Teks -- Yohanes 7:1-4 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Yoh 7:2
Full Life: Yoh 7:2 - HARI RAYA PONDOK DAUN.
Nas : Yoh 7:2
Hari raya ini memperingati perjalanan Israel setelah keluar dari
Mesir dan waktu mereka mengembara di padang gurun, yaitu ketika mere...
Nas : Yoh 7:2
Hari raya ini memperingati perjalanan Israel setelah keluar dari Mesir dan waktu mereka mengembara di padang gurun, yaitu ketika mereka tinggal di dalam tenda-tenda di bawah pemeliharaan Allah
(lihat cat. --> Im 23:34-43;
[atau ref. Im 23:34-43]
Var: ia tidak dapat.
Ende: Yoh 7:2 - Hari raja pondok daun-daun Ini satu ketiga hari-raja besar. Dirajakan
dalam bulan September atau Oktober guna mengutjap sjukur atas panen jang
diperoleh tahun itu, lagi atas pen...
Ini satu ketiga hari-raja besar. Dirajakan dalam bulan September atau Oktober guna mengutjap sjukur atas panen jang diperoleh tahun itu, lagi atas penjelenggaraan Allah jang adjaib dalam membebaskan mereka dari Mesir dan mengantar mereka ketanah terdjandji. Pesta itu dirajakan 8 hari lamanja dan waktu itu orang tinggal dalam pondok-pondok dari "daun-daun".
Ende: Yoh 7:3 - Saudara-saudara sanak keluarga dalam arti jang luas seperti kemanakan dan
lain-lain. Mereka barangkali mengadjaknja sebab mereka ingin agar Ia mengadakan
mukdjizat-mu...
sanak keluarga dalam arti jang luas seperti kemanakan dan lain-lain. Mereka barangkali mengadjaknja sebab mereka ingin agar Ia mengadakan mukdjizat-mukdjizat sebesar dan sebanjak di Galilea, sehingga pembesar-pembesar di Jerusalem mengerti bahwa Ia benar-benar Mesias dan mereka dapat mengangkatNja djadi "Radja Israel". Memang dalam arti politik, sebab mereka djuga tidak pertjaja akanNja (#TB Yoh 7:5), artinja akan kerohanian Keradjaan Allah jang dimaklumkanNja.
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg -> Yoh 7:1; Yoh 7:1-13; Yoh 7:1; Yoh 5:1--7:52; Yoh 1:19--10:42; Yoh 7:2; Yoh 7:2; Yoh 7:3-4; Yoh 7:3-4
Hagelberg: Yoh 7:1 - -- 7:1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-...
7:1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya.
Sesuai dengan apa yang diceritakan dalam pasal 5:18, mereka di Yudea sedang berusaha untuk membunuh Dia. Tampaklah dalam ayat-ayat yang berikut bahwa Dia tidak takut pergi ke sana, tetapi Dia hanya ke sana sesuai rencana Allah Bapa. Saat itu masih ada pelayanan yang harus dijalankan dalam suasana yang lebih tenang.
Injil Sinoptik lebih menekankan pelayanan Tuhan Yesus di Galilea. Dia di sana kurang lebih satu tahun. Menurut ayat yang berikut, tahun itu hampir selesai.
Hagelberg: Yoh 7:1-13 - -- 7. Keraguan (7:1-13)
Perlawanan yang mengancam Tuhan Yesus menjadi semakin nyata dalam bagian ini, sampai Dia menghindari wilayah Yudea, dan usaha par...
7. Keraguan (7:1-13)
Perlawanan yang mengancam Tuhan Yesus menjadi semakin nyata dalam bagian ini, sampai Dia menghindari wilayah Yudea, dan usaha para pemimpin untuk membunuh Dia menjadi rahasia yang terbuka.
Hagelberg: Yoh 7:1 - -- 7:1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-...
7:1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya.
Sesuai dengan apa yang diceritakan dalam pasal 5:18, mereka di Yudea sedang berusaha untuk membunuh Dia. Tampaklah dalam ayat-ayat yang berikut bahwa Dia tidak takut pergi ke sana, tetapi Dia hanya ke sana sesuai rencana Allah Bapa. Saat itu masih ada pelayanan yang harus dijalankan dalam suasana yang lebih tenang.
Injil Sinoptik lebih menekankan pelayanan Tuhan Yesus di Galilea. Dia di sana kurang lebih satu tahun. Menurut ayat yang berikut, tahun itu hampir selesai.
Hagelberg: Yoh 5:1--7:52 - -- C. Oposisi Timbul: tambah tanda, perbuatan, dan kata (5:1-7:52)
Dalam bagian ini pertentangan antara Tuhan Yesus dan pemimpin-pemimpin orang Yahudi ti...
II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
Hagelberg: Yoh 7:2 - -- 7:2 Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.
Kira-kira setengah tahun sudah lewat sejak hari raya Paskah yang diseb...
7:2 Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.
Kira-kira setengah tahun sudah lewat sejak hari raya Paskah yang disebutkan dalam pasal 6:4. Imamat 23:33-43 menceritakan bagaimana cara hari raya Pondok Daun dirayakan. Mereka harus tinggal di dalam pondok-pondok daun selama tujuh hari, "supaya diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah menyuruh orang Israel tinggal di dalam pondok-pondok selama Aku menuntun mereka sesudah keluar dari tanah Mesir, Akulah TUHAN, Allahmu" (Imamat 23:43). Panen anggur dan panen zaitun diketengahkan dalam hari raya Pondok Daun, yang dirayakan pada 15-21 Tishri, pada bulan September/Oktober. Upacara pencurahan air dan upacara penyalinan pelita terjadi dalam hari raya Pondok Daun. Tampaknya dua upacara tersebut menjadi batu loncatan bagi Tuhan Yesus. Antara ketiga hari raya yang wajib dirayakan di Yerusalem (Paskah, hari raya Tujuh Minggu dan hari raya Pondok Daun) yang paling meriah dan paling disukai umat Israel pada zaman itu adalah hari raya Pondok Daun.
Hagelberg: Yoh 7:2 - -- 7:2 Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.
Kira-kira setengah tahun sudah lewat sejak hari raya Paskah yang diseb...
7:2 Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.
Kira-kira setengah tahun sudah lewat sejak hari raya Paskah yang disebutkan dalam pasal 6:4. Imamat 23:33-43 menceritakan bagaimana cara hari raya Pondok Daun dirayakan. Mereka harus tinggal di dalam pondok-pondok daun selama tujuh hari, "supaya diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah menyuruh orang Israel tinggal di dalam pondok-pondok selama Aku menuntun mereka sesudah keluar dari tanah Mesir, Akulah TUHAN, Allahmu" (Imamat 23:43). Panen anggur dan panen zaitun diketengahkan dalam hari raya Pondok Daun, yang dirayakan pada 15-21 Tishri, pada bulan September/Oktober. Upacara pencurahan air dan upacara penyalinan pelita terjadi dalam hari raya Pondok Daun. Tampaknya dua upacara tersebut menjadi batu loncatan bagi Tuhan Yesus. Antara ketiga hari raya yang wajib dirayakan di Yerusalem (Paskah, hari raya Tujuh Minggu dan hari raya Pondok Daun) yang paling meriah dan paling disukai umat Israel pada zaman itu adalah hari raya Pondok Daun.
Hagelberg: Yoh 7:3-4 - -- 7:3-4 Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya, "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan y...
7:3-4 Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya, "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan. Sebab tidak seorangpun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia."
Sepanjang Injil Yohanes, tema tanda diuraikan. Tampaknya peristiwa ini dicatat untuk menyatakan pemahaman yang keliru mengenai tanda. Tuhan Yesus tidak mengadakan tanda supaya Dia diakui di muka umum.
Sebagai orang yang belum646 percaya, saudara-saudara Yesus tidak mampu memahami apa yang ditekankan dalam pasal 6 (terutama ayat 14, 15, dan 26 dan seterusnya) yaitu bahwa perbuatan-perbuatan yang mereka tuntut, tidak menghasilkan iman yang Dia harapkan. Oleh karena itu, mereka menjadi seperti orang banyak dalam pasal 6:15, yang mau memaksa Dia menjadi raja.
Hagelberg: Yoh 7:3-4 - -- 7:3-4 Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya, "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan y...
7:3-4 Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya, "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan. Sebab tidak seorangpun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia."
Sepanjang Injil Yohanes, tema tanda diuraikan. Tampaknya peristiwa ini dicatat untuk menyatakan pemahaman yang keliru mengenai tanda. Tuhan Yesus tidak mengadakan tanda supaya Dia diakui di muka umum.
Sebagai orang yang belum646 percaya, saudara-saudara Yesus tidak mampu memahami apa yang ditekankan dalam pasal 6 (terutama ayat 14, 15, dan 26 dan seterusnya) yaitu bahwa perbuatan-perbuatan yang mereka tuntut, tidak menghasilkan iman yang Dia harapkan. Oleh karena itu, mereka menjadi seperti orang banyak dalam pasal 6:15, yang mau memaksa Dia menjadi raja.
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yoh 7:1-13
Matthew Henry: Yoh 7:1-13 - Percakapan Kristus dengan Saudara-saudara-Nya; Desas-desus mengenai Kristus
Dalam pasal ini diceritakan tentang:
I. Penolakan Kristus selama beberapa waktu untuk tampil di depan umum di Yudea (ay. 1).
II. Rencana-Nya...
- Dalam pasal ini diceritakan tentang:
- I. Penolakan Kristus selama beberapa waktu untuk tampil di depan umum di Yudea (ay. 1).
- II. Rencana-Nya untuk pergi ke Yerusalem pada hari raya Pondok Daun, dan percakapan-Nya dengan saudara-saudara-Nya di Galilea mengenai kepergian-Nya untuk menghadiri perayaan ini (ay. 2-13).
- III. Pengajaran-Nya kepada orang banyak di Bait Allah pada hari raya itu.
- . Di tengah-tengah perayaan itu (ay. 14-15). Kita melihat percakapan-Nya dengan orang-orang Yahudi:
- (1) Mengenai ajaran-Nya (ay. 16-18).
- (2) Mengenai pelanggaran terhadap hari Sabat yang dituduhkan kepada-Nya (ay. 19-24).
- (3) Mengenai diri-Nya sendiri, baik dari mana Dia datang maupun ke mana Dia pergi (ay. 25-36).
- . Pada hari terakhir perayaan itu.
- (1) Undangan-Nya yang murah hati kepada jiwa-jiwa yang malang untuk datang kepada-Nya (ay. 37-39).
- (2) Sambutan yang diberikan kepada undangan itu.
- [1] Banyak dari orang-orang itu berbantah mengenai perkataan-Nya itu (ay. 40-44).
- [2] Imam-imam kepala ingin mempermasalahkan Dia karena akibat yang ditimbulkan oleh pengajaran-Nya itu, tetapi mereka pertama-tama dikecewakan oleh penjaga-penjaga mereka (ay. 45-49), dan kemudian dibungkam oleh salah seorang rekan mereka sendiri (ay. 50-53).
Percakapan Kristus dengan Saudara-saudara-Nya; Desas-desus mengenai Kristus (7:1-13)
- Di sini kita melihat:
- I. Alasan yang diberikan mengapa Kristus menghabiskan lebih banyak waktu-Nya di Galilea daripada di Yudea (ay. 1): karena orang-orang Yahudi, yang ada di Yudea dan di Yerusalem, berusaha untuk membunuh-Nya, sebab Dia menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat (5:16). Mereka berencana untuk membunuh-Nya entah dengan menimbulkan huru-hara di antara orang banyak atau dengan menjerat-Nya dengan hukum yang berlaku. Mengingat hal ini, Dia menjauhkan diri ke tempat lain di daerah itu, sangat jauh dari pantauan Yerusalem. Tidak dikatakan bahwa Dia tidak berani, tetapi bahwa Dia tidak mau tetap tinggal di antara orang-orang Yahudi. Dia menolak tinggal dengan mereka bukan karena takut dan kecut hati, melainkan karena bersikap hati-hati, karena waktu-Nya belum tiba.
- Perhatikanlah:
- . Terang Injil dengan adil akan diambil dari orang-orang yang berusaha memadamkannya. Kristus akan mengundurkan diri dari orang-orang yang mengusir-Nya dari mereka, Dia akan menyembunyikan wajah-Nya dari orang-orang yang meludahinya, dan dengan adil akan menutup rahim belas kasihan-Nya dari orang-orang yang menolak dengan hina belas kasih-Nya itu.
- . Ketika kita terancam bahaya, kita tidak hanya diperbolehkan tetapi juga disarankan untuk mundur dan menghindar demi keselamatan dan keamanan kita sendiri, dan untuk memilih tinggal di tempat-tempat yang paling aman (Mat. 10:23). Baru setelah itu, dan hanya setelah itu, kita dipanggil untuk menunjukkan diri kita dan menyerahkan nyawa kita, ketika kita tidak dapat lagi menyelamatkannya tanpa berbuat dosa.
- . Jika dalam Pemeliharaan Allah orang-orang yang berharga terlempar ke tempat-tempat yang terpencil dan terabaikan, maka janganlah ini dianggap aneh, sebab ini jugalah nasib yang menimpa Guru kita sendiri. Dia yang sebenarnya layak duduk di kursi Musa yang tertinggi itu malah rela berjalan di Galilea di antara rakyat jelata. Perhatikanlah, Dia tidak duduk tenang di Galilea, atau menguburkan diri-Nya hidup-hidup di sana, tetapi Ia berjalan. Ia berjalan keliling untuk berbuat baik. Apabila kita tidak dapat melakukan apa dan di mana seperti yang kita inginkan, kita harus melakukan apa dan di mana sesuai dengan yang dapat kita lakukan.
- II. Mendekatnya hari raya Pondok Daun (ay. 2), salah satu dari tiga perayaan khidmat yang harus diikuti oleh semua kaum laki-laki di Yerusalem. Lihatlah ketetapannya dalam Imamat 23:34 dst., dan kebangkitannya kembali setelah lama tidak dirayakan dalam Nehemiah 8:15. Hari raya itu dimaksudkan baik sebagai kenangan akan kemah tempat tinggal orang-orang Israel di padang gurun maupun sebagai bayangan dari kemah tempat tinggal kaum Israel Allah secara rohani di dunia ini. Pesta ini, yang sudah ditetapkan beratus-ratus tahun sebelumnya, masih dijalankan sebagai perayaan agama pada waktu itu. Perhatikanlah, ketetapan-ketetapan ilahi tidak pernah usang atau ketinggalan zaman oleh karena perjalanan waktu. Demikian juga, segala belas kasihan yang diberikan di padang gurun tidak boleh dilupakan. Akan tetapi, pesta ini disebut hari raya orang Yahudi, karena sebentar lagi pesta ini akan dihapuskan, sebagai sesuatu yang sekadar milik orang Yahudi belaka, dan ditinggalkan kepada mereka yang melayani kemah itu.
- III. Percakapan Kristus dengan saudara-saudara-Nya, beberapa kerabat-Nya, entah dari pihak ibu-Nya atau dari pihak Yusuf yang dianggap ayah-Nya tidaklah pasti. Tetapi mereka ini berpura-pura tertarik dan peduli dengan-Nya, dan karena itu mereka berusaha mengetengahi permasalahan yang ada dan menasihati-Nya dalam bertindak.
- Dan perhatikanlah:
- . Hasrat dan keangkuhan mereka dalam mendesak-Nya untuk lebih berani tampil di depan umum: "Berangkatlah dari sini," kata mereka, "dan pergi ke Yudea (ay. 3), di mana Engkau akan lebih dikenal daripada di sini."
- (1) Mereka memberikan dua alasan untuk nasihat ini:
- [1] Bahwa kemunculan-Nya di Yudea akan memberikan semangat kepada orang-orang yang ada di Yerusalem dan di sekitarnya, yang menaruh hormat kepada-Nya, karena mereka sedang menantikan kerajaan duniawi Mesias. Kerajaan ini menurut mereka pasti berpusat di Yerusalem, dan mereka pasti akan mendapat dukungan dari murid-murid yang ada di sana. Saudara-saudara-Nya itu juga menganggap bahwa waktu yang dihabiskan-Nya bersama murid-murid-Nya yang ada di Galilea akan sia-sia belaka. Selain itu, mujizat-mujizat-Nya tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali orang-orang yang ada di Yerusalem juga melihatnya. Atau, "Supaya murid-murid-Mu, semuanya secara keseluruhan, yang akan berkumpul di Yerusalem untuk merayakan pesta ini, dapat melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan. Kalau di sini, hanya sedikit murid saja yang bisa melihat pekerjaanmu pada saat yang berbeda-beda."
- [2] Bahwa kemunculan-Nya itu demi kemajuan nama-Nya dan kehormatan-Nya: Tidak seorang pun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi jika ia mau diakui di muka umum. Mereka menganggap benar begitu saja bahwa Kristus ingin diakui oleh orang banyak, dan karena itu tidak masuk akal bagi mereka jika Dia berusaha menyembunyikan mujizat-mujizat-Nya: "Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, jikalau Engkau begitu mampu mendapatkan pujian dari orang banyak dan penghargaan dari para penguasa karena mujizat-mujizat-Mu itu, pergilah ke luar, dan tampakkanlah diri-Mu kepada dunia. Dengan semua penghargaan ini, Engkau pasti diterima semua orang, dan karena itu sekaranglah waktunya untuk menunjukkan diri-Mu dan berusaha untuk menjadi orang hebat."
- (2) Kita mungkin berpikir bahwa tidak ada yang salah dalam nasihat ini, namun penulis Injil ini mencatatnya sebagai bukti dari ketidakpercayaan mereka: Sebab saudara-saudara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya (ay. 5). Seandainya mereka percaya, mereka tidak akan mengatakan hal ini.
- Perhatikanlah:
- [1] Menjadi saudara-saudara Kristus adalah suatu kehormatan, tetapi bukan kehormatan yang menyelamatkan. Orang-orang yang mendengarkan perkataan-Nya dan yang menjalankannya, itulah saudara-saudara yang dihargai-Nya. Pastilah anugerah tidak mengalir di dalam darah di dunia ini, sebab hal ini pun tidak terjadi dalam keluarga Kristus sendiri.
- [2] Hal itu merupakan pertanda bahwa Kristus tidak berniat memperoleh keuntungan-keuntungan duniawi, sebab seandainya demikian, saudara-saudara-Nya pasti akan mendukung-Nya, dan Dia akan mengedepankan kepentingan-kepentingan mereka terlebih dulu.
- [3] Memang ada orang-orang yang bersaudara dengan Kristus menurut daging yang percaya kepada-Nya (tiga dari dua belas murid-murid-Nya adalah saudara-saudara-Nya), namun yang lain, yang juga bersaudara dekat dengan-Nya sama seperti mereka, tidak percaya kepada-Nya. Banyak orang yang mendapat kehormatan dan keuntungan lahiriah yang sama tidak memanfaatkannya dengan cara yang sama. Tetapi,
- (3) Apa yang salah dalam nasihat yang mereka berikan kepada-Nya ini?
- Saya menjawab:
- [1] Mereka bersikap sok tahu dengan menasihati-Nya, dengan mengajarkan kepada-Nya ukuran-ukuran apa yang harus dipakai-Nya. Ini merupakan pertanda bahwa mereka sebenarnya tidak percaya bahwa Dia akan mampu menuntun mereka, karena menurut pikiran mereka Dia tidak cukup mampu menuntun diri-Nya sendiri.
- [2] Mereka menunjukkan ketidakpedulian mereka yang besar terhadap keselamatan-Nya ketika mereka menyuruh-Nya pergi ke Yudea, sementara mereka sudah tahu bahwa orang-orang Yahudi di sana berusaha membunuh-Nya. Orang-orang yang percaya kepada-Nya dan yang mengasihi-Nya, mencegah-Nya pergi ke Yudea (11:8).
- [3] Sebagian orang berpendapat bahwa saudara-saudara Yesus ini berharap jika mujizat-mujizat-Nya diadakan di Yerusalem, maka orang-orang Farisi dan para penguasa akan mengujinya, dan akan menemukan kecurangan di dalamnya. Dan hal ini membenarkan bahwa mereka memang tidak percaya kepada Dia. Demikian juga menurut Dr. Whitby.
- [4] Mungkin mereka sudah jenuh dengan keberadaan-Nya di Galilea (sebab bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?) dan ini menunjukkan keinginan mereka supaya Dia meninggalkan daerah mereka.
- [5] Tanpa alasan yang jelas mereka berkata seolah-olah Dia mengabaikan murid-murid-Nya, dan tidak mau memperlihatkan pekerjaan-pekerjaan-Nya kepada mereka, yang sangat penting untuk meneguhkan iman mereka.
- [6] Secara diam-diam mereka mencela Dia sebagai berjiwa rendah, bahwa Dia tidak berani memasuki kalangan orang besar, atau tidak percaya diri untuk tampil di muka umum. Pikir mereka, kalau memang Dia berani atau berjiwa besar, pastilah Ia akan melakukannya, dan tidak akan menyelinap atau sembunyi-sembunyi seperti ini. Demikianlah, kerendahan hati Kristus dan kesediaan-Nya untuk merendah, dan sosok agama-Nya yang tampaknya hanya kecil di dunia ini, sering kali justru dijadikan cemoohan baik bagi Dia maupun bagi agama-Nya.
- [7] Mereka tampak mempertanyakan kebenaran mujizat-mujizat yang diadakan-Nya dengan berkata, "Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, supaya terbukti benar di muka umum, perbuatlah itu di sana."
- [8] Mereka berpikir bahwa Kristus itu sama saja seperti mereka, tunduk pada cara dan kebiasaan duniawi, dan suka memamer-mamerkan diri untuk maksud kedagingan. Padahal Dia sama sekali tidak mencari kehormatan dari manusia.
- [9] Yang mendasari segala sikap mereka ini adalah kepentingan diri sendiri. Mereka berharap bahwa jika Dia berhasil tampil sehebat-hebatnya, maka mereka, yang adalah saudara-saudara-Nya, akan ikut berbagi di dalam kehormatan-Nya dan ikut dihormati oleh orang banyak karena Dia.
- Perhatikanlah:
- Pertama, banyak orang duniawi pergi ke upacara-upacara agama, beribadah pada hari-hari perayaan, hanya untuk pamer diri. Yang mereka pedulikan hanyalah menampilkan diri sebagus mungkin supaya tampak menarik kepada dunia.
- Kedua, banyak orang yang tampak mencari kehormatan Kristus sebenarnya hanya mencari kehormatan diri mereka sendiri. Mereka mencari kehormatan Kristus hanya untuk melayani kepentingan mereka sendiri.
- . Kebijaksanaan dan kerendahan hati Yesus Tuhan kita, yang tampak dalam tanggapan-Nya terhadap nasihat yang diberikan saudara-saudara-Nya kepada-Nya (ay. 6-8). Meskipun saran itu banyak bersifat merendahkan diri-Nya, Dia tetap menjawab mereka dengan lembut. Perhatikanlah, bahkan apa yang dikatakan tanpa akal budi haruslah dijawab tanpa amarah. Kita harus belajar dari Guru kita bagaimana menjawab dengan lemah lembut bahkan terhadap pertanyaan yang paling kurang ajar dan keterlaluan. Bila mudah bagi kita untuk menemukan banyak kesalahan orang, kita haruslah bersikap seolah-olah tidak melihatnya, dan jangan terlalu ambil pusing dengan penghinaan orang. Mereka mengharapkan Kristus akan menemani mereka ke pesta itu. Mungkin mereka berharap Dia akan mengikuti nasihat-nasihat mereka.
- Namun, di sini:
- (1) Dia menunjukkan adanya perbedaan antara Dia sendiri dan mereka, dalam dua hal:
- [1] Waktu-Nya sudah ditentukan, tetapi tidak demikian dengan waktu mereka: Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu. Marilah kita pahami ini sebagai waktu kepergian-Nya ke pesta itu. Bagi mereka, kapan pun mereka pergi tidaklah menjadi masalah, sebab tidak ada yang harus mereka lakukan entah di tempat mereka berada, yang dapat menahan mereka di sana, atau ke tempat mereka pergi, yang membuat mereka harus cepat-cepat pergi ke sana. Akan tetapi, setiap menit bagi Kristus sangatlah berharga, dan harus diisi dengan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang sudah ditetapkan. Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan-Nya di Galilea sebelum Dia meninggalkan daerah itu. Dengan menyelaraskan cerita dalam Injil-Injil, di antara permohonan yang diajukan oleh saudara-saudara-Nya dan kepergian-Nya ke pesta ini terdapat kisah tentang pengutusan-Nya terhadap ketujuh puluh murid (Luk. 10:1, dst.), suatu perbuatan yang membawa dampak yang sangat besar. Waktu-Nya belum tiba, sebab pengutusan itu harus dilakukan terlebih dulu. Orang-orang yang hidupnya tanpa tujuan selalu mempunyai waktu, mereka bisa datang dan pergi kapan saja sesuka mereka. Tetapi orang-orang yang waktunya diisi untuk melaksanakan kewajiban sering kali merasa terhimpit, dan mereka tidak mempunyai waktu untuk melakukan apa yang yang dapat dilakukan orang lain kapan saja.
- Orang-orang yang menjadi hamba-hamba Allah, seperti yang seharusnya demikian bagi semua orang, dan yang telah menjadikan diri mereka sebagai hamba-hamba bagi semua, seperti yang seharusnya bagi semua orang yang berguna, tidak boleh mengharapkan atau mengingini untuk menjadi tuan atas waktu mereka sendiri. Namun demikian, pembatasan karena urusan pekerjaan seribu kali lebih baik daripada kebebasan untuk hidup bermalas-malasan. Atau, yang dimaksudkan dengan waktu di sini adalah mungkin waktu penampilan-Nya di muka umum di Yerusalem. Kristus, yang mengetahui semua orang dan segala sesuatu, tahu bahwa waktu yang paling baik dan paling sesuai untuk menunjukkan diri-Nya adalah pada pertengahan perayaan. Kita, yang tidak tahu apa-apa dan tidak berpikir panjang, cenderung mau mengatur diri-Nya, dan berpikir bahwa Dia harus membebaskan umat-Nya, dan karena itu harus menunjukkan diri-Nya sekarang juga. Bagi kita inilah saatnya, tetapi Dialah yang paling layak untuk menentukan, dan mungkin saja saat ini waktu-Nya belum tiba. Umat-Nya belum siap untuk dibebaskan, dan musuh-musuh-Nya belum sampai waktunya untuk dihancurkan. Oleh karena itu, marilah kita menunggu waktu-Nya dengan sabar, sebab semua yang dilakukan-Nya akan tampak paling mulia pada waktunya.
- [2] Hidup-Nya terancam, dan bukan hidup mereka (ay. 7).
- Mereka, dengan menunjukkan diri kepada dunia, tidak membahayakan diri mereka sendiri: "Dunia tidak dapat membenci kamu, sebab kamu dari dunia, anak-anaknya, hamba-hambanya, dan selalu menuruti keinginan-keinginannya, maka tentu saja dunia mengasihi kamu sebagai miliknya" (15:19). Jiwa-jiwa yang tidak kudus, yang tidak dapat dikasihi oleh Allah yang kudus, tidak dapat dibenci oleh dunia yang terbenam dalam kejahatan ini. Tetapi Kristus, dengan menunjukkan diri-Nya kepada dunia, mengundang bahaya yang terbesar bagi diri-Nya sendiri, sebab dunia membenci Aku. Kristus tidak hanya dihina, sebagai orang yang bukan apa-apa di dunia (dunia tidak mengenal-Nya), tetapi juga dibenci, seolah-olah Dia telah menyakiti dunia. Begitu jahatnya balasan yang Dia terima untuk kasih yang diberikan-Nya kepada dunia: dosa yang berkuasa menjadi lawan dan seteru yang berurat akar terhadap Kristus. Akan tetapi, mengapakah dunia membenci Kristus? Kejahatan apa yang telah dilakukan-Nya terhadap dunia? Apakah Dia, seperti Iskandar Agung, bermaksud untuk menaklukkannya, dan menghancurkannya? "Tidak, tetapi karena" (kata Dia) "Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat."
- Perhatikanlah:
- Pertama, pekerjaan-pekerjaan dunia yang jahat adalah pekerjaan-pekerjaan yang jahat, seperti buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya. Dunia ini gelap dan murtad, dan pekerjaan-pekerjaannya adalah pekerjaan-pekerjaan kegelapan dan pemberontakan.
- Kedua, Yesus Tuhan kita, baik melalui diri-Nya sendiri maupun melalui hamba-hamba-Nya, telah dan akan mengungkapkan serta bersaksi melawan pekerjaan-pekerjaan yang jahat dari dunia yang keji ini.
- Ketiga, dunia ini sangat merasa tidak tenang dan dibuat marah oleh karena perbuatan-perbuatannya yang jahat ditunjukkan. Adalah suatu kehormatan bagi kebaikan dan kesalehan bahwa orang-orang durhaka dan jahat tidak peduli untuk mendengar tentang kebaikan dan kesalehan itu, sebab suara hati nurani mereka sendiri membuat mereka malu akan kekejian yang terdapat di dalam dosa. Hati nurani membuat mereka takut akan hukuman yang akan menimpa mereka sebagai akibat dari dosa.
- Keempat, alasan apa pun yang dibuat-buat, penyebab yang sebenarnya mengapa dunia memusuhi Injil adalah karena Injil itu bersaksi melawan dosa dan para pendosa. Saksi-saksi Kristus, melalui ajaran dan perbuatan mereka, menyiksa orang-orang yang diam di atas bumi, dan karena itu mereka diperlakukan secara biadab (Why. 11:10). Akan tetapi, lebih baik membangkitkan kebencian dunia dengan bersaksi melawan kejahatannya, daripada mendapatkan perkenanan darinya dengan mengikuti arusnya.
- (2) Dia tidak menghiraukan nasihat mereka, dan membuat rencana untuk tinggal di Galilea dulu selama beberapa waktu (ay. 8): "Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ."
- [1] Dia memperbolehkan mereka pergi ke perayaan itu, meskipun mereka bersikap duniawi dan munafik di dalamnya. Perhatikanlah, orang-orang yang pergi ke upacara-upacara agama yang kudus dengan sikap hati yang tidak benar dan niat yang tidak tulus sekalipun tidak boleh dihalang-halangi atau dicegah untuk pergi. Siapa tahu hati mereka akan diubahkan di sana?
- [2] Dia tidak mau pergi menemani mereka ke pesta itu, sebab mereka bersikap duniawi dan munafik. Orang-orang yang pergi ke upacara-upacara agama hanya untuk pamer, atau untuk memenuhi kepentingan duniawi lainnya, pergi tanpa Kristus, dan karena itu tidak akan memperoleh apa-apa daripadanya. Betapa menyedihkannya keadaan orang yang menganggap dirinya bersaudara dengan Kristus, tetapi ditolak oleh Dia, "Pergilah ke ibadah itu, pergilah untuk berdoa, pergilah dengarkan firman, pergilah terima sakramen, tetapi Aku tidak akan pergi bersamamu. Pergilah engkau dan tunjukkanlah dirimu di hadapan Allah, tetapi Aku tidak akan menunjukkan diri-Ku untukmu," seperti dalam Keluaran 33:1-3. Jadi, jika hadirat Kristus tidak bersama kita, untuk apakah kita pergi? Pergilah kamu, Aku tidak akan pergi. Ketika kita hendak pergi atau kembali dari mengikuti ibadah-ibadah yang khidmat, kita harus berhati-hati dalam mengambil dan memilih teman seperjalanan. Hindarilah apa saja yang sia-sia dan duniawi, sebab kalau tidak, bara perasaan yang baik akan padam oleh pergaulan yang buruk. Aku belum pergi ke situ. Kristus tidak berkata bahwa Dia tidak akan pergi sama sekali, tetapi belum. Alasan untuk menunda suatu kewajiban bisa saja ada, namun kita tidak boleh meniadakan atau mengesampingkan kewajiban itu (Bil. 9:6-11). Alasan yang diberikan-Nya di sini adalah, waktu-Ku belum genap. Perhatikanlah, Yesus Tuhan kita sangat teliti dan tepat dalam mengetahui dan menjaga waktu-Nya, dan karena waktu-Nya itu sudah ditentukan, waktu itulah yang terbaik.
- . Kristus terus tinggal di Galilea sampai kegenapan waktu-Nya tiba (ay. 9). Setelah mengatakan hal itu kepada mereka (tauta de eipōn), Ia pun tinggal di Galilea. Oleh karena percakapan ini, Dia tetap tinggal di sana, sebab,
- (1) Dia tidak mau dipengaruhi oleh orang-orang yang menasihati-Nya untuk mencari penghormatan dari manusia, atau pergi bersama mereka yang hendak membuat Dia memamerkan diri. Dia tidak akan mengikuti godaan itu.
- (2) Dia tidak mau berpaling dari tujuan-Nya sendiri. Dia telah berkata, berdasarkan pandangan yang jelas dan pertimbangan yang matang, bahwa Dia belum mau pergi ke pesta itu, dan karena itu Dia tetap tinggal di Galilea. Para pengikut Kristus haruslah bersikap teguh seperti itu, dan tidak cepat goyah.
- . Kepergian-Nya ke pesta itu ketika waktu-Nya tiba.
- Perhatikanlah:
- (1) Kapan Dia pergi: Sesudah saudara-saudara Yesus berangkat. Ia tidak mau pergi bersama mereka, sebab mereka akan membuat banyak keributan dan gangguan dengan dalih sedang menampilkan Dia kepada dunia. Jelaslah tampak dalam nubuat maupun dalam jiwa-Nya sendiri bahwa Dia tidak akan berteriak-teriak atau memperdengarkan suaranya di jalan (Yes. 42:2). Sebaliknya, Dia pergi setelah mereka. Sah-sah saja bagi kita untuk bergabung dalam ibadah yang sama dengan orang-orang yang harus kita tolak untuk berteman dan bergaul akrab, sebab berkat dari upacara-upacara ibadah bergantung pada anugerah Allah, dan bukan pada kebaikan sesama kita yang ikut beribadah. Saudara-saudara-Nya yang duniawi pergi terlebih dulu, dan baru kemudian Dia pergi. Perhatikanlah, dalam ibadah-ibadah lahiriah mungkin saja orang-orang munafik memulai terlebih dulu daripada mereka yang benar-benar tulus. Banyak orang yang sampai di Bait Allah terlebih dulu, tetapi mereka dibawa ke sana oleh kesombongan yang sia-sia, dan pergi dari sana tanpa dibenarkan, seperti orang Farisi dalam Lukas 18:11. Masalahnya bukan, siapa yang terlebih dulu datang? melainkan, siapa yang datang dengan paling layak? Jika kita membawa serta hati kita, maka tidak menjadi masalah siapa yang datang mendahului kita.
- (2) Bagaimana Dia pergi, ōs en kryptō -- seolah-olah Dia menyembunyikan diri-Nya sendiri: tidak terang-terangan tetapi diam-diam, lebih karena takut menyinggung daripada karena takut terluka. Dia pergi ke pesta itu, karena pesta itu merupakan kesempatan untuk memuliakan Allah dan berbuat baik. Akan tetapi, Dia pergi seolah secara sembunyi-sembunyi, karena Dia tidak mau membangkitkan amarah pihak penguasa. Perhatikanlah, yang terbaik adalah bila pekerjaan Allah yang dilakukan dengan berhasil dilakukan tanpa menimbulkan keributan. Kerajaan Allah tidak perlu datang dengan tanda-tanda lahiriah (Luk. 17:20). Kita boleh melakukan pekerjaan Allah secara sembunyi-sembunyi, namun tidak melakukannya dengan menipu.
- . Pengharapan besar orang-orang Yahudi di Yerusalem terhadap Dia (ay. 11-14). Kristus kini telah menjadikan diri-Nya sebagai bahan perbincangan dan perhatian orang banyak. Ini terjadi karena ketika datang ke pesta-pesta perayaan sebelumnya, Ia membuat diri-Nya sendiri dikenal orang dengan mujizat-mujizat yang diadakan-Nya.
- (1) Tidak bisa tidak, mereka pasti memikirkan-Nya (ay. 11): Orang-orang Yahudi mencari Dia di pesta itu dan berkata: "Di manakah Ia?"
- [1] Orang-orang biasa sangat ingin melihat-Nya di sana.
- Mereka rindu memuaskan rasa ingin tahu mereka dengan memandang orangnya dan mujizat-mujizat yang diperbuat-Nya. Mereka menganggap bahwa tidak perlu bagi mereka untuk pergi mencari-Nya di Galilea. Padahal, seandainya mereka melakukannya, usaha mereka itu tidak akan sia-sia. Sebaliknya, mereka hanya berharap kalau-kalau pesta itu akan membawa-Nya ke Yerusalem, dan baru pada saat itulah mereka akan melihat-Nya. Mereka ingin mengenal Kristus hanya jika kesempatan untuk itu datang kepada mereka dengan sendirinya. Mereka mencari Dia di pesta itu. Ketika kita menanti-nantikan Allah dalam ibadah-ibadah suci-Nya, kita harus mencari Kristus di dalamnya, mencari-Nya di pesta-pesta perayaan Injil. Orang-orang yang ingin melihat Kristus di pesta harus mencari-Nya di sana. Atau,
- [2] Mungkin musuh-musuh-Nyalah yang sedang menunggu-nunggu kesempatan untuk menangkap-Nya, dan, jika mungkin, untuk menghentikan perkembangan pekerjaan-Nya selama-lamanya. Mereka bertanya, "Di manakah Ia?" pou esin ekeinos -- di manakah orang itu? Begitu menghina dan merendahkannya mereka berbicara tentang Dia. Pesta itu seharusnya mereka sambut sebagai kesempatan untuk melayani Allah, namun bukannya begitu, mereka malah menjadikannya sebagai kesempatan untuk menganiaya Kristus. Demikianlah yang terjadi dengan Saul yang berharap untuk membunuh Daud sesudah bulan baru (1Sam. 20:27). Orang-orang yang mencari kesempatan untuk berbuat dosa dalam perkumpulan-perkumpulan ibadah yang khidmat sungguh teramat sangat mencemarkan ketetapan-ketetapan ibadah-Nya. Mereka menantang-Nya di tanah-Nya sendiri. Ini sama saja dengan melakukan kejahatan di ruang pengadilan.
- (2) Orang banyak berbeda-beda perasaan tentang Dia (ay. 12): Banyak terdengar bisikan, atau lebih tepatnya gumaman, di antara orang banyak tentang Dia. Permusuhan para penguasa melawan Kristus, dan pencarian mereka terhadap-Nya, membuat-Nya semakin banyak diperbincangkan dan diamat-amati orang banyak. Melalui segala pertentangan yang ditujukan kepadanya, Injil Kristus telah mendapat pijakan, dan semakin banyak ditanyakan orang. Dan, dengan mendapat perlawanan di mana-mana, Injil-Nya telah dibicarakan di mana-mana. Melalui sarana ini Injil telah tersebar ke tempat-tempat yang lebih jauh, dan kebaikan-kebaikan ajaran-Nya pun sudah semakin banyak diselidiki. Bisikan-bisikan itu bukan melawan Kristus, melainkan tentang Dia. Sebagian orang berbisik-bisik terhadap para penguasa, sebab para penguasa ini tidak mau menerima dan memberikan dukungan kepada-Nya. Yang lain lagi berbisik-bisik terhadap para penguasa, karena mereka tidak membungkam mulut-Nya dan menahan Dia. Sebagian lagi berbisik-bisik bahwa Dia mendapat banyak perhatian di Galilea, sementara yang lain berbisik-bisik bahwa Dia hanya mendapat sedikit perhatian di Yerusalem. Perhatikanlah, Kristus dan agama-Nya telah, dan akan selalu, menjadi bahan pertentangan dan perbantahan di antara orang banyak (Luk. 12:51-52). Seandainya semua orang mau menyambut Kristus, seperti yang sudah seharusnya mereka perbuat, maka akan ada damai sejahtera yang sempurna di antara mereka. Akan tetapi, jika sebagian orang menerima terang namun sebagian yang lain tetap bersikeras menolaknya, maka akan terdengar banyak bisikan. Tulang-tulang di lembah, ketika mereka mati dan kering, hanya terhampar diam. Namun, ketika dinubuatkan kepada mereka, hiduplah, maka terdengarlah suara yang berderak-derak (Yeh. 37:7). Tetapi lebih baik ribut dan berselisih di dalam kebebasan dan dalam pekerjaan, daripada tenang dan rukun di dalam penjara. Nah, apa perasaan-perasaan orang banyak ini tentang Dia?
- [1] Ada yang berkata, "Ia orang baik." Ini memang benar, tetapi jauh dari kebenaran yang seutuhnya. Dia bukan hanya orang baik, melainkan juga lebih daripada sekadar seorang manusia. Dia ini Anak Allah. Banyak orang yang tidak mempunyai pikiran-pikiran jahat tentang Kristus berpikiran rendah tentang Dia, dan mereka hampir tidak menghormati-Nya, bahkan sekalipun mereka berbicara yang baik-baik tentang dia. Ini disebabkan karena semua yang mereka katakan itu belum ada apa-apanya. Namun demikian, pernyataan itu tetap mendatangkan kehormatan kepada-Nya, dan juga mendatangkan celaan bagi orang-orang yang menganiaya-Nya, bahwa mereka yang tidak mau memercayai-Nya sebagai Mesias pun mau tidak mau mengakui-Nya sebagai seorang yang baik.
- [2] Ada pula yang berkata, "Tidak, Ia menyesatkan rakyat." Seandainya ini benar, Dia pasti orang yang sangat jahat. Namun kenyataannya, ajaran yang disampaikan-Nya sangat baik, dan tidak dapat dibantah, mujizat-mujizat-Nya nyata, dan tidak bisa disangkal. Perilaku-Nya bisa disaksikan kudus dan baik. Walaupun demikian, di balik semua kebenaran ini ada kecurangan tersembunyi yang dilakukan imam-imam kepala untuk menentang dan menangkap-Nya. Bisikan-bisikan seperti yang ada di antara orang-orang Yahudi mengenai Kristus ini masih terdengar juga di antara kita sampai sekarang ini. Para penganut ajaran Sosinian (Orang yang tidak mengakui ke-Allah-an Kristus dan karena itu juga menyangkal Trinitas -- pen.) berkata bahwa Ia orang baik, tetapi hanya sampai di situ saja yang mereka sampaikan. Para penganut ajaran Deisme (kepercayaan bahwa Allah tidak melibatkan diri dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia -- pen.) tidak akan mengatakan Ia orang baik. Mereka mengatakan Ia menyesatkan rakyat. Demikianlah, sebagian orang merendahkan-Nya, sebagian yang lain melecehkan-Nya, namun tetap saja agunglah kebenaran itu.
- [3] Mereka tidak berbicara banyak tentang Dia karena takut terhadap para pemimpin mereka (ay. 13): Tidak seorang pun yang berani berkata terang-terangan tentang Dia karena takut terhadap orang-orang Yahudi. Hal ini terjadi karena:
- Pertama, mereka tidak berani berbicara baik tentang Dia secara terang-terangan. Walaupun semua orang bebas mencemooh dan menghina-Nya, tidak ada yang berani membela-Nya. Atau mungkin,
- Kedua, mereka tidak berani berbicara apa-apa sama sekali tentang Dia secara terang-terangan. Oleh karena tidak ada yang dapat dikatakan dengan adil untuk melawan-Nya, mereka tidak memperbolehkan satu hal pun dikatakan tentang-Nya. Menyebut nama-Nya saja sudah merupakan tindak kejahatan. Demikianlah banyak orang berusaha menekan kebenaran, dengan berdalih ingin membungkam segala perselisihan tentangnya. Mereka berusaha meredam segala pembicaraan tentang agama, berharap bahwa dengan begitu mereka dapat menguburkan agama itu.
[KOSONG]
[KOSONG]
SH: Yoh 7:1-9 - Yesus tidak mencari ketenaran (Minggu, 13 Januari 2002) Yesus tidak mencari ketenaran
Yesus tidak mencari ketenaran. Adik-adik Tuhan Yesus masih belum
percaya kepada-Nya (ayat 5) dan mereka memandang ...
Yesus tidak mencari ketenaran
Yesus tidak mencari ketenaran. Adik-adik Tuhan Yesus masih belum percaya kepada-Nya (ayat 5) dan mereka memandang kesaksian Yesus melalui perkataan dan perbuatan hanya sebagai upaya membangun popularitas, bukan sebagai suatu kesaksian untuk membawa manusia kembali kepada Allah. Ketika hari raya Pondok Daun tiba, adik-adik Yesus mengusulkan agar Ia pergi ke Yerusalem (ayat 2-3). Hari raya Pondok Daun adalah salah satu dari tiga hari raya besar warga Yahudi dan wajib dirayakan di Yerusalem. Dengan demikian, pada hari raya Pondok Daun akan banyak sekali orang datang dan berkumpul di Yerusalem. Tidak heran jika adik-adik Yesus mendorong-Nya untuk memanfaatkan situasi hari raya guna meningkatkan popularitas-Nya.
Mereka melihat bahwa kesaksian Yesus di Galilea telah menarik banyak orang. Artinya popularitas Yesus di Galilea sudah begitu tinggi. Popularitas Yesus di Galilea sudah tidak mungkin ditambah lagi mengingat bahwa Galilea bukanlah pusat agama dan politik warga Yahudi. Yerusalem adalah ibu kota. Jika ingin menambah tingkat popularitas, maka Yesus harus pergi ke Yerusalem (ayat 4), apalagi pada saat itu akan berlangsung hari raya Pondok Daun. Usulan adik-adik-Nya kelihatan sangat baik sekali dan masuk akal.
Bagaimana reaksi Tuhan Yesus? Ia menolak. Ia mengoreksi pemahaman mereka akan pelayanan kesaksian-Nya. Yesus menegaskan bahwa pelayanan kesaksian-Nya sepenuhnya bergantung pada waktu Tuhan (ayat 6,8). Ia tidak ingin lepas dari pimpinan dan kehendak Allah. Lagi pula, tujuan kesaksian-Nya bukanlah untuk menambah popularitas (ayat 7). Ia bersaksi agar dunia bertobat dari dosa-dosanya.
Renungkan: Bila kita sudah lebih populer daripada Yesus yang kita saksikan, segeralah bertobat!
SH: Yoh 7:1-13 - Strategi pemasaran? (Selasa, 17 Januari 2006) Strategi pemasaran?
Di akhir pasal 6, tampaknya misi Tuhan Yesus akan segera usai. Bukan
saja kebanyakan orang Yahudi tidak percaya, sebagian ...
Strategi pemasaran?
Di akhir pasal 6, tampaknya misi Tuhan Yesus akan segera usai. Bukan saja kebanyakan orang Yahudi tidak percaya, sebagian besar para murid-Nya pun meninggalkan Dia. Dalam situasi demikian datanglah nasihat dari kalangan "dalam." Saudara-saudara Yesus kelihatannya peduli padahal sesungguhnya tidak demikian (ayat 5). Nasihat mereka logis dari sisi pemasaran, bila ingin dapat banyak pengikut demonstrasikan sesuatu yang dapat meyakinkan banyak orang (ayat 3-4). Sekaranglah waktu yang paling tepat saat Yerusalem sedang dalam suasana perayaan Pondok Daun karena semua orang Yahudi dari penjuru dunia sedang hadir di sana.
Tuhan Yesus menolak anjuran tersebut karena waktu-Nya belum tiba (ayat 6). Waktu-Nya adalah penggenapan rencana Allah dalam kematian-Nya supaya orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup di dalam Dia. Meski saat itu Ia sudah dituduh penyesat, tuduhan yang mengarah kepada ancaman hukuman mati, tetapi waktu kematian Tuhan Yesus bukan di tangan para musuh-Nya melainkan di tangan Bapa. Yesus juga memaparkan bahwa waktu mereka beda sebab pola pikir mereka tidak sesuai dengan Allah.
Perikop ini mengajarkan kepada kita strategi Kristus menghadapi dunia yang menolak-Nya. Dengan menghindarkan diri secara jelas masuk ke Yerusalem, Ia pun menegaskan bahwa hidup dan karya-Nya tidak disesuaikan dengan permintaan pasar, tetapi dengan kehendak Allah. Tindakan ini sekaligus melukiskan sifat kedatangan-Nya dari surga dan kepergian-Nya balik ke surga dengan cara-cara yang di luar dugaan manusia. Pada saat yang tepat Ia akan muncul dan menyatakan misi-Nya. Anak-anak Tuhan dipanggil untuk tampil di hadapan dunia ini menyatakan kebenaran Allah. Prinsip dan pola hidup serta pelayanan kita pun tidak boleh untuk menyenangkan orang banyak, tetapi hanya untuk menaati kehendak Allah semata!
Responsku: _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
SH: Yoh 7:1-13 - Berani pro Yesus? (Rabu, 6 Februari 2008) Berani pro Yesus?
Yesus bekerja bukan untuk mencari popularitas. Juga bukan untuk
mengikuti kemauan banyak orang. Sebaliknya Ia senantiasa beker...
Berani pro Yesus?
Yesus bekerja bukan untuk mencari popularitas. Juga bukan untuk mengikuti kemauan banyak orang. Sebaliknya Ia senantiasa bekerja menuruti kehendak Bapa.
Hari Pondok Daun adalah hari berkumpulnya orang Yahudi di Bait Allah untuk mengucap syukur atas hasil panen. Sangat banyak orang yang akan hadir di sana. Saudara-saudara Yesus mendorong Dia menggunakan kesempatan itu untuk menampakkan diri kepada dunia. Mereka berkata demikian bukan karena ingin memotivasi Yesus, sebab mereka sendiri tidak percaya kepada Dia (ayat 3-5). Mereka mungkin hanya menyindir. Yesus memang tidak pergi karena tahu bahwa Ia harus melakukan segala sesuatu sesuai waktu yang Bapa tetapkan. Ia tidak mau mendahului waktu yang Bapa tetapkan sebab ada pekerjaan yang Dia harus lakukan, yaitu memberi kesaksian tentang pekerjaan-pekerjaan dunia yang jahat. Karena itulah Ia akan dibenci (ayat 7).
Walau tidak pergi bersama saudaranya, Yesus berangkat juga ke Bait Allah. Bukan karena Yesus terbujuk oleh saudara-saudara-Nya. Ia datang karena sebagai orang Yahudi, Ia patut ambil bagian dalam perayaan tsb. Untuk tidak menimbulkan kejutan, Ia datang diam-diam (ayat 10). Ternyata di sana, gaung popularitas Yesus sampai juga. Meski tidak berani bicara keras-keras karena takut terhadap orang-orang Yahudi (ayat 13), orang banyak tetap membicarakan Yesus. Opini publik terbagi dua. Ada yang menyebut Dia orang baik. Pendapat ini muncul mungkin karena telah melihat kebaikan yang Yesus lakukan kepada orang-orang sakit dan kepada semua orang yang memerlukan pertolongan. Namun ada juga yang tidak setuju. Mereka mencap Dia sebagai penyesat rakyat (ayat 12).
Bila Anda berada di tengah-tengah mereka saat itu, termasuk kelompok yang manakah Anda? Bila Anda berada di tengah-tengah ancaman, kelompok yang manakah Anda? Percaya Yesus dan mengikut Dia memang membuat kita harus menentukan sikap dan berani berbeda sikap dari orang-orang di sekitar kita. Beranikah Anda?
SH: Yoh 7:1-13 - Menghadapi tantangan dan ancaman (Kamis, 16 Januari 2014) Menghadapi tantangan dan ancaman
Saat itu Yesus menghadapi tantangan dan ancaman. Pertama, ada sebagian pengikut yang kemudian mengundurkan diri dan ...
Menghadapi tantangan dan ancaman
Saat itu Yesus menghadapi tantangan dan ancaman. Pertama, ada sebagian pengikut yang kemudian mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia (Yoh. 6:66), bahkan saudara-saudara-Nya sendiri juga tidak percaya kepada-Nya (3-5). Kedua, ada beberapa orang Yahudi yang secara terbuka berusaha membunuh Dia (1, bdk. 7:25). Ketiga, hari raya Pondok Daun (2). Pada hari raya itu, setiap laki-laki Yahudi harus datang ke Yerusalem untuk menghadap Tuhan (bdk. Kel. 23:16-17). Padahal Yerusalem bukan tempat yang aman bagi Yesus. Ini terbukti ketika pada hari raya itu, beberapa orang Yahudi mencari Yesus (11) agar dapat menangkap dan membunuh Dia.
Lalu bagaimana sikap Yesus? Apakah Ia mundur dan menyerah? Ternyata tidak! Dalam perikop selanjutnya ditunjukkan bahwa Yesus tetap menjalankan tugas yang diberikan Bapa. Sekalipun Ia tahu bahwa Yerusalem bukan tempat yang aman, Yesus tetap berangkat ke Yerusalem untuk mengikuti perayaan hari raya Pondok Daun (10).
Lalu bagaimana cara Yesus menghadapi tantangan dan ancaman itu? Yang pasti, tidak dengan sikap naif. Tanggapan sinis dari saudara-saudara-Nya direspons dengan mengatakan "waktu-Ku belum tiba ..." (6) dan "Aku belum pergi ke situ karena waktu-Ku belum genap" (8). Ia tidak terpancing untuk menunjukkan diri-Nya. Apalagi kemudian Ia tetap berangkat ke Yerusalem secara diam-diam. Ini bukan karena Ia takut dibunuh, sebab selanjutnya Yesus mengajar di Bait Allah secara terbuka, dan bahkan menjelaskan siapa diri-Nya kepada orang banyak. Ia pergi diam-diam untuk menunjukkan bahwa Ia tidak bermaksud mendapatkan pengakuan orang banyak, seperti yang diungkapkan oleh saudara-saudara-Nya (3-4). Namun Ia tetap melaksanakan tanggung jawab-Nya sebagai laki-laki Yahudi. Bukankah ini sikap yang berani dan bijaksana dalam menghadapi ancaman?
Kiranya kita pun menghadapi tantangan dan ancaman bukan dengan takut atau marah, melainkan dengan berani dan bijaksana agar dapat tetap melaksanakan tugas yang dipercayakan Tuhan.
SH: Yoh 7:1-13 - Tidak Populer (Senin, 13 Januari 2020) Tidak Populer
Manusia suka popularitas. Ia gemar pujian, tepuk tangan, persetujuan, atau sorak-sorai atas apa yang dilakukannya. Orang rela melakukan...
Tidak Populer
Manusia suka popularitas. Ia gemar pujian, tepuk tangan, persetujuan, atau sorak-sorai atas apa yang dilakukannya. Orang rela melakukan apa pun demi mewujudkan hawa nafsunya. Jika perlu, ia rela mengorbankan apa saja – termasuk iman dan integritasnya.
Apa yang ditawarkan beberapa saudara-Nya kepada Yesus adalah popularitas (3-4). Mereka ingin mengembalikan popularitas Yesus setelah ditinggalkan banyak murid-Nya (6:66). Mereka mengusulkan agar Yesus pergi ke Yerusalem untuk menunjukkan berbagai perbuatan besar-Nya. Di Yerusalem akan ada perayaan Hari Raya Pondok Daun di mana orang Israel dari berbagai daerah akan berkumpul di sana. Popularitas-Nya akan kembali apabila Ia mengeskpos perbuatan-perbuatan-Nya secara terbuka di sana. “Tampakkanlah diri-Mu kepada dunia, ” kata mereka kepada Yesus (4).
Yesus menolak tawaran itu. Ia menjelaskan siapa diri-Nya, apa misi-Nya, dan bagaimana Ia menjalankan misi-Nya. Sebagai “Yang Kudus dari Allah”, Ia akan melakukan konfrontasi terhadap dunia dengan segala kejahatannya (7). Itu adalah pekerjaan yang sangat tidak populer.
Yesus memang pergi ke Yerusalem, namun bukan dengan cara yang diusulkan oleh para saudara-Nya. Ia pergi secara diam-diam sampai orang-orang pun mencari-Nya (10-13). Ia menjauhi hiruk pikuk keramaian.
Yesus memilih jalan kesunyian. Ia melakukan hal-hal yang tidak populer. Ia tidak mengikuti suara orang banyak. Ia cenderung membenturkan mereka dengan kebenaran Allah. Ia tidak membiarkan sanjungan dan sorak-sorai orang banyak membelokkan misi-Nya. Sebaliknya, Ia memilih jalan yang banyak orang menolak untuk melaluinya.
Bagaimana dengan kita? Apakah popularitas telah mengubah identitas dan misi kita di dunia? Maukah Anda menjadikan Yesus sebagai teladan untuk memilih jalan kesunyian dalam hidup Anda?
Doa: Tuhan Yesus, kuatkan dan teguhkanlah kami untuk mengikuti teladan-Mu di dunia yang penuh godaan ini. [JPH]
Utley -> Yoh 6:66--7:1; Yoh 7:1-9
Utley: Yoh 6:66--7:1 - --NASKAH NASB (UPDATED): Yoh 6:66-7:166 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. 67 Maka kata Yesus ke...
NASKAH NASB (UPDATED): Yoh 6:66-7:1
66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. 67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" 68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; 69 dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." 70 Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis." 71 Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu. Yoh 7:1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya.
Yoh 6:67 "ke dua belas" Ini adalah penggunaan pertama Yohanes akan istilah kebersamaan bagi para rasul ini. (lih. Yoh 6:70,71; 20:24).
Yoh 6:68 "Jawab Simpn Petrus" Petrus adalah juru bicara bagi ke dua belas murid tersebut (lih. Mat 16:16). Ini tidak untuk mengisyaratkan bahwa mereka memandangnya sebagai pemimpin mereka (lih. Mr 9:34; Luk 9:46; 22:24).
□ "Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal" KeKristenan meliputi baik (1) kebenaran yang terkandung dalam suatu berita, "perkataan hidup yang kekal," maupun (2) kebenaran yang dinyatakan dalam suatu pribadi, Yesus. Injil, dengan demikian, adalah suatu berita dan sekaligus juga suatu pribadi. Istilah pistis dapat berhubungan dengan baik (1) suatu berita (lih. Yud 1:3,20, dan (2) suatu pribadi (lih. Yoh 1:12; 3:15-16).
Yoh 6:69 "kami telah percaya dan tahu" kedua hal ini adalah PERFECT ACTIVE INDICATIVE. Keselamatan dalam ay. Yoh 6:53 berbentuk AORIST TENSE, suatu kejadian di masa lalu yan gtelah selesai. Keselamatan dalam ay. Yoh 6:40,53,54,56,57 dalam dalam PRESENT TENSE, suatu proses yang berkelanjutan. Keselamatan di sini berbentuk PERFECT TENSE yang berarti suatu puncak hasil dari tindakan di masa lalu yang telah menjadi suatu status keberadaan. Keselamatan yang sesungguhnya melibatkan keseluruhan bentuk kata kerja Yunani ini. Lihat Topik Khusus: Bentuk Kata-kata Kerja Yunani yang Digunakan bagi Keselamatan pada Yoh 9:7.
- NASB, NRSV,
- NJB "Engkau adalah Yang Kudus dari Allah"
- NKJV "Engkau adalah Kristus, Anak Allah yang hidup"
- TEV "Engkau adalah Yang Kudus, Yang telah datang dari Allah"
Ada suatu persoalan kenaskahan pada titik ini. Naskah yang terpendek (NASB, NRSV, NJB) didukung oleh naskah-naskah kuno Yunani yang tertua P75, א, B, C*, D, L, dan W. Para penyalin di kemudian hari nyata-nyata menyisipkan tambahan kata-kata dari pengakuan Marta dari Yoh 11:27 atau Petrus dari Yoh 16:16.
Frasa "Yang Kudus dari Allah" ialah gelar keMesiasan PL. Ini disinggung dalam Luk 1:35 dan Kis 3:14. Ini ialah gelar yang dikemukakan Iblis pada Yesus dalam Mr 1:24; Luk 4:34. Lihat Topik Khusus pada 1Yoh 2:20.
Yoh 6:70 "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu" Ini adalah satu lagi penekanan pada pemilihan Illahi dari para murid (lih. ay. Yoh 6:44,65). Perhatikan pertanyaah Yesus di ay. Yoh 6:67. Pemilihan Illahi dan kehendak manusia harus tetap ada dalam ketegangan alkitabiah. Mereka adalah dua sisi dari hubungan perjanjian.
□ "Namun seorang di antaramu adalah Iblis" Betapa suatu pernyataan yang mengejutkan! Ini tidak menunjuk pada satu dari murd-murid pinggiran yang mengundurkan diri (lih. ay. Yoh 6:66), namun kepada satu dari dua belas rasul yang terpilih yang mengaku beriman kepadaNya. Banyak orang mengaitkan ini dengan Yoh 13:2 atau 27. Ada beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pemahaman kita akan ayat ini: (1) mengapa Yesus memilih seorang iblis? dan (2) apa arti istilah ini dalam konteks ini?
Pertanyaan pertama berhubungan dengan prakiraan nubuatan (lih. Yoh 17:12; Mazm 41:9). Yesus tahu apa yang akan dilakukan Yudas. Yudas adalah contoh tertinggi dari dosa yang tak bisa diampuni. Ia menolak Yesus setelah mendengar, melihat, dan bersama dengan Dia selama beberapa tahun.
Pertanyaan kedua memiliki dua kemungkinan arti: (1) beberapoa orang mengaitkan ini dengan iblis (digunakan tanpa artikel bagi setan dalam Kis 13:10 dan Wahy 20:2) yang merasuki Yudas (lih. Yoh 13:2,27) atau (2) kemungkinan istilah ini digunakan secara umum (tanpa artikel seperti dalam 1Tim 3:11; 2Tim 3:3; dan Tit 2:3). Yudas adalah seorang penuduh dalam penertian PL, sebagaimana juga setan. Istilah Yunani ini mengisyaratkan seorang pemfitnah atau pembawa dongeng (gosip). Istilah Yunani ini adalah suatu kata majemuk, "melemparkan keseberang."
Yoh 6:71 "Simon Iskariot" Ada dua kemungkinan latar belakang terhadap nama Iskariot ini: (1) dari bahasa Ibrani seorang dari kota Yudea yang bernama Kerioth (lih. Yos 15:25). Jika ini benar maka Yudas adalah satu-satunya murid yang bukan orang Galilea; atau (2) dari bahasa Yunani nama pisau yang digunakan oleh seorang pembunuh Yahudi, yang mengisyaratkan bahwa ia adalah anggota dari suatu kelompok nasionalis ekstrimis Yahudi, Zelot. Lihat catatan lengkap pada Yoh 18:1.
□ "menkhianati/menyerahkan" Istilah Yunani ini telah secara luas diterjemahkan dan dalam sebagian besar konteks bersifat netral. Namun demikian, dalam kaitan dengan Yudas menyerahkan Yesus kepada para penguasa, kata ini memiliki konotasi-konotasi yang buruk dan jahat.
Utley: Yoh 7:1-9 - --NASKAH NASB (UPDATED): Yoh 7:1-91 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Y...
NASKAH NASB (UPDATED): Yoh 7:1-9
1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. 2 Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. 3 Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya: "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan. 4 Sebab tidak seorangpun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia." 5 Sebab saudara- saudara-Nya sendiripun tidak percaya kepada-Nya. 6 Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu. 7 Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat. 8 Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ, karena waktu-Ku belum genap." 9 Demikianlah kata-Nya kepada mereka, dan Iapun tinggal di Galilea.
Yoh 7:1 "orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya" Dalam Yohanes kata "orang-orang Yahudi" sering memiliki konotasi yang buruk (lih. Yoh 1:19; 2:18,20; 5:10,15,16; 6:41,52; 7:1,11,13,35; 8:22,52,57; 9:18,22; 10:24,31,33; 11:8; 19:7,12; 20:19). Kebencian dan maksud untuk membunuh dari mereka dicatat beberapa kali (lih. Yoh 5:16-18; 7:19,30,44; 8:37,40,59; 10:31,33,39; 11:8,53).
Yoh 7:2 "hari raya orang Yahudi, hari raya Pondok Daun" Ini juga disebut Hari Raya Tabernakel (lih. Im 23:34-44; Ul 16:13-17) karena selama masa panen penduduk desa tinggal dalam suatu pondok kecil di sawah yang mengingatkan orang Yahudi akan pengalaman keluarnya mereka dari Mesir. Ibadah dan tata cara dari hari raya ini menyediakan latar belakang bagi pengajaran Yesus dalam Yoh 7:1-10:21, sebagaimana juga hari raya Paskah di pasal Yoh 5; 6.
Yoh 7:3 "saudara-saudaraNya" Ini adalah penyebutan pertama dari keluarga Yesus sejak Yoh 2:12. Nyatalah bahwa mereka tidak memahami motiv, metode, ataupun maksud Nya.
□ "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea" Ini menunjuk pada rombongan ziarah tahunan (lih. Luk 2:41-44) yang meninggalkan Galilea dan melakukan perjalanan mereka ke Yerusalem. Ingat bahwa Injil Yohanes berfokus pada pelayanan Yesus di Yerusalem.
Yoh 7:4 "di muka umum" Lihat Topik Khusus berikut.
"jika" Ini adalah suatu KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL yang dianggap benardari sudut pandang si penulis.
Yoh 7:5 "Sebab saudara-saudara-Nya sendiripun tidak percaya kepada-Nya" Pasti sangatlah sukar untuk menerima Yesus sebagai Mesias bila anda hidup dan bertumbuh bersama dalam satu rumah. (lih. Mr 3:20-21). Yesus peduli akan saudara-saudara tiri Nya. Salah satu dari penampakan pasca kebagkitanNya ialah untuk maksud menyatakan diriNya kepada mereka. Mereka menjadi percaya! Yakobus menjadi pimpinan dari gereja Yerusalem. Dan baik Yahobus maupun Yudas menulis buku-buku yang dicakup dalam kanonika PB.
□ "tampakkanlah diri-Mu kepada dunia" Yesus menangkap penggunaan mereka akan kata "dunia" dalam ay. Yoh 7:4 dan mengkomentarinya di ay. Yoh 7:7. Dunia tidak menerima maupun bersimpati kepadaNya, melainkan memusuhi (lih. Yoh 15:18-19; 17:14; 1Yoh 3:13) karena Ia menyatakan pemberontakan dan dosanya (lih. Yoh 3:19-20).
Yoh 7:6 "WaktuKu belum tiba" Yesus memahami misiNya (lih.Yoh 12:23; 13:1; 17:1-5). Ada suatu jadwal-waktu Illahi bagi peristiwa-peristiwa Injil untuk dibukakan.
- NASB "Pergilah ke pesta itu sendiri; Aku tidak pergi ke situ"
- NKJV "Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ"
- NRSV, NJB "Pergilah kamu ke pesta itu sendiri; Aku tidak akan pergi ke situ"
- TEV "Pergilah kamu terus ke pesta itu. Aku tidak akan pergi ke situ"
Bebrapa naskah Yunani kuno (א dan D) tidak memiliki kata keterangan "belum." Hal ini sepertinya adalah upaya dari para penyalin yang mula-mula untuk menghilangkan apa yang nampak sebagai kontradiksi antara ayat Yoh 7:8 & 10. Kata keterangan ini dimuat dalam MSS P66, P75, B, L, T, & W (NKJV, Perjanjian Baru the Twentieth Century, NIV).
TFTWMS -> Yoh 7:1-53
TFTWMS: Yoh 7:1-53 - Maka Timbullah Pertentangan "MAKA TIMBULLAH PERTENTANGAN" (Yohanes 7:1-53)
Yesus dikenal dengan banyak gelar yang berbeda. Sebagian besar merupakan nama yang indah, m...
"MAKA TIMBULLAH PERTENTANGAN" (Yohanes 7:1-53)
Yesus dikenal dengan banyak gelar yang berbeda. Sebagian besar merupakan nama yang indah, menarik seperti "Kristus Yang Menakjubkan," "Kristus Yang Tak Ada Duanya," atau, menggunakan ungkapan William Barclay, "Kristus Yang Maha Mencukupi." Namun begitu, pelbagai gambaran lain tentang Yesus adalah sama benar dan pentingnya. Ia dapat juga disebut "Kristus Yang Kontroversial," "Kristus Yang Pemecah-Belah," atau "Kristus Yang Menimbulkan Pertentangan," sebab kemana saja Ia pergi Ia merupakan sumber bagi pelbagai reaksi keras dan perdebatan sengit.
Pada waktu kita mencapai Yohanes 7, kita sudah menemukan bukti penting tentang identitas Yesus. Kita sudah melihat kesaksian Yohanes Pembaptis, mujizat merubah air menjadi air anggur, pembersihan bait suci, kebangkitan rohani di Samaria, penyembuhan anak laki-laki pegawai istana dan orang lumpuh, pemberian makan lima ribu orang, dan ceramah tentang Roti Hidup. Apakah yang harus kita perbuat terhadap informasi ini? Pasal 7 dan 8 membantu kita menyadari kembali untuk memahami pertanyaan "Siapakah Yesus itu?" dengan membiarkan kita memperhatikan bagaimana orang banyak itu bereaksi terhadap pelbagai pernyataan-Nya. Beberapa orang percaya kepada Dia, beberapa tidak percaya, dan beberapa lagi ingin membunuh Dia.
Pasal 7 dibuka dengan keberadaan Yesus di Galilea seraya waktu Hari Raya Pondok Daun semakin mendekat. Meskipun bagi orang Kristen hari raya ini tidak setenar hari Paskah, namun hari raya ini memiliki arti yang sangat penting bagi orang Yahudi di zaman Yesus. Karena hari raya ini disebut juga Hari Raya "Panen" atau "Tabernakel," maka Hari Raya Pondok Daun ini merupakan salah satu dari tiga hari raya besar tahunan orang Yahudi. Hari raya ini jatuh sekitar pertengahan Oktober, kira-kira enam bulan setelah Paskah. Selama hari raya ini orang-orang Yahudi akan mendirikan tempat-tempat berteduh yang terbuat dari anyaman ranting-ranting pohon dimana mereka akan tidur di luar pondok itu setiap malam selama satu minggu. Hal ini berfungsi sebagai pengingat bahwa nenek moyang mereka pernah tidur di kolong langit bertaburan bintang sewaktu mereka mengembara di padang gurun. Karena hari raya ini disusul dengan waktu panen, maka hari raya ini dikaitkan dengan ucapan syukur atas keberhasilan hasil panen. Hari Raya Pondok Daun merupakan waktu untuk perayaan dan kemungkinan besar merupakan waktu favorit tahunan bagi anak-anak Yahudi. Goodspeed menerjemahkannya "Festival perkemahan orang Yahudi."1
Ketika waktu hari raya itu semakin mendekat, orang-orang dari luar negeri itu mulai melakukan perjalanan ke Yerusalem. Saudara-saudara Yesus mendorong Dia untuk menghadiri hari raya itu, dengan mendesak Dia, "… tampakkanlah diri-Mu kepada dunia" (7:4). Kelihatannya mereka berbicara secara sinis karena "saudara-saudara-Nya sendiripun tidak percaya kepada-Nya" (7:5). Maksud mereka, "Engkau pikir Engkau ini orang yang istimewa sebab orang-orang daerah ini mengikuti Engkau kemana saja. Mengapa Engkau tidak pergi ke kota besar Yerusalem, dimana orang-orangnya lebih canggih? Lihatlah, apakah ada siapa saja yang mau mengikut Engkau!" Mereka masih saja berpikir dalam ungkapan duniawi, dengan memandang Yesus sebagai tokoh politik utama. Jawaban mula-mula Yesus adalah tetap tinggal di Galilea dan tidak akan pergi ke perayaan itu. Ia tahu bahwa di Yerusalem itu nyawa-Nya terancam (5:18; 7:1) dan Ia menolak untuk bertindak berdasarkan jadwal waktu mana saja selain jadwal waktu yang Bapa tetapkan (7:6, 8, 30). Akibatnya, Ia tetap tinggal di Galilea dan membiarkan para saudara-Nya itu pergi lebih dulu ke perayaan itu.
Setelah para saudara-Nya itu pergi, Yesus sendiri pergi ke perayaan itu, namun tidak dengan cara yang disarankan oleh para saudara-Nya itu. Ia pergi ke Yerusalem dengan diam-diam dan menjaga kerahasiaan jatidiri-Nya.
"AJARAN-KU BERASAL DARI ALLAH"
Pada poin ini di dalam Injilnya, Yohanes mulai berfokus pada bagaimana orang banyak di Yerusalem itu merespon ajaran Yesus selama Hari Raya Pondok Daun. Kita dapat membayangkan Yesus berjalan mengelilingi kota itu, tanpa dikenali, berhenti untuk mendengarkan pelbagai pembahasan yang panas tentang Yesus dari Nazaret. Sementara itu, para pemimpin Yahudi dengan perasaan takut sedang menunggu kedatangan-Nya, sambil mengantisipasi konflik lain dengan Dia. Orang banyak itu sendiri terpecah-belah mengenai masalah Yesus ini. Beberapa orang berkata, "Ia orang baik," sementara yang lain bersikeras, "Ia menyesatkan rakyat" (7:12). Pembahasan ini dilakukan dengan bisik-bisik penuh ketakutan, sebab orang-orang itu sudah diancam oleh para pemimpin mereka yang berkuasa. Berita telah menyebar ke seluruh kota itu bahwa para penguasa menghendaki kematian Yesus dan mereka yang membela Dia dapat juga berakhir dengan cara yang sama!
Suatu ketika di tengah-tengah perayaan itu, Yesus masuk ke dalam bait suci dimana orang banyak sudah berkumpul, dan Ia mulai mengajar. Para pemimpin Yahudi itu merasa takjub terhadap hikmat-Nya dan heran bahwa Ia itu begitu arif sebab, "mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar!" (7:15). 2Yesus menekankan bahwa Ia bukan sumber bagi ajaran-Nya itu, tetapi ajaran itu berasal dari Bapa yang telah mengutus Dia. Selanjutnya, Yesus menyakinkan para pendengar-Nya bahwa siapa saja yang melakukan kehendak Bapa akan dapat menentukan apakah ajaran-Nya itu benar atau tidak (7:16-19): "Jawab Yesus kepada mereka: ‘Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.…’"
Hubungan antara ketaatan dan iman merupakan hubungan yang penting. Seorang penulis menyatakannya seperti ini: "Hanya orang yang percaya yang taat, dan hanya orang yang taat yang percaya."3Kebenaran ini dengan indahnya diungkapkan dalam lagu "Percaya dan Patuh": Namun kita tak pernah dapat buktikan Kegembiraan kasih-Nya Sampai kita semua terbaring di atas mezbah; Sebab kemurahan yang Ia tunjukkan Dan sukacita yang Ia limpahkan. Adalah untuk mereka yang mau percaya dan patuh.4
Yesus menyatakan bahwa sebagaimana roh yang rendah hati dan taat memimpin kita kepada iman, maka roh yang sombong dan memberontak membuat kita mengabaikan dan menolak Allah.
Ketika Yesus menegor beberapa orang dalam kerumanan orang itu karena mereka ingin membunuh Dia, mereka menyangkal bahwa mereka memiliki niat seperti itu, dan mereka menyatakan bahwa Yesus kerasukan setan (7:20). Dengan cara mereka sendiri, mereka mengatakan, "Engkau gila!" Namun begitu, Yesus tetap mempertahankan tuduhan-Nya kepada mereka itu dan melanjutkan dengan menyinggung penyembuhan yang Ia pernah lakukan terhadap orang lumpuh,5suatu peristiwa yang memicu para pemimpin Yahudi di Yerusalem ini ingin membunuh Dia (7:21-24).
"AKU DATANG DARI SORGA"
Orang banyak itu menjadi semakin bingung seraya konfrontasi itu berlanjut terus. Beberapa orang merasa takjub bahwa Yesus, orang yang sudah sering diperbincangkan, diizinkan mengajar secara terbuka di dalam bait suci (7:25, 26). Kegagalan para pemimpin Yahudi untuk menghentikan Yesus menyebabkan beberapa orang bertanya-tanya apakah mungkin para pemimpin itu akhirnya berkesimpulan bahwa Yesus itu benar-benar Nabi atau Mesias yang dijanjikan. Yang lainnya dibuat resah oleh fakta bahwa Yesus berasal dari Nazaret (7:27). Mereka mempertahankan bahwa tidak satu orang pun tahu dari mana Mesias datang. Sekali lagi, kita melihat kebingungan dan pergumulan orang banyak itu seraya orang-orang itu mencoba untuk memutuskan apakah Yesus itu berasal dari Bapa atau dari setan.
Catatan pernyataan selanjutnya merupakan jawaban terhadap pelbagai pertanyaan yang diajukan oleh orang banyak di dalam bait suci itu. Yesus "berseru," menyatakan secara terbuka kepada semua orang di sekitar itu bahwa Ia diutus oleh Bapa di sorga (7:28, 29): "… ‘Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.…’"
Sekali lagi, Yesus mengejutkan orang-orang itu, melukai perasaan banyak orang, dan mendesak setiap orang untuk memutuskan apakah yang Ia katakan itu benar atau tidak. Setelah mendengar pelbagai pernyataan berani seperti itu tentang siapa Ia sebenarnya, tidak satu orang pun dapat tetap bersikap netral terhadap manusia Yesus ini!
"DATANGLAH KEPADA-KU DAN MINUM"
Bagi para pemimpin Yahudi, perkataan Yesus di dalam bait suci itu benar-benar merupakan penghujatan yang berbahaya. Orang-orang ini memahami pernyataan jelas yang Yesus buat itu sebagai pernyataan bahwa Ia adalah Anak Allah. Akibatnya, mereka mencoba untuk menangkap Dia. Namun begitu, mereka tidak dapat melakukannya, dan perkataan Yohanes mengingatkan kita kembali bahwa Yesus menolak untuk dikendalikan oleh jadwal waktu mana saja selain yang dari Bapa (7:30). Rasa takut paling menakutkan yang dirasakan para pemimpin itu menjadi kenyataan ketika semakin banyak orang mulai percaya kepada Yesus (7:31). Ketika orang-orang Farisi mendengar umat itu berbisik-bisik tentang iman mereka yang bertumbuh, maka mereka mengutus para penjaga bait suci untuk menahan Yesus (7:32). Sekali lagi, mereka tidak mampu untuk menangkap Yesus sampai waktunya tiba ketika Ia sendiri sudah siap—dan waktunya itu masih cukup jauh (7:33-36).
Di hari terakhir perayaan itu, Yesus berdiri kembali dan secara terbuka membuat pernyataan bahwa Ia adalah Mesias. Pada kesempatan ini Ia mengatakan tentang diri-Nya sebagai sumber air hidup. Kemungkinan besar Ia membuat pernyataan ini sewaktu ritual terkenal yang merupakan bagian dari Hari Raya Pondok Daun itu sedang dilaksanakan. Setiap hari seorang imam akan berjalan ke Kolam Siloam, mengisi kendi emas dengan air, dan kemudian membawanya kembali ke bait suci dalam bentuk arak-arakan seperti pawai. Di situ air itu akan dicurahkan sebagai persembahan ucapan syukur kepada Allah.6
Ketika perayaan yang penuh sukacita ini sedang berlangsung, Yesus berkata, "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup" (7:37, 38). Apa yang sama pentingnya adalah apa yang Yohanes tulis tentang Yesus pada poin ini: "Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan" (7:39).
Karena selama perayaan itu Yesus telah mengintensifkan pengajaran-Nya , maka respon dari orang-orang yang mendengarkan Dia ikut meningkat juga. Di akhir perayaan itu beberapa orang berkata, "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang," sementara yang lain berkata, "Ia ini Mesias" (7:40, 41). Kegairahan mereka pada waktu itu setara dengan semangat lima ribu orang di Galilea yang telah makan roti dan ikan (6:14). Orang-orang ini siap untuk menerima Yesus sebagai orang yang diutus oleh Allah. Yang lainnya menolak apa yang Yesus sedang katakan, dan beberapa lagi sangat marah sehingga mereka berusaha terus untuk menangkap Dia. Dalam suatu tinjauan yang tampaknya untuk meringkas keseluruhan pasal ini, Yohanes menulis, "Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia" (7:43).
Ketika para petugas bait suci itu kembali kepada para imam besar, mereka kembali dengan tangan hampa. Mereka juga sekarang merasa kagum terhadap Yesus dan terhadap pelbagai pernyataan yang luar biasa arifnya yang Yesus buat. "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!" lapor mereka (7:46). Ketika para pemimpin itu mendengar hal ini, mereka meledak dalam kemurkaan. Para imam besar dan kaum Farisi mencemooh para petugas itu dan memberitahu mereka bahwa hanya orang-orang yang dungu dan bodoh saja yang sudah ditipu oleh Yesus. Dengan mengharapkan jawaban "Tidak!" para pemimpin itu bertanya kepada para petugas itu, "Adakah kamu juga disesatkan? Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi?" (7:47, 48). Lalu kita melihat Nikodemus menampilkan dirinya untuk kedua kalinya di dalam Injil Yohanes ini.
Sebagai anggota Dewan Yahudi, Nikodemus tampil ke depan dan mengingatkan rekan-rekan sejawatnya bahwa hukum Taurat tidak menghukum seseorang sampai orang itu diberi dahulu kesempatan untuk membela diri (7:50, 51). Sikap Nikodemus itu tidak termasuk sebagai pengakuan iman kepada Yesus, namun sikap itu merupakan langkah berani dari pencari Allah yang takut-takut ini yang sebelumnya pernah mengunjungi Yesus di malam hari. Nikodemus terbukti telah memiliki iman yang bertumbuh kepada Yesus; namun ia masih menjadi murid yang menyembunyikan jatidirinya, sebab ia takut terhadap para pemimpin Yahudi itu. Jawaban mereka terhadap komentar Nikodemus adalah cepat dan penuh kegeraman: "Apakah engkau juga orang Galilea? .…" (7:52). Mereka itu tidak sedang menalar; mereka itu sedang bereaksi. Mereka tidak mau menemukan kebenaran; mereka ingin membungkam siapa saja yang berani tampil membela Yesus. Pertanyaan mereka itu merupakan cara bertanya, "Apakah engkau ini orang idiot, bodoh, bidah?" Penampilan kembali Nikodemus berfungsi sebagai kesimpulan yang cocok bagi satu pasal di dalam mana Yesus telah diketengahkan sebagai tokoh yang kontroversial dan pemecah-belah. Sebagian besar orang memang disebut sebagai pemecah-belah oleh sebab kepicikan atau kesombongan mereka, tetapi bukan begitu halnya dengan Yesus. Sejak permulaan Injil ini, Yohanes telah menyatakan bahwa Yesus menekan orang-orang itu ke dalam pilihan yang sulit yang didasarkan pada kebenaran (1:11, 12). Pada akhirnya, orang-orang itu mengasihi Dia atau membenci Dia (7:7). Yesus tidak mau mengizinkan siapa saja dari kita bersantai dalam keragu-raguan yang berbahaya.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Yesus, Putra Allah
Tanggal Penulisan: 80-95 M
Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keem...
Penulis : Yohanes
Tema : Yesus, Putra Allah
Tanggal Penulisan: 80-95 M
Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).
Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus.
Tujuan
Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan "percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan utama.
Survai
Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat bahwa Yesus adalah Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak angkat. Bukti-bukti yang mendukung termasuk:
- (1) tujuh tanda (Yoh 2:1-11; Yoh 4:46-54; Yoh 5:2-18; Yoh 6:1-15; Yoh 6:16-21; Yoh 9:1-41; Yoh 11:1-46) dan tujuh ajaran (Yoh 3:1-21; Yoh 4:4-42; Yoh 5:19-47; Yoh 6:22-59; Yoh 7:37-44; Yoh 8:12-30; Yoh 10:1-21) sebagai penyingkapan Yesus tentang identitas-Nya yang sebenarnya;
- (2) tujuh pernyataan "Aku adalah" (Yoh 6:35; Yoh 8:12; Yoh 10:7; Yoh 10:11; Yoh 11:25; Yoh 14:6; Yoh 15:1). Dengan pernyataan ini Yesus menyatakan secara kiasan peranan-Nya dalam penebusan umat manusia.
- (3) Kebangkitan tubuh-Nya dari antara orang mati sebagai tanda terakhir dan puncak pembuktian bahwa Dia memang "Kristus, Anak Allah" (Yoh 20:31).
Injil Yohanes mempunyai dua bagian besar.
- (1) Pasal 1-12 (Yoh 1:1--12:50)yang menyajikan kisah penjelmaan dan pelayanan umum Yesus. Sekalipun tujuh tanda yang meyakinkan, tujuh ajaran yang berbobot, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" yang menakjubkan, orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias mereka.
- (2) Setelah ditolak oleh umat perjanjian yang lama yaitu Israel, Yesus (pasal 13-21; Yoh 13:1--21:25) memusatkan perhatian pada murid-murid-Nya sebagai inti dari umat perjanjian yang baru (yaitu: gereja yang didirikan oleh-Nya). Pasal-pasal ini mencantumkan perjamuan terakhir (pasal 13; Yoh 13:1-20), ajaran terakhir (pasal 14-16; Yoh 14:1--16:33), dan doa-Nya yang terakhir (pasal 17; Yoh 17:1-25) untuk murid-murid-Nya dan semua orang percaya. Kemudian perjanjian baru diresmikan dan ditegakkan oleh kematian (pasal 18-19; Yoh 18:1--19:42) dan kebangkitan-Nya (pasal 20-21; Yoh 20:1--21:25).
Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan utama menandai Injil ini.
- (1) Keilahian Yesus sebagai "Anak Allah" ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan pernyataan yang luar biasa, "kita telah melihat kemuliaan-Nya" (Yoh 1:14) sampai akhirnya dengan pengakuan Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28), Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia.
- (2) Kata "percaya" yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh 1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang menghasilkan suatu komitmen dari seluruh kehidupan kepada Dia.
- (3) "Hidup kekal" adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini mengakibatkan baik kebebasan dari perbudakan dosa dan setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang makin bertumbuh dengan Allah.
- (4) Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27).
- (5) Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa Yesus secara terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus.
- (6) Injil ini menekankan "kebenaran" -- Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang (Yoh 8:32), menyucikan mereka (Yoh 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan sifat Iblis (Yoh 8:44-47,51).
- (7) Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" menegaskan siapa Yesus itu (bd. menonjolnya angka tujuh di dalam kitab Wahyu oleh penulis yang sama).
- (8) Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: "firman", "terang", "daging", "kasih", "kesaksian", "tahu", "kegelapan", dan "dunia".
Full Life: Yohanes (Garis Besar) Garis Besar
Prolog tentang Logos
(Yoh 1:1-18)
I. Memperkenalkan Kristus kepada Israel
(Yoh 1:19-51)
A. Oleh Yohan...
Garis Besar
- Prolog tentang Logos
(Yoh 1:1-18) - I. Memperkenalkan Kristus kepada Israel
(Yoh 1:19-51) - A. Oleh Yohanes Pembaptis
(Yoh 1:19-36) - B. Kepada Murid-Murid Pertama
(Yoh 1:37-51) - II. Tanda-Tanda dan Ajaran-Ajaran Kristus kepada Israel dan Penolakan-Nya
(Yoh 2:1-12:50) - A. Penyataan Kristus kepada Israel
(Yoh 2:1-11:46) - 1. Tanda Pertama -- Air Menjadi Air Anggur
(Yoh 2:1-11)
Selang Waktu
(Yoh 2:12) - 2. Kesaksian Mula-Mula kepada Orang Yahudi di Yerusalem
(Yoh 2:13-25)
Hari Raya di Yerusalem (Paskah)
(Yoh 2:23-25) - 3. Ajaran Pertama: Kelahiran dan Kehidupan Baru
(Yoh 3:1-21)
Selang Waktu: Tentang Yohanes Pembaptis dan Yesus
(Yoh 3:22-4:3) - 4. Ajaran Kedua: Air Kehidupan
(Yoh 4:4-42)
Selang Waktu di Galilea
(Yoh 4:43-45) - 5. Tanda Kedua: Penyembuhan Anak Pegawai Istana
(Yoh 4:46-54)
Hari Raya di Yerusalem
(Yoh 5:1) - 6. Tanda Ketiga: Penyembuhan Orang di Betesda pada Hari Sabat
(Yoh 5:2-18) - 7. Ajaran Ketiga: Keilahian Kristus
(Yoh 5:19-47) - 8. Tanda Keempat: Memberi Makan Lima Ribu Orang
(Yoh 6:1-15) - 9. Tanda Kelima: Berjalan di Atas Air
(Yoh 6:16-21) - 10. Ajaran Keempat: Roti Hidup
(Yoh 6:22-59) - 11. Penyaringan Murid-Murid
(Yoh 6:60-71)
Selang Waktu
(Yoh 7:1) - 12. Hari Raya di Yerusalem (Pondok Daun)
(Yoh 7:2-36) - 13. Ajaran Kelima: Roh yang Memberi Hidup
(Yoh 7:37-52)
(Wanita yang Tertangkap dalam Perzinaan)
(Yoh 7:53-8:11) - 14. Ajaran Keenam: Terang Dunia
(Yoh 8:12-30) - 15. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Yoh 8:31-59) - 16. Tanda Keenam: Penyembuhan Orang Buta Sejak Lahirnya
(Yoh 9:1-41) - 17. Ajaran Ketujuh: Gembala yang Baik
(Yoh 10:1-21)
Hari Raya di Yerusalem (Penahbisan)
(Yoh 10:22-42) - 18. Tanda Ketujuh: Kebangkitan Lazarus
(Yoh 11:1-46) - B. Penolakan Kristus oleh Israel
(Yoh 11:47-12:50) - III.Kristus dan Permulaan Umat Perjanjian Baru
(Yoh 13:1-20:29) - A. Perjamuan Terakhir
(Yoh 13:1-14:31) - 1. Mencuci Kaki Murid-Murid dan Lanjutan Percakapan
(Yoh 13:1-38) - 2. Yesus, Jalan kepada Bapa
(Yoh 14:1-31) - B. Ajaran Tentang Pokok Anggur yang Benar dan Manfaat Persekutuan
dengan Kristus
(Yoh 15:1-16:33) - C. Doa Penyerahan bagi Diri-Nya dan Umat Perjanjian Baru
(Yoh 17:1-26) - D. Hamba yang Menderita
(Yoh 18:1-19:42) - 1. Penangkapan
(Yoh 18:1-12) - 2. Pengadilan Yahudi
(Yoh 18:13-27) - 3. Pengadilan Romawi
(Yoh 18:28-19:16) - 4. Penyaliban
(Yoh 19:17-37) - 5. Penguburan
(Yoh 19:38-42) - E. Tuhan yang Bangkit
(Yoh 20:1-29) - Pernyataan Tentang Tujuan Penulis
(Yoh 20:30-31) - Epilog
(Yoh 21:1-25)
Matthew Henry: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Kita tidak sedang membahas kapan dan di mana Injil ini dituliskan. Kita yakin Injil ini diberikan melalui inspirasi Allah kepada Yohanes, saudara Yako...
Kita tidak sedang membahas kapan dan di mana Injil ini dituliskan. Kita yakin Injil ini diberikan melalui inspirasi Allah kepada Yohanes, saudara Yakobus, salah satu dari dua belas rasul. Yohanes dikenal sebagai murid yang dikasihi Yesus dan merupakan salah satu dari tiga murid Yesus yang diajak Yesus ketika Dia ingin menyendiri, terutama sekali ketika peristiwa transfigurasi dan saat Dia menderita di taman Getsemani. Bapa-bapa gereja mengatakan kepada kita bahwa Yohanes hidup paling lama dibandingkan kedua belas rasul yang lain. Yohanes merupakan satu-satunya rasul yang mati secara alami, rasul-rasul yang lain mati sebagai martir. Beberapa bapa gereja mengatakan bahwa Yohanes menulis Injil ini di Efesus atas permintaan beberapa pelayan gereja di Asia untuk melawan bidat di Korintus yang menyebabkan perpecahan jemaat dan kaum Ebionite yang melihat Tuhan kita sebagai manusia semata. Injil ini kemungkinan besar ditulis Yohanes sebelum dia dibuang ke Pulau Patmos, karena di sana Yohanes menulis Kitab Wahyu. Kitab Wahyu sepertinya ditulis untuk menutup kanon Alkitab, dan jika memang benar demikian maka Injil ini pasti tidak ditulis sesudah Kitab Wahyu. Oleh karena itu saya tidak sependapat dengan beberapa bapa gereja yang mengatakan bahwa Yohanes menulis Injil ini dalam masa pembuangannya, atau setelah kembali dari pembuangannya, bertahun-tahun setelah Yerusalem dihancurkan. Beberapa bapa gereja mengatakan Injil ini ditulis setelah Yohanes berumur sembilan puluh tahun, dan ada yang mengatakan setelah Yohanes berumur seratus tahun. Namun yang jelas Yohanes menulis Injil terakhir dari keempat Injil dalam Alkitab. Dengan membandingkan Injil yang ditulis Yohanes dengan ketiga Injil yang lain, kita bisa menemukan:
- . Yohanes memasukkan apa yang tidak dimasukkan Injil yang lain. Injil Yohanes berada di akhir Injil yang lain dan Injil Yohanes merupakan semacam penjaga akhir atau pengumpul akhir. Injil Yohanes mengumpulkan apa yang tidak dimasukkan oleh Injil yang lain. Demikianlah ada kumpulan akhir dari amsal Salomo (Ams. 25:1), selain dari yang telah dia ucapkan sebelumnya, 1 Raja-raja 4:32.
- . Yohanes memberi kita hal rohani sedangkan ketiga penulis Injil yang lain lebih kepada sejarah. Fakta-fakta sejarah memang perlu diluruskan terlebih dahulu, yang telah mereka lakukan dengan menulis segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, Lukas 1:1, Kisah Para Rasul 1:1. Namun, setelah semua itu sudah dinyatakan oleh dua atau tiga saksi, Yohanes beralih kepada perkembangannya yang penuh (Ibr. 6:1), janganlah kita meletakkan lagi dasarnya, tetapi membangun di atas dasar tersebut, membawa kita masuk ke dalam selubung. Beberapa bapa gereja mengamati bahwa ketiga penulis Injil yang lain menuliskan ta sōmatika – hal-hal fisik dari Kristus, tetapi Yohanes menulis ta pneumatika – hal-hal rohani dari Injil, hidup dan jiwa Injil. Maka beberapa orang menyebut Injil Yohanes sebagai kunci bagi semua kitab Injil/Injil kunci. Di dalam Injil ini sebuah pintu telah terbuka di sorga, dan suara pertama yang kita dengar adalah Naiklah ke mari! naiklah lebih tinggi. Beberapa bapa gereja menafsirkan empat mahluk yang ada dalam penglihatan Yohanes sebagai perwakilan bagi keempat penulis Injil dan mereka menafsirkan Yohanes sebagai burung nasar yang sedang terbang. Mereka menafsirkan Yohanes telah terbang begitu tinggi sehingga dia dapat melihat segala hal rohani.
Jerusalem: Yohanes (Pendahuluan Kitab) INJIL YOHANES
PENGANTAR INJIL YOHANES DAN SURAT-SURAT YOHANES
Injil Yohanes
Kata Penutup pertama, Yoh 20:31, menyatakan termasuk jenis sastra Injil Yo...
INJIL YOHANES
PENGANTAR INJIL YOHANES DAN SURAT-SURAT YOHANES
Injil Yohanes
Kata Penutup pertama, Yoh 20:31, menyatakan termasuk jenis sastra Injil Yohanes dan begitu menempatkannya di dalam keseluruhan Perjanjian Baru. Sama seperti pewartaan yang paling tua demikianpun kitab ini tetap sebuah "Injil", artinya: pewartaan tentang Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Pewartaan itu berpangkal pada "tanda-tanda" yang dikerjakan Yesus dan bermaksud mengembangkan iman akan Kristus supaya orang mendapat hidup. Meskipun ciri-cirinya menyatakan bahwa disusun di zaman agak belakangan, namun injil keempat ini berdekatan dengan pemberitaan atau "kerygma" pada awal mula agama Kristen. Tata susunan dan pokok utama injil Yohanes dan pemberitaan semula itu pada pokoknya sama: Yesus ditunjuk sebagai Mesias oleh turunnya Roh Kudus sebagaimana disaksikan Yohanes Pembaptis, 1:31-34; karya dan perkataan Yesus menyatakan "kemuliaanNya", 1:35- 12:50; menyusul kisah tentang wafat, kebangkitan dan beberapa penampakan Kristus, 13:1-20:20; akhirnya pengutusan para rasul yang diberi Roh Kudus dan kekuasaan mengampuni dosa, 20:21-29. Terlebih injil ini terjamin oleh seorang saksi tak bernama ialah "murid yang dikasihi Yesus", yang ikut serta dalam drama sengsara Yesus, 13:23; 19:26, 35; bdk 18:15 dst, melihat makam yang kosong, 20:2 dst, dan Kristus yang dibangkitkan, 21:7,20-24, ia barangkali adalah seorang dari kedua murid yang paling dahulu mengikuti Yesus, 1:35 dst. Kesemuanya itu sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan Kis 1:8+, supaya kesaksiannya itu boleh disebut "rasuli".
Namun demikian karya Yohanes mempunyai beberapa ciri yang merupakan kekhasannya dan jelas membedakannya dengan ketiga injil sinoptik. Rupanya pengarang injil keempat terpengaruh sekali oleh sebuah alam pikiran yang tersebar luas di beberapa kalangan Yahudi dan pengungkapannya baru-baru ini ditemukan dalam naskah-naskah yang berasal dari sekelompok kaum Eseni di zaman itu yang berdiam di Qumran. Dalam naskah-naskah itu diberi perhatian khusus kepada "pengetahuan", dan perbendaharaan-katanya berdekatan dengan perbendaharaan-kata yang lazim dalam aliran dan alam pikiran yang disebut "gnosis"; terdapat di dalamnya semacam perseduaan (dualisme) yang terungkap dalam pertentangan-pertentangan seperti: cahaya-kegelapan, kebenaran-kebohongan, malaikat cahaya-malaikat kegelapan (Beliar namanya); khususnya di Qumran ditekankanlah mistik persatuan dan perlunya kasih persaudaraan sementara orang melayangkan pandangan ke akhir zaman. Segala pokok tersebut ditemukan kembali dalam injil Yohanes dan merupakan milik khas lingkungan Yahudi-kristen, yang kiranya menghasilkan injil itu.
Masih ada hal lain lagi. Lebih dari injil-injil sinoptik, injil keempat ingin menonjolkan manakah makna kehidupan, perbuatan dan perkataan Yesus. Kejadian- kejadian kehidupan Yesus merupakan "tanda"; maknanya tidak segera jelas sehingga baru dipahami setelah Kristus dimuliakan, 2:22; 12:16; 13:7. Banyak perkataan Yesus mengandung makna rohani yang baru kemudian dipahami, bdk 2:19+. Roh Kudus yang berkata atas nama Yesus yang dibangkitkan bertugas memimpin para murid ke dalam seluruh kebenaran dengan mengingatkan dan mengajar mereka akan semua yang telah dikatakan Yesus kepada mereka, bdk 14:26+. Itulah tahap perwahyuan yang tercermin dalam injil Yohanes. Di lain pihak injil keempat lebih banyak terpengaruh oleh ibadat dan sakramen-sakramen Kristen dari pada injil-injil sinoptik. Kehidupan Yesus sendiri diberi kerangka ibadat Yahudi; dalam hubungan dengan hari-hari raya utama dan kerap kali dalam bait Allah Yesus mengerjakan mujizat-mujizat dan menyampaikan wejangan-wejangan yang paling penting; selanjutnya Yesuspun mengajar bahwa Ia sendiri menjadi pusat suatu agama dan ibadat baru "dalam roh dan kebenaran", 4:24; agama dan ibadat baru itu mengungkapkan dan mewujudkan dirinya melalui sakramen-sakramen. Pembicaraan Yesus dengan Nikodemus mengandung segala unsur yang cocok dengan sebuah pengajaran yang menyiapkan atau menyertai baptisan, 3:1-21; dan gagasan bahwa baptisan berupa sebuah penerangan, 9:1-39, atau kebangkitan, 5:1-14; 7:21-24, rupanya memberi latar belakang kepada cerita tentang penyembuhan orang yang lahir buta dan orang lumpuh. Sebuah ringkasan lengkap dari pengajaran mengenai Ekaristi tercantum dalam bab 6. Misteri Paskah Kristen yang mengganti Paskah lama meresap ke dalam seluruh injil itu, 1:29, 36; 2:13; 6:4; 19:36. Upacara pembasuhan Yahudi yang lazim pada perayaan Paskah, 2:6; 3:25, diganti dengan pembersihan jiwa oleh firman, 15:3, dan Roh, 20:22 dst. Dengan demikian maka kehidupan Yesus dihubungkan dengan misteri Kristen yang dihayati dalam ibadat dan sakramen-sakramen jemaat.
Jelaslah injil keempat merupakan karya yang majemuk : berdekatan dengan bentuk pewartaan Kristen yang paling dahulu, tetapi juga menjadi penyelesaian suatu usaha yang dipimpin oleh Roh Kudus untuk mencari pemahaman lebih mendalam dan lebih jernih tentang misteri Yesus.
Setiap penginjil mempunyai suatu pandangan utama mengenai Yesus serta karyaNya. Menurut pandangan Yohanes, maka Yesus adalah Firman yang telah menjadi daging untuk menyampaikan hidup kepada manusia, 1:14. Maka rahasia penjelmaan menguasai seluruh pemikiran Yohanes. Teologi tentang penjelmaan itu terungkap dengan menggunakan gagasan "pengutusan" dan "kesaksian". Yesus ialah Firman yang diutus oleh Bapa ke dunia, lalu setelah karyaNya selesai kembali kepada Allah, bdk 1:1+. Tugas itu tidak lain kecuali memaklumkan kepada manusia misteri-misteri ilahi. Yesus menjadi saksi tentang apa yang dilihat dan didengarNya pada Bapa, bdk 3:11+. Untuk mengesahkan pengutusanNya maka Allah memberi Yesus kekuasaan mengerjakan sejumlah karya ialah "tanda-tanda" yang memang melampaui apa yang mungkin bagi manusia. Maka terbuktilah Yesus benar-benar diutus oleh Allah yang berkarya dalam diri Yesus, bdk 2:11+. Tanda-tanda itu menjadi pernyataan terselubung dari kemuliaan Yesus yang penyingkapan lengkapnya dinantikan pada hari kebangkitan, bdk 1:14+. Sebab sesuai dengan nubuat Yes 52:13 (LXX), Anak Manusia harus "ditinggikan", dan melalui salib kembali kepada Bapa, bdk 12:32+. Lalu ia menemukan kembali kemuliaan yang ada pada Allah "sebelum dunia ada", 17:5+, 24. Kemuliaan itu sudah dinyatakan kepada para nabi dahulu, bdk 5:39, 46; 12:41; 19:37 serta catatan-catatannya. Penyingkapan kemuliaan itu berupa penampakan Allah yang menyempurnakan dan menggenapkan semua penampakan Allah dahulu, penampakanNya dalam penciptaan, 1:1, penampakanNya kepada Abraham, 8:56, Yakub 1:51, Musa 1:17, para nabi. Kemuliaan "Hari Yahwe", bdk, bdk Ams 5:18+, menjadi lengkap pada Hari Yesus, 8:56, khususnya pada "SaatNya", 2:4+, saat "peninggian" dan "pemuliaanNya"; pada saat itu tersingkaplah keluhuran transenden yang menjadi milik "utusan", bdk 8:24+; 10:30+, yang datang ke dunia untuk membawa hidup, bdk 3:35+, kepada mereka yang dengan kepercayaan menyambut kabar keselamatan yang disampaikan olehNya, bdk 3:11+. Dan justru oleh karena seluruh "pengutusan" Anak itu terarah kepada suatu karya keselamatan maka pengutusan itu menjadi penyingkapan kasih Bapa terhadap dunia, yang terakhir dan paling lengkap, bdk 17:6+.
Dalam injil-injil Sinoptik penyingkapan kemuliaan Kristus terutama dihubungkan dengan kembaliNya pada akhir zaman, bdk Mat 16:27 dst. Memanglah dalam injil Yohanespun unsur-unsur utama dari eskatologia tradisionil ditemukan juga: orang menantikan "hari terakhir" 6:39 dst; 11:24; 12:48, hari "kedatangan" Yesus, 14:3; 21:22 dst, dan kebangkitan orang-orang mati, 5, 28 dst; 11:24, serta penghakiman terakhir 5:29, 45; 3:36. Namun demikian mudah saja orang melihat dalam injil keempat suatu tendensi rangkap dua, yakni: mengaktualisasikan dan menginteriorisasikan eskatologia tradisionil. Kedatangan Yesus ke dunia melalui penjelmaan, peninggiannNya di salib dan kembaliNya melalui Roh Kudus dianggap sebagai "kedatangan" Anak Manusia; penghakiman sekarang sudah terjadi di dalam hati orang, hidup kekal (yang dalam injil Yohanes mengganti istilah "Kerajaan" yang digemari para Sinoptisi) sekarang sudah dimiliki oleh karena iman. Maka drama yang dipentaskan di Palestina menjadi inti drama eskatologis. Memang di belakang orang-orang Yahudi yang menolak Yesus itu tampillah sebuah kenyataan yang lebih luas, yakni "dunia", bdk 1:9-10+, atau "kegelapan" bdk 8:12+, yang dikuasai oleh Iblis, "penguasa dunia", bdk 1Yoh 2:13 dst, yang melawan Allah serta MesiasNya. Setiap orang terlibat dalam drama rohani itu: di hadapan Firman yang menjadi daging terlaksanalah "penghakiman dunia", 12:31-32, pengutukan dan kekalahannya, 16:7-11, 33. Kalau Kristus dengan rela menyerahkan nyawaNya, bdk 10:18+, dan kalau "ditinggikan" di kayu salib, maka maksudnya ialah memperoleh kemuliaanNya, bdk 12:32+, yang sejak itu menjadi nyata di hadapan sekalian orang untuk mendatangkan malu kepada dunia yang tidak percaya serta secara definitip mengalahkan Iblis. Kemenangan Allah atas yang jahat dan keselamatan dunia terwujud melalui kebangkitan yang mulia, sehingga kembaliNya Kristus di akhir zaman hanya merupakan penggenapannya.
Agak sukar juga menemukan bagan yang dituruti Yohanes dalam membentangkan misteri Kristus. Terlebih dulu perlu dicatat bahwa urutan peristiwa-peristiwa dalam injil keempat menimbulkan beberapa kesulitan: urutan bab 4, 5, 6, 7:1-24 sukar dimengerti; tidak tepat juga bahwa bab 15-17 menyusul 14:31, tepat Yesus sudah berangkat; kepingan-kepingan seperti 3:31-36 dan 12:44-50 ternyata kurang sesuai dengan konteksnya. Mungkin kekacauan itu disebabkan oleh cara Injil Yohanes digubah dan diterbitkan. Kiranya injil itu merupakan hasil perkembangan yang lambat laun sehingga di dalamnya terdapat unsur-unsur yang berasal dari masa yang berlain-lainan, penyaduran dan tambahan serta penyusunan ajaran yang sama namun dengan cara yang berbeda-beda, sedangkan keseluruhannya akhirnya diterbitkan bukanlah oleh Yohanes sendiri melainkan oleh murid-muridnya setelah Yohanes meninggal dunia, 21:24. Dengan demikian maka murid-murid itu memasukkan ke dalam kerangka injil yang asli berbagai kepingan yang berasal dari Yohanes dan yang oleh para muridnya tidak dibiarkan hilang sama sekali. Tempat kepingan- kepingan itu dalam keseluruhan belum juga ditentukan dengan saksama.
Para ahli sudah mengemukakan beberapa pembagian injil Yohanes. Semua memang mengandung sedikit kebenaran, tetapi sering kali berat sebelah, oleh karena terlalu mau mensistematisasikan injil keempat. Paling baik kiranya orang membiarkan dirinya dibimbing oleh petunjuk-petunjuk jelas yang ditemukan dalam injil sendiri. Di satu pihak jelas, bahwa injil mau menonjolkan hari-hari raya ibadat Yahudi, yang menjadi pedoman kisahnya: tiga kali ada hari raya Paskah, 2:13; 6:4; 11:55, ada sebuah perayaan yang tidak disebut namanya, 5:1, dan sekali ada perayaan Pondok Daun, 7:2, dan hari raya Pentahbisan Bait Allah, 10:22. Di lain pihak pengarang beberapa kali dengan saksama mencatat urutan hari-hari untuk membagikan riwayat hidup Yesus menjadi berkala-kala. Misalnya: minggu pertama karya Yesus di depan umum, 1:19-2:11, pekan perayaan Pondok-Daun, 7:2, 14, 37, pekan sengsara Yesus 12:1, 12; 19:31, 42, yang ditempatkan antara lambang penguburan Yesus, 12:7, dan penguburan yang sesungguhnya, 19:38 dst. Begitu pula perlu diperhatikan disebutkannya perayaan Paskah yang pertama, 4:45, yang jelas menutup bagian-bagian yang mulai dengan 2:13 -25, tempat dikatakan bahwa hari raya Paskah itu sudah dekat. Dengan mempertimbangkan kedua gejala tersebut (catatan mengenai urutan hari-hari dan hari-hari raya Yahudi) maka injil keempat dapat dibagi sebagai berikut:
Prakata, 1:1-18: "Pada mulanya............"I Karya Yesus :
1. Tata penyelamatan baru diberitakan, 1:19-4:54: Pekan pembukaan
kejadian-kejadian yang berkisar pada Perayaan Paskah yang pertama.
2. Perayaan kedua, pada suatu hari Sabat, di Yerusalem: perlawanan pertama
terhadap pernyataan, 5:1-47.
3. Di Galilea, Paskah yang kedua: perlawanan baru terhadap pernyataan,
6:1-71.
4. Perayaan Pondok-Daun: pernyataan besar tentang Mesias, yang ditolak
mentah-mentah 7:1-10:21.
5. Hari Raya Pentahbisan Bait Allah: keputusan membunuh Yesus, 10:22-
11:54.
6. Akhir karya Yesus dan persiapan untuk Paskah yang terakhir, 11:55-12:50
II Saat Yesus: Paskah Anak Domba Allah (13:1-20:31):
1. Perjamuan terakhir Yesus bersama murid-muridNya, 13:1-17:26
2. Penderitaan, 18-19
3. Cerita-cerita mengenai kebangkitan dan kebahagiaan mereka yang percaya. 20:1-29
4. Penutup injil yang pertama, 20:30-31.
III Kata penutup 21:1-25: Hidup Gereja diberitakan dan kedatangan kembali Yesus diharapkan.
Ada sebuah gagasan yang dapat ditarik dari pembagian tersebut ialah: Yesus mengakhiri lembaga-lembaga keagamaan Yahudi dengan menggenapinya.
Adakah injil keempat berupa sebuah sumber tersendiri dan asli yang menyampaikan informasi khas, di samping ketiga injil sinoptik? Kalau benar demikian, manakah nilai historis injil Yohanes? Sehubungan dengan pertanyaan pertama yang dirumuskan di muka, dengan hati-hati dapat diajukan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
Dalam Injil Yohanes ditemukan banyak petunjuk yang memberi kesan bahwa Yohanes mengenal tradisi yang tercantum dalam ketiga injil lain. Khususnya perlu diperhatikan bahwa injil keempat meninggalkan beberapa hal penting yang tercantum dalam injil sinoptik. Ini hanya dapat dimengerti, kalau Yohanes mengandaikan bahwa sidang pembaca sudah tahu akan hal-hal itu ; di lain pihak ada kalanya Yohanes ternyata mau memperincikan dan melengkapi tradisi para sinoptisi. Namun demikian penyelidikan-penyelidikan modern semakin menonjolkan ciri asli tradisi Yohanes yang tidak tergantung pada tradisi sinoptik. Bahkan dalam menceritakan kejadian-kejadian yang sama Yohanes nampak begitu asli, sehingga tak mungkin ia bergantung pada sinoptisi. Pengarang injil keempat mengenal kejadian-kejadian itu melalui jalan lain dari jalan-jalan injil sinoptik. Ia pantas dianggap sebagai sumber tersendiri, saksi asli dari tradisi purba. Memanglah hubungan antara injil Yohanes dan Injil Lukas jauh lebih erat dan boleh jadi Lukas dalam menggubah injilnya mengenal dan menggunakan paling sedikit tradisi-tradisi Yohanes (teristimewanya dalam kisah sengsara dan kisah kebangkitan) yang sudah lama ada, meskipun kiranya tidak mengenal injil keempat seperti sekarang ada. sebaliknya juga mungkin bahwa penggubahan injil Yohanes yang terakhir terpengaruh oleh injil karangan Lukas.
Semakin mengakui bahwa injil keempat tidak tergantung, semakin para ahli mengakui pula nilai historisnya. Sehubungan dengan urutan peristiwa-peristiwa riwayat hidup Yesus, Yohanes kerap kali memerincikan lebih jauh apa yang dikisahkan para sinoptisi: misalnya lamanya karya Yesus dan urutan peristiwa dalam kisah sengsara dalam injil Yohanes nampaknya lebih tepat dari pada apa yang diceritakan injil-injil lain. Sehubungan dengan penyucian Bait Allah injil keempat memuat keterangan mengenai waktunya yang paling tepat di antara semua injil, 2:20, dan yang bersesuaian dengan keterangan yang tercantum dalam Luk 3:1. Demikianpun mengenai keterangan-keterangan mengenai tempat peristiwa- peristiwa terjadi dalam injil keempat lebih terperinci dari pada keterangan- keterangan yang disampaikan oleh injil-injil lain. Penggalian-penggalian modern di Palestina sudah beberapa kali membenarkan keterangan injil Yohanes (bdk kolam yang ada lima serambinya, 5:2). Seluruh injil berisikan petunjuk-petunjuk kongkrit yang terperinci, sehingga jelaslah si pengarang tahu baik-baik akan adat istiadat keagamaan Yahudi, mentalita para rabi, akan caranya para ahli Taurat menafsirkan menterapkan hukum Taurat. Akhirnya diri pribadi Yesus tetap seorang manusia sejati dengan kerendahan hati dan kesederhanaan yang mengharukan, bahkan dalam adegan-adegan yang paling "mulia" di mana Yesus yang dibangkitkan menampakkan diri kepada murid-muridNya. Dan demikian halnya, meskipun pengarang injil keempat memang menonjolkan transendensi Yesus. Selanjutnya karya Yohanes ini sama sekali tidak dapat dipahami, kalau orang menyangkal bahwa Yohanes yakin tentang kenyataan historis kejadian-kejadian yang diceritakannya.
Tetapi orang jangan keliru. Pengertian tentang "sejarah" yang diandaikan injil keempat tentunya sangat berbeda dengan pengertian seorang sejarawan modern. Apa yang paling penting bagi si penginjil ialah: menonjolkan makna sebuah sejarah yang baik ilahi maupun manusiawi; memang sebuah sejarah, tetapi juga sebuah teologi; berlangsung dalam waktu, tetapi berurat-berakar dalam kekekalan. Pengarang injil keempat dengan teliti mau menceritakan dan menyampaikan kepada kepercayaan manusia peristiwa rohani yang terjadi di dunia oleh karena kedatangan Yesus Kristus, ialah penjelmaan Firman demi keselamatan manusia. Karena itulah maka penginjil memilih dan khususnya menonjolkan kejadian-kejadian yang menurut pendapatnya dapat mengandung suatu nilai simbolis; dengan jalan itu pengarang memberi kejadian-kejadian itu suatu kedalaman dan gema baru. Maka mujizat-mujizat yang diceritakan berupa "tanda", yang menyingkapkan kemuliaan Kristus dan melambangkan karunia yang diberikanNya kepada dunia (pembasuhan yang baru, roti hidup, terang, hidup). Pengarang injil sungguh mempunyai bakat untuk menangkap makna rohani yang terkandung dalam kejadian-kejadian dan untuk menemukan di dalamnya rahasia-rahasia ilahi, juga dalam peristiwa-peristiwa yang bukan mujizat (bdk 2:19-21; 9:7; 11:51 dst; 13:30; 19:31-37, dan catatan- catatannya). Pada kejadian-kejadian nyata dan historis ia melihat sebuah dimensi rohani; Yesus ialah terang, yang datang ke dunia; perjuangan Yesus tidak lain kecuali perjuangan terang melawan kegelapan; kematian Yesus ialah penghakiman dunia; seluruh kehidupanNya tidak lain merupakan pemenuhan lambang-lambang Mesias yang terungkap dalam Perjanjian Lama: Dialah Anak Domba Allah. 1:29, Bait Allah yang baru, 2:21, ular penyelamat yang ditinggikan di padang gurun, 3:14, roti hidup yang mengganti Manna, 6:35, Gembala yang baik, 10:11, pokok anggur yang benar, 15:1, dll. Gambaran Yesus yang baik ilahi maupun manusiawi itu memberikan kepada tokoh historis itu segenap dimensinya sebagai Penyelamat dunia. Jadi sehubungan dengan Yohanes tidak bolehlah "simbolis" diperlawankan dengan "historis"; simbolismenya ialah simbolisme kejadian-kejadian sendiri; simbolisme itu berpancar pada sejarah, berurat-berakar di dalamnya serta mengungkapkan makna sejarah itu. Bagi saksi unggul Firman yang menjadi itu simbolisme itu tidak ada artinya, kecuali dengan pra-syaratnya dalam sejarah.
Soal terakhir yang perlu dikupas ialah: siapakah pengarang injil yang begitu berisi dan majemuk itu? Hampir seluruh tradisi Gereja bersehati menjawab: Rasul Yohanes bin Zebedeus. Sudah dalam pertengahan pertama abad II injil keempat dikenal dan dipergunakan oleh beberapa pujangga: Ignatius dari Antiokhia, pengarang "Ode Salomo", Papias, Yustinus; barangkali Klemens dari Roma sudah mengenal dan menggunakan Yohanes. Maka terbuktilah bahwa injil itu sudah mempunyai wibawa rasuli. Saksi pertama yang menyatakan hal itu dengan terang ialah Ireneus di sekitar th. 180. Katanya: "Selanjutnya Yohanes murid Tuhan ialah murid yang bersandar dekat kepadaNya, juga menerbitkan sebuah injil selama tinggal di Efesus". Hampir pada masa yang sama Klemens dari Aleksandria, Tertulianus, Kanon Muratorius dengan jelas menyatakan bahwa injil keempat dikarang oleh rasul Yohanes. Kalau pada peralihan dari abad II ke abad III ada sementara orang yang berpendapat lain, maka mereka mau menentang pengikut- pengikut Montanus yang menyalah-gunakan injil Yohanes untuk mendukung ajaran sendiri. Hanya pendapat lain itu tidak seberapa artinya dan oleh karena berdasarkan pertimbangan teologis tidaklah berakar dalam tradisi.
Dalam injil sendiri tidak terdapat sesuatu yang berlawanan dengan tradisi itu. Sudah dikatakan di muka, bahwa injil itu memperkenalkan diri sebagai kesaksian seorang murid yang dikasihi Tuhan, seorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan kejadian-kejadian yang dikisahkannya. Bahasa serta gaya bahasanya menyatakan bahwa injil itu berasal dari lingkungan ke-Yahudia-an; ia baik-baik mengenal adat-istiadat Yahudi dan juga keadaan setempat di Palestina di zaman Kristus. Nampaknya ia bersahabat dengan Petrus, 13:23 dst; 18:15; 20:3-10; 21:20-23. Dan Lukas memberitahukan bahwa memanglah demikian halnya dengan Yohanes, Luk 22:8; Kis 3:1-4, 11; 4:13, 19; 8:14. Akhirnya, bagaimana dapat dijelaskan kenyataan bahwa injil keempat sama sekali mendiamkan kedua anak Zebedeus? Keterangan yang paling tepat ialah: seorang di antaranya menuliskan injil itu. "Murid yang dikasihi Yesus... dialah yang menuliskan semuanya", 21:24 ialah murid yang bersama dengan Petrus dan Yakobus diutamakan oleh Yesus, Mrk 5:37; 9:2; 13:3; 14:33. Ada sementara orang yang berkata bahwa tak mungkin rasul Yohanes menulis injil keempat. Sebab ada berita bahwa rasul Yohanes mati sahid lama sebelumnya. Jadi mustahillah ia menulis injil yang dikatakan karangannya. Dan benar juga, ada sebuah tradisi yang mengatakan bahwa Yohanes mati sahid. Hanya adakah tradisi itu lebih berwibawa dari pada tradisi lain yang menyatkaan bahwa Yohanes hidup di kota Efesus sampai usia lanjut? Dan kalau ada tradisi yang berkata tentang Yohanes sebagai martir, namun ia tidak berkata apa-apa tentang kapan itu terjadi. Dari lain pihak sebagaimana sudah dikatakan di atas, tradisi-tradisi Yohanes pasti sudah terbentuk di masa lalu, kalaupun injil baru digubah dan diterbitkan jauh kemudian dari itu dan kiranya oleh murid-murid Yohanes. Dari sebab itu tetap mungkin bahwa injil keempat benar-benar berasal dari Yohanes, juga seandainya rasul itu sendiri mengalami kemartiran.
Surat-surat Yohanes
Di samping injil masih ada tiga surat yang oleh tradisi diperkenalkan sebagia surat-surat Yohanes. Memanglah ditinjau dari segi sastra dan ajaran karangan- karangan itu sangat berdekatan dengan injil keempat, sehingga sukar memisahkannya dari injil serta pengarangnya, ialah rasul Yohanes. Surat kedua dan ketiga tentu menimbulkan kebimbangan dan keraguan, sebagaimana sudah ternyata dalam karya Origenes, Eussebius dari Kaisarea dan Hieronimus; lama sekali kedua surat itu hanya diterima oleh jemaat di Antiokhia dan jemaat-jemaat lain di Siria sebagai Kitab Suci. Tetapi karena cirinya sebagai surat-surat kecil saja yang tidak penting sama sekali untuk ajaran Kristen, maka tidak dapat dipahami bagaimana surat-surat itu akhirnya berhasil diterima, kalau bukan benar-benar karangan Yohanes.
Surat ketiga kiranya surat yang ditulis paling dahulu. Maksud surat itu ialah membereskan suatu pertikaian mengenai kewibawaan yang timbul dalam salah satu jemaat yang termasuk wewenang rasul Yohanes. Surat kedua berupa sebuah peringatan tertuju kepada jemaat lain, supaya hati-hati terhadap propaganda yang dilancarkan oleh sementara pengajar sesat yang menyangkal penjelmaan Kristus yang sesungguhnya. Adapun surat pertama adalah jauh lebih penting. Nampak sebagai macam surat edaran yang tertuju kepada jemaat-jemaat di Asia kecil yang terancam perpecahan akibat bidaah-bidaah pertama. Dalam surat itu Yohanes menyarikan unsur-unsur hakiki pengalaman keagamaan. Dengan bertitik-tolak beberapa pokok sejalan yang susul menyusul (terang, 1:5 dst, "pembenaran", 2:29 dst, kasih, 4:7-8 dst, kebenaran, 5:6 dst) ia mau memperlihatkan hubungan erat yang tidak dapat tidak terjalan antara kita sebagai anak Allah dan akhlak benar, yang tidak lain kecuali kesetiaan rangkap dua pada iman akan Kristus. Anak Allah, dan pada kasih persaudaraan (bdk catatan-catatan pada 1:3, 7). Karena gaya bahasa dan ajarannya maka surat inilah yang paling dekat dengan injil. Maka surat pertama itu dikarang pada masa yang sama, tetapi tidak lagi dapat dipastikan apakah surat mendahului injil atau sebaliknya.
Ende: Yohanes (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN JOANES
KATA PENGANTAR
Karangan Indjil ini biasa disebut "Indjil keempat". Menurut riwajat lisan
(tradisi) jang sangat pa...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN JOANES
KATA PENGANTAR
Karangan Indjil ini biasa disebut "Indjil keempat". Menurut riwajat lisan
(tradisi) jang sangat pasti Rasul Joanes adalah pengarangnja. Rasul Joanes ini
berasal dari Betsaida, suatu dusun nelajan dipantai utara Tasik Genesaret,
letaknja disebelah timur dari tempat Jordan bermuara kedalam tasik itu. Bapanja
nelajan jang agak berada, namanja Zebedeus. lbunja jang bernama Salome, termasuk
rombongan wanita jang biasa mengikuti Jesus pada perdjalananNja berkeliling di
Galilea dan kemudian sampai di Jerusalem. Lih. Mt. 17:55-56; Mk. 15:40-41;
Joanes pertama kali bertemu dengan Jesus ditempat Joanes Pemandi mempermandikan orang di Jordan, dan "pada keesokan hari" sesudah Jesus dipermandikan disitu. Ketika Joanes Pemandi pada hari itu berdiri disitu bersama dengan dua orang muridnja, dan melihat Jesus lalu, ia berkata kepada mereka: "Lihatlah Anak-domba Allah", lalu mereka menjusul Jesus (Jo. 1:35-37). Seorang dari keduanja ialah Rasul Andreas, dan jang lain tidak dapat disangsikan, ialah pengarang sendiri. Biarpun masih kabur-kabur, namun mereka mengerti, bahwa jang dimaksudkan dengan "Anak-domba Allah", ialah Mesias. Bdl. Jo. 1:41 dan 45. Keduanja lalu bertemu dengan Simon (Petrus), Pilipus dan Natanael, dan kemudian bersama dengan mereka ini mengikuti Jesus ke Galilea.
Pada suatu hari Jesus berdjalan ditepi Tasik Genesaret di Galilea dan melihat Simon beserta saudaranja Andreas, lagi Joanes bersama kakaknja Jakobus sedang asjik melakukan pekerdjaannja sebagai nelajan. Mereka dipanggilnja untuk mengikutiNja sebagai murid. Lalu mereka meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Lih. Mt. 4:18-27; Mk. 1: 16-20; Lk. 5:1-11.
Beberapa lama kemudian keempatnja djuga dipilih mendjadi rasul untuk tetap hidup bersama dengan Jesus dan olehnja diutus untuk mengadjar orang. (Mt.10:1-5; Mk. 3:16-19; Lk. 6:13-16).
Disamping Petrus djuga Joanes rupanja tampil atau ditampilkan sebagai seorang rasul terkemuka. Demikian djuga sesudah Pentekosta, seperti Paulus menulis dalam Gal. 2:9, bahwa mereka beserta Jakobus (Muda) dipandang sebagai tiang penjangga Geredja.
Joanes tak pernah menjebut namanja dalam karangannja, tetapi jang disebut didalamnja"Murid jang lain" atau "murid jang ditjintai Jesus" tak mungkin tidak ialah pengarang sendiri.
Dan memang Joanes ditjintai Jesus dengan istimewa. Barangkali sebab minatnja jang istimewa terhadap adjaran-adjaran Jesus, sebab kesetiaannja kepadaNja, ataupun karena kegiatannja dan sebab ia bertjita-tjita tinggi sebagaimana sifat- sifat ini njata nampak dalam karangan-karangannja. Sekali-kali djangan Joanes dibajangkan sebagai seorang muda jang manis, seperti ia sering dilukis oleh para penggambar jang salah mengerti ajat Jo. 15:24. Tjatatan disitu, bahwa pada perdjamuan terachir Joanes berbaring disebelah dada Jesus, bukan berarti bahwa ia bersandar pada dada Jesus, melainkan hanja bahwa ia mendapat tempat kehormatan dimuka Jesus. Lih. tjatatan pada ajat itu dalam Indjil. Joanes bukan seorang lembut-manis; sebaliknja ia beserta kakaknja Jakobus diberi djulukan "putera guntur" olch Jesus, hal mana tentu berarti bahwa mereka bersemangat hebat.
Tentu sadja tak usah diperingatkan disini segala sesuatu jang termuat tentang
Joanes dalam Indjil maupun Kisah Rasul-rasul. Hanja jang berikut ini barangkali
agak penting. Waktu Jesus ditangkap, semua murid melarikan diri, menurut
Sesudah Pentekosta Joanes tinggal dahulu bekerdja di Jerusalem, rupanja banjak kali bersama dengan Petrus (Kis. Ras. 3:1; 4:19; 8:14). lapun ikut serta dalam sidang rasul-rasul di Jerusalem dalam tahun 49. Riwajat hidup Joanes selandjutnja kita hanja tahu sedikit dari tradisi. Beberapa buku Geredja purba memberitakan, bahwa ia lama memimpin umat-umat dipropinsi Asia, berkedudukan di Efesus. Agaknja sebagai pengganti Paulus sesudah wafatnja rasul agung ini di Roma. Waktu pemerintahan kaisar Domitianus (81-96) ia dibuang kepulau Patmos dan disitu ditulisnja karangan "Wahju". Dibawah pemerintah Nerta ia dibebaskan, lalu bekerdja terus di Efesus. Sekembalinja disana dikerdjakannja karangan Indjil dan surat-suratnja. la wafat pada permulaan pemerintahan kaisar Trajanus (98-117), djadi sekitar tahun 100.
Isi dan tjorak-tjorak Indjil keempat
Perbedaan karangan Joanes dengan ketiga karangan Indjil jang lain sangat menjolok. Atjara pokok adalah sama, jaitu rnemperkenalkan Kristus serta adjaran dan tjita-tjitaNja. Sedikitpun tidak terdapat perbedaan, apa lagi pertentangan, antara pribadi Jesus jang dilukis oleh Joanes dan jang dinjatakan dalam karangan-karangan lain, djuga tidak mengenai hakekat adjaran-adjaran. Tetapi masing-masing pengarang Indjil menindjau segalanja dari sudut jang chusus menurut pembawaan dan bakatnja dan berhubungan dengan tudjuan karangannja jang chusus, dan dalam hal ini Joanes amat sangat tersendiri. Itu terlebih njata dalam pemilihan bahan, susunan, tjara berpikir dan gaja bahasa.
Perihal pemilihan bahan
Ketiga karangan Indjil jang pertama dikatakan berisi peladjaran agama jang lazim diberikan oleh rasul-rasul dan para pembantunja kepada tjalon-tjalon dan anggota-anggota umat muda. Peladjaran dasar jang demikian dengan sendirinja harus sederhana baik isi baik bentuknja. Dapat dibajangkan bahwa rasul-rasul dalam hal itu meneladan tjara mengadjar dari Jesus kepada orang banjak. Atau agaknja lebih tepat kalau dikatakan, bahwa mereka memberitakan pengadjaran Jesus sendiri, baik jang berbentuk sabda, maupun sikap-sikap dan tjontoh-teladan, ataupun jang terkandung dalam peristiwa-peristiwa hidup Jesus, guna mendjadi buku peladjaran bagi umat-umat. Mereka meriwajatkan tanpa dengan sengadja mau memberi tafsiran. Lain sekali karangan Joanes. Ia mentjeritakan hanja sedikit, dan itu guna mendjadi pokok atau landasan pembitjaraan Jesus, Indjil Joanes semata-mata bertjorak uraian-uraian dan tafsiran. Jesus sendiri mendjelaskan dan menafsirkan, dan bila pendjelasan atau tafsiran berasal dari Joanes sendiri, maka itupun sesuai dengan adjaran Jesus dan dengan Ilham Roh Kudus.
Mengenai pemilihan bahan, dalam karangan Joanes hanja terdapat tiga mukdjizat jang djuga ditjeritakan dalam ketiga Indjil jang lain, dan lagi tiga jang penting sekali, jang tidak diriwajatkan oleh ketiganja, semua sebagai pangkal pembitjaraan jang luas. Mukdjizat-mukdjizat dinamakan Joanes "tanda", artinja pertandaan atau bukti bahwa Jesus benar berwudjud Ilahi. Joanes pula tidak memberitakan satupun perumpamaan jang termuat dalam karangan-karangan jang lain, dan djuga hampir tidak satupun utjapan Jesus jang berupa petua atau perintah untuk praktek hidup, melainkan uraian-uraian Jesus jang lebih luas dan mendalam, lebih bersifat ilmu ke-Tuhan-an. Hanja riwajat sengsara, wafat dan kebangkitan Jesus ada kesamaan dalam garis besarnja, tetapi sudut tindjauan disinipun chusus pada Joanes dan itupun sesuai dengan pemilihan bahan. Tentang adjaran Indjil mengenai kesusilaan dan praktek hidup, Joanes tidak memberi perintjian, melainkan menjimpulkan semuanja dalam istilah "kepertjajaan" dan "tjinta".
Alasan dan tudjuan Indjil keempat
Dapat diduga bahwa Joanes waktu mulai mengarang sudah mengenal ketiga karangan jang lain. Kalau itu benar, maka sudah sewadjarnja ia tidak hendak mengulangi lagi apa jang telah dimuat dalam ketiga karangan itu. Ada jang menduga, bahwa ia bermaksud melengkalpinja, tetapi dalam karangan itu sendiri tidak tedapat bekas-bekas, jang menundjukkan suatu hubungan dengan karangan- karangan tersebut, atau pengaruh dari padanja. Karangan Joanes berdiri sendiri. Namun demikian karangan ini merupakan benar-benar satu perlengkapan bagi jang lain itu dan sebab itu sedjak semula sangat dihargakan digeredja purba seperti ternjata dalam buku-buku dari para "Bapak-Geredja" dewasa itu, jang sering mengutipnja.
Alasan dan tudjuan jang benar, ialah kepentingan umat-umat. Umat-umat wilajah Joanes sudah tua dan sangat madju ketjerdasannja dalam pengetahuan agama. Umat- umat itu didirikan dan lama digembalakan oleh Paulus, dan dari surat-surat Paulus njata sekali, betapa matang mereka untuk mengerti djuga kebenaran Indjil jang mendalam. Umat-umat itu sudah lama mahir dalam adjaran-adjaran pokok seperti jang kita batja dalam ketiga karangan Indjil jang pertama. Tak usah Joanes menulis tentang hal-hal itu. Ia sendiripun tentu sudah lama memberi pengadjaran jang lebih mendalam kepada umat-umatnja, dan achirnja, merasa terdorong untuh menjuratkannja bagi mereka. Atau lebih tepat ia didorong oleh Roh Kudus untuk mengabdikannja bagi seluruh Geredja. Ada dua berita pula jang tidak terlalu pasti, bahwa "sahabat-sahabatnja" dan "uskup-uskup" mendorongnja, untuk menulis. Kalau demikian, maka mereka sendiri telah banjak mendengar pengadjaran jang mendalam itu.
Ada pula jang mengemukakan bahwa karangan ini merupakan bendungan untuk menahan aliran-aliran jang menjimpang dari kebenaran Indjil dan muntjul dewasa itu. Hal itu benar, tetapi tidak ada tanda jang njata dalam karangan sendiri, bahwa tudjuan itu dimaksudkan oleh Joanes.
Sumber-sumber Indjil keempat
Sumber pokok dan utama memang Jesus sendiri. Joanes menulis apa jang disaksikannja dengan mata dan telinganja serta jang dialaminja dalam pergaulan dengan Jesus. Sedjak pertama kali ia bertemu dengan Jesus ditepi Jordan, ia tetap mengiringiNja, malah hidup bersama denganNja. Dan seperti ternjata dalam tulisan-tulisannja, Joanes adalah seorang jang berbakat ulung dan sangat berminat untuk menangkap segala jang dilihat dan didengarNja. Nampaknja bahwa. pembitjaraan Jesus jang lebih mendalam pun sangat berkesan padanja. Dengan intuisinja jang memang masih kabur-kabur waktu itu, ia agaknja sudah merasa, bahwa ada rahasia-rahasia jang indah dan membahagiakan terkandung didalamnja. Pengertian waktu itu baru sedikit, namun apa jang disaksikan dan dialaminja dan sabda-sabda Jesus tak pernah hilang dari ingatannja. Kita ketahui dari segala karangan Indjil betapa lambatnja perkembangan pengertian semua rasul tentang makna hidup dan sabda Jesus, malah tentang hakekat pribadiNja. Ketika Jesus menjerahkan kepada mereka seluruh kuasa dan tugasNja untuk menjelesaikan penjelamatan dunia, pengertian mereka akan kuasa dan tugas itu masih djauh dari tjukup untuk menunaikannja. Dalam hal itu Joanes bukan satu ketjualian, seperti disinggungnja sendiri misalnja dalam 2:20; 12:7 dan 13:7. Banjak hal mendjadi djelas bagi mereka sesudah kebangkitan Jesus, tetapi pengertian jang tjukup sempurna baru mereka terima dari Roh Kudus pada dan sesudah Pentekosta, sebagaimana Ia didjandjikan oleh Jesus untuk memperingatkan kepada mereka segala sesuatu jang diadjarkan Jesus kepada mereka dan menghantarkan mereka kepada seluruh pengetahuan, artinja kepada segala pengertian. Ini bukan berarti bahwa Roh Kudus seolah-olah sekaligus mentjurahkan segala pengetahuan dan pengertian kedalam akal-budi dan hati sanubari mereka, melainkan sekedar dibutuhkan pada. tiap-tiap kesempatan jang penting. Dapat dibajangkan: djuga selaras dengan usaha pemikiran dan perenungan mereka sendiri. Mengingat hal ini, dapat kita mengerti bagaimana Joanes jang memang berbakat perenung pada umurtuanja mempunjai pengertian jang mendalam dan pandangan jang luas sekali atas misteri (rahasia- rahasia) kepribadian Jesus, atas makna dan maksud hidupNja, atas kekajaan dan keluhuran adjaran-adjaran serta tjita-tjitanja, lagi atas kemuliaan hidup Ilahi- abadi jang berwudjud dalam Jesus dan harus diwudjudkan oleh Indjil dalam seluruh umat manusia. Dan apa jang ditulisnja tentang kepribadian Jesus bukan sadja tentang Jesus seperti dikenalinja dalam pergaulan denganNja di Palestina, melainkan berdasarkan pengenalan itu, seperti dikenalinja pada umurtuanja sebagai basil perenungan-perenungan jang mendalam seumur hidupnja. la menggambarkan Jesus dalam kemuliaan llahiNja, sebagai Putera Allah dari kekal, setara dengan Bapa, jang diutus sebagai Sabda Allah jang "mendjadi daging", guna menjampaikan kepada semua orang jang rela pertjaja akanNja tjahaja dan hidup abadi. Lagi pula ia memberitakan peristiwa-peristiwa hidup Jesus, perbuatan- perbuatan dan sabda-sabdanja tidak dalam pengertian, sebagaimana ia menjaksikan dan mendengarnja, dari mulut Jesus, melainkan sebagaimana ia memahaminja pada achir hidupnja, dan disini pula sebagai hasil perenungan-perenungannja. Perlu kita memperhatikan hal itu, guna dapat mengerti dan tahu menilaikan Indjil keempat ini dengan sewadjarnja. Perlu pula ditjamkan, bahwa dalam perenungan- perenungannja dan dalam menulis, Roh Kuduslah jang memperingatkan segala pernjataan Jesus kepadanja dan mengantarnja kepada seluruh pengertian.
Susunan karangan Joanes
Karangan ini sebenarnja berbentuk serangkaian pembitjaraan Jesus jang berpusatkan pada suatu kedjadian atau dalil, ataupun berpangkal padanja. Ada gagasan Joanes jang tertentu jang menghubungkan pembitjaraan-pembitjaraan itu mendjadi satu kesatuan sebagai bukti, atau lebih tepat kalau dikatakan sebagai kesaksian, bahwa Jesus benarlah Mesias utusan Allah dan sendiri berwudiud Allah, jang datang memberi terang dan hidup kepada orang jang memenuhi satu-satunja sjarat, jaitu kepertjajaan padanja (20:31). Tetapi setjara lahiriah dan lebih nampak, Joanes menjusun menurut suatu garis sedjarah, jaitu djalan hidup Jesus mulai dengan asalNja jang kekal sebagai Putera Allah sampai kebangkitannja dalam kemuliaan. Boleh dikatakan pula, bahwa Joanes menjusun dengan mengikuti urutan perdjalanan-perdjalanan Jesus di Palestina. Ia gemar mentjatat dengan teliti tempat-tempat dimana kedjadian-kedjadian berlangsung dan Jesus berbitjara. Dengan demikian kita peroleh pandangan jang lebih djelas atas pekerdjaan dan perdjalanan-perdjalanan Jesus dari pada jang kelihatan dalam karangan-karangan Indjil jang lain. Mereka terlebih memberitakan tentang hidup dan kegiatan Jesus di Galilea, sedangkan meriwajatkan hanja satu perdjalanan ke Judea, ialah jang terachir. Menurut Joanes Jesus berdjalan beberapa kali ke Jerusalem. Dan bahwa berita-beritanja benar, dapat diduga dari riwajat sengsara Jesus dalam karangan-karangan Indjil jang lain, sebab sikap orang terhadap Jesus dan beberapa kedjadian tidak masuk akal, kalau Jesus tidak lebih dahulu atau berulang kali mengadjar di Jerusalem.
Djalan pikiran dan gaja bahasa Indjil keempat
Bahasa karangan Joanes sederhana sekali bentuknja, tetapi isinja gemilang. Perbendaharaan kata-kata jang digunakan sangat terbatas, tetapi tiap-tiap kata atau istilah biasanja sarat berisi pengertian baru jang menakdjubkan. Kalimat- kalimat semua pendek-pendek, dan masing-masing merumuskan salah suatu segi kebenaran Ilahi jang penting, sebagai hasil perenungan. Kalimat-kalimat pendek itu dirangkaikan tanpa pemakaian kata-kata penghubung, seperti jang lazim kita pakai untuk menjatakan sangkut-paut batiniah antara pikiran-pikiran jang - diungkapkan dalam masing-masing kalimat. Meski demikian sebenarnja hubungan antara kalimat-kalimat erat sekali. Leretan kalimat-kalimat kelihatan datar, tetapi sebenarnja adalah uraian jang mendalam dan kaja berisi. Hubungan antara kalimat-kalimat lebih psikologis dan (kedjiwaan) dari pada akali. Dalam membatja dengan perhatian turut merenung dengan Joanes, hubungan itu mendjadi terang oleh intuisi, seperti kalimat-kalimat Joanespun semua hasil intuisi. Uraian-uraian itu dalam karangan Joanes ada jang berbentuk pertjakapan ataupun soaldjawab, kebanjakan pembitjaraan agak pandjang dan sering diselingi dengan soal-djawab pula. Uraian-uraian itu seperti telah dikatakan dalam fasal lain -- semua didasarkan atau berpusat pada suatu kedjadian, biasanja suatu mukdjizat. Kedjadian-kedjadian itu ditjeritakan dengan gaja bersahadja, tetapi ada jang dipaparkan dengan pandjang-lebar serta dihidupi dengan pertjakapan silih berganti.
Tjara mengarang dengan memakai sedikit kata sadja jang banjak diulang-ulangi, dan memakai kalimat pendek-pendek, jang dirangkaikan berdjadjaran sadja, itulah tiara jang lazim pada orang Jahudi. Joanes memakai kata-kata Junani, tetapi gajabahasanja bertjorak Jahudi semata-mata, berdasarkan tjara pikir mereka.
Sudah sewadjarnja, dan dapat kita bajangkan, bahwa Jesus, jang tentu selalu sudah menjesuaikan tjara-mengadjarNja dengan daja tangkap para pendengar, bila la berbitjara dengan atau kepada orang jang agak tjerdas, seperti para ahli taurat dan pemuka-pemuka Jahudi lain, dan achirnja kepada para rasul djuga, menguraikan pengadjarannja menurut djalan pikiran orang Jahudi itu djuga.
Tjara berpikir dan menjusun pikiran-pikiran itu berlainan dengan jang lazim terdapat dalam kebudajaan Junani dan jang lazim pada kita djuga. Jang kita temui dan gunakan dalam uraian-uraian bersifat ilmiah, ialah tjara dan. djalan logika, jang dengan terang dan rapih menondjolkan hubungan pikiran satu sama lain, berdasarkan hukum sebab-akibat. Tjara itu serba akali dan mengutamakan pembuktian kebenaran. Tjara Joanes bukan demikian. Joanes sama sekali tidak hendak membuktikan kebenaran, melainkan, menurut kata jang digunakannja sendiri, memberi kesaksian akan kebenaian sebagai satu.kenjataan.
Jesus memberi kesaksian tentang kenjataan-kenjataan jang dilihatNja pada Bapa dan tentang apa jang didengarNja dari padaNja (Jo. 3:11 dan 32). Kesaksian Jesus jang sendiri Sabda Allah dengan sendirinja mutlak kebenarannja. Dan Joanes pada gilirannja memberi kesaksian tentang hal-hal jang dilihatnja pada Jesus dan didengarnja dari Jesus, maka dengan sendirinja mutlak pula. Sebab itu tak usah dan tak mungkin dibuktikan kebenarannja, melainkan harus dimaklumkan sadja dan diterima dengan kepertjajaan jang chidmat. Tetapi rasul-rasul bertugas pula mendjelaskan makna dan maksud pernjataan Ilahi serta menerangkan dan mengandjurkan tjita tjita jang terkandung didalamnja, supaja diwudjudkan, sebab perwudjudan ini adalah udjud terachir pernjataan-pernjataan itu. Oleh karena itu Joanes dengan gairahnja jang hidup dan mendalam, dengan tak henti-hentinja membahas dan memikirkan isi pernjataan itu, memang pertama-tama untuk dirinja sendiri, tetapi tak kurang dengan maksud untuk memenuhi tugas kerasulannja, jaitu menjampaikan tjahaja kehenaran dan hidup abadi kepada umat-umat jang dipertjajakan kepadanja. Dengan demikian oleh penjelenggaraan Roh Kudus dan oleh IlhamNja kepada Joanes maka kita ini mempunjai hasil kegairahan Joanes dalam karangannja. Joanes telah mengulangi renungan-renungan bagi kita dan mengupas kebenaran-kebenaran Indjil sampai pada intinja serta memaparkan kekajaannja dalam segala segi-seginja. Dan kalau kita turut mengupas mengikuti djalan penguraian Joanes, maka terbuka bagi kita kemuliaan rahasia Ilahi segi demi segi, kalimat demi kalimat, sampai ia mengantar kita kepada inti kebenaran jang mengandung seluruh keindahan dunia Allah, jang telah mendjadi dunia kita djuga. Joanes membahas bukan dengan daja otak kering, dan bukan menundjuk kepada segi- segi jang tampak sadia dengan telundjuknja sepintas lalu, melainkan sambil berbitjara bersemangat dan memperlihatkan kegemilangannja nilai-nilai jang timbul tampak itu. Bagi pembatja-pembatja jang dangkal pikirannja, kalimat- kalimat dan rangkaiannja tentu terasa datar nadanja, malah mungkin sampai membosankan, tetapi bagi pembatia-pembatja jang berminat mendalam, bahasa Joanes hidup dan menghidupkan.
Kedataran itu sebenarnja adalah ungkapan kesungguhan, chidmat seorang jang sadar akan keagungan kebenaran Ilahi jang sedang dipaparkannja. Terkandung didalamnja dan terga-mbar olehnja suasana rahasia-rahasia dunia abadi, misteri Putera Allah jang "mendjadi daging" dan "berkemah" (hidup) diantara kita, guna kita dianugerahi bagian dalam "kemuliaan"Nja "penub rahmat dan kebenaran". Joanes terpesona dan terharu oleh segala jang disaksikan dan dialaminja, dalam pergaulan dengan Jesus, dan chususnja perasaan ini jang menentukan gaja bahasanja. Didalam kalimat-kalimat dan rangkaian-rangkaian kalimat hidup kuat dan bergetar djiwa Joanes sehingga sanggup menghidupi dan menggetarkan djuga hati sanubari dan djiwa pembatja-pembatja jang berminat. Bahasa Joanes rupa- rupanja datar, tetapi bukan lemah dan lembam, melainkan bersemangat benar. Kalimat-kalimat pengungkap kebenaran jang pasti dan mutlak biasanja melangkah tetap dan kuat, penuh kejakinan, sambil bertekad dan mejakinkan kita sekuat- kuatnja dan dengan pengulang-ulangannja meresapkan kebenarn itu dalam ingatan dan hati sanubari kita sedalam-dalamnja. Semangat itu segenapnja berpokok pada tjinta jang kuat kepada Kristus dan kebenaranNja serta dihidupi olehNja, malah sampai mendjadi bentji jang hebat terhadap segala pertentangan dan rintangan dari pihak "kegelapan". Semangat itu dapat memuntjak sampai kita merasa Joanes pada umurtuanja masih berwatak "putera guntur", sebagaimana ia pernah diberi djulukan itu oleh Jesus sendiri.
Joanes tidak tahu berkompromis (tawar-menawar). Ia hanja mengenal tjahaja jang mutlak dan kegelapan jang mutlak, dan tiap manusia dapat dan harus memilih antara dua itu. Pemilihan itu merupakan atjara praktis dari karangannja dan tudjuannja mengandjurkan pemilihan jang baik. Tertjapai tidaknja tudjuan itu dan chawatiran tentangnja, itupun jang menentukan suasana perasaan Joanes dalam irama tulisannja, jaitu kegembiraan dan kesedihan, keluh kesah dan pudjian, gairah dan semangatnja pula, semuanja diliputi tjinta kepada Kristus dan kebenarannja, jang harus diwudjudkan dalam tiap-tiap manusia supaja ia diselamatkan.
Kesimpulan
Dalam bab terachir, jang merupakan satu tambahan pada karangan Joanes sendiri, kita batja tentang Joanes bahwa ,ia adalah murid jang memberi kesaksian akan segala hal itu serta menulisnja dan kami tahu bahwa kesaksiannja benar" (21:24). Dan Joanes sendiri merumuskan tudjuan kesaksiannja itu sebagai: "supaja kamu pertjaja bahwa Jesus adalah Kristus, Putera Allah, dan supaja kamu oleh karena kepertjajaan itu mempunjai hidup dalam namaNja". (20:31). Semoga tudjuan itu tertjapai pada kita setjara sempurna, jaitu bertambah-tambah memperdalam pengetahuan dan pengertian kita akan Kristus serta IndjilNja dan demikian mempergiat hidup keagamaan kita, agar kita sendiri mempunjai hidup dalam Kristus selimpah-limpahnja, tetapi djuga melandjutkan kesaksian Jesus dan Joanes disekitar kita, baik dengan berbitjara tentangnja, maupun dengan sikap dan tjara hidup kita.
Hagelberg: Yohanes (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Prakata
Pendahuluan
Injil Yohanes dapat diumpamakan sebagai sebuah kolam yang begitu dangkal sehingga seorang anak dapat main di dalam...
PENDAHULUAN
Prakata
Pendahuluan
Injil Yohanes dapat diumpamakan sebagai sebuah kolam yang begitu dangkal sehingga seorang anak dapat main di dalamnya, dan sekaligus begitu dalam sehingga seekor gaja dapat berenang di dalamnya.1 Di seluruh dunia, orang-orang yang tidak berpendidikan memperoleh penghiburan yang dalam dari Injil Yohanes. Ribuan buku ditulis mengenai kitab yang sama, dan masih banyak lagi yang dapat dibahas.
Penulis Injil Yohanes
Masalah identitas pengarang perlu dipikirkan, karena jika Injil yang keempat dianggap karangan orang Kristen yang hidup dalam abad kedua, yang bukan saksi mata, maka bobotnya "Injil Yohanes" sedikit, sedangkan jika Injil Yohanes dikarang oleh Rasul Yohanes, seorang saksi mata, maka Injil Yohanes sungguh berbobot, dan layak diterima dan dihayati.
Sarjana bahasa Aram2 dan bahasa Yunani menjelaskan bahwa bahasa Yunani yang ada dalam Injil Yohanes mempunyai suatu "logat" Aram. Dengan kata lain, ada cukup banyak unsur dalam tata bahasa Injil Yohanes yang jarang dalam tata bahasa Yunani, namun biasa dalam tata bahasa Aram. Ini menandai bahwa bahasa Aram adalah "bahasa ibu" dari penulis Injil Yohanes, dan bahwa dia belajar bahasa Yunani pada kemudian hari.3 Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa penulis Injil Yohanes adalah orang Yahudi yang dibesarkan di Israel.
Tampaknya Injil Yohanes ditulis tanpa nama.4 Walaupun demikian, masih ada beberapa nas dalam Injil Yohanes dan tradisi gereja yang cukup kuat yang menunjuk kepada Rasul Yohanes sebagai pengarang.
Dalam lima nas, salah satu murid Tuhan Yesus disebut "murid yang dikasihi Yesus".5 Tentang orang yang sama, pasal 21:24 berkata, "Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar." Jadi, ternyata pembahasan mengenai identitas penulis Injil Yohanes berpusat pada ungkapan "murid yang dikasihi Yesus". Tampaknya murid tersebut akrab sekali dengan Tuhan Yesus (pasal 13:23-25 dan 19:26-27), dan juga dengan Petrus (pasal 13:23-24; 20:2-9; dan 21:7). Dari Markus 5:37; 9:2; 13:3; dan 14:33 kita mengerti bahwa Petrus, Yakobus, dan Yohanes bertiga akrab dengan Tuhan Yesus. Petrus bukan merupakan "murid yang dikasihi Yesus" (pasal 21:20), dan Yakobus juga bukan dia (Kisah Para Rasul 12:2), maka tinggal Yohanes yang memenuhi syarat-syarat.
Kemungkinan ini didukung oleh pengamatan bahwa Rasul Yohanes, yang mempunyai peranan yang begitu penting dalam ketiga Injil yang lain, tidak disebutkan secara langsung dalam Injil yang keempat. Pengamatan ini mudah dipahami, jika Yohanes sendiri adalah penulisnya.
Juga, walaupun dalam Injil yang keempat nama orang dicatat supaya tidak dapat dibingungkan (seperti misalnya dalam pasal 14:22; 11:16; dan 6:71) Yohanes Pembaptis hanya disebut "Yohanes". Jikalau Rasul Yohanes adalah penulis, maka kekecualian ini dapat dipahami. Para pembaca yang tahu bahwa Rasul Yohanes menulis Injil Yohanes, tidak bingung dengan identitas Yohanes yang membaptiskan orang.
Ada satu masalah dengan pendapat ini, bahwa Rasul Yohanes adalah penulis, yaitu bukankah agak aneh jika orang menyebut dirinya dengan julukan "murid yang dikasihi Yesus"? Memang harus diakui bahwa hal ini luar biasa, tetapi lebih aneh lagi jika julukan tersebut dipakai mengenai orang lain! Jikalau seandainya julukan "murid yang dikasihi Yesus" menujuk kepada orang lain, bukankah ada nada iri hati di dalamnya? "Dia lebih mengasihi orang itu daripada kita!" Tetapi jika julukan itu dipakai mengganti nama penulis, ada dua kesan yang muncul. Satu, dia yang merasa dikasihi merayakan kasih itu dengan sukacita, dan dua, dengan rendah hati dia tidak mau memakai namanya sendiri. "Biarlah identitasku sebagai Yohanes hilang - aku adalah 'murid yang dikasihi Yesus!'"
Jadi dalam pembahasan identitas penulis Injil yang keempat kita menemui suatu pelajaran rohani yang sangat indah, yaitu bahwa tampaknya penulis Injil keempat rindu supaya identitasnya sebagai Yohanes anak Zebedeus tenggelam dalam suatu identitas yang jauh lebih indah, yaitu "murid yang dikasihi Yesus", suatu identitas yang mengandung pemahaman kehidupan rohani yang dewasa dan mantap.6
Dari segi pernyataan-pernyataan bapa-bapa gereja, pada tahun 180 M7 Theophilus dari Antiokhia menulis secara jelas bahwa Rasul Yohanes adalah penulis Injil yang keempat. Setelah itu, Irenius,8 Clement dari Aleksandria, dan Tertullianus mengaku Rasul Yohanes sebagai penulis. Antara bapa-bapa gereja yang awal, tidak ada yang menyangkal Yohanes sebagai penulis Injil yang keempat.
Oleh karena gaya tulisan Injil yang keempat begitu berbeda dengan kaya tulisan Kitab Wahyu, maka ada sarjana yang berpendapat bahwa penulisnya harus juga berbeda, tetapi kesimplan tersebut tidak tahan uji. Tampaknya Yohanes tidak bebas untuk ditemani oleh sahabat-sahabat di Patmos, di mana dia menerima visi yang dia tulis yang kita sebut Kitab Wahyu. Mungkin pada waktu dia menulis Injil Yohanes dia ditemani sahabat-sahabat, dan salah satu dari sahabat itu menjadi juru tulis bagi dia, sama seperti Silwanus menolong Rasul Petrus untuk menulis suratnya (lihatlah 1 Petrus 5:12, yang berkata, "Dengan perantaraan Silwanus, yang kuanggap sebagai seorang saudara yang dapat dipercayai, aku menulis dengan singkat kepada kamu...") atau seperti Tertius menolong Paulus untuk menulis Surat Roma (lihatlah Roma 16:22). Sampai sejauh mana seorang juru tulis Yunani bebas untuk memilih kata atau bentuk tata bahasa, sulit dipastikan. Singkatnya, mungkin perbedaan antara gaya tulis Injil Yohanes dan gaya tulis Kitab Wahyu dikarenakan peranan juru tulis yang membantu Rasul Yohanes.
Sebagai kesimpulan, tidak dapat dibuktikan bahwa Rasul Yohanes adalah penulis Injil yang keempat, tetapi bukti yang kuat mengarah ke pendapat itu. Juga, walaupun sarjana-sarjana tertentu menolak pengertian tersebut, tetapi pendapat mereka mengenai siapa yang menulis Injil yang keempat, kurang meyakinkan.9 Maka kami menerima Yohanes anak Zebedeus sebagai penulis Injil Yohanes.
Tahun Penulisan
Sulit sekali untuk menentukan tahun penulisan Injil Yohanes. Sebagian kecil dari sebuah naskah dari Injil Yohanes, yang disalin awal abad pertama10 sudah ditemui di Mesir. Mengingat bahwa naskah tersebut harus disalin dan dibawa ke Mesir, maka kita dapat yakin bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum tahun 100 M.
Selain itu, sangat sulit untuk membuktikan tahun penulisan Injil Yohanes. Banyak sarjana memilih tahun 95 M, tetapi alasan mereka tidak kuat.11 Beberapa sarjana yang lain berkata bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum Bait Allah dimusnahkan oleh pasukan Roma. Pendapat tersebut berdasarkan Yohanes 5:2, yang berkata "Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda...." Pernyataan ini menjadi penting dalam pembahasan tahun penulisan Injil Yohanes, karena istilah "ada " memakai Present Tense. Hampir seolah-olah Yohanes berkata, "...saat ini, masih ada sebuah kolam...." Tetapi bukti ini juga diperdebatkan, karena Rasul Yohanes sering memakai Present Tense untuk hal yang sebenarnya sudah masa lalu.12
Mungkin mereka yang tidak menerima pemakaian Present Tense ini sebagai bukti bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum Bait Allah dimusnahkan, belum menyadari dahsyatnya peristiwa tersebut bagi orang-orang Yahudi. Memang Present Tense itu dapat dipakai untuk hal-hal yang terjadi pada masa lalu, tetapi bukan dalam konteks Yohanes 5:2. Sama seperti Present Tense tidak mungkin dipakai mengenai ibu kita sendiri, setelah dia meninggal, demikian juga Present Tense tidak mungkin dipakai oleh seorang Yahudi mengenai sesuatu yang sudah dihancurkan oleh pasukan Roma di Yerusalem! Peristiwa tersebut terlalu pahit dan tragis; tampaknya sulit memahami bagaimana Present Tense dapat dipakai oleh orang Yahudi mengenai kolam Betesda setelah tahun 70 M.
Maka ada kemungkinan besar bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum tahun 70 M, tetapi sebaiknya kesimpulan ini dianggap kemungkinan saja. Sebenarnya tahun penulisan Injil Yohanes tidak dapat dipastikan.
Teologi dan Sejarah dalam Injil Yohanes
"Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya" (Yohanes 20:30-31).
Mari kita mempertimbangkan dua pertanyaan mengenai Injil Yohanes. Apakah benar bahwa Yohanes menyusun suatu ceritera dengan maksud yang bersifat teologis (seperti dikatakan di atas), sehingga fakta-fakta tidak terlalu penting bagi dia, asal teologi yang dia sampaikan adalah benar? Ataukah dia menyusun suatu ceritera yang benar, tetapi teologinya kurang? Dua-duanya harus dijawab dengan "Tidak!" Yohanes memang mempunyai suatu maksud yang bersifat teologis, tetapi tepatnya fakta-fakta yang dia catat tidak rugi demi kepentingan Teologinya! Teologi dan sejarah tidak berlawanan. Teologi yang benar mempunyai akar dan dasar di dalam èsejarah yang benar.
Ini penting sekali pada zaman Yohanes, karena rupanya dia menghadapi suatu cenderungan yang sesat yang akan berkembang pada abad yang ke dua menjadi ajaran Docetisme. Filsafat ini berkata bahwa Allah tidak menjelma menjadi manusia, hanya kelihatannya Dia menjadi manusia, kelihatannya Dia disalibkan. Penganut Docetisme berkata bahwa tidak apa-apa Dia tidak sungguh menjelma menjadi manusia- cukuplah kalau ada roh, sesuatu yang seperti manusia, yang datang untuk melayani kita di muka bumi yang najis ini.... Tetapi Yohanes menolak cenderungan ini dengan banyak perkataan di dalam Injilnya dan suratnya. Dia berkata bahwa "Firman itu menjadi manusia" (Yohanes 1:14) dan "Apa yang telah... kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami..." (1 Yohanes 1:1). Jelas dia mau menolak ajaran yang berkata bahwa Yesus Kristus adalah sesuatu yang hanya seperti manusia saja. Dia bersaksi bahwa Kristus betul-betul menjelma menjadi manusia, dan kenyataan sejarah ini menjadi dasar iman kita. Sehingga Teologi dan sejarah tidak perlu dipisahkan.
Ini juga penting pada zaman kita, karena sarjana-sarjana liberal dan sarjana-sarjana neo-orthodoks berusaha untuk memisahkan apa yang sebenarnya terjadi dari apa yang diimani (Teologi). Mereka mau memisahkan kebenaran dari fakta-fakta. Tetapi kebenaran yang mana tidak didukung dengan fakta-fakta/kenyataan? Ini menjadi mistikal, dan ini bukan maksud dari Yohanes. Yang berikut adalah suatu contoh dari pikiran tersebut:
Kita boleh membedakan hal fakta dari hal iman. Mungkin Yesus sebenarnya turun dari Daud... tetapi seandainya tidak, Dia masih bisa menjadi Kristus... asal Dia menggenapi persyaratan-persyaratan rohani yang tepat... Tidak apa-apa kalau Dia bukan Anak Daud dalam arti jasmani... Mungkin Dia adalah anak Daud sama seperti Yohanes Pembaptis adalah Elia, dalam roh dan kuasa... Paulus bukan seorang rasul dalam arti yang picik, dia bukan salah satu dari mereka yang menyertai Yesus, tetapi dia memang adalah rasul.
Kita menolak pola pikiran ini karena iman kita mempunyai dasar dalam sejarah. Kebangkitan Kristus, misalnya, adalah suatu peristiwa yang terjadi, bukan di dalam hati pengikut-Nya, tetapi dalam kenyataan.
Semua ini mungkin menjadi lebih jelas kalau kita memikirkan satu contoh dari Injil Yohanes, daripada teori ini. Suatu contoh yang tepat terdapat di dalam Injil Yohanes 4:1-26. Perlu diamati lebih dahulu bahwa tidak ada satu petunjukpun yang memberi kesan bahwa peristiwa ini merupakan suatu perumpamaan atau mitos. Bahkan peristiwa ini ada di dalam konteks perjalanan Tuhan Yesus dari Yudea ke Galilea (Dua tempat yang nyata, bukan tempat dongeng) oleh karena masalah dengan orang-orang Farisi (Yohanes 3:25-25 dan 4:1). Ini bersifat sejarah yang nyata. Tetapi peristiwa ini juga mengandung banyak Teologi, di mana sistem agama lama dibandingkan dengan apa yang Yesus tawarkan, sifat Kristus dinyatakan, tawaran karunia dari Roh Allah digambarkan.... Ini penuh dengan Teologi. Apakah sejarah itu disesuaikan/diubahkan untuk membawa arti Teologi? Ataukah Teologi itu disesuaikan/diubahkan untuk membawa sejarah? Tidak. Kalau Allah kita benar, maka seluruh sejarah manusia menyatakan sesuatu mengenai Dia. "History is His Story." Peristiwa-peristiwa yang tertentu lebih menyatakan Dia daripada peristiwa-peristiwa yang lain. Misalnya, peristiwa tersebut dari Yohanes 4 menyatakan Dia, dan justru ini sebabnya peristiwa ini dipilih untuk masuk Injil Yohanes.
Morris13 bertanya, "Apa arti teologis dari sesuatu yang tidak pernah terjadi?" Dia juga memperbedakan perumpamaan dari peristiwa yang mengandung Teologi. "Melalui perumpamaan kita berkata, 'Kebenaran Allah adalah seperti ini.' Maka apa ceritera itu betul-betul terjadi atau tidak, ini tidak perlu dipermasalahkan. Ceritera itu adalah suatu ilustrasi. Setiap orang mengerti ini.... Tetapi kalau kita berkata, 'Kebenaran Allah dinyatakan di dalam peristiwa ini,' atau 'Anugerah Allah dinyatakan dalam peristiwa itu,' ini lain lagi. Kalau kita berkata seperti itu, tetapi peristiwa itu tidak pernah terjadi, maka kita tidak bisa berkata bahwa sebenarnya kebenaran Allah dinyatakan.... Apakah Yohanes menceriterakan pikiran dia sendiri mengenai Allah, ataukah dia menceriterakan apa yang pernah Allah lakukan? Kita tidak boleh mengecilkan bedanya di antara dua pendekatan ini, 1) 'Kebenaran Allah adalah seperti-' dan 2) 'Kebenaran Allah menjadi kelihatan di dalam.'" Morris juga menjelaskan bahwa sarjana-sarjana yang berkata bahwa yang penting bagi Yohanes adalah teologi dan bukan sejarah, bukan fakta-fakta, justru mereka yang berkata bahwa dia menghadapi melawan ajaran Docetisme, yang berkata bahwa Kristus hanya kelihatannya lahir, hanya kelihatannya ini dan itu. Tetapi dua pendapat ini yang mereka pegang saling berlawanan.
Tujuan Utama
Injil Yohanes 20:31 berkata, "... semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Sebaiknya kita menerima pernyataan ini dari penulis Injil Yohanes sebagai pernyataan tujuan utama Injil Yohanes. Tujuannya penginjilan. Khas ini menjadi lebih nyata lagi jika pernyataan tadi dibandingkan dengan 1 Yohanes 5:13, yang berkata, "Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal." 1 Yohanes ditulis untuk meyakinkan orang percaya bahwa mereka sungguh memiliki hidup yang kekal, sedangkan Injil Yohanes ditulis supaya orang yang belum percaya dapat percaya bahwa Yesuslah Mesias.14 Yohanes menulis Injilnya untuk meyakinkan orang bahwa Yesus adalah Mesias yang mereka rindukan. Menurut Carson,15 tata bahasa dari Yohanes 20:31 menunjukkan bahwa para pembaca pertama sudah memahami arti dari istilah "Mesias" dan istilah "Anak Allah". Yohanes mau meyakinkan mereka yang sudah merindukan kedatangan "Harapan Israel", Mesias, bahwa Yesus adalah yang sudah menggenapi dan akan menggenapi harapan tersebut. Yesus adalah Mesias yang mereka harapkan. Dengan kata lain, Injil Yohanes ditulis untuk menginjili orang Yahudi dan orang kafir yang masuk agama Yahudi.16
Ada penafsir yang tidak setuju dengan pengertian tersebut. Mereka berkata bahwa Yohanes 1:38, di mana istilah "Rabi" diterjemahkan "Guru", dan Yohanes 1:41 di mana istilah "Mesias" diterjemahkan "Kristus", menjadi bukti bahwa Injil Yohanes diperuntukkan orang bukan Yahudi, karena semua orang Yahudi sudah mengerti bahwa "Rabi" berarti "Guru", dan "Mesias" berarti "Kristus". Sebenarnya ini menjadi argumentasi yang kuat, tetapi kita harus melihat lebih dalam. Bukankah istilah Yunani, yaitu "Litostrotos" (dalam pasal 19:13) diterjemahkan bagi orang yang lebih biasa dengan bahasa Ibrani/Aram ("Gabata")? Apakah nas ini membuktikan kesimpulan yang sebaliknya? Juga, istilah "Anak Manusia", "nabi yang akan datang" (1:21), dan "Iblis" (13:2) tidak dijelaskan. Lebih dari itu, ada beberapa pemahaman yang menjadi persyaratan untuk sungguh memahami Injil Yohanes, yaitu pemahaman yang pasti dipahami oleh orang Yahudi. Misalnya, dalam Injil Yohanes ada hubungan yang erat antara hari raya orang Yahudi dan Tuhan Yesus, yang hanya ditangkap oleh orang Yahudi.17
Dapat disimpulkan bahwa Injil Yohanes ditujukan terutama untuk orang Yahudi, tetapi Yohanes menterjemahkan istilah "Rabi" dan "Mesias" supaya pembaca yang lain, yang bukan sasaran utama, tidak menjadi bingung.
Walaupun tujuan utama dari Injil Yohanes adalah untuk menginjili orang Yahudi, tetapi orang bukan Yahudi dapat diinjili melaluinya. Selain itu, orang percaya juga dapat ditolong melalui Injil Yohanes. Bukankah Titus 2:11-12 berkata, "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini."
Injil Kristus berguna, baik untuk menyelamatkan orang yang belum percaya, maupun untuk meningkatkan kehidupan rohani orang percaya. Namun demikian, sebaiknya kita tetap ingat bahwa tujuan utama dari Injil Yohanes adalah untuk menginjili orang Yahudi.
Kepercayaan Para Pembaca Pertama
Kalau pesan yang Yohanes sampaikan akan dimengerti, kita perlu mengerti latar belakang Injil ini, untuk supaya kita bisa mengerti masalah-masalah dan kepercayaan-kepercayaan yang dihadapi Yohanes.
Filsafat Docetisme berkata bahwa Kristus sebenarnya tidak menjelma menjadi manusia, tetapi Dia hanya "kelihatannya" menjadi manusia. Dia hanya kelihatannya hidup di tanah Israel, dan hanya rupanya disalibkan. Yang mereka lihat adalah semacam roh yang mereka pikir adalah Kristus. Roh itu sepertinya makan roti dan ikan, dan sebagainya. Nama Docetisme diambil dari sebuah kata18 dalam bahasa Yunani yang berarti "rupanya", atau "kelihatannya". Bagi mereka, tidak mungkin Allah sendiri akan betul-betul menjelma menjadi manusia di dunia yang najis ini, dan tidak mungkin Allah yang Maha Suci bisa mengenakan daging manusia yang penuh dengan dosa. (Mereka memegang suatu pandangan hidup dari Plato yang berkata bahwa ide dan Allah itu suci, dan sama sekali terpisah dari daging dan bumi yang najis dan berdosa. Dualisme ini kebetulan mirip pandangan hidup Kebatinan!)
Kurang jelas kapan filsafat ini muncul, tetapi kalau kita menerima Rasul Yohanes sebagai penulis dari Injil keempat pada abad pertama, maka Injil Yohanes mendahului Docetisme sebagai suatu gerakan filsafat. Ada suatu kemungkinan bahwa Yohanes pernah dengar ajaran yang berbau Docetisme, walaupun gerakan itu belum dewasa. Seandainya Yohanes mendengar ajaran seperti itu, jelas sekali dia tidak bisa setuju. Suatu "roh" di kayu salib tidak akan mengeluarkan darah dan air (Yohanes 19:34). Suatu "roh" di sumur Yakub tidak mungkin menjadi "letih oleh perjalanan" (Yohanes 4:6). Boleh juga membandingkan Yohanes 1:14 dan 1 Yohanes 1:1 ("...yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan yang telah kami raba dengan tangan kami....") Jelas ini sama sekali tidak cocok dengan ajaran Docetisme, malah rasanya menentang sekali. Yohanes tidak malu mengatakan bahwa Allahnya sudah menjelma menjadi manusia. Boleh dikatakan Yohanes merayakan inkarnasi Allah dengan sukacita.
Apakah Yohanes bermaksud untuk melawan Docetisme, atau hanya kebetulan saja Injilnya dan suratannya bertentangan dengan Docetisme? Ini boleh menjadi bahan pikiran sewaktu kita mengamati Injil Yohanes.
Filsafat Gnosticisme mirip sekali dengan Docetisme. Tokoh-tokoh Gnosticism seperti Heracleon (th. 170 M) suka mengutip dan menafsirkan Injil Yohanes. Pada umumnya orang Gnostic menganggap diri mereka sebagai orang Kristen, kecuali yang ikut Mandaisme yang mungkin mulai pada tahun 700.19 Tetapi pada abad yang ke dua sudah ada orang yang menafsirkan Alkitab Kristen secara Gnostic. Docetisme menjadi suatu kunci dalam pola pikiran mereka.
Ladd20 menceriterakan mengenai pola pikiran Yunani yang berkembang sampai titik Gnosticism. Menurut ajaran Gnosticisme kenyataan terdiri dari dua alam, yaitu ada alam atas (noumenal) yang tidak kelihatan, tidak berubah, tetapi kekal, dan lebih penting. Ada juga alam yang kelihatan, yang jasmani. Alam ini, dan tubuh manusia, tidak jahat, hanya menjadi beban pada alam atas, termasuk jiwa manusia, sehingga mereka mengatakan bahwa tubuh21 adalah kuburan atau rumah penjara22 untuk jiwa. Manusia yang berhikmat adalah dia yang menguasai keinginan-keinginan tubuhnya. Kalau mereka cukup berhasil kematian mereka menjadi keselamatan mereka, karena mereka bebas dari tubuh. Jadi keselamatan ini tergantung usaha dan pengertian (gnosis) mereka. "Hermetica" adalah suatu kumpulan karangan agamawi yang ditulis di Mesir pada abad ke dua dan ke tiga. Salah satu karangan itu berjudul "Poimandres". Karangan ini mulai dengan suatu visi dari terang yang tak terbatas. Terang itu disebut Allah. Dia ada di atas lautan kegelapan yang kacau. Logos/Anak Allah itu muncul dari terang dan memisahkan unsur-unsur yang atas dari yang bawah. Dunia diciptakan dari unsur yang bawah, yaitu tanah dan air. Dunia, tanah, air, semua ini tanpa akal, tanpa "nous", tanpa pikiran. Manusia diciptakan dari terang/nous itu, sehingga dia punya akal dan pikiran, tetapi manusia jatuh cinta dengan ciptaan itu sehingga dia jatuh dari terang dan jadi campur dengan apa yang tidak bernous, yang bawah, yang tidak punya pikiran. Akibatnya manusia bisa mati karena dia mempunyai tubuh, tetapi dia juga bisa kekal karena akalnya. Gnosticism ini cukup awal. Gnosticism yang lebih berkembang menganggap tubuh jahat. Ini boleh disebut "dualisme Yunani" karena ada dua pihak yang berlawanan, yaitu apa yang jasmani dan apa yang rohani.
Kalau Yohanes pasal 1 dibaca dengan mengingat filsafat ini banyak persamaan menjadi nyata, antara lain ada "Firman"/logos, terang, dan dunia. Sebelum Gulungan Laut Mati ditemui dan diselidiki, banyak sarjana berpendapat bahwa pasti Yohanes sangat dipengaruhi oleh dualisme tersebut, dan kepercayaan Yunani yang diceriterakan di atas. Tetapi di dalam Gulungan Laut Mati istilah-istilah ini, misalnya terang dan kegelapan, banyak dipakai, sehingga tidak bisa dikatakan lagi bahwa pemakaian istilah-istilah itu menunjuk pada suatu pengaruh Yunani, karena istilah-istilah itu dipakai dalam Gulungan Laut Mati yang sangat asli Yahudi.
Paling tidak kita bisa yakin bahwa Yohanes menulis sesuatu yang rasanya tidak asing bagi orang Yunani, walaupun apa yang dia katakan pasti baru bagi mereka, dan tidak sama dengan kepercayaan mereka. Dengan kata lain, Injil Yohanes adalah suatu contoh kontekstualisasi yang mantap. Penyampaian bebannya atau beritanya sesuai dengan kebiasaan orang Yunani, tetapi apa yang dia sampaikan tidak diubahkan dan sama sekali tidak ada sinkretisme. "Hidangannya" disesuaikan supaya bisa diterima, tetapi beritanya tetap murni.
Pada zaman Yohanes Agama Yahudi memiliki aliran-aliran dan sistem kepercayaan yang berbeda-beda. Kepercayaan dan kebiasaan Farisi, Saduki, dan Qumran jauh berbeda, dan rakyat biasa merasa jauh dari golongan-golongan ini.
Orang Saduki adalah "orang kraton" pada zaman Yohanes. Mereka dari lapisan masyarakat yang atas, dan mereka menguasai Bait Allah dengan imam-imamnya dan segala pengorbanannya. Tetapi orang-orang Saduki kehilangan markas waktu "kraton" mereka, yaitu Bait Allah, dihancurkan oleh pasukan Roma pada tahun 70, sehingga mereka tidak mewariskan apa-apa yang bisa kita pelajari untuk mengerti ajaran mereka. Ternyata mereka hanya menerima Lima Kitab Musa, dan menolak kebangkitan dari maut dan adanya malaikat. Pandangan dan peraturan mereka sangat konservatif dibandingkan dengan orang Farisi, sesuai dengan jabatan mereka dan keadaan sosial mereka. Istilah Saduki tidak dipakai dalam Injil Yohanes, mungkin karena mereka sudah tidak begitu penting dalam agama Yahudi setelah tahun 70.
Orang Farisi tidak tergantung pada Bait Allah. "Sinagoge" (rumah ibadah Yahudi) adalah markas mereka, dan memang mereka duduk di "Kursi Musa" di dalam sinagoge (Matius 23:2). Mereka adalah keturunan rohani dari orang Yahudi yang berhasil melawan Antiokhus Epifanes pada tahun 175-163 SM. Mereka menerima seluruh Perjanjian Lama sebagai Hukum yang Tertulis, dan mereka juga menerima Hukum Lisan, yaitu tradisi lisan yang menurut mereka juga berasal dari Musa. Walaupun mereka juga menderita karena Bait Allah hancur pada tahun 70, tetapi dari segi pengaruh mereka, mereka menang karena tidak dilawan lagi oleh orang Saduki. Kita tidak punya apa-apa dari karangan mereka, tetapi Mishna dan Talmud (tafsiran dari Mishna) rupanya mencerminkan ajaran mereka dengan jelas. Mishna dan Talmud ditulis oleh guru-guru (rabi-rabi) besar. Mereka tidak menekankan teologi tetapi peraturan agama, misalnya, ikatan-ikatan yang mana boleh diikat pada hari Sabat, dan sebagainya. Pola pikiran mereka sangat nyata di dalam Injil Yohanes. Seorang sarjana Yahudi modern pernah berkata bahwa di antara ke empat Injil, Injil Yohanes adalah yang paling berbau Yahudi. Banyak dari perkataan Tuhan Yesus sama dengan perkataan rabi-rabi, misalnya, Yohanes 1:39, "Marilah dan kamu akan melihatnya." Menurut Yosefus23 ada 6.000 orang Farisi pada zaman Yosefus.
Seperti disebutkan di atas, kosa kata tulisan Qumran (Gulungan Laut Mati) mirip kosa kata Yohanes, sampai ada juga sarjana yang berpendapat bahwa Yohanes sendiri adalah warga Qumran (tempat Gulungan Laut Mati) karena dia suka memakai istilah yang disukai mereka. Selain kosa kata yang mirip (dengan istilah seperti hidup kekal, terang dan kegelapan, kebenaran dan kesalahan, murka Allah, terang hidup, roh kebenaran, dan anak-anak terang) ada juga baptisan, perjamuan yang suci, dualisme baik dan jahat, dan "guru kebenaran". Tetapi sarjana itu juga sadar bahwa ada perbedaan yang penting di antara pikiran Yohanes dan pikiran Qumran, maka sarjana itu berkata bahwa Yohanes diam berberapa lama di Qumran, lalu dia keluar karena tidak sependapat dengan mereka. Menurut teori itu, persamaannya karena dia pernah ikut mereka, dan perbedaannya karena dia keluar dari sana. Tipislah, teori ini.
Perjanjian Lama merupakan suatu unsur dari latar belakang Injil Yohanes yang penting sekali. Kalau kita membaca Yohanes 1:1, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" memang kita akan mengingat Kejadian 1:1, "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi." Juga, Yohanes 1:3 berkata bahwa Allah menciptakan segala sesuatu melalui Firman itu, dan ini juga cocok dengan apa yang diceriterakan di dalam Kejadian 1:3, 6, 9, 11, 14, 20, 24, dan 26, yaitu "Berfirmanlah Allah...." Kitab Kejadian juga bersaksi bahwa Allah menciptakan segala sesuatu melalui Firman-Nya. Memang Perjanjian Lama tidak menyatakan bahwa Firman Allah itu adalah pribadi dan bukan kata saja, sehingga dapat dikatakan bahwa Injil Yohanes mempergunakan latar belakang Perjanjian Lama, dan orang Ibrani akan mengerti apa yang Yohanes katakan, tetapi dia juga memperkembangkan apa yang dijelaskan di dalam Perjanjian Lama, dengan istilah-istilah yang dapat dimengerti oleh mereka.
Injil Yohanes adalah suatu contoh kontextualisasi yang luar biasa. Dikontextualisasikan baik untuk orang Yunani maupun untuk orang Ibrani, walaupun kebudayaan mereka masing-masing sangat berbeda. Injil ini merupakan suatu mujizat kontextualisasi!
Hubungannya dengan Injil Matius, Markus dan Lukas
Membandingkan Injil Yohanes dengan Injil Sinoptik mengemukakan beberapa pengamatan yang mungkin berguna untuk mengarahkan pelajaran kita. Turner dan Mantey24 menguraikan perbedaan-perbedaan di antara Injil Yohanes dan Injil Sinoptik (yaitu Injil Matius, Markus, dan Lukas) yang cukup lengkap.
Gaya Yohanes berbeda dari Matius, Markus, dan Lukas. Dalam Injil Sinoptik itu perikopnya pada umumnya singkat, dan cepat pindah dari satu peristiwa kepada peristiwa yang lain. Ini bisa dibandingkan dengan Yohanes yang menyusun perikop yang lebih panjang, dan tidak cepat meloncat pada perikop yang berikut. Yohanes tidak menceriterakan banyak peristiwa, tetapi dia menceriterakan yang sedikit itu secara perinci. Turner berkata bahwa gaya Yohanes lebih "santai" daripada gaya Injil Sinoptik. "Perumpamaan" yang ada dalam Injil Yohanes sangat berbeda dengan perumpamaan yang ada dalam Injil Sinoptoik, dan Yohanes tidak mencatat pepatah kata yang mudah diingat seperti yang ada di dalam ketiga Injil Sinoptik.
Secara geografis Yohanes berbeda dari yang lain juga. Ke tiga Injil Sinoptik menekankan pelayanan Tuhan Yesus di Galilea, dan Perea (Lukas), dan baru pada minggu terakhir pindah ke Yerusalem. Tetapi Yohanes banyak menceriterakan mengenai apa yang terjadi di Yerusalem waktu Tuhan Yesus mengunjungi kota itu karena perayaan Hari Paskah.
Kosa kata Yohanes juga berbeda dari yang lain karena jumlah kata lebih sedikit, dan juga istilah-istilahnya sederhana dan padat dengan arti, seperti "terang, hidup, dunia, kegelapan, kebenaran, kemuliaan, percaya, mengetahui, jam" dan sebagainya.
Banyak peristiwa dan hal tidak disebut oleh Yohanes. Inilah daftar Turner: kelahiran Yesus, 30 tahun yang pertama dalam kehidupan-Nya di bumi, kelahiran dan kematian Yohanes Pembaptis, baptisan dan pencobaan Yesus, perubahan rupa-Nya di atas gunung, Perjamuan Suci yang pertama, doa-Nya di Taman Getsemeni, pengadilan di hadapan Kaiyafas, peristiwa kenaikan-Nya, pelepasan dari roh jahat, orang sakit kusta, ahli hukum, pemungut cukai, orang Saduki, daftar ke dua belas rasul, Khotbah di Bukit dan Khotbah di Daratan, panggilan orang berdosa untuk bertobat, neraka, dan semua perumpamaan. Hampir semua di daftar ini cukup penting di dalam Injil Matius, Markus, dan Lukas, tetapi sama sekali tidak disebutkan oleh Yohanes.
Perlu juga dikatakan bahwa Injil Yohanes juga berbeda dari Injil Sinoptik karena 90% dari bahannya tidak ada di dalam Injil Sinoptik. Hanya Yohanes saja yang mencatat percakapan Yesus dengan Nikodemus, panggilan lima murid-Nya, pernikahan di Kana, percakapan Yesus dengan wanita itu di sumur Yakub, mujizat di kolam Siloam dan Betesda, kebangkitan Lazarus, 14 percakapan yang mengikuti suatu pola yang sama (pertanyaan, jawaban Yesus yang sulit dimengerti, kesalah pahaman, dan keterangan Yesus), pernyataan yang memakai ungkapan "Aku adalah"25, istilah Paraklete (suatu sebutan Roh Allah) dan perwujudan Tuhan Yesus di Danau Galilea setelah Dia bangkit. Carson26 mengamati bahwa Injil Sinoptik tidak menyamakan Yesus dengan Allah secaralangsung, seperti apa yang tampak dalam Injil Yohanes pasal 1:1, 18 dan 20:28.
Perbedaan-perbedaan ini cukup mengesankan. Suatu pertanyaan muncul, yaitu, "Mengapa?" Mengapa tidak ada perumpamaan di dalam Injil Yohanes? Mengapa tidak ada orang yang dilepaskan dari kerasukan setan di dalam Injil Yohanes? Mengapa neraka tidak disebut di dalam Injil ini? Apakah jawabannya terdapat di dalam Teologi Yohanes?
Kalau perbedaan gaya dan kosa-kata dipikirkan, mudah diterima bahwa Yohanes mau menekankan sesuatu yang lain dari Injil Sinoptik, atau katakanlah dia mau melihat pelayanan Tuhan Yesus dari segi pandangan yang lain. Tetapi daftar pokok yang sama sekali tidak disebut agak mengesankan. Seolah-olah dia dengan sengaja mengambil keputusan untuk tidak menyebut anak-anak! Mengapa?
Carson menekankan bahwa ada perbedaan yang nyata, seperti apa yang dicatat di atas, tetapi ada juga kesamaan yang penting, misalnya peristiwa di mana 5000 orang diberi makan (Markus 6:32-44 dan Yohanes 6:1-15) dan di mana Dia berjalan di atas air (Markus 6:45-52 dan Yohanes 6:16-21. Juga ada kesamaan antara perkataan Tuhan Yesus: Markus 9:37-38 dan Yohanes 4:35; Markus 6:4 dan Yohanes 4:44; Matius 25:46 dan Yohanes 5:29; Matius 11:25-27 dan Yohanes 10:14-15, dst.27
Lebih penting lagi adalah nas-nas di mana Yohanes dan ketiga Injil Sinoptik saling mengisi, saling menjelaskan. Misalnya, hanya Yohanes yang menjelaskan mengapa Petrus dapat masuk ke halaman istana Imam Besar (pasal 18:15-16) tetapi Injil Markus 14:54 hanya berkata bahwa dia masuk ke situ. Kerelaan murid-murid Tuhan Yesus untuk mengikuti Dia sesaat mereka dipanggil dalam Injil Matius 4:18-22, sulit dipahami, keculi kita memahami bahwa mereka sudah mengenal Dia sebelum waktu itu (Yohanes 1:35-51). Dan sebaliknya keraguan Filipus untuk memperkenalkan orang-orang bukan Yahudi kepada Tuhan Yesus dalam Yohanes 12:21-22 sulit dipahami dalam Injil Yohanes, kecuali kita memahami Matius 10:5-6, di mana Tuhan berkata, "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."28
Morris29 menjelaskan kemungkinan bahwa ketiga Injil Sinoptik memberi ajaran Rabi Yesus yang dimaksudkan untuk umum, yaitu ajaran yang formal. Sesuai dengan pola rabi-rabi Israel, ajaran tersebut harus dihafal dan diteruskan kepada generasi yang berikut. Tetapi selain ajaran itu, ada juga ajaran-Nya yang dimaksudkan untuk murid-murid-Nya dan ajaran yang bersifat lebih spontan. Menurut konsep ini, ajaran yang bersifat spontan dan akrab itu ditulis dalam Injil Yohanes. Morris tidak yakin bahwa hal ini merupakan sebabnya Injil Sinoptik dan Injil Yohanes begitu berbeda, tetapi pendekatan ini menyatakan bahwa kita tidak harus menolak Injil Yohanes hanya karena Injil Yohanes berbeda dari ketiga Injil Sinoptik.
Injil Yohanes dan Kanon Alkitab
Morris30 menjelaskan bahwa Injil Yohanes sangat disukai oleh pengikut ajaran Gnostik. Oleh karena Injil Yohanes sering dikutip oleh orang Gnostik, maka pengikut Kristus yang lain, yang tidak memeluk ajaran sesat itu, mula-mula segan mengutip dari Injil Yohanes. Mereka lebih sering mengutip dari ketiga Injil Sinoptik. Lama-kelamaan mereka mengerti bahwa justru Injil Yohanes yang paling tepat untuk dikutip melawan Gnosticisme, dan Injil Yohanes menjadi sangat popular.
Walaupun Injil Yohanes sering dikutip untuk mendukung ajaran sesat, tetapi status Injil Yohanes sebagai Firman Allah tidak diragukan oleh bapa-bapa gereja. Tempatnya di dalam kanon Firman Tuhan kuat sekali.
Hagelberg: Yohanes (Garis Besar) GARIS BESAR
I. KATA PENGANTAR (1:1-18)
II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
A. Pengantar pada Pelayanan Y...
GARIS BESAR
- I. KATA PENGANTAR (1:1-18)
- II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
- A. Pengantar pada Pelayanan Yesus (1:19-51)
- 1. Hubungan antara Yohanes Pembaptis dan Yesus (1:19-28)
- 2. Kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai Yesus (1:29-34)
- 3. Yesus mendapat murid-murid pertama (1:35-42)
- 4. Yesus mendapat dua murid lagi (1:43-51)
- B. Pelayanan yang Awal: Tanda, Perbuatan, dan Kata (2:1-4:45)
- 1. Tanda pertama: air menjadi anggur (2:1-11)
- 2. Pedagang-pedagang diusir dari Bait Allah (2:12-17)
- 3. Yesus mengganti Bait Allah (2:18-22)
- 4. Iman yang tidak memuaskan (2:23-25)
- 5. Yesus dan Nikodemus (3:1-15)
- 6. Penjelasan panjang I (3:16-21)
- 7. Kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai Yesus diteruskan (3:22-30)
- 8. Penjelasan panjang II (3:31-36)
- 9. Yesus dan perempuan Samaria (4:1-42)
- 10. Tanda kedua: anak pegawai istana disembuhkan (4:43-54)
- C. Oposisi Timbul: tambah tanda, perbuatan, dan kata (5:1-7:52)
- 1. Penyembuhan di Kolam Betesda (5:1-15)
- 2. Tanggapan Yesus pada oposisi (5:16-47)
- 3. Lima ribu orang diberi makan (6:1-15)
- 4. Yesus berjalan di atas air (6:16-21)
- 5. Khotbah Roti Hidup (6:22-58)
- a. Yesus dicari orang banyak (6:22-26)
- b. Manna yang benar (6:27-34)
- c. Yesus sebagai Roti Hidup (6:35-48)
- d. Makan daging Anak Manusia (6:49-58)
- 6. Pendapat yang terbagi dua dan Inisiatif Ilahi (6:59-71)
- 7. Keraguan (7:1-13)
- 8. Di hari raya Pondok Daun (7:14-44)
- a. Ajaran Yesus yang berwewenang (7:14-24)
- b. Siapakah Yesus Kristus? (7:25-36)
- c. Janji Roh (7:37-44)
- 9. Ketidak percayaan para pemimpin Yahudi (7:45-52)
- D. Konfrontasi yang Radikal: puncak tanda, perbuatan, dan kata (8:12-10:42)
- 1. Di hari raya Pondok Daun II: perdebatan Yesus dengan "orang-orang Yahudi" (8:12-59)
- a. Wewenang ajaran Yesus (8:12-20)
- b. Asal-usul wewenang Yesus (8:21-30)
- c. Anak-anak Abraham (8:31-59)
- 2. Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir (9:1-41)
- a. Tanda itu sendiri (9:1-12)
- b. Penyelidikan orang-orang Farisi (9:13-34)
- i. Penyelidikan yang pertama (9:13-17)
- ii. Orangtuanya diselidiki (9:18-23)
- iii. Penyelidikan yang kedua (9:24-34)
- c. Penglihatan orang buta dan kebutaan orang yang dapat melihat (9:35-41)
- 3. Yesus sebagai Pintu dan Gembala (10:1-21)
- a. Kiasan Pintu (10:1-5)
- b. Kesalah pahaman (10:6)
- c. Kiasan dikembangkan (10:7-10)
- d. Kiasan Gembala (10:11-18)
- e. Tanggapan orang-orang Yahudi (10:19-21)
- 4. Di hari raya Pentahbisan Bait Allah: klaim-klaim Mesiani dan oposisi yang nyata (10:22-39)
- 5. Penarikan geografis dan kemajuan pelayanan (10:40-42)
- III. PERALIHAN: KEHIDUPAN DAN KEMATIAN, RAJA DAN HAMBA YANG MENDERITA (11:1-12:50)
- A. Kematian dan kebangkitan Lazarus (11:1-44)
- 1. Kematian Lazarus (11:1-16)
- 2. Yesus adalah kebangkitan dan hidup (11:17-27)
- 3. Yesus marah dan berdukacita (11:28-37)
- 4. Kebangkitan Lazarus (11:38-44)
- B. Keputusan untuk membunuh Yesus (11:45-54)
- C. Kemenangan dan kematian yang mendekat (11:55-12:36)
- 1. Lingkungannya: hari raya Paskah (11:55-57)
- 2. Yesus diurapi Maria (12:1-11)
- 3. Yesus dielu-elukan (12:12-19)
- 4. Orang kafir memicu pernyataan Yesus mengenai "saatnya" (12:20-36)
- D. Teologi ketidak percayaan (12:37-50)
- IV. PERNYATAAN YESUS DALAM SALIB-NYA DAN KEMULIAAN-NYA (13:1-20:31)
- A. Perjamuan Kudus (13:1-30)
- 1. Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya (13:1-17)
- 2. Yesus bernubuat mengenai pengkhianatan (13:18-30)
- B. Pesan Perpisahan: bagian pertama (13:31-14:31)
- 1. Yesus menubuatkan penyangkalan Petrus (13:31-38)
- 2. Janji tempat di mana Yesus akan pergi (14:1-4)
- 3. Yesus sebagai jalan kepada Bapa (14:5-14)
- 4. Yesus akan pergi, dan Roh Kebenaran akan datang (14:15-31)
- C. Pesan Perpisahan: bagian kedua (15:1-16:33)
- 1. Pokok anggur dan ranting (15:1-16)
- 2. Oposisi dari dunia (15:17-16:4a)
- 3. Pekerjaan Roh Kudus (16:4b-15)
- 4. Sukacita sesudah dukacita (16:16-33)
- D. Doa Yesus (17:1-26)
- 1. Yesus berdoa supaya dipermuliakan (17:1-5)
- 2. Yesus mendoakan murid-murid-Nya (17:6-19)
- a. Dasar doa (17:6-11a)
- b. Doa supaya murid-murid-Nya dilindungi (17:11b-16)
- c. Doa supaya murid-murid-Nya dikuduskan (17:17-19)
- 3. Yesus mendoakan semua yang akan percaya (17:20-23)
- 4. Yesus berdoa supaya setiap orang percaya disempurnakan sehinggap dapat melihat kemuliaan-Nya (17:24-26)
- E. Pemeriksaan Pengadilan dan Penderitaan Yesus (18:1-19:42)
- 1. Yesus ditangkap (18:1-11)
- 2. Yesus di hadapan Hanas (18:12-14)
- 3. Penyangkalan Petrus yang pertama (18:15-18)
- 4. Yesus diperiksa di hadapan Hanas (18:19-24)
- 5. Penyangkalan Petrus yang kedua dan ketiga (18:25-27)
- 6. Yesus diperiksa di hadapan Pilatus (18:28-19:16a)
- a. Pilatus memeriksa pendakwa (18:28-32)
- b. Pilatus memeriksa Yesus (18:33-38a)
- c. Barabas (18:38b-40)
- d. Yesus dihukum (19:1-16a)
- 7. Yesus disalibkan (19:16b-30)
- 8. Lambung Yesus ditikam (19:31-37)
- 9. Yesus dikuburkan (19:38-42)
- F. Kebangkitan Yesus (20:1-31)
- V. BAGIAN PENUTUP DARI KITAB (21:1-25)
Hagelberg: Yohanes DAFTAR PUSTAKA
Daftar Kepustakaan
Barrett, C. K., The Gospel According to St. John, an Introduction with Commentary and Notes on the Greek Text, The W...
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Kepustakaan
Barrett, C. K., The Gospel According to St. John, an Introduction with Commentary and Notes on the Greek Text, The Westminster Press, Philadelphia, edisi kedua, 1978.
Beasley-Murray, George, John, Word Biblical Commentary, Thomas Nelson Publishers, Nashville, edisi kedua, 1999.
Bruce, F. F. New Testament History, Anchor Books, Garden City, 1969.
Carson, D.A., The Gospel According to John, Inter-Varsity Press, Leicester, England dan William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1991.
Culpepper, R. Alan, Anatomy of the Fourth Gospel: a study in literary design, Fortress Press, Philadelphia,1983.
Hendriksen, William, John, The Banner of Truth Trust, Edinburgh, 1954.
Hodges, Zane C., The Greek New Testament, Thomas Nelson Publishers, Nashville, 1982.
Hodges, Zane C., The Hungry Inherit: Whetting Your Appetite for God, Multnomah Press, Portland, 1980.
Hoskyns, Edwyn, The Fourth Gospel, Faber and Faber, London, 1947.
Ladd, George Eldon, A Theology of the New Testament, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1974.
Morris, Leon, The Gospel According to John, The New International Commentary on the New Testament, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1971.
Ryrie, Charles C., Teologi Dasar, Yayasan ANDI, Yogyakarta, 1991.
Tasker, R.V.G., The Gospel According to St. John, The Tyndale New Testament Commentaries, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1960.
Tenney, Merrill C., John: the Gospel of Belief, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1948.
Turner, George A. dan Mantey, Julius R., The Gospel of John: An Evangelical Commentary, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, tanpa tahun.
TFTWMS: Yohanes (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (YOHANES 7:1-53)
Dalam sejarah Amerika, Pertempuran Alamo berfungsi sebagai contoh utama tentang keputusan yang berani. Pada 1836 sekumpul...
KESIMPULAN (YOHANES 7:1-53)
Dalam sejarah Amerika, Pertempuran Alamo berfungsi sebagai contoh utama tentang keputusan yang berani. Pada 1836 sekumpulan orang yang jumlahnya kurang dari dua ratus laki-laki mempertahankan misi kecil di San Antonio, Texas, melawan enam ribu pasukan Meksiko yang dipimpin oleh Jendral Santa Anna. Selama dua minggu mereka mempertahankan benteng Alamo itu terhadap kemungkinan harapan yang mustahil menjadi kenyataan. Lalu, pada 5 Maret, malam sebelum apa yang secara pasti akan menjadi serangan terakhir, William Barret Travis, sang komandan pasukan Texas, mengadakan rapat dengan anak buahnya. Dengan memberitahu mereka bahwa ia tahu bahwa esok hari pasukan penyerbu akan berhasil menjebol benteng itu, ia lalu mengambil pedangnya dan membuat garis di tanah itu. Ia mengundang setiap orang yang ingin tetap tinggal dan mempertahankan Alamo melewati garis itu. Satu demi satu mereka melewati garis itu. Jim Bowie, yang sedang terbaring sakit di atas tandu, minta supaya ia diusung melewati garis itu. Dari 184 laki-laki, hanya satu orang yang menolak melewati garis itu. Esok harinya semua pembela benteng Alamo mati dalam pertempuran. Pada hari itu tidak boleh ada yang berdiri ditengah-tengah garis itu! Satu keputusan harus dibuat.
Tahun lalu dalam suatu kebangunan rohani seorang mahasiswa muda merespon undangan. Pernyataan yang ia buat bisa jadi berasal dari halaman-halaman kitab Yohanes pasal 7. Ia menulis pada sebuah kartu, "Sudah terlalu lama saya mencoba untuk bersikap netral, hanya untuk mengetahui bahwa sikap netral itu tidak ada." Sesungguhnya, tidak ada cara untuk tidak membuat keputusan dan bersikap netral ketika tiba pada masalah Yesus. Sudahkah Anda memutuskan untuk mendukung atau menentang Dia?
TFTWMS: Yohanes (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 The Bible, an American Translation, ed. J. M. Powis Smith and Edgar J. Goodspeed (Chicago: University of Chicago Press, 1939).
...
Catatan Akhir:
- 1 The Bible, an American Translation, ed. J. M. Powis Smith and Edgar J. Goodspeed (Chicago: University of Chicago Press, 1939).
- 2 Dalam Kisah 4:13 banyak komentar yang sama dibuat tentang Petrus dan Yohanes oleh sebab keberanian dan percaya diri mereka dalam berdiri di hadapan Sanhedrin.
- 3 Dietrich Bonhoeffer, The Cost of Discipleship (New York: Macmillan Co., 1937), 69.
- 4 "Trust and Obey" by D. B. Towner. Music by J. H. Sammis.
- 5 Lihat 5:1-18.
- 6 R. K. Harrison, "Feast of Booths," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1979), 1:535.
Pengarang: Bruce McLarty
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Yohanes (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH YOHANES
PENGANTAR
Dalam Kabar Baik yang disampaikan oleh Yohanes ini, Yesus dikemukakan
sebagai Sabda Allah yang ab
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH YOHANES
PENGANTAR
Dalam Kabar Baik yang disampaikan oleh Yohanes ini, Yesus dikemukakan sebagai Sabda Allah yang abadi yang telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Seperti yang dikatakan dalam buku ini, Kabar Baik ini ditulis dengan maksud supaya para pembacanya dapat percaya bahwa Yesuslah Raja Penyelamat yang dijanjikan -- Ia Anak Allah sendiri. Juga supaya melalui percaya kepada-Nya mereka memperoleh hidup (Yoh 20:31).
Setelah pendahuluan yang mengemukakan bahwa Sabda Allah yang abadi itu adalah Yesus, bagian pertama buku ini mengisahkan berbagai keajaiban yang dibuat oleh-Nya. Keajaiban-keajaiban itu menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan, Ia Anak Allah. Masing-masing kisah mengenai keajaiban disertai oleh percakapan-percakapan antara Tuhan Yesus dengan orang-orang. Dari percakapan-percakapan itu jelaslah apa yang diungkapkan oleh keajaiban-keajaiban itu. Di dalam bagian ini dikemukakan bahwa ada orang yang percaya kepada Yesus dan menjadi pengikut-Nya, tetapi ada pula yang menentang Dia dan tidak mau percaya kepada-Nya. Pasal 13-17 (Yoh 13:1-17:26) mencatat secara panjang lebar bagaimana akrabnya Yesus dengan pengikut-pengikut-Nya pada malam ketika Ia hendak ditangkap, dan bagaimana Ia mempersiapkan serta menguatkan hati mereka pada malam itu. Pasal-pasal terakhir menguraikan tentang bagaimana Yesus ditangkap dan diadili, bagaimana Ia disalibkan, mati dan bangkit kembali, dan bagaimana Ia memperlihatkan diri-Nya kepada para pengikut-Nya setelah Ia hidup kembali.
Cerita tentang wanita yang tertangkap basah sedang berbuat zinah (\\/BIS Yoh
- 8:1-11\\), dimasukkan antara tanda kurung besar karena banyak naskah dan
terjemahan-terjemahan zaman dahulu tidak memuat cerita itu, sedangkan yang lain-lainnya memuatnya di berbagai tempat.
Dalam bukunya ini Yohanes menitikberatkan pemberian, yaitu hidup sejati dan kekal, yang diberikan Allah melalui Kristus. Pemberian itu sudah mulai di dunia, dan dapat dialami oleh orang-orang yang menerima Yesus sebagai jalan kepada Allah, sebagai yang menyatakan Allah, dan sebagai pemberi hidup. Ciri khas Yohanes ialah kiasan-kiasan yang diambilnya dari hal-hal sehari-hari untuk menunjukkan kebenaran-kebenaran rohani, misalnya: air, roti, terang, gembala dan dombanya, pohon anggur dan buahnya.
Isi
- Pendahuluan
Yoh 1:1-18 - Yohanes Pembaptis dan orang-orang yang pertama-tama menjadi pengikut
Yesus
Yoh 1:19-51 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat
Yoh 2:1-12:50 - Hari-hari terakhir di Yerusalem dan dekat Yerusalem
Yoh 13:1-19:42 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Yoh 20:1-31 - Penutup: suatu penampakan diri lagi di Galilea
Yoh 21:1-25
Ajaran: Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Yohanes, orang-orang Kristen mengerti
bahwa Allah mengambil rupa manusia untuk menyelamatkan manusia.
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Yohanes, orang-orang Kristen mengerti bahwa Allah mengambil rupa manusia untuk menyelamatkan manusia. Dengan demikian diharapkan agar iman mereka semakin dikuatkan dalam mengikuti Yesus, sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 91 sesudah Masehi.
Penerima : Setiap orang percaya.
Isi Kitab: Kitab Injil Yohanes ini terdiri atas 21 pasal. Di dalam Kitab ini Tuhan Yesus disaksikan sebagai Firman yang menjadi manusia, Anak Allah. Karena itu, Injil Yohanes ini langsung menantang setiap pembaca untuk segera mengambil keputusan sendiri, yakni _percaya_ kepada Tuhan Yesus untuk mendapat keselamatan, tetapi jika _menolak_ Tuhan Yesus pasti akan mendapat kebinasaan.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Yohanes
Untuk mengerti keseluruhan Kitab ini, perlu dimengerti tiga kata penting berikut ini.
Tanda Pengajaran tentang "tanda-tanda" ajaib yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, sebagai bukti bahwa Ia adalah Allah yang menjadi manusia
Dalam Injil Yohanes, ada tujuh tanda penting yang dibuat oleh Tuhan Yesus, sebagai bukti bahwa Ia adalah Allah yang menjadi manusia.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 2:1-11. Mujizat air diubah menjadi anggur.
- Bacalah pasal Yoh 4:46-54. Tanda mujizat kedua, Tuhan Yesus menyembuhkan ana pegawai yang sakit.
- Bacalah pasal Yoh 5:1-47. Tanda mujizat ketiga, Tuhan Yesus menyembuhkan oran sakit di Bethesda.
- Bacalah pasal Yoh 6:1-14. Mujizat keempat, Tuhan Yesus memberikan makanan kepad 5010 orang dengan lima potong roti kecil dan dua ekor ikan.
- Bacalah pasal Yoh 6:15-21. Tuhan Yesus berjalan di atas air. Ini menunjukkan bahw Ia berkuasa atas alam raya.
- Bacalah pasal Yoh 9:1-14. Tuhan Yesus menyembuhkan orang buta.
- Bacalah pasal Yoh 11:1-57. Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian.
Kesemua tanda ajaib ini hanya bisa dilakukan oleh Allah, karena itu tanda-tanda tersebut membuktikan bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Jadi jika seorang menolak Tuhan Yesus, itu berarti ia menolak Allah. Demikian juga, jika seseorang menerima Tuhan Yesus, ia menjadi anggota keluarga Allah (bacaan Yoh 1:12).
Percaya Pengajaran tentang "percaya" kepada pengakuan Tuhan Yesus tentang dirinya sendiri
Pada dasarnya berita yang dibawa oleh Tuhan Yesus ialah berita tentang diri-Nya sendiri. Dalam Injil Yohanes ini, Tuhan Yesus memberikan tujuh perumpamaan tentang diri-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 6:53,41,48; 14:6. Dalam nats-nats ini Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya adalah sumber kehidupan. Ini berarti seseorang hanya dapat memiliki hidup yang kekal dan berarti kalau ia datang kepada Tuhan Yesus.
- Bacalah pasal Yoh 8:12. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Terang Dunia. Ini berarti Tuhan Yesus sajalah yang dapat memberikan penerangan dalam kehidupan manusia yang berdosa.
- Bacalah pasal Yoh 10:7,9. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Pintu. Ini berarti hanya melalui Tuhan Yesus sajalah seseorang dapat memasuki Sorga.
- Bacalah pasal Yoh 10:11,14. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala. Ini berarti bahwa Tuhan Yesus sajalah yang dapat memelihara dan menjaga kehidupan seseorang.
- Bacalah pasal Yoh 11:25. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Kebangkitan. Ini berarti di dalam diri-Nya tidak ada kematian, atau seseorang yang tidak menginginkan kematian, hanya dapat memperolehnya di dalam Tuhan Yesus.
- Bacalah pasal Yoh 14:6. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup. Ini berarti seseorang yang ingin beribadah kepada Allah, hanya dapat memperoleh kalau orang itu pergi dan datang kepada Tuhan Yesus saja.
- Bacalah pasal Yoh 15:1-8. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Pokok Anggur yang benar. Ini berarti seseorang (orang percaya) dapat memberikan perbuatan dan kehidupan yang benar di hadapan Allah kalau ia tetap hidup dengan menggantungkan diri kepada Tuhan Yesus.
Hidup Pengajaran tentang "hidup" bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus
Memilih Tuhan Yesus Kristus dan dimiliki oleh-Nya, berarti memiliki Allah dan hidup yang benar.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 1:14. Dimanakah hidup ini berada?
- Bacalah pasal Yoh 3:36. Apakah yang didapat orang yang percaya? Dan apakah yang didapat orang yang tidak percaya?
- Bacalah pasal Yoh 5:24. Kemanakah orang yang percaya berpindah?
- Bacalah pasal Yoh 6:40. Apa yang menjadi kehendak Allah?
- Bacalah pasal Yoh 11:25-26. Apakah akibatnya percaya kepada Tuhan Yesus?
II. Penutup
Apakah TANDA-TANDA mujizat yang dibuat oleh Tuhan Yesus, dan pengakuan tentang diri-Nya, telah membuat saudara PERCAYA, bahwa Yesuslah Mesias (juruselamat) supaya oleh imanmu (percayamu) kamu beroleh HIDUP di dalam-Nya (Yohanes 20:30-31). Kalau belum, janganlah ditunda lagi, sekarang adalah waktu yang terbaik bagi anda.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Injil Yohanes?
- Mujizat apakah yang pertama kali dilakukan oleh Tuhan Yesus?
- Berapakah pengakuan yang dinyatakan Tuhan Yesus tentang diri-Nya?
- Sudahkah saudara mengakui Tuhan Yesus sebagai Allah yang member kehidupan dan memelihara hidup saudara?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima setelah mempelajari Inji Yohanes?
Intisari: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Firman Allah terakhir kepada manusia
INJIL YANG BERBEDA.Yohanes mempunyai cara pendekatan tersendiri pada kehidupan dan pekerjaan Yesus. Dibandingkan
Firman Allah terakhir kepada manusia
INJIL YANG BERBEDA.
Yohanes mempunyai cara pendekatan tersendiri pada kehidupan dan pekerjaan Yesus. Dibandingkan dengan Injil-injil yang lain, cara penuturan yang panjang lebar tentang apa yang dikatakan Yesus membuat sebagian orang merasa bahwa Yohanes tidak teliti. Sampai beberapa waktu yang lalu banyak ahli percaya bahwa Injil Yohanes adalah yang paling akhir (sekitar tahun 100 M.) yang paling tidak bersifat Yahudi dan bahwa ia menggunakan acuan dari yang lain; ia juga bukan seorang saksi mata dan bahwa semua kata-kata yang ditulisnya bukan benar-benar perkataan Yesus. Dengan demikian, kita diwarisi sekumpulan pemikiran yang menarik tentang Yesus yang ditulis oleh seorang Kristen pada zaman Kekristenan yang mula-mula. Arkeologi telah mengubah pandangan tersebut. Banyak ahli sekarang mengatakan bahwa Yohanes tidak bergantung pada para penulis Injil lainnya, dan bahwa ia mengenal Palestina bagian selatan dengan baik pada masa Yesus, bahwa ia juga seorang saksi mata dan bahwa ia menulis Injilnya sangat awal atau paling tidak, seawal Injil lainnya.
INJIL YOHANES?
Kita tidak dapat menerka dari Injil itu sendiri siapa penulisnya, atau paling tidak siapa yang menyediakan semua bahan tulisan itu. Penulisnya ialah' murid yang dikasihi Yesus' (Yoh 21:20-24, lihat Yoh 13:23-25). Banyak orang dan gereja mula-mula yang mengatakan bahwa penulisnya adalah Yohanes, saudara Yakobus. Walaupun namanya jelas disebut dalam Injil-injil lain, tetapi tidak disebut dalam Injil ini. Lebih dari itu, boleh jadi ia mendapat tempat di sisi Yesus pada saat Perjamuan Malam. Dengan demikian, ia tentu dapat menyampaikan hal-hal yang sangat pribadi secara terperinci tentang bagaimana Yesus berbicara dan bekerja.
MENGAPA IA MENULIS INJIL ITU?
Ia sendiri mengatakan -'supaya kamu percaya bahwa Yesus itu Kristus' (Yoh 20:30, 31). Oleh karenanya, di sini kita tidak hanya mendapatkan suatu biografi, tetapi lebih mendapatkan semacam traktat Injil yang dipersiapkan dengan saksama. Ia menceritakan kepada kita bahwa ia mempunyai bukti-bukti yang dipilihnya secara khusus. Ia hanya memasukkan tujuh mukjizat Yesus, dan biasanya dilanjutkan dengan pembicaraan yang memberi kepada kita arti yang lebih dalam tentang apa yang dikerjakan Yesus. Yohanes mengetengahkan saksi mata-saksi mata satu persatu, dan pada akhirnya pembaca harus mengambil keputusan mengenai Yesus Kristus. Oleh karena inilah maka, walaupun ia mungkin pertama-tama menulis Injilnya untuk orang bukan Yahudi (ia menjelaskan banyak istilah dan adat istiadat Yahudi), semenjak itu Injil ini telah membawa banyak orang untuk percaya kepada Kristus.
TAMBAHAN PADA TAHAP AWAL.
Dalam Injil Yohanes kita membaca salah satu kisah mengenai belas kasihan Yesus kepada seorang pendosa yang paling sering diceritakan, yaitu seorang wanita yang ditangkap karena berzinah (Yoh 7:53-8:11). Anehnya, bagian kisah tadi tidak merupakan bagian dari naskah-naskah tertua dan tidak selalu muncul pada waktu itu. Namun, banyak orang setuju bahwa kisah ini merupakan kejadian yang sungguh terjadi dalam kehidupan Yesus yang diingat, ditulis dan ditambahkan pada Injil Yohanes pada tahun-tahun pertama sesudah penulisan.
Pesan
1. BuktiMenjadi saksi mata di persidangan merupakan tema kunci dalam Injil Yohanes.
Terdapat sejumlah kesaksian dari para saksi mata yang diketengahkan untuk
membuktikan kasus mengenai Yesus adalah Kristus dan Anak Allah.
o Perjanjian Lama: Yoh 1:45; 5:39, 46-47; 8:56, lihat Yoh 3:14; 6:32-35
o Yohanes Pembaptis: Yoh 1:6-8, 15, 19-36; 3:25-30; 5:33-36, lihat Yoh 10:40-42
o Orang banyak: Yoh 4:29, 39; 9:13-33, 38;11:27; 12:9, 17
o Para rasul: Yoh 1:41-46, 49; 15:27; 17:20; 20:24-25, 28, lihat Yoh 1:14; 19:35; 20:30-31; 21:24
o Allah Bapa: Yoh 5:31-32, 37; 8:18, 50, 54; 12:27-28
o Roh Kudus: Yoh 14:26; 15:26; 16:12-15
o Pekerjaan Yesus: Yoh 2:11, 23; 5:36; 9:3, 31-33; 10:25, 37-38; 11:4, 42, 45; 14:11; 20:30-31
o Yesus sendiri, kata-kata dan pernyataan Nya: Yoh 3:11, 32; 8:13-14, 38; 6:35, 48, 51; 8:12; 9:5; 10:7, 10, 14; 11:25; 14:6; 15:1, lihat Yoh 8:58 (Kel 3:14). Lihat
tema-tema kunci.
2. Keputusan.
o Mereka yang menolak Dia: Yoh 1:10-11; 3:11; 4:48; 5:43; 6:36, 64, 66; 12:37, 47-48; 15:19, 24.
Dan alasannya: Yoh 3:19-21; 5:44; 6:37, 44, 65; 8:43-47; 9:39-41; 12:37-43; 18:37.
o Mereka yang menanggapi Dia:
- Dengan melihat dan mendengarkan Dia Yoh 1:14; 6:40, 45; 10:3, 16, 27; 12:45, 47; 14:9; 18:37
- Dengan mempercayai Dia Yoh 1:7, 12; 2:11, 22; 3:16, 18; 5:24; 6:29, 47; 8:24; 9: 35-38; 11:25-27, 40; 13:19; 14:1, 11;16:27, 30; 17:8; 20:8, 29, 31
- Dengan datang untuk mengenal Dia Yoh 6:69; 7:17; 8:19; 10:14; 14;7, 9; 17:3, 25
yang berarti hidup di dalam terang Yoh 1:4- 5, 9; 3:19-21; 8:12; 9:39; 11:9; 12:35-36, 46
dan mempelajari kebenaran Yoh 1:14, 17; 4:23-24; 8:32; 14:6; 17:17; 18:37
- Dengan mengasihi Kristus dan sesama Yoh 13:34-35; 14:15, 21-24; 15:9-10, 12; 21:15-17
yang berarti tinggal di dalam Dia Yoh 15:1-10
Penerapan
1. Kristus adalah Firman Allah yang terakhir kepada umat manusia.Ia menunjukkan kepada kita:
o kebenaran Allah
o kemuliaan Allah
o kasih Allah
dengan kehidupan dan kematian-Nya. Dia adalah jalan satu-satunya untuk kembali
kepada Allah.
2. Tidak bisa tidak kita harus berespons terhadap Dia.
Buktinya adalah nyata:
o Jika kita menolak Dia, hal itu bukan disebabkan karena kita tidak dapat
percaya kepada-Nya - tetapi karena kita tidak mau!
o Jika kita menerima Dia, itu berarti penyerahan sepenuh hati dan ketaatan.
3. Kehidupan kekal dimulai di sIni dan kini. Melalui Roh Kudus Yesus menawarkan
kepada kita:
o kepuasan
o kemerdekaan dari Setan dan dosa
o kemampuan baru
o doa-doa yang dijawab
o sukacita sejati
Apa yang dimulai-Nya sekarang akan disempurnakan-Nya pada waktu Ia datang
kembali.
4. Anda harus menyaksikan iman Anda kepada orang lain.
Walaupun dunia akan membenci Anda seperti dunia telah membenci Yesus, Anda juga
harus menjadi seorang saksi dengan pertolongan Roh Kudus.
Tema-tema Kunci
1. Yesus dan Bapa.
Injil Yohanes penuh dengan hal-hal yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Ia terlibat dalam penciptaan, Ia datang ke dalam dunia ini dan ketika Ia naik ke surga, Ia kembali kepada kemuliaan yang adalah hakNya. Gambarkanlah arti semua ini bagi Anda sendiri: Yoh 1:1-18; 3:13, 31, 35; 5:17-23, 26-27, 30; 6:38, 46, 57; 7:16-17, 29; 8:28-29, 38, 42; 10: 15, 29-30, 38; 11:41-42; 12:44-45, 49-50; 13:3, 31-32; 14:7-11, 20, 28, 31; 15:23-24; 16:15, 28, 32; 17:1-2, 4-5, 10-11, 21-23; 20:17.
2. Kematian Kristus bagi orang berdosa.
Lebih daripada yang diceritakan dalam Injil-injil lain, Yohanes memberitahukan kepada kita mengapa Yesus harus mati dan mengenai kasih yang mendorong-Nya untuk rela melakukan itu. Lihat Yoh 1:29, 36; 2:19-22; 3:14-17; 6:51, 53-56; 8:28; 10:11, 15, 18; 11:50-52; 12:24, 27, 32-34; 15:13.
3. Roh Kudus.
o Terdapat lebih banyak uraian mengenai Roh Kudus dalam Injil ini dibandingkan dengan Injil-injil lain. Roh Kudus digambarkan sebagai Pribadi yang akan menggantikan Yesus apabila Ia pergi kepada Bapa. Yoh 1:32-33; 3:5-6, 8, 34; 4:23-24; 6:63; 7:37-39, lihat Yoh 4:13-14; 14:16-17, 25-26; 15:26; 16:7-15; 20:22.
4. Kehidupan kekal.
Inilah yang digambarkan oleh Matius, Markus dan Lukas sebagai Kerajaan Allah. Kehidupan kekal ini dihubungkan dengan kelahiran baru atau kelahiran untuk yang kedua kalinya. Lihat Yoh 1:4, 12-13; 3:3-7, 16, 36; 4:14, 36; 5:21, 24-29; 6:27, 40, 47, 54, 57-58, 68; 10:28; 11:25; 12:25, 50; 17:2-3.
5. Jadwal Allah.
Yohanes memberikan kepada kita gambaran tentang Yesus yang mengendalikan segala sesuatu dari awal sampai akhir. Yesus tahu bahwa Ia sedang mengerjakan suatu rencana induk, oleh karenanya tidak ada sesuatu apa pun, bahkan tidak juga kematian-Nya yang mengejutkan Dia. Pelajarilah ayat-ayat berikut: Yoh 2:4; 7:6-8; 12:23; 13:1; 18:4.
Garis Besar Intisari: Yohanes (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Yoh 1:1-51
Yoh 1:1-5Kristus dan penciptaan
Yoh 1:6-18Allah menjadi manusia
Yoh 1:19-34Anak Domba Allah
Yoh 1:35-51Kristus
[
[1] PENDAHULUAN Yoh 1:1-51
Yoh 1:1-5 | Kristus dan penciptaan |
Yoh 1:6-18 | Allah menjadi manusia |
Yoh 1:19-34 | Anak Domba Allah |
Yoh 1:35-51 | Kristus |
[2] UTARA DAN SELATAN Yoh 2:1-4:54
Yoh 2:1-12 | Sekilas pandangan pertama tentang kemuliaan |
Yoh 2:13-25 | Tuhan atas Bait Allah |
Yoh 3:1-21 | Nikodemus menemui Yesus pada malam hari |
Yoh 3:22-36 | Seorang dari atas |
Yoh 4:1-42 | Mesias dan orang yang tersingkir |
Yoh 4:43-54 | Tanda kedua |
[3] SEORANG LUMPUH DI HARI SABAT Yoh 5:1-47
[4] LIMA RIBU ORANG DIBERI MAKAN Yoh 6:1-71
[5] PADA PERAYAAN HARI RAYA PONDOK DAUN Yoh 7:1- 9:41
Yoh 7:1-52 | Air hidup |
Yoh 7:53-8:11 | Perempuan yang berzinah ditangkap |
Yoh 8:12-59 | Terang dunia |
Yoh 9:1-41 | Pemberi penglihatan |
[6] GEMBALA YANG BAIK Yoh 10:1-42
[7] PEMULIH KEHIDUPAN Yoh 11:1-57
[8] PASKAH TERAKHIR Yoh 12:1-50
Yoh 12:1-11 | Kasih Maria |
Yoh 12:20-36 | Biji gandum |
Yoh 12:37-50 | Kesimpulan |
[9] DI RUANG ATAS Yoh 13:1-30
Yoh 13:1-20 | Yesus, hamba |
Yoh 13:21-30 | Yudas, pengkhianat |
[10] SIAP UNTUK PERGI Yoh 13:31-16:33
Yoh 13:31-14:14 | Waktu untuk meninggalkan |
Yoh 14:15-31 | Roh Kudus dijanjikan |
Yoh 15:1-17 | Pokok Anggur yang benar |
Yoh 15:18-16:11 | Kesukaran di dalam dunia |
Yoh 16:12-33 | Janji dan kebingungan |
[11] YESUS BERDOA BAGI MILIK-NYA Yoh 17:1-26
Yoh 17:1-19 | Murid-murid-Nya |
Yoh 17:20-26 | Gereja yang akan datang |
[12] PENANGKAPAN, PENGADILAN, PENYALIBAN Yoh 18:1-19:42
Yoh 18:1-11 | Kekacauan di taman Getsemani |
Yoh 18:12-27 | Menyaksikan sendiri |
Yoh 18:28-19:16 | Gubernur dan Raja |
Yoh 19:17-42 | Mati dan dikuburkan |
[13] KEBANGKITAN Yoh 20:1-21:25
Yoh 20:1-18 | Maria berada di kubur Yesus |
Yoh 20:19-23 | Minggu malam |
Yoh 20:24-31 | 'Tuhanku dan Allahku!' |
Yoh 21:1-14 | Ikan untuk sarapan |
Yoh 21:15-25 | Gembalakanlah domba-domba-Ku |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi