Topik : Kemunafikan

24 November 2002

'pengkhotbah' Ceroboh

Nats : Janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya (Matius 23:3)
Bacaan : Matius 23:1-3,27,28

Orang-orang yang memusuhi kekristenan mungkin lebih menentang kemunafikan daripada menentang Yesus. Ironisnya, mereka tidak sadar kalau sebenarnya tak ada orang yang lebih menentang kemunafikan selain Kristus sendiri.

Kita semua pernah mendengar para pencela yang sering berkata, "Gereja itu penuh dengan kemunafikan!" Namun, alangkah baiknya jika kita menanggapinya dengan akal sehat dan tidak menolak mentah-mentah ungkapan semacam itu tanpa membuktikannya terlebih dahulu. Siapa tahu mereka memang benar.

Kita cenderung berpikir bahwa ungkapan seperti itu tidak benar. Namun, marilah kita renungkan kembali. Berapa kali kita bersikap seperti seorang wanita yang mengintip lewat jendela, sekadar untuk melihat tetangga cerewet dan suka merumpi berjalan mendekati pintu rumahnya? Anak-anaknya yang masih kecil dan mudah terpengaruh mendengar ia menggerutu, "Uh, lagi-lagi dia!" Kemudian, ia membukakan pintu dan dengan basa-basi berkata, "Senang sekali berjumpa dengan Anda!"

Perkataan dan perbuatan kita sering kali tidak sejalan. Yesus menggambarkan kemunafikan para ahli Taurat dan memperingatkan para murid-Nya, "Janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya" (Matius 23:3).

Allah memperingatkan kita bahwa orang-orang yang memusuhi Kristus akan terpengaruh oleh kemunafikan ceroboh yang kita lakukan. Tuhan, mampukan kami untuk menjadi "pengkhotbah" yang berhati-hati –Joanie Yoder

11 Agustus 2003

Dalih Kemunafikan

Nats : Yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia (Galatia 2:13)
Bacaan : Galatia 2:11-18

Saya punya tetangga yang tidak tahan terhadap orang-orang munafik. Ia mengatakan kepada saya bahwa ia tidak lagi mengikuti kebaktian di gereja karena melihat begitu banyak orang munafik di sana.

Ia tidak sendiri. Itu adalah salah satu alasan yang paling populer mengapa orang menolak kekristenan. Tetangga saya benar, banyak sekali orang munafik di gereja.

Namun, kemunafikan sebetulnya tidak perlu dijadikan alasan untuk menolak Injil. Kuncinya adalah keabsahan Injil. Apakah kehadiran orang-orang munafik di gereja membatalkan keabsahan pesan Injil?

Dalam bacaan Alkitab hari ini, Rasul Paulus menuduh Petrus munafik (Galatia 2:13). Namun, apakah hal itu menghilangkan keabsahan Injil yang diajarkan Petrus? Sebagian orang bisa berpendapat demikian, mungkin karena mereka mengharapkan orang-orang kristiani hidup sempurna. Namun, yang mungkin mengejutkan mereka adalah bahwa Yesus sendiri menegur dan mengutuk kemunafikan (Matius 6:1-18; 23:13-33). Dia membencinya lebih daripada orang lain.

Hal ini membawa kita pada sebuah titik kunci: Keabsahan kekristenan tidak boleh didasarkan pada orang-orang kristiani yang tidak sempurna, tetapi pada Kristus yang sempurna. Oleh sebab itu, jika seseorang bisa menunjukkan bahwa Yesus munafik, maka barulah ia memang memiliki alasan yang sah. Namun itu mustahil terjadi. Yesus itu tidak berdosa maupun bersalah (Yohanes 8:46; Ibrani 4:15).

Yesus adalah jawaban bagi dalih kemunafikan--Dave Branon

11 Oktober 2004

Permohonan yang Munafik

Nats : Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus (Matius 16:4)
Bacaan : Matius 16:1-4

Sekelompok pemuka agama meminta Yesus untuk memberikan kepada mereka suatu "tanda dari surga" (Matius 16:1). Sebenarnya mereka telah menyaksikan mukjizat-mukjizat Yesus, tetapi mereka meremehkan atau menganggap semua itu dari Setan. Orang-orang Farisi menuntut Yesus untuk melakukan suatu mukjizat yang lain, mungkin seperti Yosua yang memerintahkan matahari dan bulan agar berhenti (Yosua 10:12-14), atau seperti Elia yang memanggil api dari langit (1 Raja-raja 18:30-40). Mereka melakukan hal ini untuk mencobai Yesus.

Yesus melihat kemunafikan yang ada di dalam hati mereka. Dia pun berkata bahwa mereka sanggup meramal cuaca dengan melihat langit, tetapi mereka tidak dapat membaca "tanda-tanda zaman" yang jauh lebih jelas yang dinyatakan di dalam pelayanan pengajaran dan penyembuhan-Nya (ayat 3).

Sebagian orang mengatakan kepada saya bahwa mereka mau percaya kepada Yesus asalkan Dia menunjukkan mukjizat-mukjizat seperti yang tertulis di dalam Injil. Tetapi apakah mereka akan memberi tanggapan yang berbeda dengan para pemuka agama pada zaman Yesus?

Setiap orang yang mencari kebenaran dengan tulus memiliki semua bukti yang diperlukan untuk beriman. Kebangkitan Yesus merupakan peristiwa sejarah yang dapat diandalkan. Kuasa Kristus yang bangkit dapat dilihat di dalam diri para pengikut-Nya. Kitab Perjanjian Baru berbicara kepada akal budi dan hati dari setiap jiwa yang tulus dan haus akan kebenaran. Meminta lebih daripada itu merupakan permohonan yang munafik --Herb Vander Lugt

11 Oktober 2005

Kenyataan Palsu

Nats : Orang jahat dan penipu bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan (2 Timotius 3:13)
Bacaan : 2Timotius 3:1-5,12-17

Kini ketika orang melihat foto atau video, mereka sering melontarkan pertanyaan, “Apakah ini nyata?” Komputer rumahan dapat memanipulasi gambar menjadi potret kejadian yang tidak pernah terjadi. Gambar-gambar bisa dimasukkan atau dihilangkan dari foto. Video bisa diubah supaya seseorang tampak sedang tertangkap basah melakukan kejahatan atau sebaliknya, bertindak sebagai pahlawan. Kamera tidak bisa berbohong, tetapi komputer dapat melakukannya.

Berabad-abad sebelum teknologi yang sedemikian modern ini ditemukan, Rasul Paulus pernah mengingatkan Timotius mengenai kenyataan palsu yang ada di gereja. Ia mengatakan bahwa menjelang hari-hari terakhir orang-orang akan mencintai dirinya sendiri, “menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya” (2 Timotius 3:5). Berulang kali ia menekankan perlunya hidup kudus, dengan mengingatkan bahwa “orang jahat dan penipu bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan” (ayat 13).

Paulus meminta Timotius untuk “tetap berpegang teguh pada kebenaran yang telah ia terima dan yakini” (ayat 14). Kekudusan yang sejati menghormati dan menaati Allah sementara yang palsu mencari kenikmatan dan keuntungan pribadi. Yang satu menyukakan hati Allah, yang lain memuaskan hawa nafsu. Kedua hal ini dapat dikenali melalui tindakannya.

Ketika orang mendengar pengakuan kita sebagai orang kristiani, mereka barangkali akan bertanya-tanya apakah iman kita nyata. Pertanyaan itu akan terjawab jika kenyataan Kristus tercermin dalam hidup kita -DCM

16 November 2005

Berbicara dan Bertindak

Nats : … hikmat yang dari atas ... tidak munafik (Yakobus 3:17)
Bacaan : Yakobus 3:13-18

Dalam permainan drama Yunani kuno, ada seseorang di belakang layar yang mengucapkan naskah. Sementara itu, ada pula orang di atas panggung yang melakonkannya. Kita dapat menyebut orang yang berbicara di belakang layar ini sebagai orang yang tidak “melakukan apa yang dikatakannya”.

Orang yang berada di belakang layar ini mengingatkan saya pada masalah yang kini kita alami sebagai orang kristiani. Banyak di antara kita yang mahir dalam menyuarakan hal-hal rohani, tetapi tidak menjalankan apa yang dikatakannya itu. Hal seperti inilah yang disebut munafik.

Apabila ada ketidakcocokan antara apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan, maka kita akan membuat bingung para “pendengar”. Itulah yang menyebabkan banyak orang yang belum percaya tidak menanggapi pesan Injil secara serius.

Seorang kristiani yang memberi dampak besar terhadap dunia yang selalu mengamati kita ini, dan yang memperluas tujuan Kristus, adalah orang yang tindakannya sejalan dengan perkataannya. Ketika Yakobus berbicara tentang “hikmat yang dari atas”, ia menjelaskan hikmat itu sebagai hal yang “murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik” (Yakobus 3:17).

Sebagai orang kristiani, peran kita sangat berbeda dengan para aktor Yunani kuno. Mereka mempunyai pembicara yang tidak bertindak, dan pelaku yang tidak berbicara. Akan tetapi kita seharusnya menjadi orang yang mengatakan sekaligus melakukan kebenaran -RWD

14 Oktober 2006

Pengkhotbah Ceroboh

Nats : Janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya (Matius 23:3)
Bacaan : Matius 23:1-12

Sesungguhnya, para penentang kekristenan tidak akan begitu membenci Kristus bila mereka dapat menghancurkan kemunafikan para pengikut Kristus. Ironisnya, bukan itu yang terjadi. Dan, Pribadi yang paling menentang kemunafikan adalah Yesus sendiri!

Kita semua pernah bertemu dengan para pencela yang tanpa pikir panjang ikut-ikutan berkata, "Gereja ini penuh dengan orang munafik!" Janganlah buru-buru menanggapinya dan menepis keras pernyataan semacam itu-karena mungkin saja itu benar.

Kita cenderung berpikir bahwa itu tidak berlaku bagi kita. Namun, marilah kita merenungkannya kembali. Pernahkah kita menjadi seperti orang kristiani yang memandang ke luar jendela, dan melihat seorang tetangga yang suka bergosip dan banyak bicara mendekati pintu rumahnya? Anak-anaknya yang belia dan lugu mendengarnya mengeluh, "Oh tidak, jangan dia lagi!" Namun, ia membuka pintu juga dan dengan basa-basi berkata, "Senang sekali bertemu dengan Anda!"

Bibir dan kehidupan kita kerap kali menyuarakan pesan yang sama sekali berbeda. Dalam Matius 23:1-12, Yesus menggambarkan para pengajar hukum Taurat yang munafik dan Dia memperingatkan para murid-Nya, "Janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan me-reka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya" (ayat 3).

Allah ingin agar para penentang Kristus tidak terpengaruh oleh kemunafikan yang ceroboh dalam hidup kita.

Ya Tuhan, tolonglah kami untuk menjadi "pengkhotbah yang berhati-hati" -JEY

14 Januari 2007

Hadiah Anugerah

Nats : Sebab karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah (Efesus 2:8)
Bacaan : Matius 22:34-39

Seorang wanita berkata bahwa saat ia tumbuh dewasa, anak-anak tetangganya tidak diizinkan orangtua mereka untuk bermain bersamanya karena ia tidak ke gereja. Kemudian, saat ia menjadi seorang kristiani dan memberi tahu ibunya, sang ibu berkata, "Kamu tidak akan mulai bertindak bahwa seakan-akan kamu lebih baik daripada kita semua kan?" Sang ibu memperoleh kesan yang salah tentang orang kristiani dari para tetangganya.

Mewaspadai berbagai hal yang memengaruhi kehidupan anak-anak kita adalah baik, tetapi kita pun harus membagikan kasih Allah kepada tetangga kita. Kata-kata Yesus yang ada dalam Matius 5:14-16 mengingatkan kita: "Kamu adalah terang dunia .... Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga."

Kita mungkin merasakan tarikan antara hidup suci yang "terpisah" (2 Korintus 6:17) dan perintah yang terbesar untuk mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri (Matius 22:39). Kedua konsep ini tidak benar-benar berlawanan. Inti dari kehidupan yang taat kepada Allah adalah menunjukkan perhatian dan kasih bagi mereka yang masih tersesat.

Karena kita tidak dapat melakukan apa-apa yang membuat kita layak diselamatkan, maka kita tidak dapat memegahkan diri sendiri. Paulus menulis, "Sebab karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, supaya tidak ada orang yang memegahkan diri" (Efesus 2:8,9).

Bagikanlah hadiah anugerah ini kepada orang lain! --CHK

26 Februari 2007

Lumpur Semprot

Nats : Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! (2 Tim. 3:5)
Bacaan : 2 Timotius 3:1-9

Sebuah perusahaan di Inggris me-ngembangkan sebuah produk berlabel "Lumpur Semprot", sehingga para penduduk kota dapat menampilkan kesan telah melakukan off-road berburu atau memancing seharian dengan kendaraan 4 wheel drive mewah mereka tanpa harus meninggalkan kota. Lumpur itu bahkan disaring untuk membuang batu dan kerikil yang dapat menggores cat. Menurut peru-sahaan itu, penjualannya berjalan mulus.

Dalam diri kita terdapat sesuatu yang membuat kita lebih memerhatikan penam-pilan luar daripada batin kita. Ini membuat beberapa orang berusaha memoles atau mempercantik riwayat hidup mereka. Namun, di dalamnya tidak ada bagian yang menceritakan hidup kita sebagai pengikut Yesus.

Paulus memperingatkan Timotius mengenai jemaat gereja yang bersikap saleh, tetapi memungkiri kekuatannya. "Mereka tetap menjalankan 'agama' di bagian luarnya saja, tetapi perbuatan mere-ka memungkiri kebenarannya. Kalian harus menjauhi orang-orang seperti itu!" (2 Tim. 3:5, versi Phillips). Kenyataan akan Kristus yang menjadi inti adalah bagian yang terpenting, karena ini akan memunculkan tanda-tanda iman yang tampak dari luar.

Wewenang Paulus untuk mengajar gereja mengenai kemurnian rohani berasal dari penderitaan yang telah ia alami, bukan dengan "semprotan lumpur". "Pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus," kata sang rasul (Gal. 6:17).

Hari ini Allah memanggil kita untuk menjalani hidup yang sejati --DCM

Kita meributkan tampilan dan riasan,
Namun malah lalai menghormati Allah,
Sinar Kristus yang seharusnya kita pancarkan,
Tertutupi oleh kesombongan kita. --Gustafson

18 April 2007

Mengubah Dunia

Nats : Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan serpihan kayu itu dari mata saudaramu (Lukas 6:42)
Bacaan : Lukas 6:41-45

Berusaha mengubah orang merupakan pekerjaan penuh-waktu. Oh, betapa sempurnanya dunia, jika orang lain mau menjadi seperti semua yang kita inginkan!

Sebuah plakat di ruang keluarga kami memegang kunci rahasia perubahan. Plakat itu ditulis dalam bahasa Belanda, tetapi diterjemahkan sebagai berikut:


Ubahlah Dunia --
Mulailah dengan Diri Anda
Sebagian besar dari kita tidak setuju akan hal itu!

Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang ketidakmampuan manusia untuk melihat kesalahan sendiri. Dia berkata, "Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan serpihan kayu yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu" (Lukas 6:42).

Melihat kesalahan orang lain dengan mudah tanpa pernah menyadari kesalahan sendiri bukan hanya pertanda kemunafikan. Itu juga dapat mengingatkan kita bahwa mungkin sayalah yang menjadi masalah dalam hubungan yang penuh ketegangan. Mungkin sikap sayalah yang perlu diubah. Atau, sayalah yang perlu meminta maaf. Mungkin sayalah yang memerlukan roh yang rendah hati.

Sebagian dari kita harus terus mempelajari hal itu. Kita tak dapat mengubah orang lain, tetapi dengan pertolongan Allah kita dapat mengubah perilaku kita sendiri. Dan saat sikap kita berubah, kita akan melihat bahwa orang lain pun berubah --CHK


Perubahan adalah harapan yang menyenangkan,
Meski sering mendapat tentangan;
Perubahan dimulai dari dalam
Dan memerlukan banyak ketekunan. --Hess

17 Maret 2008

Jalan Ketaatan

Nats : Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar taat dari apa yang telah diderita-Nya (Ibrani 5:8)
Bacaan : Ibrani 4:14-5:10

Kedua putra mendiang Lady Diana, Pangeran William dan Harry, telah beranjak dewasa. Beberapa tahun lalu mereka masuk ke sekolah militer dan dididik dengan cara militer yang keras serta disiplin. Seorang wartawan pernah bertanya, apakah kedua anak raja ini mendapat perlakuan khusus. Pihak sekolah menjawab tegas: Tidak! Keduanya diperlakukan sama seperti calon tentara lain supaya bisa merasa senasib sepenanggungan, juga agar mereka bisa belajar taat pada perintah. Jadi, status sebagai anak raja harus dilupakan di sekolah itu.

Yesus pun mendisiplinkan diri-Nya untuk belajar taat selama hidup di bumi. Sekalipun status-Nya "Anak Allah" (Ibrani 5:8) dan Bapa-Nya sanggup menyelamatkan-Nya dari maut (ayat 7), semua hak istimewa itu Dia lupakan. Dia menolak diperlakukan khusus. Bukannya menempuh jalan aman dan nyaman, Dia justru memilih jalan penderitaan, bahkan disalibkan. Meskipun hanya manusia terhina yang pernah menempuh jalan itu. Di jalan salib, Yesus mengalami begitu banyak rasa sakit, godaan, dan pencobaan. Namun, setelah misi-Nya menyelamatkan manusia tercapai, Dia sendiri bisa menjadi Imam Besar yang berempati. Dia mengerti pergumulan kita (Ibrani 4:15), karena Dia pernah mengalami segala derita yang kita alami.

Jalan penderitaan ternyata banyak gunanya. Melaluinya kita bisa belajar bersikap taat, menjadi lebih peka, dan mengerti pergumulan orang lain. Sebab itu, apabila kita harus menghadapi penderitaan, mari kita mohon kekuatan Allah untuk tidak menolaknya, menghindarinya, atau meminta perlakuan khusus. Imam Besar kita memerhatikan dan menemani kita untuk melaluinya -JTI

1 April 2008

Siapakah Aku?

Nats : Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? ... sehingga Engkau mengindahkannya? (Mazmur 8:5)
Bacaan : Mazmur 8:4-10

Seorang biolog dari Hongkong pernah meneliti tubuh manusia dan mengatakan bahwa dalam diri seorang manusia terdapat berbagai unsur bahan kimia seperti lemak, zat besi, fosfor, kapur, air, dengan jumlah yang nilainya dalam rupiah kira-kira sebesar data berikut:

o Lemak, yang hanya dapat dibuat sebatang lilin = Rp500,00
o Zat besi, yang hanya dapat dibuat 1 ons paku = Rp300,00
o Fosfor, yang hanya dapat dibuat sekotak korek api = Rp500,00
o Kapur, yang hanya untuk melabur sebuah kandang anjing = Rp1.000,00
o Air, yang dapat diperoleh secara gratis = Rp0,00

Jika perhitungan ini benar, maka nilai seorang manusia hanya sekitar Rp2.300,00. Wah, betapa murahnya! Apalagi jika mengingat fakta bahwa manusia diciptakan dari debu tanah, maka semakin dihitung sebenarnya kita -- manusia ini -- makin tidak ada harganya. Berdasarkan kebenaran tersebut, maka kita pasti akan terheran-heran saat melihat betapa indahnya karya dan berkat-berkat Allah bagi kita. Dan seperti raja Daud, kita juga akan bertanya hal yang sama kepada-Nya: "Tuhan, siapakah kami manusia ini sehingga Engkau membuat kami segambar dengan-Mu -- memberi kami napas hidup, memerhatikan, bahkan mengindahkan kami?" (ayat 5,6).

Biarlah kita yang tidak berharga, tetapi telah dibuat Tuhan menjadi sangat berharga, makin memuliakan Tuhan saja dari hari ke hari. Tidak lupa diri, tidak banyak menuntut Tuhan, sebaliknya lebih banyak bersyukur. Jikalau bukan Tuhan, kita ini tidak ada apa-apanya dan bukanlah siapa-siapa -MNT

19 April 2008

Hakuna Matata

Nats : Siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya dapat menambah sehasta saja pada jalan hidupnya? (Matius 6:27)
Bacaan : Matius 6:25-34

Hakuna Matata adalah sebuah lagu yang diluncurkan sebagai soundtrack film The Lion King, yang memiliki arti "jangan khawatir". Sebuah nasihat yang meminta kita untuk melepaskan diri dari masalah supaya dapat menikmati hidup. Ya, begitu banyak orang tidak dapat menikmati hidup karena dari waktu ke waktu hati mereka terlalu khawatir.

Pada liburan lalu, pompa air di rumah saya rusak. Persediaan air semakin sedikit sementara tak ada toko pompa yang buka di hari libur. Jadi, yang muncul dalam pikiran kami adalah kekhawatiran. Banyaknya aktivitas pribadi yang sangat dan mutlak membutuhkan air, membuat kekhawatiran itu mekar dengan subur. Dan benar, selama kami sulit mendapat air di hari-hari itu, kami melewati hari dengan hati menderita dan kehilangan sukacita.

Ketika Tuhan meminta kita supaya jangan khawatir, bukan berarti Tuhan hendak menyingkirkan begitu saja masalah dalam hidup kita. Masalah akan tetap ada selama kita masih hidup di dunia ini. Namun saat masalah itu hadir, Tuhan meminta kita untuk mengalihkan fokus pandangan kita dari kekhawatiran kepada Kristus Sang Pemelihara hidup (Matius 6:33,34). Dengan demikian, kita dapat kembali menikmati hidup di dalam Tuhan.

Kekhawatiran membelokkan fokus kita dalam menjalani hidup. Kekhawatiran membuat masalah yang kita hadapi menjadi tampak lebih berat dan sulit diselesaikan. Kekhawatiran membuat kita lemah dan tak berpengharapan. Tuhan ingin kita menetapkan fokus pandangan kepada Kristus Sang Pemelihara Hidup, bahkan saat kita berada dalam masalah sekalipun -RY

2 Agustus 2008

Gerak di Tempat

Nats : Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya (Amsal 26:14)
Bacaan : Amsal 26:13-16

Seperti apakah si pemalas? Ia diumpamakan sebagai daun pintu yang berputar hanya pada engselnya, bergerak tetapi tidak berjalan alias "gerak di tempat". Serupa pula dengan kursi goyang, orang yang duduk di atasnya bisa merasa seakan-akan sudah mencapai jarak yang jauh, padahal ia tak ke mana-mana. Tidak heran bila kursi goyang disebut juga "kursi malas".

Allah tidak senang kepada orang yang malas. Bacaan Alkitab kita menuntun pada pengertian siapakah orang yang malas itu. Si pemalas adalah orang yang bila diberi tugas suka berdalih (Amsal 26:13). Si pemalas adalah orang yang tak mau bergerak maju sekalipun sudah didorong oleh orang lain (ayat 16). Si pemalas adalah orang yang bahkan malas melakukan sesuatu yang sesungguhnya bermanfaat bagi dirinya sendiri (ayat 15). Seperti seseorang yang malas makan mangga, kecuali orang lain mengupaskan kulitnya.

Bagaimana caranya agar kita tidak menjadi malas? Milikilah tujuan hidup yang jelas, sehingga kita punya semangat untuk memaknai hari-hari kita. Milikilah motivasi yang tulus, supaya kita dapat merasakan sukacita saat hendak mencapai tujuan. Milikilah perencanaan yang benar, agar kita menjadi orang-orang yang bijaksana karena tidak menyia-nyiakan waktu hidup kita. Mari menjadi anak-anak Tuhan yang rajin dan penuh semangat dalam hidup ini, seperti apa yang telah Paulus lakukan, "Aku ... berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus" (Filipi 3:14). Selamat tinggal kemalasan! -ACH



TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA