Teks -- Yeremia 51:1-3 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Yer 46:1--Rat 2:7; Yer 51:1-64
Full Life: Yer 46:1--Rat 2:7 - TENTANG BANGSA-BANGSA.
Nas : Yer 46:1-51:64
Pasal-pasal ini berisi aneka nubuat tentang hukuman ilahi atas
bangsa-bangsa asing. Yeremia ditahbiskan bukan untuk menjadi na...
Nas : Yer 46:1-51:64
Pasal-pasal ini berisi aneka nubuat tentang hukuman ilahi atas bangsa-bangsa asing. Yeremia ditahbiskan bukan untuk menjadi nabi kepada bangsa Yehuda saja, tetapi juga "nabi bagi bangsa-bangsa" (Yer 1:5).
Full Life: Yer 51:1-64 - TERHADAP BABEL.
Nas : Yer 51:1-64
Pasal yang kedua mengenai kehancuran Babel bernubuat bahwa Tuhan
akan menggulingkan Babel secara menyeluruh untuk membebaskan uma...
Nas : Yer 51:1-64
Pasal yang kedua mengenai kehancuran Babel bernubuat bahwa Tuhan akan menggulingkan Babel secara menyeluruh untuk membebaskan umat-Nya dari penindasan. Pada hari-hari terakhir zaman ini, Kristus akan merobohkan seluruh sistem dunia, yang secara simbolis disebut "Babel, kota besar itu" (Wahy 18:2), dengan segenap dosa dan kebejatannya; kebinasaan ini akan menjadi hukuman adil Allah atas dunia yang dikuasai oleh Iblis dan kejahatan
(lihat cat. --> Wahy 17:1).
[atau ref. Wahy 17:1]
BIS -> Yer 51:1
angin perusak atau: semangat pemusnah.
Jerusalem: Yer 51:1 - negeri orang-orang Kasdim Dalam naskah Ibrani sebenarnya tertulis: Leb Qamai Ini nama samaran dengan tulisan rahasia yang menyembunyikan nama Kasdim, bdk Yer 25:25+, Yer 25:26+...
Jerusalem: Yer 51:2 - penampi-penampi Begitu terbaca dalam terjemahan (Yunani) Akwila, Simakhus dan Targum. Dalam naskah Ibrani tertulis: orang-orang asing.
Begitu terbaca dalam terjemahan (Yunani) Akwila, Simakhus dan Targum. Dalam naskah Ibrani tertulis: orang-orang asing.
Jerusalem: Yer 51:3 - Hendaklah... berbaju zirah Naskah Ibrani ternyata tidak keruan. Menurut sejumlah naskah Ibrani dan terjemahan-terjemahan kuno dan dengan memperbaiki naskah sedikit maka dapat di...
Naskah Ibrani ternyata tidak keruan. Menurut sejumlah naskah Ibrani dan terjemahan-terjemahan kuno dan dengan memperbaiki naskah sedikit maka dapat diterjemahkan: Janganlah si pemanah membidikkan panahnya,janganlah orang berlaga dengan baju zirahnya
Ende: Yer 46:1--51:64 - -- Fasal2 ini melandjutkan Yer 25:13-38 sebagaimana halnja dalam
terdjemahan Junani. Terdjemahan ini dalam bagian itu mempunjai urutan nubuat2
jang lain.
Fasal2 ini melandjutkan Yer 25:13-38 sebagaimana halnja dalam terdjemahan Junani. Terdjemahan ini dalam bagian itu mempunjai urutan nubuat2 jang lain.
Ende: Yer 50:1--51:58 - -- Nabi Jeremia pasti mengutjap nubuat2 lawan Babel (Yer 51:59-64) tetapi
umumnja para ahli sependapat, bahwa nubuat2 jang dikumpulkan disini, tidak
diut...
Nabi Jeremia pasti mengutjap nubuat2 lawan Babel (Yer 51:59-64) tetapi umumnja para ahli sependapat, bahwa nubuat2 jang dikumpulkan disini, tidak diutjap Jeremia. Orang mengira, bahwa kemudian sekitar th. 538 dikarang, waktu keradjaan Babel sudah mendekat keruntuhannja. Nubuat2 ini memperbintjangkan dua pokok setjara bertjampurbaur, jakni kebinasaan Babel dan pembebasan umat Jahwe.
(hati lawan2), nama samaran Babel.
Ende: Yer 51:3 - -- Bagian pertama ajat ini dikatakan kepada tentara Babel, bagian kedua kepada para
penjerang.
Bagian pertama ajat ini dikatakan kepada tentara Babel, bagian kedua kepada para penjerang.
Endetn: Yer 51:2 - penampi2 diperbaiki menurut terdjemahan Latin (Vlg.) dan dua terdjemahan Junani (Aq., Sym.). Tertulis: "orang asing".
diperbaiki menurut terdjemahan Latin (Vlg.) dan dua terdjemahan Junani (Aq., Sym.). Tertulis: "orang asing".
Endetn: Yer 51:3 - djanganlah (2X), diperbaiki menurut beberapa naskah Hibrani, terdjemahan Syriah dan Latin (Vlg.). Tertulis: "menudju ke".
(2X), diperbaiki menurut beberapa naskah Hibrani, terdjemahan Syriah dan Latin (Vlg.). Tertulis: "menudju ke".
Satu kata ditinggalkan, jang dua kali tertulis.
Ref. Silang FULL: Yer 51:1 - Aku menggerakkan // orang-orang Kasdim · Aku menggerakkan: Yes 13:17; Yes 13:17
· orang-orang Kasdim: Yer 25:12
Ref. Silang FULL: Yer 51:2 - Babel penampi-penampi // akan menampinya // pada hari · Babel penampi-penampi: Yes 13:5
· akan menampinya: Yes 41:16; Yes 41:16; Mat 3:12
· pada hari: Yes 13:9; Yes 13:9
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yer 51:1-58
Matthew Henry: Yer 51:1-58 - Penghakiman atas Babel
Di dalam pasal ini sang nabi menubuatkan kejatuhan Babel, yang juga dinubuatkan oleh nabi-nabi lain. Dengan panjang lebar dan penuh semangat ia ...
- Di dalam pasal ini sang nabi menubuatkan kejatuhan Babel, yang juga dinubuatkan oleh nabi-nabi lain. Dengan panjang lebar dan penuh semangat ia menggambarkan penglihatan ke masa depan yang diungkapkan Allah kepadanya, demi membesarkan hati para tawanan yang saleh, karena pembebasan mereka bergantung pada nubuat itu dan apa yang akan terjadi sesuai dengan apa yang digambarkannya itu. Di sini terdapat,
- I. Catatan perihal kebinasaan Babel berikut perinciannya, dipadukan dengan dasar perselisihan Allah dengannya, sejumlah besar perbuatan yang memperparah kejatuhannya, dan dorongan kepada bangsa Israel milik Allah yang telah menderita banyak kesusahan karena Babel (ay. 1-58).
- II. Tanda dan penegasan mengenai kebenaran nubuat ini melalui dilemparkannya salinan kitab berisi nubuat ini ke dalam sungai Efrat (ay. 59-64).
Penghakiman atas Babel (51:1-58)
- Pokok-pokok utama dari nubuat yang sangat panjang ini tersebar di sana sini dan saling jalin-menjalin. Pokok-pokok yang sama begitu sering ditinggalkan dan kembali dibicarakan, hingga sulit membaginya dalam beberapa bagian. Walaupun begitu, kita harus berusaha mengelompokkannya dalam kelompok-kelompok yang sesuai. Oleh sebab itu marilah kita amati di sini,
- I. Pengakuan akan kemegahan dan kekuasaan luar biasa yang dimiliki Babel dan bagaimana Allah dalam tindakan pemeliharaan-Nya telah menggunakannya (ay. 7): Babel tadinya seperti piala emas, kerajaan yang kaya dan agung, kota emas (Yes. 14:4, KJV), kepala yang dari emas (Dan. 2:38), penuh dengan hal-hal baik, seperti piala berisi anggur. Bahkan lebih dari itu, Babel tadinya seperti piala emas di tangan TUHAN. Dengan cara khusus Ia telah memenuhi dan melimpahinya dengan berkat. Dengan piala itu Ia telah memabukkan seluruh bumi. Ada yang dimabukkan dengan kenikmatannya dan dibuat rusak moralnya olehnya, dan yang lain lagi dimabukkan dengan kengerian dan dihancurkan olehnya. Dalam kedua pengertian ini Babel Perjanjian Baru disebut telah membuat raja-raja bumi mabuk (Why. 17:2; 18:3). Babel juga pernah menjadi palu godam Allah. Demikianlah halnya pada masa ketika Yeremia bernubuat, dan mungkin masih begitu lagi terus (ay. 20). Kekuatan Babel merupakan senjata perang Allah, alat di tangan-Nya untuk menghancurkan dan memusnahkan bangsa-bangsa, kerajaan-kerajaan, kuda dan pengendaranya, baik kereta dan penunggangnya, yang merupakan kekuatan kerajaan (ay. 21). Juga orang laki-laki dan perempuan, orang tua dan muda, yang melengkapi kerajaan (ay. 22), gembala dan kawanan dombanya, petani dan lembu pembajaknya, yang dengan mereka kerajaan dipelihara dan dibekali (ay. 23). Malapetaka seperti inilah yang diakibatkan oleh orang-orang Kasdim ketika Allah menggunakan mereka sebagai sarana melampiaskan murka-Nya, untuk menghajar bangsa-bangsa. Namun, sekarang Babel sendiri harus jatuh. Perhatikanlah, orang-orang yang sudah lama menyeret-nyeret segala sesuatu di bawah mereka, pada akhirnya akan menjumpai lawan yang seimbang dan akan tibalah juga hari kejatuhan mereka. Kayu pemukul itu sendiri pun pada akhirnya akan dilemparkan ke dalam api. Janganlah ada yang berpikir bahwa mereka akan terbebas dari penghakiman Allah karena telah menjadi alat dalam melaksanakan penghakiman-Nya ke atas orang lain.
- II. Keluhan yang memang pantas diutarakan menyangkut Babel, dan tuduhan yang dikenakan padanya oleh Israel umat Allah.
- 1. Babel dikeluhkan karena kejahatannya yang tidak dapat diperbaiki lagi (ay. 9): Kami tadinya mau menyembuhkan Babel, tetapi ia tidak dapat disembuhkan. Umat Allah yang ditawan dan berada di antara orang Babel, berusaha keras sesuai petunjuk yang diberikan kepada mereka (10:11), untuk menyadarkan orang Babel tentang kebodohan yang mereka lakukan dengan menyembah berhala, tetapi mereka menolaknya. Mereka masih saja memuja patung-patung berhala mereka, dan oleh sebab itu orang Israel memutuskan untuk meninggalkan mereka dan pulang ke negeri mereka sendiri. Namun, ada yang beranggapan hal ini diucapkan oleh pasukan-pasukan yang telah dipekerjakan untuk membantu Babel. Mereka berseru bahwa mereka telah berusaha sekeras mungkin menyelamatkan Babel dari kehancuran, tetapi semua usaha mereka sia-sia saja. Oleh sebab itu mereka mungkin lebih baik pulang ke negeri masing-masing. “Sebab penghukumannya sudah sampai ke langit, dan sia-sia saja melawan atau berusaha menghindari penghukumannya itu.”
- 2. Babel dikeluhkan atas niat jahatnya yang berurat akar terhadap Israel. Bangsa-bangsa lain dipekerjakan dengan keras oleh orang Kasdim, tetapi hanya Israel sajalah yang mengeluhkan hal ini kepada Allah, dan dengan sepenuh hati berseru kepada-Nya (ay. 34-35): “Aku dimakan habis, dihamburkan oleh raja Babel, yang tidak puas-puasnya berusaha menghancurkanku. Setelah ia mengambil semua milikku yang berharga, aku diletakkan seperti mangkuk yang kosong. Ia menelan aku seperti ular naga, atau seperti ikan paus yang menelan kawanan ikan kecil. Ia memenuhi perutnya dan perbendaharaannya dengan pengananku yang enak-enak, dengan semua milikku yang menyenangkan, dan ia membuangkan aku, mencampakkanku bagaikan periuk yang tidak disukai orang. Sekarang biarlah mereka bertanggung jawab atas semua ini.” Biarlah penggagahan dan penghancuran atasku dan keturunanku yang merupakan darah daging dan bagian diriku, serta darah umatku yang telah mereka tumpahkan bagaikan air, tertimpa kepada mereka. Biarlah kesalahan itu menjadi tanggungan mereka, dan biarlah pertanggungjawaban itu diminta dari mereka.” Perhatikanlah, kehancuran tidaklah jauh dari orang-orang yang sedang menanggung kesalahan karena memperlakukan umat Allah dengan tidak benar.
- III. Penghakiman dijatuhkan mengikuti seruan ini ke atas Babel atas nama Israel oleh Hakim sorga dan bumi yang adil. Sebagai Hakim yang adil Ia duduk di atas takhta. Ia siap menerima keluhan dan menjawabnya (ay. 36): “Aku akan memperjuangkan perkaramu. Serahkanlah kepada-Ku. Pada waktunya nanti Aku akan membela perkaramu itu sampai tuntas dan akan melakukan pembalasan untukmu. Setiap tetes darah Yerusalem akan dipertanggungjawabkan berikut bunganya.” Israel dan Yehuda seakan-akan telah ditelantarkan dan dilupakan, tetapi Allah memperhatikan mereka (ay. 5). Memang benar bahwa negeri mereka penuh dengan kesalahan terhadap Yang Mahakudus, Allah Israel. Mereka umat yang menjengkelkan dan dosa-dosa mereka merupakan pelanggaran besar di mata Allah, Allah yang suci, dan Allah mereka Yang Mahakudus. Oleh sebab itu sungguh pantas apabila Ia menyerahkan mereka ke tangan musuh. Sudah sepatutnya Ia meninggalkan dan membiarkan mereka binasa di tangan musuh. Namun, Allah memperlakukan mereka lebih baik daripada yang layak mereka terima. Walaupun Israel melakukan pelanggaran terhadap-Nya dan walaupun Ia telah bertindak keras terhadap mereka, namun Israel tidak ditinggalkan, tidak dibuang meskipun telah diusir. Israel tetap diakui dan dipelihara oleh Allah-nya, oleh Tuhan semesta alam. Allah tetap menjadi Allah-nya, dan Ia tetap bertindak bagi kebaikannya sebagai Tuhan semesta alam, Allah yang Mahakuasa. Perhatikanlah, meskipun umat Allah sudah melanggar hukum-hukum-Nya dan mendapat teguran dari-Nya, ini tidak berarti bahwa mereka lalu dikeluarkan dari perjanjian. Sebaliknya, perhatian serta kasih Allah kepada mereka akan tumbuh kembali (Mzm. 89:31-34). Orang Kasdim menyangka bahwa mereka tidak akan pernah dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah mereka lakukan terhadap Israel milik Allah, tetapi, akan tiba waktu yang ditentukan bagi pembalasan (ay. 6). Kita memang tidak dapat berharap pembalasan itu akan tiba lebih cepat daripada waktu yang telah ditentukan, tetapi waktu itu akan datang. Ia akan membayar ganjaran kepada Babel, sebab pembalasan bagi Israel adalah pembalasan bagi TUHAN, yang mendukung perkara mereka. Ini adalah pembalasan karena bait suci-Nya (ay. 11), seperti disebutkan sebelumnya dalam pasal 50:28. TUHAN adalah Allah pembalas, tentulah Ia akan mengadakan pembalasan (ay. 56) dan akan membalas mereka dengan setimpal. Ia akan membalaskan kepada Babel segala kejahatan yang telah mereka lakukan terhadap Sion (ay. 24). Ia akan mengembalikannya di depan mata umat-Nya. Mereka akan memperoleh kepuasan bisa melihat perkara mereka diperjuangkan dengan begitu sungguh-sungguh. Mereka tidak saja akan hidup untuk melihat penghakiman dijatuhkan atas Babel, tetapi juga melihat hukuman atas kejahatan yang telah mereka lakukan terhadap Sion. Setiap orang boleh melihatnya dan berkata, Sesungguhnya ada Allah yang memberi keadilan di bumi, sebab sama seperti banyak orang di seluruh dunia telah mati terbunuh karena Babel (BIS), yang bukan saja telah membunuh siapa saja yang didapati membawa senjata, tetapi juga semua orang tanpa kecuali, bahkan seluruh isi negeri (hampir seluruh penduduk dibantai dengan pedang), maka demikian juga pada waktu Babel (akan) jatuh, orang-orang yang mati terbunuh bukan cuma di Babel saja, melainkan juga di seluruh bumi (ay. 49). Koresh akan mengambil tindakan terhadap orang-orang Kasdim dengan ukuran yang sama seperti yang mereka telah lakukan terhadap orang Yahudi, supaya siapa saja yang melihatnya tahu bahwa Allah membalas dengan setimpal segala yang telah mereka lakukan terhadap umat-Nya. Anak-anak Sion akan bersorak gembira dengan pembalasan itu (ay. 10): TUHAN telah membuat segala kebenaran kita menjadi nyata. Ia telah tampil bagi kepentingan kita melawan orang-orang yang telah memperlakukan kita dengan tidak adil, dan Ia telah memberi kita ganti rugi. Ia juga telah memperlihatkan bahwa Ia kini berdamai dengan kita dan bahwa di mata-Nya kita adalah bangsa yang benar. Oleh sebab itu biarlah hal ini dibicarakan orang bagi kepujian-Nya: marilah kita ceritakan di Sion perbuatan TUHAN, Allah kita, supaya orang lain juga diajak bersama kita untuk memuji Dia.
- IV. Pengakuan akan keagungan dan kedaulatan Allah yang membela perkara Sion dan turun tangan mengadakan perhitungan dengan musuh yang congkak dan kuat ini (ay. 14). TUHAN semesta alam sendirilah yang telah mengatakannya, telah bersumpah, bahkan telah bersumpah demi diri-Nya sendiri (sebab Ia tidak dapat bersumpah demi siapa pun yang lebih besar dari-Nya), bahwa Ia akan membuat Babel menjadi penuh dengan tentara musuh yang luar biasa banyaknya, penuh dengan manusia-manusia seperti belalang yang akan menyerbunya dalam jumlah besar, dan hanya perlu mengangkat pekik pertempuran terhadapnya. Kejadian itu akan begitu dahsyat hingga mampu menciutkan hati penduduknya dan membuat mereka menjadi mangsa empuk bagi pasukan yang besar ini. Namun, siapa dan di mana gerangan dia yang mampu mematahkan kerajaan sekuat Babel? Sang nabi memberikan penjelasan perihal diri-Nya melalui gambaran yang sebelum ini telah diberikannya, yang juga mengungkapkan kedaulatan dan kemenangan-Nya atas semua orang yang mengaku-ngaku diri berkuasa (Yer. 10:12-16). Gambaran dalam pasal 10 ini dimaksudkan untuk menyatakan keberdosaan orang-orang Babel yang menyembah berhala, serta juga untuk meneguhkan orang Israel milik Allah supaya mereka terus percaya dan menyembah Allah Israel. Dan gambaran yang sama ini diulangi lagi di sini untuk menunjukkan bahwa melalui penghakiman-Nya, Allah akan menghakimi orang-orang yang tidak mau diyakinkan melalui firman-Nya, bahwa Ia adalah TUHAN semesta alam. Janganlah ada yang meragukan bahwa Ia yang telah memutuskan untuk menghancurkan Babel mampu menggenapi firman-Nya, sebab,
- 1. Ia adalah Allah yang menciptakan dunia (ay. 15), dan oleh sebab itu, bagi-Nya tidak ada suatu pun yang terlampau sulit dilakukan. Di dalam nama-Nya sajalah kita memperoleh pertolongan, dan di dalam Dia pengharapan kita dibangun.
- 2. Ia berkuasa atas semua makhluk ciptaan-Nya (ay. 16). Tindakan pemeliharaan-Nya merupakan penciptaan yang terus-menerus ada. Hujan dan angin senantiasa siap digunakan oleh-Nya. Jika Ia berfirman, menderulah bunyi air di langit (sungguh ajaib bagaimana air bisa melayang di situ), yang berasal dari kabut awan dari ujung bumi, dan sungguh menakjubkan bagaimana kabut bisa naik dari sana. Kilat dengan hujan tampak berlawanan, seperti halnya api dan air, namun keduanya dihasilkan bersama-sama. Sedangkan angin, yang sepertinya bergerak tidak menentu dan kita tidak tahu dari mana ia datang, kita yakini berasal dari perbendaharaan-Nya.
- 3. Patung-patung berhala yang menentang penggenapan firman-Nya, hanyalah kepalsuan semata, sedangkan para penyembahnya tidak lebih dari orang-orang bodoh belaka (ay. 17-18). Patung-patung itu sendiri merupakan tipuan dan kesia-siaan, pekerjaan yang menjadi buah ejekan. Ketika didekati (untuk diteliti dan dipertanyakan), mereka pun binasa. Artinya, nama baik mereka sirna dan mereka ternyata tidak ada apa-apanya. Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya. Sesungguhnya Allah Israel dan dewa-dewa para penyembah berhala ini tidak dapat dibandingkan (ay. 19): Tidaklah begitu Dia yang menjadi bagian Yakub. Allah yang berfirman dan akan melaksanakan firman-Nya adalah yang membentuk segala-galanya dan TUHAN semesta alam, dan karena itu Ia mampu melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Dan ada hubungan yang dekat antara Dia dan umat-Nya, sebab Ia menjadi bagian mereka, dan mereka juga menjadi bagian-Nya. Mereka mempercayai-Nya sebagai bagian mereka, dan Ia berkenan bersuka atas mereka dan secara istimewa memelihara mereka sebagai milik yang ditetapkan bagi-Nya. Oleh sebab itu Ia akan melakukan yang terbaik bagi mereka. Pengulangan hal-hal ini, yang telah disebut-sebut sebelumnya, menyiratkan baik kepastian maupun pentingnya hal-hal itu, dan mengharuskan kita memperhatikannya dengan cermat. Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya, yaitu kuasa untuk menghancurkan musuh-musuh jemaat-Nya yang paling menakutkan sekalipun. Dan jika Satu kali Allah berfirman, bahkan dua kali, maka tidak ada ampun bagi kita jika kita tidak memperhatikan dan menjalankannya.
- V. Gambaran tentang alat-alat yang akan digunakan dalam pelayanan ini. Allah telah membangkitkan semangat raja-raja Media (ay. 11), yaitu Darius dan Koresh, yang datang menyerang Babel karena dorongan ilahi, sebab rencana-Nya terhadap Babel ialah untuk memusnahkannya. Kedua raja tadi melakukannya, tetapi Allah yang merencanakannya. Mereka sekadar menggenapi tujuan-Nya dan bertindak seperti yang diarahkan-Nya. Perhatikanlah, rencana Allah akan berlaku, dan sesuai dengan hal itu, semua hati akan tergerak. Orang-orang yang dipakai Allah untuk menyerang Babel diumpamakan seperti (ay. 1, TL)angin yang membinasakan, baik oleh dinginnya suhu yang merusakkan buah-buahan di bumi, maupun oleh kencangnya tiupan yang merobohkan semua yang ada di depannya. Angin ini datang dari perbendaharaan-Nya (ay. 16), dan di sini disebut akan digerakkan terhadap penduduk negeri orang-orang Kasdim, orang-orang dari bangsa-bangsa lain yang tinggal di antara mereka dan bergabung dengan mereka. Orang-orang Kasdim bangkit melawan Allah dengan menyembah patung-patung berhala, dan Allah akan melawan mereka dengan membangkitkan perusak-perusak, sebab Ia terlampau kuat bagi mereka yang menentang Dia. Musuh-musuh ini diumpamakan seperti penampi (ay. 2) yang akan menampi dan menyapu bersih mereka bak sekam diterbangkan angin. Orang Kasdim pernah dipakai sebagai penampi untuk menampi umat Allah (15:7) dan membuat mereka bagaikan mangkuk kosong, tetapi sekarang mereka sendiri akan diporak-porandakan dan dicerai-beraikan dengan cara yang sama.
- VI. Tugas besar diberikan kepada mereka untuk menghancurkan dan meruntuhkan semua yang ada. Biarlah mereka membidikkan panah kepada para pemanah orang Kasdim (ay. 3) dan tidak merasa sayang akan teruna-terunanya, tetapi menumpas segala tentaranya, sebab TUHAN telah merencanakan dan melaksanakan juga apa yang diancamkan-Nya terhadap penduduk Babel (ay. 12). Tugas ini dapat membangkitkan semangat orang-orang yang dipakai-Nya, sekaligus menjamin keberhasilan bagi mereka. Cara-cara yang mereka gunakan sesuai dengan yang dirancang Allah, dan oleh sebab itu mereka pasti akan sangat berhasil. Apa yang telah difirmankan-Nya akan terjadi, sebab Ia sendirilah yang akan melaksanakannya, dan karena itu semua harus dipersiapkan dengan matang. Mereka dipanggil untuk tugas ini (ay. 27-28). Biarlah mereka mengangkat panji-panji dan menggalang kekuatan tentara untuk dikirimkan. Biarlah mereka meniup sangkakala untuk memanggil orang-orang dan membangkitkan semangat mereka. Biarlah bangsa-bangsa yang dipanggil bergabung dengan tentara Koresh mempersiapkan calon prajurit. Biarlah kerajaan-kerajaan Ararat, Mini dan Askenas dari Armenia, baik dari jenjang yang tinggi maupun rendah, dan dari Askania di sekitar Frigia dan Bitinia, mengirimkan sejumlah tentara untuk ikut bertugas. Biarlah para perwira ditunjuk dan pasukan berkuda ikut maju. Biarlah kuda-kuda tampil dalam jumlah besar bagaikan kawanan belalang, dan sama seperti belalang, datang melompat-lompat dan menapak di lembah. Biarlah mereka semua membuat tanah negeri itu tandus, seperti dimakan belalang pelahap (Yl. 1:4), terutama kawanan belalang. Biarlah para raja dan pemimpin mempersiapkan bangsa-bangsa untuk melawan Babel, sebab tugas ini besar dan dibutuhkan banyak tangan untuk melaksanakannya.
- VII. Kelemahan orang Kasdim dan ketidakmampuan mereka untuk melawan kekuatan yang menghancurkan ini. Ketika Allah memakai mereka untuk melawan bangsa-bangsa lain, mereka memiliki semangat dan kekuatan untuk menyerang. Mereka terus maju dengan kebulatan hati mengagumkan, menaklukkan dan terus menaklukkan. Namun kini ketika tiba giliran mereka sendiri dimintai pertanggungjawaban, kekuatan dan keberanian mereka pun hilang, tawarlah hati mereka, dan tidak seorang pun dari orang-orang gagah perkasa mereka mampu mengangkat tangan mereka walaupun hanya untuk sekadar bertahan. Di sini mereka dipanggil supaya mempersiapkan diri untuk bertindak, namun melalui sindiran dan celaan (ay. 11): Lancipkanlah anak-anak panah yang telah berkarat karena tidak digunakan, siapkanlah perisai-perisai yang dalam masa damai dan aman yang panjang telah dibiarkan berserakan begitu saja (ay. 12). Angkatlah panji-panji terhadap tembok-tembok Babel, di menara-menara di atas tembok-tembok itu, untuk memanggil semua orang yang pantas memberikan jasa dan membela ibu kota itu. Biarlah mereka berjaga-jaga sekuat mungkin, dan menempatkan para pengawas di gardu masing-masing, serta mempersiapkan serangan mendadak untuk menyambut kedatangan musuh. Hal ini menyiratkan bahwa orang-orang Babel itu akan didapati sedang merasa aman-aman saja serta dalam keadaan lengah, sehingga perlu didorong seperti itu (keadaan mereka sudah sedemikian rupa hingga didapati sedang bersukaria saat kota itu direbut). Namun, semua persiapan itu ternyata sia-sia saja. Siapa pun yang dipanggil tidak akan punya nyali untuk datang (ay. 29). Bumi berguncang dan bergetar (ketakutan besar terjadi di mana-mana) mencengkeram mereka, sebab mereka akan melihat lengan yang tidak tertahankan maupun rancangan dan ketetapan Allah yang tidak dapat diubah datang melawan mereka. Mereka akan melihat bahwa Allah sedang membuat Babel menjadi tempat tandus yang tidak berpenduduk, dan sedang melaksanakan apa yang telah direncanakan-Nya. Dan pahlawan-pahlawan Babel telah berhenti berperang (ay. 30). Allah telah mengambil kekuatan dan semangat mereka, sehingga mereka tinggal duduk di kubu-kubu pertahanan dan bahkan tidak berani mengintip ke luar. Kekuatan hati dan tangan mereka telah lenyap. Mereka sudah menjadi mudah takut seperti perempuan sehingga musuh yang tidak mendapat perlawanan membuat tempat-tempat tinggalnya sudah terbakar, dan palang-palang pintunya sudah patah. Intinya sama dengan yang tertulis di ayat 56-58. Ketika si perusak datang menyerang Babel, para pahlawannya yang seharusnya melawan, justru langsung tertangkap. Senjata mereka tidak berguna lagi, busur-busurnya akan hancur dan tidak berfaedah lagi. Pemerintah mereka tidak berguna lagi. Mereka memanggil dewan perang, namun para pemuka dan pemimpin mereka yang duduk di dewan untuk merancang langkah-langkah keamanan umum justru dibuat mabuk. Mereka bagaikan orang-orang yang mabuk karena kebodohan atau keputusasaan. Mereka tidak mampu berpikir waras lagi. Mereka ragu dan tidak yakin dalam memberikan nasihat dan memecahkan masalah, dan saling hantam, sampai jatuh bertindihan seperti orang-orang mabuk. Akhirnya mereka jatuh tertidur untuk selama-lamanya, dan tidak akan bangun-bangun lagi karena mabuk anggur, anggur murka Allah, sebab bagi mereka, murka-Nya bagaikan candu yang membuat mereka lemas tidak berdaya. Tembok-tembok tebal kota mereka tidak berguna lagi (ay. 58). Ketika musuh berhasil menyeberangi sungai Efrat, yang disangka tidak mungkin dilalui, mereka pasti berpikir bahwa tembok-tembok tebal kota itu tidak mungkin ditembus, karena ini adalah tembok-tembok tebal Babel, atau tembok-tembok Babel yang luas. Panjang lingkaran kota yang dikelilingi tembok-tembok itu sekitar 77 kilometer, bahkan ada yang mengatakan mencapai 96 kilometer. Tinggi tembok-tembok itu sekitar 88 meter dan setebal 22 meter, sehingga dua kereta kuda dapat berpapasan dengan mudah di atasnya. Ada yang berkata bahwa terdapat tembok berlapis tiga di bagian dalam kota dan juga di bagian luarnya. Batu-batu tembok direkatkan dengan bahan seperti aspal, bukan dengan tanah liat (Kej. 11:3), sehingga sulit dipisahkan. Kendati dengan semuanya ini, tembok-tembok ini akan disamaratakan, dan pintu-pintu gerbangnya yang tinggi akan dibakar dengan api. Orang-orang yang dipekerjakan untuk mempertahankan kota akan sia-sia berlelah untuk api. Mereka akan memeras tenaga sendiri, namun percuma saja.
- VIII. Kehancuran yang akan dilakukan para penyerbu ini atas Babel.
- 1. Kehancuran ini pasti terjadi. Malapetaka sudah ditentukan dan tidak dapat diubah lagi. Kekuatan ilahi turut berperan, dan tidak dapat dilawan (ay. 8): Babel jatuh dan pecah, pasti runtuh, yaitu runtuh ke dalam kehancuran, seolah-olah sudah jatuh dan dihancurkan, meskipun ketika Yeremia menubuatkan hal ini dan juga bertahun-tahun sesudahnya, Babel berada di puncak kekuatan dan kejayaannya. Allah menyatakan bahwa Ia tampil melawan Babel (ay. 25): Sesungguhnya, Aku menjadi lawanmu. Dan barangsiapa dilawan oleh Allah, ia tidak akan mampu bertahan lama. Allah akan mengacungkan tangan-Nya kepada mereka, tangan yang berat maupun kekuatannya tidak tertahankan oleh siapa pun. Sudah menjadi tujuan-Nya, yang akan terlaksana, bahwa Babel menjadi tempat tandus yang tidak berpenduduk (ay. 29).
- 2. Itu merupakan kehancuran yang adil. Babel sendirilah yang menyebabkannya, dan oleh sebab itu mustahil mengelakkannya. Sebab (ay. 25) Babel bagaikan gunung pemusnah, sangat tinggi dan besar bak gunung, dan memusnahkan seluruh bumi, seperti bebatuan yang jatuh berguling dari gunung tinggi menghancurkan tanah di sekitarnya. Namun, sekarang ia sendiri akan terguling dari bukit batu, yang merupakan dasar tempatnya berdiri. Semua akan diratakan dengan tanah, kemegahan dan kekuatannya akan dipatahkan. Sekarang Babel bagaikan gunung yang membara, seperti gunung Etna dan gunung-gunung berapi lain, yang memuntahkan api sehingga menakutkan semua makhluk di sekitarnya. Namun, Babel akan menjadi gunung yang terbakar. Akhirnya ia akan dihanguskan oleh apinya sendiri sampai hanya tersisa seonggok abu belaka. Seperti inilah jadinya dunia pada akhir zaman nanti. Dan lagi (ay. 33): “Babel adalah seperti tempat pengirikan, dan di atasnya umat Allah sudah sejak lama diirik bagaikan berkas gandum. Namun, sekarang tibalah waktunya ia sendiri akan diirik termasuk berkas-berkas gandum di dalamnya. Para pemuka dan pembesarnya, berikut seluruh penduduknya, akan dipukul di dalam negeri mereka sendiri bagaikan di tempat pengirikan. Lantai pengirikan sudah dipersiapkan. Karena dosa, Babel telah menjadi medan perang, dan rakyatnya, bagaikan gandum di musim panen, sudah siap untuk dituai” (Why. 14:15; Mi. 4:12).
- 3. Ini merupakan kehancuran yang tidak terhindarkan. Babel tampak dipagari dengan baik dan dibentengi dengan kuat untuk menghadapi malapetaka itu: Ia tinggal di tepi sungai besar (ay. 13). Keadaan negeri itu sebegitu rupa hingga tampak tidak mungkin dimasuki, karena dikelilingi singa-sungai dengan begitu baiknya sehingga barisan musuh sulit memasukinya. Dengan memakai gambaran inilah Babel Perjanjian Baru dikatakan sebagai semua air ... di mana wanita pelacur itu duduk (Why. 17:15), yaitu untuk memerintah banyak bangsa, seperti Babel Perjanjian Lama ini. Babel mempunyai kekayaan besar, namun “akhir hidupmu sudah datang, dan baik sungai besar maupun kekayaanmu tidak dapat melindungimu.” Akhir hidup yang datang itu akan menjadi batas hidupmu, menjadi batas perolehanmu, dan membatasi hasrat serta ketamakanmu, yang tidak berujung seandainya tidak dibatasi. Melalui kehancuran Babel, Allah berkata kepada ombak dan gelombangnya yang congkak, Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat. Perhatikanlah, jika manusia tidak mau menetapkan ukuran atau batasan ketamakan mereka melalui hikmat dan kasih karunia, maka Allah akan membatasinya melalui penghakiman-penghakiman-Nya. Dengan menyangka dirinya sangat aman dan hebat sekali, Babel berlaku sangat congkak. Namun, ia akan teperdaya (ay. 53): Sekalipun Babel naik dan meninggikan tembok-tembok dan istana-istananya sampai ke langit dan sekalipun (sebab apa yang tinggi cenderung akan goyah) ia berusaha membuat kubu tak terhampiri di tempat tingginya, namun semua itu tidak akan berhasil. Allah akan mengirimkan perusak kepadanya yang akan mematahkan kekuatannya dan meruntuhkan ketinggiannya.
- 4. Ini merupakan kehancuran yang terjadi perlahan-lahan, sehingga seandainya mereka mau, mereka bisa memperkirakan apa yang akan terjadi dan waspada. Sebab (ay. 46): “Tahun ini datang kabar bahwa Koresh sedang mengadakan persiapan besar-besaran untuk berperang, dan tahun kemudian datang kabar, bahwa sasarannya adalah Babel, dan ia sedang menuju ke arah itu.” Dengan demikian, sementara Koresh masih berada sangat jauh, mereka bisa saja mengirimkan utusan dan mengajak berdamai. Namun, mereka terlampau sombong, terlampau merasa aman, untuk melakukan hal itu, dan hati mereka dikeraskan menuju kebinasaan.
- 5. Namun, walaupun terjadi perlahan-lahan, kehancuran itu sungguh mengejutkan ketika benar-benar terjadi: Tiba-tiba Babel jatuh (ay. 8). Kehancuran itu menimpa mereka saat mereka tidak memikirkannya, dan tuntas dalam waktu singkat, seperti halnya Babel Perjanjian Baru, dalam satu jam saja (Why. 18:16). Raja Babel, yang seharusnya mengamati kedatangan musuh, berada begitu jauh dari tempat penyerangan, hingga dibutuhkan waktu sangat lama sebelum ia menyadari bahwa kota sudah direbut. Oleh karena itu, orang-orang yang ditempatkan di dekat tempat penyerangan itu mengirimkan utusan, seorang pesuruh, susul-menyusul, untuk menyampaikan kabar itu (ay. 31). Para pembawa berita ini akan bertemu di istana dari berbagai penjuru untuk memberitahukan kepada raja Babel bahwa kotanya telah direbut dari segala penjuru, dan bahwa tidak ada suatu pun yang mampu merintangi serbuan para penakluk itu. Sebaliknya, mereka akan merebut segala penjuru dalam waktu singkat. Para pesuruh itu harus mengabarkan kepada raja bahwa tempat-tempat penyeberangan telah diduduki musuh (ay. 32), juga benteng-benteng pertahanan di tepi sungai. Bahwa setelah berhasil menyeberangi sungai, musuh membakar alang-alang di sepanjang sungai untuk menakut-nakuti dan membuat ngeri penduduk kota, sehingga semua prajurit menjadi gempar dan meletakkan senjata serta menyerah secara sukarela. Seperti halnya para pesuruh Ayub, para pembawa berita ini susul-menyusul mengabarkan hal ini, yang langsung diperkuat kesaksian tentang keberadaan musuh di istana dan bahwa mereka bahkan membunuh raja (Dan. 5:30). Di sini sepertinya disebutkan bahwa pesta pora yang sedang mereka rayakan pada saat kota direbut, merupakan bukti rasa aman mereka yang tidak wajar, sekaligus kesempatan emas bagi musuh (ay. 38-39): Bersama-sama mereka mengaum seperti singa-singa muda, seperti yang dilakukan orang yang sedang bersukaria dengan mabuk anggur. Mereka menyebutnya bernyanyi, tetapi dalam istilah Kitab Suci dan bahasa orang-orang yang waras, perilaku ini disebut menggeram seperti anak-anak singa. Mungkin juga mereka sedang mabuk akibat kebingungan melihat kedatangan Koresh dan pasukannya dengan suara gegap gempita. Baiklah, kata Allah, di tengah semangat mereka yang berapi-api ketika badan mereka terasa hangat (Yes. 5:11) dan kepala mereka panas karena bermabuk-mabukan, Aku akan menyediakan perjamuan bagi mereka, Aku akan memberikan bagian mereka. Mereka telah saling berbagi piala anggur, dan sekarang kepada mereka akan beralih piala dari tangan kanan TUHAN (Hab. 2:15-16), piala murka yang akan membuat mereka mabuk, supaya mereka menjadi pusing (atau lebih tepat supaya mereka dapat bersuka ria) dan jatuh tertidur untuk selama-lamanya. Biarlah mereka bergembira sepuas hati dengan piala pahit itu, namun isinya akan membuat mereka tidak akan pernah bangun lagi (ay. 57), sebab pada malam sukaria itu juga terbunuhlah Belsyazar.
- 6. Kehancuran ini akan terjadi di seluruh negeri kepada semua orang. Allah akan menuntaskannya, sebab sama seperti Ia akan melaksanakan apa yang telah direncanakan-Nya, demikian pula ia akan menyempurnakan apa yang telah dimulai-Nya. Orang-orang yang terbunuh akan rebah dalam jumlah besar di negeri orang-orang Kasdim. Banyak sekali yang luka parah di jalan-jalannya (ay. 4). Mereka akan direbahkan untuk dibantai seperti anak-anak kambing (ay. 40) dalam jumlah begitu besar dan dengan begitu mudah, hingga musuh membunuh mereka bagaikan jagal menyembelih anak kambing. Di sini kekuatan dan penyerbuan musuh dibandingkan seperti terjangan air bah (ay. 42): Laut telah naik meliputi Babel, dan saat meluap, tidak akan ada yang dapat menahannya, sehingga gelombang-gelombangnya yang menderu telah melingkupinya, disergap kekuatan pasukan yang sangat besar. Kota-kotanya sudah menjadi tempat tandus, padang belantara yang tidak berpenghuni dan tidak ditanami (ay. 43).
- 7. Kehancuran ini akan menimpa dewa-dewa Babel, berhala-berhala dan patung-patungnya, jatuh dengan hebatnya ke atas mereka. “Sebagai tanda bahwa seluruh negerinya akan menjadi malu dan semua orangnya yang terbunuh akan rebah, dan di seluruh negeri akan mengerang orang-orang yang luka tertikam, Aku akan menghukum patung-patungnya” (ay. 47, 52). Semua harus binasa jika dewa-dewa kepada siapa mereka mengharapkan perlindungan itu binasa. Meskipun para penyerbu itu sendiri juga penyembah berhala, mereka akan menghancurkan patung-patung dan kuil-kuil para dewa Babel, sebagai kesungguhan dalam menghancurkan semua keilahian palsu. Bel merupakan berhala utama yang disembah orang Babel, dan oleh sebab itu di sini nama itu disebut untuk dihancurkan (ay. 44): Aku akan menghukum dewa Bel, pelahap rakus itu, patung yang memperoleh banyak korban persembahan serta hasil jarahan, dan kuilnya dikunjungi begitu banyak orang. Ia akan memuntahkan semua yang telah dinikmatinya dengan lahap itu. Allah akan mengeluarkan semua harta yang terkumpul dari kuilnya (Ayb. 20:15). Mezbah-mezbahnya akan dicampakkan, tidak akan ada lagi yang menghormatinya, sehingga berhala yang tadinya disangka mampu melindungi Babel akan runtuh dan tidak berguna lagi bagi mereka.
- 8. Ini akan menjadi kehancuran yang tidak dapat diubah lagi. Engkau bisa saja mengambil balsam untuk lukanya, namun percuma saja. Ia yang tidak mau disembuhkan oleh firman Allah tidak akan dapat disembuhkan oleh pemeliharaan-Nya (ay. 8-9). Babel akan menjadi timbunan puing (ay. 37), dan untuk melengkapi kekejiannya, bahkan reruntuhan Babel pun tidak akan digunakan. Keadaannya akan begitu teramat buruk dan disertai pertanda yang begitu mengerikan (ay. 26): Orang tidak akan mengambil batu penjuru atau batu dasar dari padamu. Orang tidak akan mau berurusan dengan Babel atau apa pun yang berasal darinya. Atau hal ini juga menandakan bahwa tidak akan ada suatu pun tersisa di Babel, yang dapat dijadikan alasan untuk berharap atau berupaya menegakkannya sebagai kerajaan kembali. Sebab seperti yang selanjutnya dikatakan di sini, engkau akan menjadi tempat tandus yang kekal. Jerome mengatakan bahwa pada masa hidupnya, meskipun reruntuhan tembok Babel masih terlihat ketika itu, namun kawasan di sekitarnya diselimuti rimba penuh binatang buas.
- IX. Inilah panggilan kepada umat Allah untuk keluar dari Babel. Ketika kehancuran sedang menjelang, sungguh bijaksana apabila mereka meninggalkan kota dan mundur ke daerah pedesaan (ay. 6): “Larilah dari tengah-tengah Babel, dan masuklah ke pelosok terpencil untuk menyelamatkan nyawamu, supaya engkau tidak binasa di dalam kejahatannya.” Ketika penghakiman Allah sedang dilancarkan di luar sana, sungguh baik apabila kita pergi sejauh mungkin dari orang-orang yang menjadi sasarannya, seperti halnya orang Israel dari kemah-kemah Korah. Hal ini sesuai dengan nasihat yang diberikan Kristus kepada murid-murid-Nya sehubungan dengan kehancuran Yerusalem. Orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan (Mat. 24:16). Sungguh bijaksana apabila mereka keluar dari tengah-tengah Babel, supaya tidak ditimpa, kalau bukan dengan reruntuhannya, bisa juga dengan ketakutan mereka (ay. 45-46): Biarlah hatimu jangan kecut dan takut karena kabar yang terdengar di negeri. Meskipun Allah sudah mengatakan kepada mereka bahwa Koresh akan menjadi penyelamat mereka, dan kehancuran Babel akan menyelamatkan mereka, mereka juga diberi tahu bahwa kesejahteraannya adalah kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu peringatan yang diberikan kepada Babel akan membuat mereka ketakutan. Boleh jadi mereka tidak memiliki cukup iman dan pertimbangan untuk menekan rasa takut itu. Untuk alasan itulah di sini mereka dianjurkan untuk keluar begitu mendengar peringatan tersebut. Perhatikanlah, orang-orang yang tidak memiliki cukup anugerah untuk mengendalikan diri di tengah pencobaan, sebaiknya berhikmat untuk menjauhi pencobaan. Bagaimanapun, ini belumlah semuanya. Bukan saja bijaksana untuk meninggalkan kota ketika kehancuran sedang mendekat, melainkan sudah menjadi kewajiban mereka untuk meninggalkan negeri itu ketika kehancuran sudah terjadi. Mereka terbebas ketika penjara ikut runtuh. Mereka diberitahu tentang hal ini (ay. 50-51): “Kamu, orang-orang Israel yang terluput dari pedang orang Kasdim yang menindasmu, dan dari pedang orang Persia yang menumpas mereka, karena tahun pembebasan sudah datang, pergilah, janganlah berhenti. Bergegaslah ke negerimu kembali, senyaman apa pun keadaanmu di Babel, sebab bukan inilah tempat perhentianmu, melainkan Kanaan.”
- 1. Yeremia mengingatkan mereka akan semua dorongan yang sudah diberikan supaya mereka kembali: Ingatlah dari jauh kepada TUHAN, Ingatlah Ia ada beserta engkau sekarang, meskipun di sini engkau jauh dari tanah kelahiranmu. Ingatlah Ia hadir bersama bapa-bapa leluhurmu dahulu di rumah TUHAN, meskipun engkau sekarang berada jauh dari reruntuhannya.” Perhatikanlah, di mana pun kita berada, baik di tempat paling dalam maupun paling jauh, kita boleh dan harus mengingat TUHAN Allah kita. Dalam masa ketakutan dan pengharapan, sudah sepantasnya kita ingat kepada TUHAN. “Biarlah Yerusalem engkau ingat. Meskipun sekarang sudah menjadi reruntuhan, hendaklah engkau merasa kasihan akan debunya (Mzm. 102:15). Walau hanya sedikit darimu yang pernah melihatnya, percayailah laporan yang pernah engkau terima dari orang-orang yang menangis, apabila mengingat Sion. Ingatlah kepada Yerusalem sampai engkau memutuskan untuk berusaha sebaik mungkin untuk ke sana.” Perhatikanlah, ketika kota tempat kita menjalankan upacara khidmat sudah hilang dari pandangan, janganlah kita melupakannya. Sungguh akan sangat berguna bagi kita dalam perjalanan menyusuri dunia ini, apabila kita sering ingat kepada Yerusalem sorgawi.
- 2. Yeremia memperhatikan keputusasaan yang melanda para tawanan yang kembali (ay. 51). Ketika diingatkan perihal Yerusalem, mereka berseru, “Kami malu, kami tidak sanggup membayangkannya, noda meliputi muka kami saat ia disebut, sebab kami telah mendengar tentang aib tempat-tempat kudus yang dicemarkan dan dirusak oleh orang-orang asing. Bagaimana mungkin kami mengenangnya dengan senang hati?” Yeremia menjawab (ay. 52), bahwa sekarang Allah Israel akan menang atas dewa-dewa Babel, sehingga aib itu akan disingkirkan selamanya. Perhatikanlah, harapan penuh iman perihal pulihnya Yerusalem akan mencegah kita merasa malu atas reruntuhan Yerusalem.
- X. Di sini terdapat berbagai macam perasaan yang dipicu oleh kejatuhan Babel, yang serupa dengan Babel Perjanjian Baru (Why. 18:9, 19).
- 1. Ada yang akan meratapi kehancuran Babel. Terdengar ratap, ratap tangis yang keluar dari Babel (ay. 54), meratapi kehancuran luar biasa ini, suara perkabungan, sebab TUHAN telah menghentikan suara orang banyak itu, suara hiruk pikuk penuh sukaria yang dahulu sering terdengar di Babel (ay. 55). Kita diberi tahu tentang apa yang akan mereka katakan dalam ratapan mereka (ay. 41): “Betapa Sesakh direbut, dan betapa kelirunya kita tentang kota itu! Betapa dikejutkannya kota itu dan menjadi kengerian di antara bangsa-bangsa, yang dahulu menjadi kepujian, kemuliaan, dan kekaguman seluruh bumi!” Lihatlah bagaimana hal ini bisa menimbulkan kejijikan yang diserukan di mana-mana.
- 2. Namun, ada juga yang justru bersukacita dengan kejatuhan Babel, bukan atas penderitaan sesama, tetapi karena ini adalah pernyataan penghakiman yang adil dari Allah, dan membuka jalan bagi pembebasan para tawanan milik Allah. Karena alasan-alasan inilah langit dan bumi serta segala apa yang ada di dalamnya akan bersorak-sorai tentang Babel (ay. 48). Jemaat di sorga dan jemaat di bumi akan memberikan kemuliaan bagi Allah atas keadilan-Nya, dan memperhatikannya dengan rasa syukur serta pujian bagi-Nya. Kehancuran Babel adalah pujian bagi Sion.
SH: Yer 51:1-14 - Allah dipihak umat-Nya (Selasa, 29 Mei 2001) Allah dipihak umat-Nya
Berita penghukuman Babel terus berlanjut. Ini semakin
mempertegas 2 hal. Pertama, berita ini mempertegas
kepastian kehancura...
Allah dipihak umat-Nya
Berita penghukuman Babel terus berlanjut. Ini semakin mempertegas 2 hal. Pertama, berita ini mempertegas kepastian kehancuran Babel, tingkat kehancuran yang akan mereka alami, dan masa depan mereka. Kedua, ini juga mempertegas penghiburan dan pengharapan bagi Israel. Bagaimana detilnya?
Pemberitaan rencana Allah atas Babel (1-5) bukan gertak sambal sebab Allah sudah membangkitkan raja-raja Media (11) dan menetapkan batas kejayaan Babel (13, 14). Kekuatan besar mereka tidak akan mampu menggagalkan rencana-Nya. Buktinya? Babel pasti sudah tahu siapa yang diberitakan akan menaklukkannya jauh sebelum hal itu terjadi. Mereka seharusnya sudah mengantisipasi dengan menghancurkan kerajaan Media sebelum mereka menjadi kuat. Namun sejarah mencatat bahwa Media berhasil menaklukkan Babel pada tahun 539 s.M. Tingkat kehancuran yang akan mereka alami juga sangat fatal sebab generasi muda mereka akan dilenyapkan (3b). Dapatkah membangun masa depan bangsa tanpa generasi muda? Buat apa tinggal di Babel tanpa masa depan (8-9)? Babel layak menerima semua itu karena mereka telah menghancurkan Bait Allah (50:28; 51:11). Bait Allah adalah lambang kehadiran Allah di tengah-tengah umat- Nya. Penghancuran terhadap Bait-Nya sama dengan penghinaan terhadap-Nya.
Apa yang akan dialami oleh Israel berbeda. Walaupun dalam pembuangan karena dosanya, Allah ternyata tidak pernah meninggalkan mereka (5). Pengharapan menanti di ujung jalan karena penghukuman bukan kata akhir bagi kehidupan bangsa Israel. Identitas mereka akan dipulihkan karena penghajaran Allah telah selesai dan kasih-Nya kembali menyelimuti umat pilihan-Nya (10). Bayangkan bagaimana respons bangsa Yehuda yang ada di pembuangan ketika mendengar nubuat ini? Sukacita, menangis gembira, dan bersyukur kepada Tuhan. Mengapa? Karena mereka diingatkan bahwa Allah yang berdaulat atas seluruh dunia beserta segala isinya adalah Allah yang berpihak kepada mereka walaupun mereka sedang dalam penghajaran-Nya.
Renungkan: Respons Yehuda seharusnya menjadi respons Kristen juga yakni apa pun yang Kristen alami: penekanan, pembakaran, dan pemboman gereja, Allah di pihak kita. Kasih setia-Nya tak terbatas bahkan oleh penghajaran- Nya sekalipun.
SH: Yer 51:1-26 - Bukan tanpa maksud (Kamis, 4 Oktober 2007) Bukan tanpa maksud
Dipakai sebagai alat Tuhan untuk tujuan kudus dan adil adalah
kehormatan dan anugerah. Sebab itu, seharusnya kita memberi dir...
Bukan tanpa maksud
Dipakai sebagai alat Tuhan untuk tujuan kudus dan adil adalah kehormatan dan anugerah. Sebab itu, seharusnya kita memberi diri dalam ketaatan penuh agar rencana Allah digenapi melalui hidup dan pelayanan kita. Namun tak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan pelayanan bisa membuat orang menjadi sombong, seakan-akan keberhasilan itu terjadi karena kerja kerasnya dan bukan karena campur tangan Allah. Di sinilah kejatuhan dimulai!
Babel, yang tidak mengindahkan kekudusan dan keadilan Tuhan, akan dihukum. Musuh dari utara akan dipakai Tuhan untuk melenyapkan Babel, bagai sekam yang ditampi dari antara gandum, hilang dibawa angin (2). Itulah pembalasan Allah atas sikap Babel terhadap Yehuda (5). Babel tadinya adalah piala emas yang memabukkan bangsa-bangsa dengan kekayaan dan kuasanya (7). Lalu Babel dipakai sebagai piala murka Allah untuk menghukum bangsa-bangsa yang jahat (20-23). Namun, pada gilirannya mereka harus dihukum juga karena kejahatan mereka (24). Hukuman itu dahsyat, sehingga Tuhan menyuruh umat melarikan diri agar terluput. Betapa baiknya Tuhan kepada umat-Nya. Meski untuk seketika lamanya, umat harus menjalani hukuman sebagai tindakan disiplin dari Tuhan, tetapi saat itu merupakan saat Tuhan menunjukkan kasih karunia-Nya kepada mereka.
Nubuat penghukuman disampaikan Allah secara berulang-ulang melalui Nabi Yeremia. Tentu saja bukannya tanpa maksud. Babel pada waktu itu adalah negara adikuasa yang disegani. Banyak bangsa yang sudah ditaklukkan oleh Babel. Maka siapa sangka bahwa negara sekuat Babel bisa jatuh. Oleh karena itu, nubuat kejatuhan Babel perlu dinyatakan berulang kali untuk menegaskan kesungguhan Allah menghukum bangsa yang sudah bertindak kelewat batas itu.
Kiranya hal ini meneguhkan semangat dan harapan kita yang sedang menantikan-nantikan janji Tuhan. Ingatlah Tuhan setia. Ia selalu menggenapi janji-Nya pada umat-Nya. Maka jangan putus berharap. Nantikanlah Tuhan!
SH: Yer 51:1-64 - Baca Gali Alkitab 3 (Jumat, 21 November 2014) Baca Gali Alkitab 3
Apa saja yang Anda baca?
1. Ilustrasi apa yang digunakan Yeremia untuk menggambarkan Babel sebagai alat Tuhan dalam menghukum um...
Baca Gali Alkitab 3
1. Ilustrasi apa yang digunakan Yeremia untuk menggambarkan Babel sebagai alat Tuhan dalam menghukum umat-Nya (7, 20-23)?
2. Apa yang menjadi penyebab Allah akan menghukum Babel (11b, 17-18, 24)?
3. Bagaimana Allah akan menghukum Babel (11-14, 25-35)?
4. Bagaimana berita penghukuman Allah atas Babel seharusnya menjadi penghiburan bagi umat Allah (36, 46-64)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Siapa saja yang biasanya Tuhan pilih untuk melayani Dia? Adakah karakteristik khusus yang harus dimiliki oleh orang tersebut?
2. Sikap seperti apakah yang biasanya tidak disukai Tuhan dalam diri orang yang Dia pilih untuk melayani?
3. Apa pelajaran yang dapat Anda tarik dari kepercayaan yang Tuhan berikan dengan tanggung jawab serta konsekuensi yang harus Anda terima?
Apa respons Anda?
1. Apa pelayanan yang Allah sedang percayakan kepada Anda?
2. Bagaimana selama ini Anda bertanggung jawab atas kepercayaan tersebut? Adakah hal yang pernah Anda lalaikan?
3. Bagaimana perasaan Anda bila menerima tanggung jawab atau jabatan pelayanan yang membuat Anda dihormati dan dikenal banyak orang?
Pokok Doa:
Agar setiap orang yang ambil bagian dalam pelayanan di gereja mau bertanggung jawab sungguh-sungguh.
SH: Yer 51:1-35 - Piala emas yang dihancurkan (Jumat, 21 November 2014) Piala emas yang dihancurkan
Piala emas melambangkan kemuliaan atau kehormatan karena biasanya digunakan menyajikan minuman bagi raja. Menjadi piala e...
Piala emas yang dihancurkan
Piala emas melambangkan kemuliaan atau kehormatan karena biasanya digunakan menyajikan minuman bagi raja. Menjadi piala emas, berarti mendapatkan kehormatan dari Tuhan untuk melayani-Nya. Itulah Babel pada permulaannya.
Tuhan memakai Babel untuk menyatakan kedaulatan-Nya atas bangsa-bangsa. Babel menjadi alat Allah agar bangsa-bangsa, termasuk Yehuda, meminum cawan murka Allah (25:1-36). Namun, perikop hari memberi alasan mengapa cawan emas Allah itu akan dihancurkan. Pertama, karena tindakan berlebihan Babel terhadap umat Tuhan ketika menyerbu dan menawan mereka. Babel bukan hanya menawan dan menjarah, tetapi juga menghancurkan bait Allah dan merampas peralatan ibadah di sana (11). Termasuk di dalamya ialah berbagai perabotan emas. Ironis! Babel ialah piala emas Tuhan yang merampas perabotan emas dari rumah Tuhan. Kedua, karena walau mereka dipakai untuk melayani-Nya, mereka tetap memilih untuk memercayai dan menyembah berhala dewa sesembahan mereka (17-18). Padahal Tuhan tidak dapat dibandingkan dengan para dewa palsu mereka (15-18).
Ilustrasi yang berbeda dipakai untuk menjelaskan Babel sebagai alat Allah, yaitu sebagai palu godam Allah untuk menghukum bangsa-bangsa (21-23). Namun sekali lagi karena kejahatan Babel atas umat Tuhan, Allah menjadi lawan mereka (24-26). Allahlah yang memerintahkan bangsa-bangsa tetangga Babel, yang kemudian hari lebur dengan Persia untuk menyerbu dan menghancurkan Babel (27-33). Sehingga umat Tuhan dapat berkata dengan lega, bahwa walau Babel telah menghancurkan mereka, pada gilirannya Babel akan dihancurkan Tuhan (34-35).
Kalau kita, yang mendapatkan kehormatan dipakai Allah melayani, tetapi tidak sungguh-sungguh melayani Dia dan jika ada motivasi dan ambisi pribadi, hati-hati! Tuhan tidak segan-segan menghancurkan piala emas-Nya yang tidak berguna lagi. Jadi, biarlah kita senantiasa mawas diri dan menjaga dengan sungguh motivasi maupun cara kita melayani Dia.
SH: Yer 51:1-35 - Detail Hikmat-Nya (Rabu, 8 Juni 2022) Detail Hikmat-Nya
Teks bacaan hari ini memperlihatkan Allah yang senantiasa setia dan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Dengan segala hikmat, Ia me...
Detail Hikmat-Nya
Teks bacaan hari ini memperlihatkan Allah yang senantiasa setia dan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Dengan segala hikmat, Ia menata kehidupan umat-Nya.
Allah melakukan pembalasan dengan menghukum Babel (1-14). Allah menunjukkan diri-Nya sebagai Pribadi yang menjadikan alam semesta dengan segala hikmat dan akal budi-Nya. Hal ini menunjukkan kebodohan manusia yang tidak berpengetahuan karena hidup mereka penuh kesia-siaan dalam penyembahan patung (15-19). Dosa dan kebodohan Babel menjadikan mereka sebagai lawan Allah (25-35).
Melalui teks ini kita melihat cara Allah merawat umat-Nya. Allah mengingatkan kembali bahwa Ia adalah Tuhan, Allah Pencipta yang dalam segala hikmat-Nya mengatur tatanan dan kehidupan alam semesta. Hikmat Tuhan sama sekali tak dapat disandingkan dengan kebodohan manusia yang menyembah patung.
Melalui tindakan-Nya atas Babel, Tuhan ingin menyampaikan pesan bahwa ada Allah Pencipta langit dan bumi. Ia mampu meluluhlantakkan Babel dalam segala kemegahannya. Babel tak boleh bermegah karena mereka bisa menghancurkan Yerusalem, membuang umat, dan menghancurkan Bait Suci-Nya. Tuhan ingin bangsa Babel mencatat bahwa itu semua terjadi karena Tuhan mengizinkan dan memakai tangan Babel sebagai alat penghukuman atas umat-Nya.
Tuhan bukan hanya ingin menunjukkan kemahakuasaan-Nya; namun terlebih lagi, Ia ingin menyampaikan hikmat-Nya, agar umat Tuhan sadar akan kasih sayang-Nya dan bertobat. Tuhan, Allah kita, kaya dalam segala hikmat. Hal ini sudah dibuktikan dalam setiap detail kehidupan alam semesta.
Marilah kita bersandar pada hikmat Tuhan dengan menempatkan diri kita di bawah otoritas-Nya. Mari kita membuka hati dan membiarkan Tuhan melakukan perbuatan-Nya dalam hidup kita sehingga kita dapat memegahkan Tuhan. Hasilnya, kita menjadi umat-Nya dan bukan lawan-Nya. Marilah kita tunduk dan bersandar pada-Nya yang selalu memerhatikan dan menuntun kita dengan penuh kasih. [MKD]
TFTWMS -> Yer 51:1-14
TFTWMS: Yer 51:1-14 - Hal Apakah Yang Akan Menimpa Babel? HAL APAKAH YANG AKAN MENIMPA BABEL? (Yeremia 51:1-14)
Apa yang akan menimpa Babel dicakup dari beberapa sudut. Kita akan melihat siapa yang sedang me...
HAL APAKAH YANG AKAN MENIMPA BABEL? (Yeremia 51:1-14)
Apa yang akan menimpa Babel dicakup dari beberapa sudut. Kita akan melihat siapa yang sedang melakukannya (ay. 1-4), mengapa hal itu harus dilakukan (ay. 5, 6), apa yang Allah telah lakukan (ay. 7-9), bagaimana umat Allah akan merespon (ay. 10), dan bagaimana Babel harus jatuh (ay. 11-14).
PENEKANAN. Subyek: Azab Babel. Permata Kebenaran: 51:15: Allah, Sang Pencipta.
Allah adalah Pihak yang membangkitkan perusak yang melawan Babel (ay. 1-4) dan rakyat Leb-kamai.2Orang asing (ay. 2, 11, 28) akan datang atas perintah Allah untuk "memisahkan" mereka (lihat 4:11-13; 15:7-9). Ini adalah proses yang serupa dengan memisahkan sekam dari biji-bijian, melenyapkan orang-orang yang tak berguna dan pelbagai praktik tak bernilai dari panggung sosial dan kemasyarakatan. Dari segala penjuru, pasukan akan datang dan "menghancurkan"3negeri itu. Istilah ini mencakup pelenyapan manusia, tempat, dan persepsi. Keperkasaan militer akan dihancurkan dan dibuat tak berdaya oleh karena pembantaian para prajurit dan kurangnya persenjataan.
Mengapa penghancuran Babel pasti akan terjadi adalah karena Allah tidak melupakan Israel atau Yehuda (ay. 5). Ia tidak melupakan kesalahan umat-Nya, tetapi Ia tahu bahwa mereka dalam proses perubahan (ay. 19, 20). Allah tidak ingin umat-Nya dihancurkan dalam penghukuman Babel (ay. 6). Ia sudah menggunakan dan menolak Babel: Ia telah menggunakan Babel sebagai cangkir emas-Nya, mencurahkan murka-Nya ke atas bangsa-bangsa yang jahat (ay. 7; 25:15-28; 27:1-11), dan Ia menolak untuk menunjukkan belas kasihan terhadap Babel. Secara tiba-tiba dan tak terduga, Babel akan jatuh oleh karena kesombongan dan dosanya (ay. 8, 9; 50:9-14, 29-32). Perhatikanlah di sini kebajikan dan belas kasihan Allah ketika Ia menawarkan balsem untuk sakit mereka, tapi Babel tidak akan "disembuhkan"4melalui kebaikan yang Allah tawarkan (ay. 9, lihat 3:22; 6:14; 8:11; 15: 18). Oleh karena itu, penghakiman dan hukuman Allah atas Babel sudah "sampai ke langit" dan menjulang tinggi "menjangkau awan-awan."
Bagaimana umat Allah menanggapi pengakuan ini dijelaskan di dalam ayat 10. Mereka tahu bahwa Allah adalah Sumber penghakiman, dan fakta ini adalah sesuatu yang mereka butuhkan untuk "diceritakan"5dan disampaikan. Penceritaan itu akan orang-orang yang bangkit melawan aku.' Dengan gelar ini Babel dijuluki sebagai pusat perlawanan terhadap Tuhan. Tetapi istilah Leb-kamai memiliki arti lain juga, arti yang sepenuhnya terlewati oleh para pembaca Inggris [dan Indonesia]. Leb-kamai adalah contoh lain tentang penggunaan kode rahasia yang disebut Atbash (lihat 25:26) di mana huruf pertama dari abjad Ibrani diganti oleh huruf terakhir, huruf kedua oleh huruf kedua dari terakhir, ketiga oleh huruf ketiga dari yang terakhir, dst. Ketika Leb-kamai diungkapkan kata itu mengelurkan kata 'Kasdim' dalam bahasa Ibrani" (James E. Smith, Jeremiah and Lamentations, Bible Study Textbook Series [Joplin, Mo.: College Press, 1972], 771). Ayat 41 memiliki nama kode lain, "Sesakh," yang merupakan singkatan untuk Babel. berupa suatu pujian dan perayaan bagi mereka yang di Sion, karena Allah sedang melakukan hal ini, dan dengan demikian Ia "membenarkan"6umat-Nya.
Bagaimana Babel akan jatuh diliput di dalam 51:11-14. Tujuan Allah harus digenapi oleh raja-raja Media (ay. 11, 28; 50:39, 41). Pembalasan Tuhan di sini dicampur dengan "semangat raja-raja Media." Ini adalah kasus yang jelas tentang persepsi Allah atas kekuatan suatu bangsa yang siap melakukan apa yang Allah tahu perlu dilakukan. Dengan demikian Allah memanfaatkan perangkat kekuasaan sementara sebagai sarana yang efektif untuk melaksanakan penghakiman-Nya. Dengan demikian, keadilan Allah ditegakkan, dan kehendak bebas manusia dipertahankan. Suatu tujuan ganda lebih lanjut terlihat dalam hal Babel akan dihukum atas kesalahan mereka (50:14, 18) dan pembalasan Allah akan terpenuhi atas apa yang Babel telah lakukan terhadap bait-Nya (ay. 11).7Kekuatan itu harus sepekat kawanan belalang (ay. 27). Dinding-dinding Babel, penjaga-penjaga yang kuat, penjaga-penjaga di pos, dan kelimpahan harta mereka tidak akan menghentikan atau menghambat seruan kemenangan atas Babel. Allah telah "memaksudkan" dan "melakukan"8apa yang Ia telah ucapkan. Kedua istilah ini menekankan kembali sifat Allah dan menawarkan jaminan kepada manusia bahwa tindakan Allah bukan suatu kebetulan, tapi niat baik yang direncanakan dengan baik (ay. 12; lihat 50:15, 29; 51:24, 47, 49).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yeremia
Tema : Hukuman Allah Tidak Terelakkan bagi Yehuda yang
Tidak Bertobat.
Tanggal Penulisan: + ...
Penulis : Yeremia
Tema : Hukuman Allah Tidak Terelakkan bagi Yehuda yang
Tidak Bertobat.Tanggal Penulisan: + 585 -- 580 SM
Latar Belakang
Pelayanan Yeremia sebagai nabi diarahkan kepada kerajaan selatan Yehuda, sepanjang 40 tahun terakhir dari sejarahnya (626-586 SM). Ia masih hidup untuk menyaksikan serbuan Babel ke Yehuda yang berakhir dengan kebinasaan Yerusalem dan Bait Suci. Karena tugas Yeremia ialah bernubuat kepada bangsa itu selama tahun-tahun akhir dari kemunduran dan kejatuhannya, dapatlah dimengerti bahwa, kitabnya penuh dengan kesuraman dan firasat buruk.
Yeremia, putra seorang imam, lahir dan dibesarkan di Anatot, desa para imam (6 km di timur laut dari Yerusalem) selama pemerintahan Raja Manasye yang jahat. Yeremia memulai pelayanan sebagai nabi pada tahun ke-13 pemerintahan Raja Yosia yang baik, dan ia ikut mendukung gerakan pembaharuan Yosia. Akan tetapi, ia segera menyadari bahwa gerakan itu tidak menghasilkan perubahan yang sungguh-sungguh dalam hati bangsa itu; Yeremia mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan nasional sejati, maka hukuman dan pemusnahan akan datang dengan tiba-tiba.
Pada tahun 612 SM, Asyur dikalahkan oleh suatu koalisi Babel. Sekitar empat tahun setelah kematian Raja Yosia, Mesir dikalahkan oleh Babel pada pertempuran di Karkemis (605 SM; lih. Yer 46:2). Pada tahun yang sama pasukan Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar menyerang Palestina, merebut Yerusalem dan membawa sebagian pemuda pilihan dari Yerusalem ke Babel, di antara mereka terdapat Daniel dan ketiga sahabatnya. Penyerbuan kedua ke Yerusalem terjadi tahun 597 SM; ketika itu dibawa 10.000 orang tawanan ke Babel, di antaranya terdapat Yehezkiel. Selama ini nubuat Yeremia yang memperingatkan tentang hukuman Allah yang mendatang tidak diperhatikan. Kehancuran terakhir menimpa Yerusalem, Bait Suci, dan seluruh kerajaan Yehuda dalam tahun 586 SM.
Kitab nubuat ini menunjukkan bahwa Yeremia, sering kali disebut "nabi peratap," merupakan seorang yang membawa amanat keras namun berhati lembut dan hancur (mis. Yer 8:21--9:1). Sifatnya yang lembut itu menjadikan penderitaannya makin mendalam ketika firman nubuat Allah ditolak dengan angkuh oleh kerabat dan sahabat, imam dan raja, dan sebagian besar bangsa Yehuda. Walaupun sepi dan ditolak seumur hidupnya, Yeremia termasuk nabi yang paling tegas dan berani. Kendatipun berhadapan dengan perlawanan yang berat, dengan setia ia melaksanakan panggilannya sebagai nabi untuk memperingatkan sesama warga Yehuda bahwa hukuman Allah makin dekat. Ketika merangkum kehidupan Yeremia, seorang penulis mengatakan: "Tidak pernah manusia fana memperoleh beban yang begitu meremukkan. Sepanjang sejarah bangsa Yahudi tidak pernah ada teladan kesungguhan yang begitu mendalam, penderitaan tak henti-hentinya, pemberitaan amanat Allah tanpa takut, dan syafaat tanpa kenal lelah dari seorang nabi seperti halnya Yeremia. Tetapi tragedi kehidupannya ialah: bahwa ia berkhotbah kepada telinga yang tuli dan menuai hanya kebencian sebagai balasan kasihnya kepada orang-orang senegerinya" (Farley).
Penulis kitab ini jelas disebut yaitu Yeremia (Yer 1:1). Setelah bernubuat selama 20 tahun di Yehuda, Yeremia diperintahkan Allah untuk menuangkan amanatnya dalam bentuk tertulis; hal ini dilakukannya dengan mendiktekan nubuat-nubuatnya kepada Barukh, juru tulisnya yang setia (Yer 36:1-4). Karena Yeremia dilarang menghadap raja, Barukh diutus untuk membacakan nubuat-nubuat itu di rumah Tuhan, dan setelah itu Yehudi membacakannya kepada Raja Yoyakim. Raja itu menunjukkan sikap menghina kepada Yeremia dan firman Allah dengan menyobek-nyobek kitab gulungan itu dengan pisau lalu melemparkannya ke dalam api (Yer 36:22-23). Yeremia kemudian mendiktekan kembali nubuat-nubuatnya kepada Barukh, kali ini ia mencantumkan lebih banyak daripada di gulungan pertama. Kemungkinan besar, Barukh menyusun kitab Yeremia dalam bentuk terakhirnya segera sesudah wafatnya Yeremia (+585 -- 580 SM).
Tujuan
Kitab ini ditulis
- (1) untuk menyediakan suatu catatan abadi dari pelayanan dan berita nubuat Yeremia,
- (2) untuk menyatakan hukuman Allah yang pasti jadi dan tidak terelakkan ketika umat-Nya melanggar perjanjian dan bersikeras dalam pemberontakan terhadap Allah dan firman-Nya, dan
- (3) untuk menunjukkan keaslian dan kekuasaan firman nubuat. Banyak nubuat Yeremia tergenapi pada zamannya sendiri (mis. Yer 16:9; Yer 20:4; Yer 25:1-14; Yer 27:19-22; Yer 28:15-17; Yer 32:10-13; Yer 34:1-5); nubuat lainnya yang meliputi masa depan yang amat jauh digenapi kemudian atau masih belum digenapi (mis. Yer 23:5-6; Yer 30:8-9; Yer 31:31-34; Yer 33:14-16).
Survai
Kitab ini pada dasarnya merupakan kumpulan nubuat-nubuat Yeremia, yang terutama dialamatkan kepada Yehuda (pasal 2-29; Yer 2:1--29:32), tetapi juga kepada sembilan bangsa asing lainnya (pasal 46-51; Yer 46:1--51:64); nubuat-nubuat ini terutama dipusatkan pada hukuman, walaupun ada beberapa yang membahas pemulihan (lih. khususnya pasal 30-33; Yer 30:1--33:26). Nubuat-nubuat ini tidak secara teliti disusun menurut kronologi atau tema, sekalipun kitab ini menyajikan susunan menyeluruh sebagaimana yang tampak dalam Garis Besar di atas. Sebagian kitab ini ditulis dalam bentuk syair, sedangkan bagian lainnya dalam bentuk prosa atau cerita. Berita nubuatnnya terjalin dengan aneka kilasan sejarah dari
- (1) kehidupan pribadi dan pelayanan sang nabi (mis. pasal 1; Yer 1:1-19; Yer 34:1--38:28; Yer 40:1--45:5),
- (2) sejarah Yehuda terutama selama masa Raja Yosia (pasal 1-6; Yer 1:1--6:30), Yoyakim (pasal 7-20; Yer 7:1--20:18), dan Zedekia (pasal 21-25, 34; Yer 21:1--25:38; Yer 34:1-22), termasuk runtuhnya Yerusalem (pasal 39; Yer 39:1-18), dan
- (3) aneka peristiwa internasional yang melibatkan Babel dan bangsa-bangsa lainnya (pasal 25-29, 46-52; Yer 25:1--29:32; Yer 46:1--52:34).
Seperti Yehezkiel, Yeremia memakai berbagai tindakan yang bersifat perumpamaan dan lambang untuk mengilustrasikan berita nubuatnya dengan lebih jelas: mis. ikat pinggang yang lapuk (Yer 13:1-14), musim kering (Yer 14:1-9), larangan oleh Allah untuk menikah dan mempunyai anak (Yer 16:1-9), penjunan dan tanah liat (Yer 18:1-11), buli-buli yang dihancurkan penjunan (Yer 19:1-13), dua keranjang buah ara (Yer 24:1-10), kuk di pundaknya (Yer 27:1-11), pembelian ladang di kota kelahirannya (Yer 32:6-15), dan batu-batu besar yang disembunyikan dalam pelataran istana Firaun (Yer 43:8-13). Pemahaman Yeremia yang jelas akan panggilannya sebagai nabi (Yer 1:17), seiring dengan penegasan Allah yang berulang-ulang (mis. Yer 3:12; Yer 7:2,27-28; Yer 11:2,6; Yer 13:12-13; Yer 17:19-20), memungkinkan dia untuk memberitakan nubuatnya dengan tegas dan setia kepada Yehuda kendatipun tanggapan yang terus diterimanya adalah permusuhan, penolakan, dan penganiayaan (mis. Yer 15:20-21). Setelah kebinasaan Yerusalem, Yeremia dipaksa pergi ke Mesir di mana ia tetap bernubuat sampai kematiannya (pasal 43-44; Yer 43:1--44:30).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai kitab Yeremia.
- (1) Kitab ini menjadi kitab terpanjang kedua dalam Alkitab, berisi lebih banyak kata (bukan pasal) daripada kitab lainnya selain Mazmur.
- (2) Kehidupan dan pergumulan pribadi Yeremia selaku nabi diungkapkan dengan lebih mendalam dan terinci dibandingkan nabi PL lainnya.
- (3) Kitab ini sarat dengan kesedihan, sakit hati, dan ratapan dari "nabi peratap" itu karena pemberontakan Yehuda. Kendatipun berita Yeremia itu keras, ia menderita kesedihan dan hancur hati yang mendalam karena umat Allah; namun kesetiaannya adalah terutama kepada Allah, dan ia merasa kesedihan yang paling dalam karena hati Allah terluka.
- (4) Salah satu kata kunci ialah "murtad," (dipergunakan 8 kali) dan "tidak setia" (dipakai 9 kali), dan tema yang muncul terus ialah hukuman Allah yang tidak terelakkan lagi atas pemberontakan dan kemurtadan.
- (5) Satu-satunya penyataan teologis yang terbesar di kitab ini ialah konsep "perjanjian baru" yang akan ditetapkan Allah dengan umat-Nya yang setia pada saat pemulihan kelak (Yer 31:31-34).
- (6) Syairnya mengesankan dan penuh perasaan seperti syair Alkitab lainnya, dengan kelimpahan metafora, ungkapan-ungkapan yang hidup dan bagian-bagian patut diingat.
- (7) Rujukan terhadap Babel di dalam nubuat Yeremia (164) lebih banyak daripada di semua bagian lain di Alkitab.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Yeremia terutama di kutip dalam PB berkenaan dengan nubuatnya tentang "perjanjian baru" (Yer 31:31-34). Sekalipun Israel dan Yehuda berkali-kali melanggar perjanjian-perjanjian Allah dan kemudian dihancurkan dalam hukuman akibat kemurtadan mereka, Yeremia menubuatkan suatu saat ketika Allah akan mengikat perjanjian yang baru dengan mereka (Yer 31:31). PB menjelaskan bahwa perjanjian yang baru ini ditetapkan dengan kematian dan kebangkitan Kristus (Luk 22:20; bd. Mat 26:26-29; Mr 14:22-25), dan kini digenapi di dalam gereja selaku umat perjanjian baru Allah (Ibr 8:8-13) dan akan mencapai puncak kesempurnaan dalam penyelamatan Israel yang luar biasa (Rom 11:27). Bagian-bagian lain tentang Mesias di Yeremia yang diterapkan kepada Yesus Kristus dalam PB adalah:
- (1) Mesias sebagai gembala yang baik dan tunas Daud yang adil (Yer 23:1-8; lih. Mat 21:8-9; Yoh 10:1-18; 1Kor 1:30; 2Kor 5:21);
- (2) ratapan yang hebat di Rama (Yer 31:15) digenapi saat Herodes berusaha membunuh bayi Yesus (lih. Mat 2:17-18); dan
- (3) semangat Mesias akan kesucian rumah Allah (Yer 7:11) ditunjukkan ketika Yesus menyucikan Bait Allah. (lih. Mat 21:13; Mr 11:17; Luk 19:4).
Full Life: Yeremia (Garis Besar) Garis Besar
I. Panggilan dan Penugasan Yeremia
(Yer 1:1-19)
II. Firman Nubuat Yeremia Kepada Yehuda
(Yer 2:1-33:...
Garis Besar
- I. Panggilan dan Penugasan Yeremia
(Yer 1:1-19) - II. Firman Nubuat Yeremia Kepada Yehuda
(Yer 2:1-33:26) - A. Nubuat-Nubuat Tentang Penghukuman
(Yer 2:1-29:32) - 1. Kemurtadan Yehuda yang Disengaja dan Kehancuran yang Mendatang
(Yer 2:1-6:30) - 2. Kebodohan dan Kemunafikan Religius Yehuda
(Yer 7:1-10:25) - 3. Ketidaksetiaan Yehuda Kepada Perjanjian
(Yer 11:1-13:27) - 4. Hukuman Dinubuatkan, Syafaat dan Kesepian, dan Dosa-Dosa Yehuda
(Yer 14:1-17:27) - 5. Dua Perumpamaan Bersifat Nubuat dan Sebuah Ratapan
(Yer 18:1-20:18) - 6. Penghukuman Raja-Raja Jahat, Nabi-Nabi Palsu, dan Yehuda
yang Bobrok
(Yer 21:1-24:10) - 7. Penawanan Babel yang Akan Datang
(Yer 25:1-29:32) - B. Berbagai Nubuat Tentang Pemulihan
(Yer 30:1-33:26) - 1. Luasnya Pemulihan Allah akan Umat-Nya
(Yer 30:1-31:26) - 2. Janji Tentang Perjanjian Baru dan Ilustrasi Iman
(Yer 31:27-32:44) - 3. Tunas Keadilan bagi Daud
(Yer 33:1-26) - III.Peranan Yeremia Sebagai Nabi Penjaga
(Yer 34:1-45:5) - A. Pernyataan Kepada Raja Zedekia Tentang Penawanan yang Akan Datang
(Yer 34:1-22) - B. Pelajaran dari Orang Rekhab
(Yer 35:1-19) - C. Gulungan Kitab Yeremia Dibakar dan Yeremia Dipenjarakan Dua Kali
(Yer 36:1-38:28) - D. Nubuat Yeremia Tentang Jatuhnya Yerusalem Tergenapi
(Yer 39:1-18) - E. Pelayanan Yeremia Setelah Jatuhnya Yerusalem
(Yer 40:1-45:5) - IV. Firman Nubuat Yeremia Kepada Bangsa-Bangsa
(Yer 46:1-51:64) - A. Mesir
(Yer 46:1-28) - B. Filistia
(Yer 47:1-7) - C. Moab
(Yer 48:1-47) - D. Amon
(Yer 49:1-6) - E. Edom
(Yer 49:7-22) - F. Damsyik
(Yer 49:23-27) - G. Arab
(Yer 49:28-33) - H. Elam
(Yer 49:34-39) - I. Babel
(Yer 50:1-51:64) - V. Tambahan Sejarah Tentang Jatuhnya Yerusalem
(Yer 52:1-34)
Matthew Henry: Yeremia (Pendahuluan Kitab)
Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama, seperti surat-surat kerasulan dalam Perjanjian Baru, ditempatkan lebih menurut panjang pendeknya daripada m...
- Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama, seperti surat-surat kerasulan dalam Perjanjian Baru, ditempatkan lebih menurut panjang pendeknya daripada menurut usianya, yang ditempatkan pertama adalah yang paling panjang, bukan yang paling tua. Ada sejumlah nabi, dan mereka ini nabi-nabi yang menulis, yang hidup sezaman dengan Yesaya, seperti Mikha, atau tidak lama sebelumnya, seperti Hosea, Yoel, dan Amos, atau segera sesudahnya, seperti Habakuk dan Nahum, sebagaimana yang semestinya. Namun demikian, nubuat Yeremia, yang dimulai bertahun-tahun setelah Yesaya selesai bernubuat, ditempatkan sesudah nubuat Yesaya, karena begitu banyaknya nubuat yang ditulis Yeremia. Di mana kita menemui sebagian besar firman Allah, di situlah hendaknya keutamaan diberikan. Tetapi nabi-nabi yang memberikan lebih sedikit nubuat tidak boleh dipandang rendah atau dikecualikan. Nah, tidak ada kejadian yang harus diamati lebih jauh berkenaan dengan nubuat pada umumnya. Tetapi tentang Nabi Yeremia ini kita dapat mengamati,
- I. Bahwa ia menjadi nabi sejak dini. Ia memulai pada usia muda, dan karena itu dapat berkata, dari pengalamannya sendiri, bahwa adalah baik bagi seorang pria untuk memikul kuk pada masa mudanya, kuk pelayanan maupun penderitaan (Rat. 3:27). Jerome (Hieronimus) mencermati bahwa Yesaya, yang sudah melewati lebih banyak tahun, disentuh lidahnya dengan bara api, untuk menghapuskan kesalahannya (Yes. 6:7). Tetapi ketika Allah menjamah mulut Yeremia, yang masih berusia muda, tidak dikatakan apa-apa tentang menghapuskan kesalahannya (1:9). Sebab, dengan alasan usianya yang masih belia, ia tidak memiliki begitu banyak dosa yang harus dipertanggungjawabkan.
- II. Bahwa Yeremia terus menjadi seorang nabi untuk waktu yang lama, menurut perhitungan sebagian orang lima puluh tahun, dan sebagian yang lain di atas empat puluh tahun. Ia memulai pada tahun ketiga belas pemerintahan Yosia, ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik di bawah raja yang baik itu, tetapi ia terus hidup melewati semua pemerintahan fasik yang mengikutinya. Sebab ketika kita berangkat untuk melayani Allah, meskipun pada saat itu mungkin angin tenang dan bersahabat, kita tidak tahu berapa lama lagi angin itu akan berubah dan menjadi badai.
- III. Bahwa dia adalah nabi yang menegur, diutus dalam nama Allah untuk memberi tahu Yakub tentang dosa-dosa mereka dan untuk memperingatkan mereka akan penghakiman-penghakiman Allah yang akan mendatangi mereka. Para sarjana Alkitab mencermati bahwa itulah sebabnya gaya atau cara berbicaranya lebih lugas dan kasar, dan kurang sopan, daripada cara berbicara Yesaya dan beberapa nabi lain. Orang-orang yang diutus untuk menyingkapkan dosa harus mengesampingkan kata-kata yang memikat dari hikmat manusia. Berlaku terang-terangan adalah paling baik ketika kita sedang berhadapan dengan orang-orang berdosa untuk membuat mereka bertobat.
- IV. Bahwa dia adalah nabi yang menangis. Demikianlah ia biasa disebut, bukan hanya karena ia menorehkan Kitab Ratapan, melainkan juga karena sepanjang hidupnya ia menjadi penonton yang berduka dari dosa-dosa bangsanya dan dari penghakiman-penghakiman yang menghancurkan yang akan mendatangi mereka. Dan mungkin itulah sebabnya orang-orang yang membayangkan Juruselamat kita sebagai salah seorang nabi menganggap-Nya paling mirip dengan Yeremia daripada dengan nabi-nabi lain (Mat. 16:14), sebab Ia adalah seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan.
- V. Bahwa dia adalah nabi yang menderita. Ia dianiaya oleh bangsanya sendiri lebih daripada nabi-nabi lain, seperti yang akan kita dapati dalam cerita kitab ini. Sebab ia hidup dan berkhotbah tepat sebelum terjadinya kehancuran orang Yahudi oleh orang Kasdim, ketika tabiat mereka tampak sama seperti tabiat mereka tepat sebelum terjadinya kehancuran mereka oleh orang Romawi, ketika mereka membunuh Tuhan Yesus dan para nabi dan menganiaya murid-murid-Nya. Apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dan semua manusia mereka musuhi, sebab sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya (1Tes. 2:15-16). Cerita terakhir yang kita miliki tentangnya dalam sejarah adalah bahwa orang-orang Yahudi yang tersisa memaksanya untuk turun bersama mereka ke Mesir. Sedangkan menurut cerita turun-temurun pada saat ini, di antara orang Yahudi dan orang Kristen, ia mati syahid. Hottinger, mengikuti Elmakin, seorang sejarawan Arab, menceritakan bahwa, karena terus bernubuat di Mesir melawan orang Mesir dan bangsa-bangsa lain, ia dirajam sampai mati. Dan lama sesudahnya, ketika Aleksander memasuki Mesir, ia mengambil tulang-tulang Yeremia dari tempat tersembunyi di mana ia dikuburkan, dan membawa tulang-tulang itu ke Aleksandria, dan menguburkannya di sana. Nubuat-nubuat kitab ini yang kita dapati dalam sembilan belas pasal pertama tampaknya adalah pokok-pokok khotbah yang disampaikannya dengan cara menegur dosa secara umum dan memberitahukan penghakiman. Sesudah itu nubuat-nubuat itu bersifat lebih khusus dan berdasarkan peristiwa tertentu, dan bercampur dengan sejarah pada zamannya, tetapi tidak ditempatkan menurut urutan waktu. Ancaman-ancaman di dalamnya bercampur dengan banyak janji tentang belas kasihan yang penuh rahmat kepada orang-orang yang bertobat, tentang pembebasan orang Yahudi dari pembuangan mereka, dan beberapa janji yang dengan jelas merujuk pada kerajaan Mesias. Di antara kitab-kitab Apokrifa, dikatakan ada sebuah surat kerasulan yang ditulis oleh Yeremia kepada orang-orang buangan di Babel, yang memperingatkan mereka akan penyembahan berhala, dengan membukakan kepada mereka kesia-siaan berbagai berhala dan kebodohan para penyembah berhala. Tulisan itu ada dalam Kitab Barukh (pasal 6). Tetapi tulisan itu dianggap tidak tulen. Tidak pula, saya pikir, dalam tulisan itu terkandung hidup dan jiwa dari tulisan-tulisan Yeremia. Juga diceritakan tentang Yeremia (2Mak. 2:4) bahwa, ketika Yerusalem dihancurkan oleh orang Kasdim, dia, oleh pimpinan Allah, mengambil tabut perjanjian dan mezbah pembakaran ukupan. Dan, dengan membawa keduanya ke Gunung Nebo, ia menyimpannya di sebuah lobang gua di sana dan menutup pintunya. Tetapi beberapa orang yang mengiringinya, dan yang menyangka bahwa mereka sudah menandai tempat itu, tidak dapat menemukannya. Ia mempersalahkan mereka karena mencarinya, dengan memberi tahu mereka bahwa tempat itu tidak boleh diketahui sampai tiba waktu Allah mengumpulkan umat-Nya bersama-sama lagi. Tetapi saya tidak tahu apakah cerita itu bisa dipercaya atau tidak, meskipun dikatakan di sana bahwa cerita itu dapat ditemukan dalam naskah. Kita tidak bisa tidak prihatin, dalam membaca nubuat-nubuat Yeremia, ketika mendapati bahwa nubuat-nubuat itu tidak begitu diindahkan oleh orang-orang dari angkatan itu. Tetapi marilah kita memanfaatkan hal itu sebagai alasan mengapa kita harus mengindahkannya dengan lebih lagi. Sebab nubuat-nubuat itu ditulis untuk pembelajaran kita juga, dan sebagai peringatan bagi kita dan bagi negeri kita.
Jerusalem: Yeremia (Pendahuluan Kitab) YEREMIA
Nabi Yeremia lahir di sekitar thn. 650 seb. Mas., lebih kurang seabad lebih sedikit sesudah nabi Yesaya. Yeremia berasal dari sebuah keluarga ...
YEREMIA
Nabi Yeremia lahir di sekitar thn. 650 seb. Mas., lebih kurang seabad lebih sedikit sesudah nabi Yesaya. Yeremia berasal dari sebuah keluarga imam yang berkediaman dekat kota Yeremia. Kehidupan dan watak Yeremia dikenal secara lebih terperinci dari pada kehidupan nabi-nabi lain. Sebab riwayat Yeremia diceritakan dalam beberapa kisah yang ditulis orang lain dan tersebar di seluruh kitabnya. Urutan kisah-kisah tsb. dalam waktu adalah sbb: Yer 19:1-20:6; 26; 36; 45; 28- 29; 51:59-64; 34:8-22; 37-44. "Pengakuan-pengakuan Yeremia" yaitu Yer 11:18- 12:6; 15:10-21; 17:4-18; 18:18-23; 20:7-18, berasal dari nabi sendiri. "Pengakuan-pengakuan" nabi itu bukanlah sebuah autobiografi dalam arti sebenarnya, melainkan lebih-lebih semacam kesaksian yang mengharukan hati mengenai kemelut-kemelut yang dialami nabi. Pengakuan-pengakuan itu dikarang berupa mazmur-mazmur ratapan.
Yeremia dipanggil Allah sebagai nabiNya pada thn. 626 yaitu pada thn. ke-13 pemerintah raja Yosia. Pada waktu itu Yeremia masih muda. Ia menunaikan tugasnya dalam zaman yang tragis bagi bangsa Israel, dalam zaman yang mendahului dan menyaksikan kehancuran kerajaan Yahudi. Pembaharuan di bidang agama dan pemulihan semangat nasional yang diusahakan raja Yosia telah membangkitkan pengharapan baru. Tetapi pengharapan itu hilang setelah raja Yosia gugur di medan perang di Megido pada thn. 609. Proses hilangnya pengharapan itu dipercepat juga oleh kerusuhan yang menggoncangkan dunia Timur pada masa itu: jatuhnya kota Niniwe pada thn. 612 dan ekspansi kerajaan Kasdim. Pada thn. 605 Palestina jatuh ke dalam tangan Nebukadnezar dan menjadi negeri taklukan negeri Kasdim. Lalu memberontaklah kerajaan Yehuda. Pemberontakan itu dikarenakan hasutan dari pihak Mesir yang terus bersekongkol sampai thn. 597. Pada thn. itu Nebukadnezar merebut kota Yerusalem dan mengangkut sebagian penduduknya ke Babel. Kemudian Yehuda memberontak untuk kedua kelinya. Pada thn. 587 pemberontakan itu dipandamkan oleh tentara Kasdim yang merebut kota Yerusalem, membakar Bait Suci membuang penduduk negeri untuk kedua kalinya.
Semua peritiwa tragis ini disaksikan Yeremia. Ia berkhotbah, mengancam, menubuatkan kehancuran bangsa. Dengan sia-sia ia memperingatkan raja-raja tidak berdaya yang silih berganti menduduki takhta Daud. Pemimpin-pemimpin tentara menuduh Yeremia, bahwa ia memadamkan semangat berjuang dalam hati rakyat. Sebagai akibatnya Yeremia dianiaya dan dipenjarakan. Sesudah kota Yerusalem jatuh ke tangan musuh, yeremia tinggal di Palestina, meskipun insaf, bahwa masa depan bangsanya terletak pada kaum buangan, Yeremia mendampingi Gedalya yang oleh penguasa Kasdim diangkat menjadi gubernur kota Yerusalem. Tetapi Gedalya mati terbunuh dan sekelompok orang Yahudi yang takut akan balasan dari pihak Asyur melarikan diri ke Mesir dengan membawa serta nabi Yeremia. Mungkin sekali nabi meninggal dunia di Mesir.
Drama kehidupan Yeremia tidak hanya terletak dalam peristiwa-peristiwa tragis yang didalamnya ia ikut serta. Drama itu juga terletak dalam seluruh kepribadiannya. Yeremia berjiwa halus. Hatinya penuh kasih. Namun ia diutus Allah untuk "mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan", Yer 1:10, dan terpaksa menubuatkan kelaliman, Yer 20:8. Ia suka akan damai, tetapi selalu harus melawan saudara-saudara sebangsanya, raja-raja, para imam, para palsu, seluruh bangsa, sebagai "seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri", Yer 15:10. Tugas yang diterimanya dari Allah menusuk hatinya, tetapi ia tidak dapat melepaskan diri dari padanya, Yer 20:9. Pembicaraan hatinya dengan Tuhan penuh jeritan sengsara: "Mengapa penderitaan tidak berkesudahan?", Yer 15:18, dan serupa dengan Ayub Yeremia menjerit: "Terkutuklah hari ketika aku dilahirkan!", Yer 20:14 dst.
Tetapi penderitaan itu memurnikan hati Yeremia dan membuka jiwanya bagi pergaulan mesra dengan Allah. Kalau kita merasakan nabi Yeremia berdekatan dengan kita, maka sebabnya justru agama batiniah dalam hati yang baru kelak, Yer 31:31-34. Berkat penghayatan agama secara pribadi, Yeremia membalas setiap orang menurut perbuatannya sendiri, Yer 31:29-30; dosa yang dalam hati yang jahat, Yer 4:4; 17:9; 18:12, memutuskan persahabatan dengan Allah, Yer 2:2. Nada kemesraan ini mendekatkan Yeremia kepada nabi Hosea, yang memang mempengaruhi Yeremia. Cara nabi Yeremia merohanikan hukum Taurat, emnonjolkan peranan hati dalam hubungan dengan Allah, memperhatikan kepribadian manusia, mendekatkannya pada kitab Ulangan. Sudah barang tentu nabi Yeremia senang melihat pembaharuan agama yang diusahakan raja Yosia berdasarkan kitab Ulangan. Namun ia kecewa sekali melihat, bahwa pembaharuan itu tidak berhasil merubah hidup moril dan keagamaan bangsanya.
Semasa hidupnya Yeremia nampaknya gagal dalam tugasnya. Akan tetapi sesudah ia meninggal, pribadi Yeremia semakin dijunjung tinggi. Melalui ajarannya mengenai Perjanjian Baru yang akan bertumpu pada agama batiniah, Yeremia menjadi bapak agama Yahudi dalam cabangnya yang paling murni. Pengaruh ajarannya terasa dalam kitab Yehezkiel, Deutero-Yesaya dan dalam sejumlah mazmur. Di masa para Makabe, Yeremia dihormati sebagai salah satu pelindung bangsa, 2Mak 2:1-8; 15:12-16. Dengan mengutamakan nilai-nilai rohani dan dengan membuka rahasia kemesraan yang seharusnya menjiwai hubungan manusia dengan Allah, Yeremia mempersiapkan Perjanjian Baru yang diadakan Kristus. Oleh karena hidupnya penuh penyangkalan diri dari penderitaan dalam pengabdian kepada Allah, Yeremia barangkali menginspirasikan gambar "Hamba Tuhan" dalam Yes 53 dan menjadi lambang Kristen.
Pengaruh ajaran Yeremia yang tahan waktu itu menunjukkan, bahwa ajarannya sering kali dibaca, direnungkan dan ditafsirkan. Usaha keturunan rohani Yeremia itu tercermin dalam susunan kitabnya. Kitab Yeremia sekali-kali bukannya sebuah buku yang sekali jadi tersusun. Selain nubuat-nubuat yang berupa sajak serta kisah-kisah berupa riwayat hidup, kitab Yeremia memuat juga wejangan-wejangan yang dikarang dalam prosa dan menyerupai gaya kitab Ulangan. Keaslian wejangan- wejangan itu pernah disangkal. Dikatakan, bahwa wejangan-wejangan itu dikarang oleh penyusun-penyusun yang mengerjakan kitab Ulangan sesudah Israel kembali dari pembuangan. tetapi gaya bahasa wejangan-wejangan itu serupa dengan tulisan- tulisan Yahudi dari abad ke-7 dan awal abad ke-6 seb. Mas. Ajaran teologis wejangan-wejangan itu sama dengan aliran keagamaan yang mempengaruhi kitab Yeremia maupun kitab Ulangan. Wejangan-wejangan itu menggemakan nada asli pewartaan Yeremia yang dikumpulkan para pendengarnya. Seluruh tradisi yang berpangkal nabi Yeremia itu tidak terpelihara dalam satu bentuk saja. Terjemahan Yunaninya menyajikan sebuah teks itu berbeda dalam hal-hal kecil. Penemuan- penemuan di Qumran membuktikan, bahwa kedua resensi tsb. pernah beredar dalam bahasa Ibrani. Kecuali itu terjemahan Yunani menempatkan nubuat-nubuat melawan bangsa-bangsa lain sesudah Yer 25:13 dan dalam urutan berlaianan dari teks Ibrani yang menempatkannya pada akhir kitab, Yer 46-51. Nubuat-nubuat ini barangkali aslinya suatu kumpulan tersendiri dan tidak semua nubuat itu berasal dari nabi Yeremia. Setidak-tidaknya nubuat melawan bangsa Moab dan Edom dikerjakan kembali dan diberi bentuk yang baru. Nubuat panjang melawan Babel, Yer 50-51, berasal dri masa menjelang akhir pembuangan. bab 52 jelas nampak sebagai sebuah tambahan historis yang sejajar dengan 2Raj 24:18-25:30. Tambahan-tambahan lain, yang lebih pendek, tersebar di seluruh kitab. Tambahan- tambahan itu menunjukkan, bahwa kitab Yeremia dipakai dan sangat dihargai oleh para buangan di Babel maupun oleh jemaat sesudah zaman pembuangan. Dalam kitab Yeremia terdapat juga sejumlah besar bagian yang terulang yang mengandalkan, bahwa kitab ini dikerjakan orang lain. Akhirnya petunjuk-petunjuk mengenai urutan peristiwa dalam waktu, yang sangat banyak jumlahnya dalam kitab ini tidak berurutan. Susunan kitab sekarang yang kacau dikarenakan kerja penggubahan yang makan banyak waktu dan sulit sekali menentukan tahap-tahap penyusunannya.
Sehubungan dengan itu terdapat sebuah catatan yang sangat penting dalam bab 36: pada thn. 606 Yeremia mendiktekan kepada Barukh segala nubuat yang diucapkannya sejak ia mulai bertugas sebagai nabi, Yer 36:2, yaitu sejak thn. 626. Gulungan kitab pertama yang memuat nubuat-nubuat tsb. dibakar oleh raja Yoyakim, lalu dicatat dan disusun kembali, Yer 36:32. Isi kumpulan nubuat yang hilang itu hanya dapat dikira-kira saja. Barangkali gulungan itu dibuka dengan Yer 25:1-12 dan terdiri dari bagian-bagian yang dikarang sebelum thn. 605 dan yang sekarang termaktub dalam bab 1-18. Tetapi gulungan itu mencakup pula, sesuai dengan petunjuk dalam Yer 36:2, nubuat-nubuat melawan bangsa-bangsa lain yang dengannya bersangkutan Yer 25:13-38. lalu ke dalamnya disisipkan bagian-bagian lain, yaitu yang dikarang sesudah thn. 605, dan nubuat-nubuat lain melawan bangsa-bangsa lain. Disisipkan pula beberapa "pengakuan Yeremia" yang secara terperinci sudah dibicarakan di muka. Akhirnya naskah itu ditambahi dengan dua kumpulan nubuat-nubuat melawan beberapa raja, Yer 21:11-23:8, dan nabi-nabi palsu, Yer 23:9-40, yang barangkali aslinya beredar tersendiri.
Dengan demikian sudah tampil dua bagian kitab Yeremia, yaitu: bagian pertama, Yer 1:1-25:13, yang memuat ancaman-ancaman terhadap negeri Yehuda dan Yerusalem, dan bagian kedua, Yer 25:13-38 serta Yer 25:46-51, yang berisikan nubuat-nubuat melawan bangsa-bangsa lain. Bagian ketiga kitab Yeremia terdiri dari Yer 25:26-35. Bagian ini menderetkan sejumlah kepingan yang bernada optimis. Hampir semua kepingan itu dikarang dalam prosa dan kebanyakan berasal dari sebuah riwayat hidup Yeremia yang mungkin ditulis oleh Barukh. Bab 30-31, yaitu sebuah kitab kecil yang berupa sanjak mengenai penghiburan, merupakan bagian tersendiri. Bagian keempat, yaitu bab 36-44, yang dikarang dalam prosa, melanjutkan riwayat hidup Yeremia dan mengisahkan penderitaan-penderitaan nabi waktu Yerusalem terkepung dan sesudahnya. Bagian ini ditutup dengan Yer 45:1-5 berupa "tanda tangan" Barukh.
Ende: Yeremia (Pendahuluan Kitab) JEREMIAH
PENDAHULUAN
Didjaman terachir dari sedjarah umat Allah sebelum api penjutjian jang berupa
pembuangannja ke Babel dalam th.587, karunia kenabi...
JEREMIAH
PENDAHULUAN
Didjaman terachir dari sedjarah umat Allah sebelum api penjutjian jang berupa pembuangannja ke Babel dalam th.587, karunia kenabian se-akan2 memuntjak. Tampillah kedepan tokoh2 seperti Sefanja, Habakuk, Nahum dan Jeheskiel. Tetapi paling tjotjok dengan masa jang dramatis itu ialah tokoh tragis jang mendjulang tinggi diantara jang lain, jakni Jeremia, jang giat bekerdja dari th. 626 hingga sekitar 585. Sebagaimana pendidikan ilahi dalam th. 587 rupa2nja menemui kegagalan, demikianpun pekerdjaan "mulut Jahwe", Jeremia, nampaknja pertjuma dan sia2 sadja.
Dari antara semua nabi Jeremialah jang hal-ikwal dan riwajat hidup pribadinja paling baik diketahui. Dan itupun se-mata2 berkat kitab jang dibubuhi dengan namanja. Dalam kitab Radja2 dan Tawarich jang mengisahkan djaman itu tidak ada keterangan satupun mengenai nabi ini. Tetapi kitabnja mendjandjikan banjak bahan, tidak hanja mengenai karjanja, tetapi djuga tentang diri nabi sendiri. Nabi2 lain se-olah2 hilang dibelakang tugasnja, tetapi diri Jeremia menembusi kegiatannja untuk tampil sendiri didepan mata pembatja. Sudah barang tentu suatu "Riwajat Hidup Nabi Jeremia" tidak dapat dikarang. Sebab baik masa mudanja maupun wafatnja menghilang dalam kegelapan sedjarah. Pun pula tidak gampang semua keterangan jang termuat dalam kitabnja disusun setjara sistematis, hingga muntjullah suatu keseluruhan jang utuh-lengkap. Namun demikian djalan hidupnja dapat digambarkan dengan agak terperintji.
Dalam tahun ketigabelas pemerintahan radja Josjijahu Jeremia dipanggil mendjadi nabi (1,2), djadi dalam th. 627'626 seb.Mas. Tempat tinggalnja ialah 'Anatot (1,1), kota ketjil didekat Jerusjalem, l.k 5 km. Ajahnja, Hilkijahu, termasuk para imam di Anatot, dan mungkin sekali ia turunan imam Ebjatar dari keluarga 'Eli, jang menganut Dawud, tetapi kemudian oleh Sulaiman dibuang ke 'Anatot (I Rdj.2,26-27). Meskipun Jeremia (arti nama itu kurang djelas, entah: Jahwe meninggikan, entah: Jahwe meneguhkan, menetapkan) termasuk kalangan imam, namun rupa-rupanja ia tidak pernah menunaikan tugas keimaman dalam Bait Allah di Jerusjalem. Disitu kan turunan Sadok memegang djabatan itu dan kiranja ada ketegangan antara turunan Ebjatar dan turunan Sadok. Keluarga Hilkijahu agaknja tjukup berada, oleh karena memiliki tanah di 'Anatot. Sebab kemudian saudara sepupu Jeremia, Hanameel, anak pamannja Sjalum, mendjual sebidang ladang kepada nabi (32,7-9). Karena asal-usulnja Jeremia bukan orang kota, seperti Jesaja, melainkan orang pedalaman; bahkan ia bukan orang Juda,melainkan dari suku Binjamin (1,1), seperti Sjaul dari Tarsus. Asal-usulnja itu meninggalkan bekasnja dalam karya sasteranja. Ia ternjata suka akan gambaran dan kiasan jang diambil dari hidup kaum tani dan desa (31,12-13;25,10;2,13;8,7;12,9;2,21.23- 27;9,1.9). Sungguhpun Jerusjalem dihormati Jeremia sebagai kota sutji dan wangsa Dawud diterimanja, tetapi perhatiannja tidak berpusatkan pada Jerusjalem dan Juda, seperti halnja dengan Jesaja dan Jeheskiel, dan satu dua kali sadja ia menghubungkan harapannja akan masa depan dengan wangsa Dawud (23,5). Tetapi, meskipun orang pedalaman, Jeremia bukan "orang kampung", seperti amos, jang tidak tahu-menahu tentang kehidupan kota ramai. 'Anatot amat dekat ke ibu kota dan dengan berdjalan kaki satu djam sadja pemuda Jeremia dapat sampai disitu dan menjaksikan keramaiannja. Tetapi ternjatalah watak bawaan nabi tidak tjondong kepada atau suka akan keributan kota. Ia lebih tjenderung kepada kehidupan dipedalaman. Beberapa lama setelah dipanggil mendjadi nabi, barulah ia pindah dan menetap di Jerusjalem. Sebab dalam th. 622 ia belum ada situ. Radja Jojijahu tidak minta nasehat Jeremia, melainkan mentjari keterangan dari nabiah Hulda (II Rdj. 22,14). Jeremia mempunjai hati lemah-lembut jang selalu takut-takut akan huru-hara dan keributan (15,10;20,8). Ia mendapat pendidikan keigamaan jangbaik. Kitabnja tjukup memberi bukti tentang hal itu. Ia njata dipengaruhi oleh nabi2 lain, terutama oleh Hosea dan Jesaja. Demi untuk tugas kenabiannja Jeremia tidak beristeri dan tidak beranak (16,1-2)dan keadaan itu amat berat rasanja bagi nabi jang memerlukan kemesraan dan kekariban (15,17). Dengan demikian Jeremia mendjadi satu dari segelintjir tokoh Perdjandjian Lama jang karena panggilannja jang chas tidak kawin.
Apa jang dapat dilihat Jeremia dimasa mudanja dalam kota Jerusjalem tidak menjenangkan melainkan mengerikan hatinja jang saleh. Sudah setengah abad lebih bersimaharadjalela siditu kekafiran jang tak kenal malu, jakni didjaman radja Menasje (687-642) dan Amon (642-640). Kedua radja itu adalah taklukkan keradjaan Asyriah, jang diperintahkan Asarhadon (680-669), pengganti Sanherib (704-681), dan Asurbanipal (668-621). Setelah pemberontakan radja HIzkia dalam th. 701 gagal, keradjaan kerdil Juda tidak dapat tidak tunduk sadja. Radja Juda harus berterimakasih, bahwa madjikannja di Ninive memperkenankan dia terus menduduki tachta leluhurnja, apalagi setelah raksasa Asyriah tidak lagi mempunjai saingan jang sepadan. Asarhadon mengalahkan dan menduduki Mesir dalam th. 671 dan penggantinja Asurbanipal sampai dua kali menghantjurkan kekuasaan Fare'o (th. 666,663). Mendjadi taklukan dibidang politik bagi Menasje dan Amon berarti pula taklukkan dibidang politik bagi Menasje dan Amon berarti pula taklukkan dibidang keigamaan. Maka dari itu agama Jahwe jang baru sadja dipulihkan oleh Hizkia, segera merosot mendjadi sinkretisme belaka. Kekafiran Kana'an jang lama dengan ibadahnja jang mesum subur berkembang (2,20) dan disamping pemudjaan dewata Asyriah, jaitu perbintangan, dimasukkan djuga (bdk. 44,17;7,16-18). Bahkan sekali lagi umat Jahwe sampai mempersembahkan anak-anak sebagai kurban kepada dewata kafir (7,31). Dalam hal itu radja Menasje sendiri mempelopori rakjat (II Rdj. 21,6) dan setjara konsekwen dan terus-terang ia mendukung dan mengandjurkan kekafiran. Orang jang berani melawan istana dilikwidir dan dibunuh sadja (bdk.II Rdj. 21,3-16). Kemerosotan agama memang dibarengi dengan kemerosotan tatasusila sampai didalam ibadah Jahwe sendiri (bdk. II Rdj. 23,7). Kesemuanja itu mesti disaksikan Jeremia dan masih terdengar rasa ngeri jang menusuk hatinja jang halus dalam nubuat-nubuat jang kemudian dibawanja (2,20-24;5,1-5.7-14.26-29), terutama oleh karena para pemimpin dan nabi gadungan, jang seharusnja mengekang kemerosotan itu malah sesungguhnja memadjukannja (5,30-31;23,9-11). Tetapi oleh karena Asyriah tidak ada saingan, keadaan tjukup tenang di Juda, jangkarenanja mengalami masa damai jang tjukup lama, sehingga kesedjahteraan dan kemakmuran ekonomis lumajan.
Setjara mendalam keadaan tsb. berubah dimasa pemerintahan Josjijahu (640-609). Setelah radja amon mati terbunuh, Josjijahu jang masih ketjil diangkat mendjadi radja. Dan beberapa lama sesudahnja kalangan rekasi merebut kekuasaan. Josjijahu njata seorang saleh dan setia kepada Jahwe. Pada permulaan pemerintahannja sendiri politik Menasje dan Amon mulai ditentang (bdk. II.Twr. 43,3), meski dengan hati-hati sekalipun. Dalam th. 627/626 Jeremia dipanggil mendjadi."mulut Jahwe" (15,16). Ia sendiri mentjeritakan pangalaman itu (1,4-19). Ternjatalah, bahwa sedjak dahulu ia berhubungan dengan Allah setjara mesra, sehingga kedjadian baru itu tidaklah aneh baginja. Ia mempunjai watak seorang mystikus. Namun demikian panggilan jang sedemikian itu sekali-kali tidak dinantikannja. Sebaliknja. Sebaliknjalah. Tugas berat, jangang akan membuat dia mendjadi orang jang harus tampil kedepan umum, turun tangan dalam urusan kenegaraan itu, dirasakannja sebagai sesuatu jang bertentangan dengn segenap ketjenderungannja jang suka damai sadja, takut-takut kepada segala matjam tentangan dan perlawanan. Orang jang tjondong kepada kontemplasi sekarang mau dipaksa kepada aksi. Karenanja ia mentjoba menolak panggilan itu karena rasa takutnja (1,4-6), seperti Musa dahulu. Sepandjang seluruh umur hidupnja tugas itu merupakan beban terberat jang dipikul pada pundaknja. Namun demikian ia tampil kedepan umum. Mula-mula kiranja hanja kadang-kadang sadjalah ia pergi ke Jerusjalem untuk menjerukan kabarnja. Sabda Jahwe itu ialah suatu teguran pedas atas kemerosotan agama dan tatasusila dan suatu seruan hangat untuk bertobat (bdk. 2,1-37; 3,1- 5.19-23;4,1-4.14-22;5,1-13.20-31;6,9-21). Jeremia mengantjamkn kepada para pemimpin serta rakjat hukuman Jahwe jang berupa penjerbuan "musuh dari sebelah utara". Siapa musuh itu belum djuga diketahui nabi sendiri dan nubuat-nubuatnja masih agak kabur (bdk. 1,13-15;4,5-13.27-31.27;5,15-17;6,1-8.22-26). Tetapi dimasa itu Jeremia sendiri hampir-hampir tidak dapat pertjaja, bahwa keadaan sungguh-sungguh demikian buruknja, sehingga hukumannja tak terelakan lagi (bdk. 3,21-23;4,1-4). Antjaman Jeremia dikuatkan oleh bentjana alam jang kiranja dimasa itu terdjadi, jaitu kekeringan hebat jang berbarengan dengan patjeklik (bdk. 14,2-6).
Dalam th. 622 terdjadi sesuatu jang memberi hati kepada Jeremia. Dalam Bait Allah jang tengah diperbaiki atas perintah Josjijahu diketemukanlah suatu kitab jang berisikan antjaman ilahi (bdk.II Rdj.22), jang amat mengesankan radja jang saleh itu. Terdukung oleh kitab itu dan golongan agama, maka Josjijahu menghematkan tindakan-tindakannja untuk memulihkan agama Jahwe jang murni dan sedjati. Seluruh negeri Juda disapu bersih dari segala rupa kekafiran dan sinkretisme keigamaan (bdk.II Rdj. 22-23). Waktu itu Jeremia kiranja tidak ada di Jerusjalem dan tidak langsung turun tangan. Tetapi pastilah sudah ia mendukung radja dan usahanja itu dengan sebulat hati. Mungkin sekali 11,1-14 menjindir pembaharuan agama oleh Josjijahu itu. Namun demikian orang mendapat kesan, bahwa dimasa itu Jeremia tidak amat aktip, melainkan mengundurkan diri. Adakah ia berpendapat, bahwa tugasnja sudah selesai oleh karena umat Jahwe sudah bertobat dan dengan demikian meluputkan diri dari hukuman jang mengantjam?
Tindakan-tindakan Josjijahu diberi angin oleh keadaan politik internasional jang mengalami perubahan radikal. Kekuasaan Asyriah mulai menghilang. Fare'o Prametiko I (663-609) berhasil mengusir tentara Asyriah dari Mesir diwaktu pemerintahan Asurbanipal (650). Sesudahnja kesulitan-kesulitan Asyriah bertambah banjak dan besar. Disebelah utara keradjaan Media berkembang mendjadi antjaman bagi Ninive. Setelah Asurbanipal meninggal (626) Nabopolasar (Nabu-apla-usur) mengangkat dirinja mendjadi radja di Babel lepas dari kekuasan Asyriah. Pengganti Asurbanipal, jakni Asur-etil-ilani (625-621) tidak mampu menghadapi semua musuh sekaligus; Media disebelah utara, Babel disebelah selatan, penjerbuan dari suku-suku bangsa Skutos jang membandjiri wilajahnja, dan dikedjauhan Mesir. Penjerbuan orang-orang Skutos jang ganas mungkin menginspirasi Jeremia dalam melukiskan serangan dari "musuh dari sebelah utara" (4-5). Karena keadaan tsb. keradjaan Juda praktis mendjadi merdeka kembali dan radja Josjijahu malah meluaskan wilajahnja dengan menduduki daerah-daerah bekas keradjaan Israil. Sekedar th. 620 ia ada di Betel sebagai orang jang berkuasa disitu (II Rjd. 23,15-19). Kedjadian itu membesarkan hati nabi Jeremia, jang kiranja pada kesempatan itulah merumuskan harapannja akan pertobatan dan pemulihan rakjat dan negeri Israil (30,1-31,22;3,2-13).
Akan tetapi keadaan bagus serta harapan jang berdasarkan padanja itu hanja sebentar sadja berlangsung. Dengan tjepatnja keradjaan Aryriah roboh sama sekali. Radja Nabopolasar dari Babel (625-605) tidak berhenti merongrong kekuasaan Asyriah jang lemah dibawah pemerintahan Sin-sja-isjkun I (620-612). Dalam th. 616 ia menjerbu dan merebut sebuah kota. Sementara itu Mesir mulai takut-takut akan kekuasaan jang baru itu dan lebih suka raksasa Asyriah jang lemah teus berdiri tegak. Maka dari itu musuh-musuh kawakan itu mendjadi sahabat dan Fare'o Psametiko I bersekutu dengan Ninive lawan Babel. Ia mengirim balabantuannja. Namun demikian Asyriah-Mesir tidak berhasil mengusir Nabopolasar lagi. Dalam th. 614 orang-orang Media turun tangan dan memihak kepada Babel. Mereka menggempur dan merebut kota Asjur, lalu bergabung dengan tentara Babel untuk bersama-sama merebut Ninive serta seluruh keradjaannja. Dalam th. 612 Ninive diruntuhkan mereka. Djatuhnja musuh itu menimbulkan kegembiraan besar di Juda, sebagaimana jang dinjatakan nubuat nabi Nahum. Sisa tentara Asyriah jang dipimpin Asjur-u-balit (611-606) sebagai pengganti Sir-sjar-isjkun jang gugur, melarikan diri ke Haran. Tetapi ia dikedjar dan Haran direbut (609). Fare'o Nekao dari Mesir (609-593) masih mentjoba menolong, tetapi terlambat. Pertolongan jang gagal itu meruntuhkan Juda. Josjijahu sama sekali tidak suka musuh kawakannja, Asyriah, terus berdiri tegak berkat dukungan dari Mesir. Mungkin pulalah ia ada firasat, bahwa Babel akan berkuasa, sehingga lebih baik mulai sekarang sadja ia bersahabat dengannja. Bagaimanapun djua dengan tentara ketjilnja ia berani menghadapi angkatan perang Mesir jang melewati negerinja. Tetapi sebagaimana dapat difirasatkan, ia dihantjurkan balatentara Mesir di Megido (609) dan tjelaka jang terbesar ialah tewasnja radja jang saleh itu (II Twr. 35,20-25; II Rdj. 23,29-30). Gugurnja Josjijahu sebentar disindir oleh Jeremia (22,10). Fare'o tidak mendapat kesempatan untuk sekarang ini memetik hasil kemenangan, melainkan bergegas-gegas melandjutkan perlawatannja ke Haran. Rakjat Juda lalu melantik putera kedua Josjijahu, jakni Sjalum, mendjadi radja. Sjalum merobah namanja mendjadi Joahaz. Tetapi beberapa bulan berselang Nekao kembali dari perlawatannja jang gagal dan kini turun tangan. Ia menurunkan Joahaz serta membuangnja ke Mesir (bdk. 22,10-11), lalu mengangkat putera sulung Josjijahu, jaitu Eljakim, dan merobah namanja mendjadi Jojakim (II Rdj.23,33- 34).
Dengan radja baru itu runtuhlah segala sesuatu jang dengan susah-pajah direbut Josjijahu dibidang agama. Pembaharuan agama itu dipaksakan oleh pemerintah serta politisnja,sehingga tidak dimana-mana berakar dalam. Selain dari pada itu ibadah kenegaraan memang mudah merosot mendjadi formalisme belada. Mungkin nabi Jeremia, jang amat menekan batiniah, sudah lama menjaksikan dan menjesalkan perkembangan jang berbahaja itu (bdk.6,20;7,21-28). Tetapi sudah barang tentu jang tersembunji itu muntjul kepermukaan setelah Josjijahu mangkat. Formalisme agamaiah bersimaharadjalela dan ibadah kafir kembali subur berkembang dengan persetudjuan dan dukungan istana. Sekarang Jeremia tidak boleh dan tidak dapat berdiam diri. Maka dari itu ia tampil kedepan dan mulai membawakan nubuat- nubuatnja di Jerusjalem dan dalam Bait Allah sendiri untuk mengetjam keburukan jang baru itu (bdk. 7,1-15;26;11,9-14).
Dengan radja Jojakim (609-598) mulailah tahapan baru dan paling pedih dalam kehidupan nabi Jeremia. Ia mati-matian berdjuang untuk membendung arus kekafiran, tetapi pertjuma sadja, dan ia terbentur terutama kepada ketegaran hati danskeptisisme radja serta para pemimpin. Jojakim, jang memang mendjadi taklukan Fare'o denga membajar upeti besar-besaran (II Rdj. 23,33.35), adalah seorang sinikus jang dalam keradjaan kerdilnja berlagak radja besar dan mewah, sebagai diktator mutlak. Rasa keigamaannja, sekiranja masih ada, amat dangkal (bdk.22,1-5.13-17). Baru sadja Jeremia tampil kedepan lagi, maka sudah berbentrok dengan pegawai-pegawai negeri. Alasannja ialah nubuat kedjam jang dibawahnja dalam Bait Allah (7,1-5). Jeremia ditangkap oleh para imam dan nabi (palsu) dan mau dibunuh. Njaris sadja ia terluput berkat turun tangan pegawai- pegawai istana jang kiranja dari djaman Josjijahu (26,1-19.24). Radja Jojakim pasti tidak berkeberatan, djika pengganggu itu dilenyapkan sadja (bdk.26,20-23). Mungin dimasa itulah Jeremia berbentrokkan dengan kaum kerabatnja di 'Anatot, jang kurang senang dengan seorang nabi jang serupa itu dari kalangan mereka (11,18-22). Kesemuanja itu mengedjutkan Jeremia jang lemah-lembut dan suka damai serta tidak dapat mengerti sikap lawan-lawannja (bdk.12,1-6;11,19). Tetapi perlawanan selandjutnja tidak berkurang, melainkan meningkat sadja. Sahabat- sahabatnja diistana tidak mampu lagi melindunginja. Sekali lagi ia ditangkap dalam Bait Allah, dipukuli dan satu malam lamanja ditahan dalam pasungan (19,1- 20,6). Berulang-ulang kitabnja berbitjara tentang tipu-muslihat, antjaman, bentji dan tjatji-maki dari pihak lawan-lawan nabi (15,15;17,15;18,18;20,7-10). Ia malah dilarang masuk Bait Allah (36,5). Dengan djiwa-raga Jeremia harus menderita demi untuk tugasnja.Ia tinggal sendirian sadja, terkutjil dari pergaulan dan sampai mendjadi ragu-ragu akan Allahnja. Hatinja hantjur-lebur tertekan oleh beban tugas kenabiannja. Dalam keadaan itu keluarlah dari mulut nabi jang begitu tjinta kepada bangsanja doa berapi-api jang mengutuk segala lawannja (11,10;12,3;15,15;17,18;18.21-23); seperti Ijob ia melaknati hari kelahirannja (20,14-16;15,20). Tetapi Ijob adalah tjiptaan seni sastera, sedangkan Jeremia orang berdarah-daging. Ia sampai menuduh Allah sendiri sebagai pembudjuk dan penipu (15,18;20,7). Tentu sadja tiap-tipa kali ia achirnja tunduk djuga (15,16;17,17;20,9.11), tetapi tidak tanpa susah-pajah dan tidak pula tanpa rebah didjalan (15,19-20). Diri Jeremia sungguh harus bergumul denganAllahnja serta tugas kenabiannja dan Allahpun harus bergulat dengan nabiNja. Beban jang dipikulkan kepadanja kadang-kadang tak tertanggung lagi (20,9), dan Jeremia digodai untuk melarikan diri (9,1).
Dalam pada itu kedjadian-kedjadian politik makin lama makin njata membenarkan antjaman nabi. Hukuman Jahwe mendekat. "Musuh dari sebelah utara," jang sudah lama dinubuatkan Jeremia, mendapat wudjud jang njata dalam diri Nebukadnezar. Sebagai panglima tentara ajahnja, Nebopolasar, ia telah menghantjurkan angkatan perang Mesir di Karkemisj, ditepi sungai Efrata, dalam th. 605 (bdk. 46,2). Sungguhnja disamping Jr. 46,2 tidak ada berita satupun tentang pertempuran itu. Karenanja ada beberapa ahli jang berpendapat, bahwa pertempuran jang sedemikian itu tak pernah terdjadi dan Jeremiapun tidak menjinggung pertempuran itu. Akan tetapi kebanjakan ahli terus mempertahankan pertempuran jang memutuskan itu. Dengan pertempuran itu kekuasaan Mesir setjara definitif disingkirkan dan sisa terachir dari keradjaan Asriah terhapus sudah. Kekuasaan dan hak Mesir atas Syriah dan Palestina pindah tangan, jakni keradjaan Babel, Nebukadnezar jang sementara itu mengganti ajahnja (604-562). Tetapi untuk sementara waktu hak itu nominal sadja, sebab tidak dapat dipakai Nebukadnezar; ia terdahulu harus membereskan perkara penggantian di Babel. Karenanja penggeseran kekuasaan tidak amat dirasakan di Palestina, bahkan JOjakim merasa lega karena lenjapnja Mesir dari negerinja. Tetapi Jeremia tidak ikut serta dalam perasaan itu. Ia jakin, bahwa Nebukadnezar dipilih Jahwe untuk menimpakan hukumannja atas umatNja dan menguasai semua bangsa (25,1-14.15-29). Nabipun berusaha mejakinkan radja dan rakjat (13,1-11.20-27;16,1-13.16-18;17,1-4), tetapi sia-sia sadja. Untuk menguatkan desakannja nabi menjuruh tulis nubuat-nubuat jang telah dibawakannja dan banjakan dalam Bait Allah didepan rakjat. Oleh karena ia sendiri tidak boleh lagi masuk Bait Allah, tugas itu diserahkannja kepada penulisnja jang setiawan jakni,Baruch. Kemudian dibatjakan pula didepan radja Jojakim. Tetapi radja tidak takut-takut sedikitpun dan dengan maksud menghina menjuruh bakar sadja. Lalu nubuat-nubuat itu dituliskan kembali seraja ditambahkan padanja antjaman- antjaman jang baru (bdk.36). Radja dan rakjat kiranja merasa diri tjukup aman, oleh karena Nebukadnezar tidak bertindak, dan mereka pertjaja pada bangsa-bangsa tetangga. Untuk menggotjangkan kepertjajaan itu Jeremia menubuatkan kebinasaan bangsa-bangsa itu oleh Nebukadnezar (47;48;49,1-6.7-22.28-33). Baru sekitar th. 601 Nebukadnezar menuntut dari bangsa-bangsa di Pelestina dan Syriah suatu tanda penaklukan dan terpaksa Jojakim ikut menaklukkan di ri (II Rdj. 25,1;bdk.II Twr. 36,6). Tetapi tiga tahun kemudian ia memberikan diri untuk berontak, sekitar th. 598. Sementara waktu Nebukatnezar puas dengan menjuruh beberapa gerombolan dari bangsa-bangsa tetangga merampoki Juda (II Rdj. 24,2), tetapi tindakan itu memang tidak sampai sungguh-sungguh menundjukkan Jojakim, meskipun negerinja mendapat kerugian (bdk. 12,7-17).Jojakim kiranja berbesar hati, karena hasil pemberontakannja (bdk. 13,12-17;21,13-14). Tetapi dalam th. 598 itu djua Nebukadnezar sendiri turun tangan hendak membereskan perkaranja diperbatasan barat keradjaannja. Sudah barang tentu kerdjaan kerdil Juda tidaklah mampu menentang angkatanperang Nebukadnezar jang unggul itu (bdk. 13,20-27) Sementara balatara Babel mendekati Jerusjalem mangkatlah Jojakim dan puteranja Jojakin mendjadi radja (598). Ia mengerti, bahwa tidak ada gunanja mentjoba mempertahankan diri terhadap Nebukadnezar. Maka dari itu ia menjerahkan Jerusjalem kepada radja Babel. Jojakin, Ibu Surja dan para pemuka, diantaranja kiranja nabi Jeheskiel, diangkut ke Babel, th. 598 (II Rdj. 24,10- 17;bdk.Jr.13,18-19,22,20-23.24-30). Sementara tentara itu masih mengepung kota, Jeremia terus membawakan antjamannja dan marga Rekab, jang mengungsi ke Jerusjalem dihadapan lasjkar Babel, ditundjukkan sebagai teladan kesetiaan, jang pertjuma ditjari pada umat Jahwe (35,1-19). Perebutan Jerusjalem dan pembuangan sebagai rakjatnja sepenuh-penuhnja membenarkan nubuat-nubuat Jeremia, namun nabi jang tjinta akan bangsanja tidak senang hati karenanja, melainkan sedih hati (bdk.8,13-25).
Nebukadnezar menempatkan diatas tachta di Jerusjalem (37,1) seorang jang dianggapnja taklukan setiawan jakni, Sedekia, putera Josjijahu jang dahulu disingkirkan (598-587). Dalam pemerintahan radja itulah drama umat Jahwe akan berakhir dan nabi Jeremia mendjalani tahapan penghabisan hidup dan pekerdjaannja, jang rupa-rupanja gagal pula. Memang radja Sedekia bukan seorang adikara dan sinis seperti Jojakim. Ia sekali-kali tidak bentji kepada nabi Jeremia dan ia sendiri malah tjondong mendengarkan perkataannja (bdk. 37,3.17;38,8-10.14). Tetapi Sedekia bukan orang kuat, sebagaimana jang dibutuhkan masa jang genting itu. Ia mendjadi permainan golongan pemuka di Jerusjalem, jang suka melepaskan diri dari Babel dengan bantuan Mesir. Dari peristiwa th. 598 orang-orang itu tidak mengambil peladjaran sedikitpun. Sebaliknjalah! Oleh karena mereka tidak diangkut ke Babel, maka mereka menganggap dirinja sebagai orang pilihan Jahwe, jang boleh pertjaja pada pertolonganNja jang adjaib. Selain itu mereka didukung oleh segerombolan nabi- nabi gadungan jang malah bekerdja diantara kaum buangan di Babel djuga (28,8- 9.15.21-32;29,1-17). Tetapi Jeremia mempunjai anggapan jang berlainan sekali. Djustru kaum buanganlah orang pilihan, jang akan mendjadi permulaan umat Jahwe jang baru, pada hal jang tertinggal di Juda dan Jerusjalem akan mengalami hukuman Allah sampai penghabisan (29,1-8). Jeremia menulis seputjuk surat kepada kaum buangan di Babel hendak menghibur mereka danmemberikan nasehat-nasehat jang amat praktis dan riil (29,1-14). Pendapat jang sama siwaktu itupun disiarkan diatara kaum buangan di Babel oleh nabi Jeheskiel. Dengan tegas Jeremia menentang nabi-nabi palsu jang terus menelah keselamatan dan pembebasan dari Babel (23,9-32;27,16-22;28,1-17). Para pemuka jang menghasut Sedekia untuk mendurhakai radja Babel digugatnja pula (23,1-6). Jeremia hebat-hebat menentang usaha sedemikian bukannja oleh karena suka akan Babel-jang keruntuhannja dinubuatkannja (bdk.51,59-64)-,melainkan oleh sebab Babel adalah alat ditangan jahwe, meski kekuasaannja berbatas sekalipun (27,7;29,10). Karenanja Sedekia, Juda dan bangsa-bangsa lain harus menaklukkan diri (27,1-15). Orang-orang jang merentjanakan atau mengusahakan pemberontakan itu bukanlah seluruh rakjat, melainkan golongan tertentu sadja. Sedekianpun mula-mula menjatakan diri taklukan jang setia (bdk. 29,3) dan menurut teks Hibrani ia sendiripun pernah pergi ke Babel (51,59).
Tetapi achirnja Sedekia terbudjuk djuga dan dalam th. 589 mendurhaka. Suasana politik internasional rupa-rupanja menguntungkan. Di Mesir radja baru naik tachta, jakni Fare'o Hofra (588-566) dan ia bermaksud memulihkan kewibawaan Mesir di Paestina dan Syriah. Hofra mengirim armadanja ke Tyrus dan menduduki daerah-daerah dipantai, djuga sebagai pangkalan bagi gerakan sekandjutnja. Negara-negara ketjil di Palestina mengingat suatu persekutuan jang padat bertumpu pada kekuatan militer Mesir. Di Jerusjalem meledaklah pemberontakan. Nabukadnezar jang tahu baik-baik siapa dalangnja tidak menunda waktu, melainkan segera membalas. Balatentaranja madju perang, memasuki wilajah Palestina jang seluruhnja diduduki, ketjuali Lakisj, Azeka dan Jerusjalem (34,7). Markasbesarnja dipasang di Ribla (52-9). Jerusjalem dikepung (588). Jeremia mengadjak radja Sedekia untuk menaklukkan diri dan demikian menjelamatkan hidupnja. Jerusjalem tidak dapat terluput lagi (34,1-6). Tetapi para pemimpin tidak mau mendengarkan nasehat maupun antjaman. Radja sendiri rupa-rupanja sedikit ragu-ragu. Diam-diam ia mengutus pesuruh kepada nabi; tetapi dia itu mengulang sadja apa jang telah dikatakannja, meski dengan lebih tegas sekalipun. Rakjat diadjaknja untuk berbelot dan dengan demikian menjelamatkan njawa (21,1- 10). Partai jang gila perang menafsirkan sikap Jeremia itu sebagai pengchianatan belaka. Orang-orang itu masih djuga menaruh harapannja pada bantuan dari pihak Mesir. Untuk menguatkan pasukan pembela kota, para pemuka memerdekakan budak- budak Hibrani (34,8-11) dan itupun dapat didasarkan pada Taurat Musa. Tetapi kiranja bukan itulah jang mendorong mereka, seperti terbukti setelah bahaja rupa-rupanja mereda. Sebab Hofra sungguh mengirim balabantuan untuk melepaskan Jerusjsalem, jang sudah satu tahun lamanja dikepung. Terpaksa Nebukadnezar lalu menghentikan pengepungan itu untuk menghadapi Fare'o (37,5.11). Penduduk Jerusjalem bersorak-gembira. Mereka mengira terulanglah apa jang terdjadi dimasa Hizkia dan nabi Jesaja dengan tentara Sanherib (bdk.II Rdj. 19,35-36). Dalam pada itu mereka membatalkan pembebasan para budak, jang lalu diambilnja kembali. Dengan pesadnja mereka ditegur Jeremia (35,12-22). Nabi itu tidak dapat memainkan peranan gemilang Jesaja dengan menubuatkan kalahnja musuh. Sebaliknja! Ia harus mengatakan, bahwa tentara Babel akan segera kembali dan merebut sertamembinasakan kota sutji Jahwe (34,22), sama seperti jangdikatakan nabi. Jeheskiel di Babel. Sedekia tanggung-tanggung dan sekali lagi mentjari nasehat Jeremia. Tetapi nabi mengulang nasihat itu-itu djuga (37,1-9) Sekali peristiwa nabi mau keluar kota untuk mengurus perkara warisan di Anatot. Tetapi ia ditahan oleh pengawal pintugerbang dan atas tuduhan bahwa ia mau membelot kepada musuh, ia dipukuli dan didjebloskan kedalam pendjara darurat. Disitu ia diperlakukan dengan sangat keras. Radja tetap ragu-ragu dan sekali lagi minta keterangan dari Jeremia. Nabi tidak dapat tidak mempertahankan pendapatnja jang dahulu. Tetapi kesempatan itu dipergunakannjauntuk dengan hangat dan rendah hati bermohon kepada radja, supaja tahanan di hentikan atau setidak-tidaknja diringankan. Radja tidak memarahi nabi karena nasehatnja dan mengabulkan permohonannja itu, sehingga selandjutnja nabi ditahan ditempat lain dandiberi seada-adanja (37,11- 21). Tetapi radja melarang Jeremia berbitjara dengan siapapun djuga tentang pembitjaraan rahasia itu. Sedemikian besarnja ketakutan radja kepada para pemuka (38,24-28). Dalam tahanan baru itu Jeremia tidak berhenti menegaskan, bahwa tentara Babel akan kembali dan mengadjak rakjat dan lasjkar untuk membelot (21,8-10). Dan sesungguhnja, beberapa bulan sesudahnja balatentara Babel kembali muntjul didepan tembok Jerusjalem, setelah tentara Mesir entah mundur sendiri entah dikalahkan. Sekarang segenap harapan lenjaplah sudah. Jeremialah jang njata benar. Anehnja ialah: djustru dalam keadaan itulah nabi mendjadikan keselamatan dimasa depan-sekiranja nubuat-nubuat itu boleh ditanggalkan dikala itu; kepastian tidak ada; mungkin harus ditanggalkan sesudah keruntuhanJerusjalem. Pada suatu hari nabi dikundjungi dalam tahanan oleh seorang saudara sepupunja dari ' Anatot, jang menawarkan sebidang ladang kepadanja. Atas perintah Allah ia membelinja djuga. Nabi sendiri tidak sampai mengerti tindakan jang ada maknanja dalam keadaan jang njata itu. Tetapi djual- beli itu merupakan lambang keselamatan kelak. beberapa nubuat keselamatan lain lagi dibawakan Jeremia (33,1-13) mungkin: 31,23-40;5,18-19), jang kiranja djuga tidak dimengerti nabi. Tetapi nubuat-nubuat itu mengenai hanja masa depan sadja. Untuk masa kini Jeremia menelan kebinasan Jerusjalem dan pembuangan penduduknja, sambil terus mengadjak orang untuk melarikan diri. Sikap defaitistis itu memang mendjengkelkan kaum militer, jang sungguhpun mengerti, bahwa harapan tidak ada lagi, namun mata gelap sama sekali. Jeremia dilemparkan kedalam perigi jang berlumpur, supaja mati lemas disitu. Tetapi ia diselamatkan oleh seorang pegawai istana jang bukan Jahudi dengan diketahui dan disetudjui radja Sedekia (38,1- 13;39,15-18). Sekali lagi radja menanjai nabi dan mendapat djawaban jang sama (38,14-23). Radja tidak sampai menuruti Jeremia untuk menjelamatkan hidup. Pada hari Jerusjalem dimasuki tentara Babel ia masih mentjoba meloloskan diri, tetapi tertangkap dan dibawa ke Nebukadnezar di Ribla. Disitu keluarganja digorok dihadapan matanja, lalu ia ditjungkil matanja dan diangkut ke Babel (II Rdj. 25,3-7;Jr.39,1-8).
Dengan demikian berachirlah sedjarah Juda dan Jerusjalem. Satu bulan lamanja laskar Nebukadnezar sesuka hati mengganas, merampok dan memperkosa. Tetapi Jeremia dilepaskan dari tahanannja oleh orang Babel jang tahu akan sikap jang diambil nabi selama pengepungan, bersama denganorang tahanan politik lainnja (39,11-14). Dengan segala hormat ia diperlakukan. Satu bulan sesudahnja Jerusjalem setjara sistematis dibakar habis, sedangkan lapisan-atas masjarakat ditawan serta dikumpulkan di Ribla untuk digiring ke Babel. Adapun Jeremia jang telah dilepaskan itu ikut tertangkap pula dalam huru-hara (40,1). Tetapi tatkala diketahui panglima Babel segera dibebaskan lagi dan ditawarkan kepadanja untuk sebagai orang terhormat ikut serta ke babel atau tinggal di Palestina sadja. Jang terachir ini dipilih Jeremia, lalu menggabungkan diri denganGodaljahu, orang Jahudi jang diangkat mendjadi gubernur didaerah jang baru direbut (49,1- 6). Dengan demikian terbuktilah sudah, bahwa Jeremia bukan pengchianat atau pembelot jang mentjari keuntungan sendiri sadja. Sikapnja dahulu didjiwai hanja oleh tjinta kepada bangsanja serta pahamnja akan kepentingan-kepentingan jang sebebarnja.
Tetapi belum djuga selesai djalan salib Jeremia. Beberapa minggu sesudahnja sahabatnja Godaljahu mati terbunuh setjara kotor dan begis oleh seorang fanatikus jang didalangi oleh radja 'Amon (41,1-10). Si pembunuh dapat meloloskan diri (41,11-15)dan pemimpin2 Jahudi jang takut2 akan tindakan balasan dari pihak Babel mau melarikan diri ke Mesir (41,16-18). Jeremia dan penulisnja Baruch dibawa lari djuga, meskipun nabi mengadjak mereka atas firman Tuhan untuk tinggal tanpa kuatir (42,1-34,3). Jeremia malah dituduh sebagai penipu jang diasut Baruch (43,2-3). Di Mesirpun kurnia kenabian Jeremia belum padam djuga. Kaum pelari di Mesir tidak beladjar apa2, sehingga mereka memudja dewa2 kafir lagi, oleh sebab terbuktilah kiranja, bahwa dewata itu lebih kuat dari pada Jahwe. Maka dari itu sekali lagi, sekitar th. 585, pada achir hidupnja, Jeremia masih djuga harus mengantjamkan hukuman Jahwe (44). Dan pelaksana hukuman itu ialah radja Nebukadnezar, jang akan merebut Mesir (44,30;43,8-13). Berita lain tentang Jeremia dan wafatnja tidak ada. Kiranja ia meninggal dinegeri asing, tempat dewata dipudja, dan dikuburkan disitu.
Tragis betul riwajat hidup tokoh jang besar itu. Tidaklah tanpa alasan ia dianggap pralambang djitu Jesus jang bersengsara, meski doa jang bernafaskan balas dendam tidak dapat dibanjangkan dalam mulut Jesus. Pada penghabisan hidupnja Jeremia masih harus menentang kekafiran jang diperanginja pada awal mula. Kehidupannja rupa2nja gagal sama sekali. Namun demikian sampai dengan hari ini nabi dari 'Anatot itu msih mempengaruhi pikiran djutaan orang serta mengharukan hatinja. "Kalau bidji gandum tidak djatuh kedalam tanah dan mati, ia tinggal sendiri, tetapi kalau ia mati, ia akan menghasilkan buah banjak".
Adapun kitab Jeremia sebagaimana sekarang ada tjukup susunannja apabila dilihat dengan sepintas lalu sadja. Pasal 1-39 mengutarakan nubuat2 dan peristiwa2 jang terdjadi sebelum Jerusjalem direbut, dengankata pendahuluannja dalam 1,1-3. Pasal 40-45 mentjeritakan apa jang terdjadi sesudahnja dan djudulnja ialah 40,1. Dibawah ini akan didjelaskan, bahwa pasal 46-51 harus digandingkan dengan pasal 25. Pasal terachir, 52, njata suatu tambahan.
Seluruh kita boleh dibagi atas empat bagian besar dengan kata pendahuluan dan kata penutup, jaitu sbb:
Pendahuluan (1,1-19) mentjeritakan panggilan nabi Jeremia, jang tentu sadja pada tempatnja sebagai pembukaan kitab.
Bagian pertama (2,1-25,14) memuat nubuat2 mengenai hukuman jang akan ditimpakan pada Juda dan Jerusjalem. Terketjuali hanja 3,12-18;23,4-6, jang merupakan nubuat keselamatan bagi kerdjaan Israil dan wangsa Dawud. Umumnja nubuat2 tsb. tersusun urutannja dalam waktu. Pasal (1) 2 sampai denganpasal 6 merangkum djaman radja Josjijahu, pasal 7-20 mengenai masa radja Jojakim dan pasal 21-24 membitjarakan djaman sesudahnja, jakni pemerintahan Sedekia. 25,1-14 merupakan suatu ringksan bagian pertama itu.
Bagian kedua, jakni sedjumlah nubuat tentang bangsa2 kafir, dalam naskah Hibrani jang sekarang ada terpetjah dan terpisah, jakni 25,15-38 dan 46-51. Tetapi dalam terdjemahan Junani (Septuaginta) masih ada pada tempatnja (25,15-31). Dalam bagian ini terkumpul nubuat mengenai Mesir (46), Felesjet (47), Moab (48),'Amon (49,1-6), Edom (49,7-22), Damsjek (49,23-27), Kedar (49,28-33),'Elam(49,34-39) dan Babel (50-51).
Bagian ketiga menjandjikan sedjumlah nubuat tentang keselamatan, pemulihan dan kebahagiaan dimasa depan (26-35): Bagi kaum buangan dari keradjaan Juda (27-29), kaum buangan dari Israil (30-31) dan negeri Palestina (32-33). Pasal 34,1-7 merupakan nubuat bersjarat mengenai keselamatan radja Sedekia dan pasal 35 memuat nubuat guna kaum Rekap.
Susunan ketiga bagian tsb. mirip pembagian kitab Jesaja da kitab Jeheskiel. Kemiripan itu tentu sadja tidak kebetulan, melainkan disengadja dibuat demikian. Naskah Hibrani kemudian mentjampur-baurkan urutan tsb.,kiranja buat menghina kaum kafir ditaruh paling belakang.
Bagian keempat (36-45), jang merupakan kechasan kitab Jeremia, mendjadikan pelbagai tjerita tentang hal-ikwal, derita dan sengsara nabi didjalam radja Jojakim (36), dimana pengepungan Jerusjalem (37-39) dan didjalam setelah kota direbut tentara Babel (40-43) dan di Mesir (44). Pasal 45 memuat djandji bagi Baruch, sekretaris Jeremia.
Pasal 52 jang diambil dari kitab Radja2 adalah kata penutup jang mentjeritakan pembinasaan Jerusjalem, pembuangan dan pengampunan radja Jojakim oleh radja Babel.
Tetapi susunan jang bagus itu hilang, apabila kitab Jeremia dibatja dengan seksama. Lalu orang mendapat kesan adanja kekatjua-balauan jang bahkan untuk kitab seorang nabi luar biasa besarnja. Untuk mejakinkan diri tjukuplah orang sebentar memperhatikan urutan tanggal2 jang agak banjak tertjatat dalam kitab ini (1,2=th.626;3;6=th.l.k.620;7,1=th.608;12,12=th.588/587;24,1=th.598;25,1=th.605;2 6,1=th.608;27,1=th.598;28,1=th.598;32,1=th.588;33,1-th.588;34,1=th.588/587;35,1- th.602;36,1.9=th.605;37,1.5=th.588/587;39,1.2=th.587;40,1=th.587;44,1=th.595). Dengan demikian ternjatalah kitab Jeremia tidak tersusun menurut urutan peristiwa2 dalam waktu, melainkan menurut asas lain jang tidak djelas. Maka dari itu segera timbillah masalah ini: Bagaimana gerangan kitab Jeremia terdjadi? Sudah barang tentu kitab in tidak tertulis sekali djadi dalam bentuknja jang sekarang, melainkan ber-angsur2 se-olah tumbuh dan berkembang.
Berkenaan dengan djadinja kitab Jeremia diketemukan petundjuk dan keterangan jang amat berharga dalam pasal 36. Ditjeritakan oleh salah seorang, kiranja penulis Jeremia Baruch, bahwa dalam t. 605-604 Jeremia sendiri menjuruh Baruch menuliskan nubuat2 pengantjam jang telah dibawakan oleh nabi sedjak tampilnja (th.626). Setelah gulungan pertama itu dibakar radja Jojakim, isinja dituliskan kembali dan kemudian ditambahkan nubuat2 lain jang serupa (36,2-4.32). Djadi disini orang menemukan permulaan kitab Jeremia, karangan nabi sendiri. Djika orang lalu memeriksa kitan Jeremia bagian2 manakah tjotjok dengan tjatatan2 pasal 36, jakni nubuat2 pengantjam jang dibawakan nabi sebelum th.605-604, maka orang menemukan bagian2 berikut jang boleh dimasukkan kedalam kumpulan nubuat jang pertama itu (salah satu bagian memang selalu dapat disangsikan): 1,3- 3,13;3,19-,17;5,19-6,30 ;8,4-9.13-17;9,1-7;13,1-11.20-22.25-27;14,1- 15,3;23,9-12;25,15-38;46,1-12;46,29-49,33. Kata pendahuluan gulungan pertama itu sekarang kiranja terdapat dalam 25,1-13b. Ternjatalah kesatuan aseli sekarang ter-petjah2. Dalam gulungan jangkedua (36,32) ditambahkan antjaman jangserupa, jaitu sesudah 605-604. Dan tambahan2 itu kiranja terdapat dalam 10,17-22;12,7- 14;13,12-18;15,5-9;16,16-18;18,1-12;24;27;46,13-26;49,34-39. Djadi dengan demikian terdjadilah kumpulan nubuat2 Jeremia jang pertama. Dan kumpulan itu aselinja ternjata sautu kitab tersendiri jang kemudian dipakai untuk menjusun kitab Jeremia.
Dalam 30,2 tertjatat, bahwa Jeremia sekali lagi menuliskan sesuatu, jaitu semua perkataan jang telah disabdakan Jahwe kepadanja. Kitab itu kiranja merangkum pasal 30-31. (Beberapa ajat mungkin kemudian ditambahkan). Sukarlah dipastikan kapan Jeremia menuliskan kitab ketjil itu, tetapi kiranja sekitar th. 620. Oleh karena pasal2 itu memuat djandji keselamatan, nistjaja tidak termasuk gulungan pertama atau kedua, melainkan tetap tinggal sebagai kitab tersendiri.
Disamping itu orang menemukan dalam kitab Jeremia pelbagai kisah mengenai nabi sendiri jang njata dikarang orang lain. Boleh diterima, bahwa tjerita2 tsb. berasal dari sahabat Jeremia, Baruch. Sekarang berita itu tersebar dalam seluruh kitab (19,1-20,6;26;27;28;34,1-7;36;37,1-38,28;38,28-40,6;40,6;40,7- 43,12;44;45;51,59-64). Tetapi aselinja kisah2 itu suatu karja tersendiri, suatu "riwayat hidup" karangan Baruch, jang dibuatnja setelah dia dan Jeremia dibawah ke Mesir (sekitar th.585).
Lagi pula dalam kutab Jeremia terdapatlah bagian2, tempat nabi sendiri angkat bitjara kepada Allah (11,18-12,6;15,10-21;17,14-18;18,18-23;20,7-18). Sudah barag tentu doa jang teramat pribadi itu tidak tertudju kepada orang banjak. Hanja kepada seorang sahabat jang amat karib sadja pengalaman pribadi itu dapat ditjeritakan Jeremia. Sahabat itu kiranja Baruch. Setelah nabi wafat bagian2 itu diselipkan oleh Baruch kedalam kumpulan nubuat2 Jeremia jang telah disusunnja (gulungan kedua tsb). Termasuklah kedalam bagian2 ini pula tjerita2Jeremia sendiri tentang apa jang diperbuatnja sendiri sadja (13,1-11;16,1-9;17,19-27).
Achirnja orang dapat menjendirikan suatu kumpulan nubuat2 dalam 21,11-23,8(21,11 merupakan djudul) dan 23,29-40 (djuga ada djudul tersendiri), jang memuat antjaman kepada wangsa keradjaan dannabi2 gadungan. Tetapi mungkin sekali bagian2 inipun sudah ditambahkan Baruch pada gulungannja.
Maka dari itu boleh diterima, bahwa aselinja ada dua karja tersendiri, jaitu suatu kumpulan nubuat2 serta perkataan Jeremia dan sedjumlah tjerita tentang dia. Karya pertama sendiri ber-angsur2 terdjadi dengan bertolak dari gulungan jang ditulis Baruch atas perintah Jeremia sendiri. Karya kedua aselinja dikarang oleh Baruch sebagai suatu keseluruhan, setelah nabi meninggal.
Tetapi kiranja belum semua perkataan nabi terkumpul demikian. Dan kumpulan tsb, tidak dianggap sebagai sesuatu jang tidak boleh disentuh lagi. Mungkin sekali bahwa pelbagai nubuat disadur sedikit-banjak (seperti 7,1-8,3;11,1-14;16,1- 13;18,1-12;21,1-10;22,1-15;25,1-14;34,8-22;35). Sebab ada perbedaan bahasa, gaja bahasa dan gagasan jang menjolok mata. Bahkan ada beberapa ahli jang menerima suatu karja tersendiri lagi disamping kedua jang disebut diatas. Tetapi ahli2 lain berpendapat, bahwa tidak perlu suatu karya tersendiri untuk menerangkan kitab Jeremia. Saduran2 tjukup mendjelaskan semua.
Mungkin sekali bahwa dalam pembuangan di babel kedua karya tsb. dipersatukan mendjadi satu kitab. Dalam mengerdjakan kesatuan itu saduran2 tsb mungkin dibuat djuga, atau mungkin djuga sudah sebelumnja. Ditambahkan djuga beberapa nubuat jang tidak berasal dari Jeremia, melainkan dari tokoh2 lain. Teks2 itu dianggap serasi dan senada denga suara Jeremia dan karenanja diselipkan kedalam karya nabi itu. Bagian2 jang tidak aseli (denga perbedaan pendpat antara para ahli) a.l. 8,10-12;10,1-16;17,19-27;25,34-40;29,12-24;30,10-11.23-24;31,10-11.16.38- 40;48,1-47;49,1-22;50,1-51,58. Ditambahkan pula pasal 52,1-34. Pasal itu hampir2 sama dengan II Rdj. 24,18-25,30. Tetapi didalamnja djuga ada berita tersendiri, sehingga bukan salinan belaka dari kitab Radja2 jang sekarang kita batja. Agaknja bagian ini suatu saduran. Tjatatan 51,64b menegaskan, bahwa pasal 52 sungguh suatu tambahan setelah kitab Jeremia sudah selesai disusun. Rupanja 40,7-10;41,1-3.16-18 pun saduran dari II Rdj.25,22-26.
Memang riwajat djadinja kitab Jeremia ruwet sekali dan tidak segala sesuatu mendjadi terang-benderang. apa jang dikatakan diatas adalah suatu hipotese jang menerangkan tjukup banjak gedjala. Djalan sedjarah jang ruwet itu menjatakan diri djuga dalam kenjataan, bahwa sedjumlah ajat dan bagian sampai dua kali diketemukan:
6,12-15 = 8,10-12 ; 6,22-24 = 50,41-43; 7,1-14 = 26 ; 10,12-16 = 51,15-19; 15,13-14 = 17,3-4 ; 16,14-15 = 23,7-8 ; 23,5-6 = 33,15-16 ; 23,19-20 = 30,24-25; 30,10-11 = 46,27-28 ; 31,35-37 = 33-25-26; 39,4-10 = 52,7-16 ; 49,19-21 = 50,44-46;
Dan achirnja terdjemahan Junani jangkuno (Septuaginta) mendjadi saksi djalan ber-liku2 jang ditempuh kitab Jeremia. Sebab ada perbedaan besar antara naskah Hibrani jang sekarang ada dan teks terdjemahan Junani itu. Terdjemahan itu djauh lebih pendek (1/8) dan nubuat2 lawan bangsa2 kafir (pasal 46-51 dalam naskah Hibrani) ditempatkan dibelakang 25,13b. Dan urutan nubuat2 itu berlainan pula. Demikianlah susunannja:
Naskah Hibrani Terdjemahan Junani 25,15-38 = 32,1-24 26-43 = 33-50 44 = 51,1-30 45 = 51,31-35 46 = 26 48 = 31 49,1-5 = 30,1-5 49,7-22 = 29,8-23 49,23-27 = 30,12-16 49,28-33 = 30,6-11 49,34-39 = 25,14-26,1 50-51 = 27-28 52 = 52
Berkenaan dengan tempat nubuat2 itu kiranja terdjemahan Junanilah jang benar, sebab dalam naskah Hibraninja 25,13b-29 merupakan suatu kata pendahuluan untuk nubuat2 lawan bangsa2 kafir jang sesungguhnja tidak menjusul. Tetapi berkenaan dengan urutan nubuat2 itu kiranja naskah Hibranilah jang betul, oleh karena tjotjok dengan kata pendahuluan tsb.
Bagaimana gerangan perbedaan antara naskah Hibrani dan terdjemahan Junani dapat diterangkan? Djawabnja tidak gampang djuga. Adakah terdjemahan Junani berupa ringkasan dan saduran dari satu teks Hibrani aseli jang terpelihara dalam naskah Hibrani? Ataukah terdjemahan Junani itu bertumpu pada teks Hibrani aseli jang kemudian disadur dan mengalami pengeluasan dan perpindahan besar2an? Atau adakah dua teks Hibrani jang kedua2nja aseli, sehingga bahan jang terdapat dalam kitab Jeremia mula2 sudah terkumpul dalam bentuk jang ber-lain2an? Kalau demikian, maka satu teks mendjadi landasan terdjemahan Junani dan teks lain terpelihara dalam naskah Hibrani. Semua pertanjaan tsb tidak dapat didjawab dengan tegas lagi pasti. Hipotese, bahwa aselinja ada dua teks Hibrani tersendiri lebih umum diterima, tetapi djuga tidak ada kepastian.
Jeremian bukan seorang ahli ilmu ketuhanan seperti Jesaja atau Deutero-jesaja, bukan pula orisinil laksana Hosea dan bukan seorang organisator jang berchajal bagaikan Jeheskiel. Jeremia lebih2 seseorang jang luas dan dalam hatinja, jang mengharukan dan menghangatkan. Pertjuma orang mentjari padanja gagasan keigamaan jang baru. Tetapi dimasa kemunduran dan kemerosotan umum nabi itu mentjerminkan dan mempertahankan iman Israil jang sedjati dan paling autentik.
Tengah rakjat dan para pemimpin memudja dewa2 kafir, Jeremia mempertahankan, bahwa Allah esa itu pentjipta semesta dunia (27,5;10,12.16;3,7) dan pemimpin serta pengurus alam serta segala gedjalanja (31,33-37;3,3;5,22.24,8,7.17;14,22). Kebidjaksanaan Allah ada tara bandingnja (10,7.12). Dihadapan Allah, dewata kafir jang dipudja Israil tidak berarti apa2 (2,5.11.28;5,7;11,12;43,12;48,7;49,3). Jahwe Israil djuga Tuhan sedjarah dan pembimbing nasib segala bangsa jang merupakan semua anakNja (3,19). Dialah radja sekalia bangsa (10,7.10) dan mampu menghukum mereka (nubuat2 lawan bangsa2). Tetapi Iapun mengutus bangsa2 kafir untuk melaksanakan hukuman atas umatNja (4,6;19,3). Nebukadnezar adalah "Hamba Jahwe"(27,6;43,10), jang diberiNja kekuasaan (27,6) dan karena itulah tidak ada bangsa satupun dapat bertahan terhadapnja (27,8). Allah kan memberi kemenangan dan kekalahan (43,13;46,3- 51.64). Tetapi pada waktu jang ditetapkan Allah djuga mengachiri kekuasaan (27,7;29,10) dan selalu memimpin hati radja kafir itu (42,12). Allah Israil bukan hanja Tuhan sekalian bangsa, melainkan djuga Tuhan masing2orang, seperti Jeremia sendiri (1,18),'Ebed-Melek, orang kafir (39,15-16), Baruch (45,1-5). Ia menjelami dan mengudji hati-sanubari manusia (11,20;23,23-24) dan mengadili serta membalas masing2 orang sekedar perbuatan2nja (33,19;9,23), Allah adalah berbelaskasih (3,12;31,3;32,18), baik hati (33,11) dan adil sekaligus (9,23). Individu keigamaan-susila, sebagaimana dirumuskan Jeremia (31,29) diperkembagkan oleh Jeheskiel (18,1-32).
Jeremiapun mempertahankan adjaran kuno, bahwa Israil adalah umat Jahwe jang terpilih (3,19). Ia telah menebus umatNja dari Mesir (2,6;11,14;23,7;32,10) dan menganugerahkan negeri Palestina kepadanja mendjadi miliknja (2,7;3,18;10,16;12,7.8). Masa permulaan itu dipandang Jeremia sebagai masa idiil(2,2-3), masa pertunangan. Jahwe adalah bapa dan sahabat umat (3,4) dan Israil merupakan anak sulungNja (31,19), anak kekasihNja (31,20), milik pusakaNja (2,3) dan kawanNja (13,17). Allah mendjadi penjelamat Israil (14,8;30,11), mataair jang hidup (2,13;17,13) dan Ia memelihara Israil sebagaimana orang tani memelihara tanahnja (2,21;12,10), dan melindunginja terhdap musuh (2,3). Apa jang menarik perhatian ialah: Pilihan merangkum baik Juda maupun keradjaan Israil jang sudah satu abad lebih lenjap. Hubungan chas antara Allah dengan umat djarang2 sadja disebut "perdjandjian" oleh Jeremia (14,21;31,31-34: kalau aseli), tetapi gagasan itu sendiri tidaklah asing baginja. Kerap kali ia menggunakan rumus perdjandjian jang lazim ini: Jahwe mendjadi Allah mereka dan mereka mendjadi umatNja (7,23;11,4;24.7;31,33), sehingga Jahwe ada di-tengah2 mereka (14,9).
Seharusnja Israil berterimakasih karena pilihan itu dan tetap setia (2,9- 13.20.32),tetapi mereka murtad (1,16.32;2,17.19;5,7;6,19;11,10) dan tidak mengenal Jahwe (9,23;22,16;4,22;5,21). Mereka hanja berbangga atas pilihan itu (3,3-5) dan merasa diri aman (6,14;8,11;14,13;4,10;23,17.27-29), tanpa menepati kewadjiban2 dan sjarat2 pilihan itu. Mereka tidak pertjaja pada Jahwe, melainkan pada Jerusjalem jang kukuh-kuat (21,13;22,23) dan pada persekutuan dengan bangsa2 lain. Jeremia mentjela dosa2 Israil, penjembahan berhala (1,16;7,17- 18;44,7-9) dan matjam2 dosa lain lagi. Boleh dikatakan, bahwa nabi ini menekankan keburukan Israil lebih daripada nabi2 lainnja. Dan akar segala dosa ialah hati manusia (4,3-4;17,9) jang berkutup (13,10;18,12;23,17). Maka dari itu Allah jang adil harus menghukum. Namun demikian tidak segera Dia bertindak. ia mengutus nabiNja, supaja umat bertobat (6,16;7,25-27). Ia siap untuk mengampuni, djika ada pertobatan jang sungguh (5,1). Tetapi setelah umat njata berkepala batu dan keras hati, oleh karena tidak mendengarkan segala nasihat (2,19;5,23;6,28;12,8;13,25;15,6-7;18,12;43,4) Allah lalu dengan sedih hati dan terpaksa menjiksa (6,8;12,7-9;15,5-7;17,4;36,7). Memang masih ada kemungkinan untuk berbalik (18,8-10;26,3.19;42,10), tetapi pertobatan itu sungguh sjarat mutlak untuk mengelakkan hukuman jang mengantjam (4,14;5,21-23;18,7-9;36,3.7). Tapi Israil tidak tersembuhkan (14,23) dan pengampunan tidak mungkin lagi rupanja (3,1-5). Dan karenanja hukuman achirnja ditimpakan sampai penghabisan dan tak terelakkan lagi (8,14-16;13,14;15,1-3;19). Lama kelamaan Jeremia sampai kepada kejakinan, bahwa umat Jahwe sungguh tegar hati dan bertegang leher (17,1;8,6). Israil seumpamanja pohon ara jang tak berbuah dan harus ditebang (8,13). Jeremia malah dilarang untuk berdoa (7,16;11,14;14,11).
Namun demikian harapan belum lenjap djuga. Allah tidak membatalkan pilihanNja. Karena itu pandangan Jerusjalem melajang kemasa depan. Kadang2 utjapan2nja memberi kesan, se-olah2 ada kebinasaan mutlak (13,14;15,2-3.9;11,16;19,11), tetapi sesungguhnja se-kurang2nja suatu "sisa" (3,14), baik dari keradjaan utara maupun dari keradjaan selatan, akan diselamatkan. Kaum buangan dari Israil akan kembali (3,12-13;30,1-31,22), kaum buangan Juda jang diangkut ke Babel dalam th. 597 djuga akan pulang ketanahairnja (24,5-7;29,10-11) dan demikianpun kaum buangan dari th. 586 (3,14-16;32,15.37;33,4-5). Dalam gambarannja tentang masa depan itu Jeremia agak sederhana dan tidak melukiskannja dengan chajalan sebagaimana jang disukai Jesaja atau Jeheskiel. Jerusjalem akan dibangun kembali (33,4-5) dan rakjat akan bertambah banjak (3,16) serta menikmati kedamaian (27,7;29,10;51,64); wangsa Dawudpun akan dipulihkan (23,5-6;3,20) dan pemimpin2 umat akan menunaikan tugasnja dengan baik (3,15;22,4). Tetapi wangsa Dawud dalam harapan Jeremia tidak memegang peranan sebesar kedudukannja dalam harapan Jesaja. Menurut harapan Jeheskiel ibadah sedjati mendjadi bagian mahapenting dalam kebahagiaan dimasa depan, tetapi pada Jeremia ibadah itu se-akan2 hilang. Peti perdjadjian tidak akan ada lagi (3,16); agama batiniah ditekankan (24,7) dan perdjandjian baru jang akan diikat terukir dalam hati-sanubari umat Jahwe (31,31-33). Penguasa Israil atas bangsa2 kafir, jang pada pelbagai nabi lain bagitu penting,tidak dipedulikan Jeremia. Umat kelak akan berbalik kepada Jahwe dan dosa serta kesalahan tidak akan teringat lagi (31,34). Kaum kafir dalam harapan akan masa depan tidaklah tampil. Tentu sadja ada beberapa bagian jang membitjarakan pertobatan kaum kafir (3,17;12,15-16,16,19-21), tetapi ajat2 itu tidak berasal dari Jerusjelam dan lebih2 didjiwai semangat Jesaja. Jeremia tidak menarih perhatian kepada nasib bangsa2 kafir dimasa akan datang. Namun demikian Jeremia tidak bentji kepada bangsa2 lain. Merkapun anak Allah (3,19) dan nabi mengagumi mereka karena kesetiannja kepada dewatana (2,10-11;18,13).Radja Nebukadnezar adalah "Hamba Jahwe" (27,6). Ia sendiri diutus kepada bangsa2 kafir djuga (1,8). Tentu sadja mereka diantjam 99,25-26;25,15-18;48,6-13;46-49), tetapi bukannja oleh sebab mereka kafir, melainkan oleh karena seperti israil, mereka enggan menaklukkan diri kepada rentjana Allah jang dilaksanakan Nebukadnezar (27,309). Dan kaum kafir achirnja toh akan menjaksikan kebahagiaan umat Jahwe (31,7.10), jang akan menikmati berkah Ibrahim (4,2).
Nabi Jeremia, pemaklum agama batiniah dan pribadi, adalah manusia jang radjin berdoa. Ia sendiri berdoa bagi bangsanja jang terantjam (7,16,11,14;28,6;32,16.24-25) dan hangat2 bermohon, agar seterunja dihukum (15,15;18,21-23;20,12) dan minta tolong bagi dirinja (18,18). Iapun jakin, bahwa doa pasti dikabulkan (27,18;37,3;42,2). Pabila Jahwe melarang dia berdoa untuk bangsanja, maka sebabnja ialah: agar Tuhan djangan usah mendengarkan permohonan itu, sehingga umatNja tidak dihukum sekedarnja (7,16;11,14;14,11). Dalam doanja nabi sampai bergumul dengan Allah dan memakai bahasa jang mendekati penghodjat (20,7;15,18). Tetapi dalam doanjapun Jeremia, jang begitu disiksa hatinja, achirnja mendapat ketenangan dan damai (20,11) serta kekuatan untuk menunanaikan tugas beratnja sampai penghabisan.
Ende: Yeremia (Pendahuluan Kitab) PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat
sedjumlah tulisan kenabian, jak...
PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat sedjumlah tulisan kenabian, jakni tudjuhbelas (Lagu ratap termasuk djenis sastera lain), jang merangkum djangka waktu antara l.k. 750 dan 200 seb. Mas. Tulisan2 itu mewakili suatu aliran kuat dalam agama Israil, jang sebelumnja sudah ber-abad2 lamanja berlangsung. Kitab2 nabi itu merupakan puntjak dan buah masak2 dari kurnia kenabian jang mengalami sedjarah dan perkembangannja sendiri sebelum menghasilkan buah2 jang terpelihara dalam kitab para nabi. Kurnia kenabian itu boleh dianggap sebagai kechasan agama Israil jang mentjapai kepenuhannja dalam diri Jesus Kristus.
Namun demikian kurnia tsb. boleh ditempatkan dilatarbelakang jang lebih luas dan melewati perbatasan bangsa Israil dan Perdjandjian Lama. Sebab beberapa gedjala jang diketemukan dalam keterangan2 Kitab Sutji tentang aliran kenabian terdapat pula pada bangsa2 tetangga Israil, jang serumpun dengannja; dengan perkataan lain: pada bangsa2 Semit pada umumnja (bangsa2 Semit ialah bangsa2 keturunan Sem menurut Kitab Sutji). Tidak disangkal, bahwa gedjala2 kenabianpun terdapat pada bangsa2 lain, akan tetapi kalau demikian, agak djarang2 saja ada. Tokoh2 besar dari agama lain, seperti Budha dan para Reshi Hindu tidak boleh dibandingkan dengan nabi2 Israil apalagi filsuf seperti Kon Fu Se atau Lao Tse. Sebaliknja pada bangsa2 jang mendiami negeri Kena'an sebelum Israil memasukinja dan pada bangsa2 disekitar Israil diketemukanlah gedjala2 jang mirip gedjala2 kenabian di Israil. Kitab Sutji sendiri mentjeritakan mengenai "nabi2 Baal dan nabi2 'Asjera", jang menjertai permaisuri Izebel jang berasal dari Fenesia (1Ra 18:19; bdk. 2Ra 10:19). Diluar Kitab Sutjipun ada berita tentang "nabi2" di Mesopotamia dan Palestina. Tjontoh jang paling djelas ialah Muhammad, orang jang berbangsa Arab, djadi berbangsa Semit, dan tokoh2 kenabian lain jang mendahuluinja di Arabia. Penjerupaan Muhammad dengan nabi2 Israil tentu sadja tidak terpungkiri.
Bukan maksud kami untuk begitu sadja menjamaratakan kurnia kenabian di Israil dengan gedjala2 jang serupa pada bangsa2 Semit jang lain. Namun demikian kiranja boleh diterima, bahwa kurnia ilahi jang chas itu mendapat tanah jang subur dalam watak bawaan bangsa2 Semit. Watak alamiah digunakan oleh Allah untuk maksud- tudjuanNja sendiri; bawaan itu diangkat serta dihaluskan oleh anugerah ilahi, jang dapat bertumpu pada sifat alamiah tanpa merusakkannja. Bangsa Israil seakan2 ditjiptakan oleh penjelenggaraan Allah sedemikian rupa sehinggga pada waktunja dapat dianugerahi kurnia kenabian jang chas. Itulah sebabnja maka orang tidak usah heran atau kaget, pabila diluar Israil pun terdapat gedjala2 jang segera mengingatkan kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Kemiripan jang kelihatan tidak usah mengurangi sedikitpun keaselian kurnia kenabian di Israil. Dan untuk mempertahankan keistimewaan umat Allah tidak perlu orang menjangkal kesamaan jang njata. Kesamaan itu kan dibarengi dengan perbedaan asasi, meskipun perbedaan itu tak kelihatan sekalipun. Demikian misalnja orang boleh menerima, bahwa Muhammad melandjutkan, bahkan menjelesaikan serta menutup aliran kenabian bangsa2 Semit, tanpa menerima bahwa tokoh itu adalah landjutan dan penjelesaian kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Bagi kita ini Jesus dari Nasaret adalah nabi terachir dari para utusan Allah kepada umatnja jang terpilih, jakni Israil. Nabi2 jang diketemukan dalam Perdjandjian Baru sama sekali lain tjorak dan tugasnja. Tapi tanpa keberatan sedikitpun Muhammad boleh dipandang sebagai penutup aliran kenabianalamiah jang terdapat pada bangsa2 Semit pada umumnja. Jang pertama terletak dibidang adikodrati jang bertumpu pada susunan alamiah, pada hal jang kedua adalah alamian belaka. Perbedaan njata antara kurnia kenabian sedjati di Israil dengan gedjala2 kenabian pada bangsa2 kafir disekelilingnja kiranja boleh diringkaskan sbb.: Kurnia kenabian bersifat etis, kesusilaan, oleh karena berasal dari Allah jang etis tjoraknja. Kurnia itupun menentang atau sekurang2nja mengatasi keinginan dan harapan nasional. Tetapi nabi kafir tidak mempunjai tjorak etis dan selalu berbatas kepentingan dan keinginan bangsanja sendiri. Muhammad tentu ada tjorak etis padanja djuga dan ia melampaui batas duku dan bangsanja. Tetapi tjorak itu pada Muhammad djauh kurang njata dari pada para nabi Israil.
Selandjutnja disini dibahas hanja kurnia kenabian jang merupakan kechasan dan keistimewaan umat Allah dari Perdjandjian Lama.
Tetapi perlu segera ditambahkan, bahwa kurnia kenabian itu merupakan suatu gedjala jang amat madjemuk dengan sedjarah dan perkembangannja sampai kepuntjak. Keterangan2 jang disadjikan Kitab Sutji sendiri djauh dari terang dari segala sudut dan seginja. Istilah "nabi" dan "bernubuat" ada pelbagai maknanja. Perkataan "nabi" sendiri (demikianpun bunjinja dalam bahasa Hibrani) tidak memberi banjak pendjelasan. Arti perkataan itu ialah: berseru, berbitjara, memaklumkan. Tetapi istilah itu tidak mengatakan sedikitpun tentang siapa jang berbitjara atau apa jang dikatakan. Memang Kitab Sutji sendiri memberikan suatu keterangan, jakni dalam kisah panggilan Musa (Kel 4:15-16; 17:1) Musa diutus Allah kepada Fare'o. Tetapi Musa menolak oleh karena tidak fasih lidah. Ia lalu diberi pembantu, jakni adiknja Harun, jang akan mendjadi djurubitjaranja. Ia adalah "mulut" Musa dan Musa mendjadi "Allah" Harun. Di depan Fare'o Musa mendjadi Allah dan Harun nabinja. Djadi "nabi" disini "djurubitjara Allah". Sudah barang tentu arti kata itu dengan tegas lagi ringkas menundjukkan tugas nabi2 besar jang tampil kedepan dalam kitab para nabi. Tetapi dalam Kitab Sutji sendiri istilah jang sama dipergunakan sehubungan dengan tokoh2 lain serta kegiatan mereka.
Kelompok2 orang ekstatisi jang memainkan peranannja dalam ibadah kadang2 disebut
"nabi" dan mereka "bernubuat dalam ekstasenja. Disekitas Sjemuel, jang melajani
tempat sutji di Sjilo (1Sa 2:18) terdapatlah "nabi2" jang
bersangkutan dengan tempat sutji (1Sa 10:5). Setjara buatan, jakni
dengan alat2 musik, mereka menimbulkan ekstase lalu "bernubuat" (mengigau).
Keadaan itu disertai pelbagai gedjala jang aneh (1Sa 10:11-13; 19:20-24)
Orang2 itu nampaknja madjenun (bdk. 2Ra 9:11), kerasukan roh Allah
(1Sa 19:20,23). Kemudian dalam sedjarah diketemukan pula kelompok2
"nabi" sehubungan dengan Elija (1Ra 18:4). Elisja'pun mempunjai
hubungan dengan "tjanterik2 nabi" (2Ra 2:3-18). Ungkapan "tjanterik
nabi" dalam bahasa Hibrani berbunji "putera2 (anak) nabi" dan artinja ialah
orang jang mendjadi anggota kumpulan atau kelompok tertentu, djadi anggota
kumpulan nabi2. Sudah barang tentu kelompok2 nabi2 itu melandjutkan nabi2 jang
ada disekeliling Sjemuel. Mereka tinggal ber-kelompok2, kadang2 ratusan orang
(1Ra 18:4; 2Ra 2:3,5,7) dan diam terpentjil dari pergaulan masjarakat
(2Ra 6:1-2), di sekitar tempat sutji, seperti Gilgal (
Sudah barang tentu nabi2 ekstatisi tsb. Mempunjai tjorak keigamaan jang njata dan bersangkutan dengan ibadah. Tetapi keterangan2 Kitab Sutji tidak mengidjinkan untuk menetapkan perasaan mana mereka pegang dalam ibadah. Adakah mereka dalam ekstasenja membawakan firman Allah dalam ibadah sebagai djawaban atas permohonan para pemudja atau peranan lain dipegangnja? Ada ahli jang berpendapat, bahwa salam ibadah Israil, dahulu dan kemudian, nabi2 memegang peranan tertentu, suatu djawatan tetap, disamping para imam. Orang2 itu menundjukkan beberapa mazmur (misalnja Maz 2:6; 110:2:4) tempat suatu firman Jahwe dibawakan. Katanja kalimat2 sedemikian itu diutjapkan oleh seorang nabi dalam ibadah. Selandjutnja dikatakan, bahwa beberapa nubuat jang terkumpul dalam kitab para nabi (misalnja Joel) berasal dari ibadah, sehingga nabi jang bersangkutan merupakan nabi ibadah pula. Akan tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan dan keterangan2 jang dapat dikumpulkan dari Perdjandjian Lama tidak tjukup untuk meneguhkan hipotese tsb. Maka dari itu harus dikatakan, bahwa kitapun tidak tahu peranan manakah dimainkan kelompok2 nabi dalam ibadah. Halnja tetap kabur sadja.
Disamping dan bersama dengan nabi2 tsb. kita menemukan dalam Kitab sutji
pelbagai tokoh lain jang diberi djulukan "nabi", namun amat berlainan dari para
ekstatisi tsb. dan djuga dari nabi2 besar jang tampil dalam kitab para nabi. Di
djamanpara Hakim ada nabiah Debora, jang menghakimi Israil (Hak 4:4).
Dalam Kitab itupun muntjul seorang nabi jang tak bernama (Hak 6:8).
Mungkin sekali nabi itu hanja akal kesusateraan sadja dengan mana pengarang
kitab mengemukakan pikirannja sendiri. Pada achir djaman para Hakim tampilah ke
depan tokoh besar nabi Sjemuel (1Sa 3:20; 9:9; 2Ta 35:18), jang
berhubungan dengan dan malah memimpin para ekstatisi (1Sa 19:20).
Tetapi terang sekali Sjemuel tidak termasuk kedalam kalangan orang2 itu.
Kemudian dari itu ber-kali2 nabi jang serupa diketemukan dalam Kitab Sutji,
seperti Ahia (1Ra 1:29-30; 14:2-3) Jehu (1Ra 16:7), Jona
(2Ra 14:24), nabiah Hulda (2Ra 22:14-15), Urijahu
(Yer 26:20), Sjemaia (2Ta 12:5-6), Ido (
Sudah barang tentu nabi2 jang sedemikian itu merupakan suatu djabatan dan lembaga tetap di Israil. Achirnja undangpun mengaturnja. Sebab dalam kitab Ulang tutur (Ula 18:15-22) sesungguhnja terdapatlah suatu undang mengenai nabi2. Undang itu kiranja mengatur keadaan jang sudah lama berlangsung dan sedikit banjak merosot, sehingga perlu diberi petundjuk untuk membedakan nabi2 sedjati dan nabi2 gadungan. Undang itupun menjatakan, bahwa lembaga kenabian itu di Israil memegang peranan, jang pada bangsa2 lain dimainkan oleh tukang sihir dan tukang tenung, jang di Israil dilarang (bdk. (Ima 19:26,31); 1Sa 28:7). Apabila rakjat memerlukan petundjuk2 ilahi dalam hidup se- hari2 mereka dapat menghadap nabi2 itu. Sebagaimana radja Babel, Ninive atau Mesir mempunjai tukang2 tenung jang tetap untuk diminta nasehat2nja dalam urusan negara, dalam perkara perang dan damai, demikianpun dalam istana radja Israil ada nabi2 Jahwe.
Pengarang 1Sa 9:9 mengatakan, bahwa orang jang dimasanja disebut
"nabi, dahulu, misalnja ada masa Sjemuel, dinamakan "pelihat". Makna keterangan
itu tidak amat djelas, tetapi jang berikut ini boleh diterima. Dahulu istilah
"nabi" adalah sebutan kelompok2 nabi ekstatis dalam ibadah, sebagaimana jang
dipaparkan diatas. Disamping nabi2 itu ada "pelihat2", perseorangan dan pribadi
untuk keperluan hidup se-hari2 (sebutan lain ialah: orang ilahi atau "pesuruh
Allah", (bdk. 1Ra 13:1) Kemudian orang2 inipun disebut "nabi". Dan
kiranja perkaranja bukan hanja perpindahan sebutan, tetapi djuga tjampuran
fungsi. Mula2 "nabi" dan "pelihat" berbeda satu sama lain, tetapi kemudian nabi2
itupun bertindak sebagai "pelihat". "Pelihat Sjemuel sudah berhubungan erat2
dengan para nabi dan Elisja'pun bergaul dengan "tjanterik2 nabi" pula.
Demikianpun terdjadilah kedua tugas jang mula2 berlainan itu lama kelamaan
melebur mendjadi satu sadja, sehingga istilah "nabi" melingkupi ke-dua2nja.
Menurut 2Ra 21:10 didjaman radja Menasje ada "nabi2" (djamak)
ditempat lain nabi2 disebut disamping para imam (
Dapat dimengerti pula, bahwa kedua fungsi tsb. melebur mendjadi satu. Sebab antara nabi2 ekstatisi dan nabi2 profesionil ada kesamaan djuga kendati perbedaan. Kedua2nja mempunjai hubungan chusus dan langsung dengan Allah. Ekstatisi dianggap kerasukan roh ilahi jang menampakkan diri dalam ekstase mereka. Pelihat2 itu berkat hubungannja dengan Allah mengenal hal2 tersembunji atau kedjadian dimasa depan. Dan pengetahuan adjaib itupun menjatakan pengaruh ilahi jang chusus. Maka dari itu masuk akal, bahwa semua orang dalam siapa pengaruh Allah menjatakan diri, entah dengan ekstase entah dengan pengetahuan adjaib, kemudian disebut "nabi" sadja.
Tetapi lembaga kenabian ekstatis-profesionil mengalami kemerosotan pula. Dalam hal ini kiranja pengaruh agama2 kafir memegang peranannja. Nabi2 Jahwe jang menjertai radja Israil (1Ra 22:5-28) pasti bukan nabi2 sedjati, melainkan pendjilat radja sadja, terutama pemimpin mereka Sidkia. Sudah dikatakan, bahwa nabi2 profesionil harus diberi upah untuk pernjataannja (bdk. 1Sa 9:7-10; 1Ra 14:3; 2Ra 5:15). Mudah sadja adat itu mendjadi alasan kemerosotan lembaga kenabian (bdk. 2Ra 5:20-24), oleh karena itu nabi2 itu terlalu mentjari keuntungan sendiri, atau sebagai pegawai radja terlalu tjondong untuk menjenangkan madjikannja sadja. Karenanja salam kitab para nabi atjap kali diketemukanlah "nabi palsi", jang merupakan lawan jang gigih utusan2 Jahwe jang sedjati. Jeremia harus menentang sekelompok nabi jang disebut namanja dan bekerdja diantara kaum buangan di Babel (Yer 29:21-23) dan dalam Bait Allah ia bergulat dengan seorang nabi jang bernama Hananja bin 'Azur (Yer 28:1-17). Dimasa radja Jojakim ia ditangkap oleh para imam dan nabi (Yer 26:7-15). Mereka itu disebut "pembohong" (Yer 6:13; 8:10), jang bernubuat hanja untuk makanannja melulu (Mik 3:11). Mereka pemabuk (Yes 28:7) dan pendjinah (Yer 29:23). Mereka sesungguhnja tidak diutus Jahwe (Yeh 13:6) dan meramalkan apa jang diinginkannja sendiri, rakjat serta radjanja (Yer 5:31; 6:14; 13; Yes 30:10). Dengan demikian mereka tidak mengusahakan pertobatan rakjat, melainkan membuat mereka tinggal di dalam kedurdjanaannja (Yer 23:14; Yeh 23:23). Nabi2 palsu itu sungguh suatu bentjana di Israil, sebab mereka menjesatkan rakjat dan merupakan antjaman untuk bangsa maupun agama Israil. Mungkin sekali bahwa tidak semua nabi itu mula2 buruk maksudnja dan barangkali mula2 mereka sungguh nabi Jahwe sedjati. Tetapi demi untuk keuntungan materiil dan hendak menjenangkan rakjat dan radja mereka kadang2 menjalahgunakan kurnianja atau tertipu oleh angan2nja sendiri dengan tidak membedakan apa jang datang dari Jahwe dan apa jang tjotjok dengan keinginan hatinja sendiri (bdk. Zak 13:2-6).
Kendati kemerosotan jang kadang2 menurunkan para nabi ekstatis-profesional itu,
mereka toh tjukup besar pengaruhnja akan jang baik dalam hidup keigamaan Israil.
Tidak ada banjak tjerita tentang pengaruh para ekstatisi. Tetapi setidak2nja
pada permulaan mereka nampak sebagai pembela agama Jahwe jang murni. Permaisuri
kafir Izebel mengejar serta membunuh mereka (bdk. 1Ra 18:4; 19:10,14).
Tetapi terutama nabi profesionil adalah djagoan agama Jahwe dan tatasusila. Nabi
Natan menegur radja Dawud karena berdjinah dan membunuh orang jang tak berdosa
(2Sa 12:1-5) dan mendukung radja itu untuk mendirikan pusat agama
jang baru (2Sa 7:1-17). Waktu Jerobe'am mulai dengan ibadah
tersendiri, maka seorang nabi menentang (1Ra 11:29-39), tetapi iapun
menegur radja itu oleh karena terlalu tjondong kepada kekafiran (
Djustru nabi2 profesionil, terutama jang disebut diatas, merupakan pendahuluan
sedjati dari nabi2 besar jang nubuat2nja terpelihara dalam Kitab Sutji.
Chususnja Elija amat mirip mereka. Namun demikian nabi2 besar itu ada tjoraknja
tersendiri, sehingga tidak boleh digolongkan kedalam lembaga kenabian tsb.
Perbedaanja bukan hanja, bahwa nabi2 jang dahulu tidak terpelihara nubuat2nja
dalam tulisan tersendiri, sedangkan para nabi2 jang terachir kurnia kenabian
dibarengi dengan kurnia untuk menulis, entah pada mereka sendiri entah pada
orang lain, sehingga utjapan2nja tersimpan dalam Kitab Sutji. Adakalanja orang
membedakan "nabi2 penulis" dan "nabi2 bukan penulis", perbedaan mana hanja
lahiriah belaka. Kelainan, sesungguhnja djauh lebih mendalam. Jang pertama
diantara nabi2 "penulis",jakni amos (Amo 7:14) membedakan diri dengan
"nabi2" (profesionil) dan "tjanterik2 nabi" (ekstatisi). Dan jang sama kiranja
boleh diterapkan pada semua nabi jang tampil dalam kitab para nabi. Mereka itu
bukan ekstatisi dan bukan pedjabat kenabian, melainkan charismatisi, jang
menerima panggilan chas dari pihak Allah dengan tugas tersendiri. Beberapa
diantaranja seperti Jesaja (Yes 6), Jeremia (Yer 1)
Jeheskiel (Yeh 2:1-10) Amos (Amo 7:14-15) mentjeritakan
panggilannja. apa jang dahulu kadang2 terdjadi dengan nabi2 profesionil, jang
diberi tugas chusus oleh Allah (bdk. 1Sa 3:1-14; 2Sa 7:4-6;
Tugas nabi charismatis pada umumnja ialah: Mendjadi djurubitjara Allah, suara Allah, pada umatnja untuk memperingatakan kepadanja tuntutan2 keigamaan dan tatasusila. Allah Israil kan pentjipta dan pendukung tatasusial dan Dialah Allah jang mahaesa, satu2nja Allah dan tidak menanggung persaingan dewata kafir. Para nabi diutus untuk memperingatkan kepada Israil akibat dan kesimpulan dari pilihannja dari pihak Allah, jang telah mengikat perdjandjian dengan bangsa ketjil ini.
Tetapi perdjandjiaan itu adalah suatu peristiwa dalam sedjarah dan terlaksana oleh sedjarah umat, jang diselenggarakan oleh Allah perdjandjian itu. Karenanja para nabi nampaknja terutama terutama sebagai penafsir sedjarah, sedjarah nasional Israil dan sedjarah internasional, sedjauh bersangkutan dengan sedjarah umat Allah. Sedjarah itu dihadapi para nabi dari segi keigamaan dan kesusilaan. Mereka betul2 sadar dan isxaf, bahwa dibelakang peristiwa2 kenegaraan tangan Allah sedang bekerja serta memimpin. Apa jang kelihatan oleh mata insani ada dasar dan latarbelakang ilahinja jang tak nampak. Para nabi menembusi permukaan untuk membuka dasar ilahinja itu. Sedjarah Israil jang insani adalah sedjarah keselamatan jang dikerdjakan Allah didalamnja. Allah sendirilah jang bertindak dan berbuat didalam peristiwa jang rupanja insani belaka, akan keselamatan umatNja, bahkan akan keselamatan umat manusia seluruhnja. Djustru segi itulah disingkapkan oleh sabda kenabian, sehingga para nabi menghubungkan satu sama lain pernjataan perbuatan dan pernjataan-sabda. Kedua itu lalu melebur mendjadi satu, sehingga peristiwa mendukung sabda kenabian dan sabda itu pada gilirannja membuka rahasia kedjadian. Peristiwa2 politik bagi para nabi mendjadi hukuman atau -atjap kali sekaligus - berkah ilahi; hukuman atas dosa umat atau dosa lawan umat, dan berkah perdjandjian jang mendapat wujud jang njata.
Karenanja para nabi bertumpu pada dan berakar dalam tradisi iman Israil. Sudah barang tentu mereka mendjulang tinggi diatas tingkatan jang umum dan merupakan puntjak didataran. Tetapi mereka tidak terpisah dari umat Allah dan tidak melangkah tersendiri2 sadja. Sebenarnja mereka termasuk kedalam tradisi iman Israil jang djuga dikembangkannja. Iman Israil mempunjai tjorak historis, artinja mengenai peristiwa dan kedjadian jang njata. Memang Israil pertjaja akan Tuhan, tetapi Allah Israil bukan gagasan niskala dan mudjarad, melainkan pribadi jang berbuat sesuatu dan menjatakan diri dengan perbuatan dalam sedjarah. Iman jang terpelihara dalam tradisi itulah jang diambil alih oleh para nabi. Dengan amat tepatnja mereka pernah disebut "suara kalbu Israil", suara rasa keigamaan dan kesusilaan. Lebih dari pada siapapun djua para nabi sadar dan insjaf akan seluruh isi dan segala akibat praktis dari iman Israil itu. Apa jang mereka terima dari leluhur diselami dan diresapkannja sedalam2nja. Dengan tadjam mereka melihat apa jang pernah dibuat dan terus dikerdjakan Allah dan djuga siapa Allah jang berbuat dan bertindak itu. Djustru berkat kehalusan kesadarannja itulah para nabi bukan hanja penjalur iman dan tradisi jang tidak berubah sedikitpun. Ditolong oleh terang Ilahi jang chas para nabi djuga mengembangkan dan memadjukan iman dan tradisi jang hidup. Tanpa meninggalkan apa sadja jang sedjati dari dahulukala, mereka sekaligus menambahkan sesuatu jang baru, landjutan tulen dari jang sudah2. Dengan demikian para nabi bukan hanja pembawa tradisi dan pemelihara iman jang bertumpu pada wahju ilahi, tetapi mereka djuga alat wahju jang baru betul. Tetapi jang baru langsung berkembang dari jang lama, jang dibawah penerangan ilahi dipikirkan dan lalu dipahami se-penuh2nja oleh para nabi.
Didalam arus besar tradisi iman Israil para nabi merupakan suatu aliran ketjil jang mendjadi tulang punggung tradisi umum itu. Sebab sesungguhnja para nabi bukanlah orang jang tersendiri2 sadja. Mereka melandjutkan satu sama lain serta mengembangkan satu sama lain. Jang kemudian bertumpu pada pendahulunja, bahkan ada kalanja dalam tjaranja kabar dibawakan mereka. Tidak demikian halnja, bahwa tiap2 nabi se-akan2 mulai kembali, melainkan kabar nabi jang dahulu diambil alih dan diteruskan oleh nabi jang baru. Dengan demikian para nabi mendjadi satu sungai jang terus mengalir didalam sedjarah Israil, sampai kurnia kenabian lenjap dari umat Allah.
Sebagai penafsir sedjarah adakalanja nabi Israil membitjarakan mengenai masa depan djuga. Memang seringkali nabi dianggap terutama sebagai peramal akan tetapi hanja dalam gabungan seluruh tugasnja hal sedemikian itu kadang2 terdjadi. Dajdi fungsi itu hanja segi tertentu dan bukanlah jang paling penting dari kurnia kenabian. Sebagai djurubitjara Allah nabi per-tama2 menembusi sedjarah aktuil jang sedang berlangsung dimasanja sendiri untuk menjingkapkan segi ilahinja. Tetapi sedjarah itu adalah sedjarah keselamatan dan nabi insaf bahwa keselamatan jang dikerdjakan Allah dalam sedjarah sekarang belum terlaksana, belum sampai djuga. Sebaliknja, keselamatan jang direntjanakan Allah dibahajakan oleh ketidaksetiaan umat. Namun demikian Allah tetap setia pada djandjinja dan karenanja selandjutnja Ia akan bertindak lagi untuk mengembalikan umat kedjalan jang lurus dengan hukuman jang menghasilkan pertobatan, supaja achirnja keselamatan ilahi itu terlaksana. Karenanja para nabi kerap kali berbitjara tentang bentjana2 jang akan ditimpakan Allah kepada umatnja. Bahkan orang mungkin mendapat kesan, bahwa nabi2 umumnja tjukup pessimis, chususnja jang terdahulu. Akan tetapi sebenarnja para nabi optimis, meskipun realis djuga. Mereka tidak menutup mata bagi keadaan jang njata, tetapi mereka mempunjai iman jang tak tergontjangkan akan Allah serta kesetiaanNja. Memang hukuman2 berat didjatuhkan atas Israil, teapi dengan maksud supaja bertobat dan allah lalu dapat melaksanakan rentjanaNja. Harapan itu tak pernah lenjap dari para nabi. Mereka jakin, bahwa setidak2nja sisa Israil akan bertobat lalu diselamatkan. Berdasarkan imannja nabi kadang2 mendapat intuisi tentang masa depan, masa keselamatan. Intuisi jang asasi itu kadang2 digambarkan nabi dengan menggunakan gagasan dan gambaran jang tidak diambil dari intuisi itu, melainkan dari apa jang diketahui nabi setjara lain dan jang sesuai dengan gagasan jang laku dilingkungannja.
Dalam hubungan itulah muntjul nubuat2 masehi. Para nabi adalah pembawa ulung dari harapan Israil jang kuno. Oleh karena sedjarah jang njata belum djuga memenuhi harapan itu atau hanja memenuhinja sebagian sadja, maka pandangan Israil terutama pandangan para nabinja melajang kemasa jang akan datang. Dengan kejakinan mutlak diharapkan turun tangan Allah jang terachir dalam sedjarah umatnja dan bagsa manusia seluruhnja. Entah Allah sendiri, entah seorang utusan Allah achirnja toh akan memenuhi seluruh harapan. Dalam intuisinja itu nabi sesungguhnja membawa suatu kabar bagi jang melampaui masanja sendiri dan karenanja tetap kabur bagi nabi sendiri pula. Ia tahu, bahwa sesuatu jang maha hebat akan terdjadi, tapi tidak tahu bagaimana dan apa jang terdjadi. Maka itu ia menggambarkan intuisinja dengan bahan jang diambil dari lingkungannja jang amat terbatas sambil bertumpu pada keadaan, kedjadian2 dan tokoh2 jang sedjamannja. Dari sebab itu dalam nubuat2 itu amat perlu dibedakan baik2 dua unsur, jakni intuisi asasi dan gambaran pembungkusnja. Kenjataan jang dinubuatkan dapat agak berlainan dari lukisan jang disadjikan nabi, meskipun tjotjok dan serasi dengan intuisi tsb. Nabi pasti tahu akan keselamatan jang terachir, jaitu keselamtan masehi, tetapi ia tidak tahu akan wudjud jang njata. Namun demikian wudjud itupun digambarkannja. Maka dari itu sama seklai tidak tjotjok dengan tjorak nubuat, djika kenjataan masehi melebihi gambaran kenabian. Intuisi asasi dipenuhi seluruhnja tapi gambaran diatasi, oleh sebab lukisan itu terikat pada masa dan lingkungan nabi dalam sedjarah. Itulah sebabnja maka gambaran jang disadjikan masing2 nabi dapat agak berlainan, sedemikian rupa sehingga tidak dapat disesuaikan satu sama lain. Tetapi kelainan itu tidak mengurangi sedikit djuapun kebenaran asasi jang adalah milik bersama para nabi. Perlulah orang ingat akan tjorak nubuat tsb. apabila Perdjandjian Baru menundjukkan kepada nubuat2 jang lama itu se-akan2 terpenuhi dalam diri Jesus dan karjaNja sungguh2 memenuhi intuisi asasi nabi setjara pari-purna, tetapi sekaligus menembusi dan djauh melampaui gambaran dalam mana intuisi itu dibungkus oleh mereka. Karena itulah nubuat2 Pendjandjian Lama sering kali tidak dapat dimengerti, kalau tidak bertolak dari kenjataan Perdjandjian Baru.
Apa jang dikatakan diatas menjatakan se-terang2nja, bahwa para nabi adalah tokoh keigamaan dan kesusilaan. Sebagai pendukung dan penjaga agama jang murni dan tatasusila jang sehat mereka diutus Allah kepada umatNja dan liwat umatNja kepada bangsa manusia seluruhnja. Dengan gigihnja mereka berdjuang, atjap kali hampir2 sendirian sadja, untuk membersihkan agama perdjandjian dari kemerosotan insani. Kerap kali agama Israil sungguh dirusakkan oleh pengaruh kekafiran. Sebenarnja nabi2 tidak djarang turun tangan dalam urusan kenegaraan, tapi maksud-tudjuannja selalu bersifat agamiah belaka. Politikkan seirng2 mengantjam kemurnian agama Jahwe dan hubungan2 diplomatik dengan negeri2 kafir tidak djarang menghantar dewa2 kafir masuk wilajah Jahwe, Allah Israil. Apabila nabi2 menjerang bangsa2 kafir serta mengantjam kepada keruntuhannja, maka bukanlah nasionalisme jang me-luap2 mendorong mereka, melainkan rasa keigamaannja. Bangsa2 itu entah menindas umat Allah entah membahajakan kemurnian agamanja. Dan tidak sedikit nabi toh membuka pintu keselamatan untuk kaum kafir djuga. Pelbagai nabi pun menentang kemerosotan sosial di Israil sendiri, penindasan dan pengisapan dari pihak golongan jang satu terhadap golongan jang lain. Tetapi dasar terachir dari ketjaman itu ialah agama para nabi. Semua orang Israil adalah umat Jahwe, anak Allah jang melindungi jang lemah. Semua sama sadja kedudukan dan haknja. Penindasan sosial achirnja merusakkan agama, hubungan Allah dengan seluruh umatNja. Para nabi tentu sadja tidak bermaksud merobohkan susunan masjarakat, sebagaimana jang dikehendaki Allah. Tetapi djandji2 jang termuat dalam perdjandjian jang diikat Jahwe dengan Israil, teruntukkan bagi semua. Dan tiada seorangpun boleh menghalangi djandji2 itu terlaksana untuk semua. Para nabi pun mempertahankan seluruh Taurat, oleh sebab merupakan pernjataan kehendak ilahi jang harus dilaksanakan manusia. Dahulu beberapa ahli pernah mempertentangkan Taurat Musa serta para imam jang adalah pendukung Taurat, dengan para nabi, se-akan2 mereka tidak peduli akan Taurat. Tetapi pandangan itu keliru sama sekali. Apabila nabi2 sampai mengetjam ibadah mendjadi formalisme belaka atau malahan tachajul sadja. Dalam agama Israil ibadah tanpa tatasusila tidak masuk akal, oleh karena agama itu etis karena Allahnjapun etis adanja. Adakalanja nabi2 berbentrokan dengan para iman, tetapi sebabnja ialah: imam2 itu melalalaikan tugasnja sebagai pendukung tatasusila. Pada dirinja djabatan keimanan dan kurnia kenabian tidak bertentangan satu sama lain, melainkan saling mendukung untuk mempertahankan kemurnian agama dan tatasusila jang bersangkutan. Nabi2 menentang iman2 gadungan seperti mereka melawan nabi2 palsu. Djasa jang terbesar para nabi di Israil ialah menginsafkan kepada bangsa itu, bahwa agama-ibadah dan tata-susila tak terpisahkan.
Sebagai djurubitjara Allah para nabi menjampaikan kabarnja sebagai sabda Allah sendiri. Mereka sendiri insaf, bahwa pesannja berasal dari Allah. Kesadaran itu nampak dalam rumus2 jang lazim dipakai, misalnja: Demikianlah Jahwe bersabda; sabda Jahwe disampaikan kepadaku; itulah firman Jahwe dll. Sabda Tuhan itu kadang2 se-olah2 dipaksakan kepada mereka (Amo 3:8), sehingga tidak dapat ditolak. Dengan sia2 sadja Jeremia berusaha melarikan diri (Yer 20:7-9); bdk. kisah nabi Jona'). Tetapi bagaimanapun djua para nabi sendiri jakin se- kuat2nja, bahwa mereka utusan Allah (bdk. Yes 6:8). Diri nabi sendiri seluruhnja mendjadi suatu "tanda", nubuat jang hidup (bdk. Hos 1-3; Yes 20:3; 8:18; Yer 16; Yeh 4:3; 12:6,11; 24; 24).
Dengan beberapa djalan sabda Jahwe dan kabar jang harus dibawakan dapat sampai kepada nabi. Adakalanja mereka mendapat penglihatan (Yes 6; Yeh 1:2,8; Zak 1-6; Amo 7:8: kemudian dalam apokaliptik djalan itu mendjadi djalan biasa sadja; bdk. Kitab Daniel), atau mimpi dimalam hari (Ula 13:6; Zak 1:8-9), ataupun mereka mendengar suatu suara (Yeh 1:28; 3:13; 10:5; Amo 9:1). Kadang2 mereka disergap oleh ilham ilahi (Yeh 8:1) dengan melihat barang sesuatu dari hidup se-hari2 jang mendapat makna luar biasa bagi nabi (bdk. Amo 8:1-3; Yer 1:11-12; 32:1-44; 18:1-4). Tetapi djalan jang lebih lazim ialah suatu ilham batin, dorongan untuk berbitjara. Atas dorongan dan penerangan ilahi mereka memikirkan imannja serta kedjadian2 jang njata, lalu mereka melihat kebenaran dan kesimpulan daripadanja. Allah mendorong mereka untuk merumuskan dan mengeluarkan buah pikirannja itu, jang menurut kejakinan nabi sendiri sungguh berasal dari Tuhan. Setiap nabi sedjati sadar dan insaf, bahwa ia hanja alat ditangan Allah, meski bukan alat mati sekalipun, sehingga apa jang dikatakan nabi sungguh dikatakan Allah sendiri.
Dalam hal membawakan kabarnja nabi dapat menempuh pelbagai djalan. Adakalanja
mereka menggunakan perbuatan lambang (Yes 20:3-4; Yer 27:19; 13),
jang merupakan kesukaan Jeheskiel jang chas (
Djadi nubuat2 jang dibawakan nabi setjara lisan kemudian terkumpul dan tersusun
dalam kitabnja, atjap kali oleh orang lain. Dalam menjusun bahannja para
penghimpun menuruti asas2 jang seringkali bukan asas seorang pengarang moderen.
Kadang2 mereka menghimpun bahan jang mengenai hal jang sama (misalnja nubuat
tentang bangsa2 kafir; Yes 13:1-23:18; Yer 46:1-51:64;
Kesemuanja itu mengakibatkan, bahwa kitab2 nabi tidaklah gampang dibatja. Tetapi mahapentinglah orang ingat akan tjaranja kitab itu terdjadi. Tiap bagian adalah sebuah "chotbah", lebih kurang pandjang (kadang2 beberapa ajat sadja) jang harus dimengerti sebagai suatu kesatuan tersendiri. Umumnja orang dapat membedakan empat unsur dalam kitab2 para nabi. Memang tidak semua unsur terdapat dalam semua kitab, tetapi dalam banjak kitab terutama jang lebih besar, diketemukan kembali. Unsur jang merupakan kechasan nabi ialah "firman Jahwe". Atjap kali nabi hanja mengutip sadja apa jang dikatakan Jahwe. Itu selalu ditundjuk dengan rumus: Demikianlah Jahwe bersabda... dan ditutup dengan rumus: Itulah sabda Jahwe. Karenanja bagian2 itu umumnja mudah dikenali. Firman Jahwe itu kadang2 pendek dan padat, kadang2 lebih pandjang. Disamping itu ada bagian dimana nabi sendiri berbitjara sebagai penchotbah untuk membentangkan pikirannja sebagaimana atas ilham Ilahi muntjul dan bergelora dalam hatinja. Isi chotbah itu bermatjam- ragam, antjaman, nasehat, petundjuk, adjaran dll. Dan ada djuga bagian dalam mana nabi sendiri menteritakan halihwal kehidupannja, baik batin maupun lahuir (Yes 6; Yer 1:4-6; 20:7-18; Hos 3). Adakalanja orang lain (penghimpun kitab?) mengisahkan hal-ihwal nabi (Amo 7:10-17); Hos 1:2-8; Yes 20:1-6; Yer 19:1-20:8; 26:1-24 dll.) Dalam bagian2 ini kerap kali dikutiplah firman Jahwe atau chotbah nabi. Achirnja ada bagian2 lain lagi dalam kitab para nabi, jang berupa lagu jang bermatjam-ragam. Ada lagu ratap, lagu edjekan, lagu pudji; ada doa dll. Adakalanja pelbagai djenis kesusteraan bertjampur-baur dan tidak gampang digolongkan.
Banjak bagian dan nubuat kitab para nabi berupa sandjak. Orang dapat melihat, bahwa pada umumnja persandjakkan itu lama-kelamaan berkurang. Nabi2 jang lebih dahulu menggunakan hanja gaja sastera itu, tetapi jang kemudian mulai memakai prosa djuga prosa se-mata2. Persandjakan Hibrani ada undang2 dan patokan2nja sendiri, jang belum diketahui seluruhnja. Namun demikian tidak dapat disangsikan para nabi umumnja suka akan djenis kesusasteraan itu, meskipun tidka selalu pasti apakah salah satu abgian berupa sandjak atau itu, meskipun tidak selalu pasti apakah salah satu bagian berupa sandjak atau prosa sadja. Penterdjemah kadang2 memilaih sajda entah jang satu entah jang lain. Daja puetis memang tidak sama pada semua nabi. Ada jang berbakat luhur dan ada jang berbakat rendah. Persandjakan itupun mengakibatkan, bahwa nubuat2 tidak selalu gampang dibatja. Tetapi umumnja boleh dikatakan, bahwa puesi agak sukar, sehingga para nabi Israil bukan suatu keektjualian. Maka itu perlu nubuat2 dibatja dan dipelajari dengan perhatian jang sewadjarnja. Lalu orang kiranja sampai menikmati puesi Hibrani djuga, kalaupun dalam terdjemahan memang banjak dari kekuatan aselinja hilang.
Kitab para nabi memang kitab dari Perdjandjian Lama, sehingga mungkin orang bertanja apakah gerangan gunanja bagi kita jang hidup didjaman perdjandjian baru. Sudah barang tentu kitab itupun mentjerminkan tahapan wahju ilahi tertentu sadja. Karenanja kitab para nabi, seperti Perdjandjian Lama seluruhnja, menundjuk kepada diri Jesus Kristus dan perdjandjian baru. Namun demikian perbuatan2 nubuat2 itu tidak hanja berguna sebagai persiapan sadja dan sebagai saksi penjelenggaraan ilahi adjaib jang memimpin sedjarah menudju kedjaman terakhir. Banjak adjaran para nabi terus berlaku dan dengan rupa jang sama tidak terdapat dalam Perdjandjian Baru jang selalu mengandaikan Perdjandjian Lama. Demikian misalnja tekanan atas Allah jang mahaesa, jang mahakuasa, mahaadil, jang memimpin seluruh sedjarajh umat manusia. Dalam kitab itu kitapun masih terus dapat menimba pengetahuan tentang Tuhan itu; nabi2 terus mengadjar bahwa iman tanpa amal sesungguhnja iman jang mati dan tak berguna. Iman para nabi adalah dasar iman kita. Para nabi merupakan pendorong suatu tradisi jang bergerak madju, dan tradisi itu kita butuhkan djuga. Tanpa mengetahui kitab para nabi orang tidak mengetahui Perdjandjian Lama dan tidak mengetahui imannja sendiri. Maka dari itu nubuat2 jang lama itu dapat terus hangat bagi kita, mungkin lebih hangat dari pada bagi umat Allah perdjandjian lama, oleh sebab kita dapat mengerti intisari kitab para nabi ialah nabi terachir lagi terbesar, jaitu Jesus Kristus jang dengan kabur dinubuatkan para nabi.
Baiklah kiranja kami sadjikan disini daftar para nabi bersama dengan djaman mereka tampil. \= AMOS l.k. 760-750 Hosea l.k 759-725 Micha 745-697 Jesaja 740-700 Sefanja 630-622 Jeremija 626-585 Habakuk 625-586 Nahum 614 Jeheskiel 597-580 Obadja 520 Hagai 520 Zakarja 520 Maleachi 520-480 (450-430) Joel 500? Baruch 200? Daniel 160 \+ Untuk hal2 terperintji lihatlah kata pendahuluan masing2 Alkitab.
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Berhala (Yeremia 50:38; 51:17-52)
"Kata Ibrani yang diterjemahkan 'berhala' secara harfiah berarti 'kengerian' atau 'te...
Berhala (Yeremia 50:38; 51:17-52)
"Kata Ibrani yang diterjemahkan 'berhala' secara harfiah berarti 'kengerian' atau 'teror'. Para dewa Babel yang kejam, haus darah dan tidak bermoral memang kreasi mengerikan dari pikiran bejat manusia. Sayang sekali bahwa bangsa Babel yang berbudaya sangat tinggi tidak menggunakan kebijaksanaan dan pengetahuan mereka untuk berpaling kepada Allah yang benar dan hidup. Tentunya melalui kontak mereka dengan bangsa Israel mereka telah punya banyak kesempatan untuk mengenal Allah kemuliaan. Tentunya tentang orang-orang seperti itulah yang rasul Paulus bicarakan ketika ia menulis: 'berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar' (Roma 1:22, 23)."1
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Yeremia 51
Kejatuhan Babel Dijelaskan
eskipun isi pasal 50 dan 51 mungkin terlihat berulang-ulang, namun kedua pasal itu tentunya tidak mengandung p...
Yeremia 51
Kejatuhan Babel Dijelaskan
eskipun isi pasal 50 dan 51 mungkin terlihat berulang-ulang, namun kedua pasal itu tentunya tidak mengandung pengulangan yang tanpa arti. Beberapa gagasan ada yang harus diulang supaya dapat dipahami. Ingatlah bahwa pada tahun keempat pemerintahan Zedekia (51:59), ketika perkataan ini sedang disampaikan, Babel sedang berada pada puncak kekuasaannya, melakukan penaklukan atas satu bangsa ke bangsa lainnya. Bahkan untuk mengatakan bahwa bangsa yang kuat ini akan jatuh— belum lagi mengatakan bahwa istana-istananya yang legendaris dan taman-tamannya yang rimbun akan menjadi tandus (ay. 2, 29, 43)—terlihat konyol. Menyatakan bahwa kekuatan militer yang perkasa itu (ay. 3, 4, 14, 30, 53, 56) akan kelelahan, ditangkap, dan tak berdaya tampaknya tidak masuk akal.1
TFTWMS: Yeremia (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Allah, karena mengetahui respon insani umat-Nya, memberikan bukti ganda di dalam pasal 51, dengan penekanan bahwa penghancuran sep...
Catatan Akhir:
- 1 Allah, karena mengetahui respon insani umat-Nya, memberikan bukti ganda di dalam pasal 51, dengan penekanan bahwa penghancuran seperti di Babel adalah rencana-Nya sendiri. Dalam membaca pasal 51, perhatikanlah penekanan oleh Allah dan tentang Allah. Nama Allah diberikan sebagai "Tuhan" dua puluh tiga kali, "Tuhan semesta alam" lima kali, "Allah" empat kali, "Raja" sekali, dan "Yang Mahakudus dari Israel" sekali. Dengan demikian Allah secara khusus disebut tiga puluh empat kali. Tambahkanlah kata ganti orang yang mengacu kepada Allah ("Aku," "Ku," "Ia," "Nya," "milik-Ku," "diri-Nya sendiri"), maka Allah disebut delapan puluh tujuh kali di dalam enam puluh empat ayat itu. Jika Anda membaca pasal itu secara hati-hati dengan hal-hal sebelumnya di dalam pikiran, pengulangan menjadi penegasan kembali ilahi bahwa apa yang terjadi terhadap Babel adalah tindakan yang Allah rencanakan! Dengan jalan itu baik umat Allah maupun bangsa-bangsa di bumi akan mengenali siapakah administrator sesungguhnya ketika Babel jatuh.
- 2 "Referensi di dalam ayat 1 untuk 'Leb-kamai' (ASV) adalah paling menarik. Istilah ini secara harfiah berarti 'hati
- 3 Ibr.: baqaq-"… mencurahkan … Sebuah bejana … mengosongkan tanah, mengurangi penduduk … merampok, menjarah penduduk, Nahum 2:3; Yer. 19:7 … Yes. 19:3 … ia akan sama sekali kehilangan pengertian dan kehati-hatian "(Samuel Prideaux Tregelles, Gesenius' Hebrew and Chaldee Lexicon [Plymouth: N.p., 1857; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967], 136).
- 4 Ibr.: rapha '-"… menjahit bersama, membetulkan … menyembuhkan orang … memulihkan kepada kebahagiaan murni … Hos. 7:1; 11:3 … kebahagiaan murni tergantung pada pengampunan dosa … Yes. 6:10 … memaafkan, membetulkan, memperbaiki "(Ibid., 775-76).
- 5 Ibr.: saphar-"… secara khusus menuliskan huruf-huruf pada sebuah batu, oleh karena itu menulis … seorang juru tulis militer yang memiliki tugas menjaga kumpulan gulungan, Yer. 37:15; 52:25 … menceritakan, mengisahkan … khususnya memberitahu dengan pujian, merayakan, Maz. 19:2; 40:6 … mengucapkan kata-kata" (Ibid., 593-94).
- 6 Ibr.: tsedaqah-"… kejujuran, benar … keadilan, membebaskan, membenarkan dan mengupahi orang saleh … sesuatu dilakukan dengan adil" (Ibid., 703).
- 7 Lihat 2 Raja 24:11-13; 25:8-10; 2 Tawarikh 36:16-19.
- 8 Ibr.: 'asah-"…bekerja, mengerjakan apa saja … membuat, dihasilkan lewat kerja … memproduksi … mempersiapkan, membuat siap … oleh karena itu menawarkan … menunjuk … menyelesaikan, mengeksekusi apa saja" (Tregelles, 657-58).
- 9 Perhatikanlah kesejajaran dan perbedaan yang sama antara Allah dan berhala di dalam 10:1-16, dan nas-nas yang identik dari 10:12-16 dan 51:15-19.
- 10 Ibr.: naphats-"… mematahkan, memotong-motong … Hakim 7:19; Yer. 22:28 … menyebarkan suatu kawanan atau orang, Yes. 11:12 … disebar … Kej. 10:5 … menghancurkan … anak-anak melawan batu … Maz. 137:9 … dicampakkan, Yes. 27:9 "(Tregelles, 558).
- 11 Ibr.: mappets-"… hancurkan … patahkan … penyebaran umat suci, Dan. 12:7 … dihancurkan semuanya berkeping-keping … Babel sebagai klub-perang, Yer. 51:20-23 … Yer … 48:12 (simbol penghancuran Moab … Yes. 27:9 seperti seperti batu-kapur yang menjadi bubuk" (Francis Brown, S. R. Driver, and Charles A. Briggs, A Hebrew and English Lexicon of the Old Testament [London: Oxford, Clarendon Press, 1972], 658-59).
- 12 Pandangan yang diperluas tentang apa yang Yeremia lihat tentang apa yang Babel lakukan terhadap Yehuda dan Yerusalem diberikan di dalam kitab Ratapan, menceritakan apa yang terjadi dan mengapa itu terjadi. Garis besar singkat tentang adegan pembantaian dan penderitaan adalah sebagai berikut: Pasal 1-Sebuah kota janda. Pasal 2-Sebuah umat yang hancur. Pasal 3-Seorang nabi yang menderita. Pasal 4-Sebuah kerajaan yang hancur. Pasal 5-Mengapa? Bangsa yang menyesal!
- 1 Ibr.: kun-"… mendirikan, membangun … menegaskan, mempertahankan … menunjuk … bermaksud serius, menangani … menerapkan pikiran untuk melakukan sesuatu"(Samuel Prideaux Tregelles, Gesenius' Hebrew and Chaldee Lexicon [Plymouth: N.p., 1857; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967], 386-87). Jika saja manusia bisa mengenali apa yang terlibat dalam Allah membentuk bumi, ditambah arahan dan pemeliharaan-Nya, kita semua pasti akan sujud di hadapan kecerdasan, kebijaksanaan, kuasa, dan kekuatan luar biasa seperti itu.
- 2 Seorang gadis kecil, yang berjalan di samping ayahnya, memandang langit dan berkata, "Ayah, jika sisi bawah langit itu begitu indah, bayangkanlah seperti apakah sisi sebaliknya!"
- 3 Ibr.: ba'ar-"…memberi makan pada … mengkonsumsi … menjadi kasar, ganas. Membawa pergi, meniadakan, membasmi "(Tregelles, 132-33). Sementara Allah menciptakan dan membangun, manusia memburuk, menghancurkan, dan mati (Amsal 14:12). Kebodohan atau kurangnya pengetahuan manusia diucapkan dalam kaitannya dengan Allah sebagai Pencipta: Manusia tidak bisa membuat Allah, tetapi Allah membuat manusia. (Perhatikanlah istilah ini dalam 10:14, 21).
- 4 Istilah Ibrani (yabash) ini berasal dari gagasan utama "menjadi kering … jadi orang dibuat malu, dibuat memerah wajahnya "(Ibid., 328), yang merupakan kesia-siaan yang menyedihkan dari upaya terbaik manusia bila dibandingkan dengan alam semesta ciptaan Allah!
- 13 Theo. Laetsch, Jeremiah, Bible Commentary (St. Louis: Concordia Publishing House, 1965), 363.
- 14 Ibr.: qadesh-"… menjadi murni, bersih … menunjukkan diri suci dalam hal apapun, baik dengan menganugerahkan kebaikan, Yeh. 20:41; 28:25 … atau dalam menjatuhkan hukuman, Yeh. 28:22; Bil. 20:13 … untuk ditahbiskan … diresmikan dengan upacara suci, sebagai korban, Kel. 12:2; tentara untuk berperang, Yer. 51:27" (Tregelles, 725).
- 15 Smith, 780.
- 16 Ibr.: nashath-"… mengering, digunakan untuk lidah yang mengering karena rasa haus, Yes. 41:17; tentang kekuatan, ketika lenyap, Yer. 51:30 … merusak, menghancurkan" (Tregelles, 572).
- 17 Smith, 781.
- 18 Ibr.: duach-"…mendorong keluar, membuang … membuat hina … menjadi kotor … membasuh, membersihkan mezbah, 2 Taw. 4:6" (Tregelles, 192).
- 19 Ini tentunya merupakan perlakuan umum terhadap tawanan. Namun begitu, beberapa orang seperti Daniel memegang jabatan tugas khusus dan bahkan dihormati (juga perhatikan 29:4-7).
- 20 "Dengan kehancuran irigasi yang canggih dan sistem kontrol air ini, Babel secara cepat menjadi padang gurun tak berpenghuni yang ditandai dengan 'tumpukan-tumpukan' (yaitu gundukan reruntuhan) yang berantakan dan menyeramkan dan hanya dihuni oleh para serigala. Mereka yang melintasi situs Babel yang tandus itu akan mendesis atau bersuit dalam keheranan atas apa yang telah menimpa kota yang dahulunya merupakan metropolis yang membanggakan (ay. 37)" (Smith, 783).
- 21 Charles J. Ellicott, Ellicott's Commentary on the Whole Bible, vol. 5 (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1959), 171.
- 22 "Dua dinding besar kota itu memiliki, sebagaimana telah dinyatakan di atas, nama-nama Imgur-Bel (= Bel melindungi) dan Nimetti-Bel (= tempat tinggal Bel), dan dengan demikian secara khusus disucikan untuk dia sebagai wakil ilah mereka "(Ibid., 172).
- 23 Lihat pembahasan tentang penyembahan berhala mereka pada halaman 523 dan 524, dalam kaitannya dengan 50:1-10.
- 24 Bacalah Wahyu 18:2-21 (khususnya ay. 4) sehubungan dengan "keluar dari Babel." Lihat pelajaran "Come Out of Her, My People," dimulai di halaman 17 di dalam "Revelation, 9" yang diterbitkan oleh Truth for Today..
- 25 "Banyak pergolakan dan perubahan takhta melanda Babel setelah kematian Nebukadnezar pada 562 S.M. Nabi Yeremia memperingatkan saudara-saudaranya agar kekacauan ini … tidak membangkitkan harapan prematur bagi pembebasan mereka. Orang jadi teringat akan nasihat yang serupa dari Kristus mengenai pelbagai perang dan berita-berita tentang perang yang [harus] mendahului hari Tuhan (Matius 24:6, Lukas 21:28)"(Smith, 785).
- 26 Lihat 50:18-20; 29:10-14; 24:7.
- 27 Ibr.: zakar-"…merenungkan hal-hal yang diingat kembali … menyebutkan sesuatu dengan pujian … merayakan"(Tregelles, 244-45).
- 28 Pentingnya perubahan yang dibutuhkan ini tidak boleh diabaikan. Orang-orang Yahudi menjadi tawanan dan bangsa asing telah memasuki tempat-tempat suci di rumah Tuhan (yang masih berdiri pada tahun keempat pemerintahan Zedekia; 51:59). Hal itu menempatkan orang-orang Yahudi dalam posisi yang sulit dan membingungkan. (1) Tampaknya dewa Babel, Bel, telah menang atas Allah. (2) Setiap, orang Yahudi yang jujur, ber wawasan tahu bahwa dosa mereka sendirilah yang telah menyebabkan pelbagai perkembangan ini (ay. 51). Jika fakta-fakta itu semuanya difokuskan, maka langkah pertobatan dan berpaling lagi kepada Allah, Tuhan semesta alam, akan menjadi langkah yang alami!
- 29 Ibr.: gemulah-"… tindakan, bekerja … untuk membalas tindakan kepada orang siapa saja, yaitu perbuatannya. Maz. 28:4 … pembalasan, bayaran kerugian, Yes. 35:4" (Tregelles, 174).
- 30 Lihat pembahasan pada halaman 536 dan 537 yang mencakup sifat dan klimaks dari sikap Babel dan tindakan Allah. Pokok pikiran di 51:39 diulangi di dalam ayat 57.
- 31 "Kesaksian kuno tentang dimensi dinding-dinding Babel adalah bertentangan. Herodotus, sejarawan Yunani, memperkirakan dinding-dinding ini tingginya lebih daripada 115 meter. Berdasarkan hasil penggalian di situs kuno Babel para sarjana modern memperkirakan dinding-dinding itu tingginya sekitar 20 atau 25 meter dan sekitar 13 meter lebarnya. Herodotus selanjutnya bersaksi bahwa di dalam rangkaian dinding-dinding Babel itu terdapat seratus gerbang, semuanya terbuat dari kuningan, dengan ambang pintu dan pos samping yang kuat (Herodotus I, 179). Gerbang-gerbang ini akan 'dibakar' yaitu, diserang, dihancurkan dan dilebur. Ribuan pekerja yang tak terhitung dari berbagai bangsa di dunia bekerja untuk membuat benteng Babel tidak dapat ditembus. Tetapi ketika Tuhan mulai mencurahkan murka-Nya atas kota itu semua kerja-lelah mereka akan terbukti sia-sia; semua hasil pekerjaan tangan mereka akan dibakar"(Smith, 788-89).
- 32 Lihat catatan tentang 26:1, 2 dan 36:1-4 pada halaman 332 and 405 di dalam edisi "Yeremia" oleh Truth for Today.
- 33 "Kata-kata itu identik dengan kata-kata yang mengakhiri nubuatan besar di ayat 58. Apa yang dimaksudkan adalah bawah mungkin Seraya harus mengulang kata-kata terakhir ramalan itu, dan, seraya kata-kata keluar dari bibirnya, harus melemparkan gulungan itu ke dalam sungai itu. Pembenaman itu melambangkan akhir dari kerja manusia yang sia-sia dan melelahkan atas kota terkutuk itu" (Ellicott, 174).
- 34 D. Young, in T. K. Cheyne and W. F. Adeney, The Pulpit Commentary, vol. 11, Jeremiah, Lamentations, ed. H. D. M. Spence and Joseph S. Exell (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1950), 2:312.
- 35 Ibid.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Penghakiman Allah Atas Babel(Yeremia 50; 51)
Digabungkan, pasal 50 dan 51 berisi 110 ayat, tetapi seluruh bagian itu berdiri sebagai satu unit. Babe...
Penghakiman Allah Atas Babel(Yeremia 50; 51)
Digabungkan, pasal 50 dan 51 berisi 110 ayat, tetapi seluruh bagian itu berdiri sebagai satu unit. Babel telah menjadi topik yang penting, baik diacukan atau disebutkan, di seluruh karya kenabian Yeremia (1:14-16; 20:4; 21:2; 24:1; 25:1). Jadi, kita tidak perlu heran, bahwa perhatian yang terperinci diberikan terhadap penghakiman Allah atas Babel.
Kata-kata nubuatan itu ditulis dan dibacakan pada tahun keempat pemerintahan Zedekia, ketika ia pergi ke Babel (51:59). Yehuda sudah jatuh ke tangan Nebukadnezar, yang berada pada puncak karirnya dalam membangun kerajaannya. Masih ada bangsa-bangsa lain yang belum ditaklukkan oleh Nebukadnezar, namun kekuasaan dan kemenonjolonnya sudah mapan. Bahkan Allah menyertai dia dalam pelbagai penaklukannya (27:1-8). Di dalam pasal 50 dan 51, Yeremia, di negeri yang sudah menjadi korban raja itu, secara terbuka menyatakan kehancuran penguasa dan tentara terbesar di zaman itu. Nabi itu sedang menyatakan datangnya penaklukan dari sang penakluk! Yeremia telah memilih Seraya sebagai juru bicaranya, yang ironisnya diacukan sebagai "pangeran yang tenang" (51:59; KJV). Ia membawa gulungan nubuatan itu ke Babel dan membacakannya keras-keras (51:61). Ia tentunya menyampaikan sebuah pesan yang meledak-ledak! Seperti sering terjadi, kuasa Allah sedang diwujudkan dalam kelemahan.
Pesan luar biasa dari Yeremia itu menunjukkan bahwa ia bekerja untuk Allah daripada untuk Babel (lihat 37:6-16). Jika selama ini ia tidak berbicara untuk Allah, maka perkataannya itu adalah kebodohan. Pada waktu yang sama ia juga menolak kaumnya sendiri (yang ingin membunuh dia) dan menentang tentara penyerbu Babel yang berjaya! Baik pesannya maupun situasi saat itu tidak memungkinkan dia untuk menjalin persahabatan dari kedua sisi. Kepercayaannya harus kepada Allah! Nabi yang berani itu harus melihat ke sorga, karena ia telah menubuatkan malapetaka ke atas bangsa-bangsa di bumi, termasuk kerajaan penakluk dunia (25:29-33).
Hukuman apakah yang diberitakan untuk Babel? Sebagaimana perlakuan yang kejam datang dari Babel, hukuman yang kejam juga akan datang untuk Babel. Di halaman 519 tercantum tiga belas persamaan tentang bagaimana Babel memperlakukan bangsa-bangsa lain dan bagaimana Babel akan diperlakukan. Kehancuran Babel memberikan kesaksian yang menggugah pikiran mengenai prinsip ilahi tentang menabur dan menuai (Galatia 6:7, 8).
Mengapakah hukuman untuk Babel ditetapkan? Dosa-dosa dan pelanggaran khusus Babel bisa dikumpulkan sedikit demi sedikit dari liputan Yeremia di dalam dua pasal ini. Allah tentunya dibenarkan dalam merespon Babel seperti yang Ia lakukan. Meskipun Babel dan Nebukadnezar mungkin pernah bertindak sebagai hamba Allah (Yeremia 25:9; 27:6-8; 43:10-13; Yesaya 13:1-6; 44:26-28) untuk menghukum bangsa-bangsa lain, namun bangsa Babel menjadi berkarat dalam kejahatan yang menuntut mereka harus membayar dosa-dosa mereka sendiri. Yeremia membuktikan fakta itu dengan pernyataan berikut ini:
- 1. "Sebab kepada Tuhanlah ia berdosa!" (Yer 50:14). Ini membuktikan bahwa Allah menuntut bangsa-bangsa bertanggung jawab kepada Dia dalam cara lain di luar perjanjian yang Ia buat dengan Israel.
- 2. "Sebab engkau telah menantang [konflik]1TUHAN" (Yer 50:24). Istilah "konflik" menunjukkan perasaan Allah dan sikap keras kepala Babel.
- 3. "Sebab ia bertindak kurang ajar terhadap TUHAN" (Yer 50:29; lihat ayat Yer 50:31, 32; Yer 13:15). Ketika ciptaan bertindak seperti itu kepada sang Pencipta, cap bencana humanisme telah dilepaskan.
- 4. "Sebab negeri itu penuh patung-patung, mereka menjadi gila2oleh berhala-berhala mereka!" (Yer 50:38, lihat Yer 51:17, 18, 44, 47, 52). Babel, dengan kemegahan dan keindahannya, membolehkan kehormatan dan kemuliaan besar diberikan kepada dewa-dewa palsu.
- 5. "Kami tadinya mau menyembuhkan Babel, tetapi ia tidak dapat disembuhkan" (Yer 51:9; lihat Yer 50:24). Kaum itu menolak Allah. Allah itu penuh belas kasihan, tetapi kehendak manusia yang keras kepala bisa menolak kebaikan-Nya.
- 6. "Akhir hidupmu sudah datang, dan takaran ketamakanmu!" (Yer 51:13; KJV). Keserakahan dan keegoisan Babel telah merubah penaklukan menjadi "ketamakan" (Ibr.: betsa). Meskipun Allah tahu bahwa mereka yang ditaklukkan oleh Babel memang pantas menerima hukuman atas cara hidup mereka yang berdosa, namun kesalahan mereka itu tidak membenarkan penjarahan secara serakah oleh Babel.
- 7. "Aku akan membalaskan kepada Babel … segala kejahatan yang telah mereka lakukan terhadap Sion" (Yer 51:24, 34, 35; 25:12-14); "Babel akan jatuh oleh karena orang-orang yang mati terbunuh di antara Israel" (Yer 51:49). Di dalam pasal 50 dan 51, Yeremia berulang kali beralih antara penaklukan kejam oleh Babel dan sinar harapan bagi umat Allah. Perbuatan jahat Babel terhadap Yehuda memang harus dilakukan untuk membuat umat-Nya itu bertobat. Namun begitu, perlakuan kejam dari Babel (yang Allah manfaatkan untuk melakukan kebaikan pada umat-Nya) tidak direstui oleh Allah. Allah dibenarkan dalam mendatangkan penghakiman ke atas Babel!
Kapankah penghukuman itu akan terjadi? Pada 539 S.M., Babel jatuh ke tangan pasukan Koresh, raja baru dari Kerajaan Media-Persia, tanpa pertempuran. Kehancuran total kota itu terjadi setelah beberapa kali pengepungan.3
Persamaan Antara Perlakuan Kejam Oleh Babel Dan Hukuman Untuk Babel
Perlakuan Kejam Oleh Babel |
Persamaannya |
Hukuman Utuk Babel |
|
Sebagaimana Babel adalah kekuatan penakluk dari utara, ia juga akan ditaklukkan. |
|||
Sebagaimana Babel menjarah bangsa-bangsa, ia juga akan dijarah oleh bangsa-bangsa lain. |
|||
Sebagaimana Babel membuat bangsa-bangsa lain tandus, ia juga akan dibuat tandus. |
|||
Sebagaimana Babel mencurahkan pembalasan Allah ke atas bangsa lain, ia juga akan merasakan pembalasan-Nya. |
|||
Sebagaimana orang lain kelaparan, takut terhadap tentara Babel, Babel juga akan takut kepada tentara bangsa lain. |
|||
Sebagaimana Babel telah menjadi jerat kepada bangsa lain, ia juga akan dijerat. |
|||
Sebagaimana Babel telah memanah bangsa lain, panah akan juga dilepaskan kepada dia. |
|||
Sebagaimana Babel telah membunuhi para teruna di jalan-jalan, para taruna Babel juga akan dibunuh. |
|||
Sebagaimana Babel telah menjadi api yang menghanguskan bangsa lain, Babel juga akan dihanguskan oleh api. |
|||
Sebagaimana Babel telah membuat tangan orang lain "lemah" (KJV), ia juga akan menjadi lemah. |
|||
Sebagaimana Babel datang seperti singa dari Sungai Yordan yang meluap, musuh yang lain akan mendatangi dia. |
|||
Sebagaimana Babel telah menyebabkan bangsa lain meratap, ia juga akan meratap. |
|||
Sebuah ringkasan umum tentang kondisi dan penyebab kejatuhan Babel diberikan. |
Kaum Skeptis Dan (Yeremia 50; 51)
Kaum Skeptis meragukan bahwa bagian dari Yeremia 50; 51 adalah karya Yeremia, meskipun bagian itu secara jelas menyatakan bahwa Allah mengatakan ini "melalui nabi Yeremia" (50:1; 51:59-61, 64). Manusia telah mengajukan banyak pertanyaan dan menawarkan spekulasi tanpa bukti apapun. Kita tidak akan memikirkan skeptisme ini atau mempercayainya. Informasi yang cukup akan diberikan untuk memverifikasi bahwa klaim Alkitab bagi Yeremia sebagai penulisnya adalah sah.
Skeptisme tertentu disuarakan atas dasar bahwa kejadian-kejadian di dalam pasal-pasal ini tidak terjadi pada tahun keempat pemerintahan Zedekia (karena umat Allah berada di pembuangan; 50:4, 5). Bait suci telah dihancurkan, tindakan saat ini adalah pembalasan Allah (51:11), dan suara kejatuhan Babel sudah diperdengarkan (50:22, 23). Semua ini sudah terlambat bagi tahun keempat pemerintahan Zedekia Respon: Jangan lupa bahwa ini adalah buku nubuatan, diberikan oleh Allah, yang mengetahui masa depan. Allah tahu bagaimana menggambarkan pelbagai peristiwa ini dengan tepat dan akurat jauh sebelum mereka terjadi. (Perhatikanlah keakuratan tentang Babel pada awal tahun keempat pemerintahan Yoyakim; 25:1, 12-14; lihat 43:8-13.)
Pendapat lain adalah bahwa sikap Yeremia mengenai Babel berbeda di dalam 50:8, 9 dan 51:9, 10 dibandingkan dengan 29:4-10 Respon: Klaim itu mungkin benar; tetapi di dalam 25:12-14, Yeremia juga berbicara berbeda tentang Babel dibandingkan yang ia katakan kepada para tawanan di dalam 29:4-10. Yeremia meliput kondisi saat itu di 29:4-10, tetapi 50 dan 51 berhubungan dengan penghakiman masa depan atas, dan jatuhnya, Babel. Di dalam pasal 29 Yeremia juga mendesak para tawanan untuk berhubungan dengan Babel (ay. 5-7), dan kemudian pulang dari Babel (ay. 12-14). Di dalam kitab nubuatan, kejadian saat ini dan masa depan mungkin dicampur dalam penyajiannya.
Para pengecam selanjutnya menyatakan bahwa pengulangan yang terlalu banyak terjadi pada pasal 50 dan 51. Serangan dan kebinasaan yang menghampiri Babel disebutkan sebelas kali, penaklukan dan penghancuran Babel sembilan kali, kepulangan Israel/Yehuda ke Yerusalem tujuh kali, dan munculnya musuh dari utara empat kali (50:3, 9, 41; 51:48). Respon: Pengulangan tidak merusak keaslian atau kepengarangan. Dari pasal 1 sampai pasal 50, Yeremia menggunakan pengulangan tentang dosa Yehuda, rencana Allah, penyembahan berhala, dan Babel sebagai kekuatan yang akan menghukum umat Allah. Pasal 50 dan 51 adalah bukti yang sesuai dengan pola Yeremia lebih daripada untuk penulis lain!
Dimanakah "segala apa yang Kufirmankan tentang dia [Babel], yaitu segala apa yang tertulis dalam kitab ini seperti yang telah dinubuatkan Yeremia tentang segala bangsa itu" (25:13), jika tidak terdapat di dalam pasal 50 dan 51? Pelajarilah kedua pasal ini sebagai pesan Allah bagi Babel melalui Yeremia (seperti yang teks itu nyatakan), berusahalah untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit apa yang Allah persiapkan untuk renungan kita.
Dayton Keesee
TFTWMS: Yeremia (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Ibr.: garah-"… menjadi kasar … mengganggu … membangkitkan, menimbulkan perselisihan … berperang … Ula. 2:5, 19"...
Catatan Akhir:
- 1 Ibr.: garah-"… menjadi kasar … mengganggu … membangkitkan, menimbulkan perselisihan … berperang … Ula. 2:5, 19" (Samuel Prideaux Tregelles, Gesenius' Hebrew and Chaldee Lexicon [Plymouth: N.p., 1857; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967], 178-79).
- 2 Ibr.: halal-"… memperlihatkan, digunakan baik penampilan eksternal dan kata-kata yang [indah, mengharukan] … menjadi bodoh … memuji, merayakan … memuliakan, membanggakan diri sendiri … sangat percaya sekali kepada berhala" (Ibid., 226).
- 3 Kitab Wahyu menceritakan tentang kehancuran Babel simbolis, yang digambarkan sebagai pelacur di dalam Wahyu 17:1-5. Pembahasan tentang nas ini bisa ditemukan di dalam pelajaran oleh David Roper "When Babylon Tries To Seduce You," dalam "Revelation, 8" issue of Truth for Today (February 1999). Pelajaran tentang Wahyu tersedia dalam serial sebanyak sembilan bagian.
- 1 James E. Smith, Jeremiah and Lamentations, Bible Study Textbook Series (Joplin, Mo.: College Press, 1972), 768.
- 2 'jack Cottrell, God the Redeemer (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1991), 17-18.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) YEREMIA
PENGANTAR
Nabi Yeremia hidup antara bagian terakhir abad ketujuh dan bagian pertama abad
keenam Sebelum Masehi. Lama sekali Yeremia bekerja
YEREMIA
PENGANTAR
Nabi Yeremia hidup antara bagian terakhir abad ketujuh dan bagian pertama abad keenam Sebelum Masehi. Lama sekali Yeremia bekerja sebagai nabi, dan selama waktu itu ia selalu memperingatkan umat Allah tentang bencana yang akan menimpa mereka karena mereka berdosa dan menyembah berhala. Nubuatan itu menjadi kenyataan pada masa Yeremia masih hidup: Nebukadnezar raja Babel merebut dan menghancurkan Yerusalem serta Rumah TUHAN yang ada di situ; raja Yehuda bersama rakyatnya diangkut ke Babel. Yeremia juga menubuatkan bahwa orang-orang itu akan kembali dari pembuangan dan keadaan bangsa Israel pulih kembali.
Buku Yeremia dapat dibagi dalam beberapa bagian seperti yang berikut ini:
- (1) Pesan dari TUHAN kepada bangsa Yehuda dan penguasa-penguasanya pada masa pemerintahan Yosia, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia.
- (2) Petikan-petikan dari buku catatan Barukh sekretaris Yeremia, termasuk berbagai nubuatan dan peristiwa penting dalam kehidupan Yeremia.
- (3) Pesan dari TUHAN tentang berbagai bangsa asing.
- (4) Catatan pelengkap mengenai kisah jatuhnya Yerusalem dan pembuangan ke Babel.
Nabi Yeremia adalah seorang yang berperasaan halus. Ia sangat cinta kepada bangsanya, dan sama sekali tidak suka menubuatkan hukuman ke atas mereka. Di dalam beberapa bagian dari bukunya ia berbicara dengan penuh perasaan tentang penderitaannya karena ia dipanggil oleh Allah untuk menjadi nabi. Perkataan TUHAN adalah seperti api di dalam hatinya; mau tidak mau ia harus menyampaikannya kepada bangsanya.
Yang paling indah dalam buku ini ialah kata-kata TUHAN yang menunjuk kepada suatu masa yang akan datang. Pada masa itu akan ada suatu ikatan janji yang baru dengan Allah. Umat TUHAN akan mentaati janji itu tanpa ada guru yang mengingatkan mereka. Sebab janji itu akan tertulis di dalam hati mereka (Yer 31:31-34).
Isi
- Panggilan Yeremia
Yer 1:1-19 - Nubuat-nubuat selama pemerintahan Yosia, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia
Yer 2:1-25:38 - Kejadian-kejadian dalam kehidupan Yeremia
Yer 26:1-45:5 - Nubuat-nubuat terhadap bangsa-bangsa
Yer 46:1-51:64 - Jatuhnya Yerusalem
Yer 52:1-34
Ajaran: Yeremia (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab Yeremia, anggota Jemaat mengerti bahwa Allah
sangat membenci ketidaktaatan anak-anaknya, tetapi juga Ia ad
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab Yeremia, anggota Jemaat mengerti bahwa Allah sangat membenci ketidaktaatan anak-anaknya, tetapi juga Ia adalah Allah Yang Maha Pengampun terhadap anak-anak-Nya yang mau bertobat dari dosanya.
Pendahuluan
Penulis : Nabi Yeremia.
Isi Kitab: Kitab Yeremia terbagi atas 52 pasal, yang berisi hal sejarah pemberitaan penghukuman yang akan dialami oleh bangsa Israel karena ketidaktaatannya dan pemberitaan tentang kelahiran Raja, tunas dari Daud serta keadaan dalam pemerintahannya.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Yeremia
Pasal 1 (Yer 1:1-19).
Yeremia dipanggil menjadi hamba Allah
Pendalaman
Perhatikan pasal 1; Yer 1:1-19 dan apakah yang terjadi dengan Yeremia?
Pasal 2-25 (Yer 2:1-25:38).
Pemberitaan tentang keadaan masa depan bangsa Israel dan Yehuda
- Allah mencela kejahatan bangsa Yehuda. (Pasal 2-10; Yer 2:1-10:25).
- Penganiayaan terhadap Yeremia di Anatot. (Pasal 11; Yer 11:1-23).
- Yeremia memberitakan kejahatan dan dosa bangsa Yehud (Pasal 13-20; Yer 13:1-20:18).
- Pemberitaan tentang pembuangan bangsa Yehuda ke Babe selama 71 tahun (Pasal 25; Yer 25:1-38).
Pendalaman
Mengapakah bangsa Israel dihukum Allah dan ke manakah mereka akan dibuang? (perhatikan pasal 25; Yer 25:1-38).
Pasal 26-45 (Yer 26:1-45:5).
Penjelasan tentang pelayanan Yeremia
- Yeremia memberitakan kehancuran Bait Suci dan penganiayaan ole Hananya terhadap dirinya (pasal 26-29; Yer 26:1-29:32).
- Yeremia memberitahukan janji Allah tentang pemulihan keadaan bangs Israel, serta diperbaharuinya janji Allah kepada bangsa Israel (pasa 30- 34; Yer 30:1-34:22).
- Yeremia dimasukkan ke dalam sumur karena pemberitaannya (pasal 37-39 Yer 37:1-39:18).
- Yeremia terpaksa ikut mengungsi ke Mesir (pasal 40-45; Yer 40:1-45:5).
Pendalaman
(1). Perhatikan pasal Yer 31:31-34. Apakah yang dikatakan tentang Perjanjian Baru? (2). Mengapakah Yeremia dimasukkan ke dalam sumur? (pasal Yer 37:1-6) (3). Dan apa yang terjadi selanjutnya? (pasal Yer 43:1-7).
Pasal 46-51 (Yer 46:1-51:64).
Pemberitaan tentang masa depan bangsa-bangsa lain.
- Pemberitaan keadaan masa depan bangsa-bangsa Mesir, Filistin Moab, Amon, Edom, Damsyik (pasal 46-49; Yer 46:1-49:39).
- Pemberitaan keadaan masa depan bangsa Babe (pasal 50-51; Yer 50:1-51:64).
Pendalaman
Bacalah pasal Yer 46:27-28. Apakah yang terjadi atas bangsa-bangsa Mesir, Filistin, Moab, Amon, Edom, Damsyik, Babel, dan juga atas bangsa Israel?
Pasal 52 (Yer 52:1-34).
Pemberitaan tentang kehancuran kota suci di Yerusalem.
Pendalaman Apakah sebabnya kota Yerusalem dihancurkan? (bacalah pasal Yer 52:1-3).
II. Kesimpulan/penerapan
Kitab Yeremia mengajarkan bahwa di dalam melayani dan menjadi hamba Allah kita tidak terlepas dari penderitaan dan aniaya.
Panggilan Yeremia mengajarkan bahwa Allah mau memanggil seseorang untuk menjadi hamba-Nya dengan sepenuh waktu.
Kitab Yeremia mengajarkan bahwa Allah sangat membenci ketidaktaatan anak- anak-Nya, tetapi Ia mengampuni anak-anak-Nya yang mau bertobat dari kesalahannya.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Yeremia?
- Apakah isi Kitab Yeremia?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan setelah mempelajari Kita Yeremia?
Intisari: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Kesia-siaan formalitas
MASALAH NUBUATANKitab Yeremia sulit dibaca secara berurutan karena panjang dan tidak mempunyai pola kronologis yang teratur.
Kesia-siaan formalitas
MASALAH NUBUATAN
Kitab Yeremia sulit dibaca secara berurutan karena panjang dan tidak mempunyai pola kronologis yang teratur.
PENJELASAN
Pertama, tidak ada alasan mengapa suatu buku harus dibuat dalam urutan kronologis yang teratur. Kitab ini tidak dimaksudkan sebagai buku sejarah, walaupun berisi fakta-fakta sejarah. Yeremia merupakan kitab nubuatan, bukan semata-mata buku sejarah. Kedua, dalam pasal Yer 36 diterangkan bahwa telah terjadi penulisan kembali dari kitab aslinya. Raja Yoyakim membaca naskah aslinya, tetapi kemudian dibakarnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa pasal Yer 1:1-20:18 kebanyakan ditulis pada masa pemerintahan Yosia dan sisanya dari masa pemerintahan Yoyakim, yaitu Yoyakim dan Zedekia. Selain itu, bagian pertama terutama berisi nubuatan ditambah dengan sedikit biografi dan sejarah, tetapi bagian kedua merupakan biografi dan sejarah ditambah sedikit nubuatan.
KEHIDUPAN DAN ZAMAN YEREMIA
Yeremia menjadi nabi selama lebih dari empat puluh tahun: dari tahun ketiga belas Raja Yosia, yaitu tahun 627 SM sampai penghancuran kota Yerusalem dan permulaan masa pengasingan dalam tahun 587/6 SM. Yeremia dibesarkan pada masa pemerintahan Raja Manasye yang membelot dari Tuhan, dan melihat sedikit perbaikan pada zaman reformasi Yosia, tetapi tidak terjadi pertobatan secara nasional. Pada permulaan masa ini Asyur dan Mesir merupakan dua kekuatan besar. Bangsa Asyur dikalahkan oleh Babel pada tahun 612 SM dan demikian halnya dengan Mesir yang dihancurkan di Karkemis pada tahun 605 SM. Sejak saat itu Yeremia terus menerus mendorong Yehuda untuk menyerah kepada Babel, untuk menerima segala konsekuensi dari dosa-dosa mereka yaitu Pembuangan. Dia tahu bahwa masa Pembuangan akan berakhir dengan pengampunan dan pemulihan Allah secara dramatis.
PESIMIS ATAU OPTIMIS?
Yeremia sering disebut "Nabi Kehancuran". Tetapi dia juga "Nabi yang Pengharapannya tak pernah goyah". Hukuman atas dosa tidak dapat dihindari, tetapi di atas semua itu Yeremia melihat bahwa Allah selalu menunggu untuk mengampuni. Yeremia membeberkan tiga dosa yang utama:
o penyembahan berhala. Yer 7:30-8:3; 19:1-15;
o amoralitas. Yer 5:1-9
o nubuatan palsu: Yer 7:3-11; 14:11-16; 23:9-40
Ajaran Yeremia yang utama ialah bahwa tidaklah cukup hanya mengetahui dosa-dosa kita atau bahkan menyesalinya saja. Pertobatanlah yang dituntut oleh Allah.
Pesan
Yer 7:1-29Ayat-ayat ini mengandung ringkasan dari pesan Yeremia yang ditulis dengan jelas. Di sini kita melihat lima tahapan; melalui Yeremia, Allah:
o menuntut dan menggambarkan pertobatan yang sejati
o menyadarkan umat akan perasaan aman mereka yang tidak benar
o merinci dosa-dosa mereka
o menerangkan tentang isi Hukum yang benar
o memperingatkan tentang penghukuman yang tak dapat dihindari
1. Tempat semua itu terjadi
Yeremia seorang pengkhotbah, bukan penulis. Dia harus berbicara di muka umum. Yang dimaksud dengan pintu gerbang Rumah Tuhan mungkin pintu yang terletak antara halaman dalam dan luar tempat jemaat yang berbakti di dalam dan para pedagang yang berada di luar dapat mendengar. Yer 7:1,2a
2. Yeremia mulai dengan himbauan
"Perbaikilah cara hidup dan tingkah lakumu." Pertobatan bukanlah semata-mata mengatakan "saya menyesal", tetapi perubahan sikap dan perbuatan. Perhatikan bagaimana orang Yehuda merasakan perasaan aman yang bodoh: "Ini adalah Rumah Tuhan", oleh karena kita memiliki Rumah Tuhan maka kita pun memiliki Allah. Kehadiran Allah secara nyata dibuktikan oleh sikap dan perbuatan kita, bukan dengan memiliki simbol-simbol keagamaan berupa salib atau Alkitab dan gereja. Yer 7:2-8
3. Aman terhadap dosa
Inilah pendapat mereka: kita mempunyai Rumah Tuhan, oleh karena itu kita boleh bertindak semau kita. Pencurian, pembunuhan, perzinahan, kebohongan, bahkan penyembahan berhala... setelah itu kita pergi ke gereja untuk sedikit beribadat. Yer 7:9-11
4. Silo
Pada waktu bangsa Israel memasuki Kanaan, didirikanlah Tenda Pertemuan di Silo, dan Silo tetap merupakan pusat penyembahan sampai pada zaman Hakim-hakim. Tetapi Mazmur 78:56-64 menggambarkan bahwa Silo dihancurkan ketika mereka memberontak, dan bangsa Yahudi seharusnya sekarang menyadari bahwa bangunan Rumah Tuhan sekalipun tidak dapat menyelamatkan mereka. Yer 7:12-15
5. Dosa keluarga
Seluruh anggota keluarga bergabung dalam penyembahan kepada Istar, dewi perang dan cinta. Perhatikan bukan saja hal-hal yang baik yang menarik, tetapi juga hal-hal yang buruk. Yer 7:16-20; 2Ti 1:4,5
6. Ketaatan, bukti iman
Inti dari kesalehan bukanlah pengorbanan tetapi kerendahan hati, ketaatan dan cara hidup yang suci. Yer 7:21-29
Penerapan
1. Sindrom kesuksesan
Banyak orang Kristen yang beranggapan salah dengan berharap bahwa jika mereka menjalani hidup yang baik, maka mereka akan hidup dalam kelimpahan, terpandang dalam masyarakat dan dihormati. Hal ini memang seringkali terjadi. Kitab Yeremia mengingatkan bahwa hal ini tidak selamanya demikian. Orang yang selalu dapat diandalkan karena berbicara benar boleh jadi akan menjadi bahan tertawaan.
2. Penampilan agama
Pada suatu ketika seorang Hindu menyampaikan pendapatnya di hadapan seorang misionaris Kristen, "Saya tidak akan pernah mengampuni Saudara, karena Saudara mengatakan bahwa kekristenan itu suatu agama". Kekristenan bukanlah hanya suatu agama dengan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi, berpuasa dan perayaan-perayaan serta doa-doa yang dipanjatkan. Kekristenan merupakan suatu jalan kehidupan. Kekristenan adalah kehidupan, kehidupan yang utuh. Di sinilah kegagalan yang menyedihkan yang dialami oleh bangsa Yahudi pada zaman Yeremia. Mereka semuanya "beragama". Mereka semua percaya kepada tuhan... segala macam tuhan. Pasal Yer 7 memperingatkan tentang hal-hal lahiriah dalam penampilan agama. Surat Yakobus yang pendek banyak mengulas hal ini.
3. Dosa yang tak terampuni
Apakah kita dapat melakukan sesuatu semau kita? Mungkinkah menantang Allah terus menerus? Tidak bertobat sampai akhirnya terlambat? Pasal Yer 16 menunjukkan bahwa hal itu mungkin, kita dapat menantang Allah sedemikian rupa sampai Dia meninggalkan kita. Di bawah ini adalah sebagian dari firman Tuhan yang paling serius dari keseluruhan isi Alkitab: "Aku telah menarik damai sejahtera pemberian-Ku daripada bangsa ini" (Yer 16:5). Perhatikan juga keterbatasan pengampunan yang ada dalam Perjanjian Baru (Mat 12:22-37).
Tema-tema Kunci
1. Dosa
Orang mempunyai pengertian yang salah tentang dosa. Dosa merupakan suatu istilah keagamaan yang diartikan sebagai pengabaian kewajiban keagamaan. Oleh karena itu, Allah hanya berurusan dengan apa yang terjadi pada suatu hari dalam seminggu, dan apa yang terjadi pada enam hari lainnya bukan urusan-Nya! Bacalah dengan saksama semua pasal dan catatlah semua hal yang dianggap oleh Yeremia sebagai dosa manusia. Apa yang menjadi pertanda yang umum? Lihat Yohanes 16:5-11. Apa definisi dosa?
Mengapa kita boleh berharap bahwa percaya kepada Yesus akan mengubah tingkah laku manusia?
2. Penyembahan berhala: dosa dan lambang-lambang
Suatu hal yang aneh bahwa kita selalu ingin melihat sesuatu pada waktu beribadah. Oleh karena itu, agama-agama dunia biasanya memberikan sesuatu, misalnya patung-patung Budha raksasa yang tersebar di seluruh Asia. Tetapi, perhatikanlah bagaimana lambang-lambang alkitabiah pada akhirnya berubah menjadi ilah-ilah. Pelajari kisah tentang ular tembaga (Bil 21:4-9; 2Ra 18:1-4). Pelajari sejarah Tabut Perjanjian (Kel 25:10-22; 1Sa 4:11). Perhatikan juga larangan Allah terhadap segala bentuk patung dewa untuk disembah (Kel 20:4-6,22,23). Bagaimana semua ini berhubungan dengan kekristenan? Apakah ada bahaya dalam penggunaan salib waktu beribadah?
3. Khotbah dengan menggunakan ilustrasi
Yeremia banyak menggunakan ilustrasi dalam khotbahnya untuk memastikan bahwa orang akan mengingat apa yang telah dikatakannya. Dia berbicara mengenai perkawinan, perceraian dan pelacuran. Dia berbicara mengenai tenda dan pokok anggur. Dia menggambarkan perang, kereta dan kelahiran, burung-burung di sangkar, unta di gurun. Kumpulkanlah semua ilustrasi itu. Bandingkan mereka dengan jenis ilustrasi yang dipakai oleh Tuhan kita. Mengapa mereka sedemikian mirip? Jenis ilustrasi bahasa yang bagaimana yang kita harapkan digunakan oleh Yeremia modern?
4. Penjunan (pasal 18)
Telusuri tema ini dalam seluruh Alkitab. (Lihat khususnya Maz 2:1-9; Yes 45:9,10; 64:8,9; Rom 9:19-29.) Apa hubungan utama antara penjunan dan tanah liat? Mengapa?
YEREMIA (2)
Arti keberhasilan
KEBERHASILAN YEREMIA
Bagian kedua dari kitab nubuatan ini sebagian besar merupakan riwayat hidup. Kita melihat apa yang terjadi pada utusan Allah yang setia itu. Dia berhasil karena melakukan apa yang Allah perintahkan, tidak lebih dan tidak kurang; sebab apa yang dinubuatkannya menjadi kenyataan; sebab Allah terus memakainya sebagai utusan-Nya yang istimewa dan sebab Yeremia menyukakan hati Allah. Tetapi dilihat dari sudut manusiawi dia tidak terlalu berhasil. Yeremia ditentang oleh nabi-nabi lainnya, diserahkan oleh penguasa kepada orang banyak, diancam dan dipenjarakan.
PENULISNYA
Nama Yeremia mungkin berarti "Allah meninggikan". Nama itu boleh jadi merupakan harapan orang-tuanya atas Israel, tetapi arti itu lebih mendekati apa yang diharapkan oleh mereka untuknya. Yeremia menerima panggilan pada waktu masih muda, dan ia menjadi juru bicara Allah selama empat puluh tahun. Dia tetap dipakai sampai pada akhir hidupnya. Dan, dia tetap dipakai bahkan sesudah kematiannya. Namanya sering dikutip dalam Perjanjian Baru. Yeremia dibesarkan pada waktu pemerintahan raja Manasye yang jahat, oleh karenanya ia menyambut baik reformasi yang dilakukan oleh raja Yosia. Tetapi lambat laun ia menyadari bahwa perubahan yang terjadi hanya hal- hal yang di luar saja. Perubahan itu tidak menyentuh kehidupan rakyat, hati maupun motivasi mereka. Dengan demikian, tugas Yeremia menjadi nyata sebagai orang yang harus memberitakan hukuman yang tidak dapat dihindari -- namun janji keselamatan, tetapi penghakiman harus diterima terlebih dahulu.
RAJA-RAJA
Raja ketiga dari kelima raja yang memerintah pada masa hidupnya dan yang dikhotbahinya dapat dikatakan lebih menonjol daripada yang lain. Dalam pasal Yer 36 Yoyakim diberi kesempatan untuk mempelajari nubuatan Yeremia secara mendalam. Kata-kata nubuatan ditulis dan dibacakan untuknya. Tetapi perhatikanlah komentar ini: "Raja... tidak menunjukkan rasa takut..." (Yer 24). Reaksi Yoyakim adalah menghancurkan gulungan yang berisi perkataan-perkataan Yeremia. Percobaan untuk menolak kebenaran dan menghindarkan diri dari maksud pesan Yeremia itu mengalami kegagalan. Sebenarnya ia bahkan tidak mendapat kepuasan dari perusakan kitab tersebut. Dia malah membuka jalan untuk penulisan kitab yang lebih panjang dengan tema yang sama. Firman Tuhan tidak akan lenyap apabila diabaikan atau diserang (Yes 40:8).
Pesan
Yeremia menunjukkan kepada kita apa artinya menjadi utusan Allah.
1. Panggilan terhadap Yeremia
Yeremia sama seperti Yesaya (Yes 6) merasa tidak mampu untuk memikul tugas yang dibebankan kepadanya, ia juga mengalami jamahan Allah. Yer 1:1-10
2. Pelajaran dari buli-buli tanah liat
Yeremia menggunakan alat bantu visual. Buli-buli yang pecah merupakan lambang penghakiman. Reaksi terhadap kejadian itu seharusnya pertobatan. Hal itu tidak pernah terjadi. Sebaliknya iman Yeremia sendiri diserang. Dia dipenjarakan, dan berseru (Yer 20:7-18) "Mengapa?" Harapannya ditelanjangi, kecuali harapannya terhadap Allah. Yer 19:1-20:18
3. Insiden tentang kuk
Bukan saja tidak mendapat tanggapan dari rakyat, Yeremia malahan diperhadapkan dengan para "nabi" lain. Dapat diterka bahwa di antara tuduhan-tuduhan mereka terdapat "kecongkakan". Para pengkhotbah dewasa ini dapat mengalami perlakuan yang sama. Yer 27:1-28:17
4. Yeremia dan orang-orang Rekhab
Selalu ada penghiburan: orang-orang Rekhab dengan kesetiaan mereka yang sederhana terhadap nenek moyang mereka merupakan pengecualian yang mendorong semangat. Jangan terlalu menekankan hal-hal yang suram (lihat Elia, 1Ra 19:1-18). Yer 35:1-19
5. Insiden kitab gulungan
Yeremia tidak mendapat dukungan dari rakyat, nabi, imam atau raja. Berita mengenai pembakaran kitab ini boleh jadi membuatnya patah semangat, tetapi Yeremia tetap berjuang. Yer 36:1-32
6. Dari penjara bawah tanah sampai tangki air
Apa yang dipikirkannya waktu penderitaan yang di hadapinya dan bukannya kelepasannya? Dan pertolongan datang dari sumber yang tidak diduga-dua, seorang Etiopia. Yer 37:1-38:13
7. Tidak ada akhir yang bahagia
Seperti Yeremia, beberapa utusan Allah hanya melihat cahaya terang pada akhir terowongan... Yer 41:1-44:30
Penerapan
1. Kapan bersikap pesimis
Kitab Yeremia menyajikan suatu pengajaran yang sangat penting bagi para pengkhotbah: tidak mungkin mengkhotbahkan berita kesukaan tanpa mengkhotbahkan juga berita yang buruk. Yeremia tahu seluk beluk kasih Allah, perjanjian dengan Allah, kuasa Allah untuk menyelamatkan dan keinginan Allah untuk menyelamatkan. Tetapi misi-Nya tidak hanya memberitakan penyelamatan, melainkan juga penghakiman. Orang yang berkhotbah mengenai keselamatan boleh jadi mendapati bahwa dirinya disenangi, tetapi berkhotbah mengenai penghakiman... mengandung kemungkinan dipukuli dan dilempari batu serta dipenjarakan. Dapat menawarkan keselamatan bagi manusia merupakan hal yang indah. Tetapi hukuman dan penghakiman merupakan sisi lain dari koin yang sama yang merupakan bagian yang sama pentingnya dengan berita tentang penyelamatan Allah. Anugerah murahan adalah surga tanpa neraka, keselamatan tanpa pertobatan, kasih tanpa keadilan, kerasulan tanpa disiplin.
2. Perasaan iba Yeremia
Tetapi terdapat banyak pengkhotbah yang menyenangi neraka. Merka senang sekali berkhotbah tentang neraka. Yeremia bukanlah manusia seperti itu. Dia tentunya akan merasa senang untuk berpikir bahwa nubuatan Nabi Hananya tentang kedamaian akan digenapi: "Amin! Moga-moga Tuhan berbuat demikian!" (Yer 28:6). Tetapi dia harus terus meyakinkan mereka bahwa hal ini bukan kehendak Allah. Pengkhotbah tidak boleh selalu memikirkan tentang neraka. Allah sendiri pun tidak demikian! Neraka harus dikhotbahkan... tetapi harus selalu didorong oleh rasa belas kasihan seperti yang dimiliki Yeremia, dan bukan karena perasaan culas.
3. Kerendahan hati pengkhotbah
Dari permulaan ("Aku ini masih muda", Yer 1:6) sampai pada akhirnya Yeremia tahu menempatkan dirinya. Semuanya selalu dikatakannya: "Beginilah firman Tuhan" (Yer 51:1, dan seterusnya).
Tema-tema Kunci
1. Pesan yang terkandung dalam sejarah
Meskipun kitab Yeremia tidak disusun secara kronologis, kitab ini tidak dapat dimengerti dengan baik jika tidak dalam konteks sejarah yang bersangkutan. Bagaimanapun juga Yeremia aktif bekerja selama empat puluh tahun, yaitu selama masa pemerintahan lima orang raja dan mungkin juga pada masa yang paling penuh kekerasan dalam sejarah bangsa Israel. Telusuri kembali latar belakang sejarahnya melalui 2Ra 21:1-25:30 (masa pemerintahan raja Manasye, pada waktu Yeremia masih kecil) dan 2Ta 33:1-36:23. Perhatikan adanya penunjukkan tentang waktu dalam nubuatan-nubuatan Yeremia (Yer 1:2,3; 3:6; 21:1; 24:1; 26:1; 27:1; 28:1; 29:2; 32:1; 34:1,8; 35:1; 36:1; 37:1; 38:14; 39:1; 41:1; 45:1; 49:34). Cobalah untuk menghubungkan sejarah dengan nubuatan Yeremia.
2. Nubuatan juga teologi
Perhatikan bahwa dalam "Buku Penghakiman Kedua" (pasal Yer 46-51), yang di dalamnya tertulis mengenai penghakiman terhadap sepuluh kelompok orang, tempat yang paling sering dipakai adalah Babel (Yer 50:1-46; 51:1-64). Babel mempunyai arti teologi penting dalam Alkitab, yang dimulai dengan pemberontakan terhadap Allah di Babel (nama lain untuk Babilonia dalam Wahyu 18. Perhatikan juga dua nyanyian ejekan dalam Yesaya yang masing-masing menjadi bagian penting dalam nubuatan Yesaya (pasal Yer 13 dan Yer 47). Bandingkanlah kedua pasal itu. Bandingkan sejarah kerajaan Babel dengan jatuhnya Yerusalem. Arti penting apa yang dapat kita berikan pada kedua kota ini sebagai simbol teologi?
3. Kembali dari pembuangan ke Israel
Baik Yesaya maupun Yeremia banyak bercerita tentang pembuangan umat Allah dan kembalinya mereka ke Israel. Tetapi tidak semua nubuatan digenapi dengan kepulangan mereka dari pembuangan di bawah pimpinan Ezra dan Nehemia. Perhatikan ketujuh pernyataan yang dibuat mengenai kembalinya mereka (Yer 32:37-41). Berapa bagian dari nubuatan itu yang digenapi oleh orang-orang buangan yang kembali dari Babel? Berapa banyak yang sudah digenapi dengan kembalinya bangsa Israel pada zaman ini? Berapa banyak lagi yang masih harus dipenuhi? (Lihat juga Yesaya 43:1-21; 49:1-26; 52:1-12; 60:1-22).
Garis Besar Intisari: Yeremia (Pendahuluan Kitab) [1] KITAB PENGHAKIMAN Yer 1:1-25:38
[2] PENGANTAR Yer 1:1-19
Panggilan dan penugasan Yeremia
[3] PENGANTAR PENGHAKIMAN Yer 2:1-6:30
Yer 2:1-
[1] KITAB PENGHAKIMAN Yer 1:1-25:38
[2] PENGANTAR Yer 1:1-19
Panggilan dan penugasan Yeremia
[3] PENGANTAR PENGHAKIMAN Yer 2:1-6:30
Yer 2:1-3:5 | Dakwaan |
Yer 3:6-4:4 | Himbauan untuk bertobat |
Yer 4:5-31 | Peringatan: penghakiman dari Babel |
Yer 5:1-31 | Tidak diketemukan orang yang saleh |
Yer 6:1-30 | Peringatan kembali: penghakiman dari Babel |
[4] KHOTBAH PENUNTUTAN Yer 7:1-10:25
Yer 7:1-29 | Hal-hal di luar agama |
Yer 7:30-8:3 | Penghakiman atas penyembahan berhala I |
Yer 8:4-22 | Ketegaran hati pendosa |
Yer 9:1-26 | Pasal penuh air mata |
Yer 10:1-16 | Penghakiman atas penyembahan berhala II |
Yer 10:17-22 | Peringatan akan ancaman penghancuran |
Yer 10:23-25 | Doa hamba Tuhan I |
[5] HUKUMAN YANG AKAN DITERIMA Yer 11:1-13:27
Yer 11:1-17 | Perjanjian dan kutukan |
Yer 11:18-23 | Rencana jahat terhadap hamba Allah I |
Yer 12:1-17 | Keluhan: Mengapa orang jahat hidup makmur? |
Yer 13:1-14 | Ikat pinggang yang terkubur dan guci anggur yang rusak |
Yer 13:15-27 | Ancaman pembuangan |
[6] BAYANGAN KEHANCURAN Yer 14:1-20:18
Yer 14:1-15:21 | Kekeringan, kelaparan dan perang |
Yer 16:1-21 | Ketika Allah meninggalkan umat-Nya |
Yer 17:1-11 | Nasib orang duniawi |
Yer 17:12-18 | Doa hamba Allah II |
Yer 17:19-27 | Pentingnya Hari Sabat |
Yer 18:1-12 | Di rumah tukang periuk |
Yer 18:13-17 | Tuduhan tukang periuk |
Yer 18:18-23 | Rencana jahat terhadap hamba II |
Yer 19:1-15 | Tanda dari periuk tanah liat |
Yer 20:1-6 | Yeremia bertengkar dengan Imam Pasyur |
Yer 20:7-18 | Keluhan hamba Allah |
[7] KEHIDUPAN DAN KEMATIAN Yer 21:1-24:10
Yer 21:1-14 | Kapan hidup berarti mati dan mati berarti hidup |
Yer 22:1-30 | Hukuman bagi raja-raja |
Yer 23:1-8 | "Cabang yang Benar": tawaran pengampunan |
Yer 23:9-40 | Nabi-nabi palsu |
Yer 24:1-10 | Dua keranjang buah ara |
[8] KESIMPULAN Yer 25:1-38
Yer 25:1-14 | Tujuh puluh tahun masa pembuangan |
Yer 25:15-38 | Murka Allah |
[1] KITAB RIWAYAT HIDUP YANG PERTAMA Yer 26:1-29:32
Yer 26:1-15 | Ancaman kematian |
Yer 26:16-24 | Pertahanan dan pembebasan |
Yer 27:1-22 | Tanda kuk kayu |
Yer 28:1-11 | Kuk kayu patah |
Yer 28:12-17 | Kuk besi: "Coba patahkan!" |
Yer 29:1-32 | Yeremia menulis sepucuk surat |
[2] KITAB PENGHIBURAN Yer 30:1-33:26
Yer 30:1-24 | Belas kasihan setelah penghakiman |
Yer 31:1-20 | Kembalinya hari-hari bahagia |
Yer 31:21-40 | Hari-hari baru mengundang cara hidup yang baru |
Yer 32:1-25 | Yeremia membeli ladang |
Yer 32:26-44 | Pentingnya transaksi itu |
Yer 33:1-26 | Janji kesehatan dan kesembuhan |
[3] KITAB RIWAYAT HIDUP YANG KEDUA Yer 34:1-44:30
Yer 34:1 | -7 Raja Zedekia diberi peringatan |
Yer 34:8-22 | Perbudakan: janji yang tidak ditepati |
Yer 35:1-19 | Orang-orang Rekhab: minuman tak beralkohol dan tempat tidur yang keras |
Yer 36:1-32 | Bakarlah kitab itu! |
Yer 37:1-21 | Yeremia dipenjarakan |
Yer 38:1-6 | Yeremia dimasukkan ke dalam perigi |
Yer 38:7-13 | Kebaikan hati seorang penolong yang berani |
Yer 38:14-28 | Zedekia mengajukan beberapa pertanyaan |
Yer 39:1-18 | Jatuhnya kota Yerusalem |
Yer 40:1-6 | Yeremia dibebaskan |
Yer 40:7-41:3 | Gubernur dibunuh |
Yer 41:4-15 | Sebuah kisah penganiayaan dan pembunuhan massal |
Yer 41:16-42:22 | Mengungsi ke Mesir? "Tidak!" kata Yeremia |
Yer 43:1-13 | Mengungsi ke Mesir? "Ya" kata Yohanan |
Yer 44:1-30 | Mengungsi ke Mesir? "Kasihan!" kata Allah |
[4] KITAB PENGHAKIMAN YANG KEDUA Yer 45:1-51:64
Yer 45:1-5 | Pengantar: pesan untuk Baruk |
Yer 46:1-28 | Pesan untuk Mesir |
Yer 47:1-7 | Pesan untuk orang Filistin |
Yer 48:1-47 | Pesan untuk orang Filistin |
Yer 49:1-6 | Pesan untuk Amon |
Yer 49:7-22 | Pesan untuk Edom |
Yer 49:23-27 | Pesan untuk Damsyik |
Yer 49:28-33 | Pesan untuk Kedar dan Hazor |
Yer 49:34-39 | Pesan untuk Elam |
Yer 50:1-51:64 | Penutup: pesan untuk Babel |
[5] TAMBAHAN FAKTA SEJARAH Yer 52:1-34
Yer 52:1-30 | Yerusalem ditaklukkan, rakyatnya dibuang ke pengasingan |
Yer 52:31-34 | Tanda-tanda harapan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi