Topik : Kepedulian Sosial

20 Januari 2003

Tegakkan Keadilan

Nats : Tidak ada yang mengajukan pengaduan dengan alasan benar, dan tidak ada yang menghakimi degan alasan teguh (Yesaya 59:4)
Bacaan : Yesaya 59

Ketika seorang hakim dipilih untuk menangani kasus rasial yang sering kali diputuskan secara tak adil, banyak pengacara memuji pilihan itu. "Ia jujur, bahkan sangat jujur, dan adil," kata seseorang. "Ia sangat mempedulikan semua yang terlibat, baik korban maupun tersangka," kata yang lain. Banyak orang juga membicarakan kecakapannya yang hebat sebagai hakim yang adil.

Pujian semacam itu seharusnya tidak mengherankan, karena kita tentu mengharap keadilan dari seorang hakim. Allah, Hakim alam semesta ini pun menuntut kita semua untuk bertindak adil. Dia ingin kita menegakkan keadilan bagi orang yang tertindas. Kegagalan bangsa Israel untuk melakukan hal ini merupakan salah satu penyebab kejatuhan bangsa ini (Yesaya 59:9-15).

Saat ini di banyak negara, semakin banyak orang tinggal di perkotaan. Di tengah daerah yang padat penduduk itu muncullah kondisi-kondisi yang menumbuhkan kemarahan, rasa tak berdaya, dan keputusasaan. Pemilik rumah meminta uang sewa yang tinggi untuk perumahan kumuh. Apalagi adanya dua standar keadilan yang berbeda mengakibatkan tidak semua ras atau warga negara mendapat perlakuan hukum yang sama. Praktik sewa-menyewa rumah yang tidak adil adalah hal yang umum. Dan banyak lagi kesenjangan yang mengarah pada ketidakadilan.

Sebagai umat kristiani, kita harus menjadi orang pertama yang menegakkan keadilan di masyarakat. Yang terutama bukan untuk diri sendiri, tetapi bagi orang lain. Dan kita harus menghapuskan prasangka dan sikap-sikap tidak adil dari dalam hati kita --Dennis De Haan

18 Mei 2003

Tidak Pilih Kasih

Nats : Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka (Yakobus 2:1)
Bacaan : Yakobus 2:1-9

Seorang pria secara teratur menghadiri kebaktian di sebuah gereja selama beberapa bulan. Namun, tak sekali pun ia diperhatikan. Tak ada yang mengenalnya, dan ia tidak dianggap karena bajunya sudah usang dan lusuh. Tidak ada seorang pun yang pernah meluangkan waktu untuk berbicara kepadanya.

Pada suatu hari Minggu, ia sengaja tetap memakai topinya ketika menempati tempat duduk di gereja. Ketika sang pendeta berdiri di mimbar dan memandang para jemaat, ia langsung melihat pria yang masih memakai topinya tersebut. Ia lalu memanggil seorang majelis dan memintanya agar memberi tahu pria itu bahwa ia lupa melepas topinya. Saat majelis berbicara kepada pria itu, ia membalas dengan senyum lebar dan berkata, "Saya sudah mengira hal ini akan terjadi. Saya sudah menghadiri gereja ini selama enam bulan, dan Anda adalah orang pertama yang berbicara kepada saya."

Tidak ada tempat bagi prasangka atau sikap pilih kasih dalam keluarga Allah. Kita yang telah dilahirkan kembali melalui iman kepada Yesus adalah sama di mata Allah. Dan kesamaan itu seharusnya diwujudkan melalui cara kita memperlakukan orang percaya lainnya.

Kita harus senantiasa ramah dan sopan terhadap orang lain tanpa memandang ras, status sosial, atau penampilan mereka. Apabila kita bersikap pilih kasih, kita berdosa terhadap orang-orang yang dikasihi Allah dan yang diselamatkan oleh Kristus melalui kematian- Nya. Marilah kita bersikap ramah kepada setiap orang dan berhati- hatilah supaya kita tidak memandang muka --Richard De Haan

8 Agustus 2005

Yang Tak Dapat Hilang

Nats : Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu (Yesaya 46:4)
Bacaan : Mazmur 92:13-16

Bertahun-tahun lalu saya mendengar tentang seorang pria lanjut usia yang mengalami kemunduran kemampuan intelektual stadium awal. Ia meratapi kenyataan bahwa ia acap kali lupa akan Allah. Jangan khawatir, kata seorang teman baiknya, Dia tidak akan pernah melupakan engkau.

Beranjak tua mungkin merupakan tugas tersulit yang harus kita hadapi di dalam hidup ini. Seperti dikatakan oleh sebuah perumpamaan, Beranjak menjadi tua bukanlah tugas untuk para pengecut.

Beranjak tua pertama-tama adalah menyangkut peristiwa kehilangan. Kita mengabdikan sebagian besar hidup kita sebelumnya untuk memperoleh banyak hal. Namun, semuanya itu hanyalah sesuatu yang akan hilang pada saat kita beranjak tua. Kita kehilangan kekuatan, penampilan, teman, pekerjaan. Kita mungkin kehilangan kekayaan, rumah, kesehatan, pasangan hidup, kebebasan, dan mungkin yang terbesar adalah kita kehilangan rasa memiliki martabat dan harga diri kita.

Namun ada satu hal yang tidak akan pernah hilang dari Anda dan saya, yaitu kasih Allah. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia, kata Allah kepada sang nabi, dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu (Yesaya 46:4).

Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, tulis sang penulis lagu (Mazmur 92:13). Mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah (ayat 14,15) DHR

9 November 2005

Siapa yang Cantik?

Nats : Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi istri yang takut akan Tuhan dipuji-puji (Amsal 31:30)
Bacaan : Kejadian 24:12-21

Dalam bukunya Who Calls Me Beautiful? (Siapa yang Menyebutku Cantik?), Regina Franklin meneliti bahwa pada tahun 1951 tinggi badan Putri Swedia adalah 167,5 sentimeter dan berbobot 67,95 kilogram. Namun, Putri Swedia tahun 1983, 5 sentimeter lebih tinggi dan 20,25 kilogram lebih ringan. Syarat kecantikan untuk satu generasi tampaknya tidak dapat dipakai sebagai ukuran untuk generasi berikutnya.

Dalam Kejadian 24:16, dikatakan bahwa Ribka “sangat cantik parasnya”. Tetapi kecantikan fisik bukanlah tanda yang penting bagi Eliezer, hamba Abraham yang diutus untuk mendapatkan seorang istri bagi Ishak.

Doa Eliezer memberikan kepada kita petunjuk penting tentang kecantikan yang ia cari bagi anak tuannya: “Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum-dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak” (ayat 14).

Sopan santun yang wajar mungkin telah mendorong Ribka untuk menyediakan air minum bagi orang asing, tetapi memberi minum unta adalah hal yang benar-benar berbeda. Sepuluh unta yang kehausan bisa minum sampai 798 liter. Jelas sekali, Ribka memiliki hati seorang hamba.

Alkitab mengatakan bahwa Ribka adalah gadis yang cantik. Akan tetapi Alkitab juga mengatakan lebih banyak lagi mengenai kecantikan karakternya. “Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi istri yang takut akan Tuhan dipuji-puji” (Amsal 31:30) -AL



TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA