Teks -- 2 Samuel 11:27 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 2Sam 11:27
Full Life: 2Sam 11:27 - HAL...ITU JAHAT DI MATA TUHAN.
Nas : 2Sam 11:27
Dosa perzinaan, pembunuhan dengan sengaja, dan usaha Daud untuk
menutupi hal itu sangat jahat dalam pandangan Tuhan. Daud bersalah...
Nas : 2Sam 11:27
Dosa perzinaan, pembunuhan dengan sengaja, dan usaha Daud untuk menutupi hal itu sangat jahat dalam pandangan Tuhan. Daud bersalah karena melanggar hukum keenam, ketujuh, kedelapan, kesembilan, dan kesepuluh (Kel 20:13-17). Dosa-dosanya menjadi makin besar karena dia adalah gembala umat Allah (2Sam 5:2) dan orang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan keadilan dan kebenaran di Israel (2Sam 8:15).
Jerusalem -> 2Sam 9:1--20:22; 2Sam 11:1-27
Jerusalem: 2Sam 9:1--20:22 - -- Bab 9-20 yang diteruskan dalam 1Ra 1-2 berasal dari sebuah kisah indah yang dipakai oleh penyusun kitab Samuel dengan tidak banyak mengolahnya. Nubuat...
Bab 9-20 yang diteruskan dalam 1Ra 1-2 berasal dari sebuah kisah indah yang dipakai oleh penyusun kitab Samuel dengan tidak banyak mengolahnya. Nubuat Natan, bab 7, barangkali berperan sebagai kata pendahuluan kisah itu. Diceriterakan bagaimana jabatan raja dari Daud beralih kepada Salomo, meskipun masih ada keturunan Saul, yaitu Meribaal, bab 9 dan meskipun ada perlawanan dari pihak Seba, bab 20 dan kendati hal ihwal keluarga raja yang menyedihkan, yakni: zinah Daud dengan Batsyeba dan kelahiran Salomo, bab 10-12, pembunuhan atas diri Amnon, bab 13, pemberontakan Absalom, bab 15-18, dan persekongkolan Adonia, 1Ra 1-2.
Jerusalem: 2Sam 11:1-27 - -- Dalam pendekatan penulis bab 9-20 perang dengan orang Amon hanya rangka bagi kisahnya mengenai Daud serta Batsyeba.
Dalam pendekatan penulis bab 9-20 perang dengan orang Amon hanya rangka bagi kisahnya mengenai Daud serta Batsyeba.
Ref. Silang FULL -> 2Sam 11:27
Ref. Silang FULL: 2Sam 11:27 - waktu berkabung // adalah jahat · waktu berkabung: Ul 34:8
· adalah jahat: 2Sam 12:9; Mazm 51:6-7
· waktu berkabung: Ul 34:8
· adalah jahat: 2Sam 12:9; Mazm 51:6-7
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Sam 11:14-27
Matthew Henry: 2Sam 11:14-27 - Daud Menyebabkan Uria Terbunuh; Daud Diberi Tahu tentang Kematian Uria Daud Menyebabkan Uria Terbunuh; Daud Diberi Tahu tentang Kematian Uria (11:14-27)
Ketika rencana Daud agar Uria tampak seolah-olah merupakan ayah d...
Daud Menyebabkan Uria Terbunuh; Daud Diberi Tahu tentang Kematian Uria (11:14-27)
- Ketika rencana Daud agar Uria tampak seolah-olah merupakan ayah dari anak itu gagal, sehingga dengan berjalannya waktu Uria pasti akan tahu kejahatan yang telah diperbuat terhadap dirinya, maka untuk mencegah akibat-akibat dari balas dendamnya, Iblis menggerakkan hati Daud untuk menghabisi Uria. Dengan begitu, baik Daud maupun Batsyeba tidak akan terancam bahaya. Apa yang bisa dituntut kalau tidak ada penuntut? Iblis menimbulkan pemikiran lebih jauh bahwa, apabila Uria sudah disingkirkan, maka Batsyeba, jika Daud mau, bisa menjadi miliknya selamanya. Perzinahan sering kali menyebabkan terjadinya pembunuhan, dan satu kejahatan harus ditutupi dan diamankan dengan kejahatan lain. Itulah sebabnya permulaan-permulaan dosa harus ditakuti, karena siapa tahu apa yang akan menjadi kesudahannya? Tertanam tekad dalam hati Daud (yang disangka orang tidak akan pernah bisa menyimpan pikiran sekeji itu) bahwa Uria harus mati. Lelaki yang tidak bersalah, berani, dan gagah perkasa itu, yang bersedia mati demi kehormatan rajanya, ternyata harus mati melalui tangan rajanya. Daud telah berdosa, Batsyeba pun telah berdosa, dan kedua-duanya berdosa terhadap Uria. Oleh sebab itu Uria harus mati. Daud bertekad Uria harus mati. Inikah orang yang merasa sangat terpukul hatinya karena telah mengoyakkan jubah Saul? Quantum mutatus ab illo! – Sungguh telah berubah dia! Inikah orang yang telah melaksanakan penghakiman dan menegakkan keadilan kepada seluruh rakyatnya? Bagaimana ia sekarang bisa melakukan hal yang tidak adil seperti itu? Lihatlah bagaimana keinginan daging berperang melawan roh, dan betapa besar kerusakan yang ditimbulkannya dalam peperangan itu. Betapa keinginan daging itu telah membutakan mata, mengeraskan hati, membuat hati nurani mati rasa, dan menghilangkan segala rasa hormat dan keadilan dari diri manusia. Siapa melakukan zinah tidak berakal budi dan sudah hilang akal. Orang yang berbuat demikian merusak diri (Ams. 6:32). Akan tetapi, sama seperti mata seorang pezinah, begitu pula tangan seorang pembunuh, berusaha menyembunyikan perbuatannya (Ayb. 24:14-15). Perbuatan-perbuatan kegelapan membenci terang. Ketika Daud membunuh Goliat dengan gagah berani, hal itu dilakukan di hadapan orang banyak, dan ia pun bermegah di dalamnya. Akan tetapi, ketika ia membunuh Uria dengan hina, hal itu harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi, sebab ia merasa malu akan perbuatan itu, dan memang sudah sepantasnya. Siapa yang mau melakukan sesuatu yang tidak berani diakuinya? Setelah Iblis, sebagai ular berbisa, menanamkan dalam hati Daud untuk membunuh Uria, lalu sebagai ular yang licik ia menanamkan dalam benak Daud bagaimana harus melaksanakannya. Bukan seperti Absalom membunuh Amnon, dengan memerintahkan kepada para pegawainya untuk membunuh dia, atau seperti Ahab membunuh Nabot dengan menghasut para saksi untuk menuduhnya, melainkan dengan memperhadapkan Uria pada serangan musuh. Cara melakukan pembunuhan itu mungkin tidak begitu tampak menjijikkan bagi hati nurani dan di mata dunia, karena prajurit memang memperhadapkan diri mereka pada bahaya. Seandainya Uria tidak ditempatkan di tempat yang berbahaya itu, maka orang lain harus menggantikan tempatnya. Ia mempunyai, seperti yang kita katakan, kesempatan untuk hidup. Jika bertempur dengan gigih, ia mungkin akan selamat. Dan, apabila gugur, ia gugur secara terhormat di medan pertempuran, tempat yang akan dipilih prajurit untuk mati. Namun demikian, semuanya ini tidak dapat mencegah tindakan tersebut sebagai pembunuhan dengan sengaja, yang sudah direncanakan dengan niat jahat.
- I. Yoab diperintahkan untuk mengirim Uria ke barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian meninggalkan dia dan membiarkannya melawan musuh (ay. 14-15). Inilah rencana Daud untuk menyingkirkan Uria, dan rencana itu berhasil sesuai yang disusunnya. Banyak hal yang memperberat pembunuhan ini.
- 1. Pembunuhan itu dilakukan dengan sengaja. Daud mengambil waktu untuk memikirkannya, sebab ia menulis surat tentang hal itu. Dan meskipun sesudahnya ia masih mempunyai waktu untuk membatalkan perintah itu sebelum dilaksanakan, namun ia tetap bersikeras melaksanakannya.
- 2. Daud mengirimkan surat itu melalui Uria sendiri, suatu tindakan yang hina dan biadab melebihi apa pun, untuk membuat Uria menjadi kaki tangan bagi kematiannya sendiri. Dan sungguh bertentangan dengan akal sehat bahwa Daud bisa berniat begitu jahat terhadap seseorang, yang sekalipun demikian dapat dipercayainya untuk mengantarkan surat yang isinya tidak boleh diketahui orang itu.
- 3. Keberanian dan semangat Uria sendiri bagi raja dan negerinya, yang layak mendapat pujian dan balas jasa setinggi-tingginya, malah dimanfaatkan untuk mengkhianatinya dengan lebih mudah pada nasib yang sudah menantinya. Kalaupun Uria tidak tergerak untuk memperhadapkan dirinya pada bahaya, itu mungkin karena dia adalah orang yang begitu penting hingga Yoab tidak bisa memperhadapkannya pada bahaya. Api semangat yang mulia yang sengaja dibuat berbalik membakar dirinya sendiri itu merupakan contoh paling menjijikkan dari sikap tidak tahu terima kasih.
- 4. Banyak orang harus dilibatkan dalam kesalahan ini. Yoab, sang panglima, yang baginya darah para prajuritnya, terutama orang-orang yang berjasa, sangatlah berharga, harus melakukannya. Baik dia maupun semua orang yang mengundurkan diri dari Uria ketika mereka seharusnya, dengan kesadaran hati nurani, mendukung dan menyokongnya, juga ikut bersalah atas kematiannya.
- 5. Uria dengan demikian tidak dapat mati seorang diri: pasukan yang berada di bawah perintahnya terancam bahaya akan mati bersamanya, dan memang demikianlah yang terjadi. Beberapa orang dari tentara, bahkan dari anak buah Daud, begitulah mereka disebut, untuk memperberat dosa Daud karena sudah menyia-nyiakan nyawa mereka, juga gugur bersama Uria (ay. 17). Bahkan, perbuatan jahat yang disengaja yang melaluinya Uria harus dikhianati itu bisa saja berakibat mematikan bagi seluruh pasukan, dan mengharuskan mereka menghentikan pengepungan.
- 6. Hal ini bisa saja membawa kemenangan dan kegembiraan bagi orang Amon, musuh bebuyutan Allah dan Israel, dan akan membuat mereka luar biasa puas. Daud berdoa untuk dirinya sendiri, supaya ia tidak jatuh ke tangan manusia, atau melarikan diri dari musuh-musuhnya (24:13-14). Namun demikian, ia justru menjual Uria, anak buahnya, kepada orang Amon, dan bukan karena suatu kesalahan yang diperbuat Uria.
- II. Yoab melaksanakan perintah-perintah ini. Dalam penyerangan berikutnya terhadap kota Raba, Uria ditugaskan di tempat yang paling berbahaya, sembari dibesarkan dengan harapan bahwa jika ia dipukul mundur oleh musuh yang dikepung, maka ia akan diselamatkan oleh Yoab. Dengan bergantung pada harapan ini, Uria terus maju dengan tekad bulat. Akan tetapi, bantuan tidak kunjung datang, pertempuran ternyata terlampau sengit, dan Uria pun terbunuh di dalamnya (ay. 16-17). Sungguh mengherankan bahwa Yoab mau melakukan hal semacam itu hanya berdasarkan sepucuk surat, tanpa mengetahui alasannya. Akan tetapi,
- 1. Mungkin ia beranggapan bahwa Uria telah bersalah atas suatu kejahatan yang besar, dan untuk menyelidiki hal itu, Daud telah menyuruh orang untuk memanggil Uria, dan bahwa, karena Daud tidak mau menghukumnya dengan terang-terangan, maka ia menggunakan cara ini untuk menghukum mati Uria.
- 2. Yoab bersalah karena telah menumpahkan darah orang, dan bisa kita duga bahwa ia merasa sangat senang melihat Daud sendiri jatuh ke dalam kesalahan yang sama. Ia mau saja melayani Daud dalam kesalahan ini, supaya bisa tetap mendapat perkenanannya. Sudah biasa apabila orang-orang yang sendirinya telah melakukan kejahatan, ingin didukung di dalamnya oleh orang lain yang juga melakukan kejahatan, terutama oleh dosa orang-orang yang terkenal taat menjalankan agama. Atau mungkin Daud tahu bahwa Yoab merasa sakit hati kepada Uria, dan dengan senang hati akan membalas dendam kepadanya. Sebab jika tidak demikian, maka Yoab, ketika melihat ada alasan, tentu tahu bagaimana membantah perintah-perintah raja itu (seperti dalam 19:5; 24:3).
- III. Yoab memberikan laporan mengenai jalannya peperangan kepada Daud. Seorang utusan segera dikirim dengan membawa laporan tentang kehinaan dan kekalahan terakhir yang telah mereka derita ini (ay. 18). Dan, untuk menyamarkan perkara itu,
- 1. Yoab menduga bahwa Daud akan terlihat marah karena kepemimpinannya yang buruk, dan bertanya mengapa mereka menyerang begitu dekat dengan tembok kota (ay. 20). Tidakkah mereka tahu bahwa Abimelekh kehilangan nyawanya karena bertindak demikian? (ay. 21). Kita mendapati kisahnya dalam Kitab Hakim-hakim 9:53, kitab yang, ada kemungkinan, diterbitkan sebagai bagian dari sejarah suci pada masa Samuel. Selain itu biarlah dikemukakan sebagai pujian bagi mereka, dan sebagai teladan. Bahkan para prajurit pun mengenal isi Kitab Suci, dan dapat mengutip kisah Kitab Suci dengan mudah, dan menggunakannya sebagai peringatan bagi diri mereka sendiri agar tidak melakukan upaya-upaya yang sama yang mereka ketahui dapat mencelakakan diri mereka.
- 2. Dengan licik Yoab menyuruh utusan itu meredakan amarah Daud dengan memberi tahu dia bahwa Uria, orang Het itu, juga sudah mati. Hal ini memberikan isyarat yang terlampau jelas kepada utusan itu, dan melalui dia kepada orang lain, bahwa diam-diam Daud akan senang mendengar berita itu. Sebab pembunuhan pasti akan terungkap. Dan, apabila orang melakukan hal-hal yang hina semacam itu, mereka harus bersiap untuk diolok-olok dan dicela, bahkan oleh bawahan mereka. Sang utusan menyampaikan pesan Yoab sesuai perintah (ay. 22-24). Ia bercerita bahwa musuh-musuh yang dikepung keluar lebih dahulu untuk menyerang para pengepung, orang-orang itu keluar menyerang kami di padang, menggambarkan bahwa para pengepung telah melaksanakan tugas mereka dengan gagah berani. Kami mendesak mereka kembali sampai ke lobang pintu gerbang – kami bergegas memaksa mereka mundur ke dalam kota. Dan dengan demikian ia mengakhiri laporannya dengan menyebut sekilas tentang pembantaian yang dilancarkan kepada mereka oleh para pemanah dari atas tembok: Beberapa dari hamba raja mati, dan khususnya Uria, orang Het itu, seorang prajurit terkemuka, yang menduduki tempat pertama dalam daftar orang-orang yang terbunuh.
- IV. Daud menerima laporan itu dengan kepuasan tersembunyi (ay. 25). Janganlah Yoab merasa kesal, karena Daud sendiri tidak demikian. Daud tidak mempersalahkan tindakan Yoab, atau berpikir bahwa mereka melakukan kesalahan karena menghampiri tembok kota sedekat itu. Semuanya sudah beres sekarang karena Uria telah disingkirkan. Karena tujuannya sudah tercapai, maka Daud bisa meremehkan kehilangan yang diderita, dan mengabaikannya secara mudah dengan alasan: Sudah biasa pedang makan orang ini atau orang itu. Ini bisa terjadi di medan perang, memang sudah biasa. Daud memerintahkan kepada Yoab untuk memperhebat serangan itu lain kali, padahal Daud, dengan dosanya, justru melemahkan serangan itu, dan membangkitkan amarah Allah untuk menghancurkan usaha itu.
- V. Daud menikahi janda itu tidak lama sesudahnya. Batsyeba menjalankan upacara perkabungan bagi suaminya dalam waktu yang singkat sebagaimana kebiasaan itu memperbolehkannya (ay. 26). Sesudah itu Daud membawa dia ke rumahnya untuk menjadi istrinya, dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki bagi Daud. Pembalasan dendam Uria dicegah oleh kematiannya, tetapi kelahiran anak itu yang begitu cepat sesudah pernikahan mengungkapkan kejahatan itu. Dosa akan mempermalukan pelakunya. Namun ini belum yang terburuk: Hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN. Seluruh perkara Uria, orang Het itu, sebagaimana hal itu disebut dalam 1 Raja-raja 15:5, yaitu perzinahan, kepalsuan, pembunuhan, dan akhirnya pernikahan ini, semuanya itu jahat di mata TUHAN. Daud telah menyenangkan hatinya sendiri, tetapi tidak menyenangkan hati Allah. Perhatikanlah, Allah melihat dan membenci dosa dalam diri umat-Nya sendiri. Bahkan, semakin orang mengaku dekat dengan Allah, semakin jahat pula dosa-dosa mereka di mata-Nya. Sebab dalam dosa-dosa mereka ada sikap tidak tahu terima kasih, pengkhianatan, dan cela yang lebih besar daripada dalam dosa-dosa orang lain. Oleh sebab itu, janganlah ada yang memberanikan diri berbuat dosa dengan mencontoh Daud. Sebab orang-orang yang berbuat dosa seperti yang diperbuat Daud akan dipandang jahat di mata Allah seperti dirinya. Oleh karena itu hendaklah kita takut dan hormat kepada-Nya, dan tidak berbuat dosa, tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang dibuat oleh Daud.
SH: 2Sam 11:14-27 - Hati-hati dengan kuasa. (Kamis, 25 Juni 1998) Hati-hati dengan kuasa.
Sebagai raja yang berkuasa, Daud merasa dapat melakukan apa saja. Ia memerintahkan Yoab untuk menempatkan Uria di tempat yang...
Hati-hati dengan kuasa.
Sebagai raja yang berkuasa, Daud merasa dapat melakukan apa saja. Ia memerintahkan Yoab untuk menempatkan Uria di tempat yang berbahaya di medan perang. Tujuannya adalah agar Uria terbunuh. Ini dilakukan Daud karena siasat liciknya tidak berjalan sesuai rencananya. Tetapi karena Daud sudah berbuat salah menggauli Betsyeba, maka apapun caranya Uria harus mati. Kemudian Daud menggunakan kuasanya sebagai raja, bukan untuk melindungi rakyatnya, tetapi untuk melindungi kejahatannya dengan membunuh rakyatnya.
Hati-hati dengan rekayasa. Uria sudah mati terbunuh, karena persekongkolan Daud dengan panglimanya, Yoab. Tetapi persekongkolan ini harus tidak boleh terbongkar. Maka dibuatlah rekayasa, yaitu dengan membuat cerita seolah-olah Uria mati dengan wajar karena musuh begitu hebatnya. Kematian yang direncanakan manusia ingin dibuat seolah-olah kehendak Tuhan. Bahaya rekayasa adalah manusia ingin menjadi sama dengan Tuhan, yang menentukan hidup mati seseorang. Daud kini terjerembab ke dalam dosa lebih besar: bertindak seolah Allah merekayasa dengan jalan menipu.
Renungkan: Kita dianugerahi potensi yang dapat digunakan untuk merekayasa. Ingatlah bahwa Tuhan akan menghakimi penggunaannya.
Doakan: Agar kuasa tidak dipakai untuk rekayasa pembunuhan.
SH: 2Sam 11:14-27 - Hati-hati dengan kuasa (Kamis, 14 Agustus 2003) Hati-hati dengan kuasa
Masih hangat dalam ingatan kita peristiwa Mei 1998, ketika bangsa
Indonesia menuntut reformasi dan menurunkan penguasa ya...
Hati-hati dengan kuasa
Masih hangat dalam ingatan kita peristiwa Mei 1998, ketika bangsa Indonesia menuntut reformasi dan menurunkan penguasa yang berkuasa saat itu. Alasannya adalah bahwa rakyat tertindas, terpasung hak-haknya mengemukakan pendapat, praktik rasialis, dlsb. Pengalaman ini mungkin tidak hanya dialami oleh bangsa Indonesia. Di seluruh dunia pun akan mengalami hal yang sama ketika negaranya diperintah oleh penguasa yang lalim. Akibatnya kekuasaan selalu identik dengan kekerasan, dan tindakan sewenang- wenang.
Sebagai raja yang berkuasa, Daud merasa dapat melakukan apa saja. Daud mulai menempatkan kekuasaan pada proporsi yang keliru. Ia memerintahkan Yoab untuk menempatkan Uria di tempat yang berbahaya di medan perang. Tujuannya, agar Uria terbunuh. Ini dilakukan Daud karena siasat liciknya tidak berjalan sesuai rencananya. Tetapi karena Daud sudah berbuat salah menggauli Batsyeba, maka apa pun caranya Uria harus mati. Daud menggunakan kuasanya sebagai raja bukan untuk melindungi rakyat, tetapi untuk melindungi kejahatannya dengan membunuh rakyat.
Uria sudah mati terbunuh, karena persekongkolan Daud dengan panglimanya, Yoab. Tetapi Daud berusaha agar persekongkolan ini tidak boleh terbongkar lagi-lagi karena kekuasaan. Maka dibuatlah rekayasa, yaitu dengan membuat cerita seolah-olah Uria mati dengan wajar karena musuh begitu hebatnya. Kematian yang direncanakan manusia ingin dibuat seolah-olah kehendak Tuhan atau insiden semata. Hakikat rekayasa adalah manusia ingin menjadi sama dengan Tuhan, yang menentukan hidup mati seseorang. Daud kini terjerembab ke dalam dosa lebih besar: bertindak seolah Allah, merekayasa dengan jalan menipu.
Renungkan: Kita dianugerahi potensi yang dapat digunakan untuk merekayasa banyak hal. Tetapi ingatlah bahwa Tuhan akan menghakimi penggunaannya.
SH: 2Sam 11:1-27 - Waspadalah! (Kamis, 23 September 2010) Waspadalah!
Di Indonesia beredar persepsi bahwa pria punya kelemahan dalam tiga hal yaitu harta, takhta, dan wanita. Setelah membaca kisah-kisah kepa...
Waspadalah!
Di Indonesia beredar persepsi bahwa pria punya kelemahan dalam tiga hal yaitu harta, takhta, dan wanita. Setelah membaca kisah-kisah kepahlawanan Daud, kearifannya dalam memimpin, dan sikapnya yang rendah hati sebagai seorang raja, tampak bahwa harta dan takhta bukan titik kritis yang melemahkan Daud. Tanpa diduga, Daud yang telah mengalahkan puluhan ribu laki-laki di medan perang ternyata bertekuk lutut di hadapan seorang perempuan.
Semua bermula dari situasi menyenangkan yang Daud ciptakan bagi dirinya sendiri. Seharusnya saat itu Daud terjun ke medan perang dan memimpin bala tentaranya. Namun ia malah bersantai di istananya. Saat itulah, dari ketinggian sotoh istana, matanya terjerat pesona sesosok perempuan cantik yang sedang mandi. Dosa mulai menjebak Daud karena apa yang tertangkap mata mulai turun ke hati. Daud penasaran dan ingin tahu siapa perempuan itu. Ternyata dia adalah Batsyeba, istri Uria, tentaranya sendiri. Namun Daud tidak juga mundur. Ia tak mampu mengendalikan hasratnya dan mata hatinya telah buta. Tanpa pikir panjang, ia memuaskan hasratnya atas Batsyeba hingga kemudian perempuan itu mengandung. Merasa bersalahkah Daud terhadap Batsyeba dan Uria? Merasa berdosakah Daud terhadap Tuhan? Ternyata Daud sudah gelap mata. Bukan menyadari kesalahan, ia justru merancang kematian Uria. Sungguh mengerikan. Dosa yang satu belum diselesaikan, lahir lagi dosa yang lain!
Penulis 2 Samuel menceritakan kejahatan Daud bukan untuk membuka aib seorang raja besar, tetapi ingin mengingatkan kita bahwa dosa selalu berusaha menjerat kita pada saat yang tidak pernah kita duga. 1Pet. 5:8 berkata, "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya". Maka jangan pernah terlena dalam situasi apa pun. Gunakan perisai iman dan pedang roh, yaitu firman Tuhan, untuk menangkal serangan dan melawan godaan si jahat (Ef. 6:16-17).
SH: 2Sam 11:1-27 - Dosa seperti bola salju (Selasa, 24 Juni 2014) Dosa seperti bola salju
Melihat, menginginkan, dan mengambil, itulah yang sering menjadi pola orang saat akan jatuh ke dalam dosa (bdk. Kej. 3:6; Yak...
Dosa seperti bola salju
Melihat, menginginkan, dan mengambil, itulah yang sering menjadi pola orang saat akan jatuh ke dalam dosa (bdk. Kej. 3:6; Yak. 1:14-15). Pola ini pula yang tampaknya terjadi pada diri Daud dalam hubungannya dengan Batsyeba.
Waktu itu Yoab masih berusaha menundukkan bangsa Amon dalam pertempuran di Raba. Ke mana Daud? Ia malah tinggal di Yerusalem (1). Padahal penulis 2 Samuel menyebutkan, biasanya raja-raja berperang pada saat pergantian tahun. Dengan tinggal saja di Yerusalem berarti Daud tidak memperlihatkan tanggung jawabnya sebagai panglima perang kerajaan dan ikut berbagi beban dengan para prajuritnya dalam membela kerajaan.
Pada saat ia bersantai-santai itulah pencobaan datang. Ia melihat seorang perempuan sedang mandi (2). Orang mungkin saja melihat tanpa disengaja. Masalahnya, Daud tidak berhenti melihat dan setelah melihat ia menginginkan perempuan itu, yang ternyata bernama Batsyeba, istri Uria (3). Lalu tahap menginginkan itu dilanjutkan dengan tahap mengambil Batsyeba dan tidur dengan perempuan itu (4).
Kesadaran akan bahaya baru muncul setelah Batsyeba memberitahu Daud bahwa ia mengandung (5). Maka yang muncul kemudian adalah muslihat untuk menutupi dosa, mulai dari cara yang halus (6-11), yang kotor (12-13), sampai yang bersifat kriminal (14-21), yang ditujukan kepada Uria, suami Batsyeba.
Melihat, menginginkan, dan mengambil merupakan suatu proses yang tidak berdiri sendiri, melainkan berkaitan dan berkembang. Jadi dosa tidak bersifat stagnan atau statis. Dosa seperti bola salju, semakin digelindingkan akan semakin besar! Dimulai dari berzinah dengan istri orang hingga "membunuh" suami perempuan itu. Meski dilakukan sembunyi-sembunyi dan hanya diketahui sedikit orang, tetapi penulis 2 Samuel menyatakan bahwa dosa yang dilakukan Daud adalah jahat di mata Tuhan (27). Ini menjadi suatu peringatan keras bagi kita. Jangan pernah bermain-main dengan dosa. Bila suatu waktu kita jatuh ke dalam dosa, jangan berkubang di dalamnya. Mintalah pengampunan Sang Penebus.
SH: 2Sam 11:1-27 - Keserakahan Daud (Jumat, 7 Februari 2020) Keserakahan Daud
Keserakahan selalu membuat kekuasaan menjadi berbahaya bagi orang-orang yang lemah. Kekuasaan Daud sebagai raja membuat dia bisa ber...
Keserakahan Daud
Keserakahan selalu membuat kekuasaan menjadi berbahaya bagi orang-orang yang lemah. Kekuasaan Daud sebagai raja membuat dia bisa berbuat semau-maunya demi memuaskan keinginannya. Di sini Daud telah melanggar hukum keenam hingga kesepuluh dari Sepuluh Hukum.
Kisah Daud juga memperlihatkan bahwa satu kesalahan-jika tidak diakui dan bertobat-akan beranak pinak. Mulanya Daud menginginkan milik orang lain (2), yaitu Batsyeba istri Uria. Karena tak mampu mengekang keinginannya, maka dia pun berzina (4). Daud telah mengambil milik orang lain.
Kemudian Daud berupaya menutupi aibnya dengan memanggil pulang Uria dari medang perang dan memintanya pulang untuk bertemu dengan istrinya (6-8). Namun, Uria merasa tak layak bersenang-senang dengan istrinya karena banyak kawannya mempertaruhkan nyawa (11). Karena segala usahanya kandas, Daud memerintahkan Yoab menempatkan Uria di garis terdepan agar ia tewas (16-17). Pada titik ini Daud telah melakukan pembunuhan.
Selanjutnya, Daud melakukan kebohongan publik ketika menjadikan Batsyeba sebagai istrinya (27). Tindakan Daud mengambil janda Uria sebagai istri bisa dipandang sebagai penghormatan terhadap Uria. Daud juga berhasil menjaga citranya. Jelaslah dosa itu beranak pinak. Seandainya Daud mampu mengontrol diri, bisa dipastikan dia akan lolos dari jerat dosa.
Menarik disimak, semuanya itu terjadi tatkala Daud tidak ikut berperang bersama para prajuritnya. Kita tidak tahu alasan Daud tetap tinggal di Yerusalem. Ini pulalah awal dari semua dosa yang diperbuat Daud. Kekuasaan memang cenderung menyimpang. Daud yang merasa diri sebagai raja merasa sah-sah saja tinggal di Yerusalem sementara anak buahnya berperang melawan bangsa lain. Dan ketika penguasa merasa bisa menggunakan kekuasaannya dengan semena-mena, kejahatan pun akan beranak pinak.
Doa: Tuhan, mampukan kami menguasai diri kami! [YMI]
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak dikenal
Tema : Pemerintahan Daud
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Karena Kitab 1 dan 2 Sa...
Penulis : Tidak dikenal
Tema : Pemerintahan Daud
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Karena Kitab 1 dan 2 Samuel pada mulanya menjadi satu kitab dalam PL Ibrani, latar belakang 2 Samuel dibahas secara lebih terinci pada permulaan 1 Samuel (Lihat "PENDAHULUAN 1SAMUEL" 08037). Perlu diperhatikan di sini bahwa jikalau 1 Samuel meliputi sejarah selama hampir satu abad, dari kelahiran Samuel hingga kematian Saul (sekitar tahun 1105-1010 SM), maka 2 Samuel hanya mencatat pemerintahan Daud, suatu masa yang lamanya 40 tahun (sekitar 1010-970 SM).
Tujuan
2 Samuel melanjutkan sejarah yang bersifat nubuat dari sifat teokratis kerajaan Israel. Kitab ini secara mendalam mengilustrasikan dari kehidupan pribadi dan pemerintahan Daud syarat-syarat perjanjian sebagaimana dikemukakan Musa dalam kitab Ulangan: ketaatan pada perjanjian menghasilkan berkat-berkat Allah; pengabaian hukum Allah mengakibatkan kutukan dan hukuman (lih. Ul 27:1--30:20).
Survai
Catatan lengkap dari kehidupan Daud terbentang dari 1Sam 16:1 hingga 1Raj 2:11. 2 Samuel dimulai dengan kematian Saul dan pengurapan Daud di Hebron sebagai raja atas Yehuda selama tujuh setengah tahun (pasal 1-4; 2Sam 1:1--4:12). Sisa kitab ini memusatkan perhatian pada 33 tahun berikutnya dalam kehidupan Daud sebagai raja seluruh Israel di Yerusalem (pasal 5-24; 2Sam 5:1--24:25). Titik peralihan dari kitab ini dan juga dari kehidupan Daud ialah perzinaannya dengan Batsyeba dan pembunuhan Uria (pasal 11; 2Sam 11:1-27). Sebelum lembaran gelap ini, Daud melambangkan sebagian besar cita-cita seorang raja teokratis. Di bawah perkenan, hikmat, dan pengurapan Allah, Daud
- (1) merebut Yerusalem dari suku Yebus dan menjadikannya ibu kota Israel (pasal 5; 2Sam 5:1-25),
- (2) membawa kembali tabut perjanjian ke Yerusalem di tengah-tengah sukacita dan perayaan yang besar (pasal 6; 2Sam 6:1-23), dan
- (3) menaklukkan musuh-musuh Israel, dimulai dengan bangsa Filistin (pasal 8-10; 2Sam 8:1--10:27); lalu "makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab Tuhan, Allah semesta alam, menyertainya" (2Sam 5:10). Kepemimpinannya yang kuat menarik banyak "orang perkasa" dan membangkitkan kesetiaan yang mendalam. Daud sadar bahwa Allah telah menempatkan dirinya sebagai raja atas Israel, dan dengan terus terang ia mengakui kepemimpinan Allah atas dirinya dan bangsa Israel. Allah berjanji melalui nubuat bahwa seorang keturunan Daud akan duduk di takhtanya, yang akan menggenapi secara sempurna peranan seorang raja teokratis (2Sam 7:12-17; bd. Yes 9:5-6; Yes 11:1-5; Yer 23:5-6; Yer 33:14-16).
Akan tetapi, setelah dosa perzinaan dan pembunuhan tragis yang dilakukan oleh Daud, maka kehancuran dan pemberontakan moral melanda keluarganya (pasal 12-17; 2Sam 12:1--17:29) dan seluruh bangsa itu (pasal 18-20; 2Sam 18:1--20:26); berkat nasional yang demikian besar diubah menjadi hukuman nasional. Sekalipun Daud dengan sungguh-sungguh bertobat dan mengalami rahmat pengampunan Allah (2Sam 12:13; bd. Mazm 51:1-21), akibat-akibat pelanggarannya itu terus berlanjut hingga akhir hidupnya bahkan hingga sesudah itu (bd. 2Sam 12:7-12). Sekalipun demikian, Allah tidak menolak Daud sebagai raja, sebagaimana Dia menolak Saul (bd. 1Sam 15:23). Sesungguhnya, hati Daud yang merindukan Allah (lih. mazmur-mazmur gubahannya), dan kebenciannya akan segala bentuk penyembahan berhala menjadikannya teladan dan tolok ukur bagi semua raja Israel yang kemudian (bd. 2Raj 18:3; 2Raj 22:2). 2 Samuel diakhiri dengan pembelian tempat pengirikan Arauna oleh Daud yang kemudian menjadi tempat didirikannya Bait Suci (2Sam 24:18-25).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai 2 Samuel.
- (1) 2 Samuel mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam pemerintahan Daud selama 40 tahun, termasuk perebutan Yerusalem dari suku Yebus dan penetapannya sebagai pusat politik dan keagamaan Israel. Hidupnya ada di tengah-tengah kurun waktu kehidupan Abraham dengan Yesus Kristus.
- (2) Titik pusat kitab ini (pasal 11; 2Sam 11:1-27) yang sangat penting mencatat dosa Daud yang tragis yang melibatkan Batsyeba dan suaminya Uria. Nabi yang mencatat sejarah kitab ini menekankan bahwa sekalipun perzinaan dan pembunuhan oleh Daud telah dilakukan dengan diam-diam, dosa itu dihukum secara terang-terangan oleh Allah pada setiap tingkatan kehidupan Daud -- pribadi, keluarga, dan nasional.
- (3) Hal ini menyatakan sebuah prinsip kepemimpinan yang penting dan abadi dalam kerajaan Allah: makin besar perkenan dan urapan Allah atas hidup sang pemimpin, makin besar pula hukuman Allah apabila ia melanggar kepercayaan Allah dengan melakukan pelanggaran moral atau etis. Sekalipun di dalam Alkitab Daud dipuji sebagai orang yang berkenan kepada hati Allah, perkenan Allah berubah menjadi hukuman dan berkat-berkat-Nya berubah menjadi kutukan setelah Daud berbuat dosa, sebagaimana tercantum dalam peringatan Musa kepada Israel (bd. Ul 28:1-31).
- (4) Pasal-pasal yang menggambarkan dampak-dampak beriak yang terus-menerus dari dosa atas keluarga dan seluruh negeri itu (pasal 12-21; 2Sam 12:1--21:22) menunjukkan betapa terikatnya kesejahteraan seluruh bangsa dengan keadaan rohani dan moral pemimpinnya.
- (5) Kitab ini menyoroti pelajaran moral abadi bahwa keberhasilan dan kemakmuran sering mendatangkan kelemahan moral, yang akhirnya menimbulkan kegagalan moral. Kehidupan dan pemerintahan Daud yang mengagumkan secara tragis tercemar dengan perzinaan dan pembunuhan ketika ia mencapai puncak keberhasilan dan kuasa sebagai raja.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Pemerintahan Daud sebagai raja dalam pasal 1-10 (2Sam 1:1--10:19) melambangkan Raja Mesias. Penetapan Yerusalem sebagai kota kudus, karunia pemberian Allah akan perjanjian Daud, dan penerimaannya akan janji nubuat bahwa kerajaannya akan menjadi kerajaan kekal, semua menunjuk ke depan kepada "Anak Daud" terakhir, Yesus Kristus, dan kerajaan-Nya yang sekarang dan yang akan datang sebagaimana dinyatakan dalam PB (bd. Yes 9:7; Mat 21:9; Mat 22:45; Luk 1:32-33). Untuk keterangan selanjutnya tentang penerapan PB sehubungan dengan Daud Lihat "PENDAHULUAN 1SAMUEL" 08037.
Full Life: 2 Samuel (Garis Besar) Garis Besar
I. Keberhasilan Daud yang Luar Biasa Sebagai Raja
(2Sam 1:1-10:19)
A. Keberhasilan Politik Daud
...
Garis Besar
- I. Keberhasilan Daud yang Luar Biasa Sebagai Raja
(2Sam 1:1-10:19) - A. Keberhasilan Politik Daud
(2Sam 1:1-5:25) - 1. Daud Meratapi Wafatnya Saul dan Yonatan
(2Sam 1:1-27) - 2. Tahun-Tahun Daud Menjadi Raja Yehuda
(2Sam 2:1-4:12) - 3. Daud Dinobatkan Raja atas Seluruh Israel
(2Sam 5:1-5) - 4. Daud Menaklukkan Yerusalem dan Menjadikannya Pusat Pemerintahan
(2Sam 5:6-10) - 5. Daud Meluaskan Kerajaan
(2Sam 5:11-25) - B. Keberhasilan Rohani Daud
(2Sam 6:1-7:29) - 1. Daud Menetapkan Yerusalem Sebagai Pusat Keagamaan
(2Sam 6:1-23) - 2. Daud Ingin Mendirikan Rumah untuk Allah
(2Sam 7:1-3) - 3. Perjanjian Allah dengan Daud
(2Sam 7:4-17) - 4. Tanggapan Daud
(2Sam 7:18-29) - C. Keberhasilan Militer Daud
(2Sam 8:1-10:19) - 1. Berbagai Kemenangan Daud atas Orang Filistin, Moab, Zoba, Aram,
dan Edom (2Sam 8:1-12) - 2. Pemerintahan Daud yang Adil di Yerusalem
(2Sam 8:13-9:13) - 3. Kemenangan Daud atas Bangsa Amon
(2Sam 10:1-19) - II. Pelanggaran Daud yang Memalukan Sebagai Raja
(2Sam 11:1-12:14) - A. Perzinaan Daud dengan Batsyeba
(2Sam 11:1-5) - B. Pembunuhan Uria oleh Daud dan Usaha untuk Menyembunyikan Perbuatannya
(2Sam 11:6-27) - C. Kesalahan dan Hukuman Daud Dinyatakan oleh Nabi Natan
(2Sam 12:1-14) - III.Tahun-Tahun Daud Menuai Akibat-Akibat Dosa
(2Sam 12:15-20:26) - A. Hukuman atas Rumah Tangga Daud: Kebejatan dan Kematian
(2Sam 12:15-15:6) - 1. Kematian Anak Perzinaannya
(2Sam 12:15-25) - 2. Kesetiaan Yoab
(2Sam 12:26-31) - 3. Amnon Memperkosa Tamar, Adik Tirinya
(2Sam 13:1-20) - 4. Absalom Membunuh Amnon Sebagai Balas Dendam
(2Sam 13:21-36) - 5. Pelarian, Kepulangan, dan Penipuan Absalom
(2Sam 13:37-15:6) - B. Hukuman atas Kerajaan Daud: Pemberontakan dan Pembunuhan
(2Sam 15:7-20:26) - 1. Pemberontakan Absalom
(2Sam 15:7-12) - 2. Daud Melarikan Diri dari Yerusalem Dalam Keadaan Malu
(2Sam 15:13-16:14) - 3. Absalom Memerintah di Yerusalem
(2Sam 16:15-17:29) - 4. Absalom Dikalahkan dan Dibunuh
(2Sam 18:1-32) - 5. Ratapan Daud dan Teguran Yoab
(2Sam 18:33-19:8) - 6. Daud Dipulihkan Sebagai Raja
(2Sam 19:9-43) - 7. Pemberontakan dan Pembunuhan Syeba
(2Sam 20:1-26) - IV. Tahun-Tahun Terakhir Daud Sebagai Raja
(2Sam 21:1-24:25) - A. Bencana Kelaparan Selama Tiga Tahun
(2Sam 21:1-14) - B. Peperangan dengan Bangsa Filistin
(2Sam 21:15-22) - C. Mazmur Pujian Daud
(2Sam 22:1-51) - D. Kata-Kata Terakhir Daud
(2Sam 23:1-7) - E. Orang-Orang Perkasa Daud
(2Sam 23:8-39) - F. Sensus Daud dan Tulah Allah
(2Sam 24:1-17) - G. Syafaat Daud dan Kemurahan Allah
(2Sam 24:18-25)
Matthew Henry: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Kitab ini berkisah tentang riwayat pemerintahan raja Daud. Di dalam kitab sebelumnya, kita telah membaca mengenai ditetapkannya Daud untuk memerint...
- Kitab ini berkisah tentang riwayat pemerintahan raja Daud. Di dalam kitab sebelumnya, kita telah membaca mengenai ditetapkannya Daud untuk memerintah atas Israel serta pergumulan-pergumulannya dengan Saul, yang pada akhirnya berakhir dengan kematian orang yang menindasnya. Kitab ini diawali dengan naiknya Daud ke atas takhta, kemudian sepenuhnya diisi oleh perkara-perkara pemerintahannya selama empat puluh tahun berkuasa. Itulah sebabnya kitab ini di dalam Alkitab Septuaginta diberi judul Kitab Ketiga dari Raja-raja. Di dalamnya tertulis rupa-rupa kemenangan dan permasalahan Daud.
- I. Kemenangan-kemenangan Daud atas kaum keluarga Saul (ps. 1-4), atas orang Yebus dan orang Filistin (ps. 5), pada saat pengangkutan tabut Allah (ps. 6-7), dan atas bangsa-bangsa sekeliling yang menentang dirinya (ps. 8-10). Sampai sejauh ini, jalannya riwayat Daud selaras dengan apa yang kita harapkan dari pribadinya dan dengan pilihan yang telah dijatuhkan atasnya. Akan tetapi, Daud mempunyai sisi gelapnya sendiri.
- II. Kita mendapati berbagai permasalahan yang dihadapi Daud, rupa-rupa penyebabnya, dan dosanya di dalam perkara Uria (ps. 11-12). Kemudian permasalahan-permasalahan itu sendiri yang muncul akibat dosa Amnon (ps. 13), pemberontakan Absalom (ps. 14-19), dan pemberontakan Seba (ps. 20), serta penyakit sampar di Israel akibat Daud menghitung jumlah rakyat (ps. 24), di samping kelaparan yang menimpa orang Gibeon (ps. 21). Kita mendapati nyanyian Daud (ps. 22), dan perkataan terakhirnya serta pahlawan-pahlawan yang mengiringinya (ps. 23). Ada banyak hal di dalam riwayat Daud yang sangat berguna untuk memberi kita pelajaran. Akan tetapi, mengenai sang pahlawan yang menjadi tokoh utama dalam sejarah itu, meskipun dalam berbagai peristiwa ia di sini terlihat sangat hebat, dan sangat baik hati, dan sungguh-sungguh menjadi kesayangan sorga, harus diakui bahwa kehormatannya bersinar lebih terang di dalam mazmur-mazmur gubahannya daripada di dalam riwayat dirinya.
Ende: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan
dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi...
SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi maupun gaja-bahasanja, meskipun pelbagai bagiannja mempunjai tjoraknja sendiri. Tradisi Hibrani kuno djuga selalu memandangnja sebagai suatu kesatuan. Didalam terdjemahan Junani (k.l. th. 250 sebelum Mas.) kitab tadi dibagi djadi dua bagian jang hampir sama tebalnja, dan agaknja melulu karena alasan2 praktis. Baru dalam abad ke-15 Mas. pembagian itu dimasukkan kedalam naskah Hibrani.
Tambahan pula terdjemahan Junani mempertalikan erat2 kitab Sjemuel itu dengan kedua Radja2. Keseluruhannja dinamakan: "Kitab2 keradjaan2" atau "pemerintahan2", dan di-bagi2" djadi empat djilid tersendiri. Ini diikuti oleh terdjemahan Latin (Vulgata), meskipun Hironimus sendiri mengenal nama Hibraninja dan memakainja sebagai djudul kedua. Tetapi nama "keradjaan2" diubahnja djadi nama jang lebih tepat, jakni Radja2. Hingga sekarang tradisi ini masih diikuti, sehingga kitab2 itu dikutip sebagai: I dan II Radja2 (=I dan II Sjemuel, menurut tradisi Hibrani) dan III dan IV Radja2 (=I dan II Radja 2 menurut kebiasaan umum Hibrani. Terdjemahan2 modern pada umumnja mengikuti kebiasaan Hibrani, hal mana diikuti pula dalam terdjemahan ini.
Nama "kitab2 Sjemuel" ini lebih menurut tradisi daripada tepat. Betul, beberapa lama adalah pendapat Jahudi, jang berdasarkan salah tafsir dari I Twr. 29,29, bahwasanja Sjemuel mendjadi pengarangnja. Tetapi hal ini tidak dapat diterima bagi suatu kitab, jang untuk sebagian besar mentjeritakan kedjadian2 jang terdjadi lama sesudah Sjemuel meninggal. Sjemuelpun bukan tokoh terpenting didalam kitab ini, sehingga kitab tadi boleh diberi namanja, sebagaimana halnja dengan kitab Josjua. Dawud djauh lebih penting didalam kitab ini. Boleh djadi nama Sjemuel dipakai, karena nama Daud sudah dibubuhkan selaku pengarang pada kitab Masmur, sedangkan nama Sjaul, radja jang sudah ditolak itu, tidak dapat digunakan untuk djudul bagi sebuah kitab jang sutji.
Tjeritera kitab Sjemuel muat laporan fragmentaris mengenai periodos, jang berlangsung dari djaman para Hakim -- Sjemuel sendiri diutarakan sebagai jang terachir dari para Hakim, -- sampai dengan achir hidup Dawud, jang kematiannja baru ditjeriterakan dalam I Radja2 (1-2). Kemarian Dawud serta penggantiannja oleh Sulaiman djatuh kira2 dalam tahun 970 seb. Mas. Berdasarkan keterangan2 dari kitab itu sendiri, maka lahirnja Sjemuel pada awal kitab itu, pada masa keimaman 'Eli, djatuh kira2 dalam th. 1070 seb Mas. Dengan demikian kitab Sjemuel melingkupi l.k. satu abad dari sedjarah Israil.
Sedjarah politik dalam abad, jang merupakan latarbelakang kitab Sjemuel itu, agak katjau, namun amat penting djuga bagi perkembangan umat Allah. Daripada kekatjauan besar didjaman para Hakim, waktu suku2 Israil berpidjak tetap ditanah Kanaan masing2 suku berdiri sendiri dengan tiada kesatuan sedikitpun, selain keasatuan keigaman, berkembanglah didjaman jang baru itu suatu negara kesatuan dibawah pimpinan seorang radja. Perubahan susunan pemerintahan ini, jang dari segi kenegaraan merupakan suatu kemadjuan jang njata, terdjadi karena pengaruh pelbagai faktor dari luar. Faktor jang terutama ialah antjaman dahsjat dari pihak orang2 Felesjet, jang malaham membahayakan hidup Israil. Adapun orang-2 Felesjet itu suatu bangsa jang berasal dari Asia Depan. Setelah beberapa kali gagal usahanja untuk menetap dinegeri Mesir, bangsa itu berhasil berpidjak tetap dipantai Palestina, (nama Palestina berasal dari nama orang2 "Felesjet") dimana mereka mendirikan sedjumlah kota kerajaan jang tjukup kuat. Dari Pantai mereka masuk kepedalaman, dimana tak dapat tidak mereka berbentrok dengan suku2 Israil, jang baru menduduki tanah itu, dan itupun belum seluruhnja. Dengan banjak susah pajah suku2 jang masih primitif itu dapat bertahan terhadap orang2 Felesjet jang gagah perkasa dan diorganisir dengan baik itu. Kitab Sjemuel mulai dengan masa perang mati2an itu sedang hebat2nja. Orang2 Felesjet sudah djauh masuknja dan sudah menduduki sebagian besar dari tanah itu dan menaklukkan penduduknja. Terhadap bahaja itu suku Israil membutuhkan persatuan jang kokoh dibawah pimpinan pemerintahan pusat. Dimasa itu pula bangsa2 tetangga Israil jaitu Edom, Moab dan Aram mendirikikan keradjaan2 nasional dan mendapat kekuatan jang tak terkenal hingga itu dari organisasi pemerintahan jang baru. Tidak mengherankan, kalau Israil dipengaruhi djuga oleh tjontoh2 itu (I Sjem.8,5.19.20), meskipun kejakinan keigamannja ikut menentukan susunan keradjaan itu. Israilpun mengorganisir negerinja djadi suatu keradjaan.
Gagasan jang sungguh baru itu diwujudkan setjara lambat-laun, kendati djalannja tjukup tjepat djuga. Dan itupun tidak berdjalan tanpa oposisi, lebih-lebih dari kalangan2 keigaman, jang berdasarkan pendapat keigaman mereka, sukar menerima keradjaan itu. Langkah pertama diambil karena tekanan dari pihak orang2 'Amon, jang memusuhi mereka. Sebagaimana dahulu halnja dengan para Hakim, demikianpun sekarang seorang petani muda dihinggapi langsung oleh roh Allah, untuk menjelamatkan bangsanja. Kalau dulu para Hakim setelah memperoleh kemenangan, segera kembali lagi kepekerdjaannja, dan persatuan sementara dari suku lenjap lagi, maka kali ini Sjaul diproklamir sebagai radja setjara definitif oleh Rakjat, bahkan dengan persetudjuan pihak oposisi, jang diwakili oleh Sjemuel dan jang tidak dapat mentjegah perkembangan itu lagi.
Usaha jang pertama itu menemui kegagalan. Sungguhpun Sjaul berhasil memukul mundur orang2 Felesjet beberapa waktu lamanja dan memperoleh kemenangan2 jang gemilang dalam perang-tanding jang perwira dan dalam pertempuran2 umum, namun ia se-kali2 tidak berhasil mematahkan kekuasaan mereka atau sedikit2nja membatasinja. Lagi pula oposisi dari kalangan2 keigaman bertambah kuat. Achirnja didalam pertempuran jang hebat dipegunungan Gilboa' Israil menderita kekalahan dan Sjaul serta putera2-nja menemui adjalnja. Keadaan politik Israil pada achir pemerintahan Sjaul tidak banjak bedanja dengan keadaan waktu ia mulai tampil kemuka (I Sjem.31).
Namun demikian, Israil tidak mau melepaskan lagi gagasan keradjaan. Suku2 di Utara memaklumkan Isjabaal, putera Sjaul, mendjadi radja, sedangkan Juda menerima seorang pemimpin gerombolan jang populer, jaitu Dawud, sebagai radjanja. (II Sjem. 2,1-10) Kedua keradjaan itu bermusuhan. Tetapi setelah Isjabaal dilikwidir, Dawud berhasil mendapat pengakuan dari semua suku. Persatuan dibawah satu radja dipulihkan. Tetapi tetapla monarchi-rangkap, dan antar ke-dua2nja tiada ikatan dalam jang sesungguhnja.
Kali ini keradjaan berhasil. Dawud tampak sebagai orang jang saleh, sehingga ia berhasil merebut hati pihak oposisi dari kalangan keigaman, untuk menerima kenjataan itu. Ia adalah seorang politikus jang tjerdik, jang tahu membatasi persaingan antar-suku. Ia membuat ibu-kota politik jang baru di Jerusjalem, jang djuga dijadikannja pusat keigamaan jang terpenting; hal mana sudah semestinjalah didalam suasana, dimana negara dan agama dipertalikan dengan amat eratnja. Kantong2 terachir penduduk aseli Kena'an, jang sedikit banjak berdiri sendiri2, diasimilasikan dengan bangsa Israil oleh Dawud. Dengan membentuk angkatan perang jang tetap, jang dapat digunakan sebagai inti didalam mobilisasi umum, Dawud melengkapi keradjaannja dengan alat pertahanan jang kuat, jang disegani pula diluarnegeri. A.l. berkat alat pertahanan jang kuat itu Dawud mentjatat hasil2 jang gemilang dalam politik luarnegerinja. Orang2 Felesjet ditundukkan secara definitif dan sebagian dari wilajah diduduki Dawud, sehingga peranan mereka digantikan samasekali oleh orang2 bani Israil. Sedjumlah negeri tetangga ditaklukkannja dan wilajahnja sendiri sangat diperluas karenanja, sehingga keradjaannja tidak hanja luas, tetapi djuga dikelilingi dengan serentetan negeri2 taklukan, jang melindungi wilajah keradjaannja sendiri. Dibawah pimpinan Dawud Israil mendjadi keradjaan nasional, jang djuga termasjhur didunia internasional. sungguh suatu masa kedjajaan, jang tidak pernah ditjapai lagi sesudah itu. Perkembangan dimungkinkan pula, karena negara2 besar pada waktu itu tidak dapat mengembangkan kekuasaannja. Asjur baru sadja muntjul dan belum merentjanakan perebutan kekuasaan dinegeri2 jang djauh. Mesir terlalu lemah dedalam dan terlalu terbagi, untuk dapat menuntuk hak-haknja jang kuno atas Palestina. Demikianlah Israil karena kearifan Dawud dan karena keadaan2 politik jang menguntungkan, mendjadi keradjaan jang kuat.
Tetapi mendjelang achir hidup Dawud, mulai kelihatanlah kelemahan2nja kedalam. Tjatjat jang terbesar terletak dalam persaingan antara Juda, suku dari Dawud, dan suku2 lainja. Dawud tidak pernah membuat kedua bagian keradjaan mendjadi suatu kesatuan jang kokoh. Keradjaannja tetap berbentuk monarchi rangkap. Kesatuannja hanja bersandar pada diri radja, dan oleh karena itu sangat bergantung dari ketjakapan dan populernja orang jang mendjadi radja. Dan kepopuleran Dawud diutara mengalami kemunduran dimasa pemerintahannja. Pemberontakan Absjalom mendapat pengikut2nja terutama dari suku2 diluar Juda (II Sjem.15), sedang Dawud hanja didukung oleh suku Juda dan daerah-daerah Transjordania (II Sjem. 17). Betul, Dawud berhasil menindas pemberontakan Absjalom serta kelandjutannja dalam pemberontakan seorang-orang dari suku Binjamin, tetapi api itu tidak pernah padam lagi. Sesudah kematian Sulaiman kesatuan Israil petjah setjara definitif, dan mendjadi dua keradjaan jang berdiri sendiri dan sering bermusuhan, tetapi benihnja sudah terdapat dalam masa kegemilangan Dawud (II Sjem.20,1; I Rdj. 12,16).
Latar belakang sedjarah ini lebih tersirat daripada tersurat dalam kitab Sjemuel. Kitab ini tidak begitu memperhatikan hal-ihwal keradjaan, melainkan perbuatan2 orang2 tertentu. Betul, tokoh2 itu memainkan peranan politik jang menentukan, namun lebih dilihat sebagai oknum daripada sebagai tokoh2 kenegaraan. Ada tiga tokoh, jang minta seluruh perhatian dan bahan2 tjeritera dikumpulkan sekitar ketiga tokoh itu, jaitu Sjemuel, Sjaul dan Dawud. Tetapi djelaslah, bahwa Dawud merupakan tokoh jang utama, sedang Sjemuel dan Sjaul dipakai sebagai persiapan dan pendahuluan, dan chususnja Sjaul djuga sebagai kontras terhadap tokoh jang utama. Djelas pula, bahwa kitab ini terbagi atas tiga rangkaian tjerita2 disekitar ketiga tokoh ini; dibubuhi pula dengan tambahan2 mengenai tokoh utama jang menghentikan djalannja tjerita, sampai itu disambung lagi dalam kitab I Radja2.
Bagian pertama (I Sjem 1-7) menjadjikan beberapa keterangan tentang diri Sjemuel. Sebagai akibat dari doa jang dikabulkan, ia dilahirkan dari wanita jang mandul dimasa imam-agung 'Eli. Akan tanda sjukur, maka kanak2 itu dibaktikan kepada ibadah Jahwe dikuilNja di Sjilo, dimana terdapat peti perdjandjian. Disana ia mendapat panggilan sebagai nabi dan memaklumkan kebiasaan keturunan 'Eli, jang anak-anaknja melanggar peraturan2 Jahwe. Hukuman itu dilaksanakan didalam perang dengan orang2 Felesjet. Orang2 Felesjet mengalahkan Israil,d an merampas peti perdjandjian dan menewaskan kedua anak 'Eli. 'Eli sendiri mati mendadak karena ketjelakaan. Kemudian hal-ihwal peti perdjandjian di-tengah2 orang2 Felesjet ditjeritakan. Karena malapetaka, jang rupa2nja ditimpakan atas diri mereka karena peti perdjandjian itu, terpaksalah orang2 Felesjet mengembalikannja ketanahnja jang aseli, jaitu Israil. Jahwe senantiasa nampak lebih kuat daripada dewa2 Felesjet. Achirnja peti perdjandjian itu sampai ke Kirjat-je'arim, kerena Silo agaknja sudah dihantjurkan. Baru kemudian (II Sjem.6) kisah mengenai peti perdjandjian itu dilandjutkan. Bagian pertama ditutup dengan ichtisar tentang kegiatan Sjemuel.
Bagian kedua (ISjem 8-15) dipusatkan pada tokoh Sjaul. Pada achir hidupnja Sjemuel dengan berat hati meluluskan tuntunan rakjat untuk seorang radja. Dengan diam2 ia mengurapi seorang anak petani, jaitu Sjaul, djadi radja Israil jang akan datang. Sjaul bertindak tegas lawan orang2 'Amon. Sesudah itu ia diakui dengan resmi oelh seluruh rakjat sebagai radja jang umum. Sjemuel mengundurkan diri. Dengan hasil jang gemilang Sjaul dengan putera mahkotanja, Jonatan, memerangi orang2 Felesjet. Tetapi Sjaul berlaku kurang setimbang, dan kadang2 terlalu tegas. Berhubung dengan tindakannja terhadap orang2 'Amalek serta radjanja dan ke-sewenang2annja, maka ia berbentrok dengan Sjemuel, bahkan dengan Jahwe sendiri. Ia ditolak sebagai radja.
Bagian ketiga (I Sjem. 16 - II Sjem.1) menjadjikan serentetan tjerita tentang muntjulnja Dawud dan binasanja Sjaul. Dengan diam2 Dawud diurapi Sjemuel djadi radja jang akan menggantikan Sjaul. Dawud bekerdja pada Saul sebagai biduan, tetapi djuga tampil sebagai pemimpin pertempuran jang tjakap dan pedjuang jang berani. Mula2 ia diperlakukan baik2 oleh Sjaul.Tetapi hasil2nja jang gemilang dalam pertempuran dan bertambah populernja menimbulkan tjemburu dan tjuriga pada Sjaul, jang lalu memandangnja sebagai saingan berat bagi tachtanja. Beberapa kali ia, setjara lansung atau tak langsung, mentjoba melenjapkan Dawud, sementara ia sendiri dihinggapi kemurungan, jang makin lama makin mendjadi penjakit. Pertjobaan2nja tidak berhasil. Achirnja Dawud terpaksa melarikan diri, dengan bantuan sahabat karibnja, putera-mahkota Jonatan sendiri. Dawud lolos kegurun, dimana ia mengembara sebagai pemimpin gerombolan. Tetapi disanapun ia di-tjari2 djuga oleh Sjaul, kendati Dawud menundjukkan djuga, bahwa ia tahu menghormati orang urapan Jahwe, dan tidak mau menewaskannja. Terpaksa Dawud menggabungkan diri dengan musuh kawakan Israil, jakni orang2 Felesjet. Tetapi dengan ketjerdikannja jang luarbiasa Dawud pandai bersiasat, untuk tidak melakukan sesuatu jang merugikan kaum sebangsanja dan tidak menguntungkan bagi orang2 Felesjet. Waktu peperangan berketjamuk lagi antara orang2 Felesjet dengan Israil, tjuriga pemimpin2 Felesjet menghalangi, Dawud menepati kewadjibannja sebagai sekutu untuk bertempur bersama2 dengan radja Felesjet lawan bangsanja sendiri. Ketika Dawud berada ditempat lain, terdjadilah pertempuran hebat digunung Gilboa', dan Israil menderita kekalahan. Jonatan dan putera2 Sjaul lainnja gugur, sedang radja membunuh diri. Hukuman atas Sjaul sudah terlaksana dan djalan ketachta terbuka bagi Dawud.
Bagian jang keempat dan terachir (II Sjem.2-20) se-mata2 mengenai Dawud dan keluarganja. Dawud jang sudah popuker dimasa penerintahan Sjauld an mempunjai banjak pengikut di Juda, diakui sebagai radja oleh suku Juda. Ia menetap di Hebron. Berkat kegiatan panglima Abner, maka putera Sjaul mendjadi radja atas bagian terbesar dari Israil. Tetapi kekuatan Isjba'al makin lama makin ter- petjah2 dan pasukannja menderita kekalahan jang hebat di Gibe'on. Karena perselisihan dengan Abner maka kedudukannja sangat terdjepit. Abner mengadakan perundingan dengan Dawud dan mendapat dukungan dari hampir seluruh wilajah Isjba'al. Abner dibunuh oleh Joab, panglima dari Dawud, dengan alasan jang tjurang. Alasannja ialah bela darah, karena Abner telah menewaskan seorang saudara Joab didalam pertempuran. Hampir pada waktu jang sama Isja'baal dibunuh dengan tjara jang kotor. Sedjenak kedudukan Dawud terantjam. Tetapi dengan mendjauhkan diri dengan terang2an dari kedua pembunuhan itu, ia berhasil mendapat dukungan terus dari pengikut2nja dikalangan suku2 Israil. Disanapun ia diakui sebagai radja.
Dawud merebut Jerusjalem dari tangan penduduk aseli dan memindahkan kedudukannja kesana. Peti perdjandjian dipindahkan ke ibukota jang baru. Hal ini mendatangkan berkah Jahwe kepadaNja dalam bentuk nubuat jang mulia oelh Natan, nabi Dawud, tentang abadinja keturunannja. Selintas-pintas lalu diutarakan ekspedisi2 Dawud. Hasilnja ialah diusirnja orang2 Flesjet dan perluasan wilajahnja. Beberapa bangsa tetangga ditaklukkan.
Pasal2 terachir dari bagian keempat ini muat kisah jang pandjang-lebar tentang drama jang terdjadi didalam keluarga Dawud. Kebesaran djiwanja dilukiskan dengan beberapa tjontoh. Tetapi sebaliknja, didalam rangka perang dengan orang2 'Amon, dikisahkan djuga, bagaimana Dawud berdjinah dengan isteri dari salah seorang perwiranja jang setiawan, jaitu Uria. Untuk menjembunjikan djinahnja dan untuk tetap memiliki Batsjeba', maka dengan tjara jang litjik ia menjuruh lenjapkan orang jang mendjadi perintang bagi pelampiasan hawa-nafsunja. Teguran2 nabi Natan menginsjafkan Dawud, sehingga ia bertobat dan bersedia menerima hukuman apapun dari tangan Jahwe. Batsjeba' kemudian melahirkan baginja Sulaiman, jang akan menggantikan dia sebagai radja.
Pelaksanaan hukuman itu terdjadi didalam keluargnja sendiri. Putera sulungnja, Amnon, memperkosa adik tirinja, Tamar. Sikap Dawud agak lemah terhadap kedjahatan ini. Absjalom, puteranja jang lain, membalas dendam sendiri atas adik kandungnja. Amnon dibunuh olehnja. Sesudah itu Absjalom melarikan diri terhadap murka bapaknja. Tetapi beberapa waktu kemudia radja Dawud, atas desakan panglima Joap, mengidjinkan Absalom kembali ke Jerusalem, meskipun ia tidak segera dimaafkan olehnja. Sekali lagi Joab bertjampur tangan. Meskipun alasan2 Joab dalam perkara ini tidak begitu djelas, namun ia berhasil memperdamaikan radja dengan puteranja.
Adapun Absalom mulai bersiasat. Teranglah ia berusaha merebut tachta kerajan. Dawud sgaknja kurang awas. Achirnja Absalom mempermaklumkan dirinja sebagai radja di Hebron, ibukota lama Dawud. Perebutan kekuasaan ini berhasil, karena pemerintahan Dawud agaknja diterima dengan tiada sukahati oleh suku2 diluar Juda, sehingga Absjalom mendapat dukungan kuat dari mereka. Dawud terpaksa lari dari Jerusjalem, hal mana ditjeritakan dengan pandjang lebar. Absjalom menduduki ibukota. Karena siasat salah seorang sahabat Dawud, pengedjaran ditunda, sehingga Dawud mendapat kesmepatan untuk mengerahkan pasukan jang besar didaerah Transjordania. Didalam pertempuran berikutnja Absajlom dan pengikut2nja menderita kekalahan. Absjalom sendiri dibunuh oleh Joab, ketika ia melarikan diri. Dukatjita Dawud waktu menerima kabar itu mengharukan, tetapi tidak pada tempatnja menurut Joab. Kembalinja Dawud ke Jerusjalem ditjeritakan sedjadjar dengan larinja dari sana. Karena pertikaian antara suku Juda dengan suku2 lainnja, maka pemberontakan berketjamuk lagi sedjenak. Joab, jang karena membunuh Absjalom kena murka radja, berhasil menindas pemberontakan itu, tetapi menggunakan kesempatan itu djuga untuk melenjapkan bekas-panglima dari Absjalom, jang ditundjuk Dawud untuk menggantikan Joab sendiri, dan untuk memaksakan dirinja kepada Dawud.
Pasal2 terachir (II Sjem. 21-24) terdiri atas beberapa tambahan, jang mengenai riwajat hidup Dawud, jang tidak mendapat tempatnja dalam kitab itu sendiri dan mungkin berasal dari sumber lain. Ditjeritakan bagaimana keturunan Sjaul ditumpas, hal mana dipandang hukuman atas ingkar sumpah Sjaul. Berikutlah ichtisar tentang pertempuran2 dengan kaum Felesjet dan dua sadjak jang ditaruh dalam mulut Dawud. Kemudian disusul dengan serentetan perbuatan2 kepahlawanan dari anggota2 pasukan pilihan Dawud dengan daftar nama pasukan pilihan itu. Achirnja suatu kisah tentang tjatjah-djiwa, jang diadakah Dawud tapi dihukum dengan wabah sampar. Sebuah mesbah didirikan oleh radja sebagai tanda sjukur atas berhentinja malapetaka itu, jaitu ditempat jang kemudian didirikan Bait Allah.
Namun kesemuanja itu didalam kitab Sjemuel tidak merupakan tjerita jang harmonis djalannja dan baik susunannja. Lebih tepat dikatakan suatu kumpulan tjerita2 jang tjoraknja berlainan dan berasal dari pelbagai sumber. Kitab Sjemuel tidak merupakan keseluruhan jang bulat, melainkan suatu kumpulan tjeritapendek2. Terutama dalam kitab jang pertama tjerita2 ini bertjorak sangat populer dan mirip dongengan rakjat. Beberapa dari antaranja menundjukkan pelbagai tradisi, jang sebagian bertentangan satu sama lain. Maka itu didalam kitab Sjemuel terdapat tidak sedikit tjerita jang sukar untuk diselaraskan, ataupun tjerita- rangkap tentang kedjadian jang satu dan sama djua, jang disampaikan dalam pelbagai bentuk dan oleh karenanja ditjeritakan dua kali. Si penghimpun sering mengambil tjerita2 tanpa banjak perubahan. Terdjemahan kami, entah dalam petundjuk2 ditepi halaman entah didalam tjatatan2 dibawah, kadang2 menundjukkan ketidak-selarasan itu, tetapi tidak semuanja disebutkan. Kisah pandjang tentang keluarga Dawud didalam kitab jang kedua merupakan kesatuan jang lebih besar, dan sudah barang tentu ditulis oleh orang, jang menjaksikan sendiri peristiwa2 itu. Si penghimpun tjerita2 dalam kitab Sjemuel hanja disana-sini sadja mentjoba selaraskan tjerita2 itu, dan djuga disana-sini sadja mengemukakan gagasan2nja sendiri serta tafsiran dari peristiwa2 itu dan mengolah sedikit-banjak bahan2 itu menurut pandangannja sendiri.
Kalau orang mengindahkan tjorak chas kitab ini, dengan sendirinja akan timbul pertanjaan mengenai kebenaran historisnja. singkatnja dapat dikatakan begini. Kebenaran historisnja pada umumnja dan dalam garis besarnja harus diterima, mengingat sangat kunonja bahan2 itu. Sebaliknja tjorak populer dari banjak tjeritanja itu adalah sedemikian rupa, hingga orang tidak dapat memperoleh kepastian sampai hal jang ketjil2, karena kesemuanja itu lebih dipakai sebagai hiasan dan pengungkapan daripada sebagai laporan saksama dari kedjadian2 jang njata, jang ditjeritakan dan lagi pengetahuan jang tepat tentang tokoh2, jang tampil kedepan. Tetapi mengenai hal jang ketjil2 tersendiri tidak dapat diperoleh kepastian jang besar. Itu tergantung dari tjorak chas tjerita2 itu sendiri.
Mengenai pertanjaan, bilamana kitab itu disusun, harus diberi djawaban jang agak berbelit. Sebab sebagaimana halnja dengan banjak kitab Perdjandjian Lama, kitab Sjemuelpun tidak terdjadi sekali djadi. Dapat dan harus diterima, bahwa kitab ini menurut keadaannja sekarang, telah terdjadi dari sedjumlah tjerita2 tersendiri, jang sudah dikumpulkan dalam kumpulan2 ketjil dan sudah tertulis pula. Daripadanjalah achirnja kitab jang sekarang ini disusun. Kadang2 sukarlah menentukan, bagian2 mana sudah ada sebagai kumpulan tersendiri; tetapi bahwasanja kumpulan2 itu ada sukarlah disangsikan. Lebih sukar lagi menentukan, bilamana kumpulan2 tjerita itu mendapat bentuk tertulisnja jang pertama; tetapi sudah teranglah, bahwa beberapa dari antaranya dari djaman kuno dan ditulis tak beberapa lama sesudah terdjadinja peristiwa2 itu sendiri. Dengan lebih saksama dapatlah ditetapkan, bila kitab ini mendapat bentuknja jang sekarang, lepas dari beberapa tambahan ketjil jang disisipkan sesudah kitab ini seluruhnja ada. Menurut pendapat umum para ahli, kitab ini sudah pasti disusun sebelum dynasti Dawud lenjap setjara definitif tahun 587 seb. Mas., karena penjusun kitab ini tidak mengetahui sedikitpun tentang kedjadian itu. Sebaliknja, kitab ini tentulah disusun sesudah perpisahan antara Juda dengan suku2 lainnja, kerena perpisahan itu ber-ulang2 diandaikan. Djadi kitab ini sebagai keseluruhan disusun sesudah perpisahan jang terdjadi pada kematian Sulaiman dalam tahun 931 seb. Mas. Karena didalam kitab ini, lebih2 didalam fasal2 jang ditambahkan oleh si penghimpun sendiri, terdjalin gagasan2 jang menundjukkan pembaharuan agama oleh Josjijahu dan kalangan2 dari kitab 'Ulangtutur, tentulah kitab ini disusun tak berapa lama sebelum pembuangan, djadi sekitar 580 seb.Mas.
Nama para pengarang dari tiap2 bagian maupun dari keseluruhan tidak dapat disebutkan dengan kepastian. Dan melihat terdjadinja kitab ini, maka lebih tepatlah orang berbitjara tentang penghimpun daripada pengarang kitab ini. Mana jang terdjadi bagian pribadi si penghimpun jang terachir, sukarlah ditentukan lebih landjut.
Tjorak keigaman kitab itu djelas. Kitab ini menjadjikan sedjarah bukannja demi untuk sedjarah, tetapi dari sudut keigamaan dan dengan maksud keigamaan, dan lebih memberikan tafsiran tentang sedjarah daripada laporan terperintji dari peristiwa2 politik. Gagasan pokok keigamaan jang mendjadi dasar karja itu seluruhnja ialah terpilihnja Israil. Israil adalah umat Allah, jang karena perdjadjian dengan Jahwe dipilih untuk merupakan keradjaanNja didunia. Kitab ini memberikan suatu kesan dari hal-ihwal keradjaan itu serta kesulitan2nja, hingga keradjaan itu mendapatkan perwudjudannja sementara didalam keradjaan Dawud. Pilihan ini dengan sjarat2nja serta tuntutan2nja dikonkretisir dalam tokoh2 tertentu. Nasib rakjat dan manusia bergantung dari tuntutan2nja. Semua tokoh penting dalam kitab ini dipandang dari sudut itu. 'Eli dan keturunannja adalah imam pilihan Jahwe. Tetapi karena ketidaksetiaan keturunannja akan perintah2 Allah, mereka disingkirkan dan dihukum. Akan gantinja dipilihlah imam-agung lain jang "setiawan". Sjemuel dilahirkan setjara adjaib dan dipilih langsung oleh Jahwe sendiri serta dipanggil mendjadi nabiNja dan pemimpin umatNja. Tetapi anak2 Sjemuel pun tidak setia djuga, sehingga pilihan itu tidak dilandjutkan dalam diri mereka. Sjaul dipanggil dimasa jang amat sulit, untuk mewujudkan keradjaan Jahwe didalam bentuk jang baru, jaitu bentuk keradjaan. Ia adalah radja pilihan, tetapi bukan radja jang berdiri sendiri, jang dapat menentukan sendiri apa jang hendak dilakukannja. Sebaliknja ia hanja mendjadi wakil dari radja Israil jang sesungguhnja, jaitu Jahwe. Sjaul tidak tetap setia. Ia mengutamakan kehendak rakjat diatas kehendak Jahwe, se-akan2 ia radja dan atas kerelaan rakjat, bukannja atas kerelaan Jahwe. Dari sebab itu ia disingkirkan dan Jahwe mentjari penggantinja, jang akan tetap setia kepada kedudukannja sebagai radja thokratis. Dalam diri radja Dawud terwudjud pula keradjaan Allah, meskipun dalam bentuk sementara Dawud adalah seorang manusia, jang berdosa berat, tetapi radja itu tidak pernah lupa, bahwa ia hanja wakil dari Jahwe, jang harus mendengarkan suaraNja, untuk sungguh2 mendjadi radja Israil. Karena pengakuan dari pihak Dawud ini, maka sekali lagi pilihan Jahwe mendjadi kenjataan. Keturunan Dawud seluruhnja dipilih untuk mendjadi wakil dari Allah pada umatNja. Pandangan2 djauh jang besar dimasa jang datang dibukakan; pandangan2 itu menudju keperwudjudan jang terachir dan sempurna dari Keradjaan Allah didunia. Seluruh Perdjadjian Baru penuh dengan penghargaan jang dipertalikan pada keturunan Dawud, untuk menundjukkan bagaimana kesemuanja itu terpenuhi dalam Jesus Kristus, Putera Dawud.
Disamping gagasan jang fundamentil dan mendjadi alas kesemuanja itu, kitab Sjemuel ini sungguh amat kaja akan gagasan2 keigamaan jang luhur, jang djuga terdapat ditempat lain didalam Perdjandjian Lama, dalam bentuk ini atau bentuk itu.
Djika orang ingin menilaikan kitab Sjemuel, djuga sebagai orang Kristen, maka haruslah kitab itu dibatja dengan semangat, jang mendjadi sikap hati si pengarang kitab itu, jaitu dengan sikap hati keigamaan. Betul, kitab Sjemuel penuh dengan tjerita2 jang tegang dan kadang2 menggunakan seni-tjerita jang djitu. Tetapi apabila orang berhenti disitu sadja, maka kitab ini tidak dibatja sebagai sebagian dari Kitab Sutji. Kitab ini mempunjai maksud jang lain djuga, jaitu mampu menjampaikan kabar keigamaan, warta bahwa Allah memanggil dan memilih manusia, dan bahwa manusia harus menjesuaikan diri dengan panggilan serta pilihan itu, dengan mendengarkan suara Allah se-setia2nja. Kalau tidak, manusia akan disingkirkan. Hanja kalau dibatja setjara demikian, maka kitab ini adalah Kitab Sutji sesungguhnja dan tidak diturunkan sebagai batjaan hiburan. Dan djika dibatja demikian sebagai Kitab Sutji, dengan hati jang pertjaja dan terbuka bagi Sabda Allah, maka kitab ini mempunjai nilainja jang tetap dan nilai kekristenan. Didalamnja manusia mendapatkan Allah jang berbitjara dan berbuat, jang memilih dan mengemukakan tuntunan2Nja djustru kepada orang2 pilihanNja.
TFTWMS: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) PENYELESAIAN PERSOALAN DALAM 1 & 2 SAMUEL
"AKU DICOBAI"
"Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembar...
PENYELESAIAN PERSOALAN DALAM 1 & 2 SAMUEL
"AKU DICOBAI"
"Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu .…" (2Samuel 11:2, 3).
Pembacaan Latar Belakang: 2Samuel 11:1-27
Alkitab tidaklah sama dengan kitab lain mana saja. Seperti dalam lukisan Oliver Cromwell, semua hamba Allah yang hebat dilukiskan "apa adanya." Alkitab memperlihatkan Daud sebagai gembala yang Allah pilih untuk menjadi raja Israel. Ia adalah penyanyi yang merdu yang menulis banyak Mazmur. Daud adalah pahlawan perkasa Allah, pemimpin yang sanggup menaklukkan banyak musuh dan menyatukan semua suku Israel. Namun begitu, ketika Roh Kudus melukiskan sosok Daud di dalam Alkitab, Ia tidak mau menggunakan sapuan cat terakhir yang sangat halus. Ia mendorong si penulis terilham untuk sejelas mungkin melukiskan bagian terhitam dari kehidupan Daud. Sekalipun Daud bergaul dekat dengan Allah, penulis terilham itu tidak menyembunyikan atau mengecilkan dosa Daud.
Seperti dosa-dosa lainnya, dosa Daud berawal dengan adanya kesempatan bagi pencobaan. Bangsa Israel sedang berperang lagi melawan bani Amon (2Samuel 11:1). Pada tahun sebelumnya, Daud berhasil membawa pasukannya ke pelbagai kemenangan, tetapi tidak menaklukkan sepenuhnya musuh-musuh itu. Ketika musim perang tiba, pasukan Daud sekali lagi maju ke medan perang; namun kali ini, Daud tetap tinggal di Yerusalem.
Dari sotoh istananya, Daud bisa melihat atap pelbagai bangunan di sekeliling istana. Suatu petang, setelah bangun tidur, Daud berjalan-jalan di atas sotoh istananya. Di sotoh dekat situ, ia melihat seorang wanita sedang mandi. Karena melihat wanita itu, Daud lalu dipenuhi nafsu berahi yang menguasai hati nuraninya. Penyelidikan-nya mengungkapkan bahwa wanita itu adalah Batsyeba, isteri Uria orang Het, salah seorang prajurit Daud yang paling setia.
Roh Kudus tidak memberitahu kita pelbagai rincian mengenai motif dan tindakan selanjutnya. Dengan singkat sekali, Kitab Suci mencatat fakta-fakta dosa Daud. Daud lalu menjemput Batsyeba. Batsyeba tidak menolak permintaan Daud, dan mereka berdua terlibat perzinahan. Sebagaimana satu langkah saja sudah cukup untuk terperangkap dalam pasir hidup, maka satu dosa pun bisa memicu rantai peristiwa yang tidak bisa dihentikan. Dosa Daud dan Batsyeba membuahkan kehamilan.
Daud berusaha menutup-nutupi dosanya. Ia memanggil Uria dari medan pertempuran, pura-puranya meminta laporan tentang kemajuan pengepungan di Raba. Setelah rapat selesai, Daud menyuruh Uria pergi dan memberi dia izin untuk pulang ke rumah. Rencana Daud itu hebat sekali— atau setidaknya terlihat begitu oleh dia. Jika Uria satu malam saja tidur di rumahnya bersama Batsyeba, maka dosa Daud akan tertutup. Setiap orang akan menduga bahwa Uria adalah ayah dari anak yang sedang dikandung Batsyeba.
Namun begitu, Uria adalah orang yang punya pendirian. Daripada pulang ke rumah, ia malah tidur di pintu masuk istana Daud. Sifat mulia Uria terlihat juga di dalam jawabannya kepada Daud. Ketika ditanya mengapa ia tidak pulang ke rumahnya, Uria menyatakan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang sementara rekan-rekannya tidur di perkemahan terbuka. Sepertinya boleh saja berspekulasi bahwa Uria mungkin sudah mendengar kabar tentang perbuatan Daud bersama Batsyeba.
Langkah selanjutnya dalam persekongkolan Daud adalah membuat Uria mabuk. Lalu, sangka Daud, Uria akan pulang ke rumah dan tidur dengan Batsyeba. Rencananya itu gagal juga, sebab Uria sekali lagi menghabiskan waktu malam harinya di istana raja. Dengan putus asa, Daud mengambil cara yang lebih drastis untuk menutupi dosanya.
Daud memberi Uria sepucuk surat untuk diantarkan kepada Yoab, panglima pasukan Israel. Surat itu memerintahkan Yoab untuk menempatkan Uria di bagian pertempuran yang paling sengit dan kemudian menarik pasukannya. Akibat dari tindakan itu, Uria terbunuh.
Kabar selanjutnya dari Yoab memberitahu Daud tentang kematian Uria hambanya itu. Daud dipaksa bersikap munafik atau dosanya akan terungkap. Kepada mereka yang hadir, Daud menyederhanakan kematian Uria sebagai akibat pertempuran. Selanjutnya, dengan mudahnya ia menikahi Batsyeba dan mengira persoalan sudah beres. Namun begitu, pasal ini berakhir dengan catatan yang suram dan menakutkan: "… hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN" (2Samuel 11:27).
Betapa mudahnya kita menyalahkan tindakan dan sikap Daud! Sifat manusia tidak berubah meskipun berabad-abad telah berlalu. Sekarang ini, kita mengalami pelbagai pencobaan yang sama yang Daud alami. Kita menemukan keinginan dan motif yang sama di dalam hidup kita. Kecenderungan untuk bergabung dengan Daud dalam bersikap munafik tetap hidup di dalam diri kita semua. Kita bisa banyak belajar dari pencobaan, dosa, dan pengampunan Daud untuk membantu kita menghindari pelbagai kesulitan yang sama.
SEMUA MANUSIA DICOBAI
Daud adalah manusia. Meskipun hal itu bukan untuk memaafkan dosanya, namun fakta itu bisa menjelaskan pencobaannya. Kita semua memiliki keinginan alami yang sama, yang Allah sudah berikan kepada kita untuk kebaikan kita. Hasrat kita terhadap seks memastikan kelangsungan hidup ras manusia. Menginginkan makanan dan miniman menjaga tubuh kita tetap hidup. Keinginan naluriah ini dan yang lainnya adalah wajar dan perlu.
Tidak satu pun dari keinginan itu mengandung kesalahan, karena Allah telah menyediakan cara yang sah untuk memuaskan masing-masing keinginan itu. Dosa datang ketika manusia berusaha memuaskan pelbagai keinginan yang wajar itu dengan cara yang tidak wajar, tidak benar, atau amoral. Meskipun Allah telah membatasi hubungan seksual hanya untuk mereka yang menikah, namun beberapa orang mencari pemuasannya melalui persundalan. Meskipun kita punya cara yang sah untuk mendapatkan makanan, namun beberapa orang mencuri-nya dan membiarkan orang lain memberi dia makan. Pelbagai upaya untuk mendatangkan kenyamanan dan tempat bernaung bisa juga diselewengkan. Beberapa orang ada yang menumpuk kekayaan yang melebihi kebutuhannya dan melupakan tanggung jawabnya untuk menyediakan bantuan bagi mereka yang kurang beruntung. Bahkan dalam memenuhi kebutuhan alami yang paling mendasar, beberapa orang bisa menjumpai banyak kesempatan untuk berbuat dosa.
Kelemahan ini tidak berarti kejatuhan kita tidak bisa dihindari. Artinya adalah bahwa kita harus mengendalikan keinginan dan keadaan kita sambil kita memenuhi kebutuhan dasar kita. Pengendalian ini merupakan pertempuran sehari-hari yang hanya bisa dimenangkan dengan cara menyerahkan kehendak kita kepada Kristus secara terus-menerus.
Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (2Korintus 10:5). Tetapiakumelatihtubuhkudanmenguasainyaseluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak (1Korintus 9:27). Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup (Roma 8:13).
Kita tidak pernah bisa secara tuntas menaklukkan dosa dan pencobaan. Dosa dan pencobaan selalu hadir bersama kita, sebab setan itu memang gigih.
Dengan bantuan Allah, orang Kristen akan lebih kuat daripada pencobaan apa saja. Pertama Korintus 10:13 berkata, "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." Meskipun kita mungkin tidak bisa mengalahkan semua bentuk pencobaan, namun kita sanggup mengalahkan mereka, jika kita mau mencobanya dan bersandar pada Allah untuk memperoleh kekuatan dan Firman-Nya guna mendapatkan bimbingan.
PENCOBAAN BISA SEGERA MENJADI DOSA
Dosa Daud berawal dari sebuah pencobaan; pencobaan itu sendiri bukanlah dosa. Oleh sebab Daud tidak menangani pencobaan itu dengan benar, maka ia berdosa. Karena sifat manusia tidak berubah, maka kita perlu memahami sifat dasar pencobaan. Barulah kita mampu mengalahkan dan menang atas dosa.
Dasar pencobaan adalah daya tarik. Apa yang menjijikkan jarang menggoda kita. Sebaliknya, apa yang menjanjikan kesenangan, pemuasan keinginan, atau kedamaian pikiran adalah yang paling menggoda kita. Ketika dihadapkan dengan pelbagai pencobaan, memang mudah bagi kita untuk membenarkan sikap kita yang tetap terfokus pada daya tarik itu. Kita sering berpikir, "Aku butuh ini," yang akhirnya membawa kita ke dalam dosa.
Ketika prioritas dan nilai-nilai hidup kita menyimpang, pencobaan menjadi kuat dan dosa menjadi lebih menarik. Di dalam Taman Eden itu Hawa punya segala sesuatu yang ia butuhkan, namun begitu ia menginginkan sekali buah yang menjanjikan sesuatu yang tidak ia miliki. Dalam dunia sekarang ini raungan sirene kemewahan, ketentraman, dan kenikmatan hidup menarik hati orang Kristen. Perangkat nilai-nilai hidup yang tidak jelas hanya akan mendatangkan pencobaan yang terus-menerus untuk mendapatkan sesuatu yang kelihatannya lebih berharga daripada apa yang sudah kita miliki.
Pencobaan merupakan bagian dari gerak-maju dosa. Sebelum dosa yang sesungguhnya terjadi, tentunya sudah ada terlebih dulu kesempatan untuk berbuat dosa. Semuanya itu memang sudah ada bagi Daud. Ia memilih untuk mengikuti gerak-maju menuju dosa.
Menghentikan gerak-maju dosa pada tahapan mana saja di dalam proses itu adalah memungkinkan. Ketika dihadapkan dengan pencobaan, kita bisa mengendalikan keinginan kita untuk berbuat dosa. Bahkan ketika kita menyerah kepada pencobaan, kita masih bisa menghindari kesempatan untuk berbuat dosa. Ketika orang membiarkan dirinya masuk melewati tahapan keinginan, pencobaan, dan kesempatan, maka dosa akan menjadi lebih berkuasa.
Saya pernah membaca tentang orang yang selalu mengulang-ulang ungkapan yang sama di dalam doanya di depan umum. Ia suka berkata, "Ya Allah, buanglah dari pikiran kami sarang dosa dan keragu-raguan." Setelah mendengar berkali-kali perkataan itu, seseorang lalu meyela doanya itu dan berkata, "Jangan lakukan itu ya Allah! Sebaliknya bunuh saja laba-labanya."
Kapankah pencobaan menjadi dosa? Kita bisa melihat pencobaan itu mendorong Daud mengambil langkah-langkah yang mengarah kepada perzinahan. Dosa Daud bukanlah memandang sekilas Batsyeba secara tidak sengaja ketika ia sedang mandi. Hal ini bisa menimpa orang lain juga. Dosa Daud mulai timbul ketika pandangannya itu mendorong dia melakukan penyelidikan dan menjemput Batsyeba. Yakobus 1:14, 15 menjelaskan, "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; ...."
Karena hidup di bawah perjanjian baru Allah, kita perlu waspada terhadap dosa yang berbeda dari dosa Daud. Kita berdosa bukan hanya melanggar perintah Allah, tetapi juga lewat niat dan rencana kita untuk berbuat dosa. Hal ini digambarkan dalam penjelasan Yesus tentang perbedaan antara hukum-Nya dan hukum yang diberikan kepada Musa. "Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya" (Matius 5:27, 28; huruf miring oleh saya).
Yesus tidak sedang bicara tentang pandangan yang tidak disengaja. Orang dikatakan berbuat dosa ketika ia mulai bertindak—bahkan mencari kesempatan untuk melihat lebih lama lagi. Tatapan penuh nafsu berahi akan mendatangkan pelbagai fantasi perbuatan penuh dosa, yang akhirnya mengarah kepada keinginan, renca-na, dan niat untuk berbuat zinah jika memungkinkan. Tatapan jenis inilah yang Yesus salahkan. Niat seperti itu tidak hanya berlaku bagi perzinahan. Yesus mengajarkan bahwa berniat dan berencana melakukan dosa apa saja—pembunuhan, kerakusan, atau perampokan—adalah sama dengan berbuat dosa.
KEADAAN PIKIRAN ADALAH PENTING
Keadaan pikiran seseorang bisa memberi peluang bagi dosa. Kajian terhadap pikiran Daud pada waktu pencobaan bisa membantu kita untuk memahami dengan lebih baik proses pencobaan.
Apakah Daud merasa puas? Sebelumnya, masalah perzinahan mungkin tidak pernah menjadi persoalan bagi Daud. Ia sudah memiliki banyak isteri. Dalam kedudukannya itu, ia bisa menikahi hampir setiap wanita yang ingin ia nikahi, jika wanitanya tersedia. Kita harus ingat bahwa kekuatan masa lalu atas suatu pencobaan kadang-kadang bisa membawa kita ke dalam jebakan. Di masa lalu, perzinahan atau dosa lain mana saja mungkin bukan persoalan bagi kita dan mungkin kelihatannya tidak akan menjadi persoalan di masa kini. Tetapi itu tidak berarti dosa itu tidak akan pernah menjadi persoalan.
Kitab terilham tidak memberi kita alasan atas keadaan senggang Daud. Beberapa pakar menduga bahwa ia menjadi sombong dan tidak merasa pasukannya membutuhkan dia lagi untuk memenangkan perang. Mungkin juga para pimpinan pasukan menganggap terlalu berbahaya bagi raja untuk ikut berperang (2Samuel 18:3). Jika kasusnya seperti itu, Daud mungkin diselimuti kesombongan, cikal-bakal kejatuhan (Amsal 16:18). Ia juga mungkin merasa tertekan oleh gagasan bahwa pasukannya tidak lagi membutuhkan dia. Daud bisa dengan mudahnya menderita apa yang sekarang ini disebut "krisis setengah baya."
Kita harus memperkecil peranan orang lain dalam memberi kita kesempatan untuk berbuat dosa. Roh Kudus tampaknya merasa tidak perlu mengungkapkan banyak keterangan tentang Batsyeba dan keadaan pikirannya. Apakah ia begitu naif sehingga berpikir tidak seorang pun bisa melihat ia mandi? Apakah ia dengan sengaja memperlihatkan dirinya kepada Daud sehingga ia bisa punya kesempatan untuk bersama dia? Kita tidak tahu dan tidak bisa mengetahuinya. Bagaimanapun juga, Daud tidak bertanggung jawab atas keputusan Batsyeba itu. Bahkan jika Batsyeba dengan sengaja merencanakan penggodaan itu, hal itu tidak memaafkan atau memperkecil dosa Daud. Ia bertanggung jawab atas pandangan, pikiran, dan tindakannya. Kita harus jangan menyalahkan orang lain atas pelbagai kesempatan yang mereka berikan kepada kita untuk berbuat dosa. Melakukan hal itu hanyalah mengelak dari tanggung jawab kita.
Jika kita mau menjaga hati kita dari dosa, maka kita harus mengendalikan keadaan yang memberi peluang untuk berbuat dosa. Supaya terhindar dari dosa, kita mungkin harus menghindari peluang itu. Bahkan ketika Daud menatap Batsyeba tanpa berkedip, dosanya itu bukannya tidak bisa dihindari. Ia bisa saja menutup matanya atau mengalihkan tatapannya. Ia bisa saja turun ke bawah, merasa malu sudah melihat wanita sedang mandi. Ia bisa saja mengambil tindakan yang mana saja dan tidak berbuat dosa. Namun sebaliknya, ia memilih untuk melanjutkan gerak-majunya menuju dosa.
Itulah bedanya antara Daud dan Yusuf. Ketika Yusuf dihadapkan pada pencobaan yang mirip dengan yang menimpa Daud, ia mengendalikan keadaannya. Ia melarikan diri dari isteri Potifar, bahkan sampai melepaskan dirinya dari cengkeraman perempuan itu (Kejadian 39:7-9, 11, 12). Ketika Daud menghadapi pencobaan, ia tetap berdiri di tempatnya, sehingga akibatnya adalah dosa yang tidak terhindarkan.
KESIMPULAN
Kita perlu berjaga-jaga atas gerak-maju sifat dosa. Pencobaan bisa mendatangkan kesempatan, yang bisa mengarah kepada dosa. Ingatlah bahwa pada saat mana saja pertolongan tetap tersedia untuk mengatasi pencobaan kita. Kita tidak bisa mengharapkan pertolongan ilahi jika kita membiarkan diri kita sampai pada titik dimana kita tidak bisa lagi bertahan untuk tidak berbuat dosa. Jauh lebih baik menjauhi kesempatan daripada dijebak oleh dosa. Orang yang bijaksana tahu kapan untuk lari dari pertempuran yang tidak bisa ia menangkan.
Pengarang: Hugo McCord
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) II SAMUEL
PENGANTAR
Buku II Samuel adalah sambungan dari Buku I Samuel. Buku ini memuat
sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yehuda di seb
II SAMUEL
PENGANTAR
Buku II Samuel adalah sambungan dari Buku I Samuel. Buku ini memuat sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yehuda di sebelah selatan Palestina (pasal 1-4 2Sam 1:1-4:12), kemudian atas seluruh negeri, termasuk Israel di sebelah utara (pasal 5-24 2Sam 5:1-24:25). Dalam buku ini diceritakan dengan jelas dan menarik bagaimana Daud berusaha memperluas dan mengukuhkan kedudukannya. Ia harus berperang melawan musuh-musuhnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Daud digambarkan sebagai orang yang sangat beriman, taat dan setia kepada Allah, juga sebagai orang yang mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya. Tetapi ia digambarkan juga sebagai orang yang dapat bertindak kejam, dan yang tidak segera melakukan dosa-dosa besar semata-mata untuk memenuhi keinginannya dan cita-citanya. Tetapi ketika ia dihadapkan kepada dosa-dosanya oleh Natan, nabi Allah, Daud mengakui dosa-dosanya itu dan dengan rela menerima hukuman dari Allah.
Hidup dan prestasi Daud sangat dikagumi oleh rakyat Israel. Di zaman-zaman kemudian, bilamana ada musibah nasional, dan rakyat merindukan seorang raja, maka yang diinginkan ialah seorang "putra Daud". Artinya, seorang keturunan Daud yang akan bertindak seperti dia.
Isi
- Pemerintahan Daud atas Yehuda
2Sam 1:1-4:12 - Pemerintahan Daud atas seluruh Israel
2Sam 5:1-24:25 - a. Tahun-tahun pertama
2Sam 5:1-10:19 - b. Daud dan Batsyeba
2Sam 11:1-12:25 - c. Musibah dan kesulitan-kesulitan
2Sam 12:26-20:26 - d. Tahun-tahun kemudian
2Sam 21:1-24:25
Ajaran: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Lihat I Samuel 07097.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab ini terbagi atas 24 pasal yang menjelaskan tentang Kerajaan
Tujuan
Lihat I Samuel 07097.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab ini terbagi atas 24 pasal yang menjelaskan tentang Kerajaan Israel di bawah pemerintahan raja Daud.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Samuel
Pasal 1-10 (2Sam 1:1-10:19).
Kemenangan-kemenangan Raja Daud
Ketika Daud mendengar berita kematian Saul, ia sangat sedih sekali. Kemudian bangsa Yehuda mengakui dia sebagai raja, sedang keluarga Saul mengangkat Isyboset sebagai raja sehingga terjadi perang antara keluarga Saul dan keluarga Daud, tetapi karena Tuhan berkenan akan Daud maka Daud menang dan menjadi raja atas seluruh Israel (pasal 2Sam 5:1-12). Kemudian, nabi Natan menyampaikan janji Tuhan kepada Daud bahwa Allah menjadikan kerajaannya sebagai kerajaan yang kekal dan anak Daud akan mendirikan Bait Allah.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Sam 1:11-16. Apakah sebabnya Daud sedih? Dan apakah sebabnya Daud tidak mau melawan Saul?
- Bacalah pasal 2Sam 8:15. Bagaimanakah pemerintahannya Daud?
Pasal 11-20 (2Sam 11:1-20:26).
Kesusahan-kesusahan Raja Daud Daud berbuat dosa yaitu berzinah dengan Betsyeba dan membunuh Uria, suami Betsyeba itu, akibatnya nabi Natan menegur Daud dan mulai terjadi kekacauan dalam istana Daud.
Pendalaman
- Apakah tanggapan Daud sebagai raja ketika ia ditegu karena perbuatan dosanya (2Sam 12:9-14)? Dan apakah akibat dosa itu?
- Apakah kesusahan demi kesusahan yang datang dalam keluarg Daud disebabkan dosanya membunuh Uria dan berzinah denga istri Uria?
Pasal 21-24 (2Sam 21:1-24:25).
Keterangan akhir Pasal 21-22; 2Sam 21:1-22:51mengenai nasib anak-anak Saul dan peperangan antara bangsa Filistin dan Israel serta Mazmur karangan Daud. Pasal 23; 2Sam 23:1-39kata-kata terakhir dari Daud dan akhirnya pasal 24; 2Sam 24:1-25tentang gambaran hukum Tuhan terhadap Daud.
II. Kesimpulan/penerapan
- Allah memilih Daud menjadi raja bukan karena ketampanan, ata kegagahannya, tetapi karena ketulusan hatinya kepada Allah.
- Melalui kejatuhan Daud ke dalam dosa, mengajarkan bahwa Allah mengampun dosa orang yang mau bertobat. Tetapi akibat dosa itu sendiri harus teta diterima seseorang yang hidup di dunia ini.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Mengapa Allah memilih Daud untuk menggantikan Saul?
- Apakah kesan yang saudara dapati dari mempelajari kehidupan Daud?
- Apakah akibat dosa yang Daud perbuat?
Intisari: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) Keluarga Daud
GARIS KETURUNAN DAUDII Samuel seringkali dianggap sebagai Sejarah Kehidupan Daud. Di dalamnya kita baca tentang keberhasilan, kegagala
Keluarga Daud
GARIS KETURUNAN DAUD
II Samuel seringkali dianggap sebagai Sejarah Kehidupan Daud. Di dalamnya kita baca tentang keberhasilan, kegagalan dan dosa-dosa Daud, khususnya mengenai liku-liku dan perjuangan hidup yang harus dialaminya. Namun, terselip dalam kisah ini suatu janji yang kemudian digenapi di dalam Kristus. Daud bukan saja pilihan Allah pada waktu itu; dia menjadi awal garis keluarga yang akan membawa kepada Sang Penebus sendiri.
MUSUH-MUSUH DAUD
Daud mempunyai karunia besar untuk menjadi pemimpin pasukan militer. Dia menarik "orang-orang perkasa" yang kegagahannya menjadi legenda di zaman mereka. Pada saat ia sudah menguasai seluruh bangsa Israel, ia mengkonsolidasikan kerajaannya dengan mengalahkan negara-negara tetangga yang susah dikendalikan dengan melancarkan serangkaian serangan (2Sa 8:1-14; 10:1-9; 11:1; 12:26-31). Tindakan ini melindungi daerah kekuasaannya dari serangan musuh dan memberinya kekuasaan atas daerah yang lebih luas daripada yang pernah ada sebelumnya.
PEMERINTAHAN DAUD
Sekali-sekali kita membaca siapa yang berkuasa dalam pemerintahan Raja Daud (2Sa 8:15-18; 20:23-26). Kemampuan Absalom untuk menimbulkan ketidakpuasan rakyat (2Sa 15:1-6) menunjukkan bahwa Daud bukanlah orang yang dapat memerintah dengan baik. Walaupun Daud dapat mendorong timbulnya kesetiaan yang sungguh-sungguh, tetapi kenyataan bahwa Absalom dapat menimbulkan perang saudara berarti ada kemungkinan bahwa pada waktu raja mulai tua, ia kehilangan kontrol dalam banyak hal. Sensus yang diadakannya dianggap sebagai suatu kekeliruan sebab hal itu boleh jadi dihubungkan dengan rencana kerja paksa (2Sa 24:1-10), sesuatu yang kemudian dieksploitasi secara kejam oleh anaknya, Salomo.
MASALAH RUMAH TANGGA DAUD
Poligami tidak dilarang dalam Perjanjian Lama, tetapi kisah kehidupan rumah tangga Daud menunjukkan kejelekan-kejelekannya. Pada masa itu mempunyai banyak istri dan gundik serta keluarga besar merupakan simbol status. Namun, keluarga semacam itu dapat menimbulkan bahaya. Setiap anak merupakan calon pewaris takhta, dan jika anak itu keras kepala, ia menjadi ancaman bagi sang ayah. Di samping itu, Daud bukanlah orang-tua yang terbaik. Dia gagal mendisiplin anak-anaknya dan sebagai akibatnya ia harus menanggung derita.
Pesan
1. Kesetiaan Daud.o Daud digambarkan sebagai orang yang dilindungi dan dipatuhi oleh pasukannya yang rela mengorbankan jiwa bilamana diperlukan. Dia betul-betul adil dalam mengambil keputusan dan selalu ingin melakukan yang terbaik dalam setiap keadaan. Ia akan menghukum orang bersalah dan memberi anugerah kepada yang berhak menerimanya. Di samping itu, ia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan mengerti kesedihan mereka. 2Sa 1:11-27; 3:36; 4:9-12; 15:21; 18:3; 23:13-17.
Apa yang dilakukannya terhadap Mefiboset, anak Saul, yang dapat menjadi musuhnya dan yang oleh rezim lain mungkin sudah dibinasakan, mencerminkan kemurahan Allah terhadap kita. 2Sa 9:1-13
o Daud semata-mata percaya kepada Allah dan bergantung kepada-Nya, dan ini merupakan kunci dari semua keberhasilan yang ia peroleh. Daud selalu berdoa dan memohon pimpinan Tuhan. Selain itu, kita juga melihat bahwa ia secara terbuka menaikkan puji-pujian dan menunjukkan sukacitanya di dalam Tuhan tanpa mempedulikan apa yang akan dikatakan orang lain mengenai dirinya. Daud adalah seorang yang penuh terima kasih, yang selalu menyatakan dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dengan bebas sambil bersaksi bahwa dia adalah dia oleh karena anugerah Allah. 2Sa 2:1; 5:19,23-25; 6:14-23; 15:31; 21:1; 22:1-51.
o Daud mau menerima kelemahan-kelemahannya sendiri dengan rendah hati. Bahkan, pada waktu ia bersalah ia segera menyesali kesalahannya dan meluruskan hubungannya dengan Allah, menerima hukuman Allah tanpa mengeluh. 2Sa 12:13, 15-23; 15:25,26; 16:10-12; 24:10,14,24.
2. Kesalahan-kesalahan Daud.
o Kendati ia adil, Daud sering menemukan kesukaran dalam mendisiplin orang lain. Ia membiarkan Yoab secara terang-terangan melakukan pembunuhan. Ia membiarkan perkosaan Amnon terhadap saudara perempuannya, dan ia berlaku lunak terhadap Absalom sampai tampak seperti orang kehilangan akal. 2Sa 3:28,29; 13:21, 23-39; 18:4,5,32,33; 19:1-4.
o Ia menyerah pada godaan, menyalahgunakan wewenangnya seperti apa yang mungkin dilakukan oleh raja kafir pada masa itu. Lebih dari itu, sebagai usaha untuk menutupi perzinahannya dengan Batyeba ia malah menambah dosanya dengan pembunuhan. 2Sa 11:1-27.
o Ia melalaikan kewajibannya dan membiarkan segala sesuatu mengalami kemerosotan, sehingga ia membuka dirinya terhadap kecaman pedas. 2Sa 15:1-4.
Penerapan
1. Allah memberi kemakmuran dan perlindungan
Mereka yang percaya kepada Allah dan mencari kehendak Allah dalam hidup mereka boleh menyerahkan segala masalah mereka kepada-Nya. Ia siap untuk memberi petunjuk dan menjadi tempat berlindung di kala susah dan memimpin umat-Nya "ke tempat yang lebih lapang". Rencana-Nya mungkin memakan waktu lama sebelum menjadi kenyataan, tetapi Ia telah berjanji akan menyertai kita sampai pada akhirnya.
2. Kita semua rawan terhadap pencobaan
Sifat manusia masih sama sejak dulu hingga kini. Setan menggoda kita melalui apa yang kita lihat dan rasakan, tetapi ini tidak berarti bahwa kita harus menyerah. Kita harus ingat akan kewajiban kita terhadap Allah dan taat kepada-Nya, daripada menyerah pada keinginan diri sendiri.
3. Bagaimana halnya dengan keluarga kita
Tidak ada gunanya sukses dalam masyarakat jika kehidupan keluarga kita tidak berkenan kepada Allah. Tempat pertama kita membuktikan kasih-Nya adalah di dalam rumah sendiri dan dalam hubungan kekeluargaan. Kasih yang sejati berarti disiplin dan ketaatan. Dengan demikian orang tua adalah ayah dan ibu yang sejati bagi anak-anak mereka, dan anak-anak adalah putra dan putri yang sejati bagi orang tua.
4. Meluruskan hubungan dengan Allah
Pada waktu kita berdosa dan sadar akan kebodohan kita, tidak ada gunanya untuk menutupi jejak kita. Yang harus kita lakukan ialah mengakui kesalahan kita dan memohon pengampunan serta menerima hukuman apa pun yang akan dikirimkan Allah kepada kita. Dalam hal ini perlu juga kita ingat bahwa segala sukses dan kemenangan yang telah kita capai bukan merupakan jaminan untuk tidak dapat gagal di masa yang akan datang. Usia bukanlah jaminan terhadap segala cobaan. Kenyataannya, usia malah dapat membawa godaan-godaan baru.
Tema-tema Kunci
1. Anak Daud
Perjanjian Allah dengan Daud, yang kita sebut "perjanjian Daud", ialah bahwa semua raja Israel akan dilahirkan dari keturunannya (2Sa 7:11-16; 23:5). Berdasarkan hal ini, maka bangsa Yahudi pada masa Yesus mencari-cari seorang Penebus -- yaitu "yang diurapi" -- yang akan menggenapi semua gambaran yang ideal mengenai seorang raja sebagai keturunan Daud. Lihatlah bagaimana hal ini digenapi dalam Perjanjian Baru. Mat 1:1,17; Luk 1:32,33,69; Mar 10:47,48; Mat 9:27; 15:22; 21:9; Mar 11:10; Mat 22:41-45; Kis 13:22,23; Rom 1:3; Wah 3:7; 5:5; 22:16.
2. Allah Daud
Daud berhutang atas segala sesuatu yang dimilikinya kepada Allah, yang sifat-sifat-Nya menyinari seluruh pasal dalam kitab ini dalam berbagai cara. Perhatikan secara khusus mengenai ungkapan yang berbeda-beda tentang kesucian Allah (2Sa 6:6,7; 12:1-14; 24:1), dan bacalah semua pasal tersebut, yang sebagian besar isinya bercerita tentang Dia (2Sa 7:5-29; 22:1-23:7). Tulislah dengan cara bagaimana Allah digambarkan dan bagaimana seharusnya tanggapan kita terhadap-Nya.
3. Pengkhianatan
Terdapat banyak hal tentang sifat jahat manusia dalam buku ini. Perhatikan bagaimana pasukan, keluarga dan bawahan Daud ini, semuanya telah mengecewakan dia, menunjukkan sifat terburuk manusia. Mungkin dikarenakan banyak kali Daud tidak tahu siapa yang dapat dipercayainya, yang membuat ia memupuk iman sedemikian rupa kepada Allah yang sepenuhnya dapat dipercaya (2Sa 7:28; 22:1-3, 26, 31, 32, 47).
Garis Besar Intisari: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) [1] BERITA BURUK TENTANG SAUL 2Sa 1:1-27
2Sa 1:1-16Anugerah yang tidak diduga-duga
2Sa 1:17-27Kejatuhan si penguasa!
[2] PEMERINTAHAN DAUD ATAS
[1] BERITA BURUK TENTANG SAUL 2Sa 1:1-27
2Sa 1:1-16 | Anugerah yang tidak diduga-duga |
2Sa 1:17-27 | Kejatuhan si penguasa! |
[2] PEMERINTAHAN DAUD ATAS YEHUDA 2Sa 2:1-4:12
2Sa 2:1-7 | Sambutan di Hebron |
2Sa 2:8-32 | Pertempuran yang membawa kepahitan |
2Sa 3:1-39 | Yoab membalas dendam |
2Sa 4:1-12 | Kematian tragis seorang raja yang lemah |
[3] KERAJAAN DIPERSATUKAN 2Sa 5:1-9:13
2Sa 5:1 | -5 Raja atas seluruh Israel |
2Sa 5:6-16 | Daud merebut Yerusalem |
2Sa 5:17-25 | Pembalasan terhadap orang Filistin |
2Sa 6:1-23 | Peti Perjanjian dibawa ke Yerusalem |
2Sa 7:1-29 | Kasih Allah kepada Daud |
2Sa 8:1-14 | Kemenangan di mana-mana |
2Sa 8:15-18 | Sistem pemerintahan Israel |
2Sa 9:1-13 | Kemurahan hati Daud |
[4] KEMENANGAN DAN KEKALAHAN YANG MEMALUKAN 2Sa 10:1-12:31
2Sa 10:1-19 | Pelajaran bagi orang Amon |
2Sa 11:1-27 | Daud kalah atas dirinya sendiri |
2Sa 12:1-31 | Kenyataan bagi seorang raja |
[5] PERANG SAUDARA 2Sa 13:1-20:26
2Sa 13:1-39 | Kebodohan Amnon dan pembalasan Absalom |
2Sa 14:1-15:12 | Permulaan bencana |
2Sa 15:13-16:14 | Daud terpaksa mengungsi |
2Sa 16:15-17:29 | Taktik menunda-nunda |
2Sa 18:1-19:43 | Absalom terbunuh; kekuasaan Daud dipulihkan |
2Sa 20:1-26 | Pemberontakan Seba |
[6] ORANG GIBEON DAN FILISTIN 2Sa 21:1-22
[7] KESAKSIAN DAUD 2Sa 22:1-23:7
2Sa 22:1-51 | Tuhan adalah gunung batuku |
2Sa 23:1-7 | Apa sebenarnya arti pemerintahan |
[8 ]PAHLAWAN-PAHLAWAN DAUD YANG PERKASA 2Sa 23:8-39
[9] DAUD MENGADAKAN SENSUS 2Sa 24:1-25
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi