(0.087131272727273) | (2Ptr 3:1) |
(sh: Pola hidup instant (Jumat, 20 Oktober 2000)) Pola hidup instantPola hidup instant. Banyak alasan mengapa manusia senang dengan kebiasaan instant. Misalnya, untuk mengatasi rasa lapar tidak perlu harus memasak terlebih dahulu, sebab restoran siap saji telah menyediakan berbagai makanan sesuai selera. Lalu untuk memenuhi keinginan seksual, tidak perlu harus menikah dulu, sebab kegiatan-kegiatan seksual di luar nikah sudah menjadi hal yang biasa, dan masih banyak contoh-contoh lain. Cepat, praktis, tidak buang-buang waktu, mendatangkan kepuasan dan kenikmatan. Itulah tanggapan masyarakat tentang gaya hidup instant. Bila dalam pemenuhan kebutuhan jasmani saja orang tidak sabar, apalagi menanti kepastian untuk kehidupan kekal? Bagi sebagian orang, menanti hanya akan membuat hilangnya kesabaran. Ini nampak dari respons yang diberikan terhadap ajaran tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua di zaman Petrus. Ada orang-orang yang meresponinya dengan sikap apatis, ragu-ragu, dan tidak percaya. Ada yang beranggapan bahwa kedatangan Tuhan itu hanya akan membatasi kemerdekaan dan kebebasan dirinya dengan aturan-aturan. Bahkan ada yang mengejek dengan mengisi penantian itu untuk pemuasan hawa nafsu. Namun, seperti yang Petrus katakan, bahwa keadaan seperti itulah yang terjadi. Keraguan terhadap janji-janji Allah muncul dari sikap tidak sabar yang berujung pada ketidakpercayaan manusia bahwa Allah akan menggenapi janji-Nya. Sama halnya ketika nabi-nabi Perjanjian Lama menubuatkan kedatangan Mesias, umat yang ada dalam masa itu tidak sempat melihat penggenapan janji Allah, tetapi umat yang hidup dalam Perjanjian Baru, mengalami penggenapan janji-Nya. Sekarang ini Kristen hidup di dua zaman. Pertama, zaman penggenapan janji Allah akan kedatangan Kristus sebagai Mesias yang menyelamatkan umat manusia dari dosa. Kedua, zaman penantian akan penggenapan janji Allah tentang kedatangan Yesus yang kedua untuk menghakimi dan meminta pertanggung jawaban kita. Hal yang paling mungkin dilakukan Kristen pada masa penantian ini adalah sabar, tetap berada di jalan aturan Allah, dan berpegang teguh pada janji-janji-Nya. Renungkan: Manusia tidak berhak menuntut Allah memenuhi janji-Nya menurut kehendak manusia dan tidak berhak menuntut Allah bergaya hidup instant. |
(0.087131272727273) | (1Yoh 3:11) |
(sh: Dibenci namun mengasihi (Jumat, 8 Desember 2000)) Dibenci namun mengasihiDibenci namun mengasihi. Seorang kakak yang menyayangi adiknya akan berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan jiwa adiknya yang juga menyayanginya, sekalipun harus mengorbankan jiwanya sendiri. Seorang kakak yang telah mengenal Kristus selalu ditentang adiknya yang belum percaya Kristus, tetap membuat sang kakak menyatakan kasih Kristus demi keselamatan jiwa adiknya di dalam Kristus. Inilah perbedaannya, kasih anak-anak Allah adalah kasih yang terpancar karena bersumber kasih sejati Yesus Kristus. Seorang yang tetap di dalam maut dan tetap menolak Kristus tidak mungkin memiliki kasih sejati, karena ia belum pernah menyadari, menghayati, dan mengalami kasih Kristus. Ia hanya mengasihi selama orang tersebut mengasihinya atau mau mengikuti kehendaknya. Kasihnya hanya merupakan respons dari kebaikan, perhatian, kemurahan, dan kasih orang lain. Sebaliknya, anak-anak Allah memiliki kasih proaktif, senantiasa memancarkan kasih kepada siapa saja, baik kepada yang akan memberikan respons kasih maupun kepada yang akan memberikan respons kebencian. Baginya objek kasih tidak menentukan apakah dia bisa mengasihi atau tidak, tetapi Subjek yang ada di dalam dirinya, yakni Yesus Kristus. Itulah sebabnya kasih Kristus yang menjadi `motivator' dalam dirinya untuk terus memancarkan kasih kepada siapa saja, termasuk kepada orang-orang yang membenci kita karena belum mengenal Kristus. Seperti Kristus, kita pun dibenci dunia. Namun karena kasih-Nya, Ia mati bagi dunia, bagi kita yang berdosa. Ia pantas membenci kita karena kita memusuhi-Nya, namun justru Ia mengasihi dan menyelamatkan kita dari dosa. Meneladani Kristus, kita harus mengasihi sesama, mulai dari saudara. Artinya, kita siap dihina, ditolak, dihindari, diasingkan, dianiaya, dll, asalkan mereka percaya kepada Kristus. Tidak cukup dengan perkataan, tetapi wujudkan kasih melalui tindakan nyata dalam kebenaran, sehingga mereka melihat bukti kasih kita secara konkrit. Dengan demikian kita berani tampil di hadapan Allah sebagai pelaku perintah-Nya karena kita hidup dalam kebenaran-Nya. Renungkan: Tidak mudah mengasihi orang yang membenci dan menolak kita, namun itulah panggilan kita sebagai Kristen di tengah dunia: melaksanakan perintah-Nya, yakni mengasihi saudara sekalipun ia tak akan memberikan respons kasih. Bersediakah Anda? |
(0.087131272727273) | (Why 18:1) |
(sh: Satu jam saja! (Kamis, 14 November 2002)) Satu jam saja!
Satu jam saja! Ada sebuah peringatan sekaligus janji di sini. Kristen yang sezaman dengan Yohanes (juga kita) diperingatkan untuk tidak ikut mengambil bagian dalam dosa dan kekejian zaman dalam mana ia hidup (ayat 4). Ikut berdosa hanya berarti penghukuman- penghancuran, dan dukacita. Janji Allah bagi mereka yang setia dan tidak mengambil bagian adalah bahwa mereka akan berbahagia ketika Allah menunjukkan kepenuhan kekuasaan dan keadilan-Nya.
Renungkan: |
(0.087131272727273) | (Why 19:6) |
(sh: Dialah Sang Raja! (Sabtu, 16 November 2002)) Dialah Sang Raja!
Dialah Sang Raja! Ayat 11-16 merupakan pengantar dari penglihatan tentang Penunggang Kuda (ayat 19) yang berperang melawan para raja di bumi, dan dan menunjukkan Kristus sebagai Sang Penunggang Kuda. Nama-Nya adalah "Firman Allah"(ayat 13) dan "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan" (ayat 16). Tidak hanya dalam nama, Ia juga memimpin pasukan surgawi (ayat 14). Disamping itu, Ia juga menggenapi nubuat-nubuat PL tentang sang Mesias (lih. mis. cat. kaki pada Alkitab Anda utk. ayat 11, dan 15) yang akan mengalahkan bangsa-bangsa, menghancurkan musuh-musuh Allah dan mendatangkan penghukuman atas mereka.
Renungkan: |
(0.072609386363636) | (2Sam 11:2) |
(full: TAMPAK KEPADANYA ... SEORANG PEREMPUAN.
) Nas : 2Sam 11:2 Pasal 2Sam 11:1-24:25 mencatat kegagalan rohani yang serius dari Daud dan hukuman Allah atasnya untuk seumur hidupnya.
|
(0.072609386363636) | (Mat 7:21) |
(full: MELAKUKAN KEHENDAK BAPA-KU.
) Nas : Mat 7:21 Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa melaksanakan kehendak Bapa-Nya yang di sorga merupakan suatu syarat untuk memasuki Kerajaan Sorga (bd. ayat Mat 7:22-27; 19:16-26; 25:31-46). Sekalipun demikian, ini tidak berarti bahwa kita dapat memperoleh keselamatan dengan usaha kita sendiri. Hal ini benar karena berbagai alasan yang berikut:
|
(0.072609386363636) | (1Kor 14:2) |
(full: BERKATA-KATA DENGAN BAHASA ROH.
) Nas : 1Kor 14:2 Jemaat Korintus telah melebih-lebihkan kepentingan karunia bahasa roh dalam ibadah umum (lihat art. KARUNIA-KARUNIA ROHANI ORANG PERCAYA) sehingga mereka mementingkannya lebih dari karunia yang lain. Apa lagi, mereka menjalankannya tanpa penafsiran. Paulus berusaha membenahi penyalahgunaan ini dengan jalan menunjukkan bahwa bahasa roh tanpa penafsiran sama sekali tidak menguntungkan dalam ibadah umum. Garis besar pasal ini adalah sebagai berikut:
|
(0.058087513636364) | (2Raj 25:22) |
(sh: Penghukuman dan kasih berjalan beriringan (Sabtu, 22 Juli 2000)) Penghukuman dan kasih berjalan beriringanPenghukuman dan kasih berjalan beriringan. Seorang anak berusia hampir 4 tahun bersikeras tidak mau membereskan mainannya. Maka dengan terpaksa sang ayah memukul bagian pantatnya. Tiga kali pukulan membuat sang anak menangis namun akhirnya membereskan mainannya. Melihat sang anak menangis dan kesakitan, sang ayah menjadi iba. Anak itu dipeluk dan digendongnya. Untuk menghibur sang anak, sang ayah segera mengajaknya pergi ke warung dekat rumah untuk membeli permen kesukaan sang anak. Anak itu masih harus menanggung akibat hukuman karena pantatnya masih sakit, namun ia sekaligus mendapatkan kasih ayahnya yang begitu besar. Meskipun tidak persis sama, cerita di atas dapat dikatakan sebagai versi lain dari babak akhir kisah kerajaan Yehuda. Yehuda yang sudah hancur lebur masih mendapat perhatian dari raja Babel. Raja Babel mengangkat seseorang menjadi pemimpin bagi mereka yaitu Gedalya. Sebab ia adalah seorang yang tepat untuk jabatan itu. Nabi Yeremia mencatat bahwa Gedalya adalah seorang pribadi yang sangat mengagumkan meskipun naif (Yer. 40). Latar belakangnya juga mengesankan karena ia adalah cucu dari salah seorang penasihat Yosia sang pembaharu (22:3). Karena reputasinya itulah, para gerombolan pemberontak yang masih berkeliaran mau tunduk secara suka rela kepadanya dan meletakkan senjata mereka untuk kembali bekerja menggarap tanah. Tetapi kasih Allah yang dinyatakan melalui raja Babel itu dihalangi oleh segelintir orang yang tidak bertanggung jawab (26). Namun kasih Allah tidak dapat dihalangi oleh siapapun. Jika kasih kepada Yehuda yang dinyatakan di wilayah Yehuda sendiri mendapatkan halangan yang cukup berarti. Maka lazimnya kasih itu tidak akan pernah dapat dinyatakan di wilayah Babel, musuh Yehuda, apalagi di istana raja Babel. Namun kenyataannya lain bukan (27-30)? Mengapa? Itu semua memperlihatkan bahwa kedaulatan Allah tidak hanya berlaku atas penghukuman yang dijatuhkan bagi Yehuda lewat tangan Babel, namun juga berlaku atas kasih-Nya yang dicurahkan kepada umat pilihan-Nya. Renungkan: Kasih dan penghukuman-Nya berjalan beriringan ditopang oleh kedaulatan-Nya. Ini adalah berita kesukaan karena ini semua bukan teori tapi dapat menjadi kenyataan, karena jika seorang ayah mampu melakukan itu, tentu saja Allah jauh lebih mampu. **Pengantar Amsal 10-20** Amsal berbentuk tulisan-tulisan yang ringkas, sangat praktis, dan dapat dibaca dengan 2 cara. Pertama, membaca beberapa ayat sekaligus untuk mendapatkan beberapa topik pengajaran. Kedua, memfokuskan beberapa topik yang sama dan serupa untuk mendapatkan pengajaran tentang satu topik yang mendalam dan luas cakupan. Uraian Amsal dalam edisi ini didasarkan pada cara membaca yang kedua. Tema-tema Amsal 10-20 Ada 2 tema dasar yang hampir selalu mewarnai kitab Amsal yaitu sebab-akibat (retribusi) dan 2 jalan (orang benar dan orang fasik). Selain itu Amsal 10-20 juga mempunyai 2 tema utama praktis yang sangat penting dan relevan bagi kehidupan di zaman modern ini yaitu: Disiplin. Orang bijak akan menerima disiplin baik dalam bentuk hardikan maupun pukulan (13:1; 20:30) sebagai sesuatu yang sangat berharga. Penerimaan atau penolakan disiplin menentukan keberhasilan hidup seseorang (15:10; 19:25; 10:17). Keluarga. Amsal seringkali berbicara tentang hubungan antar manusia di dalam sebuah keluarga. Isinya antara lain berupa peringatan tentang perangkap sebuah keluarga adalah istri yang suka bertengkar (19:13). Seorang perempuan bijak akan menjamin kesuksesan sebuah keluarga, namun perempuan yang bodoh menyebabkan kehancuran (14:1). Istri yang bijak merupakan tanda bahwa seseorang dikenan dan dianugerahi oleh Allah (18:22; 19:14). Hubungan orang-tua dan anak merupakan salah satu hal yang terbaik dalam hidup (17:6). Beberapa amsal menyatakan bahwa ketidaktaatan kepada orang-tua merupakan kesalahan yang serius dan akan berakibat fatal (20:20; 17:2). Konsekuensi juga akan jatuh atas orang tuanya jika anak-anaknya jahat (17:21,25; 19:26). Kegagalan mendidik anak menunjukkan kasih orang-tua yang kurang (13:24). Orang-tua yang hidup benar memberikan jaminan bagi anak-anaknya untuk menerima warisan yang baik (13:22). Orang-tua yang mendisiplin anaknya sejak muda, akan menjamin kebahagian orang-tua di masa mendatang (19:18). Penulis dan waktu penulisan. Ditulis oleh raja Salomo yang memerintah dari 970-930 sM. Beberapa amsal merupakan koleksi Salomo. Beberapa yang lain ditambahkan oleh orang lain (22:17). Hampir dapat dipastikan bahwa penyusunan koleksi amsal ini selesai pada zaman raja Hizkia (715-686 sM). |