Pelajaran yang Menyadarkan
Topik : KonsekuensiNats : Aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Surga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil (Daniel 4:37)
Bacaan : Daniel 4:28-34
Seorang pria muda yang kasar dan kuat sering berjalan dengan angkuh mengelilingi kota sambil membual bahwa ia dapat berjalan bertelanjang kaki di atas pagar kawat berduri sambil mengepit kucing liar dengan kedua lengannya. Begitulah kisah dalam Iron County Miner. Namun, si pembual akhirnya memperoleh pelajaran yang menyadarkan ketika menikahi seorang wanita mungil yang tegas, yang menugaskannya mencuci piring dua kali sehari.
Sebuah pelajaran yang menyadarkan juga dialami seorang sersan peleton ketika membangunkan seorang tentara baru setelah melewati malam pertama di asrama tentara. “Bangun! Sudah setengah lima!” seru sang sersan. “Setengah lima!” keluh si tentara baru. “Kembalilah tidur, Kawan. Besok kita akan menghadapi hari yang melelahkan!”
Kita semua cenderung hidup di dalam mimpi sampai seseorang atau sesuatu menghadapkan kita pada dunia nyata. Bagi Nebukadnezar, raja Babylon kuno, pelajaran yang diterimanya cukup serius. Sebelum bertemu dengan Allah, ia berpikir bahwa ia memiliki kehidupan yang baik. Namun tiba-tiba ia mendapati dirinya merangkak di atas tangan dan kakinya, dan memakan rumput seperti binatang (Daniel 4:33). Setelah tujuh tahun lamanya (ayat 32), ia mengerti bahwa di dunia nyata setiap orang harus tunduk pada otoritas, bahwa hidup setiap orang berada dalam waktu Allah, dan semua yang kita miliki adalah karunia dari tangan-Nya yang murah hati.
Bapa, bangunkan kami hari ini. Buat kami menyadari arti hidup di bawah hikmat dan kuasa-Mu yang penuh kasih —Mart De Haan