Teks -- 1 Timotius 4:11-16 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: 1Tim 4:12 - JADILAH TELADAN.
Nas : 1Tim 4:12
Ini merupakan salah satu syarat yang paling penting untuk seorang
pemimpin gereja. Kata Yunani yang diterjemahkan "teladan" adalah ...
Nas : 1Tim 4:12
Ini merupakan salah satu syarat yang paling penting untuk seorang pemimpin gereja. Kata Yunani yang diterjemahkan "teladan" adalah _tupos_ yang berarti "model", "gambar", "ideal" atau "pola". Seorang gembala sidang, terutama, harus menjadi contoh dalam kesetiaan, kekudusan, dan ketekunan dalam kesalehan. Jabatan penilik hanya boleh diisi oleh mereka yang dari halnya gereja dapat mengatakan, "Orang ini telah menjalankan hidup saleh yang layak dicontoh". Untuk keterangan selanjutnya mengenai hal ini,
lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL BAGI PENILIK JEMAAT.
Full Life: 1Tim 4:16 - KARENA DENGAN BERBUAT DEMIKIAN ENGKAU AKAN MENYELAMATKAN DIRIMU DAN SEMUA ORANG YANG MENDENGAR ENGKAU.
Nas : 1Tim 4:16
Menjalankan kehidupan yang kudus (ayat 1Tim 4:12), tetap peka
terhadap pekerjaan dan karunia Roh Kudus (ayat 1Tim 4:14), mengajarka...
Nas : 1Tim 4:16
Menjalankan kehidupan yang kudus (ayat 1Tim 4:12), tetap peka terhadap pekerjaan dan karunia Roh Kudus (ayat 1Tim 4:14), mengajarkan ajaran yang benar (ayat 1Tim 4:13,15-16), memelihara iman (1Tim 6:20; 2Tim 1:13-14;
lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA)
dan memperhatikan kehidupan rohani pribadi (ayat 1Tim 4:16) adalah lebih dari sekadar tanggung jawab pelayanan bagi Timotius. Semuanya ini penting bagi keselamatannya sendiri (yang seka-rang dan yang kemudian:
lihat art. KATA-KATA ALKITABIAH UNTUK KESELAMATAN)
dan bagi mereka yang dilayani olehnya (bd. 2Tim 3:13-15).
Jerusalem -> 1Tim 4:14
Jerusalem: 1Tim 4:14 - penumpangan tangan Penumpangan tangan merupakan suatu upacara menyerahkan salah satu rahmat atau karunia, Ibr 6:2; dapat juga sebuah berkat saja, Mat 19:15, atau cara me...
Penumpangan tangan merupakan suatu upacara menyerahkan salah satu rahmat atau karunia, Ibr 6:2; dapat juga sebuah berkat saja, Mat 19:15, atau cara menyembuhkan orang sakit, Mat 9:18 dsj; Mar 6:5; 7:32; 8:23-25; 16:18; Luk 4:40; 13:13; Kis 9:12,17; 28:8, dan lagi upacara untuk memberikan Roh Kudus kepada mereka yang sudah dibaptis. Kis 1:5+; akhirnya penumpangan tangan merupakan juga upacara guna menguduskan orang bagi jabatan kegerejaan tertentu, Kis 6:6; 13:3, seperti dalam ayat ini dan dalam 1Ti 5:22+; 2Ti 2:6. Mulai dengan saat yang disinggung Paulus Timotius secara tetap mempunyai karunia, sebuah "Karisma" ilahi 1Ko 12:1+, yang oleh karenanya Timotius memangku jabatannya. Mengenai peranan "nabi-nabi" dalam hal itu, bdk 1Ti 1:18. Ada yang menterjemahkan bagian kalimat ini sbb: penumpangan tangan untuk menjadi penatua.
Diduga waktu itu umurnja kira-kira 35 tahun.
Ende: 1Tim 4:12 - Memandang rendah Timoteus sendiri harus menghindarkan itu dengan
menundjukkan kematangan dalam berbitjara dan bertindak.
Timoteus sendiri harus menghindarkan itu dengan menundjukkan kematangan dalam berbitjara dan bertindak.
Ende: 1Tim 4:13 - Membatjakan Itulah suatu istilah lazim dalam lingkungan "sinagoga",
maksudnja: membatjakan dalam perkumpulan ibadat resmi suatu fasal dari Kitab
Kudus serta mener...
Itulah suatu istilah lazim dalam lingkungan "sinagoga", maksudnja: membatjakan dalam perkumpulan ibadat resmi suatu fasal dari Kitab Kudus serta menerangkannja.
Ende: 1Tim 4:14 - Kurnia Roh Itu disini tidak berarti suatu kurnia Roh kudus atau suatu
kekuasaan untuk sementara, seperti jang dibitjarakan dalam 1Ko 12
sampai 1Ko 14, melainkan ...
Itu disini tidak berarti suatu kurnia Roh kudus atau suatu kekuasaan untuk sementara, seperti jang dibitjarakan dalam 1Ko 12 sampai 1Ko 14, melainkan disini suatu kekuasaan jang menetap. Diduga dan agak pasti, bahwa kekuasaan itu ialah kekuasaan keuskupan. Menurut 2Ti 1:6 tahbisan keuskupan diberi kepadanja oleh penumpang tangan Paulus, berdasarkan suatu pernjataan dari Roh Kudus jang istimewa. Ingatlah pula 1Ti 1:18. Penumpang tangan para orang tua-tua tentu sadja dilakukan sebagai tanda persetudjuan dan penjaksian.
· semuanya itu: 1Tim 5:7; 6:2
Ref. Silang FULL: 1Tim 4:12 - engkau rendah // Jadilah teladan // dalam kesetiaanmu · engkau rendah: 2Tim 1:7; 2Tim 1:7; Tit 2:15
· Jadilah teladan: Fili 3:17; 1Tes 1:7; 2Tes 3:9; Tit 2:7; 1Pet 5:3
· dalam kesetia...
Ref. Silang FULL: 1Tim 4:13 - aku datang // Kitab-kitab Suci · aku datang: 1Tim 3:14
· Kitab-kitab Suci: Luk 4:16; Kis 13:14-16; Kol 4:16; 1Tes 5:27
· aku datang: 1Tim 3:14
· Kitab-kitab Suci: Luk 4:16; Kis 13:14-16; Kol 4:16; 1Tes 5:27
Ref. Silang FULL: 1Tim 4:14 - oleh nubuat // penumpangan tangan // sidang penatua · oleh nubuat: 1Tim 1:18
· penumpangan tangan: Kis 6:6; Kis 6:6; 2Tim 1:6
· sidang penatua: Kis 11:30; Kis 11:30
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Tim 4:6-16
Matthew Henry: 1Tim 4:6-16 - Nasihat untuk Beribadah dan Nasihat untuk Tugas-tugas Pelayanan Nasihat untuk Beribadah dan Nasihat untuk Tugas-tugas Pelayanan (4:6-16)
Rasul Paulus mengharuskan Timotius menanamkan perasaan-perasaan semacam it...
Nasihat untuk Beribadah dan Nasihat untuk Tugas-tugas Pelayanan (4:6-16)
- Rasul Paulus mengharuskan Timotius menanamkan perasaan-perasaan semacam itu ke dalam pikiran orang-orang Kristen supaya mereka dapat mencegah diri disesatkan oleh guru-guru yang hendak memaksakan ajaran agama Yahudi. Amatilah, pelayan-pelayan Yesus Kristus yang baik adalah mereka yang rajin di dalam pekerjaan mereka, bukan orang-orang yang berusaha memajukan gagasan-gagasan baru, melainkan yang selalu mengingatkan saudara-saudara kita akan hal-hal yang telah mereka terima dan dengar. Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya (2Ptr. 1:12). Dan di bagian lain dikatakan bahwa, Aku berusaha menghidupkan pengertian yang murni oleh peringatan-peringatan (2Ptr. 3:1). Sementara itu Rasul Yudas berkata, oleh karena itu aku ingin mengingatkan kamu (Yud. 1:5). Lihatlah, para rasul dan utusan-utusan jemaat menganggap bahwa bagian utama dari pekerjaan mereka adalah untuk mengingatkan para pendengar mereka, sebab umumnya kita ini mudah lupa dan lamban untuk belajar dan mengingat perkara-perkara Allah. Jadi, dengan diingatkan, kita terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kita ikuti selama ini. Perhatikan baik-baik,
- 1. Bahkan para pelayan Tuhan sendiri perlu bertumbuh dan bertambah dalam pengetahuan akan Kristus dan ajaran-Nya. Mereka harus terdidik dalam soal-soal pokok iman.
- 2. Cara terbaik bagi para pelayan Tuhan untuk bertumbuh dalam pengetahuan dan iman adalah dengan mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara mereka. Sementara kita mengajar orang-orang lain, kita juga mengajar diri kita sendiri.
- 3. Orang-orang yang diajar oleh para pelayan Tuhan adalah saudara-saudara seiman, dan harus diperlakukan sebagaimana layaknya saudara-saudara, sebab para pelayan Tuhan bukanlah pemerintah atas orang-orang yang dipercayakan kepada mereka.
- I. Pada bagian ini Rasul Paulus sangat menekankan pentingnya beribadah kepada Timotius dan orang-orang lain: Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua (ay. 7-8). Adat istiadat Yahudi yang memenuhi pikiran sebagian orang tidak ada hubungannya dengan mereka. Tetapi, Latihlah dirimu beribadah, artinya, pikirkan untuk selalu menjalankan ibadah. Orang-orang yang ingin menjadi saleh harus melatih diri beribadah. Untuk ini dibutuhkan suatu latihan yang tetap dan terus-menerus. Alasannya diambil dari kegunaan beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, atau hanya berguna untuk waktu yang singkat. Pantang makan dan tidak menikah serta perbuatan-perbuatan serupa itu, walaupun baik sebagai tindakan mati raga dan penyangkalan diri, namun hanya sedikit gunanya. Perbuatan-perbuatan itu tidak banyak berpengaruh. Apa gunanya kita bermati-raga jika kita tidak mati terhadap dosa? Amatilah,
- 1. Ada banyak hal yang dapat diperoleh dengan beribadah. Beribadah akan mendatangkan manfaat sepanjang umur hidup kita, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
- 2. Keuntungan beribadah banyak terdapat di dalam janji itu. Dan janji yang diberikan kepada orang-orang saleh berkaitan dengan hidup yang sekarang ini, tetapi secara khusus janji-janji itu berkaitan dengan kehidupan yang akan datang. Sebagian besar janji-janji di dalam Perjanjian Lama merupakan berkat-berkat yang bersifat sementara, namun di bawah Perjanjian Baru berkat-berkat itu bersifat rohaniah dan kekal. Jika orang-orang saleh hanya memperoleh sedikit hal-hal baik dari kehidupan yang sekarang ini, hal-hal baik itu akan ditambahtambahkan kepada mereka di dalam kehidupan yang akan datang.
- 3. Terdapat banyak takhayul dan dongeng nenek-nenek tua pada zaman rasul-rasul. Walaupun Timotius adalah seorang yang sangat luar biasa, ia tidak dikecualikan dari nasihat itu, jauhilah takhayul, dan seterusnya.
- 4. Tidak cukup jika kita hanya menjauhi takhayul dan dongeng nenek-nenek tua belaka, tetapi kita juga harus melatih diri untuk beribadah. Kita tidak saja harus berhenti berbuat jahat, tetapi kita juga harus belajar berbuat baik (Yes. 1:16-17), dan harus melatih diri kita untuk beribadah. Dan
- 5. Pada akhirnya, orang-orang yang sungguh-sungguh saleh, yaitu yang taat beribadah, sama sekali tidak akan menderita kerugian, tak peduli apa pun jadinya dengan orang-orang yang melakukan latihan badani, karena ibadah itu mengandung janji, dan seterusnya.
- II. Dorongan agar kita terus bertekun di jalan-jalan ibadah dan melatih diri untuk beribadah, meskipun harus menghadapi banyak kesulitan dan tawar hati di dalamnya. Rasul Paulus telah berkata bahwa ibadah itu berguna dalam segala segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini (ay. 8). Namun, pertanyaannya adalah, apakah keuntungannya seimbang dengan kerugiannya? Karena, jika tidak seimbang, itu berarti bukanlah keuntungan. Ya, kita yakin bahwa ibadah itu pasti akan membawa keuntungan. Berikut ini adalah perkataan Rasul Paulus lainnya yang tepat, patut untuk diterima sepenuhnya, yaitu bahwa segala jerih payah dan kerugian kita di dalam pelayanan bagi Allah dan pekerjaan ibadah akan dibalas dengan berlimpah-limpah, sehingga meskipun kita menderita kerugian bagi Kristus, kita tidak dibiarkan merugi oleh-Nya. Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup (ay. 10). Amatilah,
- 1. Orang-orang yang beribadah harus berjerih payah dan bersiap-siap untuk menghadapi perlawanan. Mereka harus bekerja dengan baik dan pada saat yang sama harus mengalami kesukaran. Perjuangan hebat dan kesukaran harus kita hadapi di dalam dunia ini, bukan saja sebagai manusia, melainkan juga sebagai orang-orang kudus.
- 2. Orang-orang yang berjerih payah serta harus menghadapi perlawanan di dalam melayani Tuhan dan pekerjaan ibadah dapat bergantung pada Allah yang hidup bahwa mereka tidak menderita kerugian oleh semuanya itu. Biarlah hal ini menguatkan hati mereka, bahwa kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup. Perenungan akan hal ini, bahwa Allah yang telah berjanji dan menjamin untuk menjadi Tuan yang akan membayar upah kita adalah Allah yang hidup, hidup selama-lamanya, dan menjadi sumber kehidupan bagi semua orang yang melayani Dia, haruslah dapat membesarkan hati kita di dalam segala pelayanan dan di dalam segala jerih payah kita bagi Dia, khususnya mengingat bahwa Dia adalah Juruselamat semua manusia.
- (1) Oleh penyelenggaraan pemeliharaan-Nya, Ia melindungi orang-orang serta memperpanjang hidup anak-anak manusia.
- (2) Allah memiliki kehendak baik agar semua orang memperoleh keselamatan kekal, dan tidak menghendaki seorang pun binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Ia tidak berkenan kepada kematian orang-orang berdosa. Sampai saat ini, Ia adalah Juruselamat bagi semua orang, sehingga tidak seorang pun dibiarkan tinggal dalam keadaan putus asa seperti halnya dengan malaikat-malaikat yang telah jatuh. Nah, jikalau sudah sedemikian heabtnya Dia menjadi Juruselamat semua manusia, maka kita dapat menyimpulkan bahwa terlebih lagi Ia akan memberikan balasan bagi orang-orang yang mencari dan melayani Dia. Jika Ia memiliki kehendak yang demikian baik bagi semua ciptaan-Nya, terlebih lagi Ia akan menganugerahkan kebaikan bagi mereka yang menjadi ciptaan baru, yaitu mereka yang telah dilahirkan kembali. Ia adalah Juruselamat bagi semua orang, terutama bagi mereka yang percaya. Dan keselamatan yang Ia sediakan bagi orang-orang yang percaya, cukup untuk membalas segala pelayanan dan perjuangan mereka. Di sini kita melihat,
- [1] Kehidupan seorang Kristen adalah kehidupan penuh jerih payah dan perjuangan. Kita berjerih payah dan berjuang.
- [2] Paling-paling yang akan kita tanggung di dalam kehidupan sekarang ini adalah perlawanan atas pekerjaan baik kita, atas pekerjaan iman kita, dan jerih payah kasih kita.
- [3] Orang-orang Kristen sejati menaruh pengharapan mereka kepada Allah yang hidup, sebab terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, atau kepada apa saja selain Allah yang hidup. Dan orang-orang yang percaya kepada-Nya tidak akan dipermalukan. Percayalah kepada-Nya setiap waktu.
- [4] Secara umum Allah adalah Juruselamat bagi semua orang, sebab Ia telah menempatkan mereka semua dalam keadaan dapat diselamatkan. Namun, secara khusus Ia adalah Juruselamat bagi orang-orang yang percaya. Oleh karena itu, ada penebusan umum, dan ada juga penebusan khusus.
- III. Rasul Paulus menutup pasal ini dengan sebuah nasihat kepada Timotius,
- 1. Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu, semua yang telah diajarkan oleh Rasul Paulus kepada Timotius. “Perintahkan kepada mereka untuk melatih diri mereka beribadah, ajarkan kepada mereka kegunaan ibadah, dan katakanlah bahwa jika mereka melayani Allah, maka mereka melayani satu Pribadi yang pasti akan menyelamatkan mereka.”
- 2. Supaya Timotius hidup dengan segala kesungguhan dan kecermatan diri sehingga mendatangkan rasa hormat bagi dirinya meskipun ia masih muda, “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda, yaitu janganlah memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk menganggap rendah kemudaanmu.” Kemudaan orang muda tidak akan dianggap rendah jika ia tidak membuat dirinya sendiri dipandang rendah oleh kesia-siaan dan kebodohan perbuatan orang muda. Orang-orang muda dapat berperilaku bagaikan orang yang sudah tua, sehingga karena itu mereka dapat bermegah jika dianggap rendah.
- 3. Untuk menegaskan ajarannya dengan teladan yang baik, jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dan seterusnya. Amatilah, orang-orang yang mengajar melalui ajaran mereka harus mengajar juga melalui kehidupan mereka, kalau tidak mereka akan meruntuhkan dengan sebelah tangan sendiri apa yang telah mereka bangun dengan tangan lainnya. Mereka harus menjadi teladan, baik dalam perkataan maupun di dalam tingkah laku mereka. Percakapan mereka harus bersifat mendidik. Dan hal seperti ini akan menjadi suatu teladan yang baik: tingkah laku mereka harus lurus. Dan hal seperti ini akan menjadi suatu teladan yang baik: mereka harus menjadi teladan di dalam kasih, atau kasih kepada Allah dan semua orang kudus, menjadi teladan di dalam roh, yaitu memikirkan hal-hal yang rohani dan menyembah di dalam roh. Juga, menjadi teladan di dalam iman, yaitu di dalam pengakuan iman Kristen, dan teladan di dalam kesucian atau kemurnian.
- 4. Rasul Paulus memerintahkan dia untuk belajar dengan rajin, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan di dalam mengajar (ay. 13). Meskipun Timotius memiliki karunia-karunia yang luar biasa, namun ia harus tetap menggunakan cara-cara yang biasa. Atau, ayat itu dapat juga diartikan sebagai pembacaan Kitab-kitab Suci di hadapan jemaat. Ia harus membaca dan menasihati, artinya membaca dan menjelaskan secara terperinci, membaca dan menekankan mengenai apa yang ia bacakan kepada mereka. Ia harus menjelaskan secara terperinci baik dengan cara menasihati maupun dengan cara mengajar. Ia harus mengajar mereka baik mengenai apa yang harus mereka lakukan dan apa yang harus mereka percayai. Amatilah,
- (1) Para pelayan Tuhan harus mengajarkan dan memerintahkan hal-hal yang telah diajarkan kepada mereka sendiri dan hal-hal yang telah diperintahkan kepada mereka. Mereka harus mengajar jemaat untuk melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan Kristus (Mat. 28:20).
- (2) Cara terbaik bagi para pelayan Tuhan untuk menghindari dipandang rendah adalah dengan mengajarkan dan melakukan hal-hal yang telah diperintahkan kepada mereka. Tidak heran kalau ada pelayan-pelayan Tuhan yang dianggap rendah karena mereka tidak mengajarkan hal-hal ini, atau karena bukannya menjadi teladan yang baik bagi orang-orang percaya, mereka malah secara langsung melakukan tindakan yang bertentangan dengan pengajaran-pengajaran yang mereka beritakan. Sebab para pelayan Tuhan harus menjadi teladan bagi kawanan domba mereka.
- (3) Para pelayan Tuhan yang mau menyelesaikan pekerjaan mereka dengan hasil terbaik, harus peduli untuk belajar, supaya mereka dapat meningkat di dalam pengetahuan. Mereka juga harus memperhatikan pekerjaan mereka. Mereka harus membaca Kitab Suci, menasihati, dan mengajar di hadapan jemaat.
- 5. Rasul Paulus memerintahkan Timotius untuk waspada agar jangan lalai, jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu (ay. 14). Karunia-karunia Allah akan melemah jika diabaikan. Ayat ini dapat dipahami baik sebagai jabatan yang diembannya ataupun sebagai kemampuan-kemampuannya untuk menjalankan jabatan itu. Untuk pengertian yang pertama, jabatannya itu ditahbiskan dengan cara yang biasa, sementara untuk pengertian yang kedua, karunia-karunianya diberikan secara luar biasa. Tampaknya, untuk pengertian yang pertama, karena pentahbisannya dengan penumpangan tangan, dan seterusnya. Perhatikanlah di sini cara penahbisan yang Alkitabiah, yaitu pentahbisan dengan penumpangan tangan, dan penumpangan tangan itu dilakukan oleh sidang penatua. Amatilah, Timotius ditahbiskan oleh orang-orang yang memiliki jabatan dalam gereja. Pada bagian yang lain kita membaca mengenai penyampaian karunia yang luar biasa kepada Timotius melalui penumpangan tangan oleh Rasul Paulus sendiri (2Tim. 1:6), tetapi di sini ia ditahbiskan dalam jabatannya di gereja oleh penumpangan tangan sidang penatua.
- (1) Kita dapat memperhatikan bahwa jabatan pelayanan merupakan suatu karunia. Jabatan itu adalah karunia dari Kristus. Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia mendapatkan pemberian-pemberian kepada manusia, dan Ia memberikan baik rasul-rasul maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar (Ef. 4:8, 11), dan pemberian ini merupakan pemberian yang sangat indah bagi jemaat-Nya.
- (2) Para pelayan Tuhan tidak boleh melalaikan karunia yang telah diberikan kepada mereka, apakah itu karunia yang kita pahami sebagai jabatan pelayanan ataupun kemampuan-kemampuan untuk menjalankan jabatan itu. Baik yang satu ataupun yang lain sama sekali tidak boleh diabaikan.
- (3) Meskipun ada nubuat mengenai Timotius ini (karunia itu diberikan melalui nubuat), namun penahbisannya masih tetap disertai dengan penumpangan tangan sidang penatua, artinya, oleh sejumlah penatua. Jabatan itu diberikan kepadanya dengan cara tersebut. Dan saya berpendapat bahwa penahbisan oleh sidang penatua itu sudah cukup memberikan jaminan, karena tidak tampak di sini bahwa Rasul Paulus berkeberatan dengan penahbisan Timotius. Benar bahwa ada karunia-karunia luar biasa yang dianugerahkan kepada Timotius oleh penumpangan tangan Rasul Paulus sendiri (2Tim. 1:6), namun jika Rasul Paulus berkeberatan dengan penahbisan Timotius ini, maka sidang penatua pun akan dipersoalkannya. Tetapi seperti yang disebutkan secara khusus oleh Paulus, ia tidak keberatan dengan cara itu, sehingga tampak sangat jelas bahwa sidang penatua memiliki kuasa dalam jabatan mereka untuk menahbiskan.
- 6. Dengan dipercayakannya pekerjaan ini kepadanya, maka Timotius harus menyerahkan diri sepenuhnya kepada pekerjaan itu (TL), “Hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.” Timotius dikenal sebagai seorang yang bijaksana, namun ia tetap harus maju, dan menunjukkan bahwa ia bertumbuh di dalam pengetahuan. Amatilah,
- (1) Para pelayan Tuhan harus banyak melakukan perenungan. Sebelumnya mereka harus mempertimbangkan bagaimana dan apa yang harus mereka katakan. Mereka harus merenungkan kepercayaan besar yang diserahkan kepada mereka itu, mengenai harga dan nilai jiwa-jiwa yang tidak dapat binasa, serta mengenai pertanggungjawaban yang harus mereka berikan pada akhirnya.
- (2) Para pelayan Tuhan harus memberikan diri sepenuh hati di dalam hal-hal ini, mereka harus memperhatikan hal-hal ini sebagai pekerjaan dan urusan utama mereka, hiduplah di dalamnya.
- (3) Dengan melakukan hal-hal ini, kemajuan mereka akan menjadi nyata di dalam segala sesuatu, dan juga di hadapan semua orang. Inilah cara bagi mereka untuk memperoleh kemajuan dalam pengetahuan dan kasih karunia, dan juga untuk memajukan orang-orang lain.
- 7. Rasul Paulus menekankan hal ini kepada Timotius dengan sangat sungguh-sungguh, “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu, perhatikan baik-baik apa yang engkau beritakan. Bertekunlah dalam semuanya itu, di dalam kebenaran yang telah engkau terima, dan dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu sendiri dan semua orang yang mendengar engkau.” Perhatikan baik-baik,
- (1) Para pelayan Tuhan terlibat di dalam pekerjaan penyelamatan, yang menjadikan pekerjaannya itu sebagai pekerjaan yang baik.
- (2) Perhatian para pelayan Tuhan pertama-tama haruslah untuk menyelamatkan diri mereka sendiri, “Pertama-tama selamatkanlah dirimu sendiri, dengan demikian engkau akan menjadi alat untuk menyelamatkan orang-orang yang mendengar engkau.”
- (3) Dalam memberitakan firman, tujuan para pelayan Tuhan harus terarah kepada keselamatan orang-orang yang mendengar, dan kemudian kepada keselamatan jiwa mereka sendiri.
- (4) Cara terbaik untuk mencapai kedua tujuan ini adalah dengan mengawasi diri kita sendiri, dan seterusnya.
SH: 1Tim 4:6-16 - Pelayan Kristus yang baik (Sabtu, 2 Desember 2006) Pelayan Kristus yang baik
Instruksi Paulus kepada Timotius di sini mencerminkan salah satu
pelajaran terpenting dari surat-surat Pastoral, yaitu...
Pelayan Kristus yang baik
Instruksi Paulus kepada Timotius di sini mencerminkan salah satu pelajaran terpenting dari surat-surat Pastoral, yaitu gereja akan sehat jika memiliki pemimpin yang sehat ajaran dan hidup kerohaniannya. Sebagai pemimpin muda usia, Timotius dianjurkan untuk memperhatikan lima hal agar ia dapat menjadi "pelayan Kristus yang baik."
Pertama, Timotius harus rajin mengajarkan kebenaran firman, sambil dididik" (bhs. Yun. "diberi makan") oleh firman (6). Rahasia untuk mengajar dengan baik ialah disiplin belajar yang baik. Ay. 11, 13, 16 menekankan pentingnya bertekun dalam mengajar dan diajar oleh firman Allah. Kedua, ia harus melatih diri beribadah (7). Metafora "berlatih" diambil dari dunia olahraga, yang sangat populer pada masa itu. Para atlet giat berlatih menjelang pertandingan. Beribadah berarti menyatakan takut dan kasih akan Allah sebagai perwujudan dari ketaatan seseorang kepada-Nya. Merenungkan firman dengan teratur dan disiplin adalah latihan rohani untuk bertumbuh dalam kasih kepada Allah.
Ketiga, Timotius harus "menjadi teladan" bagi orang percaya, baik
dalam perkataan maupun perilakunya (12), khususnya dalam kasih,
iman (kesetiaan), dan kesucian, yakni penguasaan diri. Keempat,
ia harus mengakui otoritas yang lebih tinggi, dalam hal ini
Paulus, yang mempercayakan tugas ini kepadanya. Ajarannya harus
sesuai dengan ajaran Paulus ("semuanya itu," ay. 11). Ia juga
harus mengawasi diri maupun konsistensi ajarannya (16). Pembacaan
lisan Kitab Suci di hadapan jemaat merupakan tradisi ibadat
Yahudi yang dilanjutkan dalam liturgi Kristen (Kis. 13:15).
Kelima, ia harus mempergunakan "karunia" yang ia terima (
Doakan: Mereka yang terpanggil melayani sebagai gembala jemaat, agar mereka menjadi pelayan Kristus yang baik.
SH: 1Tim 4:11-16 - Bertekun (Sabtu, 15 Juni 2002) Bertekun
Seorang pelayan seperti Timotius harus dapat mengatasi segala sesuatu yang berpotensi untuk menyulitkan, mencemarkan, menghalangi, bahkan me...
Bertekun
Seorang pelayan seperti Timotius harus dapat mengatasi segala sesuatu yang berpotensi untuk menyulitkan, mencemarkan, menghalangi, bahkan menggagalkan pelayanan yang dilakukannya. Untuk itu, ketekunan menjadi kata kunci yang harus Timotius cermati dan perhatikan. Ia tidak boleh membiarkan umurnya menjadi perintang bagi dirinya atau batu sandungan bagi orang lain. Karena itu, ia perlu menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, dan kesuciannya (ayat 12). Timotius juga diminta untuk tetap bertekun dalam pembacaan dan pengajaran nas-nas Kitab Suci di antara jemaatnya (ayat 13), tidak lalai dalam mempergunakan karunia yang Tuhan berikan padanya (ayat 14), dan sungguh-sungguh membiarkan hidupnya dikuasai oleh hal-hal yang baik tersebut, sehingga kemajuannya nyata bagi orang-orang di sekitarnya (ayat 15). Timotius juga harus mengawasi dirinya sendiri dan ajarannya (ayat
Akibat yang ditimbulkan dari semua ini adalah "engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau" (ayat 16). Melalui karya pelayanan Timotius dan melalui ketekunan Timotius di dalam melakukan hal-hal di atas tadi, Allah bekerja untuk menyelamatkan orang-orang yang mendengarkannya, dan juga diri Timotius sendiri.
Sebagai pelayan Tuhan, Timotius harus sungguh-sungguh memperhatikan hidupnya, mengusahakan hal-hal yang sempurna bagi Allah dalam ketekunan. Semua ini bertujuan tidak hanya agar orang tidak menganggap rendah diri Timotius karena umurnya, tetapi terutama demi terlaksananya panggilan Allah bagi Timotius (lih. 14).
Renungkan: Melayani Tuhan bukan hanya berarti menyisihkan sebagian waktu yang dikhususkan untuk Tuhan, tetapi, seperti yang pernah diajarkan rasul Paulus, mempersembahkan seluruh tubuh atau hidup kita (Rm. 12:1). Ketekunan kita sangat diperlukan di dalam mewujudkan semua hal tadi kehidupan kita sebagai pelayan-pelayan-Nya.
SH: 1Tim 4:1-16 - Menghadapi Pengajar Sesat (Senin, 20 Juni 2016) Menghadapi Pengajar Sesat
Sejak gereja mula-mula terbentuk, umat Allah diperhadapkan dengan pengajar-pengajar sesat, sebagaimana dihadapi oleh Timoti...
Menghadapi Pengajar Sesat
Sejak gereja mula-mula terbentuk, umat Allah diperhadapkan dengan pengajar-pengajar sesat, sebagaimana dihadapi oleh Timotius dalam pelayanannya di jemaat Efesus. Paulus memperingatkan Timotius agar berhati-hati dalam mengambil sikap terhadap hal tersebut (6).
Paulus memberitahukan kepada Timotius mengenai ciri-ciri dari para pengajar sesat dan ajarannya (1-3). Pengaruh ajaran askese pada masa itu membuat orang-orang menjauhkan diri dari makanan tertentu, kewajiban selibat, mendengarkan cerita-cerita yang tidak berasal dari Allah (Rm. 14:1-4). Lalu Paulus menegaskan apa yang benar menurut firman Tuhan (4-5, 9) dan menasihati Timotius agar memagari dirinya dan jemaat Efesus dengan ajaran yang benar (6), rajin beribadah dan melayani sesuai karunia (7-9, 14), tetap berjuang dalam kebenaran Allah (10), bertekun dalam firman dan pengajaran (11, 13, 15-16), dan menjadi teladan (12).
Paulus mengingatkan bahwa semua itu perlu dilakukan untuk menangkal pengajaran sesat dan adanya pengharapan yang kita miliki di dalam Allah yang hidup (10b). Tradisi pada masa itu mengajarkan bahwa seseorang yang berusia kurang dari 40 tahun belum layak untuk suatu posisi pimpinan (band. 1Sam. 17:33). Tetapi Paulus meminta Timotius untuk melakukan peran seorang pemimpin yang dewasa, dan bertindak sebagai teladan dalam komunitas. Ketika Timotius dapat melakukan peran itu melalui karunia yang ia miliki, maka dia tidak akan dipandang rendah oleh siapapun; pemberitaannya akan didengarkan sehingga menyelamatkan semua orang yang mendengarkannya (16, band. 2Tim. 3:15).
Umat dan hamba TUHAN harus mempersiapkan diri menghadapi pengajar atau ajaran sesat yang menyusup ke dalam kehidupan persekutuan umat Allah. Bertekunlah dalam pengajaran firman Allah yang benar, beribadah, dan layanilah Allah dengan sungguh, berjuanglah dalam kebenaran dan kekudusan. Jadilah teladan bagi orang-orang di sekitar kita. [MFS]
SH: 1Tim 4:1-16 - Saringlah Segala Sesuatu (Kamis, 18 November 2021) Saringlah Segala Sesuatu
Kita tahu bahwa alat saringan pada dasarnya berfungsi untuk memisahkan yang cair dari yang padat dalam suatu campuran. Dalam...
Saringlah Segala Sesuatu
Kita tahu bahwa alat saringan pada dasarnya berfungsi untuk memisahkan yang cair dari yang padat dalam suatu campuran. Dalam kehidupan rohani pun kita memerlukan saringan untuk memisahkan berbagai pengajaran yang ada.
Konteks pergumulan itulah yang akan dihadapi oleh orang percaya, khususnya jemaat di mana Timotius tinggal. Konteks pergumulan yang dimaksud di sini adalah munculnya pengajar-pengajar sesat, ajaran-ajaran setan, dan tipu daya pendusta-pendusta (1-5). Untuk itulah, Paulus mengingatkan Timotius tentang bagaimana seharusnya seorang muda yang percaya dan mengikut Kristus menyikapi konteks pergumulan tersebut (6-15).
Ada sejumlah hal penting sebagai pedoman untuk bersikap: saling mengingatkan; melatih diri untuk rajin beribadah; berharap kepada Allah; memberitakan dan mengajarkan kebenaran firman Tuhan; menjadi teladan melalui perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian; bertekun dalam membaca Kitab Suci; membangun; dan mengajar; juga menggunakan karunia dari Allah. Semua ini harus dijalani dengan tekun, supaya jemaat dapat mengawasi diri mereka dari pengajaran sesat dan hidup di dalam pengajaran sejati yang membawa kepada keselamatan (16).
Tidak berbeda jauh dari pergumulan yang dihadapi oleh Timotius, kita pun yang hidup di zaman sekarang harus tetap waspada terhadap segala pengajaran yang kita terima. Sebab tanpa kita sadari, ada berbagai macam doktrin dari berbagai aliran kekristenan yang bisa membawa kepada penyesatan. Kita harus selalu menyaring segala sesuatu yang kita dengar. Untuk itulah, kita membutuhkan saringan, yakni firman Tuhan. Bukan sekadar isi khotbah pendeta sebab pendeta bisa saja kurang tepat, tetapi firman Tuhan yang selalu benar dan patut dipertahankan.
Oleh sebab itu, kita perlu memperlengkapi diri kita sendiri dengan mendalami dan mengalami firman Tuhan sehingga kita mempunyai pedoman yang kuat untuk menghadapi pandangan dunia masa kini. Kita juga perlu menjaga kasih persekutuan, serta berani bersaksi untuk menyatakan apa yang benar guna membangun dan membina sesama kita. [SDL]
Utley -> 1Tim 4:11-16
Utley: 1Tim 4:11-16 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: 1Tim 4:11-1611 Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu. 12 Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jad...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: 1Tim 4:11-16
11 Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu. 12 Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. 13 Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. 14 Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. 15 Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. 16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
1Tim 4:1 "Beritakanlah" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE dari sebuah istilah yang berarti "perintah militer yang ketat" (lih. 1Tim 1:3,18).
□ "dan ajarkan hal-hal ini" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERTIVE yang lain lagi. Paulus mendorong Timotius untuk memimpin. Gereja ini terganggu oleh guru-guru palsu dan para pengganti mereka (yaitu mungkin janda yang lebih muda, lih. 2Tim 3:6-7, atau wanita yang lebih tua, lih. 1Tim 4:7).
1Tim 4:12 "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda." Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERTIVE dengan suatu NEGATIVE PARTICLE yang biasanya berarti menghentikan tindakan yang sedang dalam proses. Istilah "muda" dalam budaya Romawi dan Yunani dapat merujuk pada seseorang sampai usia 40 tahun. Mungkin guru-guru palsu mempersoalkan usia Timotius sebagai cara untuk menyerang atau mendepresiasi ajaran-ajarannya (lih. 1Kor 16:11). Timotius adalah pengganti apostolik Paulus. Paulus mendorong Titus dengan cara yang kira-kira sama seperti dalam Tit 2:15.
□ "dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." Timotius harus menunjukkan (PRESENT MIDLE [deponent] IMPERATIVE) kelengkapannya untuk kepemimpinan dengan gaya hidupnya (lih. 1Tim 4:6c dan 7b). Dia harus hidup persis berlawanan dengan guru- guru palsu!
Ada suatu varian manuskrip Yunani dalam frasa ini. Textus Receptus menambahkan setelah "dalam kasih," "dalam roh." Ini ditemukan dalam manuskrip K, L, dan P dan juga di kebanyakan manuskrip berhuruf kecil di kemudian hari. Namun demikian, itu tidak ada dalam terjemahan MSS א, A, C, D, F, G, dan Vulgata, Syria, dan Koptik, yang menyiratkan baha itu ditambahkan oleh juru tulis di kemudian hari.
□ "teladan"
Lihat topik khusus BENTUK (TUPOS)
1Tim 4:13 "Sampai aku datang" (lih. 1Tim 3:14)
□ "bertekunlah dalam" Ini adalah satu lagi PRESENT ACTIVE IMPERTIVE. Paulus menekankan tiga fungsi publik bagi Timotius sebagai pemimpin resmi dalam ibadah umum.
- 1. membaca Kitab Suci secara terbuka
- 2. berkhotbah
- 3. mengajar
Gereja mula-mula mengambil bentuk dasar ibadah dari Sinagog (lih. Kis 13:15; 15:21).
1Tim 4:14 "Jangan lalai" Ini adalah sebuah PRESENT IMPERATIVE DENGAN SUATU NEGATIVE PARTICLE yang biasanya berarti menghentikan tindakan yang telah ada dalam proses. Apakah ayat ini menyiratkan bahwa Timotius telah mengabaikan karunianya atau bahwa dia jangan sampai mengabaikan karunianya? Saya pikir yang terakhir.
□ "karunia yang ada padamu" Setiap orang percaya diberi suatu karunia rohani pada saat pertobatan (lih. 1Kor 12:7,11,18). Dalam konteks ini, karunia rohani Timotius menjadi dikenali oleh para pemimpin gereja lokal di Listra (lih. Kis 16:2) dan ditegaskan di sebuah layanan komitmen khusus (lih. 1Tim 1:18). Keberkaruniaan rohani diberikan oleh Allah Tritunggal (lih. 1Kor 12:4-6) kepada orang-orang percaya secara individu untuk kebaikan bersama dari tubuh Kristus (lih. 1Kor 12:7,11). Waktu yang tepat dari karunia tersebut tidak secara eksplisit dinyatakan, jumlah pastinya tidak dijelaskan, dan mekanisme pastinya tidak diungkapkan. Yang jelas adalah bahwa semua orang percaya diberi karunia untuk pelayanan (lih. Ef 4:12).
□ "dengan penumpangan tangan" Hal ini sepertinya merupakan sebuah praktek dedikasi dari Gereja PB (lih. Kis 6:6; 13:3; 2Tim 1:6), yang mereka ambil dari PL (lih. Bil 8:10; Ul 34:9).
Lihat topik khusus PENUMPANGAN TANGAN
□ "yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat" Apakah ini menyiratkan bahwa karunia rohani Timotius diberikan padanya
- 1. pada saat dia dikuduskan untuk melayani (lih. 1Tim 1:14)
- 2. dengan cara nubuatan dan penumpangan tangan (lih. 2Tim 1:6)
- 3. Bahwa para nabi mengenali karunianya dan para tua-tua mengkuduskannya untuk pelayanan (lih. 1Tim 1:18)
Saya pikir # 3 adalah yang terbaik.
- NASB, NKJV "oleh pimpinan gereja"
- NRSV "oleh dewan tua-tua"
- TEV "para tua-tua"
- NJB, NIV "badan tua-tua"
Saya harus mengakui bahwa saya sedikit frustrasi terhadap teks ini. Saya memiliki bias teologis terhadap dikotomi "kependetaan / awam" yang telah berkembang dalam agama Kristen. Saya percaya bahwa semua orang percaya dipanggil dan diberi karunia untuk kedewasaan dan pelayanan (lih. 1Kor 12; Ef 4:11-12). Orang-orang yang beriman adalah orang-orang kudus dan pendeta-pendeta!
Konsep Reformasi "imamat orang beriman," yang pertama-tama diartikulasikan oleh Martin Luther, kelewatan poin alkitabiah - semua orang percaya berfungsi sebagai imam (lih. Kel 19:5-6; Bil 16:3). Secara Alkitabiah itu seharusnya "imamat orang beriman"!
Sekarang dengan mengatakan ini saya juga menyadari bahwa Tuhan memanggil orang percaya untuk memimpin orang percaya. Tidak ada pertanyaan bahwa ada yang dipanggil dan diperlengkapi untuk mengarahkan, membimbing, memotivasi, menasehati, dan mengatur umat Allah.
Namun demikian, para pemimpin ini bukanlah orang percaya yang khusus, atau orang percaya yang istimewa, namun para pemimpin pelayan (lih. Mat 18:1-4; 20:20-28; 23:11). Penahbisan modern cenderung mendepresiasi beberapa kebenaran alkitabiah:
- 1. semua orang percaya adalah para pelayan hamba
- 2. semua orang percaya diberi karunia untuk pelayanan
Penahbisan telah berkembang dari suatu penegasan tidak resmi atas keberkaruniaan dan sebuah komitmen penuh doa untuk tugas pelayanan tertentu menjadi elitisme berbenteng tinggi dan rumit; Konsep ini harus diubah; Paradigma ini harus dievaluasi ulang; Perkembangan yang tidak alkitabiah ini harus ditantang. Kekristenan modern telah mendasarkan begitu banyak tradisi dan elitisme pada dasar alkitabiah yang kecil. Jadi di mana wewenangnya, dalam bagian-bagian PB yang jelas atau dalam tradisi denominasi?
- NASB "Perhatikanlah semua itu"
- NKJV "renungkan akan hal-hal ini"
- NRSV "letakkan hal-hal ini dalam praktek"
- TEV "praktekkanlah hal-hal ini"
- NJB "Biarlah ini menjadi perhatianmu"
Ini adalah satu lagi PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Dalam Septuaginta istilah ini digunakan untuk bermeditasi (lih. Yes 33:18; Kis 4:25). Dalam PB tampaknya memiliki pengertian aktif tentang latihan yang berat.
- NASB "hiduplah di dalamnya"
- NKJV "berikan dirimu sepenuhnya kepada mereka"
- NRSV, TEV "abdikan dirimu kepada mereka"
- NJB "pekerjaanmu"
Ini adalah satu lagi PRESENT IMPERATIVE. Ini berarti "menempatkan diri Anda dalam ajaran-ajaran ini." Biarkan mereka menjadi prioritas dalam hidup dan pelayanan Anda. Kebenaran Tuhan ini perlu dengan jelas dan terbukti membentuk hidup kita sedemikian rupa sehingga orang lain dapat dengan jelas melihat Kristus di dalam kita!
□ "supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang." Ingatlah bahwa Timotius harus hidup di hadapan orang-orang percaya dan orang-orang kafir sehingga mereka tidak dapat memiliki pegangan untuk mengkritik Injil dan pelayanannya (lih. 1Tim 3:2,7,10; 5:7,8,14; 6:14). Kebalikan dari kemajuan dalam kesalehan ini terlihat pada guru-guru palsu (lih. 2Tim 2:16; 3:9).
1Tim 4:16 "Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu." Ini adalah satu lagi PRESENT ACTIVE IMPERATIVE yang lain. Timotius harus meluangkan waktu untuk pematangan dan pemeliharaan rohaninya sendiri. Ini adalah firman yang baik untuk para pastor di zaman kita (lih. 1Tim 4:6c; 7b; 12b).
□ "bertekunlah dalam semuanay itu" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE yang lain lagi. Timotius harus menjadi contoh ketekunan karena guru-guru palsu dan par pengikut mereka jelas tidak tekun. Keselamatan tidak hanya terkait dengan pengakuan pertobatan, iman dan kesalehan di bagian awal, tetapi juga untuk kelanjutan dalam hal-hal ini. Ketekunan adalah bukti dari keselamatan sejati! Dalam Kekristenan alkitabiah sejati cara seseorang memulai, cara seseorang hidup, dan cara seseorang menyelesaikan semuanya sangat penting!
Lihat topik khusus PERLUNYA UNTUK BERTEKUN
□ "karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau." Ini dapat berhubungan dengan ayat 1Tim 4:10 atau para guru palsu (lih. 1Tim 2:15). Paulus selalu khawatir sehingga dia menjaga dirinya agar jangan sampai terdiskualifikasi (lih. 1Kor 9:27).
Lihat TOPIK KHUSUS: \=
\\See id_TOPIKUTLEY 00051\\ BENTUK KATA KERJA YUNANI YANG DIGUNAKAN UNTUK KESELAMATAN
\+ di dalam 2Tim 1:9.
Galilah -> 1Tim 4:6-16
Galilah: 1Tim 4:6-16 - Pelayanan yang Dikehendaki Allah 1Timotius 4:6-16 Sub Tema: Pelayanan yang Dikehendaki Allah
Kalau kamu mengajarkan hal-hal ini kepada saudara-saudara, kamu akan menjadi pelayan Kr...
1Timotius 4:6-16 Sub Tema: Pelayanan yang Dikehendaki Allah
Kalau kamu mengajarkan hal-hal ini kepada saudara-saudara, kamu akan menjadi pelayan Kristus Yesus yang baik, dididik dalam kata-kata iman dan pengajaran baik, yang telah kamu turuti dengan setia. Tetapi tolaklah mitos-mitos nenek tua, yang tidak suci, dan latihlah dirimu untuk hidup saleh, karena latihan badani menguntungkan sedikit, tetapi kesalehan membawa keuntungan dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup sekarang, maupun untuk hidup yang akan datang – Perkataan ini dapat dipercaya dan layak diterima sepenuhnya – Karena untuk itu kita berjerih-payah dan berjuang, yaitu karena kita sudah menaruh pengharapan kita atas Allah yang hidup, yang adalah Juruselamat bagi semua manusia, dan secara khusus bagi orang-orang percaya.Perintahkanlah dan ajarkanlah hal-hal ini.Jangan supaya ada seorang pun yang meremehkan kamu karena kamu muda, sebaliknya jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataan, dalam tingkah laku, dalam kasih, dalam iman dan dalam kesucian.Sampai saya datang,bertekunlah dalam membacakan (Firman Tuhan), mendorong dan mengajar.Jangan melalaikan karunia yang ada di dalam dirimu, yang dianugerahkan kepadamu melalui nubuatan, serta penumpangan tangan para penatua.
Perhatikanlah hal-hal tersebut, berilah dirimu di dalamnya, supaya kemajuanmu menjadi nyata bagi semua orang.Awasilah dengan seksama dirimu dan ajaranmu. Tetap melakukan hal ini!Karena dengan melakukan hal ini,kamu akan menyelamatkan dirimu sendiri dan juga mereka yang mendengar kamu.
ay. 6 Kalau kamu mengajarkan hal-hal ini kepada saudara-saudara – Kalimat ini mulai dengan kata tauta (hal-hal ini) dalam bahasa Yunani dan di ay. 11 kita melihatnya juga. Tidak masuk akal kalau hanya dikaitkan kepada 4:1-5, karena cukup terbatas isinya, jadi lebih baik ditafsirkan bahwa Paulus bermaksud supaya Timotius mengajarkan semuanya kepada jemaat. Kata hypothithemi berarti menaruh di depan/menunjukkan/mengajar. Sifatnya terus menerus dan menekankan bahwa Timotius sendiri yang harus melakukannya.249 Jadi Timotius perlu terus menaruh kebenaran-kebenaran ini di depan jemaat (saudara-saudara). Dorongan ini mengingatkan kita bahwa isi surat ini, walaupun ditujukan pada Timotius, juga dimaksudkan untuk jemaat.
Kamu akan menjadi pelayan Kristus Yesus yang baik – Dengan menuruti dorongan tadi, Timotius berkenan kepada Allah. Kata eimi (akan menjadi) bersifat masa depan dan menekankan bahwa Timotius sendiri yang akan begitu.250 Tidak berarti Timotius baru menjadi pelayan yang baik kalau menuruti dorongan tersebut, karena dia sudah begitu, tetapi Paulus mendorong supaya dia tetap setia.Dalam 4:6-16 ada 12 perintah dan setiap dari perintah ini bersifat terus menerus, menunjukkan bahwa Timotius perlu berjuang sampai titik darah yang terakhir, yaitu sampai dia menyelesaikan perlombaan yang Allah tentukan baginya (Kis 20:24, 2 Tim 4:6-8). Kata diakonos (pelayan) tidak hanya berarti diaken, tetapi juga pelayan secara umum. Kata kalos (baik) digunakan lagi di sini. Lihat penjelasan di 1 Tim 3:1.
Dididik dalam kata-kata iman dan pengajaran baik – Kata entrefo berarti dididik/diasuh dan sifatnya menunjukkan didikan yang jalan terus.251 Berkaitan dengan kebiasaan Timotius memberi diri dilatih/diasuh oleh Firman Tuhan.252 Frase tois logois tes pisteos (kata-kata iman) bicara mengenai injil. Kata logos (kata=berita injil) sering dibedakan dari kata didaskalos (pengajaran/ajaran) di Surat-Surat Pastoral (1 Tim 5:17, 6:3, Tit 1:9). Jadi Timotius perlu terus memberi diri dilatih oleh kebenaran injil, yaitu terus senantiasa merenungkan berita mulia itu, dan juga memberi diri diasuh oleh doktrin (pengajaran) yang sehat/baik (kalos). Generasi kita cukup manja dibandingkan dengan Timotius. Yang ada pada Timotius, mungkin hanya surat-surat Paulus yang ditujukan kepadanya, atau barangkali dia pernah membaca injil Lukas (karena Lukas sering bersama tim pelayanan mereka). Tentu dia sudah melihat surat-surat lain yang Paulus tulis ketika bersama dia, atau yang dia bawa (Rom 16:21, 1 Kor 4:17, 2 Kor 1:1, Filipi 1:1, Kol 1:1, 1 Tes 1:1, 2 Tes 1:1, File 1:1). Tidak semua orang pada waktu itu mempunyai Perjanjian Lama yang utuh, karena sangat mahal dan sulit dibawa, tetapi mungkin beberapa gulungan ada padanya (2 Tim 3:14, 15, 4:13). Sedangkan zaman sekarang ini, sangat mudah untuk membuka Firman Tuhan yang lengkap dan memberi diri dibentuk olehNya.
Yang telah kamu turuti dengan setia – Klausa ini menolong kita melihat hormat yang Paulus tunjukan kepada Timotius. Kata parakoloutheo boleh berarti mengejar, tetapi kalau berkaitan dengan pengajaran, tentu berarti menuruti dengan setia.253 Sifat perfek254 menekankan bahwa Timotius telah dan terus setia melakukannya.255 Jadi Paulus tidak menyampaikan begitu banyak perintah karena Timotius gagal. Dia melakukannya supaya mendukung dan mendorong anak rohaninya, yang ada dalam situasi yang sangat menantang.
ay. 7 Tetapi tolaklah mitos-mitos nenek tua, yang tidak suci – Kata paraiteomai boleh berarti hindari atau tolak, tetapi dalam konteks surat ini, di mana Paulus mendesak supaya Timotius menentang dengan para pengajar sesat dan menyuruh mereka untuk berhenti (1:3-4), mungkin tolaklah lebih cocok. Perintah ini bersifat terus menerus berkaitan dengan gaya hidup/kebiasaan menolak.256 Kata mythos, secara harfiah berarti mitos, tetapi dalam konteks ini, kata dongeng (TB) paling cocok. Kata graodes berarti wanita yang tua/nenek tua, tetapi bukan dimaksudkan untuk meremehkan seorang nenek (5:2). Ungkapan dongeng nenek tua dipakai pada waktu itu untuk mengejek pidato falsafah Yunani yang tidak berbobot, yaitu omong kosong, seperti cerita-cerita kosong/dongeng yang diceritakan oleh nenek tua.257 Kata bebelos menggambarkan sesuatu yang berlawanan dengan kehendak Allah, yaitu duniawi/tidak suci (1:9). Jadi gambaran ini cukup tegas.258
Dan latihlah dirimu untuk hidup saleh – Kata gymnazo membawa arti latihan fisik yang dilakukan sebagai persiapan untuk perlombaan. Kata ini sering dipakai dalam konteks rohani untuk menggambarkan penguasaan diri. Sifat terus menerus berarti dia harus melatih diri dengan tidak berhenti.259 Kate eusebia lagi di sini (2:2, 10, 3:16, 4:7, 8, 5:4, 6:3, 5, 6, 11), dalam arti kesalehan, atau sikap takut akan Tuhan. Kedagingan kita selalu mau melawan kehendak Allah dan menjauhi Dia (Rom 7:21-23), sehingga Timotius didorong untuk selalu melawan pengaruh kedagingan tersebut dan benar-benar mengabdi kepada Allah serta memberi diri pada pembentukanNya. Latihan ini sangat berlawanan dengan kecenderungan untuk orang tertarik pada debat-debat yang kosong, yang tidak membangun.
ay. 8 Karena latihan badani menguntungkan sedikit – Kemungkinan besar ayat ini adalah semacam pepatah dari masa itu, entah diciptakan Paulus atau orang lain.260 Latihan badani (somatike gymnasia) biasanya berkaitan dengan olah raga, tetapi ada beberapa orang yang mengaitkannya dengan doktrin pengajar sesat yang melarang orang menikah dan makan makanan tertentu. Tetapi frase ini lebih cocok dengan olah raga daripada penahanan diri. Kata ofelimos berarti berguna, menguntungkan, ataubermanfaat. Tidak bisa disangkal bahwa olah raga menguntungkan bagi tubuh kita. Sedikit (oligos) boleh berkaitan dengan kadar keuntungan (terbatas - TB) atau lamanya keuntungan (sementara saja261). Keduanya masuk akal dalam konteks ini, tetapi oleh karena frase pros oligon (untuk sedikit) sangat mirip dengan pros panta (untuk segala hal), lebih baik kita menganggap frase-frase ini terkait, sehingga latihan badani terbataskeuntungannya, tetapi kesalehan tidak terbataskeuntungannya.
Tetapi kesalehan membawa keuntungan dalam segala hal – Kata eusebia (kesalehan) ditemukan lagi di sini dan juga ofelimos (keuntungan). Manfaat dari kesalehan kita kepada Allah diuraikan di klausa berikut. Kata eimi (adalah) diterjemahkan sebagai membawa tetapi artinya adalah bermanfaat. Sifat terus menerus berarti selalu bermanfaat.262
Karena mengandung janji, baik untuk hidup sekarang, maupun untuk hidup yang akan datang – Kata ekho secara harfiah berarti memegang, tetapi jika diterjemahkan sebagai mengandung (TB), tidak apa karena masih akurat juga. Sifatnya terus menerus,263 berarti selalu begitu. Kata epanggelia (janji) hampir selalu berkaitan dengan janji Allah di PB264 dan kalau Paulus menggunakannya, berarti janji Allah mengenai keselamatan/hidup (lihat 2 Tim 1:1).265 Menarik untuk dilihat kesamaan perkataan ini dengan janji Kristus di Lukas 18:29-30:
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datangia akan menerima hidupyang kekal."
Walaupun Allah pasti setia memenuhi keperluan-keperluan jasmani kita (Mat 6:33, Filipi 4:19), janji ini tidak hanya berfokus di situ; Apakah Kristus menjadi kaya di dunia ini? Paulus? Yohanes Pembaptis? Timotius? Hidup yang enak di dunia ini bukan harapan Paulus (Filipi 4:10-13) dan seperti sudah diperhatikan di 1 Timotius, cinta akan uang dan motivasi pelayanan yang berkaitan dengan uang adalah ciri khas pengajar sesat (1 Tim 6:3-10). Menarik juga memperhatikan ‘berkat’ yang dijanjikan pada orang saleh (eusebia) di 2 Tim 3:12! Berkat-berkat yang kita alami di hidup sekarang terlalu banyak didaftarkan, antara lain: Bahagia (Mat 5:3-12), perlindungan (Mat 6:33), pertolongan dalam doa (Rom 8:26), campur tangan Allah dalam segala sesuatu (Rom 8:28), segala hal yang kita perlu untuk kehidupan dan kesalehan (2 Pet 1:3266), janji-janjiNya (2 Pet 1:4), dll. Tentu ada banyak yang lain. Memang fokus kita sebagai orang percaya tidak ada pada dunia ini (Kol 3:1-2), tetapi kita masih boleh menghitung berkat-berkatNya. Hidup yang akan datang tentu berarti hidup yang kekal (Yoh 6:47, 8:31-32, dll.), tetapi juga upah kita di surga (1 Kor 3:14-15, Wahyu 3:12, 3:21, dll.).
ay. 9 Perkataan ini dapat dipercaya dan layak diterima sepenuhnya – Ayat ini persis sama dengan bagian awal dari 1:15, Lihat penjelasan di sana. Tetapi perkataan ini terikat pada ay. 8, bukan pada yang berikut, seperti di 1:15. Jadi yang penting untuk diingat menurut Paulus adalah ada upah untuk orang yang mengabdi kepada Allah, baik di masa kini, maupun yang akan datang. Lihat 58, 2 Tim 4:6-8.
ay. 10 Karena untuk itu kita berjerih-payah dan berjuang – Frase eis touto gar (Lit: karena ke dalam hal ini = Karena untuk itu) mengikat bagian berikut pada upah tersebut, sebagai dorongan bagi orang percaya. Bahasa Yunani tidak membedakan antara kita dan kami, tetapi tentu artinya kita karena dia bicara dengan Timotius, yang berjerih-payah dan berjuang juga. Sebenarnya kita semua diharapkan menuangkan hidup kita untuk Kristus berdasarkan pengorbanan Dia dan pengharapan kita (Rom 12:1, 58, 2 Kor 5:15). Kata kopiao (berjerih-payah) berkaitan dengan pekerjaan yang sangat melelahkan.267 Kata agonizomai berarti berjuang dalam perlombaan (1 Kor 9:25), atau bertempur dengan senjata (Yoh 18:36), atau juga berusaha dalam suatu aktivitas (Kol 4:12).268 Jadi kedua kata ini menggambarkan kerja yang sangat keras dan perjuangan dengan segenap hati, dan sikap tersebut sangat nyata dalam kehidupan Paulus!
Yaitu karena kita sudah menaruh pengharapan kita atas Allah yang hidup – Kata elpizo (pengharapan) bersifat perfek,269 yaitu sesuatu yang telah terjadi di masa lalu yang terus berdampak/berbuah di masa kini, yaitu keputusan mereka untuk percaya kepada Allah sudah pasti dan mendorong mereka untuk melayani dengan segenap hati di masa kini. Pengharapan mereka ada pada Allah sendiri, dan seperti kita lihat di 1 Tim 3:15, Paulus menegaskan bahwa Dia adalah Allah yang hidup. Dalam konteks ini merupakan dasar bagi pengharapan Paulus bahwa janji-janji Allah pasti digenapi karena Allah kita memang hidup.270 Lihat juga Ib 6:17-20
Yang adalah Juruselamat bagi semua manusia, dan secara khusus bagi orang-orang percaya – Kata eimi (adalah) bersifat terus menerus berkaitan dengan keadaan tetap sebagai Juruselamat. Semua manusia mengingatkan kita pada ajaran di 1 Tim 2:1-7 (lihat penjelasan di situ). Tetapi sebelum orang menganggap bahwa semua manusia akan selamat, Paulus menjelaskan lebih jauh bahwa Allah adalah Juruselamat lebih khusus bagi orang yang percaya. Apa maksudnya? Apakah semua orang menjadi selamat tanpa percaya? Tidak mungkin Paulus bermaksud begitu, karena bertolak belakang dengan perkataan Kristus (Yoh 3:18) dan perkataan Paulus sendiri (Rom 5:1-2, 10:13,). Keselamatan yang Yesus beli dengan darahNya, ditawarkan cuma-cuma kepada semua orang yang mendengar injil (Mat 11:28-29, 22:2-14, Yoh 6:35-40, Wah 22:17, dll.) dan dengan demikian Allah yang hidup ini adalah Juruselamat yang tersedia bagi mereka. Akan tetapi, mereka harus meresponi injil untuk memanfaatkan tawaran tersebut dan menjadi selamat. Tidak ada jalan lain! (Yoh 14:6)
ay. 11 Perintahkanlah dan ajarkanlah hal-hal ini – Kata tauta (hal-hal ini) dipakai ulang di sini, sama seperti di ay. 6 tadi. Kemungkinan besar berkaitan dengan isi dari bagian ini, tetapi kita harus ingat bahwa surat ini bisa dibaca dengan cukup cepat, jadi mungkin mencakup seluruh surat 1 Timotius. Kata paranggello (perintahkan) adalah tegas (lihat juga penggunaannya di 1:3) dan mengingatkan Timotius bahwa ajaran Paulus ini adalah Firman Tuhan, bukanlah pendapat manusia saja. Sifat terus menerus,271 sama seperti perintah-perintah lain di bagian ini, menggambarkan gaya hidup, di mana Firman Tuhan diberitakan dengan otoritas, bukan sebagai usulan. Ajarkanlah merupakan perintah yang keempat dalam bagian ini, sebagai sesuatu yang harus dibuat terus.272 Jadi Timotius tidak hanya bicara dengan otoritas, dia juga perlu banyak memberitahu kepada orang percaya mengenai doktrin yang sehat.
ay. 12 Jangan supaya ada seorang pun yang meremehkan kamu karena kamu muda – Membaca ayat tadi, mungkin Timotius rasa sulit mengajar dengan otoritas karena dia masih mudah. Pada waktu itu kata neotes (muda) masih boleh dipakai berkaitan dengan orang yang sudah 30-40 tahun, seperti Timotius.273 Perintah negatif seperti ini, yang bersifat terus menerus, sering bicara mengenai situasi yang nyata, dan boleh diterjemahkan sebagai jangan lagi/jangan terus. Situasi ini tidak sulit dibayangkan, kalau Timotius harus bicara dengan tegas pada pengajar-pengajar sesat. Tentu mereka buat serangan balik dan meremehkan dia karena dia baru 30an tahun umurnya.
Kata katafroneo berarti anggap enteng / meremehkan / mengejek274 dan menggambarkan kelakuan di mana orang sengaja tidak menunjukkan hormat, atau menghargai orang. Hal ini sering terjadi apabila ada yang berani menegur saudaranya, dan saudara tersebut menghancurkan reputasi temannya, hanya karena dia tidak mau menerima teguran. Kitab Amsal sangat menghargai orang yang berani menegur sesama, tetapi menganggap bodoh orang yang tidak mau ditegur. Lihat: Amsal 12:1, 13:1, 18, 15:5, 10, 31, 32, 17:10, 27:15, dll. Kata medeis berarti orang siapa pun, seorang pun, tetapi di sini fokusnya tentu pada pengajar sesat di Efesus.
Sebaliknya jadilah teladan bagi orang-orang percaya – Kata alla (sebaliknya) penting di sini, jangan-jangan Timotius menganggap bahwa dia harus memaksakan orang menghormati dia. Paulus menegaskan bahwa Timotius harus meraih kehormatan itu dengan cara menjadi teladan. Sulit dimengerti mengapa sampai kata penghubung penting ini tidak diterjemahkan di Alkitab Terjemahan Baru. Sedangkan Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari dan Terjemahan Sederhana Indonesia lebih akurat di sini. Kata ginomai boleh berarti adalah, atau menjadi dan sifat terus menerus menunjukkan bahwa ada proses di mana Timotius harus makin lama, makin menjadi contoh. Perintah ini bersifat pribadi juga, di mana Timotius harus giat dalam hal tersebut.275
Kata typos berarti cetakan, yaitu suatu contoh yang dipakai secara khusus untuk membentuk lebih banyak benda seperti yang asli.276 Lihat juga 1 Tim 1:16, Filipi 3:17, 1 Tes 1:7, 2 Tes 3:9, dan secara khusus 1 Pet 5:3. Jadi dalam hal ini Timotius harus mengikuti ajaran Paulus, supaya orang lain bisa lihat cara hidup dia dan mengikutinya juga. Manusia sering memerlukan contoh/teladan yang membuat nyata apa yang diperintahkan di Firman Tuhan. Di bawah kita lihat 5 sudut pandang dari teladan yang diharapkan:
Dalam perkataan – Kata logos agak luas artinya, berkaitan dengan perkataan/kata/pidato/Firman, tetapi di sini tentu berkaitan dengan gaya bicara Timotius. Pengajar-pengajar sesat di Efesus menggunakan mulut mereka untuk menyampaikan doktrin yang salah, menimbulkan konflik, mendiskusikan hal yang tidak membangun dan meremehkan orang baik. Timotius, tidak boleh begitu. Dia harus menggunakan mulutnya untuk membangun jemaat dan membekali mereka dengan doktrin yang sehat.
Dalam tingkah laku – Kata anastrofe berarti gaya hidup/tingkah laku.277 Sekali lagi, kita lihat pentingnya seorang hamba Tuhan mengajar, tidak hanya dengan mulutnya, tetapi juga dengan tingkah lakunya. Baru di situ kita dapat melihat apakah dia percaya apa yang diberitakannya. Timotius tidak boleh menjadi munafik!
Dalam kasih – Kasih (agape) adalah sifat yang paling dasar bagi orang percaya, apalagi bagi pemimpin jemaat. Kalau kita tidak menunjukkan kasih, kita tidak mewakili Allah, yang adalah kasih. Lihat penjelasan di 1 Tim 1:5.
Dalam iman – Kata pistis boleh berarti iman atau juga kesetiaan. Sebenarnya arti-arti ini sedikit sulit dibedakan, karena orang yang dapat dipercaya (setia) menjadi seperti itu karena kerinduannya untuk menyenangkan hati Allah (iman). Dalam daftaran sifat orang percaya, maksud pistis biasanya iman,278 yaitu orang berfokus pada Kristus dalam hidupnya dan terus bergantung kepadaNya. Lihat 1 Tim 2:15.
Dan dalam kesucian – Kata hagneia boleh berarti suci secara umum, tetapi sering juga berkaitan dengan kesucian seksual.279 Mungkin yang dimaksudkan di sini adalah arti umum, tetapi bagi orang seperti Timotius, yang memutuskan untuk tidak menikah, arti yang kedua pasti berarti.
ay. 13 Sampai saya datang – Seperti kita perhatikan di 1:3 dan 3:14, Paulus rindu ada bersama dengan Timotius di Efesus.
Bertekunlah dalam membacakan (Firman Tuhan), mendorong dan mengajar – Bertekunlah (prosekho) merupakan perintah yang ketujuh dari daftaran ini dan bersifat terus menerus, yaitu berarti bahwa Timotius harus terus melakukannya.280 Paulus tidak memberi bentuk ibadah kepada Timotius di sini,281 melainkan cara untuk memperbaiki kerusakan yang dibuat oleh pengajar-pengajar sesat. Cara memulihkan gereja di Efesus adalah memberi Firman Tuhan kepada mereka, menjelaskannya dan menerapkannya.
Kata anagnosis berarti membaca atau membacakan di muka umum.282 Jelas di sini bahwa Firman Tuhan harus dibacakan di jemaat, sama seperti dia mendorong dan mengajar di muka umum. Yang dibacakan tentu Perjanjian Lama, tetapi mulai ada beberapa surat dan injil yang tersebar juga, yang sudah dianggap Firman Tuhan (2 Pet 3:16). Ternyata injil Lukas sudah ada pada Paulus, karena dia mengutipnya di 1 Tim 5:18b (Lukas 10:7). Jadi jemaat perlu mendengar Firman Tuhan. Lihat juga Neh 8:1-8. Selain itu, Timotius harus memberi dorongan-dorongan supaya jemaat hidup sesuai Firman Tuhan.
Kata paraklesis berarti mendorong, ataumembesarkan hati. Dalam ibadah Yahudi pada waktu itu, mereka membacakan Firman Tuhan, lalu memberi dorongan supaya orang taat kepadanya. (Kis 13:15)283 Jadi kita lihat cara yang sama di jemaat. Karena Firman Tuhan berotoritas atas kita, selalu baik kalau bagian yang dibacakan juga diterapkan secara pribadi, supaya orang percaya ditantang, dikikis, dan dihibur olehnya. Ada juga pentingnya untuk orang mengerti bagian yang dibacakan dan kaitannya dengan seluruh wahyu Allah. Orang harus mengajar! Hal itu berarti seorang pengajar perlu memahami Firman Tuhan secara luas dan bekerja keras untuk mengerti ayat yang dia pelajari dalam kaitan dengan keseluruhan. Itu sebabnya Paulus mendorong Timotius di surat berikut untuk berusaha sungguh-sungguh (BIS) supaya menangani dengan tepat Firman Tuhan. (2 Tim 2:15)284
ay. 14 Jangan melalaikan karunia yang ada di dalam dirimu – Perintah negatif ini bersifat terus menerus,285 jadi ada kemungkinan bahwa Timotius sudah mulai jenuh dalam menggunakan karunianya dan Paulus harus berkata dengan tegas – Jangan! Kalau ditafsirkan begitu, masuk akal kalau di 6 Paulus harus berkata kobarkan, karena Timotius makin jenuh. Hal ini bisa terjadi kalau orang diserang terus oleh pengajar sesat. Sangat melelahkan! Kata ameleo (melalaikan) menggambarkan sesuatu yang tidak diperhatikan/dihargai, sesuatu yang tidak dipedulikan.286
Karunia ini tentu berkaitan dengan kemampuan rohani yang sudah diberikan kepadaNya, supaya dia bisa menunaikan tugas yang dipercayakan kepadaNya. Melihat 1&2 Timotius, mungkin kita bisa menyimpulkan melalui dorongan-dorongan Paulus bahwa karunia mengajar (1 Tim 4:6-16, 5:7, 6:2b, 20, 2 Tim 1:14, 2:2, 14-15, 24-25, 4:1-4) dan karunia menginjili (2 Tim 1:8, 4:5) yang dia mulai lalaikan. Frase tou en soi (yang ada di dalam dirimu) menggarisbawahi bahwa karunia Timotius tidak ke mana-mana, itu masih ada padanya, tetapi Timotius perlu memanfaatkan apa yang sudah menjadi milik dia. Setiap orang percaya diberi tugas di dalam Tubuh Kristus dan diberikan karunia yang diperlukan untuk melaksanakannya. Lihat Rom 12:3-8, 1 Kor 12, Efe 2:10b, dll.
Yang dianugerahkan kepadamu melalui nubuatan – Klausa ini sangat mirip dengan 1 Tim 1:18. Lihat penjelasan di situ. Kata dia (melalui/dengan) tidak selalu berarti melalui secara literal, jadi tidak harus disimpulkan bahwa Timotius menerima karunianya karena para penatua bernubuat mengenainya. Seperti kita lihat di ayat-ayat referensi tadi, peran dan kelengkapan orang percaya, diberikan pada waktu dia menjadi percaya. Jadi mungkin maksud Paulus di sini adalah karunia itu menjadi nyata melalui nubuatan. Sangat masuk akal kalau begitu, karena sering kali orang mudah belum tahu karunia mereka, karena kurang berpengalaman dalam pelayanan.287
Serta penumpangan tangan para penatua – Cara pengutusan ini rupanya sudah biasa pada waktu Timotius diutus. Lihat Kis 6:6, 13:1-3. Yang sedikit membingungkan jika dibandingkan dengan 2 Tim adalah mengapa di sini Paulus berbicara mengenai para penatua, tetapi di 2 Tim 1:6 mengenai Paulus sebagai yang menumpangkan tangan. Kemungkinan besar satu peristiwa pengutusan yang dimaksudkan, di mana para penatua, termasuk Paulus menumpangkan tangan atas Timotius, dan di 2 Timotius, pembicaraan Paulus bersifat lebih pribadi, sehingga dia mau mengingatkan bahwa dia sendiri yang terlibat dalam pengutusan Timotius. Seperti kita perhatikan di 1 Tim 1:18, peristiwa ini tidak ada di Kisah Para Rasul, tetapi kemungkinan besar terjadi pada waktu Paulus pertama menjemput Timotius untuk melibatkan dia dalam perjalanan misinya yang kedua. (Kis 16:1-5)
ay. 15 Di ay. 15 dan 16 ada 4 perintah terakhir di bagian ini dan kita bisa perhatikan bahwa dua perintah diucapkan, lalu tujuannya, lalu dua perintah lagi, baru kemudian tujuannya.
Perhatikanlah hal-hal tersebut – Kata meletao berarti perhatikan/renungkan, atau juga lakukan/kerjakan (BIS/TSI). Sebenarnya kata ini adalah kebalikan dari kata melalaikan di ayat sebelumnya. Daripada melalaikan dan mengabaikan karunianya, Timotius justru perlu memperhatikannya sehingga dia bertindak. Kata tauta, secara harfiah berarti hal-hal ini, tetapi tentu berkaitan dengan dorongan-dorongan di bagian ini.
Berilah dirimu di dalamnya – Secara harfiah klausa en toutois isthi berarti beradalah di dalamnya, tetapi maknanya adalah memberi diri/mengabdi/tetap melakukan. Perintah yang kesembilan (perhatikanlah) dan kesepuluh (berilah dirimu) ini adalah tegas.288 Timotius perlu bertobat dan kembali merenungkan dan terus melakukan hal-hal ini.
Supaya kemajuanmu menjadi nyata bagi semua orang – Seperti kita perhatikan di atas, ada dua perintah, baru tujuannya, yaitu supaya semua orang bisa melihat bahwa proses di mana Timotius semakin lama menjadi semakin seperti Kristus, bertumbuh terus, dan tidak mogok sebagai orang percaya, atau pun sebagai pelayan Tuhan. Lihat penjelasan di 4:12. Hal ini sangat-sangat penting bagi hamba Tuhan, supaya orang tidak ada alasan untuk mengabaikan Firman Tuhan yang diberitakan. Melalui mulut orang kita bisa tahu apa yang dia pikir, tetapi dari tingkah lakunya menunjukkan apa yang benar-benar dia yakini.
ay. 16 Awasilah dengan seksama dirimu dan ajaranmu – Kata epekho, secara harfiah berarti berpegang erat, tetapi kalau berkaitan dengan kewaspadaan berarti mengawasi dengan seksama/bersiaga terus/berjaga-jaga.289 Perintah ini tidak diulangi seperti di TB, tetapi satu perintah diikat kepada dua sasaran, menunjukkan perhatian yang sama diberikan kepada dirinya dan ajarannya. Jadi seperti kita perhatikan di ayat tadi, hal-hal ini tidak boleh dipisahkan, karena sama pentingnya. Sifat terus menerus290 berarti dia tidak boleh melalaikan hal-hal tersebut, tetapi harus terus setia memperhatikannya. Kata didaskalia (ajaran) tentu berkaitan dengan doktrin yang dia beritakan. Kita tidak boleh melayani asal jadi. Kita harus sangat berhati-hati dalam apa yang kita ajarkan.
Tetap melakukan hal ini! – Perintah yang kedua belas, yaitu yang terakhir di bagian tegas ini, menegaskan ulang hal yang sama. Jadi Timotius harus berjaga-jaga dalam mengawasi dirinya dan ajarannya,dan tetap melakukannya. Tegas! Dan jangan menyerah.
Karena dengan melakukan hal ini, kamu akan menyelamatkan dirimu sendiri dan juga mereka yang mendengar kamu – Klausa karena dengan melakukan hal ini sangat jelas mengikat bagian ini dengan tindakan Timotius dalam mengawasi dirinya dan doktrinnya. Akan menyelamatkan bersifat masa depan, 291 jadi berkaitan dengan ‘keselamatan’ yang akan datang. Kita sudah perhatikan bahwa kata sozo (menyelamatkan) boleh bicara mengenai perlindungan dan di sini mungkin ada unsur perlindungan dari bahaya pengajar sesat. Pandangan ini masuk akal karena Paulus bicara dalam konteks itu. Lihat penjelasan di ay. 13. Kalau ini yang dimaksudkan, Timotius berperan penting dalam melindungi jemaat di Efesus, karena dengan menjadi teladan dan mengajar doktrin yang sehat, jemaat menjadi kuat dan luput dari jerat Iblis, yang sudah dipasang oleh pengajar-pengajar sesat. Tetapi kemungkinan besar klausa ini berkaitan dengan keselamatan yang dibicarakan di 2:15, di mana dengan mengawasi dirinya dan ajarannya, Timotius menjalankan keselamatanNya (Filipi 2:12-13) sehingga dia dan para pendengarnya makin terlepas dari kelakuan lama dan dengan bertekun mereka mempunyai pengharapan kokoh akan keselamatan di akhir zaman. Lihat juga Mat 24:13, Yoh 8:31, 8-9. Ada yang bergumul dengan perkataan bahwa Timotius yang menyelamatkan, tetapi gaya bicara ini muncul beberapa kali di PB (Rom 11:14, 1 Kor 7:16, 9:22, Yak 5:20, Yud 23).292 Gaya bicara ini tidak berarti bahwa pemberita injil adalah sumber keselamatan, tetapi menggarisbawahi peran penting kita, yaitu di mana kita sungguh-sungguh menawarkan keselamatan kepada orang dan secara khusus pada bagian ini, bahwa gaya hidup dan doktrin yang kita percayai bisa membuka, ataupun menutupi pintu keselamatan tersebut.
- Apakah saudara sudah setia untuk hidup sesuai dorongan-dorongan ini?
- Apakah saudara melatih diri supaya menjadi makin saleh?
- Apakah saudara kesal karena orang tidak menghormati/menghargai? Apakah saudara siap meraih kehormatan dengan menjadi teladan?
- Kalau tidak, apakah masalahnya karena saudara belum cukup merenungkan pengharapanmu kepada Allah yang hidup?
- Apakah saudara perlu mengobarkan kembali karuniamu?
- Apakah saudara yakin bahwa Firman Tuhanlah yang menguatkan jemaat?
- Apakah saudara setia dalam menggali Firman Tuhan, sehingga apabila saudara bicara, doktrin yang sehat ke luar dan membangun orang percaya?
- Apakah saudara bertekun di dalamnya?
Topik Teologia: 1Tim 4:12 - -- Pengudusan
Nama dan Kiasan untuk Umat yang Dikuduskan
Nama-nama Untuk Orang Kristen
Orang Kristen Disebut Orang-orang Percaya
...
- Pengudusan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia
- Bukti akan Iman yang Murni
- Hidup Sesuai dengan Iman adalah Bukti Iman
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Menjadi Teladan yang Baik Terhadap Orang Lain
Topik Teologia: 1Tim 4:13 - -- Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Gereja
Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
Pembacaan Kitab Suci dalam Gereja
Kel 24:7 Yos 8:34-35 2Ra 23...
- Wahyu Allah
- Wahyu Khusus
- Gereja
- Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
- Pembacaan Kitab Suci dalam Gereja
Topik Teologia: 1Tim 4:14 - -- Roh Kudus
Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
Karunia-karunia Roh
Tujuan dari Karunia-karunia
Karunia-karunia Dipak...
- Roh Kudus
- Gereja
- Orang Kristen Berusaha Berdiri Teguh Melawan Kejahatan dan Dosa
- Kis 14:21-22 Kis 20:28-31 Rom 16:17-19 1Ko 16:13 2Ko 4:16-18 Gal 5:1 Efe 6:10-18 2Te 2:15 1Ti 4:14-16 Ibr 10:19-25,32-39 Ibr 12:1-3,12 Yak 5:7-11 1Pe 5:8-9 1Yo 3:7 1Yo 4:1-3 2Yo 1:7-11
- Penatua Menetapkan Pemimpin
Topik Teologia: 1Tim 4:15 - -- Gereja
Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
Gereja Menghubungkan Teologi dengan Kehidupan
Orang Kristen Berusaha Berdiri...
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Menghubungkan Teologi dengan Kehidupan
- Orang Kristen Berusaha Berdiri Teguh Melawan Kejahatan dan Dosa
TFTWMS -> 1Tim 4:9-12; 1Tim 4:11; 1Tim 4:12-16; 1Tim 4:12; 1Tim 4:13; 1Tim 4:14; 1Tim 4:15; 1Tim 4:16
TFTWMS: 1Tim 4:9-12 - Pelajaran 12: Pedoman Para Rasul PELAJARAN 12: PEDOMAN PARA RASUL (1 Timotius 4:9-12A)
Ayat 10 dan 11 dipengaruhi oleh pedoman yang sedemikian kuatnya sehingga masing-masing kata da...
PELAJARAN 12: PEDOMAN PARA RASUL (1 Timotius 4:9-12A)
Ayat 10 dan 11 dipengaruhi oleh pedoman yang sedemikian kuatnya sehingga masing-masing kata dari "pernyataan yang dapat dipercaya" ini meminta perenungan yang cermat, "patut diterima sepenuhnya" (4:9).
SIFAT DARI ORANG-ORANG INI (AY. 10)
Simaklah kata "jerih payah"18dalam ayat 10. Itulah jalan berkilau yang patut para penginjil lalui. Jalan itu mengandung campuran beban hidup, kerja keras, dukacita, pemberitaan, dan kemajuan yang mungkin memenuhi setiap siang dan malam—baik atau tidak baik waktunya (lihat 2Timotius 4:2-5). Hai pemberita injil, sudahkah engkau berjerih payah dengan keras?
Simaklah kata "berjuang." 19Inilah standar yang berani, yang berorientasi kepada tujuan yang ditetapkan bagi kesalehan. Hai pemberita injil, apakah engkau berjuang keras?
Para rasul memiliki pandangan yang optimis: "Karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup [kehadiran yang berkuasa], Juruselamat semua manusia [pemurni yang berkuasa; Ibrani 7:25], terutama mereka yang percaya" (4:10).20Ini bisa mendorong kita untuk menjaga harapan kita tetap hidup. Pelayan Allah memang akan menghadapi kesukaran. Beberapa orang ada yang memandang pelbagai kesengsaraan itu dan hilang harapan. Namun begitu, Allah belum mati, dan umat manusia masih terus diselamatkan. Kita harus jangan menyerah pada saat menghadapi sisi buruk. Para rasul menderita dan mati dalam pelayanan Allah, seperti yang Yesus telah ramalkan (Matius 24:1-3, 9; 2Timotius 4:7, 8, 16-18); namun di sini Paulus menyinggung mereka sebagai para utusan pembawa harapan. Betapa tinggi kadar perbuatan mereka untuk bisa meletakkan pelangi harapan di atas setiap lembah! Hai pemberita injil, apakah dirimu merupakan penampakan dari harapan sorgawi?
KEBUTUHAN YANG HARUS DIPENUHI (AY. 11, 12A)
Paulus menekankan perlunya memerintahkan dan mengajarkan apa yang ia bahas dan apa yang para rasul telah lakukan. Baik kata "memerintahkan (memberitakan,TB)" (Yun.: paraggelle ; "dapatkan perhatian mereka") dan kata "mengajarkan" (Yun.: didaske; "membantu jiwa-jiwa yang miskin"; Kisah 8:29-35) adalah dalam bentuk present imperative; Paulus sedang mengatakan (1) untuk terus melakukan hal itu dan (2) bahwa hal itu harus dilakukan. Secara tidak langsung ia memberitahu Timotius, "Jangan biarkan kemurtadan, ajaran-ajaran palsu; dongeng-dongeng duniawi, usia mudamu [suatu gagasan yang Paulus akan kembangkan belakangan], atau hal lain apa saja mencegahmu untuk memberi perintah dan instruksi kepada orang lain dalam hal-hal ini!" (Lihat 3:14, 15; 4:1-12.)
Pasal 4 berakhir dengan tantangan tertinggi bagi penginjil muda mana saja, sambil Paulus mengemukakan pernyataan yang arif mengenai usia. Orang sering menghubungkan hikmat dengan usia dan menyimpulkan bahwa ketepatan selalu berada pada sisi usia yang sudah mapan. Fakta bahwa orang sering memiliki pikiran seperti itu mengharuskan penginjil muda untuk berhati-hati dan penuh hormat. Paulus menugaskan Timotius untuk mengejar pola itu supaya tidak seorang pun aka memandang rendah21dia atau meremehkan usia mudanya (4:12a). Paulus sedang mengetengahkan suatu persoalan yang perlu direnungkan oleh para penginjil muda dan saudara-saudara. Ada beberapa penginjil muda yang sudah "dihabisi" oleh saudara-saudara yang memandang rendah mereka atau memperlakukan mereka dengan perasaan jijik. Meskipun perlakuan seperti itu memang salah dan sangat melukai perasaan, namun orang-orang muda pun bisa dengan sesukanya melaksanakan pekerjaan Tuhan dengan cara yang cenderung mengundang ejekan dari saudara-saudara.
Paulus memberitahu Timotius, "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda .…" (4:12a). Kata "muda" (Yun.: niotetos) yang Paulus pakai bisa mencakup siapa saja sampai usia 40 tahun.22Timotius memang benar-benar masih muda untuk pelbagai tugas yang membutuhkan keseriusan dan tanggung jawab yang Paulus telah berikan kepada dia, dan ia perlu belajar bagaimana bergaul dengan orang-orang dalam segala usia. Karena tanggung jawab yang sama yang diberikan kepada Timotius tercakup juga di dalam pekerjaan penginjil muda di zaman kini, maka peringatan dari Paulus ini sangat praktis sekali.
TFTWMS: 1Tim 4:11 - Bertekun Dalam Firman Allah "BERTEKUN DALAM FIRMAN ALLAH" (1 Timotius 4:11)
11 Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.
Ayat 11. Paulus berkata untuk beritakanlah da...
"BERTEKUN DALAM FIRMAN ALLAH" (1 Timotius 4:11)
11 Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.
Ayat 11. Paulus berkata untuk beritakanlah dan ajarkanlah3semuanya itu. Kata yang diterjemahkan "beritakanlah" (paragge÷llw, parangellō) adalah kata yang kuat yang artinya "memberi perintah, perintah."4Kebanyakan terjemahan menulis "perintah" (lihat KJV; NKJV; ASV; NIV). Bentuk kata benda dari kata ini (paraggeli÷a, parangelia) muncul dalam 1:18; sebagai istilah militer, itu "digunakan tentang perintah yang diterima dari atasan dan disampaikan kepada orang lain."5Parangellō menunjukkan bahwa Timotius harus bicara dengan otoritas. Satu-satunya otoritas yang dimiliki seorang pemberita injil adalah otoritas dari Firman itu, namun otoritas itu penting.
Itu membawa kita kepada kata-kata "semuanya itu." Ungkapan ini adalah terjemahan dari tauvta (tauta), yang muncul delapan kali dalam surat ini (3:14; 4:6, 11, 15; 5:7, 21; 6:2, 11).6Bergantung pada konteksnya, kata-kata itu dapat mengacu secara khusus kepada sesuatu yang baru saja Paulus tulis atau secara umum kepada apa saja yang ia katakan dalam suratnya itu. Timotius tidak ditugaskan untuk memberitakan pemikiran atau pendapatnya sendiri. Sebaliknya, ia harus menyampaikan kebenaran terilham yang Paulus telah terima dari Allah (2 Tim. 2:2). Artinya, ia harus memberitakan dan mengajarkan Firman Allah . Dalam surat Paulus yang kedua kepada Timotius, ia berkata, "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran" (2 Tim. 4:2; huruf miring ditambahkan).
Keharusan dalam 4:11-5:2 berbentuk present tense, menunjukkan tindakan yang terus-menerus. Timotius harus terus-menerus memberitakan dan mengajarkan kebenaran terilham yang diwahyukan oleh Paulus. Tanggung jawab pertama setiap pemberita injil mana saja adalah berpegang teguh pada, melekat pada, dan tidak pernah melepaskan Firman Allah!
TFTWMS: 1Tim 4:12-16 - Pelajaran 13: Sosok Dan Tujuan Pemberita Injil PELAJARAN 13: SOSOK DAN TUJUAN PEMBERITA INJIL (1 Timotius 4:12B-16)
Teladan 23yang harus diperlihatkan oleh seorang penginjil muda adalah yang berk...
PELAJARAN 13: SOSOK DAN TUJUAN PEMBERITA INJIL (1 Timotius 4:12B-16)
Teladan 23yang harus diperlihatkan oleh seorang penginjil muda adalah yang berkaitan dengan karakternya, kelakuannya, kepeduliaannya, dan konsekrasinya (pengabdiannya).
KARAKTERNYA (AY. 12B)
Timotius harus menjadi teladan dalam lima hal:
Ucapan—perkataannya
Kelakuan—pelayanannya
Kasih—semangat pelayanannya
Kesetiaan—kemantapannya dalam Kitab Suci
Kesucian—ketidakberdosaan hidupnya
Daftar tersebut secara ringkas menyentuh semua dasar yang orang muda akan lalui di dalam pekerjaannya sebagai penginjil. Daftar itu berisi tanggung jawab di dalam segala bidang kehidupan.
Deklarasi: "dalam perkataan" ( Yun.: en logo). Ungkapan Yunani yang sama muncul lagi dalam 1Timotius 5:17, mengenai para penatua. Maknanya yang lebih luas lagi akan diberikan di situ. Pengunaannya di sini untuk membantu menjelaskan penggunaannya di dalam konteks tersebut. Ungkapan itu menyerang pusat kehidupan seorang penginjil. Ia harus secara konstan berbicara di depan umum dan secara pribadi tentang pelbagai tema kekal dan mengenai pelbagai kebutuhan pribadi manusia. Apa yang ia katakan dan bagaimana ia mengatakannya akan menarik respon yang berlipat ganda dari manusia.
Perbuatan: "dalam tingkah laku."24Ini memunculkan perkataan klise "Aku tidak bisa mendengar apa yang kamu ucapkan sebab aku tahu terlalu banyak tentang siapa dirimu." Bila kita balik ucapan itu, kita akan punya penjelasan tentang alasan orang-orang mendengarkan Yesus. Citra kehidupan Yesus selalu mendahului perkataan-Nya. Begitu jugalah seharusnya bagi semua orang yang mengikuti jejak kaki-Nya!
Disposisi: "dalam kasih."25Inilah gejolak emosi yang diperlukan untuk hidup berkenan di hadapan Allah dan manusia. Kasih merangsang kita untuk bersikap sehingga prilaku hidup kita akan menjadi teladan yang sejati dan sangat baik (Yohanes 13:34, 35; 1Korintus 13:1-8).
Determinasi: "dalam kesucian."26Di sini kita dapatkan ringkasan bagi semua karakter lainnya. Jika perkataan, kehidupan, kasih, atau iman tidak lagi murni, maka karakternya akan rusak dan teladannya akan hilang. Kitab Suci menekankan perlunya kemurnian (1Petrus 1:22; 1Timotius 1:5).
Paulus menantang Timotius untuk menjadi teladan dalam segala hal itu. Jika seorang pemberita injil berhasil mengatasi tantangan ini, betapa baiknya kehidupan yang akan ia jalani dan betapa baiknya pekerjaan yang akan bisa ia kerjakan!
KELAKUANNYA (AY. 13)
Paulus memberikan tiga perintah mengenai prilaku penginjil. Ia mengaitkan satu sama lainnya pelbagai instruksi tentang "cara" itu.
Kunci pertama bagi prilaku yang baik adalah "membaca."27Ini mencakup lebih banyak hal ketimbang menjadi pembaca Alkitab setiap hari. Untuk mencapai apa yang Paulus inginkan, orang perlu melakukan riset, mempelajari kata-kata, menghapal, merenungkan, membandingkan, dan meninjau ulang. Tugas ini bukanlah untuk siswa yang berhati lemah, sebab ia akan perlu "dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar" (1Timotius 5:17).
Kunci kedua bagi prilaku yang baik adalah "nasihat." 28Untuk memenuhi segala kebutuhan manusia, orang perlu menghibur, melegakan, meminta, memohon, mendesak, mendorong, mengarahkan, dan mengingatkan. Sekarang tambahkanlah Titus 1:9, yang menyatakan bahwa segala nasihat itu harus dilakukan "dalam ajaran yang sehat." Betapa perlunya pengetahuan akan kebenaran yang praktis untuk tugas ini! Adakah yang merasa ragu bahwa Firman Allah bisa memenuhi segala kebutuhan itu? Berapa banyakkah penginjil yang mengetahui kebenaran ini dengan sangat baik sehingga mereka bisa menghibur orang ini, membesarkan hati orang itu, dan masih mengarahkan yang lain lagi, dan mengingatkan bila diperlukan—semuanya dalam ajaran yang sehat?
Kunci ketiga Paulus bagi prilaku penginjil adalah "pengajaran." 29Lukas 6:40 membuat komentar yang bijaksana bahwa jika seseorang sempurna, ia akan menjadi sama seperti gurunya. Matius 10:25 menambahkan bahwa cukuplah bagi seorang murid untuk sama seperti gurunya. Sesungguhnya, guru itu harus menjadi pelayan utama dan jurubicara. Berapa banyak guru dan penginjilkah yang memenuhi tantangan itu?
Kesemua tiga tantangan itu dibuka dengan perintah "perhatikanlah."30Kembali dan terapkanlah konsep ini kepada tiga kunci yang baru saja diberikan. Penginjil yang memberi perhatian yang cermat terhadap jenis prilaku itu tidak akan pernah kehabisan pekerjaan!
Jelas sekali, menetapkan pengetahuan Firman Allah secara mendalam sebagai standar merupakan suatu hal yang penting bagi seorang penginjil. Karena hal itu sangat penting, marilah kita teliti lima pendekatan yang dengannya kita bisa mengetahui Firman Allah:
- 1. Kita harus punya kehendak atau keinginan untuk mengetahui Firman-Nya (Yohanes 7:7).
- 2. Kita harus menerimanya sebagai benar-benar FirmanAllah (1Tesalonika 2:13; 2Petrus 1:20, 21).
- 3. Kita harus mempraktikkannya, jangan hanya mendengarkan saja (Yakobus 1:23-25).
- 4. Kita harus merenungkan terus-menerus Firman Allah itu untuk menjadi berkat (Mazmur 1:1-3; 119:52, 55, 56).
- 5. Kita harus bertekun di dalam Firman itu (Yohanes 8:31, 32).
KEPRIHATINANNYA (AY. 14)
Setelah memberikan tugas yang luar biasa besarnya mengenai karakter dan prilaku penginjil, Paulus lalu menyuntikkan keprihatinan yang sungguh-sungguh ke dalam himbauannya. "Jangan lalai…"31Dalam kelalaian, kita bisa temukan pelbagai penyebab kegagalan yang dilakukan seorang penginjil. Orang yang melalaikan perintah Paulus (1) tidak akan memperhatikan, (2) tidak akan mendengarkan, (3) tidak akan peduli, (4) tidak akan siap sedia. Hai penginjil, apakah kelemahanmu?
Kelalaian khusus yang Paulus singgung dalam konteks ini berkaitan dengan "karunia rohani." Karunia ini, yang diberikan oleh nubuatan (lihat 2Timotius 1:6), memperlihatkan restu ilahi. Karunia itu dilimpahkan dengan penumpangan tangan penatua, yang memperlihatkan restu manusia (Kisah 13:1-3; 1Timotius 5:22). Karunia seperti itu tidak boleh dipandang rendah.
Setiap penginjil harus berusaha menghormati restu yang diberikan kepada dia oleh kasih karunia Allah dan oleh kebaikan manusia. Paulus membuat himbauan terakhir untuk kaum pria Kristen supaya mereka menghormati kesempatan untuk melayani ini.
PENGABDIANNYA (AY. 15, 16)
Karakter dan prilaku yang diminta dalam pasal ini menuntut orang untuk "menanggung penderitaan" dan "bertekun"32(NIV) dalam prinsip-prinsip tersebut. Lagi, bentuk kata kerja kala kini yang Paulus gunakan menekankan bahwa orang harus terus melakukan tugas itu, dan bentuk imperativenya menuntut bahwa tugas itu harus dilakukan. Keseriusan tugas ini terlihat di dalam makna kata ini, yang mencakup gagasan "mampu melakukan." Gagasan itu benar-benar cocok dengan himbauan Paulus. Namun tidak perlu melakukan sesuatu jika tidak satu orang pun sedang mengawasi. Namun begitu, Paulus tahu bahwa pengaruh seorang pemberita injil harus menjadi produk penampilan yang tinggi— dalam kesejatian dan kemurnian. Dalam sistem agama Kristen, pelbagai teladan dan penegak pedoman adalah penting untuk menawan kehidupan jiwa-jiwa yang miskin. Umat Allah haruslah memiliki sikap yang menarik.
Ketika umat Allah bekerja, mereka membuat "kemajuan" 33mereka "… nyata kepada semua orang." Menarik untuk disimak bahwa bentuk kata kerja dari kata ini artinya "membuat panjang melalui penempaan." Paulus harus mendera tubuhnya (1Korintus 9:27). Pengamatan Edison bahwa "pelbagai penemuan [kemajuan] lebih banyak datang lewat keringat daripada inspirasi" kelihatannya memang tepat. Yang lainnya berkata bahwa tidak ada penderitaan yang lebih berat daripada kelahiran suatu gagasan yang orisinil. Faktanya adalah, kerajinan dan dedikasi yang sejati diperlukan supaya kemajuan terlihat nyata.
Selanjutnya, orang harus memastikan bahwa kemajuannya terkait dengan bentuk ajaran yang diberikan lewat pengilhaman dalam konteks itu. Kita tidak boleh bersandar pada kemajuan semu untuk naik jenjang di muka umum. Kita harus jangan mencari ketenaran dengan melemparkan pelbagai gagasan yang menyenangkan telinga ketimbang kebenaran yang mengubah kehidupan (lihat 2Timotius 4:1-5; Roma 12:1, 2).
Kemajuan penginjil akan diuji oleh manusia dan Allah dalam hal kepribadian dan pemberitaannya. Paulus memberitahu Timotius dalam ayat 16, "Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu." Pengamatan yang cermat wajib dilakukan oleh karena tujuan mulia yang diberikan kepada pelayanan ini—untuk "memastikan keselamatan." 34
Inilah suatu rencana yang benar-benar sempurna dari hukum yang sempurna. Dengan menuruti instruksi terilham Paulus, orang bisa "memastikan keselamatan" baik untuk dirinya sendiri dan untuk orang-orang yang mendengarkan dia.35
RINGKASAN
Sebagai ringkasan, dari pasal 2 hingga poin ini, inilah apa yang Paulus telah bagi dengan kita: Allah, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (2:4), telah mengungkapkan rencana-Nya untuk membuat kehendak-Nya itu terjadi. Kehendak-Nya itu harus dicapai oleh orang-orang yang penuh doa (2:1-5) yang bersiap diri untuk menjadi pemimpin dengan mengikuti instruksi yang Paulus berikan kepada Timotius tentang bagaimana kaum pria dan wanita seharusnya bersikap (3:1-15).
Oleh karena adanya pelbagai instruksi terilham yang dibagi dan pelbagai teladan rasuli yang diberikan (4:6-11), maka jiwa-jiwa ini bahkan mampu untuk bangkit melebihi pelbagai upaya setan yang hendak menyesatkan orang lain (4:1-5).
Kunci pentingnya akan berupa penginjil-penginjil yang karakter, kelakukan, kepedulian, dan pengabdiannya bisa tersebar luas dengan bimbingan Firman Allah dalam semangat yang akan memastikan keselamatan untuk si pembicara itu sendiri maupun orang berdosa (4:12-16).
Rencana Allah untuk menyebarkan injil sudah bisa berjalan pada abad pertama (Kolose 1:23; Kisah 19:10; 20:18-32), dan pada abad mana saja pelayan Allah mengaktifkan prinsip-prinsip yang agung dan mulia ini maka efisiensinya akan tetap sama!
APAKAH YANG FIRMAN ALLAH LAKUKAN UNTUK KITA?
Kedelapan belas pendorong di bawah ini seharusnya bisa menggairahkan kita untuk punya keinginan mengetahui Firman Allah:
- 1. Firman-Nya mengajar kita (2Timotius 3:16, 17).
- 2. Firman-Nya mengarahkan kita(Mazmur 119:105).
- 3. Firman-Nya mengoreksi kita(2Timotius 3:16, 17; Ibrani 4:12, 13).
- 4. Firman-Nya melatih kita(2Timotius 3:16, 17; Ulangan 6:1-9; Mazmur 119:1-6).
- 5. Firman-Nya memurnikan kita(1Petrus 1:22).
- 6. Firman-Nya memerdekakan kita(Yohanes 8:31, 32).
- 7. Firman-Nya menyelamatkan kita(Roma 1:16).
- 8. Firman-Nya menciptakan kita dalam gambar dan rupa Allah (1Petrus 1:23, 24).
- 9. Firman-Nya menyucikan kita(Yohanes 17:17).
- 10. Firman-Nya menghibur kita(Mazmur 119:50, 76; 1Tesalonika 4:16-18).
- 11. Firman-Nya melindungi kita(Efesus 6:17).
- 12. Firman-Nya memberi kita kehidupa (Matius 4:4).
- 13. Firman-Nya menjamin pertumbuha (1Petrus 2:2; 2Petrus 3:18).
- 14. Firman-Nya menegur kita jika kita terhuyung-huyung(2Timotius 3:16, 17; 4:2, 3).
- 15. Firman-Nya mengubah kita(Mazmur 119:59, 60; Roma 12:2).
- 16. Firman-Nya mendewasakan kita(Efesus 4:15; Kisah 20:32).
- 17. Firman-Nya memampukan kita berdiri tanpa cela di hadapan Allah(2Timotius 2:15).
- 18. Firman-Nya memberi kita upah yang kekal (Kisah 20:32; 1Petrus 1:3-12).
TFTWMS: 1Tim 4:12 - Jadilah Teladan Yang Baik "JADILAH TELADAN YANG BAIK" (1 Timotius 4:12)
12 Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-...
"JADILAH TELADAN YANG BAIK" (1 Timotius 4:12)
12 Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
Ayat 12. Paulus selanjutnya memberitahu Timotius bahwa ia harus menjadi teladan yang baik: Jangan seorangpun [memandang; NASB] engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya. Sepertinya, ada beberapa orang yang tidak menghormati Timotius oleh karena usianya yang muda.7"Memandang rendah" berasal dari kata yang kuat, katafrone÷w (kataphroneō). Terjemahan harfiahnya akan berupa "menganggap rendah"8; kata itu terdiri dari kata (kata, "bawah") ditambah frone÷w (phroneō, "berpikir"). Ini berarti "memandang rendah seseorang atau [sesuatu] dengan sikap menghina atau tidak suka, dengan implikasi bahwa orang itu menganggap objek itu bernilai kecil."9
Ada beberapa komentar yang semestinya diungkapkan mengenai "kemudaan" (neo÷thß, neotēs) Timotius.10Ketika Timotius bergabung dengan Paulus dalam perjalanan misinya yang kedua (49 M.), ia mungkin sudah di penghujung usia belasan tahunnya dan telah memiliki reputasi yang luas (Kisah 16:1-3). Ketika 1 Timotius ditulis (64/65 M.), anak muda itu telah bekerja dengan rasul itu sekitar lima belas tahun, kemungkinan besar membuat dirinya sudah berusia antara tiga puluh dan tiga puluh lima tahun. Di masyarakat barat, kita mungkin tidak menganggap orang seusia itu masih "muda";11tapi dalam periode waktu itu, Timotius masih dianggap muda. Irenaeus, seorang penulis Kristen di abad kedua, mengatakan bahwa tahap pertama kehidupan seorang pria mencakup usia tiga puluh tahun dan berlanjut sampai usia empat puluh tahun.12
Gereja di Efesus sudah terbiasa dengan pelayanan Paulus, yang usianya hampir dua kali usia Timotius. Kita dapat membayangkan seseorang berkata, "Timotius adalah seorang pemuda yang baik, tapi ia bukan Paulus!" Selanjutnya, di Efesus Timotius harus berhubungan dengan orang-orang yang lebih tua (5:1). Beberapa orang mungkin adalah pebisnis yang sudah terbiasa memberi perintah; yang lainnya pasti orang kaya dan memiliki budak yang harus menaati dia (6:17-19). Selanjutnya, Timotius harus bekerja dengan para penatua jemaat jemaat itu (5:17-19); berdasarkan definisi, "penatua" adalah "lebih tua." Semua ini sudah bisa sangat menakutkan bagi Timotius yang lebih muda itu.
Kata yang diterjemahkan "teladan" adalah tu÷poß (tupos), yang darinya kita mendapatkan "tipe." Tupos menunjukkan "tanda yang dibuat sebagai hasil pukulan atau tekanan."13Prinsip ini dapat diilustrasikan dengan penggunaan mesin ketik yang lama: Saat pengetik menekan tombol-tombol mesin ketik, batang-batang huruf akan memukul pita karbon dan kertas, meninggalkan tinta dan jejak huruf. Dalam dunia moral, tupos menggambarkan suatu "teladan" atau "pola."14Timotius harus memberi kesan yang baik kepada saudara-saudaranya melalui cara ia hidup.
Paulus mencatat lima bidang utama kehidupan: "perkataan, perilaku, kasih, iman dan kesucian."15"Perkataan" (lo÷goß, logos) berhubungan dengan kata yang diucapkan. Yesus mengatakan bahwa "yang diucapkan mulut meluap dari hati" (Mat. 12:34).
"Perilaku" " (ajnastrofh÷, anastrophē) adalah "gaya hidup," cara orang hidup.16Kita harus hidup sedemikian supaya orang-orang di sekeliling kita akan "memuliakan Allah" (1 Pet. 2:12). "Kasih" (ajga÷ph, agapē) berkaitan dengan perhatian tulus terhadap semua orang, selalu berusaha untuk mempromosikan kesejahteraan orang lain.17Kita harus mengasihi sesama kita dan bahkan musuh kita (Mat. 22:39; 5:44). "Iman" (pi÷stiß, pistis) pada dasarnya terdiri dari "kepercayaan" dan "keyakinan" kepada Tuhan.18Orang lain perlu melihat bahwa kita percaya kepada Tuhan saat bencana menimpa hidup kita. Pistis dapat juga mengacu kepada "kesetiaan" dan "loyalitas."19Kita harus menjadi orang yang dapat dipercaya, orang yang menepati janji.
Hal kelima dalam daftar itu adalah "kemurnian" (NASB), dari aJgnei÷a (hagneia), yang berasal dari akar yang sama dengan "suci" (a¢gioß, hagios). Istilah itu merangkum kemurnian pikiran dan hati yang menghasilkan kemurnian hidup. Pada zaman Paulus, kata itu digunakan untuk keadaan "murni,"20murni secara seksual atau tidak tercemar. Dalam pasal berikutnya, Paulus memberitahu Timotius untuk menangani perempuan-perempuan yang lebih muda "dengan penuh kemurnian" (5:2).21Laki-laki bujang seperti Timotius secara khusus sangat rentan dalam bidang ini. Godaan banyak sekali. Pada zaman Timotius, kota-kota seperti Efesus adalah pusat pencemaran seks. Sekarang ini, pornografi hanya sejauh satu klik di dalam komputer. Selanjutnya, niat seorang pemberita injil yang harus suportif dan penyayang dapat disalahartikan oleh perempuan muda dan anak-anak gadis. Pelukan, tepukan, atau kata simpatik dapat disalahartikan sebagai pendekatan yang mengandung cinta.
Kata-kata Paulus kepada Timotius dapat diterapkan kepada setiap orang Kristen. Kita semua perlu menjadi teladan yang baik dalam perkataan, perilaku, kasih, iman, dan kemurnian kita—teladan bagi orang-orang percaya maupun orang-orang tidak percaya. Dengan melakukan hal itu, kita akan menjadi "garam dunia" dan "terang dunia" (Mat. 5:13, 14).
TFTWMS: 1Tim 4:13 - Persembahkanlah Dirimu Untuk Penginjilan "PERSEMBAHKANLAH DIRIMU UNTUK PENGINJILAN" (1 Timotius 4:13)
13 Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci...
"PERSEMBAHKANLAH DIRIMU UNTUK PENGINJILAN" (1 Timotius 4:13)
13 Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.
Ayat 13. Kalimat berikutnya dimulai dengan kata-kata sampai aku datang. Paulus berharap dapat segera bertemu dengan Timotius dan gereja di Efesus.22Sementara itu, rasul itu memberitahu Timotius untuk bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. "Bertekun" dari prose÷cw (prosechō); itu adalah panggilan untuk "menyibukkan diri dengan, mencurahkan atau mengasah diri sendiri kepada."23Satu bentuk kata ini diterjemahkan sebagai "penggemar" dalam 3:8. Timotius harus mengasah dirinya dengan tekun kepada tiga aktivitas yang ditulis oleh Paulus.24Inilah inti dan pusat tanggung jawab seorang pemberita injil.
Yang pertama pada daftar itu adalah "membaca Kitab Suci" dalam perhimpunan umum. Teks Yunaninya hanya tertulis "pembacaan" (lihat KJV); tapi dalam Perjanjian Baru kata Yunani untuk "membaca" (ana÷gnwsiß, anagnōsis25)dikaitkan dengan "pembacaan Kitab Suci" dalam perhimpunan umum.26"Pembacaan Kitab Suci secara terbuka" adalah bagian penting dari ibadah sinagoga (lihat Luk. 4:16-20; Kisah 13:14, 15); itu juga bagian penting dari ibadah Kristen. Ketika Paulus menyurati gereja Tesalonika, ia memberitahu mereka agar suratnya itu "dibacakan kepada semua saudara" (1 Tes. 5:27). Ketika ia menyurati gereja di Kolose, ia berkata, "Bilamana surat ini telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan juga di jemaat Laodikia dan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepadamu" (Kol. 4:16).27
Selanjutnya, Paulus memberitahu Timotius untuk memperhatikan "nasihat." Beberapa terjemahan menulis "pemberitaan" (lihat NIV), namun kata teks Yunaninya bukan untuk "pemberitaan/pemberitahuan" (khru÷ssw, kērussō).28Kata yang diterjemahkan "nasihat" adalah para÷klhsiß (paraklēsis), yang melibatkan pemanggilan seseorang ke sisinya29untuk tujuan kenyamanan atau dorongan. Di sinagoga, setelah Kitab Suci dibacakan, mereka yang berhimpun diberi "pesan untuk membangun" (lihat Kisah 13:15).
Timotius juga harus memberi perhatian kepada "ajaran" (didaskali÷a, didaskalia). Ini ada hubungannya dengan instruksi. Ajaran sudah selalu sangat diperlukan. Ada lebih dari dua puluh acuan kepada "ajaran" atau "doktrin" dalam tiga belas pasal dari 1 dan 2 Timotius dan Titus.
TFTWMS: 1Tim 4:14 - Gunakanlah Karuniamu "GUNAKANLAH KARUNIAMU" (1 Timotius 4:14)
14 Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nu...
"GUNAKANLAH KARUNIAMU" (1 Timotius 4:14)
14 Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
Ayat 14. Timotius bisa jadi merasa terbebani oleh pelbagai tanggung jawab yang telah digariskan oleh Paulus, oleh sebab itu rasul itu meyakinkan penginjil muda itu bahwa ia dapat memikul tugas itu. Ia mengingatkan dia bahwa Allah telah memilih dia, melengkapi dia, dan menugaskan dia (melalui pemimpin-pemimpinnya yang ditunjuk). Semua ini dan yang lainnya lagi tersirat dalam perintah berikutnya: Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
Dalam teks Yunani, "melalui ucapan ramalan" (NASB) secara harfiah adalah "melalui nubuat." "Nubuat" (profhtei÷a, prophēteia) adalah ucapan kata-kata terilham demi Tuhan.30Kata ini menggabungkan pro (pro, "depan/sebelumnya") dan fhmi÷ (phēmi, "bicara") untuk memberi gagasan tentang "bicara sebelumnya." Paulus telah menyinggung pelbagai nubuat tentang Timotius. Dalam 1:18, ia menulis, "Tugas ini [lihat 1:3] kuberikan kepadamu, Timotius anakku, sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan tenang dirimu," Di masa lalu, seseorang (mungkin Paulus) telah bernubuat tentang Timotius. Nubuat ini kemungkinan besar berkaitan dengan pemilihan dan pekerjaan Timotius sebagai teman seperjalanan Paul.
Sebuah persamaan bisa saja ditarik dengan Kisah Para Rasul 13, di mana Roh Kudus berkata (mungkin melalui seorang nabi), "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka" (Kisah 13:2). Paulus sudah secara pribadi dipilih oleh Tuhan untuk menjadi misionaris, dan ia mengingatkan Timotius bahwa itu juga yang terjadi pada dia.
Timotius tidak hanya sudah dipilih secara ilahiat; ia juga telah diperlengkapi secara ilahiat untuk tugas tersebut—sebagaimana dibuktikan oleh "karunia rohani" yang telah diberikan kepada dia. "Karunia rohani" berasal dari ca÷risma (charisma), yang berhubungan dengan kata Yunani untuk "kasih karunia" (ca÷riß, charis). Charisma mengacu kepada karunia,31sesuatu yang diperoleh tanpa usaha. Dalam Perjanjian Baru, kata itu digunakan secara eksklusif tentang pelbagai karunia yang sumbernya dari Allah.
Banyak orang beranggapan bahwa "karunia" dalam 4:14 itu adalah karunia mujizatiah. Mungkin saja benar, tapi dalam konteks itu tidak ada sama sekali yang mendesak kita kepada kesimpulan itu. Charisma digunakan dalam berbagai cara dalam Perjanjian Baru. Dalam Roma 6:23, itu menunjuk kepada karunia keselamatan. Dalam Roma 12:6-8 dan 1 Petrus 4:10, 11, itu mencakup karunia (kemampuan) mujizatiah dan non-mujizatiah.32
"Karunia" dalam 4:14 kemungkinan besar terkait dengan pelbagai tantangan yang dihadapi Timotius sebagai pemberita injil. Dua dari tanggung jawab yang disebutkan dalam 4:13 itu adalah di antara pelbagai karunia yang tercantum dalam Roma 12:6-8: mengajar dan nasihat. Mungkin karunia dalam 4:14 adalah kemampuan Timotius yang diberikan oleh Allah untuk berbicara dengan baik atau hak istimewa untuk bekerja bersama Paulus—atau kombinasi keduanya. Salah satu terjemahan menulisi "karunia khusus pelayanan" (MSG). Apa pun karunia itu, Allah melengkapi Timotius dengan pelbagai kemampuan dan sumber daya yang ia butuhkan untuk menghadapi pelbagai tantangan di depan.
Karunia itu diberikan kepada Timotius "dengan penumpangan tangan sidang penatua." "Sidang penatua" (presbute÷rion, presbuterion) berhubungan dengan presbuteroß (presbuteros), istilah Yunani untuk "penatua."33Sidang "penatua" adalah "suatu perhimpunan" presbiter /penatua, suatu "dewan penatua."34Ignatius35menggunakan istilah itu untuk "sidang presbiter [penatua-penatua] dalam sebuah gereja lokal."36
Alkitab NEB menulis "para penatua sebagai sebuah dewan." Sekarang ini, kita kadang-kadang bicara tentang para penatua dari sebuah jemaat lokal sebagai "kepenatuaan. "
Beberapa pertanyaan yang masih ditanyakan adalah "sidang penatua" (kepenatuan) manakah yang dimaksudkan. Satu gagasan adalah bahwa Paulus sedang bicara tentang para penatua di Efesus. Oleh karena itu, "penumpangan tangan [oleh] sidang penatua." akan menunjukkan sebuah upacara umum yang terjadi sesaat sebelum Paulus meninggalkan Timotius di kota itu (1:3).37Jika itu yang terjadi, sepertinya Timotius tidak akan membutuhkan dorongan yang kuat untuk tinggal di kota itu atau bahwa Paulus akan sudah memasok Timotius dengan surat-surat apostolik yang dapat dipercaya (surat ini). Kemungkinan besar, "sidang penatua" ini adalah kepenatuaan atas jemaat di kampung halaman Timotius di Listra38dan bahwa kesempatan itu merupakan "pemilihan" Timotius oleh jemaat itu untuk menjadi anggota tim misi Paulus (lihat Kisah 16:1-3).
Beberapa orang percaya bahwa para penatua meletakkan tangan mereka di atas Timotius untuk melimpahkan karunia mujizatiah tertentu. Namun begitu, Paulus tidak berkata, "Karunia rohani, yang diberikan kepadamu melalui [dia, dia] penumpangan tangan sidang penatua," tetapi "dengan [meta, meta] penumpangan tangan sidang penatua." Archibald Thomas Robertson menulis, "Meta tidak mengungkapkan alat atau sarana, tapi sekedar iringan."39Kamus Yunani oleh Walter Bauer memberikan definisi tanda tentang keadaan yang meneyrtai."40Penerimaan Timotius atas karunia itu (apa pun itu41) didampingi oleh upacara yang khidmat saat para penatua menumpangkan tangan mereka ke atas dia.
Kita menemukan berbagai alasan untuk penumpangan tangan di dalam Perjanjian Baru.42Tiga tujuan perbuatan itu adalah (1) pemberian berkat (Mat. 19:13), (2) konfirmasi tentang suatu seleksi (Kisah 13:3; 1 Tim. 5:22), dan (3) pemberian kemampuan mujizatiah (Kisah 8:18; 19:6). Yang kedua dari smua ini cocok dengan tindakan dalam 4:14.
Sekali lagi, sebuah persamaan dapat ditarik dari Kisah Para Rasul 13. Dalam pasal itu, Roh Kudus berkata, "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka" (13:2). Mereka43kemudian "meletakkan tangan ke atas kedua orang itu [yaitu, ke aras Barnabas dan Saulus]" sebelum "membiarkan keduanya pergi" (13:3). Saudara-saudara ini tidak menumpangkan tangan mereka ke atas Barnabas dan Saulus untuk memberi mereka kemampuan untuk mengadakan mukjizat, karena keduanya telah menjadi pembicara yang terilham (13:1). Sebaliknya, tindakan itu adalah bagian dari upacara umum untuk mengakui bahwa Barnabas dan Saulus [Paulus] telah dikhususkan sebagai misionaris oleh Roh. "Gereja di Antiokhia tidak sedang memberikan karunia rohani dari Roh, namun sedang meneguhkan tindakan Roh Kudus."44
Begitu juga halnya, ketika para penatua menumpangkan tangan mereka ke atas Timotius, mereka tidak memberikan karunia rohani, namun memberi pengakuan publik atas pemilihan dia secara nubuat untuk bepergian bersama Paulus. Kenangan atas kesempatan kudus ini seharusnya sudah menjadi sumber dorongan bagi Timotius. Pada saat itu, Allah telah menugaskan dia melalui para pemimpin lokal-Nya.
Dalam usaha kita untuk menjawab pertanyaan tentang 4:14, kita harus berhati-hati untuk tidak melewatkan peringatan utama Paulus. Ia memperingatkan Timotius, "Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu" (huruf miring ditambahkan). Kata Yunani yang diterjemahkan "lalai," ajmele÷w (ameleō), dibentuk oleh me÷lw (melō, "perhatian") dengan awalan negatif a (a) dan berarti "ceroboh" atau "tidak peduli."45Timotius harus menghargai karunianya, menggunakannya, dan mengembangkannya. Paulus belakangan mendorong dia untuk "mengobarkan karunia Allah yang ada padamu" (2 Tim. 1:6).46Pepatah lama mengenai talenta dan kemampuan berlaku di sini: "Jika tidak digunakan itu akan hilang."
TFTWMS: 1Tim 4:15 - Teruslah Bertumbuh "TERUSLAH BERTUMBUH" (1 Timotius 4:15)
15 Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang..
Ay...
"TERUSLAH BERTUMBUH" (1 Timotius 4:15)
15 Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang..
Ayat 15. Alih-alih mengabaikan karunia pemberian Allah, Timotius harus memeliharanya. Paulus melanjutkan, Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya.
"Semuanya itu" mencakup semua yang telah Paulus perintahkan kepada Timotius, namun konsep itu memiliki penerapan khusus terhadap perintah yang baru saja diberikan: "Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu." "Perhatikanlah semua itu," dari meleta÷w (meletaō), adalah untuk "bertambah baik dengan perawatan atau belajar, berlatih, mengolah."47
Ungkapan "hiduplah di dalamnya" sangat menarik—dan memprovokasi pikiran. Teks Yunaninya hanya menulis "berada dalam [hal-hal] ini" (huruf miring ditambahkan). Alkitab MSG menulis "benamkanlah dirimu di dalamnya." Donald Guthrie menulis, "Pikiran harus dibenamkan ke dalam pencarian ini seperti tubuh dalam udara yang dihirupnya."48Terjemahan Phillips menyajikan bagian pertama ayat 15 seperti ini: "Berikanlah seluruh perhatianmu, seluruh tenagamu, kepada hal-hal ini."
Mengapa penting bagi Timotius untuk "perhatikanlah semuanya itu" dan "hiduplah di dalamnya"? Supaya , kata Paulus, kemajuanmu nyata kepada semua orang. Kata yang diterjemahkan "kemajuan" (prokoph÷, prokopē) menggabungkan ko÷ptw (koptō, "potong") dengan pro (pro, "maju"). "Kata itu digunakan oleh seorang perintis jalan dengan memotong semak belukar."49Dengan kata-kata dan nyawanya, seorang pemberita injil harus membersihkan jalan bagi semua orang yang mendengarkan dia.
Paulus mungkin telah memilih terminologinya itu untuk mendorong Timotius. Ia tidak mengatakan "supaya kesempurnaanmu dapat nyata kepada semua orang," tapi "supaya kemajuanmu dapat nyata kepada semua orang." Tak seorang pun dari kita yang mencoba untuk memberitakan injil akan pernah hidup dengan sempurna sesuai dengan tantangan 4:11-5:2; tapi, dengan pertolongan Allah, kita dapat membuat kemajuan. Warren W. Wiersbe menulis, "Sebagai pelayan yang baik, kita memberitakan Firman; sebagai pelayan yang saleh, kita mempraktikkan Firman; sebagai pelayang yang bertumbuh, kita maju dalam Firman."50
Kemajuan yang kita peroleh perlu "nyata kepada semua orang." Biasanya, jika seorang anggota jemaat dapat melihat bahwa seorang penginjil muda sedang berusaha— benar-benar berusaha—untuk bertambah maju dalam setiap bidang pelayanannya, mereka akan sabar dan membantu.
TFTWMS: 1Tim 4:16 - Tetaplah Terfokus "TETAPLAH TERFOKUS" (1 Timotius 4:16)
16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbu...
"TETAPLAH TERFOKUS" (1 Timotius 4:16)
16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Ayat 16. Mereka dari antara kita yang memberitakan injil dan mengajar harus selalu bertumbuh (4:11, 13-15), dan pengajaran kita harus didukung oleh kehidupan yang saleh (4:12). Sekali lagi, Paulus menekankan tanggung jawab utama ini: Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu.51Bertekunlah dalam semuanya itu. "Awasilah dirimu" adalah dari ejpe÷cw (epechō), yang terdiri dari e¡cw (echō, "punya" atau "pegang") yang didahului oleh ejpi÷ (epi, "pada" atau "di atas"). Itu secara harfiah berarti "berpegang pada," "mencengkeram dengan kuat."
Kata selanjutnya, "bertekun," menyiratkan pemikiran tambahan "Dan jangan pernah melepaskannya!" "Bertekum" berasal dari ejpime÷nw (epimenō), yang merupakan kata untuk "tetap" (me÷nw, menō) yang diperkuat oleh preposi (ejpi÷, epi).52Paulus mencantumkan kehidupan pemberita injil di depan ajarannya. Jika seorang penginjil tidak berusaha untuk hidup sebagaimana orang Kristen seharusnya hidup, ia harus jangan pernah berdiri di hadapan jemaat untuk berkhotbah.
Mengapa penting bahwa seorang penginjil mengawasi dengan cermat kehidupannya dan ajarannya? Apakah supaya ia dikagumi dan dihormati sebagai penginjil? Tidak. Apakah supaya ia mendapatkan jabatan menonjol sebagai penginjil dan digaji?53
Tidak sama sekali! Paulus mengatakan tentang tujuan utama kita sebagai penginjil, Karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.54Mari kita garisbawahi kata "keselamatan" di dalam pikiran kita. Sebagai pemberita injil, begitu banyak tuntutan yang diminta dari waktu dan tenaga kita sehingga mudah kehilangan fokus kita. Tujuan kita memberitakan injil harus supaya orang-orang diselamatkan. Yesus datang "untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang " (Luk. 19:10). Itu juga harus menjadi misi kita.
Sekali lagi, perintah Paulus patut dicatat. Pemberita injil harus pertama-tama memperhatikan keselamatannya sendiri, dan setelah itu keselamatan para pendengarnya. Seseorang pernah mengatakan bahwa siapa saja yang akan melontarkan tali penyelamat kepada orang yang tenggelam di lautan dosa harus pertama-tama pastikan dirinya sendiri aman dan selamat, dengan berpijak kokoh pada kapal penyelamat. Paulus menyadari kemungkinan tersesatnya seorang penginjil. Ia menulis, "Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak" (1 Kor. 9:27). Kita semua harus berhati-hati agar kita tidak jatuh (1 Kor. 10:12). Bagaimanapun, jika kita "mengawasi" hidup kita dan ajaran kita, kita tidak hanya akan menyelamatkan diri kita sendiri, tapi kita juga dapat merasakan sukacita terbesar dari segala sukacita saat kita menyaksikan keselamatan orang-orang yang mendengarkan kita!
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Doktrin yang Benar dan Kesalehan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M
Latar Belakang
Surat 1 dan 2 Ti...
Penulis : Paulus
Tema : Doktrin yang Benar dan Kesalehan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M
Latar Belakang
Surat 1 dan 2 Timotius dan Titus -- biasanya disebut sebagai "Surat-Surat Penggembalaan", adalah surat-surat dari Paulus (1Tim 1:1; 2Tim 1:1; Tit 1:1) kepada Timotius (di Efesus) dan Titus (di Kreta) mengenai pelayanan pastoral di gereja. Beberapa pengeritik telah mempersoalkan kepenulisan Paulus atas surat ini, namun gereja mula-mula dengan tegas menempatkannya sebagai surat-surat Paulus yang asli. Walaupun ada perbedaan gaya penulisan dan kosakata dalam Surat-Surat Penggembalaan dibanding dengan surat kiriman lain dari Paulus, usia lanjut dan perhatian pribadi Paulus terhadap pelayanan Timotius dan Titus dapat menerangkan perbedaan ini dengan cukup menyakinkan.
Paulus menulis surat 1 Timotius sesudah peristiwa-peristiwa yang tercantum dalam pasal terakhir Kisah Para Rasul. Hukuman penjara yang pertama kali dialami Paulus di Roma (Kis 28:1-30) rupanya berakhir dengan kebebasan (2Tim 4:16-17). Setelah itu, menurut keterangan Klemens dari Roma (sekitar tahun 96 M) dan Kanon Muratoria (sekitar tahun 170 M), Paulus meninggalkan Roma menuju ke arah barat ke Spanyol dan di sana melaksanakan pelayanan yang sudah lama dicita-citakannya (bd. Rom 15:23-24,28). Berdasarkan data dalam Surat-Surat Penggembalaan ini, Paulus kemudian kembali ke daerah Laut Aegea (khususnya Kreta, Makedonia, dan Yunani) untuk pelayanan selanjutnya. Sementara waktu ini (sekitar tahun 64-65 M), Paulus menugaskan Timotius sebagai wakil rasuli untuk melayani di Efesus, dan Titus di Kreta. Dari Makedonia, Paulus menulis surat yang pertama kepada Timotius, dan beberapa waktu kemudian dia menulis kepada Titus. Setelah itu, Paulus kembali ditawan di Roma, ketika dia menulis surat yang kedua kepada Timotius, tidak lama sebelum dia mati syahid pada tahun 67\68 M (lihat 2Tim 4:6-8; juga Lihat "PENDAHULUAN SURAT 2TIMOTIUS" 08221).
Tujuan
Paulus mempunyai tiga maksud ketika menulis surat ini:
- (1) menasihati Timotius sendiri mengenai kehidupan pribadi dan pelayanannya;
- (2) mendorong Timotius untuk mempertahankan kemurnian Injil dan standarnya yang kudus dari pencemaran oleh guru palsu; dan
- (3) memberikan pengarahan kepada Timotius mengenai berbagai urusan dan persoalan gereja di Efesus.
Survai
Salah satu hal utama yang disampaikan Paulus kepada pembantu mudanya ialah supaya Timotius tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang sejati dan membuktikan kesalahan ajaran palsu yang melemahkan kuasa Injil yang menyelamatkan (1Tim 1:3-7; 1Tim 4:1-8; 1Tim 6:3-5,20-21). Paulus juga menginstruksikan Timotius mengenai syarat-syarat kerohanian dan sifat bagi para pemimpin gereja dan memberikan gambaran tersusun dari macam orang yang diizinkan menjadi pemimpin rohani gereja (lih. daftar syarat terperinci di garis besar).
Antara lain, Paulus menasihatkan Timotius bagaimana bergaul dengan berbagai kelompok dalam jemaat, seperti perempuan (1Tim 2:9-15; 1Tim 5:2), janda-janda (1Tim 5:3-16), orang laki-laki tua dan muda (1Tim 5:1), para penatua (1Tim 5:17-25), budak (1Tim 6:1-2), guru palsu (1Tim 6:3-10) dan orang kaya (1Tim 6:17-19). Paulus memberikan lima instruksi jelas kepada Timotius yang harus dilaksanakannya (1Tim 1:18-20; 1Tim 3:14-16; 1Tim 4:11-16; 1Tim 5:21-25; 1Tim 6:20-21). Di dalam surat ini Paulus menyatakan kasih sayangnya kepada Timotius sebagai anak rohaninya dalam iman dan mengajukan suatu standar kesalehan yang tinggi untuk kehidupannya dan untuk gereja.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini yang dialamatkan langsung kepada Timotius sebagai wakil Paulus di jemaat Efesus, sangat pribadi dan ditulis dengan emosi dan perasaan yang mendalam.
- (2) Bersama dengan surat 2 Timotius, maka lebih dari surat PB lainnya surat ini menekankan tanggung jawab pendeta untuk memelihara Injil agar tetap murni dan bebas dari ajaran palsu yang akan melemahkan kuasanya untuk menyelamatkan.
- (3) Surat ini menekankan nilai unggul dari Injil, pengaruh setan di belakang semua pencemaran, panggilan gereja yang kudus dan syarat tinggi yang ditetapkan Allah bagi para pemimpinnya.
- (4) Surat ini memberikan pedoman yang paling lengkap dalam PB mengenai bagaimana seorang gembala harus berhubungan secara patut dengan pria dan wanita serta dengan semua kelompok usia dan sosial dalam gereja.
Full Life: 1 Timotius (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(1Tim 1:1-20)
I. Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja
(1Tim 2:1-4:5)
A. Pentingnya Doa
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(1Tim 1:1-20) - I. Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja
(1Tim 2:1-4:5) - A. Pentingnya Doa
(1Tim 2:1-8) - B. Perilaku Wanita yang Sopan
(1Tim 2:9-15) - C. Syarat-Syarat bagi Penilik Jemaat
(1Tim 3:1-7) - 1. Pribadi
- a. Tak Bercacat
(1Tim 3:2) - b. Dapat Menahan Diri
(1Tim 3:2) - c. Bijaksana
(1Tim 3:2) - d. Sopan
(1Tim 3:2) - e. Suka Memberi Tumpangan
(1Tim 3:2) - f. Cakap Mengajar
(1Tim 3:2) - g. Bukan Peminum
(1Tim 3:3) - h. Bukan Pemarah
(1Tim 3:3) - i. Peramah
(1Tim 3:3) - j. Pendamai
(1Tim 3:3) - k. Bukan Hamba Uang
(1Tim 3:3) - m. Mempunyai Nama Baik
(1Tim 3:7) - l. Jangan Orang Baru Bertobat
(1Tim 3:6) - 2. Keluarga
- a. Suami dari Satu Istri
(1Tim 3:2) - b. Kepala Keluarga yang Baik
(1Tim 3:4-5) - c. Disegani dan Dihormati oleh Anak-Anaknya
(1Tim 3:4) - D. Syarat-syarat bagi Diaken
(1Tim 3:8-12) - 1. Pribadi
- a. Orang Terhormat
(1Tim 3:8) - b. Jangan Bercabang Lidah
(1Tim 3:8) - c. Jangan Penggemar Anggur
(1Tim 3:8) - d. Jangan Serakah
(1Tim 3:8) - e. Orang yang Memelihara Rahasia Iman Dalam Hati Nurani
yang Suci
(1Tim 3:9) - f. Diuji dan Tak Bercacat
(1Tim 3:10) - 2. Keluarga
- E. Alasan Gereja Memerlukan Syarat Tinggi bagi Pemimpin
(1Tim 3:13-4:5) - II. Pengarahan Tentang Pelayanan Timotius
(1Tim 4:6-6:19) - A. Kehidupan Pribadinya
(1Tim 4:6-16) - B. Hubungan dengan Orang Dalam Gereja
(1Tim 5:1-6:19) - 1. Orang yang Tua dan Orang Muda
(1Tim 5:1) - 2. Perempuan Tua dan Perempuan Muda
(1Tim 5:2) - 3. Janda-Janda
(1Tim 5:3-16) - 4. Penatua dan Calon Penatua
(1Tim 5:17-25) - 5. Budak-Budak
(1Tim 6:1-2) - 6. Guru-Guru Palsu
(1Tim 6:3-10)
Sisipan: Nasihat kepada Timotius Sendiri
(1Tim 6:11-16) - 7. Orang-Orang Kaya
(1Tim 6:17-19) - Penutup
(1Tim 6:20-21)
Matthew Henry: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Sejauh ini surat-surat kerasulan Paulus selalu ditujukan kepada jemaat-jemaat, tetapi sekarang menyusul beberapa surat yang diperuntukkan kepada...
- Sejauh ini surat-surat kerasulan Paulus selalu ditujukan kepada jemaat-jemaat, tetapi sekarang menyusul beberapa surat yang diperuntukkan kepada orang-orang tertentu. Dua pucuk surat kepada Timotius, satu untuk Titus, dan satu lagi untuk Filemon, dan ketiganya adalah pelayan-pelayan Tuhan. Timotius dan Titus adalah pemberita Injil, suatu jabatan yang lebih rendah dibandingkan dengan jabatan rasul, sebagaimana tertulis di dalam surat Efesus 4:11, baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala. Tugas dan pekerjaan mereka banyak samanya dengan para rasul, yaitu untuk menanam bakal-bakal jemaat, dan mengairi jemaat-jemaat yang sudah ditanam itu, dan sesuai dengan tugas-tugas itu, mereka selalu melakukan perjalanan keliling, seperti yang dilakukan oleh Timotius. Timotius pertama kali dipertobatkan oleh Rasul Paulus, dan itulah sebabnya ia menyapa Timotius sebagai anaknya yang sah di dalam iman. Kita membaca mengenai pertobatannya di dalam Kisah Para Rasul 16:3. Tujuan dari kedua surat kepada Timotius adalah untuk mengarahkan dia bagaimana melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemberita Injil di Efesus, tempat ia berada pada saat itu. Paulus menyuruh dia ke sana supaya tinggal di situ untuk beberapa waktu guna menyempurnakan pekerjaan baik yang telah dimulai Paulus di sana. Adapun tugas penggembalaan jemaat sehari-hari, telah dipercayakan Paulus dengan sangat khidmat kepada para penilik jemaat, seperti tampak dalam Kisah Para Rasul 20:28, di mana ia memerintahkan para penilik, jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Galilah: 1 Timotius (Garis Besar)
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang mau menangani...
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang mau menangani Firman Tuhan dengan sebaik-baiknya. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Sangat disarankan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.571 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense berkaitan dengan waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi.
Contoh: “Kemarin dia belajar.”
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Misalnya “Kemarin, sementara dia sedang belajar…”
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga berkaitan dengan apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Misalnya “Dia sudah belajar (memiliki kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)”
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Misalnya “Dia sedang belajar.”
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Misalnya “Dia akan/mau belajar.”
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Misalnya “Saya mengasihi Yesus.”
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Misalnya Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku.
Contohnya:Saya yang selalu cuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Misalnya “Saya akan makan.”
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Misalnya “Makan!”
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina (supaya) menyatakan tujuan. Misalnya “Saya memasak supaya kamu bisa makan.”
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Misalnya “Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.”
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Misalnya “Makan, itu baik.”
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti tertentu (perjamuan kudus) sedangkan di ayat 46, tanpa artikel, berbicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Contoh: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Contoh: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Contoh: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Contoh: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif (Berkaitan dengan harapan)
Contoh: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat.
Aorist Aktif Indikatif
Contoh: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Contoh: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Contoh: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Contoh: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Contoh: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Contoh: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Contoh: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 Lihat pembahasan di Guthrie, D. Pastoral Epistles: An Introduction and Commentary. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1990. Jil. 14, hal. 19-68)
2 Ray Van Neste, 1 Timothy, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton. 2008.Hal. 2324.
3 Van Neste, Hal. 2321.
4 Guthrie, Hal. 50 & Mounce, W. D. Pastoral Epistles. Dallas: Word, Incorporated. 2000. Jil. 46, Hal. Lviii.
5 https://en.wikipedia.org/wiki/Saint_Timothy
6 Lea, T. D., & Griffin, H. P. 1, 2 Timothy, Titus. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1992. Jil. 34, Hal. 52. Lihat juga Mounce, Hal. Lviii.
7 J. B. Polhill, Acts, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Illinois, 2008. Hal. 2125.
8 Menurut naskah-naskah Kisah Para Rasul yang terlestari di wilayah Barat dari dunia kuno itu, Paulus mengajar dari jam sebelas siang sampai jam empat sore, yaitu jam tidur siang di Efesus. Walaupun tidak ada bukti lain dari sejarah bahwa hal ini terjadi, ada cukup banyak ahli alkitab dari kalangan injili yang percaya bahwa itu benar. Hal ini cukup masuk akal karena tentu si Tiranus menggunakan rumah kuliahnya sendiri pada jam kerja dan kalau Paulus melayani jam istirahat, dia juga ada waktu pagi untuk bekerja. (Kis 20:34)
9 Wayne Grudem, Systematic Theology, IVP, Leicester, 1994. Hal 91.
10 J. B. Polhill, Acts. Broadman & Holman Publishers. Nashville, 1992. Jilid. 26, hal. 401.
11 Yohanes melayani di sana, sesudah Timotius.
12 Knight, G. W. The Pastoral Epistles: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI; Carlisle, England: W.B. Eerdmans; Paternoster Press. 1992. Hal. 57.
13 Lea, T. D., & Griffin, Hal. 62.
14 Knight, Hal. 57.
15 Mounce, Hal. 5. Hanya 4 surat di mana dia tidak menggunakan sebutan Rasul – Filipi, 1&2 Tesalonika dan Filemon.
16 Knight, Hal. 61.
17 Arichea, D. C., & Hatton, H. A handbook on Paul’s letters to Timothy and to Titus. New York: United Bible Societies. 1995. Hal. 9.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Jil. 4, Hal. 145.
19 Knight, Hal. 62.
20 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata gnesios.
21 Knight, Hal. 63.
22 Lea & Griffin, Hal. 64. Knight, Hal. 66.
23 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Penjelasan pada 1 Tim 1:3
24 Knight, Hal. 66.
25 Knight, Hal. 68.
26 Aoris
27 Mounce, Hal. 17.
28 Aoris Aktif Infinitif
29 Kebanyakan versi bahasa Inggris menerjemahkannya begitu, termasuk: ESV, NASV, NIV & NKJV.
30 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paranggello.
31 Knight, Hal. 72.
32 Stott, J. R. W. Guard the truth: the message of 1 Timothy & Titus. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996. p. 42.
33 Present Aktif Infinitif
34 Terikat pada kata datif.
35 TB di ayat 6 menerjemahkannya menerima dan di ayat 10 dan ayat 11 mengikutinya, artinya seharusnya mendengarkan, dalam arti asyik mendengar. Jadi boleh berarti mereka mengejar dia, tetapi supaya menerima ajarannya. Lihat Friberg, Friberg & Miller, kata prosekho.
36 Present Aktif Infinitif
37 Contoh: Buku Yobel-Yobel (The Book of Jubilees), yang ditulis dalam abad pertama sebelum masehi, dan Sejarah Alktab Filo (The Biblical Antiquities of Philo), yang ditulis 70 Masehi.
38 Stott, Hal. 43.
39 Lihat Stott, Hal. 45, Knight, Hal 74, Lea & Griffin, Hal 67, dll.
40 Arichea & Hatton, Hal. 17.
41 ESV, NASV.
42 Friberg, Friberg & Miller, kata agape.
43 Knight, Hal. 77.
44 Lihat penjelasan lebih mendetil di 4:2.
45 Aoris Aktif Partisip
46 Arichea & Hatton, Hal. 19.
47 Kadang-kadang kata kerja Aoris Pasif menjadi cara halus untuk mengkomunikasikan suara Medium, yaitu bahwa mereka sendiri menyimpang. Lihat Knight, Hal 79.
48 Mounce, Hal. 46.
49 Arichea & Hatton, Hal. 19.
50 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noeo.
51 Perfek Aktif Indikatif
52 Knight, Hal. 80.
53 Present Medium Subjunktif
54 Perfek Aktif Partisip
55 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata keimai.
56 Arichea & Hatton, Hal. 23.
57 Ibid, Hal. 23.
58 Ibid, Hal. 23.
59 Mounce, Hal. 37.
60 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anosios.
61 Mounce, Hal. 37.
62 Ibid, Hal. 46.
63 Memukul didukung oleh Mounce, Hal. 46. Membunuh didukung oleh Arichea & Hatton, Hal. 24.
64 Knight, Hal. 85.
65 Ibid, Hal. 85.
66 Arichea & Hatton, Hal. 25.
67 Mounce, Hal. 40.
68 Ibid, Hal. 40.
69 Knight, Hal. 88.
70 Guthrie, Hal. 76.
71 Present Aktif Indikatif
72 Sifat Aoris
73 Aoris Medium Indikatif (Menganggap) dan Aoris Medium Partisip (Mengangkat).
74 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
75 Present Aktif Partisip
76 Ibid, lihat kata blasfemos.
77 Arichea & Hatton, Hal. 30.
78 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hybristes.
79 Arichea & Hatton, Hal. 30.
80 Van Neste, Hal. 2326.
81 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata meta.
82 Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933. 1 Ti 1:15.
83 Lea & Griffin, Hal. 75.
84 Robertson, 1 Ti 1:15.
85 Present Aktif Indikatif
86 “Aku telah ada” (TB) kurang akurat dan sebenarnya mengikuti alkitab Saksi Yehova. Ego Eimi (Akulah Aku) di sana Kristus tentu menyebut diriNya Yahweh. Itu sebabnya para pendengar langsung mau membunuh Dia (Yoh 8:59).
87 UBS dan NA27
88 Lihat Knight, Hal. 105. Lea dan Griffin Hal. 77. Mounce, Hal. 60. Dll.
89 Lea dan Griffin Hal. 77.
90 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata doxa.
91 Ibid, lihat kata amen.
92 Stott, Hal. 56.
93 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paratithemi.
94 Present Medium Indikatif
95 https://en.wikipedia.org/wiki/Chapters_and_verses_of_the_Bible
96 Guthrie, Hal. 81.
97 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apotheo.
98 Aoris Medium Partisip
99 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paideuo.
100 Present Pasif Infinitif
101 Arichea & Hatton, Hal. 45.
102 Ibid, Hal. 45.
103 MacArthur, Hal. 1862.
104 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hyperokhe.
105 Mounce, Hal. 83. Lihat juga MacArthur, Hal. 1862.
106 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata thelo.
107 Ibid, lihat kata erkhomai.
108 Knight, Hal. 120.
109 Lea dan Griffin Hal. 89.
110 Ada yang menganggap bahwa bagian ini bicara mengenai Israel saja, tetapi jelas dari ayat Rom 9:24 bahwa orang percaya non-Yahudi, secara individu, dimaksudkan juga.
111 Mounce, Hal. 87.
112 Arichea & Hatton, Hal. 50.
113 Aorist Aktif Partisip.
114 Knight, Hal. 121-122.
115 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
116 Mounce, Hal. 92.
117 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Lihat penjelasan di 1 Tim 2:7.
118 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:7.
119 Arichea & Hatton, Hal. 54.
120 Mounce, Hal. 106.
121 Lock, Hal. 30.
122 Present Aktif Partisip
123 Present Aktif Infinitif
124 Mounce, Hal. 113.
125 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 96.
126 Mounce, Hal. 115.
127 Ibid, Hal. 114.
128 Present Aktif Indikatif.
129 Knight, Hal. 136.
130 Present Medium Partisip.
131 Knight, Hal. 136.
132 Daftaran referensi ini diambil dari Mounce, Hal. 115.
133 Wallace, Hal. 253-254
134 Present Aktif Imperatif
135 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hesykhia.
136 Ceslas Spicq, The Theological Lexicon of the New Testament, Hendrickson, Massachusetts, 1994. Jil 2, Hal. 179
137 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 98.
138 A. T. Robertson. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930. Lihat komentar di 2:12.
139 Mounce, Hal. 121.
140 Daftaran ini terdapat di Mounce, Hal. 121. Ada yang jauh lebih janjang di sana berkaitan dengan semua surat Paulus.
141 Present Aktif Indikatif
142 Kata orang di ayat 2 Tim 3:14 bersifat jamak, jadi berkaitan dengan ibunya dan neneknya, bukan Paulus.
143 Ada beberapa tafsiran akhir-akhir ini yang berusaha mengubahkan makna dari ayat ini dengan menegaskan bahwa ada situasi di Efesus, di mana beberapa perempuan mengajar ajaran sesat, sehingga Paulus bicara secara khusus pada mereka. Akan tetapi tidak ada bukti dari sejarah yang mendukung teori mereka, ataupun informasi dari surat ini. Jadi kita terpaksa menerima saja ajaran ini, karena sangat jelas isinya.
144 Ada diskusi yang sangat teliti di Mounce, Hal. 120-130. William Mounce adalah ahli Bahasa Yunani yang mungkin paling terkenal bagi generasi sekarang, dan penelitiannya sangat jelas.
145 Kata plasso dipakai di versi PL Bahasa Yunani, LXX. Lihat Knight, Hal. 143.
146 Thomas R, Schreiner, Romans, ESV Study Bible, CrossWay Bibles, Illinois, 2008. Hal. 2166.
147 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata exapatao.
148 Knight, Hal. 144.
149 Arichea & Hatton, Hal. 62.
150 Ayat ini tidak bermaksud mengajar bahwa orang harus meraih keselamatannya, melainkan bahwa dia hidup sesuai dengan kenyataan bahwa dia sudah diselamatkan. Rasa takutnya bukanlah ketakutan karena mungkin dia ditolak, melainkan bahwa dia takut akan kuasa Allah, yang sedang bekerja di dalam dirinya. Lihat Melick, R. R. Philippians, Colossians, Philemon. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1991. Jil. 32, Hal. 110.
151 Van Neste, Hal. 2328
152 Mounce, Hal. 145.
153 Ibid, Hal. 147.
154 Arichea & Hatton, Hal. 64.
155 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pistos.
156 Present Medium Indikatif
157 Di sana , kata rasul, nabi, pemberita injil dan gembala mempunyai artikel, tetapi pengajar tidak. Itu sebabnya disimpulkan bahwa gembala/pengajar menggambarkan satu jabatan.
158 Informasi ini terdapat di kamus: en.wikipedia.org/wiki/Pandita
159 Mounce, Hal. 33.
160 Present Aktif Indikatif
161 Present Aktif Infinitif
162 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 109.
163 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata sofron.
164 Ibid, lihat kata kosmios.
165 Arichea & Hatton, Hal. 67.
166 Mounce, Hal. 175
167 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paroinos.
168 Arichea & Hatton, Hal. 67-68.
169 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata plektes.
170 Ibid, lihat kata epieikes.
171 Mounce, Hal. 176.
172 Kutipan terdapat di Mounce, Hal. 177.
173 Mounce, Hal. 178.
174 Present Medium Partisip
175 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 112.
176 Knight, Hal. 161.
177 Ibid, Hal. 162.
178 Mounce, Hal. 180.
179 Lihat: Shade, W. Robert III and Nicholls, Bruce. J. Acts, Asia Bible Commentary Series, Asia Theological Association, Singapore. 2007. Hal. 298.
180 Knight, Hal. 163.
181 Present Aktif Infinitif
182 Knight, Hal. 165.
183 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata oneidismos.
184 Kita lihat dari ayat 1 Kor 9:23 ke atas bahwa bagian ini berkaitan dengan pelayanannya, sehingga ditolak, yang secara harfiah berarti diskwalifikasi berkaitan dengan upahnya, bukan jiwanya. Lihat juga 1 Kor 3:10-15 yang sangat jelas dalam hal itu.
185 Spicq, Hal. 244.
186 MacArthur, Hal. 1865.
187 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katharos.
188 Present Aktif Imperatif
189 Mounce, Hal. 201.
190 Knight, Hal. 170.
191 Present Aktif Partisip
192 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anegkletos.
193 Van Neste, Hal. 2330
194 Knight, Hal. 172.
195 Aoris Aktif Partisip
196 Present Medium Indikatif
197 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata bathmos.
198 Mounce, Hal. 205.
199 Tidak mempunyai artikel.
200 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 119.
201 Mounce, Hal. 206.
202 MacArthur, Hal. 1865.
203 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata bradyno.
204 Mounce, Hal. 219.
205 Knight, Hal. 178.
206 Mounce, Hal. 219.
207 Disebut refleksif, yaitu bicara bagaimana orang mengatur diri (berlaku) dalam suatu konteks.
208 Knight, Hal. 179.
209 Mounce, Hal. 220.
210 Silva, lihat kata ekklesia.
211 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ekklesia.
212 Daftaran ayat ini dipinjam dari Mounce, Hal. 222.
213 Mounce, Hal. 222.
214 LXX adalah terjemahan PL dalam Bahasa Yunani.
215 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hedraioma.
216 Kedua kata tersebut tidak mempunyai artikel, jadi harus ada suatu/sebuah.
217 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata eusebeia.
218 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata homologoumenos.
219 Aoris Pasif Indikatif
220 Daftaran ayat dipinjam dari Mounce, Hal. 227.
221 Silva, kata sarks.
222 Biasanya Paulus menggunakannya dalam arti dibuat benar di hadapan Allah.
223 Daftaran ayat dipinjam dari Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 185.
224 Walaupun bukan kutipan langsung, bagian ini mengikut dengan cukup dekat Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 185.
225 Mounce, Hal. 229.
226 Kalau membandingkan dengan versi lain, dari Bahasa Inggris ESV, NASB, NIV, NLT, KJV dan HCSB semua menerjemahkannya seen (dilihat). BIS juga menggunakan dilihat.
227 Lock, Hal. 46.
228 Mempunyai artikel. Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi cukup mirip dengan arti ini/itu.
229 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata rhetos.
230 Present Aktif Indikatif
231 Mounce, Hal. 234.
232 Tidak ada artikel dalam Bahasa Indonesia, tetapi dalam konteks ini mungkin kataini memadai.
233 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. Buku 1. Hal. 385-386.
234 Pembahasan ini dipinjam dari tafsiran Galilah: Surat Galatia, penjelasan di Gal 5:4.
235 Arichea & Hatton, Hal. 89.
236 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata prosekho. Tata bahasa: Partisip terikat pada datif dari roh-roh dan juga datif pada ajaran.
237 Gundry, Hal. 106.
238 Mounce, Hal. 237.
239 Knight, Hal. 189.
240 Penggunaan ini disebut instrumental (memperalat). Lihat J.W. Wenham, Elements of New Testament Greek. University Press, Cambridge. 1996. Hal. 45-46.
241 Silva, Hal. 561-563.
242 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 129. Lihat juga Robertson, penjelasan di 1 Tim 4:2.
243 Perfek Pasif Partisip
244 Knight, Hal. 189.
245 Robertson, penjelasan di 4:3.
246 Keragu-raguannya dengan pernikahan di 1 Kor 7 berkaitan dengan “waktu darurat” (7:26) yang mereka hadapi. Masa penganiayaan sangat sulit untuk orang berkeluarga.
247 Perfek Aktif Partisip
248 Present Pasif Partisip
249 Present Medium Partisip
250 Future Medium Indikatif
251 Present Pasif Partisip
252 Mounce, Hal. 249.
253 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata parakoloutheo.
254 Perfek Aktif Indikatif
255 D. Edmond Hiebert, First Timothy, Moody, Chicago. 1957. Hal. 81
256 Present Medium Imperatif
257 Mounce, Hal. 250.
258 Mounce, Hal. 250.
259 Present Aktif Imperatif.
260 Knight, Hal. 198.
261 Mounce, Hal. 252.
262 Present Aktif Indikatif
263 Present Aktif Partisip
264 Pengecualian satu-satunya terdapat di Kis 23:21 (bersumpah).
265 Mounce, Hal. 254.
266 TB berbunyi hidup yang saleh, tetapi Bahasa asli berbunyi zoe (kehidupan) kai (dan) eusebia (pengabdian), berkaitan dengan hidup kita, baik jasmani, maupun rohani.
267 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kopiao.
268 Ibid, lihat kata agonizomai.
269 Perfek Aktif Indikatif
270 Mounce, Hal. 256.
271 Present Aktif Imperatif
272 Present Aktif Imperatif
273 Knight, Hal. 205.
274 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katafroneo.
275 Present Medium Imperatif
276 Mounce, Hal. 259.
277 Mounce, Hal. 259.
278 Knight, Hal. 206.
279 Arichea & Hatton, Hal. 104.
280 Present Aktif Imperatif
281 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 138.
282 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anagnosis.
283 Mounce, Hal. 261.
284 BIS lebih akurat di 2 Tim 2:15. “Hendaklah engkau berusaha sungguh-sungguhsupaya diakui oleh Allah sebagai orang yang layak bekerja bagi-Nya. Berusahalah supaya engkau tidak malu mengenai pekerjaanmu, melainkan mengajarkan dengan tepatajaran-ajaran benar dari Allah.”
285 Present Aktif Imperatif
286 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ameleo.
287 Mounce, Hal. 261.
288 Knight, Hal. 210.
289 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epekho.
290 Present Aktif Imperatif
291 Future Aktif Indikatif
292 Mounce, Hal. 265.
293 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 145.
294 Aoris Aktif Subjunktif
295 Robertson, 1 Tim 5:1.
296 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata parakaleo.
297 MacArthur, Hal.1868.
298 Mounce, Hal. 270.
299 Mounce, Hal. 278.
300 Ibid, Hal. 280.
301 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata protos.
302 Present Aktif Imperatif
303 Mounce, Hal. 280.
304 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apodidomi.
305 Present Aktif Infinitif
306 Present Aktif Indikatif
307 Knight, Hal. 218.
308 Perfek Pasif Partisip
309 Perfek Aktif Indikatif
310 Robertson, 1 Tim 5:5.
311 Present Aktif Indikatif
312 Arichea & Hatton, Hal. 45.
313 Mounce, Hal. 282.
314 Ibid, Hal. 282.
315 Knight, Hal. 219.
316 Perfek Aktif Indikatif
317 Ibid, Hal. 219.
318 Ibid, Hal. 219.
319 Present Aktif Imperatif
320 Kata eimi dalam bentuk Present Aktif Subjunktif
321 Mounce, Hal. 284.
322 Present Aktif Subjunktif
323 Mounce, Hal. 286.
324 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pronoeo.
325 Ibid, lihat kata malista.
326 Perfek Medium Indikatif
327 Present Aktif Indikatif
328 Present Aktif Imperatif
329 Mounce, Hal. 286.
330 Knight, Hal. 223.
331 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 150.
332 Aoris Aktif Indikatif
333 Arichea & Hatton, Hal. 118.
334 Present Pasif Partisip
335 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata eparkeo.
336 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epakoloutheo.
337 Ibid, lihat kata paraiteomai.
338 Mounce, Hal. 289.
339 Ibid, Hal. 289.
340 Knight, Hal. 226.
341 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katastreniao.
342 Van Neste, Hal. 2332.
343 Knight, Hal. 226.
344 Present Medium Partisip
345 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata flyaros.
346 Ibid, lihat kata periergos.
347 Present Aktif Partisip
348 Mounce, Hal. 294.
349 Ibid, Hal. 295.
350 Present Medium Indikatif
351 Knight, Hal. 229.
352 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ektrepo.
353 Mounce, Hal. 297.
354 LAI sedunia.
355 Bruce Metzger. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 574.
356 Mounce, Hal. 298.
357 Present Aktif Imperatif
358 Present Pasif Imperatif
359 Di Kis 20:28 kata kerja menggembalakan dipakai sebagai tujuan mengapa seseorang dijadikan penilik.
360 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata prohistemi.
361 Van Neste, Hal. 2333.
362 Perfek Aktif Partisip
363 Knight, Hal. 232.
364 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kalos.
365 Present Pasif Imperatif
366 Mounce, Hal. 309.
367 ESV, NASV, NIV, NLT, HCSB, KJV, lalu TB, BIS, TSI.
368 Mounce, Hal. 310.
369 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata logos.
370 Knight, Hal. 233.
371 Ibid, Hal. 233.
372 Present Aktif Indikatif
373 Mounce, Hal. 310.
374 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paradekhomai.
375 Present Medium Imperatif
376 Ibid, lihat kata martys.
377 Mounce, Hal. 313.
378 Present Aktif Imperatif
379 Knight, Hal. 237.
380 Present Aktif Subjunktif
381 Present Medium Indikatif
382 Arichea & Hatton, Hal. 130.
383 Knight, Hal. 237.
384 Frase malaikat-malaikat pilihan hanya ada di sini saja.
385 Robertson, 1 Tim 5:21.
386 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata fylasso.
387 Ibid, lihat kata prokrima.
388 Ibid, lihat kata prosklisis.
389 Present Aktif Imperatif
390 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata koinoneo.
391 Present Aktif Imperatif
392 Present Aktif Imperatif
393 Mounce, Hal. 319.
394 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata khraomai.
395 Present Medium Imperatif
396 MacArthur, Hal. 1870.
397 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 158.
398 Present Aktif Indikatif
399 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata krisis.
400 Knight, Hal. 241.
401 Ibid, Hal. 240-241.
402 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dunamai.
403 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson, Nashville, 1995. Hal. 33.
404 Kebanyakan informasi mengenai budak ini terdapat di: Judge, E. A. Dalam New Bible Dictionary 3rd ed. Leicester, England; Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996. Hal. 1113
405 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata zygos.
406 https://en.wikipedia.org/wiki/Gettysburg_Address
407 Present Medium Imperatif
408 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hegeomai.
409 Knight, Hal. 246.
410 Ibid, Hal. 246.
411 Present Pasif Subjunktif
412 Present Aktif Imperatif
413 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata mallon.
414 Knight, Hal. 246.
415 Present Aktif Imperatif
416 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata antilambano.
417 Mounce, Hal. 329.
418 Knight, Hal. 247.
419 Mounce, Hal. 337.
420 Arichea & Hatton, Hal. 142.
421 Knight, Hal. 250.
422 Berlagak tahu (TB), tetapi BIS/BMK menerjemahkannya angkuh dan TSI sombong.
423 Knight, Hal. 251.
424 Lock, Hal. 39.
425 Perfek Pasif Indikatif
426 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epistamai.
427 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noseo.
428 Ibid, lihat kata zetesis.
429 Mounce, Hal. 338.
430 Lock, Hal. 68.
431 Present Medium Indikatif
432 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 166.
433 Mounce, Hal. 339.
434 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata diaparatribe.
435 Ibid, lihat kata diaftheiro.
436 Perfek Pasif Partisip
437 Perfek Pasif Partisip
438 Ibid, lihat kata apostereo.
439 Knight, Hal. 252.
440 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata nomizo.
441 Knight, Hal. 252.
442 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata porismos.
443 Present Aktif Infinitif
444 Mounce, Hal. 340.
445 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata autarkeia.
446 Aoris Aktif Indikatif
447 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tis.
448 Mounce, Hal. 343.
449 Present Aktif Partisip
450 Knight, Hal. 254-255
451 Future Pasif Indikatif
452 Mounce, Hal. 343.
453 Knight, Hal. 255.
454 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata boulomai.
455 MacArthur, Hal. 1871.
456 Present Medium Partisip
457 Arichea & Hatton, Hal. 149.
458 Present Aktif Indikatif
459 Mounce, Hal. 344-45.
460 Mounce, Hal. 345.
461 Knight, Hal. 256.
462 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata blabepos.
463 Ibid, lihat kata bythizo.
464 Mounce, Hal. 345.
465 Knight, Hal. 256.
466 Kata itu dipakai karena artikel digunakan dalam bs Yunani, menandai orang tertentu. Tidak ada artikel dalam bs Indonesia, tetapi kata ini/itu adalah paling dekat. Lihat Knight, Hal. 256.
467 Knight, Hal. 257.
468 Lihat catatan kaki 468 mengenai artikel. Kalau artikel tidak ada, harus ada suatu, sebuah, yaitu tidak bicara secara tentu.
469 Mounce, Hal. 346.
470 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata rhiza.
471 Knight, Hal. 258.
472 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata orego.
473 Aorist Pasif Indikatif
474 Lihat catatan kaki 468 & 469. Artikel agak mirip dengan ini/itu sehingga menunjukkan iman yang tertentu, bukan iman secara umum.
475 Knight, Hal. 258.
476 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata peripeipo.
477 Aoris Aktif Indikatif.
478 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata odyne.
479 Mounce, Hal. 351.
480 Knight, Hal. 260.
481 Ibid, Hal. 260.
482 MacArthur, Hal. 1871.
483 Van Neste, Hal. 2334.
484 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata feugo.
485 Present Aktif Imperatif
486 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dioko.
487 Present Aktif Imperatif
488 Ibid, lihat kata dikaiosyne.
489 Mounce, Hal. 354.
490 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 172.
491 Knight, Hal. 262.
492 Friberg, Friberg & Miller, kata hypomone.
493 Arichea & Hatton, Hal. 153.
494 Mounce, Hal. 354.
495 Ibid, Hal. 355.
496 Present Medium Imperatif
497 Arichea & Hatton, Hal. 154. Dalam Friberg, Friberg & Miller, kata epilambanomai, mereka tentukan 1 Tim 6:12 sebagai contoh di mana kata ini seharusnya diterjemahkan mengalami. Lihat Stott juga, Hal. 157.
498 MacArthur, Hal. 1871
499 Aoris Medium Imperatif
500 Mounce, Hal. 356.
501 Aoris Pasif Indikatif
502 Aoris Aktif Indikatif
503 Arichea & Hatton, Hal. 155.
504 Friberg, Friberg & Miller, kata zoogoneo.
505 Stott, Hal. 158.
506 Present Aktif Partisip
507 Mounce, Hal. 357.
508 Knight, Hal. 266.
509 Arichea & Hatton, Hal. 156.
510 Knight, Hal. 266.
511 Friberg, Friberg & Miller, kata tereo.
512 Aoris Aktif Infinitif
513 Mounce, Hal. 359.
514 Friberg, Friberg & Miller, kata epifaneia.
515 Mounce, Hal. 360.
516 Friberg, Friberg & Miller, kata deiknymi.
517 Future Aktif Indikatif
518 Mounce, Hal. 361.
519 Arichea & Hatton, Hal. 158.
520 Guthrie, Hal. 131.
521 Friberg, Friberg & Miller, kata kyrios.
522 Knight, Hal. 269.
523 Friberg, Friberg & Miller, kata oikeo.
524 Walaupun berkaitan dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya, ayat ini memberi contoh saja, bahwa cahaya kemuliaan Allah membuat manusia, bahkan manusia yang paling kudus, mau pingsan.
525 Aoris Aktif Indikatif
526 Knight, Hal. 270.
527 Present Pasif Indikatif
528 Knight, Hal. 271.
529 Friberg, Friberg & Miller, kata time.
530 Mounce, Hal. 363.
531 Knight, Hal. 271.
532 Mounce, Hal. 366.
533 Present Aktif Imperatif
534 Mounce, Hal. 366.
535 Knight, Hal. 272.
536 Present Aktif Infinitif
537 Perfek Aktif Infinitif
538 Friberg, Friberg & Miller, kata adelotes.
539 Knight, Hal. 272-273.
540 Friberg, Friberg & Miller, kata parekho.
541 Present Aktif Partisip
542 Knight, Hal. 273.
543 Friberg, Friberg & Miller, kata apolausis.
544 Mounce, Hal. 367.
545 Friberg, Friberg & Miller, kata agathoergeo.
546 Present Aktif Infinitif
547 Present Aktif Infinitif
548 Present Aktif Infinitif
549 Friberg, Friberg & Miller, kata eumetadotos.
550 Knight, Hal. 274.
551 Friberg, Friberg & Miller, kata apothesaurizo.
552 Arichea & Hatton, Hal. 162.
553 Knight, Hal. 276.
554 Arichea & Hatton, Hal. 163.
555 Aoris Aktif Imperatif
556 Robertson, di 1 Tim 6:20.
557 Knight, Hal. 276.
558 Friberg, Friberg & Miller, kata paratheke.
559 Mounce, Hal. 371. Knight, Hal. 276.
560 Present Medium Partisip
561 Friberg, Friberg & Miller, kata bebelos.
562 Ibid, kata antithesis.
563 Friberg, Friberg & Miller, kata pseudonymos.
564 Mounce, Hal. 372.
565 Friberg, Friberg & Miller, kata epanggellomai.
566 Mounce, Hal. 372.
567 Artikel tidak ada dalam bahasa Indonesia, tetapi fungsinya agak seperti ini/itu yang menandai sesuatu tertentu.
568 Arichea & Hatton, Hal. 165.
569 Friberg, Friberg & Miller, kata astokheo.
570 Aoris Aktif Indikatif
571 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat 1 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 1 Timotius
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Di...
GALILAH
Surat 1 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 1 Timotius
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Bung Kecil
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu persiapan pelajaran/khotbah ataupun penerjemahan Firman Tuhan.Harap tidak dibacakan di ibadah jemaat, karena bahan ini dimaksudkan menjadi bahan penelitian, bukan khotbah/pelajaran.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan harfiah yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, atau pun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan harfiah ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab berkaitan dengan peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengertiKonteks Sejarah. Langkah ini meliputi: meneliti budaya setempat, penanggalan kitab, peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Salah pengertian paling sering terjadi kalau orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini juga mengakibatkan banyak salah paham, bahkan salah doktrin, kalau berkaitan dengan penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurutKonteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti sebuah ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, tetapi Dia juga ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus adaPenerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah dan tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan 1 Timotius
Surat 1 Timotius adalah surat pertama dari kumpulan surat yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1...
Pendahuluan 1 Timotius
Surat 1 Timotius adalah surat pertama dari kumpulan surat yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1 & 2 Timotius dan Titus. Surat-surat ini agak berbeda sifatnya dari surat-surat lain yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat. Dari segi bahasa dan topik-topik yang muncul, jelas bahwa surat ini bersifat sangat praktis, berkaitan dengan pengaturan jemaat dan juga terkesan sangat akrab karena Paulus bicara dengan dua orang yang dia anggap sebagai anak bimbing rohani dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2Tit 1:4). Surat-surat ini juga tidak terlalu membahas tentang topik keselamatan, seperti yang lain, karena ditujukan kepada orang yang sudah lama melayani bersama rasul Paulus, dan dengan jelas mengerti Injil dan ajaran dasar. Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan apakah memang Paulus yang menulisnya, pada tahun 1800an. Menurut penelitian akan argumentasi ‘ahli-ahli’ yang menganut pendapat tersebut, ‘bukti-bukti’ yang dipakai sangat lemah dan bersumber dalam falsafah suatu gerakan yang pada waktu itu meragukan keaslian dari banyak kitab. Sangat jelas dari sejarah bahwa memang Paulus yang menulisnya. Sampai abad yang kesembilan belas Masehi, tidak ada yang meragukan fakta ini. Jadi kurang masuk akal kalau orang mulai meragukannya 1800 tahun kemudian. Bahasa yang digunakan di surat ini adalah bahasa yang dipakai pada abad pertama dan sebelumnya di LXX (PL Bahasa Yunani). Doktrin yang dikritik sesuai juga dengan apa yang dialami pada masa itu dan keakrabannya sesuai dengan hubungan yang jelas ada di antara Paulus dengan Timotius dan Titus. Jadi orang yang meragukan bahwa Paulus yang menulis surat ini, menolak sejarah yang tertulis di dalam Alkitab, menolak sejarah mengenai anggapan dari tokoh-tokoh sejarah gereja mula-mula dan juga mengabaikan bukti-bukti dari segi bahasa, yang jelas sesuai dengan masa itu.1
Oleh karena peristiwa-peristiwa yang tercatat di dalam 1 Timotius tidak ada di Kisah Para Rasul, yaitu tidak dikatakan bahwa nantinya Paulus datang ke Makedonia lagi, ataupun mengutus Timotius ke Efesus (1 Tim 1:3), ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa surat ini ditulis oleh Paulus sesudah dia dibebaskan dari penjara pada tahun 62 Masehi.2 Menurut sejarah, sesudah dia dilepaskan, Paulus melayani dengan bebas selama beberapa tahun, baru dipenjarakan lagi di bawah pemerintahan kaisar Nero, lalu dibunuh beberapa waktu kemudian di sekitar tahun 64-67 Masehi.3 1 Timotius dan Titus ditulis pada waktu Paulus masih bebas, lalu 2 Timotius ditulis ketika dia sudah di penjarah, dan kali itu, rupanya dia sudah tahu bahwa dia tidak lama lagi akan menjadi martir (2 Tim 4:6-8).
Paulus menulis kepada Timotius, yang sering disebut sebagai letnannya4 dan oleh Paulus sendiri dianggap sebagai anak sungguh yang kekasih dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2). Supaya jelas, ada baiknya kalau kita melihat riwayat hidup Timotius di bagan waktu. Umur Timotius diperkirakan menurut 1 Tim 4:12, di mana dia disebut muda. Sebutan tersebut boleh dipakai sampai orang genap 30an tahun, jadi ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa umurnya kira-kira 35 tahun pada waktu itu, yaitu 62-63 Masehi. Memang sulit meneliti sejarah yang sudah ribuan tahun berlalu, jadi ada kemungkinan juga bahwa dia sedikit lebih muda.
Tahun | Umur | Peristiwa | Ayat |
45-46 | 18-19 | Menjadi percaya | Kis 14:6-23, 1Ti 1:2 |
49-51 | 22-24 | Bergabung dengan tim misi | Kis 16:1-3 |
50 | 23 | Diutus ke Tesalonika | 1Tes 3:1-6 |
53-55 | 26-28 | Diutus ke Korintus | 1Kor 4:17, 16:10-11 |
55 | 28 | Bersama Paulus dan Silas. | 2Kor 1:19 |
57 | 30 | Dengan Paulus lagi | Roma 16:21 |
62-63 | 35-36 | Pelayanan di Efesus | Filipi 1:1, 2:19-24, 1Tim 1:2-3 |
65-67 | 38-40 | Mengalami pergumulan | 2 Tim 1:6-7 |
69 | 42 | Dilepaskan dari penjara | Ib 13:23 |
97 | 70 | Dibunuh | Tradisi mengatakan bahwa Timotius dibunuh di Efesus waktu dia menantang orang-orang yang buat persembahan pada berhala. |
Kita lihat di Kisah Para Rasul bahwa ibunya Timotius adalah orang Yahudi, sedangkan ayahnya orang Yunani (Kis 16:1). Belum jelas apakah bapanya masih hidup pada waktu Timotius percaya, karena tidak disebut, tetapi ibunya dan neneknya berperan besar dalam pembentukannya, karena mengajar Perjanjian Lama kepadanya dan juga membawa Timotius menjadi percaya Kristus (2 Tim 1:5, 3:15).
Timotius sering dianggap sebagai seorang penakut, hanya karena apa yang dikatakan Paulus kepadanya di 2 Tim 1:6-7. Sebenarnya, kalau melihat riwayat pelayanannya, anggapan ini sangat salah. Timotius ini, kemungkinan besar, menjadi percaya pada waktu Paulus pertama kali datang ke Listra, dalam perjalanan misi pertamanya (Kis 14:6-23). Lalu hanya beberapa tahun kemudian dia bersedia bergabung dengan tim misi, yang dalam perjalanan pertamanya, sudah dianiaya berulang-ulang (13:8, 45, 50, 14:5), sampai dilempari dengan batu (14:19). Apakah ini tindakan seorang penakut? Lalu ketika dia masih sangat muda, dia siap diutus untuk menguatkan jemaat di Tesalonika dan tidak lama kemudian ke Korintus juga, yang tentu sangat sulit. Tugasnya di Efesus adalah untuk menentang para pengajar sesat. Paulus yang mempercayakan tugas yang amat sulit ini kepadanya, dan Paulus bukan orang yang mudah percaya orang lain, kalau mereka tidak berkomitmen (Kis 15:37-41). Kalau kita membaca di Ibrani, kita lihat bahwa Timotius dipenjarakan, tentu karena kesaksiannya. Dan menurut sejarah gereja, dia dilempari dengan batu sampai mati, karena dia berani menginjili sekelompok orang yang menyembah dewi Diana di Efesus.5 Timotius bukan seorang penakut!6 Kita lebih baik menganggap bahwa perkataan di 2 Timotius itu, berkaitan dengan kelelahan/kejenuhan yang dialaminya, karena dia bertahun-tahun mengalami berbagai “benturan” dan “hempasan” dalam pelayanan yang demikian berat dan secara khusus banyak berjuang menghadapi dan menangani pengajar-pengajar sesat di Efesus.
Seperti kita lihat, Timotius didesak Paulus, supaya tetap di Efesus dan menyuruh pengajar sesat untuk berhenti dari kelakuan mereka (1 Tim 1:3). Memang bukan Paulus yang menanam gereja di Efesus, melainkan Priskila dan Akwila, yang dia antar ke sana.( Kis 18:18-21) Hal ini terjadi di perjalanan misi yang kedua. Waktu Paulus kembali, pada perjalanan misi berikut, dia menetap di Efesus selama tiga tahun.( Kis 20:31) Hal ini terjadi pada tahun 52-55 Masehi.7 Jelas di Kisah Para Rasul sembilan belas bahwa Paulus, konsisten dengan kebiasaannya, mulai pelayanannya di rumah ibadat Yahudi dulu (Kis 19:8), tetapi oleh karena ada penganiayaan di sana, dia ke luar dan berpusat di Rumah Kuliah Tiranus.8 Di situ dia bersedia mengajar setiap hari sampai “semua penduduk Asia mendengar Firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.”( Kis 19:10) Jadi rupanya sebelum kedatangan Paulus, Priskila dan Akwila masih bergabung di rumah ibadat Yahudi, serta orang-orang percaya lain, tetapi karena Paulus bicara dengan begitu berani, penolakan orang ikut menjadi semakin keras, sehingga orang percaya tidak lagi bebas beribadah di antara teman-teman sebangsa.
Jelas juga bahwa pelayanan Paulus ini sangat luas pengaruhnya, sehingga “semua penduduk Asia mendengar” (Kis 19:10). Jadi walaupun Paulus tetap di Efesus, orang yang dia muridkan memberitakan Injil di seluruh Asia.
Menarik untuk dicermati, Lukas mengatakan bahwa Paulus melayani di Efesus selama dua tahun di pasal sembilan belas (19:10) lalu mengutip perkataan Paulus di pasal dua puluh bahwa masa itu berlangsung tiga tahun (20:31). Dalam hal ini harus disadari bahwa penulis-penulis Alkitab sering menggunakan perhitungan kasar.9 Jadi kalau dua tahun tersebut berkaitan dengan ketika di Rumah Kuliah Tiranus dan bicara mengenai waktu yang sedikit lebih, lalu dihitung tiga bulan di mana Paulus melayani di rumah ibadat Yahudi, lalu menambah “beberapa lama” dari Kis 19:22, perhitungan kasar boleh sampai di tiga tahun.10 Jadi boleh disimpulkan bahwa Paulus menjadi sangat akrab dengan jemaat ini dan pelayanannya di sana membawa perubahan besar, baik dari segi lokasi dan gaya beribadah, maupun dari segi penyebar-luasan Injil di Asia.
Sebelum dipenjarakan dan dibawa ke Roma, Paulus bertemu dengan para penatua dari Efesus dan, antara lain, memperingati bahwa tentu akan ada penyesat-penyesat yang masuk ke dalam gereja mereka, bahkan akan ada yang muncul dari dalam (Kis 20:29-30). Rupanya hal ini yang kemudian terjadi, sehingga Timotius diperlukan di sana.
Memang gereja ini mempunyai posisi yang sangat istimewa dibanding dengan gereja-gereja lain: Mereka dilayani oleh dua rasul, yaitu Paulus dan nanti Yohanes11 dan juga dibantu oleh empat tokoh Perjanjian Baru yang cukup menonjol, yaitu Timotius, Apolos (Kis 18:24-26), Priskila dan Akwila (Kis 18:19). Mereka menerima satu surat dan juga surat Satu Korintus ditulis di sana. Akan tetapi, walaupun mereka menerima begitu banyak pelayanan yang bermutu, mereka ditegur dengan berat di kitab Wahyu, bahkan diancam oleh Kristus karena mereka “meninggalkan kasih…yang semula”. (Wahyu 2:1-7) Hal ini perlu menjadi pelajaran untuk kita. Walaupun menerima pelajaran dan pengajar bermutu, hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana orang setempat meresponinya.
Jerusalem: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Tiga surat Paulus -- jang terachir -- biasanja disebut surat-surat
penggembalaan, sebab hamp...
SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Tiga surat Paulus -- jang terachir -- biasanja disebut surat-surat penggembalaan, sebab hampir melulu berisi petundjuk-petundjuk bagaimana dua wakilnja harus "menggembalakan", jaitu memimpin umat-umat dan menjusun badan pimpinan bagi tiap-tiap umat. Ketiga surat itu ialah I Tim.; Tit. dan 11 Tim.
Walaupun dialamatkan kepada tokoh-tokoh pribadi, namun tentu dimaksudkan untuk disimpan dan mendjadi pedoman jang lebih umum. Memang pada achir abad pertama dan diawal abad kedua telah tersiar sampai di Roma dan Siria. Ketiga Surat ini merupakan sekelompok tersendiri diantara surat-surat Paulus, mengenai isi dan bahasanja. Sebab isinja terdiri dari ketentuan-ketentuan mengenai tata- tertib dari pemimpinan umat-umat, jaitu bersifat hukum Geredja, maka dengan sendirinja gaja bahasa tenang dan sederhana. Bahan-bahan baru pula menimbulkan dan membutuhkan istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan baru, sehingga sudah sewadjarnja, bahwa dalam surat-surat ini kita bertemu dengan banjak perkataan dan ungkapan, jang tidak pernah digunakan Paulus dalam surat-surat perdjuangan, atu jang ditulis dalam tahanan di Roma. Untuk mengerti baik surat-surat ini perlu kita mengetahui waktu dan keadaan, dalam mana surat-surat ini ditulis. Pasti ditulis sesudah Paulus dibebaskan dari tahanan jang pertama.
Tentang riwajat hidup Paulus sesudah pembebasannja itu hanja sedikit jang kita ketahui, dan itu sebagian berdasarkan dugaan pula.
B.S. Klemens dari Roma menulis kira-kira dalam tahun 95, bahwa Paulus telah menjiarkan Indjil sampai keudjung Barat. Dari itu dapat diduga bahwa sesudah dibebaskan dalam tahun 63, Paulus dahulu pergi ke Spanjol, menurut rentjana jang diutjapkannja dalam Rom. 15:24. Untuk mendapat suatu pandangan atas hidupnja selandjutnja kita punjai hanja satu sumber, ialah ketiga surat tersebut. Dan didalamnja terdapat hanja beberapa pegangan jang pasti, jang harus ditambah dan dihubungkan dengan dugaan pula.
Agak pasti bahwa ia datang ke Asia-Ketjil (Efesus) dalam tahun 64, mengundjungi umat-umat disitu, lalu umat-umat di Masedonia dan Achaja sampai ke Korintus. Waktu itu atau barangkali sudah lebib dahulu ia pergi kepulau Kreta djuga, dan disana ditinggalkannja Titus untuk melandjutkan pekerdjaannja dipulau itu. Sekembali di Efesus ditinggalkannja Timoteus sebagai wakilnja disitu, dan ia sendiri pergi melalui Korintus dan Masedonia sampai di Nikopolis dalam wilajah Epirus. Pada perdjalanan ini, barangkali di Korintus, ia menulis surat kepada Titus, dan minta supaja. ia datang ke Nikopolis; dan satu surat lain lagi kepada Timoteus ke Efesus, jaitu I Tim. Selama musim dingin Paulus menetap di Nikopolis, jaitu rupanja pergi melalui Masedonia ke Efesus kembali dan mengundjungi sekurang-kurangnja Miletus dan Troas. Diduga bahwa di Efesus ia ditangkap lalu dibawa ke Roma. Dalam tahanan jang kedua di Roma itu, jang djauh lebih berat daripada jang pertama, dan berachir dengan mati martir, ia menulis 11 Tim., dan dalam surat itu ia minta supaja Timoteus datang ke Roma selekas mungkin.
Nilai-nilai ketiga surat penggembalaan ini besar bagi seluruh Geredja. Dalam ligkungan sedjarah Geredja dia merupakan dokumen-dokumen jang resmi tentang perkembangan hidup keagamaan dan susunan hierarki di Geredja purba. Tetapi nilai-nilai jang terutama ialah, bahwa dia mendjadi suatu pedoman jang rapat berdasarkan asas-asas Indjil, serta diilhamkan oleh Roh Kudus, bagi pemimpin Geredja umum, dan bagi masing-masing gembala. djiwa suatu tjermin untuk mengudji sifat-sifat kegembalaan dirinja sendiri dan pekerdjaannja. Dan bagi pembatja pribadi faedahnja tidak sedikit djuga. Ia melihat adjaran-adjaran Indjil dalam hubungan-hubungan baru, dan sebab itu segi-segi baru padanja, jang memberi pengertian dan adjakan-adjakan baru untuk praktek hidup. Lagipula djiwa dan semangat kerasulan Paulus jang tidak mengendur sampai pada achir hidupnia, seperti kelihatan dalam surat-surat ini, dan memuntjak dalam utjapannja dalam Il Tim. 4:6-8, tentu sadja berkesan pada tiap-tiap pembatja sampai memperkuat dan menghidupkan semangat keagamaannja.
Tentang pribadi Timoteus
Pertemuan pertama Paulus dengan Timoteus diberitakan dalam Kis. Ras. 16:2-3. la segera mengikuti Paulus pada perdjalanannja jang kedua. Tentu sebagai muridnja, tetapi pada perdjalanan ini, di Masedonia, ia djuga sudah tampil sebagai pembantu. Pada waktu Paulus terpaksa meninggalkan Masedonia, Timoteus dan Silas tinggal disitu dan kemudian dikirim kembali ke Masedonia, Timoteus chususnja ke Tesalonika (Kis. Ras. 16:40; 17:14; 1 Tes. 3:1). Dari tahun 53 sampai 56 ia tinggal bersama dengan Paulus di Efesus. Dari sana ia diutus ke Masedonia (Kis. Ras.19:22), lalu ia ke Korintus (I Kor. 4:17 dan 16:10 sld.). Kemudian ia bersama dengan Paulus di Masedonia Pula (II Kor. 1:1). Lalu di Korintus kembali (Rom. 16:21). Ia menemani Paulus pada perdjalanan ke Jerusalem dan dalam tahanan Paulus jang pertama di Roma. Dari sana Paulus bermaksud mengutusnja ke Pilipi (Pil. 2:19). Menurut Ibr. 13:23 iapun untuk sementara dipendjarakan di Roma. Barangkali dalam tahanan bersama dengan Paulus. Sesudah pembebasan Paulus di Roma Timoteus mengikutinja ke Timur, dan pada perkundjungan Paulus di Efesus, ia tinggalkan Timoteus sebagai wakilnja disitu.
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) 1 TIMOTIUS 4:11-16
TANGGUNG JAWAB PEMBERITA INJIL
Dari waktu ke waktu, orang-orang yang berkhotbah, baik muda maupun tua, harus diingatkan tentang ...
1 TIMOTIUS 4:11-16
TANGGUNG JAWAB PEMBERITA INJIL
Dari waktu ke waktu, orang-orang yang berkhotbah, baik muda maupun tua, harus diingatkan tentang inti menjadi pemberita injil. Begitu banyak tuntutan yang meminta waktu dan energi kita sehingga kita mudah kehilangan fokus.
Ketika saya belajar tentang "Pengkhotbah, Hidupnya dan Kerjanya" di perguruan tinggi, guru saya itu memberikan perhatian khusus pada 4:11-16. Charles R. Erdman menulis, "Sulit untuk membayangkan enam ayat yang lebih sarat dengan nasihat yang bijaksana untuk seorang pelayan muda selain daripada ayat-ayat ni."1
Instruksi Paulus kepada pemberita injil bersifat perintah. Instruksi ini bukan saran; isntruksi ini adalah perintah kepada Timotius:
"Beritakanlah dan ajarkanlah …"(4:11).
"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah2… Jadilah teladan …" (4:12). "Bertekunlah …" (4:13).
"Jangan lalai …" (4:14). "Perhatikanlah …" (4:15).
"Awasilah …; bertekunlah …" (4:16).
Perintah-perintah Kitab Suci tidak bersifat pilihan. Semua itu adalah keharusan jika seseorang ingin menjadi pemberita injil yang direstui Allah.
Nas ini diperuntukkan bagi pengkhotbah, namun itu juga memiliki nilai bagi anggota-anggota lain jemaat itu. Sebagian besar ayat itu dapat diterapkan secara langsung atau tidak langsung kepada setiap orang Kristen. Juga, setiap orang butuh pemahaman yang jelas tentang apa yang Allah (melalui Kitab Suci) telah amanat kepada pengkhotbah injil untuk ia hayati dan jalani.
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Tugas Penginjilan (1 Timotius 4:11-16)
Terkadang, penginjilan mungkin terlihat sebagai tugas yang mustahil. Namun begitu, setiap hari, di seluruh dun...
Tugas Penginjilan (1 Timotius 4:11-16)
Terkadang, penginjilan mungkin terlihat sebagai tugas yang mustahil. Namun begitu, setiap hari, di seluruh dunia, ada orang-orang yang melakukannya—dan melakukannya dengan baik, dengan pertolongan Allah. Pada abad ketujuh belas, Richard Baxter menulis bait ini:
Saya menginjil sebagai orang yang tidak pernah yakin untuk menginjil lagi Dan sebagai orang yang sekarat kepada orang-orang yang sekarat.55
Tulisan itu tetap menjadi sentimen yang berharga empat abad kemudian. Semoga Allah menyertai semua orang yang mengajar dan memberitakan injil. Semoga kemajuanmu nyata kepada semua orang.
TFTWMS: 1 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Charles R. Erdman, The Pastoral Epistles of Paul (Philadelphia: Westminster Press, 1923), 55.
2 "Jangan seorangpun" ke...
Catatan Akhir:
- 1 Charles R. Erdman, The Pastoral Epistles of Paul (Philadelphia: Westminster Press, 1923), 55.
- 2 "Jangan seorangpun" kedengarannya bukan seperti perintah, tetapi itu perintah. Terjemahan harfiahnya akan lebih seperti "Jangan ada orang yang harus merendahkan kamu."
- 3 Bentuk kata benda dari kata ini, yang diterjemahkan "mengajar," digunakan dalam 4:13.
- 4 Walter Bauer, A Greek -English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature , 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 760.
- 5 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 96. (See 1:18.)
- 6 Dalam ayat-ayat ini, Alkitab KJV secara konsisten menerjemahkan tauta sebagai "hal-hal ini." Dalam dua contoh, Alkitab NASB menulis "prinsip-prinsip ini" (5:21; 6:2).
- 7 Dalam beberapa masyarakat sekarang ini, usia tua lebih sering dipandang rendah daripada usia muda. Banyak prinsip yang sama tetap berlaku terlepas dari usia seseorang. Ketika seseorang memandang rendah kita, alih-alih mengeluh, kita perlu memperbarui tekad kita untuk menjadi dan bertindak sesuai cara seorang Kristen seharusnya.
- 8 Vine, Unger, and White, 163.
- 9 Bauer, 529.
- 10 Neotēs berkaitan dengan ne÷oß (neos, "baru," "segar," "muda").
- 11 Namun demikian, sesuai dengan 4:12, Timotius diidentifikasi sebagai "pengkhotbah muda" di sepanjang pelajaran ini.
- 12 Irenaeus Against Heresies 2.22.5.
- 13 Bauer, 1019.
- 14 Ibid., 1020.
- 15 Alkitab KJV menambahkan "roh" ke dalam daftar itu, meski bacaan ini hanya punya sedikit dukungan dalam naskah-naskah yang lebih awal. (Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, 2nd ed. [Stuttgart, Germany: German Bible Society, 1994], 574.) Penyisipan atau pengeluaran kata "roh" tidak mempengaruhi maksud ayat itu.
- 16 Vine, Unger, and White, 59; Bauer, 73. Di sini Alkitab KJV menulis "percakapan," yang memiliki arti yang berbeda sekarang ini daripada yang terjadi pada zaman Raja James.
- 17 Lihat 1:5.
- 18 Bauer, 818-20.
- 19 Ibid.
- 20 Ibid., 12; Vine, Unger, and White, 498.
- 21 Pertama Timotius 5: 2 menggunakan kata yang sama untuk "kemurnian" (hagneia) yang digunakan dalam 4:12. Ini merupakan satu-satunya kesempatan kata itu muncul dua kali dalam Perjanjian Baru.
- 22 Lihat 3:14.
- 23 Bauer, 879-80. Kata ini juga digunakan dalam 4:1.
- 24 Sejumlah penulis menganggap "awasilah" menunjukkan bahwa Timotius bertanggung jawab untuk mengatur ibadah di semua jemaat di dalam dan di sekitar Efesus. Kesimpulan ini umumnya didasarkan pada anggapan keliru bahwa Timotius adalah "Uskup Efesus." Praktik yang hanya memiliki seorang uskup/ penatua/ gembala yang memimpin sebuah jemaat atau wilayah adalah praktik yang tidak dikenal di dalam Perjanjian Baru. Selanjutnya, karena Timotius masih muda dan mungkin belum menikah, ia tidak memenuhi kualifikasi untuk jabatan penatua/ gembala. Instruksi dalam ayat 13 bersifat pribadi-ditulis kepada seorang pengkhotbah muda, bukan seorang pejabat gereja.
- 25 Anagnōsis, terdiri dari ajna÷ (ana, "lagi") dan gnwsiß (gnōsis, "pengetahuan"), menandakan pengetahuan yang diulang melalui pembacaan.
- 26 Vine, Unger, and White, 508. Baik pembacaan umum maupun pembacaan peribadi Kitab Suci adalah sangat penting (lihat 2 Tim. 3:16, 17), namun 4:13 berfokus pada ibadah umum.
- 27 Nas lain yang berkaitan dengan "pembacaan umum Kitab Suci" adalah Wahyu 1:3.
- 28 Ini tidak berarti bahwa berkhotbah tidak penting. Kata kerja kērussō ditemukan dalam 2 Timotius 4:2. Tiga istilah yang ditemukan dalam 1 Timotius 4:13 kemungkinan besar harus dianggap sebagai tiga komponen berkhotbah.
- 29 Kata ini merupakan gabungan dari para (para, "bersama") dan kalew (kaleō, "panggil"). Bentuk kata kerja dari kata ini digunakan dalam 1:3; 2:1.
- 30 Untuk informasi lebih lanjut tentang nabi-nabi dan nubuat, lihat komentar tentang 1:18.
- 31 Bauer, 1081. Teks Yunani dalam 4:14 hanya tertulis "karunia," bukan "karunia rohani" (lihat KJV).
- 32 Karunia-karunia seperti itu dibahas dalam kaitannya dengan Roma 12:6-8 dalam David L. Roper, Romans 8- 16: A Doctrinal Study , Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2014), 253-57.
- 33 Sehubungan dengan 3:1, kita mencatat bahwa "penatua" dan "presbiter" adalah julukan bagi para pemimpin gereja. Kaum laki-laki seperti itu juga disebut "penilik/uskup" dan "gembala pastor."
- 34 Vine, Unger, and White, 196; Bauer, 861.
- 35 Ignatius adalah seorang penulis Kristen yang tak terilham yang menulis di awal abad kedua. Ia dianggap sebagai murid dari rasul Yohanes.
- 36 A. T. Hanson, The Pastoral Epistles, The New Century Bible Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 94. Meski Ignatius menggunakan dengan tepat istilah "presbiter," namun ia secara salah menempatkan " para penatua/para presbiter" di bawah pimpinan seorang "uskup." Ini adalah awal penyimpangan dari iman Perjanjian Baru. (Ignatius Ephesians 2.2; 4.1; 20.2; Magnesians 2; 13.1; Trallians 2.2; 7.2; 13.2; Philadelphians 4; 5.1; 7.1; Smyrnaeans 8.1; 12.2.)
- 37 Beberapa orang berpendapat bahwa ini adalah ketika Timotius menjadi "Uskup Efesus"-suatu kesimpulan yang aneh karena Timotius tidak memenuhi syarat untuk menjadi seorang uskup/penatua (karena tidak memiliki istri atau anak-anak, lihat 3:1-4; Tit. 1:5, 6) dan karena gereja di Efesus sudah memiliki pluralistis uskup/penatua (Kisah 20:17, 28).
- 38 Menjelang akhir perjalanan misi pertama Paulus, ia dan Barnabas "di tiap-tiap jemaat … menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu" (Kisah 14:23), termasuk gereja di Listra (Kisah 14:21).
- 39 Archibald Thomas Robertson, Word Pictures in the New Testament, vol. 4, The Epistles of Paul (New York: Harper & Brothers, 1931), 581.
- 40 Bauer, 637.
- 41 Jika itu adalah karunia mujizatiah, maka itu hampir pasti hasil dari penumpangan tangan Paulus ke atas dirinya (lihat 2 Tim. 1:6).
- 42 Penggunaan paling umum atas frasa ini dalam Perjanjian Baru adalah menangkap seseorang untuk dipenjarakan atau dihukum. Diskusi tentang penumpangan tangan dibahas dalam David L. Roper, Acts 1-14, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2001), 504-6, and Carl Spain, The Letters of Paul to Timothy and Titus, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1970), 82.
- 43 Kita tidak diberitahu siapa yang menumpangkan tangan ke atas Barnabas dan Saulus. Mungkin itu adalah perwakilan dari kelompok dari para anggota. Jika jemaat itu memiliki penatua, mereka akan menjadi orang yang paling mungkin untuk melakukan tindakan tersebut.
- 44 Roper, Acts 1-14, 474.
- 45 Vine, Unger, and White, 429; Bauer, 52.
- 46 Apakah karunia dalam 1 Timotius 4 adalah sama atau tidak dengan 2 Timotius 1:6, nasihat itu masih berlaku.
- 47 Bauer, 627.
- 48 Donald Guthrie, The Pastoral Epistles, rev. ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1990), 110.
- 49 Vine, Unger, and White, 259.
- 50 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: New Testament, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 228.
- 51 "Mengajar" adalah dari kata Yunani yang sama yang ditemukan dalam 4:13.
- 52 Paulus menggunakan sedikit permainan kata. Kedua imperatif pada bagian pertama ayat 16 dimulai dengan epi .
- 53 Menggaji pengkhotbah adalah Alkitabiah (lihat 1 Kor. 9), tapi ini harus jangan menjadi motif untuk pemberitaan injil (lihat 1 Tim. 6:5).
- 54 Teks Yunani itu secara harfiah berbunyi "engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengarkan engkau" (lihat KJV). Terminologi "engkau akan menghemat" mengganggu beberapa komentator karena Juruselamatnya adalah Allah, bukan penginjil. Namun begitu, sebagai pemberita Firman Allah, kita adalah instrumen Allah (2 Kor. 5:20), yang menyampaikan injil, yang adalah kekuatan Allah untuk menyelamatkan (Rom. 1:16).
- 55 David F. Burgess, ed., Encyclopedia of Sermon Illustrations (St. Louis, Mo.: Concordia Publishing House, 1988), 160.
- 56 Dale Hartman, khotbah yang dikhotbahkan di gereja Kristus Eastside, Midwest City, Oklahoma, September 6, 2015.
- 57 Andrew W. Blackwood, The Fine Art of Public Worship (New York: Abingdon-Cokesbury Press, 1939), 128.
- 58 Ini dapat meminta penjelasan atau bahkan terjemahan teks itu, seperti yang ditunjukkan oleh Alkitab NASB dalam menerjemahkan Nehemia 8:8.
- 59 Sebuah sumber yang baik untuk pelatihan adalah pasal "Membaca Alkitab" dalam Batsell Barrett Baxter, Speaking for the Master (New York: Macmillan Co., 1954), 23-31.
- 60 Justin Martyr Apology 1.67.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2018 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) MENURUTI POLA ALLAH (1 Timotius 4)
"Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kris...
MENURUTI POLA ALLAH (1 Timotius 4)
"Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini" (1Timotius 4:6).
Pasal 4 mengetengahkan perlunya memiliki para pemimpin yang telah dibahas dalam pasal 3. Tanpa kepemimpinan yang bisa menyatukan semua orang kudus (lihat Ibrani 13:7), maka murid-murid setan akan memasuki gereja dan mendorong terjadinya penyimpangan (simak Yohanes 8:43-45; 2Korintus 11:13-15; Roma 16:17, 18). Pasal 4 secara dramatis berpindah dari para pemimpin yang gagal dan palsu yang menggerakkan banyak jiwa untuk menjauhi Firman Allah (4:1-5) menuju para penginjil yang penuh semangat, yang dengan Firman Allah mengangkat jiwa-jiwa yang sesat, menyelamatkan diri mereka sendiri dan orang-orang yang mau mendengarkan mereka (4:12b-16). Perpindahan itu dimungkinkan oleh adanya makanan dari "ajaran yang sehat" (4:6-8) dan secara konsisten diperlihatkan oleh pola kerasulan (4:9-12a). Demikianlah pasal ini mengungkapkan kebutuhan yang sangat besar akan Firman Allah dan menunjukkan bagaimana firman itu harus digunakan.
TFTWMS: 1 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 "Akan murtad" (Yun.: apostasontai) adalah berbentuk future, indicative, middle. Bentuk middle voice menunjukkan bahwa me...
Catatan Akhir:
- 1 "Akan murtad" (Yun.: apostasontai) adalah berbentuk future, indicative, middle. Bentuk middle voice menunjukkan bahwa mereka melakukannya sendiri. Kemurtadan ini berkontradiksi dengan gagasan Calvinisme mana saja bahwa mereka itu tidak punya kehendak di dalam masalah ini. Setiap orang punya kehendak; sayangnya, beberapa menggunakan kehendaknya itu untuk berpaling dari iman!
- 2 Kata Yunani untuk "murtad" berasal dari aphistemi, yang artinya "membuat pertikaian, menyebabkan keunduran, pergi menjauh … menjadi tak beriman .…" (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1901; reprint ed., Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977], 89).
- 3 Penyesatan (Yun.: planos )-"… pengembaraan, penjelajahan … penyesatan, membawa kepada kesalahan … [dan sebagai kata benda, kata itu menunjukkan] pengembara, petualang, penipu … koruptor, pembohong" (Thayer, 515).
- 4 Setan (Yun.: daimonion)-"… jenius … setan, roh jahat … roh-roh ini diketengahkan sebagai malaikat yang sesat, 2Petrus 2:4; Yudas 6; dan sekarang tunduk kepada Iblis sebagai penghulu mereka … mereka punya kuasa untuk melakukan pelbagai mujizat, tetapi bukan untuk kebaikan … penyakit gila yang merepet, Mat. 8:28; Mrk. 5:2; … Luk. 8:27" (Edward Robinson, A Greek & English Lexicon of the New Testament [New York: Harper & Brothers, 1863], 155-56).
- 5 Makanan (Yun.: broma )-"… bisa dimakan, makanan, yaitu makanan keras [sebagai kebalikan dari] susu, 1Kor. 3:2 … Bicara tentang pelbagai daging yang dibolehkan oleh Hukum Musa, Ibrani. 9:10; 13:9. Juga tentang daging yang dengannya umat Kristen Yahudi keberatan untuk makan, Rom 14:15 … 20; 1Kor. 8:13" (Robinson, 133).
- 6 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus and Philemon, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1960), 108-9.
- 7 Ibid., 108.
- 8 Meletakkan (Yun.: hupotithemi)-"memposisikan atau meletakkan di bawah, menaruh di bawah … mendukung … menaruh nyawa seseorang di bawah firman … membahayakan kehidupan seseorang … memasukkan ke bawah pikiran siapa saja, menyarankan, meletakkan ke dalam pikiran, sebagai seorang guru (Robinson, 752).
- 9 Russell Bradley Jones, The Epistles to Timothy (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1960), 34-35.
- 10 William Hendriksen, A Commentary on 1 and 2 Timothy and Titus (London: The Banner of Truth Trust, 1964), 149.
- 11 Diberi makan (Gk. entrepho)-"mendidik; membentuk pikiran" (Thayer, 219).
- 12 Ikuti (Yun.: parekolouthkas, perfect, indicative, second person singular dari parakoloutheo)-"… mengikuti dengan dekat, menemani … menyertai orang kemana saja ia pergi … mengerti … menelusuri jalannya, meneliti secara keseluruhan, menyelidiki … menyesuaikan diri sendiri kepada" (Thayer, 484).
- 13 Kecemaran (Yun.: bebelos)-"… biasa, tempat-tempat yang cemar … tidak kudus" (Robinson, 125).
- 14 Dongeng (Yun.: muthos)-"mistos, dongeng, legenda. Lihat 1Tim. 1:4; 2Tim. 4:4; Tit. 1:14" (Robinson, 462).
- 15 William Hendriksen, A Commentary on 1 and 2 Timothy and Titus (London: The Banner of Truth Trust, 1964), 150.
- 16 Perempuan-perempuan yang lebih tua bisa melukai seorang penginjil muda setidaknya dengan tiga cara ini: (1) Ia boleh jadi mendengarkan tradisi mereka seakan-akan tradisi itu adalah Firman Allah, dengan anggapan bahwa perempuan-perempuan itu sudah tua dan bijaksana (ketika mereka bisa menjadi sebaliknya). Seorang saudari yang lebih tua menegur seorang penginjil muda karena mengakhiri ibadah dengan pujian ketimbang "doa penutup." (2) Ia boleh jadi mendengarkan pelbagai pujian mereka ("Kamu ini benar-benar seorang pekerja keras … dan begitu muda!") sehingga ia mengira telah mencapai tingkat yang baik sekali dalam penginjilan. Pemberita injil harus jangan mengabaikan Yesus sebagai standar, tongkat pengukur rohani yang sejati (2Korintus 13:5). (3) Ia boleh jadi meluangkan terlalu banyak waktunya dengan perempuan-perempuan yang lebih tua yang senang bernostalgia, dengan mengabaikan pekerjaan penting lainnya. Penginjil yang meluangkan waktu dan perhatiannya kepada para janda yang sendirian akan dipandang hebat oleh mereka, namun secara usia langkah mereka itu lamban sehingga harus tidak boleh menjadi langkah penginjil itu! Penginjil itu harus mencari keseimbangan yang tidak akan mengabaikan orang-orang yang berusia lanjut (1Timotius 5:1, 2) atau menghalangi pembelajarannya dan pelayanannya sendiri.
- 17 Latihan (Yun.: gumnazo)-"… latihan dengan penuh semangat, dengan cara apa saja, baik tubuh atau pikiran … tentang orang yang berjuang dengan serius untuk menjadi saleh" (Thayer, 122).
- 18 Jerih payah (Yun.: kopiao)-"… menjadi letih, lelah, kepayahan [karena kerja keras atau beban berat atau kesedihan] … tentang pelbagai upaya berat para guru dalam memberitakan dan memajukan kerajaan Alllah dan Kristus" (Thayer, 355).
- 19 Berjuang (Yun.: agonizomai)- "… bertanding di dalam pertandingan senam … bergumul dengan pelbagai kesulitan dan bahaya yang menentang injil … berusaha dengan kerajinan yang kuat, berjuang untuk mendapatkan sesuatu" (Thayer, 10).
- 20 Ini tidak berarti bahwa akhirnya Allah akan menyelamatkan beberapa orang yang tidak percaya (lihat Ibrani 11:6). Ada tiga penjelasan bagi ungkapan unik Paulus "terutama mereka yang percaya." Pertama, Paulus bisa saja sedang menyinggung fakta bahwa beberapa orang memang belum percaya tetapi mereka akan percaya ketika mereka belajar (lihat Yohanes 9:35, 36; bandingkan Lukas 23:34 dengan Kisah 2:36-41). Kedua, Hendriksen mengemukakan satu penjelasan yang patut dipertimbangkan. Ia mengatakan bahwa Allah sebagai Juruselamat (Yun.: soter) benar-benar telah membebaskan atau menyelamatkan manusia dengan banyak cara (selain dari dosa). Ia membebaskan Israel dari perbudakan, namun tidak semua orang yang diselamatkan dari perbudakan itu bisa masuk ke tanah terjanji (1Korintus 10:5; Ibrani 3:7-4:8). Beberapa gagal untuk masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka. Jadi orang bisa saja diselamatkan dari dosa (Markus 16:15, 16; Kisah 2:38-47), tetapi kemudian murtad sehingga tidak menerima keselamatan yang siap dinyatakan pada akhir zaman (lihat Ibrani 6:4-6; 10:23-31). Orang harus memelihara iman sebab iman adalah kemenangan yang mengalahkan dunia (1Yohanes 5:4; Wahyu 2:10). Oleh sebab itu, penekanan pandangan ini adalah bahwa Allah sanggup menyelamatkan dengan pelbagai cara, namun mahkota karya-Nya akan berupa penyelamatan orang percaya secara kekal (lihat Ibrani 7:25; 5:8, 9). Ketiga, simaklah ungkapan Yunaninya. Terjemahan Inggris [dan Indonesia] mungkin menjadi penyebab ungkapan itu membingungkan kita. Arndt and Gingrich menjabarkan kata "terutama" (Yun.: malista) sebagai yang dalam beberapa kasus artinya juga "khususnya," dengan tambahan, "dalam menjawab pertanyaan: 'sangat pasti, sudah tentu'" (Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 2d ed., rev. William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich [Chicago: University of Chicago Press, 1957], 490). Beberapa nas yang akan cocok dengan definisi itu adalah Kisah 26:3; 20:38; 1Timotius 5:17; Filemon 16. Jika kita menjabarkannya seperti itu, maka ungkapan Yunani (malista piston) akan menyatakan orang-orang yang Allah selamatkan akan "sudah tentu orang-orang percaya." Atau "sangat pasti orang-orang percaya," atau "khususnya orang-orang percaya" (atau secara khsusus, saya maksudkan orang-orang percaya). Di antara semua manusia, mereka adalah orang-orang yang akan Ia selamatkan. Yang demikian itu cocok dengan fakta-fakta Alkitab. Dari poin mana saja dari tiga poin itu, tidak seorang pun bisa menyimpulkan bahwa Allah berencana untuk secara abadi menyelamatkan beberapa orang yang tidak percaya. Gagasan seperti itu bertentangan dengan Ibrani 11:6; 5:8, 9 atau Yohanes 8:24.
- 21 Memandang rendah (Yun.: kataphroneito , present, imperative dari kataphroneo)-"… memandang hina kepada, memandang rendah, cemoohan, memperlakukan dengan jijik … menganggap enteng, punya gagasan yang salah … tentang atau mengenai sesuatu .…" (Arndt and Gingrich, 421).
- 22 Hendriksen memperkirakan bahwa Timotius mungkin berusia sekitar 34 dan 39 tahun, dengan menambahkan bahwa Irenaeus menceritakan bahwa tahap pertama kehidupan (pemuda) merentang dari usia 30 tahun hingga sampai 40 tahun (Hendriksen, 157; Irenaeus Against Heresies 2.22).
- 23 Kata Yunani untuk "teladan" adalah tupos, "… kesan yang terlihat … tanda, jejak .… Salinan, citra, bentuk … pola pengajaran … model … dalam kehidupan moral, contoh, pola" (Arndt and Gingrich, 837-38). Bagi beberapa orang, seorang penginjil muda seharusnya memiliki hal-hal tersebut. Menjadi sebanyak mungkin untuk orang yang begitu banyak merupakan suatu tantangan yang serius.
- 24 Tingkah laku (Yun.: anastrophe)-Kita harus menjadi "kudus di dalam seluruh hidup kita, 1Petrus. 1:15" (Arndt and Gingrich, 61).
- 25 Kasih (Yun.: agape)-"… kasih sayang, kehendak baik … kebajikan … kasih manusia kepada Allah … kasih Allah kepada manusia … kasih Allah kepada Kristus … kasih Kristus kepada manusia" (Thayer, 4).
- 26 Kesucian (Yun.: hagneia)-"… kehidupan tanpa dosa" [Thayer, 7];"… tentang pikiran yang murni … kemurnian … dengan segala kesopanan … sebagai tugas pertama bagi pemuda … tetap suci" (Arndt and Gingrich, 10).
- 27 Membaca (Yun.: anaginosko )-"… mengetahui secara akurat, secara tepat … mengetahui lagi, mengenali … mengetahui dan membedakan secara akurat … mengetahui dengan membaca" (Robinson, 43).
- 28 Nasihat (Yun.: parakaleo)-"memanggil ke sisi seseorang, membuat senang, menghibur, menghimbau, memohon, meminta dengan sangat, mendorong, menginstruksikan, menegur" (Thayer, 482-83).
- 29 Pengajar (Yun.: didaskalos)-"orang yang cocok untuk mengajar" (Thayer, 144); "instruktur, tuan" (Robinson, 178).
- 30 Perhatikanlah (Yun.: proseche, present, imperative dari prosecho)-"… membawa dekat … mengalihkan pikiran kepada … berhubungan dengan, bersikap penuh perhatian … merawat, menyediakan … menjaga diri, yaitu berhati-hati … menerapkan diri kepada, melekatkan diri kepada, berpegang atau melekat kepada seseorang atau benda … condong kepada atau kecanduan … mencurahkan pikiran dan upaya kepada" (Thayer, 546).
- 31 Lalai (Yun.: ameleo)-"… bersikap sembrono, tidak memperhatikan … tidak peduli terhadap, mengabaikan" (Robinson, 36).
- 32 Bertekun (Yun.: meletao )-"… merawat, menangani apa saja, yaitu, sehingga mampu memperlihatkan" (Robinson, 449); "… mengolah, menanggung penderitaan dengan … memikirkan tentang, merenungkan" (Arndt and Gingrich, 501).
- 33 Kemajuan (Yun.: prokope, prokopto [Thayer, 540])-"… pergi ke depan, … kemajuan, pemajuan" (Robinson, 621).
- 34 Keselamatan (Yun.: sozo)-"… membebaskan, menjaga kehidupan dari bahaya, kerugian, kehancuran … tentang orang sakit … menyelamatkan dari kematian, dan demikianlah menyembuhkan, memulihkan kepada kesehatan … tentang keselamatan dari kematian kekal, dari hukuman dan akibat menyengsarakan karena dosa, menyelamatkan, memberi hidup kekal" (Robinson, 704).
- 35 Di sini diberikan poin penting mengenai pendengar. Simaklah bahwa kata "mendengar" (Yun.: akouo) melibatkan jauh lebih banyak hal daripada mengikuti ibadah atau menghadiri "kelas Alkitab rumah tangga." Kata ini artinya "berurusan dengan … mempertimbangkan apa yang dikatakan atau yang pernah dikatakan … memahami, mengetahui arti apa yang dikatakan … belajar … menjadi terbiasa dengan Kristus lewat pengajaran rasuli, Efe. 4:21 … memalingkan telinga kepada seseorang, menyimak, mendengarkan … menerima, mendengar dan mentaati" (Thayer, 23). Orang yang sungguh-sungguh mendengarkan dan menaati kebenaran itu ketika kebenaran itu didengar sesungguhnya akan diselamatkan (lihat Matius 7:21-27; Yakobus 1:21-25).
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Timotius Muda (1 Timotius 4:12)
Saya bersimpati dengan Timotius. Saya berumur dua puluh satu saat lulus dari perguruan tinggi dan pindah untuk bekerj...
Timotius Muda (1 Timotius 4:12)
Saya bersimpati dengan Timotius. Saya berumur dua puluh satu saat lulus dari perguruan tinggi dan pindah untuk bekerja dengan gereja Village di Greater Oklahoma City. Saya telah berkhotbah selama tiga tahun tapi masih sangat menyadari umur saya. Seorang penginjil tamu menatap ke bawah kepada saya dari mimbar dan bertanya, "Apakah saya pernah semuda itu?" Beberapa tahun kemudian, kami pindah ke Muskogee, Oklahoma. Ketika salah seorang janda mendengar para penatua mempekerjakan saya, ia menggelengkan kepala dan berkata, "Kita sudah membawa [anak muda] yang lain lagi untuk didewasakan!" Apakah yang Timotius harus lakukan? Apakah yang harus dilakukan oleh pengkhotbah muda mana saja? Timotius mungkin mengeluh, "Itu tidak adil!" Ia mungkin telah mencoba untuk membungkam para pengecamnya dengan kata-kata pedas seperti "Siapakah kamu yang berani mengecam aku? Pengetahuanmu tentang Firman Allah adalah sangat kecil sekali dibandingkan dengan pengetahuanku!" Ia bahkan mungkin telah menjawab," Jika saudara-saudara akan memperlakukan aku seperti itu, aku akan berhenti!" Tidak satu pun dari pelbagai tanggapan itu yang benar. Paulus menunjukkan bahwa Timotius tidak menuntut penghormatan, melainkan mengupayakan itu—dengan menjadi teladan yang baik.
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Kemurnian Dan Pengkhotbah (1 Timotius 4:12)
Setiap pengkhotbah, muda atau tua, perlu memberikan pemikiran dan doa yang cukup untuk bagaimana ia berhu...
Kemurnian Dan Pengkhotbah (1 Timotius 4:12)
Setiap pengkhotbah, muda atau tua, perlu memberikan pemikiran dan doa yang cukup untuk bagaimana ia berhubungan dengan lawan jenis. Beberapa pengkhotbah selalu membawa orang lain bersama mereka saat mereka mengunjungi seorang perempuan lajang. Banyak yang dengan bijaksana memastikan tidak pernah menutup pintu ruangan atau kantor tempat mereka menasihati seorang perempuan. Seorang pengkhotbah harus berhati-hati untuk menghindari "bahkan satu petunjuk adanya percabulan, atau jenis kecemaran apa saja, … karena semua ini tidak pantas bagi umat Allah yang kudus" (Efe. 5:3; NIV). Pengamatan saya adalah bahwa lebih banyak pengkhotbah yang hidupnya telah dihancurkan oleh ketidakpantasan dalam seksual dibandingkan dengan pelanggaran lainnya.
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Pembacaan Firman Secara Terbuka (1 Timotius 4:13)
Pembacaan Kitab Suci secara terbuka adalah sangat penting pada abad pertama karena itulah satu-satu...
Pembacaan Firman Secara Terbuka (1 Timotius 4:13)
Pembacaan Kitab Suci secara terbuka adalah sangat penting pada abad pertama karena itulah satu-satunya cara orang banyak dapat belajar Firman Allah. Harga salinan naskah dengan tangan sangat mahal sekali, ditambah perkiraan bahwa 60 sampai 90 persen penduduknya buta huruf. Awalnya, kitab-kitab dalam Alkitab ditulis untuk didengar dan bukan dibaca.56
Saat ini, kebanyakan dari kita dapat membaca Alkitab untuk diri kita sendiri, tapi itu tidak berarti bahwa pembacaan Kitab Suci secara terbuka tidak penting. Ini adalah satu-satunya saat dalam ibadah ketika Allah bicara kepada kita tanpa campuran kata-kata dan pendapat manusia. Andrew W. Blackwood menyimpulkan, "Pembacaan Kitab Suci mungkin adalah bagian terpenting dari ibadah umum."57
Pembacaan Alkitab dalam ibadah dianggap tidak penting dalam beberapa jemaat. Mereka telah menghilangkan praktik itu, atau beberapa ayat dibaca sebagai pengantar khotbah. Bahkan ketika sebuah nas dibaca, itu kadang-kadang dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh oleh seorang saudara yang tidak siap. Gereja akan berbuat baik dalam memulihkan pembacaan Kitab Suci, luangkan waktu untuk melatih kaum laki-laki yang dapat membaca Firman Allah "dengan jelas," dengan memberikan "keterangan-keterangan,"58yang membuat orang-orang yang mendengarkan dapat "memahami pembacaan itu" (Neh. 8:8; KJV).59
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Membaca, Mengajar, Menasihati (1 Timotius 4:13)
Tiga kegiatan yang disebutkan dalam 4:13 adalah bagian penting dari ibadah gereja mula-mula. Pada aba...
Membaca, Mengajar, Menasihati (1 Timotius 4:13)
Tiga kegiatan yang disebutkan dalam 4:13 adalah bagian penting dari ibadah gereja mula-mula. Pada abad kedua, Justin Martyr menulis, Pada hari yang disebut Minggu, semua yang tinggal di kota atau di pedesaan berkumpul bersama di satu tempat, dan riwayat hidup para rasul dan tulisan-tulisan para nabi dibacakan, selama waktu mengizinkan; lalu, ketika pembaca sudah selesai, pemimpin [ibadah] bicara, memberi instruksi dan menasihati umat untuk meniru hal-hal yang baik ini.60
Tiga istilah yang dicantumkan itu terdiri dari tanggung jawab khusus bagi mereka dari antara kita yang berkhotbah. Inti pesan kita harus selalu berupa Firman Allah ("pembacaan umum Kitab Suci"). Kita harus menjelaskan Firman itu agar para pendengar kita dapat memahaminya ("mengajar"). Kita lalu harus mendorong semua orang untuk melakukan apa yang Firman itu katakan ("menasihati"). Istilah itu juga menyiratkan tanggung jawab yang sama pada sisi pendengar.
Pengkhotbah Membaca (keras) Mengajar Menasihati Pendengar Mendengarka Mempelajari Menghayati Timotius harus mencurahkan dirinya untuk tugas-tugas ini. Para pemberita injil harus jangan pernah melupakan tanggung jawab utama ini.
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) "Jangan Lalai Mempergunakan Karunia Rohanimu" (1 Timotius 4:14)
Penerapan awal 4:14 adalah untuk para pengkhotbah. Kita tidak hidup di zama...
"Jangan Lalai Mempergunakan Karunia Rohanimu" (1 Timotius 4:14)
Penerapan awal 4:14 adalah untuk para pengkhotbah. Kita tidak hidup di zaman mujizat, tapi semua pengkhotbah memiliki karunia (talenta atau kemampuan) dari Tuhan. Beberapa orang memiliki karunia untuk berkhotbah. Beberapa orang memiliki karunia untuk mengajar kelas Alkitab. Beberapa orang memiliki karunia untuk penginjilan pribadi. Beberapa orang memiliki karunia untuk bergaul dengan orang. Beberapa orang memiliki karunia untuk membantu dan menghibur orang lain. Jika Anda seorang pengkhotbah, tentukanlah karunia Anda itu. (Jika Anda tidak yakin dengan apa karuniamu itu, tanyakanlah kepada beberapa teman yang dapat dipercaya.) Kemudian berhati-hatilah untuk tidak mengabaikannya. Semua pengkhotbah memiliki kekuatan dan kelemahan. Tanganilah kelemahan Anda sambil tidak mengabaikan kekuatan Anda.
Penerapan juga dapat dilakukan kepada setiap orang Kristen. Paulus akan berkata kepada kita semua, "Hiduplah sesuai dengan potensi yang diberikan Allahmu." Kita semua memiliki "karunia" (Rom. 12:3-8). Kita harus menghargai karunia itu; karunia itu berasal dari Tuhan. Kita harus menggunakannya; Allah memberikan karunia itu kepada kita untuk kemuliaan-Nya dan untuk membangun gereja-Nya (lihat Efe. 4:11, 12, 16). Kita harus mengembangkan karunia itu, selalu berusaha untuk meningkatkan pelayanan kita untuk sang Tuan. Satu hal yang harus jangan kita lakukan adalah mengabaikannya .
"Terus Bertumbuh" (1 Timotius 4:15)
Tantangan bagi semua pengkhotbah, muda atau tua, adalah tantangan bagi setiap orang Kristen: Teruslah bertumbuh. Jangan pernah puas dengan di mana Anda berada secara rohani. Dalam menjalani kehidupan Kristen tidak mungkin tidak bergerak. Jika Anda tidak sedang bergerak maju, maka Anda sedang bergerak mundur. Petrus menulis, "Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus" (2 Pet. 3:18). "Kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala" (Efe. 4:15).
BIS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah
menjadi kawan dan pemb
SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah menjadi kawan dan pembantu Paulus dalam pekerjaan Paulus. Ayah Timotius seorang Yunani dan ibunya Yahudi. Dalam Surat Paulus Yang Pertama \\Kepada Timotius\\, dibentangkan tiga hal yang ada sangkut pautnya satu sama lain.
Pertama-tama ialah peringatan kepada Timotius terhadap ajaran-ajaran salah yang terdapat di dalam jemaat. Ajaran-ajaran itu merupakan campuran faham Yahudi dan faham bukan Yahudi berdasarkan kepercayaan bahwa semesta alam sudah jahat, dan keselamatan hanya dapat diperoleh kalau orang mempunyai pengetahuan tentang rahasia tertentu, dan mentaati peraturan- peraturan seperti misalnya peraturan tidak boleh kawin, pantang makanan- makanan tertentu dan lain sebagainya.
Kedua, ialah petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pengurusan jemaat dan mengenai ibadat. Dijelaskan baginya sifat-sifat orang yang boleh menjadi penilik dan pembantu jemaat. Akhirnya Timotius diajar mengenai bagaimana ia dapat menjadi seorang hamba Yesus Kristus yang baik dan mengenai tanggung jawabnya terhadap setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat.
Isi
- Pendahuluan
1Tim 1:1-2 - Petunjuk-petunjuk mengenai jemaat dan para pengurusnya
1Tim 1:3-3:16 - Petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pekerjaannya
1Tim 4:1-6:21
Ajaran: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti isi Kitab I Timotius dan melakukan kebenaran
Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pendahuluan
Penulis
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti isi Kitab I Timotius dan melakukan kebenaran Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 63 Masehi.
Penerima : Seorang pendeta muda yang bernama Timotius, di kota Efesus. (Dan juga semua jemaat Kristen di dunia). Keadaan di jemaat Efesus: ada orang yang menjadi guru, tetapi tidak tahu Firman Allah. Mereka menyimpang dari ajaran Alkitab. Kehidupan rohani yang tidak bertumbuh. Juga ada persoalan-persoalan pribadi dan persoalan kepemimpinan dalam ibadah jemaat.
Isi Kitab: Kitab I Timotius terbagi atas 6 pasal. Kitab ini ditulis untuk meminta Timotius tetap tinggal di Efesus, agar Timotius menasehati orang-orang tertentu yang mengajarkan ajaran lain, dan membicarakan dongeng-dongeng yang justru membawa masalah bagi jemaat (/TB 1Tim
1:3-4). Tujuan khusus, ialah Paulus hendak menguatkan iman Timotius karena mungkin banyak orang tidak mau mendengarkan Timotius. Mereka itu adalah orang-orang yang mau menjadi pemimpin tetapi sebenarnya tidak mengenal Firman Allah.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Timotius
Pasal 1 (1Tim 1:1-20).
Pengajaran tentang tugas seorang pendeta jemaat setempat
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 1:1-2. _Tanyakan_: Siapakah yang memerintahkan Rasul Paulus untuk memberitakan Injil? Siapakah yang memerintahkan saudara untuk memberitakan Injil?
- Bacalah pasal 1Tim 1:3-10. _Tanyakan_: Apakah yang harus dikerjakan oleh Timotius (tugas- tugas yang harus ia laksanakan)? Apakah saudara seorang pendeta? Bagaimanakah caranya Timotius menghadapi pengajar-pengajar sesat? Bagaimanakah caranya saudara menghadapi pengajaran-pengajaran yang sesat?
Pasal 2 (1Tim 2:1-15).
Pengajaran tentang ibadah jemaat dan sikap di dalam beribadah
Dalam bagian ini dijelaskan mengenai isi doa anggota jemaat dan bagaimana sikap laki-laki ketika beribadah dan bagaimana sikap seorang perempuan di dalam ibadah.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 2:1-7. _Tanyakan_: Apakah yang dikehendaki. Allah dari doa anggota jemaat? Apakah isi doa jemaat yang diperintahkan dalam ayat-ayat itu?
- Bacalah pasal 1Tim 2:8-15. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap seorang laki-laki ketika beribadah kepada Allah? Bagaimanakah sikap seorang wanita ketika beribadah dalam kebaktian? Apakah perhiasan yang indah di hadapan Tuhan?
Pasal 3 (1Tim 3:1-16).
Pengajaran tentang syarat-syarat pekerja-pekerja gereja (Penatua/diaken)
Dalam bagian ini Rasul Paulus memberikan syarat-syarat seseorang yang akan dipilih menjadi pekerja-pekerja gereja, penatua, dan diaken. Tetapi walaupun demikian syarat-syarat ini juga merupakan pembuktian kedewasaan rohani setiap orang Kristen.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 3:1-7. _Tanyakan_: Sebutkanlah dengan lengkap semua syarat seorang penilik jemaat dan apakah hal itu ada pada saudara.
- Bacalah pasal 1Tim 3:8-13. _Tanyakan_: Sebutkanlah dengan lengkap semua syarat untuk menjadi seorang diaken dan apakah hal itu sudah ada pada saudara.
Pasal 4-6 (1Tim 4:1-6:21).
Pengajaran tentang kehidupan seorang hamba Tuhan dan setiap orang Kristen
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa seorang hamba Tuhan haruslah menjadi seorang hamba Tuhan Yesus Kristus yang baik, yaitu tekun dalam mengajar dan setia kepada kebenaran Firman Allah. Dan kehidupannya haruslah dapat menjadi teladan setiap orang, khususnya dalam pergaulannya dengan semua anggota jemaat.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 4:1-16. _Tanyakan_: Apakah yang dikatakan oleh Roh Kudus pada hari kemudian? Lihat ayat 1-4 (1Tim 4:1-4). Apakah yang diperintahkan dalam ayat 11-12? (1Tim 4:11-12) Apakah hal itu sudah saudara lakukan?
- Bacalah pasal 1Tim 5:1-16. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap terhadap seorang janda?
- Bacalah pasal 1Tim 5:17-24. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap terhadap penatua-penatua yang baik? (lihat ayat 17; 1Tim 5:17) Bagaimanakah sikap terhadap tuduhan yang dijatuhkan orang lain kepada seorang penatua?
- Bacalah pasal 1Tim 6:2-10. _Tanyakan_: Apakah nasehat tentang bersilat lidah? Apakah akibat daripada memburu uang? (lihat ayat 10; 1Tim 6:10).
- Apakah akhir kitab ini? (Bacakan pasal 1Tim 6:19-20).
II. Kesimpulan
Dalam I Timotius diajarkan dengan jelas akan kehidupan dari setiap orang Kristen dalam melayani jemaat atau Gereja, baik ia seorang pendeta, penatua, maupun anggota jemaat biasa. Ada empat hal penting yang Rasul Paulus ingatkan kepada Timotius:
- _Larilah_ dari pertengkaran/pertentangan dan cinta akan uang.
- _Carilah_ buah-buah Roh.
- _Lawanlah_ ajaran sesat dengan iman yang teguh.
- _Peliharalah_ Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus, denga melaksanakannya dalam sukacita.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab I Timotius?
- Apakah jabatan Timotius?
- Bagaimanakah keadaan jemaat saudara? Apakah jemaat saudara suda menuruti Firman Allah yang ada dalam I Timotius?
- Sudahkah saudara mengajarkan/berusaha melakukan syarat-syarat atau tanda tanda orang Kristen yang dewasa dalam rohani? (lihat pasal 1Tim 3:1-13).
Intisari: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Buku pegangan untuk para pemimpin Kristen
SURAT PENGGEMBALAAN.Tiga pucuk surat, I dan II Timotius serta Titus, dikenal sebagai surat penggembalaan, s
Buku pegangan untuk para pemimpin Kristen
SURAT PENGGEMBALAAN.
Tiga pucuk surat, I dan II Timotius serta Titus, dikenal sebagai surat penggembalaan, sebab sebagian besar isinya merupakan nasihat yang diberikan oleh seorang gembala yang dewasa kepada orang-orang yang lebih muda yang untuk gilir berikutnya akan membimbing orang-orang lain untuk memikul tugas penggembalaan jemaat.
TIMOTIUS.
Ayah Timotius adalah seorang Yunani, tetapi ibunya seorang Yahudi. Ia bertobat pada usia kurang lebih lima belas tahun, ketika Rasul Paulus mengunjungi kota asalnya, Listra (Kis 16:1-3; 1Tim 1:2). Tujuh tahun kemudian ia ikut dalam pelayanan penginjilan Paulus dan terjalinlah hubungan persahabatan yang sangat erat antara Paulus yang saat itu sudah berumur kira-kira tujuh puluh tahun dengan rekannya yang lebih muda. Setelah pemenjaraan Paulus yang pertama, ia mengunjungi beberapa tempat antara lain Efesus, dan karena tidak dapat lama berada di sana ia meninggalkan Timotius untuk memikul pelayanan di sana. Ketika ditinggal sendirian Timotius mendapatkan ujian yang sangat berat, karena sebelumnya ia sangat bergantung kepada nasihat Paulus. Sifatnya agak pemalu dan peka. Paulus menulis surat kepadanya dari Korintus untuk mendorong dia dan memberikan beberapa nasihat. Ayat kunci kitab ini adalah 1Ti 3:15. Paulus sangat ingin melihat anak rohaninya memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin Kristen. Ia berkeinginan supaya dalam segala hal Timotius dapat memberi teladan kepada jemaat yang mengharapkan kepemimpinannya (1Tim 4:12).
CIRI-CIRI KHUSUS.
Ada beberapa kata dan frasa yang hanya terdapat dalam surat-surat penggembalaan, seperti 'Allah Juruselamatku' (1Tim 1:1; 2:3; 4:10; Tit 1:3; 2:10, 13; 3:4) dan petunjuk-petunjuk pada 'peribahasa' yang perlu mendapat perhatian khusus (1Tim 1:15; 3:1; 4:9, 10; 2Tim 2:11-13; Tit 3:8). Surat-surat penggembalaan ini senantiasa menjadi sumber pembangkit semangat dan nasihat praktis bagi para pekerja Kristen.
Pesan dan Penerapan
1. Gereja harus diperingatkan terhadap ajaran sesat.o Ajaran sesat sudah merupakan ancaman sejak permulaan (13-7) dan seringkali
sangat erat hubungannya dengan tingkah laku yang salah. 1Ti 1:8-11
o Kehidupan yang diubahkan oleh kasih karunia Allah merupakan jawaban yang
paling efektif. 1Ti 1:12-17
o Guru-guru palsu perlu didisiplin. 1Ti 1:20
2. Pentingnya doa.
o Doa harus melibatkan semua orang. 1Ti 2:1
o Doa untuk para penguasa merupakan prioritas. 1Ti 2:2
o Doa harus didukung dengan hidup yang sesuai. 1Ti 2:8-10
3. Petunjuk-petunjuk untuk para penilik jemaat.
o Penilik jemaat harus orang yang tak bercacat dalam masyarakat dan kehidupan
keluarganya terhormat. 1Ti 3:1-7
o Para diaken harus memiliki moral yang tak bercela dan memenuhi persyaratan
rohani. 1Ti 3:8-13
4. Seorang pendeta harus...
o Memiliki kearifan rohani. 1Ti 4:1-5
o Memberi petunjuk yang jelas tentang ajaran sesat. 1Ti 4:6, 7
o Memperhatikan nilai kesalehan. 1Ti 4:8-10
o Menjadi teladan bagi jemaat. 1Ti 4:11-15
o Mengatur prioritas yang tepat. 1Ti 4:16
o Berhati-hati memperlakukan orang lain.1Ti 5:1-22
o Menyiagakan kesehatan yang baik. 1Ti 5:23
5. Pesan terakhir.
o Praktislah dalam pengajaran. 1Ti 6:1, 2
o Jauhilah ketamakan akan harta. 1Ti 6:6-10
o Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar. 1Ti 6:12
o Bertekunlah dalam panggilan. 1Ti 6:20
Tema-tema Kunci
1. Ajaran sesat.
Perjanjian Baru penuh dengan peringatan terhadap ajaran sesat. Dunia dewasa ini sedang ditantang oleh berbagai macam 'isme' dan 'ideologi'. Dalam zaman yang mudah bertoleransi ini, peringatan para rasul perlu mendapatkan perhatian yang serius. Ketulusan saja tidak cukup: kita harus 'menguji roh-roh itu' (1 Yoh. 4:1). Perhatikan berbagai petunjuk dalam Perjanjian Baru tentang guru-guru palsu - (misalnya, Kis 20:28-30; Mat 24:4, 5, 23, 24; 2Yoh 1:7-11). Kegagalan untuk mengerti siapa dan apa yang dilakukan oleh Kristus merupakan akar dari hampir semua ajaran palsu - mengenai hal ini - lihat 1Timotius 3:16.
2. Doa.
Seringkali doa-doa kita hanya terbatas untuk lingkungan keluarga dekat saja, tetapi di sini kita didorong untuk berdoa jauh lebih luas lagi. Para penguasa harus mendapat tempat yang istimewa dalam doa-doa kita. Perlu juga diingat bahwa penguasa pada masa itu adalah Kaisar Nero! Di dalam doa kita berhubungan langsung dengan Allah, tetapi jika doa-doa kita ingin berhasil maka doa-doa itu harus didukung dengan kehidupan yang 98 sepadan. Tangan yang kita angkat untuk berdoa haruslah 'tangan-tangan yang kudus'. Perhatikanlah sikap praktis dan cara-cara untuk memastikan bahwa doa-doa kita tidak menjadi picik. Kapan kita terakhir berdoa untuk para pemimpin pemerintah kita?
3. Kepemimpinan.
Jika gereja ingin memuliakan Allah, maka gereja itu harus mempunyai pola kepemimpinan yang benar. Perhatikan persyaratan rohani dan moral yang ditekankan oleh Rasul Paulus. Perhatikan juga bahaya mengangkat petobat baru untuk menduduki posisi yang menuntut tanggung jawab (1Tim 3:6). Bandingkan persyaratan bagi para penatua dan diaken. Perhatikan penekanan pada kehidupan rumah tangga yang baik dan juga pada reputasi pemimpin itu dalam dunia sekuler. Apakah kelemahan gereja merupakan sebagian pencerminan dari kepemimpinannya? Apakah kita cukup berhati-hati dalam memastikan bahwa para pemimpin itu memenuhi persyaratan yang dituntut dalam Perjanjian Baru? Apakah metode pengangkatan pemimpin gereja kita cukup mampu untuk menetapkan orang-orang yang tepat?
Garis Besar Intisari: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) [1] PERLUNYA PENGAJARAN YANG BENAR 1Ti 1:1-20
1Ti 1:1-2Salam
1Ti 1:3-11Peringatan yang tepat waktu
1Ti 1:12-17Kesaksian pribadi
1Ti 1:18-20Tug
[1] PERLUNYA PENGAJARAN YANG BENAR 1Ti 1:1-20
1Ti 1:1-2 | Salam |
1Ti 1:3-11 | Peringatan yang tepat waktu |
1Ti 1:12-17 | Kesaksian pribadi |
1Ti 1:18-20 | Tugas yang serius |
[2] PERLUNYA DOA 1Ti 2:1-15
1Ti 2:1-8 | Orang Kristen yang berdoa |
1Ti 2:9-15 | Pelayanan kaum wanita |
[3] PERLUNYA KEPEMIMPINAN YANG BAIK 1Ti 3:1-16
Syarat-syarat yang diperlukan dari seorang pemimpin Kristen.
[4] PERLUNYA KEARIFAN ROHANI 1Ti 4:1-16
1Ti 4:1-6 | Untuk memberi peringatan kepada orang lain |
1Ti 4:7-16 | Untuk melatih disiplin diri |
[5] PERLUNYA PETUNJUK-PETUNJUK PRAKTIS 1Ti 5:1-25
Bagaimana menghadapi berbagai kelompok yang berbeda.
[6] PERLUNYA SIKAP-SIKAP YANG BENAR 1Ti 6:1-21
1Ti 6:1, 2 | Di pihak hamba |
1Ti 6:3-21 | Berbagai petunjuk |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi