Teks -- Hakim-hakim 16:28 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Hak 16:28
Full Life: Hak 16:28 - BERSERULAH SIMSON KEPADA TUHAN.
Nas : Hak 16:28
Simson, kini dengan sikap bertobat dan iman yang dibaharui kepada
Allah, berseru kepada Tuhan, dan doanya dikabulkan. Pertunjukan i...
Jerusalem -> Hak 13:1--16:31
Jerusalem: Hak 13:1--16:31 - -- Kisah mengenai Simson ini berbeda coraknya dengan kisah-kisah lain yang tercantum dalam kitab Hakim. Diceritakan riwayat hidup seorang pahlawan setemp...
Kisah mengenai Simson ini berbeda coraknya dengan kisah-kisah lain yang tercantum dalam kitab Hakim. Diceritakan riwayat hidup seorang pahlawan setempat, mulai dengan kelahirannya sampai dengan meninggalnya. Pahlawan itu perkasa bagaikan raksasa, tetapi ia sekalipun lemah laksana seorang kanak-kanak. Ia membujuk perempuan-perempuan, tetapi sendiri tertipu oleh mereka. Berulang kali ia dapat mempermainkan orang Filistin, tetapi tidak berhasil membebaskan negerinya dari genggaman mereka. Kisah ini merupakan sebuah ceritera rakyat penuh lelucon pedas. Dengannya rakyat yang tidak berdaya membalas dendam kepada penindasnya yang ditertawakan. Berlawanan sedikit dengan ciri-ciri kerakyatan profan tsb kisah Simson memperkenalkan pahlawannya sebagai seseorang yang sejak kandungan ibunya dikuduskan kepada Tuhan dan justru kenazirannya itulah yang menjadi sumber kekuatannya. Sifat karismatis itu yang menjadi sebabnya mengapa riwayat hidup Simson dicantumkan di tengah-tengah riwayat-riwayat lain. Kisah Simson berupa kumpulan ceritera-ceritera pendek: Kelahiran Simson, Hak 13:2-25; perkawinannya dan teka tekinya, Hak 14:1-20; Simson dan orang Filistin, Hak 15:1-8,9-19; kata penutup pertama, Hak 13:20; Simson di kota Gaza, Hak 16:1-3; Simson dan Delila, Hak 16:4-21; Simson ditangkap dan mati, Hak 16:22-30; kata penutup kedua, Hak 16:31.
Ende -> Hak 13:1--16:31
Ende: Hak 13:1--16:31 - -- Kisah jang paling pandjang dari kitab Hakim2 mengenai diri Sjimsjon. Dari antara
para tokoh kitab ini ia mendjadi jang paling hidup untuk sipembatja. ...
Kisah jang paling pandjang dari kitab Hakim2 mengenai diri Sjimsjon. Dari antara para tokoh kitab ini ia mendjadi jang paling hidup untuk sipembatja. Seorang dengan perawakan raksasa dan kekuatan badani adjaib laksana singa, tetapi djiwanja masih primitip dan agak lemah dan diseret oleh hawanafsunja kian-kemari. Ia merupakan seorang pahlawan setempat sadja, jang sangat menarik pengchajalan rakjat, jang mengenal dirinja sendiri didalam tokoh ini. Ia tak pernah mendjadi pemimpin, entah dari salah satu suku entah bangsa seluruhnja, melainkan perbuatannja jang gagah dilakukannja sendirian sadja. Dari lain sudut orang jang agak kasar dan primitip ini sekaligus adalah seorang jang sungguh2 salah dengan tjaranja sendiri dan jang pertjaja pada Jahwe serta mengabdi kepadaNja. Dan itupun sebabnja ia dapat dimasukkan kedalam kitab Hakim2 dan mendapat tempatnja ditengah tokoh2 lain. Seperti jang lain2 Sjimsjonpun dipimpin dan dipengaruhi Jahwe dan sedjak kandungan ibunja ia dibaktikan kepada Jahwe, kendati kelakuannja jang kadang2 tidak dapat dipudji. Selain daripada itu didalam riwajat hidup pahlawan ini diulang sadja apa jang terdjadi dengan seluruh bangsa: selama setia pada panggilannja ia dibantu Allah; bila ia meninggalkan Jahwe, maka ia dihukum; setelah bertobat ditolong lagi. Boleh diterima, bahwa kisah Sjimsjon dalam tradisi rakjat agak dihias dan hal2nja agak dibesar2kan. Namun tjeritera itu achirnja bersandarkan peristiwa2 jang terdjadi dan itu bukan buah chajalan rakjat.
Ref. Silang FULL -> Hak 16:28
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Hak 16:22-31
Matthew Henry: Hak 16:22-31 - Kematian Simson; Kemenangan Simson dalam Kematian Kematian Simson; Kemenangan Simson dalam Kematian (16:22-31)
Meskipun babak terakhir dari kehidupan Simson penuh kehinaan, dan orang berharap ada t...
Kematian Simson; Kemenangan Simson dalam Kematian (16:22-31)
- Meskipun babak terakhir dari kehidupan Simson penuh kehinaan, dan orang berharap ada tudung yang ditarik untuk menutupinya, namun gambaran yang diberikan di sini tentang kematiannya dapat dipakai untuk mengurangi, meskipun tidak menghapuskan sama sekali, cela dari hidupnya itu. Sebab ada kehormatan dalam kematiannya. Tidak diragukan lagi bahwa ia sangat menyesal atas dosanya, atas penghinaan yang dilakukannya melalui dosa itu terhadap Allah, dan atas hilangnya kehormatan yang telah diberikan Allah kepadanya karena perbuatannya sendiri. Tetapi tanda bahwa Allah sudah berdamai dengannya tampak,
- 1. Dari kembalinya tanda kenazirannya (ay. 22): Rambutnya mulai tumbuh pula sesudah dicukur, yaitu, setebal dan sepanjang seperti ketika dipotong. Ada kemungkinan bahwa ucapan syukur orang-orang Filistin secara bersama-sama kepada Dagon tidak ditunda untuk waktu yang lama, dan sebelum itu rambut Simson sudah tumbuh seperti itu. Melalui pertumbuhan rambutnya itu, dan gambaran khusus mengenainya, tampak bahwa pertumbuhan rambut itu luar biasa, dan dirancang sebagai pertanda khusus dari kembalinya perkenanan Allah kepada Simson setelah pertobatannya. Sebab pertumbuhan rambutnya bukanlah penyebab atau tanda dari kembalinya kekuatannnya, melainkan tidak lebih hanya sebagai lambang penazirannya. Pertumbuhan rambut itu merupakan tanda bahwa Allah menerimanya sebagai orang nazir kembali, setelah gangguan itu, tanpa upacara-upacara yang ditetapkan untuk memulihkan seorang nazir yang telah melanggar, yang pada saat itu tidak sempat dilakukan Simson (Bil. 6:9). Sungguh mengherankan bahwa orang-orang Filistin, yang mencengkeram Simson dalam tangan mereka, tidak cemburu pada rambutnya yang bertumbuh lagi, dan tidak memotongnya. Tetapi mungkin mereka mau kekuatannya yang besar kembali kepadanya, supaya mereka bisa membuatnya bekerja jauh lebih banyak lagi. Selain itu, sekarang ia buta, jadi mereka tidak takut akan disakiti olehnya.
- 2. Tanda bahwa Allah sudah berdamai dengan Simson tampak dari dipakainya Simson oleh Allah untuk menghancuran musuh-musuh umat-Nya. Dan itu terjadi pada saat yang paling tepat untuk membela kehormatan Allah, dan bukan secara langsung untuk membela dan membebaskan Israel. Amatilah,
- I. Betapa dengan kurang ajar orang-orang Filistin menghina Allah Israel,
- 1. Melalui korban-korban yang mereka persembahkan kepada dewa Dagon, seteru-Nya. Dagon ini mereka sebut sebagai allah mereka, allah buatan mereka sendiri, yang digambarkan dengan sebuah patung, yang bagian atasnya berbentuk manusia, dan bagian bawahnya berbentuk ikan, makhluk khayalan semata-mata. Namun bisa-bisanya benda itu mereka tinggikan untuk melawan Allah yang benar dan hidup. Ilah jadi-jadian inilah yang mereka anggap memberi mereka keberhasilan (ay. 23-24): Telah diserahkan oleh allah kita ke dalam tangan kita Simson, musuh kita, perusak tanah kita. Demikianlah mereka bermimpi, meskipun allah mereka itu tidak dapat berbuat kebaikan ataupun kejahatan. Mereka tahu bahwa Delila telah mengkhianati Simson, dan mereka telah membayarnya untuk melakukan itu. Namun mereka memberi pujian atas keberhasilan itu kepada allah mereka, dan hati mereka menjadi yakin akan kuasanya untuk melindungi mereka. Segala bangsa mau berjalan masing-masing seperti itu demi nama allah mereka. Mereka mau memberi allah mereka pujian atas pencapaian-pencapaian mereka. Masakan kita sendiri tidak mau memberikan penghormatan ini kepada Allah kita, yang kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu? Namun, menimbang betapa jahat cara-cara yang mereka pakai untuk membuat Simson jatuh ke tangan mereka, harus diakui bahwa hanya ilah sampah seperti Dagonlah yang pantas dijadikan pelindung kejahatan. Korban-korban dipersembahkan, dan kidung-kidung pujian dinyanyikan, pada hari ucapan syukur bersama, untuk kemenangan yang diperoleh atas satu orang ini. Ada ungkapan-ungkapan sukacita yang besar pada waktu itu, dan semuanya demi kehormatan Dagon. Jauh lebih beralasan bagi kita untuk memberikan pujian atas semua keberhasilan kita kepada Allah kita. Syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kita di jalan kemenangan-Nya!
- 2. Dengan mempermainkan Simson, jagoan Allah itu, mereka menghina Allah sendiri. Ketika mereka sedang bersukaria dengan anggur, untuk membuat mereka lebih sukaria lagi, Simson dipanggil untuk melawak bagi mereka (ay. 25, 27), yaitu, untuk mereka permainkan. Setelah mempersembahkan korban kepada allah mereka, lalu makan dan minum dari korban itu, mereka bangun dan bersukaria, sesuai dengan kebiasaan para penyembah berhala (1Kor. 10:7), dan Simson pasti menjadi bulan-bulanan dalam sukaria itu. Mereka dibuat tertawa satu sama lain melihat bagaimana, karena buta, Simson tersandung dan meraba-raba. Ada kemungkinan bahwa mereka memukul pipi orang yang memerintah Israel ini (Mi. 4:14), dan berkata, cobalah katakan kepada kami, siapakah yang memukul engkau? Sungguh biadab tindakan mereka yang menginjak-injak orang yang sedang sengsara seperti itu, padahal beberapa saat sebelumnya, mereka dibuat gemetar hanya dengan melihat orangnya. Simson terperosok ke dalam lobang kesengsaraan yang dalam, dan cela-cela mereka seperti pedang yang tertancap di tulang-tulangnya, ketika mereka berkata, di mana sekarang Allahmu? Tidak ada lagi yang lebih pedih bagi jiwa yang begitu besar seperti itu. Namun, karena sudah bertobat, dukacitanya yang menurut kehendak Allah membuatnya sabar, dan ia menerima hinaan itu sebagai hukuman atas pelanggarannya. Betapa pun fasiknya orang-orang Filistin itu, Simson tidak bisa tidak pasti mengakui bahwa Allah itu benar. Simson sudah bermain-main dalam tipuan-tipuannya sendiri dan dengan para penipunya, maka sudah sewajarnya orang-orang Filistin berbuat semena-mena terhadapnya untuk mempermainkannya. Kecemaran adalah dosa yang membuat orang kotor, dan menghadapkan mereka pada penghinaan. Siksa dan cemooh akan diperoleh orang yang hatinya tertipu oleh seorang perempuan, dan malunya tidak akan terhapuskan. Aib dan kehinaan yang kekal akan menjadi bagian dari orang-orang yang dibutakan dan dibelenggu oleh hawa nafsu mereka sendiri. Iblis yang sudah menipu mereka akan menghina-hina mereka.
- II. Betapa dengan adil Allah Israel mendatangkan kehancuran yang tiba-tiba atas orang-orang Filistin melalui tangan Simson. Ribuan orang Filistin telah berkumpul bersama, untuk mengiringi raja-raja kota mereka dalam korban-korban dan kegembiraan-kegembiraan pada hari ini, dan untuk menonton acara lawak ini. Tetapi ternyata itu menjadi peristiwa celaka yang mematikan bagi mereka, sebab mereka semua terbunuh, dan terkubur dalam reruntuhan rumah itu. Tidaklah pasti apakah itu sebuah kuil atau gedung pertunjukan, atau suatu bangunan seadanya yang didirikan untuk tujuan itu. Amatilah,
- 1. Siapa yang dihancurkan: Segala raja kota orang Filistin (ay. 27), yang dengan uang suap telah merusak Delila untuk mengkhianati Simson dan menyerahkannya kepada mereka. Celaka mengejar orang-orang berdosa itu, dan juga banyak orang dari rakyat biasa. Jumlah mereka sampai tiga ribu orang, dan di antara mereka ada banyak sekali perempuan, salah satunya, ada kemungkinan, perempuan sundal dari Gaza yang disebutkan itu (ay. 1). Simson telah ditarik ke dalam dosa oleh perempuan-perempuan Filistin, dan sekarang pembantaian besar-besaran diadakan di antara mereka, seperti yang juga dilakukan atas perintah Musa di antara para perempuan Midian. Sebab merekalah yang menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN dalam hal Peor (Bil. 31:16).
- 2. Kapan mereka dihancurkan.
- (1) Ketika mereka sedang bersukaria, merasa aman, dan riang gembira, dan sama sekali tidak menyangka bahwa mereka sedang terancam bahaya. Ketika mereka melihat Simson merangkul tiang-tiang itu, dapat kita duga, tindakannya itu dianggap lelucon bagi mereka, dan mereka mengolok-olok: Apa gerangan yang akan dilakukan orang Yahudi yang lemah ini? Betapa para pendosa dibawa pada kehancuran dalam sekejap saja! Mereka diangkat dalam kesombongan dan kegembiraan, supaya kejatuhan mereka menjadi semakin mengerikan. Janganlah sekali-kali kita iri hati dengan kegembiraan orang-orang fasik, tetapi ambillah pelajaran dari kejadian ini, bahwa sorak-sorai kemenangan mereka sebentar saja dan sukacita mereka hanya untuk sesaat.
- (2) Mereka dihancurkan ketika sedang memuji-muji Dagon allah mereka, dan memberikan kehormatan kepadanya, yang seharusnya diberikan kepada Allah saja. Ini tidak kurang dari pengkhianatan terhadap Raja segala raja, terhadap mahkota dan martabat-Nya. Oleh sebab itu, darah para pengkhianat ini bercampur dengan korban-korban mereka. Belsyazar dilenyapkan ketika ia sedang memuji dewa-dewa buatan manusia miliknya (Dan. 5:4).
- (3) Mereka dihancurkan ketika sedang mempermainkan seorang Israel, seorang nazir, dan menghina-hina dirinya, menganiaya orang yang telah dihajar Allah. Tidak ada hal lain yang memenuhi takaran kejahatan seseorang atau suatu bangsa secara lebih cepat selain mengolok-olok dan melecehkan hamba-hamba Allah, sekalipun karena kebodohan mereka sendirilah mereka direndahkan. Mereka yang mempermainkan orang baik tidak tahu apa yang mereka perbuat, atau siapa yang mereka hina.
- 3. Bagaimana mereka dihancurkan. Simson merobohkan rumah itu hingga jatuh menimpa mereka. Tidak diragukan lagi, Allah memasukkan ke dalam hatinya, sebagai tokoh masyarakat, untuk membalaskan perseteruan Allah, perseteruan Israel, dan perseteruannya sendiri dengan mereka dengan cara seperti itu.
- (1) Simson mendapat kekuatan untuk melakukannya dengan doa (ay. 28). Kekuatan yang telah dibuatnya hilang karena dosa, didapatnya kembali, sebagai orang yang sungguh-sungguh bertobat, dengan doa. Seperti Daud yang berdoa, setelah ia menyulut Roh anugerah untuk menarik diri (Mzm. 51:14), bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela. Kita dapat menduga bahwa doa ini hanya diucapkan Simson dalam hatinya, dan bahwa suaranya tidak terdengar (sebab doa itu dibuat dalam kerumunan orang Filistin yang gaduh dan ramai). Akan tetapi, meskipun suaranya tidak terdengar oleh manusia, namun doanya didengar oleh Allah, dan dijawab dengan penuh rahmat. Dan walaupun ia tidak hidup untuk menceritakan sendiri doanya ini, seperti yang dilakukan Nehemia dengan doanya, namun Allah tidak hanya menerimanya di sorga, tetapi juga, dengan mewahyukannya kepada para penulis yang mendapat ilham, memastikan supaya doa itu tercatat dalam jemaat-Nya. Simson berdoa kepada Allah untuk mengingat kembali dirinya dan menguatkannya kembali sekali ini. Dengan begitu, ia mengakui bahwa kekuatannya untuk melakukan apa yang telah ia lakukan dahulu berasal dari Allah. Dan ia memohon supaya kekuatan itu diberikan kepadanya sekali lagi, untuk memberikan pukulan perpisahan kepada orang-orang Filistin. Simson berkeinginan untuk melakukan ini bukan atas dasar amarah atau keinginan untuk membalaskan dendamnya sendiri, melainkan atas dasar semangat yang kudus untuk kemuliaan Allah dan Israel. Hal itu tampak dari diterima dan dijawabnya doa itu oleh Allah. Simson mati dengan berdoa, demikian pula Juruselamat kita yang terberkati. Tetapi Simson berdoa untuk pembalasan, sedangkan Kristus untuk pengampunan.
- (2) Simson mendapat kesempatan untuk melakukannya dengan bertopang pada kedua tiang yang merupakan penopang utama dari bangunan itu. Dan tampaknya, kedua tiang itu begitu berdekatan satu sama lain hingga ia dapat merangkul keduanya pada saat yang sama (ay. 26, 29). Setelah merangkul kedua tiang itu, ia merobohkannya dengan segenap kekuatannya, sambil berseru nyaring, biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin ini (ay. 30). Animamque in vulnere ponit – Sewaktu sedang melukai, ia mati. Kumpulan besar orang-orang yang ada di atas atap, yang sedang melihat ke bawah untuk menonton lawakan itu, dapat kita duga, ikut berperan dalam membuat gedung itu jatuh. Bobot yang jauh lebih berat daripada yang dirancang untuk gedung itu mungkin akan membuatnya runtuh sendiri, paling tidak membuat kejatuhannya lebih mematikan bagi orang-orang yang ada di dalam. Memang sedikit saja orang yang ada di atap ataupun yang ada di dalam dapat meloloskan diri, sebab mereka mati tertindih atau mati remuk. Hal ini dilakukan, bukan oleh suatu kekuatan alami milik Simson, melainkan oleh kekuatan Allah yang maha kuasa, dan tidak hanya menakjubkan, tetapi juga ajaib di mata kita. Nah, dalam hal ini,
- [1] Orang-orang Filistin sangat dipermalukan. Semua raja kota dan para pembesar mereka terbunuh, beserta sebagian besar rakyat mereka. Dan ini terjadi di tengah-tengah sorak-sorai kemenangan mereka. Kuil Dagon (itulah rumah itu menurut banyak penafsir) dirobohkan, dan Dagon terkubur di dalamnya. Ini akan memberikan teguran besar terhadap kekurangajaran orang-orang yang masih hidup. Seandainya masih tersisa akal sehat dan semangat dalam diri orang Israel, hingga mereka memanfaatkan keuntungan-keuntungan dari peristiwa ini, mereka bisa saja membuang kuk orang Filistin pada saat itu.
- [2] Simson bisa dibenarkan sepenuhnya, dan dipandang tidak bersalah atas pembunuhan terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang-orang Filistin itu. Dia adalah seorang tokoh masyarakat, yang dinyatakan sebagai musuh oleh orang-orang Filistin. Oleh karena itu, ia dapat mengambil segala keuntungan untuk melawan mereka. Mereka sekarang sedang mengadakan perang dengannya dengan cara yang paling biadab. Semua orang yang hadir ikut membantu dan bersekongkol, dan karena itu pantas mati bersamanya. Tidak pula ia menjadi felo de se, atau pembunuh diri sendiri, dalam tindakan itu. Sebab bukan nyawanya sendirilah yang ia tuju, meskipun ia mempunyai terlalu banyak alasan untuk lelah dengan hidupnya, melainkan nyawa musuh-musuh Israel. Untuk menjangkau nyawa mereka, ia dengan berani menyerahkan nyawanya sendiri, tidak menghiraukan nyawanya sedikit pun, asal saja ia dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan secara terhormat.
- [3] Allah sangat dimuliakan dalam mengampuni pelanggaran-pelanggaran Simson yang besar, dan kejadian ini merupakan buktinya. Dikatakan bahwa apabila raja memberikan mandat kepada seorang terdakwa, maka itu sama saja dengan pengampunan. Namun, sekalipun Dia adalah Allah yang mengampuni baginya, tetapi Ia membalas perbuatan-perbuatannya (Mzm. 99:8). Dan, dengan mengizinkan jagoan-Nya mati dalam rantai, Ia memperingatkan semua orang untuk berjaga-jaga terhadap hawa nafsu yang berperang melawan jiwa. Apa pun itu, kita mempunyai alasan yang baik untuk berharap bahwa meskipun Simson mati bersama orang-orang Filistin, namun ia tidak mendapatkan bagian kekalnya bersama mereka. Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya.
- [4] Kristus diperlambangkan dengan jelas. Ia meruntuhkan kerajaan Iblis, seperti Simson merobohkan kuil Dagon. Dan, ketika mati, Kristus memperoleh kemenangan yang teramat mulia atas kuasa-kuasa kegelapan. Pada saat itu, ketika lengan-Nya terentang di atas kayu salib, seperti Simson terentang pada kedua tiang, Ia memberikan goncangan yang mematikan kepada alam maut, dan, oleh kematian, memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut (Ibr. 2:14-15). Dalam hal ini Kristus melebihi Simson, bahwa Ia tidak hanya mati bersama orang-orang Filistin, tetapi juga bangkit kembali untuk menang atas mereka.
- Terakhir, cerita tentang Simson ditutup,
- 1. Dengan gambaran tentang penguburannya. Saudara-Saudaranya sendiri, karena tergerak oleh kemuliaan-kemuliaan yang mengiringi kematiannya, datang dan menemukan jasadnya di antara orang-orang yang terbunuh. Mereka membawanya secara terhormat ke negerinya sendiri, dan menguburkannya di tempat kuburan nenek moyangnya. Orang-orang Filistin sedang merasa ketakutan pada waktu itu, hingga mereka tidak berani menentangnya.
- 2. Dengan menyebut kembali masa pemerintahan Simson: Dia memerintah sebagai hakim atas orang Israel dua puluh tahun lamanya. Kalau saja orang Israel tidak bersikap hina dan pengecut, seperti Simson bersikap gagah dan berani, maka ia pasti sudah melepaskan mereka dari kuk orang Filistin. Mereka bisa saja hidup tenang, aman, dan bahagia, kalau saja mereka mau mengizinkan Allah dan hakim-hakim mereka untuk membuat mereka demikian.
SH: Hak 16:23-31 - Pesta menuju kehancuran. (Sabtu, 25 Oktober 1997) Pesta menuju kehancuran.
Pesta besar diadakan orang Filistin. Si raksasa yang pernah membuat mereka tanpa nyali, kini mereka jadikan pelawak. Kegembi...
Pesta menuju kehancuran.
Pesta besar diadakan orang Filistin. Si raksasa yang pernah membuat mereka tanpa nyali, kini mereka jadikan pelawak. Kegembiraan mereka adalah kegembiraan yang menginjak-injak harga diri Simson sebagai nazir Allah. Bersama dengan itu mereka juga sedang menghina Israel dan Tuhan Allah Israel. Tetapi Tuhan tidak membiarkan semuanya itu. Siapa sangka bahwa pesta lupa diri itu akan berubah menjadi tamatnya riwayat mereka di dalam kubur puing-puing gedung itu. Tuhan mengabulkan permohonan Simson, memulihkan kembali kekuatannya sesaat untuk meruntuhkan gedung itu.
Jangan rendahkan kebenaran-Nya. Kita semua adalah nazir Allah. Kita perlu ingat diri agar hidup dalam kebenaran, melangkah benar menjalani hari-hari kita dengan mengarahkan mata hati ke hari esok yang penuh berkat. Pastikan bahwa kita ada dalam kebenaran-Nya dan berjalan menuju hal-hal yang membuat Nama Tuhan ditinggikan. Bertekadlah dalan anugerah-Nya untuk hidup hati-hati dan benar di mata manusia dan di hadapan Allah.
Renungkan: Bila kita memuliakan Tuhan dalam hidup kita, Tuhan tidak akan membiarkan kita dipermalukan sesama kita.
Doa: Nyatakanlah kemurahan-Mu atas hidupku, Tuhan.
SH: Hak 16:23-31 - Doa dan prestasi (Sabtu, 31 Mei 2008) Doa dan prestasi
Sepercik harapan muncul ketika Simson di penjara. Allah mengizinkan
rambut Simson tumbuh (ayat 22), sebagai sim-bolisasi kemung...
Doa dan prestasi
Sepercik harapan muncul ketika Simson di penjara. Allah mengizinkan rambut Simson tumbuh (ayat 22), sebagai sim-bolisasi kemungkinan diperbaruinya komitmen Simson kepada Allah. Allah memang selalu memberikan kesempatan kepada hamba-Nya, meski telah melakukan kegagalan.
Walau demikian, Simson tetap harus menanggung akibat ketidaktaatannya sebagai nazir Allah. Ia dipermalukan oleh musuhnya, yang notabene adalah musuh bangsa Israel, yaitu bangsa Filistin. Takluknya Simson mengakibatkan Filistin mengagung-agungkan Dagon, dewa mereka (ayat 23-24). Saat itu Simson tidak lagi menjadi figur yang ditakuti Filistin. Cukup seorang anak kecil yang diminta untuk menuntun dia (ayat 26). Ia juga menjadi bahan tertawaan orang Filistin (ayat 25). Pada saat itulah Simson melihat kesempatan untuk menghancurkan musuhnya, musuh bangsanya. Maka di ujung hidupnya, dalam ketidakberdayaannya, Simson berseru kepada Allah, memohon kekuatan untuk yang terakhir kali (ayat 28). Allah men-dengar doanya. Ia berhasil merubuhkan kuil Dagon, hingga memakan korban jiwa yang lebih besar daripada jumlah orang Filistin yang dia bunuh, saat dia kuat (ayat 30).
Bila kita perhatikan kehidupan Simson, kita melihat bahwa hubungannya dengan Allah turun naik. Ada saat ia dekat dengan Allah (Hak. 15:18-19). Namun seringkali juga ia melakukan dosa, yakni saat ia melanggar kenazirannya. Ini mungkin karena ia tidak membiarkan Allah menyentuh selu-ruh aspek hidupnya. Ada sisi tertentu yang ia kuasai sendiri. Lebih dari itu, Simson adalah gambaran mengenai orang yang menyia-nyiakan potensi dan panggilan Allah di dalam dirinya. Ia adalah salah satu pahlawan iman di dalam PL (Ibr. 11:32), tetapi sayangnya tidak semulia yang lain.
Coba kita bercermin dan melihat hidup kita. Allah telah menganugerahkan potensi, talenta, bahkan mungkin, panggilan khusus untuk memuliakan Allah. Sudahkah kita memaksimalkan semua itu? Sudahkah keseluruhan hidup kita digunakan bagi pekerjaan dan kemuliaan nama Tuhan?
SH: Hak 16:23-31 - Bukan untuk permainan (Jumat, 20 September 2013) Bukan untuk permainan
Secercah harapan muncul di kegelapan sel penjara. Rambut Simson tumbuh setelah dicukur (Hak. 16:22). Ini adalah kasih karunia A...
Bukan untuk permainan
Secercah harapan muncul di kegelapan sel penjara. Rambut Simson tumbuh setelah dicukur (Hak. 16:22). Ini adalah kasih karunia Allah, sebagai simbol dari dimungkinkannya pembaruan komitmen kepada Allah. Bersamaan dengan tumbuhnya rambut, penyerahan diri Simson kepada Allah juga kembali (bdk. ayat 28). Inilah penyebab kembalinya kekuatan Simson.
Berada di sebuah gedung besar bersama raja-raja kota orang Filistin yang tengah beribadah kepada dewa Dagon, Simson tampil untuk melawak sesuai permintaan para petinggi itu (23-25, 27). Di situlah ia menyadari sebuah kesempatan yang mendorong dia berdoa, memohon kekuatan kepada Allah (28-30). Inilah satu-satunya kisah Simson berdoa sebelum ia menggunakan kekuatannya. Ini memperlihatkan bahwa masa-masa kesendirian di penjara mengarahkan Simson pada pertobatan. Hidup Simson pun berakhir dengan pahit dan manis. Pahit karena tragis, manis karena Allah menjawab doanya yang terakhir, hingga ia mencapai kemenangan terbesar dalam hidupnya untuk melawan Filistin. Walaupun kematian tiga ribu orang Filistin harus dibayar dengan hidupnya sendiri.
Kisah hidup Simson merupakan gambaran tentang orang percaya yang hidupnya tidak taat kepada Allah. Allah memang masih memakai dia, tetapi dia tidak mendapat manfaat sama sekali dari hal itu. Hidupnya berakhir dalam tragedi karena ia menyia-nyiakan potensi besar, yang Allah karuniakan kepadanya.
Kisah Simson juga mengajar kita tentang betapa berbahayanya mengganggap dosa sebagai sesuatu hal yang sepele. Simson membiarkan hasratnya akan wanita menghancurkan hidupnya. Bahkan daripada memutuskan hubungan dengan Delila, Simson tampak lebih rela bila hubungannya dengan Allah terputus. Dengan kekuatannya, ia mengalahkan musuhya, tetapi di sisi lain ia juga mengalahkan dan menyingkirkan Allah dari dalam hidupnya.
Tragisnya kisah hidup Simson menjadi peringatan bagi kita untuk tidak menyia-nyiakan hidup dan karunia Allah pada kita. Pakailah hidup dan karunia-Nya itu untuk memuliakan Dia.
SH: Hak 16:23-31 - Dahsyatnya Pertobatan (Selasa, 18 Agustus 2020) Dahsyatnya Pertobatan
Akhirnya, Simson berhasil dilumpuhkan. Orang Filistin pun berkumpul di kuil Dagon untuk merayakan kemenangan itu. Mereka berpes...
Dahsyatnya Pertobatan
Akhirnya, Simson berhasil dilumpuhkan. Orang Filistin pun berkumpul di kuil Dagon untuk merayakan kemenangan itu. Mereka berpesta dan bersukaria sebagai ungkapan syukur kepada dewa yang telah menyerahkan musuhnya. Mereka berpikir bahwa Allah Simson telah dikalahkan oleh allah mereka, Dagon.
Sementara itu, kekuatan Simson pulih seiring dengan rambutnya yang mulai tumbuh. Ia sadar telah dikhianati dan telah berdosa kepada Allah. Jika pantangan seorang nazir dilanggar, nazarnya diulangi. Ketika pantangannya kembali diikuti, ia pun kembali menjadi nazir.
Dengan cepat Simson membaca situasi, yaitu di mana dan siapa saja orang di sekitarnya serta struktur bangunan tempat ia berdiri. Ia minta agar dilepaskan oleh anak yang bertugas menuntunnya. Alasannya, ia ingin bersandar seolah kelelahan. Lalu, ia berseru kepada Allah, "Ya Tuhan Allah, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja ..." (28). Lalu ia meruntuhkan kedua tiang penyangga bangunan itu dan membunuh 3.000 orang Filistin, para rajanya, dan dirinya sendiri. Peristiwa itu melemahkan bangsa Filistin dan membantu kemenangan Israel dalam pertempuran di Eben-Haezer. Simson telah menggenapi misinya. Kematiannya adalah pengorbanan demi menyelamatkan bangsanya. Namanya tercatat sebagai salah satu pahlawan iman Israel (Ibr. 11:32).
Kita pasti pernah terpuruk dalam dosa dan merasa hidup tak berguna. Seolah-olah tidak ada lagi hal baik yang mampu kita berikan. Dalam hal ini, sebaiknya kita segera bertobat dan mengakui dosa. Sebab, pertobatan akan memberi kekuatan baru sehingga kita menemukan kembali arti dan tujuan hidup. Kekuatan ini juga yang memampukan kita untuk menyelesaikan misi Allah sampai tuntas.
Dengan berserah penuh pada kuasa Tuhan, mari kita memohon penguatan-Nya untuk menjalani hidup seturut maksud-Nya. Pertobatan adalah solusi. Tanpa pertobatan, kita tidak layak untuk bersyukur dan beribadah kepada-Nya. [WTH]
Topik Teologia -> Hak 16:28
Topik Teologia: Hak 16:28 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Berkomunikasi dengan Allah
Berdoa kepada Allah
Unsur-unsur Doa
Permohonan...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Berkomunikasi dengan Allah
- Berdoa kepada Allah
- Unsur-unsur Doa
- Permohonan
- Permohonan untuk Penghakiman pada Musuh-musuh
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Hakim-hakim (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak Diketahui
Tema : Kemurtadan dan Pembebasan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 1050 -- 1000 SM
Latar Belakang
Kit...
Penulis : Tidak Diketahui
Tema : Kemurtadan dan Pembebasan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 1050 -- 1000 SM
Latar Belakang
Kitab Hakim-Hakim menjadi mata rantai utama sejarah di antara zaman Yosua dengan zaman raja-raja Israel. Periode para hakim mulai dari sekitar tahun 1375 sampai 1050 SM, ketika Israel masih merupakan perserikatan suku-suku. Kitab ini memperoleh namanya dari berbagai tokoh yang secara berkala dibangkitkan Allah untuk memimpin dan membebaskan orang Israel setelah mereka mundur dan ditindas oleh bangsa-bangsa tetangga. Para hakim (berjumlah 13 dalam kitab ini) datang dari berbagai suku dan berfungsi sebagai panglima perang dan pemimpin masyarakat; banyak yang pengaruhnya terbatas pada sukunya sendiri, sedangkan beberapa orang memimpin seluruh bangsa Israel. Samuel, yang pada umumnya dipandang sebagai hakim terakhir dan nabi yang pertama tidak termasuk dalam kitab ini.
Penulis kitab ini tidak jelas. Kitab ini sendiri menunjukkan kerangka waktu berikut mengenai saat penulisannya:
- (1) penulisannya terjadi setelah tabut perjanjian dipindahkan dari Silo pada masa Eli dan Samuel (Hak 18:31; Hak 20:27; bd. 1Sam 4:3-11);
- (2) penulis yang sering menyebut masa hakim-hakim sebagai "zaman itu tidak ada raja" (Hak 17:6; Hak 18:1; Hak 19:1; Hak 21:25) memberi kesan bahwa kerajaan Israel sudah berdiri ketika kitab ini ditulis;
- (3) Yerusalem belum direbut dari suku Yebus (Hak 1:21; bd. 2Sam 5:7). Ketiga petunjuk ini menunjukkan bahwa kitab ini diselesaikan sesaat sesudah Raja Saul naik takhta (sekitar 1050 SM), tetapi sebelum Raja Daud menaklukkan Yerusalem (sekitar 1000 SM). Talmud Yahudi mengaitkan asal-usul kitab ini dengan Samuel.
Yang pasti ialah: kitab ini mencatat dan menilai masa para hakim dari segi perjanjian (mis. Hak 2:1-5). Musa sudah menubuatkan bahwa penindasan oleh bangsa-bangsa asing akan menimpa bangsa Israel sebagai salah satu kutukan Allah jikalau mereka menyimpang dari perjanjian (Ul 28:25,33,48). Kitab Hakim-Hakim menggarisbawahi kenyataan nubuat tersebut dalam sejarah.
Tujuan
Dari segi sejarah, Hakim-Hakim memberikan catatan utama sejarah Israel di tanah perjanjian sejak kematian Yosua hingga masa Samuel. Dari segi teologi, kitab ini mengungkapkan kemerosotan rohani dan moral dari suku-suku Israel setelah menetap di negeri itu, serta menunjukkan dengan jelas dampak-dampak yang merugikan yang senantiasa terjadi apabila Israel melupakan perjanjian mereka dengan Allah dan mulai mengikuti berhala dan kebejatan.
Survai
Hakim-Hakim terbagi atas tiga bagian utama.
- (1) Bagian pertama (Hak 1:1--3:6) mencatat kegagalan Israel untuk menyelesaikan sepenuhnya penaklukan negeri itu dan kemerosotan mereka setelah kematian Yosua.
- (2) Bagian kedua (Hak 3:7--16:31) merupakan bagian utama kitab ini. Bagian ini mencatat enam contoh dari pengalaman Israel yang terulang pada masa hakim-hakim yang mencakup siklus kemurtadan, penindasan oleh bangsa asing, perbudakan, berseru kepada Allah di tengah kesusahan, dan pembebasan oleh Allah melalui para pemimpin yang diurapi Roh-Nya. Di antara ke-13 hakim itu (semua tercakup dalam bagian kitab ini), yang paling dikenal adalah Debora dan Barak (sebagai suatu regu), Gideon, Yefta, dan Simson (bd. Ibr 11:32).
- (3) Bagian ketiga (Hak 17:1--21:25) menutup dengan kisah-kisah yang hidup dari zaman hakim-hakim yang menggambarkan betapa dalamnya kerusakan moral dan sosial yang diakibatkan kemurtadan rohani Israel. Kitab ini mengingatkan kita bahwa satu-satunya pelajaran yang kita tarik dari sejarah ialah bahwa kita tidak belajar dari sejarah.
Ciri-ciri Khas
Enam ciri utama menandai kitab ini.
- (1) Kitab ini mencatat aneka peristiwa dari sejarah Israel yang bergolak di antara penaklukan Palestina dan permulaan zaman kerajaan.
- (2) Kitab ini menggarisbawahi tiga kebenaran yang sederhana namun mendalam:
- (a) menjadi umat Allah berarti bahwa Allah harus menjadi Raja dan Tuhan umat-Nya;
- (b) dosa selalu menghancurkan umat Allah; dan
- (c) ketika umat Allah merendahkan diri mereka, berdoa, dan berbalik dari cara hidup mereka yang jahat, Dia akan mendengar dari sorga dan memulihkan negeri mereka (bd. 2Taw 7:14).
- (3) Kitab ini menekankan bahwa setiap kali Israel kehilangan identitas sebagai umat perjanjian di bawah pemerintahan Allah, mereka berulang-ulang terjerumus ke dalam lingkaran kekacauan rohani, moral, dan sosial dengan akibat "setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri" ; bd. Hak 17:6).
- (4) Kitab ini menyatakan beberapa pola yang berulang kali terjadi dalam sejarah umat Allah di bawah kedua perjanjian:
- (a) jika umat Allah tidak mempersembahkan seluruh hati mereka kepada-Nya dalam kasih yang taat dan kewaspadaan rohani yang tekun, hati mereka menjadi keras dan tidak peka terhadap Allah, mengarah kepada kemunduran dan akhirnya kemurtadan;
- (b) Allah panjang sabar dan manakala umat-Nya berseru dalam pertobatan, Ia bermurah hati untuk memulihkan mereka dengan membangkitkan orang-orang yang diurapi dan dikuasai Roh Kudus untuk membebaskan mereka dari hukuman dosa yang menindas; dan
- (c) para pemimpin yang diurapi yang dipakai Allah untuk membebaskan umat-Nya sering kali menjadi rusak sendiri karena kekurangan yang mendasar dalam kerendahan hati, watak, atau kebenaran.
- (5) Keenam siklus utama dalam kitab ini yang meliputi kemurtadan, penindasan, penderitaan, dan pembebasan semua bermula dengan cara yang sama; "orang Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan" (mis. Hak 2:11; Hak 3:7).
- (6) Kitab ini menyatakan bahwa Allah memakai bangsa-bangsa asing yang lebih jahat daripada umat-Nya sendiri untuk menghukum umat-Nya itu karena dosa-dosa mereka dan menuntun mereka kepada pertobatan dan kebangunan rohani. Hanya campur tangan Allah inilah yang melindungi bangsa Israel sehingga tidak ditelan seluruhnya oleh penyembahan berhala di sekitar mereka.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Kitab Hakim-Hakim menyatakan suatu prinsip ilahi yang abadi: ketika Allah memakai orang dengan luar biasa dalam pelayanan-Nya, Roh Tuhan turun ke atasnya (Hak 3:10; bd. Hak 6:34; Hak 11:29; Hak 14:6,19; Hak 15:14). Pada permulaan pelayanan Yesus, Roh Kudus turun keatas-Nya ketika Ia dibaptis (Mat 3:16; Luk 3:21-22). Sebelum naik kepada Bapa, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk menantikan karunia yang dijanjikan Bapa -- yaitu, Roh Kudus (Kis 1:4-5); alasan yang diberikan-Nya ialah bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus turun atas mereka (Kis 1:8; bd. Hak 4:33). Di bawah kedua perjanjian, cara Allah untuk mengalahkan musuh dan memajukan kerajaan-Nya ialah dengan memakai daya, kekuatan, dan kuasa Roh Kudus yang bekerja melalui bejana-bejana manusiawi yang berserah dan taat kepada-Nya.
Full Life: Hakim-hakim (Garis Besar) Garis Besar
I. Ketidaktaatan dan Kemurtadan Israel Diperkenalkan
(Hak 1:1-3:6)
A. Israel Gagal Membersihkan Kanaan
...
Garis Besar
- I. Ketidaktaatan dan Kemurtadan Israel Diperkenalkan
(Hak 1:1-3:6) - A. Israel Gagal Membersihkan Kanaan
(Hak 1:1-2:5) - B. Israel Mengalami Kemerosotan
(Hak 2:6-3:6) - II. Sejarah Penindasan Israel dan Pembebasan oleh Hakim-Hakim
(Hak 3:7-16:31) - A. Penindasan Aram-Mesopotamia/Pembebasan oleh Otniel
(Hak 3:7-11) - B. Penindasan oleh Moab/Pembebasan oleh Ehud
(Hak 3:12-30) - C. Penindasan oleh Filistin/Pembebasan oleh Samgar
(Hak 3:31) - D. Penindasan oleh Kanaan/Pembebasan oleh Debora-Barak
(Hak 4:1-5:31) - E. Penindasan oleh Midian/Pembebasan oleh Gideon
(Hak 6:1-8:35) - F. Masa-masa Sulit di Bawah Abimelekh, Tola, dan Yair
(Hak 9:1-10:5) - G. Penindasan oleh Amon/Pembebasan oleh Yefta
(Hak 10:6-12:7) - H. Hakim-Hakim Kecil: Ebzan, Elon, dan Abdon
(Hak 12:8-15) - I. Penindasan oleh Filistin/Kehidupan Simson
(Hak 13:1-16:31) - 1. Kelahiran dan Panggilan Simson
(Hak 13:1-25) - 2. Pernikahan Simson dengan Orang Tidak Beriman
(Hak 14:1-20) - 3. Perbuatan-Perbuatan Gagah Simson
(Hak 15:1-20) - 4. Kejatuhan dan Pemulihan Simson
(Hak 16:1-31) - III.Berbagai Ilustrasi Kekacauan Rohani, Moral, dan Sosial di Israel
(Hak 17:1-21:25) - A. Penyembahan Berhala
(Hak 17:1-18:31) - 1. Contoh Penyembahan Berhala Pribadi
(Hak 17:1-13) - 2. Contoh Penyembahan Berhala Kesukuan
(Hak 18:1-31) - B. Kebejatan
(Hak 19:1-30) - 1. Contoh Kebejatan Pribadi
(Hak 19:1-9) - 2. Contoh Kebejatan Kesukuan
(Hak 19:10-30) - C. Sengketa Antara Suku
(Hak 20:1-21:25)
Matthew Henry: Hakim-hakim (Pendahuluan Kitab)
Kitab ini dalam bahasa Ibrani disebut Syefer Syoftim, yaitu Kitab Hakim-hakim, yang dalam Alkitab terjemahan bahasa Aram dan bahasa Arab lebih dipe...
- Kitab ini dalam bahasa Ibrani disebut Syefer Syoftim, yaitu Kitab Hakim-hakim, yang dalam Alkitab terjemahan bahasa Aram dan bahasa Arab lebih diperinci dan disebut sebagai Kitab Hakim-hakim dari Anak-anak Israel. Oleh karena penghakiman-penghakiman atas bangsa itu bersifat khusus, maka demikian pula dengan hakim-hakimnya, yang tugas jabatannya jauh berbeda dari tugas jabatan para hakim bangsa-bangsa lain. Septuaginta hanya memberinya judul Kritai, yang artinya Hakim-hakim. Kitab ini berisi sejarah kewargaan Israel, pada masa pemerintahan hakim-hakim mulai dari Otniel hingga Eli, sebanyak yang dipandang Allah patut untuk diteruskan kepada kita. Menurut perhitungan Dr. Lightfoot, di dalamnya termuat riwayat selama 299 tahun. Mulai dari Otniel dari suku Yehuda yang menjadi hakim selama empat puluh tahun. Lalu Ehud dari suku Benyamin selama delapan puluh tahun. Barak dari suku Naftali selama empat puluh tahun. Gideon dari suku Manasye selama empat puluh tahun. Abimelekh putra Gideon selama tiga tahun. Tola dari suku Isakhar selama dua puluh tiga tahun. Yair dari suku Manasye selama dua puluh dua tahun. Yefta dari suku Manasye selama enam tahun. Ebzan dari suku Yehuda selama tujuh tahun. Elon dari suku Zebulon selama sepuluh tahun. Abdon dari suku Efraim selama delapan tahun, hingga Samson dari suku Dan selama dua puluh tahun. Jadi, seluruhnya berjumlah 299 tahun. Mengenai tahun-tahun perhambaan Israel, mengingat Eglon dikatakan menindas mereka selama delapan belas tahun dan Yabin selama dua puluh tahun, dan begitu pula dengan beberapa raja lain, tahun-tahun perhambaan mereka itu terhitung dalam sebagian tahun kepemimpinan para hakim atau sebagian tahun yang lain. Hakim-hakim itu tampak berasal dari delapan suku yang berbeda-beda. Demikianlah kehormatan itu tersebar, sampai pada akhirnya berpusat pada Yehuda. Eli dan Samuel, dua hakim yang tidak tercantum di dalam kitab ini, berasal dari suku Lewi. Tampaknya tidak ada hakim yang berasal dari suku Ruben, Simeon, Gad, atau Asyer. Riwayat hakim-hakim ini secara berurutan dikisahkan di dalam kitab ini sampai akhir pasal 16. Kemudian dalam lima pasal terakhir, kita mendapati penjelasan tentang sejumlah peristiwa tertentu yang patut diingat, yang terjadi, seperti halnya kisah Rut (Rut 1:1), pada zaman para hakim memerintah, tetapi tidak pasti pada zaman hakim yang mana. Namun demikian, peristiwa-peristiwa tersebut dikumpulkan bersama-sama pada akhir kitab ini, agar jalannya sejarah itu secara umum tidak terputus. Nah, mengenai keadaan seluruh rakyat Israel pada masa itu,
- I. Mereka dalam kitab ini tidak terlihat mempunyai tabiat yang seagung atau sebaik seperti yang mungkin diharapkan orang untuk bangsa yang istimewa seperti itu, yang diperintah oleh hukum-hukum yang baik seperti itu dan diperkaya oleh janji-janji yang luhur seperti itu. Kita mendapati mereka menjadi bobrok secara menyedihkan, dan ditindas secara mengenaskan oleh bangsa-bangsa di sekitar mereka. Dan dalam seluruh kitab ini, entah itu dalam peperangan atau pemerintahan, sama sekali tidak dijumpai tindakan mereka yang menonjol yang sepadan dengan masuknya mereka secara gilang-gemilang ke Kanaan. Apa tanggapan kita mengenai hal ini? Allah dengan ini hendak menunjukkan kepada kita ketidaksempurnaan yang patut disesalkan dari semua orang dan segala sesuatu yang ada di bawah matahari, supaya kita dapat menantikan dengan penuh pengharapan kekudusan dan kebahagiaan yang utuh di dunia yang lain, dan bukan di dunia ini. Namun demikian,
- II. Kita dapat berharap bahwa, walaupun penulis kitab ini sebagian besar berbicara panjang lebar tentang tindakan-tindakan bangsa Israel yang menyulut murka Allah dan kesusahan-kesusahan mereka, namun wajah agama tetap terpelihara di negeri itu. Dan, meskipun ada beberapa di antara mereka yang terseret ke dalam penyembahan berhala, namun ibadah di Kemah Suci menurut hukum Musa tetap terjaga, dan ada banyak orang yang mengikutinya. Para penulis sejarah tidak banyak mencatat tentang jalannya keadilan dan perdagangan sehari-hari dalam suatu bangsa, sebab mereka menerimanya begitu saja, tetapi hanya menuliskan tentang peperangan dan kekacauan yang terjadi. Tetapi pembaca harus memberi perhatian pada jalannya keadilan dan perdagangan sehari-hari itu, untuk mengimbangi hitamnya peperangan dan kekacauan tersebut.
- III. Tampak bahwa pada masa ini tiap suku memiliki pemerintahannya masing-masing, dan bertindak sendiri-sendiri tanpa ada satu pemimpin atau badan pemerintahan bersama, sehingga timbul banyak perbedaan di antara mereka sendiri, dan membuat mereka sulit untuk menjadi atau berbuat sesuatu yang luar biasa.
- IV. Pemerintahan para hakim tidak berlangsung secara terus-menerus, melainkan hanya sekali-sekali. Ketika dikatakan bahwa setelah kemenangan Ehud amanlah tanah itu delapan puluh tahun lamanya, dan setelah kemenangan Barak empat puluh tahun lamanya, tidak jelas apakah keduanya hidup, apalagi memerintah, selama tahun-tahun tersebut. Tetapi mereka dan para hakim yang lain telah dibangkitkan dan digerakkan oleh Roh Allah untuk melaksanakan pekerjaan tertentu bagi rakyat Israel ketika ada kebutuhan untuk itu, yakni untuk membalaskan dendam Israel kepada musuhnya dan membersihkan Israel dari penyembahan berhala. Inilah dua perkara yang terutama dimaksudkan ketika dikatakan bahwa mereka memerintah sebagai hakim atas Israel. Namun demikian Deborah, sebagai seorang nabiah, sudah didatangi oleh segenap orang Israel yang hendak berhakim kepadanya, sebelum ada kebutuhan bagi keterlibatannya dalam perang (4:4).
- V. Selama masa pemerintahan para hakim, Allah menjadi raja Israel secara lebih istimewa. Demikianlah yang dikatakan Samuel kepada bangsa Israel ketika mereka menetapkan hati untuk menanggalkan bentuk pemerintahan ini (1Sam. 12:12). Allah hendak menguji apakah hukum dan ketetapan-ketetapan-Nya sendiri akan membuat bangsa Israel tetap hidup menurut aturan, dan terbukti bahwa ketika tidak ada raja di antara orang Israel, setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. Oleh karena itu, mendekati penghujung masa ini, Allah membuat pemerintahan hakim-hakim lebih berkesinambungan dan mencakup segala sesuatu daripada waktu pertama kali, dan pada akhirnya memberi mereka Daud, seorang raja yang berkenan di hati-Nya. Pada masa pemerintahan Daud, dan tidak sebelumnya, Israel mulai berkembang pesat. Kenyataan ini harus membuat kita sangat bersyukur atas kehadiran para pemimpin, baik itu pemimpin tertinggi maupun bawahannya, karena mereka adalah hamba Allah untuk kebaikan kita. Empat dari hakim-hakim Israel dimasukkan ke dalam daftar orang-orang beriman (Ibr. 11:32), yaitu Gideon, Barak, Simson, dan Yefta. Cendekiawan Uskup Patrick berpendapat bahwa nabi Samuel adalah penulis kitab ini.
Ende: Hakim-hakim (Pendahuluan Kitab) HAKIM-HAKIM
PENDAHULUAN
Kitab “Hakim2” mendapat namanja dari tokoh2 jang memainkan peranan utama dalam
kisah jang dikumpulkan dalam kitab ini.sedj...
HAKIM-HAKIM
PENDAHULUAN
Kitab “Hakim2” mendapat namanja dari tokoh2 jang memainkan peranan utama dalam kisah jang dikumpulkan dalam kitab ini.sedjak dulu kala kata Hibrani jang menjatakan nama mereka itu, diterdjemahkan dengan kata ”hakim2”; tetapi sebutan ini tidak seluruhnja sesuai dengan fungsi jang mereka djalankan. Selain tokoh nabiah Debora (4, 4-5), “hakim2” itu tidak mempunjai tugas resmi dalam hal peradilan. Mereka adalah terutama pedjuang dan pahlawan perang dan disebut pula dengan istilah “penjelamat” (2, 16; 3, 9. 15), hal mana sesungguhnja lebih bersesuaian dengan peranan , jang dimainkan mereka. Didalam sungguhnja lebih bersesuaian dengan peranan, jang dimainkan mereka. Didalam keadaan2 darurat mereka itu dipanggil langsung oleh Allah dan diilhami serta dibimbing oleh roh dan kekuatanNja, untuk menjelamatkan Israil atau sebagian dari penindas2. Tokoh Sjimsjon jang agak gandjil itu tampilseorang diri benar2 dan sama sekali tidakdapat dinamakan pemimpin rakjatdalam arti manapun djua. Namun demikian, iapun adalah seorang “hakim” (16, 31).dari seluruh kitab itu djelaslah kiranja, bahwa tokoh2 tersebut tidak disebut “hakim” dalam arti kata jang lazim. Mereka itu terutama adalah utusan Jahwe jang berkarunia, untuk bertindak atas namaNja. Dalam banjak hal mereka sama dengan para nabi. Tetapi kalau nabi2 itu diutus untuk berbitjara atas nama Jahwe, maka “hakim2” itu diutus untuk bertindak atas namaNja. Karunia atau charisma inilah jang merupakan tjiri chasnja. Si perebut kekuasaan, Abimelek tidak disebut “hakim”, tetapi “penguasa” (9, 22). Sebaliknja, beberapa tokoh dari antara mereka itu (Gide’on, Jeftah), memperlihatkan suatu ketjondongan jang amat kuat, untuk beralih dari panggilan charismatisnja kesuatu kekuasaan jang stabil, hal mana dengan sendirinja mengandung suatu peradilan jang teratur. Tetapi unsur ini rupa2nja tidak tertjantum dalam djabatan “hakim” menurut logat kitab Hakim2. Namun demikian, “hakim” sebagai utusan Jahwe memberikan keadilan kepada umatNja, dengan membebaskannja dari penindasan, hal mana berarti “hukuman” bagi para penindas. Perhubungan2 hukum antara umat dan Jahwe serta antara Israil dan musuh2nja, jang diperkosa itu dipulihkan oleh mereka dan dalam arti demikian pengertian “hakim”tidaksamasekali asing pada fungsi charismatis mereka. Boleh djadi dengan alasan itu terpilihlah kata itu bagi mereka.
“Hakim2” itu tampil didjaman antara kematian Josjua’sampai ke Sjemuel. Tetapi tokoh Sjemuel (I Sjem.. 7, 15-17) dan djuga “Eli (I Sjem. 4, 18) termasuk djaman itu dipandang dari sudut historis dan theologis. Djuga tokoh Sjemuel pada permulaan tampilnja (I Sjem. 11, 5-11) masih kelihatan banjak persesuaiannja dengan hakim2 itu. Dalam diri Sjaul hasratakan keradjaan,jangdahulu sudah ada, mendapat perwudjudannja jang tetap, sehingga dengan itupun sesungguhnja djaman hakim2 itu berachir setjara definitif. Bagian pertamakitab Sjemuel (p. 1-12) bolehlah dari segi kesusasteraan dipandang sebagai kelandjutan langsung dari kitab Hakim2. Makanja ada ahli jang berpendapat, bahwa pasal2 permulaan Sjemuel itu memang tadinja termasuk dalam kitab Hakim2 dan baru kemudian dilepaskan daripadanja. Namun tiada bukti2 luaran bagi anggapan itu, bahwasanja kedua kitab itu dahulu pernah merupakan satu keseluruhan.
Dalam menentukan lebih landjut djaman Hakim2 setjara chronologis, sedjauh itu disebutkan dalam kitab tersebut, orang terbentur pada kesulitan2 jang tidak ketjil. Ini bergandingan pula dengan kesulitan2 sematjam itu berkenaan dengan kitab Josjua’. Kelihatannja sadja kitab itu sendiri memberikan petundjuk2 jang amat teliti, sehingga rupa2nja sangat mudahlah menentukan lamanja waktu itu dengan tepat. Djika semua keterangan dikumpulkan (3, 8. 11. 14. 30; 4, 3; 5, 31; 6, 1; 8, 28; 9, 2; 10, 2. 3. 8; 12, 7. 9. 11. 14; 13, 1; 15, 20; 16, 21) maka sampailah kedjumlah 410 tahun, hal mana dibenarkan pula oleh 11, 26. Tetapi apabila hal ini dibandingkan dengan keterangan2 lain, timbullah keberatan2 jang tak teratasi. Meurut I Rdj. 6, 1 antara keluarnja Israil dari Mesir dan pembangunan baitullah oleh Sulaiman ada djarak waktu 480 tahun. Sudah temasuk didamnja waktu empatpuluh tahun digurun – pada dirinja angka ini agak di-buat2, - djaman Josjua’, para Hakim, ‘Eli, Sjemuel, Sjaul, Dawud dan keempat tahun permulaan pemerintahan Sulaiman. Djadi tidak mungkinlah djumlah 410 tahun itu bagi djaman para Hakim. Orang boleh mentjoba petjahkan soal ini dengan menempatkan beberapa Hakim pada waktu jang sama, - hal mana mungkin djuga, - dengan menundjuk akan di-buat2nja angka2 itu, dalam mana mungkin djuga, - dengan menundjuk akan di-buat2nja angka2 itu, dalam mana angka empatpuluh (_satu angkatan), sebagian atau lipatnja, memainkan peranan jang menjolok. Tetapi melalui djalan ini orang masih belum smpai kehasil jang memuaskan. Hampir semua ahli oleh karenanja melepskan sama sekali keterangan2 kitab Hakim2, untuk lalu membuat perhitungan mereka dengan menggunakan keterangan2 lain. Dengan kemungkinan jang tjukup besar dapatlah diterima, bahwa keluarnja Israil dari Mesir terdjadi sekitar tahun 1259. Naiknja Dawud diatas tachta dapat ditanggalkan sekitar th. 1012. Djika itu dikurangi dengan empatpuluh tahun digurun, djaman Josjua’ dan Djaman ‘Eli, Sjemuel dan Sjaul, maka djaman para Hakim berlangsung dari sekitar th. 1200 sampai l.k. th. 1040, djadi 160 – 180 tahun lamanja.
Untuk melukiskan lebih landjut djaman sedjarah Israil tersebut maka diluar kitab Hakim2 itu sendiri hanja tersedialah keterangan sedikit sadja. Namun keterangan jang sedikit itu tjukuplah untuk membuat kembali suatu gambaran global jang agak teliti. Didjaman itu ditada keradjaan2 besar jang berkuasa, sehingga dalam kitab Hakim2 mereka tidak memainkan peranan sedikitpun. Israil datang dari gurun, dimana suku2 itu hidup dan susunannja sama seperti semua suku bedawi. Pada waktu tampilnja Mohammad belum banjak perubahannja dalam hal itu. Dari segi ekonomis penghidupan digurun itu sangat miskin. Palestina, jang pada hakikatnja bukannja salah satu tanah jang tersubur, bagi suku2 itu tampaknja seperti tanah susu dan madu. Adapun susunan kemasjarakatan suku2 digurun terdiri atas beberapa tingkatan dan taraf. Intipati keseluruhan dan sebetulnja satu2nja kesatuan jang kuat ialah keluarga. Keluarga terdiri atas bapak dengan isteri2 mereka. Melihat keturunan2nja sampai ke angkatan jang keepat adalah idam2an jang sangat diharapkan. Bapak keluarga adalah sungguh penguasa satu2nja jang mutlak dan kepala jang menentukan se-gala2nja. Beberapa keluarga sedemikian itu dari asal jang sama merupakan marga, jang terikat satu sama lain agak erat karena kesadaran akan asal jang sama itu. Achirnja beberapa marga karena asal jang sama merupakan suku inilah sebenarnja kestuan tertinggi, jang dikenal kalangan bedawi. Tidak djaranglah, marga2 jang sebetulnja asing, dimasukkan dalam suku lain, tetapi dalam hal itu asal jang sama lalau di-angan2kan. Proses inipun tidak djarang terdjadi pula di israil. Dengan pelbagai suku israil itu terdjadilah kenjataan jang aneh, bahwasanja mereka itu merupakan kesatuan jang lebih tinggi, bukannja berdasarkan asal-usul, melainkan agama. Mereka dipersatukan satu sama lain karena iman jang sama akan Allah jang Esa, Jahwe, dengan ibadah umum jang bersesuaian dengan itu dan tempat sutji pusat, jang sungguhpun bukan satu2nja tapi toh jang utama adanja. Digurun tempat itu ialah Kadesj. Iman jang satu dan penghajatannja itu tidak pernah membiarkan rasa persatuan fundamentil melenjap dari tengah2 Israil.
Suku2 primitif itu merembes ke Palestina didjaman Josjua’ dan djuga sesudahnja; hal mana lambat-laun mengakibatkan perombakan umum. Mereka menduduki sebagian negerr itu, baik dengan djalan damai maupun dengan djalan kekerasan, chususnja daerah2 pegunungan. Kota2 dan dataran2 untuk sebagian terbesar sementara tiu masih berada ditangan peduduk aseli. Pendahuluan pertama kitab Hakim2 menjadjikan gambaran jang agak boleh dipertjajai dari perembesan itu. Bangsa2 Kena’an, jang ada hubungan damainja dengan suku2 Israil, memiliki kebudajaan jang lebih tinggi tarafnja, hal mana njata sudah dari pemakaian besi. Mereka bukan bangsa2 pengembara, melainkan penduduk jang menetap sebagai petani, jang pusat kemasjarakatannja ialah kota dengan kebudajaan jang lebih tinggi dan kemakmuran jang agak besar. Agama mereka polytheistis, jang bersesuaian dengan penghidupan mereka sebagai petani. Dewa2 dan dewi2 mereka adalah dewa2 kesuburan, jang harus menanggung kesuburan tanah, manusia dan ternak. Pemudjaan dewa-dewi itu sangat bertjorak indriawi dan erotis. Tiap2 pusat ekonomis dan kemasjarakatan mempunjai Ba’alnja (Tuhan) sendiri dan Asjtarte (‘Asjtoret), djodohnja. Terhadap dewa2 dan dewi2 jang konkrit dengan pemudjaan jang mewah dan tjarut itu sangat menjoloklah Allah Israil, jang sungguhpun kuasa tapi toh agak abstrak dan amat susila, dan jang lebih sesuai dengan hidup keras digurun jang kersang daripada dengan hidup jang indah-sedap ditanah pertanian dan kemewahan kebudajaan-kota.
Israil harus mengikat perang lawan situasi tiu. Dari segi militer dan kebudajaan, mereka djauh terbelakang. Djarang sekali mereka berhasil menduduki kota2 dan menetap disitu. Dan djika mereka mula2 berhasil, tidak djarang mereka tak lama kemudian dipukul mundur oleh penduduk aseli. Namun demikian, dimanapun djuga ada kesempatan, suku2 Israil itu menetap disitu setelah beberapa lama mengembara. Hal itu per-tama2 membawa akibat ini, bahwasanja persatuan antara suku jang toh sudah rumit itu diperlemah lagi dan didjaman para Hakim tidak djarang berubah mendjadi persaingan, perengketaan dan peperangan antara mereka sendiri. Karena kurang kukuhnja persatuan itu, maka tidak djaranglah penduduk aseli berhasil menaklukkan salah satu suku Israil, sedangkan suku2 dari urun dapat meluaskan pendjarahannja, dengan tak banjak perlawanan, sampai ke-daerah2 jang diduduki Israil. Kesulitan2 terbesar datang dari pihak Felesjet. Orang2 Felesjet menetap di-pantai2 Kena’an, kira2 waktu Israil merembes dari timur. Dari sana mereka merembes kepedalaman dan dengan sendirinja berbentrok dengan suku2 Israil. Dalam djaman para Hakim jang belakangan orang2 Felesjet jang lebih unggul dalam bidang militer menaklukkan sebagian besar wilajah Israil. Riwajan Sjimson dan Sjemuel memberikan buktinja jang djelas. Karena kenjataan, bahwasanja Israil berubah dari suku 2 pengembara mendjadi petani2 tetap, haruslah djuga terdjadi perubahan total dalam hal susunan masjarakatnja. Tentu sadja hal ini terdjadi dalam prosed lambat-laun, tetapi proses ini toh mendapatkan suatu kemadjuan jang mentjelakakan. Israil melihat susunan jang disesuaikan dari penduduk aseli. Pusat persatuan bukannja marga, melainkan kota, tempat ber-bagai2 marga tinggal ber-sama2. Karena hubungan Israil dengan penduduk negeri lebih bertjorak damai daripada perang, maka terdjadi djuga pertjampuran antara Israil dan orang2 Kena’an, lebih2 di-kota2. Kisah Abimelek dalam kitab Hakim2 adalah gambaran jang djelas dari perubahan susunan itu. Abimelek bukanlah seorang Sjeik atas suatu marga atau suku, melainkan radja suatu kota, dimana orang2 Israil tinggal bersama dengan orang2 Kena’an.
Akan tetapi dalam bidang keigamaanlah Israil hanja dapat bertahan dengan banjak susah-pajah dan memelihara hidupnja sendiri. Agama dan ibadah bangsa2, dengan mana mereka berhubungan itu, mempunjai pengaruh jang tak terelakkan atas suku2 primitf itu. Betul mereka tak akan melepaskan Allah mereka sendiri: Jahwe tetap adalah Allah segala suku Israil. Tetapi Ba’al2 serta ‘Asjtoret2 setempat, jang telah memberkati umat mereka sendiri, tidak boleh dimurkakan, karena suku2 pengembara jang mendjadi penetap itu harus memperolah penghidupannja dari tanah jang sama djua. Budjukan, utnuk mengharapkan kesuburan dari dewa2 itu, terlalu besar. Maka menurut kenjataannja sampailah sebagian Israil pergi meudja Ba’al2 dan ‘Asjtoret2 disamping dan bersama dengan Allah mreka. Mereka mangambil-alih ibadah penduduk aseli dan malahan menirunja dalam ibadah mereka sendiri kepada jahwe. Di-mana2 timbullah pertjampur-adukan keigamaan, jang hendak memperdamaikan Ba’al dengan Jahwe. Betul, Jahwe adalah jang terbesar dari antara dewa2, jang dimintai pertolongan didalam keadaan darurat, tetapi bagi keperluan2 hidup sesehari Ba’al dan ‘Asjtoret lebih pentinglah adanja. Masih lama Jahwe harus berdjuang lawan Ba’al, sebelum Ba’al dikalahkan setjara definitif.
Ditengah syncretisme jang umum itu tidak pernahlah Jahwe kehilangan pemudja2 sedjatiNja. Mereka itu memelihara tetap berkobarnja njala-api agama jang murni, sekalipun itu sering kali tertimbun abu. Tiap2 kali keadaan darurat sampai kepuntjaknja, maka tampillah dari kalangan mereka itu orang2 jang menjelamatkan baik agama maupun bangsa dari keruntuhan. Dari tengah2 mereka itu dipanggillah para Hakim, jang selain pahlawan perang djuga senantiasa raksasa2 dalam iman jang utuh kepada Jahwe adanja. Tetapi pemudja2 Jahwe jang sedjati, seperti Gide’on, Jeftah dan Sjimson-pun tidak selalu tahu menark kesimpulan2 susila dari iman mereka.
Sebab keruntuhan keigamaan dibarengi dengan anarki susila jang tidak kurang ketjilnja. Dalam hal inipun djaman para Hakim dalam sedjarah Israil itu merupakan “abad besi” pula. Walaupun senantiasa ada suatu djarak antara iman keigamaan dan penghajatan susilanja. Namun tidak pernahlah di Israil djarak tadi sebesar dan kurang diinsjafi seperti didjaman itu. Tambahan kedua pada kitab Hakim2, jang melukiskan kebedjatan susila Gibe’on, jang dilindungi satu suku tertentu, sungguhpun suatu keterlaluan, namun menunjdjukkan suatu gedjala bagi keseluruhannja. Para Hakim sendiri bukanlah selalu tjontoh kesusilaan, hal mana bagi kita mungkin mendjadi batu sandungan. Djika sudah demikian halnja dengan pembesar2, maka dapatlah sedikit banjak dibajangkan, bagaimana keadaannja dengan rakjat djelata. Gambaran total djaman para Hakim adalah gambaran keprimitifan, kebiadaban, keliaran dan anarki jang besar, dalam mana ikatan suku2pun hanja sangat lemah adanja. Kendati demikian, arus-bawah jang kuat dari iman akan Jahwe tetap ada dan didjaman itupun tidak sampai lenjap. Dalam saat2 berkarunia arus itu sampai kepermukaan, untuk membuat Israil ttetap jakin akan kewadjiban2 susilanja maupun atas keastuan fundamentilnja dalam Allah jang kudus, Jahwe.
Dari djaman tersebut kitab Hakim2 memelihara sedjumlah petilan bgi angkatan kemudian, jakni kisah jang pandjang atau pendek sekitar keenam tokoh, jang oleh karenanja lazim disebut “Hakim2 besar”, jaitu ‘Otniel, adik Josjua’, Ehud, Barak (Debora_, Gide’on, Jeftah dan Sjimsjon. Di-tengah2nja tersisiplah tjatatan2 jang santat singkat tentang enam tokoh lainnja, “Hakim2 ketjil”, jaitu Sjamgar, Tola’ Jair, Ibsan Elon dan Abdon, hal mana sesungguhnja tidak begitu djelas, apa mereka itu menurut sedjarah termasuk dalam djaman itu. Kisah pandjang-lebar tentang Abimelek adalah kelandjutan dan sematjam timbalan terhadap kisah Gide’on. Adapun Hakim2 besar itu tidak boleh dipandang begitu sadja sebagai pahwalan2 bangsa, sebab njaris dapat dikatakan adanja suatu “bangsa”, tetapi Israil lebih merupakan suatu kumpulan suku2. Djadi, mereka itu lebih tepat dikatakan pahwalan2 suku atau marga, jang perbuatan2 kedjajaannja di-sandjung2. Lepas dari bingkai jang merangkum tokoh2 itu dalam kitab Hakim2, maka njatalah mereka itu hanja sematjam pahlawan setempat sadja. Tiba2 mereka itu tampil kedepan ditengah suku ini atau itu lawan bahaja2 jang mengantjam dari luar atau penindasan dari pihak penduduk Kena’ an. Mereka menjerukan perang pembebasan, jang kemudian mereka selesaikan dengan hasil jang gemilang. Kadang2 beberapa suku lainnja, jang menghadapi bahaja atau penindasan jang sama, menggabungkan diri dengannja. Ehud adalah pahlawan suku Binjamin; ‘Otniel melakukan tugas itu bagi beberapa marga Juda dibagian selatan negeri itu. Debora dan Barak memimpn pemberontakan suku Efraim, jang diikuti suku2 Naftali, Zebulun, Isakar, Binjamin dan Menasje, sedangkan suku2 Rubed, Gad dan Asjer tetap lepas tangan. Gide’on adalah pahlawan marga Abi’ezer dari suku Menasje, jang berhasil mengikut- sertakan suku2 Asjer, Zebulun, dan Naftali dalam perang pembebasar. Isakar mempunjai pahlawannja dalam diri Tola’, sedang Menasje dapat membaggakan Jair. Gilead (Gad) diseberang timur Jarden me-mudji2 Jeftah dan suk Dan menurunkan raksasa Sjimsjon jang terpentjil, jang meluaskan petulangan2nja sampai kewilajah Juda. Efraim mempunjai tokoh sekundernja dalam diri ‘Abdon disamping Debora dan Barak. Suku Juda sama sekali tidak diketemukan dalam kitab Hakim2, tetapi kitab Sjemuel akan mengisahkan pahlawan, jakni Dawud, jang akan mengetjilkan semua tokoh lainnja.
Kisah jang pandjang atau pendek itu merupakan bagian pokok kitab tersebut (5, 6- 16, 31). Itu didahului fua pendahuluan (1, 1-2, 5; 2, 6-3, 5) dan keseluruhannja dikuntji dengan dua tambahan jang satu tentang tempat sutji suku Dan (17) dan jang lain mengisahkan keruntuhan suku Binjamin sebagai hukuman atas kedurdjanaan kota Gibe’a (19-21). Di-tengah2 terdapat pula suatu penahuluan (10) jang mendahlui kisah2 tentang Jeftah dan Sjimsjon. Tiap2 kisah hakim selandjutnja ditempatkan dalam rangka jang serupa, jang perumusannja hanja merupakan ulangan singkat dari gagasan, jang dirumuskan dengan pandjang-lebar dalam pendahuluan adjaran jang kedua (3, 7.11; 4, 12.30; 4, 1-3.23.24; 5, 51c; 6, 1-2.7-10; 10, 6- 15; 12, 7; 13, 1; 15, 200; 16, 31b). dari itu njatalah, bahwa kisah2 tersebut gunanja untuk mendjelaskan gagasan jang dirumuskan dalam pendahuluan.
Dari ichtisar ini djelaslah sudah, bahwa kitab Hakim2 tersusun dari ber-bagai2 unsur, jang terang berbeda satu sama lain. Kisah itu diambil dari sumber2 jang lebih kuno dan baru diolah mendjadi suatu kesatuan oleh penjuun dan lagi seakan2 dibubuhi dennga beberapa tjatatan. Kisah2 itu diluar dan sebelum tersusunnja kitab tersebut sudah ada tersendiri. Kisah2 itu sudah beredar didalam tradisi suku masing2, dan ketika achirnja dimasukkan dalam kitab, maka kisah2 itu hampir2 tidak dioleh lebih landjut, tapi diambil begitu sadja sebagaimana adanja. Pastilah kisah2 itu sudah lama ada didalam tradisi lisan se-mata2, sebelum kemudian dituliskan. Tetapi sangat boleh djadi kisah2 itu bukan baru dalam kitab Hakim2 itu terdapat bentuk tulisannja. Hanja tentang tjatatan2 ketjil mengenai hakim2 ketjil bolehlah kiranja diterima, bahwa itu dirumuskan oleh penjusun kitab itu, tetapi toh berdasarkan tradisi2 jang samar2. Djuga pendahuluan pertama jang bertjorak historis itu, se-tidak2nja mengenai isinja, berasal dari tradisi. Tetapi haruslah diterima, bahwa kisah2 itu sendiri terdjadi tak lama semudah peristiwa2 jang dikisahkan itu sendiri an segera mendapat bentuknja jang kurang lebih tetap. Dapat djuga dikirakan, bahwa didalam tradisi lisan itu pelbagai kisah tentang orang jang sama dan tentang peristiwa jng sama ditjampuradukkan.
Asal kuno kisah2 jang tidak dapat disangkal ini merupakan djaminan pula bagi nilah sedjarahnja. Kalaupun dalam tradisi itu ditambahkan beberapa unsur, -pun pula unsur2 jang lebih bertjorak fokloristis, namun intipati dan perintjian2 umum kisah itu bersesuaian dengan kenjataan. Disini kita tidak bersua dengan dongengan, legenda atau mythos, melainkan dengan peristiwa2 dari masa kono Israil. Betul, kisah2 tu terlalu fragmentaris tjoraknja, untuk dapat menggambarkan kembali djaman para hakim dengan segala hal-ihwalnja jang ketjil2 tetapi bagan2 it mempunjai dasar jang sungguh2.
Pada umumnja disetudjui, bahwa kitab Hakim2 dalam bentuknja jang sekarang tidak terdjadi dan tidak tersusun sekali djadi. Kitab itu boleh dikata berkembang setjara ber-angsur2. dengan itu tidaklah dimaksudkan, bahwa kisah2 itu tadinja sudah ada sendiri2, melainkan bahwa pengumpulannja berdjalan dalam beberapa tingkatan. Tetapi dalam menentukan lebih landjut tingkatan masing2, timbullah pendapat jang ber-lain2an antara para ahli. Ada ahli, jang berpangkal pada tradisi lisan sampai kelima tingkatan. Tingatan2 itu tidak selalu redaksi jang ber-turut2, tetapi djuga kumpulan2 jang sedjadjar djalannja dan kemudian dilebur djadi suatu kesatuan. Lebih umum ialah pendapat bahwasanja tjukup dua redaksi sadja, untuk sampai kebentuknja jang sekarang. Redaksi pertapa agaknja memuat kisah2 dari 5, 12-9, 57 bersama dengan pendahuluan jang bertjorak historis, 1, 1-2, 5. redaksi kedua, jang lebih bersifat theologis, telah menambahkan jang lain2 kepada redaksi pertama itu dan memperkaja bahan2 jang sudah ada dengan keterangan2 baru. Dari pengumpul belakangan ini berasallah pendahuluan kedua (2, 6-3, 6) dan kedua tambahan (17-18; 19-21). Menurut beberapa ahli kedua tambahan itu merupakan gantinja I Sjem. 1-12, jang katanja mula2 termasuk dalam kitab Hakim2. Tetapi rupanja tiada tjukup alasan, untuk menerima hubungan dengan I Sjem itu. Selandjutnja dapat dikirakan djuga adanja imbuhan2 ketjil dikemudian hari, jang tidak dapat merubah sedikitpun pada keseluruhannja.
Djuga soal, bila kitab itu mendapat bentuknja jang definitif, djawabja sangat ber-beda2. sebagaimana halnja dengna kitab Jasjua’, demikian kitab Hakim2 oleh banjak ahli di-hubung2-kan dnegan Pentateuch (kelima kitab Musa), sedangkan dewasa ini lebih banjak ahli meng-hubung2kannja dnegan kitab Ulangtutur. Soal ini sudah dibitjarakan berkenaan dengan kitab Josjua’, dan apa jang dikatakan disana dapatlah diulang disini. Lebih baiklah kiranja dilepaskan sadja dari karja2 lainnja. Untuk menanggalkan kibtab itu melalui djalan lain. Tak seorangpun menjangkal, bahwa kitab Hakim2pun didukung oleh gagasan2 keigamaan jang sama seperti Ulangtutur, tetapi hal ini tidak berarti dengan mutlaknja, bahwasanja kitab tersebut bergantung dari padanja mengenai waktu terdjadinja. Dari sebab itu lebih baiklah penentuan waktu itu didasarkan atas keterangan2 dari kitab itu sendiri. Dari 18, 30-31 agaknja dapat disimpulan, bahwa si redaktor menjusun karjanja sesudah tahun 733 atau 722, keitik keradjaan utara Israil diangkut kepembuangan oleh Asyria. Tetapi tidak sedikitlah ahli jang menganggap ajat2 tersebut sebagai imbuhan belakangan, sendangkan ahli2 lainnja mau memperbaiki teks itu, sehingga bukan penduduk negeri itu melainkan peti Jahwelah jang diangkut ketempat lain, hal mana di-hubung2kan dengan penghantjuran tempat sutji di Silo didjaman Sjemuel oleh orang2 Felesjet. Rumus jang di-ulang2 sadja dalam bagian2 terachir: “tiada radja di Israil” (17, 6; 18, 15; 19, 1; 21, 25) sebagai pendjelasan adanja kebedjatan susila, mengandaikan pengetahuan tentang keradjaan di Israil, malahan sebagai faktor tatatertib dan kesedjahteraan. Tetapi keradjaan belakangan dalam hal itu ternjatalah bukan suatu berkah, karena ketika itu terutama dikeradjaan utara tidak djaranglah keradjaan itu mendjadi sebab musababnja keruntuhan keigamaan dan susila. Redaktor terachir, jang membuat tjatatan2 itu, mestilah hidup pada awal keradjaan, jang mengachiri kekatjauan djaman para hakim. Djadi didjman Sjaul atau Dawud, sekitar th. 1050-950. bahwasanja dalam kitab itu ada ketjondongan2 anti-radja (Gibe’on, Abimelek) dapatlah diterangkan dari sumber2 jang digunakan, dan djustru pda awal keradjaan ketjondongan2 serupa itu masih lama berpengaruh. Pun kenjataan, bahwasanja kisah2 itu dilandjutkan dengan djiwa jang sama dalam kitab Sjemuel dapatlah dipandang sebagai suatu pembenaran penanggalan tersebut diatas. Bagaimanapun djua, pendapat jang hendak menanggalkan kitab itu (dalam redaksinja jang pertama) sesudah terdjadinja Ulangtutur sekitar tahun 632 atau (dalam redaksinja jang kedua) sedudah waktu pembugann tidak mempunjai alasan tjukup, untuk diterima sebgai pasti. Untuk memebrikan penanggalan kemudian, dikemukakan pula ktjaman terhadap tempat sutji di Dan, salah satu tempat sutji dikeradjaan utara, kritik mana terselip dalam pasal 17-18. Tetapi tjelaan tersebut sudah tjukup didjelaskan dnegna kenjataan, bahwa tempat sutji tersebut didirikan oleh orang2 jang sama sekali tak berwenang dan setjara se-wenang2 dan tanpa petundjuk satupun dari pihak Jahwe. Djuga didjaman kuno sekali tjara serupa itu tidak dapat dibenarkan oleh kalangan2 agama, dan kisah itu pada dirinja menerangkan keruntukhan besar dalam bidang keigamaan didjaman para hakim. Dalam seluruh kitab itu tidak terdapat petundjuk2 adanja perpisahan atanra Juda dan keradjaan-utara, tetapi Israil malahan dipandang sebagai suatu kesatuan. Dan hal ini njatalah dapat dimengerti didjaman sebelum perpisahan. Betul dapatlah diterima, bahwa belakanganpun masih ada perubahan dan imbuhan ketjil2an, karena tiada kitab satupun dari Perdjandjian Lama dipandangn sebgai sesuatu, jang tidak boleh diubah lagi. Sikap tersebut baru dari waktu djauh belakangan.
Pada hakikatnja sukarlah, jah malahan tidak mungkinlah menjebut nama2 para penjusun kitab Hakim2. Dikalangan Jahudi dan djuga dikalangan Kristern lamalah Sjemuel dianggap sebagai pengarangnja dan itupun oleh beberapa ahli masih dianggap mungkin. Tetapi achirnja kesemuanja itu hanja bersandarikan perkiraan sadja dan tetap sukar dibuktikan. Maka itu lebih baiklah tidak menebut nama2 sadja. Satu2nja, jang dapat diketahui dari kitab itu sendiri. Ialah bahwasanja para penjususnnja adalah orang2 jang berkeigamaan, jang hidup dari gagasan2 jang djuga tampak dalam kitab Ulangtutur. Si atau para penjusun haruslah ditjari dikalangan Levita dan imam. Lebih dari itu tidak dapat.
Gagasan-pokok keigamaan, untuk mana seluruh kitab itu telah ditulis, ialah keadilan Allah jang berbelaskasihan. Semua kisah dimaksudkan, untuk memperlihatkan dalam bentuk jang konkrit, bahwa betapapun djua tidak-setianja umat kepada Jahwe, Allah toh tidak pernah melupakan umatNja. Segala kedjadian ditudjukanNja, untuk memperingatkan umat akan kesetiaan, agar dnegna itu terdjamnlah kebahagiaan dan kesedjahteraan. Bahkan terus adanja bangsa2 kafir di Kena’an adalah suatu tanda kerelaan Jahwe. Rangka jang berulang kembali dari kitab itu ialah sbb.: Umat meninggalkan Jahwe, bukannja per-tama2 karena tingkah-laku susilanja, melainkan lebih2 karena ketidak-setiaan keigamaan, jang berupa pemudjaan serta kepertjajaan pada berhala2 negeri itu. Ketidak-setiaan ini dihukum Jahwe dengna penindasan oleh pihak musuh. Tetapi hkukman itu tidak dimaksudkan untuk menolak umat, melainkan lebih untuk menginssjafkan umat agar berbalik kepada Jahwe. Apabila umat berpaling dari berhala dan berbali k kepada Jahwe, maka Jahwe segera mengutus seorang penjelaman. Si penjelamat tidak mengambil inisiatif, melainkan dipanggil oelh Allah, untuk memenuhi tugas penjelamatan atas namaNja. Bahwasanja Jahwe jang bertindak, sangatlah djelas digambarkan oelh riwajat Gide’on, jang harus mengurangi lasjkarnja sampai djumlah jang se-ketjil2nja (7, 1-8), jang maksudnja dirumuskan dengan tegas (7, 2). Kebebasan dan kesedjahteraan berlangsung selama mat tetap setia. Apabla umat kemudian tidak setia lagi, maka proses jang sama berulang kembali. Tetapi dalam kitab Hakim2 samasekali tidak dinjatakan, bahwa ketidak-setiaan, jang ber-ulang2 itu akan memuntjak djadi penolakan definitif,sebagaimana jang dinjatakan dlam kitab Radja2. Sebaliknja; kendati ketidaktetapan umat, kepertjajaan akan Jahwe dan harapan akan kerelaannNja, adalah faktor jang tetap: kerelaan Allah adalah lebih besar daripada kedurhakaan umat. Kepertjajaan ini adalah kekuatan jang menjelamatkan dan diperorangkan dalam tokoh2 para hakim. Mereka tidak ragu2 mengikuti panggilan Jahwe, karena mereka tahu, bahwa Jahwe adalah berbelaskasihan dan selalu akan mengampuni kedjahtan umat jang bersesal dan akan melepaskannja dari penindasan .itupun jang dipudji oleh surat kepada orang2 Hibrani pada tokoh2 tersebut. (Hbr. 11, 32). Dan inilah artinja jang tetap dari sedjarah para hakim, bahwasanja kepertjajan akan Allah serta kerelaanNja mendatangkan penjelamatan dalam diri Hakim jang terbesar. Penjelamat definitif dari segala penindasan dan bahkan dari akarnja, dosa, ialah: Jesus Kristus. Tetapi sedjarah para hakim adalah djuga suatu peringatan jang tetap akan sesal dan tobat, sjarat bagi penebusan dan penjelamatan.
TFTWMS: Hakim-hakim (Pendahuluan Kitab) MEMPRAKTIKKAN KENDALI DIRI
BERPUTAR DI LUAR KENDALI
(HAKIM-HAKIM 12-16)
Sekitar satu tahun sebelum saya dan keluarga pindah ke Kenya, terjadilah upa...
MEMPRAKTIKKAN KENDALI DIRI
BERPUTAR DI LUAR KENDALI
(HAKIM-HAKIM 12-16)
Sekitar satu tahun sebelum saya dan keluarga pindah ke Kenya, terjadilah upaya kudeta di negara Afrika Timur itu. Semuanya berawal ketika sekelompok pemimpin militer menguasai stasiun radio nasional dan mulai mengumumkan bahwa mereka tengah menjatuhkan pemerintahan Presiden Daniel Arap Moi. Dari para sahabat kami yang pada waktu itu berada di situ kami mendengar bahwa beberapa hari berikutnya adalah mengerikan dimana bangsa Afrika yang elok itu untuk sementara jatuh ke dalam anarkisme. Dengan kendali pemerintah yang diragukan, maka pada waktu itu sama sekali tidak ada yang bisa menahan kejahatan yang tersembunyi di negeri itu. Mereka yang cukup kuat mengambil apa saja yang mereka inginkan dari toko-toko dan rumah-rumah penduduk tanpa rasa takut akan keadilan. Sampai kudeta itu dipadamkan, suara tembakan bisa didengar di seluruh pelosok kota, dan tidak seorang pun merasa aman dari kekacauan yang mengerikan itu yang menyelimuti negeri itu. Keadaan "di luar kendali" memang merupakan keadaan yang menakutkan baik bagi suatu bangsa maupun individu!
UMAT YANG DI LUAR KENDALI
Yefta, hakim yang tragis 11:1-12:7, dilanjutkan oleh tiga hakim minor berikutnya yang secara total memimpin Israel selama 25 tahun. Ebzan dari Betlehem diingat atas 30 anak laki-laki dan 30 anak perempuan yang dimilikinya (12:9). Elon orang Zebulon hanya diingat atas tempat penguburannya, di Ayalon (12:12). Abdon, anak Hilel, diingat atas "empat puluh anak laki-laki dan tiga puluh cucu laki-laki, yang mengendarai tujuh puluh ekor keledai jantan .…" (12:14). Menyusul kisah singkat atas tiga kisah itu, Kitab Suci kembali lagi kepada bagian pengu-langan yang menyedihkan yang membuat pembaca Kitab Hakim-Hakim belajar untuk merasa takut: "Orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN; .…" (13:1). Kita kembali lagi! Kali ini Allah menyerahkan umat-Nya yang jahat itu ke dalam tangan orang Filistin selama 40 tahun, penindasan terlama yang dicatat dalam Hakim-Hakim.
Belakangan, ketika Allah membebaskan Israel dari musuh mereka yang menyembah berhala, Ia melakukannya dengan mengutus seorang malaikat untuk membawa berita menyenangkan untuk seorang isteri dari suku Dan yang mandul. Perempuan itu diberitahu bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; dan anak itu, perempuan itu diberitahu, haruslah menjadi seorang Nazir sejak lahirnya. Sebagai seorang pelayan Allah yang dipilih secara khusus, anak itu tidak boleh minum air anggur, makan apa saja yang najis, atau memotong rambutnya (13:3-5; lihat Bilangan 6:1-21). Calon ibu yang terheran-heran itu Ia beritahu bahwa anak itu nantinya akan melakukan "penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin" (13:5). Waktu berlalu, dan perkataan malaikat Allah itu menjadi kenyataan:
Lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan memberi nama Simson kepadanya. Anak itu menjadi besar dan TUHAN memberkati dia. Mulailah hatinya digerakkan oleh Roh TUHAN di Mahane-Dan yang terletak di antara Zora dan Esytaol (13:24, 25).
HAKIM YANG DI LUAR KENDALI
Ketika sudah dewasa, Simson pergi dari Zora (kampung halaman Israelnya yang berjarak 24 kilometer barat Yerusalem) menuju kota Timnah, sekitar 6 kilometer tenggara Zora. Di situ ia melihat dan jatuh cinta dengan gadis Filistin. Ketika kembali ke rumahnya, ia memberitahu orang tuanya, "Di Timna aku melihat seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku" (14:2). Seraya kita meneruskan kisah ini, marilah kita waspada dan memperhatikan kata "melihat" dan "menginginkan" di dalam kisah Simson ini. Orang Nazir yang egois ini memang sangat sedikit sekali berpikir, namun ia banyak melihat dan menginginkan!
Masuk akal bila orang tua Simson itu terkejut atas permintaan anak mereka itu. Mereka bertanya-tanya, "mengapakan ia tidak bisa mendapatkan seorang gadis di antara ‘bangsa kita’?" (14:3). Bagi mereka tidaklah masuk akal bahwa orang yang harus membebaskan Israel dari orang Filistin mau mengawini orang Filistin. Apalagi, Allah sudah membuat jelas bahwa orang Israel tidak boleh kawin-mengawin dengan bangsa-bangsa jahat yang mereka jumpai di Tanah Terjanji (Ulangan 7:1-6). Namun Simson tidak menyerah. "Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai," desak Simson (14:3). Pada poin ini, kita temukan jaminan yang disisipkan dalam Kitab Suci bahwa Allah masih menjalankan kehendak-Nya bagi Israel bahkan di dalam kedegilan Simson (14:4). Orang tua Simson yang patah hati itu akhirnya meyetujui perkawinan itu, dan keluarga yang berjumlah tiga orang itu pergi bersama ke Timna untuk mengatur pernikahan itu.
Mereka mendekati Timna, dan ketika sendirian, Simson diserang oleh seekor singa. Dengan kuasa "Roh Tuhan" ia mencabik-cabik singa itu dengan tangan kosong. Orang tuanya tidak melihat tontonan itu, dan Simson tidak menceritakannya kepada mereka. Pikirannya terpusat pada pacarnya yang orang Filistin. Rencana pernikahan itu akhirnya dimatangkan, dan belakangan, ketika Simson kembali lagi untuk pernikahannya itu, ia berhenti untuk melihat singa yang ia bunuh pada perjalanannya sebelumnya. Di situ dalam bangkai binatang buas itu ada sekawanan lebah madu. Ia menciduk sedikit madu itu dan memakannya, dan mengambil sedikit juga untuk orang tuanya.
Pada pesta perkawinan, yang berlangsung selama tujuh hari, Simson diberi 30 orang kawan untuk menemani dia. Ia lalu menantang mereka dengan sebuah teka-teki yang ia buat dari pengalamannya baru-baru ini dengan singa itu.
"Dari yang makan keluar makanan, dari yang kuat keluar manisan" (14:14)
Jika mereka bisa menebak teka-teki itu selama tujuh hari pesta perkawinan itu, Simson harus memberi mereka masing-masing satu set pakaian lenan dan pakaian kebesaran. Jika mereka tidak bisa menjawab teka-teki Simson, maka mereka harus memberi dia tiga puluh pakaian lenan dan tiga puluh pakaian kebesaran.
Setelah tiga hari dalam perasaan frustasi, ketiga puluh kawan perkawinan Simson itu mendatangi isterinya dan mendesak dia untuk membuat Simson memberitahu dia jawaban atas teka-teki itu. Mereka mengancam bahwa jika mereka kalah dalam perlombaan itu, mereka akan membakar dia dan keluarganya sampai mati. (Begitu meriahnya untuk suatu pesta perkawinan!) Ketika nyawanya terancam, isteri Simson memohon Simson memberi jawabannya dan menangis selama tujuh hari sebelum akhirnya Simson menyerah pada permintaannya itu. Ia memberitahu isterinya, isterinya memberitahu mereka, dan mereka memberi Simson jawaban atas tekateki itu:
"Apakah yang lebih manis dari pada madu? Apakah yang lebih kuat dari pada singa?" (14:18).
Dikuasai dengan murka yang berkobar-kobar, Simson berjalan sekitar 32 kilometer menuju Askelon, salah satu dari lima kota utama Filistin. Di situ ia membunuh 30 orang Filistin, diambilnya pakaian mereka, dan diberikannya pakaian itu kepada teman-teman perkawinannya. Dengan perasaan pahit dan terluka, ia lalu pulang ke rumah orang tuanya di Zora, meninggalkan mempelai wanitanya yang orang Filistin itu.
KESUKARAN YANG LEBIH BANYAK DENGAN KAUM PEREMPUAN
Setelah beberapa waktu, murka Simson reda, dan ia kembali ke Timna untuk meminta isterinya. Bagaimanapun, dalam pada itu ayah perempuan itu telah memberikan isteri Simson kepada salah satu sahabat Simson untuk dijadikan isteri. Setelah mendengar hal itu, Simson kembali bangkit amarahnya terhadap orang Filistin. Ia menangkap 300 anjing hutan, mengikat ekor mereka secara berpasangan, menaruh obor di tengah-tengah ekor mereka, dan melepaskan mereka ke gandum yang belum dituai kepunyaan orang Filistin (15:5). Dalam waktu singkat hasil panen mereka terbakar, kebun anggur mereka hancur, kehidupan mereka direnggut, dan tanah mereka hancur! Ketika mereka tahu bahwa Simson, orang Israel yang gila, telah melakukan semua itu, mereka lalu membakar mempelai wanitanya bersama ayahnya sampai mati dan mulai ingin menangkap dia.
Setelah mendengar orang Filistin sedang datang bersama tentara mereka, penduduk Yehuda merasa ketakutan. Mereka tahu bahwa mereka sedang menghadapi bahaya besar, maka 3 ribu prajurit Yehuda keluar menuju Batu Etam, dimana Simson sedang bersembunyi, untuk membawa dia pulang "hidup atau mati" kepada para penguasa Filistin. Simson tidak mau memerangi bangsanya sendiri, jadi ia merundingkan suatu pengaturan dengan mereka. Mereka saling memberi jaminan bahwa mereka tidak akan membunuh dia bila ia berjanji akan menyerahkan diri secara damai. Simson lalu diikat dengan dua tali yang baru dan di bawa kepada orang-orang Filistin. Apa yang terjadi selanjutnya bisa menyaingi filem aksi menegangkan mana saja yang selalu bisa Anda lihat di dalam gedung bioskop!
Setelah ia sampai ke Lehi dan orang-orang Filistin mendatangi dia dengan bersorak-sorak, maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia dan tali-tali pada tangannya menjadi seperti batang rami yang telah habis dimakan api dan segala pengikatnya hancur tanggal dari tangannya. Kemudian ia menemui sebuah tulang rahang keledai yang masih baru, diulurkannya tangannya, dipungutnya dan dipukulnya mati seribu orang dengan tulang itu (15:14, 15).
SIMSON DAN DELILA
Beberapa waktu kemudian, Simson pergi ke kota Filistin, Gaza. (Mengapakah ia tidak bisa menjauhi orang-orang itu?) Di situ ia bermalam dengan seorang pelacur (16:1). Karena mengira mereka sudah memerangkap Simson, penduduk Gaza menunggu untuk membunuh dia bila ia berangkat pada esok harinya. Namun begitu, Simson bangun dan pergi pada tengah malam itu, merobohkan pintu gerbang kota dan mengangkatnya ke puncak suatu bukit!
Akhirnya, Simson jatuh cinta dengan seorang perempuan bernama Delila, yang berasal dari lembah Sorek. Kitab Suci tidak pernah menyebut perempuan itu orang Filistin, namun hampir bisa dipastikan ia itu orang Filistin. Ketika para penguasa Filistin melihat bahwa Simson kembali berpikir dengan gejolak nafsunya ketimbang dengan sel-sel otaknya, maka dengan diamdiam mereka mendatangi Delila untuk menjanjikan hadiah. Jika ia bisa menemukan rahasia kekuatan kekasihnya itu, mereka masing-masing akan memberi dia seribu seratus uang perak. Meskipun sulit untuk menerjemahkan kekuatan daya beli uang dari dunia kuno ke era moderen ini, namun setidaknya jelas bahwa mereka menawarkan dia untuk menjadi salah seorang wanita terkaya di antara bangsa Filistin!
Kelihatannya, Delila punya sedikit atau tidak punya peperangan batin atas apakah ia akan menjual kekasihnya itu atau tidak. Ia segera membuat rencana. Awalnya ia hanya sekedar meminta Simson, "Ceritakanlah kiranya kepadaku, karena apakah kekuatanmu demikian besar, dan dengan apakah engkau harus diikat untuk ditundukkan?" (16:6). Ketika Simson memberitahu dia bahwa tujuh tali busur yang baru akan membuat dia selemah orang lain mana saja, Anda bisa tebak apa yang Delila lakukan. Ia mengikat Simson dengan tujuh tali busur yang baru dan kemudian berteriak, "Orang-orang Filistin menyergap engkau, Simson!" (16:9). Ketika Simson meloncat, tali busur itu seperti tali rami yang terbakar putus.
Delila dengan segera berakting seperti orang yang dirugikan dan berteriak, "Sesungguhnya engkau telah mempermain-mainkan dan membohongi aku .…" (16:10). Mengapa Simson tidak bisa melihat gelagat apa yang Delila sedang lakukan adalah sesuatu yang saya tidak pernah bisa pahami! Ketika Delila bersikeras dengan pertanyaannya, Simson memberitahu dia bahwa ia akan sama lemahnya seperti pria lainnya bila diikat dengan tali baru. Kali ini Anda bahkan tidak perlu menerka; Anda tahu apa yang Delila lakukan! Ia mengikat Simson dengan tali baru itu dan kembali membangunkan Simson dengan teriakan, "Orang-orang Filistin menyergap engkau, Simson!" (16:12). Tali baru itu diputuskan Simson seakan-akan tali itu seperti benang saja. Lagi, Delila merengek bahwa Simson sedang mengolok-olok dia. Lagi, kita terheran-heran atas keluguan Simson!
Setelah itu, Simson memberitahu Delila bahwa rahasia kekuatannya ada pada rambutnya. Jika itu merupakan permainan petak-umpet, kita bisa katakan bahwa Delila sedang "semakin mendekati sasaran" dan semakin dekat untuk menjadi perempuan kaya. Simson memberitahu dia bahwa jika ia menenun ketujuh rambut jalinnya bersama-sama dengan lungsin lalu mengokohkannya dengan patok, maka ia akan menjadi sama lemahnya seperti orang lain. Delila melakukan apa yang Simson katakan, lalu ia membangunkan dia dengan terikan lama yang sama. Simson bangkit dengan kekuatan penuh, dan Delila meneruskan perannya sebagai kekasih yang disakiti. Keberanian dan kebodohan Simson mencapai puncaknya dalam apa yang terjadi selanjutnya.
Berkatalah perempuan itu kepadanya: "Bagaimana mungkin engkau berkata: Aku cinta kepadamu, padahal hatimu tidak tertuju kepadaku? Sekarang telah tiga kali engkau mempermain-mainkan aku dan tidak mau menceritakan kepadaku, karena apakah kekuatanmu demikian besar." Lalu setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya (16:15, 16).
Oleh sebab itu, Simson lalu memberitahu dia segala hal tentang kekuatan dan rambutnya dan panggilan khususnya dari Allah. Karena tahu bahwa Simson akhirnya telah memberitahu dia yang sebenarnya, Delila lalu memanggil orang-orang Filistin dan memberitahu mereka bahwa ia akan menyerahkan Simson ke dalam tangan mereka. Dengan menidurkan Simson di pangkuannya, ia menyuruh orang masuk dan mencukur kepala Simson. (Simson pasti merupakan salah seorang tukang tidur yang paling nyenyak dalam sejarah!) Lalu Delila membangunkan Simson dengan teriakan peringatan yang telah usang: ""Orang Filistin menyergap engkau, Simson!" (16:20a). Sekali lagi, Simson langsung lompat dari tidurnya, namun kali ini segalanya berbeda. Seperti yang Kitab Suci katakan dalam kata-kata yang paling menyedihkan dalam sejarah, "TUHAN telah meninggalkan dia" (16:20c). Setelah melihat kekuataan Simson lenyap, orang-orang Filistin itu menangkap dia, mencongkel matanya, dan membawa dia ke Gaza, tempat yang pintu gerbang kotanya pernah ia robohkan. Di situ mereka membelenggu dia dengan dua rantai tembaga dan memaksa dia bekerja seperti keledai, menggiling di sebuah pengirikan dalam penjara. Betapa suatu kejatuhan yang tragis bagi seorang hakim Israel yang dulunya tidak pernah terkalahkan!
SIMSON DAN MANUSIA DI ZAMAN KINI
Simson merupakan hakim yang di luar kendali untuk Israel yang di luar kendali juga. Karena menjalani kehidupan yang didasarkan pada hawa nafsu dan amarah, maka Simson menjadi orang yang menimbulkan bencana, meninggalkan banyak kematian dan kehancuran kemana saja ia pergi. Sosok Simson boleh jadi tidak menarik bagi kita, tetapi tidak sulit bagi kita untuk mengenali sifatnya di zaman kini. Anda boleh saja berkata bahwa ia memiliki sikap hidup yang sangat khas, moderen. Ia menyempurnakan filsafat hidup "Aku tidak bisa melawan hawa nafsuku sendiri" jauh sebelum filsafat itu dipopulerkan di zaman kita ini. Dengan begitu Simson menjadi alat Alkitab yang sangat kuat untuk mendiagnosa dan mengobati pelbagai persoalan rohani yang mencabik-cabik hati dan jiwa manusia di zaman kini!
Tidak ada tempat lain dimana Simson lebih mengingatkan kita tentang keadaan zaman kini selain di dalam kurangnya kendali dirinya yang nyaris sempurna. Ia tentunya merasa betah tinggal di dalam masyarakat yang memberitahu para remajanya, "Karena kalian tidak bisa mengendalikan dorongan seksual kalian, maka paling tidak lakukanlah dengan aman." Suatu kisah sampul dalam majalah Time menggambarkan cincin perkawinan yang patah dengan judul di bawahnya terbaca, "Ketidaksetiaan: Bisa jadi terdapat di dalam gen kita."1 Sebagai akibat dari nilai-nilai hidup yang bodoh itu, Amerika sekarang memiliki tingkat kehamilan remaja, aborsi, dan kelahiran di luar nikah yang paling tinggi di belahan dunia Barat. Harapan untuk masa depan adalah suram juga, sebab peningkatan terbesar dalam kegiatan seksual di zaman kini terjadi ditengah-tengah mereka yang berusia di bawah enam belas tahun!2
SIMSON DAN YESUS
Saya tidak akan menyebut kisah Simson sebagai kisah pahlawan, saya menyebutnya kisah yang tragis. Kisah itu merupakan tragedi tentang seorang hakim yang di luar kendali dari suatu umat yang di luar kendali juga. Kisah itu brutal dan sembrono, dan benar-benar nyaris mirip seperti dunia dimana kita hidup di zaman kini. Kita boleh bersyukur bahwa ada jalan lain. Orang yang menunjukkan jalan itu adalah Yesus. Sebelum Yesus memulai pelayanan umum-Nya, Yesus pergi ke padang gurun untuk dicobai oleh Iblis.3Setelah berpuasa selama 40 hari, Ia amat sangat lapar. Pada saat itulah Iblis mencobai Dia untuk merubah batu menjadi roti. Yesus bisa saja mengambil jalan keluar yang Simson pernah ambil dan membiarkan rasa laparnya mengendalikan prilakunya, namun sebaliknya Ia memilih untuk menuruti kehendak Allah. Ia tahu bahwa Iblis adalah pendusta dan roti tidak pernah mengenyangkan jiwa, jadi Ia "hanya katakan tidak."4Ia menundukkan kepuasan daging dengan melakukan hal yang benar. Ia melakukan hal yang sama ketika Iblis mencobai Dia untuk menguji Allah, dan sekali lagi ketika Ia menawarkan Yesus "semua kerajaan dunia" (Matius 4:8). Di setiap persimpangan jalan, baik di padang gurun maupun di sisa hidup-Nya, Yesus memilih apa yang benar dan baik atas apa "yang hanya datang secara alami."
KESIMPULAN
Yesus dan Simson merupakan dua pribadi yang sangat berbeda. Simson hidup untuk dirinya sendiri, namun Yesus hidup untuk orang lain. Yang satu menghendaki apa saja sekarang juga; yang satunya lagi tunduk terhadap jalan salib oleh sebab "sukacita yang disediakan bagi Dia" (Ibrani 12:2). Yang satu mendatangkan kematian dan malapetaka kemana saja ia pergi; yang satunya lagi mendatangkan kehidupan. Yang manakah yang menawarkan jalan yang lebih baik? Jalan yang manakah yang bisa memimpin kita ke luar dari masyarakat kita yang kacau dan menuju damai sejahtera Allah? Ini jelas tidak perlu dikonteskan!
Simson jelas sekali telah menunjukkan kepada kita jalan menuju maut. Sedangkan Yesus dan pengajaran-Nya menunjukkan kepada kita jalan kehidupan: "Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan" (2 Petrus 1:5, 6).
Pertanyaan untuk kita adalah jalan yang manakah yang akan kita pilih untuk kita ikuti.
TFTWMS: Hakim-hakim (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 "Infidelity: It may be in our genes," Time (15 August 1994): Cover.
2 Joseph P. Shapiro, "Teenage Sex: Just Say ...
Catatan Akhir:
- 1 "Infidelity: It may be in our genes," Time (15 August 1994): Cover.
- 2 Joseph P. Shapiro, "Teenage Sex: Just Say ‘Wait,’" U.S. News and World Report (26 July 1993): 57.
- 3 Lihat Matius 4:1-11; Markus 1:12; Lukas 4:1-13.
- 4 "Katakan tidak" adalah slogan yang dipakai di Amerika sebagai bagian dari upaya menolak penyalahgunaan narkoba.s
Pengarang: Bruce McClarty
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Hakim-hakim (Pendahuluan Kitab) CARILAH BERKAT DI DALAM KESULITAN
MADU DARI BANGKAI
(HAKIM-HAKIM 16)
Di akhir pasal 15, kemungkinan besar Anda berkata kepada diri sendiri, "Ter...
CARILAH BERKAT DI DALAM KESULITAN
MADU DARI BANGKAI
(HAKIM-HAKIM 16)
Di akhir pasal 15, kemungkinan besar Anda berkata kepada diri sendiri, "Teruskan dan selesaikanlah kisahnya!" Menamatkan kisah hidup Simson di dalam penjara Filistin yang gelap pekat di Gaza nyaris terlalu berat untuk dilakukan. Namun begitu, Allah belumlah selesai dengan Simson. Pada akhirnya, kejahatan dan kebencian serta hawa nafsu tidak akan menang! Yang menang adalah kebaikan! Karena Allah kita adalah Allah yang mau memberi kesempatan kedua, maka tulisan berikutnya di dalam kisah ini memberi makna kepada kehidupan Simson dan harapan kepada kita semua.
PERAYAAN DI GAZA
Setelah Simson ditawan dan dipermalukan, bangsa Filistin berkumpul di dalam kuil dewa mereka, Dagon, untuk merayakan keberhasilan mereka. Mereka menafsirkan keberhasilan mereka atas musuh bebuyutan mereka itu dalam puisi berikut ini:
Telah diserahkan oleh allah kita ke dalam tangan kita musuh kita, perusak tanah kita, dan yang membunuh banyak teman kita (16:24).
Dalam kegembiraan mereka yang meluap-luap mereka memuji dewa mereka dan meminta Simson dibawa ke luar untuk "menghibur" mereka. Ini pasti merupakan pemandangan yang menyayat hati untuk dilihat ketika Simson yang dulunya gagah perkasa dan tak terkalahkan dituntun masuk ke dalam kuil berhala yang dipenuhi dengan tiga ribu laki-laki dan perempuan Filistin, dimana semuanya mencemooh orang Israel yang buta itu dan mengejek Allahnya. Saat-saat paling buruk dalam kehidupan Simson kemungkinan besar adalah saat ia berjalan ke luar dari penjara dan masuk ke dalam kuil yang penuh kerumunan orang dan sangat bising, namun begitu Allah bersiap melakukan sesuatu yang sudah sering Ia lakukan sebelumnya dan akan terus melakukannya sejak dari saat itu: Ia bersiap mendatangkan madu dari bangkai!
DARI YANG MAKAN .…
Dalam kehidupan Simson sebelumnya, dalam perjalanannya ke Timna untuk mengatur rencana perkawinannya dengan seorang gadis Filistin, Simson diserang oleh seekor singa muda. Tragedi yang mengancam ini dengan cepat berubah menjadi kemenangan yang hebat sekali ketika "berkuasalah Roh TUHAN atas dia" (14:6), dan Simson sanggup mencabik-cabik singa itu dengan tangan kosongnya. Belakangan, ketika ia kembali untuk pernikahannya itu, ia berjalan menyimpang untuk memeriksa bangkai singa itu. Kitab Suci tidak memberitahukan tingkat kebusukan bangkai itu—apakah bangkai itu masih membusuk atau sudah mengering, menyisakan kerangka saja. Apapun kasusnya, pada tempat yang dulunya berupa singa yang mengancam sekarang ada sekawanan lebah dan madu yang berlimpah-limpah! Simson memakan sedikit madu itu dan mengambil sedikit juga untuk dinikmati oleh orang tuanya.
Simson memang bisa menikmati makanan kecil yang menyenangkan hati itu, namun saya percaya bahwa suatu simbol yang jauh lebih kaya dan penuh kuasa sedang terjadi di sini. Simson mengungkapkannya sendiri dalam teka-teki yang ia ciptakan dari pengalaman itu:
Dari yang makan keluar makanan, dari yang kuat keluar manisan (14:14).
Gagasan tentang "madu dari bangkai" merupakan kiasan yang sempurna untuk menggambarkan kehidupan Simson secara keseluruhan! Bau busuk kematian mengikuti dia di sepanjang hidupnya yang tragis itu, namun Allah terus-menerus mengubah bau busuk itu menjadi senantiasa manis. Apa yang tadinya berawal dengan nafsu yang egois berakhir dengan pengorbanan yang tidak egois; apa yang tadinya berawal dengan kemarahan dan kekerasan dan kematian berakhir dengan pemberian nyawa. Sesungguh-nyalah, madu memang berasal dari bangkai. Beginilah cara madu itu terjadi.
MEROBOHKAN KUIL
Sewaktu Simson dibawa ke dalam kuil Dagon untuk dicemooh dan diolok-olok oleh ribuan orang Filistin, ia menyuruh pelayan yang menuntun dia untuk meletakkan tanggannya dimana ia bisa menyentuh pilar-pilar yang menopang kuil itu. Orang-orang Filistin itu tidak sadar bahwa Simson yang sekarang bukanlah lagi orang Israel tawanan yang buta dan botak yang pernah mereka seret dari tempat tidur Delila. Selama bulan-bulan yang panjang dalam belenggu tembaga sambil memutar batu kilangan, rambut Simson sudah mulai tumbuh kembali. Saya suka membayangkan bahwa dalam jiwa Simson yang segelap malam hari itu, ia menyadari siapa dirinya dulu, apa yang Allah sudah rencanakan untuk hidupnya, mengapa bencana luar biasa seperti itu menimpa dia, dan bagaimana semua kejadian itu berfungsi untuk melayani maksud Allah. Apapun kerangka pikiran Simson yang sebenarnya, ketika Simson mendengar ejekan para raja kota Filistin, ia berdoa, "Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin" (16:28). Lalu, dengan mendorong dua pilar utama kuil itu dan berteriak, ""Biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin ini!" ia merobohkan kuil itu yang menimpa dirinya sendiri dan para pimpinan Filistin. Meskipun beberapa orang di zaman kini terganggu dengan sikap bunuh diri Simson yang terlihat jelas itu, namun saya percaya bahwa Simson lebih tepat dianggap sebagai korban dari perang Israel melawan Filistin—suatu peperangan yang ia lakukan dengan gagah berani dan mati secara terhormat.
Dalam kematian itu Simson dianggap sebagai pahlawan. Keluarganya datang ke Gaza, mengeluarkan jasadnya, dan membawanya ke kuburan keluarga antara Zora dan Esytaol, di dalam kubur ayahnya. Meskipun sebagian besar hidupnya diluangkan di tengah-tengah bangsa Filistin, tetapi akhirnya anak Manoah yang hilang itu pulang ke rumah!
Kehidupan Simson memang merupakan suatu tragedi, namun kematiannya yang "tragis" merupakan jawaban atas doa dari orang-orang yang tertindas di Israel. Kitab Suci menceritakan bahwa ketika Simson merobohkan kuil Filistin itu, "Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya" (16:30). Meskipun cara hidup Simson jauh dari hidup yang suci, namun maksud Allah sudah tercapai melalui dia. Ibunya sudah diberitahu sebelum Simson dilahirkan bahwa misi hidup Simson adalah melakukan "penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin" (13:5). Ketika debu telah lenyap dan semua mayat telah dikuburkan, maka jelaslah bahwa dalam kehidupan Simson itu Allah telah mencapai apa yang Ia rencanakan untuk dicapai. Sesungguhnya, Allah membuktikan bahwa Ia tetap pegang kendali bahkan di dalam kehidupan yang di luar kendali! Oleh sebab itu, rasa manis madu menggantikan bau busuk kematian yang memuakkan.
GAMBARAN YANG LEBIH BESAR
Ketika kita mulai melihat cara Allah bekerja melalui pelbagai malapetaka di dalam kehidupan Simson untuk melaksanakan maksud-Nya, maka kita mulai melihat apa yang sedang terjadi pada skala yang lebih besar di dalam Kitab Hakim-Hakim secara keseluruhan. Meskipun Israel gagal mengenali Dia sebagai seorang Raja, Allah tetap memerintah atas sejarah Israel. Bahkan di tengah-tengah kekacauan yang ditimbulkan oleh siklus kedurhakaan Israel yang semakin terpuruk, Allah tetap mampu melaksanakan tujuan-Nya dalam memberikan pembebasan dan penebusan. Dari bangkai kejahatan Israel yang memalukan itu, Ia menciptakan madu keselamatan yang manis. Dalam gambar keseluruhan Perjanjian Lama yang lebih besar, kita juga melihat Allah menggerakkan sejarah ke arah keinginan-Nya yang tertinggi. Melalui penciptaan dan kerajaan Israel, melalui pembuangan ke Babel hingga pulang kembali ke Yerusalem dari penawanan, Allah tanpa lelah menggerakkan sejarah umat pilihan-Nya itu menuju kepada Dia yang berdiri sebagai sasaran dari segala sejarah, Yesus Kristus! Yesus, orang boleh bilang, merupakan ungkapan tertinggi dari kemampuan dan sifat Allah untuk mendatangkan madu dari bangkai.
PRINSIP MADU
Dalam banyak cara, konsep "madu dari bangkai’ tetap berfungsi di dalam dunia Allah di zaman kini. Sebagai contoh, semua tragedi yang kita lihat dalam berita malam hari atau di halaman depan koran pagi adalah benar. Pembantaian di Bosnia, Ruwanda, atau wilayah bergolak mana saja yang ditampilkan dalam berita kemarin malam, memang memenuhi hidung kita dengan bau busuk kematian. Sebagai umat Allah, kita tahu bahwa berita-berita itu hanyalah bagian dari gambar keseluruhan. Karena kita memberi makan jiwa kita denga pelbagai kisah seperti kisah Simson, maka kita hidup dengan keyakinan bahwa entah bagaimana Allah kita bisa menghasilkan madu dari bangkai tersebut. Dunia boleh saja berputus asa, tetapi sebelumnya kita sudah pernah melihat Allah mendatangkan kebaikan dari kejahatan, dan kita merasa pasti bahwa Ia akan melakukan hal itu lagi! Kejahatan yang menyolok mata dan pertumpahan darah yang sia-sia di jalan-jalan di tempat tinggal kita membuat kita berseru keras, "Berapa lamakah lagi, O Tuhan"; namun seruan itu sendiri mengungkapkan keyakinan diri kita bahwa Allah bisa mendatangkan madu dari bangkai. Kematian, kehancuran, kebencian, kejahatan—serpihan-serpihan neraka yang meluber ke dalam dunia kita—bukanlah kata akhir. Allah adalah Raja! Di zaman kini Ia tetap memerintah sebagaimana Ia memerintah di Israel, dan Ia masih tetap mengetahui cara untuk mendatangkan madu dari setiap bangkai yang membusuki ciptaan-Nya.
Prinsip "madu dari bangkai" bekerja juga dalam wilayah kematian jasmani. Pada suatu hari Yesus memperlihatkan hal itu di dalam pelayanan umum-Nya ketika Ia memasuki kota Nain (Lukas 7:11-17). Ketika Ia dan rombongan-Nya yang besar mendekati kota itu dan berpapasan dengan prosesi penguburan yang sedang bergerak menuju ke luar kota, Yesus sadar bahwa ia sedang melihat seorang janda menguburkan anak tunggalnya laki-laki. Keadaan janda yang berdukacita dan bersedih itu sangat menyentuh perasaan Yesus. Ia berkata, "Jangan menangis!" (Lukas 7:13), dan Ia kemudian menghidupkan kembali anak muda itu. Mujizat-Nya pada hari itu memperlihatkan lebih daripada sekedar kuasa mujizatiah-Nya; mujizat-Nya itu memperli-hatkan "sifat kebangkitan"-Nya. Pada acara penguburan lainnya Ia secara menantang menyatakan, "Akulah kebangkitan dan hidup" (Yohanes 11:25). Hidup seperti yang kita jalani di dalam masyarakat yang sedang mati namun yang menyangkal kematian, membuat kita harus mengingat dan mencerminkan sifat Allah kita untuk mengatasi maut. Kita memang akan berdukacita, tetapi kita tidak akan "berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan" (1Tesalonika 4:13). Alasannya? Kita adalah anak-anak Allah yang mampu mendatangkan madu dari pelbagai macam bangkai.
Prinsip yang sama ini terlihat juga di dalam kehidupan rohani kita. Karena kita semua adalah pendosa, maka kita semua kemana-mana membawa ingatan yang menyakitkan atas dosa dan kesalahan kita sendiri. Kita semua pernah membuat kesalahan yang bodoh di dalam hidup ini, dan kita semua pernah melukai orang lain dengan sangat dalamnya. Sebagai akibat dari kegagalan itu, kecendrungan kita adalah menyeret-nyeret dosa masa lalu kemana saja kita pergi, nyaris seperti menyeret-nyeret bangkai yang berbau busuk kemana-mana. Kemana saja kita pergi, bau busuk itu ikut pergi bersama kita. Orang-orang yang bahkan tidak mengenal kita "pada masa lalu" dan yang tidak terluka oleh prilaku kita masih harus ikut mencium bau busuk dari bangkai yang kita bawa itu! Saya kadang-kadang bertanya-tanya ketika gereja sedang berhimpun (mungkin khususnya ketika gereja sedang berhimpun) apakah kita tidak sedang mengumpulkan orang-orang yang sedang menyeret-nyeret pelbagai bangkai dari pelbagai dosa dan kegagalan masa lalu kita.
Berita baik bagi kita semua adalah bahwa Allah selalu memulai dengan kematian ketika Ia menghidupkan kita kembali di dalam Kristus. Ketika Paulus mengingatkan umat Kristen Efesus atas keselamatan mereka, ia memulainya dengan mengingatkan mereka tentang betapa matinya mereka itu sebelum mentaati Kristus (Efesus 2:1-10). Allah selalu memulai karya-Nya dengan orang-orang yang mati. Bukan sakit, bukan sekarat, bukan bermasalah, bukan cacat— tetapi mati! Kematian, seperti dalam keadaan tanpa nyawa, adalah kehancuran, dan kebusukan. Oleh sebab sifat-Nya, Ia mengambil apa yang sudah mati dan membuatnya hidup kembali! Semua orang Kristen adalah "mantan orang mati." Allah tidak memulainya dengan orang yang rohaninya hidup dari antara kita. Ini membiarkan kita untuk memutuskan masa lalu kita: Kita bisa meletakkan bangkai yang selama ini dengan gigihnya kita bawa kemana-mana dan menerima karunia madu manis berupa keselamatan yang Allah tawarkan kepada kita, atau kita bisa melanjutkan menyeret-nyeret kemana-mana kebusukan masa lalu kita yang sudah diampuni.
Seperti yang diungkapkan oleh lagu yang terkenal, Allah tidak memanggil kita untuk menghasilkan kesempurnaan bagi Dia; Ia mengundang kita untuk membawa "hidup kita yang hancur" kepada Dia;
Bawalah kepada Kristus hidupmu yang hancur, yang begitu rusak oleh dosa. Iaakanmenciptakanyangbaru,membuatnyapulihsemula; Tahun-tahunmu yang hampa, sia-sia akan Ia perbaiki, Dan kejahatanmu tidak akan diingat lagi. Bawalah kepada Dia bebanmu yang ringan dan berat semuanya— Apa saja yang menyusahkanmu—O bawalah semuanya! Bawalah kepada Dia rasa takutmu yang menghantui, ketakutanmu yang mana saja, Ia akan melegakan hatimu, dan kepalamu akan ditegakkannya. Bawalah keletihanmu kepada Dia, terimalah perhentian-Nya; Sapukanlah air matamu yang berderai itu di dada-Nya; Kasih-Nya menakjubkan, kuasanya mengagumkan, "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan." BerbahagialahJuruselamatkitasemua!SahabatyangPerkasa! Hadirat-Nya akan menjadi milik kita sampai selama-lamanya; TanpaDiabetapakehidupanakanmenjadisuramdanhitam pekat! TetapibersamaDiafajarmerekahdansorgamenjadidekat!1
Berawal dengan bangkai yang rohaninya mati, Allah menghidupkan kita lagi ketika kita datang beriman kepada Yesus Kristus (Kisah 16:31), mengakui Dia sebagai Tuhan (Roma 10:10), bertobat dari dosa-dosa kita (Kisah 2:38), dan dibaptis ke dalam Kristus (Roma 6:4). Paulus menggambarkan sifat keselamatan "madu dari bangkai" sebagai cara hidup "dalam hidup yang baru" (Roma 6:4).
KESIMPULAN
Ketika Paulus sudah menjadi orang Kristen lebih dari 20 tahun, ia menulis tentang bagaimana Allah secara terus-menerus mendatangkan pelbagai berkat yang manis dari pelbagai sumber yang tak terduga.
"Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasanataukesesakanataupenganiayaan,ataukelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: ‘Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.’ Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." Roma 8:35-37
Ketika Allah melihat kehancuran hati, ia melihat kesempatan untuk pemulihan. Betapa menakjubkan bahwa Allah kita terus-menerus mendatangkan madu dari pelbagai macam bangkai!
TFTWMS: Hakim-hakim (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 "Bring Christ Your Broken Life." Copyright, 1963, Renewal. Leon B. Sanderson, Owner. Used by permission.
Pengarang: Br...
Catatan Akhir:
- 1 "Bring Christ Your Broken Life." Copyright, 1963, Renewal. Leon B. Sanderson, Owner. Used by permission.
Pengarang: Bruce McClarty
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Hakim-hakim (Pendahuluan Kitab) HAKIM-HAKIM
PENGANTAR
Buku Hakim-hakim berisi kisah-kisah dari suatu zaman dalam sejarah Israel
sebelum bangsa itu menjadi suatu kerajaan. Itulah za
HAKIM-HAKIM
PENGANTAR
Buku Hakim-hakim berisi kisah-kisah dari suatu zaman dalam sejarah Israel sebelum bangsa itu menjadi suatu kerajaan. Itulah zaman antara pendudukan Kanaan dan berdirinya kerajaan Israel. Kisah-kisah tersebut adalah mengenai hal-hal yang dilakukan oleh pahlawan-pahlawan bangsa. Mereka lazimnya disebut hakim, tetapi kebanyakan dari mereka sebenarnya adalah pemimpin-pemimpin militer, dan bukan hakim menurut arti yang biasa. Salah seorang dari para pahlawan itu, yang sangat terkenal, ialah Simson. Kisahnya terdapat dalam Pasal 13-16 (Hak 13:1-16:31).
Ajaran utama dari buku ini ialah bahwa hanya dengan setia kepada Tuhan, umat Israel dapat bertahan terus; tetapi bila mereka meninggalkan Tuhan, mereka selalu mendapat kesukaran besar. Namun dalam masa yang demikian pun Allah selalu bersedia menolong umat-Nya apabila mereka bertobat dari dosa-dosa mereka dan beribadat kepada Allah.
Isi
- Peristiwa-peristiwa yang terjadi sampai pada kematian Yosua
Hak 1:1-2:10 - Pemimpin-pemimpin Israel
Hak 2:11-16:31 - Berbagai-bagai peristiwa
Hak 17:1-21:25
Ajaran: Hakim-hakim (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan melihat isi kitab Hakim-hakim setiap anggota jemaat mengerti akan
kebesaran kasih Allah dalam mengampuni umat-Nya, yang hidup d
Tujuan
Supaya dengan melihat isi kitab Hakim-hakim setiap anggota jemaat mengerti akan kebesaran kasih Allah dalam mengampuni umat-Nya, yang hidup dalam perbuatan dosa. Dan sekaligus melihat keadilan Allah dalam menghukum perbuatan-perbuatan dosa.
Pendahuluan
Penulis : Penulis kitab Hakim-hakim tidak disebutkan dengan jelas, tetapi ada kemungkinan penulisnya adalah Samuel.
Isi Kitab: Kitab Hakim-hakim terdiri dari 21 pasal. Kitab Hakim-hakim menceritakan keadaan umat Allah yang hidup dengan menuruti kemauannya sendiri dan memperlihatkan keadaan umat-Nya yang melupakan Dia.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Hakim-hakim
Pasal 1-3 (Hak 1:1-3:4).
Keadaan bangsa Israel sesudah kematian Yosua Dalam bagian pertama ini terlihat suatu putaran yang terjadi dalam kehidupan bangsa ini. Mereka berbuat dosa sehingga Tuhan memberikan hukuman. Di dalam penderitaan mereka berteriak minta tolong, maka Tuhan menjawab doa mereka dengan mengutus hakim-hakim untuk memimpin dan melindungi mereka. Tetapi setelah hakim itu mati, mereka berbuat jahat lagi. Oleh karena itu Tuhan memberi hukuman lagi supaya mereka harus tetap menurut jalan yang dikehendaki oleh Tuhan.
Pendalaman
- Bacalah pasal Hak 2:6-14. Mengapakah bangsa Israel dihukum oleh Allah? Dan apakah hukumannya?
- Bacalah pasal Hak 2:16-19. Apakah maksud Tuhan dengan memberikan hakim-hakim pada umat-Nya? Dan bagaimanakah perbuatan umat Allah ini setelah Haki tersebut mati?
Pasal 3-16 (Hak 3:5-16:31).
Riwayat Hakim-hakim dan pekerjaannya
Hakim-hakim yang diutus oleh Tuhan berjumlah 12 orang. Ada 6 hakim besar yaitu yang menghasilkan banyak kemenangan. Mereka itu adalah Otniel, Ehud, Debora, Gideon, Jefta dan Simson. Ada juga 6 hakim kecil yang menghasilkan kemenangan tapi tidak banyak yang tertulis mengenai mereka. Mereka itu adalah Samgar, Tola, Yair, Ebzan, Elon dan Abdon.
Pendalaman
- Bacalah pasal Hak 6:14. Melalui panggilan Gideon ini, apakah pekerjaan yan ditugaskan oleh Allah kepada Hakim-hakim?
- Apakah persoalan yang menjadi dasar bangsa Israe menderita? (Hak 8:33-34).
Pasal 17-21 (Hak 17:1-21:25).
Dua contoh kehidupan umat Allah, dalam perbuatan yang bejat
Bagian ini menjelaskan tentang: pertama, perbuatan Mikha dengan patungannya, yang mengakibatkan bangsa Israel menyembah berhala.
Dan kedua, dosa perzinahan yang sangat keji dari suku Benyamin, yang mengakibatkan terjadi perang saudara di antara bangsa Israel.
Pendalaman
- Bacalah pasal Hak 18:24,31. Berilah pendapat saudara terhadap perkataan pemili patung dalam pasal Hak 18:24.
- Bacalah pasal Hak 20:1-11. Apakah perbuatan dosa itu? Dan apakah akibatnya?
II. Kesimpulan/penerapan
Kitab Hakim-hakim mengajarkan kegagalan umat Allah dalam mentaati perjanjiannya kepada Allah dan akibat yang harus mereka alami dari ketidaktaatan itu.
Walaupun Allah melihat umat-Nya gagal dalam berjalan mengikut Dia karena ketidaktaatan, tetapi Dia tetap mengasihi umat-Nya dengan memberi penyelamatan untuk berdiri dari kejatuhannya.
Penderitaan kadang kala merupakan cara Allah mengajar umat-Nya yang tidak mau taat kepada-Nya.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis kitab Hakim-hakim?
- Apakah isi kitab Hakim-hakim?
- Siapakah nama Hakim-hakim umat Allah?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan dari mempelajari kita Hakim-hakim?
Intisari: Hakim-hakim (Pendahuluan Kitab) Lingkaran Dosa
HAKIM-HAKIMHakim-hakim merupakan kitab yang penting karena memberikan gambaran mengenai hubungan antara Yosua, yang memimpin bangsa Is
Lingkaran Dosa
HAKIM-HAKIM
Hakim-hakim merupakan kitab yang penting karena memberikan gambaran mengenai hubungan antara Yosua, yang memimpin bangsa Israel masuk ke Kanaan, dengan Saul, Daud dan raja-raja Israel lainnya. Selama masa hakim-hakim, Israel lambat laun belajar untuk menjadi suatu bangsa dan bukan lagi sebagai dua belas suku yang berdiri sendiri-sendiri.
PENULISNYA
Kita tidak tahu siapa penulis kitab itu. Mungkin juga dikumpulkan dari catatan-catatan pada masa itu dan lama sesudahnya baru diterbitkan. Tiga kali dinyatakan dalam kitab itu bahwa "pada masa itu Israel tidak mempunya raja" (Hak 17:6; 18:1; 21:25), hal ini mengisyaratkan bahwa kitab itu diterbitkan beberapa waktu sesudah kerajaan dibentuk.
SIAPA HAKIM-HAKIM ITU?
Judul kitab itu agak membingungkan, karena kedua belas "hakim-hakim" itu tidak semata-mata mengurusi masalah hukum; mereka adalah para pangeran yang diilhami oleh Roh Kudus untuk memberikan semacam kepemimpinan karismatis pada saat-saat diperlukan. Ada dua belas hakim, dan yang menarik ialah bahwa Yefta menyebut Allah sebagai "Tuhan, Hakim" (Hak 11:27), memakai panggilan yang sama seperti yang diberikan kepada para hakim. Mereka menyadari bahwa mereka dipimpin oleh kuasa ilahi dan bukan semata-mata pilihan manusia.
LINGKARAN DOSA
Kitab ini terdiri dari pendahuluan (Hak 1:1-2:5) dan lampiran (Hak 17:1-21:25), dan sisanya berisi kisah dari kedua belas hakim dan enam masa penindasan. Lingkaran peristiwa yang terjadi:
1. Rakyat hidup sejahtera. Tidak ada keperluan khusus dengan Allah. Oleh karena itu, Allah ditinggalkan dan ilah-ilah dari negara tetangga yang kafir mengambil alih kedudukan Allah.
2. Penindasan. Allah meninggalkan mereka menurut kemauan mereka sendiri. Allah membiarkan mereka mengurus diri mereka sendiri! Moab dan Amon, bangsa Filistin dan orang Midian semuanya berbalik menyerang Israel.
3. Pertobatan. Israel mengakui kesalahan mereka dan berbalik kepada Allah, memohon pengampunan. Setiap kali Allah selalu bersedia mengampuni dan memulihkan mereka.
4. Pembebasan. Seorang hakim muncul untuk membebaskan umat Allah. Setiap kali jelas bahwa Allahlah yang menyelamatkan melalui hakim itu.
5. Rakyat kembali hidup sejahtera... lingkaran dosa berulang kembali.
Pesan
Lingkaran dosa digambarkan dalam Hak 6:1-8:35
1. Tujuh tahun di bawah penindasan.
Perhatikan bagaimana kondisi bangsa Israel yang merosot tajam, hidup bagaikan orang gua di gunung-gunung sebelum mereka bersedia memohon pertolongan Allah. Hak 6:1-6
2. Tugas tanpa pamrih
Para hakim mendapatkan kemuliaan sebagai penyelamat dan menerima pernyataan terima kasih dari umat Allah. Nabi yang tak bernama ini mendapat tugas tidak enak untuk menyampaikan pesan Allah tentang penghakiman. Tetapi, ia melakukan apa yang diperintahkan Allah kepadanya. Hak 6:7-10
3. Tuhan menampakkan diri kepada Gideon
Apabila Allah menyelamatkan, hal itu harus dianggap sebagai penyelamatan Allah, bukan manusia (lihat Ula 7:6-11), dan oleh karenanya Allah memilih seorang yang tidak terkenal, Gideon, seorang yang dapat dipakai-Nya, yang tidak akan memegahkan dirinya. Hak 6:11-24
4. Suatu keputusan yang amat penting
Gideon masih harus menyatakan siapa dirinya. Dia harus membuat langkah yang pantang surut: ia menantang Baal dan berpihak kepada Allah. Perhatikan bagaimana pembelaan ayahnya ketika penduduk kota akan menghukum Gideon karena telah menghancurkan altar Baal: "Jika Baal itu allah, biarlah ia berjuang membela dirinya sendiri, setelah mezbahnya dirobohkan orang!". Tetapi, ia tidak dapat melakukannya karena ia bukan Allah. Hak 6:25-32
5. Peletakan guntingan bulu domba
Tetapi, dapat dimengerti jika Gideon mempunyai keraguan. Lihatlah betapa sabar Allah terhadapnya, dan dorongan semangat yang diperlukan Gideon. Hak 6:33-40
6. Orang Midian dikalahkan
Prajurit mereka seperti belalang banyaknya (Hak 7:12). Gideon hanya mempunyai 32.000 tentara. Jumlah ini cukup besar bagi pasukan Israel. Dikurangi hingga menjadi 10.000 ketika orang-orang yang takut pulang. Dikurangi lagi sampai mencapai 300 ketika mereka yang tidak waspada dikirim pulang. Tetapi, 300 tentara disertai Allah sudah cukup. Hak 7:1-25
7. Gideon menghadapi lebih banyak masalah
Suku Efraim ingin diikutsertakan dalam kemenangan (meskipun mereka mungkin tidak terlalu bersemangat sebelum pertempuran dimulai). Catatlah bagaimana Gideon mengendalikan reaksinya terhadap provokasi langsung itu. Dan, orang Sukot tidak membantu Gideon. Mereka ingin memastikan hasil peperangan sebelum memihak kepada salah satu pasukan. Oleh karena itu, Gideon berjuang tanpa mereka. Tetapi, mereka kehilangan kesukaan berada di pihak yang menang. Hak 8:1-21
8. Gideon menjadi masalah
Tragedi: kemenangan telah memalingkan kepalanya. Ataukah emas yang telah memalingkan kepalanya; emas yang merebut kedudukan Allah? Hak 8:22-27
9. Kematian Gideon.
Rakyat kembali menyembah Baal. Hak 8:28-35
Penerapan
1. Kelemahan manusia yang tidak ditopang
Kitab Hakim-hakim meliputi suatu periode selama kurang lebih 400 tahun. Dalam jangka waktu yang relatif singkat ini dua belas orang penyelamat harus dicari untuk menyelamatkan bangsa Israel dari akibat perbuatan mereka. Mereka bukannya tidak tahu fakta sejarah. Mereka seharusnya tahu apa yang selalu terjadi apabila mereka meninggalkan Allah. Namun demikian, berkali-kali mereka menjalani rute yang sama, yaitu rute pemberontakan. "Yang kita pelajari dari sejarah ialah bahwa kita tidak pernah belajar apa pun dari sejarah". Secara rohani, hal ini rupanya benar. Manusia tanpa Allah tidak berdaya. Orang Kristen tanpa Roh Allah tidak dapat menguasai keadaan. Kitab Hakim-hakim memberikan kepada kita suatu pelajaran yang tidak dapat disangkal, yang menunjukkan betapa kita memerlukan seorang Penyelamat.
2. Anugerah Allah yang tidak layak kita terima.
Pelajaran penting kedua yang kita dapat dari Hakim-hakim ialah bahwa Allah selalu dan dengan tanpa syarat siap untuk mengampuni dan menyelamatkan orang bertobat (Yes 65:1-3). Tetapi, pelajaran kedua ini juga merupakan peringatan kepada kita bahwa kita diharapkan untuk menunjukkan kemurahan yang sama kepada sesama. Lebih dari itu jika kita tidak mengampuni orang lain, kita tidak dapat berharap untuk diampuni (Mat 6:15).
3. Para pemimpin perlu bersikap rendah hati
Pelajaran penting ketiga dari Hakim-hakim ialah bahwa Allahlah yang menghakimi dan menyelamatkan, bukan manusia. Mudah bagi para pemimpin untuk menganggap bahwa Allah memerlukan mereka, atau gereja memerlukan mereka; dan bahwa mereka sangat dibutuhkan. Perhatikan bagaimana Allah memilih Gideon, orang yang paling tidak diindahkan dalam keluarganya dan yang paling tidak dianggap dalam sukunya. Allah ditambah dengan orang tidak terkenal berarti kuasa!
Tema-tema Kunci
1. Bahaya sinkretisme
Sinkretisme berarti mencampurbaurkan segala sesuatu; yang baik dan yang jahat. Hal-hal yang berhubungan dengan Allah dengan yang manusiawi. Ketika bangsa Israel memasuki Kanaan, mereka menemukan banyak agama yang dapat mereka pilih. Tampaknya dewa-dewa orang Kanaan dapat membantu mereka untuk bertani dengan baik dan bertempur dalam peperangan. Tetapi, tata ibadah mereka sungguh-sungguh melanggar kesusilaan. Orang Kanaan tetap tinggal di situ dan bekerja pada orang Israel (Hak 1:28, 30, 33, 35). Tetapi, agama orang Kanaan lambat laun memperlemah bangsa Israel, dan merampas mereka dari Allah. Perhatikan kata-kata Tuhan Yesus: "Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon" (Mat 6:24). Pelajari pengajaran Alkitab mengenai penyelewengan (misalnya: 1Ko 5; 2Ko 6:14-18; 1Yo 2:15-17).
2. Keputusan yang amat penting.
Orang Kristen diubahkan dari suatu cara hidup yang lama kepada cara hidup yang lain. Sering kali perubahan ini menyebabkan krisis. Kita tahu bahwa setelah diubahkan tidak ada jalan untuk berbalik. Ini dapat berarti melakukan sesuatu yang baru, misalnya pergi ke gereja. Mungkin juga hal itu berarti membagi-bagikan harta. Bagi Gideon ini berarti meruntuhkan sebuah patung dewa. Tidak mungkin hanya mencoba-coba menjadi Kristen untuk melihat apakah sesuai dengan keinginan kita. Seperti halnya Gideon yang membatalkan niatnya untuk mengundurkan diri lalu menyerahkan dirinya ke dalam tangan Allah, demikian juga halnya dengan kita ketika kita datang kepada Kristus. Pelajari beberapa keputusan penting yang ada dalam Alkitab. Perhatikan para tukang sihir yang membakar buku-buku sihir mereka (Kis 19:19); Rut yang tinggal bersama ibu mertuanya (Rut 1:1-18); dan Rahab yang memutuskan untuk memberikan perlindungan kepada mata-mata Yosua (Yos 2:1-21); Yos 6:22-25). Keputusan penting apa saja yang dapat Anda pikirkan bagi orang yang menjadi Kristen dewasa ini?
3. Pertobatan
Pertobatan merupakan satu-satunya syarat bagi pembebasan bangsa Israel. Tetapi, apakah sebenarnya pertobatan? Gunakanlah konkordansi untuk mempelajari tema yang sangat penting di dalam Alkitab ini. Berikut ini beberapa ayat untuk memulai telaah Anda: Mat 21:28-32; Luk 15:3-7, 17-20; 2Sa 12:7-17; Maz 51; 1-10; Kis 8:20-22; 2Ko 7:9-11.
Garis Besar Intisari: Hakim-hakim (Pendahuluan Kitab) [1] PENDUDUKAN KANAAN Hak 1:1-2:5
Hak 1:1-21Yehuda dan Simeon merintis jalan
Hak 1:22-25Yusuf mengikuti jejak mereka
Hak 1:26-36Keberhasilan yang
[1] PENDUDUKAN KANAAN Hak 1:1-2:5
Hak 1:1-21 | Yehuda dan Simeon merintis jalan |
Hak 1:22-25 | Yusuf mengikuti jejak mereka |
Hak 1:26-36 | Keberhasilan yang terbatas: akibat kompromi |
Hak 2:1-5 | Hari depan yang terbatas: respons Tuhan terhadap kompromi |
[2] PEMERINTAHAN KEDUA BELAS HAKIM Hak 2:6-16:31
Hak 2:6-9 | Penjelasan: kematian Yosua |
Hak 2:10-23 | Lingkaran dosa dijelaskan |
Hak 3:1-6 | Lingkungan yang tidak ramah akibat kompromi |
Hak 3:7-11 | Hakim pertama, Otniel |
Hak 3:12-14 | Berada dalam penindasan selama delapan belas tahun |
Hak 3:15-25 | Hakim kedua, Ehud |
Hak 3:26-30 | Keadaan damai selama delapan puluh tahun |
Hak 3:31 | Hakim ketiga, Samgar |
Hak 4:1-3 | Berada dalam penindasan selama dua puluh tahun |
Hak 4:4, 5 | Hakim keempat, Debora |
Hak 4:6-10 | Barak di bawah perintahnya |
Hak 4:11-24 | Sisera, komandan tentara Kanaan dibunuh oleh seorang wanita |
Hak 5:1-31 | Sebuah duet |
Hak 6:1-6 | Berada dalam penindasan selama tujuh tahun |
Hak 6:7-24 | Hakim kelima, Gideon |
Hak 6:25-32 | Tantangan kepada Baal |
Hak 6:33-40 | Peletakan guntingan bulu domba |
Hak 7:1-25 | Orang Midian dikalahkan |
Hak 8:1-21 | Masalah yang dihadapi Gideon bertambah |
Hak 8:22-27 | Gideon menjadi masalah |
Hak 8:28-35 | Kematian Gideon |
Hak 9:1-57 | Anak laki-laki Gideon mengambil alih pimpinan |
Hak 10:1-2 | Hakim keenam, Tola |
Hak 10:3-5 | Hakim ketujuh, Yair |
Hak 10:16-18 | Berada dalam penindasan selama delapan belas tahun |
Hak 11:1-33 | Hakim ke delapan Yefta |
Hak 11:34-40 | Akibat yang luar biasa dari sumpah yang diucapkan dengan tergesa-gesa |
Hak 12:1-7 | Keluhan suku Efraim |
Hak 12:8-15 | Tiga hakim kecil: Ebzan, Elon dan Abdon |
Hak 13:1-25 | Hakim kedua belas, Simson |
Hak 14:1-20 | Perkawinannya, dan suatu tipu muslihat |
Hak 15:1-20 | Pembalasan Simson |
Hak 16:1-22 | Simson dan Delila |
Hak 16:23-31 | Kematian Simson |
[3] BUNGAI RAMPAI SEJARAH Hak 17:1-21:25
Hak 17:1-18:31 | Mikha dan suku Dan |
Hak 19:1-21:25 | Perang saudara |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi