Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 73 ayat untuk (68-28) Itu AND book:50 [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.94684615044248) (Flp 2:1) (sh: Murid Kristus mengutamakan orang lain. (Selasa, 27 Oktober 1998))
Murid Kristus mengutamakan orang lain.

Murid Kristus mengutamakan orang lain.
Orang Kristen hendaknya mengutamakan orang lain, sehati, sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan (ayat 1-4). Paulus ingin orang percaya di Filipi berbeda dari orang yang tidak percaya, yang hanya mementingkan diri sendiri. Di dalam Kristus, egoisme, individualisme tidak mendapat tempat. Sebaliknya di dalam Kristus orang akan rela untuk saling menasehati, menghiburkan, bersekutu dalam Roh, mengobarkan kasih mesra dan belas kasihan.

Hidup Yesus memberdayakan jemaat. Jemaat ada, Kristen beroleh iman dan jatidirinya disebabkan oleh langkah-langkah ketaatan Yesus Kristus seperti yang nyata di dalam inkarnasi, kematian dan kebangkitan-Nya. Pengosongan diri Kristus itu telah memungkinkan terwujudnya keselamatan (ayat 5-10). Pengosongan diri Kristus itu hendaknya kini memberdayakan semua Kristen untuk memiliki prinsip hidup yang sama secara nyata. Hidup Kristus itu berkuasa untuk mengubah kita yang beriman kepada-Nya untuk menolak pementingan diri sendiri, demi untuk menyukakan hati Allah.

Renungkan: Semangat Kristus adalah melayani, bukan dilayani. Adakah semangat demikian dalam hidup kita?

(0.94684615044248) (Flp 2:19) (sh: Memberi yang terbaik. (Kamis, 29 Oktober 1998))
Memberi yang terbaik.

Memberi yang terbaik.
Dalam ps. Itu+AND+book%3A50&tab=notes" ver="">2:1-11, Paulus mengajar jemaat untuk hidup memperhatikan orang lain. Kini ia sendiri menerapkan nasehatnya itu dengan mengirimkan Timotius dan Epafroditus, orang kuncinya yang terbaik (ayat Itu+AND+book%3A50&tab=notes" ver="">19, 25). Padahal dalam keadaan terpenjara, Paulus pastilah memerlukan penyertaan kedua pembantu terpercayanya itu. Paulus bukan hanya mengajar suatu kebenaran, tetapi ia sendiri menerapkannya. Epafroditus pun adalah utusan kasih jemaat Filipi untuk melayani Paulus. Itulah ciri-ciri jemaat hasil pelayanan orang yang sungguh menghayati ajarannya.

Hasil pemuridan. Timotius dan Epafroditus adalah dua pelayan Tuhan yang memiliki kualitas sangat mirip dengan kualitas diri dan pelayanan Paulus. Mereka sedia menderita, memberi perhatian besar kepada kesejahteraan dan kemajuan iman jemaat, tidak mementingkan diri sendiri. Gereja masa kini sangat memerlukan kualitas aktivis semacam mereka. Bagaimana mungkin kita memiliki pekerja gereja macam itu, bila tidak ada hamba Tuhan yang sedia memberikan waktu untuk membina?

Renungkan: Apakah Anda mempunyai beban doa, beban pelayanan kepada orang lain?

(0.94684615044248) (Flp 3:1) (sh: Musuh Injil. (Jumat, 30 Oktober 1998))
Musuh Injil.

Musuh Injil.
Sebagai orang Ibrani sejati, Paulus sangat mengutamakan moralitas dan keagamaan. Akibatnya ia malah menjadi musuh Kristus, musuh Injil (ayat 4-6). Semua yang diunggulkannya itu ternyata sia-sia, karena tidak mampu membuat Allah memperhitungkannya benar. Tak seorang pun benar karena usahanya sendiri. Itu sebabnya kepada mereka yang datang mengabarkan "injil" sunat (ayat Itu+AND+book%3A50&tab=notes" ver="">1b-3), Paulus menegur keras. Pengenalan akan Kristus Yesus membuat semua hal-hal lahiriah yang diandalkannya dulu seumpama sampah (ayat 8).

Dulu, kini, kelak. Tiap orang memiliki tiga aspek waktu perjalanan hidup: dulu, kini, kelak. Seperti Paulus, mari kita tinggalkan yang di belakang! Serahkanlah kebaikan maupun kejahatan itu kepada Yesus Kristus yang menyelamatkan! Marilah kita mengejar harta sorgawi yang Tuhan peruntukkan menjadi masa depan kekal kita (ayat 12-16). Mari kita jalani masa kini kita dengan kerinduan untuk mengenal Kristus, mengalami penuh kematian dan kuasa kebangkitan Kristus (ayat 10-11). Dengan kata lain, marilah kita jalani hidup yang sepenuhnya bersumber dan bergantung pada hidup dan karya penyelamatan Yesus Kristus.

(0.94406026548673) (Flp 1:6) (sh: Di hatiku ada kamu (Jumat, 21 Mei 2004))
Di hatiku ada kamu

Di hatiku ada kamu. Kadar persekutuan di sebagian besar gereja masa kini sering terasa dangkal. Hanya sedikit warga gereja yang berbakti bersama, saling kenal atau bersahabat mendalam. Lebih sedikit lagi yang memiliki kasih menyala-nyala untuk saling melayani, mendoakan, mendukung pemimpinnya dengan doa dan tenaga. Ini beda sekali dari kondisi gereja di Filipi dan hubungan Paulus dengan para warga gereja ini. Apakah kondisi mereka terlalu ideal atau suatu realitas yang menantang kita untuk berubah?

Hubungan mesra Paulus dan gereja di Filipi terjadi karena Yesus Kristus. Yesus Kristus bukan saja menjadikan mereka bagian dari keluarga Allah atas dasar karya penyelamatan-Nya (ayat 6), tetapi juga membuat mereka menjadi rekan sepelayanan (ayat 7). Persekutuan mesra itu terjadi bukan karena dasar-dasar persamaan yang manusiawi sifatnya tetapi semata adalah akibat dari keberadaan mereka yang telah menjadi satu dengan dan di dalam Kristus. Persatuan rohani ini tidak diterima begitu saja baik oleh Paulus maupun oleh warga gereja di Filipi. Mereka secara aktif memupuk sikap dan melakukan tindakan-tindakan yang membuat kenyataan rohani indah itu bukan sekadar impian kosong tetapi terwujud nyata.

Pertama, dari pihak Paulus terpancar kuat kehangatan kasih kepada orang percaya yang ia layani itu (ayat 7). "Kamu ada di dalam hatiku," betapa mesra perasaan Paulus terhadap mereka sebab mereka semua adalah sesama penerima kasih karunia Allah (ayat Itu+AND+book%3A50&tab=notes" ver="">7b). Jarak dan penjara tidak dapat merenggangkan hubungan yang dibakar oleh rindu yang dalam (ayat 8). Kedua, di pihak warga gereja pun tumbuh kasih mesra dan keikutsertaan melayani yang setimpal. Mereka tidak saja menikmati pelayanan Paulus tetapi bersukacita terlibat mendukung Paulus dalam suka-duka pelayanannya demi Injil.

Tekadku: Melawan arus pendangkalan hubungan yang melanda dunia ini dengan aktif mendoakan dan membuka diri bagi sesama saudaraku seiman.

(0.94406026548673) (Flp 4:14) (sh: Menjadi pemberi-pemberi bagi Allah (Kamis, 3 Juni 2004))
Menjadi pemberi-pemberi bagi Allah

Menjadi pemberi-pemberi bagi Allah. Bagian terakhir surat ini mencatat sukacita Paulus karena jemaat di Filipi boleh berbagi dalam pelayanan Paulus termasuk dengan harta milik mereka. Paulus mengangkat hal ini bukan dengan motivasi agar dia sebagai hamba Tuhan boleh menerima lebih banyak dan lebih banyak lagi. Dia bukan seorang hamba Tuhan yang mempersoalkan fasilitas hidup atau lebih parah lagi serakah dan tamak, melainkan telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (ayat 11). Paulus pernah hidup dalam kekurangan maupun kelimpahan, dan segala perkara itu ditanggungnya di dalam Dia (ayat 12). Hidupnya tidak digoncangkan oleh keadaan miskin atau kaya, dia telah belajar untuk sepenuhnya bergantung pada Tuhan yang sanggup memberi kekuatan kepadanya.

Dengan kemurnian motivasi seperti itu Paulus dapat mendorong jemaat untuk terus memberi persembahan. Paulus mendidik jemaat untuk terlibat dan berbagi dalam pekerjaan Tuhan. Memberi bagi pekerjaan Tuhan sungguh adalah suatu hak istimewa yang tidak diberikan Tuhan kepada setiap orang. Tuhan tidak membutuhkan apa-apa dari kita sebab segala sesuatu adalah milik-Nya. Kesempatan memberi adalah kebahagiaan dan kemuliaan yang diberikan Tuhan kepada mereka yang dilibatkan-Nya.

Sekali lagi, bagi Paulus yang utama bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya. Harta dunia suatu saat akan lenyap dan musnah, namun mereka yang dengan bijaksana menggunakannya untuk pekerjaan Tuhan telah mengubahnya menjadi simpanan yang bertahan sampai kepada kekekalan. Mari kita belajar berkorban bukan hanya waktu, tenaga, kepandaian kita, melainkan juga harta kita, uang kita untuk menjadi berkat bagi orang lain. Kita juga akan menikmati buah-buahnya.

Renungkan: Allah akan memenuhi segala kebutuhan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya, agar kita dapat menjadi pemberi-pemberi bagi Allah.

(0.94386017699115) (Flp 1:1) (ende)

SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT PILIPI

KATA PENGANTAR

Pilipi, sebuah kota dagang di Masedonia, oleh Kaisar Agustus dalam tahun 4-2 seb. Kr. didjadikan suatu kolonisasi Romawi bagi bekas pradjurit jang berdjasa, dan 10 tahun kemudian diangkat mendjadi kota otonom, artinja langsung dibawah kuasa Kaisar.

Dizaman Paulus penduduk sebagian besar terdiri dari keluarga-keluarga bekas pradjurit Romawi, jang lain orang Masedonia asli dan Junani. Golongan Jahudi rupanja sangat ketjil, sebab tidak mempunjai sinagoge. Paulus tiba disitu pada perdjalanannja jang kedua dalam tahun 50 atau 51. Tentang kedatangan, pekerdjaan dan nasibnja disitu batjalah Kis. Ras. 16:1-40. Meskipun Paulus tidak lama tinggal disitu (Kis. Ras. 16:12), namun ia berhasil meletakkan dasar jang kukuh untuk umat disitu. Dari 16:40, dimana "kami" tiba-tiba diganti dengan "mereka" dan hal jang sama dalam 20:6, agak terang bahwa Lukas tinggal di Pilipi, dan tentu untuk melandjutkan pekerdjaan Paulus.

Paulus mengundjungi umat itu lagi sekurang-kurangnja dua kali, jaitu pada achir perdjalanannja jang ketiga. Lih. II Kor. 2:13 dan 7:5-7 lagi Kis. Ras. 20:1-6.

Sebagaimana njata dari isi dan suasana. surat hubungan Paulus dengan umat Pilipi sangat erat dan mesra. Buktinja pula, bahwa umat ini satu-satunja jang memberi (mengirim) sokongan kepada Paulus, dan Paulus menerimanja, walaupun itu berlawanan dengan pendiriannja jang umum, jang kita kenal dari I Kor. 9:1-23 dan II Kor. 11:7-12, dimana ia djuga menjatakan sebab-sebabnja. Tentu mengenai umat Pilipi ia tidak mengehawatirkan akibat-akibat jang mungkin merugikan kewibawaan dan pengaruh kerasulannja. Alasan untuk menulis surat ini adalah penerimaan sokongan pula. Umat telah mengutus seorang bernama Apofroditus untuk mengantarkan sedjumlah uang agak besar baginja dalam pendjara. Apofroditus tinggal beberapa lama, tentu untuk membantu Paulus, tetapi ia djatuh sakit sampai hampir meninggal. la sembuh kembali, tetapi kabar tentang sakitnja telah sampai di Pilipi dan sangat menggelisahkan umat. Mendengar itu ia ingin pulang selekas mungkin.

Kesempatan perginja Apofroditus digunakan Paulus untuk menulis surat ini. Memang untuk menjatakan perasaan terima kasih kepada umat jang baik hati terhadapnja itu. Tetapi bertentangan sekali dengan djiwa Paulus, mendjadikan kepentingan-kepentingan dirinja sendiri dari pusat minatnja. Ia memandang sokongan umat itu semata-mata sebagai suatu persembahan kepada Allah guna pemakluman Indjil.

Memang surat ini sangat bertjorak pribadi, sebagai suatu pertjakapan dari hati kehati, tetapi Paulus bukan lagi Rasul Paulus, kalau ia tidak mengisinja dengan djiwa Indjil sepenuh-penuhnja, dan memberi adjaran-adjaran jang penting. Dan itu dibuatnja sampai surat inipun bernilai tinggi sekali untuk seluruh Geredja pada segala abad, bagi kita pribadi djuga.

la tidak memberi uraian-uraian tentang isi dan pengertian suatu adjaran pokok. Adjaran-adjaran jang diberikannja melulu mengenai praktek hidup.

Pengadjaran jang agak luas, ialah peringatan dan dorongan, supaja umat tetap bersatu dalam tjinta-kasih berdasarkan roh dan sikap kerendahan hati. Itu chususnja dalam Itu+AND+book%3A50&tab=notes" ver="ende">1:27--2:11. Ditengah pengadjaran itu, sebagai pusatnja, terdapat madah-pudjian jang indah sekali, atas tjinta Kristus kepada kita, jang karena tjintanja itu merendahkan dirinja sampai mati disalib (Itu+AND+book%3A50&tab=notes" ver="ende">2:6-11). Patutlah madah ini tetap berkumandang dalam telinga kita, mendjadi pendorong untuk membalas tjinta itu, chususnja dengan meneladan tjontoh Jesus itu dengan tjinta kasih jang rela berkurban terhadap sesama kita.

Satu peringatan jang luas pula meliputi seluruh bab 5. Isi dan maksudnja supaja umat waspada terhadap andjuran-andjuran palsu jang mungkin sampai keumat Pilipi djuga.

(0.94386017699115) (Flp 3:2) (ende: Andjing-andjing)

"andjing" adalah suatu kata penghinaan paling besar dari orang Jahudi terhadap orang-orang "kafir". Andjing dipandang orang Jahudi binatang jang paling nadjis. Paulus tentu sadja hendak mengesankan bahwa pengandjur-pengandjur palsu bangsa Jahudi itu, sama nadjisnja dengan orang "kafir". Pekerdja-pekerdja djahat", jaitu jang berkedok mengadjarkan Indjil murni tetapi sebenarnja penipu belaka. Dalam Gal 2:4 mereka dinamakan "saudara-saudara palsu".

(0.94386017699115) (Flp 3:3) (ende: Menurut Roh Allah)

jaitu tidak menurut adat-istiadat Jahudi, jang dewasa itu terlalu bersifat pengamalan lahiriah.

(0.94386017699115) (Flp 1:10) (full: SUCI DAN TAK BERCACAT. )

Nas : Fili 1:10

"Suci" berarti "tanpa campuran dosa"; "tak bercacat" berarti "tidak menyakiti hati" Allah atau orang lain. Kesucian seperti itu hendaknya menjadi tujuan utama semua orang percaya karena mengingat bahwa kedatangan Kristus kembali sudah dekat. Hanya dengan kasih berlimpah-limpah yang dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus (Rom 5:5; bd. Tit 3:5-6) dan komitmen penuh kepada Firman Allah kita akan menjadi "suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus."

(0.94386017699115) (Flp 1:21) (full: MATI ADALAH KEUNTUNGAN. )

Nas : Fili 1:21

Orang percaya yang sejati, yang hidup di tengah-tengah kehendak Allah, tidak perlu takut terhadap kematian. Mereka mengetahui bahwa Allah mempunyai maksud untuk kehidupan mereka dan bahwa kematian, bila itu datang, hanya merupakan akhir tugas mereka di dunia dan awal kehidupan yang lebih indah bersama Kristus (ayat Fili 1:20-25;

lihat cat. --> Rom 8:28;

[atau ref. Rom 8:28]

lihat art. KEMATIAN).

(0.94386017699115) (Flp 2:21) (full: SEBAB SEMUANYA MENCARI KEPENTINGANNYA SENDIRI. )

Nas : Fili 2:21

Ada pendeta yang berkhotbah, mengajar, menggembalakan gereja atau mengarang, bukan karena sungguh-sungguh memperhatikan kemajuan Injil, tetapi karena kepentingan, kemuliaan, martabat, dan ambisi yang mementingkan diri sendiri. Mereka tidak berusaha menyenangkan hati Tuhan Yesus, tetapi malah berusaha untuk menyenangkan hati manusia dan agar disenangi oleh mereka (ayat Fili 2:20-21; 1:15; 2Tim 4:10,16). Pendeta-pendeta seperti itu bukanlah hamba Tuhan yang sejati.

(0.9427564159292) (Flp 1:9) (full: KASIHMU MAKIN MELIMPAH DALAM PENGETAHUAN. )

Nas : Fili 1:9

Apabila kasih hendak menjadi kasih kristiani, maka itu harus didasarkan pada penyataan dan pengetahuan alkitabiah.

  1. 1) Di PB "pengetahuan" (Yun. _epignosis_) bukan sekadar pengetahuan dalam benak kita, melainkan suatu pengetahuan rohani di dalam hati. Pengetahuan itu menunjuk kepada penyataan Allah yang diketahui berdasarkan pengalaman praktis dan lebih banyak meliputi hubungan pribadi dengan Allah daripada secara intelektual mengetahui fakta-fakta mengenai Allah (ayat Fili 1:10-11; Ef 3:16-19;

    lihat art. PENDALAMAN ALKITAB BAGI ORANG KRISTEN).

  2. 2) Jadi, untuk mengetahui Firman Allah (bd. Rom 7:1) atau mengetahui kehendak Allah (Kis 22:14; Rom 2:18) diperlukan pengetahuan yang diungkapkan dalam persekutuan, ketaatan, kehidupan, dan hubungan yang dekat dengan Allah (Yoh 17:3; 1Yoh 4:8). Sasaran dari mengetahui kebenaran teologis (1Tim 6:3; Tit 1:9;

    lihat cat. --> Gal 1:9)

    [atau ref. Gal 1:9]

    ialah kasih akan Allah dan kebebasan dari dosa (Rom 6:6;

    lihat art. PENDALAMAN ALKITAB BAGI ORANG KRISTEN).

    "Dalam segala macam pengertian" (versi Inggris NIV -- "Pengertian yang mendalam") berarti bahwa orang percaya, melalui kasih dan pengetahuan, memahami mana yang baik dan yang jahat.
(0.9427564159292) (Flp 2:17) (full: DICURAHKAN PADA KORBAN. )

Nas : Fili 2:17

Kasih dan kepeduliaan Paulus terhadap jemaat Filipi sedemikian rupa sehingga ia bersedia untuk memberikan nyawanya karena mereka sebagai suatu kurban kepada Allah.

  1. 1) Paulus tidak akan menyesal, melainkan akan bersukacita menjadi kurban, apabila hal itu akan memperdalam iman dan kasih mereka kepada Kristus (bd. 2Tim 4:6).
  2. 2) Kalau Paulus mempunyai kasih yang rela berkorban seperti terhadap anak-anak rohaninya, betapa besarnya pengorbanan dan penderitaan yang seharusnya kita bersedia alami demi iman anak-anak kita sendiri? Kalau perlu bagi kita untuk mencurahkan nyawa dan bahkan darah kita sebagai satu kurban kepada Tuhan agar anak-anak kita dapat berkembang dengan sebaik-baiknya di dalam Tuhan, maka kita harus siap sedia untuk mempersembahkan kurban seperti itu

    (lihat art. ORANG-TUA DAN ANAK-ANAK,

    yang menguraikan lima belas langkah yang harus diambil para orang-tua untuk memimpin anak mereka kepada kehidupan yang saleh).
(0.9427564159292) (Flp 2:7) (jerusalem: mengosongkan diriNya) Ini tidak mengenai inkarnasi sendiri, melainkan caranya inkarnasi terwujud. Apa yang dengan rela ditinggalkan Kristus dengan menjadi manusia bukanlah hakikat ilahiNya, melainkan kemuliaan yang merupakan hakNya dan dimilikiNya dalam kepra-adaanNya, bdk Yoh 17:5; pada diriNya kemuliaan ilahi itu juga memancar dari kemanusiaanNya (bdk Yesus yang dimuliakan di atas gunung, Mat 17:1-8 dsj). Kristus menanggalkan kemuliaan itu untuk hanya menerimanya dari Bapa, (bdk Yoh 8:50,54) sebagai ganjaran korbanNya, Fili 2:9-11
(0.9427564159292) (Flp 1:6) (sh: Yakin akan karya Kristus. (Sabtu, 24 Oktober 1998))
Yakin akan karya Kristus.

Yakin akan karya Kristus.
Apa yang membuat kita yakin bahwa orang yang menyambut Injil akan tetap setia? Keyakinan itu didapat Paulus bukan pada kualitas iman atau pengalaman rohani jemaat Filipi sendiri. Keyakinan bahwa iman Kristen kita akan bertekun sampai ke akhir terletak atas fakta bahwa Tuhan Yesus akan setia meneruskan penyelenggaraan keselamatan dari-Nya sampai akhir, yaitu sampai Ia datang kembali kelak (ayat 6). Keyakinan akan ketekunan Kristus itu jugalah yang membuat para pelayan Kristus dapat sepenuh tenaga memberikan pelayanan terbaiknya bagi jemaat Tuhan (ayat Itu+AND+book%3A50&tab=notes" ver="">7, 8).

Jemaat yang bertumbuh. Bila Kristus sungguh bekerja, tidak bisa tidak jemaat pun akan bertumbuh. Paulus menyebut beberapa hal yang akan tumbuh menyempurna dalam kehidupan jemaat di Filipi. Paulus berdoa agar mereka tumbuh dalam keterlibatan melayani, tumbuh dalam kasih, tumbuh dalam pengetahuan yang benar dan pengertian, sehingga sebagai jemaat yang dewasa mereka dapat memilih melakukan kebenaran (ayat 9-11). Pertumbuhan ternyata tidak bergantung pada keadaan sulit yang harus kita hadapi.

Doa: Ya, Allah, Raja dan Bapa kami, tuntun dan ajar kami melangkah dalam kesetiaan dan ketaatan Kristus.

(0.94064336283186) (Flp 1:6) (full: AKAN HAL INI AKU YAKIN SEPENUHNYA. )

Nas : Fili 1:6

Keyakinan Paulus akan jemaat Filipi itu tidak hanya didasarkan pada pekerjaan Allah yang baik di dalam diri mereka, tetapi juga pada semangat dan pengorbanan mereka demi iman (ayat Fili 1:5,7; 4:15-18). Kesetiaan Allah senantiasa tersedia bagi orang percaya yang setia, tetapi kesetiaan-Nya tak dapat berbuat apa-apa bagi mereka yang menolak kasih karunia-Nya

(lihat cat. --> Fili 2:13;

lihat cat. --> 2Tim 2:13).

[atau ref. Fili 2:13; 2Tim 2:13]

(0.94064336283186) (Flp 2:6) (full: WALAUPUN DALAM RUPA ALLAH. )

Nas : Fili 2:6

Pada hakikatnya Yesus Kristus selalu adalah Allah, setara dengan Bapa sebelum, selama, dan sesudah masa hidup-Nya di bumi (lih. Yoh 1:1; Yoh 8:58; 17:24; Kol 1:15-17;

lihat cat. --> Mr 1:11;

lihat cat. --> Yoh 20:28).

[atau ref. Mr 1:11; Yoh 20:28]

Bahwa Kristus "tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan" berarti bahwa Ia melepaskan segala hak istimewa dan kemuliaan-Nya di sorga agar kita di bumi ini dapat diselamatkan.

(0.94064336283186) (Flp 4:11) (full: AKU TELAH BELAJAR MENCUKUPKAN DIRI )

Nas : Fili 4:11

(versi Inggris NIV -- "Aku telah belajar untuk merasa puas"). Rahasia kepuasan hati ialah menyadari bahwa dalam keadaan yang sekarang ini Allah telah memberikan segala sesuatu yang kita perlukan untuk tetap berkemenangan di dalam Kristus (1Kor 15:57; 2Kor 2:14; 1Yoh 5:4). Kemampuan untuk hidup berkemenangan atas keadaan-keadaan yang berubah-ubah datang dari kuasa Kristus yang mengalir dalam dan melalui saudara (ayat Fili 4:13;

lihat cat. --> 1Tim 6:8).

[atau ref. 1Tim 6:8]

Akan tetapi, kemampuan ini tidak datang dengan sendirinya. Hal itu harus dipelajari melalui bersandar kepada Kristus.

(0.9404817699115) (Flp 1:4) (full: SUKACITA. )

Nas : Fili 1:4

Sukacita merupakan bagian yang integral dari keselamatan kita di dalam Kristus. Itu adalah kedamaian dan kesukaan dalam batin terhadap Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus, dan terhadap berkat yang mengalir dari hubungan kita dengan Mereka (bd. 2Kor 13:13). Ajaran Firman Allah tentang sukacita meliputi hal-hal berikut:

  1. 1) Sukacita itu berhubungan dengan keselamatan yang disediakan Allah di dalam Kristus (1Pet 1:3-6; bd. Mazm 5:12; 9:3; Yes 35:10) dan dengan Firman Allah (Yer 15:16; bd. Mazm 119:14).
  2. 2) Sukacita mengalir dari Allah sebagai satu aspek dari buah Roh (Mazm 16:11; Rom 15:13; Gal 5:22). Sukacita tidak datang dengan sendirinya, tetapi hanya dialami bila kita memelihara hubungan yang tetap dengan Kristus (Yoh 15:1-11). Sukacita kita menjadi lebih besar bila Roh Kudus membawa kesadaran yang mendalam akan kehadiran dan kedekatan Allah di dalam kehidupan kita (bd. Yoh 14:15-21;

    lihat cat. --> Yoh 16:14).

    [atau ref. Yoh 16:14]

    Yesus mengajar bahwa sukacita penuh tidak dapat dipisahkan dari perihal tinggal dalam Firman-Nya, mengasihi orang lain, menaati perintah-perintah-Nya (Yoh 15:7,10-11) dan dipisahkan dari dunia (Yoh 17:13-17).
  3. 3) Sukacita sebagai suatu kesukaan akan dekatnya Allah dan karunia-karunia penebusan-Nya tidak dapat dimusnahkan oleh rasa sakit, penderitaan, kelemahan, atau keadaan yang sulit (Mat 5:12; Kis 16:23-25; 2Kor 12:9).
(0.9404817699115) (Flp 1:18) (sh: Hidup menghasilkan buah (Senin, 24 Mei 2004))
Hidup menghasilkan buah

Hidup menghasilkan buah. Apa sebabnya Paulus dapat optimis bahkan bersukacita di tengah penderitaannya, khususnya pemenjaraan yang menimpa dirinya? Bukankah ada kemungkinan ia akan dieksekusi oleh karena imannya?

Paulus tidak menguatirkan mengenai keselamatannya. Dia percaya bahwa kesudahan semua penderitaan dan penjara itu adalah keselamatan dirinya. Entah keselamatan dalam arti ia dibebaskan dari pemenjaraan fisik maupun keselamatan surgawi (ayat 19). Dirinya adalah pemberian dan milik Kristus, untuk Dia saja -- hidup atau mati -- Paulus mengabdikan dirinya.

Yang Paulus kuatirkan ialah bagaimana hidupnya tetap dapat mempermuliakan Tuhan baik ketika ia ada di dalam penjara, maupun pada masa mendatang entah dalam keadaan apapun dia, bahkan sampai pada saat kematiannya (ayat 20). Bagi Paulus persoalannya bukan mati atau hidup, asalkan kedua-duanya memuliakan Tuhan. Di satu sisi memang kematian akan menyelesaikan perkara penderitaan dan kesusahan di dunia ini. Kematian berarti permulaan dari menikmati secara penuh persekutuan keselamatan yang telah Kristus kerjakan (ayat 23). Namun, di sisi lainnya Paulus melihat kebutuhan dan sekaligus panggilan Tuhan untuk tetap berkarya di dalam dunia ini. Paulus melihat kebutuhan konkret jemaat Filipi dan pelayanan mereka. Oleh sebab itu Paulus memutuskan untuk taat pada kehendak Allah yaitu tinggal di dalam dunia ini untuk hidup menghasilkan buah (ayat Itu+AND+book%3A50&tab=notes" ver="">22, 24-25).

Kematian bukan pelarian bagi Paulus. Selama ia hidup, ia harus memberi buah: menjadi berkat bagi orang-orang yang kepadanya Tuhan pertemukan. Kalau tiba waktunya kematian menjemput, Paulus tahu ia akan ke sorga mulia. Namun, sekarang selagi ia hidup berarti bekerja dan melayani Tuhan.

Doa: Tuhan, kiranya kesukaanku yang terdalam ialah bahwa entah aku masih lama hidup atau segera akan mati, aku menyenangkan-Mu



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA