3 September 2003

Alasan untuk Berharap

Topik : Kesetiaan

Nats : Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Ratapan 3:22,23)
Bacaan : Ratapan 3:19-33

Meskipun menjadi salah satu kisah paling menyedihkan di dalam Alkitab, kisah ini telah menjadi inspirasi dari salah satu himne yang penuh pengharapan di abad ke-20.

Nabi Yeremia menjadi saksi kengerian yang tak terbayangkan ketika orang Babilonia melakukan penyerangan ke Yerusalem pada tahun 586 SM. Bait suci Salomo runtuh menjadi puing-puing. Dan tidak hanya pusat penyembahan, jantung kehidupan masyarakat pun turut lenyap, bersamaan dengan hal itu. Orang-orang menjadi telantar; tanpa makanan, tempat bernaung, kedamaian, dan tanpa pemimpin. Namun, di tengah-tengah penderitaan dan kepedihan itu, salah seorang nabi mereka menemukan alasan untuk berharap. Yeremia menulis, "Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu" (Ratapan 3:22,23).

Pengharapan Yeremia berasal dari pengalaman pribadinya saat merasakan kasih setia Tuhan, dan dari pengetahuannya akan janji- janji Allah di masa lalu. Tanpa semua ini, ia tidak akan mampu menyejukkan hati umatnya.

Pengharapan dalam Ratapan 3 ini digemakan dalam sebuah himne karya Thomas Chisholm (1866-1960). Meskipun menderita sakit dan mengalami banyak kemunduran fisik di sepanjang hidupnya, Chisholm menulis lagu "Besar Setia-Mu". Lagu ini meyakinkan kita bahwa meskipun dalam ketakutan yang sangat, kehilangan yang tragis, dan penderitaan yang berat, kita dapat menemukan penghiburan dan rasa percaya diri apabila kita percaya kepada kasih setia Allah yang besar --Julie Link



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA