(0.35) | (1Sam 27:1) |
(sh: Usaha Manusia (Minggu, 08 Februari 1998)) Usaha ManusiaDaud manusia biasa yang bisa jenuh tak tahan terus mengalami himpitan. Gerak lajunya memimpin 600 orang, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, mendatangkan kejenuhan dan mungkin juga stress dalam dirinya. Cukup sudah tekanan bayang-bayang Saul yang terus menghantuinya.Langkah pintas pun ditempuhnya. Datang kepada musuh bebuyutan bangsa Israel memohon perlindungan. Tindakan Daud ini sangat disayangkan karena dalam situasi kritis seperti itu ia tidak datang menyerahkan pergumulannya kepada Tuhan seperti yang selama ini dilakukannya. Kondisi fisik yang lemah, capek, jenuh, dan kondisi hati yang kecewa, sering membuat orang melupakan Allah dan mengandalkan dorongan hati. Dengan berbuat demikian, ia mengandalkan diri, sombong, melupakan Tuhan. Tak disia-siakan. Di satu pihak keputusan Daud merupakan kesempatan emas bagi Raja Akhis untuk mengubah status dari musuh yang disegani menjadi sahabat sejati. Namun di pihak lain, ini tidak mudah, sebab bagaimanapun juga Daud tetap pahlawan sejati yang tidak mungkin mengkhianati bangsanya sendiri. Akibat tindakan gegabah ini, Daud berada pada posisi serba salah. Andalkanlah Allah. Dari peristiwa Daud ini kita belajar, bahwa di luar Allah, kemampuan akal dan kesuksesan kuasa yang kita peroleh tidak mampu membebaskan kita dari permasalahan. Peranan Allah dalam kehidupan kita besar pengaruhnya. Selain mampu mengubah gerak hidup, kuasa-Nya juga mampu membangkitkan semangat dan meningkatkan mutu kehidupan kita. Kuasa Allah bukan isapan jempol. Kuasa Allah itu nyata dan akan terus berkarya. Renungkan: Bila lupa bahwa kesuksesan dan kemampuan akal yang kita miliki adalah anugerah Tuhan, kita dapat dibuat lengah dan jatuh. Doa: Ya Tuhan, ampuni kami yang berlebihan memperlakukan akal dan kesuksesan kami. |
(0.35) | (Mzm 73:1) |
(sh: Fokus dan orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan (Minggu, 21 Oktober 2001)) Fokus dan orientasi hidup yang tertuju pada kekekalanMazmur ini merupakan pengajaran berharga bagi Kristen agar memiliki orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan. Mazmur ini digali dari kehidupan seseorang yang memiliki hati yang tulus dan bersih (ayat 1), namun nyaris tergelincir dan terpeleset oleh keirihatian terhadap kelimpahan dan kesenangan hidup orang fasik (ayat 2-3, 4-12). Mazmur ini adalah pelajaran dari krisis iman yang dihadapinya. Ia menyadari bahwa Allah itu baik bagi mereka yang tulus dan bersih hatinya (ayat 1), tetapi ia tidak dapat mengerti mengapa Allah seakan-akan memberkati orang fasik, sedangkan dirinya harus mengalami banyak kesukaran. Ia sedikit pun tidak ingin menyangkali kesetiaannya kepada Tuhan, namun ia melihat bahwa semua upayanya untuk mempertahankan hati yang bersih merupakan kesia-siaan (ayat 13, 15, 16). Fokus dan orientasi hidup yang tidak benar membuatnya merasa bahwa kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya belum cukup dibandingkan kemujuran dan kesuksesan orang fasik. Namun pada puncak krisisnya, ia menemukan fokus dan orientasi hidup yang tepat. Ia menyadari bahwa dalam perspektif kekekalan, akhir hidup orang fasik adalah sia-sia (ayat 17-19), sehingga ia menyadari bahwa keberhasilan sementara di bumi bukanlah kebutuhannya yang utama. Kebutuhannya yang terutama adalah Tuhan sendiri, warisan yang tidak akan pernah diambil daripadanya (ayat 25-26). Melalui pembaharuan orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan ini, pemazmur menantang kita untuk memiliki iman yang dewasa di tengah dunia yang penuh luka, iri hati, dan kejahatan. Renungkan: Milikilah orientasi hidup dan cara pandang pemazmur agar dapat menghadapi pergumulan hidup dari kacamata kekekalan. PA 7 Mazmur 72 Tuhan sebagai Raja yang Ilahi adalah sumber dari segala keadilan dan kebenaran, dan seorang raja hanya dapat memiliki sifat-sifat seperti ini jikalau menerimanya dari Tuhan (ayat 1). Jabatan untuk menjadi seorang raja ini dipahami oleh bangsa Israel sebagai suatu panggilan ilahi yang bertujuan untuk memperhatikan mereka yang miskin, lemah, dan tertindas (ayat 4). Selain itu seorang raja memegang peranan sebagai titik pusat dari kehidupan sosial umat Tuhan, yang mewakili rakyatnya untuk mewarisi panggilan Allah kepada Abraham, untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain (ayat 17). Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Apakah tanggung jawab raja terhadap mereka yang tidak berdaya dalam masyarakat (ayat 4, 12-14)? 2. Bagaimanakah bangsa Israel melihat keterkaitan antara kehadiran seorang raja dengan tanah perjanjian yang diberikan kepada mereka? Seperti apakah peranannya digambarkan? Bagaimana dampaknya terhadap kesuburan tanah (ayat 6, 16)? 3. Peranan seorang raja bagi bangsa Israel sangatlah penting karena padanya terletak harapan dan berbagai kemungkinan masa depan mereka. Di dalam pengharapannya, bangsa Israel menantikan hadirnya Sang Mesias yang menjadi raja ideal mereka. Bagaimanakah gambaran tentang raja ideal yang diharapkan? Berapa lamakah masa pemerintahannya (ayat 5-7)? Seluas apakah wilayah kekuasaannya (ayat 8)? Bagaimana kekuasaan dan pengaruhnya atas bangsa-bangsa (ayat 8-11)? 4. Bagaimanakah ayat 17 ini berkaitan dengan janji Allah kepada Abraham (Kej. 12:3)? Bagaiamanakah hal ini berkaitan dengan Injil Kristus (Gal. 3:10)? Di dalam diri siapakah pengharapan ini digenapi?
5. Dalam hal apakah 'Mesias yang memberikan keadilan, menolong,
melepaskan, mengasihi, menyelamatkan, serta menebus mereka yang
tertindas, miskin, dan 'lemah' menjadi penting bagi Anda (ayat 6. Bagaimakah sikap Anda terhadap mereka yang tertindas, miskin, dan lemah? Bagaimana berita tentang Mesias yang terkandung dalam mazmur ini dapat Anda aplikasikan bagi mereka? |
(0.35) | (Yes 15:1) |
(sh: Tiada hidup baru tanpa pertobatan (rabu, 1 september 2004)) Tiada hidup baru tanpa pertobatanPertobatan sejati adalah meninggalkan tuntas dosa-dosa, dan bersedia mulai dari awal. Bila masih ada dosa yang digenggam erat-erat dan enggan untuk dilepaskan, itu berarti orang tersebut belum sungguh-sungguh bertobat. Ucapan ilahi terhadap Moab membuktikan bahwa Tuhan memperhatikan bangsa-bangsa lain. Ia tidak ingin sekadar menghukum mereka, namun ingin membawa mereka kepada pertobatan. Pemberitaan tentang penghukuman dahsyat yang akan menimpa Moab (ayat 15:1) membawa kepada perkabungan nasional secara besar-besaran (ayat 2-6), dan disertai ratapan yang memilukan (ayat 5-9). Semua kengerian ini dimaksudkan untuk membawa Moab kepada kesadaran akan perlunya pertobatan. Apakah yang harus mereka lakukan? Mereka harus berpaling dan meminta petunjuk kepada Tuhan yang dikenal sebagai Tuhan bangsa Israel. Mengapa kepada Tuhan bangsa Israel? Karena di Israel ada kasih setia Tuhan yang dinyatakan melalui takhta Daud (ayat 16:1-5). Sebenarnya, tidak mudah bagi Moab untuk berharap kepada Tuhan, karena mereka sombong (ayat 6). Mereka terlalu "tinggi hati" untuk mengakui bahwa mereka membutuhkan pertolongan Tuhan. Akan tetapi, justru pengakuan inilah yang dituntut Tuhan. Pertobatan sejati dimulai dari mengaku diri tidak ada apa-apanya, dan tidak ada daya lagi untuk bangkit, lalu mencari dan menantikan uluran belas kasih Tuhan. Moab harus mulai dari awal. Mereka harus menyadari betapa kecil dan tak berarti mereka untuk dapat menerima pertolongan Tuhan (ayat 13-14). Sebagaimana Moab, demikian juga kita. Seringkali yang menghalangi kita untuk bertobat adalah kita terlalu sombong untuk mengakui bahwa kita tidak berdaya terhadap dosa. Untuk itulah, kita harus bersedia dihancurkan dan bersedia untuk mulai dari awal, supaya Tuhan bisa membentuk kita menjadi baru, tak bercacat, dan sempurna. Renungkan: Yang merintangi Anda dari pembaruan hidup yang berarti, bukan karena Tuhan tidak sedia, tetapi karena Anda tidak terbuka kepada-Nya. |
(0.35) | (Yes 44:1) |
(sh: Jangan takut! (Minggu, 31 Juli 2005)) Jangan takut!Seorang anak lebih mudah percaya orangtuanya daripada orang dewasa percaya Bapa di Sorga. Mengapa demikian? Karena seorang anak menatap wajah orangtuanya dan memegang tangan mereka ketika ia merasa takut. Sebaliknya, orang dewasa mengarahkan pandangannya pada keadaan di sekitarnya dan lupa bahwa Tuhan bersamanya. Ketika Israel masih hidup dalam pembuangan di tengah-tengah bangsa yang tidak mengenal Allah, Israel takut dan imannya goncang. Mengapa demikian? Karena mereka memandang kesulitan dan masalah sebagai lebih besar daripada Allah mereka. Apa tindakan Allah? Pertama, Ia memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah yang menciptakan mereka dan menjadikan mereka suatu bangsa. Ia adalah Allah yang mengenal mereka. Itu sebabnya, Allah menyapa bangsa Israel dengan nama nenek moyang mereka, Yakub (ayat 1-2, lih. Kej. 32:28, band. Kej. 47:27-31) dan nama puitis Israel, Yesyurun (lih. Ul. 32:6). Kedua, Allah mengadakan pembaruan kerohanian Israel dengan memberikan Roh-Nya diam di antara umat-Nya sehingga berkat-Nya turun atas mereka. Setiap generasi Israel akan kembali mengenali Allah mereka dan menyerukan puji-pujian bagi-Nya (ayat 3-5). Ketiga, Ia memproklamasikan nama-Nya sebagai Allah di atas segala allah. Allah menantang kuasa yang dimiliki dewa dewi yang disembah bangsa-bangsa yang tidak mengenal-Nya. Karena kuasa yang dimiliki dewa dewi tersebut kosong maka segala perkataan mereka pun pasti palsu (ayat 6-7). Oleh sebab itu, Israel tidak perlu takut terhadap segala kutuk dari ilah-ilah palsu itu. Allah Israel adalah Allah di atas segala allah yang akan melindungi mereka (ayat 8). Sebagai anak Tuhan kita tidak perlu takut terhadap segala kesulitan dan masalah yang menghadang hidup kita. Tuhan setia pada janji-Nya. Ia lebih berkuasa daripada semua masalah hidup. Dia pasti akan menolong kita asal kita terus bersandar dan berharap kepada-Nya. Renungkan: Saat rasa takut menekan, ingatlah Tuhan beserta Anda. |
(0.30) | (Ayb 42:7) |
(full: SETELAH TUHAN MENGUCAPKAN FIRMAN ITU.
) Nas : Ayub 42:7 Walaupun kitab Ayub tidak pernah memberikan penyelesaian yang menentukan mengenai persoalan penderitaan yang tidak sepantasnya dialami orang benar, jawaban akhirnya tidak dijumpai dalam pemikiran teologis, tetapi dalam suatu perjumpaan pribadi di antara Allah dengan penderita yang setia.
|
(0.30) | (3Yoh 1:7) |
(full: KARENA NAMA-NYA.
) Nas : 3Yoh 1:7 Ayat 3Yoh 1:5-8 menunjuk kepada para pemberita Injil Kristus yang berkeliling. Tugas dan hak istimewa umat Allah ialah menyumbang kepada kebutuhan dan pekerjaan misioner.
|
(0.30) | (Why 2:7) |
(full: BARANGSIAPA MENANG.
) Nas : Wahy 2:7 Pemenang (Yun. _nikon_) adalah seorang yang, oleh kasih karunia Allah yang diterimanya melalui iman pada Kristus, telah mengalami kelahiran baru dan tinggal tetap dalam kemenangan atas dosa, dunia, dan Iblis.
|
(0.30) | (Yoh 15:18) |
(sh: Menghadapi kebencian (Selasa, 19 Maret 2002)) Menghadapi kebencianSisi lainnya dari menjadi seorang Kristen adalah menjadi seorang yang berbeda dengan dunia dan bukan milik dunia (ayat 19), dengan akibat dibenci dunia. Ini bukan sekadar akibat sampingan dari mengikut Kristus. Ini adalah bagian dari hakikat kekristenan kita dan dari konsekuensi kemuridan kita. Menderita dalam dunia ini adalah harga yang harus dibayar di dalam pengalaman kita sebagai orang Kristen. Karena dunia ini tidak mengenal Allah maka mereka membenci Kristus. Apabila mereka membenci bahkan sampai menyalibkan Yesus, bagaimana mungkin para murid-Nya diistimewakan lain dari sang Guru dan Tuhan yang mereka layani (ayat 18,20)? Kita menjadi sasaran kebencian dunia karena kita berada di pihak Yesus dan Bapa (ayat 21). Tetapi, mereka yang membenci itu tidak akan luput dari penghakiman sebab mereka pada dasarnya telah membenci Yesus sendiri (ayat 23-25). Pengalaman dibenci dunia menjadi suatu peneguhan akan kepemilikan Allah atas mereka yang menderita karena iman dan kasih kepada Kristus. Tetapi, bersiap untuk menghadapi kebencian dan penderitaan tidak boleh dengan cara dan prinsip duniawi. Kebencian tidak dapat dikalahkan dengan kebencian. Kebencian dunia harus dihadapi dengan bergantung pada Roh Penolong yang diberikan Kristus untuk menguatkan dan menghibur para murid pada segala waktu dan keadaan, juga ketika mereka berada dalam kesulitan besar (ayat 26). Bersiap untuk menghadapi kebencian sama sekali tidak sama dengan balas membenci dunia. Kasih tidak melahirkan kebencian dan balas dendam kepada makhluk lain. Juga kasih tidak melahirkan sikap menunggu yang pasif. Di sini Yesus mengajarkan bahwa dalam keadaan seperti itu, "kamu juga harus bersaksi" (ayat 15:27). Membalas kebencian dengan kasih adalah bagian dari kesaksian yang besar kuasanya. Bahkan ketika para murid Yesus dibawa ke ruang pengadilan, di sanalah kesempatan untuk bersaksi tentang Yesus; Tuhan yang telah memilihnya (ayat 15:18). Renungkan: Tiga kali Tuhan berkata, "ingat" (ayat 15:18, 15:20, 16:4a), dari dua kata kerja bahasa Yunani yang punya kemiripan arti dalam konteks ini. Semuanya menunjuk pada apa yang Yesus pernah katakan. Dalam tantangan iman, sangat penting kita terus mengingat firman Tuhan. Firman-Nya membuat kita kuat dan ingat akan Dia dan kebenaran-Nya. |
(0.25) | (2Taw 7:14) |
(full: UMAT-KU ... MERENDAHKAN DIRI, BERDOA DAN MENCARI WAJAH-KU, LALU BERBALIK.
) Nas : 2Taw 7:14 Hukuman Allah atas umat-Nya pada waktu kemerosotan moral, ketidakacuhan rohani, dan kompromi dengan dunia adalah kekeringan, kemandulan, dan penyakit sampar (ayat 2Taw 7:13). Janji Allah (lih. catatan berikutnya), sekalipun pada mulanya diberikan kepada Israel, juga berlaku untuk umat-Nya pada setiap zaman yang, setelah mengalami hukuman-Nya, memenuhi keempat syarat berikut bagi kebangunan kehidupan rohani dan pemulihan maksud kudus dan berkat Allah bagi umat-Nya (bd. Kis 3:19):
|
(0.25) | (Mat 7:21) |
(full: MELAKUKAN KEHENDAK BAPA-KU.
) Nas : Mat 7:21 Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa melaksanakan kehendak Bapa-Nya yang di sorga merupakan suatu syarat untuk memasuki Kerajaan Sorga (bd. ayat Mat 7:22-27; 19:16-26; 25:31-46). Sekalipun demikian, ini tidak berarti bahwa kita dapat memperoleh keselamatan dengan usaha kita sendiri. Hal ini benar karena berbagai alasan yang berikut:
|
(0.25) | (Rm 7:14) |
(full: HUKUM TAURAT.
) Nas : Rom 7:14 Ingatlah bahwa dalam pasal Rom 7:1-25 Paulus sedang membahas keadaan orang yang belum dibaharui yang masih di bawah hukum PL dan menerima kebenarannya, namun sadar bahwa ia tidak mampu hidup berkenan kepada Allah (bd. ayat Rom 7:1). Paulus sedang menggambarkan pertentangan seorang yang bergumul sendiri melawan kuasa dosa, yang menunjukkan bahwa kita tidak dapat mencapai pembenaran dan pengudusan dengan usaha sendiri melawan dosa dan menaati hukum Allah. Pada pihak lain, pergumulan yang dialami oleh orang Kristen berbeda sekali: itulah pergumulan dari orang yang bersatu dengan Kristus dan Roh Kudus melawan kuasa dosa (bd. Gal 5:16-18). Dalam pasal Rom 8:1-39 Paulus menggambarkan cara untuk beroleh kemenangan atas dosa melalui hidup dalam Roh. |
(0.25) | (Ibr 7:25) |
(full: HIDUP SENANTIASA UNTUK MENJADI PENGANTARA.
) Nas : Ibr 7:25 Kristus tinggal di sorga di hadapan Allah Bapa (Ibr 8:1), memohon syafaat bagi setiap pengikut-Nya sesuai dengan kehendak Bapa (bd. Rom 8:33-34; 1Tim 2:5; 1Yoh 2:1; lihat art. DOA SYAFAAT).
|