14 April 2005

Mengapa Begitu Buruk?

Topik : Kematian/Salib

Nats : Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita (Yesaya 53:5)
Bacaan : Yesaya 53:4-10

Derita. Derita yang keji, mengerikan, dan menyiksa. Derita yang tak kenal henti, tak tertahankan, dan tak terkatakan. Dengan setiap cambukan di punggung Yesus dan setiap langkah yang berat mendaki Bukit Golgota, Sang Juruselamat menerima hukuman atas dosa yang kita perbuat.

Di dunia yang mengajak kita untuk menjadikan semuanya baik-baik saja, kerap kali kita memandang dosa dan berpikir, apa salahnya berbuat dosa? Lagi pula, dosa kita tidak begitu buruk. Jika kita berbohong atau berbuat curang sedikit saja—apa bahayanya? Jika kita bergunjing atau berkata kasar beberapa kali—siapa yang akan terluka? Mengapa dosa begitu buruk?

Dosa itu buruk karena dosa membuat Yesus harus menderita. Ya, dosa kita adalah alasan Yesus menderita siksaan saat Dia berjalan menuju penyaliban—dan saat Dia tergantung di atas salib itu hingga akhirnya mati secara mengerikan.

Tentu saja kita tidak pernah dapat mengubah apa yang telah terjadi; derita itu tidak pernah dapat dibatalkan. Namun kita perlu mengerti bahwa jika kita terus berbuat dosa secara sadar, sebenarnya kita membelakangi Yesus dan derita-Nya. Seakan-akan kita berkata bahwa kita tak peduli terhadap apa yang dialami Yesus karena kita. Kita tetap akan melakukan apa yang kita inginkan. Berdosa di bawah terang salib berarti mengatakan kepada Yesus bahwa bahkan penderitaan-Nya yang hebat pun belum membuat kita mengerti tentang kekejaman dosa.

Mengapa dosa begitu buruk? Lihatlah apa yang dilakukan dosa terhadap Yesus —JDB



TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA