Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Ef 3:5
Jerusalem: Ef 3:5 - nabi-nabiNya Ialah nabi-nabi Perjanjian Baru, bdk Efe 2:20+. Nabi-nabi Perjanjian Lama hanya secara samar-samar dan tak sempurna mengenal rahasia Kristus, bdk 1Pe ...
Ialah nabi-nabi Perjanjian Baru, bdk Efe 2:20+. Nabi-nabi Perjanjian Lama hanya secara samar-samar dan tak sempurna mengenal rahasia Kristus, bdk 1Pe 1:10-12; Mat 13:17.
Ende: Ef 3:5 - Tidak.... seperti Diperkenalkan dalam Perdjandjian Lama djuga, tetapi samar-samar
sadja tanpa mendjadi kenjataan, tetapi mendjadi njata dengan sepenuhnja oleh Indjil.
Diperkenalkan dalam Perdjandjian Lama djuga, tetapi samar-samar sadja tanpa mendjadi kenjataan, tetapi mendjadi njata dengan sepenuhnja oleh Indjil.
Ende: Ef 3:5 - Para rasul dan nabi para pemaklum dan pengadjar Indjil. Mereka disebut kudus
sebab tugasnja kudus dan mereka ditjakapkan untuk tugas itu oleh Roh kudus.
para pemaklum dan pengadjar Indjil. Mereka disebut kudus sebab tugasnja kudus dan mereka ditjakapkan untuk tugas itu oleh Roh kudus.
Ref. Silang FULL -> Ef 3:5
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Ef 3:1-13
Matthew Henry: Ef 3:1-13 - Penderitaan Paulus; Pengangkatan Paulus sebagai Rasul; Jerih Payah Paulus sebagai Rasul
Pasal ini terdiri dari dua bagian,
I. Mengenai penuturan Paulus kepada jemaat Efesus perihal dirinya sendiri, ketika dia diangkat oleh All...
- Pasal ini terdiri dari dua bagian,
- I. Mengenai penuturan Paulus kepada jemaat Efesus perihal dirinya sendiri, ketika dia diangkat oleh Allah menjadi rasul bagi kaum bukan Yahudi (ay. 1-13).
- II. Mengenai doanya yang saleh dan penuh kasih sayang yang ia panjatkan kepada Allah bagi jemaat Efesus (ay. 14-21). Dapat kita amati bahwa sepertinya sudah menjadi kebiasaan Rasul Paulus untuk menggabungkan arahan dan nasihatnya dengan doa syafaat dan doa kepada Allah bagi orang-orang yang dikiriminya surat, sebab dia tahu betul bahwa semua arahan dan pengajarannya akan sia-sia belaka, kecuali jika Allah turun tangan dan menjadikan semuanya itu bermanfaat. Ini merupakan contoh yang harus diteladani oleh semua pelayan Kristus, yaitu berdoa dengan sungguh-sungguh supaya pekerjaan Roh ilahi yang ampuh selalu menyertai pelayanan mereka dan memahkotai mereka dengan keberhasilan.
Penderitaan Paulus; Pengangkatan Paulus sebagai Rasul; Jerih Payah Paulus sebagai Rasul (3:1-13)
- Di sini kita mendapati penuturan Paulus kepada jemaat Efesus mengenai dirinya sendiri, bahwa dia diangkat Allah menjadi rasul bagi kaum bukan Yahudi.
- I. Kita dapat mengamati bahwa dia memberi tahu mereka mengenai kesesakan dan penderitaan yang dia hadapi oleh karena jabatan itu (ay. 1). Anak kalimat pertama mengacu pada pasal sebelumnya, dan dapat diartikan dengan salah satu dari dua cara berikut:
- 1. “Itulah sebabnya, yaitu bahwa akibat memberitakan pengajaran yang terkandung dalam pasal sebelumnya, dan mengukuhkan bahwa hak-hak istimewa besar Injil tidak hanya diperuntukkan bagi kaum Yahudi, tetapi juga bagi kaum bukan Yahudi yang percaya, meskipun mereka tidak disunat. Oleh sebab itulah kini aku dipenjarakan, tetapi sebagai orang yang dipenjarakan karena Yesus Kristus, sebab aku menderita dalam perkara-Nya dan bagi kepentingan-Nya, dan terus menjadi hamba-Nya yang setia dan menikmati perlindungan dan pemeliharaan istimewa-Nya, sementara aku menderita demikian bagi-Nya.” Perhatikanlah, para hamba Kristus, jika mereka dipenjarakan, menjadi tawanan-Nya, dan Dia tidaklah membenci tawanan-Nya. Dia tidak pernah berpikir buruk tentang mereka karena pandangan buruk dunia mengenai mereka atau perlakuan jahat yang mereka terima. Paulus melekat kepada Kristus, dan Kristus mengakuinya ketika dia dipenjarakan. Untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kaum Yahudi menganiaya dan memenjarakannya karena dia merupakan rasul bagi kaum bukan Yahudi dan memberitakan Injil kepada mereka. Dari sini kita dapat belajar bahwa para hamba Kristus yang setia wajib menyebarkan kebenaran-Nya yang sakral, sekalipun hal itu tidaklah menyenangkan bagi sebagian orang, dan apa pun derita yang harus mereka tanggung karena berbuat demikian. Atau,
- 2. Kata-kata itu dapat juga diartikan: “Itulah sebabnya, yaitu oleh karena kamu bukan lagi orang asing dan pendatang (2:19), melainkan dipersatukan dengan Kristus dan diterima ke dalam persekutuan dengan jemaat-Nya, aku ini, Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus, berdoa supaya kamu dimampukan untuk berperilaku sebagaimana orang-orang yang dikasihi Allah dan menerima bagian dari hak istimewa itu.” Untuk tujuan inilah kita mendapatinya mengungkapkan perasaannya di ayat 14, ketika dia meneruskan pokok pembicaraan yang telah dimulainya di ayat pertama, setelah menyelipkan beberapa ayat lain yang sedikit menyimpang dari pokok utama tadi. Perhatikanlah, orang-orang yang sudah menerima karunia dan tanda-tanda perkenanan dari Allah tetap perlu berdoa, supaya mereka terus memperbaiki diri dan maju, serta terus bertindak seperti selayaknya. Jadi, dengan mencermati bagaimana Paulus sungguh-sungguh berdoa kepada Allah bagi jemaat Efesus, ketika dia ada dalam penjara, kita harus belajar bahwa hendaknya tidak ada satu pun kesesakan yang membuat kita begitu mengasihani diri sendiri sampai-sampai mengabaikan kebutuhan orang lain dalam permohonan kita kepada Allah. Sekali lagi Paulus berbicara mengenai kesesakan-kesesakannya: Sebab itu aku minta kepadamu, supaya kamu jangan tawar hati melihat kesesakanku karena kamu, karena kesesakanku itu adalah kemuliaanmu, (ay. 13). Ketika dia ada di penjara, dia sangat menderita di sana. Akan tetapi, sekalipun dia menderita oleh karena mereka, dia tidak ingin menawarkan hati mereka, sebab dia melihat bahwa Allah telah melakukan banyak hal besar bagi mereka melalui pelayanannya. Betapa besar kepeduliannya terhadap jemaat di Efesus ini! Rasul Paulus tampaknya lebih khawatir bahwa mereka akan menjadi tawar hati karena kesesakannya, melebihi keprihatinannya mengenai penderitaannya sendiri. Untuk mencegah hal itu, dia pun mengatakan bahwa kesesakannya adalah kemuliaan mereka dan tidak patut membuat mereka tawar hati, jika saja mereka benar-benar mencermati intinya, yaitu bahwa mereka memiliki alasan untuk bermegah dan bersukacita. Sebab, hal ini terbukti merupakan penghormatan yang besar dari Allah untuk mereka, yaitu bahwa Dia bukan saja mengutus para rasul-Nya untuk memberitakan Injil kepada mereka, tetapi juga bahkan untuk menderita bagi mereka dan untuk meneguhkan kebenaran yang mereka sampaikan melalui penganiayaan yang mereka derita. Perhatikanlah, bukan hanya para hamba Kristus yang setia saja yang memiliki alasan istimewa untuk bersukacita dan bermegah ketika mereka menderita karena memajukan Injil, melainkan para jemaat mereka juga.
- II. Rasul Paulus memberi tahu mereka mengenai bagaimana Allah telah menetapkan dia bagi jabatan itu, dan bagaimana ia dilayakkan dan diperlengkapi untuk tugas tersebut melalui pewahyuan istimewa yang dinyatakan Allah bagi dia.
- 1. Allah menunjuknya ke dalam jabatan itu: memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu (ay. 2). Mereka pastinya telah mendengar hal itu, karena itulah dia tidak memiliki sedikit pun keraguan saat membicarakannya. Eige terkadang merupakan sebuah kata penegas, sehingga kita bisa juga mengartikannya, oleh karena kamu telah mendengar, dst. Di sini dia menyebut Injil sebagai kasih karunia Allah (sebagaimana di bagian-bagian lainnya), sebab Injil merupakan pemberian kasih karunia ilahi bagi manusia berdosa, dan segala jalinan penuh karunia yang dibuatnya beserta kabar baik yang dikandungnya, berasal dari kasih karunia Allah yang melimpah. Injil juga merupakan alat dahsyat dalam genggaman tangan Roh, yang dipakai Allah untuk mengerjakan kasih karunia dalam jiwa-jiwa manusia. Paulus membicarakan tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia yang diberikan kepadanya ini, yaitu bahwa dia diberi wewenang dan diutus oleh Allah untuk menyelenggarakan pengajaran Injil, terutama untuk melayani orang-orang bukan-Yahudi: karena kamu. Sekali lagi, dengan menyinggung-nyinggung mengenai Injil, dia berkata, dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya, dst. (ay. 7). Sekali lagi, di sini pun dia menegaskan wewenangnya. Dia telah dijadikan pelayan, dia tidak menjadikan dirinya sendiri demikian, dia tidak mengambil kehormatan itu sendiri bagi dirinya. Juga, dia dijadikan pelayan menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadanya. Allah memperlengkapi dan mempersiapkannya bagi pekerjaan-Nya. Dan, dalam melaksanakan pekerjaan itu, Allah membantunya dengan memberinya semua talenta dan karunia yang diperlukan, baik yang biasa maupun yang luar biasa, dan semuanya itu sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya, terutama dalam dirinya, dan juga dalam diri banyak orang lain yang diinjilinya. Dengan sarana inilah jerih payahnya di antara mereka memperoleh keberhasilan. Perhatikanlah, ketika Allah memanggil orang, Ia melengkapi mereka untuk itu, dan Ia melakukannya dengan kuasa yang dahsyat. Pengerjaan kuasa ilahi mengiringi pemberian karunia ilahi.
- 2. Sebagaimana Allah telah mengangkatnya untuk jabatan itu, demikian pula Ia memperlengkapinya untuk memenuhi syarat bagi jabatan itu, melalui suatu pewahyuan istimewa yang dinyatakan-Nya kepada dia. Paulus menyebutkan misteri yang dinyatakan kepadanya maupun pewahyuan mengenainya.
- (1) Misteri yang dinyatakan itu adalah bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus (ay. 6). Artinya, mereka akan turut menjadi ahli-ahli waris dari warisan sorgawi bersama dengan orang-orang Yahudi yang percaya, dan bahwa mereka akan menjadi anggota dari tubuh rohani yang sama, diterima dalam jemaat Kristus, dan mendapat bagian dalam janji-janji Injil, sebagaimana orang-orang Yahudi, terutama dalam janji agung mengenai Roh. Semuanya ini terjadi dalam Kristus, melalui penyatuan dengan Kristus, dalam siapa seluruh janji adalah ya dan amin. Dan juga karena Berita Injil, artinya, dalam masa Injil, sebagaimana beberapa orang mengartikannya. Atau, karena Injil yang diberitakan kepada mereka, yang merupakan alat dan sarana besar yang dipakai Allah untuk mengerjakan iman di dalam Kristus, sebagaimana diartikan beberapa orang lainnya. Ini merupakan kebenaran besar yang dinyatakan kepada para rasul, yaitu bahwa Allah hendak memanggil semua umat bukan Yahudi ke dalam keselamatan melalui iman di dalam Kristus, dan semua itu tanpa pekerjaan hukum Taurat.
- (2) Mengenai pewahyuan kebenaran inilah dia berbicara (ay. 3- 5). Di sini kita dapat mencermati bahwa penyatuan bangsa Yahudi dengan bukan Yahudi dalam gereja Injil merupakan sebuah rahasia, rahasia yang amat besar, yang dirancang oleh hikmat Allah sebelum dunia dijadikan, tetapi yang tidak sepenuhnya dapat dimengerti selama berabad-abad, sampai nubuatan-nubuatan mengenainya digenapi. Hal ini disebut misteri atau rahasia, sebab beberapa keadaan dan keistimewaannya (misalnya waktu, cara, dan sarana penyelenggaraannya) disembunyikan dan terselubung dalam hati Allah, sampai rahasia itu dinyatakan dengan wahyu langsung kepada hambanya itu (lihat Kis. 26:16-18). Dan rahasia itu disebut rahasia Kristus, karena Dia-lah yang mengungkapkannya (Gal. 1:12), dan karena rahasia itu begitu terkait dengan-Nya. Mengenai hal ini, Rasul Paulus sudah menyinggungnya di atas, atau sedikit sebelum itu, yaitu di pasal-pasal sebelumnya. Apabila kamu membacanya, atau, seperti yang juga bisa ditafsirkan, dan disimak (memang tidak cukup bila kita hanya membaca Kitab Suci tanpa menyimaknya dan merenungkannya dengan sungguh-sungguh dan mengindahkan apa yang kita baca itu), kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus. Dengan cara itu mereka dapat mengerti bagaimana Allah telah melayakkan dan memperlengkapinya untuk menjadi seorang rasul bagi orang-orang bukan Yahudi, yang bagi mereka mungkin merupakan tanda bukti wewenang ilahinya. Rahasia ini, katanya, pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus (ay. 5). Artinya, “Rahasia itu tidak sepenuhnya dibukakan dengan jelas pada zaman sebelum Kristus seperti yang kini dinyatakan kepada para nabi di angkatan ini, nabi-nabi Perjanjian Baru, yang diilhami dan diajar langsung oleh Roh.” Marilah kita cermati, bahwa pertobatan bangsa bukan Yahudi ke dalam iman pada Kristus merupakan rahasia yang sangat indah, dan kita harus memuji Allah karenanya. Bisa kita bayangkan orang-orang yang telah begitu lama ada dalam kegelapan, dan begitu jauh, kemudian diterangi dengan cahaya yang menakjubkan dan ditarik mendekat. Maka dari itu, hendaklah kita belajar untuk tidak berputus asa menghadapi yang terburuk, atau orang-orang yang terjahat, dan bangsa-bangsa yang terbebal. Tidak ada yang terlalu sulit untuk dilakukan oleh kasih karunia ilahi: tak ada satu pun yang dianggap tidak layak ditawari kasih karunia Allah yang besar. Dan betapa besarnya kepentingan kita dalam perkara ini, bukan hanya karena kita hidup di zaman ketika rahasia itu dinyatakan, tetapi terutama karena kita merupakan bagian dari bangsa-bangsa yang dulunya merupakan orang asing dan hidup dalam penyembahan berhala yang menjijikkan. Akan tetapi, kini kita diterangi dengan Injil yang kekal dan mengambil bagian dalam janji-janjinya!
- III. Rasul Paulus memberi tahu mereka bagaimana dia dipekerjakan dalam jabatan ini, yang berkaitan dengan orang-orang bukan Yahudi dan seluruh manusia.
- 1. Berkaitan dengan orang-orang bukan Yahudi, dia memberitakan kepada mereka kekayaan Kristus yang tidak terduga itu (ay. 8). Perhatikanlah dalam ayat ini betapa dengan penuh kerendahan hati ia berbicara mengenai dirinya, dan betapa ia meninggikan Yesus Kristus ketika berbicara mengenai diri-Nya.
- (1) Betapa dengan kerendahan hati ia berbicara mengenai dirinya: Aku yang paling hina di antara segala orang kudus. Rasul Paulus, yang merupakan pemimpin para rasul, menyebut dirinya yang paling hina dari segala orang kudus. Maksudnya adalah karena dulu dia merupakan penganiaya pengikut Kristus. Dalam penilaiannya mengenai dirinya sendiri, dia adalah yang terkecil. Apa lagi yang lebih hina dari yang paling hina? Untuk menempatkan dirinya serendah mungkin, dia pun menyebut dirinya sehina mungkin. Perhatikanlah, orang-orang yang diangkat Allah dalam pekerjaan terhormat, dijadikannya rendah dan hina dalam pengertian mereka sendiri. Dan, ketika Allah mengaruniakan kasih karunianya kepada yang rendah hati, maka dicurahkan-Nya pula segala kasih karunia yang lain. Anda mungkin juga bisa mencermati betapa berbedanya cara Rasul Paulus membicarakan dirinya sendiri dan jabatannya. Sementara dia meninggikan jabatannya, dia malah merendahkan dirinya sendiri. Amatilah, seorang pelayan setia Kristus bisa sangat rendah hati dan menganggap dirinya hina sementara ia menganggap tinggi dan membicarakan jabatannya yang suci dengan penuh hormat.
- (2) Betapa penuh hormatnya dia membicarakan tentang Yesus Kristus: kekayaan Kristus yang tidak terduga itu. Ada harta besar berupa belas kasihan, kasih karunia, dan kasih, yang tersimpan dalam diri Kristus Yesus, dan itu bagi bangsa Yahudi maupun bukan Yahudi. Atau, kekayaan Injil yang disebutkan di sini sebagai kekayaan Kristus ialah kekayaan yang dibelikan atau ditebus oleh Kristus dan diberikannya kepada semua orang percaya. Kekayaan itu tidak terduga dan tidak ada habis-habisnya. Hikmat manusia tidak akan mampu menyelaminya, dan manusia tidak bisa menyingkapnya selain dengan pewahyuan. Nah, tugas dan kewajiban Rasul Paulus adalah untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi tentang kekayaan Kristus yang tidak terduga ini. Dan hal ini merupakan suatu kebaikan yang amat dihargainya dan dianggapnya sebagai kehormatan besar: “Kepadaku telah dianugerahkan kasih karunia ini. Kebaikan istimewa ini telah dianugerahkan Allah kepada makhluk yang hina seperti aku ini.” Dan ini merupakan kebaikan yang tak terhingga bagi bangsa bukan Yahudi, bahwa kepada mereka diberitakan kekayaan Kristus yang tidak terduga. Meski banyak orang tetap miskin dan tidak diperkaya akan kekayaan ini, namun tetap merupakan sebuah kebaikan bahwa hal itu diberitakan di antara kita, ditawarkan kepada kita. Dan jika kita tidak diperkaya karenanya, itu merupakan kesalahan kita sendiri.
- 2. Berkaitan dengan segenap manusia (ay. 9). Pekerjaan dan kewajibannya ialah untuk menyatakan (untuk mengumandangkan dan memberitahukan kepada seisi dunia) apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia (yaitu orang-orang bukan Yahudi yang sampai saat itu terasing dari jemaat, akan dipersatukan ke dalamnya) yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah (dirahasiakan seturut dengan maksud-Nya), yang menciptakan segala sesuatu melalui Yesus Kristus, sebagaimana tercantum dalam 3, Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika Dia menyelamatkan baik bangsa Yahudi maupun bangsa bukan Yahudi, sebab Dia adalah pencipta keduanya. Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa Dia sanggup menyelenggarakan tugas penebusan mereka, dengan melihat bahwa Dia juga sanggup menunaikan tugas besar penciptaan. Memang benar bahwa baik penciptaan pertama, ketika Allah menciptakan segalanya menjadi ada, maupun penciptaan baru, ketika para pendosa dijadikan ciptaan baru melalui kasih karunia pertobatan, merupakan perbuatan Allah melalui Yesus Kristus. Rasul Paulus menambahkan, supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga (ay. 10). Inilah salah satu maksud Allah dalam menyatakan rahasia ini, yaitu agar para malaikat terang, yang memiliki hak istimewa mengatur pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dunia, dan yang dianugerahi kuasa besar untuk melaksanakan kehendak Allah di bumi ini (meskipun tempat tinggal mereka adalah di sorga) dapat mengetahui, melalui apa yang terjadi dalam jemaat, apa yang telah dilakukan di dalam dan olehnya, pelbagai ragam hikmat Allah. Artinya, bermacam-macam cara Allah menyelenggarakan banyak hal dengan hikmat-Nya, atau mengenai hikmat-Nya yang dinyatakan dalam banyak cara dan metode yang dipakai-Nya dalam mengatur jemaat-Nya di beberapa zaman, dan terutama dalam menerima kaum bukan Yahudi ke dalamnya. Malaikat-malaikat suci ini, yang menyelidiki rahasia penebusan Kristus, pastinya memperhatikan bagian dari rahasia ini, yaitu kekayaan Kristus yang tak terduga ini yang dikabarkan di antara bangsa bukan Yahudi. Dan hal ini sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (ay. 11). Beberapa orang menerjemahkan kata-kata kata prothesin tōn aiōnōn sebagai Sesuai dengan maksud terdahulu yang ditetapkan-Nya bagi segala zaman, dst. Begitulah penafsiran Dr. Whitby dan kawan-kawan. “Pada zaman mula-mula,” kata Dr. Whitby, “hikmat-Nya menganggap layak untuk menjanjikan seorang Penyelamat bagi Adam yang telah jatuh. Di zaman kedua, untuk melambangkan dan mewakili-Nya di hadapan bangsa Yahudi melalui orang-orang, ibadah, dan korban yang kudus. Dan, pada zaman Mesias atau zaman terakhir, untuk menyatakan diri-Nya kepada bangsa Yahudi dan memberitakan tentang diri-Nya kepada kaum bukan Yahudi.” Ada juga yang mengartikannya, sesuai dengan terjemahan kami, sebagai tujuan kekal yang dimaksudkan Allah untuk dilakukan di dalam dan melalui Yesus Kristus, yaitu keseluruhan perbuatan-Nya dalam perkara besar penebusan manusia sesuai dengan keputusan abadi-Nya mengenai hal itu. Setelah menyebutkan Tuhan kita Yesus Kristus, Rasul Paulus menambahkan mengenai dia, Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya (ay. 12). Artinya, “Oleh (atau melalui) Dia kita memiliki kebebasan untuk membuka pikiran kita dengan leluasa kepada Allah, seperti kepada seorang Bapa, dan dengan keyakinan teguh bahwa kita akan didengarkan dan diterima oleh-Nya. Dan semuanya ini adalah dengan melalui iman kita kepada-Nya, sebagai Pengantara dan Penasihat Agung kita.” Kita bisa datang dengan keberanian dan kerendahan hati untuk mendengar dari Allah, yakin bahwa kengerian kutuk telah dicabut, dan kita dapat mengharapkan kabar baik yang menghiburkan hati dari-Nya. Kita bisa memiliki jalan masuk untuk berbicara kepada Allah dengan penuh keyakinan, sebab kita tahu bahwa kita memiliki seorang Pengantara antara Allah dan kita, dan seorang Pembela yang Agung di hadapan Bapa.
SH: Ef 3:1-13 - Paulus, pemberita Injil (Jumat, 11 Oktober 2002) Paulus, pemberita Injil
Dalam memberitakan Injil kepada etinis nonYahudi, Paulus banyak mendapatkan tantangan. Pemberitaan Injil inilah yang menyebab...
Paulus, pemberita Injil
Dalam memberitakan Injil kepada etinis nonYahudi, Paulus banyak mendapatkan tantangan. Pemberitaan Injil inilah yang menyebabkannya menjadi tahanan kaisar Nero. Tetapi Paulus tidak pernah melihat hidupnya, sehingga Paulus menyebut diri sebagai tahanan Kristus (ayat 1).
Dalam menjelaskan dirinya sebagai pemberita Injil, dua hal terungkap: berita Injil dan tugas memberitakan Injil. Berita yang disampaikannya dalah misteri atau rahasia (ayat 3,4,9). Berita Injil disebut rahasia bukan karena isinya kabur, atau hanya diketahui para elite rohani, tetapi karena ia adalah kebenaran yang dinyatakan Allah kepada manusia (ayat 5). Apa isi rahasia Injil? Umat Allah terdiri dari segala etnis (ayat 6). Istilah semua etnis penting sekali. Umat Allah tidak meliputi semua manusia, karena banyak manusia yang dengan sadar dan sengaja menolak untuk menjadi umat Allah. Jika Allah memaksa semua manusia yang menolak-Nya menjadi umat-Nya, maka sedikitnya dua hal terjadi: Allah adalah diktator dan manusia berubah menjadi robot. Umat Allah bersifat internasional. Tidak ada lagi perbedaan etnis Yahudi dan etnis nonYahudi. Semua etinis umat Allah memiliki kesamaan: sebagai ahli waris, sebagai anggota tubuh Kristus dan sebagai peserta janji (ayat 6). Ini terjadi melalui persatuan umat dengan Kristus.
Manusia dari segala etnis memiliki relasi dengan Allah melalui iman pada Yesus sehingga setara sebagai satu umat. Kepada Paulus, Allah menyatakan rahasia ini. Paulus sekarang memberitakan rahasia kekayaan Kristus kepada semua etnis nonYahudi sehingga jemaat lahir (ayat 8). Tidak hanya Paulus, juga jemaat sekarang wajib memberitakan rahasia menyatunya semua etnis sebagai umat Allah kepada semua manusia (ayat 9). Melalui jemaat, Allah sekarang menyingkapkan rahasia-Nya kepada malaikat dan pemerintah dan penguasa di surga (ayat 10). Jadi tidak hanya Pauus yang memberitakan rahasia rencana Allah itu, juga jemaat turut serta dalam pemberitaan Injil.
Renungkan: Memberitakan Injil adalah tugas yang mulia karena mewartakan rahasia kekal Allah (ayat 10).
SH: Ef 3:1-13 - Membuka rahasia Allah (Rabu, 5 November 2003) Membuka rahasia Allah
Pengalaman yang seseorang atau sekelompok orang lalui maupun
nikmati, pasti memberi alasan akan kekhususan diri orang atau...
Membuka rahasia Allah
Pengalaman yang seseorang atau sekelompok orang lalui maupun nikmati, pasti memberi alasan akan kekhususan diri orang atau kelompok tersebut. Secara positif pengakuan ini memacu orang atau kelompok tersebut untuk meningkatkan kualitas pengalaman atau kemampuannya. Namun, secara negatif, jika kekhususan itu ditempatkan pada porsi “perasaan” tanpa iman dan logika, maka siapapun akan merasa dirinya sendirilah ang paling benar, dan orang lain pasti salah. Orang-orang Yahudi melalui penyataan Allah dan pengalaman hidup nenek moyang mereka bersama Allah, merasa bahwa mereka dikhususkan Allah. Begitu pula dengan orang-orang non Yahudi -- orang-orang Yunani para pengikut agama misteriâ€â€melalui pengalaman spiritual, mereka beranggapan bahwa hanya mereka yang memiliki hikmat ilahi. Kedua anggapan ini sungguh keliru, karenanya Paulus mengungkapkan suatu kebenaran, yaitu rahasia Allah. Orang-orang non Yahudi yang sudah percaya telah dipersatukan dengan orang-orang Yahudi yang percaya dalam satu tubuh, yaitu jemaat. Paulus mengatakan bahwa rahasia Allah ini telah memberikan pengaruh yang dahsyat terhadap diri dan pelayanannya. Olehnya Paulus didorong untuk mewartakan Injil kepada semua orang Tugas kita, orang-orang yang percaya kepada Kristus pada masa kini, sebagaimana yang dilakukan oleh jemaat pada masa lampau (ayat 10) adalah memberitakan dan menawarkan rahasia Allah itu kepada semua orang untuk mereka alami. Apakah saat ini kita semua sudah melakukannya?
Renungkan: Seandainya setiap orang Kristen seperti Paulus: menyadari diri sebagai pelayan Kristus bukan pelayan diri sendiri, dan menyadari pertolongan anugerah Allah, pastilah Gereja Tuhan akan mampu menjadi peragaan pelbagai hikmat Allah.
SH: Ef 3:1-13 - Untuk seluruh bangsa (Jumat, 4 November 2011) Untuk seluruh bangsa
Bangsa Yahudi hidup dalam paradigma bahwa mereka adalah umat pilihan Allah. Paradigma ini membatasi penerimaan mereka terhadap o...
Untuk seluruh bangsa
Bangsa Yahudi hidup dalam paradigma bahwa mereka adalah umat pilihan Allah. Paradigma ini membatasi penerimaan mereka terhadap orang-orang nonYahudi. Namun surat Paulus kepada jemaat di Efesus membuka mata semua orang tentang kekeliruan itu.
Paulus menyebutnya sebagai rahasia, yaitu keselamatan yang terjadi karena Kristus telah menggenapi karya salib di Golgota. Karya itu ditujukan bukan hanya bagi orang Yahudi melainkan bagi orang nonYahudi juga. Pelayanan mengenai rahasia keselamatan itu dipercayakan kepada Paulus (2-3), yang memahami bahwa panggilan itu merupakan kasih karunia Allah. Ia, yang sebelumnya adalah penganiaya jemaat kemudian dipercaya untuk menjadi seorang pemberita Injil (8). Lalu Allah mengutus Paulus kepada orang-orang nonYahudi supaya mereka yang mau percaya dapat ambil bagian dalam kasih karunia-Nya. Sebab itu Paulus melihat tugasnya sebagai hak istimewa untuk menjadi saluran kasih karunia Allah (7).
Kesatuan orang Yahudi dan nonYahudi di dalam Kristus merupakan rahasia yang tidak dipahami sepenuhnya oleh orang-orang beriman pada zaman Perjanjian Lama. Namun kesatuan ini bukanlah rencana Allah yang muncul belakangan sebagai akibat orang Yahudi yang merespons Injil tidak sebagaimana mestinya. Ketika Yesus memperkenalkan diri-Nya kepada bangsa Israel sebagai Juruselamat mereka, Ia menjelaskan bahwa Ia datang untuk menyelamatkan orang Yahudi dan nonYahudi. (lihat Luk. 4:16-30). Kalau kita perhatikan Amanat Agung yang diberikan kepada para rasul oleh Yesus sebelum kenaikan-Nya ke surga, jelas kita melihat bahwa para murid diperintahkan untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa (Mat. 28:18-20; Kis. 1:8), artinya kepada orang nonYahudi juga. Dan itulah tugas Paulus, meskipun ia harus menderita karena itu (lihat Kol. 1:24-29).
Marilah kita bersyukur untuk kasih karunia-Nya bagi kita, orang-orang nonYahudi. Biarlah kita mengungkapkan rasa syukur kita dengan memberitakan Kabar Baik kepada setiap orang dari segala bangsa.
SH: Ef 3:1-13 - Kasih Karunia Allah (Senin, 16 Desember 2019) Kasih Karunia Allah
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Itulah pernyataan iman dan keyakinan Paulus. Paulus tidak hanya sekadar berbicara...
Kasih Karunia Allah
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Itulah pernyataan iman dan keyakinan Paulus. Paulus tidak hanya sekadar berbicara, namun Ia mengalami bagaimana Injil itu kekuatan Allah. Injil itu telah mengubah hidupnya. Bahkan, Allah melibatkannya untuk memberitakan Injil tersebut. Paulus merasa tidak layak karena ia sadar dirinya terlalu hina untuk dipakai Tuhan sebagai pemberita rahasia agung yang disingkapkan itu (8-9).
Rahasia itu adalah janji Allah mengenai keselamatan-Nya dalam Yesus Kristus bagi orang Yahudi maupun non Yahudi agar menjadi umat yang baru bagi diri-Nya. Allah menghendaki rahasia besar yang sudah tersimpan berabad-abad ini diberitakan dan disingkapkan kepada manusia sampai ke ujung bumi. Allah menghendaki semua orang beroleh keberanian dan jalan masuk kepada-Nya melalui jalan iman.
Dalam kasih karunia Allah, setiap orang beroleh kekuatan untuk melakukan kehendak-Nya. Persoalan yang dihadapi tidak lagi membuat orang percaya menjadi tawar hati, sebab Allah bermaksud memakai itu untuk menjadi alat kemuliaan dalam hidup iman. Allah tidak pernah sedikit pun meninggalkan orang percaya. Persoalannya, apakah setiap orang menghayati dan mengakui bahwa memberitakan Injil adalah kasih karunia Allah, sehingga dengan kasih yang tulus mau memberi dirinya dipakai Tuhan.
Kita diingatkan bahwa hidup ini adalah kesempatan untuk memberitakan Injil yang adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Paulus menggunakan waktu yang tersisa dalam hidupnya untuk memberitakan Kristus seluas-luasnya. Banyak tokoh iman lainnya yang memberi diri memberitakan kasih karunia ini. Mereka dipakai luar biasa oleh Tuhan dan diingat oleh gereja-Nya selamanya. Apakah yang kita lakukan untuk mengisi waktu yang tersisa ini? Pakailah waktu yang singkat untuk kekekalan, yaitu untuk memberitakan kasih karunia Allah.
Doa: Beri kami kepekaan akan segala maksud-Mu agar kami memiliki hati yang taat untuk memenuhi panggilan-Mu. [GS]
Utley -> Ef 3:1-13
Utley: Ef 3:1-13 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ef 3:1-131 Itulah sebabnya aku ini, Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu orang- orang yang tidak men...
NASKAH NASB (UPDATED): Ef 3:1-13
1 Itulah sebabnya aku ini, Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu orang- orang yang tidak mengenal Allah 2 — memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, 3 yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat. 4 Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus, 5 yang pada zaman angkatan- angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, 6 yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. 7 Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya. 8 Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu, 9 dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu, 10 supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, 11 sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. 12 Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya. 13 Sebab itu aku minta kepadamu, supaya kamu jangan tawar hati melihat kesesakanku karena kamu, karena kesesakanku itu adalah kemuliaanmu.
Ef 3:1 "Itulah sebabnya" Ef 3:2-13 adalah suatu kelanjutan teologis dari Ef 2:11-22. Paulus mengulangi frasa ini dalam ay. Ef 3:14, di mana ia meneruskan doanya kepada Allah.
□ "orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk orang-orang yang tidak mengenal Allah" Ketika Paulus menulis buku ini ia sedang dipenjarakan di Roma akibat suatu kerusuhan di Yerusalem (lih. Kis 21:27-22:22). Kerusuhan tersebut terjadi ketika orang-orang Yahudi menuduh Paulus membawa Trofimus, yang bertobat di Efesus, ke Bait Allah. Orang-orang Yahudi mengenal dia sebagai orang kafir dan menjadi marah (lih. Ef 2:14).
Paulus merasakan panggilan khusus kepada orang bukan Yahudi (lih. ay. Ef 3:2,8, Kis 9:15; 22:21; 26:16,18; Rom 11:13; 15:16; Gal 1:16; 2:9; 1Tim 2:7; 2Tim 4:17).
Ef 3:2 "memang" Ini adalah sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL yang dianggap benar dari sudut pandang penulis atau untuk tujuan sastranya. Ayat Ef 3:2-7 membentuk satu kalimat dalam bahasa Yunani. Orang-orang percaya ini telah mendengar tentang pelayanan dan panggilan Paulus. Paulus bukanlah pendiri semua gereja di Asia Kecil.
□ "Tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah yang dipercayakan kepadaku karena kamu" Paulus merasa Injil telah dipercayakan kepadanya (lih. ay. Ef 3:9; 1Kor 4:1; 9:17; Kol 1:25; 1Pet 4:10). Kasih karunia Allah datang kepada Paulus sebagai hadiah, vv.7-8, dan sebagai pengelolaan, ay. Ef 3:2. Ini adalah aspek kembar perjanjian Allah.
Kenyataannya, semua orang percaya telah dikaruniai oleh Roh (lih. 1Kor 12:7,11) dan dinyatakan sebagai penatalayan dari Amanat Agung (lih. Mat 28:19-20). Ini bukanlah Pilihan Agung! Ini melibatkan baik penginjilan secara sengaja dan kematangan seperti Kristus. Tidak mungkin bisa menjadi penatalayan yang baik dan setia tanpa memahami tugasnya!
Ef 3:3 "dengan wahyu" Ini bisa menunjuk pada
- 1. pengalamannya di jalan ke Damaskus (lih. Kis 9:3-8; 22:6-11; 26:12-18)
- 2. Ajaran Ananias di Damaskus (lih. Kis 9:10-19; 22:12-16)
- 3. visi di Yerusalem (lih. Kis 22:17)
- 4. pelatihan Paulus oleh Allah di Arabia (lih. Gal 1:12,17-18)
□ "rahasia" Paulus menggunakan istilah "rahasia" lebih dari dua puluh kali dengan beberapa makna yang berbeda. Seringkali ini terkait dengan bagaimana dan mengapa dari persatuan orang percaya Yahudi dan bukan Yahudi ke dalam satu komunitas baru, yaitu gereja (lih. Ef 2:11-3:13; Kol 1:26-27).
- NASB "seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat"
- NKJV "(seperti yang saya tulis sebelumnya dalam beberapa kata)"
- NRSV "seperti yang saya tulis di atas dalam beberapa kata"
- TEV "(Saya telah menulis secara singkat tentang ini...)"
- NJB "seperti yang baru saya jelaskan dengan ringkas"
Pembaharu Agung, Yohanes Calvin, berpikir ini merujuk pada sesuatu yang telah ditulis Paulus dalam suratnya sebelumnya, tetapi ini bisa lebih dipahami merujuk ke bagian sebelumnya dari surat Efesus, mungkin Ef 2:11-22. Penggunaan lazim dari AORIST TENSE ini disebut EPISTOLARY AORIST.
Ef 3:4 "Apabila kamu membacanya" Ini mungkin menunjuk pada pembacaan surat-surat Paulus di depan publik di dalam gereja-gereja (lih. Kol 4:16; 1Tes 5:27; Wahy 1:3). Ingat bahwa Efesus adalah sebuah surat edaran.
- NASB "dalam generasi lain"
- NKJV "di zaman lainnya"
- NRSV "angkatan-angkatan dahulu"
- TEV "di masa lalu"
- NJB "di generasi masa lalu"
Allah sekarang secara jelas mengungkapkan rencana berabad-abad-Nya yaitu penebusan seluruh umat manusia (lih. Kol 1:26 a), Yahudi dan Yunani, kaya dan miskin, budak dan merdeka, laki-laki dan perempuan (lih. 1Kor 12:13; Gal 3:28).
□ "Tidak diberitakan… sekarang dinyatakan" Ini adalah dua KATA KERJA PASIF, yang menunjukkan tindakan Allah dalam perwahyuan kebenaran agung ini sebelum masanya (Ef 1:3-6), pada masanya (Ef 1:7-12), dan sepanjang masa (Ef 1:13-14).
□ "kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus" Frasa ini juga ditemukan dalam Ef 2:20; 4:11. Mereka adalah "kudus" karena mereka dipisahkan untuk suatu tugas tertentu. Hal ini menunjuk pada para nabi PB (lihat Topik Khusus pada Ef 2:20, lih. Ef 4:11; Kis 11:27; 13:1; 15:32; 21:9,10, 1Kor 12:28; 14:1-40). Kedua kelompok, Rasul dan nabi (bersama dengan penginjil dan pendeta / guru), menyatakan rahasia yang baru terungkap dari Injil, bahwa orang yang percaya Yahudi dan bukan Yahudi sekarang membentuk satu badan baru, yaitu gereja.
- NASB "orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota- anggota tubuh dan peserta dalam janji"
- NKJV "orang-orang bukan Yahudi seharusnya turut menjadi ahli waris, dari tubuh yang sama, dan mengambil bagian dari janji-Nya"
- NRSV "orang-orang bukan Yahudi telah menjadi sesama ahli waris, anggota tubuh yang sama, dan pengambil bagian dalam janji"
- TEV "orang-orang bukan Yahudi memiliki bagian bersama dengan Yahudi dalam berkat Tuhan, mereka adalah anggota dari tubuh yang sama, dan berbagi dalam janji"
- NJB "orang kafir sekarang berbagi warisan yang sama, bahwa mereka adalah bagian dari tubuh yang sama, dan bahwa janji yang sama telah dibuat untuk mereka"
Betapa mengejutkannya perwahyuan dari misteri kuno rencana penebusan Allah. Dalam Kristus tidak ada lagi orang Yahudi atau Yunani (lih. Rom 2:28-29; 3:22; 10:12; 1Kor 12:13; Gal 3:7-9,28-29; Kol 3:11). Kata yang sama, "sesama-ahli waris," juga digunakan dalam Rom 8:17; Ibr 11:9 dan 1Pet 3:7.
Ada tiga majemuk syn di sini: (1) "sesama ahli waris"; (2) "sesama anggota dari satu tubuh", dan (3) "sesama pengambil bagian dari janji." Paulus sering menggunakan majemuk syn ini untuk menggambarkan kehidupan baru orang percaya di dalam Kristus. Hal ini sangat mirip dengan tiga majemuk dengan syn dalam Ef 2:5-6.
Ef 3:7 Hal ini bisa menunjuk pada keselamatan awal Paulus, tetapi dalam konteks ini tampaknya menunjuk pada karunia Allah yang khusus bagi misi non Yahudi dari kerasulannya (lih. Ef 3:2; 6:20; Rom 12:3; 15:15-16; 1Kor 3:10; 15:10; Gal 2:9; Kol 1:25).
□ "pelayan" Kita mendapatkan kata "diaken" dari KATA KERJA Yunani generik untuk pelayan ini (diakoneō, lih. Mat 8:15 atau diakonia, lih. Ef 4:12).
□ "menurut pemberian kasih karunia Allah" Keselamatan dan pelayanan yang efektif berasal dari Allah, bukan Paulus (lih. Ef 1:19; Kol 1:29).
Ef 3:8-12 Ini adalah satu kalimat Yunani. Kalimat-kalimat yang panjang ini merupakan ciri khas dari Efesus.
Ef 3:8 "yang paling hina di antara segala orang kudus" Ini harfiahnya adalah "paling kecil," yang merupakan sebuah COMPARATIVE dari sebuah SUPERLATIVE (lih. 1Kor 15:9; 1Tim 1:15). Paulus merasa rendah akibat kehidupan lamanya yang agamawi dan membenarkan diri, dan penganiayaan agresif olehnya. Ia juga kagum oleh kasih Allah bagi seorang penganiaya gereja-Nya. Lihat Topik Khusus: Orang Kudus di Kol 1:2.
- NASB "tak terduga"
- NKJV "tak terkira"
- NRSV "tak terbatas"
- TEV, NJB "tak terbatas"
Betapa merupakan kata yang kuat untuk menggambarkan kekayaan Allah dalam Kristus (lih. Rom 11:33 dan terjemahan Septuaginta dari Ayub 5:9; 9:10). Manusia tidak dapat menemukan Tuhan, tetapi Tuhan telah memilih untuk mengungkapkan diri-Nya.
□ "kekayaan Kristus" "Kekayaan" adalah salah satu kata favorit Paulus (lih. Ef 1:7,18; 2:4,7; 3:8,16). Dalam pasal Ef 1 dia berbicara tentang kekayaan Allah Bapa. Di sini Paulus mentransferkannya untuk Anak! Penulis PB sering menyinggung keilahian Yesus dengan mentransferkan kepada-Nya sebutan dan fungsi YHWH (misalnya lihat "Allah Juruselamat kita" dan "Yesus Kristus Juruselamat kita" dalam Tit 1:3; 1:4; 2:10; 2:13; 3:04; 3:6).
- NASB "untuk mnyatakan"
- NKJV "untuk membuat semua orang melihat"
- NRSV "untuk membuat setiap orang melihat"
- TEV "untuk membuat semua orang melihat"
- NJB "menjelaskan"
Ini secara harfiah adalah "menyalakan lampu" (lih. Ef 1:18; Kol 1:26 b). Hanya Roh yang dapat membawa wahyu ini kepada hati yang gelap (lih. Yoh 1:4-5; 6:44,65). Kita mendapatkan istilah "foto" dari kata Yunani ini.
- NASB "penyelenggaraan rahasia"
- NKJV "persekutuan dari rahasia"
- NRSV "rencana dari rahasia"
- TEV "rencana rahasia Allah harus diberlakukan"
- NJB "bagaimana rahasia tersebut dibagikan"
Ini harfiahnya adalah "pengurusan rumah tangga (oikonomia)." Ini adalah salah satu kata favorit Paulus bagi rencana penebusan kekal Allah dalam Kristus untuk semua anak-anak Adam (lih. Ef 1:10; 3:2,9; Kol 1:25).
Ada permasalahan naskah Yunani dengan istilah "penatalayanan" versus "Persekutuan." "Penatalayanan" ditemukan di P46, semua naskah berhuhruf besar, kebanyakan manuskrip yang paling kecil, semua versi-versi kuno, dan semua kutipan bapa-bapa gereja mula-mula, oleh karena itu, "penatalayanan/penyelenggaraan" adalah kata aslinya. Lihat pembahasan kritik kenaskahan dalam Lampiran Dua. Untuk "rahasia" lihat Topik Khusus pada Ef 3:3.
□ "Allah, yang menciptakan segala sesuatu" Ini membantah dualisme Gnostik antara materi dan roh (lih. Ef 2:10). Dalam paralelnya di Kolose, Yesus diidentifikasikan sebagai pelaku wakil Allah Bapa dalam penciptaan (lih. Yoh 1:3,10; Rom 11:36; 1Kor 8:6; Kol 1:15-16; Ibr 1:2-3; 2:10).
- NASB NKJV "pelbagai ragam hikmat Allah"
- NRSV "hikmat Allah dalam keragamannya yang kaya"
- TEV "hikmat Allah, dalam segala bentuknya yang berbeda"
- NJB "bagaimana benar-benar memahami hikmat Allah"
Ini adalah kata majemuk yang menekankan hikmat Allah yang "beragam warna". Dalam 1Pet 1:6; 4:10 ini menunjuk pada beragam penderitaan dan rahmat Allah. Kebenaran Agung yang bersegi banyak dari Allah paling baik dapat dilihat dalam doxologies Paulus dalam Rom 11:33-36 dan Ef 3:18-21.
□ "jemaat" Ekklesia digunakan dalam Septuaginta (LXX) untuk menterjemahkan istilah Ibrani "sidang (qahal) Israel" (lih. Kel 12:6; 16:3; Bil 20:4; Im 4:13). Ini adalah salah satu dari beberapa penggunaan istilah ini dalam Efesus (lih. Ef 1:22; 3:10,21; 5:23,24,25,27,29,32). Paulus menyebut gereja tubuh Kristus baik dalam Efesus (Ef 1:22-23. dan di Kolose (1:24). Gereja awal melihat dirinya sebagai umat Allah PL yang sejati dengan Kristus Yesus Sang Mesias sebagai Kepala.
Salah satu hubungan sastra yang tidak umum antara Efesus dan Kolose adalah bahwa dalam Efesus istilah ini menunjuk pada gereja universal (lih. Mat 16:18; Gal 1:13), sementara di Kolose biasanya menunjuk pada gereja lokal (1Kor 10:32; 12:28; 15:9; Gal 1:12; Fili 3:6). Ini mengarah ke Efesus sebagai surat edaran.
Lihat Topik Khusus pada Kol 1:18.
□ "diberitahukan" Para malaikat ingin sekali tahu rencana Allah (lih. 1Pet 1:12). Tuhan menggunakan kasih- Nya bagi Gereja untuk mengungkapkan diriNya kepada manusia dan para malaikat (lih. Ef 2:7; 1Kor 4:9).
□ "kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa" Ini menunjuk pada tingkatan otoritas kemalaikatan, yang baik maupun yang jahat (lih. Rom 8:38-39; 1Kor 2:8; Ef 1:21; 6:12; Kol 1:16; 2:10,15,20). Ini adalah aspek teologis utama Gnostisisme. Bagi mereka, keselamatan adalah penncarian pengetahuan rahasia sehingga orang bisa melewati tingkat kemalaikatan (aeon) untuk mencapai dewa tinggi yang baik.
Sebuah daftar lengkap dari istilah yang digunakan dalam PB untuk tingkatan malaikat ini dapat dilihat di karya George E. Ladd Sebuah Teologia Perjanjian Baru, hal 401. Peringkat dan jajaran makhluk malaikat ini tidak didefinisikan dan dibahas secara rinci di manapun dalam PB. Berhati-hatilah dari rasa ingin tahu dan sistem teologi yang mencoba untuk menjawab secara definitif apa yang di biarkan tidak jelas oleh PB!
Sebuah contoh yang baik dari kehati-hatian ini berhubungan dengan peringkat kemalaikatan ini. Dalam beberapa bagian, mereka tidak jahat tapi mungkin menstrukturkan dunia yang jatuh ini untuk memungkinkan manusia hidup terpisah dari Allah. Sebuah buku yang bagus pada teori ini adalah karya Hendrik Berkhoff Kristus dan Kuasa-kuasa, Herald Press. Lihat Topik Khusus: Malaikat in Tulisan-tulisan Paulus di Ef 6:12 dan Arche di Kol 1:16.
□ "di sorga" LOCATIVE ( DARI RUANG) NEUTER PLURAL ADJECTIVE (epouranious) "di sorga" ini hanya digunakan di Efesus (lih. Ef 1:20; 2:6; 3:10; 6:12). Dari konteks semua penggunaan nya, ini pasti berarti alam roh di mana orang percaya tinggal di sini dan sekarang, bukan surga.
Ef 3:10 "maksud abadi" Ini harfiahnya adalah "Tujuan dari zaman" (lih. Ef 1:9-10). Istilah ini digunakan dalam bahasa Yunani Klasik untuk menunjuk pada rencana yang telah ditetapkan. Tuhan tidak terkejut dan Ia tidak memiliki rencana cadangan (Luk 22:22, Kis 2:23; 3:18; 4:28)!
Apakah rencana kekal Allah itu? Hal ini dijelaskan dalam Kej 1; 2; 3. Tuhan menciptakan manusia untuk persekutuan; persekutuan ini rusak karena pemberontakan manusia. Pemulihan gambar Allah dan persekutuan dengan manusia (Yahudi dan bukan Yahudi) adalah sasaran dari kegiatan Allah dalam Alkitab. Sasaran ini dipenuhi melalui karya Kristus (lih. Kej 3:15) dan pelayanan Roh (lih. Yoh 16:8-14).
- NASB NKJV, NRSV "keberanian"
- TEV "kebebasan"
- NJB "berani"
Istilah ini digunakan untuk kebebasan berbicara, tetapi itu bisa berarti keyakinan dalam mendekati seseorang yang berkuasa (lih. Ibr 4:16; 10:19,35; 1Yoh 2:28; 3:21).
- NASB "jalan masuk… percaya diri"
- NKJV "jalan masuk… dengan penuh kepercayaan"
- NRSV "kepercayaan"
- TEV "dengan percaya diri semua"
- NJB "dalam keyakinan"
Istilah ini digunakan dalam Septuaginta (LXX) untuk suatu perkenalan pribadi kepada raja. Konsep ini ditekankan dalam Ef 2:18 dan Rom 5:2. Orang percaya mendekati Bapa melalui Kristus (lih. 1Pet 3:18). Ia adalah satu-satunya perantara (lih. 1Tim 2:5).
Reformasi yang menekankan pada "imamat orang percaya" adalah reaksi terhadap pendekatan otoriter dari Gereja Katolik. Namun demikian, secara Alkitabiah, fokusnya adalah tidak pernah pada "orang percaya tertentu," tetapi pada "orang-orang percaya." Kekristenan Barat telah memperbesar individu dengan mengesampingkan tubuh kebersamaan. Orang Kristen harus menjadi imam dalam pengertian penginjilan dan kebersamaan, bukan suatu posisi istimewa individu. Memang benar bahwa manusia menjadi orang percaya secara individual, tetapi kekristenan adalah pengalaman secara kebersamaan.
□ "oleh iman kita kepada-Nya" Yesus adalah saluran Allah untuk semua berkat rohani (lih. Ef 1:4,7,9,10 (dua kali), 12, 13 (dua kali).
Ini secara harfiah adalah "iman akan dia" (lih. Gal 2:16; 3:22). Ini adalah sebuah OBJECTIVE GENITIVE. Orang- orang percaya mempercayakan diri pada Kristus. Dia adalah Yang terpercaya!
Ef 3:13 "aku minta kepadamu, supaya kamu jangan tawar hati" Ini adalah PRESENT MIDDLE INDICATIVE, yang berarti "kamu, sendiri, terus tidak tawar hati." Secara ketatabahasaan, ini dapat merujuk kepada Paulus atau gereja Efesus. Kebanyakan komentator setuju bahwa ini menunjuk pada gereja-gereja yang dituju Paulus dalam surat edaran ini. Paulus sering menggunakan frasa ini (lih. 2Kor 4:16; Gal 6:9; 2Tes 3:13).
□ "melihat kesesakanku karena kamu," Lihat Topik Khusus di bawah ini.
□ "karena kesesakanku itu adalah kemuliaanmu" Tepatnya bagaimana penderitaan Paulus (lih. Ef 3:1) adalah kemuliaan dari gereja-gereja non-Yahudi tidak terungkap. Mungkin ini menunjuk pada keselamatan Paulus dan tugas pelayanannya dalam Kis 9:15-16 (lih. Kis 20:23). Paulus memenuhi pelayanan-Nya di antara bangsa-bangsa lain, oleh karena itu, penderitaan-Nya membuka pintu untuk keselamatan mereka. Lihat catatan yang lebih lengkap tentang "kemuliaan" di Ef 1:6.
Topik Teologia -> Ef 3:5
Topik Teologia: Ef 3:5 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Gereja
Mat 16:18 Luk 2:28-33 Kis ...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Gereja
- Roh Kudus
- Wahyu Allah
- Wahyu Melalui Konfrontasi Ilahi
- Kej 3:8 Kej 18:1 Kej 32:22-30 Kej 35:7 Kel 24:9-11 1Sa 3:21 2Ra 8:10 Maz 98:2 Dan 2:27-28,30 Amo 4:13 Mat 16:16-17 Luk 2:26 Kis 26:15-18 Gal 1:11-12 Gal 2:2 Efe 3:2-5
- Paulus dan Inspirasi Perjanjian Baru
TFTWMS: Ef 3:3-6 - Penerima Misteri Yang Diungkapkan PENERIMA MISTERI YANG DIUNGKAPKAN (Efesus 3:3-6)
3 Bahwa dengan wahyu diberitahukan kepadaku misteri itu, seperti yang sudah kutulis sebelumnya denga...
PENERIMA MISTERI YANG DIUNGKAPKAN (Efesus 3:3-6)
3 Bahwa dengan wahyu diberitahukan kepadaku misteri itu, seperti yang sudah kutulis sebelumnya dengan singkat. 4Dengan mengacu kepada hal ini, ketika kamu membaca kamu dapat memahami pengertianku mengenai misteri Kristus itu, 5yang pada zaman angkatan-angkatan lainnya tidak diberitahukan kepada anak-anak manusia, sebagaimana hal itu kini dinyatakan kepada para rasul dan para nabi-Nya yang kudus di dalam Roh; 6maksudnya, bahwa orang non-Yahudi adalah sesama ahli waris dan sesama anggota tubuh, dan sesama pengambil janji di dalam Kristus Yesus melalui injil (NASB).
Ayat 3. Paulus menegaskan bahwa pesan kasih karunia yang ia beritakan kepada orang non-Yahudi datang kepada dia dari Allah. Kata Yunani untuk wahyu, aÓpoka¿luyiß (apokalupsis), berarti "penyingkapan,"6sedangkan misteri adalah terjemahan dari musth/rion (mustērion) (lihat komentar tentang 1:9). Paulus sedang mengatakan bahwa maksud abadi Allah, yang mencakup orang non-Yahudi, adalah sebuah misteri.
Maksud ini adalah rahasia Allah sampai Ia menyingkapkan, atau mengungkapkannya. Paulus adalah penerima penyingkapan ini; ia telah menerima pesan yang ia beritakan dengan wahyu dari Allah. Yang sudah kutulis sebelumnya dengan singkat pasti mengacu kepada apa yang sebelumnya sudah ditulis di dalam surat Efesus ini yang punya pengaruh langsung kepada misteri dan orang non-Yahudi (lihat 1:9, 10; 2:11-22).
Ayat 4. Misteri ini bukanlah sesuatu yang tak dapat diduga. Paulus ingin jemaat Efesus membaca dengan pengertian. Ketika mereka membaca apa yang Paulus katakan sebelumnya di dalam surat ini tentang maksud Allah dan masuknya orang non-Yahudi, mereka akan memahami bahwa ia memiliki pengertian yang penuh mengenai misteri Kristus. Ini adalah misteri yang telah begitu lama tertutup tetapi pada akhirnya diungkapkan melalui wahyu.
Ayat 5. Dalam semua zaman sebelum kedatangan Kristus, maksud abadi Allah telah ditutupi dan, oleh karena itu, merupakan misteri. Para nabi Perjanjian Lama telah bicara tentang hal itu dalam potongan-potongan yang terselubung, tapi bahkan mereka juga tidak sepenuhnya memahami apa yang mereka tulis itu. Di dalam 1 Petrus 1:10-12, Petrus berkata, … nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat (huruf miring ditambahkan).
Belakangan, Petrus menegaskan pengilhaman untuk para nabi Perjanjian Lama di dalam 2 Petrus 1:19-21. (Lihat "Untuk Kajian Lebih Lanjut: Nabi-Nabi Perjanjian Lama dan Maksud Allah" di halaman 31.)
Menurut Paulus, hal-hal tentang Allah itu kini dinyatakan kepada para rasul dan para nabi-Nya yang kudus di dalam Roh. Perlu dicatat bahwa di dalam Roh bisa juga "oleh Roh" (seperti yang dinyatakan dalam catatan kaki dalam beberapa terbitan NASB), karena arti preposisi Yunani itu adalah "dalam, pada, di, dengan, oleh, antara."7 "Pengilhaman" adalah persis seperti itu—pesan yang diungkapkan "oleh Roh." "Para rasul dan para nabi" yang disebutkan di sini adalah para rasul dan para nabi Perjanjian Baru (lihat komentar tentang 2:20).
Tiga perbedaan terlihat di dalam ayat 5: tidak diberitahukan/ "diungkapkan" dalam angkatan-angkatan sebelumnya/"sekarang"; anak-anak manusia/"para rasul dan para nabi." Tanpa intervensi Allah melalui Roh-Nya, maksud abadi-Nya itu akan sudah tetap menjadi misteri (tertutup); tapi sekarang, melalui wahyu Roh Allah kepada para rasul dan para nabi, kita dapat mengetahui hati Allah itu sendiri!
Ayat 6. Setelah bicara tentang misteri maksud Allah, Paulus lalu menyatakan itu dengan jelas. Orang non-Yahudi telah dijadikan sesama ahli waris dan sesama anggota tubuh, dan sesama pengambil janji-[janji Allah]; hak-hak istimewa yang hebat ini tidak lagi secara eksklusif untuk orang Yahudi saja. Orang non-Yahudi bisa menjadi anak Allah, anggota tubuh Kristus, dan penerima setiap janji yang Allah telah janjikan melalui Kristus. "Yaitu" diberi huruf miring di dalam Alkitab NASB, menunjukkan bahwa kata-kata ini tidak ada di dalam teks aslinya, tetapi ditambahkan oleh para penerjemah untuk memberikan kejelasan. Dalam mengatakan bahwa orang non-Yahudi adalah seperti itu, Paulus menggunakan present infinitive ei•nai (einai, "menjadi"),8yang "berkaitan dengan tindakan yang terus menerus atau berulang, tanpa implikasi apa saja mengenai kapan tindakan itu terjadi."9Lebih lanjut, kata kerja itu berbentuk passive voice, menunjukkan "subjek itu menerima tindakan dari kata kerjanya." Paulus, oleh karena itu, sedang mengidentifikasi saat tertentu di mana Allah bertindak untuk menjadikan orang non-Yahudi dan orang Yahudi "sesama ahli waris dan sesama anggota tubuh, dan sesama pengambil janji di dalam Kristus Yesus melalui injil." Saat itu adalah ketika Yesus mati di kayu salib (2:13-22).
Andrew T. Lincoln menyajikan sebuah catatan yang menarik yang mungkin diabaikan oleh para pembaca teks bahasa Inggris. Ayat 6 berisi tiga kata sifat Yunani - —sugklhrono/ma (sunklēronoma, "sesama ahli waris"), su/sswma (sussōma, "sesama anggota"), and summe÷toca (summetocha, "sesama pengambil"), masing-masing berawal dengan bentuk awalan sun ("bersama").10Kata-kata ini menggambarkan misteri Allah sebagai masuknya orang non-Yahudi ke dalam tubuh Kristus. Kata-kata serupa telah digunakan sebelumnya untuk menggambarkan hubungan orang Kristen non-Yahudi dengan orang percaya Yahudi. Paulus menyebut mereka "sesama warga" (sumpoli÷tai, sumpolitai) di 2:19, dengan mengatakan bahwa mereka "disusun bersama" (sunarmologe÷w, sunarmologeō) di 2:21, dan menggambarkan mereka sebagai "dibangun bersama" (sunoikodome÷w, sunoikodomeō) di 2:22. Penekanannya bukan pada hubungan masa lalu orang non-Yahudi dengan orang Yahudi tetapi pada hubungan antara orang Kristen non-Yahudi dan orang Kristen Yahudi sebagai "satu manusia baru," "satu tubuh" (lihat 2:15, 16), "gereja" (lihat 1:22, 23). Ia menunjukkan bahwa orang Kristen non-Yahudi merupakan bagian penting dari kemanusiaan yang baru, sehingga tidak ada perbedaan antara orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi di dalam gereja, dan komunitas baru milik Kristus memberi orang Yahudi dan non-Yahudi akses yang sama kepada Allah.
Ini secara khusus muncul dengan jelas dari yang kedua dari tiga kata sifat, su/sswma, yang terbukti tidak terdapat di tempat lain di dalam literatur zaman itu dan karena itu bisa menjadi istilah yang penulis itu telah ciptakan sendiri untuk kesempatan itu.… Orang Non-Yahudi belum ditambahkan kepada entitas yang sudah berwujud; mereka sepenuhnya anggota bersama yang setara, benar-benar diperlukan untuk kehidupan tubuh itu.…11
Di dalam Kristus Yesus melalui injil adalah cara Paulus merangkum bagaimana orang non-Yahudi menjadi sesama ahli waris, sesama anggota, dan sesama pengambil. Ketika injil diberitakan kepada orang non-Yahudi dan mereka menanggapinya dalam iman yang taat, mereka memasuki Kristus (lihat Galatia 3:26, 27), dan menjadi anggota yang setara dengan orang-orang Yahudi yang berada di dalam Kristus.
TFTWMS: Ef 3:1-13 - Kesetiaan Kepada Gereja KESETIAAN KEPADA GEREJA (Efesus 3:1-13)
Beberapa waktu yang lalu, sewaktu saya tinggal di Marble Falls, Texas, saya berkesempatan berjumpa dengan peg...
KESETIAAN KEPADA GEREJA (Efesus 3:1-13)
Beberapa waktu yang lalu, sewaktu saya tinggal di Marble Falls, Texas, saya berkesempatan berjumpa dengan pegolf paling tekun atau setia yang pernah saya kenal. Ia membiasakan dirinya bermain delapan belas lubang setiap hari. Setiap hari ia menghabiskan waktu berjamjam untuk berlatih. Ia merencanakan waktu latihannya secara hati-hati untuk mencapai beberapa aspek tertentu dalam permainannya. Hari ini ia berlatih cara berdiri. Hari lainnya ia berlatih memukul sebanyak dua ratus kali pukulan. Ia sangat berdedikasi terhadap olahraga golf.
Kebanyakan orang mengenal orang yang saya jumpai di Marble Falls ini sebagai Tom Kite, pemain golf profesional. Ia pernah bermain dalam pelbagai turnamen golf profesional lebih dari dua puluh tahun. Ia pemenang hadiah uang tunai yang tak terkalahkan, dengan lebih 8 juta dollar hadiah (sekitar 72 milyar rupiah) yang menunjukkan usaha kerasnya. Banyak dari keberhasilannya itu bisa dikaitkan dengan ketekunannya terhadap olahraga tersebut.
Manusia cenderung mempersembahkan dirinya kepada apa yang benar-benar mereka hargai. Itu bisa berupa keluarga, pekerjaan, hobi, atau keahlian. Beberapa orang memperlihatkan kesetiaannya dalam membentuk organisasi sipil, atau partai politik. Apapun bentuknya, kesetiaan atau ketekunan kita terhadap sesuatu mencerminkan betapa sangat berartinya hal itu bagi kita.
Prinsip ini benar juga bagi orang Kristen dan hubungannya dengan gereja lokal. Kesetiaan kita terhadap suatu jemaat mencerminkan penilaian pribadi kita terhadap nilai gereja itu.
Seberapa pentingkah gereja lokal bagi Anda? George Barna, yang sudah mengadakan beragam kajian di antara pelbagai denominasi, baru-baru ini melaporkan bahwa "menjadi bagian dari suatu gereja lokal jauh kurang menarik bagi manusia dibandingkan kemungkinan memiliki hubungan yang dekat dengan Allah."1Dengan kata lain, manusia sekarang cenderung menginginkan Allah di dalam hidup mereka, namun mereka tidak punya keinginan untuk aktif di dalam gereja lokal mereka. Kajian Barna itu mengungkapkan bahwa hampir separuh dari semua orang dewasa tidak punya keinginan untuk menjadi bagian yang utuh dari suatu gereja lokal.
Manusia dewasa ini mengecilkan arti kesetiaan kepada gereja. Mereka cenderung kurang memberi diri, waktu, dan uang kepada gereja. Baru-baru ini, organisasi Gallup mengkaji kehidupan orang Amerika kelas menengah ke atas yang menyatakan bahwa Allah merupakan prioritas utama di dalam hidup mereka. Laporannya itu menunjukkan bahwa orang-orang itu hanya memberi 1,5 persen uang mereka kepada gereja dimana mereka bergabung. Kelompok orang yang sama ini menghabiskan 12 persen pendapatan mereka untuk mengejar kenikmatan. 2
Statistik itu mencerminkan prinsip utama yang sudah disebut sebelumnya. Waktu, tenaga, dan uang yang kita persembahkan kepada gereja mencerminkan penilaian kita terhadap nilai gereja itu.
Hal ini menjelaskan alasan mengapa teks kita ini sangat tidak ketinggalan zaman. Dalam pasal 3 Paulus menyampaikan wahyu tentang gereja yang sudah sepatutnya mendorong kita untuk memikirkan kembali cara kita memandang gereja. Perkataannya itu seharusnya mendorong kita untuk berpikir tentang kesetiaan kita kepada gereja Tuhan.
KITA MENINGKATKAN KESETIAAN KITA KEPADA GEREJA DENGAN MEMAHAMI SIFATNYA
Dalam 3:1 Paulus memulai sebuah doa, namun kemudian ia menyimpang. Doa itu tidak diulangi lagi sampai ayat 14. Namun begitu, kata-kata di antara ayat 1 dan 14 bisa menolong kita untuk melihat lebih jelas lagi tentang apa gereja itu. Pertama-tama Paulus mengingatkan jemaat Efesus tentang sifat gereja itu:
Itulah sebabnya aku ini, Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah—memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat. Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus, yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus (3:1-6).
Paulus menggambarkan gereja sebagai suatu "rahasia [misteri]." Ketika kita berpikir tentang suatu misteri, kemungkinan besar kita berpikir tentang misterinya penulis Agatha Christie atau beberapa acara TV seperti filem serial Colombo atau Murder, She Wrote. Kita mengaitkan misteri dengan pelbagai persoalan yang bersifat rahasia, tidak diketahui, atau tidak terpecahkan. "Misteri," dalam bahasa yang Paulus gunakan, bermakna sesuatu yang lain (Yun.: musterion). Kata ini mengacu kepada suatu kebenaran yang tidak bisa manusia temukan dengan usahanya sendiri, namun yang hanya bisa diketahui jika Allah mengungkapkanya. Jika Allah tidak mengungkapkan pelbagai kebenaran seperti itu, tidak seorang pun yang akan pernah bisa mengetahui kebenaran tersebut.
Baru-baru ini, dengan teleskop yang sangat kuat sekali para ahli bintang di seluruh dunia mengintip bongkahan suatu komet yang jatuh menghantam permukaan planet Yupiter. Tekhnologi Saintis membuat manusia bisa menyaksikan peristiwa yang tidak bisa disaksikan oleh beberapa generasi sebelumnya. Oleh karena beberapa kemajuan saintifik kita baru-baru ini, para ilmuwan itu memiliki akses terhadap pelbagai fakta tentang jarak planet yang sebelumnya tidak diketahui.
Namun demikian, yang ada dalam pikiran Paulus adalah pengetahuan yang jauh di luar kemampuan kita dan yang tidak pernah bisa kita dapatkan dengan kekuatan kita sendiri. Kita bisa menyatukan bersama semua pikiran orang-orang terhebat di dalam sejarah ras manusia—Aristoteles, Plato, da Vinci, Einstein, dan yang lainnya—namun mereka tidak akan bisa menemukan atau menjelaskan misteri Kristus. Misteri itu hanya bisa diketahui ketika Allah menghendaki untuk diketahui melalui perwahyuan.
Apakah misteri itu sebenarnya? Di antaranya, misteri itu berkaitan dengan gereja dan, secara khusus, berkaitan dengan sifat gereja "yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya." Paulus menyinggung tiga fakta:
- 1. Di dalam gereja, "orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris" bersama Israel. Allah tidak mencadangkan gereja-Nya untuk satu kelompok atau satu macam orang saja. Ia mengundang semua orang untuk berpartisipasi.
- 2. Di dalam gereja, orang-orang itu adalah "anggota-anggota tubuh. " Gereja adalah tempat dimana kita disatukan dengan Kristus dan dimana semua dinding pemisah dirobohkan.
- 3. Di dalam gereja, orang-orang itu menjadi "peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus." Sesuatu yang mendasar sudah terjadi di dalam gereja. Semua orang secara setara memiliki janji Allah. Di dalam gereja tidak ada kelas atas, menengah, atau bawah. Tidak seorang pun yang berada di dalam Kristus kehilangan satu janji. Di dalam gereja tidak ada warganegara kelas utama atau kelas dua.
Betapa suatu pendekatan yang berbeda dari dunia yang kita ketahui! Setiap negara, setiap bangsa, setiap provinsi, setiap kota memiliki pelbagai perbedaan kelas. Ada yang terkemuka dan ada yang melarat, ada yang diinginkan dan ada yang tidak diinginkan, ada yang populer dan ada yang tidak populer, ada yang dikehendaki dan ada yang tidak dikehendaki. Itulah keadaan dunia kita.
Paulus berkata, "Tidak begitu halnya di dalam gereja." Allah sudah menciptakan satu manusia baru. Semuanya diutamakan. Semuanya layak. Semuanya memiliki tempat. Semuanya istimewa dan berharga bagi Allah.
Hanya Allah yang bisa melakukan sesuatu seperti itu. Hanya Allah yang bisa menyatukan manusia dari segala jenis ke dalam satu tubuh. Hanya Allah yang bisa mengajar orang-orang yang pertumbuhannya dikelilingi oleh keegoisan, kebencian, dan prasangka untuk saling mengasihi dan melayani satu sama lainnya. Itulah misteri itu. Itulah gereja itu.
Dengan memahami keindahan dan keunikan sifat gereja Tuhan, kita meningkatkan kesetiaan kita kepada gereja itu.
KITA MENINGKATKAN KESETIAAN KITA KEPADA GEREJA DENGAN MEMPERHATIKAN FUNGSINYA
Simaklah apa yang Paulus katakan tentang misteri gereja dalam 3:7-10:
Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya. Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu, dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu, supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga.
Apakah fungsi gereja? Paulus berkata fungsinya terkait dengan partisipasi kita bersama Allah dalam memberitakan injil. Perkataannya itu membantu kita untuk melihat apa yang merupakan suatu siklus komunikasi yang luar biasa itu.
Seraya gereja muncul, Allah memberi secara langsung wahyu injil kepada para utusan khusus. Paulus dan rasul-rasul dan para nabi lainnya dipilih Allah untuk maksud itu. Paulus memandang dirinya sendiri sebagai "pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya" (ay. 7). Pemberitaan Paulus tidak berasal dari dirinya sendiri. Berita itu datang dari Allah. Allah memilih Paulus untuk menjadi salah seorang utusan khusus yang menerima wahyu Allah selama tahap-tahap awal perkembangan gereja.
Mereka yang menerima wahyu khusus Allah memberitakan injil kepada orang lain. Secara lisan Paulus mengomunikasikan injil kepada orang lain. Allah memakai dia "untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu" (ay. 8). Allah memakai banyak orang untuk menyampaikan berita itu kepada umat manusia. Hal itu tetap menjadi rencana Allah.
Allah memperlihatkan injil itu kepada para malaikat sorga. "Supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga" (ay. 10). Gereja itu sepenuhnya merupakan ras baru manusia.
Tidak ada satu pun hal seperti itu pernah ada sebelumnya. Melalui ras baru ini—orang-orang dari segala macam jenis kehidupan yang sudah disatukan dalam Kristus— Allah mementaskan drama ilahi bagi sekumpulan besar malaikat sorga.
Kita sudah begitu familiar dengan gereja itu sehingga tidak bisa merasakan kuasa dan keindahannya. Kita kehilangan drama ilahi dan pergerakan Allah. Para malaikat sangat gembira setiap kali sebuah mobil masuk ke parkiran gedung gereja pada hari Minggu, dengan membawa anak lain masuk ke kelas Alkitab. Para malaikat bersukacita ketika keluarga Anda bergabung dengan yang lainnya untuk menyembah Allah. Kita melihat semua itu sebagai bukan apa-apa selain suatu kebiasaan. Bagi kita kejadian itu hanya merupakan bagian lain dari kehidupan gereja. Namun demikian, apapun bentuk perbuatan gereja yang memuliakan Allah adalah bukan hal yang sama sekali biasa, kurang menarik, atau menjemukan. Kenyataannya, perbuatan itu sangat menakjubkan sehingga para malaikat tidak bisa cukup puas dalam menonton apa yang Allah sedang perbuat bersama umat-Nya melalui gereja-Nya.
Kita tentunya tidak akan mau memberi persembahan yang terlalu sedikit atau tidak menghadiri ibadah bersama jika kita bisa sedikit saja memahami drama ilahi yang mana Allah sudah menjadikan kita bagian dari drama itu. Jika kita bisa melihat apa yang Allah sedang lakukan bersama gereja-Nya, kita akan dengan senang hati memberi waktu dan tenaga kita untuk membangun jemaat lokal.
KITA MENINGKATKAN KESETIAAN KITA KEPADA GEREJA DENGAN MEMAHAMI PERANAN PENTINGNYA
Simaklah kembali apa yang Paulus katakan dalam ayat 10 dan 11: "Supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."
Sekarang ini manusia lebih menekankan pada memiliki hubungan pribadi dengan Allah. Banyak orang mencari hubungan dengan Allah, namun mereka tidak mau banyak terlibat dengan gereja. Perkataan Paulus itu merupakan pengingat bahwa posisi gereja berada di pusat maksud kekal Allah. Gereja berada di pusat rencana-Nya. Gereja tidak berfungsi seperti menu tambahan di atas meja; gereja berfungsi sebagai menu utama.
John Scott membahas peranan penting gereja. 3 Pertama, ia berkata bahwa gereja itu sangat penting bagi sejarah. Kenyataannya, sejarah adalah "sejarah-Nya"— sejarah Allah. Alkitab mengajarkan bahwa di pusat rencana Allah itu terdapat Yesus, bersama dengan umat-Nya yang tertebus, dan didamaikan. Kepada umat ini dan kepada mereka sajalah Allah sudah membuat pernyataan ini: "Kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya" (1Petrus 2:10). Kedua, gereja itu sangat penting bagi injil. Perkataan Paulus kepada jemaat Efesus mengingatkan kita bahwa injil yang lengkap mencakup pemberitaan tentang Yesus dan misteri gereja. Yesus itu sangat mengasihi gereja-Nya sehingga Ia "menyerahkan diri-Nya baginya" (5:25). Gereja ini punya makna lebih bagi Yesus daripada yang bisa pernah kita pahami. Ia ingin gereja itu punya makna lebih juga bagi kita.
Ketiga, gereja itu sangat penting bagi kehidupan Kristiani. Teks kita berakhir dengan pengungkapan pelayanan Paulus yang penuh pengorbanan: "Sebab itu aku minta kepadamu, supaya kamu jangan tawar hati melihat kesesakanku karena kamu, karena kesesakanku itu adalah kemuliaanmu" (3:13). Paulus bersedia menanggung apapun bayarannya untuk memajukan kepentingan Kristus dan mendatangkan kemuliaan bagi gereja-Nya.
Gereja itu sendiri tidaklah sempurna. Jemaat tempat saya berbakti tidak sempurna, begitu juga dengan jemaat di tempat Anda. Namun begitu, hal itu sama sekali tidak menghilangkan nilai berharga gereja itu di dalam pikiran Allah. Allah ingin kita menyadari hal ini. Ia ingin berkata kepada kita melalui perkataan Paulus, "Jangan abaikan gereja-Ku. Pandanglah gereja itu sebagaimana adanya— Gereja-Ku yang mulia. Gereja itu mewakili umat dan kepentingan yang untuknya Aku ingin kalian menunjukkan kesetiaan sejati kalian."
KESIMPULAN
Suatu hari nanti tidak akan ada tontonan, olahraga, atau perjalanan yang kita lakukan. Tidak akan ada karir, rumah, atau mobil. Segalanya akan dilenyapkan. Dunia ini akan berakhir, bersama dengan segala sesuatu di dalamnya.
Anda dan saya akan berdiri di hadapan Allah, dan Ia akan ingat betapa setianya kita dahulu terhadap gereja-Nya. Ia akan ingat betapa setianya kita dahulu dalam membangun gereja-Nya. Bagaimanakah kita akan menjelaskan kurangnya kesetiaan kita kepada Allah jika kita mengabaikan gereja-Nya? Jawaban apakah yang akan kita berikan kepada Allah jika Ia menanya kita, "Apakah sebabnya engkau tidak menganggap gereja-Ku lebih penting?"
Saya tidak mau mendengar pertanyaan seperti itu. Tak satu pun dari kita mau mendengarnya. Marilah kita putuskan untuk merubah apa yang perlu dirubah. Marilah kita utamakan hal yang utama. Marilah kita setia kepada gereja Tuhan.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Efesus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu pu...
Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena Kristus (Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis tidak lama sesudah surat Kolose. Kedua surat ini mungkin dibawa secara serentak ke tujuannya oleh seorang kawan sekerja Paulus yang bernama Tikhikus (Ef 6:21; bd. Kol 4:7).
Kepercayaan umum ialah bahwa Paulus menulis surat ini dengan maksud agar sidang pembaca akan lebih luas daripada jemaat di Efesus saja -- mungkin surat ini ditulisnya sebagai surat edaran untuk gereja-gereja di seluruh propinsi Asia. Pada mulanya mungkin setiap jemaat di Asia Kecil menyisipkan namanya sendiri di Ef 1:1, sebagai bukti relevansi amanatnya yang mendalam bagi semua gereja Yesus Kristus yang sejati. Banyak orang mengira surat Efesus ini adalah surat kepada jemaat di Laodikea yang disebut Paulus dalam Kol 4:16.
Tujuan
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17. Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2). Oleh karena itu, Paulus berusaha untuk menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan "dalam Kristus"(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12) untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1--6:20).
Survai
Secara paling sederhana PB terdiri atas dua tema dasar:
- (1) bagaimana kita ditebus oleh Allah, dan
- (2) bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus itu.
Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) secara umum membahas tema yang pertama, sedangkan pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) difokuskan pada yang kedua.
- (1) Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dimulai dengan suatu paragraf pembukaan yang merupakan salah satu nas yang paling dalam di Alkitab (Ef 1:3-14). Kidung penebusan yang sangat indah ini menaikkan pujian karena Bapa telah memilih, menentukan dan mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya (Ef 1:3-6), karena Putra yang menebus kita dengan darah-Nya (Ef 1:7-12), dan karena Roh Kudus sebagai meterai dan jaminan warisan kita (Ef 1:13-14). Di bagian ini Paulus menekankan bahwa dalam penebusan karena kasih karunia oleh iman, Allah memperdamaikan kita dengan diri-Nya (Ef 2:1-10) dan dengan sesama umat tertebus (Ef 2:11-15), dan sedang mempersatukan kita di dalam Kristus dalam satu tubuh, yaitu gereja (Ef 2:16-22). Tujuan penebusan adalah "mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu baik yang di sorga maupun yang di bumi," (Ef 1:10).
- (2) Pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) pada umumnya terdiri atas arahan-arahan praktis bagi gereja mengenai tuntutan penebusan di dalam Kristus atas kehidupan pribadi dan kehidupan bersama kita.
Di antara 35 pengarahan yang diberikan dalam surat ini mengenai bagaimana seorang tertebus harus hidup, ditekankan tiga kategori luas.
- (1) Orang percaya dipanggil kepada suatu kehidupan baru yang murni dan terpisah dari dunia. Mereka dipanggil untuk "kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef 1:4), "menjadi bait Allah yang kudus" (Ef 2:21), "hidup ... berpadanan dengan panggilan (mereka) itu" (Ef 4:1), "mencapai ... kedewasaan penuh" (Ef 4:13), hidup "di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Ef 4:24), "hiduplah di dalam kasih" (Ef 5:2; bd. Ef 3:17-19), dan menjadi kudus "dengan ... firman" (Ef 5:26) agar Kristus bisa memperoleh "jemaat ... tanpa cacat atau kerut ... kudus dan tidak bercela" (Ef 5:27).
- (2) Orang percaya dipanggil kepada suatu cara hidup baru dalam hubungan keluarga dan kerja (Ef 5:22--6:9). Semua hubungan ini hendaknya dikuasai oleh prinsip-prinsip yang menandai orang percaya berbeda sekali dari masyarakat sekular di mana mereka hidup.
- (3) Akhirnya, orang percaya dipanggil untuk tetap berdiri teguh terhadap semua rencana jahat Iblis dan terhadap "roh-roh jahat di udara" yang hebat sekali (Ef 6:10-20).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Penyingkapan kebenaran teologis akbar dalam pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dihentikan sejenak oleh dua doa rasuli yang paling berkuasa dalam PB: yang pertama memohon hikmat dan wahyu dalam pengenalan akan Allah (Ef 1:15-23); yang kedua berfokus pada mengenali kasih, kuasa, dan kemuliaan Allah (Ef 3:14-21).
- (2) "Di dalam Kristus", sebuah istilah Paulus yang sangat berbobot (dipakai 160 kali dalam surat-surat Paulus) secara khusus menonjol dalam surat ini (sekitar 36 kali). "Setiap berkat rohani" dan setiap persoalan praktis dalam hidup ini berhubungan dengan perihal berada "di dalam Kristus".
- (3) Maksud dan tujuan abadi Allah bagi gereja ditekankan dalam surat Efesus.
- (4) Beraneka segi dari peranan Roh Kudus di dalam kehidupan Kristen ditekankan (Ef 1:13-14,17; Ef 2:18; Ef 3:5,16,20; Ef 4:3-4,30; Ef 5:18; Ef 6:17-18).
- (5) Surat Efesus kadang-kadang dianggap sebagai "surat kembar" dengan Kolose, karena persamaan dalam isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang sama (bd. Garis Besar kedua surat itu).
Full Life: Efesus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Ef 1:1-2)
I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21)
A. Keuta...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Ef 1:1-2) - I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21) - A. Keutamaan Kristus dalam Penebusan
(Ef 1:3-14) - 1. Keutamaan-Nya Dalam Rencana Bapa
(Ef 1:3-6) - 2. Keutamaan-Nya Dalam Partisipasi Orang Percaya
(Ef 1:7-12) - 3. Keutamaan-Nya Dalam Penerapan Roh Kudus
(Ef 1:13-14)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Penerangan Rohani
(Ef 1:15-23) - B. Hasil-Hasil Penebusan Dalam Kristus
(Ef 2:1-3:21) - 1. Membebaskan Kita dari Dosa dan Kematian kepada Hidup Baru
di Dalam Kristus
(Ef 2:1-10) - 2. Memperdamaikan Kita dengan Orang Lain yang Sedang Diselamatkan
(Ef 2:11-15) - 3. Mempersatukan Kita Dalam Kristus di Dalam Satu Rumah Tangga
(Ef 2:16-22) - 4. Menyatakan Hikmat Allah Melalui Gereja
(Ef 3:1-13)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Kepuasan Rohani
(Ef 3:14-21) - II. Pengarahan-Pengarahan Praktis -- Kehidupan Orang Percaya
(Ef 4:1-6:20) - A. Hidup Baru Orang Percaya
(Ef 4:1-5:21) - 1. Selaras dengan Maksud Allah bagi Gereja
(Ef 4:1-16) - 2. Hidup Baru yang Kudus
(Ef 4:17-5:7) - 3. Hidup Sebagai Anak-Anak Terang
(Ef 5:8-14) - 4. Hati-Hati dan Penuh dengan Roh
(Ef 5:15-21) - B. Hubungan Rumah Tangga Orang Percaya
(Ef 5:22-6:9) - 1. Suami dan Istri
(Ef 5:22-33) - 2. Anak-Anak dan Orang-Tua
(Ef 6:1-4) - 3. Hamba dan Tuan
(Ef 6:5-9) - C. Peperangan Rohani Orang Percaya
(Ef 6:10-20) - 1. Sekutu Kita -- Allah
(Ef 6:10-11a) - 2. Musuh Kita -- Iblis dan Pasukannya
(Ef 6:11-12) - 3. Perlengkapan Kita -- Senjata Allah
(Ef 6:13-20) - Penutup
(Ef 6:21-24)
Matthew Henry: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan kar...
- Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan karena suatu hal salinan yang dikirimkan kepada jemaat Efesus diambil untuk dimasukkan ke dalam kanon, dan karena itu surat ini akhirnya dipandang sebagai suatu tulisan khusus. Pendapat ini dibuat berdasarkan kesimpulan bahwa surat ini merupakan satu-satunya surat dari semua surat kerasulan Paulus yang tidak menyinggung secara khusus keadaan atau masalah yang terjadi di jemaat Efesus. Sebaliknya, surat ini banyak memuat kepentingan yang bersifat umum bagi semua orang Kristen, khususnya bagi semua orang yang dahulu berasal dari bangsa-bangsa lain dan kemudian bertobat memeluk agama Kristen. Namun, di lain pihak, dapat pula diamati bahwa dalam surat kerasulan ini tertulis dengan jelas, kepada orang-orang kudus di Efesus (1:1), dan di bagian penutupnya, Rasul Paulus memberi tahu orang-orang kudus tersebut bahwa ia telah mengutus Tikhikus kepada mereka, yang dikatakan di dalam surat 2 Timotius 4:12, bahwa ia telah mengutusnya ke Efesus. Surat ini adalah sepucuk surat kerasulan yang ditulis dari dalam penjara. Beberapa orang memperhatikan bahwa apa yang ditulis oleh Rasul Paulus dari dalam penjara ketika ia masih menjadi orang tahanan ini mengandung perasaan senang dan sukacita dalam perkara-perkara Allah. Ketika kesesakannya bertambah-tambah, penghiburannya pun lebih melimpah lagi. Dari situ kita dapat mengamati bahwa cobaan-cobaan yang dialami umat Allah, dan khususnya oleh para pelayan-Nya, sering kali malah mendatangkan kebaikan bagi orang lain, di samping bagi kebaikan mereka sendiri. Tujuan Rasul Paulus menulis surat ini adalah untuk membangun kehidupan anggota jemaat di Efesus di dalam kebenaran, dan untuk itu, membawa mereka mengenal rahasia Injil lebih jauh. Di bagian awal surat ini, ia menunjukkan hak istimewa agung yang dimiliki oleh para anggota jemaat di Efesus, yaitu mereka yang di masa lampau adalah penyembah-penyembah berhala, namun sekarang mereka telah memeluk Kekristenan dan diterima dalam kovenan bersama Allah. Hal ini ia gambarkan dari sudut pandang keadaan kehidupan mereka yang tercela sebelum pertobatan mereka (pasal 1-3). Di bagian terakhir (yang dapat kita baca di dalam pasal keempat, kelima, dan keenam), ia mengajarkan kewajiban-kewajiban utama beribadah, baik yang sifatnya pribadi maupun keluarga. Ia juga menasihati dan menyemangati mereka supaya menjalankan kewajiban-kewajiban itu dengan setia. Zanchy (tokoh reformasi abad keenam belas dari Italia – pen.), mengamati bahwa di dalam surat ini kita memiliki sebuah ringkasan dari seluruh ajaran Kristen, serta dari hampir semua pokokpokok utama mengenai keilahian.
Jerusalem: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini
di Geredja purba, te...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini di Geredja purba, tetapi tidak terdapat pada segala surat naskah tertua jang ditemukan. Menilik isi dan tjoraknja sangat disangsikan bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada umat itu. Ia lebih bersifat surat edaran umum, bagi umat-umat muda jang baru-baru bertobat dan tidak didirikan oleh Paulus sendiri, seperti umat Kolose. Ada sardjana-sardjana jang berpendapat bahwa surat inilah dimaksudkan dalam Kol. 4:16, sebagai "surat dari Laodisea" jang harus dibatjakan di Kolose djuga. Bagaimanapun djuga, soal itu bagi kita tidak begitu penting untuk dibitjarakan lebih landjut disini.
Kesamaan surat ini dengan surat kepada umat Kolose menjolok, baik mengenai atjara pokok, isi umum, maupun gajanja. Kita beroleh kesan-kesan bahwa ia merupakan suatu landjutan dan pelengkapan dari surat kepada orang-orang Kolose itu. la rupanja ditulis dalam waktu jang hampir sama, lagi diantar oleh tokoh jang sama, ialah Tichikus. Atjara pokok kedua surat ialah Misteri Kristus dan misteri rentjana penjelamatan seluruh bangsa manusia dalam Kristus. Surat kepada umat Kolose lebih menggambarkan dan menondjolhan martabat dan kedudukan Kristus diatas segala machluk, termasuk para Malaekat, sebagai Putera Allah jang setara dengan Allah dalam segalanja, turut mentjiptakan segala machluk dan berkuasa mutlak atasnja. Pernjataan-pernjataan itu merupakan dasar segala uraian dalam Ef. djuga, tetapi tidak diuraikan lagi, harus disentuh dan itu sering dengan memperlihatkan segi-segi baru jang indah dan penting. Chususnja ia membitjarakan misteri penjelamatan kita, jang disorotinja dari pelbagai sudut dan puntjaknja ialah adjaran tentang umat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Kedua surat mulai dengan madah-pudjian jang padat dan dalam isinja, indah gajanja dan bernada tinggi. Nada tinggi itu dipertahankan sepandjang seluruh surat, djuga dalam bagian jang merupakan peringatan-peringatan jang agak sungguh-sungguh, malah sampai bertjorak tuduhan. Kol. jang berlandasan pada salah paham dan bahaja- bahaja jang mengantjam dalam umat, masih bertjorak surat perdjuangan, tetapi Ef. semata-mata bersuasana kegembiraan atas kerahiman dan tjinta Allah, dalam merentjanakan dan melaksanakan penjelamatan segala bangsa manusia dalam Kristus. Mengenai alasan untuk menulis surat ini kita mendapat kesan-kesan atau dapat kita bajangkan, bahwa Paulus sesudah menjelesaikan suratnja kepada umat Kolose tidak merasa puas. Barangkali ia hemudian teringat bahwa umat Kolose dan umat- umat lainpun jang belum pernah dikundjunginja, tentu belum mendapat peladjaran jang agak luas dan mendalam tentang adjaran-adjaran jang hanja dengan ringkas diuraikan ataupun disentuhnja sadja dalam surat pendek kepada orang-orang Kolose itu. Sedangkan djustru adjaran-adjaran itu merupakan adjaran-adjaran dasar dan inti hakekat Indjil, mengenai tudjuannja dan kemuliaan martabat para beriman serta hubungan erat-mesra mereka dengan Kristus. Kalau itu benar djalan pemikiran Paulus, maka kita dapat mengerti bagaimana perasaan tak puas mendorongnja untuk memberi pengadjaran tulisan jang lebih luas kepada umat-umat tersebut. Dan karena kegembiraan hatinja, bahwa umat-umat itu dipanggil oleh Allah dan menerima Indjil, dan telah dipenuhi dengan segala rahmat dan berkat surgawi (Ef. 1:3-6), dan kepertjajaan umat-umat serta tjinta kasihnja dapat dipudji (1:15), maka seluruh surat diliputi suasana kegembiraan berdasarkan sjukur dan pudjian kepada Allah.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) Pelayanan Pribadi Paulus Kepada Orang Non-Yahudi (Efesus 3:1-7)
Maksud Allah untuk gereja Kristus yang mulia telah dinyatakan sebagai misteri yang di...
Pelayanan Pribadi Paulus Kepada Orang Non-Yahudi (Efesus 3:1-7)
Maksud Allah untuk gereja Kristus yang mulia telah dinyatakan sebagai misteri yang diungkapkan. Di dalam pasal 3, Paulus bicara tentang pengungkapan misteri itu (3:1-7), hikmat misteri itu (3:8-13), dan doanya yang meminta Allah menolong orang Kristen untuk memenuhi tujuan yang diungkapkan bagi gereja (3:14-21).
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) MISTERI DIUNGKAPKAN (Efesus 3)
Efesus 3 berisi tentang pengungkapan suatu misteri. Allah selalu punya rencana. Rencana itu adalah misteri karena baik...
MISTERI DIUNGKAPKAN (Efesus 3)
Efesus 3 berisi tentang pengungkapan suatu misteri. Allah selalu punya rencana. Rencana itu adalah misteri karena baik manusia maupun malaikat tidak tahu apa-apa tentang rencana itu sampai Allah mengungkapkannya. Setelah rencana itu diungkapkan, rencana itu bukan lagi "misteri" tapi sudah menjadi "wahyu."
Rencana Allah (3:3-5). Rencana abadi Allah merupakan misteri karena "pada zaman angkatan-angkatan lainnya tidak diberitahukan kepada anak-anak manusia" (3:5). Nabi-nabi Perjanjian Lama tidak tahu arti rencana Allah itu meski mereka menuliskan rencana untuk masa depan itu (lihat 1 Petrus 1:10-12). Para malaikat juga tidak memahami rencana Allah meski mereka ingin mengetahui rencana itu (lihat 1 Petrus 1:12).
Rencana Allah Diungkapkan (3:6-9). Paulus menegaskan bahwa rencana Allah tidak lagi menjadi misteri ketika sudah diungkapkan. Paulus mengatakan ia adalah pelayan bagi rencana Allah yang penuh kemurahan hati sebab rencana itu telah diungkapkan kepada dia, bersama dengan para rasul lainnya dan para nabi, oleh Roh Kudus. Misteri yang sudah diungkapkan itu mencakup rencana Allah di dalam Kristus, fungsi gereja, dan fakta bahwa orang non-Yahudi tercakup di dalamnya.
Rencana Allah dan Gereja (3:10-21). "Hikmat Allah"(3:10) adalah rencana Allah yang tersembunyi yang kini diungkapkan. "Hikmat," Allah yang adalah "maksud abadi"-Nya (3:11), mencakup fakta bahwa gereja harus memberitahukan hal itu ke seluruh dunia. Ini berarti gereja sudah selalu ada di dalam pikiran Allah.
Supaya gereja berhasil menjalankan misi yang Allah berikan, gereja memerlukan pelbagai berkat Allah. Paulus berdoa agar Allah memberi gereja kemampuan (3:14-19). Pertama, ia berdoa agar Allah berkenan menguatkan gereja untuk melaksanakan tugasnya. Kedua, ia berdoa agar Kristus berkenan menentap di hati para anggota gereja sehingga mereka bisa lebih memahami dan dimotivasi oleh kasih. Ketiga, ia berdoa agar mereka dipenuhiampai mendapatkan kepenuhan Allah.
Paulus merasa yakin doanya akan dijawab karena Allah punya kuasa untuk melakukan lebih daripada yang bisa "kita minta atau pikirkan." Karena Allah akan memberi gereja kuasa untuk memenuhi misinya, maka Paulus ingin gereja memuliakan Allah selama-mananya (3:20, 21 ).
Allah selalu memiliki rencana, dan rencana itu mencakup kita masing-masing. Rencana itu adalah "misteri" sampai Allah "dengan wahyu" mengungkapkannya. Wahyu Allah mencakup segala hal untuk kita yang ada di dalam pikiran-Nya melalui pengorbanan Kristus dan pembentukan gereja. Kita adalah penerima wahyu Allah dan segala berkat yang wahyu itu bawa; kita harus termotivasi untuk menjadi apa saja yang Allah inginkan.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) MISTERI DIJELASKAN (3:1-13)
Nama Napoleon Bonaparte dikenal luas, karena ia adalah calon penakluk Eropa. Tidak banyak orang akan mengenal dia sebagai...
MISTERI DIJELASKAN (3:1-13)
Nama Napoleon Bonaparte dikenal luas, karena ia adalah calon penakluk Eropa. Tidak banyak orang akan mengenal dia sebagai pelindung seni dan ilmu pengetahuan, namun itulah dia. Pada Juli 1798, Napoleon mulai menguasai Mesir, namun pada September 1801 ia dipaksa meninggalkan negeri itu. Masa tiga tahun itu dianggap kegagalan sejauh menyangkut rencana militer dan politik, tapi itu adalah tahun-tahun kesuksesan pada satu bidang yang sangat menarik minatnya—arkeologi. Pada Agustus 1799, seorang kapten dalam pasukan Napoleon, Pierre-François Bouchard, menemukan apa yang sekarang dikenal sebagai Batu Rosetta di wilayah delta Sungai Nil. Batu ini, yang ditulis dalam tiga bahasa kuno, memberi para sarjana kunci untuk membuka dan memahami misteri tulisan hieroglif Mesir. Satu batu ini membuka pintu bagi pelbagai kajian moderen terhadap Mesir.
"Misteri" (rahasia sakral) yang kitab Efesus jelaskan adalah Batu Rosetta milik Allah. Itu adalah kunci untuk memahami apa yang Allah janjikan di dalam Perjanjian Lama, apa yang Kristus lakukan di dalam kitab-kitab Injil, dan apa yang gereja sedang lakukan sekarang. Ingatlah, misteri Alkitab bukanlah sesuatu yang gelap dan tidak diketahui. Sebaliknya, itu adalah sesuatu yang dulunya hanya diketahui oleh Allah, tapi sekarang diberitakan untuk diketahui oleh semua orang tahu. Misteri yang diungkapkan adalah apa yang membuat sejarah masuk akal.
Efesus 3:1-13 mengungkapkan beberapa aspek dari misteri Allah yang sekarang Ia ingin diketahui oleh semua orang.
Siapakah yang menjelaskan misteri itu? (3:1, 2, 7). "Untuk alasan ini aku, Paulus, tawanan Kristus Yesus demi kamu orang-orang non-Yahudi" (3:1). Allah memilih manusia melalui siapa Ia mengungkapkan rahasia-Nya. Allah bekerja melalui manusia. Jika gereja mana saja tumbuh, itu terjadi karena gereja itu menggunakan talenta para anggotanya.
Paulus dahulunya adalah salah seorang dari mereka yang Allah tunjuk untuk melaksanakan kehendak-Nya. Berkomitmen, selalu berdoa, tak kenal lelah, dan diarahkan oleh Roh, ia dipilih oleh Allah untuk mengungkapkan kepada dunia misteri tubuh Kristus itu.
Paulus menyebut dirinya "tawanan Kristus Yesus" (3:1). Ia menulis bahwa ia berada di dalam penjara Romawi, menunggu persidangan di hadapan Nero. Siang dan malam ia dirantai pada seorang prajurit Romawi yang bertugas untuk memastikan bahwa ia tidak melarikan diri. Paulus sudah berada di sana hampir tiga tahun. Tidak sekali pun ia pernah menyebut dirinya "tawanan Nero"! Di dalam semua suratnya ia menyebut dirinya "tawanan Kristus Yesus."
Semua derita yang Paulus alami, ia anggap berkaitan langsung dengan Yesus. Satu ayat sebelum ayat terakhir kitab Galatia, Paulus mengingat kembali semua cambukan, lemparan batu, dan pukulan yang ia pernah alami. Ia tidak menulis, "Pada tubuhku ada tanda-tanda lemparan batu, cambukan, dan pukulan rotan" Sebaliknya, ia berkata, "Pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus" (Galatia 6:17b).Cara kita melihat keadaan kita memang membuat perbedaan!
Ketika Paulus melihat situasinya, tidak peduli seberapa sulit atau menjengkelkan situasi itu, ia melihat itu sebagai sedang terjadi untuk kemuliaan Allah. Ia adalah tawanan Kristus untuk tujuan menyatakan misteri Allah kepada orang non-Yahudi.
"Jika memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah yang diberikan kepadaku demi kamu"(3: 2). Maksud Paulus adalah bahwa ia adalah seorang pelayan. Ia telah diminta bertanggung jawab untuk mengelola harta milik orang lain. Dalam hal ini, Paulus menyatakan bahwa ia telah diberi pelayanan atas rahasia Allah yang menakjubkan.
"Yang mana aku sudah dijadikan pelayan, menurut pemberian kasih karunia Allah yang diberikan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya" (3:7). Karakter orang yang menyampaikan pesan Allah kepada orang lain haruslah karakter seorang pelayan. Pengkhotbah mana saja yang bertujuan untuk terkenal tidak akan memiliki pelayanan yang diberkati Allah. Pengkhotbah mana saja yang ingin orang lain menghormati dan mengikuti dia adalah sudah menyimpang. Keangkuhan diri dan kesombongan adalah musuh khotbah yang hebat. Berkhotbah, atau pelayanan, agar efektif, harus dilakukan oleh orang yang melihat dirinya sebagai pelayan Allah.
Apakah inti misteri itu? (3:6, 8). "Maksudnya, bahwa orang non-Yahudi adalah sesama ahli waris dan sesama anggota tubuh, dan sesama pemilik janji dalam Kristus Yesus melalui injil" (3:6). Paulus sebelumnya sudah menunjukkan isi misteri ilahi itu, namun di ayat 6 ia menyatakannya secara eksplisit: Orang non-Yahudi diterima oleh Allah bersama orang Yahudi dalam satu tubuh. Yesus telah mengisyaratkan misteri besar ini selama pelayanan umum-Nya: "Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala" (Yohanes 10:16).
Misteri itu berisi tiga kebenaran: (1) Orang non-Yahudi sudah dijadikan ahli waris dari warisan yang sama yang ditawarkan oleh Allah kepada orang Yahudi; (2) Orang non-Yahudi adalah sesama anggota dari satu tubuh yang sederajat dengan para anggota Yahudi; dan (3) Orang non-Yahudi adalah peserta penuh dalam janji-janji Allah bersama orang Yahudi. Orang Yahudi tidak pernah tahu ini akan terjadi. Mereka tidak pernah bermimpi bahwa berkat-berkat seperti itu dapat ditawarkan kepada orang non-Yahudi. Itu rahasia Allah di masa lampau, dahulu tersembunyi tapi sekarang diungkapkan.
Bagaimana bisa itu terjadi? Bagaimana bisa orang non-Yahudi menjadi sesama ahli waris, sesama anggota, dan berbagi bagian dengan orang Yahudi? Paulus menyatakan bahwa itu terjadi "melalui injil." Injil adalah kabar baik dari Allah bahwa Yesus Kristus sudah mati dan sudah dibangkitkan oleh kuasa-Nya untuk semua orang. Misteri yang terbuka dari Allah adalah bahwa di kayu salib Allah merobohkan dinding perseteruan yang memisahkan dan menciptakan di dalam diri-Nya satu manusia baru, di mana tidak ada orang Yahudi atau orang non-Yahudi, budak atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan. Itu sudah menjadi rencana Allah sejak dari kekekalan. Gereja terwujud bukan tanpa rencana; itu bukan gagasan Allah pada menit-menit terakhir. Dalam merencanakan penebusan kita sebelum dunia dijadikan, satu tubuh yang terdiri dari orang-orang yang tidak menghiraukan warisan etnis mereka adalah inti misteri abadi Allah.
Paulus menguraikan hubungan baru itu dengan mengatakan, "Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, kasih karunia ini diberikan, untuk memberitakan kekayaan Kristus yang tidak terduga itu kepada orang non-Yahudi" (3:8). Apakah yang dimaksud dengan "kekayaan"? Dari tulisan-tulisan Paulus, kita ketahui bahwa Allah kaya dalam kebaikan, kaya dalam toleransi, kaya dalam kesabaran, kaya dalam kemuliaan, kaya dalam hikmat, kaya dalam pengetahuan, kaya dalam rahmat, kaya dalam kasih karunia, dan kaya dalam pengampunan.
Ini adalah pelbagai berkat yang kita terima di dalam Kristus. Di dalam Dia Allah telah menjadikan kita milyarder rohani! Kita memiliki kekayaan yang tak terbatas, apakah Yahudi atau non-Yahudi.
Apakah maksud Allah dalam mengungkapkan misteri-Nya? (3:10, 11). Sebagai hasil dari pengungkapan rahasia sakral-Nya, misteri tubuh Kristus, Allah menghendaki yang berikut ini terjadi:
… pelbagai ragam hikmat Allah diberitahukan melalui gereja kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga. Ini sesuai dengan maksud abadi yang Ia telah laksanakan di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (3:10, 11).
Mengapakah Allah mewujudkan gereja? Itu untuk menunjukkan keagungan hikmat-Nya kepada semua "pemerintah dan penguasa di sorga."
Apakah yang kita ajarkan kepada para pemerintah dan penguasa ini? Kita mengajar mereka hikmat Allah yang multi sisi. Melalui cara hidup kita, kita menunjukkan kepada mereka bagaimana Allah dapat menerima manusia yang berdosa, yang memberontak, yang keras kepala dan mengampuni kita sepenuhnya tanpa mengompromikan integritas kekudusan-Nya. Kita menunjukkan bagaimana Ia mengubah kita menjadi sebuah persekutuan yang mengasihi Allah, membenci dosa, dan saling menerima satu sama lain terlepas dari latar belakang yang berbeda.
Hanya melalui gereja pemerintah dan penguasa ini dapat belajar tentang rahmat dan karunia Allah. Hanya melalui gereja mereka dapat belajar tentang dalamnya kasih Allah. Hanya melalui gereja mereka dapat menemukan jangkauan kemampuan Allah untuk mengampuni.
Apa yang kita lakukan dalam hubungan kita dengan Allah dan dengan satu sama lain mencerminkan hikmat Allah. Pada akhirnya, tujuan kita sebagai umat Allah adalah untuk menunjukkan kekayaan hikmat-Nya dalam menebus dunia yang rusak secara rohani.
Apakah berkat kita dari misteri itu? (3:12). "Di dalam siapa kita beroleh keberanian dan jalan masuk yang pasti melalui iman kepada Dia" (3:12). Oleh karena apa yang Allah telah lakukan dalam membentuk satu tubuh itu di dalam Kristus, kita menikmati berkat berupa akses cepat kepada Allah. Kita bisa menghampiri Dia dengan bebas dan yakin, karena semua penghalang antara kita dan Allah telah dihapus di Kalvari.
Allah mengasihi kita dan ingin mendengarkan kita ketika Ia menikmati persekutuan kita. Bisakah ada berkat yang lebih besar daripada mengetahui bahwa orang dapat sepenuhnya diterima oleh Pencipta alam semesta, bisa berkomunikasi dengan Dia setiap saat?
Kesimpulan. Allah ingin pesan-Nya yang berisi keselamatan diberitahukan di mana-mana untuk semua orang. Dalam prosesnya, semua laki-laki dan semua perempuan akan diubah dan Allah akan dimuliakan sekarang dan selama-lamanya.
Chris Bullard
BERFOKUS PADA KRISTUS
Arturo Toscanini (1867-1957) adalah salah satu pemimpin orkestra terhebat di dunia. Sekali peristiwa, ketika ia sedang mempersiapkan sebuah orkestra untuk memainkan sebuah simfoni oleh Ludwig van Beethoven, Toscanini berkata, "Saya bukan apa-apa; kalian bukan apa-apa; Beethoven segala-galanyanya." Ia mengerti bahwa tugasnya bukan untuk menarik perhatian penonton kepada dirinya sendiri, tetapi kepada Beethoven yang jenius.
Paulus mengerti, sebagaimana kita seharusnya, bahwa tugas kita dalam menyatakan kasih karunia Allah bukan untuk menarik perhatian orang kepada diri kita sendiri, tapi untuk berfokus kepada pesan Kristus. Kita bukan apa-apa; Kristus segala-galanya. Paulus mengingatkan jemaat di Korintus, "Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan" (1 Korintus 3:7). Apakah kita mengajar dari mimbar atau pribadi lepas pribadi dengan seorang tetangga, kita harus tetap berfokus pada Kristus.
Chris Bullard
AGAMA YANG PASTI
Kita tidak memberitakan agama "mudah-mudahan." Kita menyatakan kekayaan Allah yang tak terselidiki, tak terbatas kepada umat manusia yang bangkrut. Paulus bicara tentang Allah di dalam 3:20 sebagai "Dialah yang dapat melakukan jauh lebih banyak yang melampaui semua yang kita minta atau pikirkan, sesuai dengan kuasa yang bekerja di dalam diri kita" (NASB).
Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons...
Catatan Akhir:
- 1 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1975), 683.
- 2 S. D. F. Salmond, "The Epistle to the Ephesians," in The Expositor's Greek Testament, ed. W. Robertson Nicoll (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967), 3:302.
- 3 Frank J. Goodwin, A Harmony of the Life of St. Paul (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1951; reprint, Ann Arbor, Mich.: Cushing-Malloy, 1973), 87, 149.
- 4 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1953), 44.
- 5 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 174.
- 6 Wuest, 81.
- 7 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 209.
- 8 Alfred Marshall, The Interlinear NASB-NIV Parallel New Testament in Greek and English New Testament (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1993), 561.
- 9 Spiros Zodhiates, ed., The Complete Word Study New Testament, 2d ed. (Chattanooga, Tenn.: AMG Publishers, 1992), 869.
- 10 Lincoln, 180.
- 11 Ibid., 180-81.
- 12 Wuest, 83.
- 13 Bullinger, 510.
- 14 Pelbagai bentuk kata ini diartikan sebagai "diterjemahkan," "terjemahan," dan "penafsiran" di Yohanes 1:38, 42; 9:7; 1 Korintus 12:10; 14:26; Ibrani 7:2.
- 15 Bullinger, 416.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 George Barna, The Barna Report: What Americans Believe:An Annual Survey of Values and Religious Views in the United States (Ventur...
Catatan Akhir:
- 1 George Barna, The Barna Report: What Americans Believe:An Annual Survey of Values and Religious Views in the United States (Ventura, Calif.: Regal Books, 1991), 167.
- 2 Charles Colson with Ellen Santilli Vaughn, The Body:Being Light in the Darkness (Dallas, Tex.: Word Publishing, 1992), 31.
- 3 John R. W. Stott, The Message of Ephesians: God's New Society, The Bible Speaks Today, gen. ed. John R. W. Stott(Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1979), 126-30.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) BERJALAN DI JALAN YANG BENAR (2:1-10; 4:1, 17; 5:2, 8, 15)
"Berjalan" adalah kiasan bagi hidup. Sebagai orang Kristen, kita harus berhati-h...
BERJALAN DI JALAN YANG BENAR (2:1-10; 4:1, 17; 5:2, 8, 15)
"Berjalan" adalah kiasan bagi hidup. Sebagai orang Kristen, kita harus berhati-hati bagaimana kita berjalan dan dengan siapa kita berjalan.
Kita harus jangan berjalan menurut dunia (2:2a). Mereka yang berjalan menurut dunia adalah sesat; mereka menjadi milik dunia yang sementara ini, dunia yang terasing dari Allah. Mereka adalah bagian dari kerajaan yang menentang Kerajaan Allah.
Kita harus jangan berjalan menurut Iblis (2:2b). Jiwa-jiwa yang sesat sejalan dengan Iblis, "penguasa kekuatan udara" dan "roh yang sekarang sedang bekerja di antara anak-anak ketidaktaatan" Kehidupan mereka diperintah oleh pemberontakan.
Kita harus jangan berjalan menurut hawa nafsu daging (2:3a). Mereka yang sesat hidup menurut hawa nafsu mereka sendiri, ketimbang menurut cara yang Allah ingin mereka hidup dengannya.
Kita harus jangan berjalan sebagai anak-anak yang dimurkai (2:3b). Mereka yang sesat hidup menurut sifat Adam, "sifat manusia" yang berdosa dan menjadi sasaran murka Allah. Roma 1:18 memperingatkan, "Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman."
Kita harus berjalan dengan cara yang sepadan (4:1). Paulus mendesak orang Kristen untuk hidup sesuai "dengan panggilan yang dengannya [kita] telah dipanggil." Kita telah menerima panggilan Allah yang kudus untuk hidup sesuai dengan kasih karunia dan kemuliaan-Nya (lihat 1 Tesalonika 2:12; 2 Timotius 1:9). Kita harus jangan hidup dengan pikiran yang sia-sia (4:17). Orang sesat hidup tanpa arah rohani. Kristus hidup dengan tujuan, dan kita akan diberkati jika kita mengikuti teladan-Nya (lihat 1 Petrus 2:21; 3:9).
Kita harus berjalan dalam kasih (5:2). Allah adalah kasih (1Yohanes 4), dan tujuan terbesar kita adalah mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran kita. Selain itu, kita harus mengasihi orang lain seperti diri kita sendiri (lihat Matius 22:37-39).
Kita harus berjalan seperti anak-anak terang (5:8). Kita tidak lagi berjalan di dalam "kegelapan," sebab kita sekarang adalah "Terang di dalam Tuhan."
Kita harus berjalan seperti orang berhikmat (5:15, 16). Kita harus menghabiskan hari-hari kita dengan melayani Allah, selagi kita mampu melakukannya (lihat Yohanes 9:4).
KEHIDUPAN YANG DIPENUHI DENGAN ROH (5:18-21)
Di dalam Perjanjian Lama, Allah memiliki bait suci untuk umat-Nya; di dalam Perjanjian Baru, Allah memiliki umat untuk bait suci-Nya. Pada saat lahir barunya (baptisan), setiap orang Kristen menjadi bait suci Allah yang hidup. Pada hari Pentakosta, Petrus berkata, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kita akan menerima karunia Roh Kudus"(Kisah 2:38). Jika kita telah dilahirkan kembali, maka kita menampung satu Pribadi—Roh Kudus Allah. Proses ilahi ini hanya dimulai saat pembaptisan; orang Kristen hidup sehari-hari dengan Roh Allah.
Paulus menasihati jemaat Efesus untuk "dipenuhi dengan Roh" (5:18). Ini bukan pilihan; itu adalah perintah. Dipenuhi dengan Roh bukan sesuatu yang kita lakukan jika kita ingin menjadi super-rohani; itu adalah tanggung jawab setiap anak Allah yang sudah dilahirkan kembali. Kita harus dipenuhi dengan Roh.
Bagaimanakah kita bisa tahu jika kita sedang melaksanakan kewajiban ilahi ini? Apakah tanda-tanda mereka yang secara progresif sedang dipenuhi dengan Roh? Ayat 18 memberi kita perintah, dan ayat-ayat selanjutnya memberi kita tiga ciri-ciri yang mengidentifikasi orang percaya yang dipenuhi dengan Roh. Di dalam teks asli Yunani mereka diperlihatkan sebagai partisip, kata-kata yang menunjukkan tindakan yang berkelanjutan.
Apa sajakah tiga tanda petunjuk tentang kehidupan yang dipenuhi dengan Roh?
"Berkata-kata" Seorang Kepada Yang Lain Dengan Memuja. "Berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur dan kidung pujian dan lagu-lagu rohani, bernyanyi dan membuat melodi dengan hatimu kepada Tuhan"(5:19).
Nyanyian kita mencerminkan kasih kita untuk Tuhan Allah; itu adalah ungkapan pemujaan kita. Itu adalah bagian dari ibadah yang penuh sukacita. Sukacita kita akan meluap dalam pujian kepada Allah. Jiwa kita ingin berseru keras dalam pemujaan dan ucapan syukur kepada Allah, Penebus kita.
Paulus mengatakan "berkata-kata" ini akan dilakukan dalam "mazmur dan kidung pujian dan lagu-lagu rohani." Kita harus jangan menekan terlalu jauh perbedaan dalam istilah-istilah itu, namun pasti ada perbedaan tertentu. "Mazmur" adalah mazmur dari Perjanjian Lama, satu-satunya kitab nyanyian gereja mula-mula. Perintah Paulus adalah memuji Allah dengan kitab pujian-Nya sendiri yang terilham. Apapun suasana hati kita, apapun kesedihan atau sukacita kita, apapun masalah kita, kita dapat menemukan mazmur untuk mengungkapkan perasaan kita.
"Kidung pujian" adalah lagu pujian yang diarahkan kepada Allah. Kidung pujian adalah produksi khas Kristen, sedangkan mazmur masuk ke dalam gereja dari agama Yahudi.
"Lagu-lagu rohani" mungkin lagu-lagu yang kurang formal yang mengungkapkan kepercayaan, sukacita, dan ucapan syukur kita. Ini jauh lebih bersifat pribadi dibandingkan kidung pujian dan mazmur yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Kita harus menyanyi dan membuat melodi dengan hati kita kepada Tuhan. Kata Yunani yang diterjemahkan "membuat melodi" sebenarnya berarti menyentuh akord hati ketika kita menyembah. Hati kita adalah sarana untuk memberikan pujian yang murni kepada Allah.
Motif kita untuk ibadah terlihat di dalam kata-kata "kepada Tuhan." Menyanyi bukan untuk meninggikan diri kita sendiri atau untuk melihat bagaimana indahnya kita dapat menyatukan bersama suara kita. Motif utama kita dalam berkata-kata dalam mazmur, kidung pujian, dan lagu-lagu rohani adalah untuk mendatangkan sikap hormat yang murni dan pujian kepada Penebus kita.
"Mengucap Syukur" Kepada Allah Dalam Penghargaan. "Selalulah mengucap syukur untuk segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah, yaitu Bapa" (5:20).
Sebagaimana menyanyi menunjukkan bagaimana kita berhubungan dengan Allah, ucapan syukur mencerminkan bagaimana kita berhubungan dengan keadaan kita. Ketika kita dipenuhi dengan Roh, kita akan bersyukur dalam segala hal.
Jenis ucapan syukur apakah ini? Ini adalah ucapan terima kasih yang arahnya benar: "Mengucap syukur … kepada Allah, yaitu Bapa." Meski beberapa orang berkata, "Saya beruntung hari ini," kita harus memberi pujian kepada Allah. Kita harus bersyukur, "selalu mengucap syukur . . . ."
Paulus melanjutkan, " … untuk segala sesuatu." Kita dapat dengan mudah berterima kasih kepada Allah untuk hal-hal yang baik yang terjadi dalam hidup kita. Bagaimana dengan kesulitan hidup? Kita mungkin tidak mengerti mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi seperti itu, tapi kita masih bisa percaya bahwa entah bagaimana kebaikan dapat timbul dari mereka.
Tundukkanlah Dirimu Seorang Kepada Yang Lain Dalam Hormat. "Tundukkanlah dirimu seorang kepada yang lain dalam hormat untuk Kristus" (5:21; NIV).
"Tunduk" melibatkan hubungan kita dengan satu sama lain. Ketika Paulus menulis, "tunduk" digunakan sebagai istilah militer. Secara harfiah itu berarti orang yang sederajat menempatkan dirinya di bawah orang lain yang sederajat. Itu tidak mengandung konotasi lebih rendah. Allah Anak tunduk kepada Allah Bapa. Ia sepenuhnya sama dengan Allah Bapa, tetapi Ia secara sukarela tunduk.
Para istri harus tunduk kepada suami mereka—tapi itu hanya tampilan luar dari prinsip itu. Mereka bukan satu-satunya yang diajarkan untuk mempraktikkan ketundukan. Ketundukan adalah untuk setiap orang Kristen. Pada tingkatan di mana kita dengan rendah hati tunduk kepada saudara-saudari kita di dalam Kristus, itu adalah tingkatan yang sama yang untuk itu kita dipenuhi dengan Roh. Beberapa saudara goyah dalam kehidupan Kristen mereka karena mereka menuntut hak-hak mereka. Selama seseorang menuntut hak-haknya sendiri, ia tidak dapat berserah kepada kendali Roh. Kita telah mati terhadap diri sendiri (lihat Galatia 2:20). Hak apakah yang orang mati miliki?
Mengapakah orang Kristen bersedia menempatkan dirinya di bawah kuasa orang Kristen lainnya? Untuk melayani dia. Beberapa orang ingin dirinya dipenuhi dengan Roh tetapi tidak ingin mengalami kesulitan dalam membantu orang lain dalam nama Yesus. Paulus berkata, "Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus" (2 Korintus 4:5). Kita harus saling melayani satu sama lain dalam kasih.
Paulus berkata, "Tundukanlah dirimu seorang kepada yang lain dalam hormat untuk Kristus" (NIV). Kita saling menundukkan diri oleh karena Yesus. Ia melayani orang lain; Ia menetapkan pola. Dipenuhi dengan Roh-Nya adalah sama dengan menjadi seperti Dia.
Kesimpulan. Ketika kita dipenuhi dengan Roh, dunia melihat siapa yang yang mendominasi dan menguasai kita. Kita bisa membiarkan mereka melihat ini melalui perkataan, ucapan syukur, dan ketundukan kita.
Chris Bullard
BIS: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah
agar "Seluruh alam, baik
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah agar "Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (Ef 1:10). Surat ini merupakan juga seruan kepada umat Allah supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Allah itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus.
Di dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan bagaimana penyatuan itu terjadi. Untuk menjelaskan hal itu ia menceritakan bagaimana Allah Bapa telah memilih umat-Nya, bagaimana Allah melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Allah itu dijamin oleh Roh Allah. Di dalam bagian kedua, diserukan kepada para pembacanya supaya mereka hidup rukun agar kesatuan mereka sebagai umat yang percaya kepada Kristus dapat terlaksana.
Untuk menunjukkan bahwa umat Allah sudah menjadi satu karena bersatu dengan Kristus, penulis memakai beberapa kiasan. Jemaat adalah seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya, atau seperti sebuah bangunan yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang istri dengan Kristus sebagai suaminya. Penulis sangat terharu ketika mengingat akan rahmat Allah melalui Kristus, sehingga ungkapan-ungkapan yang dipakainya dalam suratnya menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan perasaan syukur dan pujian kepada Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, dari segi pengurbanan-Nya, pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya.
Isi
- Pendahuluan
Ef 1:1-2 - Kristus dengan gereja-Nya
Ef 1:3-3:21 - Kehidupan yang baru sebagai orang Kristen
Ef 4:1-6:20 - Penutup
Ef 6:21-24
Ajaran: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh
Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah orang-orang pilihan Allah, atau kelompok orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Efesus. (Dan juga jemaat-jemaat Kristen di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Efesus terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian tentang arti Gereja yang benar.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Efesus
Pasal 1-3 (Ef 1:1-3:21).
Pengajaran tentang keselamatan orang-orang percaya
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa keselamatan orang-orang percaya sudah berada dalam rencana Allah, yaitu terhadap orang-orang yang dipilih-Nya dan orang-orang yang mau menerima anugerah-Nya di dalam Kristus dengan iman.
Pendalaman
Pasal 4-6 (Ef 4:6-6:9).
Pengajaran tentang kesatuan orang percaya dan cara-cara kehidupan sebagai orang percaya
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa setiap orang percaya sudah menjadi saudara karena dipersatukan di dalam Tuhan Yesus. Juga Paulus menjelaskan bagaimana orang-orang Kristen harus hidup di dalam gereja, keluarga dan masyarakat.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ef 4:2-3,25-26,28-29,31-32. _Tanyakan_: Apakah yang harus dilakukan oleh orang percaya menurut nats ini?
- Bacalah pasal Ef 5:8-21. _Tanyakan_: Apakah yang membuktikan bahwa saudara anak-anak terang?
Pasal 6 (Ef 6:10-24). Pengajaran tentang perlengkapan rohani orang Kristen dalam mengikut Yesus
Pendalaman
- Mengapakah orang Kristen perlu menggunakan perlengkapan rohani yan Allah berikan?
- Siapakah musuh-musuh orang Kristen?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Efesus, jelaslah kita lihat bahwa orang-orang percaya adalah Gereja yang disebut juga Tubuh Kristus. Dan melalui Kitab ini juga dijelaskan tentang cara-cara kehidupan Gereja itu.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menjadi penulis Kitab Efesus?
- Siapakah yang dikatakan sebagai orang-orang percaya?
- Mengapakah orang (manusia) tidak bisa menyelamatkan dirinya dengan usah atau perbuatannya?
Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untu
Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?
Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untuk gereja di Efesus saja. Surat ini mungkin semacam surat edaran yang ditulis untuk digunakan oleh berbagai kelompok Kristen di daerah Efesus dan sekitamya. Apa yang ditulis Paulus dalam surat ini dapat diterapkan oleh umat Allah pada umumnya dan tidak ditujukan untuk suatu gereja tertentu. Tidak ada salam pribadi. Mungkin surat ini sebenarnya yang dimaksud oleh Rasul Paulus dalam Kolose 4:16 sebagai 'surat dari Laodikia'. Tikhikus dipercayakan untuk menyampaikan surat ini kepada alamat yang dituju. (Efe 6:21, 22). Surat ini, seperti surat-surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi dan Kolose, ditulis dari dalam penjara dan tema utamanya ialah sifat, ciri-ciri dan tujuan dari gereja Kristen, yaitu terciptanya apa yang disebut 'masyarakat Allah yang baru'.
GEREJA DI EFESUS.
Paulus tinggal di Efesus selama 3 tahun (Kis 19:8, 10; 20:31). Efesus merupakan suatu kota yang banyak menyediakan sarana untuk penyembahan berhala. Kuil Dewi Diana (Artemis) terletak di kota itu. Di sana banyak terdapat orang-orang yang mempraktekkan ilmu sihir. Namun, waktu kita membaca surat ini kita tidak perlu mengetahui latar belakang gereja yang menjadi tujuan surat ini, karena isinya bersifat umum.
PESAN.
Surat ini tidak berhubungan dengan masalah-masalah yang khusus, tetapi tujuannya adalah untuk meninggikan nama Yesus Kristus dan untuk menunjukkan pentingnya gereja Kristen sebagai alat Allah di dunia ini. Seperti halnya dengan surat-surat Paulus lainnya, doktrin yang diberikan disusul dengan penerapan praktis. Iman Kristen dan kehidupan Kristen harus berjalan secara seimbang. Surat ini ditutup dengan peringatan bahwa Kristen selalu berada dalam konflik yang terus-menerus dengan setan dan kuasa kejahatan, tetapi Allah telah memberikan senjata yang diperlukan untuk memampukan Kristen bertahan dalam menghadapi semua serangan musuh.
Pesan
1. Warisan kekayaan untuk dinikmati.o Tiga Pribadi Keallahan yang berperan dalam penyelamatan kita:
- Allah Bapa. Efe 1:4-6
- Allah Putra. Efe 1:7-12
- Allah Roh Kudus. 1: 13, 14
o Perhatikan permohonan doa Paulus bagi orang-orang Efesus
- untuk penerangan guna mengetahui sampai seberapa luas warisan kita. Efe 1:17-19
- untuk kuasa guna mengetahui sampai seberapa besar keagungan Allah. Efe 1:19-21
2. Kasih karunia dan damai sejahtera untuk dialami.
o Dari keadaan apa kita diselamatkan. Efe 2:1-3, 11, 12
o Oleh siapa kita diselamatkan. Efe 2:4-9, 13-18
o Untuk apa kita diselamatkan. 2:10, 19-22
3. Sumber-sumber rohani untuk dijajaki.
o Kekayaan yang tidak dapat dicari. Efe 3:8-13
o Kekuatan Ilahi. Efe 3:14-21
4. Persatuan rohani yang harus dipelihara.
o Sikap yang benar itu penting. Efe 4:1-3
o Dasar yang sama itu penting. Efe 4:4-6
o Persatuan dalam keanekaragaman harus dihadapi. 4:11
o Kedewasaan Kristen diharapkan. 4:13
5. Hubungan harmonis yang harus diusahakan.
o Terang sebagai ganti kegelapan. Efe 5:3-6
o Hikmat sebagai ganti kebodohan. Efe 5:15-17
o Kerohanian sebagai ganti hawa nafsu.Efe 5:18-20
o Kepatuhan sebagai ganti perdebatan.Efe 5:21-33
6. Senjata rohani untuk dipakai.
o Musuh yang kita hadapi. Efe 6:10-12
o Perlengkapan senjata yang kita punyai.Efe 6:13-20
Penerapan
Efesus mengajar kita tentang:
1. Betapa murah hati Allah
o dalam memberi kita seorang Penyelamat
o dalam mengirim kepada kita Roh Kudus
o dalam memberi jaminan kepada kita rumah surgawi
2. Betapa besar hak kita
untuk menjadi anggota keluarga Allah untuk mendapat bagian dalam Kerajaan Allah
3. Betapa kita perlu tenggang rasa
o dalam sikap kita terhadap orang lain
o dalam hubungan kita dengan orang lain
4. Betapa praktisnya kekristenan dalam hal
o perkawinan
o kedudukan sebagai orang-tua
o pekerjaan
5. Betapa nyatanya setan dalam
o pengaruhnya
o kegiatannya
6. Bagaimana kita perlu bersiap-siap
o dengan perlengkapan senjata Allah
o dengan doa
Tema-tema Kunci
1. Kasih karunia.
Kasih karunia merupakan kata kunci dalam Alkitab, sebab hal itu memperlihatkan sifat Allah yang memungkinkan adanya keselamatan bagi kita. Oleh karena dosa manusia, jika tidak ada kasih karunia, tidak akan ada pengharapan. Kasih karunia berarti hadiah yang diberikan cuma-cuma. Respons manusia terhadap kasih karunia ialah iman, tetapi ini pun diberikan oleh Allah kepada kita. Lihatlah khususnya Efe 2:1-10. Perhatikan bahwa kasih karunia selalu dipertentangkan dengan hukum Taurat (Rom 6:14). Pembenaran dimungkinkan oleh dua alasan, yaitu kasih karunia Allah (Rom 3:24) dan kematian Kristus (Rom 5:9).
2. Keesaan.
Paulus telah menjelaskan bahwa umat Allah di bawah perjanjian baru mengikutsertakan baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi, dan sekarang ia menekankan perlunya kita memelihara keesaan sejati ini. Sebagai Kristen kita tidak dapat menciptakan keesaan oleh karena hal ini adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi kita diminta untuk memeliharanya. Kesatuan yang kita punyai tidaklah sama dengan keseragaman. Ada keanekaragaman karunia di antara umat Allah, tetapi hanya ada satu dasar kesatuan. Lihat juga pada perikop lain yang terbaik yang menekankan pentingnya kesatuan - Yohanes pasal 17.
3. Hubungan.
Kita tidak hidup di dalam suatu ruangan hampa, tetapi di dalam serentetan hubungan - di dalam rumah, dalam pekerjaan, di dalam gereja dan di dalam masyarakat pada umumnya. Iman Kristen kita terutama menyangkut hubungan-hubungan tersebut. Kita sering menemukan bahwa pada suatu saat, standar kehidupan menurut ajaran Alkitab bertentangan dengan standar kehidupan yang sementara ini diterima dalam masyarakat. Dalam kasus seperti itu kita harus lebih menaati Allah daripada manusia. Bandingkan perikop dalam Efesus tentang masalah ini dengan ayat-ayat yang serupa dalam Kolose. Juga perhatikan bagaimana dalam memilih pemimpin Kristen, masalah hubungan kekeluargaan sangat mendapat perhatian (1Tim 3:1-5; Tit 1:6-8).
4. Konflik.
Paulus menyebut seorang Kristen sebagai prajurit (2 Tim. 2:3, 4). Baginya selalu berlangsung peperangan, dan Kristen benar-benar terlibat di dalamnya. Alkitab tidak pernah meragukan keberadaan setan. Setan begitu nyata dalam pengalaman Tuhan Yesus,dan nyata juga bagi para murid.Dalam Efesus Paulus mengingatkan kita tentang kecerdikan musuh itu.Kita tidak dapat menghadapinya tanpa senjata atau tanpa perlindungan. Carilah hal-hal yang berhubungan dengan Iblis yang ditunjukkan oleh Kristus - Matius 4:1-11; 12:24; 13:39; 25:41; Lukas 8:12; 10:18; Yohanes 8:44.
Garis Besar Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) [1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2
[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:
[1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:22
Efe 1:3-6 | Dipilih untuk suatu maksud |
Efe 1:7-14 | Diselamatkan untuk suatu maksud |
Efe 1:15-23 | Diterangi untuk suatu maksud |
Efe 2:1-10 | Dihidupkan untuk suatu maksud |
Efe 2:11-22 | Didamaikan untuk suatu maksud |
[3] SUATU MISTERI YANG DISINGKAPKAN Efe 3:1-21
Efe 3:1-6 | Orang-orang yang bukan Yahudi juga diikutsertakan |
Efe 3:7-12 | Pelayanan Paulus yang strategis |
Efe 3:13-21 | Pengertian penuh sangat penting |
[4] SIFAT GEREJA Efe 4:1-32
Efe 4:1-6 | Dipersatukan di dalam Roh |
Efe 4:7-12 | Diberkati dengan karunia-karunia Roh |
Efe 4:13-16 | Diperlengkapi untuk bertumbuh |
Efe 4:17-24 | Diperbarui ciri-cirinya |
Efe 4:25-32 | Diubahkan penampilannya |
[5] CIRI-CIRI, TINGKAH LAKU DAN KONFLIK KRISTEN Efe 5:1-6:24
Efe 5:1-20 | Mengikut Kristus |
Efe 5:21-6:9 | Hidup dengan sesama |
Efe 6:10-24 | Menghadapi musuh |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi