi Kristus membuat perjanjian yang baru untuk mendamaikan Allah dan manusia. Di bawah perjanjian ini, Yesus akan mati karena menanggung dosa manusia. Tidak seperti darah domba, darah Yesus akan menghapus dosa orang yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu, Ia menyuruh mereka untuk mengadakan peringatan atas pengurbanan-Nya yang menjadi dasar bagi pengampunan dosa mereka (19). Perjamuan itu menandai diakhirinya perjanjian yang lama dan dimulainya suatu perjanjian yang baru.
Di dalam peringatan minggu-minggu sengsara ini, marilah kita terus merenungkan kebesaran kasih Kristus bagi manusia. Ia rela menanggung pengkhianatan dan menderita demi menyucikan kita dari dosa. Peliharalah tetap kesucian itu dalam hidup yang dipersembahkan bagi Dia.
SH: Luk 22:14-23 - Bukan sekadar mengenang (Selasa, 12 April 2011) Bukan sekadar mengenang
Perikop hari ini merupakan salah satu bagian firman Tuhan yang sangat dikenal oleh kita semua, baik dalam acara perjamuan kud...
Bukan sekadar mengenang
Perikop hari ini merupakan salah satu bagian firman Tuhan yang sangat dikenal oleh kita semua, baik dalam acara perjamuan kudus di kebaktian hari Minggu maupun peringatan Jum’at Agung. Khususnya ayat 19-20, selalu dibacakan bahkan diulas. Walaupun sebenarnya yang lebih sering dibacakan dalam sakramen tersebut adalah dari 1 Korintus 11:23-25.
Pada permulaan perjamuan, Tuhan Yesus menyatakan kepada para murid bahwa perjamuan Paskah yang mereka laksanakan merupakan perjamuan terakhir sebelum kematian dan kebangkitan-Nya (16, 18). Di dalam kemahatahuan-Nya, Tuhan Yesus sadar bahwa sesaat setelah peristiwa ini, diri-Nya harus mengalami "perpisahan" dengan para murid (15).
Salah satu pernyataan Yesus yang menarik untuk direnungkan adalah kata "peringatan" (19). Dalam bahasa asli, istilah yang digunakan merujuk pada peringatan khusus terhadap suatu peristiwa yang memiliki ikatan dan pengaruh hingga saat ini. Yesus ingin menunjukkan bahwa peristiwa perjamuan akhir harus diingat secara khusus dari waktu ke waktu untuk mengukuhkan ingatan terhadap pengurbanan yang akan Ia lakukan kemudian.
Apa yang patut diingat dari peristiwa tersebut, sehingga ditetapkan menjadi salah satu dari sakramen gereja? Yaitu, anugerah keselamatan yang diberikan Tuhan Yesus kepada setiap manusia yang beriman kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juru selamat. Oleh karena pengurbanan Tuhan Yesus di kayu salib itulah keselamatan tanpa syarat diterima oleh setiap orang yang percaya.
Di minggu sengsara kelima ini apakah persiapan hati kita mengenang pengurbanan-Nya di kayu salib? Jangan jadikan Perjamuan Kudus, baik yang dilaksanakan gereja secara berkala maupun saat Jumat Agung atau hari Paskah, menjadi sekadar rutinintas belaka. Ingatlah kembali kasih-Nya yang begitu besar sehingga rela mengurbankan diri-Nya untuk hidup kita. Kembalilah bertekad untuk mempersembahkan hidup kita sepenuhnya menjadi alat anugerah-Nya buat orang-orang di sekeliling kita yang masih berada di dalam belenggu dosa!
SH: Luk 22:14-23 - Perjamuan Kudus (Senin, 30 Maret 2020) Perjamuan Kudus
Makan bersama kerap menjadi momen untuk memperingati peristiwa penting, salah satunya adalah perpisahan. Sebelum berpisah, biasanya, ...
Perjamuan Kudus
Makan bersama kerap menjadi momen untuk memperingati peristiwa penting, salah satunya adalah perpisahan. Sebelum berpisah, biasanya, kita akan berkumpul bersama dengan orang terkasih. Tentu saja, acara utama pertemuan itu bukan untuk makan semata. Kesempatan itu biasanya kita pakai untuk berbicara dari hati ke hati bersama handai tolan sebelum momen perpisahan tiba.
Yesus pun melakukan hal serupa sebelum disalib dan "berpisah" dengan murid-murid-Nya. Ia menggunakan perjamuan makan Paskah terakhir untuk mencurahkan isi hati-Nya. Pada momen ini, Yesus memberi tahu mereka bahwa saat-saat penderitaan-Nya sebagai Anak Manusia akan segera tiba.
Yesus tidak menjadikan momen makan Paskah terakhir itu sebagai acara perpisahan belaka. Di situ, Ia menyelipkan sebuah pengajaran penting, bukan hanya kepada murid-murid-Nya saat itu, tetapi bagi setiap orang percaya di sepanjang zaman. Yesus berpesan agar perjamuan Paskah terus dilakukan untuk memperingati penderitaan-Nya. Roti melambangkan tubuh Kristus dan anggur adalah darah-Nya yang tertumpah bagi isi dunia.
Anak Manusia harus menderita agar menggenapi rancangan karya keselamatan Bapa. Perjamuan Kudus adalah momen bagi orang percaya untuk mengingat karya itu. Selain itu, Perjamuan Kudus juga menjadi momen bagi kita untuk mengingat janji kedatangan-Nya kembali. Saat itu, kita akan seperjamuan makan dengan-Nya.
Perjamuan Kudus memang momen penting bagi orang percaya. Sebab dalam ritual singkat itu, tersirat inti ajaran kekristenan, yaitu karya keselamatan dan janji kedatangan-Nya kembali. Dengan mengingat semua itu, seharusnya kita tetap hidup dalam kebenaran Allah. Oleh karena itu, mari kita menjalani kehidupan yang beriman kepada Kristus dengan terus mengingat pengorbanan dan karya keselamatan-Nya di setiap aspek kehidupan kita, dan tetap setia kepada-Nya selama menantikan kedatangan-Nya kembali. [MRLN]
SH: Luk 22:14-23 - Saat Ditetapkannya Perjanjian Baru (Selasa, 5 April 2022) Saat Ditetapkannya Perjanjian Baru
Perikop ini oleh gereja diyakini sebagai saat penetapan perjamuan kudus. Oleh sebab itu, perkataan Tuhan Yesus ket...
Saat Ditetapkannya Perjanjian Baru
Perikop ini oleh gereja diyakini sebagai saat penetapan perjamuan kudus. Oleh sebab itu, perkataan Tuhan Yesus ketika sedang memecah-mecahkan roti dan mengangkat cawan dipakai sebagai formula pelaksanaan perjamuan kudus. Namun, lebih daripada itu, sesungguhnya perjamuan malam ini adalah momen yang sangat penting di mana sebuah perjanjian baru ditetapkan oleh Tuhan Yesus. Ia berkata, "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu" (20).
Istilah cawan yang dipakai di dalam Alkitab melambangkan penderitaan yang dialami manusia, juga dapat berarti tempat yang berisi murka Allah. Dengan begitu, melalui perkataan-Nya tersebut Tuhan Yesus hendak menyampaikan bahwa murka Allah atas manusia berdosa akan Ia tanggung dalam derita di kayu salib. Darah-Nya rela ditumpahkan-Nya demi membebaskan kita dari perbudakan dosa.
Dengan ditetapkannya perjanjian baru tersebut, setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan menjadi murid-Nya akan hidup di dalam ikatan perjanjian baru. Ini artinya, kita tidak lagi diperbudak oleh dosa, melainkan hidup oleh dan di dalam kasih karunia Allah melalui Kristus Yesus. Oleh darah Kristus, kita telah bebas dari belenggu kuasa dosa, untuk kemudian menjadi alat Tuhan guna membebaskan sesama dari perbudakan.
Ini seperti kisah John Newton, pencipta lagu Amazing Grace (1779). Ketika masih berusia muda, John Newton melakukan transaksi jual beli budak dari Afrika ke Inggris. Ia juga mabuk-mabukan dan suka berjudi. Namun, ketika ia dan kapalnya selamat dari badai dahsyat yang menerpanya, ia bertobat dan menyerahkan hidupnya untuk melayani Tuhan. Lagu ciptaannya itu mengetuk hati William Wilberforce, seorang anggota parlemen Inggris yang juga adalah anak rohaninya, untuk berjuang menghapus perdagangan budak kulit hitam yang memalukan di negaranya.
Marilah kita hidup dalam perjanjian baru tersebut, terus menghidupi anugerah dan kasih Allah yang membebaskan, juga berjuang membebaskan mereka yang masih terbelenggu. [MTH]
SH: Luk 22:1-23 - Baca Gali Alkitab 4 (Kamis, 26 Maret 2015) Baca Gali Alkitab 4
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang Yudas lakukan menjelang perjamuan malam Paskah (3-4)?
2. Kesepakatan apa yang terjadi anta...
Baca Gali Alkitab 4
1. Apa yang Yudas lakukan menjelang perjamuan malam Paskah (3-4)?
2. Kesepakatan apa yang terjadi antara Yudas dengan para imam kepala di Bait Suci (5-6)?
3. Persiapan seperti apakah yang dilakukan para murid menjelang Paskah, dan apa petunjuk Yesus kepada para murid-Nya (7-13)?
Apa ungkapan hati Yesus di Perjamuan Malam itu (14-16)?
1. Model Perjanjian Baru seperti apa yang Yesus ikrarkan di malam itu (17-20)?
2. Apa kutukan Yesus terhadap orang yang berkhianat (21-22)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Bagaimana kita memaknai Perjamuan Kudus?
2. Sebagai umat percaya, apa yang seharusnya kita lakukan dalam kaitan dengan perjanjian baru itu?
3. Kengerian yang bagaimana yang akan kita alami bila kita berkhianat kepada-Nya?
Apa respons Anda?
1. Yesus telah mengurbankan diri-Nya. Apa yang kita persembahkan untuk-Nya dalam hidup kita?
Pokok Doa:
Ajari kami bersyukur atas semua pengurbanan-Mu. Ajari kami menjadi kurban bakaran bagi-Mu di hidup sehari-hari kami.
SH: Luk 22:1-23 - Perjanjian baru (Kamis, 26 Maret 2015) Perjanjian baru
Perjamuan Paskah Yahudi dikenal dengan sebutan Seder Pesakh. Dalam perayaan ini, bangsa Yahudi makan roti tidak beragi dan sayur pahi...
Perjanjian baru
Perjamuan Paskah Yahudi dikenal dengan sebutan Seder Pesakh. Dalam perayaan ini, bangsa Yahudi makan roti tidak beragi dan sayur pahit. Roti dan sayur melambangkan dua hal, yaitu: Pertama, pahitnya penderitaan bangsa Israel karena penindasan orang Mesir. Kedua, pahitnya penderitaan bangsa Mesir ketika Allah mencabut nyawa semua anak sulung mereka (Kel. 12:1-15, 19-20). Cawan melambangkan dua hal. Pertama, penebusan Allah bagi umat Israel yang luput dari wabah kematian. Kedua, murka Allah bagi segenap tanah dan penduduk Mesir (Kel 12:14). Sebab itu, Paskah merupakan perayaan bagi keperkasaan Allah Israel yang harus dilakukan selamanya (Kel. 12:14).
Sebagai orang Yahudi, Yesus menjalani tradisi Paskah Seder. Kali ini Yesus membutuhkan ruangan yang besar dan dia telah mempersiapkan semuanya. Ia ingin merayakan Paskah hanya dengan dua belas murid-Nya, sebelum Ia menjalani tugas penebusan-Nya. Ini adalah Paskah terakhir-Nya di dunia (7-16). Momen ini dipakai Yesus untuk menjelaskan makna baru dari Paskah dan sekaligus mengadakan Perjanjian Baru antara diri-Nya dengan umat Allah yang ditebus melalui kematian-Nya.
Dalam pertemuan itu, Yesus menunjuk secara langsung bahwa diri-Nya adalah Anak Domba Paskah yang harus mati untuk menebus dosa seluruh umat manusia. Roti tidak beragi diartikan sebagai tubuh Kristus (19). Melalui tubuh Kristus, setiap orang percaya adalah satu Roh (1Kor. 12:13). Cawan dimaknai sebagai darah Kristus (17-18, 20). Melalui kayu salib, Kristus melakukan pendamaian antara Allah dengan manusia berdosa. Di sini, Yesus telah meletakkan fondasi Ekaristi yang lebih konkret di mana Roh Allah akan bertakhta dalam diri orang percaya (Yl. 2:28-29).
Pengurbanan Kristus membawa perubahan drastis dalam hukum Yahudi. Sebab, kita tidak hidup di bawah Taurat, melainkan hidup di bawah rahmat Allah. Lewat anugerah, kita menjadi ciptaan baru. Sebagai ciptaan baru, kita tidak hidup untuk diri sendiri, tetapi hidup untuk Kristus. Marilah kita menjadi saksi dari suatu perjanjian baru dalam Kristus.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Lukas (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Yesus, Juruselamat yang Ilahi dan Manusiawi
Tanggal Penulisan: Tahun 60-63 M
Latar Belakang
Injil Lukas...
Penulis : Lukas
Tema : Yesus, Juruselamat yang Ilahi dan Manusiawi
Tanggal Penulisan: Tahun 60-63 M
Latar Belakang
Injil Lukas adalah kitab pertama dari kedua kitab yang dialamatkan kepada seorang bernama Teofilus (Luk 1:1,3; Kis 1:1). Walaupun nama penulis tidak dicantumkan dalam dua kitab tersebut, kesaksian yang bulat dari kekristenan mula-mula dan bukti kuat dari dalam kitab-kitab itu sendiri menunjukkan bahwa Lukaslah yang menulis kedua kitab itu.
Rupanya Lukas adalah seorang petobat Yunani, satu-satunya orang bukan Yahudi yang menulis sebuah kitab di dalam Alkitab. Roh Kudus mendorong dia untuk menulis kepada Teofilus (artinya, "seorang yang mengasihi Allah") guna memenuhi suatu kebutuhan dalam jemaat yang terdiri dari orang bukan Yahudi akan kisah yang lengkap mengenai permulaan kekristenan. Kisah ini terdiri atas dua bagian:
- (1) kelahiran, kehidupan dan pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus (Injil Lukas), dan
- (2) pencurahan Roh di Yerusalem dan perkembangan selanjutnya dari gereja mula-mula (Kitab Kisah Para Rasul). Kedua kitab ini merupakan lebih dari seperempat bagian dari seluruh PB.
Dari surat-surat Paulus, kita mengetahui bahwa Lukas adalah seorang saudara "yang kekasih ... seorang dokter" (Kol 4:14) dan seorang teman sekerja Paulus yang setia (2Tim 4:11; File 1:24; bd. perikop-perikop "kami" di Kisah Para Rasul, lihat "PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL" 08177). Dari penulisan Lukas sendiri kita mengetahui bahwa ia seorang yang berpendidikan tinggi, penulis yang terampil, sejarahwan yang teliti dan teolog yang diilhami. Ketika ia menulis Injilnya, agaknya gereja bukan Yahudi belum memiliki Injil yang lengkap atau yang tersebar luas mengenai Yesus. Matius menulis Injilnya pertama-tama bagi orang Yahudi, sedangkan Markus menulis sebuah Injil yang singkat bagi gereja di Roma. Orang percaya bukan Yahudi yang berbahasa Yunani memang memiliki kisah-kisah lisan mengenai Yesus yang diceritakan oleh para saksi mata, juga intisari tertulis yang pendek tetapi tidak suatu Injil yang lengkap dan sistematis (lih. Luk 1:1-4). Jadi, Lukas mulai menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama "dari asal mulanya" (Luk 1:3). Barangkali ia mengerjakan penelitiannya di Palestina sementara Paulus berada di penjara Kaisarea (Kis 21:17; Kis 23:23--26:32), dan menyelesaikan Injilnya menjelang akhir masa itu atau segera setelah ia tiba di Roma bersama dengan Paulus (Kis 28:16).
Tujuan
Lukas menulis Injil ini kepada orang-orang bukan Yahudi guna menyediakan suatu catatan yang lengkap dan cermat "tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat" (Kis 1:1-2). Lukas yang menulis dengan ilham Roh Kudus, menginginkan agar Teofilus dan para petobat bukan Yahudi serta orang-orang lain yang ingin mengetahui kebenaran akan mengetahui dengan pasti kebenaran yang tepat yang telah diajarkan kepada mereka secara lisan (Luk 1:3-4). Kenyataan bahwa tulisan Lukas ini ditujukan kepada orang-orang bukan Yahudi tampak dengan jelas di seluruh kitab Injil ini; misalnya, ia merunut silsilah Yesus sebagai manusia sampai _kepada Adam_ (Luk 3:23-38) dan tidak hanya _sampai Abraham_ seperti yang dilakukan oleh Matius (bd. Mat 1:1-17). Dalam kitab Lukas, Yesus dengan jelas terlihat sebagai Juruselamat yang ilahi-insani yang menjadi jawaban Allah bagi kebutuhan segenap keturunan Adam akan keselamatan.
Survai
Injil Lukas mulai dengan kisahan masa bayi yang paling lengkap (Luk 1:5--2:40) dan satu-satunya pandangan sekilas di dalam Injil-Injil mengenai masa pra remaja Yesus (Luk 2:41-52). Setelah menceritakan pelayanan Yohanes Pembaptis dan memberikan silsilah Yesus, Lukas membagi pelayanan Yesus ke dalam tiga bagian besar:
- (1) pelayanan-Nya di Galilea dan sekitarnya (Luk 4:14--9:50),
- (2) pelayanan-Nya pada perjalanan terakhir ke Yerusalem (Luk 9:51--19:27), dan
- (3) minggu terakhir-Nya di Yerusalem (Luk 19:28--24:43).
Walaupun mukjizat-mukjizat Yesus dalam pelayanan-Nya di Galilea cukup mencolok di dalam tulisan Lukas, fokus utama Injil ini ialah pengajaran dan perumpamaan-perumpamaan Yesus selama pelayanan-Nya yang luas dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem (Luk 9:51--19:27). Bagian ini mengandung himpunan materi terbesar yang unik dalam kitab Lukas, dan mencakup banyak kisah dan perumpamaan yang sangat digemari. Ayat terpenting (Luk 9:51) dan ayat kunci (Luk 19:10) dari Injil ini terdapat pada permulaan dan menjelang akhir materi Lukas yang khusus ini.
Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan yang utama menandai Injil Lukas:
- (1) Injil ini adalah yang terlengkap catatannya mengenai peristiwa di dalam kehidupan Yesus sejak menjelang kelahiran sampai kenaikan-Nya, dan juga kitab yang terpanjang dalam PB.
- (2) Kitab ini mempunyai kesusastraan terbaik dari semua Injil, menunjukkan gaya penulisan dan isi yang luar biasa, kosa kata kaya dan penguasaan bahasa Yunani yang baik sekali.
- (3) Lukas menekankan cakupan universal dari Injil - bahwa Yesus datang untuk membawa keselamatan bagi semua orang, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi.
- (4) Perhatian Yesus terhadap orang yang serba kekurangan ditekankan, termasuk para wanita, anak-anak, orang miskin, dan kelompok yang dianggap sampah masyarakat;
- (5) Injil Lukas menekankan kehidupan doa Yesus dan pengajaran-Nya mengenai doa.
- (6) Gelar yang terutama untuk Yesus dalam kitab ini adalah "Anak Manusia".
- (7) Tanggapan sukacita menandai mereka yang menerima Yesus dan berita-Nya.
- (8) Roh Kudus diberikan peranan terpenting dalam kehidupan Yesus dan umat-Nya (mis. Luk 1:15,41,67; Luk 2:25-27; Luk 4:1,14,18; Luk 10:21; Luk 12:12; Luk 24:49).
Full Life: Lukas (Garis Besar) Garis Besar
I. Pendahuluan Injil Lukas
(Luk 1:1-4)
II. Kedatangan Juruselamat
(Luk 1:5-2:52)
A. Pem...
Garis Besar
- I. Pendahuluan Injil Lukas
(Luk 1:1-4) - II. Kedatangan Juruselamat
(Luk 1:5-2:52) - A. Pemberitahuan Kelahiran Yohanes
(Luk 1:5-25) - B. Pemberitahuan Kelahiran Yesus
(Luk 1:26-56) - C. Kelahiran Yohanes Pembaptis
(Luk 1:57-80) - D. Kelahiran Yesus
(Luk 2:1-20) - E. Yesus di Bait Allah Sebagai Seorang Bayi
(Luk 2:21-39) - F. Kunjungan Yesus ke Bait Allah Sebagai Seorang Anak
(Luk 2:40-52) - III.Persiapan bagi Pelayanan Juruselamat
(Luk 3:1-4:13) - A. Pemberitaan Yohanes Pembaptis
(Luk 3:1-20) - B. Pembaptisan Yesus
(Luk 3:21-22) - C. Silsilah Yesus
(Luk 3:23-38) - D. Pencobaan Yesus
(Luk 4:1-13) - IV. Pelayanan di Galilea
(Luk 4:14-9:50) - A. Permulaan Pelayanan Yesus dan Penolakan di Nazaret
(Luk 4:14-30) - B. Kapernaum: Wibawa Ilahi Yesus Dinyatakan
(Luk 4:31-44) - C. Penangkapan Ikan yang Ajaib
(Luk 5:1-11) - D. Penyembuhan Orang yang Sakit Kusta
(Luk 5:12-16) - E. Wewenang Yesus Ditantang
(Luk 5:17-26) - F. Juruselamat Orang-Orang Berdosa
(Luk 5:27-32) - G. Peresmian Tatanan Baru
(Luk 5:33-6:49) - H. Demonstrasi Kuasa Ilahi
(Luk 7:1-8:56) - I. Yesus Memberikan Kuasa kepada Murid-Murid-Nya
(Luk 9:1-6) - J. Herodes dan Yohanes Pembaptis
(Luk 9:7-9) - K. Memberi Makan Lima Ribu Orang
(Luk 9:10-17) - L. Pengakuan Petrus dan Tanggapan Yesus
(Luk 9:18-27) - M. Kemuliaan Juruselamat Dinyatakan
(Luk 9:28-50) - V. Pelayanan Selama Perjalanan Terakhir ke Yerusalem
(Luk 9:51-19:28) - A. Misi Penebusan Juruselamat
(Luk 9:51-10:37) - B. Petunjuk Khusus Yesus Mengenai Pelayanan dan Doa
(Luk 10:38-11:13) - C. Peringatan Yesus kepada Para Musuh dan Para Pengikut
(Luk 11:14-14:35) - D. Perumpamaan-Perumpamaan tentang yang Terhilang dan Ditemukan Kembali
(Luk 15:1-32) - E. Perintah-Perintah Kristus kepada Para Pengikut-Nya
(Luk 16:1-17:10) - F. Sembilan Orang Kusta yang Disembuhkan Namun Tak Berterima Kasih
(Luk 17:11-19) - G. Kedatangan Kembali Kristus Secara Mendadak Dinubuatkan
(Luk 17:20-18:14) - H. Juruselamat, Anak-Anak Kecil dan Seorang Pemimpin yang Kaya
(Luk 18:15-30) - I. Menjelang Akhir Perjalanan
(Luk 18:31-19:28) - VI. Minggu Penderitaan
(Luk 19:29-23:56) - A. Yesus Memasuki Yerusalem
(Luk 19:29-48) - B. Yesus Mengajar Setiap Hari di Bait Allah
(Luk 20:1-21:4) - C. Yesus Bernubuat tentang Kebinasaan Bait Allah dan Kedatangan-Nya
Kembali (Luk 21:5-38) - D. Persiapan-Persiapan Terakhir dan Perjamuan Malam
(Luk 22:1-38) - E. Getsemani dan Pengkhianatan
(Luk 22:39-53) - F. Pengadilan Yahudi
(Luk 22:54-71) - G. Pengadilan Romawi
(Luk 23:1-25) - H. Penyaliban
(Luk 23:26-49) - I. Penguburan
(Luk 23:50-56) - VII.Kebangkitan Sampai Kenaikan
(Luk 24:1-53) - A. Pagi Kebangkitan
(Luk 24:1-12) - B. Penampakan Diri Tuhan yang Sudah Bangkit
(Luk 24:13-43) - C. Pesan-Pesan Perpisahan
(Luk 24:44-53)
Matthew Henry: Lukas (Pendahuluan Kitab) Kita sekarang sedang memasuki karya seorang pemberita Injil lain bernama Lukas, yang menurut beberapa orang merupakan singkatan nama Lucilius. Menurut...
Kita sekarang sedang memasuki karya seorang pemberita Injil lain bernama Lukas, yang menurut beberapa orang merupakan singkatan nama Lucilius. Menurut penuturan Bapa Gereja Jerome, Lukas lahir di Antiokhia. Sebagian orang menduga dia satu-satunya penulis Kitab Suci yang bukan berasal dari benih keturunan Israel. Ia merupakan seorang pemeluk baru agama Yahudi, dan kemudian, seperti dugaan beberapa orang, beralih kepada Kekristenan melalui pelayanan Rasul Paulus di Antiokhia, dan setelah kedatangannya di Makedonia (Kis. 16:10), ia menjadi kawan pendamping tetap Paulus. Ia belajar dan mempraktikkan ilmu kedokteran; oleh karena itu, Paulus menyebutnya Tabib Lukas yang kekasih (Kol. 4:14). Beberapa orang yang mengaku-ngaku diri sebagai sejarawan kuno mengatakan bahwa dia seorang pelukis dan yang melukis gambar Perawan Maria. Tetapi menurut gerejawan Dr. Whitby, hal ini tidaklah pasti, dan karena itu, dia mungkin salah satu dari ketujuh puluh murid dan menjadi seorang pengikut Kristus ketika Ia masih melayani di atas muka bumi ini. Bila memang demikian halnya, maka dia seorang keturunan Israel asli. Saya tidak berkeberatan dengan pendapat ini, kecuali dengan beberapa tradisi kuno yang tidak memiliki kepastian dan tentunya tidak dapat digunakan sebagai dasar apa pun. Selain itu, Origen dan Epiphanius, penulis-penulis Kristen kuno, juga memberi kesaksian bahwa Lukas adalah salah satu dari ketujuh puluh murid itu. Lukas dianggap telah menulis Kitab Injil ini ketika menemani Paulus dalam berbagai perjalanannya, dan di bawah arahannya. Beberapa orang berpikir bahwa dialah yang dimaksud oleh Paulus sebagai saudara kita 2Kor. 8:18), yang terpuji di semua jemaat karena pekerjaannya dalam pemberitaan Injil; yang seakan berarti, ia dipuji di semua jemaat karena menulis Injil ini; dan inilah yang dimaksudkan Rasul Paulus ketika ia sekali waktu berbicara tentang Injil-nya (Rm. 2:16). Namun, tidak ada dasar sama sekali untuk membenarkan hal ini. Dr. Cave memperhatikan bahwa cara dan gaya menulisnya sangat akurat dan tepat; gayanya sopan dan anggun, luhur dan mulia, namun jelas; dan ia mengekspresikan dirinya dalam aliran yang lebih murni Yunani daripada yang bisa ditemukan pada para penulis Kitab Suci lainnya. Oleh karena itu, ia mampu menghubungkan berbagai hal jauh lebih banyak dan mendalam dibandingkan dengan para penulis Injil lainnya; dan karena itu juga, ia mengkhususkan diri untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan imamat Kristus. Tidaklah pasti bilamana atau pada waktu apa Injil ini ditulis. Beberapa orang menduga bahwa Injil ini ditulis di Akhaya, tujuh belas tahun (dua puluh dua tahun, menurut sebagian orang) setelah kenaikan Tuhan Yesus ke surga, semasa ia menemani Rasul Paulus dalam perjalanannya. Ada juga yang mengatakan bahwa Injil ini ditulis di kota Roma, tidak lama sebelum ia menulis Kisah Para Rasul (yang merupakan lanjutan kitab ini), ketika ia berada di sana bersama Paulus yang saat itu menjadi orang tahanan dan berkhotbah di dalam rumah yang disewanya sendiri. Ini seperti yang diriwayatkan dalam bagian akhir Kitab Kisah Para Rasul; dan Paulus kemudian mengatakan bahwa hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Ketika ia secara sukarela menemani Paulus dalam rumah tahanan tersebut, ia punya banyak waktu untuk menyusun dua riwayat ini (dan banyak tulisan istimewa lainnya yang membuat jemaat merasa berutang atas peristiwa pemenjaraan ini). Bila memang demikian halnya, maka kitab ini ditulis sekitar dua puluh tujuh tahun setelah kenaikan Kristus, dan sekitar tahun keempat pemerintahan Kaisar Nero. Jerome mengatakan bahwa Lukas meninggal dunia pada usia delapan puluh empat tahun, dan tidak pernah menikah. Beberapa orang menulis bahwa ia mati sebagai martir; namun bila memang demikian halnya, tidak ada kejelasan di mana dan bilamana hal itu terjadi. Sungguh, penghargaan yang diberikan kepada tradisi Kristiani dalam hal memperlakukan para penulis Perjanjian Baru tidak lebih besar daripada penghargaan yang diberikan kepada tradisi Yahudi dalam memperlakukan para penulis Perjanjian Lama.
Jerusalem: Lukas (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Jerusalem: Lukas (Pendahuluan Kitab) Injil karangan Lukas
Ciri khas yang ada pada injil ketiga berasal dari kepribadian pengarangnya yang sangat menarik. Kepribadian Lukas itu di mana-man...
Injil karangan Lukas
Ciri khas yang ada pada injil ketiga berasal dari kepribadian pengarangnya yang sangat menarik. Kepribadian Lukas itu di mana-mana nampak jelas. Lukas adalah seorang penulis berbakat yang hatinya sangat halus lembut. Ia menggubah karyanya dengan cara yang asli benar, sementara juga berjerih-payah untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, Luk 1:3. Tentu saja ini tidak berarti bahwa Lukas berhasil memberikan pada bahan yang diterimanya dari tradisi suatu susunan dan urutan yang lebih "historis" dari pada dalam Mat atau Mrk. Rasa hormat Lukas terhadap sumber-sumbernya dan metode yang hanya menderetkan bahan tradisi tentu tidak memungkinkan urutan historis semacam itu. Rangka Luk pada umumnya menuruti garis-garis besar Mrk, meskipun disana-sini Lukas meninggalkan atau memindahkan apa yang terdapat dalam Mrk. Memang ada bagian-bagian yang dipindahkan, Luk 3:19-20; 4:16-30; 5:1-11; 6:12-29; 22:31-34;
dll. Lukas berbuat demikian baik demi jelasnya kisah atau logikanya, maupun karena terpengaruh tradisi-tradisi lain, khususnya tradisi-tradisi yang juga tampil dalam injil keempat. Ada juga bagian- bagian yang ditinggalkan saja, baik oleh karena kurang berguna untuk sidang pembaca bekas kafir, Mrk 9:11-13, atau oleh karena bagian-bagian itu sudah tercantum dalam Kumpulan Pelengkap yang dipakai Lukas, Mrk 12:28-34; bdk Luk 10:25-28, maupun oleh karena bagian tertentu, terutama Mrk 6:45-8:26 yang seluruhnya ditinggalkan Lukas tidak tercantum dalam naskah Mrk yang dipakai Lukas, Atau barangkali oleh Lukas dianggap sebagai pengulangan, meskipun tercantum dalam naskah Mrk yang dimiliki Lukas. Perbedaan paling menyolok antara Luk dan Mat, serta Mrk ialah tambahan besar yang terdapat dalam Luk 9:51 - Mrk 18:14. Di muka sudah dikatakan bahwa ini kirany diambil Lukas dari Kumpulan Pelengkap ditambah beberapa informasi pribadi. Bagian tengah Luk tersebut disajikan berupa kisah perjalanan Yesus ke Yerusalem, sebagaimana berulang kali dicatat, Luk 9:51; 13:22; 17:11. Catatan-catatan itu mengembangkan apa yang dikatakan Mrk 10:1, sehingga Luk kiranya tidak bermaksud menggabungkan beberapa perjalanan sesungguhnya, melainkan menekankan sebuah gagasan teologis yang digemari Lukas, yaitu : di kota sucilah keselamatan harus diujudkan, Luk 9:31, 13:33; 18:31; 19:11; di sana telah mulailah Injil, Luk 1:5 dll, dan di sana harus diselesaikan Luk 24:52 dst, melalui penampakan- penampakan dan pembicaraan- pembicaraan yang tidak terjadi di Galilea, Luk 24:13-51; dan bdk Luk 24:6 dengan Mrk 16:7; Mat 28:7, 16:20; dan dari sanalah Injil bertolak lagi untuk diwartakan kepada dunia semesta, Mat 24:47; Kis 1:8.
Kalau perbandingan terperinci antara Luk dan sumber-sumbernya diteruskan, baik sumber yang paling dikenal ialah Mrk maupun sumber-sumber yang juga tampil dalam bagian-bagian Mat yang sejalan dengan Luk, maka orang seolah-olah dapat melihat bagaimana bekerjanya seorang penulis yang dengan saksama menyadur, meninggalkan atau menambah dengan maksud menyajikan bahan-bahannya dengan caranya sendiri, sementara menghindarkan atau memperlunak apa yang menusuk hatinya sendiri atau barangkali dapat menyakiti hati sidang pembaca (8:43 dibandingkan dengan Mrk 5:26; ditinggalkan Mrk 9:43-48; 13:32; dll) atau juga kurang dapat dipahami oleh mereka (ditinggalkan Mrk 4:13; 8:32 dst 14:50) atau memaafkan (Luk 9:45; 18:34; 22:45) para rasul dan menjelaskan istilah yang kurang terang (Luk 6:15) atau lebih jauh menentukan tempat terjadinya hal tertentu, Luk 4:31; 19:28 dst, Luk 37; 23:51, dll. Berkat penyaduran-penyaduran banyak dan halus tersebut dan terutama berkat tembahan-tambahan hasil penyelidikannya sendiri Lukas memperlihatkan reaksi- reaksi dan kecenderungan pribadinya. Tegasnya melalui alat terpilih, ialah Lukas, Roh Kudus menyajikan kepada kita kabar injili dengan cara yang asli benar dan yang berisikan ajaran yang sangat bernilai. Memang halnya bukan pokok-pokok teologis yang amat menyolok (gagasan-gagasan utama sama saja dalam Luk, Mat dan Mrk), melainkan suatu mentalita keagamaan. Dalam mentalita yang dengan halusnya terpengaruh oleh guru Lukas, yaitu Paulus, itu diketemukan kecenderungan hati yang merupakan ciri khas watak Lukas. Sebagai "Penulis kelembutan hati Tuhan" (Dante) Lukas suka menonjolkan belaskasihan Kristus kepada kaum berdosa, Luk 15:1 dst, Luk 7, 10; 15:11-32; 19:1-10; 23:34, 39-43. Dengan senang hati Lukas memperlihatkan kelembutan hati Yesus terhadap orang yang hina dan miskin, sedangkan yang kaya raya diperlakukan dengan keras, Luk 1:51-53; 6:20-26; 12:13-21; 14:7-11; 16:15, 19-31; 18:9-14. Tetapi kalaupun hukuman yang adil dijatuhkan, itu hanya sesudah penundaan penuh kesabaran dan belas kasihan, 13:6-9; bdk Mrk 11:12-14. Hanya perlu orang yang hina dan miskin, sedangkan yang kaya raya diperlakukan dengan keras, 1:51-53; 6:20-26; 12::13-21; 14:7-11; 16:15, 19-31; 18:9-14. Tetapi kalaupun hukuman yang adil dijatuhkan, itu hanya sesudah penundaan penuh kesabaran dan belas kasihan, 13:6-9; bdk Mrk 11:12-14. Hanya perlu orang bertobat dan menyangkal dirinya. Dan di sini hati Lukas yang lemah lembut ternyata hati jantan. Lukas sudah mengulang tuntutan penyangkalan diri yang mutlak dan pantang mundur, 14:25-34, khususnya tuntutan meninggalkan kekayaan, 6:34 dst; 12:33; 14:12-14; 16:9-13. Perlu diperhatikan juga bagian- bagian yang tercantum dalam injil ketiga : mengenai perlunya berdoa, 11:5-8; 18:1-8, dan teladan Yesus di bidang itu, 3:21; 5:16; 6:12; 9:28. Akhirnya sama seperti dalam Kis dan surat-surat Paulus, demikianpun dalam Luk Roh Kudus berperanan besar yang suka ditonjolkan oleh Lukas dalam 1:15, 35, 41, 67; 2:25- 27; 4:1, 14, 18; 10:21; 11:13; 24:49. Unsur ini bersama dengan suasana rasa syukur karena anugerah yang diterima dari Allah dan kegembiraan rohani yang meresap ke dalam seluruh injil ketiga itu, 2:14; 5:26; 10:17; 13:17; 18:43; 19:37; 24:51 dst, memberikan kepada karya Lukas ciri kemesraan yang mengesan di hati menghangatkan batin.
Gaya bahasa Mrk agak kasar sedikit, penuh dengan kata dan ungkapan yang berbau bahasa Aram, dan kerap kali kurang tepat bahkan salah. Tetapi gaya bahasanya juga segar bugar dan populer, sehingga toh memikat hati. Gaya bahasa Mat masih juga berbau bahasa Aram, tetapi bahasa Yunaninya lebih halus, kurang konkrit tapi lebih tepat. Gaya bahasa Luk sesungguhnya agak majemuk: bahasa Yunaninya adalah bermutu, kalau Lukas sendiri menulis; bahasa kurang bermutu diterima Lukas begitu saja untuk menghormati sumber-sumbernya, yang kekurangan dalam bahasa kadang-kadang dipertahankan oleh Lukas meskipun berusaha memperbaikinya. Lukas juga dengan sengaja dan mahir meniru gaya bahasa alkitabiah yang terdapat dalam Septuaginta.
Ende: Lukas (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN LUKAS
KATA PENGANTAR
Tentang pribadi pengarang
Lukas dari semula terkenal sebagai pengarang Indjil ketiga dan Kisah Rasu...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN LUKAS
KATA PENGANTAR
Tentang pribadi pengarang
Lukas dari semula terkenal sebagai pengarang Indjil ketiga dan Kisah Rasul- rasul. Menurut riwajat lisan ia berasai dari Antiochia, ibu kota propinsi Siria, dan bangsa Siria, djadi bekas penjembah dewa-dewa.
Tentang asal mula umat di Antiochia dapat kita batja dalam Kis. Ras.
Lukas dalam karangan-karangannja tak pernah menjatakan sesuatu tentang dirinja. Hanja dalam Kis. Ras. ia sering menulis sebagai penjaksi mata. Kalau ia bertjeritera dengan memakai kata-djamak"kami", sudah tentu bahwa ia sendiri turut menjaksikan dan mengalami apa jang diberitakannja. Dari itu kita tahu tjukup pasti, bahwa ia mengiring Paulus pada perdjalanan kerasulan Paulus jang kedua, mulai dari Troas sampai ke Pilipi di Masedonia (Kis. Ras. 16:11-40). Dan waktu Paulus terpaksa meninggalkan kota Pilipi itu, Lukas tinggal disitu. Pada achirnja perdjalanan Paulus jang ketiga (Kis. Ras. 20:5-21:18) Lukas mengikuti Paulus pula dari Pilipi ke Jerusalem. Dan selama Paulus dalam tahanan di Sesarea, dua tahun lamanja, Lukaspun rupanja tinggal di Palestina. Sesudah itu iapun menemani Paulus pada pelajaran sebagai tahanan ke Roma, dan tinggal disitu bersama dengan Paulus selama tahanan itu; kemudian dalam tahanan kedua djuga. Batjalah Kis. Ras. bab 27 dan 28, Pilemon 24, lagi 11 Tim. 4:11. Menurut dugaan jang sangat umum Lukas menulis kedua karangan di Roma.
Tudjuan "Indjil ketiga"
Dalam kata pembukaan (1:1-4) Lukas mempersembahkan karangannja kepada seorang jang dinamakannja "Teofilus jang Mulia", dan ia menerangkan bahwa maksud tulisannja ialah meneguhkan dan memperdalam kejakinan Teofilus itu akan kebenaran adjaran-adjaran jang telah diadjarkan kepadanja. Tetapi tentu sadja tudjuan Lukas tidak terbatas pada seorang perseorangan. Dapat kita bajangkan, bahwa dengan "Teofilus" itu dimaksudkari tiap-tiap "Pentjinta Allah" (kata "teofilus" berarti pentjinta Allah), jaitu tiap-tiap orang beriman, jang ingin memperluas pengetahuan dan memperdalam pengertiannja ahan Indjil, guna menjempurnakan diri menurut tjita-tjita Indjil.
Tentang sumber-sumber jang digunakan Lukas
Dari tjatatan-tjatatan dalam fasal pertama kata-pengantar ini, sudah terang bahwa mengenai karangan Indjilnja Lukas bukan penjaksi mata. Menurut perkataannja dalam kata-pembukaan dapat diduga bahwa digunakannja pelbagai sumber dan djuga sumber-sumber tertulis. Para ahli tafsir dewasa irli umumnja berpendapat, bahwa Lukas sangat bergantung pada karangan Markus, mengenai susunan seluruhnja, tetapi djuga isi dan bentuk banjak tjeritera. Tetapi ia tidak mendjiplak sadja, melainkan merigolah segalanja menurut bakat dan selera serta penjelidikannja sendiri. Tetapi ada lain-lain sumber tertulis lagi jang digunahannja.
Tetapi sumber utama bagi Lukas ialah tradisi jang hidup dalam kerugma dan katechese. Dan dalam "menjelidiki segalanja dengan teliti" (1:3) ia mendapat banjak kesempatan untuk berbitjara dengan penjaksi-penjaksi mata seperti murid- murid Jesus, chususnja sepandjang dua tahun tahanan Paulus di Sesarea. Ada jang beranggapan, dan memang ada kemungkinan, bahwa waktu itu ia djuga mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Ibu Jesus dan kaum keluarga Joanes Pemandi, atau imam-imam dari kalangan mereka, untuh berwawantjara dengan mereka tentang masa ke-kanak-kanak-an Jesus. Tetapi sebab kedua bab pertama dari Indjil ini sangat bertjorak lbrani, lain sekali dari karangan selandjutnja, maka agah terang bahwa Lukas mengambil bahannja dari sumber-sumber tertulis dalam bahasa Ibrani djuga. Itu chususnja mengenai madah-madah jang terdapat dalam kedua bab itu. Barangkali Lukas segan mengolah bahan-bahan itu dalam bahasa Junani jang murni, supaja djangan kiranja kehilangan suasana asli jang penuh kegembiraan halus dan sutji atas fadjar keselamatan jang mulai menjingsing.
Jesus dalam Indjil ketiga tidak berbeda dengan Jesus seperti Ia digambarkan dalam karangan-karangan jang lain; hanja ada segi-segi jang istimewa berkesan pada Lukas dan sebab itu ditondjolkannja. Misalnja sikap Jesus terhadap orang- orang ketjil, jang menderita, jang bertjatjat atau dalam kesusahan manapun djuga. Ia bukan menolong mereka sadja, melainkan melakukan itu dengan perasaan tjinta jang sungguh-sungguh dan halus, penuh penghargaan dan hormat. Betapa mengharukan misalnja iba-kasihan Jesus terhadap wanita djanda jang kematian putera-tunggalnja, di Naim (7:11-17).
Jang chususnja ditondjolkan Lukas lagi, ialah kemurahan, penghargaan dan hormat Jesus kepada orang-orang berdosa. la tahu bahwa kebanjakan mereka pada dasar hati orang baik, jang dapat diinsjafkan akan dosanja, sehingga bertobat. Lukas satu-satunja jang menurunkan kepada kita beberapa tjeritera dan perumpamaan pertobatan orang-orang berdosa, jang merawankan dan memurnikan hati tiap-tiap pembatja jang luhur hati, dan sanggup memulihkan penghargaan diri dan memberikan harapan tiap-tiap orang jang merasa dirinja berdosa, termasuk kita sendiri. Batjalah dan renungkanlah tjeritera wanita djalang (7:36-58); anak hilang (15:11-52); pemungut bea (18:9-14); Zacheus (19:1-10). Dan dimana sadja terdapat suatu kesempatan, Lukas gemay menundjukkan, bahwa usaha penjelamatan Jesus dan tjinta kemanusiaannja meliputi seluruh bangsa manusia. Meskipun ia pernah berkata, bahwa tugasnja terbatas pada bangsa Israel (dalam arti bahwa ia harus mendasarkan Keradjaan Allah jang baru diantara mereka), namun Ia baik hati, penuh penghargaan dan hormat djuga kepada tiap orang "kafir" jang bertemu dengannja, dan Ia menolong tiap-tiap mereka jang minta ditolong.
Suatu kechususan Lukas lagi ialah minatnja terhadap wanita-wanita sutji jang herperanan dalam Indjil. Memang setjara istimewa kepada Bunda Maria, tetapi bagaimana pula ia dengan satu dua kata tahu memudji keluhuran Elisabet, Anna, Marta dan saudarinja Maria, wanita-wanita jang mengikuti Jesus dari Galilea dan melajaniNja, Maria Magdalena jang mengikuti Jesus sampai dikaki salib, wanita Jerusalem jang menangisi Jesus jang sedailg memikul salibnja, dan wanita-wanita jang memandang dari djauh.
Lukas pula lebih dari Mateus dan Markus merasa tertarik kepada hidup kebatinan Jesus, jaitu hubunganNja dengan BapaNja dalam berdoa, dan peranan Roh Kudus dalam hidupNja. Mengenai pergaulan dengan BapaNja, baiklah kita batja dan merenungkan misalnja 3:21; 5:16; 6:12; 9:18; 9:28, dan mengenai hubunganNja dengan Roh Kudus 1:15,55,41,67; 2:25-27; 4:1,14,18; 10:21; 11:15; 14:49. Dan Lukas pula jang sangat menekankan adjaran dan adjakan Jesus, supaja kitapun asjik berdoa dengan penuh pengharapan. Batjalah 11:1-13; 18:1-5; 18:10-14.
Suatu tjiri karangan Lukas jang menjolok lagi, ialah kehalusan perasaannja.
Kalau dibandingkan dengan Mateus dan Markus, Lukas sering sekali meninggalkan
segala bahan, segi-segi peristiwa atau ungkapan-ungkapan, jang mungkin
menjinggung perasaan pembatja-pembatja chususnja jang bukan Jahudi, ataupun
jang inunakin merendahkan adjaran-adjaran Indjil dan tokoh-tokoh sutji dalam
mata mereka. Kalau misalnja ia mengambil alih dari Markus, ia bukan sadja sering
memperbaiki babasanja, melainkan djuga memperhalus gaja bahasanja. Lukas lebih
suka memudji dari pada mengeritik. la nampak segan mengambil alih tjatatan-
tjatatan tentang kurang pengertian dan kelemahan watak rasul-rasul sebelum
Pentekosta, jang djustru ditondjolkan dalam Markus, tentu sadja berdasarkan
tjeritera-tjeritera Petrus. Demikian pula ia mengbindarkan utjapan atau lukisan
segi-segi sikap Jesus, jang barangkali dapat dianggap sebagai suatu kelemahan
pada pribadi Jesus. Bandingkanlah misalnja Mk. 1:45 dengan Lk. 5:14; Mk. 3:5
dengan Lk. 6:10; MI. 9:56 lagi 10:16 dengan Lk. 9:47-48 lagi 18:16; Mk. 14:53-34
dengan Lk. 22:40-41. Tetapi betapapun halus perikemanusiaan Lukas, namun
sedikitpun tidak ia melemahkan sabda Jesus mengenai tuntutan dan sjarat-sjarat
jang harus dipenuhi murid-murid Jesus, jaitu segala penganutnja. Kata
penjalahannja terhadap para pentjinta mamon lebih keras dari pada ungkapan
Mateus terhadap mereka. Djuga menurut Lukas tuntutan dasar dari Keradjan Allah,
ialah roh kemiskinan, apa djuga berarti sikap rendah hati. Lih.
BIS: Lukas (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH LUKAS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Lukas mengemukakan Yesus sebagai Raja Penyelamat yang
dijanjikan Allah untuk I
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH LUKAS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Lukas mengemukakan Yesus sebagai Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah untuk Israel dan untuk seluruh umat manusia. Dalam bukunya ini Lukas menulis bahwa Yesus telah diberi tugas oleh Roh Tuhan untuk menyiarkan Kabar Baik dari Allah kepada orang miskin. Kabar Baik ini penuh dengan perhatian terhadap orang-orang dengan berbagai-bagai kebutuhan. Nampak pula suatu nada sukacita dalam buku Lukas ini, terutama pada pasal-pasal pertama mengenai kedatangan Yesus, kemudian pada bagian penutupnya juga mengenai terangkatnya Yesus naik ke surga. Kisah tentang tumbuhnya dan tersebarnya agama Kristen setelah Yesus naik ke surga diceritakan juga oleh penulis buku ini di dalam buku Kisah Rasul-rasul.
Bagian 2 dan 6 (lihat Isi buku di bawah ini) berisi banyak unsur cerita yang hanya terdapat dalam buku Kabar Baik ini. Misalnya, cerita tentang nyanyian para malaikat serta kunjungan para gembala pada saat kelahiran Yesus, Yesus di Rumah Tuhan ketika masih anak-anak, dan juga perumpa maan tentang Orang Samaria yang baik hati dan Anak yang hilang. Buku ini sangat menekankan juga hal doa, Roh Allah, peranan wanita dalam pelayanan Yesus dan pengampunan dosa oleh Allah.
Isi
- Pendahuluan
Luk 1:1-4 - Kelahiran dan masa kanak-kanak dari Yohanes Pembaptis dan Yesus
Luk 1:5-2:52 - Pelayanan Yohanes Pembaptis
Luk 3:1-20 - Baptisan Yesus dan cobaan terhadap diri-Nya
Luk 3:21-4:13 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat Galilea
Luk 4:14-9:50 - Dari Galilea ke Yerusalem
Luk 9:51-19:27 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Luk 19:28-23:56 - Kebangkitan Yesus dari kematian, penampakan diri-Nya
dan terangkat-Nya ke surga
Luk 24:1-53
Ajaran: Lukas (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Injil Lukas, orang-orang Kristen mengerti sejarah
kehidupan Tuhan Yesus sebagai manusia, mulai dari silsilah kelah
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Injil Lukas, orang-orang Kristen mengerti sejarah kehidupan Tuhan Yesus sebagai manusia, mulai dari silsilah kelahiran-Nya sampai kepada kematian-Nya. Dan mengenal akan kehidupan Tuhan Yesus sebagai manusia yang sejati dan suci, penuh kesederhanaan dan ketulusan hati, sebagai teladan mereka dalam hidup kekristenan.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 62 SM.
Penerima : Theofilus (artinya sahabat Allah) Dan juga kepada orang-orang yang percaya pada Yesus.
Isi Kitab: Injil Lukas terdiri atas 24 pasal. Isi Injil ini menjelaskan kasih karunia Allah bagi segala bangsa. Orang-orang yang dipandang rendah oleh dunia, tidak dipandang rendah oleh Allah, seperti kaum wanita dan juga orang-orang miskin. Di dalam Injil ini juga nampak kesucian, kesederhanaan, dan keluhuran budi Tuhan Yesus sebagai manusia sejati. Bagi orang Kristen Tuhan Yesus adalah satu-satunya teladan sempurna. Karena itu, orang Kristen dipanggil untuk hidup seperti Yesus hidup.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Lukas
_Bagian Pertama_
Pengajaran tentang Yesus Kristus sebagai anak manusia, yang dibuktikan dengan perasaan dan sikap yang diperlihatkannya terhadap orang-orang yang dianggap rendah oleh masyarakat
Pendalaman
- Bacalah pasal Luk 7:13. Nats ini menceritakan tentang seorang janda yang kematian anaknya. Tuhan Yesus yang melihat kesedihan janda itu, merasa kasihan sehingga ia menghidupkan anak yang sudah mati itu. Hal ini membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah manusia sejati dan juga Allah sejati. Selain itu ayat ini juga mengajarkan setiap orang percaya untuk mengasihi orang lain. _Tanyakan_: pernahkah saudara mengasihi orang lain?
- Bacalah pasal Luk 7:37-50. Tuhan Yesus memperhatikan dan mengampuni wanita berdosa yang bertobat.
- Bacalah pasal Luk 10:25-37. Bagian ini menjelaskan perumpamaan Tuhan Yesus, tentang seorang Samaria yang lebih baik hati dari para imam Yahudi. Hal ini mengajarkan kepada setiap orang Kristen untuk mengasihi dengan tidak memandang suku bangsa, atau kaya miskin. Sudahkah saudara menolong orang lain?
- Bacalah pasal Luk 15:1-7. Tuhan Yesus bergaul dengan para pemungut cukai, karena mereka mau mendengarkan perkataan Tuhan Yesus dan bertobat dari perbuatan pemerasan yang mereka lakukan.
- Bacalah pasal Luk 16:20-21. Bagian ini membuktikan bahwa Tuhan Yesus mengasihi semua manusia, sampai kepada para pengemis. Bagaimanakah dengan kasih saudara? Apakah saudara mengasihi orang-orang yang dapat memberikan sesuatu kepada saudara saja?
- Bacalah pasal Luk 17:12. Bagian ini menjelaskan bahwa Tuhan Yesus mengasihi dan memperhatikan orang-orang sakit. Apakah yang saudara lakukan terhadap seorang saudara/anggota/jemaat yang sedang sakit lagi miskin?
- Bacalah pasal Luk 23:40-43. Tuhan Yesus memperhatikan seorang penjahat dan juga mengampuni dosanya, karena ia mau bertobat.
_Bagian Kedua_
Tuhan Yesus sebagai anak manusia, memberikan teladan dalam kehidupan doa, khususnya berhubungan dengan peristiwa/kegiatan penting
Pendalaman
- Ia berdoa di saat pembaptisan (Luk 3:21).
- Ia berdoa sesudah mujizat-mujizat dilaksanakan (Luk 5:15-16).
- Ia berdoa sebelum memilih murid-murid-Nya (Luk 6:12).
- Ia berdoa sebelum memberikan nubuat pertama tentan penderitaan-Nya (Luk 9:18-22).
- Ia berdoa pada saat permuliaan-Nya di bukit (Luk 9:29).
- Ia berdoa di saat ketujuh puluh murid-Nya kembal (Luk 10:17-21).
- Ia berdoa sebelum mengajar murid-murid-Nya tentang car berdoa (Luk 11:1).
- Ia berdoa di Taman Getsemani menjelang penderitaan-Ny (Luk 22:39-46).
- Ia berdoa di atas salib (Luk 23:34,46).
Tuhan Yesus selalu berdoa dalam setiap keadaan dan keperluan, maka apakah yang saudara lakukan pada saat-saat menghadapi keperluan/kepentingan dalam hidup?
_Bagian Ketiga_
Tuhan Yesus sebagai anak manusia, mengasihi semua manusia di dunia
Pendalaman
Bacalah pasal Luk 3:6; 24:46-53. Bagian ini menjelaskan, bahwa keselamatan adalah untuk setiap manusia yang percaya pada Tuhan Yesus. Dengan demikian setiap orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan Yesus, haruslah juga memberitakan keselamatan itu kepada orang lain. Berdasarkan pasal Luk 24:47-48, siapakah yang bertugas untuk meneruskan berita pengampunan dosa ini kepada semua manusia? Sudahkah saudara menginjili?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Lukas jelaslah kita lihat bahwa Tuhan Yesus adalah Anak Manusia sejati, yang dibuktikan melalui kehidupan-Nya sehari-hari.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Injil Lukas?
- Apakah pokok pengajaran Injil Lukas?
- Buktikanlah bahwa Yesus Kristus adalah anak manusia?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima dari mempelajari Injil Lukas?
Intisari: Lukas (Pendahuluan Kitab) Yang paling manusiawi dari semua Injil
SIAPA PENULIS INJIL LUKAS?Injil ini ditulis oleh seorang dokter yang bernama Lukas, seorang teman dan rekan se
Yang paling manusiawi dari semua Injil
SIAPA PENULIS INJIL LUKAS?
Injil ini ditulis oleh seorang dokter yang bernama Lukas, seorang teman dan rekan sekerja rasul Paulus (Kol 4:14; File 24 dan 2Tim 4:11). Lukas sendiri bukanlah seorang saksi mata dari kehidupan Yesus (Luk 1:1-4). Tradisi mengatakan bahwa ia seorang bukan Yahudi, berstatus bujangan dan hidup sampai usia delapan puluh empat tahun.
MENGAPA INJIL INI DITULIS?
Lukas mempunyai beberapa tujuan:
1. Ia ingin menulis kisah kehidupan Yesus secara teratur yang berdasarkan bukti dari saksi mata yang benar (Luk 1:1-4).
2. Ia ingin mencatat permulaan dan perkembangan Kekristenan, yang dikerjakannya dalam dua bagian. Kisah para Rasul merupakan buku kedua. Lukas menunjukkan bagaimana Allah bekerja di sepanjang sejarah dan khususnya mengenai cara bagaimana para pengikut Yesus dengan cepat tersebar dari Galilea ke Roma.
3. Ia ingin menyatakan bahwa Yesus adalah Juruselamat bagi semua golongan manusia dan bukan hanya bagi sekelompok orang.
4. Ia ingin menunjukkan kepada para penguasa Romawi bahwa Kekristenan bukanlah ancaman bagi tatanan politik yang baik.
SIAPA SAJA PEMBACA INJIL LUKAS?
1. Lukas menujukan Injilnya kepada Teofilus (Luk 1:3), yang boleh jadi adalah seorang bukan Yahudi dari golongan menengah atas yang sudah bertobat dan menjadi Kristen. Namanya berarti 'dikasihi Allah', tetapi selain itu tidak ada lagi yang kita ketahui tentang dia.
2. Disamping itu Lukas berharap mendapatkan sidang pembaca yang lebih luas, yang mencakup orang-orang bukan Yahudi lainnya dan mungkin khususnya para aparat pemerintahan Romawi.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Cara Lukas bercerita tak ada bandingannya. Kemampuannya menyusun kata-kata tampak dalam gaya bahasa Yunaninya yang sangat baik.
2. Lukas juga lebih tertarik dengan kehidupan manusiawi Yesus dan lebih banyak bercerita mengenai awal hidup dan masa kanak-kanak Yesus dibanding dengan Injil-injil lainnya.
3. Dalam hal-hal lain, Injil Lukas juga lebih lengkap mencatat lebih banyak perumpamaan, kisah tentang banyak orang, serta kebangkitan Yesus dibanding dengan Injil lainnya.
4. Lukas lebih menunjukkan perhatiannya kepada pribadi-pribadi, khususnya anak-anak dan orang-orang yang tersingkir dari masyarakat, daripada para penulis Injil lainnya.
5. Lukas juga mempunyai perhatian khusus lainnya, sebagai contoh tentang: doa, Roh Kudus dan tema sukacita.
Pesan
1. Kabar baIk tentang keselamatan.Berita dari Lukas ialah bahwa Allah telah datang untuk menyelamatkan manusia
dari dosa dan keadaan mereka.
o Allah adalah Juruselamat. Luk 1:47
o Kristus dilahirkan untuk menyelamatkan. Luk 2:11, 30; 3:6
o Dia datang untuk menyelamatkan yang hilang. Luk 19:9, 10
o Keselamatan datang oleh iman. Luk 7:50;8:12
o Keselamatan berarti kehilangan nyawa sekarang. Luk 9:24
o Keselamatan dimungkinkan karena Kristus tidak menyelamatkan diri-Nya sendiri. Luk 23:35-43
o Keselamatan tersedia saat ini. Luk 4:21; 19:9
2. Kabar baik tentang Kerajaan Allah.
Bagian pusat Injil Lukas (Luk 9:51-19:44) banyak
berbicara mengenai Kerajaan Allah yang menjadi pusat dari khotbah Yesus. Luk 4:43; 8:1
o Kerajaan Allah itu kekal. Luk 1:33
o Kerajaan Allah milik orang yang miskin. Luk 6:20
o Murid-murid-Nya harus memberitakan
o Kerajaan Allah. Luk 9:2, 11
o Kepentingan Kerajaan Allah harus didahulukan. Luk 9:60-62; 12:31
o Umat harus berdoa untuk Kerajaan Allah. Luk 11:2
o Kerajaan Allah adalah anugerah dari Allah. Luk 12:32; 22:29
o Kerajaan Allah seperti... Luk 13:18-30
o Orang kaya sukar untuk masuk. Luk 18:18-30
o Kerajaan Allah sudah dekat sekarang. Luk 10:9, 11; 11:20; 17:20, 21
o Tetapi, Kerajaan Allah juga akan datang. Luk 24:31
3. Kabar baik terlIhat dalam diri Yesus.
Kabar baik bukanlah suatu dongeng atau cerita anak-anak tetapi didukung oleh
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Yesus.
o Sejarah itu penting. Luk 1:1-4
o Allah telah merencanakannya sejak dahulu kala. Luk 3:23-38
o Allah bekerja di dalam kehidupan Yesus.
Banyak saksi mata melihatnya:
- pada saat kelahiran-Nya. Luk 2:30
- pada saat Yesus dibaptis. Luk 3:22
- dalam mukjizat-mukjizat yang dilakukan-Nya. Luk 4:36; 7:16
- dalam kematian-Nya. 23:39-49
- dalam kebangkitan-Nya. Luk 24:1-49 Yesus masih bekerja melalui murid-murid-Nya. Luk 24:48
Yesus sedang bekerja di seluruh dunia. Yerusalem hanyalah permulaan saja. Luk 24:47
Penerapan
Berita Injil Lukas dapat diterapkan kepada dua golongan utama:1. Kepada mereka yang tidak percaya kepada Yesus.
Percaya kepada Yesus berarti:
o mempercayai kesaksian sejarah
o mengenaI pengampunan Allah
o mampu untuk hidup baru
o ikut ambil bagian dalam Kerajaan Allah
o tidak menuntut segala yang terbaik atau terhormat
o dituntut untuk rendah hati dan mau mengorbankan segalanya bagi Yesus
o mendapat anugerah besar pada masa yang akan datang
2. Kepada mereka yang percaya sungguh-sungguh kepada Yesus. Iman kepada Yesus
berarti Anda harus:
o bersukacita dan bersyukur dalam kehidupan
o meneladani kasih Yesus kepada semua orang
o ikut ambil bagian dalam penyebaran kabar baik tentang Kerajaan Allah.
o "mematikan" diri sendiri setiap hari
o berdoa seperti yang diajarkan Yesus
o menjadikan Kerajaan Allah prioritas Anda yang jelas
o percaya bahwa Allah mengendalikan dunia
Tema-tema Kunci
Inilah sebagian dari ajaran-ajaran penting dalam Injil Lukas: 1. Doa. Lukas sering berbicara tentang kehidupan doa Yesus: Luk 3:21; 5:16; 6:12; 9:18-22, 29; 10:17-21; 11:1; 22:39-46; 23:34, 46. Ia juga mencatat perumpamaan-perumpamaan Yesus tentang doa: Luk 11:5-13; 18:1-8. Apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat tersebut tentang kapan Anda harus berdoa, bagaimana berdoa dan apa yang didoakan?
2. Roh Kudus. Lukas menekankan pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan Yesus. Tulislah saat-saat dalam kehidupan Yesus ketika Roh Kudus disebut: contoh Luk 1:35; 4:1, 14, 18; 10:21, 22; 24:49. Apa yang diajarkan dalam ayat-ayat ini mengenai Roh Kudus?
3. Pujian dan sukacita. Injil Lukas diawali dengan sejumlah lagu pujian: Luk 1:46-55, 68-79; 2:14; dan Luk 2:29- 32. Sebutkan bagian-bagian lain dalam Injil yang berbicara tentang sukacita. 4. Pengampunan. Pada dasarnya kabar baik berisi berita tentang pengampunan dosa. Mengapa pengajaran Yesus mengenai pengampunan menimbulkan perubahan secara besar-besaran? Pelajarilah dengan saksama apa yang Yesus katakan mengenai pengampunan dalam: Luk 5:17-25; 6:37; 7:36-50; 11:4; 17:3-4; 23:34; 24:47.
5. Uang. Lukas lebih banyak berbicara mengenai uang dibandingkan dengan Injil-injil lainnya dan menempatkan masalah orang miskin secara khusus. Lagi-lagi pesannya sangat revolusioner. Carilah ajaran tersebut dalam ayat-ayat berikut: Luk 1:53; 4:18; 6:20; 12:13-34; 15.8-10; 16:1-15, 19-31; 18:1-14; 19:1-27; 20:19-26.
6. Wanita dan anak-anak. Catatlah mengenai beberapa wanita yang terdapat dalam Injil Lukas. Masyarakat pada zaman Yesus biasanya tidak menganggap bahwa wanita layak mendapat banyak perhatian. Tetapi, Lukas menekankan mengenai kasih Allah terhadap semua orang bahkan terhadap wanita, orang-orang yang tersingkir dan anak-anak. Pelajarilah ayat-ayat tentang anak-anak berikut ini dan buatlah ringkasan dari ajaran yang terdapat di dalamnya: Luk 8:40-56; 9:37-43, 46-48; 18:15-17.
Garis Besar Intisari: Lukas (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Luk 1:1-4
[2] MASA MUDA SANG JURUSELAMAT Luk 1:5-4:13
Luk 1:5-25Pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis
Luk 1:26-
[1] PENDAHULUAN Luk 1:1-4
[2] MASA MUDA SANG JURUSELAMAT Luk 1:5-4:13
Luk 1:5-25 | Pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis |
Luk 1:26-38 | Pemberitahuan tentang kelahiran Yesus |
Luk 1:39-56 | Kunjungan Maria ke rumah Elizabet |
Luk 1:57-80 | Kelahiran Yohanes Pembaptis |
Luk 2:1-38 | Kelahiran Yesus |
Luk 2:39-52 | Masa kanak-kanak Yesus |
Luk 3:1-22 | Khotbah Yohanes Pembaptis |
Luk 3:23-38 | Silsilah Yesus |
Luk 4:1-13 | Pencobaan Yesus |
[3] SANG JURUSELAMAT DI GALILEA Luk 4:14-9:50
Luk 4:14-30 | Yesus memulai pelayanan-Nya |
Luk 4:31-44 | Yesus menyembuhkan di Kapernaum |
Luk 5:1-26 | Yesus melakukan mukjizat |
Luk 5:27-39 | Panggilan dan di rumah perjamuan |
Luk 6:1-11 | Lewi Perdebatan mengenai hari Sabat |
Luk 6:12-16 | Yesus memilih murid-murid-Nya |
Luk 6:17-49 | Yesus berkhotbah di depan orang banyak |
Luk 7:1-17 | Mukjizat kesembuhan dan kebangkitan orang mati |
Luk 7:18-35 | Pertanyaan-pertanyaan Yohanes terjawab |
Luk 7:36-50 | Seorang pelacur menyembah Yesus |
Luk 8:1-21 | Mengajar firman Allah |
Luk 8:22-56 | Tiga mukjizat lagi |
Luk 9:1-6 | Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk misi penginjilan |
Luk 9:7-9 | Reaksi Herodes terhadap Yesus |
Luk 9:10-17 | Pemberian makan kepada lima ribu orang |
Luk 9:18-27 | Yesus menanyakan pertanyaan yang penting |
Luk 9:28-36 | Transfigurasi (perubahan rupa) Yesus |
Luk 9:37-50 | Yesus berbicara dengan murid-murid-Nya |
[4] SANG JURUSELAMAT PERGI KE YERUSALEM Luk 9:51-19:44
Luk 9:51-62 | Harga yang harus dibayar untuk mengikut Yesus |
Luk 10:1-24 | Pengutusan tujuh puluh murid |
Luk 10:25-37 | Perumpamaan tentang orang Samaria yang baik |
Luk 10:38-42 | Maria dan Marta |
Luk 11:1-13 | Ajaran tentang doa |
Luk 11:14-36 | Ajaran tentang roh-roh dan tanda-tanda |
Luk 11:37-54 | Kecaman terhadap orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat |
Luk 12:1-59 | Mengajar orang banyak |
Luk 13:1-9 | Kecuali jika engkau bertobat... |
Luk 13:10-17 | Seorang wanita cacat disembuhkan |
Luk 13:18-30 | Kerajaan Allah itu seperti... |
Luk 13:31-35 | Yerusalem dan para nabi |
Luk 14:1-24 | Makan malam bersama seorang Farisi |
Luk 14:25-35 | Harga yang harus dibayar untuk menjadi seorang murid |
Luk 15:1-32 | Tiga kisah tentang yang hilang |
Luk 6:1-31 | Ajaran tentang uang |
Luk 17:1-10 | Ajaran tentang pelayanan |
Luk 17:11-19 | Penyembuhan sepuluh orang kusta |
Luk 17:20-37 | Kedatangan Kerajaan Allah |
Luk 18:1-17 | Ajaran mengenai keadilan dan kerendahan hati |
Luk 18:18-34 | Yesus bertemu dengan seorang penguasa muda yang kaya-raya |
Luk 18:35-43 | Mata seorang pengemis dicelikkan |
Luk 19:1-10 | Yesus bertemu Zakheus |
Luk 19:11-27 | Perumpamaan tentang uang mina |
Luk 19:28-44 | Masuk ke Yerusalem |
[5] JURUSELAMAT DI YERUSALEM Luk 9:45-24:53
Luk 19:45-21:4 | Yesus mengajar di Bait Allah |
Luk 21:5-38 | Yesus berbicara mengenai akhir zaman |
Luk 22:1-38 | Perjamuan Malam Terakhir |
Luk 22:39-53 | Kejadian di taman Getsemani |
Luk 22:54-62 | Penyangkalan Petrus |
Luk 22:63-23:25 | Pengadilan atas Yesus |
Luk 23:26-56 | Penyaliban dan penguburan |
Luk 24:1-49 | Kebangkitan |
Luk 24:50-53 | Kenaikan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi