Teks -- Kisah Para Rasul 6:5-15 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Kis 6:6 - MELETAKKAN TANGAN DI ATAS MEREKA.
Nas : Kis 6:6
Dalam PB, penumpangan tangan dipakai dalam lima cara:
(1) dalam hubungan dengan mukjizat penyembuhan (Kis 28:8;
Mat 9:18;...
Nas : Kis 6:6
Dalam PB, penumpangan tangan dipakai dalam lima cara:
- (1) dalam hubungan dengan mukjizat penyembuhan (Kis 28:8; Mat 9:18; Mr 5:23; 6:5);
- (2) dalam memberkati orang lain (Mat 19:13,15);
- (3) dalam hubungan dengan baptisan dalam Roh (Kis 8:17,19; Kis 19:6);
- (4) dalam mengangkat orang untuk tugas khusus (ayat Kis 6:6; Kis 13:3); dan
- (5) dalam memberikan karunia-karunia rohani oleh para penatua (1Tim 4:14). Sebagai salah satu cara yang dipakai Allah untuk menyalurkan karunia dan berkat kepada orang lain, penumpangan tangan menjadi doktrin mendasar dalam gereja mula-mula (Ibr 6:2). Tindakan ini jangan dilepaskan dari doa karena doa menunjukkan bahwa karunia-karunia kasih karunia, penyembuhan atau baptisan dalam Roh berasal dari Allah dan bukan dari mereka yang menumpangkan tangan itu. Menahbiskan tujuh orang itu berarti dua hal.
- 1) Ini merupakan kesaksian umum dari pihak gereja bahwa ketujuh orang ini memiliki sejarah ketekunan dalam kesalehan dan kesetiaan terhadap pimpinan Roh (bd. 1Tim 3:1-10).
- 2) Ini merupakan tindakan untuk mengkhususkan ketujuh orang ini bagi pekerjaan Allah dan suatu kesaksian akan kesediaan mereka untuk menerima tanggung jawab dari panggilan Allah.
Full Life: Kis 6:8 - STEFANUS, YANG PENUH DENGAN KARUNIA DAN KUASA.
Nas : Kis 6:8
Roh Kudus memberikan kuasa kepada Stefanus untuk "mengadakan
mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" sambil memberi...
Nas : Kis 6:8
Roh Kudus memberikan kuasa kepada Stefanus untuk "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" sambil memberi hikmat luar biasa untuk memberitakan Injil sedemikian rupa sehingga lawan-lawannya tidak dapat menyangkal argumentasinya (ayat Kis 6:10; bd. Kel 4:15; Luk 21:15).
BIS -> Kis 6:9
BIS: Kis 6:9 - Orang-orang Bebas Orang-orang Bebas: Mereka adalah orang Yahudi yang dahulunya budak belian, tetapi telah membayar untuk kemerdekaannya atau telah dibebaskan.
Orang-orang Bebas: Mereka adalah orang Yahudi yang dahulunya budak belian, tetapi telah membayar untuk kemerdekaannya atau telah dibebaskan.
Jerusalem: Kis 6:5 - mereka memilih Lukas tidak menyebutkan orang-orang itu dengan istilah "diaken", tetapi sehubungan dengan dengan tugas mereka dipakai kata "pelayanan" (diakonia); bdk...
Jerusalem: Kis 6:5 - Stefanus Ketujuh orang yang dipilih itu mempunyai nama Yunani semua; yang disebutkan paling akhir adalah seorang "proselit" (penganut agama Yahudi), bdk Kis 2:...
Ketujuh orang yang dipilih itu mempunyai nama Yunani semua; yang disebutkan paling akhir adalah seorang "proselit" (penganut agama Yahudi), bdk Kis 2:11+. Dengan diangkatnya tujuh orang itu, maka kelompok orang-orang Kristen yang berbahasa Yunani mendapat organisasinya sendiri di samping kelompok orang-orang yang berasal dari Yerusalem.
Jerusalem: Kis 6:6 - rasul-rasul itupun Naskah Yunani hanya berkata: mereka. Yang dimaksudkan mungkin jemaat, bdk Kis 13:1-3, tetapi paling tepat kiranya rasul-rasul saja.
Naskah Yunani hanya berkata: mereka. Yang dimaksudkan mungkin jemaat, bdk Kis 13:1-3, tetapi paling tepat kiranya rasul-rasul saja.
Jerusalem: Kis 6:7 - -- Sebuah ulangan lain lagi, lihat Kis 12:24; 19:20; bdk Luk 1:80+, yang ditambahkan pada ulangan yang lama, lihat Kis 2:41+.
Sebuah ulangan lain lagi, lihat Kis 12:24; 19:20; bdk Luk 1:80+, yang ditambahkan pada ulangan yang lama, lihat Kis 2:41+.
Jerusalem: Kis 6:9 - orang Libertini Yang dimaksudkan kiranya keturunan orang-orang Yahudi yang dalam tahun 63 seb. Mas. oleh Pompeius dibawa ke Roma, lalu dijual sebagai budak dan akhirn...
Yang dimaksudkan kiranya keturunan orang-orang Yahudi yang dalam tahun 63 seb. Mas. oleh Pompeius dibawa ke Roma, lalu dijual sebagai budak dan akhirnya dimerdekakan.
Jerusalem: Kis 6:13 - menghina tempat kudus Waktu Yesus diadili, ada juga saksi-saksi palsu" yang menuduh kepadaNya bahwa mau merubuhkan Bait Allah. Hasil perkara Stefanus di hadapan pengadilan,...
Waktu Yesus diadili, ada juga saksi-saksi palsu" yang menuduh kepadaNya bahwa mau merubuhkan Bait Allah. Hasil perkara Stefanus di hadapan pengadilan, Kis 7:56-57, sangat serupa juga dengan hasil perkara Yesus, Mat 26:62-66
Jerusalem: Kis 6:13 - dan hukum Taurat Tuduhan menghina hukum Taurat dilontarkan pula terhadap Paulus, Kis 15:1,5; 21:21,28; 25:8; 28:17.
Tuduhan menghina hukum Taurat dilontarkan pula terhadap Paulus, Kis 15:1,5; 21:21,28; 25:8; 28:17.
Jerusalem: Kis 6:15 - muka seorang malaikat Melihat seorang malaikat menimbulkan takut keagamaan, bdk Hak 13:6. Waktu Musa turun dari gunung Sinai maka wajahnya memantulkan kemuliaan Allah dan m...
Melihat seorang malaikat menimbulkan takut keagamaan, bdk Hak 13:6. Waktu Musa turun dari gunung Sinai maka wajahnya memantulkan kemuliaan Allah dan menimbulkan takut yang sama, Kel 34:29-35; 2Ko 3:7-18. Demikianpun halnya dengan wajah Yesus yang berubah rupa, Mat 17:2; Luk 9:29. Anggota-anggota Mahkamah Agama menyaksikan bahwa Stefanus juga berubah rupa dengan memandang kemuliaan Allah Kis 7:55-56. Cerita terputus oleh wejangan Stefanus yang disisipkan, Kis 7:1-54, tetapi diteruskan dalam Kis 7:55.
Djabatan mereka kemudian disebut "diakonia" artinja pelajanan.
Ende: Kis 6:9 - Sinagoga orang jang dibebaskan Dengan "jang dibebaskan" barangkali
dimaksudkan turunan-turunan dari orang Jahudi jang dalam tahun 63 seb. Kr.
dibawa ke Roma sebagai budak belian, te...
Dengan "jang dibebaskan" barangkali dimaksudkan turunan-turunan dari orang Jahudi jang dalam tahun 63 seb. Kr. dibawa ke Roma sebagai budak belian, tetapi kemudian dibebaskan dari perbudakan. Sebagian pulang ke Palestina (Jerusalem) dan sebab mereka berbahasa Junani, maka mereka mempunjai sinagoga tersendiri di Jerusalem.
Pidato Stefanus mengandung pembelaan diri terhadap tuduhan-tuduhan jang dilontarkan kepadanja, tetapi lebih bertudjuan menginsjafkan orang Jahudi akan salah paham sikapnja terhadap Jesus.Ia mentjoba membuktikan dari Kitab Kudus, bahwa mereka dengan menolak dan menentang Jesus sebenarnja menentang Allah dan taurat.
Ref. Silang FULL: Kis 6:5 - memilih Stefanus // Roh Kudus // dan Filipus · memilih Stefanus: Kis 6:8; Kis 7:55-60; 11:19; 22:20
· Roh Kudus: Luk 1:15; Luk 1:15
· dan Filipus: Kis 8:5-40; 21:8
· memilih Stefanus: Kis 6:8; Kis 7:55-60; 11:19; 22:20
· Roh Kudus: Luk 1:15; [Lihat FULL. Luk 1:15]
· dan Filipus: Kis 8:5-40; 21:8
Ref. Silang FULL: Kis 6:6 - itupun berdoa // atas mereka · itupun berdoa: Kis 1:24; Kis 1:24
· atas mereka: Bil 8:10; 27:18; Kis 9:17; 19:6; 28:8; 1Tim 4:14; Mr 5:23; Mr 5:23
· itupun berdoa: Kis 1:24; [Lihat FULL. Kis 1:24]
· atas mereka: Bil 8:10; 27:18; Kis 9:17; 19:6; 28:8; 1Tim 4:14; Mr 5:23; [Lihat FULL. Mr 5:23]
Ref. Silang FULL: Kis 6:7 - makin tersebar // bertambah banyak · makin tersebar: Kis 12:24; 19:20
· bertambah banyak: Kis 2:41; Kis 2:41
· makin tersebar: Kis 12:24; 19:20
Ref. Silang FULL: Kis 6:9 - dari Kirene // dari Kilikia // dari Asia · dari Kirene: Mat 27:32; Mat 27:32
· dari Kilikia: Kis 15:23,41; 22:3; 23:34
· dari Asia: Kis 2:9; Kis 2:9
· dari Kirene: Mat 27:32; [Lihat FULL. Mat 27:32]
· dari Kilikia: Kis 15:23,41; 22:3; 23:34
Ref. Silang FULL: Kis 6:11 - mereka menghasut // dan Allah · mereka menghasut: 1Raj 21:10
· dan Allah: Mat 26:59-61
· mereka menghasut: 1Raj 21:10
· dan Allah: Mat 26:59-61
Ref. Silang FULL: Kis 6:13 - saksi-saksi palsu // kudus ini · saksi-saksi palsu: Kel 23:1; Mazm 27:12
· kudus ini: Mat 24:15; Kis 7:48; 21:28
· saksi-saksi palsu: Kel 23:1; Mazm 27:12
· kudus ini: Mat 24:15; Kis 7:48; 21:28
Ref. Silang FULL: Kis 6:14 - tempat ini // kepada kita · tempat ini: Yoh 2:19; Yoh 2:19
· kepada kita: Kis 15:1; 21:21; 26:3; 28:17
· tempat ini: Yoh 2:19; [Lihat FULL. Yoh 2:19]
· kepada kita: Kis 15:1; 21:21; 26:3; 28:17
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 6:1-7; Kis 6:8-15
Matthew Henry: Kis 6:1-7 - Penetapan Diaken
Di dalam pasal ini diceritakan tentang,
I. Rasa tidak puas di antara para murid menyangkut pembagian jatah santunan (ay. Kis 6:1).
II...
- Di dalam pasal ini diceritakan tentang,
- I. Rasa tidak puas di antara para murid menyangkut pembagian jatah santunan (ay. Kis 6:1).
- II. Pemilihan dan pentahbisan tujuh laki-laki yang akan mengurus persoalan itu, serta pembebasan tugas tersebut dari pundak para rasul (ay. Kis 6:2-6).
- III. Pertambahan jumlah jemaat yang semakin banyak (ay. Kis 6:7).
- IV. Catatan khusus tentang Stefanus, salah seorang dari ketujuh orang tadi.
- 1. Kegiatannya yang luar biasa bagi Kristus (ay. Kis 6:8).
- 2. Tentangan yang dihadapinya dari para lawan Kekristenan, dan perdebatannya dengan mereka (ay. Kis 6:9-10).
- 3. Persidangan yang digelar baginya di hadapan Mahkamah Agama, dan kejahatan yang dituduhkan kepadanya (ay. Kis 6:11- 14).
- 4. Pengakuan Allah akan Stefanus di tengah persidangan (ay. Kis 6:15).
Penetapan Diaken ( Kis 6:1-7)
- Setelah melihat perjuangan jemaat melawan musuh-musuhnya dan kemenangannya, sekarang kita mengamati pengelolaan urusan di dalam jemaat. Di sini kita mendapati,
- I. Perselisihan memprihatinkan di antara beberapa anggota jemaat, yang boleh jadi berakibat buruk tetapi pada akhirnya diselesaikan juga secara bijak (ay. Kis 6:1). Ketika jumlah murid (demikianlah orang Kristen mula-mula disebut) makin bertambah hingga ribuan orang di Yerusalem, timbullah sungut-sungut.
- 1. Sungguh membahagiakan hati kita saat mendapati bahwa jumlah murid makin bertambah. Sebaliknya, tidak diragukan lagi bahwa imam-imam dan orang-orang Saduki merasa sangat sakit hati melihat hal ini. Perlawanan yang dihadapi pemberitaan Injil tidak menghambat kemajuannya tetapi justru semakin membuatnya maju. Sama seperti jemaat mula-mula Yahudi di Mesir, jemaat Kristen mula-mula ini makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang. Para pemberitanya dipukuli, diancam, dan dianiaya, tetapi orang banyak tetap menerima pengajaran mereka. Tidak diragukan lagi bahwa mereka merasa tertarik melihat kesabaran dan sukacita para pemberita itu meskipun berada di bawah pencobaan. Sikap ini meyakinkan orang-orang bahwa hamba-hamba Tuhan itu ditopang dan didukung oleh roh yang lebih baik daripada roh mereka sendiri.
- 2. Bagaimanapun, cukup memprihatinkan juga bagi kita untuk mendapati bahwa bertambah banyaknya jumlah murid justru menimbulkan pertikaian. Sampai saat itu, semua orang percaya selalu berkumpul dalam persekutuan yang erat. Hal ini cukup sering disebut-sebut sebagai bentuk penghormatan kepada mereka. Namun, setelah jumlah mereka sekarang bertambah banyak, mereka mulai bersungut-sungut. Sama seperti pada dunia zaman dahulu, ketika manusia itu mulai bertambah banyak, kelakuan mereka telah rusak. Bahwa Engkau sudah memperbanyakkan bangsa ini, tetapi tiada Engkau membesarkan kesukaannya (Yes. 9:2, TL). Ketika anggota keluarga Abraham dan Lot bertambah banyak, terjadilah perkelahian antara para gembala mereka. Demikian juga yang terjadi di sini. Timbullah sungut-sungut yang tidak diutarakan dengan terang-terangan tetapi yang diam-diam memanas di dalam hati.
- (1) Mereka yang bersungut-sungut itu adalah orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, atau disebut juga kaum Helenis, terhadap orang-orang Ibrani. Orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani ini menyebar ke Yunani dan kawasan-kawasan lain, yang sehari-hari berbicara dalam bahasa Yunani dan membaca Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani, bukan dalam bahasa asli Ibrani. Banyak dari antara mereka yang datang ke Yerusalem untuk mengikuti perayaan, kemudian menjadi pengikut Kristus, bergabung dengan jemaat, dan terus tinggal di situ. Orang-orang ini mengeluh kepada orang Ibrani, yakni keturunan asli Yahudi yang menggunakan kitab Perjanjian Lama dalam bahasa asli Ibrani. Beberapa dari mereka ini menjadi orang Kristen, dan sepertinya mereka tidak menjalankan iman Kekristenan mereka dengan sungguh sebagaimana seharusnya untuk dapat melenyapkan rasa iri terhadap satu sama lain yang pernah ada di hati mereka sebelum bertobat. Tampaknya masih tersisa ragi lama dalam diri mereka, karena mereka ini tidak mengerti atau lupa bahwa di dalam Kristus tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, tidak ada perbedaan antara orang Ibrani dan Helenis. Semua orang disambut di dalam Kristus, dan demi kepentingan-Nya, mereka harus saling mengasihi.
- (2) Orang-orang yang berbahasa Yunani ini mengeluh bahwa pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari, yakni dalam membagi-bagikan jatah santunan, dan bahwa para janda Ibrani lebih diperhatikan. Amatilah, pertikaian pertama yang terjadi di jemaat Kristen ini adalah seputar masalah keuangan. Alangkah sayangnya apabila hal-hal kecil dunia ini menimbulkan pertengkaran di antara orang-orang yang mengaku hanya memikirkan hal-hal penting dari dunia lain. Jumlah uang yang dikumpulkan untuk membantu orang miskin memang banyak, tetapi seperti yang sering kali terjadi dengan urusan seperti ini, sungguh mustahil untuk menyenangkan semua pihak dalam pembagiannya. Para rasul, di depan kaki siapa mereka meletakkan uang itu, berusaha sebaik mungkin membagi-bagikan uang itu sesuai keperluan dan tujuan para pemberinya, dan tidak diragukan lagi pasti ingin melakukannya tanpa sikap memihak atau lebih menghargai orang Ibrani daripada Yunani. Namun, mereka ini tetap saja menerima keluhan, sungut-sungut di dalam hati, bahwa pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan. Meskipun mereka ini sama berhaknya menerima santunan, mereka hanya menerima jatah sedikit, atau pembagian hanya diberikan kepada lebih sedikit janda, tidak seperti kepada para janda Ibrani. Nah,
- [1] Boleh jadi keluhan ini tidak berdasar, tidak benar, dan tanpa alasan. Namun, orang-orang yang karena alasan apa pun merasa dirugikan (seperti yang dirasakan orang Yahudi dari Yunani saat membandingkan diri dengan orang Ibrani), memang cenderung merasa iri hati karena menyangka disepelekan padahal tidak. Ini juga merupakan kesalahan umum di antara kaum miskin yang bukannya bersyukur atas pemberian yang mereka terima, tetapi malah suka bertengkar dan menuntut, serta cenderung mempersalahkan orang lain dengan alasan hanya mendapat sedikit, atau bahwa orang lain diberi lebih banyak daripada mereka. Rasa iri dan tamak, yang menjadi akar kepahitan, memang sering ditemukan baik di antara orang miskin maupun kaya. Tidak peduli sesederhana apa pun pemeliharaan yang mereka terima, sudah seharusnya mereka mencukupkan diri dengannya. Namun,
- [2] Kita bisa menduga bahwa mungkin memang ada alasan untuk keluhan mereka itu. Pertama, menurut tafsiran beberapa orang, meskipun orang-orang miskin yang lain dipenuhi kebutuhan mereka, para janda ini diabaikan karena para pengurusnya mengikuti peraturan lama orang Ibrani, jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka pertama-tama membalas budi orang tua dan nenek mereka (1Tim. 5:4). Namun, kedua, saya beranggapan bahwa di sini para janda digolongkan bersama orang miskin karena banyak dari antara mereka yang tercatat di dalam buku jemaat dan yang menerima santunan adalah para janda yang dulunya hidup berkecukupan berkat ketekunan suami masing-masing ketika masih hidup, tetapi yang kemudian jatuh miskin setelah suami mereka meninggal. Sama seperti orang-orang yang menjalankan keadilan bagi umum harus melindungi para janda dari bahaya secara khusus (Yes. 1:17; Luk. 18:3), demikian pulalah mereka yang bertugas mengelola kesejahteraan bagi umum juga harus dengan cara khusus memenuhi kebutuhan para janda sesuai keperluan (1Tim. 5:3). Amati juga, para janda di sini dan juga orang miskin lainnya menerima pelayanan sehari-hari. Boleh jadi mereka ingin memikirkan masa depan tetapi tidak mampu menabung untuk itu. Oleh sebab itu, para pengurus dana santunan berbuat baik kepada mereka dengan memberi mereka makanan sehari-hari. Para janda ini hidup sengsara. Sekarang, dibandingkan dengan janda-janda lainnya, tampaknya para janda Yunani ini agak telantar. Ada kemungkinan mereka yang bertugas membagikan uang beranggapan bahwa dana yang masuk lebih banyak berasal dari orang-orang kaya Ibrani daripada dari orang-orang kaya Yunani yang tidak memiliki tanah untuk dijual seperti yang dimiliki orang Ibrani. Oleh sebab itu kaum miskin Yunani sudah sepantasnya menerima lebih sedikit dari dana tersebut. Meskipun terdengar cukup beralasan, hal ini dianggap terlampau keras dan tidak adil oleh orang Yahudi dari Yunani. Perhatikanlah, di dunia ini, bahkan dalam jemaat yang paling teratur sekalipun, pasti terdapat suatu hal yang kurang sempurna seperti misalnya salah pengaturan, dan timbulnya beberapa sungut-sungut atau setidaknya keluhan. Yang terbaik adalah apabila hanya ada sedikit saja salah atur dan keluhan.
- II. Cara yang menyenangkan untuk memperdamaikan pihak-pihak yang terlibat dalam urusan ini dan manfaat yang diperoleh dengan menyingkirkan penyebab sungut-sungut ini. Sampai saat itu, para rasullah yang mengurus hal itu. Permohonan dan seruan diajukan kepada mereka ketika timbul keluhan. Mereka harus menangani orang-orang yang selama ini bekerja di bawah mereka mengurusi masalah ini, yang tidak bekerja sepenuhnya dan tergoda untuk bersikap berat sebelah. Oleh karena itu harus dipilih beberapa orang untuk menangani hal ini, yang mempunyai waktu luang lebih banyak daripada para rasul, dan lebih memenuhi syarat untuk menjalankan tugas itu dibanding orang-orang yang dipekerjakan para rasul selama ini. Sekarang amatilah,
- 1. Cara apa yang diajukan oleh para rasul untuk memilih orang-orang itu: mereka memanggil semua murid berkumpul, yakni para pemimpin jemaat orang Kristen di Yerusalem, pemimpin-pemimpin utama. Kedua belas rasul itu tidak mau memutuskan apa pun tanpa kehadiran mereka, sebab jikalau penasihat banyak, keselamatan ada. Dalam urusan seperti ini, orang-orang yang paling mampu memberikan nasihat adalah mereka yang lebih memahami urusan-urusan dalam hidup ini daripada para rasul.
- (1) Para rasul menekankan bahwa mereka tentunya tidak akan mengalihkan perhatian dari pekerjaan mulia mereka karena harus mengurus hal-hal seperti ini, Tiada patut kami ini melalaikan pemberitaan firman Allah sebab melayani meja (ay. Kis 6:2, TL). Kegiatan menerima dan membelanjakan uang sama saja dengan melayani meja, seperti halnya meja-meja penukar uang di halaman Bait Allah. Hal ini sungguh tidak sesuai dengan urusan yang menjadi panggilan para rasul. Mereka seharusnya memberitakan firman Allah. Meskipun mereka tidak beroleh kesempatan untuk mempelajari apa yang mereka beritakan seperti yang kita peroleh (karena kemampuan itu dikaruniakan kepada mereka pada saat itu juga), mereka beranggapan bahwa tugas itu cukup menyibukkan seseorang dan menyita pikiran, perhatian, dan waktu mereka, meskipun salah seorang dari mereka lebih berarti daripada sepuluh dari kita, bahkan sepuluh ribu sekalipun. Jika mereka juga harus melayani meja, dalam tahap tertentu mereka tentunya terpaksa melalaikan Firman Allah. Mereka tidak akan dapat menjalankan tugas pemberitaan Injil seperti seharusnya. Pectora nostra duas non admittentia curas – Pikiran kami ini tidak memberikan tempat bagi dua pekerjaan penting yang berbeda. Meskipun tugas melayani meja ini digunakan untuk keperluan yang saleh, menyalurkan santunan dari orang-orang Kristen kaya kepada orang-orang Kristen miskin yang membutuhkannya, para rasul ini tidak mau mengambil waktu demikian banyak dari kegiatan pemberitaan Injil demi hal ini, meskipun pekerjaan itu juga melayani Kristus. Sama seperti mereka tidak mau dijauhkan dari tugas memberitakan firman Allah karena uang yang diletakkan di depan kaki mereka, mereka juga tidak mau dijauhkan dari tugas itu karena bilur-bilur cemeti di punggung mereka. Ketika jumlah murid masih sedikit, para rasul bisa saja mampu menangani urusan ini tanpa mengganggu tugas utama mereka. Namun, sekarang setelah jumlah pengikut Kristus bertambah banyak, mereka tidak sanggup lagi melakukannya sendiri. Tiada patut, ouk areston estin – tidak pantas, atau tidak patut dipuji apabila karena menyibukkan diri dengan urusan menolong orang miskin secara jasmani, kita sampai melalaikan tugas memberi makan dengan roti hidup. Perhatikanlah, memberitakan Injil adalah tugas yang paling mulia, pekerjaan paling pantas dan penting yang dapat dikerjakan seorang hamba Tuhan, yang harus dikerjakannya dengan sepenuh hati (1Tim. 4:15). Apabila hendak menjalankannya, ia tidak boleh melibatkan diri dalam urusan-urusan kehidupan ini (2Tim. 2:4). Bahkan tidak juga saat mengawasi pekerjaan di luar rumah Allah (Neh. 11:16).
- (2) Oleh karena itu para rasul ingin supaya dipilih tujuh orang yang memenuhi syarat untuk tujuan itu, yang bertugas melayani meja, diakonein trapezais – menjadi pelayan meja (ay. Kis 6:2). Tugas itu harus diurus, diurus lebih baik daripada sebelumnya, dan sesudah itulah para rasul baru bisa mengatasinya. Karena itu, orang-orang yang tepat harus ditugaskan sepenuhnya dalam pekerjaan firman Tuhan dan doa, dan tidak boleh dipekerjaan untuk melayani meja, seperti halnya dengan para rasul itu. Orang-orang yang melayani meja seperti ini harus mengurus bahan persediaan gereja. Mereka harus memeriksa, mengurus pembayaran, dan membuat catatan, serta harus membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan (Yoh. 13:29). Mereka juga mengurus segala sesuatu yang perlu in ordine ad spiritualia – untuk latihan rohani, supaya segala sesuatu dilakukan dengan patut dan tertib, hingga tidak ada seorang atau sesuatu pun yang dilalaikan. Sekarang,
- [1] Orang-orang tersebut harus benar-benar memenuhi syarat. Jemaat harus memilih dan para rasul yang menahbiskan. Namun, jemaat tidak berhak memilih dan para rasul tidak dapat menahbiskan orang-orang yang sama sekali tidak cocok untuk menjalankan tugas itu: Pilihlah tujuh orang. Menurut perkiraan mereka, jumlah itu cukup memadai untuk saat itu dan beberapa lagi akan ditambahkan sesudahnya apabila memang diperlukan. Orang-orang ini harus, pertama, terkenal baik, orang-orang yang tidak terlibat skandal, yang dipandang tetangga mereka sebagai orang-orang yang tulus, setia, terbukti benar, dapat dipercaya, dan tidak bercacat cela. Sebaliknya, mereka harus memiliki tutur kata yang baik dalam semua hal yang saleh dan layak dipuji. Martyroumenous – orang-orang yang dapat memberikan kesaksian yang baik melalui perilaku mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang dipekerjakan dalam tugas apa pun di gereja haruslah orang-orang yang jujur, tidak bercacat cela, bahkan yang memiliki watak mengagumkan, sesuatu yang diwajibkan, tidak saja demi kepentingan tugas mereka tetapi juga dalam pelaksanaan tugas itu sendiri. Kedua, mereka haruslah penuh Roh, penuh dengan karunia serta anugerah Roh Kudus yang diperlukan untuk mengelola tugas ini dengan benar. Mereka bukan saja harus orang-orang yang jujur, tetapi juga cakap dan berani. Seperti itulah orang-orang yang diangkat menjadi hakim di Israel (Kel. 18:21), orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap, sehingga dengan demikian terlihat bahwa mereka penuh Roh. Ketiga, mereka harus penuh hikmat. Belumlah cukup apabila mereka hanya jujur dan baik. Mereka haruslah orang-orang yang juga bijaksana, berakal budi, tidak mudah diperdaya, serta akan mengatur segala sesuatu demi kebaikan dengan penuh pertimbangan: penuh Roh dan hikmat. Artinya, penuh dengan Roh Kudus yang adalah Roh Hikmat. Kita mendapati perkataan hikmat yang diberikan Roh Kudus sebagai bentuk nyata tentang berkata-kata dengan pengetahuan yang diberikan oleh Roh yang sama (1Kor. 12:8). Orang-orang yang dipercayakan mengurus uang itu harus penuh dengan hikmat, supaya uang itu dibagikan tidak saja dengan cermat, tetapi juga dengan hemat.
- [2] Jemaat harus mencalonkan orang-orang tersebut: “Pilihlah tujuh orang dari antaramu. Pertimbangkan di antara kalian siapa saja yang pantas diberi kepercayaan seperti itu dan yang dapat kalian percayai dengan sungguh.” Mereka bisa dianggap tahu lebih baik, atau setidaknya lebih mampu menyelidiki watak manusia daripada para rasul, sehingga dengan demikian pantas dipilih.
- [3] Para rasul akan menahbiskan mereka untuk menjalankan pelayanan itu dan memberi mereka tanggung jawab, supaya mereka tahu apa yang harus mereka kerjakan dengan tulus. Rasul-rasul juga akan memberi mereka wewenang, supaya orang-orang yang bersangkutan tahu kepada siapa mereka harus mengajukan permohonan dan taat dalam urusan-urusan itu: supaya kami mengangkat mereka. Di dalam banyak edisi Alkitab berbahasa Inggris, terdapat salah cetak di ayat ini yang berbunyi, supaya kamu mengangkat mereka, seakan-akan wewenang itu ada di tangan jemaat, padahal sebenarnya wewenang itu jelas berada di tangan para rasul: supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, untuk mengurusnya dan memastikan bahwa tidak akan ada yang terbuang dengan sia-sia atau kekurangan.
- (3) Para rasul membaktikan diri sepenuhnya kepada tugas mereka sebagai pelayan Tuhan, dan mereka akan dapat melakukannya dengan lebih baik apabila terbebas dari tugas yang merepotkan ini (ay. Kis 6:4): Kami ingin dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman. Lihatlah di sini,
- [1] Dua ketetapan Injil yang utama – Firman dan doa. Melalui kedua hal ini persekutuan di antara Allah dengan jemaat dipelihara dan dipertahankan. Melalui FirmanNya, Ia berbicara kepada mereka, sedangkan melalui doa mereka berbicara kepada-Nya, dan kedua hal ini saling berkaitan. Melalui kedua hal ini kerajaan Kristus harus ditegakkan dan diperluas. Kita harus bernubuat mengenai tulang-tulang yang kering, kemudian berdoa supaya masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka. Melalui firman dan doa, sejumlah ketetapan lain dikuduskan bagi kita dan sakramen memperoleh dayanya.
- [2] Tugas utama para pemberita Injil, yaitu untuk memberi diri dalam doa yang tidak berkeputusan dan pelayanan firman. Mereka harus tetap menyesuaikan dan melengkapi diri untuk menjalankan pelayanan itu, atau menerjunkan diri ke dalamnya, baik di depan umum maupun secara pribadi. Baik di waktu-waktu yang telah ditentukan, maupun di luarnya. Mereka harus menjadi perpanjangan lidah Allah melalui pelayanan firman kepada jemaat, dan juga perpanjangan lidah jemaat melalui doa kepada Allah. Guna mencapai kesadaran dan pertobatan orang berdosa, serta pembinaan dan penghiburan orang-orang kudus, kita tidak saja harus memanjatkan doa bagi mereka, tetapi juga memberikan pelayanan firman kepada mereka, menyokong doa kita dengan upaya menggunakan sarana yang sudah ditentukan. Kita juga tidak saja harus memberikan pelayanan firman kepada mereka, tetapi juga berdoa bagi mereka supaya pelayanan itu memberikan hasil. Sebab kasih karunia Allah dapat melakukan segalanya tanpa pemberitaan firman kita, tetapi pemberitaan kita tidak dapat melakukan apa pun tanpa kasih karunia Allah. Para rasul diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus yang luar biasa, bahasa lidah, dan mujizat-mujizat. Walaupun demikian, para rasul hanya senantiasa memberi diri kepada pemberitaan firman dan doa, supaya dapat mendatangkan perbaikan kepada gereja. Tidak diragukan lagi bahwa para pelayan Tuhan merupakan penerus para rasul (bukan dalam arti kesempurnaan kuasa kerasulan – mereka yang berbuat seolah-olah memilikinya adalah perampas kuasa yang nekat, melainkan dalam pekerjaan kerasulan yang paling baik dan unggul) yang terus-menerus memberi diri untuk berdoa dan melaksanakan pelayanan firman. Orang-orang seperti inilah yang Kristus akan selalu sertai, sampai kepada akhir zaman.
- 2. Bagaimana usul ini disetujui, kemudian dilaksanakan oleh para rasul. Hal ini tidak dibebankan ke atas mereka oleh kuasa mutlak, walaupun di dalam Kristus mereka mungkin saja berani melakukannya (Flm. 8), tetapi diusulkan sebagai cara paling sesuai yang kemudian diterima baik oleh seluruh jemaat (ay. Kis 6:5). Mereka senang melihat para rasul bersedia dibebaskan dari campur tangan dalam urusan-urusan duniawi dan menyerahkan tugas itu kepada orang lain. Mereka senang mendengar para rasul ingin memusatkan diri pada firman dan doa. Oleh sebab itu mereka tidak memperdebatkan perkara itu ataupun menangguhkan pelaksanaannya.
- (1) Mereka langsung memilih orang-orang itu. Tidak mungkin mereka semua menjatuhkan pilihan kepada orang-orang yang sama. Setiap orang tentunya mempunyai teman yang dianggapnya cukup baik. Namun, sebagian besar pilihan jatuh kepada orang-orang yang disebutkan di sini, sedangkan sisanya, yakni para calon dan juga pemilih menyetujuinya serta tidak mempersoalkannya, sebagaimana yang patut dilakukan anggota-anggota perkumpulan itu dalam perkara-perkara demikian. Seorang rasul yang merupakan pejabat luar biasa, dipilih melalui undian yang lebih merupakan tindakan Allah. Namun, para pengawas kaum miskin ditentukan melalui hak pilih jemaat, yang masih harus melibatkan campur tangan Allah, yang memegang hati dan lidah manusia di tangan-Nya. Di sini kita melihat daftar orang-orang yang terpilih. Ada yang berpendapat bahwa orang-orang ini termasuk kelompok tujuh puluh murid sebelumnya. Namun, hal ini kecil kemungkinannya, sebab sejak jauh sebelumnya, mereka ini ditahbiskan Kristus sendiri untuk memberitakan Injil. Lagi pula, seperti halnya para rasul, tidak ada alasan bagi mereka untuk melalaikan firman Allah demi melayani meja. Karena itu, lebih besar kemungkinan ketujuh orang ini termasuk mereka yang bertobat sejak pencurahan Roh Kudus. Sebab telah dijanjikan kepada semua orang yang memberi diri dibaptis, bahwa mereka akan menerima karunia Roh Kudus. Sesuai dengan janji itu, karunia itu adalah kepenuhan Roh Kudus yang diperlukan orang-orang yang akan dipilih untuk pelayanan ini. Selanjutnya kita boleh memperkirakan mengenai ketujuh orang ini,
- [1] Bahwa mereka adalah orang-orang yang telah menjual tanah mereka dan menyerahkan uangnya ke dalam perbendaharaan bersama, sebab cæteris paribus – dalam hal-hal lain semuanya sama, orang-orang yang paling sesuai diberi kepercayaan untuk pembagiannya adalah mereka yang paling banyak memberikan sumbangan.
- [2] Bahwa ketujuh orang ini adalah orang-orang Yahudi dari Yunani atau kaum Helenis, sebab mereka semua memiliki nama Yunani. Hal ini sangat mungkin akan membungkam sungut-sungut orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani (yang mendirikan lembaga ini), karena tugas ini dipercayakan kepada orang-orang asing seperti mereka sendiri, yang tentunya tidak akan melalaikan orang-orang mereka. Yang jelas, Nikolaus termasuk salah seorang dari mereka, sebab ia adalah penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Ada yang berpendapat bahwa ungkapan ini menyiratkan bahwa mereka semua adalah penganut agama Yahudi dari Yerusalem, sedangkan dia sendiri yang dari Antiokhia. Nama yang pertama disebut adalah Stefanus, yang terutama dari septemviri (ketujuh orang ini), seorang yang penuh iman dan Roh Kudus. Imannya di dalam ajaran Kristus sangatlah kuat, melebihi kebanyakan orang. Ia penuh dengan ketaatan, penuh dengan keberanian (begitulah menurut beberapa orang), sebab ia penuh Roh Kudus, termasuk karunia-karunia dan berbagai anugerah-Nya. Dia orang yang luar biasa, dan unggul dalam segala hal yang baik. Arti namanya adalah mahkota. Berikutnya, nama Filipus disebut sebab setelah melayani dengan baik, ia beroleh kedudukan yang baik. Setelah itu ia ditahbiskan sebagai pemberita Injil, seorang teman seperjalanan dan pembantu rasul, sebab begitulah ia disebut (21:8; bdk. Ef. 4:11). Pekerjaannya sebagai pengkhotbah dan pembaptis (yang bisa kita baca dalam Kis 8:12) jelas-jelas tidak dilakukannya sebagai seorang diaken (sebab sudah jelas bahwa tugas seorang diaken adalah melayani meja, berlawanan dengan pelayanan Firman), tetapi sebagai seorang pemberita Injil. Ketika ia ditunjuk untuk menduduki jabatan itu, cukup beralasan bagi kita untuk berpendapat bahwa ia kemudian meninggalkan jabatan sebelumnya yang tidak sesuai dengan yang baru. Mengenai Stefanus, tidak kita lihat apa pun dalam pekerjaannya yang membuktikan bahwa dia seorang pemberita Injil, sebab ia hanya berdebat di sekolah-sekolah dan terancam jiwanya di hadapan persidangan (ay. Kis 6:9; 7:2). Nama yang disebut terakhir adalah Nikolaus, yang menurut beberapa orang telah merosot akhlaknya (sebagai Yudas di antara ketujuh orang itu) dan sebagai pendiri ajaran pengikut Nikolaus yang bisa kita baca dalam Wahyu 2:6, 15, dan sekali lagi dikatakan Kristus sebagai hal yang dibenci-Nya. Namun, beberapa penulis dari zaman dahulu membersihkan namanya dari tuduhan ini dan berkata, meskipun sekte yang sesat itu menandakan bahwa mereka berasal dari dia, tuduhan itu tidaklah benar. Hanya karena ia bersikeras bahwa orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri, mereka lalu dengan keji mengambil kesimpulan bahwa orang-orang yang beristeri harus menjadikan istri mereka kepunyaan bersama. Oleh sebab itu, saat berbicara tentang berbagi harta benda, Tertullian mengatakan dengan khusus: Omnia indiscreta apud nos, præter uxores – Segala sesuatu adalah kepunyaan bersama, kecuali istri kita (kitab Apologeticus 39).
- (2) Untuk sementara waktu, para rasul menunjuk mereka agar mengerjakan tugas melayani meja (ay. Kis 6:6). Jemaat mengajukan ketujuh orang ini kepada rasul-rasul, yang menyetujui pilihan mereka, dan mentahbiskan ketujuh orang itu.
- [1] Mereka berdoa bersama dan juga bagi mereka, supaya Allah semakin memberi mereka Roh Kudus dan hikmat – supaya Ia membuat mereka memenuhi syarat untuk melakukan pelayanan yang telah dipercayakan kepada mereka itu, mengakui mereka di dalamnya, dan membuat mereka menjadi berkat bagi gereja, terutama kepada kaum miskin dalam perhimpunan itu. Semua orang yang bekerja dalam pelayanan gereja harus mempercayakan diri kepada bimbingan kasih karunia ilahi melalui doa-doa jemaat.
- [2] Para rasul meletakkan tangan di atas mereka. Artinya, memberkati mereka dalam nama Tuhan, sebab penumpangan tangan biasa digunakan dalam pemberkatan. Demikian jugalah Yakub memberkati kedua anak Yusuf, dan tanpa pertentangan, yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi (Ibr. 7:7). Para diaken ini diberkati oleh rasul-rasul, sedangkan para pengawas kaum miskin diberkati oleh gembala jemaat. Setelah memberikan berkat kepada mereka melalui doa, melalui penumpangan tangan itu mereka meyakinkan bahwa berkat itu telah dianugerahkan sebagai jawaban atas doa. Hal ini memberi mereka wewenang untuk melaksanakan tugas itu dan mewajibkan jemaat untuk menaati mereka dalam hal itu.
- III. Kemajuan yang dialami jemaat dengan pengaturan itu. Ketika jemaat diatur dengan baik (hal-hal yang menyebabkan keluhan diperbaiki dan rasa tidak puas diatasi), agama pun semakin dikukuhkan (ay. Kis 6:7).
- 1. Firman Allah makin tersebar. Sekarang, setelah para rasul berketetapan untuk lebih memusatkan diri pada pemberitaan firman, Injil pun makin tersebar jauh dan berkuasa. Para pelayan Tuhan yang membebaskan diri dari pekerjaan sekuler dan membaktikan diri sepenuhnya pada pekerjaan mereka dengan penuh semangat, akan menjadi sarana yang sangat membantu keberhasilan Injil.
- 2. Orang-orang Kristen semakin banyak: jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak. Ketika Kristus masih hidup di bumi, pelayanan-Nya paling sedikit membuahkan hasil di Yerusalem. Namun, sekarang kota itu justru menghasilkan paling banyak orang yang bertobat. Allah memiliki umat sisa-Nya bahkan di tempat-tempat yang paling buruk sekalipun.
- 3. Sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya. Saat itulah firman dan anugerah Allah luar biasa berjayanya ketika orang-orang yang paling tidak terduga digerakkan hatinya, seperti para imam ini, yang tadinya menentang Injil atau setidaknya berhubungan dengan mereka yang menentangnya. Para imam yang diangkat berdasarkan hukum Musa ini, bersedia meninggalkan jabatan mereka demi Injil Kristus. Sepertinya, mereka datang bersama-sama sebagai satu kelompok. Banyak dari antara mereka yang sepakat untuk saling menopang dan saling menguatkan, lalu bergabung menyerahkan diri kepada Kristus: polis ochlos – sejumlah besar imam, yang melalui kasih karunia Allah telah mengatasi prasangka-prasangka mereka, menyerahkan diri dan percaya, sehingga pertobatan mereka dicatat.
- (1) Mereka memeluk ajaran Injil. Akal budi mereka ditawan dan diserahkan kepada kuasa kebenaran Kristus, dan setiap pikiran yang tadinya menentang dibuat menjadi taat kepada-Nya (2Kor. 10:4-5). Dikatakan bahwa Injil diberitakan untuk membimbing kepada ketaatan iman (Rm. 16:26). Iman adalah suatu tindakan ketaatan, sebab adalah perintah Allah supaya kita percaya (1Yoh. 3:23).
- (2) Mereka menunjukkan ketulusan percaya mereka akan Injil Kristus dengan cara mematuhi semua aturan dan perintah Injil dengan senang hati. Maksud Injil adalah untuk memperhalus dan mengubah hati dan kehidupan kita. Iman memberikan hukum itu kepada kita, dan kita harus menaatinya.
Matthew Henry: Kis 6:8-15 - Seruan Stefanus Seruan Stefanus ( Kis 6:8-15)
Tidak diragukan lagi bahwa Stefanus sangat tekun dan setia dalam menjalankan tugasnya sebagai penyalur dana santuna...
Seruan Stefanus ( Kis 6:8-15)
- Tidak diragukan lagi bahwa Stefanus sangat tekun dan setia dalam menjalankan tugasnya sebagai penyalur dana santunan jemaat. Ia mempersiapkan diri untuk mengurus hal itu dengan cara yang baik, demi memuaskan semua orang. Meskipun di sini tampaknya ia orang yang sangat berbakat dan pantas menduduki jabatan yang lebih tinggi, ia ternyata tidak merasa tugas panggilan ini terlampau rendah baginya. Karena setia dengan yang kecil, kepadanya dipercayakan tugas yang lebih besar lagi. Meskipun kita tidak membaca bahwa ia menyebarkan Injil dengan berkhotbah dan membaptis, namun kita mendapati bahwa di sini ia ditunjuk melaksanakan tugas yang sangat terhormat dan diakui kemampuannya.
- I. Ia membuktikan kebenaran Injil dengan mengerjakan mujizat-mujizat dalam nama Kristus (ay. Kis 6:8).
- 1. Ia penuh dengan karunia dan kuasa. Artinya, iman yang kuat, yang memampukan dia untuk melakukan hal-hal besar. Orang-orang yang penuh dengan iman juga akan penuh dengan kuasa, sebab melalui iman, kuasa Allah dijalankan bagi kita. Iman Stefanus begitu memenuhi hatinya hingga tidak ada tempat lagi bagi ketidakpercayaan. Yang ada hanyalah tempat bagi pengaruh kasih karunia ilahi seperti yang dikatakan sang nabi, penuh dengan kekuatan, dengan ROH TUHAN (Mi. 3:8). Melalui iman, kita dikosongkan dari keakuan dan terisi dengan Kristus, yang adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
- 2. Dengan ada dalam keadaan demikianlah ia mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak dengan terbuka dan di hadapan semua orang, karena mujizat Kristus tidak takut kepada penyelidikan yang paling ketat sekalipun. Bukanlah hal aneh apabila Stefanus, walaupun jabatannya bukan sebagai seorang pengkhotbah, melakukan mujizat-mujizat ini, sebab kita mendapati bahwa ini termasuk karunia Roh yang dibagi-bagikan. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat (1Kor. 12:10-11). Dan tanda-tanda ini akan menyertai bukan saja orang-orang yang memberitakan firman, tetapi juga mereka yang percaya (Mrk. 16:17).
- II. Stefanus membela perkara Kekristenan melawan orang-orang yang menentangnya dan bersoal jawab dengan mereka (ay. Kis 6:9-10). Ia melayani kepentingan agama sebagai seorang pembantah di tempat-tempat tinggi dalam bidang itu, sementara yang lain hanya ibarat melayani sebagai pengusaha kebun anggur dan petani.
- 1. Di sini diceritakan kepada kita siapa saja yang menjadi lawannya (ay. Kis 6:9). Mereka adalah orang-orang Yahudi, tetapi dari kaum Helenis, orang-orang Yahudi yang tersebar dan yang sepertinya lebih giat menjalankan agama daripada orang Yahudi asli itu sendiri. Sungguh sulit bagi mereka untuk menjalankan ibadah mereka di negeri tempat mereka tinggal, tempat mereka hidup bagaikan burung kurik. Dengan susah payah dan mengeluarkan biaya besar mereka datang beribadah di Yerusalem, dan hal ini membuat mereka lebih melekat pada Yudaisme dibanding mereka yang dapat menjalankan agama mereka dengan murah dan mudah. Mereka dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. Orang Romawi menyebut mereka orang Liberti, atau Libertini, yang karena berkebangsaan asing harus memperoleh kewarganegaraan, atau apabila terlahir sebagai budak, harus dibebaskan dari perbudakan atau dijadikan orang merdeka. Ada yang berpendapat bahwa orang-orang Libertini ini adalah orang-orang Yahudi yang memperoleh kemerdekaan dari pemerintah Romawi, seperti halnya Paulus (22:27-28). Ada kemungkinan bahwa Paulus termasuk yang paling gencar dari antara orang-orang Libertini yang berdebat dengan Stefanus di jemaat ini, dan menarik orang-orang lain ikut dalam perdebatan itu, sebab kita mendapati dia ikut mengambil bagian dan memberi izin saat Stefanus dirajam sampai mati. Kemudian masih ada beberapa orang lain yang termasuk jemaat Kirene dan Aleksandria yang sering disebutkan oleh para penulis Yahudi. Selain itu, ada juga anggota jemaat Kilikia dan Asia. Kalaupun Paulus yang adalah orang Romawi merdeka, tidak termasuk jemaat orang Libertini, sebagai orang asli Tarsus ia tentunya termasuk jemaat Kilikia. Ada kemungkinan ia merupakan anggota kedua jemaat itu. Orang-OrangYahudi yang lahir di negeri lain dan mempunyai kepentingan di dalamnya, sering kali bukan sekadar singgah, tetapi juga bermukim di Yerusalem. Tiap bangsa memiliki jemaatnya sendiri, seperti misalnya di London terdapat jemaat-jemaat Prancis, Belanda, dan Denmark. Jemaat-jemaat itu merupakan sekolah ke mana orang Yahudi dari bangsa-bangsa itu mengirimkan kaum muda mereka untuk dididik menurut pengajaran Yahudi. Sekarang, para pengajar di jemaat-jemaat ini, yang bersama para pemimpin melihat Injil berkembang, berkomplot hendak menentang perkembangannya karena mengkhawatirkan akibatnya terhadap agama Yahudi. Mereka yang merasa iri sekaligus yakin akan kebenaran perkara mereka dan kemampuan untuk mengurusnya, menjamin bahwa mereka mampu menumpas Kekristenan melalui kekuatan debat. Ini sebenarnya cara yang wajar serta masuk akal untuk menangani hal itu, dan yang selalu siap diakui agama. Ajukanlah perkaramu, firman TUHAN, kemukakanlah alasan-alasanmu (Yes. 41:21). Tetapi mengapa mereka berdebat dengan Stefanus? Mengapa tidak dengan rasul-rasul itu sendiri?
- (1) Ada yang berpendapat, karena mereka memandang rendah para rasul sebagai orang biasa yang tidak terpelajar, yang mereka anggap terlampau hina untuk berurusan. Sebaliknya, Stefanus seorang terpelajar, dan mereka merasa mendapat kehormatan apabila berurusan dengan orang yang seimbang.
- (2) Ada lagi yang berpendapat, karena mereka takjub melihat rasul-rasul itu. Mereka tidak merasa bebas dan nyaman dengan rasul-rasul itu, tidak seperti dengan Stefanus yang ketika itu menduduki jabatan yang rendah.
- (3) Boleh jadi juga, karena ditantang di depan umum, Stefanus lalu ditunjuk oleh para rasul untuk menjadi jagoan mereka, karena dianggap tidak pantas apabila rasul-rasul itu harus melalaikan pemberitaan firman demi melibatkan diri dalam perbantahan. Stefanus yang hanyalah seorang diaken jemaat, seorang muda yang sangat cerdas, pintar, dan lebih memenuhi syarat daripada para rasul untuk berurusan dengan orang-orang yang gemar bertengkar, ditunjuk untuk melayani tantangan mereka. Beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa Stefanus pernah dididik oleh Gamaliel, bahwa Saulus dan yang lain menganggap dia sebagai pembelot, dan karena itu menjadikannya sebagai bulan-bulanan dengan penuh kedengkian.
- (4) Ada kemungkinan mereka berdebat dengan Stefanus karena ia gigih berdebat dengan mereka untuk meyakinkan mereka, dan untuk pelayanan inilah ia dipanggil oleh Allah.
- 2. Di sini diceritakan kepada kita bagaimana ia menyampaikan pokok pembicaraan dalam perdebatan itu (ay. Kis 6:10): Mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Mereka tidak mampu mendukung pendirian mereka sendiri ataupun membantah pendapatnya. Melalui pendapat yang tidak dapat dilawan, ia membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias. Ia berkata-kata dengan begitu jelas dan sempurna hingga mereka tidak dapat membantah apa pun yang diucapkannya. Walaupun tidak dapat diyakinkan, mereka dikalahkan dalam debat. Tidak dikatakan bahwa mereka tidak mampu melawan dia, tetapi, mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara, Roh hikmat yang berbicara melalui dia. Sekaranglah janji itu digenapi, Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu (Luk. 21:15). Mereka menyangka hanya akan berdebat dengan Stefanus dan pasti mampu mengalahkan dia, tetapi ternyata mereka berdebat dengan Roh Allah di dalam dia, yang sama sekali tidak seimbang dengan mereka.
- III. Akhirnya, Stefanus memeteraikan perdebatan itu dengan darahnya. Kita akan membaca tentang hal ini di pasal berikutnya. Di sini kita melihat beberapa langkah yang diambil lawan-lawannya ke arah itu. Ketika tidak mampu membantah pendapatnya, mereka mendakwanya sebagai penjahat dan diam-diam menghasut saksi-saksi palsu untuk bersumpah bahwa ia telah menghujat. “Berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti itulah (menurut Tuan Baxter) kita berdebat dengan orang-orang jahat. Sungguh merupakan mujizat campur tangan-Nya apabila tidak lebih banyak lagi orang-orang saleh yang terbunuh di dunia ini melalui sumpah palsu dan kepura-puraan hukum, ketika terdapat ribuan orang yang membenci mereka dan tidak segan-segan mengucapkan sumpah palsu.” Dengan diam-diam mereka menghasut orang-orang dan mengajarkan apa yang harus dikatakan, lalu membayar mereka supaya mau bersumpah. Mereka semakin murka terhadap Stefanus karena ia berhasil membuktikan bahwa merekalah yang salah, dan sekaligus menunjukkan jalan yang benar kepada mereka. Untuk itu mereka seharusnya berterima kasih kepadanya. Apakah dengan mengatakan kebenaran kepada mereka dan membuktikannya, ia telah menjadi musuh mereka? Sekarang mari kita amati di sini,
- 1. Bagaimana mereka dengan segala daya upaya memicu amarah pemerintah dan orang banyak untuk melawan Stefanus, supaya apabila tidak berhasil dengan pemerintah, mereka masih bisa mencoba dengan orang banyak itu (ay. Kis 6:12): Mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak untuk melawan dia, supaya apabila Mahkamah Agama masih berpendapat untuk (menurut saran Gamaliel) tidak mengganggu dia, mereka masih mungkin menghajarnya melalui amarah dan huru-hara orang banyak. Mereka juga berusaha menghasut para tua-tua dan ahli Taurat agar melawan Stefanus, supaya apabila orang banyak berpihak kepadanya dan melindungi dia, mereka masih bisa berhasil melalui pihak yang berwenang. Demikianlah mereka merasa yakin bisa mencapai tujuan, ketika mereka ibarat memiliki dua tali busur.
- 2. Bagaimana mereka membawanya ke sidang: Mereka menyergap Stefanus, saat ia tidak menduganya, menyeretnya, dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Mereka menyergap dia beramai-ramai dan menyeretnya bagaikan singa menyeret mangsanya. Begitulah arti kata yang dipakai. Dengan penanganan yang kasar dan keji terhadap dirinya itu, mereka hendak memperlihatkan dia kepada orang banyak dan pemerintah sebagai orang yang berbahaya, yang akan melarikan diri dari keadilan apabila tidak diawasi, atau melawan apabila tidak diringkus dengan paksa. Setelah menangkap dia, mereka membawanya dengan penuh kemenangan ke hadapan Mahkamah Agama, dan sepertinya dengan begitu tergesa-gesa hingga tidak ada seorang pun teman yang menyertainya. Mereka mendapati bahwa dengan beramai-ramai, mereka dapat saling menyemangati dan menguatkan. Oleh sebab itu mereka hendak mencoba menanganinya sendiri.
- 3. Bagaimana mereka menyiapkan bukti yang siap diajukan untuk menentang dia. Mereka bertekad untuk menang, sama seperti ketika mereka mengadili Juru Selamat kita, kemudian mencari saksi-saksi. Sekarang saksi-saksi ini sudah dipersiapkan sebelumnya, dan mereka diberi tahu untuk bersumpah bahwa mereka telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah (ay. Kis 6:11), terhadap tempat kudus dan hukum Taurat (ay. Kis 6:13), sebab mereka mendengar dia mengatakan apa yang akan dilakukan Yesus atas tempat dan adat istiadat mereka (ay. Kis 6:14). Ada kemungkinan Stefanus memang telah mengatakan sesuatu yang intinya seperti itu. Bagaimanapun, orang-orang yang bersumpah menentang dia disebut saksi-saksi palsu, sebab meskipun terdapat kebenaran juga di dalam kesaksian mereka, mereka telah memberikan tafsiran yang salah dan jahat atas apa yang telah dikatakannya, kemudian membelokkannya. Amatilah,
- (1) Tuduhan umum apa yang dikenakan ke atasnya. Yakni bahwa ia mengucapkan kata-kata hujat, dan untuk memperparah hal itu mereka berkata, “Ia terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina. Dia biasa berbicara seperti itu, percakapannya dengan semua orang selalu begitu. Ke mana pun ia pergi, ia selalu giat menanamkan gagasan-gagasannya itu di benak semua orang yang diajaknya berbicara.” Hal ini seperti menyiratkan pembangkangan dan sifat tidak mau dinasihati. “Ia telah diperingatkan, tetapi tetap saja berbicara tanpa henti.” Tidaklah salah apabila penghujatan dianggap kejahatan yang sangat keji (karena berbicara dengan keji penuh celaan perihal Allah Pencipta kita), dan oleh karena itu para penuntut Stefanus dapat dianggap sangat memperhatikan kehormatan nama Allah, dan melakukan hal itu karena hendak membela Dia. Sama seperti yang dialami orang-orang percaya dan para martir dari Perjanjian Lama, demikian jugalah yang dialami mereka dari Perjanjian Baru. Saudara-saudara yang membenci dan mengusir mereka berkata, Baiklah TUHAN menyatakan kemuliaan-Nya, dan mereka berpura-pura telah melayani Dia dengan perbuatan mereka itu. Stefanus dikatakan telah mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah. Sejauh ini kata-kata mereka memang benar, yakni bahwa orang-orang yang menghujat Musa (jika yang mereka maksudkan adalah tulisan-tulisan Musa yang diberikan melalui ilham dari Allah) sama saja dengan menghujat Allah. Orang-orang yang mencela Kitab Suci dan menghinanya, sama dengan berbicara buruk tentang Allah sendiri dan berbuat jahat kepada-Nya. Tujuan-Nya yang agung adalah untuk memberi pengajaran-Nya yang besar dan mulia. Oleh sebab itu, orang-orang yang mencemarkan pengajaran-Nya dan merendahkannya, telah menghujat nama-Nya, sebab Ia telah membuat nama-Nya dan janji-Nya melebihi segala sesuatu. Tetapi, benarkah Stefanus telah menghujat Musa? Sama sekali tidak. Sedikit pun ia tidak melakukannya. Kristus dan para pemberita Injil-Nya tidak pernah mengatakan sesuatu yang tampak seperti menghujat Musa. Mereka selalu mengutip tulisan-tulisannya dengan rasa hormat, melaksanakannya, dan tidak mengatakan apa pun selain yang dikatakan Musa akan terjadi. Oleh sebab itu, sungguh sangat tidak benar apabila Stefanus dituduh menghujat Musa. Namun,
- (2) Mari kita lihat bagaimana tuduhan ini didukung dan dilaksanakan. Ternyata, ketika hal itu harus dibuktikan, tuduhan yang bisa mereka kenakan ke atasnya hanyalah bahwa dia mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, dan ini harus dianggap dan diterima sebagai penghujatan terhadap Musa dan Allah sendiri. Demikianlah tuduhan itu melemah ketika akan dibuktikan.
- [1] Ia dituduh menghujat tempat kudus ini. Beberapa orang memahaminya sebagai kota Yerusalem yang adalah kota suci yang sangat mereka jaga dan banggakan. Namun, lebih tepat apabila yang dimaksudkan adalah Bait Allah, rumah yang kudus itu. Kristus dihukum sebagai seorang penghujat karena kata-kata yang dianggap menyinggung Bait Allah, yang kehomatannya sepertinya sangat mereka perhatikan, bahkan ketika mereka telah mencemarkannya dengan kejahatan mereka.
- [2] Stefanus juga dituduh menghujat hukum Taurat, yang mereka megah-megahkan dan andalkan, padahal mereka sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu (Rm. 2:23). Nah, kalau begitu bagaimana mereka bisa menjelaskan hal ini? Di sini tuduhan itu melemah kembali. Sebab satu-satunya hal yang bisa mereka tuduhkan ke atasnya adalah bahwa mereka sendiri mendengar dia mengucapkan kata-kata (tetapi bagaimana hal itu terjadi atau penjelasan apa yang diberikannya, mereka tidak merasa perlu menceritakannya) bahwa Yesus, orang Nazaret itu, yang begitu ramai dibicarakan orang, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita. Stefanus tidak dapat dikenai tuduhan telah mengatakan sesuatu yang mencemarkan Bait Allah ataupun hukum Taurat. Para imam sendiri telah mencemarkan Bait Allah dengan menjadikannya bukan saja tempat berdagang, melainkan juga sarang penyamun. Walaupun demikian, mereka ingin dianggap giat membela kehormatan tempat itu dari serangan seseorang yang sebenarnya tidak pernah mengatakan apa pun yang salah. Sebaliknya, ia lebih menganggapnya sebagai rumah doa, sesuai tujuan sesungguhnya, dibanding mereka. Selain itu, ia juga tidak pernah mencela hukum Taurat seperti yang mereka lakukan. Sebaliknya, yang benar adalah,
- Pertama, ia telah berkata bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini, menghancurkan Bait Allah, menghancurkan Yerusalem. Ada kemungkinan ia berkata seperti itu. Tetapi, seandainya pun itu benar, lalu apakah itu bisa disebut penghujatan bila orang berkata bahwa tempat kudus itu tidak akan tegak selamanya melebihi Silo, dan bahwa Allah yang adil dan suci tidak akan terus memberikan hak istimewa tempat kudus ini kepada orang-orang yang melecehkannya? Bukankah para nabi telah memberikan peringatan yang sama kepada bapa leluhur mereka perihal penghancuran tempat kudus itu oleh orang Kasdim? Bahkan lebih dari itu, ketika Bait Allah pertama kali dibangun, bukankah Allah sendiri telah memberikan peringatan yang sama: Rumah yang amat ditinggikan ini, akan membuat orang tertegun (2Taw. 7:21). Karena itu, patutkah Stefanus dikatakan seorang penghujat karena mengatakan kepada mereka bahwa pantaslah bagi Yesus orang Nazaret itu untuk menghancurkan tempat kudus dan bangsa mereka bila mereka terus menentang Dia, dan itu semua akibat ulah mereka sendiri? Orang-Orangyang dengan keji menyalahgunakan pengakuan agama akan berlindung di balik pengakuan agama mereka itu dengan menyebut teguran atas perilaku mereka yang buruk sebagai penghujatan atas agama mereka.
- Kedua, Stefanus telah berkata bahwa Yesus itu akan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita. Telah dinanti-nantikan bahwa di hari-hari kedatangan Sang Mesias, adat istiadat itu akan diubah, dan bahwa bayang-bayangnya akan disingkirkan apabila hakikat yang sebenarnya telah datang. Namun, hal ini sebenarnya bukan berarti mengubah hakikat hukum Taurat, melainkan menyempurnakannya. Kristus datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapi hukum Taurat. Dan, kalaupun Ia mengubah beberapa adat istiadat yang diwariskan Musa, itu adalah untuk memperkenalkan dan mengukuhkan yang lebih baik. Seandainya jemaat Yahudi tidak keras kepala menolak masuk ke dalam zaman pengukuhan yang baru ini dan tidak tetap berpaut pada hukum adat istiadat, maka sejauh yang saya ketahui, tempat mereka tidak akan dihancurkan. Dengan demikian, karena menunjukkan suatu jalan yang pasti untuk mencegah kehancuran mereka, dan karena memberi mereka peringatan yang pasti mengenai penghancuran itu apabila mereka tidak mengikuti jalan itu, Stefanus malah dituduh sebagai penghujat.
- IV. Di sini diceritakan bagaimana Allah mengakui Stefanus ketika ia dibawa ke hadapan Mahkamah Agama. Allah menunjukkan bahwa Ia berdiri di sampingnya (ay. Kis 6:15): Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama, yakni para imam, ahli Taurat, dan tua-tua, menatap Stefanus yang masih asing bagi mereka dan yang belum pernah dibawa ke hadapan mereka sebelumnya. Kemudian mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat. Sudah menjadi kebiasaan para hakim untuk mengamati paras seorang tahanan, yang adakalanya menunjukkan rasa bersalah atau sebaliknya. Sekarang Stefanus tampil di depan persidangan dengan paras seperti muka seorang malaikat.
- 1. Mungkin saja ini sekadar menyiratkan bahwa ia memiliki paras yang sangat menyenangkan dan cerah, dan bahwa tidak tampak sedikit pun tanda bahwa ia mengkhawatirkan dirinya atau marah terhadap para penyiksanya. Ia tampak seakan-akan belum pernah merasa sebahagia ini dalam hidupnya, ketika ia dipanggil untuk memberikan kesaksian tentang Injil Kristus di depan umum, dan pantas menerima mahkota kesyahidan. Ketenangan hati yang begitu tidak tergoyahkan, keberanian yang begitu tidak kenal takut, dan perpaduan kelemahlembutan dan keagungan yang sulit dipahami, tampak di wajahnya, hingga setiap orang mengatakan bahwa ia tampak bagaikan malaikat. Yang jelas, cukup untuk meyakinkan orang Saduki bahwa malaikat memang ada, ketika mereka melihat seorang malaikat yang menjelma di depan mata mereka.
- 2. Namun, sepertinya lebih tepat dikatakan bahwa terdapat kemegahan ajaib dan kecemerlangan di wajahnya, seperti yang tampak pada Juru Selamat kita ketika Ia dipermuliakan. Atau paling tidak seperti wajah Musa saat ia turun dari gunung. Dengan cara itu Allah merancang untuk memberikan kehormatan kepada hamba-Nya yang setia, dan kebingungan kepada para penganiaya dan hakim-hakimnya. Dosa mereka akan semakin berat dan bahkan akan menjadi pemberontakan terhadap terang itu, apabila setelah melihat paras itu, mereka tetap melanjutkan perlawanan mereka terhadap dirinya. Apakah Stefanus sendiri tahu bahwa kulit wajahnya bersinar atau tidak, kita tidak diberi tahu. Namun, semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu melihatnya, dan boleh jadi saling memberi tahu. Rasa malu yang teramat sangat melingkupi mereka saat melihat, dan mau tidak mau menyadari bahwa Stefanus diakui oleh Allah, hingga mereka tidak menyuruh dia yang saat itu sedang berdiri untuk diadili, untuk pindah dan duduk di bangku penghakiman. Hikmat dan kekudusan membuat wajah orang bersinar, namun hal ini tidaklah memberi jaminan bahwa orang tersebut bisa bebas dari penghinaan yang tiada taranya. Jadi tidak mengherankan apabila cahaya wajah Stefanus tidak mampu melindungi dia, meskipun cukup mudah untuk membuktikan bahwa seandainya ia bersalah karena mencemarkan Musa, Allah tentunya tidak akan memberikan kehormatan Musa kepadanya.
SH -> Kis 6:1-7; Kis 6:1-15; Kis 6:1-7; Kis 6:1-7; Kis 6:1-7; Kis 6:8-15; Kis 6:8-15; Kis 6:8-15; Kis 6:8-15
SH: Kis 6:1-7 - Serangan terdahsyat (Kamis, 3 Juni 1999) Serangan terdahsyat
Serangan berikut yang dihadapi oleh gereja mula-mula,
mendatangkan akibat yang paling buruk bagi perkembangan gereja.
I...
Serangan terdahsyat
Serangan berikut yang dihadapi oleh gereja mula-mula, mendatangkan akibat yang paling buruk bagi perkembangan gereja. Inilah serangan tercanggih yang dilancarkan si Iblis. Para rasul diuji ketangkasannya mengatasi permasalahan sosial jemaat. Meskipun tanggung jawab sosial bukanlah pekerjaan utama, para rasul tetap mengusahakan jalan keluarnya. Ditegaskan oleh para rasul bahwa pelayanan pastoral dan diakonia tidak lebih rendah statusnya dari pelayanan pemberitaan firman. Hal ini berhubungan dengan panggilan Allah kepada masing-masing Kristen. Akhirnya gereja menyetujui apa yang diusulkan para rasul itu; dan mereka memilih tujuh diaken untuk melayani jemaat.
Gereja sehat dan bertumbuh. Apa yang dilakukan para rasul merupakan pelajaran dan contoh yang sangat berharga bagi gereja masa kini. Allah memang memanggil semua Kristen untuk masuk dalam pelayanan-Nya; tetapi dalam bidang pelayanan tertentu sesuai panggilan-Nya. Pemberita firman hendaknya setia memberitakan kebenaran firman Tuhan; para penatua dan diaken hendaknya menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pelayan jemaat. Prinsip pelayanan yang terkonsentrasi pada masing-masing bidang ini sangat vital bagi gereja yang sehat dan bertumbuh (ay. 7).
SH: Kis 6:1-15 - Menguasai kebencian (Minggu, 22 Juni 2003) Menguasai kebencian
Ada dua jenis manusia dalam bacaan ini: (a) Stefanus, orang yang
penuh iman dan Roh Kudus serta (b) orang Yahudi yang penuh
...
Menguasai kebencian
Ada dua jenis manusia dalam bacaan ini: (a) Stefanus, orang yang penuh iman dan Roh Kudus serta (b) orang Yahudi yang penuh dengan kebohongan dan dengki. Kelompok orang Yahudi ini disebut Libertini, nama lain dari "orang yang merdeka." Tetapi sebenarnya mereka tidak merdeka karena justru mereka adalah orang yang dibelenggu oleh dosa kebencian. Sebaliknya, Stefanus adalah orang yang merdeka untuk menyatakan kebenaran dan untuk tidak membenci.
Kebencian adalah pembunuhan tingkat pertama yang belum
direalisasikan. Memang kita belum melakukan apa-apa, namun
sesungguhnya kita telah menyusun rancangan jahat dalam benak
kita. Karena kebencianlah Kain membunuh Habel, adiknya (
Kita tidak bisa menghalau kebencian dengan cara mengusirnya berulangkali. Jangan pusatkan segenap tenaga kita pada usaha membuang kebencian itu; sebaliknya, isilah hati kita dengan firman Tuhan dan mintalah agar Ia memenuhi jiwa kita dengan kasih-Nya. Dengan cara inilah kebencian akan berkurang dan akhirnya hilang. Memang sangat disayangkan karena kelompok Yahudi ini tidak mengisi hatinya dengan firman dan kasih Tuhan; sebaliknya, mereka malah mengisi hati mereka dengan kebohongan.
Renungkan: Hati yang tanpa kasih Allah adalah tanah yang subur untuk kebencian.
Bacaan Untuk Minggu ke-3 sesudah Pentakosta
Kejadian 3:9-15; 2Korintus 4:13-5:1; Markus 3:20-35; Mazmur 61:1-5,8
Lagu: NKB 17
SH: Kis 6:1-7 - Menyelesaikan masalah (Senin, 22 Juni 2009) Menyelesaikan masalah
Masalah ibarat tamu yang rajin datang ke rumah kita, tidak diundang
saja datang, apalagi kalau diundang. Sekalipun gereja ...
Menyelesaikan masalah
Masalah ibarat tamu yang rajin datang ke rumah kita, tidak diundang saja datang, apalagi kalau diundang. Sekalipun gereja adalah anggota tubuh Kristus bukan berarti bebas dari masalah. Seiring dengan perkembangannya, gereja perdana yang penuh rahmat Allah pun tetap menghadapi masalah. Tekanan dari pihak Mahkamah Agama Yahudi tak merintangi perluasan jemaat. Masalah lain timbul, sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani (ayat 1). Secara internal, mereka menghadapi masalah sosial.
Para rasul sadar bahwa telah muncul suatu situasi yang salah. Namun demikian, mereka tetap fokus pada tugas utama memberitakan Firman Allah (ayat 2). Mereka tidak boleh memecah konsentrasi utama mereka. Ini bukan berarti bahwa tugas "melayani meja" tidak penting. Masalah memang ada, tetapi semua diajak untuk mengerti dan tidak mencari "kambing hitam", melainkan mencari akar masalah dan jalan kelu-arnya. Maka tujuh orang yang mempunyai nama baik, berhikmat, dan penuh Roh Kudus dipilih untuk meluruskan dan menangani perbendaharaan jemaat (ayat 3). Sementara rasul-rasul melakukan tugas utama mereka, melalui doa dan pelayanan firman (ayat 4-6). Dengan cara demikian, masalah diselesaikan. Pekerjaan Tuhan bukan hanya tidak terhambat malahan semakin berkembang (ayat 7).
Kita disadarkan bahwa selama masih ada di dunia yang fana ini, gereja sebagai tubuh Kristus akan menghadapi berbagai masalah. Ada perbedaan pendapat, cara melayani, dan bahkan dalam pemahaman iman tertentu. Ada masalah dari luar, juga dari dalam gereja itu sendiri, sebagai konsekwensi suatu perkembangan. Hal yang paling penting adalah bagaimana kita bisa mengelola masalah dengan baik dan benar? Belajar dari gereja perdana, prinsip utama adalah pelayanan firman tidak boleh diabaikan. Karena itu kita perlu mendoakan pemimpin gereja agar berhikmat dalam menyelesaikan masalah-masalah gereja, sehingga Tuhan dipermuliakan karenanya.
SH: Kis 6:1-7 - Mobilisasi jemaat (Senin, 27 Juni 2011) Mobilisasi jemaat
Gereja merupakan suatu organisme yang hidup dengan orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sehingga dapat menyembah, bersekutu,...
Mobilisasi jemaat
Gereja merupakan suatu organisme yang hidup dengan orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sehingga dapat menyembah, bersekutu, bertumbuh, melayani, dan menginjili. Namun gereja yang hidup, dinamis, dan berkembang juga membutuhkan organisasi yang tertib supaya dapat berjalan baik. Bila tidak, kehancuran bisa terjadi.
Inilah yang dihadapi jemaat mula-mula dalam tahun-tahun permulaan gereja. Pada saat jemaat masih kecil dan urusan belum banyak, para rasul masih dapat menangani banyak hal. Namun ketika gereja bertumbuh menjadi besar, perkara gereja pun bertambah. Apalagi bila jemaat berasal dari multi etnis dengan latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda, seperti jemaat mula-mula. Tidak heran, ada kebutuhan jemaat yang terabaikan seperti para janda Yahudi yang berasal dari luar wilayah. Mungkin karena ada diskriminasi di lapangan atau ketidaksengajaan para rasul karena harus fokus memberitakan Injil, sehingga lalai dalam memperhatikan kebutuhan mereka. Menghadapi situasi demikian, mereka segera menyelesaikan dengan bijaksana sehingga tidak memberi tempat bagi Iblis untuk menghancurkan kesatuan gereja. Atas permintaan mereka, jemaat memilih tujuh orang berkualitas (3) yaitu punya karakter baik, penuh iman, (kuasa dan karunia) Roh, dan hikmat, untuk membantu mereka melaksanakan tugas pelayanan diakonia gereja. Inilah syarat utama bagi para pelayan Tuhan. Demikianlah, para pemimpin tidak bisa sendiri dalam melakukan segala hal, melainkan perlu memobilisasi anggota jemaat untuk terlibat dalam segala bidang pelayanan sesuai karunia masing-masing. Semua harus bekerja sama sambil tetap fokus pada pelayanan masing-masing agar Injil terus tersebar dan banyak orang percaya kepada Yesus.
Bagaimana dengan sikap kita dalam melayani? Apakah hanya mau mengerjakan segala sesuatu sendirian karena sulit memberikan kepercayaan kepada orang lain? Ingatlah, kemampuan dan waktu kita terbatas. Maka libatkan orang lain agar kita bersama dapat melakukan pekerjaan yang besar bagi Tuhan di dunia ini.
SH: Kis 6:1-7 - Positif terhadap Kritik (Kamis, 31 Mei 2018) Positif terhadap Kritik
Apabila sebuah komunitas dapat bertumbuh, maka hal itu mendatangkan sukacita, baik secara kuantitas maupun kualitas. Namun, s...
Positif terhadap Kritik
Apabila sebuah komunitas dapat bertumbuh, maka hal itu mendatangkan sukacita, baik secara kuantitas maupun kualitas. Namun, semakin berkembang sebuah komunitas berarti pula semakin banyak permasalahan dan semakin besar tanggung jawab yang harus dipikul. Karena itu, sikap yang tepat dalam merespons sebuah kritik menjadi hal yang sangat penting dalam pelayanan.
Gereja mula-mula juga tidak luput dari masalah, yakni pelayanan terhadap janda-janda orang Yahudi yang berbahasa Yunani terabaikan (1). Mereka merasa diabaikan dan diperlakukan tidak adil sehingga menimbulkan sungut-sungut. Masalah tersebut sampai ke telinga kedua belas rasul. Alih-alih mengabaikannya, atau bersikap reaktif, atau mencari "kambing hitam", kedua belas rasul itu mengumpulkan semua murid untuk melakukan klarifikasi, yaitu: Pertama, masalah yang muncul merupakan persoalan bersama dan harus diselesaikan. Bukan semata-semata mewakili golongan atau kelompok tertentu (6:2). Kedua, memberikan solusi alternatif. Ketiga, memohon campur tangan Tuhan atas masalah yang muncul di antara mereka. Di sini, para rasul menyadari bahwa kritik dan masalah merupakan cara Tuhan untuk memperbaiki kualitas pelayanan mereka. Jika mereka mengabaikan kritik tersebut, tentu hal itu akan mengganggu pelayanan mereka dalam hal doa dan pelayanan Firman (4). Syukurlah jemaat menerima baik usulan para rasul dengan memilih tujuh orang yang secara moral baik, berhikmat, dan dipenuhi oleh Roh Allah dalam penatalayanan (3). Yang lebih penting dari ketiga kriteria itu adalah memohon berkat Allah agar mereka semua dimampukan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka dengan baik (6).
Marilah kita bersikap positif saat ada kritik negatif yang diarahkan kepada kita. Sebab kritikan merupakan salah satu cara untuk menolong kita menemukan kehendak Tuhan dalam pelayanan. Kuncinya adalah dialog dan keinginan untuk mencari solusi bersama agar Allah sajalah yang dimuliakan. [AJ]
SH: Kis 6:8-15 - Stefanus yang mengagumkan (Jumat, 4 Juni 1999) Stefanus yang mengagumkan
Kualitas pelayanan yang dilakukan oleh Stefanus sangat
mengagumkan (8). Bila dalam pasal-pasal sebelumnya mukjizat dan...
Stefanus yang mengagumkan
Kualitas pelayanan yang dilakukan oleh Stefanus sangat mengagumkan (8). Bila dalam pasal-pasal sebelumnya mukjizat dan tanda-tanda nampaknya hanya terbatas dilakukan oleh para rasul, pada pasal ini pembatasan tersebut tidak mutlak. Namun pelayanan Stefanus yang mengundang takjub sebagian orang, ternyata membangkitkan amarah yang besar dari kelompok lain.
Dari teologi ke kekerasan. Teologi yang diyakini oleh Stefanus membawanya pada kematian yang sadis. Hal ini bisa dipahami melalui perdebatan teologi yang sengit antara Stefanus dan orang-orang Yahudi (9b dan 10). Mereka tidak mampu mengalahkan pendapat Stefanus yang penuh urapan Roh. Kemudian, mereka melancarkan tuduhan palsu; dan menghasut para tua-tua dan ahli Taurat untuk menyeretnya ke pengadilan (11-12). Akhirnya Stefanus dibawa ke hadapan Mahkamah Agama (13-15). Pola ini berulang-ulang terjadi di dalam kehidupan dan perkembangan gereja mula-mula. Gereja masa kini pun harus waspada, sebab pola yang demikian masih terjadi. Gereja difitnah, masyarakat sekitar dihasut untuk melakukan kekerasan terhadap gereja.
Renungkan: (1) Gereja harus senantiasa berada di bawah kuasa Roh agar mampu bertahan; (2) Gereja harus seperti Stefanus, walaupun dibawa ke Mahkamah Agama, wajahnya tetap bersinar seperti malaikat.
SH: Kis 6:8-15 - Menghadapi fitnah (Selasa, 23 Juni 2009) Menghadapi fitnah
Cara jitu apa yang bisa dipakai untuk menjatuhkan orang percaya?
Kalau kekerasan dan paksaan tidak menggoyahkan iman anak Tuha...
Menghadapi fitnah
Cara jitu apa yang bisa dipakai untuk menjatuhkan orang percaya? Kalau kekerasan dan paksaan tidak menggoyahkan iman anak Tuhan, maka dipakailah cara busuk, yaitu merusak nama baiknya. Misalnya, menjebak dengan perilaku atau perkataan tertentu yang dipakai untuk memfitnah dia.
Itulah yang dialami Stefanus, salah seorang dari ketujuh diaken. Ketika dengan semangat Stefanus memberitakan Injil kepada banyak orang, ada segolongan orang yang mencoba mendebat dia. Pemberitaan Stefanus bukan asal bicara. Roh Kudus memberi dia hikmat untuk membantah semua argumen yang menolak Injil. Hasilnya? Kelompok orang itu menjadi marah dan hendak membinasakan dirinya. Apa yang mereka dapat lakukan? Menangkap dengan kekerasan tidak menghentikan pengikut Yesus dari upaya menyatakan kesaksian tentang Dia. Maka mereka berusaha memfitnah Stefanus agar kesalahannya terbukti dan ia bisa dibunuh.
Dua tuduhan palsu ditudingkan kepada Stefanus. Ia dituduh menghujat Taurat Musa dan menghina Bait Allah. Bagi orang Israel, Taurat Musa bersifat sakral dan kekal. Mungkin Stefanus mengutip Yesus yang menyanggah penafsiran keliru para ahli Taurat terhadap Taurat. Menolak tafsiran itu, atau yang biasa disebut tradisi lisan Taurat, di mata orang Yahudi sama saja dengan menolak Taurat. Stefanus juga menegaskan bahwa kehadiran Allah tidak dibatasi oleh Bait Allah, pada-hal bagi mereka Bait Allah adalah lambang kehadiran Allah yang memberkati dan memelihara mereka. Maka mereka memutarbalikkan khotbah Stefanus untuk mendiskreditkan dirinya. Bahkan mereka memakai saksi-saksi palsu (ayat 13-14).
Ada daya orang Kristen ketika difitnah untuk perkara yang ia tidak lakukan? Ketika bukti-bukti yang sudah direkayasa dipakai untuk memvonis anak Tuhan, maka hanya Tuhan yang bisa membela dan membuktikan dia tidak bersalah. Seperti yang dicatat Lukas, ketika Stefanus diperhadapkan ke Mahkamah Agama, maka semua orang melihat mukanya bercahaya bagaikan sosok malaikat (ayat 15)!
SH: Kis 6:8-15 - Siap dan kuat (Selasa, 28 Juni 2011) Siap dan kuat
Bukti nyata bahwa seseorang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus serta sudah mendapatkan keselamatan dan karunia Roh Kudus ialah hi...
Siap dan kuat
Bukti nyata bahwa seseorang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus serta sudah mendapatkan keselamatan dan karunia Roh Kudus ialah hidupnya penuh Roh Kudus dan berbuah bagi Tuhan. Ia akan berusaha menjadi berkat bagi siapa pun.
Stefanus termasuk orang yang demikian karena pelayanannya melampaui tugas diakonianya di gereja. Ia juga terlibat dalam penginjilan yang disertai mukjizat agar orang lain percaya kepada Tuhan Yesus. Penginjilan Stefanus menghadapi tantangan dari satu kelompok Yahudi, yang menyebut dirinya Libertini. Mereka bersama orang Yahudi lain berdebat dengan Stefanus, tetapi tidak dapat menandingi hikmatnya dan kuasa Roh yang menyertainya (10). Namun mereka bukannya mengakui kebenaran yang ada, malah memikirkan cara untuk membunuhnya.
Untuk memuluskan rencana, mereka menghasut orang-orang untuk memfitnah Stefanus bahwa dia telah menghujat Musa dan Allah. Padahal memfitnah tanpa bukti lebih kejam daripada membunuh. Mereka juga melakukan kekerasan terhadap Stefanus yang tidak seideologi dengan mereka. Selain itu mereka menghadapkan Stefanus ke pengadilan agama yang berat sebelah, ditambah saksi-saksi palsu yang menyatakan bahwa Stefanus telah menghina agama dan kitab suci orang Yahudi. Orang Yahudi menuduh Stefanus telah menghina Bait Suci dan hukum Taurat. Tuduhan mereka jelas tidak benar karena justru mereka sendiri yang mencemarkan Bait Suci dan melanggar hukum Taurat oleh perbuatan dosa dan kejahatan mereka. Yesus juga telah menggenapi hukum Taurat dan membawa orang percaya masuk pada zaman baru yang akan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran.
Tuduhan palsu dan penistaan yang dialami Stefanus juga dialami oleh beberapa jemaat/gereja di Indonesia. Sangat menyakitkan dan menyedihkan. Namun kita harus berdoa agar orang Kristen/gereja siap dan kuat menghadapi tekanan tersebut. Doakan juga agar gereja/orang Kristen sendiri tidak menjadi penghambat pemberitaan Injil.
SH: Kis 6:8-15 - Menyikapi Tuduhan (Jumat, 1 Juni 2018) Menyikapi Tuduhan
A da pepatah jawa: "Jujur Ajur", artinya orang yang jujur akan tertimpa kehancuran atau hal-hal yang buruk. Pepatah ini ada benarny...
Menyikapi Tuduhan
A da pepatah jawa: "Jujur Ajur", artinya orang yang jujur akan tertimpa kehancuran atau hal-hal yang buruk. Pepatah ini ada benarnya. Karena orang yang baik, jujur, dan berintegritas sering kali dibenci dan difitnah oleh orang fasik.
Kisah Stefanus merupakan contoh nyata. Ia dikenal sebagai orang saleh yang dipenuhi Roh Kudus dan memiliki karunia untuk melakukan mukjizat. Stefanus bukan hanya melakukan banyak tanda ajaib, tetapi juga sangat berhikmat. Hal ini tampak saat Stefanus berdebat dengan beberapa anggota jemaat Libertini, orang Yahudi dari Kilikia dan Asia (9). Dalam debat tersebut, mereka kalah berargumen dengan Stefanus (10). Untuk menutupi rasa marah dan malu, mereka menyebar hasutan dan fitnahan di antara jemaat bahwa Stefanus telah menghujat Musa dan Allah (11). Bersama dengan para tua-tua dan ahli taurat, mereka menuding Stefanus telah melakukan penodaan agama. Itu sebabnya Stefanus diseret ke Mahkamah Agama untuk diadili (12).
Dalam pengadilan agama, tuduhan kepada Stefanus bertambah berat. Ia dituduh bukan hanya menghujat Musa dan Allah, tetapi juga menghina kewibawaan Bait Allah dan Hukum Taurat (14). Sempurnalah sudah rekayasa mereka yang sangat jahat dan keji itu demi membinasakan Stefanus.
Apakah reaksi Stefanus saat mendengar semua tuduhan palsu yang dilontarkan orang-orang yang memusuhinya? Ia mengambil sikap diam. Tidak ada sepatah kata pun yang terlontar dari mulutnya untuk membela diri. Hatinya sangat damai dan tentram. Tidak ada ketakutan dan kekhawatiran tampak di wajahnya. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada Yesus yang diimaninya. Tatapan matanya memancarkan ketulusan dan kejernihan hatinya. Wajahnya seperti wajah seorang malaikat.(15).
Bagaimana dengan kita saat difitnah orang? Apakah respons kita? Marah, panik, takut, atau gelisah? Marilah kita belajar dari Stefanus untuk tetap tenang dalam kondisi apa pun dan menyerahkan semuanya kepada rahmat Allah. Stefanus agaknya tahu bahwa pasrah merupakan sikap terbaik. [AJ]
Utley: Kis 6:1-6 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 6:1-61 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbulah sungut-sungut di antara orang Yahudi yang berbahasa Yun...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 6:1-6
1 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbulah sungut-sungut di antara orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. 2 Berhubung dengan itu kedua belass rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. 3 Karena itu, Saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, 4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." 5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama yahudi dari Antiokhia. 6 Mereka itu dihadapkan kpeada rasul-rasu,lalu rasul-rasul itu pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.
Kis 6:1 "murid-murid" secara harfiah "orang yang belajar" dari manthan∩ . Adalah penting untuk menyadari bahwa PB menekankan " menjadi murid " (lih. Mat 28:19), bukan hanya sekedar membuat keputusan menjadi Kristen. Sebutan untuk orang percaya dalam Injil dan Kisah Para Rasul ini unik. Dalam Surat, istilah "saudara" dan "orang-orang kudus" digunakan untuk menunjuk para pengikut Yesus.
□ "makin bertambah" Ini adalah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE. Pertumbuhan selalu menyebabkan pertambahan
□ "sungut-sungut" Istilah ini berarti "berbicara secara pribadi dengan suara rendah" (Moulton, Analytical Leksikon, hal 81). Hal ini terjadi beberapa kali dalam Keluaran saat periode pengembaraan di padang gurun (lih. Kel 16:7,8; 17:3; juga Bil 11:1; 14:27). Ada ketidakpuasan yang terpendam. Ini kata yang sama ditemukan dalam Luk 5:30 dan beberapa kali dalam Yohanes (lih. Luk 6:41,43).
□ "Orang-orang Yahudi berbahasa Yunani terhadap orang Ibrani" ini mengacu pada orang percaya Yahudi, orang-orang yang berasal dari Palestina dan berbahasa Aram dan orang-orang yang tumbuh di Diaspora dan berbahasa Yunani Koine. Ada nada budaya dan rasial dalam situasi ini.
□ "pelayanan sehari-hari" Gereja mula-mula mengikuti pola dari Sinagog. Dana setiap minggu (yaitu sedekah) dikumpulkan untuk memberi makan orang miskin. Uang ini digunakan untuk membeli makanan, yang diberikan mingguan oleh Sinagog dan harian oleh Gereja mula-mula. Lihat Topik Khusus: Sedekah di Kis 3:2.
Seperti dalam sejarah bahwa banyak keluarga Yahudi yang tinggal dan bekerja di negara-negara lain kembali ke Palestina beberapa tahun kemudian sehingga ia bisa dimakamkan di Tanah Perjanjian. Oleh karena itu, ada banyak janda di Palestina, terutama di daerah Yerusalem.
- Yudaisme memiliki kepedulian institusional (yaitu Perjanjian Musa) bagi masyarakat miskin, asing, dan janda (lih. Kel 22:21-24; Ul 10:18; 24:17). Tulisan Lukas menunjukkan bahwa Yesus juga, peduli terhadap para janda (lih. Luk 7:11-15; 18:7-8; 21:1-4). Hal ini, kemudian, menjadi hal yang umum bahwa gereja mula-mula, yang menjadikan pelayanan sosial Sinagog dan pengajaran Yesus pola mereka, memiliki kepedulian yang nyata terhadap para janda di gereja.
Kis 6:2 "dua belas murid" ini adalah gelar kolektif untuk para rasul dalam Kisah Para Rasul. Mereka adalah yang pertama, khusus dipilih, sahabat Yesus, selama pelayanan Nya di dunia, mulai dari Galilea.
□ "Memanggil para murid" Persisnya yang dimaksud di sini adalah pasti bukan dalam pengertian bahwa gereja terdiri dari beberapa ribu orang seperti saat ini, jadi tidak ada rumah atau gedung yang cukup besar untuk menampung pertemuan ini. Hal ini pasti terjadi di Bait Allah, mungkin di Serambi Salomo (lih. Kis 3:11; 5:12).
Ini adalah contoh pertama dari apa yang kemudian disebut Pemerintahan Jemaat (lih. ayat Kis 6:3,5; 15:22). Ini adalah salah satu dari tiga cara alkitabiah gereja modern mengorganisasi dirinya sendiri: (1) episkopal (yaitu satu pemimpin tertinggi); (2) Presbyterian (yaitu sekelompok pemimpin), dan (3) Jemaat (yaitu semua orang percaya). Semua yang hadir dalam Kis 15.
□ "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja" Ini bukan perkataan untuk meremehkan arti melayani, tapi sejak semula sudah ada kebutuhan untuk membagi tanggung jawab antara umat Allah. Ini bukan tugas, tapi fungsi yang didelegasikan. Pemberitaan Injil harus medapat prioritas di atas pelayanan-pelayanan yang lain. Para Rasul dipanggil secara unik dan berkualitas untuk tugas mereka. Tidak ada tugas yang perlu dihilangkan. Ini bukan soal "salah satu / atau" tetapi "keduanya / dan."
Kata "melayani" adalah istilah umum Yunani untuk pelayanan, diakonia. Sayangnya banyak komentator modern, yang mencari panduan untuk pelayanan diaken (lih. Fili 1:1; 1Tim 3:8-10,12-13) telah menggunakan teks ini untuk membantu mendefinisikan tugas pelayanan. Namun, ini bukan "diaken"; mereka adalah kaum awam/pengkhotbah biasa. Hanya eisegesis yang dapat menemukan diaken dalam Kis 6 Sangat menarik bagi saya bagaimana pelayanan gereja mula-mula dilakukan tanpa gedung.
- 1. Ketika mereka berkumpul bersama-sama pasti di dalam bait Allah.
- 2. Pada hari Sabat mereka pasti bertemu di sinagog-sinagog mereka dan pada hari Minggu mungkin di gereja-gereja rumah.
- 3. Selama seminggu (setiap hari) para rasul berpindah dari rumah orang percaya yang satu ke rumah orang percaya yang lain(lih. Kis 2:46).
- NASB NRSV "memilih"
- NKJV "mencari-cari"
- TEV "memilih"
- NJB "harus pilih"
Ini merupakan AORIST MIDDLE (deponent) IMPERATIVE. Sesuatu harus dilakukan untuk mengembalikan persatuan dan semangat kesehatian. Masalah kecil ini memiliki potensi untuk mempengaruhi kemajuan Injil. Kaum modern akan berkata, "nip it in the bud!" "Potong akarnya sebelum bertumbuh!"
□ "tujuh orang" Tidak ada alasan untuk angka ini kecuali angka ini sering menjadi symbol angka sempurna dalam PL karena hubungannya dengan tujuh hari penciptaan (lih. Kej 1; Mazm 104). Dalam Perjanjian Lama ada preseden untuk proses yang sama dalam mengembangkan kepemimpinan dilevel kedua (lih. Bil 18).
- NASB, NJB "reputasi yang baik"
- NKJV "reputasi yang baik"
- NRSV "pendirian yang baik"
- TEV "yang dikenal"
Perbedaan dalam terjemahan bahasa Inggris mencerminkan dua penggunaan yang berbeda dari istilah ini.
- 1. "Untuk menjadi saksi" atau memberikan informasi tentang (lih. TEV, NIV)
- 2. "Untuk berbicara baik tentang seseorang" (lih. Luk 4:22).
□ "penuh Roh" kepenuhan Roh disebutkan beberapa kali dalam Kisah Para Rasul, biasanya berhubungan dengan Dua Belas murid dan pelayanan pemberitaan/ pengajaran/ penjangkauan mereka. Ini menunjukkan kekuatan pelayanan. Kehadiran Roh Kudus dalam hidup seseorang itu dapat dideteksi. Ada bukti di dalam sikap, tindakan, dan efektifitas. Orang-orang yang dipilih untuk membantu jemaat dalam masalah ini tidak pernah digambarkan berfungsi di area tersebut, tapi mereka berfungsi sebagai pemberita Injil. Pelayanan kepada para janda itu penting, tetapi pemberitaan Injil merupakan prioritas (lih. ay. Kis 6:4). Lihat lebih lengkap catatan pada "memenuhi" di Kis 2:4; 3:10.
□ "dan hikmat" Ada 2 macam hikmat.
- 1. memahami pengetahuan
- 2. hidup bijaksana
Ketujuh orang ini memiliki keduanya!
□ "supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu" Mereka berorientasi pada tugas-tugas. Bagian ini tidak dapat digunakan untuk menegaskan bahwa diaken menangani masalah-masalah bisnis gereja!(KJV, "bisnis ini" Kata "Tugas" (chraomai) berarti "kebutuhan" bukan "tugas" (Alfred Marshall, RSV Interlinear, hal 468).
Kis 6:4 "memusatkan pikiran" Istilah Yunani ini digunakan dalam beberapa arti.
- 1. Erat bergaul dengan seseorang, Kis 8:13
- 2. Secara pribadi melayani seseorang, Kis 10:7
- 3. Akan tetap berkomitmen untuk sesuatu atau seseorang
- a. murid mula-mula berkomitmen terhadap satu sama lain dan doa, Kis 1:14
- b. murid mula-mula berkomitmen kepada pengajaran rasul-rasul, Kis 2:42
- c. murid mula-mula berkomitmen terhadap satu sama lain, Kis 2:46
- d. Para rasul berkomitmen terhadap pelayanan doa dan Firman Tuhan, Kis 6:4 (Paulus menggunakan kata yang sama untuk memanggil orang percaya tetap berkomitmen dalam doa, Rom 12:12; Kol 4:2).
□ "doa dan pelayanan Firman" frase ini ditempatkan di depan kalimat Yunani (yaitu ditempatkan pertama) untuk penekanan. Bukankah bertentangan bahwa "ketujuh orang" inilah yang pertama kali menangkap visi memberitakan Injil kepada dunia, bukan para Rasul. "tujuh orang" inilah yang berkhotbah mematahkan kekuatan Yudaisme, bukan para Rasul.
Kis 6:5 "Stefanus" Arti namanya adalah "mahkota kemenangan". Ke"tujuh" orang tersebut mempunyai nama Yunani, tetapi kebanyakan orang Yahudi di Diaspora memiliki keduanya baik nama Ibrani dan Yunani. Memiliki nama-nama itu sendiri tidak berarti mereka semua orang Yahudi yang berbahasa Yunani. Ada argumen mengatakan mungkin kedua kelompok ini memang ada.
□ "penuh iman" Istilah Iman berasal dari kata PL (yaitu emeth) yang semula berarti orang yang kakinya dalam posisi stabil. Itu digunakan secara metaforis untuk seseorang yang dapat dipercaya, setia, dapat diandalkan, dan loyal. Dalam PB istilah ini digunakan untuk respon orang percaya terhadap janji Allah melalui Kristus. Kami percaya sifatNya yang dapat dipercaya! Kami mengimani kesetiaan-Nya. Stefanus percaya kepada Tuhan yang dapat dipercaya, sehingga ia dikenal dengan karakter Allah (yaitu penuh iman, kesetiaan).
□ "penuh… Roh Kudus" Ada berbagai ungkapan yang menggambarkan pelayanan Roh untuk orang percaya:
- 1.yang membujuk Roh (lih. Yoh 6:44,65)
- 2.baptisan Roh Kudus (lih. 1Kor 12:13)
- 3.buah Roh Kudus (lih. Gal 5:22-23)
- 4.karunia-karunia Roh Kudus (lih. 1Kor 12)
- 5.kepenuhan Roh Kudus (lih. Ef 5:18)
Dipenuhi Roh Kudus berarti dua hal: (1) bahwa orang tersebut sudah diselamatkan (lih. Rom 8:9) dan (2) bahwa orang tersebut dipimpin oleh Roh (lih. Rom 8:14). Tampaknya "kepenuhan" ini berhubungan dengan "terus-menerus dipenuhi" (PRESENT PASSIVE IMPERATIVE Ef 5:18).
□ "Filipus" Ada beberapa Filipus dalam Perjanjian Baru. Yang ini adalah salah satu dari Tujuh. Arti namanya "pecinta kuda". Pelayanan-Nya diceritakan dalam Kis 8. Dia berperan penting dalam kebangunan rohani di Samaria dan menjadi saksi bagi petugas pemerintah dari Ethiopia. Dia disebut "penginjil" dalam Kis 21:8 dan putrinya juga aktif dalam pelayanan (yaitu bernubuat, lih. Kis 21:9).
□ "Prokhorus" Tidak banyak yang diketahui dari orang ini. Dalam The International Standard Bible Encyclopedia, vol. 4, James Orr (ed.) mengatakan ia menjadi uskup dari Nikomedia dan menjadi martir di Antiokhia (hal. 2457).
□ "Nikanor" Tidak ada yang diketahui tentang orang ini dalam sejarah gereja. Namanya Yunani dan artinya "penakluk".
□ "Timon" Tidak ada yang diketahui tentang orang ini dalam sejarah gereja. Namanya Yunani dan artinya "terhormat".
□ "Parmenas" Ini adalah bentuk singkat dari Parmenides. Gereja tradisi mengatakan dia menjadi martir di Filipi pada masa pemerintahan Trajan (lih. The International Standard Bible Encyclopedia, jilid 4, hal. 2248).
□ "Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia" Informasi lebih lanjut tentang orang ini mungkin telah diberikan karena kotanya mungkin adalah kota tempat tinggal Lukas. Menjadi seorang penganut agama Yahudi melibatkan tiga tindakan-tindakan ritual: (1) orang tersebut dibaptis di hadapan saksi; (2) orang tersebut, jika laki-laki, telah disunat, dan (3) orang tersebut, jika mereka memiliki kesempatan, mempersembahkan kurban di Bait Allah.
Dalam sejarah gereja, ada beberapa kebingungan tentang orang ini karena ada sekelompok nama yang sama disebutkan dalam Wahy 2:14-15. Beberapa bapak gereja mula-mula (yaitu Irenaeus dan Hippolytus) mengira ia adalah pendiri kelompok sesat. Sebagian besar bapak-bapak gereja yang menyebutkan koneksi berpikir kelompok tersebut mungkin telah mencoba menggunakan namanya untuk menegaskan pendiri mereka adalah pemimpin di gereja Yerusalem.
Kis 6:6 "meletakkan tangan atas mereka" tata bahasa tersebut menyiratkan bahwa seluruh gereja menumpangkan tangan pada mereka (lih. Kis 13:1-3), meskipun rujukan untuk kata ganti adalah berarti dua macam.
Gereja Katolik Roma telah menggunakan teks seperti ini untuk menegaskan Suksesi Apostolik. Dalam kehidupan gereja Baptis kita gunakan teks seperti ini untuk menegaskan pentahbisan (yaitu untuk mendedikasikan orang untuk pelayanan tertentu). Jika memang benar bahwa semua orang percaya dipanggil, diperlengkapi (lih. Ef 4:11-12), Maka tidak ada perbedaan dalam Perjanjian Baru antara rohaniwan dan kaum awam. Elitisme yang didirikan dan disebarkan oleh tradisi gerejawi yang tidak Alkitabiah perlu diuji kembali dalam terang Alkitab PB. Penumpangan tangan merupakan fungsi, tapi bukan bidang khusus atau otoritas. Banyak dari tradisi keagamaan kita berasal dari sejarah atau berdasarkan denominasi, bukan ajaran alkitabiah atau mandat yang jelas. Tradisi bukanlah masalah, tradisi menjadi masalah jika diangkat setara dengan otoritas Kitab Suci.
Utley: Kis 6:7 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 6:77 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar Imam menyerahka...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 6:7
7 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar Imam menyerahkan diri dan percaya
Kis 6:7 "Firman Allah" Ini mengacu pada Injil Yesus Kristus. Kehidupan-Nya, kematian, kebangkitan, dan pengajaran tentang Allah membentuk cara baru melihat Perjanjian Lama (lih. Mat 5:17-48). Yesus adalah Firman (lih. Yoh 1:1; 14:6). Kekristenan adalah orangnya!
□ "makin tersebar" Ketiga verba pada ayat Kis 6:7 adalah IMPERFECT TENSE. Ini adalah tema utama dalam Kisah para rasul. Firman Tuhan disebarluaskan oleh umat perjanjian baru yang percaya dalam Kristus dan menjadi bagian dari umat Allah yang baru (lih. Kis 6:7; 12:24; 19:20). Ini mungkin sebuah kiasan janji-janji Allah kepada Abraham tentang angka pertambahan dari keluarganya, yang menjadi umat perjanjian lama Allah (lih. Kis 7:17; Kej 17:4-8; 18:18; 28:3; 35:11).
□ "sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya" Ini merupakan salah satu penyebab kepemimpinan Yahudi (yaitu orang-orang Saduki) tidak nyaman atas kekristenan. Mereka yang mengenal dengan baik Perjanjian lama juga sedang diyakinkan bahwa Yesus dari Nazaret benar-benar Mesias yang dijanjikan. Lingkaran dalam Yudaisme retak! Ringkasan pernyataan dari pertumbuhan ini dapat menjadi kunci untuk struktur Alkitab (lih. Kis 9:31; 12:24; 16:5; 19:20; 28:31).
□ "Iman" Istilah ini mungkin memiliki beberapa konotasi yang berbeda:
- 1.Latar belakang PL yang berarti "kesetiaan" atau "kepercayaan", itu digunakan untuk mengimani kesetiaan Allah atau mempercayai Allah yang dapat dipercaya.
- 2.Kita menerima atau menyambut pemberian Allah yaitu pengampunan di dalam Kristus
- 3.Setia, hidup saleh
- 4.Arti kolektif dari iman Kristen atau kebenaran doktrinal tentang Yesus (lih. Rom 1:5; Gal 1:23; dan Yud 1:3 & 20). Di beberapa bagian, seperti 2Tes 3:02, sulit untuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran Paulus.
Utley: Kis 6:8-15 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 6:8-158 Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banya...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 6:8-15
8 Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. 9 Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat yahudi yang disebut jemaat orang libertine – anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria – bersama dengan beberapa orang yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, 10 tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. 11 Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: "Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah." 12 Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. 13 Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: "Orang ini terus menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hokum Taurat, 14 sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adapt istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita." 15 Semua orang yang duduk dalam siding Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Kis 6:8 "penuh dengan karunia dan kuasa" "Penuh karunia" mengacu pada berkat Allah pada kehidupan dan pelayanan. Istilah "kekuasaan" berkaitan dengan frase berikutnya, "melakukan tanda-tanda heran dan ajaib"
□ "mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda" Ini merupakan IMPERFECT TENSE (seperti ayat Kis 6:7). Hal ini mungkin terjadi sebelum ia dipilih sebagai salah satu dari ketujuh orang. Pesan Injil Stefanus terus- menerus dikuatkan oleh pribadinya (yaitu penuh rahmat) dan kekuasaan (yaitu tanda-tanda dan keajaiban).
Kis 6:9 "beberapa orang dari…beberapa dari" Ada pertanyaan menyangkut bagaimana orang menafsirkan berapa banyak kelompok yang bangkit melawan Stefanus.
- 1. satu sinagog (orang-orang dari semua negara yang tercantum)
- 2. dua sinagog
- 3. Yahudi dari Cyrenia dan Alexandria
- 4. orang Yahudi dari Kilikia dan Asia (Paulus dari Kilikia)
- 5. satu sinagog, tapi dua kelompok
- 6. lima sinagog terpisah
Bahasa Yunani GENITIVE MASCULINE PLURAL ARTICLE (t∩n) diulangi dua kali.
□ "yang disebut" Alasan untuk frase ini adalah bahwa istilah "membebaskan" merupakan kata bahasa Latin; karena itu, harus ditafsirkan supaya jelas. Rupanya mereka adalah orang Yahudi yang telah dibawa ke negeri- negeri asing sebagai budak (militer atau ekonomi), tapi sekarang sudah kembali ke Palestina sebagai orang merdeka, namun bahasa utama mereka tetap Yunani Koine.
Kis 6:10 Bukan hanya pesan Stefanus yang diteguhkan oleh tanda-tanda ajaib, namun ternyata itu adalah dorongan logis. Bab 7 adalah contoh khotbahnya.
□ "Roh" Dalam teks Yunani tidak ada cara untuk membedakan huruf kapital, karena itu, ini adalah tafsiran para penerjemah. Huruf besar "R" akan mengacu pada Roh Kudus, huruf kecil "r" untuk jiwa manusia (lih. Kis 7:59; 17:16; 18:25; Rom 1:9; 8:16; Aku Kor. 2 : 11; Kis 05:04; 16:18; 2Kor 2:13; 7:13; 12:18; Gal 6:18; Fili 4:23). Hal ini mungkin menjadi acuan untuk Ams 20:27.
Kis 6:11 "mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan" Istilah "menghasut" dapat berarti (1) menyuap (lih. Louw dan Nida, Leksikon, jilid 1,. Hal. 577-578) atau (2) bersekongkol (lih. Bauer, Arndt, Gingrich, dan Danker, A Greek-English Lexicon, hal 843). Ini adalah teknik yang juga digunakan terhadap Yesus (lih. Mat 26:61) dan Paulus (lih. Kis 21:28) tuduhan mereka adalah pelanggaran terhadap Kel 20:7, hukumannya adalah hukuman mati.
□ "kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa" khotbah Stefanus dalam Kis 7 menjawaban tuduhan ini. Mengenai apakah Kis 7 adalah gaya Stefanus dalam memberitakan Injil atau khotbah khusus yang ditujukan untuk menjawab tuntutan spesifik, tidak dapat dipastikan, tapi mungkin Stefanus seringkali menggunakan Perjanjian Lama untuk menyatakan Yesus adalah Mesias.
□ "dan terhadap Allah" Orang-orang Yahudi menempatkan Allah setelah Musa! Struktur kalimat mereka mengungkapkan masalah persepsi. Hukum Musa telah menjadi yang utama.
Kis 6:12 "tua-tua dan ahli-ahli Taurat" Ungkapan "tua-tua dan ahli-ahli Taurat" sering merupakan sebutan singkat bagi anggota Sanhedrin, dalam konteks ini disebut dengan istilah "Dewan". Mereka adalah otoritas keagamaan bangsa Yahudi pada masa Romawi sebelum tahun 70 Masehi. Ini terdiri dari (1) Imam Besar dan keluarganya; (2) pemilik tanah lokal yang kaya dan pemimpin sipil, dan (3) ahli Taurat lokal. Semuanya berjumlah tujuh puluh pemimpin dari daerah Yerusalem. Lihat Topik Khusus: Sanhedrin di Kis 4:5.
Kis 6:13 "orang ini" Ini adalah cara orang Semit untuk menunjukkan penghinaan. Frase ini sering digunakan untuk Yesus.
□ "mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat" Frase ini merupakan perpanjangan dari ayat Kis 6:11. Ini mungkin merujuk kepada penegasan Stefanus dari kata-kata Yesus tentang bait Allah dalam Luk 19:44-48, tapi mungkin juga Mat 26:61; 27:40 Markus; Kis 15:29; 2:19 Yohanes (lih. ayat Kis 6:14). Yesus melihat diriNya sebagai "Bait Allah yang baru", pusat ibadah yang baru, tempat pertemuan baru antara Allah dan manusia (lih. Mr 8:31; 9:31; 10:34).
Khotbah Stefanus tentang pengampunan penuh dan cuma-cuma dalam Yesus mungkin merupakan sumber "berkata-kata melawan hukum". Pesan Injil mengurangi "Perjanjian Musa" untuk menjadi saksi sejarah, bukan sarana keselamatan.
Untuk orang-orang Yahudi abad pertama, ini adalah pengajaran radikal, penghujatan! Ini benar-benar berangkat dari pemahaman Perjanjian Lama khas monoteisme, keselamatan, dan Israel tempat yang unik.
Kis 6:14 Dalam arti dakwaan mereka itu benar! Kedua tuduhan itu dirancang untuk membangkitkan orang-orang Saduki (yaitu "menghancurkan tempat ini") dan orang-orang Farisi (yaitu "mengubah adat istiadat yang diturunkan Musa").
□ "Yesus, orang Nazaret itu" Lihat Topik Khusus di Kis 2:22
Kis 6:15 "menatap Stefanus" Ini adalah perangkat sastra yang sering digunakan oleh Lukas. Ini menunjukkan perhatian yang tidak terputus (lih. Luk 4:20; 22:56, Kis 1:10; 3:4,12; 6:15; 7:55; 10:4; 11:06; 13:09; 14:09; 23:01).
□ "muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat" Peristiwa ini mungkin mirip dengan (1) wajah Musa berseri-seri setelah bertemu dengan YHWH (lih. Kel 34:29-35, 2Kor 3:7); (2) wajah Yesus dan tubuh-Nya bersinar selama transfigurasi (lih. Mat 17:02; Luk 9:29), atau (3) malaikat utusan, Dan 10:5-6. Ini adalah kiasan untuk menunjukkan siapa yang telah berada dalam hadirat Allah
Topik Teologia: Kis 6:5 - -- Roh Kudus
Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
Kepenuhan Roh Kudus
Realitas Kepenuhan Roh
Kis 2:4 Kis 4:8 Kis 4:3...
- Roh Kudus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan dengan Kuasa Pemilihan
- Mereka Membuat Pilihan Demi Permintaan Orang Lain
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia
- Teladan karena Iman
- Stefanus adalah Teladan karena Iman
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Kelompok-kelompok Orang Khusus
- Tanggung Jawab Terhadap Para Janda
- Teladan tentang Melayani Para Janda
- Gereja Yerusalem Melayani Para Janda
- Gereja
- Gereja Menyediakan Posisi Pelayanan untuk Memenuhi Kebutuhan
- Pemuridan dalam Gereja
- Keberadaan Diaken
Topik Teologia: Kis 6:6 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Tanggung Jawab Terhadap Sesama
Tugas Terhadap Kelompok-kelompok Orang Khusus
...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Kelompok-kelompok Orang Khusus
- Tanggung Jawab Terhadap Para Janda
- Teladan tentang Melayani Para Janda
- Gereja Yerusalem Melayani Para Janda
- Gereja
- Gereja Menyediakan Posisi Pelayanan untuk Memenuhi Kebutuhan
- Pemuridan dalam Gereja
- Keberadaan Diaken
Topik Teologia: Kis 6:7 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Para Imam Yahudi adalah Teladan karena Iman
Kis 6:7
Ketaatan Mengi...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Para Imam Yahudi adalah Teladan karena Iman
- Ketaatan Mengiringi Iman dan Panggilan Allah
- Gereja
- Gereja Memiliki Anggota
- Yes 44:5 Mat 4:18-22 Mat 9:9 Mat 12:50 Luk 5:1-11 Luk 18:16-17 Yoh 15:5 Kis 2:41 Kis 2:46-47 Kis 4:4 Kis 5:14 Kis 6:7 Kis 9:35-36,42 Kis 11:21 Kis 16:5 Kis 17:12 Kis 17:34 Kis 26:14,16-18 1Ko 3:11-15 1Ko 12:12-28 Efe 4:25 Fili 4:3 1Yo 4:2 Wah 21:27
- Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
Topik Teologia: Kis 6:8 - -- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Mujizat-mujizat sebagai Pemeliharaan Khusus dari Allah
Pengesahan Mujizat-mujizat
...
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Mujizat-mujizat sebagai Pemeliharaan Khusus dari Allah
- Pengesahan Mujizat-mujizat
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengetahui Allah dan Mengingat-Nya
- Mengenal Allah
- Kualitas dari Pengenalan terhadap Allah
- Mereka Mempertahankan Apa yang Diketahui tentang Tuhan
- Gereja
- Kesaksian Palsu yang Melawan Orang Percaya
Topik Teologia: Kis 6:9 - -- Roh Kudus
Roh yang Dapat Ditolak
Kis 6:9-10 Kis 7:51
Menolak Roh
Kej 6:3 Kis 6:9-10 Kis 7:51
Kehidupan Kri...
- Roh Kudus
- Roh yang Dapat Ditolak
- Menolak Roh
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengetahui Allah dan Mengingat-Nya
- Mengenal Allah
- Kualitas dari Pengenalan terhadap Allah
- Mereka Mempertahankan Apa yang Diketahui tentang Tuhan
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah dalam Gereja yang Muncul dari Orang Tidak Percaya
- Kesaksian Palsu yang Melawan Orang Percaya
Topik Teologia: Kis 6:11 - -- Gereja
Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
Masalah dalam Gereja yang Muncul dari Orang Tidak Percaya
Kesaksian Palsu yang Melawan...
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah dalam Gereja yang Muncul dari Orang Tidak Percaya
- Kesaksian Palsu yang Melawan Orang Percaya
Topik Teologia: Kis 6:15 - -- Makhluk-makhluk Supranatural
Para Malaikat Baik
Natur dari Para Malaikat Baik
Status Para Malaikat Baik
Para Malaikat da...
TFTWMS: Kis 6:5 - Pemimpin Yang Baik Mendapat Kepercayaan Dan Dukungan Jemaat PEMIMPIN YANG BAIK MENDAPAT KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN JEMAAT (Kis 6:5)
Respon jemaat terhadap tantangan yang dilontarkan para rasul itu biasa dikenal ...
PEMIMPIN YANG BAIK MENDAPAT KEPERCAYAAN DAN DUKUNGAN JEMAAT (Kis 6:5)
Respon jemaat terhadap tantangan yang dilontarkan para rasul itu biasa dikenal sebagai "salah satu mujizat terbesar dalam Perjanjian Baru": "Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat" (ay. 5a)!12Alkitab versi The New Century menulis "seluruh anggota kelompok itu menyukai gagasan itu!" Saya telah berkhotbah selama lebih dari 40 tahun, dan saya belum pernah mendengar satu pernyataan yang disukai setiap orang di dalam jemaat.
Gagasan para rasul itu mendapat dukungan dari sekitar dua puluh sampai tiga puluh ribu anggota. Sungguh menakjubkan! Apakah yang akan sudah terjadi jika gagasan para rasul itu tidak mendapat dukungan semua anggota jemaat? Kita tidak bisa jawab dengan pasti karena situasi seperti itu tidak timbul. Secara aman dapat kita katakan bahwa persoalan buruk itu akan menjadi lebih buruk lagi. Kebanyakan dari kita telah melihat situasi (jika tidak ikut mengalami) yang tidak menguntungkan dari para pemimpin suatu jemaat yang kehilangan rasa hormat dari para anggotanya. Jika itu terjadi, tragedi sudah berada di ambang pintu.
Perkataan "diterima baik oleh seluruh jemaat" adalah suatu penghormatan atas cara para rasul menangani permasalahan. Kedua belas rasul itu telah menangani sebuah situasi yang berpotensi untuk meledak dengan penuh kepekaan dan perasaan. Mereka mengungkapkan kepercayaan mereka kepada jemaat, dan sekarang para anggota membalasnya dengan dukungan mereka. Begitulah yang seharusnya terjadi dalam setiap jemaat—dan hal itu akan terjadi jika para pemimpin dan para anggota saling mengasihi dan menghormati.
TFTWMS: Kis 6:5-6 - Pemimpin Yang Baik Memberi Para Pekerja Dukungan—dan Kepercayaan PEMIMPIN YANG BAIK MEMBERI PARA PEKERJA DUKUNGAN—DAN KEPERCAYAAN (Kis 6:5, 6)
Karena jemaat merestui gagasan para rasul, gagasan itu pun dengan cep...
PEMIMPIN YANG BAIK MEMBERI PARA PEKERJA DUKUNGAN—DAN KEPERCAYAAN (Kis 6:5, 6)
Karena jemaat merestui gagasan para rasul, gagasan itu pun dengan cepat dikerjakan. "Lalu mereka [jemaat] memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi13dari Antiokhia" (ay. 5b). Bagaimanakah cara gereja memilih tujuh laki-laki ini? Pemilihan itu bukanlah suatu kontes kepopuleran; sebab para rasul telah memberikan syarat-syarat yang ketat; dan jemaat pun mematuhi syarat-syarat tersebut. Lain daripada itu, Lukas tidak memberikan rincian mengenai bagaimana pemilihan tersebut dilaksanakan. Ketika Allah memberitahu manusia apa yang harus mereka lakukan, kadangkala Ia menyerahkan kepada penilaian terbaik mereka cara untuk melaksanakan kehendak-Nya itu.14Itulah kasus yang terjadi dalam situasi ini.
Dari tujuh orang yang dipilih, yang pertama ditulis adalah "Stefanus, seorang yang penuh iman15dan Roh Kudus." Stefanus disebut pertama kali sebab ia adalah tokoh utama di bagian akhir pasal ini dan pasal 7. Filipus ditulis setelahnya, sebab ia akan menjadi tokoh utama dalam pasal 8. Perjanjian Baru tidak berkata apa-apa lagi mengenai lima orang lainnya—Prokhorus, 16Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus,17seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. 18Yang terpenting adalah fakta bahwa nama-nama itu adalah nama-nama Yunani. Ada kemungkinan kuat bahwa hal ini menunjukkan bahwa mereka semua (atau kebanyakan) yang dipilih adalah orang-orang Yahudi Helenistik.19Jika benar, kita melihat diplomasi yang menakjubkan yang dilakukan oleh jemaat itu. "Sungut-sungut itu datang dari lapisan gereja yang berbahasa Yunani; maka mereka yang dipilih untuk menangani pekerjaan itu pun berasal dari kelompok mereka sehingga mewakili kepentingan mereka dengan adil."20Pada intinya, orang-orang Yahudi Ibrani21berkata kepada orang-orang Yahudi Helenistik: "Kami mempercayakan kalian untuk mengurusi janda-janda22kita." Setelah jemaat memilih ketujuh orang ini, "Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul23itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka" (ay. 6).
Ketika beberapa individu dipilih untuk melayani, mereka itu perlu "diteguhkan"24dengan upacara yang mengesankan pentingnya tugas itu pada pikiran mereka—dan kesankan juga di pikiran orang-orang yang akan mereka layani bahwa mereka memerlukan bantuan dan dukungan mereka. Para rasul melakukan ini dengan berdoa (lihat juga 14:23) dan dengan penumpangan tangan ke atas tujuh orang itu di hadapan jemaat.
Kita tidak tahu persis apa yang terlibat dalam upacara penumpangan tangan itu. Dalam era Alkitab, tangan ditumpangkan untuk beragam alasan: untuk melimpahkan berkat (Kejadian 48:13-20), untuk menyembuhkan (Kisah 28:8), untuk menetapkan sebuah jabatan dan memberikan kekuasaan (Bilangan 27:18; Kisah 13:3). 25Para rasul juga menumpangkan tangan ke atas orang-orang Kristen untuk memberi mereka karunia mengadakan mujizat (Kisah 8:18; 19:6). Dalam kasus tujuh orang itu, penumpangan tangan mereka boleh jadi telah memberikan tujuan ganda: secara resmi memisahkan mereka untuk tugas baru mereka dan untuk memberi mereka pelbagai kemampuan khusus26yang sesuai dengan tanggung jawab baru mereka.27Perbuatan para rasul itu merupakan ungkapan kepada orang-orang yang dipilih dan kepada jemaat bahwa, "Kami berada di belakang orang-orang ini dan akan mendukung mereka dengan segala cara!" Pemimpin yang baik memperlihatkan dukungan mereka.
Kita bukanlah para rasul yang dapat melimpahkan kemampuan mujizatiah dengan cara menumpangkan tangan kita ke atas manusia. Apapun sarana yang kita pilih untuk menandai peristiwa pemimpin baru yang diteguhkan, sarana itu akan berbeda dari yang digunakan oleh para rasul. Marilah kita bertahan mengikuti teladan mereka dalam cara-cara ini: (1) Marilah kita berdoa dengan sungguh-sungguh, (2) marilah kita menekankan pentingnya tugas itu, dan (3) marilah kita nyatakan dukungan kita terhadap mereka yang dipilih.28
Pemimpin yang baik tidak saja mengungkapkan dukungan mereka terhadap para pekerja baru; namun mereka juga percaya bahwa orang-orang itu dapat menyelesaikan tugasnya. Untuk mengetahui apa yang tersirat antara ayat 6 dan 7, saya menyarankan sebagai berikut: (1) Setelah berdoa dan menumpangkan tangan ke atas tujuh orang itu, para rasul membiarkan mereka bekerja tanpa direcoki; (2) Ketujuh orang itu tidak harus minta petunjuk para rasul setiap saat harus mengambil keputusan yang terkait dengan tugas mereka; (3) ketujuh orang itu melaksanakan tugas yang diberikan kepada mereka. Saya yakin dua saran pertama adalah benar, sebab pengaturan yang lain dari ini akan mementahkan tujuan memilih orang-orang tersebut; dan para rasul akan dibelokkan dari tugas pelayanan Firman. Saya yakin saran yang ketiga adalah benar oleh karena adanya pelbagai hasil positif yang dilaporkan di ayat 7.
Saya menekankan pelbagai rincian ini karena pada masa kini pemilihan para diaken sering tidak melicinkan jalan bagi para penatua untuk berkonsentrasi pada tugas penggembalaan umat; pasalnya para diaken itu selalu minta petunjuk para penatua mengenai setiap keputusan yang mereka buat.29Saya telah mengatakan kepada para penatua: Apabila para diaken dipilih, biarkan mereka menjalankan tugas mereka! Percayakan mereka untuk menjalankan tugas. Jika kalian tidak dapat mempercayai mereka untuk menjalankan tugas, jangan angkat mereka. Jika mereka mengkhianati kepercayaan kalian dan gagal menjalankan tugas, angkat orang lain yang dapat kalian percaya. Curahkanlah waktu kalian untuk menjadi gembala kawanan domba!
TFTWMS: Kis 6:8-12 - Iman Yang Layak Untuk Diperdebatkan IMAN YANG LAYAK UNTUK DIPERDEBATKAN (Kis 6:8-12)
Kisah kita berawal di 6:8: "Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia ("iman"; KJV) dan...
IMAN YANG LAYAK UNTUK DIPERDEBATKAN (Kis 6:8-12)
Kisah kita berawal di 6:8: "Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia ("iman"; KJV) dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak."1 Kata pengantar tentang Stefanus ini memiliki makna khusus, sebagaimana dicatat oleh Lewis Foster:
Sampai sekarang, kitab Kisah hanya menceritakan tentang para rasul yang mengadakan pelbagai mujizat (2:43; 3:4-8; 5:12). Tetapi sekarang, setelah penumpangan tangan para rasul, Stefanus dilaporkan juga sebagai orang yang dapat mengadakan pelbagai mujizat dan tanda-tanda. Filipus juga akan segera melakukan hal yang sama (8:6).2
Sebelumnya kita telah diberitahu bahwa Stefanus penuh dengan iman (6:5), penuh hikmat (6:3), dan penuh dengan Roh Kudus (6:3, 5). Sekarang kita baca bahwa ia "penuh dengan karunia3[Allah] dan kuasa." Ia adalah orang yang penuh dengan—atau dikontrol oleh—Allah dan semua yang berkaitan dengan Allah! Stefanus memiliki sebuah pelayanan khusus, melayani meja. Namun begitu, ia tidak memakai pelayanan itu sebagai alasan untuk tidak menggunakan pelbagai karunia lainnya yang Allah berikan.4Ia menyembuhkan banyak orang dan memberitahu orang lain tentang Yesus. Sampai saat itu, sejauh yang tercatat, semua pengajaran di hadapan umum dikerjakan oleh para rasul, dan dilakukan di dalam Bait Allah. 5Sekarang, dengan beraninya Stefanus membawa berita tentang Yesus ke dalam Sinagoga. Kita baca, "Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini—anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria—bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus" (ay. 9).
Ini adalah kali pertama Sinagoga disebut di dalam kitab Kisah. Sinagoga berawal dari Pembuangan ke Babel, sewaktu orang-orang Yahudi tidak dapat beribadah di dalam Bait Allah. 6Pada zaman para rasul, banyak sinagoga dapat ditemukan bertebaran di seluruh kerajaan Romawi. Di Yerusalem sendiri ada ratusan sinagoga.7Sinagoga khusus tempat dimana Stefanus memberitakan Injil disebut "Sinagoga Orang Merdeka,"8keanggotaan sinagoga ini terdiri dari orang-orang yang telah dimerdekakan dari perbudakan. 9Beberapa berasal dari Kirene 10atau Aleksandria, keduanya terletak di Afrika Utara, sebelah selatan Laut Tengah. Yang lainnya berasal dari Kilikia atau Asia, keduanya terletak di Asia Kecil, sebelah utara laut Tengah.11Tidak ada yang berasal dari Palestina; semuanya adalah Yahudi Helenistik,12sebagaimana halnya Stefanus. Sebelum menjadi orang Kristen, Stefanus kemungkinan beribadah di sinagoga ini.
Lukas kemungkinan menyebut Kirene, Aleksandria, Kilikia, dan Asia oleh karena orang-orang yang berasal dari daerah itu belakangan akan menjadi tokoh utama dalam kitab Kisah.13Stefanus sedang menabur benih yang suatu hari nanti akan menghasilkan panenan. Tempat paling penting yang disebut oleh Lukas adalah Kilikia. Ibukota Kilikia adalah Tarsus—dan seorang anak muda dari Tarsus, bernama Saulus, sekarang sedang menetap di Yerusalem (7:58; 22:3). Saulus kemungkinan mengunjungi sinagoga dimana orang-orang Kilikia lainnya datang untuk beribadah di situ. Mungkin ia hadir pada waktu Stefanus datang memberitakan tentang Yesus.14
Kita tidak tahu persis isi dari pemberitaan Stefanus dalam sinagoga itu. Kebanyakkan isi khotbahnya tentunya sama seperti isi Injil yang dikhotbahkan oleh para rasul dari pasal 2 sampai 4. Kemungkinan Allah membimbing Stefanus untuk menyuarakan kesimpulan yang telah diterapkan namun belum disiarkan.15Petrus dan rasul-rasul lainnya telah menekankan bahwa keselamatan tidak ada pada siapa pun kecuali Yesus (4:12). Oleh sebab itu, Stefanus kemungkinan menarik kesimpulan yang tegas bahwa orang-orang Yahudi itu tidak dapat diselamatkan berdasarkan menjadi umat pilihan Allah saja, atau berdasarkan melakukan Taurat Musa dan pelbagai tradisi Yahudi yang tidak terilham, atau berdasarkan ibadah dalam Bait Allah.16
Apapun isi berita Stefanus itu, yang jelas berita itu telah membangkitkan amarah beberapa orang dalam sinagoga itu.17"Tetapi tampillah beberapa orang ... bersoal jawab dengan Stefanus." Bisa jadi Saulus, salah satu orang Yahudi yang berotak paling cemerlang, adalah salah satu dari mereka yang berusaha membungkam perkataan Stefanus. Namun begitu, Stefanus tidak undur; ia tidak bergeming. Ada perbedaan antara suka berdebat (lihat 1 Korintus 1:11; Titus 3:9; perhatikan KJV) dengan berjuang mempertahankan apa yang sebenarnya. Yudas menulis bahwa kita harus "berjuang untuk mempertahankan iman" (Yudas 3). Petrus menulis, "Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat" (1 Petrus 3:15; huruf miring oleh saya). Beberapa orang mengatakan bahwa perdebatan agama di zaman sekarang sudah berlalu. Hari-hari untuk perdebatan yang kasar, tidak beriman, dan tidak Kristiani sudah berlalu. Tetapi hari untuk perdebatan yang dilakukan "dengan lemah lembut dan rasa hormat" tidak akan pernah berlalu.
Stefanus seorang diri sedangkan lawannya banyak. Mereka tentunya telah melontarkan pelbagai pertanyaan, pelbagai argumen, dan pelbagai keberatan dari segala sisi. Mempertahankan kebenaran dalam situasi demikian memang sangat sulit! Ayat 10 mengatakan, "tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh18yang mendorong dia berbicara." Khotbah Stefanus di pasal 7 memberi kesan bagaimana ia menjawab lawan-lawannya. Ia memberi mereka "pasal dan ayat" dari Perjanjian Lama19untuk setiap pendapat yang ia lontarkan! Bagaimana bisa mereka mendebat isi Kitab Suci mereka sendiri?
Jika Saulus adalah salah seorang yang dikalahkan oleh hikmat ilahi yang Stefanus miliki, kekalahannya itu pasti telah menyengat dia dan dengan cepat menambah bahan bakar kebencian terhadap seluruh pengikut Yesus! 20(Saya dapat membayangkan bahwa suatu hari Paulus memberitahu Lukas tentang hal ini, dan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya ia berkata: "Setiap nas Suci yang dapat kuingat dan setiap muslihat yang Gamaliel ajarkan telah kugunakan, namun Stefanus tetap saja mengalahkanku!")
Jika mereka tidak dapat membungkam Stefanus dengan perkataan, beberapa dari mereka memutuskan untuk mencari jalan lain, jalan apa saja.21"Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: ‘Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat22 terhadap Musa dan Allah’" (ay. 11). Kata Yunani yang diterjemahkan "menghasut" secara harfiah bermakna "melempar ke bawah." Musuh-musuh Stefanus menggunakan cara-cara di bawah tangan—dan tidak diragukan lagi ada uang yang diberikan di bawah meja; artinya saksi-saksi itu disuap.
Dalam pengadilan sebelumnya terhadap Petrus dan rasul-rasul lainnya, kita melihat adanya taktik yang sama yang pernah digunakan untuk menghukum Yesus. Kasus serupa terjadi lagi sewaktu Stefanus dibawa ke hadapan Mahkamah Agama—karena sebagaimana halnya musuh-musuh Stefanus, musuh-musuh Kristus telah "mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati" (Matius 26:59). Tuduhan terhadap Stefanus adalah palsu (lihat 6:13), akibat dari pemutarbalikkan kata-katanya. Ia mengajarkan bahwa orang tidak dapat diselamatkan dengan melakukan Taurat Musa, tetapi ia tidak menghujat Musa. Sangat pasti ia juga tidak akan pernah menghujat Allah.
Bagaimanapun juga, tuduhan itu sudah cukup untuk merubah pendapat umum agar menentang Stefanus. "Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat" 23(ay. 12a). Sampai saat ini, meskipun orang-orang Saduki membenci umat Kristen sebab mereka mengajarkan kebangkitan, namun para pengikut Kristus secara keseluruhan mendapat kehormatan dari masyarakat Yahudi.24Sekarang situasi itu telah berubah:25"mereka menyergap Stefanus [ketika sedang mengajar dan menyembuhkan penyakit; lihat 6:8, 10], menyeretnya26dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama" (ay. 12b).
TFTWMS: Kis 6:13--7:53 - Iman Yang Layak Untuk Dipertahankan IMAN YANG LAYAK UNTUK DIPERTAHANKAN (Kis 6:13-7:53)
Sekali lagi seorang pengikut Kristus berdiri di hadapan Sanhedrin. 27Mereka yang telah menyeret S...
IMAN YANG LAYAK UNTUK DIPERTAHANKAN (Kis 6:13-7:53)
Sekali lagi seorang pengikut Kristus berdiri di hadapan Sanhedrin. 27Mereka yang telah menyeret Stefanus ke tempat itu tidak membuang-buang waktu untuk menampilkan saksi-saksi ke depan:
Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: "Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita"28(6:13-14).
Mereka benar dalam satu hal: Stefanus tidak diragukan lagi memang "terus-menerus berkata" tentang Yesus yang ia kasihi! Namun yang selanjutnya adalah kesengajaan untuk menyajikan secara keliru perkataan Yesus (yang mungkin telah dikutip oleh Stefanus). Yesus telah mengatakan bahwa orang-orang Yahudi telah melanggar perintah Allah demi tradisi mereka yang tidak terilham (band. Matius 15:3). Yesus telah mengatakan bahwa Bait Allah akan dihancurkan (Matius 24:1, 2).29Yesus tidak pernah mengatakan Ia akan menghancurkan Bait Allah, Yesus juga tidak pernah menghujat ajaran apa saja yang benar-benar berasal dari Musa.
Setelah beberapa tuduhan serius dilontarkan dalam sidang, secara otomatis kita berpaling dan melihat kepada tertuduh untuk melihat bagaimana ia bereaksi (mungkin berharap mimik wajahnya akan memberitahukan apakah ia bersalah). Setelah pelbagai tuduhan dituduhkan kepada Stefanus, semua orang yang duduk dalam Mahkamah Agama "menatap Stefanus." Apakah yang mereka harapkan untuk dilihat? Seseorang yang nampaknya bersalah? Seseorang yang ketakutan? Apapun yang mereka harapkan, mereka melihat sesuatu yang lain: "Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat" (6:15). Apakah ini berarti ia bersikap kalem dan percaya diri? Apakah ini berarti kemulian Tuhan memancar pada wajahnya sebagaimana yang terjadi pada wajah Musa sewaktu ia turun dari gunung (Keluaran 34:29), atau sebagaimana yang terjadi pada wajah Yesus di Gunung Transfigurasi (Matius 17:2)?30
Ini dapat kita ketahui: Yang mereka lihat bukanlah seorang pesakitan yang gemetaran; melainkan seorang Kristen yang telah berubah! Imam Besar31segera menenangkan dirinya dan menanyai Stefanus apakah tuduhan tersebut benar atau tidak: "Benarkah demikian?" (7:1). Berdasarkan hukum, Stefanus tidak wajib menjawabnya. Ia pasti telah mengetahui bahaya sebuah jawaban. Bagaimanapun, seperti para rasul, ia memakai setiap kesempatan untuk berkhotbah—berusaha menyelamatkan jiwa-jiwa manusia.
Pembelaan Stefanus—terdapat dalam 7:2-53—adalah sebuah khotbah. Dalam khotbah itu Stefanus membela dirinya dari pelbagai tuduhan yang dilontarkan kepada dia; tetapi ia juga memukul balik masalah ini bahwa bukan dia yang bersalah, melainkan para penuduhnya— bersalah tentang apa yang mereka telah tuduhkan kepada dirinya! Adalah mereka—bukan dia—yang perlu bertobat dan berpaling kepada Allah! Kita akan mempelajari khotbah ini secara terperinci dalam pelajaran yang akan datang; untuk sekarang ini, marilah kita menyimak kesimpulan yang menggemparkan ini:
"Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh ...." (7:51-53).
Sewaktu Stefanus mengucapkan kata-kata ini, ia tahu resiko yang sedang ia hadapi. Kata-katanya itu dapat menimbulkan kesadaran atau penolakan; pembebasan atau kematian; keselamatan atau perajaman batu.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KEBUTUHAN MENDESAK AKAN PEMIMPIN YANG BAIK (Kis 6:3-7)
Jemaat Yerusalem telah mengabaikan janda-janda Helenistik. Jika para rasul tidak menangani sit...
KEBUTUHAN MENDESAK AKAN PEMIMPIN YANG BAIK (Kis 6:3-7)
Jemaat Yerusalem telah mengabaikan janda-janda Helenistik. Jika para rasul tidak menangani situasi tersebut dengan benar maka bencana besar dapat terjadi. Dalam pelajaran kita yang terakhir, kita mencatat bagaimana pemimpin yang baik bereaksi dalam suatu krisis. Kami menyarankan bahwa (1) pemimpin yang baik segera menangani persoalan dengan perasaan peka, (2) pemimpin yang baik melibatkan jemaat, dan (3) pemimpin yang baik mendelegasikan tanggungjawab. Oleh karena kebutuhan terbesar dalam gereja adalah kepemimpinan yang baik, maka marilah kita kembali ke Kisah 6 untuk melihat pelbagai prinsip lain tentang kepemimpinan yang baik yang dapat kita temukan di ayat 3 sampai 7.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 6:3-7)
Sekali lagi Iblis mencoba menghancurkan gereja, dan sekali lagi ia gagal. Pelajaran kita yang terakhir dibuka dengan keteranga...
KESIMPULAN (KIS 6:3-7)
Sekali lagi Iblis mencoba menghancurkan gereja, dan sekali lagi ia gagal. Pelajaran kita yang terakhir dibuka dengan keterangan pertumbuhan gereja yang menakjubkan; dan pelajaran ini diakhiri dengan keterangan serupa: "Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak" (ay. 7a). Sebelumnya kita telah memperkirakan jumlah keanggotaan sebesar 20 sampai 30 ribu; sekarang "... jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak." Kini kita bahkan tidak perlu lagi menerka-nerka jumlahnya! Keterangan pertumbuhan ini kemudian menambahkan keterangan yang menakjubkan ini: "Juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya" (ay. 7b; huruf miring oleh saya). Kemungkinan besar mereka itu bukanlah "imam-imam kepala" yang menganiaya para rasul (4:23; 5:24), tetapi imam-imam "biasa" yang melayani Bait Allah dua minggu setiap tahunnya.30Keterangan tersebut sangatlah menakjubkan. Seperti halnya dengan mereka yang di dalam Mahkamah Agama, para imam ini juga memiliki pelbagai kepentingan pribadi yang tidak benar. Namun tidak seperti mereka yang berada dalam Mahkamah Agama, banyak dari mereka mempunyai hati yang cukup jujur untuk menyelidiki agama Kristen. Dengan demikian mereka itu telah "taat kepada iman itu"31dan menjadi orang Kristen! Betapa suatu kehormatan bagi kuasa Injil! Ayat 7 merupakan keterangan klimaks mengenai pertumbuhan gereja di Yerusalem. Nas itu menunjukkan apa yang dapat terjadi jika kepemimpinan yang baik menjawab secara positif ketika ada orang yang jatuh ke dalam rekahan atau terabaikan.
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Penekanan utama dalam pelajaran ini dan sebelumnya adalah bahwa gereja akan maju apabila setiap orang mengerjakan tugasnya masing-masing. Jika Anda mau menyajikan pelajaran ini di depan kelas, inilah sebuah cara untuk menggambarkannya: Sebelum kelas dimulai, ikatlah beberapa tongkat kayu bersama dalam satu berkas. Pada waktu di kelas, undanglah beberapa peserta ke depan satu-persatu untuk mematah-duakan berkas kayu tersebut (setelah setiap orang gagal, minta mereka untuk tetap berdiri di depan kelas bersama Anda). Akhirnya, lepaskan ikatan berkas kayu tersebut dan berikan satu tongkat kepada setiap orang yang berdiri di depan kelas. Mereka tentu dengan mudah dapat mematahkan tongkat tersebut. Jika satu orang berusaha menangani seluruh pekerjaan; pastilah tidak dapat diselesaikan. Jika beban pekerjaan itu dibagi-bagikan kepada banyak orang, pastilah pekerjaan itu dapat diselesaikan.
CATATAN KHOTBAH
C. Bruce White mengkhotbahkan pelajaran di Kisah 6:1-5 dengan judul "Kepemimpinan Dalam Aksi" (Preacher’s Periodical [December, 1986]). Garis besar khotbahnya itu memakai tiga huruf C: (1) Complaining (Keluhan ay. 1), (2) Counteraction (Aksi Tandingan, ay. 2-4), dan (3) Contentment (Kepuasan, ay. 5).
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat komentar pada Kisah 1:21.
2 Yang sebenarnya, mereka itu disebut "tujuh orang" (21:8).
3 Sebagai contoh, kelu...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat komentar pada Kisah 1:21.
- 2 Yang sebenarnya, mereka itu disebut "tujuh orang" (21:8).
- 3 Sebagai contoh, keluarga adalah satu aspek penting dalam persyaratan untuk menjadi seorang diaken, namun dalam persyaratan yang ditujukan kepada tujuh orang itu tidak ada pertimbangan mengenai keluarga.
- 4 Kata Yunani diakonos dapat digunakan dalam pengertian umum untuk mengacu kepada pelayan mana saja atau dalam pengertian khusus untuk mengacu kepada orang yang diakui oleh jemaat sebagai seorang "diaken." Lihat "Diaken" dalam Daftar Kata.
- 5 Sebagai tambahan wawasan mengenai jenis tanggung jawab yang mungkin para diaken diminta untuk menerimanya, memasukkan syarat-syarat di 6:3 ke dalam syarat-syarat untuk para diaken adalah praktek biasa Dua daftar itu boleh dianggap saling melengkapi.
- 6 "Menonjol" mengacu kepada suatu posisi dimana apa yang kita kerjakan dapat dilihat oleh orang lain; "tidak menonjol" mengacu kepada suatu posisi dimana orang lain tidak dapat melihat apa yang kita kerjakan.
- 7 Tidak ada gunanya walaupun orang itu begitu bagusnya dalam berkhotbah, memimpin pujian, berdoa, dll; jika talentanya itu tidak didukung oleh kehidupan yang saleh, umumnya, pekerjaannya itu akan lebih melukai gereja daripada menolongnya.
- 8 Jika diterapkan kepada para rasul, ungkapan ini menggagaskan adanya kemampuan melakukan mujizat. Sampai pada saat ini kita tidak punya catatan ada orang lain selain para rasul yang dapat mengadakkan mujizat. Indikasinya adalahStefanus dan Filipus dapat mengadakan mujiza setelah tangan para rasul ditumpangkan ke atas mereka (perhatikan 8:18).
- 9 Mereka mendengar Firman yang diberitakan oleh para rasul.
- 10 Sekilas, yang terlihat di Kisah 6 hanya tiga syarat untuk pelayan. Namun begitu, karena satu-satunya cara untuk melihat seseorang itu "penuh dengan Roh" adalah dengan melihat apakah ia memiliki "buah-buah Roh" dalam kehidupannya, maka ini menambahkan sembilan "syarat" lagi!
- 11 Jika waktunya mengizinkan, pelbagai tugas khusus atau pelbagai posisi lainnya dalam jemaat lokal dapat dituliskan.
- 12 Jika sebelumnya Anda telah mengacukan 5:7 sebagai "mujizat terbesar dalam Perjanjian Baru," Anda boleh menyebut 6:5 sebagai "mujizat terbesar kedua." Walaupun ini dikatakan dengan gurauan, namun ada maksud serius di dalamnya mengenai hubungan para pemimpin dan jemaat.
- 13 Inilah kali pertama disebutkan adanya seorang mualaf dalam gereja. Kemungkinan beberapa orang telah dibaptis sebelumnya (Kisah 2:10, 38, 41), namun inilah kali pertama disebutkan adanya seorang mualaf yang menjadi orang Kristen. Lihat "Proselyte [Mualaf]" dalam daftar Kata dalam seri pelajaran ini.
- 14 Beberapa saran lagi yang berkaitan dengan 14:21-23 akan diberikan. Lihat komentar atas ayat-ayat tersebut pada edisi yang akan datang.
- 15 "Penuh iman" tidak secara khusus disebut tetapi tersirat di dalam syarat-syarat tersebut. Makna "Penuh iman dan Roh Kudus" adalah bahwa ia memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh para rasul (dan secara tersirat, enam orang lainnya juga begitu).
- 16 Menurut tradisi yang tidak terilham, Prokhorus mati sahid di Antiokhia.
- 17 Sekte Nikolaus (dibenci di Wahyu 2:6, 15) mengaku berasal dari Nikolaus ini. Kemungkinan, sekte ini hanya mengambil namanya supaya ajaran bidah mereka dapat dipercaya.
- 18 Karena Lukas mengatakan bahwa Nikolaus berasal "dari Antiokhia" dan tidak memberikan keterangan serupa kepada enam orang lainnya, boleh jadi di dalam keterangannya tersebut ada beberapa hal penting. Mungkin Lukas sedang memperkenalkan daerah Antiokhia di Siria, yang akan menjadi pangkalan kegiatan misionarinya Paulus. (Tradisi tidak terilham juga mengatakan bahwa Antiokhia adalah kampung halamannya Lukas.)
- 19 Dengan sendirinya, fakta bahwa ketujuh orang itu memiliki nama Yunani tidaklah membuktikan bahwa semuanya adalah Yahudi Helenistik; beberapa rasul juga memiliki nama Yunani (Andreas, Filipus). Namun begitu, terlepas dari nama Filipus, kebanyakan dari nama-nama itu bukanlah nama-nama Yunani yang umum yang mungkin saja dipakai oleh orang-orang Yahudi Palestina. Ada kemungkinan ketujuh orang itu adalah para pemimpin dari lapisan Helenistik dalam gereja di Yerusalem.
- 20 Lewis Foster, comment on Acts, The NIV Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985), 1654.
- 21 Ada kemungkinan populasi Yahudi Ibrani adalah mayoritas.
- 22 Adalah mungkin ketujuh orang itu dipilih hanya untuk mengurusi janda-janda Yahudi Helenistik. Konteksnya mendukung keyakinan bahwa mereka ditetapkan untuk menangani seluruh tugas pendistribusian makanan (yang akan juga mencakup orang-orang di luar janda-janda itu).
- 23 Ada kemungkinan semua anggota jemaat menumpangkan tangan ke atas tujuh orang itu, namun yang dimaksud di sini adalah "para rasul."
- 24 Mengacu lagi ke catatan Kisah 14:21-23 dalam seri yang akan datang.
- 25 Istilah "menumpangkan tangan" dapat juga berarti "ditangkap" (4:3). Selanjutnya, pada masa Perjanjian Lama tangan ditumpangkan ke atas binatang sebagai cara untuk mengidentifikasi (Imamat 1:4).
- 26 Beberapa saat kemudian, Stefanus dan Filipus diceritakan memiliki kuasa mengadakan mujizat (6:8; 8:6-8). Kita tidak diberitahu apa-apa tentang yang lima lainnya lagi. Jika Stefanus dan Filipus tidak segera menerima karunia mujizatiah pada saat mereka diteguhkan sebagai pelayan khusus gereja, para rasul pasti telah menumpangkan tangan ke atas mereka untuk tujuan tersebut beberapa saat setelah itu.
- 27 Adalah sebuah praktik umum dalam Kitab Suci bagi seorang penerus menerima kuasa yang sama seperti pendahulunya untuk menunjukkan bahwa Allah menyertai dia sebagaimana Ia juga telah menyertai pendahulunya. Kemungkinan ketujuh orang itu telah diberikan kuasa mujizatiah khusus untuk menunjukkan bahwa Allah menyertai mereka sebagaimana Ia juga telah menyertai kedua belas rasul itu.
- 28 Di Amerika, dukungan kadangkala diungkapkan dengan menjabat tangannya atau menepuk punggungnya. Saya sering mendorong jemaat untuk memperlihatkan dukungan mereka ke atas para pemimpin yang baru dengan "menumpangkan tangan" ke atas mereka lewat jabatan tangan atau tepukan di punggung di akhir kebaktian.
- 29 Kadangkala ini karena kesalahan para penatua, sebagai akibat dari gaya kepemimpinan mereka. Kadangkala ini adalah kesalahan para diaken yang tidak bersedia untuk menerima tanggung jawab penuh atas pelbagai tindakan mereka.
- 30 Pada masa itu diduga ada 18.000 imam dan orang Lewi. Beberapa dari mereka pasti memiliki watak Zakaria, ayah Yohanes Pembaptis, yang jujur dan takut akan Allah (Lukas 1:5, 6). Ada banyak spekulasi mengenai apakah para imam yang menjadi Kristen ini masih tetap melayani Bait Allah atau tidak lagi. Saya tidak melihat adanya alasan mereka masih tetap berbuat begitu. Kalaupun masih, mereka pasti melakukannya dengan menentang ajaran yang jelas bahwa "Tetapi Yang Mahatinggi tidak diam di dalam apa yang dibuat oleh tangan manusia" (lihat 7:48). Selanjutnya, jika mereka benar begitu, pada saat umat Kristen dicerai-beraikan dari Yerusalem (8:1-4), mereka pasti harus memilih pekerjaan mereka atau berdiri membela kepentingan Kristus.
- 31 Keterangan ringkas ini menunjukkan bahwa orang-orang itu tidak menjadi Kristen semata-mata hanya dengan percaya kepada Yesus. Ketaatan adalah bagian penting dari respon mereka. Beberapa orang berusaha menghindari dari masalah ini dengan cara menafsirkan ungkapan itu agar bermakna "ketaatan yang terdiri dari iman." Bagaimanapun juga, teks aslinya menulis "imam-imam mentaati iman." Bilamana kata "iman" (faith) memiliki kata depan "the" di depannya, maka secara umum kata itu mengacu kepada kumpulan ajaran yang berpusat dalam iman kepada Yesus Kristus-dengan kata lain, itu adalah Perjanjian Baru (lihat Yudas 3). Imam-imam itu bersedia melakukan segala sesuatu yang Yesus minta- termasuk untuk dibaptiskan (2:38).
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) UNTUK APAKAH ANDA RELA MATI? (Kis 6:8 — 8:4)
Jika saya berkata "Stefanus," umumnya Anda akan berpikir, "orang Kristen yang pertama k...
UNTUK APAKAH ANDA RELA MATI? (Kis 6:8 — 8:4)
Jika saya berkata "Stefanus," umumnya Anda akan berpikir, "orang Kristen yang pertama kali martir." Jika saya berkata "orang Kristen yang pertama kali martir," umumnya orang akan tiba pada nama Stefanus. Nama Stefanus akan terus abadi di hati kita sebagai yang pertama dari ribuan orang yang telah mati untuk Kristus. Hal lain apa lagikah yang kita ketahui tentang Stefanus? Tahukah kita alasan ia mati bagi imannya? Mengertikah kita andil yang ia sumbangkan bagi pusaka Kristiani kita?
Stefanus itu seperti meteor yang menyinari bentangan langit lalu lenyap. Dalam pasal 6 kita diperkenalkan kepada dia sebagai salah seorang yang dipilih untuk melayani meja. Di akhir pasal 7 ia sudah almarhum. Dalam waktu singkat ia telah dipakai secara luar biasa oleh Allah untuk menyelesaikan pelbagai tujuan-Nya.
Nama yang diberikan kepada dia oleh orang tuanya nampaknya merupakan antisipasi bagi kejayaan akhir hidupnya. Perjanjian Baru memakai dua kata untuk "mahkota": diadema—dari kata ini kita dapat kata "diadem," mahkota pemerintahan (sejenis mahkota yang ditaruh di atas kepala para raja [Wahyu 19:12])—dan stephanos, mahkota kemenangan (seperti rangkaian daun salam yang ditaruh di atas kepala para juara dalam pelbagai pertandingan Olimpiade). Kata yang belakangan adalah yang digunakan di Wahyu 2:10: "Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." (Huruf miring oleh saya.) Stefanus telah setia sampai mati, dan kehidupannya telah dimahkotai dengan kemenangan! Setelah pelajaran ini dan dua pelajaran berikutnya, saya harap kita akan mempunyai pengertian yang lebih baik tentang Stefanus dan pekerjaannya. Saya berharap juga bahwa teladan ini akan membuat kita lebih dalam lagi mengkaji kehidupan kita. Stefanus rela mati untuk imannya. Untuk apakah kita rela mati?
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 6:8 — 8:4)
Stefanus rela mati untuk imannya. Saya ingin setiap orang dari kita bertanya, "Untuk apakah saya rela mati?" B...
KESIMPULAN (KIS 6:8 — 8:4)
Stefanus rela mati untuk imannya. Saya ingin setiap orang dari kita bertanya, "Untuk apakah saya rela mati?" Banyak orang mati untuk negaranya. Banyak orang mati untuk keluarganya. Banyak orang mati untuk pelbagai alasan yang mereka yakini. Syukur kepada Allah, orang-orang seperti Stefanus sudah rela mati untuk iman mereka kepada Yesus—bahkan sampai hari ini. Relakah Anda mati untuk iman Anda?
Sambil Anda merenungkan pertanyaan itu, pertimbangkanlah ini: Anda tidak akan pernah mati untuk iman Anda sampai Anda rela hidup untuk iman itu. Sikap Stefanus yang meniru Kristus tidaklah berkembang secara tiba-tiba pada saat batu-batu mulai menghajar tubuhnya. Jauh sebelum peristiwa itu, ia telah menyerahkan hidupnya kepada Tuhan dan dapat dikatakan sebagai orang yang "penuh Roh dan hikmat," "penuh iman," dan "penuh karunia dan kuasa." Kematian dia yang penuh kemenangan menggambarkan juga sebuah kehidupan yang penuh kemenangan.
Sudahkah Anda menyerahkan hidup Anda kepada Yesus? Jika Anda harus mati sekarang, dapatkah Anda berdoa, "Tuhan Yesus, terimalah rohku"—dan tahu Yesus akan menunggu untuk menerima roh Anda dengan tangan terbuka? Sebuah mahkota kemenangan (2 Timotius 4:8; Yun.: stephanos) sedang menunggu Anda, sebagaimana untuk Stefanus—hanya jika Anda mau menyerahkan hidup Anda kepada Tuhan. Bangsa Israel membuat kesalahan dengan menolak para penyelamat dari Allah. Janganlah Anda membuat kesalahan dengan menolak Kristus!
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Loy Smith, seorang kawan saya, membuka pelajaran tentang Stefanus ini dengan menampilkan perajaman Stefanus. Di atas gambar Stefanus ada tulisan "Stefanus Dirajam Mati." Di akhir penyajiannya ia menambahkan kata-kata ini di bawah gambar tersebut: "Siapakah Yang Baru-Baru ini Sudah Kita Rajam?" Lalu ia menambahkan batu-batu yang bertuliskan "Gosip," "Fitnah," "Kata-kata Marah," "Kritik Tak Pantas," "Sindiran," dll.
CATATAN KHOTBAH
Saat saya mengerjakan naskah ini, banyak judul dan sub judul yang memungkinkan yang terlintas dalam pikiran saya. Pelajaran ini dapat disebut "Manusia Yang Allah Mahkotai Dengan Kemenangan," dan pembagian utamanya adalah (1) Manusia dan Misinya (6:8-12); (2) Manusia dan Beritanya (6:13-7:53); (3) Manusia dan Mati Sahidnya (7:54-60). Pelajaran ini dapat juga diberi judul "Allah Memberi Kita Kemenangan!" (1Korintus 15:57), dengan sub judul: (1) Kemenangan Lewat Perdebatan; (2) Kemenangan Lewat Pembelaan; (3) Kemenangan Lewat Kematian.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kita tidak diberitahu mujizat-mujizat dan tanda-tanda apakah yang Stefanus telah adakan. Kita duga jenisnya sama dengan yang diada...
Catatan Akhir:
- 1 Kita tidak diberitahu mujizat-mujizat dan tanda-tanda apakah yang Stefanus telah adakan. Kita duga jenisnya sama dengan yang diadakan oleh para rasul; penyembuhan penyakit dan pengusiran setan. Kelihatannya ia juga dikarunia kemampuan bicara lewat ilham (lihat keterangan pada 6:10).
- 2 Lewis Foster, notes on Acts, The Niv Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House 1985), 1654.
- 3 "Penuh karunia" dapat berarti Stefanus adalah orang yang ramah, sehingga mendapat dukungan (keramahan) dari orang-orang, atau karunia Allah ada dalam dirinya dalam suatu cara yang khusus. Ia adalah orang yang ramah (7:2); dari awalnya mungkin ia sudah mendapat dukungan orang banyak; namun dalam terang urut-urutan peristiwa; terjemahan NIV kemungkinan benar ketika menerjemahkan bagian ayat ini sebagai "seorang pria yang penuh dengan karunia dan kuasa Allah." (Huruf miring oleh saya.)
- 4 Setiap orang dari kita perlu mencari tahu bentuk pelayanan khususnya masing-masing- yaitu tugas khusus dalam gereja Tuhan yang secara khusus telah Allah patutkan untuk kita. Jika setiap anggota bersedia melaksanakan hal ini, maka itu akan mengubah dengan cepat pekerjaan Tuhan! Namun begitu, jikalau kita lakukan, kita tidak boleh pernah memakai hal ini sebagai alasan untuk tidak mengerjakan hal lainnya lagi dalam kerajaan Allah. Kita semua juga diberi perintah yang bersifat umum yang harus kita taati, terlepas dari apakah "karunia-karunia khusus" yang kita miliki sejalan dengan perintah itu atau tidak. Sebagai contoh, kita akan mencatat bahwa dalam 8:1-4, setiap orang Kristen mulai menyebarluaskan Firman. Saya yakin tidak semua dari mereka memiliki karunia khusus penginjilan.
- 5 Pengajaran secara pribadi dilakukan dalam rumah tangga (2:46).
- 6 Lihat ‘‘Sinagoga" dalam Daftar Kata.
- 7 Seorang penulis kuno mengatakan bahwa Yerusalem mempunyai 480 sinagoga. Kisah 6:9 menunjukkan bahwa banyak sinagoga dibuka untuk menampung orang-orang yang berlatar belakang budaya yang berbeda, dan untuk menjadi tempat dimana orang-orang akan merasa sangat nyaman di dalamnya. Dalam ayat 9, para pakar menemukan lima sinagoga, masing-masing untuk setiap kelompok yang disebutkan. Adalah mungkin bahwa Stefanus mengunjungi lebih dari satu sinagoga Helenistik untuk menceritakan kisah tentang Yesus. Oleh karena baik teks aslinya maupun teks Inggrisnya memakai kata tunggal "sinagoga," maka pelajaran ini hanya akan mengacu kepada satu sinagoga.
- 8 KJV menulis "Libertini," yang makna aslinya adalah mereka yang telah menerima kebebasan, namun sekarang mengacu kepada mereka yang berprilaku tanpa pengekangan moral. Oleh sebab itu terjemahan yang lebih disukai adalah "Orang Merdeka."
- 9 Jika bukan mereka mungkin orang tua mereka pernah menjadi budak. Dalam jumlah yang amat besar orang-orang Yahudi pernah ditawan oleh Jendral Pompey dari Roma dan kemudian dibebaskan di Roma. Dalam tahun-tahun berikutnya budak-budak Yahudi yang lainnya ikut dibebaskan pula.
- 10 Simon dari Kirene telah memanggul salib Yesus (Lukas 23:26).
- 11 Oleh karena lokasi-lokasi ini saling sangat berjauhan dan (agaknya) memiliki sedikit persamaan, beberapa orang menekankan bahwa paling tidak ada dua sinagoga yang dibahas di sini: yang satu untuk mereka yang di sebelah selatan laut Tengah dan satu lagi untuk mereka yang di sebelah utara laut Tengah. Namun begitu, jika semuanya adalah Orang Merdeka, maka mereka memiliki sesuatu yang sama.
- 12 Lihat keterangan pada 6:1.
- 13 Orang-orang dari Kirene membawa Injil ke Antiokhia (11:20). Apolos berasal dari Alexandria (18:24); belakangan orang-orang Yahudi dari Asia bertanggung jawab atas penahanan Paulus (21:27; 24:18, 19). (Mungkinkah mereka itu adalah orang-orang yang telah dikecewakan oleh Stefanus?).
- 14 Beberapa orang berspekulasi bahwa kemungkinan Saulus diundang oleh para pemimpin sinagoga untuk menghadapi Stefanus. Namun sepertinya Saulus berada di situ sebagai akibat wajar kedatangannya dari Kilikia.
- 15 Di awal gereja mula-mula, Allah mengungkapkan kehendak-Nya sedikit demi sedikit (atau banyak)-sebanyak yang diperlukan. Simaklah penglihatan yang diberikan kepada Petrus di Kisah 10. Namun begitu, Allah akhirnya menyelesaikan wahyu-Nya (Judas 3). Sekarang ini kita tidak lagi memiliki pewahyuan progresif.
- 16 Simaklah bahwa tuduhan terhadap Stefanus ada hubungannya dengan ucapannya yang menentang Musa dan Allah, dan yang menentang Bait Allah dan Taurat (6:11, 13, 14). Tuduhan itu adalah bohong, namun agar kebohongan itu menjadi efektif mereka perlu unsur kebenaran. Kebohongan-kebohongan ini-plus pembelaan Stefanus dalam pasal 7-memberi kita beberapa indikasi bahwa apa yang Stefanus khotbahkan adalah sangat tidak populer.
- 17 Sebagai tambahan terhadap pemberitaan Stefanus, fakta beberapa imam telah mentaati iman itu (6:7) mungkin telah ikut menambah situasi menjadi mudah meledak.
- 18 Naskah yang tertua semuanya menggunakan huruf besar atau huruf kecil . Jadi kita tidak tahu apakah yang dimaksud adalah rohnya Stefanus (lihat KJV) atau Roh Kudus. Namun begitu konteksnya kelihatan mendukung gagasan bahwa Stefanus memperoleh kemenangan ini bukan karena kecemerlangan mentalnya, tetapi melalui pertolongan Allah. Itulah sebabnya NASB dan hampir semua terjemahan moderen lainnya memakai "r" huruf besar pada kata "Roh."
- 19 Sudah tentu pada zaman Stefanus Perjanjian Lama belum dibagi ke dalam pasal-pasal dan ayat-ayat. Ungkapan "pasal dan ayat" maksudnya hanyalah bahwa Stefanus mendukung argumentasinya dengan Kitab Suci.
- 20 Kebencian Paulus terhadap orang Kristen tidak terbentuk dalam satu malam. Khotbah Stefanus dan juga pertahanan Stefanus yang tidak dapat dijawab mungkin telah menjadi batuk pijakan bagi kebencian Saulus yang hampir menggila terhadap nama Yesus.
- 21 Saya tidak percaya Saulus ikut ambil bagian dalam saksi-saksi yang disuap ini (22:3; 23:1).
- 22 "Penghujatan" dipakai dalam arti "bicara melawan." Lihat "Penghujatan" dalam Daftar Kata.
- 23 Kebanyakan ahli Taurat adalah orang-orang Farisi. (Lihat "Ahli Taurat" dalam Daftar Kata. Lihat juga "Farisi" dalam Daftar Kata dalam seri pelajaran ini.) Sampai saat ini, orang-orang Saduki telah memimpin penganiayaan terhadap umat Kristen sebab para rasul mengajarkan tentang kebangkitan, sesuatu yang tidak dipercaya oleh orang-orang Saduki namun yang dipercaya oleh orang-orang Farisi. Namun begitu, tuduhan sekarang adalah bahwa Stefanus telah menghujat Musa, Taurat, dan tradisi Yahudi-dan di sinilah orang-orang Farisi mulai ikut terlibat!
- 24 Meskipun secara politik kelompok Saduki sangat kuat, namun pengaruh mereka terhadap orang banyak di lapangan adalah sedikit.
- 25 Yesus telah melihat bagaimana cepatnya suasana hati orang banyak dapat berubah; dari "Hosana" pada hari Minggu ke "Salibkan Dia!" pada hari Jumat. Dalam kasus Stefanus, selain adanya reaksi keagamaan terhadap tuduhan bahwa Stefanus telah menghujat Allah dan Musa, kemungkinan ada juga reaksi praktisnya: Perekonomian Yerusalem didasarkan pada kenyataan bahwa bait Allah ada di situ (yang membawa jutaan orang ke kota tersebut setiap tahun)-dan Stefanus dituduh menghujat Bait Allah! (Untuk melihat reaksi serupa mengenai kuil penyembah berhala, perhatikan 19:23-41).
- 26 "Menyeret" tidak berarti mereka harus menggeret, menendang dan berkelahi, ke ruangan Mahkamah Agama (lihat komentar pada 5:26). Kata Yunani yang diterjemahkan "seret" semata-mata menunjukkan sifat dari suatu perbuatan yang tiba-tiba. NIV mengungkapkan gagasan tersebut: "mereka menangkap Stefanus."
- 27 Stefanus digambarkan berdiri sendirian, artinya ini adalah sidang tertutup dan tidak seorang pun, termasuk para rasul, diizinkan masuk.
- 28 Orang-orang Yahudi mempunyai hukum tidak tertulis yang mereka percaya diberikan secara lisan oleh Musa dan yang telah diteruskan dari satu generasi ke generasi lainnya. Jadi mereka percaya bahwa tradisi/kebiasaan sama mengikatnya seperti Taurat itu sendiri. Dengan jelas, Yesus tidak menganggap hukum tak tertulis itu sebagai berasal dari Allah. Ia mengajarkan bahwa Taurat berisi pelbagai perintah dari Allah, sedangkan tradisi/kebiasaan tidak terilham adalah perintah buatan manusia.
- 29 Yesus sedang mengacukan penghancuran Yerusalem oleh bangsa Romawi pada 70 M. Ajaran Yesus yang lain juga disalahartikan sewaktu Ia mengacukan tubuh-Nya sendiri sebagai "Bait Allah ini" (lihat Yohanes 2:18-22; Markus 14:58; 15:29).
- 30 Keberatan utama atas rupa Stefanus yang mujizatiah adalah bahwa Mahkamah Agama itu tidak bereaksi sebagaimana halnya mereka telah melihat sebuah mujizat. Bagaimanapun, pelbagai mujizat lainnya tidak menimbulkan iman di dalam hati para anggota Mahkamah Agama yang mengeras itu (4:16).
- 31 Imam Besar pada waktu itu jika tidak Hannas maka Kayafas. Karena yang menjadi Imam Besar adalah juga mengetuai Sanhedrin, maka saya duga Kayafas adalah Imam Besarnya.
- 32 KJV menulis "they gnashed on him with their teeth," yang dapat mengesankan bahwa mereka berusaha menggigit Stefanus! "At him (padanya)" lebih disukai daripada "on him (atasnya)." Dalam Alkitab, menggertakkan gigi umumnya menunjukkan kemarahan (Ayub 16:9; Mazmur 35:16) atau keputusasaan (Lukas 13:28). Sekarang, hal itu dikenali sebagai sebuah tanda tekanan batin.
- 33 Matius 8:12; 13:42, 50; 24:51; 25:30; Lukas 13:28. Oleh karena kata Yunani yang diterjemahkan "menggertak" dapat pula diterjemahkan "menggigit," Lukas mungkin juga telah membandingkan Mahkamah Agama ini dengan kumpulan anjing liar!
- 34 Apakah pada waktu itu Gamaliel tidak hadir? Apakah ia semata-mata memilih tidak menentang Mahkamah Agama untuk kedua kalinya? Sangat sulit untuk percaya bahwa Gamaliel merestui perbuatan yang dilakukan pada hari yang buruk itu.
- 35 Kadangkala Allah juga memberi Paulus penglihatan seperti itu (lihat 18:9, 10; 23:11; 27:23, 24). Tidak diragukan lagi bahwa Lukas menceritakan penglihatan ini untuk menguatkan mereka yang belakangan nanti akan juga menyerahkan nyawa mereka bagi iman mereka.
- 36 Biasanya untuk menghormati seseorang kita bangkit berdiri. Beberapa saran telah dikemukakan mengenai mengapa Yesus digambarkan sedang berdiri bukannya duduk. Ia berdiri siap untuk menerima kedatangan Stefanus dengan tangan terbuka; Ia berdiri siap untuk menjadi pembela Stefanus dan mengakui dia di hadapan Allah; Ia berdiri siap untuk datang dalam pengadilan pembunuhan Stefanus; dll. Apapun alasannya, kebanyakan penafsir menduga ada makna khusus dalam kenyataan Yesus digambarkan sedang berdiri.
- 37 Ini adalah sebuah ungkapan kemesiasan (Daniel 7:13, 14) yang sering Yesus gunakan untuk mengacukan diri-Nya sendiri.
- 38 Sudah tentu, baik Yesus maupun Stefanus tidak bersalah atas penghujatan itu, sebab yang mereka ucapkan adalah kebenaran.
- 39 "The last straw" atau ("final straw"-jerami terakhir) adalah sebuah ungkapan yang mengacu kepada " jerami [terakhir] yang [akhirnya] mematahkan punggung unta [yang sudah dibebani dengan tumpukan jerami yang banyak sekali]."
- 40 Bagi yang tinggal di tempat lain dapat menggantinya dengan pengadilan tinggi setempat.
- 41 Para pakar bergelut dengan persoalan "bagaimana cara Mahkamah Agama itu lepas dari masalah ini" karena penguasa Romawi telah mengambil hak Mahkamah Agama untuk melaksanakan hukuman mati (kecuali dalam hal pemcemaran Bait Allah). (1) Mereka mungkin tidak dapat "lepas tanggung jawab dari masalah ini"; Lukas tidak memberitahu kita reaksi penguasa Romawi. (2) Mungkin saja, karena melibatkan Bait Allah, mereka meyakinkan para pejabat Romawi bahwa Stefanus telah "mencemarkan Bait Allah." (3) Mungkin para pejabat Romawi tidak dapat memahami apa yang terjadi (Gubernur Romawi tinggal di Kaisarea kecuali pada hari-hari perayaan). (4) Para pejabat Romawi mungkin telah tahu apa yang terjadi namun memutuskan untuk tidak memperhatikan hal itu. Roh Kudus menganggap masalah ini tidak penting untuk kita ketahui.
- 42 Kita tidak mempunyai petunjuk adanya pembahasan yang layak, pemungutan suara, atau sebuah keputusan yang telah dikaji. Perbuatan itu adalah perbuatan segerombolan orang.
- 43 Tradisi Yahudi yang tidak terilham ini belakangan disusun ke dalam Talmud, yang bisa juga disebut "Tafsir Taurat Yahudi."
- 44 "Anak Muda" menunjukkan bahwa usia Saulus di bawah empat puluh tahun. Pada waktu itu kemungkinan usianya antara tiga puluh sampai empat puluh tahun.
- 45 Banyak perdebatan telah timbul mengenai apakah Saulus seorang anggota Mahkamah Agama. Lihat pembahasan tentang perubahan hidup Saulus dalam khotbah di edisi berikutnya.
- 46 Karena perkataan "di depan kaki" sering mengandung makna kepatuhan (lihat catatan 4:35, 37; 5:2) dan karena Saulus dengan segeranya menjadi penghasut penganiayaan umat Kristen yang bermula "pada waktu" Stefanus dibunuh (8:1), Jadi Saulus dapat menjadi orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu. Saulus tidak pernah mengaku hanya sebagai penonton sewaktu orang-orang Kristen sedang dibunuh (26:10).
- 47 Petunjuk yang terperinci mengenai cara melaksanakan perajaman diberikan kepada generasi setelahnya. Tidak diketahui apakah garis pedoman itu dipakai atau tidak pada waktu Stefanus dibunuh. Fakta bahwa Stefanus mampu untuk berlutut (ay. 60) mengarahkan saya untuk percaya bahwa perajaman tersebut kurang resmi.
- 48 Ini adalah sebagain kecil dalam Kitab Suci dimana doa ditujukan kepada Yesus. Ini memperlihatkan bahwa doa yang ditujukan kepada Yesus tidaklah salah (beberapa pujian yang kita gunakan ditujukan secara langsung kepada Yesus), namun karena kita memiliki sedikit contoh doa yang ditujukan kepada Yesus, maka doa ini harus menjadi sebuah pengecualian daripada sebuah peraturan. Peraturannya adalah doa harus ditujukan kepada Allah melalui Yesus (1Timotius 2:5; Yohanes 16:23, 24).
- 49 Teks aslinya secara harfiah mengatakan "Dan meletakkan lutut [nya]," yang memperlihatkan perbuatan yang disengaja. Jadi, versi KJV lebih disukai: "Dan ia berlutut." "Jatuh pada lututnya" akan mengesankan bahwa sampai pada saat itu Stefanus sedang berdiri dan kemudian ia jatuh pada lututnya. Bagaimanapun, ia mungkin sudah dalam posisi rebah di tanah dan kemudian berusaha bangkit dengan lututnya. Namun demikian, kelihatannya ia sengaja mengambil posisi berlutut untuk mendoakan orang-orang yang menyiksanya.
- 50 Yesus pernah berkata tentang kematian sebagai tidur (Yohanes 11:11), dan para penulis Perjanjian Baru mengambil ungkapan tersebut (1 Tesalonika 4:13). Ini mengacu kepada tubuh, bukan roh, dan menekankan bahwa kematian bukanlah kesudahan, karena akan ada kebangkitan tubuh (1 Korintus 15). Kata Inggris "cemetery" (kuburan) secara harfiah berarti "tempat untuk tidur."
- 51 Doa Stefanus berbeda dengan doa pesuruh di Perjanjian Lama yang dirajam untuk kesetiaannya. Pesuruh itu berdoa, "Semoga TUHAN melihatnya dan menuntut balas!" (2 Tawarikh 24:22).
- 52 Pernyataan ini dikutip oleh banyak penulis. Sudah tentu kita tidak akan pernah tahu pengaruh sepenuhnya kematian Stefanus terhadap Saulus, namun belakangan Yesus berkata bahwa adalah sulit bagi Saulus untuk "menendang ke galah rangsang" (26:14), ini menunjukkan bahwa Yesus telah memakai banyak cara untuk "mengarahkan" Saulus dan adalah sangat sakit baginya untuk mengabaikan cara-cara itu. Kenangan menyakitkan tentang Stefanus kemungkinan adalah salah satunya. Fakta bahwa lukas menekankan kehadiran Saulus menyarankan bahwa hal itu memang benar begitu.
- 53 Lihat komentar pada "penjarahan" (8:3).
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi