Teks -- Wahyu 15:1-8 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Why 15:1 - TUJUH MALAPETAKA TERAKHIR.
Nas : Wahy 15:1
Malapetaka-malapetaka ini mengandung hukuman-hukuman Allah yang
terakhir atas bumi selama masa kesengsaraan. Malapetaka itu disebut...
Nas : Wahy 15:1
Malapetaka-malapetaka ini mengandung hukuman-hukuman Allah yang terakhir atas bumi selama masa kesengsaraan. Malapetaka itu disebut hukuman-hukuman "tujuh cawan dari emas" (ayat Wahy 15:7) dan itu dimulai pada pasal Wahy 16:1-21. Tujuh cawan hukuman itu bisa menjadi pembukaan sangkakala hukuman yang ketujuh
(lihat cat. --> Wahy 11:15).
[atau ref. Wahy 11:15]
Full Life: Why 15:2 - TELAH MENGALAHKAN BINATANG ITU.
Nas : Wahy 15:2
Di tepi lautan kaca berdirilah (bd. Wahy 4:6) mereka yang tidak
melepaskan imannya pada Kristus ketika dianiaya, diancam atau dibun...
Nas : Wahy 15:2
Di tepi lautan kaca berdirilah (bd. Wahy 4:6) mereka yang tidak melepaskan imannya pada Kristus ketika dianiaya, diancam atau dibunuh oleh antikristus (bd. Wahy 13:7-10).
Full Life: Why 15:5 - KEMAH KESAKSIAN.
Nas : Wahy 15:5
Yohanes melihat suatu Bait Suci di sorga seperti kemah pada masa PL
yang berisi Sepuluh Perintah Allah (bd. Kel 32:15; 40:34-35). I...
Nas : Wahy 15:5
Yohanes melihat suatu Bait Suci di sorga seperti kemah pada masa PL yang berisi Sepuluh Perintah Allah (bd. Kel 32:15; 40:34-35). Ini menandakan bahwa hukuman-hukuman itu merupakan akibat dari perlawanan Allah terhadap dosa dan penolakan manusia akan hukum dan Firman-Nya.
Full Life: Why 15:7 - PENUH BERISI MURKA ALLAH.
Nas : Wahy 15:7
Ini akan menjadi yang terakhir di antara hukuman-hukuman ilahi atas
dunia yang jahat sebelum pemerintahan Kristus. Kenyataan bahwa ...
Nas : Wahy 15:7
Ini akan menjadi yang terakhir di antara hukuman-hukuman ilahi atas dunia yang jahat sebelum pemerintahan Kristus. Kenyataan bahwa tak seorang pun dapat masuk ke dalam Bait Suci sebelum berakhir semua malapetaka itu berarti bahwa tidak seorang pun dapat menaikkan doa syafaat untuk menghentikan hukuman itu (ayat Wahy 15:8). Allah telah menyatakan kesudahannya; hukuman-Nya akan lengkap dan tanpa belas kasihan.
BIS -> Why 15:3
bangsa: beberapa naskah kuno: zaman.
Jerusalem: Why 4:1--16:21 - -- Dalam bab-bab ini dahulu Allah digambarkan duduk di atas takhtaNya di sorga diiringi isi sorga, bab 4. Kemudian pandangan merangkum dunia semesta yang...
Dalam bab-bab ini dahulu Allah digambarkan duduk di atas takhtaNya di sorga diiringi isi sorga, bab 4. Kemudian pandangan merangkum dunia semesta yang nasibnya diserahkan kepada Anak Domba. Ini dilambangkan oleh Kitab yang dimeterai, yang diserahkan kepada Anak Domba, bab 5. Lalu menyusullah berbagai penglihatan besar yang berupa lambang. Penglihatan-penglihatan itu, bab 6-16, menyiapkan "Hari Besar", yakni hari murka Allah menimpa para penganiaya, bab 17-19.
Jerusalem: Why 15:1--16:21 - -- Penglihatan tentang tujuh cawan (malapetaka) ini mengulang penglihatan tentang tujuh sangkakala, Wah 8:2 dst. Antara Wah 15:1 dan Wah 15:5 disisipkan ...
Jerusalem: Why 15:3 - nyanyian Musa Seperti nyanyian Musa yang tercantum dalam Kel 15, demikianpun nyanyian ini berupa lagu pembebasan, Wah 14:1. Nyanyian ini bersulamkan ayat-ayat Kitab...
Jerusalem: Why 15:5--16:21 - -- Bagian ini menggambarkan malapetaka-malapetaka, Wah 15:1, yang mendatangi Babel (=Roma). Seperti halnya dalam bab 8-9, demikianpun di sini orang terin...
Bagian ini menggambarkan malapetaka-malapetaka, Wah 15:1, yang mendatangi Babel (=Roma). Seperti halnya dalam bab 8-9, demikianpun di sini orang teringat akan tulah-tulah yang menimpa negeri Mesir dahulu. Malaikat-malaikat yang bertugas menimpakan malapetaka-malapetaka itu keluar dari "kemah kesaksian" ialah Bait Allah yang sejati di sorga, Wah 11:19. Dalam rangka suatu penampakan Allah diselenggarakan ibadat keadilan.
Jerusalem: Why 15:8 - kemuliaan Allah Kemuliaan Allah itu, Kel 13:22; 24:16; 1Ra 8:10-11; 2Ta 5:13-14; Yes 6:4, adalah tanda kehadiran Allah di tengah-tengah umatNya di zaman Mesias. Bdk 2...
Kemuliaan Allah itu, Kel 13:22; 24:16; 1Ra 8:10-11; 2Ta 5:13-14; Yes 6:4, adalah tanda kehadiran Allah di tengah-tengah umatNya di zaman Mesias. Bdk 2Ma 2:4-8; Wah 21:3.
Ende -> Why 15:1
Ende: Why 15:1 - -- Ada pertanda bahwa tak lama lagi hukuman Allah akan dilangsungkan dengan
segenapnja, maka penghuni-penghuni surga jang telah menang sebagai martir dan...
Ada pertanda bahwa tak lama lagi hukuman Allah akan dilangsungkan dengan segenapnja, maka penghuni-penghuni surga jang telah menang sebagai martir dan saksi iman bergembira memuliakan kebesaran dan keadilan Allah.
Ref. Silang FULL: Why 15:1 - suatu tanda // tujuh malaikat // tujuh malapetaka · suatu tanda: Wahy 12:1,3
· tujuh malaikat: Wahy 15:6-8; Wahy 16:1; 17:1; 21:9
· tujuh malapetaka: Im 26:21; Wahy 9:20
· suatu tanda: Wahy 12:1,3
· tujuh malaikat: Wahy 15:6-8; Wahy 16:1; 17:1; 21:9
Ref. Silang FULL: Why 15:2 - lautan kaca // telah mengalahkan // binatang // dan patungnya // bilangan namanya // ada kecapi · lautan kaca: Wahy 4:6
· telah mengalahkan: Wahy 12:11
· binatang: Wahy 13:1
· dan patungnya: Wahy 13:14
· bilanga...
· lautan kaca: Wahy 4:6
· telah mengalahkan: Wahy 12:11
· binatang: Wahy 13:1
· dan patungnya: Wahy 13:14
· bilangan namanya: Wahy 13:17
· ada kecapi: Wahy 5:8; 14:2
Ref. Silang FULL: Why 15:3 - nyanyian Musa // hamba Allah // Anak Domba // segala pekerjaan-Mu // Yang Mahakuasa // segala jalan-Mu · nyanyian Musa: Kel 15:1
· hamba Allah: Yos 1:1
· Anak Domba: Wahy 5:9; Wahy 5:9
· segala pekerjaan-Mu: Mazm 111:2
&middo...
· nyanyian Musa: Kel 15:1
· hamba Allah: Yos 1:1
· Anak Domba: Wahy 5:9; [Lihat FULL. Wahy 5:9]
· segala pekerjaan-Mu: Mazm 111:2
· Yang Mahakuasa: Wahy 1:8; [Lihat FULL. Wahy 1:8]
· segala jalan-Mu: Mazm 145:17
Ref. Silang FULL: Why 15:4 - ya Tuhan // memuliakan nama-Mu // menyembah Engkau // segala penghakiman-Mu · ya Tuhan: Yer 10:7
· memuliakan nama-Mu: Mazm 86:9
· menyembah Engkau: Yes 66:23
· segala penghakiman-Mu: Wahy 19:8
Ref. Silang FULL: Why 15:5 - orang membuka // Bait Suci // kemah kesaksian · orang membuka: Mat 3:16; Mat 3:16
· Bait Suci: Wahy 11:19
· kemah kesaksian: Kel 38:21; Bil 1:50
· orang membuka: Mat 3:16; [Lihat FULL. Mat 3:16]
· Bait Suci: Wahy 11:19
Ref. Silang FULL: Why 15:6 - ketujuh malapetaka // Bait Suci // berpakaian lenan // dan dadanya · ketujuh malapetaka: Wahy 15:1; Wahy 15:1
· Bait Suci: Wahy 14:15
· berpakaian lenan: Yeh 9:2; Dan 10:5
· dan dadanya: Wa...
Ref. Silang FULL: Why 15:7 - keempat makhluk // ketujuh malaikat // sampai selama-lamanya · keempat makhluk: Wahy 4:6; Wahy 4:6
· ketujuh malaikat: Wahy 15:1; Wahy 15:1
· sampai selama-lamanya: Wahy 1:18; Wahy 1:18
Ref. Silang FULL: Why 15:8 - dipenuhi asap // Bait Suci · dipenuhi asap: Yes 6:4
· Bait Suci: Kel 40:34,35; 1Raj 8:10,11; 2Taw 5:13,14
· dipenuhi asap: Yes 6:4
· Bait Suci: Kel 40:34,35; 1Raj 8:10,11; 2Taw 5:13,14
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Why 15:1 - -- 15:1 Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka...
15:1 Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Allah.
Yohanes menganggap adanya tujuh malaikat yang membawa tujuh malapetaka terakhir itu suatu tanda yang besar dan ajaib, karena dengan munculnya malaikat itu maka jalannya kisah hari kiamat sudah mendekati puncaknya. Dengan kata lain, kalau ketujuh malaikat itu menjalankan tujuh malapetaka mereka, maka berakhirlah murka Allah.
Kata tujuh malapetaka terakhir mendukung pemahaman kita bahwa segel yang ketujuh mengandung ketujuh sangkakala, dan sangkakala yang ketujuh mengandung ketujuh cawan (lihatlah gambaran mengenai hal ini pada pembahasan pasal 6), karena bila ketujuh malapetaka yang ditumpahkan dari ketujuh cawan disebut tujuh malapetaka terakhir, maka pasti ada malapetaka yang lain yang mendahuluinya, yaitu malapetaka segel dan malapetaka sangkakala.
Dalam ayat ini Yohanes menyatakan bahwa tidak ada malapetaka lagi, setelah tujuh malapetaka cawan.
Hagelberg: Why 15:1 - -- 15:1 Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka...
15:1 Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Allah.
Yohanes menganggap adanya tujuh malaikat yang membawa tujuh malapetaka terakhir itu suatu tanda yang besar dan ajaib, karena dengan munculnya malaikat itu maka jalannya kisah hari kiamat sudah mendekati puncaknya. Dengan kata lain, kalau ketujuh malaikat itu menjalankan tujuh malapetaka mereka, maka berakhirlah murka Allah.
Kata tujuh malapetaka terakhir mendukung pemahaman kita bahwa segel yang ketujuh mengandung ketujuh sangkakala, dan sangkakala yang ketujuh mengandung ketujuh cawan (lihatlah gambaran mengenai hal ini pada pembahasan pasal 6), karena bila ketujuh malapetaka yang ditumpahkan dari ketujuh cawan disebut tujuh malapetaka terakhir, maka pasti ada malapetaka yang lain yang mendahuluinya, yaitu malapetaka segel dan malapetaka sangkakala.
Dalam ayat ini Yohanes menyatakan bahwa tidak ada malapetaka lagi, setelah tujuh malapetaka cawan.
Hagelberg: Why 6:1--20:3 - -- B. Masa Kesengsaraan (6:1-20:3)
Bentuk Bagian Ini
Bentuk bagian yang mengisahkan masa kesengsaraan ini menarik. Ada tujuh segel, tujuh sangkakala, dan...
B. Masa Kesengsaraan (6:1-20:3)
Bentuk Bagian Ini
Bentuk bagian yang mengisahkan masa kesengsaraan ini menarik. Ada tujuh segel, tujuh sangkakala, dan tujuh cawan. (Mungkinkah Mazmur 79:12, yang berkata, "Dan balikkanlah ke atas pangkuan tetangga kami tujuh kali lipat cela yang telah didatangkan kepada-Mu, ya Tuhan!" melatarbelakangi hukuman tujuh segel, tujuh sangkakala, dan tujuh cawan?) Segel, sangkakala, dan cawan ini merupakan kerangka atau garis besar dari bagian ini. Enam segel itu dibuka Tuhan, disertai hukuman atas bumi. Lalu segel yang ketujuh terdiri dari tujuh sangkakala.299 Keenam sangkakala pertama diceritakan, lalu yang ketujuh terdiri dari tujuh cawan. Struktur ini menekankan dahsyatnya hukuman atas "mereka yang diam di bumi". Segel yang ketujuh merupakan ketujuh sangkakala, dan sangkakala yang ketujuh merupakan ketujuh cawan.300 Jadi, sesudah "yang diam di bumi" mengalami hukuman-hukuman dahsyat yang mulai dari segel yang pertama sampai dengan segel yang keenam, mungkin mereka akan berpikir, "Tinggal hanya satu hukuman lagi, bukankah ada tujuh segel?" Tetapi mereka akan heran, sebab yang "satu" lagi itu terdiri dari tujuh hukuman lagi, yang ditandai dengan tujuh sangkakala. Lalu, sesudah hukuman-hukuman dari enam sangkakala, mungkin mereka akan berpikir, "Akhirnya, hanya satu hukuman lagi..." tetapi mereka akan heran, karena yang "satu" lagi itu terdiri dari tujuh hukuman lagi, yang disebut tujuh cawan.301
Struktur ini menekankan betapa dahsyatnya hukuman-hukuman itu. Selain itu, ternyata segel, sangkakala, dan cawan menjadi garis besar, kerangka, atau "rantai" kisah ini. Selain "rantai kisah" ini ada beberapa hal lain yang juga disisipkan. Setiap "tambahan" ini juga merupakan dorongan untuk ketujuh jemaat itu.
Bagian ini menceritakan "Masa Kesengsaraan", yang merupakan "minggu" yang ke-70 dalam Kitab Daniel pasal 9, suatu masa yang berkelanjutan tujuh tahun. Di antara nas-nas yang lain, Amos 5:18-20 menceritakan kesengsaraan yang akan dialami umat Israel pada masa itu.
Menurut tafsiran lain, keenam segel dalam Wahyu 6 melambangkan masa ini, "zaman gereja", yang penuh dengan peperangan dan penderitaan seperti dikatakan di dalam Markus 13:5-13 ("Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru").
Tetapi paham tersebut agak sulit diterima, kalau kita membaca 6:8, "Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang ada di bumi." Jadi kalau segel yang keempat dibuka, paling tidak kira-kira satu milyar orang akan dibunuh. Itu bukan zaman sekarang. Alasan lain berkaitan dengan permintaan Tuhan Yesus, yang disebutkan dalam Wahyu 5 dan Mazmur 2:8. Seandainya enam segel itu menceritakan keadaan kita dalam "zaman gereja", artinya gulungan kitab itu sudah diminta Tuhan, dan segel itu sedang dibuka. Dengan demikian, menurut tafsiran tersebut, pembukaan enam segel menghabiskan waktu 2000 tahun, tetapi tujuh sangkakala dan tujuh cawan hanya makan waktu kurang dari tiga tahun. Ini tidak mustahil, tetapi agak aneh.
Lebih baik, sesuai dengan dahsyatnya pembukaan segel dan kepentingan pengambilan gulungan kitab, pengambilan gulungan kitab dianggap permulaan Masa Kesengsaraan, dan pembukaan segel dianggap sebagai sebagian dari hukuman Allah atas "yang diam di bumi" pada Masa Kesengsaraan. Hukuman yang dahsyat harus mendahului pendirian Kerajaan Allah di bumi, sangat jelas dalam Amos 5:18-20 dan Yesaya 2:12-21.
Isi Bagian Ini
Dari segi isi (bukan bentuk), bagian ini ada kesamaannya dengan Markus 13 (juga Matius 24 dan Lukas 21), saat Tuhan Yesus bernubuat mengenai akhir zaman. Beasley-Murray302 mencatat kesamaan-kesamaan tersebut sebagai berikut:
1. Perang-perang |
1. Perang-perang |
2. Perselisihan inter- nasional |
2. Perselisihan inter- nasional |
3. Gempa bumi |
3. Kelaparan |
4. Kelaparan |
4. Wabah/sampar |
5. Penganiayaan |
5. Penganiayaan |
6. Gerhana, bintang berjatuhan, goncangan kuasa-kuasa langit |
6. Gempa bumi, gerhana, bintang berjatuhan, pembesar bersembunyi di gua, langit menyusut |
Hagelberg: Why 4:1--22:21 - -- III. Bagian Ketiga: \"... apa yang akan terjadi sesudah ini...\" (4:1-22:21)
Dengan membandingkan Wahyu 1:19 ("Tuliskanlah... apa yang akan terjadi s...
III. Bagian Ketiga: \"... apa yang akan terjadi sesudah ini...\" (4:1-22:21)
Dengan membandingkan Wahyu 1:19 ("Tuliskanlah... apa yang akan terjadi sesudah ini") dan 4:1 ("Naiklah kemari dan Aku akan menunjuk kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini") kita mengetahui bahwa pasal 4 merupakan permulaan dari bagian ketiga. Bagian ketiga ini akan menceritakan "apa yang akan/harus terjadi sesudah" hal-hal mengenai ketujuh jemaat. Apa yang dibahas dalam pasal 1-3 sudah terjadi. Ketujuh jemaat itu sudah tidak ada lagi, sedangkan apa yang digambarkan dalam pasal 4-22 belum terjadi.
Fungsi bagian ini:
Memang Tuhan Yesus sudah menjanjikan pahala yang indah dan hebat kepada yang setia, kepada "barangsiapa yang menang", kepada "yang menuruti apa yang tertulis di dalam" Kitab Wahyu. Dalam bagian ketiga ini dibuktikan bahwa janji-janji itu bukan omong kosong, tetapi Dia mampu menggenapi janji-Nya, karena Dia akan mengalahkan musuh-Nya dan mendirikan Kerajaan-Nya. Juga, mereka yang menganiaya anggota jemaat Kristus akan dikalahkan oleh Raja atas segala raja, sehingga mereka yang dianiaya akan dihibur dan didorong untuk setia di dalam penganiayaan.
Struktur bagian ini:
Struktur bagian ini dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, sebagai berikut:
Visi Takhta sebagai Pendahuluan, 4:1-5:14
Masa Kesengsaraan, 6:1-20:3
Kerajaan Seribu Tahun, 20:4-15
Yerusalem yang Baru, 21:1-22:5
Penjelasan Akhir dari Penglihatan, 22:6-17
Bagian Penutup dari Kitab, 22:18-21
Hagelberg: Why 15:2 - -- 15:2 Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu d...
15:2 Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.
Pasal 15:2-4 merupakan suatu sisipan yang mendahului tumpahnya ketujuh cawan.
Dalam pasal 7:9-44 Yohanes melihat sekumpulan besar orang yang keluar dari Kesusahan Besar, orang yang menang atas segala godaan, dan menyembah Tuhan Allah. Dan dalam pasal 7 mereka juga menyembah Allah, dan Anak Domba. Setelah itu, malapetaka ketujuh sangkakala baru dikisahkan. Demikian juga di dalam pasal 15:2, sebelum kisah malapetaka ketujuh cawan dikisahkan, Yohanes melihat orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya.
Mereka telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Orang yang mati syahid tanpa menyangkal Kristus memang mengalahkan Anti-Kristus, karena tujuan yang sebenarnya dari Anti-Kristus bukan untuk membunuh orang, tetapi untuk memaksakan orang supaya mereka menyangkal Kristus dan menyembah binatang itu atau patungnya.509 Pada zaman gereja mula-mula, hari meninggalnya orang Kristen yang mati syahid dirayakan sebagai "hari kemenangan".510 Mungkinkah Rasul Paulus memiliki pikiran yang sama saat dia menulis 2 Timotius 4:18, yang berbunyi: "Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin"? Nampaknya, bagi Paulus, masalah mati syahid dan diluputkan dari aniaya "sehingga... masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga" merupakan hal yang sama. Barclay berkata, "Kemenangan yang sejati bukanlah hidup aman, menghindari masalah dengan selalu waspada... kemenangan yang sejati adalah menghadapi yang paling buruk yang dilakukan oleh kejahatan, dan kalau perlu, tetap setia sampai mati."511
Di dalam pasal 7 mereka itu berdiri "di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba". Di dalam pasal 15:2 mereka berdiri di tepi lautan kaca. Oleh karena dalam pasal 4:6 "lautan kaca bagaikan kristal" berada di hadapan takhta Allah, maka kita dapat memahami bahwa mereka di dalam pasal 15:2 juga berdiri di hadapan takhta Allah.
Hagelberg: Why 15:2 - -- 15:2 Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu d...
15:2 Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.
Pasal 15:2-4 merupakan suatu sisipan yang mendahului tumpahnya ketujuh cawan.
Dalam pasal 7:9-44 Yohanes melihat sekumpulan besar orang yang keluar dari Kesusahan Besar, orang yang menang atas segala godaan, dan menyembah Tuhan Allah. Dan dalam pasal 7 mereka juga menyembah Allah, dan Anak Domba. Setelah itu, malapetaka ketujuh sangkakala baru dikisahkan. Demikian juga di dalam pasal 15:2, sebelum kisah malapetaka ketujuh cawan dikisahkan, Yohanes melihat orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya.
Mereka telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Orang yang mati syahid tanpa menyangkal Kristus memang mengalahkan Anti-Kristus, karena tujuan yang sebenarnya dari Anti-Kristus bukan untuk membunuh orang, tetapi untuk memaksakan orang supaya mereka menyangkal Kristus dan menyembah binatang itu atau patungnya.509 Pada zaman gereja mula-mula, hari meninggalnya orang Kristen yang mati syahid dirayakan sebagai "hari kemenangan".510 Mungkinkah Rasul Paulus memiliki pikiran yang sama saat dia menulis 2 Timotius 4:18, yang berbunyi: "Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin"? Nampaknya, bagi Paulus, masalah mati syahid dan diluputkan dari aniaya "sehingga... masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga" merupakan hal yang sama. Barclay berkata, "Kemenangan yang sejati bukanlah hidup aman, menghindari masalah dengan selalu waspada... kemenangan yang sejati adalah menghadapi yang paling buruk yang dilakukan oleh kejahatan, dan kalau perlu, tetap setia sampai mati."511
Di dalam pasal 7 mereka itu berdiri "di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba". Di dalam pasal 15:2 mereka berdiri di tepi lautan kaca. Oleh karena dalam pasal 4:6 "lautan kaca bagaikan kristal" berada di hadapan takhta Allah, maka kita dapat memahami bahwa mereka di dalam pasal 15:2 juga berdiri di hadapan takhta Allah.
Hagelberg: Why 15:3 - -- 15:3 Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang...
15:3 Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!
Mereka, yang kita kasihani, karena mereka dibunuh, tidak menyesali keadaan mereka. perasaan tersebut jauh dari hati mereka. Hati mereka penuh dengan pujian kepada Anak Domba Allah. Dalam Perjanjian Lama tercatat dua nyanyian Musa, satu dalam Keluaran 15, di mana Musa merayakan kemenangan atas Firaun, dan satu lagi dalam Ulangan 32, di mana Musa merayakan kemurahan dan hukuman Allah, sebelum Musa meninggal. Nyanyian Musa dari Keluaran 15 menjadi dasar dari nyanyian yang dicatat dalam Wahyu pasal 15:3-4. Nyanyian Musa dalam Keluaran cocok sekali dengan konteks Kitab Wahyu, karena dalam nyanyian itu Musa merayakan kemenangan. Dalam Wahyu pasal 15 kemenangan juga dirayakan, suatu kemenangan yang jauh lebih mulia daripada kemenangan Musa, di mana kemenangan Musa menjadi tipos dari kemenangan Kristus. Sekali lagi dalam Kitab Wahyu hari kiamat menjadi suatu "Keluaran Baru".
Nyanyian yang dinyanyikan juga digambarkan sebagai nyanyian Anak Domba karena Dia meraih kemenangan yang besar, yang utama, seperti apa yang Dia sebutkan dalam pasal 3:21.
Oleh karena mereka "telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya", maka mereka dapat menyanyikan nyanyian ini. Walaupun penyanyinya luar biasa, sebagai orang yang telah mengalahkan Anti-Kristus, tetapi mereka sama sekali tidak menonjolkan diri mereka sendiri, perhatian mereka terpusat pada Dia yang mereka sembah.
Beasley-Murray512 berkata, "Walaupun setiap kata nyanyian ini berasal dari Perjanjian Lama, tetapi dimensi dari apa yang dirayakan merupakan perwujudannya, dan bukan hanya sekadar pengulangan dari mazmur dan nubuatan Perjanjian Lama."
Hagelberg: Why 15:3 - -- 15:3 Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang...
15:3 Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!
Mereka, yang kita kasihani, karena mereka dibunuh, tidak menyesali keadaan mereka. perasaan tersebut jauh dari hati mereka. Hati mereka penuh dengan pujian kepada Anak Domba Allah. Dalam Perjanjian Lama tercatat dua nyanyian Musa, satu dalam Keluaran 15, di mana Musa merayakan kemenangan atas Firaun, dan satu lagi dalam Ulangan 32, di mana Musa merayakan kemurahan dan hukuman Allah, sebelum Musa meninggal. Nyanyian Musa dari Keluaran 15 menjadi dasar dari nyanyian yang dicatat dalam Wahyu pasal 15:3-4. Nyanyian Musa dalam Keluaran cocok sekali dengan konteks Kitab Wahyu, karena dalam nyanyian itu Musa merayakan kemenangan. Dalam Wahyu pasal 15 kemenangan juga dirayakan, suatu kemenangan yang jauh lebih mulia daripada kemenangan Musa, di mana kemenangan Musa menjadi tipos dari kemenangan Kristus. Sekali lagi dalam Kitab Wahyu hari kiamat menjadi suatu "Keluaran Baru".
Nyanyian yang dinyanyikan juga digambarkan sebagai nyanyian Anak Domba karena Dia meraih kemenangan yang besar, yang utama, seperti apa yang Dia sebutkan dalam pasal 3:21.
Oleh karena mereka "telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya", maka mereka dapat menyanyikan nyanyian ini. Walaupun penyanyinya luar biasa, sebagai orang yang telah mengalahkan Anti-Kristus, tetapi mereka sama sekali tidak menonjolkan diri mereka sendiri, perhatian mereka terpusat pada Dia yang mereka sembah.
Beasley-Murray512 berkata, "Walaupun setiap kata nyanyian ini berasal dari Perjanjian Lama, tetapi dimensi dari apa yang dirayakan merupakan perwujudannya, dan bukan hanya sekadar pengulangan dari mazmur dan nubuatan Perjanjian Lama."
Hagelberg: Why 15:4 - -- 15:4 Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud m...
15:4 Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu."
Kalau ayat ini dibaca tanpa mengingat apa yang dikatakan dalam Kitab Wahyu (dan kitab lain) mengenai hukuman bagi mereka yang tidak rela dikuduskan oleh darah Anak Domba Allah, maka orang dapat mengambil kesimpulan dari ayat ini, bahwa setiap orang dari semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Tuhan sebagai Juru Selamat. Tetapi hal itu bukanlah yang dipikirkan oleh Yohanes dan pembaca yang sungguh memahami Kitab Wahyu. Hal ini jelas sekali jika kita membaca Wahyu 20:11-15. Dalam bagian ini dinyatakan bahwa ada yang selamat dari hukuman kekal, yaitu semua orang yang percaya. Tetapi ada juga yang tidak luput dari hukuman kekal, yaitu mereka "yang diam di bumi", yang menolak penebusan dalam Yesus Kristus.
Pada saatnya, bila semua yang tertulis dalam Kitab Wahyu sudah digenapi, maka mereka akan bernyanyi, dan mengatakan telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu. Memang, saat ini banyak yang belum nyata mengenai segala hal yang telah dinubuatkan, dan banyak hal yang tidak benar seolah-olah datang dari Tuhan. Tetapi nanti, pada akhir zaman, kita akan bersukacita karena semua menjadi jelas dan telah nyata kebenaran segala penghakiman Tuhan.
Sebaiknya nyanyian ini direnungkan dalam konteks keadaan ketujuh jemaat dalam pasal 2-3. Tanggapan yang muncul dari mereka yang kaya jasmani namun miskin secara rohani, yang dianiaya, yang suam-suam kuku, pasti berbeda-beda. Mereka yang kaya mungkin akan menyadari kemiskinannya, yang dianiaya dan susah akan dihibur, yang suam-suam kuku kiranya akan dikembalikan semangatnya, dan yang setia menjadi lebih setia lagi.
Hagelberg: Why 15:4 - -- 15:4 Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud m...
15:4 Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu."
Kalau ayat ini dibaca tanpa mengingat apa yang dikatakan dalam Kitab Wahyu (dan kitab lain) mengenai hukuman bagi mereka yang tidak rela dikuduskan oleh darah Anak Domba Allah, maka orang dapat mengambil kesimpulan dari ayat ini, bahwa setiap orang dari semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Tuhan sebagai Juru Selamat. Tetapi hal itu bukanlah yang dipikirkan oleh Yohanes dan pembaca yang sungguh memahami Kitab Wahyu. Hal ini jelas sekali jika kita membaca Wahyu 20:11-15. Dalam bagian ini dinyatakan bahwa ada yang selamat dari hukuman kekal, yaitu semua orang yang percaya. Tetapi ada juga yang tidak luput dari hukuman kekal, yaitu mereka "yang diam di bumi", yang menolak penebusan dalam Yesus Kristus.
Pada saatnya, bila semua yang tertulis dalam Kitab Wahyu sudah digenapi, maka mereka akan bernyanyi, dan mengatakan telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu. Memang, saat ini banyak yang belum nyata mengenai segala hal yang telah dinubuatkan, dan banyak hal yang tidak benar seolah-olah datang dari Tuhan. Tetapi nanti, pada akhir zaman, kita akan bersukacita karena semua menjadi jelas dan telah nyata kebenaran segala penghakiman Tuhan.
Sebaiknya nyanyian ini direnungkan dalam konteks keadaan ketujuh jemaat dalam pasal 2-3. Tanggapan yang muncul dari mereka yang kaya jasmani namun miskin secara rohani, yang dianiaya, yang suam-suam kuku, pasti berbeda-beda. Mereka yang kaya mungkin akan menyadari kemiskinannya, yang dianiaya dan susah akan dihibur, yang suam-suam kuku kiranya akan dikembalikan semangatnya, dan yang setia menjadi lebih setia lagi.
Hagelberg: Why 15:5 - -- 15:5 Kemudian dari pada itu aku melihat orang membuka513 Bait Suci - kemah kesaksian - di surga.
Sisipan ayat yang terdiri dari pasal 15:2-4 sudah ber...
Hagelberg: Why 15:5 - -- 15:5 Kemudian dari pada itu aku melihat orang membuka513 Bait Suci - kemah kesaksian - di surga.
Sisipan ayat yang terdiri dari pasal 15:2-4 sudah ber...
Hagelberg: Why 15:6 - -- 15:6 Dan ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari Bait Suci, berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya be...
15:6 Dan ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari Bait Suci, berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Dengan demikian ayat ini menegaskan bahwa ketujuh malaikat itu, dan hukuman Allah yang mereka bawa, berasal dari Allah Bapa sendiri. Pakaian mereka menyatakan bahwa mereka kudus dan mulia, sesuai dengan tugas mereka.
Hagelberg: Why 15:6 - -- 15:6 Dan ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari Bait Suci, berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya be...
15:6 Dan ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari Bait Suci, berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Dengan demikian ayat ini menegaskan bahwa ketujuh malaikat itu, dan hukuman Allah yang mereka bawa, berasal dari Allah Bapa sendiri. Pakaian mereka menyatakan bahwa mereka kudus dan mulia, sesuai dengan tugas mereka.
Hagelberg: Why 15:7 - -- 15:7 Dan satu dari keempat makhluk itu memberikan kepada ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah, yaitu Allah yang hi...
15:7 Dan satu dari keempat makhluk itu memberikan kepada ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah, yaitu Allah yang hidup sampai selama-lamanya.
Dalam pasal 8:2 ada tujuh malaikat yang diberi tujuh sangkakala. Dalam ayat ini keempat makhluk itu memberikan tujuh cawan kepada tujuh malaikat itu. Hampir setiap kali keempat makhluk itu disebutkan, jelaslah bahwa mereka mempunyai hak yang istimewa: mereka dekat dengan Allah, dan dekat dengan takhta-Nya (lihat misalnya 4:6; 5:6; 7:11; 14:3; dan 19:4). Demikian pula, melihat peranan keempat makhluk itu menegaskan bahwa hukuman ketujuh cawan itu berasal dari Tuhan Allah sendiri.
Yang melatarbelakangi cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah adalah nubuatan dalam Perjanjian Lama ketika bangsa-bangsa kafir dituntut minum dari piala (atau cawan) yang penuh dengan "anggur" sehingga mereka mabuk. Kemabukan itu mengiaskan hukuman yang harus mereka alami. Hukuman itu dikemukakan dalam Mazmur 75:9; Yesaya 51:17-23; Yeremia 25:15-29; Yeremia 49:12; Yehezkiel 23:32-34; dan Habakuk 2:15-16.514 Mengamati latar belakang ayat tersebut, maka jelaslah bahwa ketujuh cawan itu isinya menunjuk pada hukuman Allah yang sudah lama direncanakan. Tetapi dalam Kitab Wahyu pasal 5:8 ada sebuah cawan yang "penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus". Dengan demikian, ada kemungkinan bahwa hubungan antara doa umat Allah dan pembalasan diketengahkan dalam ayat ini.515 Dalam pasal 6:10 mereka berdoa, "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka, yang diam di bumi?"
Gagasan tersebut sesuai dengan Wahyu pasal 16:19 yang menyatakan demikian: "teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya."
Hagelberg: Why 15:7 - -- 15:7 Dan satu dari keempat makhluk itu memberikan kepada ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah, yaitu Allah yang hi...
15:7 Dan satu dari keempat makhluk itu memberikan kepada ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah, yaitu Allah yang hidup sampai selama-lamanya.
Dalam pasal 8:2 ada tujuh malaikat yang diberi tujuh sangkakala. Dalam ayat ini keempat makhluk itu memberikan tujuh cawan kepada tujuh malaikat itu. Hampir setiap kali keempat makhluk itu disebutkan, jelaslah bahwa mereka mempunyai hak yang istimewa: mereka dekat dengan Allah, dan dekat dengan takhta-Nya (lihat misalnya 4:6; 5:6; 7:11; 14:3; dan 19:4). Demikian pula, melihat peranan keempat makhluk itu menegaskan bahwa hukuman ketujuh cawan itu berasal dari Tuhan Allah sendiri.
Yang melatarbelakangi cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah adalah nubuatan dalam Perjanjian Lama ketika bangsa-bangsa kafir dituntut minum dari piala (atau cawan) yang penuh dengan "anggur" sehingga mereka mabuk. Kemabukan itu mengiaskan hukuman yang harus mereka alami. Hukuman itu dikemukakan dalam Mazmur 75:9; Yesaya 51:17-23; Yeremia 25:15-29; Yeremia 49:12; Yehezkiel 23:32-34; dan Habakuk 2:15-16.514 Mengamati latar belakang ayat tersebut, maka jelaslah bahwa ketujuh cawan itu isinya menunjuk pada hukuman Allah yang sudah lama direncanakan. Tetapi dalam Kitab Wahyu pasal 5:8 ada sebuah cawan yang "penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus". Dengan demikian, ada kemungkinan bahwa hubungan antara doa umat Allah dan pembalasan diketengahkan dalam ayat ini.515 Dalam pasal 6:10 mereka berdoa, "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka, yang diam di bumi?"
Gagasan tersebut sesuai dengan Wahyu pasal 16:19 yang menyatakan demikian: "teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya."
Hagelberg: Why 15:8 - -- 15:8 Dan Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorang pun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir...
15:8 Dan Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorang pun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu.
Hukuman yang akan ditumpahkan ke atas bumi tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi berasal dari Bait Suci, dari Tuhan Allah sendiri. Dalam Perjanjian Lama, asap juga menandai hadirat Allah, seperti dalam Keluaran 19:18 dan Yesaya 6:4. Dalam 2 Tawarikh 7:2 dikatakan, "Para imam tidak dapat memasuki rumah Tuhan itu, karena kemuliaan Tuhan memenuhi rumah Tuhan."
Ayat-ayat ini, yang menjadi pendahuluan pada hukuman ketujuh cawan, menegaskan bahwa hukuman terakhir datang dari Tuhan Allah sendiri, dari yang diam di dalam Bait Suci, dan bukan hanya sekadar dari malaikat, bagaimanapun mulianya malaikat itu.
Pembacaan pasal 16, yang mengisahkan ketujuh hukuman cawan, seolah-olah mengalir secara beruntun, tanpa sisipan panjang, tanpa istirahat. Nada pasal 16 sangat keras dan sama sekali tanpa kompromi.
Seperti apa yang sudah diuraikan di atas, Bauckham516 mengamati bahwa pasal 12-15 dimulai tanpa suatu peralihan apa pun, tetapi bagian itu memiliki kaitan-kaitan yang kuat dengan pasal 16, yaitu hukuman ketujuh cawan. Sebagai contoh, pasal 15:1-16:1 merupakan pendahuluan dari hukuman ketujuh cawan, dan di dalam pendahuluan itu Yohanes menceritakan tentang mereka yang telah mengalahkan binatang itu, yang juga diceritakan dalam pasal 13-14.
Hukuman cawan ini mirip dengan hukuman sangkakala, tetapi lebih berat dan lebih tajam. Hukuman sangkakala memiliki batas-batas, misalnya "sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon", sedangkan dalam pasal 16 tidak ada batasan seperti itu. Juga, hukuman cawan diarahkan secara khusus untuk melawan binatang tersebut serta setiap orang yang menyembahnya.
Berbeda dengan hukuman segel dan hukuman sangkakala, pada saat hukuman cawan berlangsung, tidak ada sisipan, karena sudah jelas manusia tidak mau bertobat, seperti yang terlihat dalam pasal 16:9 dan 11. Maka ditekankan bahwa Tuhan akan datang dengan tiba-tiba untuk melaksanakan hukuman terakhir, dan sesuai dengan apa yang dikatakan dalam pasal 10:6-7, saat untuk bertobat sudah lewat. Mengalirnya hukuman ini menyatakan bahwa ketujuh hukuman cawan adalah seri hukuman yang terakhir.517
Bauckham518 dan Beasley-Murray519 menjelaskan bahwa malapetaka ketujuh cawan mirip sekali dengan sepuluh tulah dalam Kitab Keluaran, tetapi urutannya berbeda. Kitab Wahyu mengisahkan "Pelepasan Keluaran Baru" yang agung. Bukan saja bahwa ketujuh malapetaka cawan mirip dengan sepuluh tulah, tetapi sikap mereka yang diam di bumi, yang diceritakan dalam Wahyu pasal 14:9, 11 dan 21, sejajar dengan sikap Firaun dalam Keluaran. Ternyata sikap keras hati mereka jauh berbeda dengan sikap yang digambarkan dalam pasal 11:13, saat mereka "memuliakan Allah" akibat hukuman yang disertai kesaksian "dua saksi Allah".
Hagelberg: Why 15:8 - -- 15:8 Dan Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorang pun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir...
15:8 Dan Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorang pun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu.
Hukuman yang akan ditumpahkan ke atas bumi tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi berasal dari Bait Suci, dari Tuhan Allah sendiri. Dalam Perjanjian Lama, asap juga menandai hadirat Allah, seperti dalam Keluaran 19:18 dan Yesaya 6:4. Dalam 2 Tawarikh 7:2 dikatakan, "Para imam tidak dapat memasuki rumah Tuhan itu, karena kemuliaan Tuhan memenuhi rumah Tuhan."
Ayat-ayat ini, yang menjadi pendahuluan pada hukuman ketujuh cawan, menegaskan bahwa hukuman terakhir datang dari Tuhan Allah sendiri, dari yang diam di dalam Bait Suci, dan bukan hanya sekadar dari malaikat, bagaimanapun mulianya malaikat itu.
Pembacaan pasal 16, yang mengisahkan ketujuh hukuman cawan, seolah-olah mengalir secara beruntun, tanpa sisipan panjang, tanpa istirahat. Nada pasal 16 sangat keras dan sama sekali tanpa kompromi.
Seperti apa yang sudah diuraikan di atas, Bauckham516 mengamati bahwa pasal 12-15 dimulai tanpa suatu peralihan apa pun, tetapi bagian itu memiliki kaitan-kaitan yang kuat dengan pasal 16, yaitu hukuman ketujuh cawan. Sebagai contoh, pasal 15:1-16:1 merupakan pendahuluan dari hukuman ketujuh cawan, dan di dalam pendahuluan itu Yohanes menceritakan tentang mereka yang telah mengalahkan binatang itu, yang juga diceritakan dalam pasal 13-14.
Hukuman cawan ini mirip dengan hukuman sangkakala, tetapi lebih berat dan lebih tajam. Hukuman sangkakala memiliki batas-batas, misalnya "sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon", sedangkan dalam pasal 16 tidak ada batasan seperti itu. Juga, hukuman cawan diarahkan secara khusus untuk melawan binatang tersebut serta setiap orang yang menyembahnya.
Berbeda dengan hukuman segel dan hukuman sangkakala, pada saat hukuman cawan berlangsung, tidak ada sisipan, karena sudah jelas manusia tidak mau bertobat, seperti yang terlihat dalam pasal 16:9 dan 11. Maka ditekankan bahwa Tuhan akan datang dengan tiba-tiba untuk melaksanakan hukuman terakhir, dan sesuai dengan apa yang dikatakan dalam pasal 10:6-7, saat untuk bertobat sudah lewat. Mengalirnya hukuman ini menyatakan bahwa ketujuh hukuman cawan adalah seri hukuman yang terakhir.517
Bauckham518 dan Beasley-Murray519 menjelaskan bahwa malapetaka ketujuh cawan mirip sekali dengan sepuluh tulah dalam Kitab Keluaran, tetapi urutannya berbeda. Kitab Wahyu mengisahkan "Pelepasan Keluaran Baru" yang agung. Bukan saja bahwa ketujuh malapetaka cawan mirip dengan sepuluh tulah, tetapi sikap mereka yang diam di bumi, yang diceritakan dalam Wahyu pasal 14:9, 11 dan 21, sejajar dengan sikap Firaun dalam Keluaran. Ternyata sikap keras hati mereka jauh berbeda dengan sikap yang digambarkan dalam pasal 11:13, saat mereka "memuliakan Allah" akibat hukuman yang disertai kesaksian "dua saksi Allah".