14 November 2002

Apakah Kita Sungguh Peduli?

Topik : Dorongan

Nats : Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing? (Rut 2:10)
Bacaan : Rut 2:1-13

Saat awal menjadi seorang kristiani, saya dan teman-teman memiliki cara untuk saling membantu menghafalkan ayat-ayat Alkitab. Kami saling memberi salam dengan cara meminta yang lain mengutip sebuah ayat. Ketika seorang teman mengetahui kalau daya ingat saya kurang baik, ia pernah menyapa saya dengan bercanda, "sebutkan ayat dalam Yohanes 11:35!" Ia tahu bahwa saya akan mudah mengingat ayat yang hanya terdiri dari tiga kata.

Meskipun hanya sebuah permainan, tetapi tujuan kami tidak hanya untuk bersenang-senang. Salam seperti ini mencerminkan keinginan kami yang mendalam untuk menjadi pelaku firman Allah.

Dalam kitab Rut, kita dapat membaca bahwa Boas memberi salam kepada para pekerjanya dengan berkata, "TUHAN kiranya menyertai kamu" dan mereka menjawab, "TUHAN kiranya memberkati tuan!" (2:4). Dari ayat di atas jelas terlihat bahwa Boas bukanlah seorang tuan tanah yang kasar, melainkan orang yang memperhatikan orang lain dengan tulus. Jawaban para pekerjanya mengungkapkan itikad baik mereka terhadapnya dan keinginan mereka agar Allah juga memberkati tuan mereka.

Saat kita merenungkan hubungan kita dengan Kristus dan orang-orang yang telah ditempatkan-Nya di sekeliling kita, alangkah baiknya seandainya kita memperhatikan makna penting dari salam yang kita ucapkan. Apakah ucapan "selamat pagi" dan "Allah memberkatimu" hanyalah salam kosong dan tidak tulus? Ataukah salam kita mengungkapkan rasa perhatian yang sungguh kepada orang yang kita sapa? —Albert Lee



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA