13 Januari 2006

Penghormatan Terbesar

Topik : Ketakutan

Nats : Aku akan masuk menghadap raja, sungguh pun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati (Ester 4:16)
Bacaan : Ester 4:10-17

Raja Persia telah menandatangani sebuah dokumen yang memerintahkan pembinasaan seluruh orang Yahudi di bawah pemerintahannya. Saat Mordekhai, seorang tawanan Yahudi, mendengar kabar itu, ia menantang keponakannya, Ratu Ester yang baru saja dimahkotai, untuk membela nyawa orang-orang sebangsanya.

Menghadap raja tanpa diundang dapat mendatangkan hukuman mati. Namun demi umat Allah, Ester mengambil risiko itu.

Sepanjang abad ke-20, jutaan orang kristiani mati sebagai martir. Ini adalah sebuah tragedi yang mengenaskan, namun kita dapat memperoleh penghiburan dengan mengetahui bahwa mereka yang terbunuh karena pengabdian kepada Yesus mati dengan sangat terhormat.

Ayah Corrie ten Boom melihat kebenaran ini dengan jelas. Semasa Perang Dunia Kedua, seorang pendeta Belanda menolak untuk melindungi seorang bayi, katanya, "Kita dapat kehilangan nyawa karena anak Yahudi itu." Ayah ten Boom lalu mengambil bayi itu ke dalam pelukannya dan berkata, "Anda berkata bahwa kita dapat kehilangan nyawa kita karena anak ini. Namun saya mengganggapnya sebagai sebuah kehormatan besar bagi keluarga saya."

Sebagian besar dari kita tidak akan pernah menghadapi ujian seperti yang dihadapi oleh keluarga ten Boom dan Ester. Namun kita semua dapat membesarkan hati melalui teladan mereka. Mereka tahu bahwa ada nasib yang lebih buruk daripada kematian.

Mati karena pelayanan kita kepada Allah dan kasih kita bagi Dia betul-betul merupakan kehormatan tertinggi --HVL



TIP #27: Arahkan mouse pada tautan ayat untuk menampilkan teks ayat dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA