Topik : Keilahian

4 April 2003

Cara Menyembah Dia

Nats : Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan (Lukas 19:38)
Bacaan : Lukas 19:28-38

Saat Yesus memasuki Yerusalem dan dielu-elukan banyak orang beberapa hari sebelum kematian-Nya, sesungguhnya peristiwa itu menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan. Saat Yesus menyuruh para murid-Nya untuk mengambil keledai yang akan ditunggangi-Nya, Dia hanya menyuruh mereka berkata kepada pemilik keledai itu, “Tuhan memerlukannya” (Lukas 19:31). Dan ketika kerumunan orang berseru-seru memuji Dia, mereka mengutip Mazmur 118:26, “Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan” (Lukas 19:38).

Yesus adalah Tuhan. Nama-Nya ada “di atas segala nama” (Filipi 2:9). Istilah Tuhan yang merupakan gelar yang disandang-Nya, mengacu pada kedaulatan-Nya yang tertinggi. Dia adalah Raja, dan setiap orang yang percaya kepada-Nya adalah anggota kerajaan-Nya.

Kita mengakui Yesus sebagai Tuhan dalam hidup kita dengan tunduk di bawah kekuasaan-Nya sebagai Raja. Artinya, kita hidup dalam ketaatan kepada Dia. Kita tidak mungkin berlaku seperti seorang pria yang mengaku kristiani, tetapi memakai obat terlarang dan menjalani hubungan tak bermoral. Saat pendeta mengecamnya, dengan enteng pria itu menjawab, “Jangan khawatir, Pak Pendeta. Saya kan cuma orang kristiani yang buruk.”

Itu tidak bisa dibilang tidak apa-apa. Sama sekali tidak! Itu bukanlah ciri orang yang mengaku pengikut Kristus (Lukas 6:43-49).

Hari ini, pastikan bahwa Anda memuliakan nama-Nya baik melalui perbuatan maupun perkataan Anda. Dengan begitu Anda dapat bergabung bersama orang lain berseru-seru, “Yesus adalah Tuhan!” --Dave Egner

27 Desember 2004

Tempat Keberangkatan

Nats : Betlehem . . . , dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel (Mikha 5:1)
Bacaan : Mikha 4:14; 5:1-3

Banyak perhatian tiba-tiba ditujukan pada kota kecil Betlehem. Orang-orang Yahudi dari berbagai belahan dunia datang ke sana untuk penghitungan sensus. Maria dan Yusuf juga pergi ke kota itu dari Nazaret. Kemudian gembala-gembala datang dari padang rumput untuk melihat Bayi yang tengah terbaring di dalam palungan (Lukas 2:15,16) sesudah para malaikat datang mewartakan, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya!” (ayat 13,14).

Pada setiap hari Natal, kita membayangkan pergi ke Betlehem untuk merayakan kelahiran Yesus. Akan tetapi, kita tidak dapat terus tinggal di sana. Kita harus meninggalkan kota tersebut. Para malaikat kembali ke surga. Maria dan Yusuf pergi ke Yerusalem, dan kemudian mereka mengungsi ke daerah Mesir.

Kepulangan para gembala meninggalkan pesan jelas bagi kita. Mereka meninggalkan kandang dan memberi tahu semua orang tentang Anak kudus itu. “Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka” (ayat 18).

Kita patut melakukan hal yang sama. Mikha menubuatkan bah-wa dari Betlehem akan muncul Penguasa Israel, Pencipta dunia yang kekal, yang datang untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa (Mikha 5:1). Pada Natal kali ini, marilah kita bersama-sama dengan mereka yang telah pulang dari kunjungan ke Betlehem mewartakan kabar baik tentang Kristus, yang datang untuk menyelamatkan kita —Dave Egner

17 September 2005

Sulap atau Mukjizat?

Nats : Jikalau ... kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Dia (Yohanes 10:38)
Bacaan : Yohanes 10:22-39

Pesulap Harry Houdini sering menampilkan adegan meloloskan diri yang menakjubkan. Ia diborgol, dimasukkan ke dalam kantung, dan dikunci di dalam petitetapi ia selalu berhasil meloloskan diri. Ada yang mengira bahwa ia memiliki kekuatan supernatural, tetapi Houdini sendiri mengaku bahwa semua triknya itu dapat dijelaskan.

Ketika sebuah museum di Wisconsin mengadakan pameran yang menyingkap rahasia adegan meloloskan diri Houdini yang terkenal tersebut, banyak pesulap mengatakan bahwa menyingkap rahasia sulap berarti melanggar kode etik mereka. Pameran itu membuktikan bahwa Houdini adalah seorang pesulap, bukan pembuat mukjizat.

Sebaliknya, Yesus adalah pembuat mukjizat. Dia menghubungkan tindakan-tindakan supernatural-Nya dengan kuasa Allah. Dia melakukan tindakan itu untuk menyembuhkan orang dan menunjukkan bahwa Dia adalah Dia yang diakuinyaAnak Allah. Dia berkata, Pekerjaan-pekerjaan [mukjizat-mukjizat] yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberi kesaksian tentang Aku .... tetapi jikalau ... kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Dia (Yohanes 10:25,38).

Mukjizat-mukjizat Yesus yang luar biasa ini meneguhkan identitas-Nya dalam sejarah. Kini, semua pekerjaan yang Dia tunjukkan melalui semua orang yang percaya kepada-Nya menyibak identitas-Nya di dunia ini. Sudahkah Anda membuktikan kebenarannya dalam hidup Anda? DCM

20 Oktober 2005

Hidup Sebagai Anak Raja

Nats : Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah (Galatia 4:7)
Bacaan : Galatia 3:19-4:7

Ada kisah kuno mengenai seorang lelaki bernama Astyages yang berniat membunuh pangeran yang masih bayi bernama Cyrus. Lalu ia memanggil seorang prajurit di lingkungan rumahnya dan menyuruhnya membunuh bayi itu. Prajurit tersebut kemudian menyerahkan bayi itu kepada seorang gembala dan menyuruhnya naik dan menaruh bayi itu di atas gunung supaya mati kedinginan.

Tetapi gembala dan istrinya justru mengambil bayi itu dan memeliharanya seperti anak mereka sendiri. Karena dibesarkan dalam keluarga petani yang sederhana, ia mengira bahwa mereka adalah orangtuanya yang sebenarnya. Ia tidak menyadari darah bangsawan dan garis keturunan raja yang ada dalam dirinya. Karena ia berpikir ia seorang petani miskin, ia pun hidup seperti petani.

Banyak orang kristiani tidak menyadari bahwa mereka adalah ahli waris raja. Padahal mereka memiliki hak waris itu melalui Kristus. Mereka hidup seperti petani rohani yang miskin ketika mereka seharusnya hidup sebagai raja. Menurut Rasul Paulus, orang percaya “adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus” (Galatia 3:26). Ia juga mengatakan, “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: ‘ya Abba, ya Bapa.’ Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah” (4:6,7)

Allah telah memberi kita segala yang kita perlukan untuk hidup penuh kemenangan dan kelimpahan. Jangan hidup seperti “petani miskin” -RWD

11 Desember 2005

Dikonfrontasi Oleh Salib

Nats : Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ (Lukas 23:33)
Bacaan : Lukas 23:33-43

Pengarang Rusia yang terkenal di dunia, Aleksandr Solzhenitsyn dikirim ke sebuah penjara Siberia karena mengkritik komunisme. Setelah menderita bertahun-tahun di bawah kondisi yang tak tertahankan, ia pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Namun, ia sangat yakin bunuh diri adalah hal yang bertentangan dengan kehendak Allah. Ia pun berpikir, lebih baik jika seorang penjaga menembaknya.

Maka pada acara pertemuan narapidana, ia duduk di barisan depan. Ia berencana untuk bangkit dan berjalan ke pintu keluar, dan membuat seorang penjaga terpaksa membunuhnya. Namun yang membuatnya terkejut, ada seorang narapidana yang duduk menghalangi jalan keluarnya. Pria yang tak dikenal itu membungkuk dan, yang membuat Solzhenitsyn heran, ia menggambar sebuah salib di lantai tanah.

Salib! Ia bertanya-tanya apakah rekan narapidana itu adalah seorang pembawa pesan dari Allah. Solzhenitsyn pun menetapkan hati untuk menjalani masa hukumannya dengan tabah. Selama di penjara ia menjadi seorang kristiani dan akhirnya dibebaskan untuk menjadi saksi bagi dunia.

Apakah Anda berada di dalam kungkungan keadaaan yang sulit? Apakah Anda bertanya-tanya apakah hidup ini patut dijalani? Pusatkan hati Anda kepada salib, yaitu pesan kasih, pengampunan, dan anugerah keselamatan dari Allah bagi Anda. Undanglah Kristus, yang tersalib di Kalvari dengan kuasa-Nya yang membawa perubahan, ke dalam hidup Anda. Temukanlah bagi diri Anda sendiri bahwa Kristus yang tersalib tersebut dapat mengubah diri Anda -VCG

5 Mei 2006

Kami Menyentuh-Nya!

Nats : Apa yang telah ... kami raba dengan tangan kami ... kami beritakan kepada kamu (1Yohanes 1:1,3)
Bacaan : 1Yohanes 1:1-4

Mitologi dipenuhi dengan kisah dewa-dewa zaman dahulu kala yang turun dari surga dan mengambil wujud manusia. Namun, tak seorang pun mendengar atau melihat mereka, dan tak seorang pun menyentuh mereka. Dewa-dewa ini merupakan impian yang timbul karena manusia mendambakan Allah dan berharap bahwa suatu hari Dia akan datang mendekat. Penjelmaan Yesus -- Allah yang menjadi manusia -- adalah pemenuhan dari impian-impian tersebut.

Pengarang Dorothy Sayers berkata: "[Allah] tidak dapat menuntut apa pun dari manusia yang belum dituntutnya dari diri-Nya sendiri. Dia sendiri telah melalui seluruh pengalaman hidup manusia, mulai dari kekesalan-kekesalan sepele dalam kehidupan keluarga dan kelelahan fisik akibat kerja keras serta kekurangan uang, sampai merasakan betapa ngerinya rasa sakit dan penghinaan, kekalahan, putus asa, serta kematian. Ketika Dia menjadi manusia, Dia berperan sebagai manusia. Dia dilahirkan dalam kemiskinan dan mati dalam kehinaan, serta menganggap bahwa hal itu layak dilakukan."

Penjelmaan Yesus Kristus merupakan bukti yang tak dapat disangkal lagi bahwa Allah akan melakukan apa saja untuk datang mendekati kita.

Agustinus berkata, "[Allah] memberikan diri-Nya sendiri selama beberapa waktu untuk ditangani oleh tangan-tangan manusia." Dan kita memiliki catatan tertulis dari Yohanes, seorang manusia yang benar-benar menyentuh-Nya. Kita dapat memercayai kesaksiannya -- dan kita dapat meyakini bahwa Allah ingin berada di dekat Anda dan saya --DHR

7 Juli 2006

Yesus: Terunik di Dunia

Nats : Dalam [Yesus] berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keilahian (Kolose 2:9)
Bacaan : Filipi 2:5-11

Seorang kristiani yang masih baru mengirim e-mail ke sebuah situs yang melayani tanya jawab mengenai iman. Ia berkata, "Saya bergumul dengan pernyataan orang kristiani lain bahwa Ye-sus Kristus adalah satu-satunya jalan menuju surga dan Allah. Apa yang akan terjadi terhadap mereka yang meyakini hal yang sebaliknya?"

Pertanyaan semacam ini menantang kita untuk menguji pandangan kita tentang Yesus. Tinjauan alkitabiah tentang Yesus dan keunikan-Nya dapat membantu menguatkan keyakinan kita bahwa Dialah satu-satunya jalan.

Yesus adalah Pribadi yang tak tertandingi dalam sejarah -- saat ini Dia berseru kepada kita untuk memercayakan kehidupan kita kepada-Nya. Yesus Kristus adalah:

Unik dalam hakikat: Dia adalah Allah sekaligus manusia (Yohanes 10:30). Unik dalam nubuatan: Tak ada kehidupan pemimpin lain yang dinubuatkan dengan begitu jelas dan akurat (Mikha 5:2). Unik dalam misi: Hanya Yesus yang datang untuk menyelamatkan kita dari dosa (Matius 1:21). Unik dalam kelahiran: Hanya Yesus yang dilahirkan dari seorang perawan (Matius 1:23). Unik dalam kemampuan: Hanya Yesus yang memiliki kuasa mengampuni dosa (Markus 2:10). Unik dalam keberadaan: Yesus telah ada sebelum permulaan zaman (Yohanes 1:1,2). Unik dalam kedudukan: Tak seorang pun setara dengan Allah (Filipi 2:5,6). Unik dalam pemerintahan: Hanya Yesus yang memerintah selamanya (Ibrani 1:8).

Dalam sejarah tak seorang pun yang seperti Yesus. Hanya Dia yang berhak mendapatkan kepercayaan kita, dan hanya Dialah jalan menuju Allah --JDB

16 Februari 2008

Yesus Nakhodanya

Nats : Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya (Mazmur 127:1)
Bacaan : Mazmur 128

Pada hari ulang tahun pernikahan, saya dan suami mencoba melihat kembali hari-hari yang telah berlalu. Dalam ingatan kami, ada banyak gelombang hidup yang telah menghantam bahtera rumah tangga kami. Kelahiran anak-anak yang melipatgandakan kebutuhan dan mendatangkan stres, masalah kesehatan yang bergantian menyerang saya dan suami, juga perubahan karier yang mengguncang keuangan. Setiap beban rasanya menambah berat langkah kami dalam menjalani hidup ini.

Namun, pada hari itu juga kami bersyukur karena kami telah melihat tangan Allah bekerja dan memberi kami kemenangan. Ya, bukan oleh kekuatan kami, tetapi karena sejak awal kami telah mengundang Dia memimpin keluarga kami. Bila Yesus menjadi Sang Nakhoda, kami tahu Dia patut dipercayai, dan Dia pasti sanggup memelihara kami.

Hari ini kita membaca pengamatan sang pemazmur bahwa keluarga orang yang takut akan Tuhan akan diberkati. Sang ayah akan diberkati usahanya (Mazmur 128:2). Sang istri akan diberi karunia untuk melahirkan anak-anak, sehingga memenuhkan kebahagiaan dalam rumah tangga (ayat 3). Bahkan selanjutnya dikatakan bahwa mereka juga akan diberi kesempatan untuk mengecap kebahagiaan memiliki cucu-cucu (ayat 6).

Dewasa ini banyak media mengungkap rahasia membangun keluarga bahagia. Namun, sesungguhnya yang terbaik telah dibeberkan oleh firman Allah sendiri. Bila Dia menjadi Nakhoda bahtera rumah tangga kita, maka tak ada badai yang tak dapat Dia redakan --AW

24 Maret 2008

Pintu yang Terkunci

Nats : Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada para penguasa Yahudi (Yohanes 20:19)
Bacaan : Yohanes 20:19-23

Takut. Patah semangat. Masa depan suram. Itulah gambaran perasaan kesebelas murid Yesus pada hari Paskah. Tak seorang pun bergembira. Tak satu pun percaya bahwa Yesus sudah bangkit. Itu tak masuk akal, seperti dongeng-indah didengar, namun tak nyata. Tak heran, malam itu mereka merasa harus berjuang sendiri. Bersembunyi di balik pintu yang terkunci, karena takut pada semua orang. Maklum, penduduk sudah mengenali mereka sebagai antek-antek Yesus. Setelah Yesus dihukum mati, pasti selanjutnya giliran mereka dihabisi.

Namun, semua berubah saat Yesus tiba-tiba menampakkan diri. Dengan mata kepala sendiri, mereka melihat Tuhan! Apa akibatnya? Spontan ketakutan lenyap, diganti dengan sukacita dan damai! Semangat yang patah kembali pulih, karena kebangkitan Yesus membuktikan bahwa semua ajaran-Nya benar. Bahwa semua janji-Nya tergenapi. Bahwa mereka mengikuti Allah yang benar dan berada di jalan yang benar. Jika Yesus hidup, bukankah itu berarti Dia akan menemani mereka sampai kapan pun dan di mana pun? Mereka tidak perlu lagi berjalan sendiri!

Memang kita belum penah melihat Yesus muka dengan muka, seperti para murid. Namun, bukankah kehadiran-Nya nyata? Bukankah kita telah berkali-kali mengalami pertolongan-Nya? Persoalan hidup sering membuat kita mengunci diri dan gagal menyadari kehadiran Tuhan. Di hari Paskah ini, mari kita bangkit! Jangan biarkan ketakutan menguasai kita. Patahkan gembok keputusasaan. Ayo melangkah keluar dari balik pintu yang terkunci. Lihat, kita tidak sendirian. Yesus hidup. Dia hadir dan siap mendampingi kita menuju masa depan! -JTI

25 Maret 2008

Anda Berharga

Nats : Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau (Yesaya 43:4)
Bacaan : Yesaya 43:1-7

Relakah Anda mengeluarkan uang ratusan juta atau menulis cek bernilai jutaan untuk sebuah barang yang tidak berharga? Tentu tidak! Kita bersedia membayar mahal hanya untuk sesuatu yang kita anggap berharga dan bernilai.

Demikian juga ketika Allah meninggalkan takhta kemuliaan-Nya di surga, turun dan mengambil rupa seorang hamba, serta mati disalib untuk menebus manusia dari dosa. Bukankah ini sebuah harga yang begitu mahal? Lalu, apakah mungkin Allah mau menebus sesuatu yang tidak berarti dengan harga mahal? Tentu tidak! Jika Allah mengurbankan Anak-Nya yang tunggal dan sangat berarti bagi-Nya untuk sesuatu yang tidak berharga, tentu ini sebuah kekonyolan besar!

Mengapa Allah melakukan semua itu demi kita? Sekarang kita memiliki jawaban pasti: karena kita berharga di mata-Nya! Bacaan hari ini memuat beberapa ungkapan tentang betapa berharganya kita sebagai kepunyaan-Nya (ayat 1,3,4). Itu sebabnya Allah mau mengurbankan segala sesuatu untuk menyelamatkan kita. Dia mengejar, mencari, melongok ke tempat gelap untuk mencari manusia yang terhilang.

Biarlah pengertian ini memupus semua cara pandang yang salah tentang diri sendiri. Selama ini mungkin kita merasa tidak berarti dan tidak berharga. Mungkin kita memiliki latar belakang dan masa lalu yang suram. Jangan biarkan hal ini merasuk dan merusak diri kita. Jangan mudah memercayai apa yang dikatakan orang lain atau diri sendiri mengenai diri Anda, tetapi percayalah pada apa yang dikatakan Tuhan tentang diri kita, "Engkau berharga di mata-Ku" (Yesaya 43:4) -PK

28 Maret 2008

Sikap Seorang Pendoa

Nats : ... dan umat-Ku ... merendahkan diri, berdoa ... lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat ... (2Tawarikh 7:14)
Bacaan : Yeremia 29:7;

Krisis demi krisis yang silih berganti terjadi di Indonesia menorehkan banyak luka atas negeri ini. Kerusuhan, perang saudara, pemisahan daerah dari wilayah Indonesia rasanya telah melukai banyak hati rakyat di negeri ini. Secara khusus, orang kristiani juga mengalami luka hati, kekecewaan. Kecewa karena sebagian aparat pemerintah tak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kecewa karena para pemimpin tidak bisa menjadi teladan, termasuk pemimpin-pemimpin rohani. Kecewa karena gereja yang tidak bisa menjadi jawaban bagi dunia, dan sebagainya.

Namun, sesungguhnya jika anak-anak Tuhan terus menyimpan luka hati seperti itu, kita tidak dapat memulihkan Indonesia yang sedang terluka. Bukankah orang sakit tidak dapat menyembuhkan orang sakit?

Jika kita mengasihi Indonesia dan mau berdoa untuk bangsa ini, yang pertama-tama harus kita lakukan adalah memulihkan dan mengubah sikap diri sendiri. Perenungan atas ayat 2 Tawarikh 7:14 mengurai langkah-langkahnya, "... dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku di-sebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari surga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." Inilah yang Allah kehendaki dari kita, yang seharusnya menjadi para pendoa bagi bangsa ini.

Hari ini, mari kita melihat kembali ke dalam diri. Mari kita melepaskan segala sakit hati, bertobat, dan mencari wajah Tuhan dengan sungguh hati, sehingga Allah akan mendengar doa kita yang memohon pemulihan bagi negeri ini -PK

26 Juni 2008

Bila Semua Mengecewakan

Nats : Namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku (Habakuk 3:18)
Bacaan : Habakuk 3:17-19

Bila segala sesuatu tampak tak terkendali dan di luar rencana sehingga mengganggu kenyamanan dan kestabilan, bagaimana kita menghadapinya? Doa Habakuk ini bukan doa yang nyaman. Realitas hidup Habakuk adalah ketidakadilan, penindasan yang merajalela. Payahnya, Tuhan seolah-olah membiarkan semuanya itu. Tidak ada keadilan! (Habakuk 1:2,3). Karenanya Tuhan menghukum Israel dengan perantaraan bangsa lain. Namun, bangsa lain yang menjarah ini kemudian akan berhadapan sendiri dengan murka Tuhan (2:6-20). Suasana benar-benar kelam. Di sinilah puisi doa Habakuk teruntai. Itulah sebabnya doa ini dinyanyikan dalam nada ratapan (ayat 3).

Habakuk memulai puisi ratapan tentang hidup yang mengkhawatirkan dengan merefleksikan kuasa Tuhan yang melebihi kekuatan-kekuatan mitologis (ayat 1-16). Masalahnya, kita sering menganggap kuasa-kuasa lain lebih berjaya daripada Tuhan. Kuasa Tuhan, entah bagaimana, kurang berasa. Di sinilah Habakuk menjadi contoh bagi kita. Perhatikan ungkapan sang nabi di akhir puisi doanya. Pesannya amat kuat dan jelas. Barangkali dapat dibahasakan ulang bahwasanya iman tidak boleh ditentukan oleh berkat Tuhan. Iman tidak ditentukan oleh baiknya situasi. Iman kepada Tuhan tidak boleh berubah relatif sesuai dengan apa yang enak atau tidak enak bagi kita. Dalam bahasanya sendiri Habakuk berdoa, "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon bakung tidak berbuah ... kambing domba terhalau dari kurungan ... namun aku akan bersorak-sorak, beria-ria di dalam Allah penyelamatku."

Apakah dimensi iman yang sedewasa ini menjadi milik kita? —DKL



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA