Teks -- Mazmur 92:6 (TB)

92:6 (#92-#7) Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Jerusalem: Mzm 92:1-15 - TUHAN, Hakim yang adil

Mazmur ini mengembangkan ajaran tradisionil di kalangan orang berhikmat, bdk Maz 37:1-40; 73:1-28 Sesudah ajakan untuk memuliakan Tuhan, Maz 92:2-4, sajak ini melukiskan keadilan Tuhan yang menghukum kaum fasik yang kesejahteraannya hanya sementara saja, Maz 92:8-10. hukuman yang adil itu menggembirakan orang benar, bdk Maz 52:1-9+, yang diberkati oleh Tuhan demi kemuliaan Tuhan sendiri Maz 92:5, 92:11-15. Hanya orang bodoh tidak melihat penyelenggaraan Tuhan yang mengagumkan, Maz 92:6-7.

Jerusalem: Mzm 92:6 - hal itu

Yakni cara ajaib Allah membalas kejahatan, yaitu dengan membuat orang fasik segera mati, kalaupun nampaknya sejahtera.

Ende: Mzm 92:1-15

Sesudah adjakan hendak memuliakan Jahwe (Maz 92:2-4), keadilan Allah dilukiskan dalam hal menghukum kaum djahat jang untuk sementara waktu sadja bersedjahtera (Maz 92:8-10). Dan nasib jang adil itu menggembirakan kaum djudjur, jang diberkati Jahwe akan kemuliaanNja sendiri (Maz 92:4,10-15). Melulu orang² bodoh tiada melihat penjelenggaraan Allah jang adjaib itu (Maz 92:6-7).

Ref. Silang FULL: Mzm 92:6 - Orang bodoh

· Orang bodoh: Mazm 73:22; [Lihat FULL. Mazm 73:22]

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Gill (ID): Mzm 92:6 - Seorang yang kejam tidak mengetahui // tidak juga seorang bodoh memahami ini.

Seorang yang kejam tidak mengetahui,.... Kasih setia Tuhan dan kesetiaannya, juga bagaimana cara menampakkannya, serta karya-karya besar dan pemikiran mendalam-Nya; manusia diciptakan pada awalnya jauh di atas makhluk-makhluk buas, dan memiliki semua itu di bawah kekuasaannya; tetapi, dengan berbuat dosa, menjadi seperti binatang-binatang yang binasa; dan sering dalam Kitab Suci dibandingkan dengan salah satu atau lainnya dari mereka, seperti kuda, keledai, dll. Seorang yang kejam adalah orang yang hanya mengetahui hal-hal secara alami, seperti halnya binatang buas, dan dalam hal ini juga ia merusak dirinya sendiri; ia dipimpin oleh indera, dan bukan oleh akal, dan jauh lebih sedikit oleh iman, yang tidak dimilikinya; seseorang yang memuaskan nafsu sensualitasnya, yang Allahnya adalah perutnya, dan tidak memikirkan apa pun kecuali dunia dan hal-hal duniawi; dan, meskipun ia memiliki jiwa yang kekal, tidak lebih peduli dan tidak memperhatikan hal itu, dibandingkan dengan seekor binatang yang tidak memilikinya; ia hidup seperti salah satunya, tanpa rasa takut atau malu; dan dalam beberapa hal bertindak di bawah mereka, dan pada akhirnya mati, seperti mereka, tanpa memikirkan atau mengindahkan keadaan di masa depan:

tidak juga seorang bodoh memahami ini; apa yang telah dikatakan sebelumnya, atau apa yang mengikuti dalam ayat berikutnya, seperti yang ditafsirkan oleh Jarchi dan lainnya, mengenai akhir dan hasil dari kemakmuran orang-orang jahat; Arama menafsirkannya sebagai orang-orang bukan Yahudi yang tidak mengetahui hukum tanah ini, yakni sabat, dan karena itu menolaknya: seorang "bodoh" adalah sama dengan orang "kejam", yang demikian, bukan dalam hal-hal yang alami dan sipil, tetapi dalam hal-hal moral, spiritual, dan religius.