Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 4481 - 4500 dari 5160 ayat untuk atau (0.007 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.10223540857143) (Ibr 4:1) (sh: Perhentian (Rabu, 6 Oktober 1999))
Perhentian

Perhentian. Di satu pihak kita mungkin merasa ngeri terhadap "perhentian" (misalnya, PHK); namun di pihak lain perhentian itu kita rindukan (misalnya bebas dari keharusan bekerja terus-menerus). Melalui penciptaan Allah menetapkan dan memberkati baik pekerjaan maupun perhentian, khususnya hari perhentian atau hari ketujuh, yang dianggap oleh para rabi sebagai perhentian kekal, karena dalam Kej. 2:1-3 tidak disebut lagi adanya petang dan pagi. Penulis surat kepada orang Ibrani menganjurkan, perhentian yang benar-benar perlu dan patut dirindukan ialah perhentian kekal dalam arti keselamatan.

Berusaha untuk masuk. Bagaimana cara "berusaha masuk ke dalam perhentian" (ayat 11)? Tak lain tak bukan "percaya dan taat" (ayat 3:18-19, 4:3,6,11). Para pembaca surat berada dalam keadaan berbahaya, bahkan ada yang sudah hampir "tidak percaya" dan "tidak taat" seperti bangsa Israel dahulu. Daripada menghadapi penderitaan sebagai Kristen mereka cenderung kembali pada kebiasaan-kebiasaan agama Yahudi, khususnya memperoleh keselamatan melalui ritus-ritus agama. Padahal sikap ikut-ikutan dalam pelaksanaan acara agama tanpa iman, tidak mungkin membenarkan kita. Segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata-Nya. Kepada-Nyalah kita harus mempertanggungjawabkan setiap perbuatan kita (ayat 13).

(0.10223540857143) (1Ptr 1:5) (sh: Menjadi bagian dunia (Kamis, 8 Juli 1999))
Menjadi bagian dunia

Menjadi bagian dunia. Kristen yang dipanggil adalah Kristen yang hidup dalam sejarah manusia, bukan Kristen yang ada di luar dunia. Selama kita menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir, kita tetap menjalani kehidupan bersama dengan semua orang dalam dunia. Ini berarti bahwa Kristen harus menghadapi berbagai pencobaan, karena arus dunia yang berbeda dengan imannya. Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa seorang murid harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Dia. Teladan hidup sudah diberi, maka selayaknyalah Kristen, sebagai murid-Nya meneladani-Nya. Pemeliharaan dan kekuatan yang Allah berikan sebagai tanda penyertaan-Nya memampukan Kristen untuk setia.

Penderitaan alat pemurnian iman. Penderitaan yang diizinkan Allah menjadi bagian hidup kita tidak pernah sia-sia. Setiap penderitaan yang kita alami akan dipakai Allah untuk memurnikan iman kita, sehingga kita beroleh puji-pujian, kemuliaan, dan kehormatan pada saat kedatangan Kristus. Penderitaan yang dimaksudkan bukanlah penderitaan yang disebabkan oleh kesalahan sendiri atau karena ketidaktaatan kita, namun penderitaan yang kita alami adalah karena kita tetap berpegang pada Injil dan karena ketaatan kita kepada Kristus.

Doa: Kuatkan dan teguhkan imanku selama menantikan kedatangan-Mu.

(0.10223540857143) (1Ptr 2:1) (sh: Buanglah penghambat kasih persaudaraan (Sabtu, 10 Juli 1999))
Buanglah penghambat kasih persaudaraan

Buanglah penghambat kasih persaudaraan. Kasih persaudaraan dapat terwujud bila segala penyakit yang menghambat dibuang, yakni: segala kejahatan, tipu muslihat, kemunafikan, kedengkian, dan fitnah. Harus diakui bahwa tidaklah mudah membuang penyakit rohani ini. Terlebih sering kecenderungan manusiawi yang mewarnai pikiran, perkataan dan sikap kita terhadap sesama saudara seiman, sehingga mengakibatkan perselisihan, perdebatan, kepura-puraan, ambisi pribadi, dusta, iri, dengki, dan masih banyak bentuk lain. Menyadari adanya penghambat ini, marilah kita bersama memulai dari diri sendiri untuk membuangnya sehingga kasih persaudaraan akan mengalir dari diri kita dan dirasakan oleh saudara seiman atau sesama kita

Hidup dalam firman. Proses mengikisnya penyakit yang menghambat kasih persaudaraan harus diimbangi dengan bertumbuhnya ketaatan akan firman Tuhan, sehingga kasih Kristus akan mengalir melalui hidup kita yang semakin bersih dan jernih. Seorang yang hidup dalam firman adalah seorang yang tidak hanya rindu menambah pengetahuan Alkitab tetapi rindu melakukannya, sehingga hidupnya semakin berkenan kepada Tuhan. Bila setiap jemaat hidup dalam firman, maka kasih persaudaraan itu akan sungguh mewarnai persekutuan, ibadah, dan seluruh aspek kehidupan jemaat.

(0.10223540857143) (1Ptr 4:12) (sh: Tujuan penderitaan orang Kristen (Minggu, 24 Oktober 2004))
Tujuan penderitaan orang Kristen

Tujuan penderitaan orang Kristen. Bila Anda melihat tayangan fear factor (sesuatu yang menyebabkan ketakutan) di salah satu televisi swasta maka Anda akan menyaksikan bagaimana para peserta ditantang untuk melakukan berbagai kegiatan yang berbahaya, menakutkan bahkan menjijikkan. Mengapa mereka mau melakukannya? Karena ada hadiah sebesar $ 50.000 AS (empat ratus juta rupiah) yang diberikan kepada peserta yang juara. Dalam acara fear factor ini, para peserta rela menderita sesaat ketika mereka berlomba untuk mendapatkan hadiah uang $ 50.000 AS itu.

Penderitaan sesaat di dunia ini yang juga dialami oleh orang Kristen berbeda dengan perlombaan tersebut. Orang Kristen rela menjalani penderitaan sesaat ini bukan untuk mendapatkan sebuah pujian atau penghargaan dunia. Tentu saja penderitaan sesaat yang dimaksudkan di sini bukanlah hukuman akibat tindakan kejahatan (ayat 15). Sebab jika ini yang terjadi, penderitaan sesaat itu ialah hukuman atas dosa. Ada dua alasan mengapa orang Kristen mengalami penderitaan sesaat tersebut. Pertama, melalui penderitaan orang Kristen dapat ambil bagian dalam penderitaan yang telah dialami Kristus (ayat 13). Kedua, kalau orang Kristen menderita karena nama Kristus berarti hal ini bertujuan supaya Tuhan dimuliakan (ayat 14,16). Sejarah gereja mula-mula membuktikan bahwa justru melalui penderitaan nama Tuhan semakin dikenal di Yerusalem (Kis. 4:1-4).

Camkanlah: Penderitaan sesaat bagi orang Kristen sejati justru menghasilkan iman kepada Tuhan yang makin diteguhkan.

(0.090364185714286) (Mat 24:3) (full: PERCAKAPAN DI BUKIT ZAITUN. )

Nas : Mat 24:3-25:46

Nubuat Yesus ini terutama merupakan jawaban atas pertanyaan para murid-Nya, "Apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Yesus memberikan kepada mereka:

  1. (1) tanda-tanda umum yang akan terjadi selama zaman ini sampai pada akhir zaman (Mat 24:4-14);
  2. (2) tanda-tanda khusus yang menunjukkan bahwa akhir zaman telah tiba, yaitu masa kesengsaraan besar (Mat 24:15-28);
  3. (3) tanda-tanda yang menakjubkan yang terjadi pada saat Ia datang dengan kemuliaan dan kuasa (Mat 24:29-31);
  4. (4) peringatan kepada orang kudus dalam masa kesengsaraan besar agar berjaga-jaga terhadap tanda-tanda yang menuju kepada kedatangan Kristus yang dinanti-nantikan segera setelah masa kesengsaraan besar berakhir (Mat 24:32-35);
  5. (5) peringatan kepada orang percaya yang hidup sebelum masa kesengsaraan untuk siap sedia secara rohani karena kedatangan Kristus untuk jemaat-Nya akan terjadi pada saat yang tak diduga-duga (Mat 24:36-51; 25:1-30;

    lihat cat. --> Yoh 14:3, dan

    [atau ref. Yoh 14:3]

    lihat art. KEANGKATAN GEREJA);

  6. (6) suatu gambaran mengenai penghakiman bangsa-bangsa setelah Ia datang kembali ke bumi (Mat 25:31-46). Perlu diperhatikan bahwa banyak rincian mengenai kedatangan kembali Kristus tidak dijelaskan dalam pasal Mat 24:1-51. Selanjutnya, sampai saat ini belum ada seorang pun yang mengartikan semua nubuat mengenai akhir zaman dengan kepastian penuh. Dalam percakapan Yesus terdapat unsur rahasia yang perlu kerendahan hati dan hati yang tertuju kepada Tuhan Yesus sendiri. Kita dapat menantikan tambahan pengertian tentang penyataan ini pada akhir zaman (bd. Dan 12:9).
(0.090364185714286) (Rm 7:14) (full: HUKUM TAURAT. )

Nas : Rom 7:14

Ingatlah bahwa dalam pasal Rom 7:1-25 Paulus sedang membahas keadaan orang yang belum dibaharui yang masih di bawah hukum PL dan menerima kebenarannya, namun sadar bahwa ia tidak mampu hidup berkenan kepada Allah (bd. ayat Rom 7:1). Paulus sedang menggambarkan pertentangan seorang yang bergumul sendiri melawan kuasa dosa, yang menunjukkan bahwa kita tidak dapat mencapai pembenaran dan pengudusan dengan usaha sendiri melawan dosa dan menaati hukum Allah. Pada pihak lain, pergumulan yang dialami oleh orang Kristen berbeda sekali: itulah pergumulan dari orang yang bersatu dengan Kristus dan Roh Kudus melawan kuasa dosa (bd. Gal 5:16-18). Dalam pasal Rom 8:1-39 Paulus menggambarkan cara untuk beroleh kemenangan atas dosa melalui hidup dalam Roh.

(0.090364185714286) (Mat 4:17) (jerusalem: Kerajaan Sorga) Kerajaan atau Pemerintahan Allah atas bangsa terpilih dan melalui dia atas dunia seluruhnya merupakan pokok utama dalam pewartaan Yesus, sebagaimana juga dicita-citakan oleh teokrasi Perjanjian Lama. Kerajaan Allah itu melingkupi suatu "kerajaan orang kudus", yang rajanya ialah Allah, oleh karena kekuasaan serta pemerintahannya sebagai raja benar-benar diakui oleh mereka berdasarkan pengetahuan dan kasih. Kerajaan/pemerintahan Allah itu telah dirongrong oleh pemberontakan ialah dosa, sehingga perlu dipulihkan oleh turun tangan Allah yang berdaulat serta MesiasNya, Dan 2:28. Justru turun tangan itulah yang diwartakan oleh Yohanes Pembaptis dahulu, Mat 3:2, dan sekarang oleh Yesus sebagai sesuatu yang di ambang pintu, Mat 4:17,23; Luk 4:43. Yesus sendiri mewujudkan turun tangan itu bukanlah melalui suatu kemenangan laksana seorang pejuang atau melalui kemenangan nasionalis sebagaimana diharapkan orang banyak, Mar 11:10; Luk 19:11; Kis 1:6, melainkan dengan cara yang rohani belaka, Mar 1:34+; Yoh 18:36, sebagai "Anak Manusia", Mat 8:20+, dan "Hamba Tuhan", Mat 8:17+; Mat 20:28+; Mat 26:28+, melalui karya penebusan yang merenggut manusia dari genggaman dan kekuasaan musuh, ialah Iblis, Mat 4:8; Mat 8:29+; Mat 12:25-26. Sebelum perwujudanNya yang terakhir pada akhir zaman bila para orang pilihan hidup di dekat Bapa dengan kegembiraan pesta sorgawi, Mat 8:11+; Mat 13:43; Mat 26:29, Kerajaan itu sudah tampil dengan awal yang sederhana, Mat 13:31-33, dan tersembunyi Mat 13:11, sementara ditentang, Mat 13:24-30. Namun Kerajaan itu benar-benar suatu kenyataan yang sudah dimulai, Mat 12:28; Luk 17:20-21, dan lambat laun berkembang di dunia, Mar 4:26-29, melalui Gereja, Mat 16:18+. Dengan kekuasaan ilahi Kerajaan itu sudah ditegakkan sebagai Kerajaan Kristus melalui penghakiman Allah atas Yerusalem, Mat 16:28; Luk 21:31, lalu diwartakan di dunia semesta berkat perutusan para rasul, Mat 10:7; Mat 10:24; Mat 10:14; Kis 1:3+. Secara definitif Kerajaan Allah akan ditegakkan dan dikembalikan kepada Bapa, 1Ko 15:24, berkat kedatangan kembali Kristus dengan kemuliaanNya, Mat 16:27; Mat 25:31, sesudah penghakiman terakhir, Mat 13:37-43; Mat 13:47-50; Mat 25:31-46. Sementara perwujudan terakhir itu dinantikan. Kerajaan itu nampak sebagai suatu karunia belaka, Mat 20:1-16; Mat 22:9-10; Luk 12:32, yang diterima oleh orang-orang kecil dan rendah hati, Mat 5:3; Mat 18:3-4; Mat 19:14,23-24, yang mengorbankan segala sesuatu, Mat 19:12; Mar 9:47; Luk 9:62; Luk 18:29 dst, sedangkan ditolak oleh yang angkuh hati dan yang mementingkan dirinya, Mat 21:31-32,43; Mat 22:2-8; Mat 23:13. Orang hanya dapat masuk dengan berpakaian pesta, Mat 22:11-13, ialah hidup baru, Yoh 3:3,5. Ada juga orang yang tidak diperbolehkan masuk, Mat 8:12; 1Ko 6:9-10; Gal 5:21. Orang tetap harus berjaga-jaga supaya siap mana kala Kerajaan datang dengan tidak tersangka-sangka, Mat 25:1-13. Mengenai caranya Matius menyusun rangka karyanya di sekitar pokok utama "Kerajaan Sorga" itu, bdk pengantar.
(0.090364185714286) (Rm 6:15) (jerusalem) Kristus telah membebaskan manusia dari Yang Jahat untuk menyerahkannya kepada Allah. Di samping pikiran alkitabiah tentang "penebusan", Rom 3:24+, dan tentang pembebasan melalui kematian, Rom 7:1, Paulus suka menggunakan gambar yang mengesankan di zamannya, ialah budak yang ditebus dan dimerdekakan, untuk mengungkapkan pikiran yang sama. Seorang budak yang ditebus dan dimerdekakan tidak lagi dapat dijadikan budak, tetapi wajib mengabdi majikannya yang baru dengan setia. Kristus telah menebus kita dengan harga darahNya sendiri, 1Ko 6:20; 7:23; Gal 3:13; 4:5, dan telah memerdekakan kita serta memanggil kita untuk kebebasan, Gal 5:1,13. Selanjutnya orang Kristen bebas dari majikan-majikan lama, yaitu: dosa, Rom 6:18-22; hukum Taurat, Rom 6:14; 8:2; Gal 3:13; 4:5; bdk Rom 7:1+, dengan aturan-aturan lahiriahnya, Gal 2:4, bebas dari "roh-roh dunia", Gal 4:3,8; bdk Kol 2:20-22, dari kebinasaan, Rom 8:21-23. Maka tidak bolehlah orang Kristen kembali menjadi budak mereka, Gal 2;4 dst; Rom 4:9; 5:1. Ia telah menjadi merdeka, 1Ko 9:1, anak perempuan merdeka ialah Yerusalem sorgawi, Gal 4:26,31. Tetapi kemerdekaan itu tidaklah sama dengan berbuat semau-semaunya, Gal 5:13; bdk 1Pe 2:16; 2Pe 2:19. Kemerdekaan itu tidak lain kecuali mengabdi Majikan baru, ialah Allah, Rom 6:22; bdk 1Te 1:9; 1Pe 2:16, atau Kristus Kyrios, Rom 1:1 dll; Yak 1:1; 2Pe 1:1; Yud 1; Rom 14:18; 16:18 dll. Sebab orang beriman telah menjadi milik Kristus, 1Ko 6:19; 3:23, dan untuk Dialah orang Kristen hidup dan mati, Rom 7:1+; dan orang Kristen mengabdi oleh karena ketaatan iman dan demi untuk kebenaran dan kesucian, Rom 6:16-19. Boleh jadi bahwa kemerdekaan anak, Gal 4:7, yang dimerdekakan menurut "hukum Roh", Rom 8:28; bdk Rom 7:6; 8:14 dst; 2Ko 3:17 (bdk juga Yak 1:25; 2:12), harus melepaskan kebebasannya yang ada haknya untuk mengabdi sesamanya, Gal 5:13; bdk 2Ko 4:5, mana kala dituntut oleh kasih, Gal 5:13; 2Ko 4:5, atau oleh rasa hormat terhadap hati nurani orang lain, 1Ko 10:23-33; Rom 14; bdk 1Ko 6:12-13; 1Ko 9:19. Adapun tata masyarakat yang mengizinkan adanya perbudakan ini dapat dibiarkan dalam dunia yang akan berlalu ini, 1Ko 7:20-24,31, tetapi tidak bernilai sedikitpun dalam tata baru yang ditegakkan Kristus 1Ko 12:13; Gal 3:28; Kol 3:11: seorang budak Kristen adalah seorang yang dimerdekakan oleh Tuhan; si budak dan si majikan sama-sama hamba Kristus, 1Ko 7:22; bdk Efe 6:5-9; Kol 3:22-4:1; File 16.
(0.090364185714286) (Rm 9:5) (jerusalem) Ayat ini juga dapat diterjemahkan sbb: Mereka adalah... sebagai manusia. Allah yang ada di atas segala sesuatu harus dipuji... Tetapi baik konteksnya maupun susunan kalimat sendiri mengandaikan bahwa pujian ini tertuju kepada Kristus. Memang Paulus jarang sekali menyebut Kristus "Allah", bdk Tit 2:13, dan jarang menunjukkan sebuah pujian kepadaNya, bdk Ibr 13:21. Tetapi sebabnya ialah: biasanya Paulus mengkhususkan sebutan "Allah" bagi Bapa, bdk Rom 15:6, dll, dan iapun tidak suka melihat diri-diri ilahi secara abstrak menurut hakekatnya. Kecuali itu Paulus selalu memikirkan Kristus secara konkrit sebagai Allah yang telah menjadi manusia, bdk Fili 2:6+; Kol 1:15+. Karena itu ia memperlihatkan Kristus sebagai yang di bawah Bapa, 1Ko 3:23; 11:3, baik dalam karya penciptaan, 1Ko 8:6, maupun dalam karya pemulihan di akhir zaman, 1Ko 15:27 dst; bdk Rom 16:27 dll. Namun demikian sebutan "Kyrios" yang diperoleh Kristus dalam kebangkitanNya, Fili 2:9-11; bdk Efe 1:10-22; Ibr 1:3 dst, tidak lain kecuali sebutan ilahi yang dalam Perjanjian Lama diberikan kepada Yahwe, Rom 10:9 dan Rom 10:13; 1Ko 2:16. Dalam pandangan Paulus Kristus pada pokoknya "Anak Allah", Rom 1:3 dst Rom 9; 5:10; 8:29; 1Ko 1:9; 15:28; 2Ko 1:19; Gal 1:16; 2:20; 4:4,6; Efe 4:13; 1Te 1:10; bdk Ibr 4:14, dll, atau "AnakNya sendiri", Rom 8:3,32, atau "AnakNya yang kekasih", Kol 1:13. Dan Anak Allah itu pada pokoknya termasuk dunia ilahi: dari situ Ia datang, 1Ko 15:47, karena diutus oleh Allah, Rom 8; Gal 4:4. Kalaupun Kristus secara baru memperoleh julukan "Anak Allah" dalam kebangkitanNya, Rom 1:4, namun tidak pada ketika itu barulah Ia mendapat sebutan itu, sebab Kristus memang sudah ada sebelum segala sesuatunya (pre-eksisten), tidak hanya dengan arti alkitabiah, 1Ko 10:4, tetapi juga secara ontologis, Fili 2:6; 2Ko 8:9. Kristus adalah Hikmat Allah, 1Ko 1:24,30. Gambaran Allah, 2Ko 4:4, yang oleh karenaNya segala sesuatunya dijadikan, Kol 1:15-17; bdk Ibr 1:3; 1Ko 8:6, dan yang oleh karenanya segala sesuatunya dijadikan kembali, Rom 8:29; bdk Kol 3:10; 1:18-20. Sebab Kristus telah mengumpulkan di dalam diriNya "kepenuhan" dunia, Kol 2:9+. Di dalam Dialah Allah membuat rencana penyelamatanNya, Efe 1:3 dst dan sama seperti Bapa Kristus menjadi maksud-tujuan rencana itu (bdk Rom 11:36; 1Ko 8:6 dan Kol 1:16,20). Kalau Bapa membangkitkan orang mati serta menghakiminya, maka Kristuspun membangkitkan (bdk Rom 1:4; 8:11+ dan Fili 3:21) dan menghakimi (bdk Rom 2:16 dan 1Ko 4:5; Rom 14:10 dan 2Ko 5:10). Pokoknya, Kristuslah salah satu dari ketiga diri yang tampil dalam rumus-rumus Tritunggal, 2Ko 13:13+.
(0.08945598) (Kej 22:14) (full: TUHAN MENYEDIAKAN (YAHWEH-YIREH). )

Nas : Kej 22:14

Dari ujian Abraham kita belajar bahwa:

  1. 1) Allah kadang-kadang menguji iman anak-anak-Nya (bd. 1Pet 1:6-7;

    lihat cat. --> Ibr 11:35).

    [atau ref. Ibr 11:35]

    Ujian harus dianggap sebagai suatu kehormatan di dalam kerajaan Allah (1Pet 4:12-14).
  2. 2) Allah dapat dipercayai untuk menyediakan kehadiran, kasih karunia, dan segala yang diperlukan bagi setiap situasi yang sesuai dengan kehendak-Nya (Mazm 46:2-4; 2Kor 9:8; 12:9; Ef 3:20).
  3. 3) Allah sering melaksanakan maksud penebusan-Nya melalui kehancuran sebuah visi; yaitu, Dia mungkin membiarkan hal-hal terjadi dalam kehidupan kita yang tampaknya menghancurkan harapan dan cita-cita kita (Kej 17:15-17; 22:1-12; 37:5-7,28; Mr 14:43-50; 15:25,37).
  4. 4) Setelah iman teruji, Allah meneguhkan, menguatkan, menegakkan, dan memberikan upah kepada orang percaya itu (ayat Kej 22:16-18; 1Pet 5:10).
  5. 5) Cara menemukan kehidupan sejati di dalam Allah ialah melalui kesediaan untuk mengorbankan segala sesuatu yang diminta oleh-Nya (bd. Mat 10:37-39; 16:24-25; Yoh 12:25).
  6. 6) Setelah suatu ujian penderitaan dan iman, hasil dari semua perlakuan Tuhan terhadap orang percaya ialah "maha penyayang dan penuh belas kasihan" (Yak 5:11).
(0.08945598) (Kel 25:9) (full: KEMAH SUCI. )

Nas : Kel 25:9

Di dalam pasal Kel 25:1-40 Allah memberikan pengarahan tentang Kemah Suci. Makna historis, rohani, dan lambang dari Kemah Suci ini harus dilandaskan pada apa yang dikatakan oleh Alkitab.

  1. 1) Kemah Suci itu merupakan "tempat kudus" (ayat Kel 25:8), suatu tempat yang dikhususkan bagi Tuhan untuk tinggal di antara dan bertemu dengan umat-Nya (ayat Kel 25:22; 29:45-46; Bil 5:3; Yeh 43:7,9). Kemuliaan Allah ada di atas Kemah Suci siang malam. Ketika kemuliaan Allah naik, Israel harus pindah. Allah menuntun mereka dengan cara ini selama mereka ada di padang gurun (Kel 40:36-38; Bil 9:15-16).
  2. 2) Kemah Suci merupakan "tempat hukum Allah" (Kel 38:21), yaitu berisi Kesepuluh Hukum

    (lihat cat. --> Kel 25:10 berikutnya).

    [atau ref. Kel 25:10]

    Kesepuluh Hukum selalu mengingatkan mereka akan kekudusan Allah dan tuntutan-tuntutan-Nya. Hubungan kita dengan Allah tidak pernah dapat dipisahkan dari ketaatan kepada hukum-Nya.
  3. 3) Di Kemah Suci inilah Allah menyediakan pengampunan dosa melalui korban darah (Kel 29:10-14). Dengan demikian korban darah ini menunjuk kepada korban nyawa Kristus di kayu salib karena dosa umat manusia (lih. Ibr 8:1-2; 9:11-14).
  4. 4) Kemah Suci menunjuk ke sorga, yaitu ke tempat kudus sorgawi di mana Kristus, imam besar abadi kita, hidup selama-lamanya untuk berdoa bagi kita (Ibr 9:11-12,24-28).
  5. 5) Kemah Suci menunjuk kepada penebusan Allah yang terakhir ketika langit baru dan bumi baru akan datang, yaitu ketika "kemah Allah (har: Kemah Suci) ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka" (Wahy 21:3).
(0.08945598) (Im 8:2) (full: HARUN DAN ANAK-ANAKNYA. )

Nas : Im 8:2

Pasal Im 8:1-36 menggambarkan pentahbisan Harun dan anak-anaknya menjadi imam. Di dalam PL seorang penyembah yang menghampiri Allah tidak hanya memerlukan persembahan (pasal Im 1:1-7:38), tetapi juga perantaraan seorang imam (bd. 1Tim 2:5). Keimaman Lewi yang digambarkan di sini digenapi di dalam Yesus Kristus, imam besar orang percaya (Ibr 2:17).

  1. 1) Seorang imam ditetapkan untuk kepentingan manusia agar menjadi perantara antara Allah dengan manusia (Ibr 5:1). Tugasnya ialah menolong orang menghampiri Allah dan membawa mereka kepada pengampunan dan keselamatan (Ibr 7:24-25; 10:14).
  2. 2) Imam membawa umat menghampiri Allah dengan memberikan persembahan dan korban-korban karena dosa dan dengan mengajarkan hukum Allah (Ul 33:8-10; Ibr 5:1; 8:3; 9:7,13).
  3. 3) Di bawah perjanjian yang baru jabatan imam tidak diperlukan lagi; tidak ada pelayanan imam dalam daftar karunia-karunia pelayanan untuk orang percaya dalam PB (bd. Ef 4:11). Yesus Kristus kini menjadi imam besar perjanjian yang baru (Ibr 9:15-22), menggantikan keimaman PL yang tidak sempurna. Dialah imam yang sempurna untuk "selama-lamanya" (bd. 1Tim 2:5; Ibr 7:25; 9:23-28;

    lihat cat. --> Ibr 2:17;

    [atau ref. Ibr 2:17]

    lihat art. PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU).

(0.08945598) (Ul 6:4) (full: DENGARLAH, HAI ORANG ISRAEL. )

Nas : Ul 6:4-9

Bagian ini sering kali disebut sebagai "_Shema_" (bah. Ibr. _shama_ -- mendengar). Bagian ini sangat dikenal orang Yahudi pada zaman Yesus karena diucapkan setiap hari oleh orang Yahudi yang saleh dan secara tetap dalam kebaktian di sinagoge. Shema ini merupakan pernyataan terbaik tentang kodrat monoteistis Allah (lih. catatan berikut); pernyataan ini diikuti dengan perintah ganda kepada bangsa Israel:

  1. (1) untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan (ayat Ul 6:5-6), dan
  2. (2) untuk mengajarkan iman mereka dengan tekun kepada anak-anak mereka (ayat Ul 6:7-9).
(0.08945598) (Ul 6:7) (full: MENGAJARKANNYA BERULANG-ULANG KEPADA ANAK-ANAKMU. )

Nas : Ul 6:7

Salah satu cara utama untuk mengungkapkan kasih kepada Allah (ayat Ul 6:5) ialah mempedulikan kesejahteraan rohani anak-anak kita dan berusaha menuntun mereka kepada hubungan yang setia dengan Allah.

  1. 1) Pembinaan rohani anak-anak seharusnya merupakan perhatian utama semua orang-tua (bd. Mazm 103:13;

    lihat cat. --> Luk 1:17;

    lihat cat. --> 2Tim 3:3;

    [atau ref. Luk 1:17; 2Tim 3:3]

    lihat art. ORANG-TUA DAN ANAK-ANAK).

  2. 2) Pengarahan rohani harus berpusat di rumah, dan melibatkan ayah dan ibu. Pengabdian kepada Allah di dalam rumah tangga wajib dilakukan; hal itu adalah perintah langsung dari Tuhan (ayat Ul 6:7-9; bd. Ul 21:18; Kel 20:12; Im 20:9; Ams 1:8; 6:20; 2Tim 1:5).
  3. 3) Tujuan dari pengarahan oleh orang-tua ialah mengajar anak-anak untuk takut akan Tuhan, berjalan pada jalan-Nya, mengasihi dan menghargai Dia, serta melayani Dia dengan segenap hati dan jiwa (Ul 10:12; Ef 6:4).
  4. 4) Orang percaya harus dengan tekun memberikan kepada anak-anaknya pendidikan yang berpusatkan Allah di mana segala sesuatu dihubungkan dengan Allah dan jalan-jalan-Nya (bd. Ul 4:9; 11:19; 32:46; Kej 18:19; Kel 10:2; 12:26-27; 13:14-16; Yes 38:19).
(0.08945598) (1Raj 18:40) (full: MENYEMBELIH MEREKA DI SANA. )

Nas : 1Raj 18:40

Perhatikan hal-hal berikut mengenai pembunuhan nabi-nabi Baal ini:

  1. 1) Hukuman mati mereka itu adil karena dilaksanakan sesuai dengan hukum Musa (Ul 13:6-9; 17:2-5). PB tidak memiliki perintah semacam itu; tindakan kekerasan terhadap nabi palsu dilarang (Mat 5:44), sekalipun Allah memerintahkan untuk menolak dan memisahkan diri dari mereka (Mat 24:23-24; 2Kor 6:14-18; Gal 1:6-9; 2Yoh 1:7-11; Yud 1:3-4;

    lihat art. GURU-GURU PALSU).

  2. 2) Tindakan Elia terhadap para nabi palsu itu menunjukkan murka Allah atas mereka yang berusaha untuk menghancurkan iman dan warisan rohani umat pilihan-Nya, juga mengungkapkan kasih dan kesetiaan Elia bagi Allah. Jadi, roh dan hatinya selaras dengan Allah; kepekaan moral dan rohaninya marah sekali karena Israel secara tragis meninggalkan Allah perjanjian mereka, Yang telah mengasihi dan menebus mereka.
  3. 3) Pembunuhan para nabi palsu itu juga menunjukkan perhatian mendalam bagi orang Israel yang sedang dibinasakan secara rohani oleh agama palsu. Yesus memiliki sikap yang sama (Mat 23:1-39; juga lih. Luk 19:27), demikian pula Paulus (Gal 1:6-9;

    lihat cat. --> Gal 1:9).

    [atau ref. Gal 1:9]

    Selanjutnya, perhatikan bahwa murka Allah akan dicurahkan atas semua orang yang keras kepala dan tidak mau bertobat "pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan" (Rom 2:5; bd. Rom 11:22; Wahy 19:11-21; 20:7-10).
(0.08945598) (2Raj 17:7) (full: TELAH BERDOSA KEPADA TUHAN. )

Nas : 2Raj 17:7

Dalam ayat 2Raj 17:7-41 Roh Kudus memberikan alasan teologis dan moral mengapa Allah menimbulkan keruntuhan umat perjanjian-Nya yang tertebus dan menyingkirkan mereka dari hadapan-Nya (ayat 2Raj 17:18).

  1. 1) Mereka melupakan kasih dan kasih karunia Allah yang dinyatakan dalam penebusan mereka dari Mesir (ayat 2Raj 17:7).
  2. 2) Mereka menyembah dewa-dewa masyarakat kafir keliling mereka, karena mengira bahwa mereka akan mendapat sukses, sejahtera, dan bimbingan (ayat 2Raj 17:7,12,17;

    lihat cat. --> Kol 3:5).

    [atau ref. Kol 3:5]

  3. 3) Mereka mengikuti kebiasaan dan gaya hidup dunia fasik (ayat 2Raj 17:8-11,15-17).
  4. 4) Mereka menolak nabi-nabi Allah dan berita kebenaran-Nya (ayat 2Raj 17:13-15; bd. Kis 7:51).
  5. 5) Mereka secara terang-terangan memberontak melawan penyataan tertulis dan perjanjian Allah (ayat 2Raj 17:13-16).
  6. 6) Mereka melakukan tenung, ilmu sihir, dan bermacam-macam kebejatan (ayat 2Raj 17:9,15-17). Berita ini memperingatkan semua orang percaya yang hidup di bawah perjanjian yang baru (lih. 1Kor 10:1-12). Allah akan menyingkirkan semua orang dari kerajaan-Nya (baik perorangan maupun gereja) yang tidak tinggal setia kepada kasih dan Firman-Nya. Akibat-akibat dari meninggalkan Allah adalah hukuman, kehancuran, penderitaan, dan akhirnya penolakan (bd. Wahy 2:5; 3:15-16).
(0.08945598) (Ezr 8:21) (full: AKU MEMAKLUMKAN PUASA. )

Nas : Ezr 8:21

Berpuasa berarti tidak makan untuk jangka waktu terbatas

(lihat cat. --> Mat 6:16).

[atau ref. Mat 6:16]

Umat PL Allah berpuasa untuk menunjukkan kerendahan hati, penyangkalan diri, dan kepatuhan kepada Allah serta mencari kasih karunia, pertolongan, perlindungan, dan perkenan dari-Nya (ayat Ezr 8:21,31). Berpuasa dilakukan ketika mereka

  1. (1) tertekan oleh kesusahan yang berat (2Sam 12:16-23; 1Raj 21:20-27; Mazm 35:13; 69:11);
  2. (2) sedang menyembah Allah pada Hari Pendamaian (bd. Im 16:29-31; Im 23:26-32);
  3. (3) ingin menunjukkan pertobatan dan penyesalan (1Raj 21:27-29; Neh 9:1-2; Yoel 2:12-13; Yun 3:4-10);
  4. (4) sedang berhadapan dengan bahaya (2Taw 20:3; Ezr 8:21-23), penyakit (2Sam 12:15-16), dan kematian (1Sam 31:13);
  5. (5) sedang mempersiapkan diri untuk pelayanan (Kel 34:28; Ul 9:9-18), dan
  6. (6) mencari Allah untuk pembaharuan dan pemulihan (Dan 9:3-19).
(0.08945598) (Ayb 1:1) (full: )

Penulis : Tidak Dikenal

Tema : Mengapa Orang Benar Menderita ?

Tanggal Penulisan: Tidak Pasti

Latar Belakang

Kitab Ayub tergolong sebagai salah satu kitab hikmat dan syair dalam PL: "hikmat" karena membahas secara mendalam soal-soal universal yang penting dari umat manusia; "syair" karena hampir seluruh kitab ini berbentuk syair. Akan tetapi, semua syair ini berdasarkan seorang tokoh sejarah yang nyata (lih. Yeh 14:14,20) dan suatu peristiwa sejarah yang nyata (lih. Yak 5:11). Tempat terjadinya peristiwa dalam kitab ini ialah "tanah Us" (Ayub 1:1) yang kemudian menjadi wilayah Edom, terletak di bagian tenggara Laut Mati atau di sebelah utara Arabia (bd. Rat 4:21); jadi latar belakang sejarah Ayub bersifat Arab dan bukan Ibrani.

Dua tanggal penting hendaknya dipertimbangkan berhubungan dengan kitab Ayub:

  1. (1) tanggal kehidupan Ayub sendiri dan peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam kitab ini, dan
  2. (2) tanggal penulis kitab ini yang diilhamkan.

Beberapa fakta menunjukkan bahwa Ayub sendiri hidup sekitar zaman Abraham (2000 SM) atau sebelumnya. Fakta-fakta yang paling penting ialah:

  1. (1) Ayub masih hidup selama 140 tahun setelah peristiwa-peristiwa dalam kitab ini (Ayub 42:16), yang menyarankan jangka hidup yang hampir 200 tahun (Abraham hidup 175 tahun);
  2. (2) kekayaannya dihitung dari jumlah ternak (Ayub 1:3; Ayub 42:12);
  3. (3) pelayanannya sebagai imam dalam keluarganya, seperti Abraham, Ishak, dan Yakub (Ayub 1:5);
  4. (4) sistem keluarga pimpinan ayah menjadi kesatuan sosial mendasar seperti pada zaman Abraham (Ayub 1:4-5,13);
  5. (5) serbuan orang-orang Syeba (Ayub 1:15) dan orang Kasdim (Ayub 1:17) yang cocok dengan zaman Abraham;
  6. (6) sering kali (31 kali) penulis memakai nama yang dipakai para patriarkh bagi Allah, yaitu Shaddai (Yang Mahakuasa); dan
  7. (7) tidak ada petunjuk sama sekali kepada sejarah Israel atau hukum Musa sehingga memberi kesan tentang zaman pra-Musa (sebelum 1500 SM).

Ada tiga pandangan utama mengenai tanggal kitab ini ditulis. Kitab ini mungkin disusun

  1. (1) selama zaman para leluhur (sekitar 2000 SM) tidak lama sesudah semua peristiwa ini terjadi dan mungkin ditulis oleh Ayub sendiri;
  2. (2) selama zaman Salomo atau tidak lama sesudah itu (sekitar 950-900 SM), karena bentuk sastra dan gaya penulisannya mirip dengan kitab-kitab sastra hikmat masa itu; atau
  3. (3) selama masa pembuangan (sekitar 586-538 SM), ketika umat Allah sedang bergumul mencari arti teologis dari bencana mereka.

Penulis yang tidak dikenal, jikalau bukan Ayub sendiri, pastilah memiliki sumber-sumber lisan atau tertulis yang terinci dari zaman Ayub, yang dipakainya di bawah dorongan dan ilham ilahi untuk menulis kitab ini sebagaimana adanya sekarang. Beberapa bagian dari kitab ini pasti telah diberikan melalui penyataan langsung dari Allah (mis. Ayub 1:6--2:10).

Tujuan

Kitab Ayub menggumuli pertanyaan abadi, "Jikalau Allah itu adil dan penuh kasih, mengapa diizinkan-Nya orang yang sungguh-sungguh benar seperti Ayub (Ayub 1:1,18) menderita demikian hebat?" Ketika menggumuli soal ini, penulis mengemukakan kebenaran-kebenaran berikut.

  1. (1) Selaku musuh Allah, Iblis menerima izin untuk menguji kesejatian iman seorang benar dengan menyiksa dia; tetapi kasih karunia Allah menang atas penderitaan karena oleh iman Ayub tetap kokoh dan tidak goyah, bahkan ketika kelihatannya tidak ada keuntungan jasmaniah atau duniawi untuk terus mengabdi kepada Allah.
  2. (2) Allah digerakkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang terlalu luas sehingga tak dapat dipahami oleh pikiran manusia (Ayub 37:5); karena kita tidak melihat dengan kelapangan hati dan visi Yang Mahakuasa, maka kita memerlukan Allah menyatakan diri-Nya kepada kita.
  3. (3) Landasan iman yang sesungguhnya tidak terletak dalam berkat-berkat Allah, dalam situasi-situasi pribadi atau jawaban-jawaban yang cerdik pandai, tetapi dalam penyataan Allah sendiri.
  4. (4) Allah kadang-kadang mengizinkan Iblis menguji orang benar dengan kesengsaraan agar memurnikan iman dan kehidupan mereka, sebagaimana emas dimurnikan oleh api (Ayub 23:10; bd. 1Pet 1:6-7); ujian semacam itu mengakibatkan peningkatan integritas rohani dan kerendahan hati umat-Nya (Ayub 42:1-10).
  5. (5) Sekalipun cara-cara Allah menghadapi kita kadang-kadang tampak suram dan kejam (sebagaimana dikira oleh Ayub sendiri), akhirnya Allah tampak dalam belas kasihan dan kemurahan yang penuh. (Ayub 42:7-17; bd. Yak 5:11).

Survai

Terdapat lima bagian tertentu di dalam struktur kitab Ayub:

  1. (1) Prolog (pasal 1-2; Ayub 1:1--2:13) yang melukiskan musibah Ayub dan penyebabnya;
  2. (2) tiga rangkaian dialog di antara Ayub dan ketiga orang temannya, ketika mereka mencari jawaban-jawaban yang masuk akal untuk penderitaan Ayub (pasal 3-31; Ayub 3:1--31:40);
  3. (3) empat monolog oleh Elihu, seorang yang lebih muda daripada Ayub dan ketiga temannya, yang berisi sekilas pengertian mengenai makna (sekalipun belum mengenai penyebab) penderitaan Ayub (pasal 32-37; Ayub 32:1--37:24);
  4. (4) Allah sendiri, yang menegur ketidaktahuan dan keluhan Ayub serta mendengarkan tanggapan Ayub atas penyataan-Nya (pasal 38, 1-42, 6; Ayub 38:1-38; Ayub 1:1--42:17; Ayub 6:1-30);
  5. (5) epilog (Ayub 42:7-17) yang mencatat pemulihan Ayub. Kitab Ayub seluruhnya ditulis dalam bentuk syair, kecuali tiga bagian:
    1. (a) prolog,
    2. (b) Ayub 32:1-6, dan
    3. (c) epilog.

Dalam pasal 1 (Ayub 1:1-22) Ayub diperkenalkan sebagai seorang benar yang takut akan Allah (Ayub 1:1,8) dan terkaya dari semua orang di sebelah Timur (Ayub 1:3). Keadaan hidupnya mendadak berubah oleh serangkaian musibah besar yang memusnahkan harta milik, anak-anak, dan kesehatannya (Ayub 1:13-22; Ayub 2:7-10). Ayub bingung sama sekali, karena tidak menyadari bahwa dirinya terlibat dalam pertentangan di antara Allah dan Iblis (Ayub 1:6-12; Ayub 2:1-6). Ketiga teman Ayub -- Elifas, Bildad, dan Zofar -- datang untuk menghibur Ayub, tetapi akhirnya berdebat dengannya mengenai penyebab terjadinya penderitaan itu. Mereka bersikeras bahwa karena Allah itu adil, penderitaan Ayub pasti merupakan hukuman atas dosa-dosa tersembunyi dan satu-satunya jalan keluar baginya adalah bertobat. Ayub menolak jawaban mereka, menegaskan ketidakbersalahannya dan mengaku ketidakmampuannya untuk memahami (pasal 3-31; Ayub 3:1--31:40). Elihu mengemukakan sudut pandang yang lain, yaitu penderitaan Ayub menyangkut maksud penebusan Allah untuk lebih memurnikan Ayub (pasal 32-37; Ayub 32:1--37:24).

Pada akhirnya semua terdiam, termasuk Ayub, ketika Allah sendiri berbicara kepada Ayub mengenai hikmat dan kuasa-Nya selaku Pencipta. Ayub mengakui ketidaktahuan dan ketidakberartian dirinya dengan penuh penyesalan dan rendah hati (pasal 38-41; Ayub 38:1--41:25). Ketika Ayub bertobat dari berbantah dengan Yang Mahakuasa (Ayub 40:1-4,8; Ayub 42:5-6) dan berdoa bagi teman-temannya yang telah sangat melukai hatinya (Ayub 42:8,10), ia dibebaskan dari pencobaan berat itu dan dipulihkan dua kali lipat (Ayub 42:10); Ayub juga dibenarkan ketika Allah berkata bahwa Ayub telah "berkata benar tentang Aku" (Ayub 42:7). Kehidupan Ayub kemudian hari lebih diberkati daripada sebelum penderitaan itu (Ayub 42:12-17). Sekalipun Allah tidak pernah memberikan pemahaman filosofis kepada Ayub mengenai penyebab penderitaannya, pembaca memperoleh perspektif yang penting ini dari prolog.

Ciri-ciri Khas

Tujuh ciri utama menandai kitab ini.

  1. (1) Ayub, penduduk Arab utara, seorang bukan Israel yang benar dan takut akan Allah, mungkin telah hidup sebelum keluarga perjanjian Israel ada (Ayub 1:1).
  2. (2) Kitab ini menyajikan pembahasan terdalam yang pernah ditulis mengenai rahasia penderitaan. Sebagai puisi dramatik, drama dalam kitab ini berisi rasa kesedihan yang mengharukan dan dialog intelektual yang menggugah perasaan.
  3. (3) Kitab ini menyingkapkan suatu dinamika penting yang beroperasi dalam setiap ujian berat yang dialami orang saleh: sementara Iblis berusaha untuk menghancurkan iman orang saleh, Allah bekerja untuk membuktikan iman itu dan memperdalamnya. Keteguhan Ayub dalam iman yang sejati memungkinkan maksud Allah menang atas niat Iblis (bd. Yak 5:11).
  4. (4) Kitab ini memberikan sumbangan tak ternilai kepada seluruh penyataan alkitabiah tentang pokok-pokok penting seperti Allah, umat manusia, penciptaan, Iblis, dosa, kebenaran, penderitaan, keadilan, pertobatan, dan iman.
  5. (5) Sebagian besar kitab ini mencatat penilaian teologis yang salah tentang penderitaan Ayub oleh teman-temannya. Mungkin cara berpikir mereka yang salah diulang begitu sering dalam kitab ini karena mencerminkan kesalahan yang umum terdapat antara umat Allah dan yang harus diperbaiki.
  6. (6) Peranan Iblis sebagai "penuduh" orang benar ditunjukkan dengan lebih jelas dalam Ayub daripada di kitab PL lainnya. Dari 19 acuan kepada Iblis dalam PL, 14 kali di antaranya ada dalam kitab ini.
  7. (7) Secara dramatis kitab Ayub mempertunjukkan prinsip alkitabiah bahwa orang percaya diubah oleh penyataan dan bukan informasi (Ayub 42:5-6).

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Penebus yang diakui Ayub (Ayub 19:25-27), perantara yang didambakannya (Ayub 9:32-33), dan jawaban kepada semua pertanyaan dan keperluan yang mendalam, semuanya menemui penggenapannya di dalam Yesus Kristus. Yesus sepenuhnya manunggal dengan penderitaan manusia (bd. Ibr 4:15-16; Ibr 5:8) sebagai Penebus, perantara, hikmat, penyembuh, terang, dan hidup yang ditetapkan Allah. Roh nubuat mengenai kedatangan Kristus terungkap paling jelas dalam Ayub 19:25-27. Ayub dua kali disebutkan dalam PB:

  1. (1) sebagai sebuah kutipan (Ayub 5:13 dalam 1Kor 3:19), dan
  2. (2) sebagai acuan kepada ketabahan Ayub dalam penderitaan dan akibat yang penuh kemurahan dari tindakan Allah dalam hidupnya (Yak 5:11).

Kitab Ayub melukiskan dengan jelas kebenaran PB bahwa ketika orang percaya mengalami penganiayaan atau ujian penderitaan yang berat, mereka harus tetap teguh di dalam iman dan terus mempercayakan diri mereka kepada Dia yang menghakimi dengan adil, sama seperti yang dilakukan Yesus ketika Ia menderita (bd. 1Pet 2:23). Ayub 1:6--2:10 merupakan gambaran paling jelas mengenai musuh kita sebagaimana dinyatakan dalam 1Pet 5:8-9.

(0.08945598) (Ayb 2:3) (full: MENCELAKAKANNYA TANPA ALASAN. )

Nas : Ayub 2:3

Ayub, penderita yang tak bersalah, melambangkan Yesus Kristus dan semua orang percaya yang benar di bawah perjanjian baru.

  1. 1) Sebagai teladan orang benar yang menderita pada zaman PL, Ayub menjadi lambang Kristus -- Orang Benar yang sempurna -- yang menderita sekalipun Ia tidak bersalah

    (lihat art. KRISTUS DALAM PERJANJIAN LAMA).

    Kristus yang tidak berdosa menderita dalam tubuh-Nya semua dampak kejahatan dan "dipukul dan ditindas Allah" (Yes 53:4; bd. 1Pet 2:24; 4:1).
  2. 2) Lagi pula, Ayub menjadi teladan ketabahan yang sabar di tengah-tengah kesukaran, suatu hal yang dituntut dari anak Tuhan di dalam Kristus (Yak 5:11; bd. juga pasal Ibr 11:1-40 yang menyebut banyak pahlawan iman yang menderita dan mati tanpa menerima kelepasan). Sebagaimana Ayub menderita tanpa salah karena kesetiaannya kepada Allah dan kebenaran-Nya, demikian juga semua orang percaya yang setia sedikit banyak akan menderita. PB menyatakan bahwa "setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya" (2Tim 3:12) -- suatu penderitaan yang dianggap sebagai memasuki "persekutuan dalam penderitaan Kristus" (Fili 3:10; bd. Kol 1:24). Dengan demikian para penderita yang tidak bersalah menjadi sahabat Allah (bd. 1Pet 4:1; 5:10;

    lihat cat. --> 1Pet 2:21;

    lihat cat. --> 1Pet 4:13;

    [atau ref. 1Pet 2:21; 4:13]

    lihat art. PENDERITAAN ORANG BENAR).

(0.08945598) (Mzm 1:1) (full: )

Penulis : Daud dan orang lain

Tema : Doa dan Pujian

Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.

Latar Belakang

Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".

Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.

Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti

  1. (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
  2. (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
  3. (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
  4. (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
  5. (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").

Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).

Tujuan

Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.

  1. (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
    1. (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
    2. (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
  2. (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
  3. (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.

Survai

Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.

Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).

  1. (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
  2. (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
  3. (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
  4. (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
  5. (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
  6. (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
  7. (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
  8. (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
    1. (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
    2. (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
  9. (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
  10. (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
  11. (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
  12. (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
  13. (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.

Ciri-ciri Khas

Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.

  1. (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
  2. (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
  3. (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
  4. (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
  5. (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
  6. (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
  7. (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
  8. (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
    1. (a) panjangnya (176 ayat),
    2. (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
    3. (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
  9. (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada

  1. (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
  2. (2) kedua kedatangan-Nya;
  3. (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
  4. (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
  5. (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.


TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.11 detik
dipersembahkan oleh YLSA