Teks -- Ibrani 11:26-40 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Ibr 11:35 - ORANG-ORANG LAIN MEMBIARKAN DIRINYA DISIKSA.
Nas : Ibr 11:35
Allah mengizinkan beberapa orang anak-Nya yang setia mengalami
penderitaan dan kesulitan yang hebat
(lihat art. PENDERITA...
Nas : Ibr 11:35
Allah mengizinkan beberapa orang anak-Nya yang setia mengalami penderitaan dan kesulitan yang hebat
(lihat art. PENDERITAAN ORANG BENAR).
Sekalipun mereka menikmati kehadiran ilahi, Allah tidak meloloskan mereka semua dari penderitaan dan kematian (ayat Ibr 11:35-39).
- 1) Perhatikan bahwa karena iman beberapa orang "telah luput dari mata
pedang" (ayat Ibr 11:34) dan beberapa yang lain "dibunuh dengan
pedang" (ayat Ibr 11:37). Karena iman yang satu diselamatkan dan
yang lain tetap gugur (bd. 1Raj 19:10; Yer 26:23; Kis 12:2). Iman
yang sungguh-sungguh bukan saja membuat orang-orang percaya melakukan
hal-hal yang besar bagi Allah (ayat Ibr 11:33-35), tetapi juga
kadang-kadang membuat mereka mengalami penderitaan, penganiayaan,
penindasan dan kemiskinan (ayat Ibr 11:35-39; bd. Mazm 44:23;
Rom 8:36;
lihat cat. --> Mat 5:10).
[atau ref. Mat 5:10]
- 2) Kesetiaan kepada Allah tidak menjamin kesenangan hidup atau kelepasan dari penganiayaan di dalam dunia ini. Akan tetapi, kesetiaan kepada Allah menjamin bahwa kita akan memperoleh kasih karunia, pertolongan, dan kekuatan dari Allah pada saat-saat penganiayaan, pencobaan, atau penderitaan (bd. Ibr 12:2; Yer 20:1,7-8; 37:13-15; Yer 38:5; 2Kor 6:9).
Full Life: Ibr 11:38 - MEREKA MENGEMBARA DI PADANG GURUN DAN DI PEGUNUNGAN.
Nas : Ibr 11:38
Orang-orang kudus yang setia kepada Allah menolak untuk menyesuaikan
diri dengan standar-standar dunia yang rendah atau menikmati b...
Nas : Ibr 11:38
Orang-orang kudus yang setia kepada Allah menolak untuk menyesuaikan diri dengan standar-standar dunia yang rendah atau menikmati berbagai kesenangan yang dursila, dan sebagai gantinya mereka menerima cemoohan dan penderitaan dari dunia. Karena mereka menolak dunia, mereka juga ditolak oleh dunia. Sekalipun berkat-berkat dijanjikan bagi mereka yang setia di dalam PL (Ul 29:9; Yos 1:8), mereka harus menderita penganiayaan dan kemiskinan (ayat Ibr 11:35-39). Dalam PB orang-orang yang setia diajar untuk bersiap-siap menantikan kesengsaraan
(lihat cat. --> 2Tim 3:12),
[atau ref. 2Tim 3:12]
dikenali sebagai orang yang berhubungan dengan salib
(lihat cat. --> Mat 10:38;
lihat cat. --> Gal 2:20)
[atau ref. Mat 10:38; Gal 2:20]
dan mengikuti "seorang yang penuh kesengsaraan" (Yes 53:3; bd. Ibr 12:2).
Full Life: Ibr 11:40 - TANPA KITA MEREKA TIDAK DAPAT SAMPAI KEPADA KESEMPURNAAN.
Nas : Ibr 11:40
Semua orang kudus PL meninggal tanpa menerima berkat-berkat dan
janji-janji Allah sepenuhnya. Namun pada saat kematian dan kebangki...
Nas : Ibr 11:40
Semua orang kudus PL meninggal tanpa menerima berkat-berkat dan janji-janji Allah sepenuhnya. Namun pada saat kematian dan kebangkitan Kristus, Ia memperoleh keselamatan yang sempurna bagi mereka sehingga mereka akan menerima warisan mereka sepenuhnya bersama dengan kita di langit baru dan bumi baru (pasal Wahy 20:1-22:21).
Jerusalem: Ibr 11:26 - karena Kristus Dalam Maz 89:52 "Kristus", "penghinaan Kristus" di sini ialah penghinaan umat Allah, Ibr 11:25, yang dikuduskan kepada Yahwe, Kel 19:6. Tetapi pengara...
Dalam Maz 89:52 "Kristus", "penghinaan Kristus" di sini ialah penghinaan umat Allah, Ibr 11:25, yang dikuduskan kepada Yahwe, Kel 19:6. Tetapi pengarang Ibrani mengartikan kata "Kristus" itu sebagai Kristus; karena imannya Musa menderita oleh karena Kristus. Bdk Ibr 2:10+; Ibr 10:33; 13:13.
Jerusalem: Ibr 11:37 - digergaji Menurut beberapa buku apokrip raja Manasye membuat nabi Yesaya mengalami siksaan itu. Banyak naskah menambah: dicobai.
Menurut beberapa buku apokrip raja Manasye membuat nabi Yesaya mengalami siksaan itu. Banyak naskah menambah: dicobai.
Jerusalem: Ibr 11:40 - kesempurnaan Zaman terakhir, ialah zaman "kesempurnaan", sudah dimulai oleh Kristus, Ibr 2:10; 5:9; 7:28; 10:14, dan olehNya sudah dibuka jalan menuju hidup sorgaw...
Zaman terakhir, ialah zaman "kesempurnaan", sudah dimulai oleh Kristus, Ibr 2:10; 5:9; 7:28; 10:14, dan olehNya sudah dibuka jalan menuju hidup sorgawi, Ibr 9:11 dst; Ibr 10:19 dst. Orang benar dari Perjanjian Lama yang tidak dapat "disempurnakan" oleh hukum Taurat, Ibr 7:19; 9:9; 10:1, harus menunggu kebangkitan Kristus sebelum dapat masuk ke dalam hidup sempurna di sorga, bIbr 12:23; bdk Mat 27:52 dst; 1Pe 3:19+.
Ende: Ibr 11:26 - Jang diurapi Jang dimaksudkan dengan ungkapan itu disini bukan Kristus
melainkan umat Israel, sebagai kaum jang dikuduskan oleh Allah mendjadi
miliknja jang istime...
Jang dimaksudkan dengan ungkapan itu disini bukan Kristus melainkan umat Israel, sebagai kaum jang dikuduskan oleh Allah mendjadi miliknja jang istimewa.
Ende: Ibr 11:28 - Pertjikan darah jaitu pada pintu rumah-rumah orang-orang Israel mendjelang
perdjalanannja dari Mesir ketanah terdjandji.
jaitu pada pintu rumah-rumah orang-orang Israel mendjelang perdjalanannja dari Mesir ketanah terdjandji.
Ref. Silang FULL: Ibr 11:26 - menganggap penghinaan // karena Kristus // kepada upah · menganggap penghinaan: Ibr 13:13
· karena Kristus: Luk 14:33
· kepada upah: Ibr 10:35
· meninggalkan Mesir: Kel 12:50,51
Ref. Silang FULL: Ibr 11:28 - supaya pembinasa // menyentuh mereka · supaya pembinasa: 1Kor 10:10
· menyentuh mereka: Kel 12:21-23
· supaya pembinasa: 1Kor 10:10
· menyentuh mereka: Kel 12:21-23
· Mesir tenggelam: Kel 14:21-31
· tujuh hari: Yos 6:12-20
Ref. Silang FULL: Ibr 11:31 - orang-orang durhaka · orang-orang durhaka: Yos 2:1,9-14; 6:22-25; Yak 2:25
· orang-orang durhaka: Yos 2:1,9-14; 6:22-25; Yak 2:25
Ref. Silang FULL: Ibr 11:32 - tentang Gideon // Barak // Simson // Yefta // Daud // dan Samuel · tentang Gideon: Hak 6:1-8:35
· Barak: Hak 4:1-5:31
· Simson: Hak 13:1-16:31
· Yefta: Hak 11:1-12:7
· Daud: 1Sam 1...
· tentang Gideon: Hak 6:1-8:35
· Barak: Hak 4:1-5:31
· Simson: Hak 13:1-16:31
· Yefta: Hak 11:1-12:7
· Daud: 1Sam 16:1,13
· dan Samuel: 1Sam 1:20
Ref. Silang FULL: Ibr 11:33 - menaklukkan kerajaan-kerajaan // mulut singa-singa · menaklukkan kerajaan-kerajaan: 2Sam 8:1-3
· mulut singa-singa: Dan 6:23
· menaklukkan kerajaan-kerajaan: 2Sam 8:1-3
· mulut singa-singa: Dan 6:23
Ref. Silang FULL: Ibr 11:34 - memadamkan api // mata pedang // beroleh kekuatan // mundur pasukan-pasukan · memadamkan api: Dan 3:19-27
· mata pedang: Kel 18:4
· beroleh kekuatan: 2Raj 20:7
· mundur pasukan-pasukan: Hak 15:8
· memadamkan api: Dan 3:19-27
· mata pedang: Kel 18:4
· beroleh kekuatan: 2Raj 20:7
· mundur pasukan-pasukan: Hak 15:8
· sebab dibangkitkan: 1Raj 17:22,23; 2Raj 4:36,37
Ref. Silang FULL: Ibr 11:36 - dan didera // dan dipenjarakan · dan didera: Yer 20:2; 37:15
· dan dipenjarakan: Kej 39:20
· dan didera: Yer 20:2; 37:15
· dan dipenjarakan: Kej 39:20
Ref. Silang FULL: Ibr 11:37 - Mereka dilempari // dengan pedang // kulit kambing · Mereka dilempari: 2Taw 24:21
· dengan pedang: 1Raj 19:10; Yer 26:23
· kulit kambing: 2Raj 1:8
· dalam gua-gua: 1Raj 18:4; 19:9
Ref. Silang FULL: Ibr 11:39 - yang dijanjikan // suatu kesaksian · yang dijanjikan: Ibr 11:13; Ibr 10:36
· suatu kesaksian: Ibr 11:2,4
· yang dijanjikan: Ibr 11:13; Ibr 10:36
· suatu kesaksian: Ibr 11:2,4
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Ibr 11:17-40 - -- 3. Pengalaman Kehidupan Iman yang Bermacam-Macam (11:17-40)
Pengalaman dari tokoh-tokoh Alkitab yang diceritakan di sini memang bermacam-macam. Ada ...
3. Pengalaman Kehidupan Iman yang Bermacam-Macam (11:17-40)
Pengalaman dari tokoh-tokoh Alkitab yang diceritakan di sini memang bermacam-macam. Ada yang "menderita sengsara," ada yang melihat runtuhnya "tembok-tembok Yerikho," ada juga yang "memadamkan api yang dahsyat," dan ada yang "digergaji." Tetapi semua yang diceritakan memiliki suatu unsur yang tetap, yaitu iman. Iman adalah pandangan hidup yang benar.
Kalau Abraham memandang hidupnya dengan tanpa iman, dan hanya memikirkan apa yang kelihatan, maka tidak mungkin dia rela mengorbankan anaknya yang tunggal. Ternyata dia memandang masalah itu dengan mata iman, sehingga dia berpikir Allah akan membangkitkan Ishak. Abraham percaya pada kuasa kebangkitan. Kita boleh meneladani dia, dan ikut memperoleh bagian yang indah di dalam kota yang diharapkannya.
Waktu mau meninggal, ketiga keturunan Abraham yang disebut dalam 11:17-22, Ishak, Yakub, dan Yusuf, memikirkan dengan iman masa depan umat Allah. Kita harus ingat betapa sedikitnya orang yang sudah lanjut usia, tetapi tetap memiliki iman yang teguh. Pengalaman yang pahit, dan sikap sinis, dapat menggerogoti iman yang dipunyai orang, sampai habis, atau sampai hidup keagamaan mereka menjadi hanya sekedar kebiasaan saja.
Dengan 11:23 kehidupan Musa diceritakan, dan hal perlawanan mulai ditangani oleh penulis surat ini. Orang tua Musa berani melawan perintah Firaun, karena iman mereka. Karena iman, maka mereka berani mengambil risiko hukuman yang berat sekali. Ini perlu juga diteladani oleh orang tua pada masa para pembaca pertama, dan juga pada masa ini.
Dengan pengkalimatan yang singkat dan tepat 11:24-26 menceritakan bagaimana pandangan hidup orang yang beriman akan selalu memilih menurut kenyataan yang mungkin belum kelihatan, tetapi tetap jauh lebih penting. "Penghinaan karena Kristus" hanya dianggap "kekayaan yang lebih besar dari semua harta Mesir" kalau pandangan kita diarahkan "kepada upah." Dengan 11:26 seluruh beban surat ini dihayati di dalam kehidupan Musa. Kalau kita mengarahkan pandangan kita "kepada upah," maka kita juga akan dikuatkan oleh Dia sehingga kita dapat meneladani Musa, dan memperoleh apa yang berkali-kali digambarkan di dalam surat ini.
Hagelberg: Ibr 11:1--12:29 - -- IV. Bagian Ketiga: Tanggapan yang beriman (pasal 11:1-12:29)
Jikalau surat ini menyerukan supaya para pembaca tetap percaya dan meneguhkan iman merek...
IV. Bagian Ketiga: Tanggapan yang beriman (pasal 11:1-12:29)
Jikalau surat ini menyerukan supaya para pembaca tetap percaya dan meneguhkan iman mereka, maka bagian ini sangat cocok dengan tujuan itu. Iman yang teguh merupakan tanggapan yang satu-satunya yang layak bagi kita yang sudah membaca pasal 1 sampai dengan pasal 10. Seperti biasa dalam surat ini, ada eksposisi (pasal 11) yang disusul dengan peringatan dan dorongan (pasal 12).
Pasal 11-12 menyuruh kita untuk meneguhkan iman kita oleh karena contoh tokoh-tokoh Israel dan oleh karena dahsyatnya hubungan kita dengan Tuhan.
Hagelberg: Ibr 11:27 - -- 11:27 Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan....
11:27 Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.
Ayat ini meringkaskan inti dari iman. "Yang tidak kelihatan," di dalam konteks surat ini, adalah penggenapan janji-janji Allah. Kita juga, sama seperti para pembaca pertama, belum melihat, dan perlu bertahan.
Pasal 11:32-38 merupakan penutup dari diskusi iman di sini. Pendahuluannya (11:32) mengatakan bahwa ada daftar yang panjang dari nama-nama orang yang menang dalam iman. Lalu bagian pertama (11:33-35a) menceritakan pengalaman mereka yang menang dengan tidak menderita, sedangkan bagian kedua (11:35b-38) menceritakan pengalaman mereka yang menang dengan sangat menderita. Tetapi menderita atau tidak, tokoh-tokoh ini menang. Mungkin kemenangan mereka tidak kelihatan, tetapi masih tetap dianggap kemenangan, karena dia memandang dengan mata iman.
Mengenai peristiwa-peristiwa yang disebut di dalam nats ini:
Raja Daud adalah yang "memperoleh apa yang dijanjikan"
Daniel adalah yang "menutup mulut singa-singa"
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego "memadamkan api"
Eliya dan Elisa "luput dari mata pedang"
Simson dan Hizkia "menjadi kuat dalam peperangan"
Zakharia dan Yeremia (menurut tradisi) "dilempari"
Yesaya (menurut tradisi) "digergaji"
Dengan demikian si penulis menegaskan bahwa iman adalah dasar yang satu-satunya untuk kehidupan rohani yang mantap.
Hagelberg: Ibr 11:27 - -- 11:27 Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan....
11:27 Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.
Ayat ini meringkaskan inti dari iman. "Yang tidak kelihatan," di dalam konteks surat ini, adalah penggenapan janji-janji Allah. Kita juga, sama seperti para pembaca pertama, belum melihat, dan perlu bertahan.
Pasal 11:32-38 merupakan penutup dari diskusi iman di sini. Pendahuluannya (11:32) mengatakan bahwa ada daftar yang panjang dari nama-nama orang yang menang dalam iman. Lalu bagian pertama (11:33-35a) menceritakan pengalaman mereka yang menang dengan tidak menderita, sedangkan bagian kedua (11:35b-38) menceritakan pengalaman mereka yang menang dengan sangat menderita. Tetapi menderita atau tidak, tokoh-tokoh ini menang. Mungkin kemenangan mereka tidak kelihatan, tetapi masih tetap dianggap kemenangan, karena dia memandang dengan mata iman.
Mengenai peristiwa-peristiwa yang disebut di dalam nats ini:
Raja Daud adalah yang "memperoleh apa yang dijanjikan"
Daniel adalah yang "menutup mulut singa-singa"
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego "memadamkan api"
Eliya dan Elisa "luput dari mata pedang"
Simson dan Hizkia "menjadi kuat dalam peperangan"
Zakharia dan Yeremia (menurut tradisi) "dilempari"
Yesaya (menurut tradisi) "digergaji"
Dengan demikian si penulis menegaskan bahwa iman adalah dasar yang satu-satunya untuk kehidupan rohani yang mantap.
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Ibr 11:4-31; Ibr 11:32-40
Matthew Henry: Ibr 11:4-31 - Teladan-teladan Iman Teladan-teladan Iman (11:4-31)
Rasul Paulus, setelah memberi kita uraian yang lebih umum tentang anugerah iman, sekarang melanjutkan dengan mengete...
Teladan-teladan Iman (11:4-31)
- Rasul Paulus, setelah memberi kita uraian yang lebih umum tentang anugerah iman, sekarang melanjutkan dengan mengetengahkan ke hadapan kita beberapa teladan yang ternama di zaman Perjanjian Lama, dan teladan-teladan ini dapat dibagi menjadi dua golongan:
- 1. Mereka yang namanya disebutkan, dan yang perbuatan-perbuatan imannya disebutkan juga secara khusus.
- 2. Mereka yang namanya hanya disebutkan sepintas lalu, dan yang perbuatan-perbuatan imannya hanya digambarkan secara umum. Terserah para pembaca bagaimana mau menyesuaikan dan menerapkannya pada orang-orang tertentu, berdasarkan apa yang mereka petik dari kisah suci itu. Di sini kita mendapati mereka yang tidak saja disebutkan namanya, tetapi juga ujian-ujian dan tindakan-tindakan imannya ditambahkan.
- I. Contoh dan teladan iman utama yang dicatat di sini adalah Habel. Dapat diamati bahwa Roh Allah tidak menganggapnya pantas untuk berkata apa-apa di sini tentang iman dari orangtua kita yang pertama. Namun demikian, jemaat Allah pada umumnya, atas dasar kasih dan kesalehan, menganggap begitu saja bahwa Allah membuat mereka bertobat dan memberi mereka iman kepada keturunan yang dijanjikan. Bahwa Ia mengajar mereka tentang rahasia korban, bahwa mereka mengajarkan hal itu kepada anak-anak mereka, dan bahwa mereka beroleh belas kasihan Allah, setelah membuat hancur diri mereka sendiri dan semua keturunan mereka. Akan tetapi, Allah membiarkan masalah ini tetap dalam keraguan sebagai peringatan terhadap semua orang yang dikarunai bakat-bakat besar, dan yang diberi kepercayaan, yaitu supaya mereka tidak ingkar, karena Allah sendiri tidak mau menyebutkan orangtua pertama kita di antara golongan orang percaya dalam daftar yang terberkati ini. Daftar itu dimulai dengan Habel, salah satu dari orang-orang kudus pertama, dan martir pertama untuk agama, dari semua anak Adam. Habel adalah orang yang hidup oleh iman, dan mati untuknya, dan karena itu merupakan teladan yang sesuai untuk diikuti orang-orang Ibrani. Amatilah,
- 1. Apa yang dilakukan Habel dengan iman: Ia telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain, korban yang lebih utuh dan sempurna, pleiona thysian. Dari sini pelajarilah,
- (1) Bahwa, setelah kejatuhan manusia, Allah membuka jalan baru bagi anak-anak manusia untuk kembali kepada-Nya dalam bentuk ibadah agama. Contoh Habel ini merupakan salah satu contoh tertulis pertama tentang manusia yang sudah jatuh beribadah kepada Allah. Suatu keajaiban rahmat bahwa semua hubungan antara Allah dan manusia tidak terputus oleh kejatuhan manusia.
- (2) Setelah kejatuhan manusia, Allah harus disembah melalui persembahan-persembahan korban, sebuah cara ibadah yang membawa serta di dalamnya suatu pengakuan dosa, tekad untuk meninggalkan dosa, dan pengakuan iman kepada seorang Penebus, yang akan menjadi tebusan bagi jiwa-jiwa manusia.
- (3) Bahwa, sejak awal, sudah ada perbedaan yang luar biasa di antara para penyembah Allah. Di sini ada dua orang, bersaudara, dan keduanya menjalakan ibadah kepada Allah, namun ada perbedaan besar di antara mereka. Kain adalah anak yang lebih tua, tetapi Habel lebih disukai. Bukan karena dilahirkan lebih dulu, melainkan karena anugerahlah manusia menjadi betul-betul terhormat. Perbedaan yang terlihat dalam pribadi mereka: Habel adalah orang yang lurus, orang benar, orang yang betul-betul percaya. Kain hanya mementingkan tampilan luar, tidak memiliki pandangan akan sebuah anugerah yang istimewa. Hal ini terlihat dari pedoman-pedoman hidup yang mereka pegang: Habel bertindak di bawah kuasa iman, sedangkan Kain bertindak hanya berdasarkan kekuatan pendidikan, atau hati nurani alami. Juga sangat terlihat perbedaan dalam persembahan-persembahan mereka: Habel membawa korban pendamaian, mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, mengakui dirinya sebagai orang berdosa yang pantas mati, dan hanya mengharapkan belas kasihan melalui korban agung. Sedangkan Kain hanya mempersembahkan korban pengakuan, sekadar korban ucapan syukur, hasil tanah, yang mungkin, atau malah pasti, dipersembahkan tanpa merasa diri sebagai seorang pendosa. Dalam persembahannya ini tidak ada pengakuan dosa, tidak ada perhatian terhadap tebusan. Inilah kekurangan yang sangat mendasar pada korban Kain. Akan selalu ada perbedaan di antara orang-orang yang menyembah Allah yang benar. Sebagian orang akan mengepung Dia dengan berbagai kebohongan, sementara sebagian yang lain akan setia bersama-sama dengan orang-orang kudus. Sebagian orang, seperti orang Farisi, akan bersandar pada kebenaran diri mereka sendiri. Sebagian yang lain, seperti si pemungut cukai, akan mengakui dosa mereka, dan menyerahkan diri pada belas kasihan Allah di dalam Kristus.
- 2. Apa yang diperoleh Habel dengan imannya. Cerita aslinya terdapat dalam Kejadian 4:4, TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu. Pertama-tama Tuhan mengindahkan pribadinya sebagai orang yang beroleh anugerah, lalu mengindahkan korbannya sebagai korban yang lahir dari anugerah, terutama dari anugerah iman. Di sini kita diberi tahu bahwa dengan imannya Habel memperoleh beberapa keuntungan istimewa, seperti,
- (1) Ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, orang yang dibenarkan, dikuduskan, dan diterima. Besar kemungkinan bahwa hal ini dibuktikan dengan turunnya api dari langit, yang mengobarkan dan memakan habis korbannya.
- (2) Allah memberikan kesaksian atas kebenaran pribadi Habel, dengan menunjukkan perkenanan-Nya pada pemberian-pemberian Habel. Apabila api, sebagai lambang keadilan Allah, memakan habis korban itu, maka itu pertanda bahwa belas kasihan Allah menerima si pembawa korban demi sang korban agung.
- (3) Dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati. Habel mendapat kehormatan untuk meninggalkan sebuah perkara yang bisa dipakai sebagai suatu pengajaran. Dan apa yang dikatakannya kepada kita? Apa yang harus kita pelajari darinya?
- [1] Bahwa manusia yang jatuh diperbolehkan menyembah Allah, dengan pengharapan akan diterima.
- [2] Bahwa, jika pribadi dan persembahan kita diterima, pasti itu karena iman kepada Sang Mesias.
- [3] Bahwa mendapat perkenanan Allah adalah suatu kebaikan tersendiri dan istimewa.
- [4] Bahwa orang yang mendapat kebaikan dari Allah ini harus bersiap-siap menghadapi iri dan dengki dunia.
- [5] Bahwa Allah tidak akan membiarkan kejahatan-kejahatan yang dilakukan terhadap umat-Nya berlalu tanpa mendapat hukuman, atau membiarkan penderitaan-penderitaan umat-Nya berlalu tanpa mendapat imbalan. Semua ini memang ajaran yang sangat baik dan berguna, akan tetapi darah pemercikan berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
- [6] Bahwa Allah tidak akan membiarkan iman Habel mati bersamanya, tetapi akan membangkitkan orang-orang lain, yang akan memperoleh iman serupa yang berharga. Dan demikianlah yang dilakukan Allah dalam waktu sebentar saja, sebab dalam ayat berikutnya kita membaca,
- II. Tentang iman Henokh (ay. 5). Henokh adalah orang kedua dari para tua-tua yang karena iman mendapat kesaksian yang baik. Amatilah,
- 1. Apa yang diceritakan di sini tentang dia. Dalam perikop ini (dan dalam Kej. 5:22, dst.) kita membaca,
- (1) Bahwa ia hidup bergaul dengan Allah, yaitu bahwa ia benar-benar saleh, dan semua orang tahu kesalehannya. Ia giat berbuat saleh, terus berbuat saleh, dan bertekun dalam kesalehannya dengan kepatuhan terhadap Allah, bersekutu dengan Allah, dan puas di dalam Allah.
- (2) Bahwa ia terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, tidak pula bagian apa saja dari dirinya ditemukan di bumi. Sebab Allah mengangkatnya, jiwa dan raga, ke dalam sorga, seperti yang akan dilakukan-Nya terhadap orang-orang kudus yang akan didapati hidup pada saat kedatangan-Nya untuk kali kedua.
- (3) Bahwa sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. Ia memiliki bukti akan perkenanan Allah di dalam hati nuraninya, dan Roh Allah bersaksi dengan rohnya. Siapa yang dengan iman hidup bergaul dengan Allah di dunia yang berdosa ini, mereka berkenan kepada Allah, dan Allah akan memberi mereka tanda-tanda perkenanan-Nya, dan memberi mereka kehormatan.
- 2. Apa yang dikatakan di sini tentang imannya (ay. 6). Dikatakan bahwa tanpa iman ini, tidak mungkin orang berkenan kepada Allah, tanpa iman yang dapat membantu kita hidup bergaul dengan Allah, sebuah iman yang aktif. Dan bahwa kita tidak dapat datang kepada Allah kecuali kita percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
- (1) Orang harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah adalah sebagaimana adanya Ia, seperti yang sudah Dia nyatakan tentang diri-Nya sendiri dalam Kitab Suci. Dia adalah Keberadaan dengan kesempurnaan-kesempurnaan tak terhingga, yang terdiri atas tiga pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Perhatikanlah, kepercayaan akan keberadaan Allah yang diterapkan dalam perbuatan sehari-hari, sebagaimana yang diwahyukan dalam firman, akan menjadi pengikat yang kuat dalam jiwa sehingga jiwa senantiasa takjub kepada-Nya. Kepercayaan itu akan menjadi kekang untuk menjauhkan kita dari dosa, dan pemacu untuk membuat kita mematuhi Injil dalam segala perilaku kita.
- (2) Bahwa Ia memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Di sini amatilah,
- [1] Karena kejatuhan kita telah kehilangan Allah. Kita telah kehilangan terang, hidup, kasih, keserupaan, dan persekutuan ilahi.
- [2] Allah dapat kita temukan lagi melalui Kristus, Adam kedua.
- [3] Allah telah menentukan sarana dan cara-cara yang dengannya Ia dapat ditemukan. Yaitu memperhatikan dengan saksama sabda-sabda-Nya, menjalankan ketetapan-ketetapan-Nya, dan hamba-hamba Tuhan melaksanakan tugas mereka sebagaimana mestinya dan berhubungan dengan jemaat-Nya. Juga dengan mengikuti bimbingan Allah yang penuh dengan maksud pemeliharaan, dan dalam segala sesuatu menantikan dengan rendah hati hadirat-Nya yang penuh anugerah.
- [4] Siapa yang mau menemukan Allah dengan cara-cara- Nya ini harus mencari Dia dengan sungguh-sungguh. Mereka harus mencari-Nya pagi-pagi, dengan sungguh-sungguh, dan dengan tekun. Apabila mereka mencari Dia, mereka akan menemukan-Nya; apabila mereka menanyakan Dia dengan segenap hati. Apabila mereka sudah menemukan Dia, sebagai Allah yang sudah berdamai dengan mereka, maka mereka tidak akan pernah menyesali susah payah yang sudah mereka alami dalam mencari Dia.
- III. Iman Nuh (ay. 7). Amatilah,
- 1. Dasar dari iman Nuh, yaitu sebuah peringatan yang telah diterimanya dari Allah tentang perkara-perkara yang belum terlihat. Ia mendapat wahyu ilahi, entah melalui suara atau penglihatan tidak jelas di sini. Tetapi pewahyuan itu nyata sedemikian rupa sehingga membuktikan kebenarannya sendiri. Ia mendapat petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan, yaitu tentang penghakiman yang besar dan berat, yang belum pernah disaksikan dunia. Tentang penghakiman itu, belum ada tanda-tanda sedikit pun yang tampak di alam. Peringatan rahasia ini harus disampaikannya kepada dunia, yang pasti akan meremehkan dia maupun pesannya. Allah biasanya memperingatkan orang-orang berdosa sebelum memberikan hajaran. Apabila peringatan-peringatan-Nya diremehkan, maka hajaran-Nya akan terasa lebih berat.
- 2. Tindakan-tindakan iman Nuh, dan pengaruhnya baik terhadap pikiran maupun perbuatannya.
- (1) Terhadap pikirannya. Imannya menekan jiwanya dengan rasa takut akan penghakiman Allah: ia tergerak oleh ketakutan (KJV – pen.). Iman pertama-tama memengaruhi perasaan-perasaan kita, kemudian perbuatan-perbuatan kita. Iman menyentuh perasaan-perasaan yang sesuai dengan perkara yang diwahyukan. Jika itu perkara baik, iman akan membangkitkan kasih dan keinginan. Jika itu perkara buruk, iman akan membangkitkan ketakutan.
- (2) Iman Nuh memengaruhi perbuatannya. Ketakutannya, yang timbul karena mempercayai ancaman Allah, menggerakkan dia untuk mempersiapkan bahtera. Dalam hal ini, tidak diragukan lagi, ia mendapat cemoohan dan celaan dari angkatan yang jahat. Ia tidak berbantah dengan Allah mengapa ia harus membuat bahtera, atau bagaimana bisa bahtera itu menampung apa yang harus masuk ke dalamnya, atau bagaimana kapal seperti itu dapat bertahan menghadapi badai yang demikian besar. Imannya membungkam semua keberatan, dan menetapkan hatinya untuk berkerja dengan sungguh-sungguh.
- 3. Buah-buah dan upah yang terberkati dari iman Nuh.
- (1) Dengan iman ini Nuh dan keluarganya diselamatkan, sementara seluruh dunia yang berdosa binasa di sekeliling mereka. Allah menyelamatkan keluarganya demi dia. Untung mereka adalah putra dan putri Nuh. Untung perempuan-perempuan itu menikah dengan keluarga Nuh. Kalau menikah dengan keluarga-keluarga lain, mereka mungkin akan kaya raya, tetapi mereka akan ditenggelamkan. Orang sering berkata, “Sungguh baik jika bersaudara dengan orang berpunya.” Tetapi pasti lebih baik untuk bersaudara dengan mereka yang ada di dalam perjanjian anugerah.
- (2) Dengan iman ini Nuh menghakimi dan menghukum dunia.
- Ketakutannya yang kudus menghukum rasa aman dan keyakinan mereka yang sia-sia. Imannya menghukum ketidakpercayaan mereka. Ketaatannya menghukum penghinaan dan pemberontakan mereka. Teladan yang baik akan mempertobatkan atau menghukum orang-orang berdosa. Ada suatu kuasa yang menginsafkan yang terdapat dalam hidup yang sungguh-sungguh kudus dan penuh hormat kepada Allah. Hidup seperti itu dengan sendirinya membawa pujian pada hati nurani setiap manusia di hadapan Allah, dan mereka dihakimi oleh hidup mereka itu. Ini merupakan cara terbaik yang dapat dipakai umat Allah untuk menghukum orang fasik. Bukan dengan bahasa yang kasar dan mencela, melainkan dengan perilaku yang kudus dan patut diteladani.
- (3) Dengan iman ini ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.
- [1] Nuh dikuasai oleh kebenaran yang betul-betul membenarkan dirinya. Ia adalah ahli waris kebenaran. Dan,
- [2] Haknya atas warisan ini diperoleh melalui iman kepada Kristus, sebagai anggota Kristus, anak Allah, dan jika anak, maka juga ahli waris. Kebenarannya tidak datang dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari diangkat nya dia sebagai anak, melalui iman kepada keturunan yang dijanjikan. Karena kita senantiasa berharap untuk dibenarkan dan diselamatkan pada hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu, maka marilah sekarang kita persiapkan sebuah bahtera, memastikan bagian kita di dalam Kristus, dan dalam tabut perjanjian. Marilah kita segera melakukannya, sebelum pintu ditutup, sebab tidak ada keselamatan pada yang lain.
- IV. Iman Abraham, sahabat Allah, dan bapa orang beriman, yang mengenai dirinya orang-orang Ibrani bermegah, dan darinya mereka diturunkan dan mendapat hak-hak istimewa. Oleh karena itu Rasul Paulus, supaya dapat menyenangkan dan juga memberi mereka manfaat, berbicara lebih panjang lebar tentang pencapaian-pencapaian kepahlawanan iman Abraham daripada tentang pencapaian-pencapaian bapa leluhur lain. Di tengah-tengah uraiannya tentang iman Abraham, Rasul Paulus menyelipkan kisah tentang iman Sara, yang putri-putrinya adalah perempuan-perempuan yang terus berbuat baik. Amatilah,
- 1. Dasar dari iman Abraham, yaitu panggilan dan janji Allah (ay. 8).
- (1) Panggilan ini, meskipun sangat menguji, adalah panggilan Allah, dan karena itu merupakan alasan yang cukup bagi iman dan pedoman bagi ketaatan. Cara Abraham dipanggil ini diceritakan oleh Stefanus dalam Kisah Para Rasul 7:2-3, Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia – dan berfirman kepadanya: Keluarlah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Ini adalah panggilan yang berhasil, yang olehnya Abraham dipertobatkan dari penyembahan berhala yang dilakukan keluarga bapaknya (Kej. 12:1). Panggilan ini diperbarui kembali setelah kematian bapaknya di Haran. Perhatikanlah,
- [1] Anugerah Allah itu cuma-cuma sepenuhnya, dalam mengambil sebagian dari orang-orang terburuk dan menjadikan mereka orang-orang terbaik.
- [2] Allah harus datang kepada kita sebelum kita datang kepada-Nya.
- [3] Dalam memanggil dan mempertobatkan orang-orang berdosa, Allah tampil sebagai Allah yang Mahamulia, dan mengerjakan pekerjaan yang mulia di dalam jiwa.
- [4] Hal ini memanggil kita bukan saja untuk meninggalkan dosa, melainkan juga kumpulan orang berdosa, dan apa saja yang tidak sejalan dengan ibadah kita kepada-Nya.
- [5] Kita perlu dipanggil bukan saja untuk memulai dengan baik, tetapi juga untuk terus melanjutkan dengan baik.
- [6] Allah tidak akan membiarkan umat-Nya mendapat tempat peristirahatan di mana saja jika itu kurang dari Kanaan sorgawi.
- (2) Janji Allah. Allah berjanji kepada Abraham bahwa tempat ke mana ia dipanggil akan diterimanya nanti sebagai milik pusaka. Setelah beberapa waktu lamanya, ia akan memiliki Kanaan sorgawi sebagai milik pusakanya, dan seiring berjalannya waktu keturunannya akan mewarisi Kanaan duniawi. Perhatikanlah di sini,
- [1] Allah memanggil umat-Nya untuk mendapatkan milik pusaka. Dengan panggilan-Nya yang berhasil Ia menjadikan mereka anak-anak, dan dengan demikian ahli waris.
- [2] Pusaka ini tidak serta-merta menjadi milik mereka. Mereka harus menunggu beberapa saat untuk memilikinya. Tetapi janji itu pasti, dan akan digenapi pada waktu yang tepat.
- [3] Iman orangtua sering kali mendatangkan berkat bagi keturunan mereka.
- 2. Tindakan iman Abraham: tanpa ragu dan tanpa bertanya ia memberikan perhatian penuh terhadap panggilan Allah.
- (1) Ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.
- Ia menyerahkan dirinya ke dalam tangan Allah, untuk mengutusnya ke mana saja yang dikehendaki-Nya. Ia mengikuti hikmat Allah, sebagai yang paling pantas untuk memberikan tuntunan, dan patuh kepada kehendak-Nya, sebagai yang paling pantas untuk menentukan segala sesuatu menyangkut dirinya. Iman dan ketaatan penuh tanpa pertanyaan layak diberikan kepada Allah, dan hanya kepada Dia. Semua orang yang berhasil dipanggil harus menyerahkan kehendak dan hikmat mereka sendiri kepada kehendak dan hikmat Allah, dan mereka berhikmat bila melakukannya. Meskipun tidak selalu mengetahui jalan, namun mereka mengenal Pembimbing mereka, dan ini membuat mereka puas.
- (2) Ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing. Ini merupakan tindakan iman Abraham. Amatilah,
- [1] Bagaimana Kanaan disebut sebagai tanah yang dijanjikan, yaitu karena tanah itu masih dijanjikan, dan belum dimiliki.
- [2] Bagaimana Abraham tinggal di Kanaan, bukan sebagai ahli waris atau pemilik, melainkan hanya sebagai musafir. Ia tidak berusaha mendepak atau memerangi para penduduk lama, untuk mengusir mereka, tetapi berpuas diri untuk tinggal sebagai orang asing. Ia menghadapi ketidakbaikan mereka dengan sabar, menerima kebaikan-kebaikan apa saja dari mereka dengan rasa syukur, dan menjaga hatinya supaya tetap terpatri pada rumahnya, yaitu Kanaan sorgawi.
- [3] Ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang bersama-sama dia menjadi ahli waris dari janji yang sama. Ia hidup di sana secara berpindah-pindah, dan setiap hari selalu siap untuk berpindah. Demikian pulalah kita semua harus hidup di dunia ini. Abraham ditemani oleh kawan-kawan yang baik, dan mereka memberinya penghiburan selama pengembaraannya. Abraham hidup sampai Ishak berumur tujuh puluh lima tahun, dan Yakub lima belas tahun. Ishak dan Yakub adalah ahli-ahli waris dari janji yang sama, karena janji itu diperbaharui kepada Ishak (Kej. 26:3.) dan kepada Yakub (Kej. 28:13). Semua orang kudus adalah ahli-ahli waris dari janji yang sama. Janji itu dibuat untuk orang-orang percaya dan anak-anak mereka, dan untuk sebanyak mungkin orang yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita. Dan sungguhlah menyenangkan melihat orangtua dan anak-anak mengembara bersama-sama di dunia ini sebagai ahli-ahli waris pusaka sorgawi.
- 3. Apa yang menyokong iman Abraham (ay. 10): Ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. Amatilah di sini,
- (1) Gambaran yang diberikan tentang sorga: itu sebuah kota, kumpulan masyarakat yang teratur, mapan, terlindungi dengan baik, dan terpenuhi kebutuhannya dengan baik. Sorga adalah kota yang mempunyai dasar, yaitu maksud-maksud kekal Allah dan kemahakuasaan-Nya, jasa-jasa Tuhan Yesus Kristus yang tak terhingga dan kepengantaraan-Nya, janji-janji yang termuat dalam perjanjian kekal, kemurnian sorga itu sendiri, dan kesempurnaan para penghuninya. Sorga adalah sebuah kota yang pembuat dan pembangunnya adalah Allah. Allah merancang polanya. Lalu Ia membuatnya sesuai pola, dan telah membuka jalan yang baru dan hidup untuk masuk ke dalamnya, dan mempersiapkannya untuk umat-Nya. Allah menempatkan mereka sebagai pemiliknya, mengangkat mereka masuk ke dalamnya, dan Ia sendiri merupakan hakikat dan kebahagiaan darinya.
- (2) Amati bagaimana Abraham memberikan perhatian yang semestinya pada kota sorgawi ini. Ia mencarinya. Ia percaya bahwa tempat seperti itu ada. Ia menantikannya, dan sementara itu ia melekat padanya melalui iman. Ia memiliki harapan-harapan yang tinggi dan penuh sukacita, bahwa pada waktu dan dengan jalan Allah ia akan tiba di sana dengan selamat.
- (3) Pengaruh iman terhadap perilakunya saat ini. Iman menjadi sokongan baginya dalam semua pencobaan selama dia hidup mengembara. Iman membantunya menanggung dengan sabar segala ketidaknyamanan dalam hidup seperti itu. Iman membantunya melaksanakan dengan giat segala kewajiban dalam hidupnya, dengan bertekun sampai akhir.
- V. Di tengah-tengah kisah Abraham, Rasul Paulus menyelipkan cerita tentang iman Sara.
- 1. Kesulitan-kesulitan iman Sara, yang sangat besar. Seperti,
- (1) Menangnya ketidakpercayaan selama beberapa waktu. Sara menertawakan janji itu, sebagai hal yang mustahil terlaksana.
- (2) Sara sudah gagal melaksanakan kewajibannya karena tidak percaya, dengan membuat Abraham mengawini Hagar, supaya Abraham mempunyai keturunan. Nah, dosanya ini selanjutnya membuatnya lebih sulit untuk bertindak dengan iman.
- (3) Sangat tidak mungkinnya hal yang dijanjikan, bahwa ia akan menjadi ibu dari seorang anak, padahal ia mandul, dan sudah melewati masa subur.
- 2. Tindakan-tindakan iman Sara. Ketidakpercayaannya diampuni dan dilupakan, tetapi imannya menang dan dicatat: Karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia (ay. 11). Sara menerima janji itu sebagai janji Allah. Dan karena yakin akan hal itu, dengan sungguh-sungguh ia menerima bahwa Allah bisa dan akan menepati janji itu, betapapun tampak tidak masuk akalnya hal itu. Sebab kesetiaan Allah membuat Ia tidak bisa menipu umat-Nya.
- 3. Buah-buah dan upah dari imannya.
- (1) Ia beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu. Kekuatan alam, dan juga anugerah, berasal dari Allah. Allah bisa membuat jiwa yang tandus menjadi subur, seperti halnya rahim yang mandul.
- (2) Ia melahirkan seorang anak, anak laki-laki, anak yang dijanjikan, penghiburan bagi orangtuanya di usia senja, dan harapan untuk masa-masa yang akan datang.
- (3) Dari mereka, melalui anak ini, muncul banyak keturunan yang menjadi orang-orang ternama, seperti bintang di langit (ay. 12). Sebuah bangsa yang besar, kuat, dan ternama, mengatasi semua yang lain di dunia. Bangsa para kudus, jemaat dan umat Allah yang khusus. Dan, yang merupakan kehormatan dan penghargaan tertinggi dari semuanya, mereka inilah yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya.
- VI. Rasul Paulus melanjutkan dengan menyebutkan iman bapa-bapa leluhur yang lain, yaitu Ishak dan Yakub, dan semua orang lain dari keluarga yang bahagia ini (ay. 13). Di sini perhatikanlah,
- 1. Ujian terhadap iman mereka dalam tidak sempurnanya keadaan mereka saat ini. Mereka belum menerima janji-janji itu, yaitu belum menerima hal-hal yang dijanjikan. Mereka belum memiliki tanah Kanaan, mereka belum melihat keturunan mereka yang banyak, dan mereka belum melihat Kristus dalam rupa manusia. Amatilah,
- (1) Banyak orang yang ikut ambil bagian dalam janji-janji belum menerima hal-hal yang dijanjikan pada saat ini.
- (2) Salah satu ketidaksempurnaan dalam keadaan orang-orang kudus saat ini di bumi adalah bahwa kebahagiaan mereka lebih terdapat pada janji dan hak untuk memiliki daripada benar-benar menikmati dan memilikinya. Zaman Injil lebih sempurna daripada zaman bapa-bapa leluhur, karena saat ini sudah lebih banyak janji yang digenapi. Keadaan sorgawi akan menjadi keadaan yang paling sempurna dari semuanya, sebab di sana semua janji akan digenapi sepenuh-penuhnya.
- 2. Tindakan-tindakan iman mereka selama berada dalam keadaan yang tidak sempurna ini. Walaupun belum menerima janji-janji itu,
- (1) Mereka sudah melihatnya dari kejauhan. Iman mempunyai mata yang jernih dan tajam, dan dapat melihat rahmat-rahmat yang dijanjikan dari kejauhan. Abraham telah melihat hari Kristus, ketika masih jauh, dan ia bersukacita (Yoh. 8:56).
- (2) Mereka diyakinkan oleh janji-janji itu, bahwa janji-janji itu benar dan akan digenapi. Iman memberikan meterainya bahwa Allah itu benar, dan dengan demikian membuat jiwa tenang dan puas.
- (3) Mereka memegang erat janji-janji itu. Iman mereka adalah iman yang menyetujui. Iman memiliki lengan yang panjang, dan dapat memegang berkat-berkat dari kejauhan, dapat membuatnya hadir, dapat mencintainya, dan bersukacita di dalamnya. Dengan demikian iman mendahului saat-saat kita dapat menikmati berkat itu dengan sebenar-benarnya.
- (4) Mereka mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Amatilah,
- [1] Keadaan mereka: orang asing dan pendatang. Mereka adalah orang asing sama seperti orang-orang kudus, yang rumahnya adalah sorga. Mereka adalah musafir karena mereka sedang mengadakan perjalanan menuju rumah mereka, meskipun sering kali perjalanan mereka ini dilakukan dengan seadanya dan perlahan-lahan.
- [2] Pengakuan mereka akan keadaan mereka ini. Mereka tidak malu mengakuinya. Baik bibir maupun hidup mereka mengakui keadaan mereka pada saat ini. Mereka mengharapkan sedikit dari dunia. Mereka tidak peduli untuk banyak-banyak terlibat di dalamnya. Mereka berusaha untuk menanggalkan semua beban, mengencangkan ikat pinggang dan memperhatikan jalan mereka. Mereka menjaga langkah mereka supaya tetap beriringan bersama teman-teman seperjalanan, bersiap-siap menghadapi kesulitan, menanggungnya, dan rindu untuk tiba di rumah.
- (5) Dengan ini mereka menyatakan secara jelas bahwa mereka mencari negeri lain (ay. 14), yaitu sorga, negeri mereka sendiri. Sebab dari situlah mereka dilahirkan secara rohani, di sanalah ada saudara-saudara terbaik mereka, dan di sanalah terdapat milik pusaka mereka. Negeri inilah yang mereka cari. Rancangan-rancangan mereka adalah untuk negeri itu. Keinginan-keinginan mereka adalah mencapai negeri itu. Perbincangan-perbincangan mereka adalah tentang negeri itu. Mereka giat berusaha untuk memastikan hak mereka atas negeri itu, menyesuaikan perilaku mereka dengan negeri itu, berkata-kata tentang negeri itu, dan tiba untuk menikmati negeri itu.
- (6) Mereka memberikan bukti penuh akan ketulusan mereka dalam membuat pengakuan seperti itu. Sebab,
- [1] Mereka tidak memikirkan tanah asal mereka (ay. 15).
- Mereka tidak mendambakan kelimpahan dan kesenangannya, atau menyesal bahwa mereka sudah meninggalkannya. Mereka tidak ingin kembali ke sana. Perhatikanlah, siapa yang sudah berhasil dipanggil dengan selamat dari keadaan dosa tidak mempunyai pikiran untuk kembali kepada dosa. Kini mereka mengetahui apa yang lebih baik.
- [2] Mereka tidak mengambil kesempatan yang ada untuk kembali pulang. Bisa saja mereka pernah mendapat kesempatan itu. Mereka memiliki cukup waktu untuk kembali pulang. Mereka masih kuat untuk kembali. Mereka mengetahui jalannya. Orang-orang yang menemani perjalanan mereka pun akan rela saja berpisah dengan mereka. Teman-teman lama mereka akan senang menerima mereka kembali. Mereka memiliki bekal yang cukup untuk menempuh perjalanan. Dan adakalanya manusia yang bersifat kedagingan, seorang penasihat yang jahat, akan menyarankan mereka untuk kembali pulang. Tetapi mereka dengan teguh berpegang pada Allah dan pada kewajiban mereka walau di bawah tekanan semua hal yang mengecilkan hati dan semua godaan untuk memberontak terhadap-Nya. Jadi, demikian pula seharusnya kita. Akan selalu ada kesempatan untuk memberontak terhadap Allah. Tetapi kita harus menunjukkan kebenaran pengakuan iman kita dengan teguh berpegang kepada-Nya sampai akhir hayat kita. Ketulusan mereka tampak bukan hanya dengan tidak kembali ke tanah asal mereka, melainkan juga dengan menginginkan sebuah negeri yang lebih baik, yaitu negeri sorgawi. Perhatikanlah, pertama, negeri sorgawi itu lebih baik daripada negeri mana saja di bumi. Negeri sorgawi terletak di tempat yang lebih baik, mempunyai persediaan dengan segala sesuatu yang baik, dan lebih terlindung dari segala hal yang jahat. Pekerjaan, kenikmatan, masyarakat, dan segala sesuatu di dalamnya lebih baik daripada apa yang terbaik di dunia ini. Kedua, semua orang percaya yang sungguh-sungguh pasti menginginkan negeri yang lebih baik ini. Iman yang benar menimbulkan keinginan-keinginan yang tulus dan membara. Semakin kuat iman, semakin membara keinginan-keinginan itu.
- (7) Mereka mati dalam iman akan janji-janji itu. Mereka tidak hanya hidup dengan mengimani janji-janji itu, tetapi juga mati dengan meyakini sepenuhnya bahwa semua janji itu akan digenapi kepada mereka dan keturunan mereka (ay. 13). Iman itu dipegang teguh sampai pada akhirnya. Karena iman, maka ketika sudah dekat waktunya mereka akan mati, mereka menerima penebusan. Mereka tunduk pada kehendak Allah. Mereka memadamkan semua panah api dari Iblis. Mereka mengatasi kengerian-kengerian maut, melucuti sengatnya, dan dengan gembira mengucapkan selamat tinggal kepada dunia ini beserta segala penghiburan dan salibnya. Inilah tindakan-tindakan iman mereka. Sekarang amatilah,
- 3. Upah yang besar dan penuh rahmat dari iman mereka: Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka (ay. 16). Perhatikanlah,
- (1) Allah adalah Allah dari semua orang percaya yang sungguh-sungguh. Iman membuat mereka mendapat bagian di dalam Allah, dan dalam segala kepenuhan-Nya.
- (2) Ia disebut sebagai Allah mereka. Ia menyebut diri-Nya demikian: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia memperbolehkan mereka untuk menyebut-Nya demikian. Ia juga memberi mereka Roh yang menjadikan mereka anak, sehingga mereka dapat berseru, “ya Abba, ya Bapa!”
- (3) Kendati dengan kehinaan mereka secara alami, kekejian mereka karena dosa, dan kemiskinan keadaan lahiriah mereka, Allah tidak malu disebut sebagai Allah mereka. Demikianlah perendahan diri-Nya, demikianlah kasih-Nya terhadap mereka. Oleh sebab itu, janganlah pernah mereka malu disebut sebagai umat-Nya. Janganlah malu siapa saja dari antara mereka yang sungguh-sungguh merupakan umat-Nya, betapapun terhinanya mereka di dunia. Lebih dari semua itu, hendaklah mereka memperhatikan supaya mereka tidak menjadi aib dan cela bagi Allah mereka, yang dapat menyebabkan Dia malu terhadap mereka. Tetapi hendaklah mereka bertindak sedemikian rupa sehingga menjadi ternama, terpuji, dan terhormat bagi-Nya.
- (4) Sebagai bukti dari hal ini, Allah telah menyediakan bagi mereka sebuah kota, kebahagiaan yang disesuaikan dengan hubungan yang kini terjalin antara Allah dan mereka. Sebab tidak ada suatu apa pun di dunia ini yang sepadan dengan kasih-Nya dengan menjadi Allah bagi umat-Nya. Seandainya Allah tidak bisa dan juga tidak mau memberikan kepada umat-Nya apa saja yang lebih baik daripada yang dapat ditawarkan dunia ini, maka Ia akan malu disebut sebagai Allah mereka. Jika Ia membawa mereka ke dalam hubungan seperti itu dengan diri-Nya sendiri, maka Ia akan memberi mereka persediaan yang sesuai dengan hubungan itu. Jika Ia mengambil bagi diri-Nya gelar sebagai Allah mereka, maka Ia akan sepenuhnya memenuhi gelar itu, dan bertindak sesuai dengan tindakan-Nya itu. Ia telah menyediakan bagi mereka apa yang akan sepenuhnya menggenapi sifat dan hubungan ini, sehingga tidak akan pernah dikatakan, bagi cela dan hinaan kepada Allah, bahwa Ia telah mengangkat sebuah umat untuk menjadi anak-anak-Nya sendiri, tetapi kemudian tidak memberi perhatian untuk menyiapkan perbekalan yang sesuai untuk mereka. Permenungan akan hal ini seharusnya mengobarkan perasaan, memperluas keinginan-keinginan, dan menggugah usaha-usaha yang tekun dari umat Allah terhadap kota yang telah dipersiapkan-Nya untuk mereka ini.
- VII. Setelah memberikan uraian tentang iman orang-orang lain, selain Abraham, sekarang Rasul Paulus kembali kepada Abraham, dan memberi kita sebuah contoh tentang ujian dan tindakan iman terbesar yang tercatat dalam kisah bapa orang beriman atau kisah siapa saja dari keturunan rohaninya. Kisah ini adalah tentang dipersembahkannya Ishak oleh Abraham: Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal (ay. 17). Dalam contoh yang agung ini amatilah,
- 1. Pencobaan dan ujian bagi iman Abraham. Ia sungguh-sungguh diuji. Dikatakan dalam Kejadian 22:1, dalam hal ini Allah mencoba Abraham. Bukan untuk berbuat dosa, sebab Allah tidak pernah mencobai manusia seperti itu, tetapi hanya menguji iman dan ketaatannya demi suatu tujuan. Sebelumnya Allah sudah mencobai atau menguji iman Abraham, ketika Ia memanggilnya untuk meninggalkan negerinya dan keluarga bapaknya, ketika karena bencana kelaparan Abraham terpaksa meninggalkan Kanaan dan pergi ke Mesir, ketika Abraham terpaksa melawan lima raja untuk menyelamatkan Lot, ketika Sara diambil darinya oleh Abimelekh, dan dalam banyak contoh lain. Tetapi ujian ini lebih besar dari itu semua. Ia diperintahkan untuk mempersembahkan anaknya Ishak. Bacalah cerita mengenai hal ini dalam Kejadian 22:2. Di sana kita akan mendapati bahwa setiap kata yang diucapkan adalah ujian: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu. Ambillah anakmu, bukan salah satu dari ternak atau hambamu, melainkan anak tunggalmu dari Sara, Ishak tawamu, anak yang membawa sukacita dan kegembiraan bagimu, yang engkau kasihi seperti jiwamu sendiri. Bawalah ia ke tempat yang jauh, tiga hari perjalanan lamanya, ke tanah Moria. Dan jangan hanya meninggalkan dia di sana, tetapi persembahkanlah dia sebagai korban bakaran.” Tidak ada ujian yang lebih berat yang pernah diberikan kepada makhluk mana pun. Rasul Paulus di sini menyebutkan beberapa hal yang semakin menambah beratnya ujian ini.
- (1) Abraham mendapat ujian setelah menerima janji-janji, bahwa Ishak ini akan membangun keluarga baginya, bahwa keturunan dari Ishaklah yang akan disebut keturunannya (ay. 18), dan bahwa Ishak akan menjadi salah seorang nenek moyang dari Mesias, dan semua bangsa diberkati di dalam Dia. Sehingga, dengan dipanggil untuk mempersembahkan Ishak, ia tampak dipanggil untuk menghancurkan dan memutuskan garis keturunannya sendiri, membatalkan janji-janji Allah, menghalang-halangi kedatangan Kristus, menghancurkan seluruh dunia, mengorbankan jiwanya sendiri dan harapan-harapannya akan keselamatan, dan meruntuhkan jemaat Allah dalam sekali pukul. Sungguh pencobaan yang amat mengerikan!
- (2) Bahwa Ishak ini adalah anak tunggalnya dari Sara istrinya, satu-satunya anak yang dia miliki dari Sara, dan satu-satunya anak yang akan menjadi anak dan ahli waris janji itu. Ismael sudah dibiarkan pergi dengan kebesar an duniawi. Tetapi janji keturunan, dan kedatangan Mesias, harus dipenuhi melalui Ishak, anak ini, atau tidak sama sekali. Sehingga, selain kasih sayangnya yang teramat lembut terhadap anaknya ini, semua harapannya sudah tertumpu pada dia, dan jika anaknya itu binasa, ia harus binasa bersamanya. Bahkan seandainya Abraham memiliki begitu banyak anak, Ishak adalah satu-satunya anak yang dapat menyampaikan berkat yang dijanjikan kepada semua bangsa. Anak yang sudah dinanti-nantikannya begitu lama, yang disambutnya dengan begitu luar biasa, dan yang pada dia hatinya terpatri. Dan sekarang ia harus menyerahkan anak ini sebagai korban persembahan, dan dengan tangannya sendiri pula. Ujian seperti ini pasti akan menggoncangkan perasaan orang yang mempunyai pikiran paling tenang dan paling kuat yang pernah ada sekalipun.
- 2. Tindakan-tindakan iman Abraham dalam ujian yang begitu besar. Ia taat. Ia mempersembahkan Ishak. Dengan sadar Ia menyerahkan Ishak dengan jiwa yang tunduk kepada Allah, dan siap untuk benar-benar melakukannya, sesuai perintah Allah. Dalam hal ini ia bertindak sejauh sampai pada saat-saat paling menentukan, dan pasti akan terus melanjutkannya seandainya Allah tidak mencegah dia. Tidak ada yang lebih lembut dan menyentuh perasaan daripada kata-kata Ishak itu: “Bapa, di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” Tak sedikit pun tebersit dalam pikiran Ishak bahwa dialah yang akan menjadi anak dombanya. Abraham mengetahuinya, namun ia tetap melanjutkan rancangan besar itu.
- 3. Apa yang menyokong iman Abraham. Yang menyokong imannya pasti sesuatu yang sangat besar, sesuai dengan besarnya ujian itu: Ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati (ay. 19). Imannya disokong oleh kepekaannya terhadap kemahakuasaan Allah, yang mampu membangkitkan orang mati. Demikianlah ia berpikir dalam hatinya, dan dengan begitu ia menghilangkan semua keraguannya. Tidak tampak bahwa Abraham berharap perintah itu akan dibatalkan, dan ia akan dihalang-halangi untuk mempersembahkan anaknya. Harapan seperti itu akan merusak ujian, dan karena itu menghancurkan kemenangan dari imannya. Tetapi ia tahu bahwa Allah dapat membangkitkan Ishak dari antara orang mati, dan ia percaya bahwa Allah akan melakukannya, karena perkara-perkara besar seperti itu bergantung pada anaknya, yang pasti akan gagal terlaksana seandainya Ishak tidak terus dibiarkan hidup. Perhatikanlah,
- (1) Allah sanggup membangkitkan orang mati, membangkitkan tubuh-tubuh yang mati, dan membangkitkan jiwa-jiwa yang mati.
- (2) Keyakinan akan hal ini akan membawa kita melewati segala kesulitan dan ujian terbesar yang dapat kita hadapi.
- (3) Sudah menjadi kewajiban kita untuk berusaha menghapus keraguan dan ketakutan kita, dengan merenungkan kemahakuasaan Allah.
- 4. Upah bagi imannya dalam ujian yang besar ini (ay. 19): ia menerima kembali anaknya dari antara orang mati secara kiasan, dalam perumpamaan.
- (1) Ia menerima anaknya kembali. Ia sudah menyerahkan anaknya kepada Allah, namun Allah menyerahkannya kembali kepada dia. Cara terbaik untuk menikmati penghiburan-penghiburan kita dengan perasaan terhibur adalah dengan menyerahkannya kepada Allah. Dengan begitu, Ia akan mengembalikannya lagi, jika tidak dalam bentuk yang sama, maka dalam kebaikan.
- (2) Ia menerima anaknya dari antara orang mati, sebab ia menyerahkannya sebagai orang mati. Ishak sudah seperti anak yang mati bagi dia, dan kembalinya Ishak kepadanya tidak kurang dari kebangkitan.
- (3) Ini merupakan perlambang atau perumpamaan tentang sesuatu yang lebih jauh. Itu perlambang dari korban dan kebangkitan Kristus, yang dilambangkan oleh Ishak. Itu perlambang dan tanda kebangkitan yang mulia dari semua orang percaya yang sungguh-sungguh, yang hidupnya tidak musnah, tetapi tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Sekarang kita sampai pada iman dari orang-orang kudus lain dalam Perjanjian Lama, yang disebutkan namanya, dan juga ujian-ujian serta tindakan-tindakan imannya secara khusus.
- VIII. Uraian tentang iman Ishak (ay. 20). Beberapa hal tentang Ishak sudah kita lihat sebelumnya terselip dalam kisah Abraham. Di sini kita mendapati sesuatu yang berbeda sifatnya, yaitu bahwa karena iman Ishak memberkati kedua putranya, Yakub dan Esau, sambil memandang jauh ke depan. Di sini amatilah,
- 1. Tindakan-tindakan imannya: Ia, sambil memandang jauh ke depan, memberikan berkatnya kepada Yakub dan Esau. Ia memberkati mereka, yaitu menyerahkan mereka kepada Allah dalam perjanjian. Ia menyarankan supaya mereka dekat dengan Allah dan agama. Ia berdoa untuk mereka, dan bernubuat mengenai mereka, apa yang akan terjadi pada mereka, dan keturunan mereka. Kita mendapati cerita ini dalam Kejadian 27. Perhatikanlah,
- (1) Baik Yakub maupun Esau diberkati sebagai anak-anak Ishak, setidak-tidaknya berkenaan dengan kebaikan-kebaikan jasmaniah. Sungguh suatu hak istimewa yang besar bila menjadi keturunan orangtua yang baik, dan sering kali anak-anak jahat dari orangtua yang baik bernasib lebih baik di dunia ini oleh karena orangtua mereka, sebab perkara-perkara yang ada sekarang termasuk dalam perjanjian. Tetapi itu bukanlah hal-hal yang terbaik, dan tidak ada orang mengenal apa itu kasih atau kebencian dengan mempunyai atau kekurangan hal-hal seperti itu.
- (2) Yakub lebih diutamakan dan mendapat berkat utama, yang menunjukkan bahwa anugerah dan kelahiran barulah yang meninggikan seseorang di atas teman-teman mereka, dan membuat mereka memenuhi syarat untuk mendapat berkat-berkat terbaik. Hal itu juga menunjukkan bahwa karena anugerah Allah yang berdaulat dan cuma-cumalah maka di dalam keluarga yang sama anak yang satu dibawa dan yang lain ditinggal, yang satu dikasihi dan yang lain dibenci, sebab seluruh bangsa keturunan Adam pada hakikatnya pantas dimurkai Allah. Bahwa jika seseorang mendapat bagiannya di dunia ini, dan orang lain di dunia yang lebih baik, maka Allahlah yang membuat perbedaan itu. Sebab bahkan penghiburan-penghiburan dalam kehidupan ini sudah lebih banyak dan lebih baik daripada yang pantas didapatkan anak-anak manusia.
- 2. Kesulitan-kesulitan yang digumuli iman Ishak.
- (1) Ia tampak lupa bagaimana Allah sudah menentukan perkaranya pada saat kelahiran anak-anaknya ini (Kej. 25:23). Ini seharusnya menjadi pedoman yang dia pegang selama ini, namun ia lebih tergoyahkan oleh kasih sayang alami dan kebiasan umum, yang memberikan kehormatan, kasih sayang, dan keuntungan dua kali lipat kepada anak sulung.
- (2) Ia bertindak dengan berat hati dalam hal ini. Ketika hendak mengucapkan berkat, terkejutlah Ishak dengan sangat (Kej. 27:33). Dan ia menuduh Yakub telah merampas berkat Esau dengan licik (Kej. 27:33, 35). Akan tetapi, kendati dengan semua ini, iman Ishak kembali lagi, dan ia mengesahkan berkat itu: Aku telah memberkati dia; dan dia akan tetap orang yang diberkati. Ribka dan Yakub tidak dapat dibenarkan dalam memakai cara sembunyi-sembunyi untuk memperoleh berkat ini, tetapi Allah akan dibenarkan dalam kuasa-Nya atas dosa-dosa manusia untuk dipakai-Nya dalam melayani tujuan-tujuan kemuliaan-Nya. Sekarang, karena iman Ishak itu sudah menang atas ketidakpercayaannya, maka Allah Ishak berkenan memaklumi kelemahan imannya, memuji ketulusan imannya, dan mencatatnya di antara para penatua, yang mendapat suatu kesaksian yang baik karena iman. Sekarang kita melanjutkan kepada,
- IX. Iman Yakub (ay. 21), yang ketika hampir waktunya akan mati, memberkati kedua anak Yusuf, lalu menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya. Ada banyak contoh tentang iman Yakub yang besar. Hidupnya adalah hidup iman, dan imannya mendapat ujian yang besar. Tetapi Allah telah berkenan untuk berbicara secara khusus tentang dua dari banyak contoh iman bapa leluhur ini, selain apa yang sudah disebutkan dalam kisah Abraham. Di sini amatilah,
- 1. Ada dua tindakan imannya yang disebutkan di sini:
- (1) Ia memberkati kedua anak Yusuf, Efraim dan Manasye. Ia mengangkat mereka sebagai bagian dari anak-anaknya sendiri, dan dengan demikian bagian dari jemaat Israel, meskipun mereka lahir di Mesir. Tidak diragukan lagi bahwa merupakan berkat besar untuk dimasukkan ke dalam jemaat Allah di bumi ini, dengan mendapat pengakuan dan hak istimewa, tetapi terlebih lagi jika kita masuk ke dalam jemaat-Nya dalam roh dan kebenaran.
- [1] Yakub menjadikan keduanya sebagai kepala dari suku-suku yang berbeda, seolah-olah mereka adalah anak-anak kandungnya sendiri.
- [2] Yakub berdoa bagi mereka, supaya mereka berdua diberkati Allah.
- [3] Yakub bernubuat bahwa mereka akan diberkati. Tetapi, seperti yang dilakukan Ishak sebelumnya, demikian pula sekarang Yakub lebih memilih yang lebih muda, Efraim. Dan meskipun Yusuf sudah menempatkan mereka sedemikian rupa supaya tangan kanan ayahnya ditumpangkan atas Manasye, yang lebih tua, Yakub dengan bijak meletakkannya pada Efraim. Ini terjadi dengan pimpinan ilahi, sebab Yakub tidak dapat melihat. Hal ini untuk menunjukkan bahwa jemaat bukan Yahudi, yang lebih muda, akan mendapat berkat yang lebih berlimpah daripada jemaat Yahudi, yang lebih tua.
- (2) Ia menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya.
- Yaitu, ia memuji Allah atas apa yang sudah dilakukan-Nya untuk dia, dan atas pengharapan akan keterberkatan yang sudah mendekat. Ia berdoa untuk orang-orang yang ia tinggalkan, supaya agama dapat terjaga dalam keluarganya ketika ia sudah tiada. Ia melakukan ini sambil bersandar pada kepala tongkatnya. Ia melakukan hal ini, bukan seperti yang diimpikan sebagian orang, bahwa ia menyembah semacam gambar Allah yang terukir pada kepala tongkatnya, tetapi ini mengisyaratkan kepada kita betapa sangat lemah tubuhnya, bahwa ia tidak mampu bangun dan duduk di tempat tidur tanpa tongkat, dan walaupun begitu ia tidak mau memakai alasan ini untuk mengabai kan ibadah kepada Allah. Ia ingin melakukan ibadah sembahnya itu sebaik mungkin dengan tubuhnya, dan juga dengan rohnya, meskipun ia tidak bisa melakukannya sebaik seperti yang diinginkannya. Dengan ini ia menunjukkan kebergantungannya pada Allah, dan memberi kesaksian tentang keadaannya di sini sebagai peziarah dengan tongkatnya, tentang kelelahannya pada dunia, dan kemauannya untuk beristirahat.
- 2. Waktu ketika Yakub menjalankan imannya dengan cara seperti ini: ketika hampir waktunya akan mati. Ia hidup oleh iman, dan meninggal oleh iman dan di dalam iman. Perhatikanlah, meskipun anugerah iman selalu berguna sepanjang hidup kita, anugerah itu terutama berguna ketika hampir tiba waktunya kita akan mati. Iman mendapatkan manfaat terbesarnya di saat-saat terakhir, untuk menolong orang-orang percaya menyelesaikan dengan baik, mati bagi Tuhan dengan cara yang menghormati Dia, dengan kesabaran, harapan, dan sukacita. Ini akan meninggalkan kesaksian akan kebenaran firman Allah dan keluhuran jalan-jalan-Nya, guna meyakinkan dan meneguhkan semua orang yang menemani mereka di saat ajal menjemput mereka. Cara terbaik orangtua menyelesaikan hidup mereka adalah dengan memberkati keluarga-keluarga mereka dan menyembah Allah. Sekarang kita sampai pada,
- X. Iman Yusuf (ay. 22). Dan di sini juga kita melihat,
- 1. Apa yang dia lakukan dengan imannya: Ia memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang tulang-belulangnya. Bacaan ini diambil dari Kejadian 50:24-25. Yusuf terkenal dengan imannya, meskipun ia tidak menikmati pertolongan-pertolongan karena imannya itu seperti yang dinikmati oleh semua saudaranya yang lain. Ia dijual ke Mesir. Ia dicobai oleh godaan-godaan, oleh dosa, dan oleh penganiayaan karena tetap mempertahankan kejujurannya. Ia dicobai oleh pangkat dan kekuasaan di istana Firaun, namun imannya tetap teguh dan membawa dia melewati semuanya pada akhirnya.
- (1) Dengan iman ia memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel, bahwa akan tiba saatnya ketika mereka dibebaskan dari Mesir. Ia memberitakan hal ini untuk memperingatkan mereka supaya mereka tidak berpikir untuk menetap di Mesir, yang pada saat itu merupakan tempat penuh kelimpahan dan kenyamanan bagi mereka. Dan juga untuk menjaga mereka supaya tidak tenggelam di bawah bencana-bencana dan kesusahan-kesusahan yang sudah dilihatnya akan menimpa mereka di sana. Ia juga melakukannya untuk menghibur dirinya sendiri, bahwa meskipun tidak akan hidup untuk melihat pembebasan mereka, ia bisa mati dengan mengimaninya.
- (2) Ia memberi pesan tentang tulang-belulangnya, supaya mereka tetap menjaganya untuk tidak dikuburkan di Mesir, sampai Allah membebaskan mereka dari negeri perbudakan itu, dan supaya pada saat itu mereka harus membawa tulang-belulangnya bersama mereka ke Kanaan dan menguburkannya di sana. Meskipun orang percaya memberi perhatian utama pada jiwa mereka, namun juga mereka tidak bisa sepenuhnya mengabaikan tubuh mereka, sebagai anggota Kristus dan bagian dari diri mereka sendiri, yang pada akhirnya akan dibangkitkan, dan menjadi kawan yang bahagia bagi jiwa mereka yang sudah dimuliakan sampai selama-lamanya. Nah, Yusuf memberikan pesan ini bukan karena ia berpikir bahwa dengan dimakamkan di Mesir maka itu akan membahayakan jiwanya atau menghalang-halangi kebangkitan tubuhnya (seperti khayalan sebagian rabi bahwa semua orang Yahudi yang dimakamkan di luar Kanaan harus dibawa ke Kanaan supaya mereka dapat bangkit kembali), melainkan untuk memberikan kesaksian,
- [1] Bahwa meskipun sudah hidup dan mati di Mesir, Yusuf tidak hidup dan mati sebagai orang Mesir, melainkan sebagai orang Israel.
- [2] Bahwa ia lebih memilih pemakaman yang berarti di Kanaan daripada pemakaman yang megah di Mesir.
- [3] Bahwa ia akan pergi bersama bangsanya sejauh yang dia bisa, meskipun ia tidak bisa pergi sejauh yang ia mau.
- [4] Bahwa ia percaya akan kebangkitan tubuh, dan persekutuan yang akan segera dimiliki jiwanya dengan orang-orang kudus yang sudah berpulang, seperti juga yang dialami tubuhnya dengan jasad-jasad mereka.
- [5] Untuk meyakinkan mereka bahwa Allah akan bersama mereka di Mesir, dan membebaskan mereka dari situ pada saat-Nya dan dengan jalan-Nya sendiri.
- 2. Kapan iman Yusuf bertindak dengan cara seperti ini. Yaitu, seperti halnya Yakub, ketika hampir waktunya akan mati. Allah sering kali memberi umat-Nya penghiburan-penghiburan yang menghidupkan pada saat-saat kematian. Dan apabila Ia memberikannya, maka sudah menjadi kewajiban mereka, sedapat mungkin, untuk memberitahukannya kepada orang-orang di sekitar mereka, demi kemuliaan Allah, demi kehormatan agama, dan demi kebaikan saudara-saudara dan teman-teman mereka. Sekarang kita melanjutkan dengan,
- XI. Iman orangtua Musa, yang dikutip dari Keluaran 2:3, dst. Di sini amatilah,
- 1. Tindakan iman mereka. Mereka menyembunyikan anak mereka ini selama tiga bulan. Meskipun hanya ibu Musa yang disebutkan dalam sejarah, namun dari apa yang dikatakan di sini, tampaknya ayahnya pun tidak hanya menyetujuinya, tetapi juga terlibat di dalamnya. Sungguh membahagiakan apabila pasangan sepenanggungan bekerja sama di dalam kuk iman, sebagai ahli-ahli waris dari anugerah Allah. Dan alangkah bahagianya juga apabila mereka melakukan hal ini dalam kepedulian rohani bagi kebaikan anak-anak mereka, untuk menjaga mereka dari orang-orang yang tidak hanya akan menghancurkan hidup mereka, tetapi juga merusak pikiran mereka. Cermatilah, Musa sudah dianiaya sejak dari awal, dan terpaksa disembunyikan. Dalam hal ini ia merupakan perlambang Kristus, yang dianiaya hampir segera setelah Ia lahir, dan orangtua-Nya terpaksa melarikan diri bersama Dia ke Mesir untuk melindungi Dia. Sungguh suatu rahmat yang besar jika kita terbebas dari hukum dan maklumat yang jahat. Akan tetapi, jika tidak, kita harus menggunakan segala cara yang sah untuk melindungi diri. Iman orangtua Musa ini bercampur dengan ketidakpercayaan, tetapi Allah berkenan mengabaikannya.
- 2. Alasan-alasan mengapa mereka berbuat demikian. Tidak diragukan lagi, kasih sayang alami sudah pasti menggerakkan mereka. Tetapi ada hal yang lebih jauh lagi. Mereka melihat bahwa anak itu bagus, anak itu cantik (Kel. 2:2), sangat elok, seperti dalam Kisah Para Rasul 7:20, asteios tō Theō – venustus Deo – elok di mata Allah. Pada dirinya tampak ada sesuatu yang tidak biasa. Keindahan Tuhan berdiam di dalam dirinya, sebagai pertanda bahwa ia dilahirkan untuk melakukan perkara-perkara besar, dan bahwa ketika berbicara dengan Allah wajahnya akan bersinar (Kel. 34:29). Betapa cemerlang dan termasyhurnya perbuatan-perbuatan yang harus ia lakukan untuk membebaskan Israel, dan betapa namanya akan bersinar terang dalam tulisan-tulisan suci. Adakalanya, namun tidak selalu, wajah menunjukkan pikiran.
- 3. Menangnya iman mereka atas ketakutan mereka. Mereka tidak takut terhadap perintah raja (Kel. 1:22). Sungguh suatu maklumat yang jahat dan kejam, bahwa semua bayi laki-laki Israel harus dimusnahkan, supaya nama Israel punah dari muka bumi. Tetapi mereka tidak begitu takut sampai-sampai bersedia menyerahkan anak mereka. Mereka mempertimbangkan bahwa, jika tidak ada laki-laki yang bertahan, maka habis dan hancur sudah jemaat Allah dan agama yang benar. Dan bahwa meskipun dalam keadaan mereka yang diperbudak dan ditindas saat ini orang akan lebih memilih mati daripada hidup, namun mereka percaya bahwa Allah akan memelihara umatNya, dan bahwa akan tiba saatnya ketika ada faedahnya orang Israel hidup. Sebagian orang harus membahayakan nyawa mereka sendiri untuk mempertahankan anak-anak mereka, dan mereka bertekad untuk melakukannya. Mereka tahu bahwa perintah raja itu jahat dengan sendirinya, bertentangan dengan hukum-hukum Allah dan alam, dan karena itu tidak mempunyai kewenangan dan tidak pula menuntut kewajiban. Iman adalah penawar ampuh melawan ketakutan yang memperbudak terhadap manusia, karena iman menghadirkan Allah di hadapan jiwa, dan menunjukkan sia-sianya makhluk ciptaan dan tunduknya ia pada kehendak dan kuasa Allah. Berikutnya Rasul Paulus melanjutkan dengan,
- XII. Iman Musa sendiri (ay. 24-25, dst.). Di sini amatilah,
- 1. Contoh imannya dalam menaklukkan dunia.
- (1) Ia menolak disebut anak puteri Firaun, yang memungut dia dan menjadikan dia sebagai anak kesayangannya. Puteri Firaun sudah mengangkat Musa sebagai anaknya, tetapi Musa menolak disebut anaknya. Amatilah,
- [1] Betapa besarnya godaan yang dialami Musa. Puteri Firaun dikatakan sebagai satu-satunya anak Firaun, dan puteri Firaun sendiri tidak mempunyai anak. Setelah menemukan Musa, dan menyelamatkan dia, puteri Firaun bertekad untuk membawanya dan mengasuhnya sebagai anak. Dengan demikian, Musa mendapat kesempatan baik untuk menjadi raja Mesir pada waktunya, dan dengan begitu ia bisa berguna bagi Israel. Ia berutang nyawa terhadap puteri Firaun ini. Dan menolak kebaikan seperti itu dari puteri Firaun tidak hanya tampak seperti tidak tahu berterima kasih, tetapi juga mengabaikan Pemeliharaan ilahi, yang tampak bermaksud untuk mengangkat hidupnya dan memberi keuntungan bagi saudara-saudaranya.
- [2] Betapa mulianya kemenangan imannya dalam pencobaan yang begitu besar. Ia menolak disebut anak puteri Firaun, supaya jangan sampai ia tidak menghargai kehormatan yang lebih sejati sebagai anak Abraham, bapa orang beriman. Ia menolak disebut anak puteri Firaun, supaya jangan hal itu tampak seperti ia menyangkal agamanya dan juga hubungannya dengan Israel. Dan tidak diragukan lagi bahwa kedua hal itu akan terjadi seandainya ia menerima kehormatan ini. Oleh sebab itulah dengan anggun ia menolaknya.
- (2) Ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa (ay. 25). Ia rela mengambil bagian bersama umat Allah di sini, meskipun bagian itu adalah penderitaan. Ini supaya ia mendapat bagian bersama mereka di dunia nanti, daripada menikmati semua kesenangan ragawi yang berdosa di istana Firaun, yang hanya untuk sementara waktu, lalu sesudah itu dihukum dengan kesengsaraan kekal. Dalam hal ini Musa bertindak masuk akal dan juga saleh, dan ia menaklukkan godaan terhadap kesenangan duniawi seperti sebelumnya ia menaklukkan godaan terhadap kedudukan duniawi. Di sini perhatikanlah,
- [1] Kesenangan-kesenangan dosa hanya berlangsung sesaat. Kesenangan-kesenangan itu pasti akan segera berakhir entah dengan pertobatan atau kehancuran.
- [2] Kesenangan-kesenangan dunia ini, terutama kesenangan-kesenangan istana, sangat sering merupakan kesenangan-kesenangan dosa. Dan selalu demikian jika kita tidak dapat menikmatinya tanpa meninggalkan Allah dan umat-Nya. Orang percaya yang sungguh-sungguh akan memandang rendah kesenangan-kesenangan itu apabila ditawarkan dengan syarat-syarat tersebut.
- [3] Penderitaan, dan bukan dosa, itulah yang harus dipilih, karena ada lebih banyak kejahatan dalam dosa terkecil daripada yang mungkin ada dalam penderitaan terbesar.
- [4] Jahatnya penderitaan akan jauh berkurang apabila kita menderita bersama umat Allah, berada dalam kepentingan yang sama dan digerakkan oleh Roh yang sama.
- (3) Musa menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir (ay. 26). Lihatlah bagaimana Musa menimbang-nimbang perkara: pada satu sisi ia menempatkan apa yang terburuk dari agama, yaitu penghinaan karena Kristus, dan pada sisi lain apa yang terbaik dari dunia, yaitu harta Mesir. Dalam penilaiannya, yang dipimpin oleh iman, apa yang terburuk dari agama lebih berbobot daripada apa yang terbaik dari dunia. Penghinaan-penghinaan terhadap jemaat Allah adalah penghinaan karena Kristus, yang adalah, dan selalu menjadi, Kepala jemaat. Di sini Musa menaklukkan kekayaan dunia, seperti sebelumnya ia telah menaklukkan kehormatan dan kesenangan dunia. Umat Allah adalah, dan selalu menjadi, umat yang mendapat cela. Kristus menganggap diri-Nya dicela dalam penghinaan-penghinaan terhadap mereka. Dan, sementara Ia mengambil bagian dalam penghinaan-penghinaan terhadap mereka, penghinaan-penghinaan itu menjadi kekayaan, dan kekayaan itu lebih baik daripada harta karun kerajaan terkaya di dunia sekalipun. Sebab Kristus akan memberi mereka upah berupa mahkota kemuliaan yang tidak akan pernah pudar. Iman paham akan hal ini, dan menentukan serta bertindak sesuai dengannya.
- 2. Disebutkan di sini waktu ketika Musa oleh imannya memperoleh kemenangan atas dunia, dengan segala kehormatan, kesenangan, dan harta bendanya: Setelah dewasa (ay. 24). Bukan hanya dewasa dalam kebijaksanaan, melainkan juga dalam pengalaman, di usia empat puluh tahun, yaitu setelah ia menjadi orang besar, atau sudah menjadi matang. Sebagian orang akan melihat ini sebagai hal yang mengurangi kemenangannya, bahwa begitu terlambat ia mendapat kemenangan itu, dan bahwa ia tidak membuat pilihan ini lebih awal. Tetapi lebih tepatnya ini lebih memperbesar kehormatan baginya atas penyangkalan diri dan kemenangannya atas dunia, bahwa ia membuat pilihan ini ketika sudah dewasa untuk menilai dan menikmati, mampu mengetahui apa yang dia lakukan dan mengapa ia melakukannya. Itu bukan tindakan seorang anak, yang lebih suka mainan daripada emas, tetapi sebaliknya, apa yang dilakukannya timbul dari pertimbangan matang dengan sengaja dan sadar. Sungguh hebat jika orang yang sungguh-sungguh saleh ketika tengah menjalani urusan dan kenikmatan duniawi, justru memandang rendah dunia padahal mereka sedang mampu-mampunya untuk mengecap dan menikmatinya.
- 3. Apa yang menyokong dan menguatkan iman Musa sampai sedemikian rupa sehingga memampukan dia untuk mendapat kemenangan atas dunia seperti itu: Pandangannya ia arahkan kepada upah, yaitu menurut sebagian orang, pembebasan dari Mesir. Tetapi tidak diragukan ada makna yang lebih jauh daripada itu, yaitu upah yang mulia atas iman dan kebahagiaan di dunia lain. Amatilah di sini,
- (1) Sorga adalah upah yang besar, yang melampaui bukan hanya semua hal yang pantas kita dapatkan, melainkan juga semua hal yang dapat kita bayangkan. Sorga adalah upah yang sepadan dengan harga yang dibayar untuknya, yaitu darah Kristus. Upah sorga sepadan dengan kesempurnaan-kesempurnaan Allah, dan sepenuhnya menggenapi semua janji-Nya. Sorga adalah upah, karena diberikan oleh Hakim yang adil demi kebenaran Kristus kepada orang-orang benar, sesuai dengan aturan yang benar dari perjanjian anugerah.
- (2) Orang-orang percaya boleh dan harus memberi perhatian terhadap ganjaran yang berupa upah ini. Mereka harus mengetahuinya dengan baik, menyetujuinya, dan hidup dengan mengharapkannya setiap hari dengan penuh sukacita. Dengan demikian upah itu akan menjadi petunjuk untuk membimbing langkah mereka, menjadi magnet untuk menarik hati mereka, pedang untuk menaklukkan musuh-musuh mereka, pemacu bagi mereka untuk melaksanakan kewajiban, dan minuman untuk menyegarkan mereka di bawah semua kesulitan dalam melakukan pekerjaan.
- 4. Kita mendapati contoh lain dari iman Musa, yaitu dalam meninggalkan Mesir: Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja (ay. 27). Amatilah di sini,
- (1) Hasil dari imannya: Ia meninggalkan Mesir, dan semua kekuasaan serta kesenangannya, dan memimpin Israel keluar dari situ. Dua kali Musa meninggalkan Mesir:
- [1] Sebagai tersangka penjahat, ketika murka sang raja membara terhadapnya karena sudah membunuh orang Mesir (Kel. 2:14-15). Di situ dikatakan bahwa ia menjadi takut, bukan takut dalam arti kecut hati, tetapi takut sehingga ia mengambil langkah bijak, untuk menyelamatkan nyawanya.
- [2] Sebagai panglima dan penguasa di Yesyurun, setelah Allah menyuruh dia untuk mempermalukan Firaun dan membuatnya bersedia membiarkan orang-orang Israel pergi.
- (2) Kemenangan imannya. Imannya mengangkat dia mengatasi ketakutan terhadap murka raja. Meskipun ia tahu bahwa murka raja amat besar, dan ditujukan kepada dirinya secara khusus, dan murka itu memimpin banyak pasukan untuk mengejar-ngejar dia, namun ia tidak kecut hati, dan ia berkata kepada Israel, janganlah takut (Kel. 14:13). Mereka yang meninggalkan Mesir harus bersiap-siap menghadapi murka manusia. Tetapi mereka tidak perlu takut, sebab mereka berada di bawah pimpinan Allah yang sang gup membuat murka manusia menjadi pujian bagi-Nya, dan menahan sisa-sisanya.
- (3) Pedoman yang mendasari tindakannya dalam apa yang dilakukannya ini: Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan. Ia bertahan dengan keberanian yang pantang menyerah dalam semua bahaya, dan menanggung segala keletihan yang amat sangat dalam usahanya. Hal ini dia lakukan dengan melihat Allah yang tidak kelihatan. Perhatikanlah,
- [1] Allah yang dengan-Nya kita berhadapan adalah Allah yang tidak kelihatan. Ia tidak kelihatan oleh pancaindra kita, oleh mata jasmani. Ini menunjukkan kebodohan orang-orang yang berlagak membuat gambar-gambar Allah, padahal Allah tidak pernah dan tidak dapat dilihat oleh siapa pun.
- [2] Dengan iman kita dapat melihat Allah yang tidak kelihatan ini. Kita dapat sepenuhnya yakin akan keberadaan-Nya, akan pemeliharaan-Nya, dan akan hadirat-Nya yang penuh rahmat dan penuh kuasa bersama kita.
- [3] Memandang Allah seperti itu akan memampukan orang-orang percaya untuk bertahan sampai pada akhirnya, apa pun yang akan mereka hadapi di tengah jalan.
- 5. Kita masih mempunyai contoh lain dari iman Musa, yaitu dalam mengadakan Paskah dan pemercikan darah (ay. Ibrani 11:28). Uraian tentang ini kita dapati dalam 13-23. Meskipun seluruh umat Israel mengadakan Paskah ini, namun melalui Musalah Allah menyampaikan ketetapan penyelenggaraannya. Dan meskipun itu merupakan rahasia agung, Musa dengan iman menyampaikannya kepada umat dan juga mengadakannya sendiri di malam itu di tempat ia tinggal. Paskah adalah salah satu ketetapan yang paling khidmat dari Perjanjian Lama, dan merupakan perlambang Kristus yang sangat penting. Apa yang pertama-tama menyebabkan pengadaan Paskah itu sungguh luar biasa: di malam yang sama Allah membunuh semua anak sulung Mesir. Meskipun orang-orang Israel tinggal di antara orang-orang Mesir, namun malaikat pembinasa melewati rumah-rumah mereka, dan membiarkan orang-orang Israel beserta anak-anak mereka hidup. Nah, supaya mereka berhak atas perkenanan yang istimewa ini, dan untuk menandakan bahwa mereka akan memperoleh perkenanan itu, seekor kambing domba harus disembelih. Darahnya harus dipercikkan dengan seikat hisop pada ambang atas pintu, dan pada kedua tiang pintu. Daging kambing domba itu harus dipanggang dengan api. Semua dagingnya harus dimakan pada malam itu juga dengan sayur pahit, dalam sikap tubuh seperti orang hendak bepergian, pinggang berikat, kasut pada kaki, dan tongkat di tangan. Hal ini dilakukan sesuai yang diperintahkan, dan malaikat pembinasa pun melewati mereka, dan membunuh anak-anak sulung Mesir. Peristiwa ini membuka jalan bagi kembalinya keturunan Abraham ke tanah perjanjian. Memahami perlambang ini tidaklah sulit.
- (1) Kristus adalah Anak Domba itu, Dialah Paskah kita, Dia dikorbankan bagi kita.
- (2) Darah-Nya harus dipercikkan. Darah-Nya harus diberikan kepada orang-orang yang mendapat keuntungan yang menyelamatkan darinya.
- (3) Darah ini dipercikkan kepada orang-orang Israel, umat pilihan Allah, dengan membawa hasil.
- (4) Bukan karena kebajikan dalam diri kita atau perbuatan-perbuatan kita yang terbaik kita diselamatkan dari murka Allah, melainkan karena darah Kristus dan kebenaran-Nya yang dikenakan pada kita. Jika dari keluarga Israel ada yang mengabaikan pemercikan darah ini pada pintu mereka, maka meskipun mereka berdoa sepanjang malam, malaikat pembinasa akan mendobrak masuk ke rumah mereka, dan membunuh anak sulung mereka.
- (5) Di mana pun darah ini diberlakukan, jiwa menerima Kristus secara keseluruhan melalui iman, dan hidup di dalam Dia.
- (6) Iman yang benar ini membuat dosa terasa pahit bagi jiwa, bahkan di saat ia menerima pengampunan dan penebusan.
- (7) Semua hak istimewa rohani kita di bumi haruslah menggugah kita untuk berangkat pagi-pagi, dan terus maju, di jalan menuju sorga.
- (8) Orang-orang yang sudah ditandai harus senantiasa mengingat dan mengakui anugerah yang cuma-cuma dan istimewa ini.
- XIII. Contoh iman berikutnya adalah iman orang-orang Israel yang melewati Laut Merah di bawah pimpinan Musa (ay. 29). Kisah ini kita dapati dalam Keluaran 14. Amatilah,
- 1. Orang-orang Israel terlindungi dan aman ketika melewati Laut Merah, ketika tidak ada jalan lain untuk menghindar dari Firaun dan bala tentaranya, yang sudah dekat mengejar-ngejar mereka. Di sini kita dapat mengamati,
- (1) Bahaya yang mengintai Israel sangat besar. Di belakang mereka ada musuh yang geram dengan kereta-kereta dan para penunggang kuda. Di sebelah kanan kiri mereka ada bebatuan terjal dan pegunungan, dan di hadapan mereka terhampar Laut Merah.
- (2) Pembebasan mereka sangatlah mulia. Dengan iman mereka melewati Laut Merah seperti berjalan di atas tanah kering. Anugerah iman akan membantu kita melewati semua bahaya yang kita jumpai di jalan menuju sorga.
- 2. Kehancuran orang-orang Mesir. Mereka, yang dengan congkaknya berusaha memburu Israel melewati Laut Merah, karena sudah dibutakan dan dikeraskan bagi kehancuran mereka sendiri, semuanya tenggelam. Mereka sangat gegabah, dan kehancuran mereka pun mengenaskan. Apabila Allah menghakimi, Ia akan berhasil. Jelas bahwa kehancuran para pendosa terjadi karena diri mereka sendiri.
- XIV. Contoh iman selanjutnya adalah iman orang-orang Israel, di bawah pimpinan Yosua, di hadapan tembok-tembok Yerikho. Kisahnya kita dapati dalam Yosua 6:5, dst. Di sini amatilah,
- 1. Sarana yang ditetapkan Allah untuk meruntuhkan tembok-tembok Yerikho. Diperintahkan bahwa mereka harus mengelilingi tembok-tembok itu satu kali sehari selama tujuh hari, dan sebanyak tujuh kali di hari terakhir. Bahwa imam-imam harus membawa tabut ketika mengelilingi tembok-tembok itu, dan harus meniup sangkakala yang terbuat dari tanduk domba, dan terakhir kali membunyikannya lebih lama dari sebelumnya. Lalu semua orang harus berteriak, maka tembok-tembok Yerikho itu akan runtuh di hadapan mereka. Di sini ada ujian besar terhadap iman mereka. Cara yang ditetapkan tampak sangat tidak mungkin untuk mencapai tujuan seperti itu, dan tidak diragukan lagi pasti akan mengundang olok-olok dari musuh mereka setiap hari. Tabut Allah tampaknya berada dalam bahaya. Tetapi inilah cara yang diperintahkan Allah kepada mereka, dan Ia senang melakukan perkara-perkara besar melalui cara-cara yang sepele dan hina, supaya tangan-Nya bisa terlihat jelas.
- 2. Keberhasilan yang dahsyat dari sarana yang sudah ditetapkan itu. Tembok-tembok Yerikho runtuh di hadapan mereka. Yerikho adalah kota perbatasan di tanah Kanaan, kota pertama yang berdiri menentang orang-orang Israel. Dalam cara yang luar biasa ini Allah berkenan meremehkan dan melucuti kota itu, untuk memuliakan diri-Nya, menakut-nakuti orang Kanaan, dan menguatkan iman orang-orang Israel, dan supaya tidak ada seorang pun yang bisa bermegah. Allah dapat, dan pada saat dan dengan jalan-Nya sendiri akan, meruntuhkan semua perlawanan kuat yang dibuat melawan kepentingan dan kemuliaan-Nya. Dan melalui Allah, anugerah iman itu dahsyat untuk merobohkan benteng-benteng. Ia akan membuat Babel runtuh di hadapan iman umat-Nya. Apabila Ia hendak melakukan suatu hal yang besar untuk lakukan, Ia akan menumbuhkan iman yang besar dan kuat dalam diri mereka.
- XV. Teladan berikutnya adalah iman Rahab (ay. 31). Di antara pasukan mulia yang terdiri atas orang-orang terhormat, yang dengan berani dijajarkan oleh Rasul Paulus, Rahab muncul di barisan belakang, untuk menunjukkan bahwa Allah tidak membedakan orang. Di sini perhatikanlah,
- 1. Siapa Rahab ini.
- (1) Dia adalah seorang Kanaan, tidak termasuk kewargaan Israel, dan hanya tersedia sedikit pertolongan baginya untuk beriman. Namun demikian ia seorang percaya. Kuasa anugerah ilahi tampak besar ketika ia bekerja tanpa sarana anugerah yang biasa.
- (2) Dia adalah seorang pelacur, dan hidup di jalan dosa. Ia bukan hanya penjaga rumah hiburan, melainkan juga wanita milik seluruh kota. Namun ia percaya bahwa besarnya dosa, jika kita benar-benar bertobat darinya, tidak akan menjadi penghalang bagi belas kasihan Allah yang mengampuni. Kristus telah menyelamatkan yang paling berdosa dari antara orang-orang berdosa. Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah.
- 2. Apa yang dilakukan Rahab dengan imannya: Ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik, orang-orang yang diutus Yosua untuk mengintai Yerikho (Yos. 2:6-7). Ia tidak hanya menyambut mereka, tetapi juga menyembunyikan mereka dari musuh-musuh yang berusaha membunuh mereka, dan ia membuat pengakuan mulia akan imannya (Yos. 2:9-11). Ia mengajak mereka untuk mengadakan perjanjian dengannya agar mereka berbaik hati kepada dia dan keluarganya, apabila Allah berbaik hati kepada mereka, dan agar mereka memberinya tanda. Tanda ini memang mereka berikan, yaitu tali dari benang kirmizi, yang harus dia ikatkan pada jendela. Ia menyuruh mereka pergi dengan nasihat yang bijaksana dan bersahabat. Dari sini pelajarilah,
- (1) Iman yang benar akan menunjukkan dirinya dalam perbuatan-perbuatan baik, terutama terhadap umat Allah.
- (2) Iman akan menempuhi semua bahaya demi kepentingan Allah dan umat-Nya. Orang yang sungguh-sungguh percaya akan lebih memilih membahayakan dirinya sendiri daripada kepentingan Allah dan umat-Nya.
- (3) Orang yang sungguh-sungguh percaya akan berkeinginan bukan hanya untuk mengikat perjanjian dengan Allah, tetapi juga untuk bersekutu dengan umat Allah, dan bersedia mengambil bagian bersama mereka, dan senasib sepenanggungan dengan mereka.
Matthew Henry: Ibr 11:32-40 - Teladan-teladan Iman Teladan-teladan Iman (11:32-40)
Rasul Paulus, setelah memberi kita sederet orang beriman yang tersohor, yang namanya disebutkan dan ujian serta tin...
Teladan-teladan Iman (11:32-40)
- Rasul Paulus, setelah memberi kita sederet orang beriman yang tersohor, yang namanya disebutkan dan ujian serta tindakan imannya dicatat secara khusus, sekarang menutup ceritanya dengan satu lagi uraian ringkas tentang sekelompok orang percaya lain. Di sini tindakan-tindakan dari orang-orang tertentu tidak disebutkan secara khusus, tetapi dibiarkan untuk diterapkan sendiri oleh mereka yang mengenal baik kisah suci mengenai orang-orang tersebut. Dan, seperti layaknya seorang ahli pidato yang ilahi, Rasul Paulus mendahului uraiannya dengan kata-kata elok untuk meyakinkan para pendengarnya: Apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu. Seolah-olah ia berkata, “Sia-sia saja mencoba membicarakan masalah ini sampai habis. Kalau tidak menahan penaku, aku akan menulis melebihi batas-batas surat kerasulan. Oleh karena itu aku hanya akan menyebutkan beberapa orang lagi, dan biarlah kamu sendiri yang mengembangkannya.” Amatilah,
- 1. Setelah semua yang kita lakukan untuk menyelidiki Kitab Suci, masih ada hal-hal lain yang harus dipelajari darinya.
- 2. Dalam perkara-perkara ilahi, kita harus mempertimbangkan dengan baik apa yang harus kita katakan, dan sedapat mungkin melihat apakah waktunya tepat.
- 3. Kita harus senang memikirkan betapa banyaknya jumlah orang percaya di bawah Perjanjian Lama, dan betapa kuatnya iman mereka, meskipun apa yang mereka imani waktu itu belum sepenuhnya disingkapkan. Dan,
- 4. Kita harus meratap, bahwa sekarang, pada zaman Injil, ketika kaidah iman sudah lebih jelas dan sempurna, jumlah orang percaya sedemikian kecil dan iman mereka sedemikian lemah.
- I. Dalam uraian ringkas ini Rasul Paulus menyebutkan,
- 1. Gideon, yang ceritanya kita dapati dalam Hakim-hakim 6:11, dst. Ia merupakan alat tersohor yang dibangkitkan Allah untuk membebaskan umat-Nya dari penindasan orang Midian. Ia adalah orang yang berasal dari suku dan keluarga sederhana, dipanggil dari pekerjaan sederhana (mengirik gandum), dan diberi salam oleh malaikat TUHAN dengan cara yang mengejutkan ini, TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani. Pada awalnya Gideon tidak bisa menerima penghormatan-penghormatan seperti itu, tetapi dengan rendah hati memberikan alasan kepada sang malaikat tentang keadaan orang Israel yang lesu dan tertekan. Malaikat TUHAN memberinya mandat, dan meyakinkan dia akan keberhasilannya, sambil meneguhkan mandat itu dengan api yang keluar dari batu. Gideon diminta mempersembahkan korban, dan setelah diberi tahu apa kewajibannya, ia pergi berperang melawan orang-orang Midian, meskipun pasukannya berkurang dari tiga puluh dua ribu menjadi tiga ratus. Namun melalui mereka ini, dengan suluh dan buyung mereka, Allah membuat seluruh pasukan Midian kebingungan dan hancur. Iman yang sama yang memberi Gideon keberanian dan kehormatan yang begitu besar memampukan dia untuk bertindak dengan sangat lemah lembut dan rendah hati terhadap saudara-saudaranya sesudah itu. Adalah keunggulan anugerah iman bahwa, sementara iman membantu orang melakukan perkara-perkara besar, iman juga mencegah mereka untuk berbesar kepala dan tinggi hati.
- 2. Barak, alat lain yang dibangkitkan untuk membebaskan Israel dari tangan Yabin, raja Kanaan, (Hak. 4), yang di dalamnya kita membaca,
- (1) Meskipun seorang prajurit, Barak menerima mandat dan perintah dari Debora, seorang nabiah Tuhan. Barak berteguh memegang sabda ilahi ini bersamanya dalam tugas perjalanannya menyerang Kanaan.
- (2) Dengan imannya, Barak mendapat kemenangan besar atas seluruh pasukan Sisera.
- (3) Imannya mengajar dia untuk mengembalikan segala pujian dan kemuliaan kepada Allah. Inilah hakikat iman. Iman akan kembali kepada Allah dalam segala bahaya dan kesulitan, kemudian memberikan ucapan syukur kepada Allah atas segala belas kasihan dan pembebasan.
- 3. Simson, alat lain yang dibangkitkan Allah untuk membebaskan Israel dari orang Filistin. Kisahnya bisa kita lihat dalam Hakim-hakim 13, 14, 15, dan 16. Dari situ kita belajar bahwa anugerah iman adalah kekuatan jiwa untuk melakukan pelayanan yang besar. Seandainya Simson tidak memiliki iman serta lengan yang kuat, ia tidak akan pernah melakukan perbuatan-perbuatan yang berani seperti itu. Amatilah,
- (1) Karena iman, hamba-hamba Allah akan mengalahkan singa yang mengaum sekalipun.
- (2) Iman yang benar diakui dan diterima, sekalipun bercampur baur dengan banyak kegagalan.
- (3) Iman orang percaya bertahan sampai akhir, dan ketika tiba waktunya mereka akan mati, memberinya kemenangan atas kematian dan semua musuhnya yang mematikan. Penaklukannya yang terbesar diperolehnya dengan mati.
- 4. Yefta, yang kisahnya bisa kita lihat dalam Hakim-hakim 11, sebelum kisah Simson. Yefta dibesarkan untuk membebaskan Israel dari orang Amon. Seiring musuh-musuh yang baru dan beraneka ragam bangkit melawan umat Allah, dibangkitkan pula pembebas-pembebas baru dan beraneka ragam untuk mereka. Dalam kisah Yefta ini perhatikanlah,
- (1) Anugerah Allah sering kali menemukan, dan terpatri pada, orang-orang yang paling tidak layak, bahkan yang layak mendapatkan hal sebaliknya, untuk melakukan perkara-perkara besar bagi mereka dan oleh mereka. Yefta adalah anak seorang perempuan sundal.
- (2) Anugerah iman, di mana pun itu, akan membuat orang mengakui Allah dalam segala jalan mereka (Hak. 11:11): Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa.
- (3) Anugerah iman akan membuat orang berani mengambil risiko untuk tujuan baik.
- (4) Iman tidak hanya akan membuat orang bernazar kepada Allah, tetapi juga memenuhi nazar mereka setelah mereka menerima rahmat. Bahkan, sekalipun nazar mereka itu hanya membawa kesedihan, kesakitan, dan kehilangan yang besar, seperti yang terjadi pada Yefta dan putrinya.
- 5. Daud, orang besar yang berkenan di hati Allah. Sedikit saja orang yang pernah mendapat ujian-ujian sebesar yang didapat Daud, dan sedikit saja orang yang pernah menyingkapkan iman yang sedemikian hidup seperti imannya. Kemunculannya yang pertama di panggung dunia adalah bukti besar dari imannya. Setelah pada waktu muda membunuh singa dan beruang, imannya kepada Allah mendorongnya untuk menghadapi Goliat yang besar, dan membantunya menang atas Goliat. Iman yang sama memampukan dia untuk bersabar menanggung kebencian Saul dan orang-orang kesayangannya yang tidak tahu berterima kasih, dan menunggu sampai Allah membuat dia memiliki kuasa dan martabat yang dijanjikan. Iman yang sama menjadikannya seorang raja yang sangat berhasil dan berkemenangan. Dan setelah hidup panjang dalam kebajikan dan kehormatan (meskipun bukannya tanpa noda-noda busuk dari dosa), ia meninggal dalam iman, dengan mengandalkan perjanjian kekal yang telah diadakan Allah dengan dia dan keturunannya, yang tertata dan pasti dalam semua hal. Ia juga telah meninggalkan kenangan-kenangan baik tentang ujian-ujian dan tindakan-tindakan iman dalam Kitab Mazmur yang sedemikian rupa sehingga akan dinilai tinggi dan sangat bermanfaat bagi umat Allah.
- 6. Samuel, yang dibangkitkan menjadi nabi Tuhan paling terkemuka bagi Israel, dan juga penguasa atas mereka. Allah menyatakan diri-Nya kepada Samuel ketika ia masih anak-anak, dan terus berbuat demikian sampai ia mati. Dalam kisahnya perhatikanlah,
- (1) Orang-orang yang kemungkinan bertumbuh menjadi besar dalam iman adalah mereka yang sejak dini mulai menjalankannya.
- (2) Orang-orang yang pekerjaannya menyingkapkan pikiran dan kehendak Allah kepada orang lain perlu mantap dalam keyakinannya sendiri akan hal itu.
- 7. Selain Samuel, Rasul Paulus menambahkan, dan para nabi, yang merupakan hamba-hamba Tuhan yang luar biasa dari jemaat Perjanjian Lama, yang kadang-kadang dipakai Allah untuk menyatakan penghakiman, di waktu lain untuk menjanjikan rahmat, dan selalu untuk menegur dosa. Adakalanya mereka menubuatkan peristiwa-peristiwa yang luar biasa, yang hanya diketahui Allah, terutama untuk memberitahukan tentang Mesias, kedatangan-Nya, pribadi-Nya, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya. Karena di dalam Dialah berpusat para nabi dan juga hukum Taurat. Nah, iman yang benar dan kuat itu adalah hal yang dituntut untuk melakukan pekerjaan seperti itu dengan benar.
- II. Setelah menyebutkan nama orang-orang tertentu, Rasul Paulus melanjutkan dengan memberi tahu kita apa saja hal-hal yang sudah dilakukan dengan iman mereka. Ia menyebutkan beberapa hal yang dengan mudah dapat diterapkan pada satu atau lain orang dari mereka yang disebutkan. Tetapi ia juga menyebutkan hal-hal lain yang tidak begitu mudah untuk disesuaikan dengan siapa saja yang disebutkan di sini, dan harus dibiarkan untuk diduga-duga atau disesuaikan secara umum.
- 1. Karena iman mereka telah menaklukkan kerajaan-kerajaan (ay. 33). Demikianlah yang dilakukan Daud, Yosua, dan banyak hakim. Dari sini pelajarilah,
- (1) Kepentingan-kepentingan dan kekuasaan para raja dan kerajaan sering kali ditegakkan melawan Allah dan umatNya.
- (2) Allah dapat dengan mudah menaklukkan semua raja dan kerajaan yang hendak melawan Dia.
- (3) Iman adalah persyaratan yang sesuai dan luhur bagi orang-orang yang berjuang di jalan-jalan Tuhan. Iman membuat mereka adil, berani, dan bijak.
- 2. Mereka mengamalkan kebenaran, baik dalam tugas-tugas mereka yang menjangkau orang banyak maupun yang pribadi sifatnya. Mereka membuat banyak orang berpaling dari berhala ke jalan kebenaran. Mereka percaya Allah, dan hal itu diperhitungkan sebagai kebenaran bagi mereka. Mereka berjalan dan bertindak dengan benar terhadap Allah dan manusia. Melakukan kebenaran adalah kehormatan dan kebahagiaan yang lebih besar daripada mengadakan mujizat. Iman adalah azas untuk mengerjakan kebenaran di mana saja dan terhadap siapa saja.
- 3. Mereka memperoleh apa yang dijanjikan, baik yang umum maupun yang khusus. Imanlah yang memberi kita bagian dalam janji-janji itu. Karena imanlah kita mendapat penghiburan dari janji-janji itu. Dan karena imanlah kita dipersiapkan untuk menantikan janji-janji itu, dan pada saatnya akan menerimanya.
- 4. Mereka menutup mulut singa-singa. Demikianlah yang dilakukan Simson (Hak. 14:5-6), Daud (1Sam. 17:34-35), dan Daniel (Dan. 6:23). Di sini pelajarilah,
- (1) Kuasa Allah mengatasi kuasa makhluk ciptaan.
- (2) Iman membuat Allah mengerahkan kuasa-Nya bagi umatNya, jika itu demi kemuliaan-Nya, untuk menaklukkan binatang-bintang buas dan juga manusia-manusia buas.
- 5. Mereka memadamkan api yang dahsyat (ay. 34). Demikianlah Musa, dengan doa iman, memadamkan api murka Allah yang telah bangkit melawan orang Israel (Bil. 11:1-2). Demikian pula yang dilakukan ketiga anak, atau lebih tepatnya jawara-jawara yang sangat kuat (Dan. 3:17-27). Iman mereka kepada Tuhan, dengan menolak menyembah patung emas, membuat mereka terancam dibakar dalam perapian yang menyala-nyala yang telah dipersiapkan Nebukadnezar untuk mereka. Dan iman mereka mengundang kuasa dan hadirat Allah yang memadamkan dahsyatnya api di dalam tungku perapian, sehingga tak sedikit pun baunya menyentuh mereka. Tidak pernah anugerah iman diuji sekeras itu, tidak pernah dikerjakan dengan sedemikian mulia, tidak pernah pula diberi upah dengan gemilang seperti iman mereka.
- 6. Mereka telah luput dari mata pedang. Demikianlah Daud luput dari pedang Goliat dan Saul, juga Mordekhai dan orang-orang Yahudi luput dari pedang Haman. Pedang-pedang manusia ada dalam genggaman Allah. Ia dapat menumpulkan mata pedang itu, dan menjauhkannya dari umat-Nya sehingga berbalik melawan musuh-musuh mereka sesuai kehendak-Nya. Iman menggenggam tangan Allah, yang berkuasa menggenggam pedang-pedang manusia. Allah sering kali membiarkan diri-Nya menuruti apa yang diminta umat-Nya dengan iman mereka.
- 7. Mereka telah beroleh kekuatan dalam kelemahan. Dalam kelemahan sebagai bangsa, yang ke dalamnya orang-orang Yahudi sering kali jatuh karena ketidakpercayaan mereka. Ketika iman mereka bangkit kembali, semua kepentingan dan urusan mereka kembali hidup dan berkembang. Dalam kelemahan tubuh. Demikianlah Hizkia, dengan percaya pada firman Allah, pulih kembali dari kepedihan yang berat, dan ia memandang pemulihan ini sebagai janji dan kuasa Allah (Yes. 38:15-16), apakah yang akan kukatakan dan kuucapkan kepada TUHAN; bukankah Dia yang telah melakukannya? Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku. Anugerah iman yang sama inilah yang membantu orang pulih dari kelemahan rohani dan memperbaharui kekuatan mereka.
- 8. Mereka telah menjadi kuat dalam peperangan. Begitulah Yosua, para hakim, dan Daud. Iman yang benar memberikan keberanian dan kesabaran sejati, sebab iman memahami kekuatan Allah, dan dengan demikian kelemahan semua musuh-Nya. Mereka tidak hanya berani, tetapi juga berhasil. Allah, sebagai upah dan pendorong iman mereka, telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing, tentara asing bagi negeri persemakmuran mereka, dan musuh-musuh bagi agama mereka. Allah telah membuat mereka lari dan tersungkur di hadapan hamba-hamba-Nya yang setia. Panglima-panglima yang percaya dan berdoa, yang mengepalai pasukan yang percaya dan berdoa, telah diakui dan dihormati Allah sedemikian rupa sehingga tidak ada yang sanggup berdiri melawan mereka.
- 9. Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan (ay. 35). Begitulah yang terjadi pada si janda di Sarfat (1Raj. 17:23), dan si perempuan Sunem (2Raj. 4:36).
- (1) Di dalam Kristus tidak ada laki-laki atau perempuan. Banyak dari antara kaum hawa yang dianggap lemah ternyata kuat dalam iman.
- (2) Meskipun perjanjian anugerah mengikutsertakan anak-anak orang percaya, tetap saja anak-anak mereka itu akan mengalami kematian alami.
- (3) Ibu yang malang enggan melepaskan perhatiannya terhadap anak-anaknya, meskipun kematian telah membawa mereka pergi.
- (4) Adakalanya Allah menuruti perasaan terdalam seorang perempuan yang berduka, sampai-sampai Ia menghidupkan kembali anak-anak mereka yang sudah mati. Demikian pulalah Kristus berbelas kasihan kepada si janda dari Nain (Luk. 7:12, dst).
- (5) Hal ini harus menguatkan iman kita kepada kebangkitan semua orang.
- III. Rasul Paulus memberi tahu kita apa saja yang sudah ditanggung oleh orang-orang percaya ini dengan iman.
- 1. Mereka membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan (ay. 35). Mereka disiksa di tiang siksaan, supaya meninggalkan Allah mereka, Juruselamat mereka, dan agama mereka. Mereka menanggung siksaan itu, dan tidak mau dibebaskan dengan syarat-syarat keji seperti itu. Yang mendorong mereka untuk menderita seperti itu adalah harapan mereka untuk beroleh kebangkitan yang lebih baik, dan dibebaskan dengan syarat-syarat yang lebih terhormat. Hal ini mungkin merujuk pada cerita yang tak terlupakan itu (2Mak. 7, dst).
- 2. Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan (ay. 36). Mereka dianiaya dengan cara nama baik mereka diejek, yang terasa kejam bagi orang yang berjiwa mulia. Pribadi mereka dianiaya dengan didera, hukuman bagi para budak. Kebebasan mereka dianiaya dengan dibelenggu dan dipenjarakan. Amatilah betapa sudah berurat akarnya kebencian orang-orang fasik terhadap orang benar, seberapa jauh kebencian itu dilampiaskan, dan betapa beragamnya kekejaman yang akan diciptakan dan dilaksanakan oleh kebencian itu terhadap orang-orang yang tidak mempunyai alasan untuk berseteru dengan mereka, kecuali dalam perkara-perkara mengenai Allah mereka.
- 3. Mereka dihukum mati dengan cara yang paling kejam. Sebagian orang dilempari batu, seperti Zakharia (2Taw. 24:21), digergaji, seperti Yesaya oleh Manasye. Mereka dicobai. Sebagian orang membacanya, dibakar (2Mak. 7:5). Mereka dibunuh dengan pedang. Segala macam kematian dipersiapkan untuk mereka. Musuh-musuh mereka mendandani kematian dengan segala kekejaman dan kengerian, namun mereka dengan berani menghadapi dan menanggungnya.
- 4. Mereka yang lolos dari maut diperlakukan dengan begitu buruk sehingga maut tampak lebih baik daripada hidup seperti itu. Musuh-musuh mereka membiarkan mereka hidup, hanya untuk memperpanjang penderitaan mereka, dan menghabiskan semua kesabaran mereka. Sebab mereka dipaksa untuk mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung (ay. 37-38). Mereka dilucuti dari kenyamanan hidup, dan diusir dari rumah dan tempat berteduh. Mereka tidak mengenakan pakaian, tetapi terpaksa menutupi tubuh dengan kulit binatang yang dibunuh. Mereka diusir dari semua masyarakat manusia, dan terpaksa bergaul dengan binatang-binatang di padang, bersembunyi di dalam gua-gua dan celah-celah gunung, dan berkeluh kesah kepada bebatuan dan sungai, yang tegar dan keras seperti musuh-musuh mereka. Penderitaan-penderitaan seperti yang mereka alami ini adalah karena iman mereka. Mereka bertahan seperti itu karena kuasa anugerah iman. Dan, mana yang paling kita kagumi, kefasikan kodrat manusia, yang mampu melakukan kekejaman-kekejaman seperti itu terhadap sesama makhluk, atau keluhuran anugerah ilahi, yang mampu menopang orang beriman di bawah kekejaman-kekejaman seperti itu, dan membawa mereka melewati semuanya dengan selamat?
- IV. Apa yang mereka peroleh dengan iman mereka.
- 1. Sifat yang amat terhormat dan pujian dari Allah, Hakim yang sejati dan sumber kehormatan – bahwa dunia ini tidak layak bagi orang-orang seperti itu. Dunia tidak layak mendapatkan berkat-berkat seperti itu. Dunia tidak tahu bagaimana menghargai mereka, atau memanfaatkan mereka. Sungguh orang-orang yang fasik! Orang benar tidak layak hidup di dunia ini, dan Allah menyatakan bahwa dunia tidak layak bagi mereka. Meskipun sangat berbeda-beda dalam penilaian, mereka setuju dalam hal ini, bahwa tidak pantas orang baik menjadikan dunia ini sebagai tempat perhentian. Oleh karena itu, Allah menerima mereka keluar dari dunia ini, dan menyambut mereka ke dalam dunia yang pantas bagi mereka, namun yang jauh melebihi jasa dari semua pelayanan dan penderitaan mereka.
- 2. Mereka mendapat suatu kesaksian yang baik (ay. 39) dari semua orang baik, dan dari kebenaran itu sendiri. Mereka juga mendapat kehormatan untuk disebutkan dalam daftar suci orang-orang mulia dari Perjanjian Lama, saksi-saksi Allah. Bahkan, mereka memberikan kesaksian dalam hati nurani musuh-musuh mereka, yang sementara melecehkan mereka, dikutuk oleh hati nurani mereka sendiri, karena sudah menganiaya orang-orang yang lebih benar daripada mereka.
- 3. Mereka mendapat bagian dalam janji-janji itu, meskipun belum memilikinya secara penuh. Mereka berhak atas janji-janji itu, meskipun mereka tidak menerima hal-hal besar yang dijanjikan. Yang dimaksudkan di sini bukan kebahagiaan sorgawi, sebab hal ini memang mereka terima, ketika mereka meninggal, dalam ukuran tertentu, jadi satu bagian dengan diri mereka, yaitu bagian yang jauh lebih baik. Tetapi yang dimaksudkan adalah kebahagiaan masa penyelenggaraan Injil. Pada mereka ada perlambang, tetapi bukan yang diperlambangkan. Pada mereka ada bayangan, tetapi mereka belum melihat benda aslinya. Sekalipun begitu, di bawah masa penyelenggaraan Perjanjian Lama yang tidak sempurna itu, mereka menemukan iman yang berharga ini. Hal ini ditekankan oleh Rasul Paulus supaya iman mereka itu tampak lebih gemilang lagi, dan untuk memancing rasa cemburu orang-orang Kristen supaya meniru iman mereka dengan maksud yang kudus. Juga, supaya orang Kristen, dalam mengerjakan iman mereka, jangan mau dikalahkan oleh orang-orang dari masa Perjanjian Lama itu, yang jauh kurang dari mereka dalam hal pertolongan dan keuntungan yang tersedia bagi orang percaya. Rasul Paulus berkata kepada orang-orang Ibrani bahwa Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi mereka (ay. 40), dan karena itu mereka bisa yakin bahwa setidak-tidaknya Allah mengharapkan hal-hal yang baik juga dari mereka. Dan bahwa karena Injil adalah tujuan dan kesempurnaan Perjanjian Lama yang tidak memiliki keluhuran sendiri kecuali bahwa ia merujuk kepada Kristus dan Injil, maka diharapkan bahwa iman orang-orang Ibrani itu harus jauh lebih sempurna daripada iman para kudus dalam Perjanjian Lama. Sebab keadaan dan masa penyelenggaraan yang mereka alami lebih sempurna daripada yang dialami orang-orang kudus sebelumnya saat Perjanjian Lama, dan juga karena keadaan dan masa mereka itu memang merupakan kesempurnaan dan penggenapan dari Perjanjian Lama. Sebab tanpa jemaat Injil, jemaat Yahudi akan tetap tinggal dalam keadaan tidak utuh dan tidak sempurna. Alasan ini kuat, dan seharusnya diterima oleh kita semua.
SH: Ibr 11:17-40 - Kesaksian iman adalah sebuah model kehidupan (Sabtu, 6 Mei 2000) Kesaksian iman adalah sebuah model kehidupan
Iman kristen tidak pernah menjamin kehidupan kristen terbebas
dari penderitaan ataupun ujian. Kehid...
Kesaksian iman adalah sebuah model kehidupan
Iman kristen tidak pernah menjamin kehidupan kristen terbebas dari penderitaan ataupun ujian. Kehidupan para saksi iman kita adalah buktinya (35-38). Sejarah gereja juga sudah membuktikan bahwa banyak Kristen yang sudah secara rela dan sadar memilih untuk menderita bahkan mati karena pilihan iman mereka. Namun karena iman juga, mereka semua akhirnya keluar sebagai pemenang dan menerima kemuliaan dari Allah. Abraham, karena imannya, memberikan anaknya sebagai persembahan kepada Allah ketika Ia menuntutnya. Peristiwa ini merupakan ujian iman yang sangat berat. Ujian yang meminta Abraham untuk menyerahkan keinginan dan apa yang sangat ia cintai kepada Allah. Hanya iman yang 'unik' yang memampukan Abraham memenuhi permintaan Allah dan menyerahkan segalanya kepada Allah. Apa itu iman yang 'unik'? Di dalam kitab Kejadian dikisahkan bahwa ketika Abraham akan naik ke gunung Moria untuk mempersembahkan Ishak, ia justru berkata kepada bujangnya bahwa ia dan Ishak akan kembali (Kej. 22:5). Abraham begitu yakin bahwa Allah yang telah menjanjikan kepadanya keturunan melalui Ishak, pasti juga akan mampu membangkitkan Ishak dari kematian. Iman yang meyakini bahwa Allah di atas segala ketidakmungkinan. Iman yang tidak mati atau goyah ketika diperhadapkan kepada 'musuh' manusia terbesar sekalipun yaitu kematian. Kehidupan Musa pun mendemonstrasikan iman yang luar biasa.
Karena iman, Musa rela meninggalkan segala masa depan yang gemilang. Ia adalah calon pengganti Firaun raja Mesir yang agung. Musa rela mengidentifikasikan dirinya dengan umat Allah. Musa rela hidup dalam penderitaan, dalam ketidakpastian, dan dalam perjuangan yang berat untuk menuju tanah perjanjian yang telah disediakan Allah bagi umat-Nya. Karena iman, Musa memilih janji Allah yang belum kelihatan daripada janji Firaun yang sudah jelas terlihat.
Renungkan: Kedua pahlawan iman kita memperlihatkan keyakinannya bahwa janji Allah adalah yang terbaik dan bahwa Ia mampu merealisasikannya. Mereka pun yakin akan kepastian hubungan yang akrab dan intim dengan Allah. Inilah yang membuat mereka mempunyai iman yang luar biasa. Inilah juga yang akan memampukan Kristen mempunyai iman yang luar biasa.
SH: Ibr 11:23-31 - Iman yang progresif (Minggu, 13 November 2005) Iman yang progresif
Akhir-akhir ini banyak orang di Indonesia menerbitkan buku tentang
riwayat hidupnya dengan berbagai motivasi. Ada tokoh ma...
Iman yang progresif
Akhir-akhir ini banyak orang di Indonesia menerbitkan buku tentang riwayat hidupnya dengan berbagai motivasi. Ada tokoh masyarakat yang menulis untuk klarifikasi peranannya dalam membangun Indonesia, ada diva penyanyi yang memaparkan kesuksesannya yang baru seumur jagung. Menurut Anda, apakah semua ini merupakan tren komersial semata atau budaya ikut-ikutan?
Penulis Ibrani memaparkan riwayat hidup Musa untuk menyajikan bagaimana iman Musa bertumbuh secara progresif. Pertama, setelah lahir (ayat 23) orangtua Musa berperan di dalam membangun iman Musa. Mereka mendidik Musa dalam iman melalui pengajaran rohani ketika Musa masih kecil. Dalam iman, mereka berani menentang perintah raja Mesir. Musa tumbuh dengan iman teguh kepada Allah. Kedua, setelah dewasa (ayat 24-27) Musa belajar bersandar total kepada Allah dengan menolak statusnya sebagai pangeran Mesir. Ia menyangkal kenikmatan serta kekayaan dunia karena kesadarannya akan status sebagai umat Tuhan yang memberikan kepadanya masa depan yang pasti. Ketiga, setelah tua (ayat 28-29) Musa belajar memberi diri dipimpin Allah untuk memimpin umat-Nya ke luar dari Mesir dan menyeberangi Laut Merah menuju ke Tanah Perjanjian karena keyakinannya bahwa Allah Israel lebih besar dan berkuasa daripada ilah-ilah Mesir. Dengan iman yang sama, umat Israel menerima penggenapan janji Allah akan Tanah Perjanjian (ayat 30). Bahkan, Rahab pun, seorang wanita kafir karena imannya turut diselamatkan (ayat 31).
Sudah berapa lama Anda menjadi orang Kristen? Apakah riwayat hidup Anda merupakan riwayat pertumbuhan iman yang progresif, semakin hari semakin mengenal dan menyerupai Kristus? Hal ini bergantung kepada seberapa jauh Anda memberi diri dibentuk dan dipimpin oleh Allah!
Renungkan: Hidup Anda adalah buku terbuka di hadapan Allah dan orang lain. Apakah yang akan orang baca dari hidup Anda?
SH: Ibr 11:23-31 - Iman adalah Sumber Keberanian (Rabu, 30 Agustus 2017) Iman adalah Sumber Keberanian
Salah satu cara untuk mengembangkan diri adalah mempunyai keberanian keluar dari rasa nyaman dalam zona aman kita. Menc...
Iman adalah Sumber Keberanian
Salah satu cara untuk mengembangkan diri adalah mempunyai keberanian keluar dari rasa nyaman dalam zona aman kita. Mencari alternatif jalan kehidupan dan tidak terpaku pada satu sisi kehidupan saja. Karena hidup ini penuh dinamika, maka nikmatilah!
Musa memiliki segala kenyamanan di Mesir karena ia menjadi anak angkat Putri Firaun. Kehidupan mewah dan megah tidak membuatnya lupa akan identitas dirinya yang sebenarnya (24). Untuk melindunginya dari kekejaman Raja Mesir, keluarganya menyembunyikannya selama tiga bulan. Setelah dirasa tidak mungkin menyembunyikannya lebih lama lagi, orangtuanya menghanyutkan bayi Musa dalam keranjang di sungai Nil, dengan harapan akan ditemukan Putri Firaun. Akhirnya, bayi Musa ditemukan oleh Putri Firaun, diadopsi sebagai anak, dan dibesarkan di lingkungan istana.
Musa berani membela bangsanya dari ketidakadilan Raja dan penduduk Mesir. Puncaknya adalah ketika Musa memimpin bangsanya keluar dari tanah Mesir (27) atas perintah Allah. Keberanian itu dimulai dari keluarganya yang mencari jalan untuk menjaga keselamatan hidup Musa. Tindakan itu didasarkan oleh iman kepada Allah. Mereka percaya bahwa Allah akan memelihara umat-Nya.
Rahab yang dipandang sebagai wanita berdosa siap menerima risiko ketika ia menyembunyikan para pengintai dari Israel (31). Perbuatannya dipandang baik oleh Allah sehingga Rahab diselamatkan, sedangkan kota Yerikho dihancurkan dan penduduknya dibinasakan. Di sini Musa dan Rahab berani keluar dari zona nyaman sehingga mereka mendapatkan kebaikan yang lebih besar.
Iman menjadi sumber keberanian bagi orang percaya melakukan kehendak Allah. Bukan karena mengandalkan kekuatan sendiri atau orang lain, tetapi didasarkan pada cinta kepada Allah. Dalam situasi yang sesulit apa pun belajarlah bersyukur. Karena kita harus selalu menyatakan kehendak-Nya walalupun tantangan di depan mata sangat besar. Percayalah bahwa kuasa-Nya memampukan kita melewati badai kehidupan. [JS]
SH: Ibr 11:23-31 - Iman yang Unik, Bukan Antik (Jumat, 7 Juli 2023) Iman yang Unik, Bukan Antik
Apa yang Anda lihat di museum, benda-benda antik atau unik? Kata "antik" merujuk kepada benda kuno yang berharga, sementa...
Iman yang Unik, Bukan Antik
Apa yang Anda lihat di museum, benda-benda antik atau unik? Kata "antik" merujuk kepada benda kuno yang berharga, sementara kata "unik" mengacu kepada barang yang memiliki nilai lebih yang membedakannya dari benda lain.
Penulis Surat Ibrani membahas tentang keunikan iman, bukan keantikan iman. Ia menguraikannya dengan melihat sejarah bangsa Israel dalam perjalanan iman mereka mengikuti panggilan Allah.
Ia mencermati peristiwa pemeliharaan Allah atas Musa yang diselamatkan dari pembunuhan terhadap anak-anak lelaki Israel karena iman ibunya (23). Ingat, tulah terakhir atas bangsa Mesir adalah kematian anak-anak sulung mereka (lih. Kel.12). Kemudian, karena iman, Musa meninggalkan Mesir dan mengikuti perintah Tuhan, sehingga bangsa Israel dapat melewati Laut Merah dengan selamat (24-29).
Iman itulah yang dijadikan teladan oleh bangsa Israel ketika Allah memimpin mereka dalam merobohkan tembok Yerikho dan mempertobatkan Rahab dalam prosesnya (30-31).
Bagaimana iman itu menjadi iman yang unik? Pertama, karena imannya, orang dapat melihat nilai kekekalan, dan nilai itu menjadi prinsip hidupnya. Kedua, iman menjadikan Kristus sebagai harta yang melampaui segalanya. Ketiga, iman membuahkan tindakan yang seturut dengan firman Allah. Iman seseorang dikatakan unik karena menghasilkan ketaatan kepada Allah yang benar dan perilaku yang memuliakan Allah, serta membawa orang kepada keselamatan dan pertobatan.
Iman inilah yang kita perlukan, iman yang unik yang memampukan kita taat dan setia kepada Tuhan di tengah dunia masa kini, bukan iman yang antik karena berasal dari sejarah masa kuno. Sungguh keliru bila kita meletakkan manusia sebagai pusat iman karena iman sejati hanya ada di dalam Allah yang kita kenal di dalam Kristus.
Karya Allah mengubahkan hidup orang, yang percaya maupun yang tidak percaya, sehingga rencana keselamatan-Nya nyata. Siapkah Anda mengalami karya Allah yang mampu membawa Anda makin dekat kepada-Nya? [IBS]
SH: Ibr 11:32-40 - Sukses sebagai pahlawan iman (Senin, 14 November 2005) Sukses sebagai pahlawan iman
Budaya instan dari dunia modern/pascamodern ini melanda berbagai aspek
kehidupan bahkan juga mempengaruhi banyak ...
Sukses sebagai pahlawan iman
Budaya instan dari dunia modern/pascamodern ini melanda berbagai aspek kehidupan bahkan juga mempengaruhi banyak orang Kristen. Sukses didefinisikan sebagai kenikmatan hidup saat ini (harta, takhta, wanita/pria) seakan-akan hidup orang Kristen hanya untuk di sini dan satu kali ini saja.
Semua pahlawan iman yang disebutkan di bagian ini berasal dari zaman sesudah Musa, yakni mereka yang sudah menerima penggenapan janji Allah, Tanah Perjanjian. Namun, mereka terus berjuang dalam iman agar umat Tuhan pada masa mereka hidup kudus dan taat kepada firman-Nya. Mereka disebut penulis Ibrani sebagai pahlawan iman yang sukses karena taat sampai akhir kepada kehendak Tuhan. Memang akhir hidup mereka berbeda-beda. Ada yang Tuhan izinkan mengalami kemenangan dan kelepasan dari berbagai penderitaan (ayat 32-34). Namun, tidak sedikit dari mereka yang justru diperbolehkan Tuhan menjalani siksa dan derita bahkan mati mengenaskan (ayat 35-37). Ada dua hal yang membuat mereka bertahan dalam iman, yaitu tujuan hidup mereka bukan di dunia ini melainkan di dunia yang akan datang (ayat 35) dan keyakinan mereka bahwa Allah akan menyediakannya bagi mereka kelak.
Apa yang tidak diterima para pahlawan iman pada waktu itu, yaitu penggenapan janji-janji Allah, telah diterima orang Kristen pada masa kini (ayat 40). Kalau para tokoh PL sukses bertahan dalam imannya, terlebih lagi seharusnya kita yang memiliki berbagai fasilitas penunjang iman. Kita memiliki keselamatan yang sempurna di dalam Kristus, Alkitab yang mengajarkan kehendak-Nya serta menyajikan kesaksian para tokoh iman pendahulu kita, dan Roh Kudus yang tinggal dalam hati kita untuk mendorong dan memberi kekuatan untuk bertahan. Adakah alasan bagi kita untuk tidak sukses dalam mengiring Tuhan?
Responsku: _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
SH: Ibr 11:32-40 - Iman adalah Sumber Integritas (Kamis, 31 Agustus 2017) Iman adalah Sumber Integritas
Integritas adalah konsistensi dalam tindakan yang menunjukkan adanya keselarasan antara keyakinan dan tindakan. Para sa...
Iman adalah Sumber Integritas
Integritas adalah konsistensi dalam tindakan yang menunjukkan adanya keselarasan antara keyakinan dan tindakan. Para saksi iman telah membuktikan integritasnya sebagai orang percaya (32). Dengan adanya integritas dalam perbuatannya, mereka mampu menghadapi tantangan dalam hidupnya (33-34). Bagaimana mereka dapat memiliki sekaligus menjaga integritas saat menghadapi tantangan?
Musa, Rahab, Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud, Samuel, dan para nabi menjaga integritasnya dengan menyatakan kehendak Allah. Mereka berpegang teguh pada iman dan kebenaran Allah. Lagi pula integritas yang mereka bangun tidak tumbuh secara instan. Waktu, komitmen, penyangkalan diri, tekad, dan disiplin, semuanya itu membutuhkan proses yang panjang. Di antara semuanya itu, iman kepada Allah menempati pusat dari integritas mereka. Berdasarkan iman, keyakinan, dan pengharapan itulah, mereka dapat bertahan melewati berbagai rintangan kehidupan yang panjang dan melelahkan (37).
Hidup berintegritas mencakup kesatuan hati, pikiran, dan pola kehidupan yang sejalan dengan rencana dan kehendak Allah. Tantangan sebesar apa pun tidak dapat menghambat umat Allah hidup sebagai umat yang kudus dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa (Yes. 49:6b). Sebab, Allah memanggil kita untuk menyatakan kebaikan-Nya pada dunia. Ketika kita sungguh-sungguh berusaha melakukan prinsip tersebut, disadari atau tidak, integritas mulai terbentuk dan menyatu dalam hati, jiwa, serta pikiran kita.
Mulailah dengan hal-hal kecil dan sederhana. Apa pun yang terjadi, di mana pun kita berada, hadirkanlah kebaikan Allah dalam hidup kita. Jangan biarkan kenyataan dan kesulitan hidup menghambat kita menunjukkan jati diri sebagai umat Allah. Sebab, kita memiliki pengharapan yang benar, yaitu hidup dalam kasih Allah (40).
Marilah kita selalu setia kepada Allah. Karena tidak pernah berubah kasih-Nya terhadap umat-Nya. Bersyukurlah atas pemeliharaan Allah yang sempurna dalam kehidupan kita. [JS]
SH: Ibr 11:32-40 - Bermitra dalam Iman (Sabtu, 8 Juli 2023) Bermitra dalam Iman
Bapak Koperasi Indonesia, M. Hatta mengatakan bahwa koperasi adalah cerminan budaya ekonomi Indonesia karena koperasi adalah usah...
Bermitra dalam Iman
Bapak Koperasi Indonesia, M. Hatta mengatakan bahwa koperasi adalah cerminan budaya ekonomi Indonesia karena koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan asas tolong-menolong (kemitraan). Nilai kemitraan juga ditegaskan oleh penulis Surat Ibrani di dalam iman para tokoh sejarah Israel.
Sejarah tokoh-tokoh Kitab Suci menunjukkan adanya berbagai tantangan dan kesulitan dalam kehidupan beriman di dunia ini. Melalui catatan penulis Surat Ibrani, kita melihat tiga hal yang saling terkait antara iman para tokoh masa lalu dengan pembaca masa kini.
Pertama, iman yang sejati kepada Allah yang hidup dan berdiri tegak dari zaman ke zaman melalui hidup banyak tokoh (32). Sejarah perjalanan iman masih panjang dan berbagai kesaksian masih dapat terus ditambahkan. Kesaksian orang beriman menunjukkan bahwa iman sejati tidak mudah ditaklukkan ataupun surut oleh tantangan kehidupan (33-37). Kedua, iman sejati memberikan nilai yang unik bagi kehidupan kita, sedemikian besarnya hingga penulis Surat Ibrani menyimpulkan, "Dunia ini tidak layak bagi mereka" (38). Ketiga, Allah, sumber iman sejati, merangkaikan berbagai pengalaman dan perjuangan orang-orang beriman sebagai bagian dari satu kesaksian yang mulia, sehingga kehidupan iman mereka dapat menjadi teladan bagi kita dan mencapai kesempurnaan (39-40).
Pribadi yang berkuasa atas kehidupan iman semua orang percaya di sepanjang zaman adalah Allah Sang Pemberi Iman. Dialah yang menjadi dasar pengharapan kita.
Iman yang kita percaya bukanlah hasil rekayasa manusia, melainkan pemberian Allah semata, dan bukti dari semua yang tidak dilihat dalam kehidupan (lih. 11:1).
Seperti para tokoh tersebut, kita dapat melihat kesaksian para pendahulu kita dan dikuatkan oleh karya Tuhan dalam hidup mereka.
Kita juga dapat mengalami karya Tuhan dan berjalan menuju kepada kesempurnaan ketika hidup kita menjadi kesaksian yang baik bagi generasi setelah kita. [IBS]
Baca Gali Alkitab 2
Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud, Samuel, dan para nabi diizinkan Tuhan untuk mengalami kemenangan. Walau demikian, Tuhan juga mengizinkan mereka mengalami siksaan, ejekan, pembunuhan, dan penganiayaan karena iman mereka. Para pahlawan iman itu bertahan dalam iman karena mereka berpegang teguh pada janji Allah. Bagi kita, umat Tuhan pada masa kini yang telah menyaksikan penggenapan janji-janji Allah, masihkah kita tetap bersedia untuk bertahan dalam iman kepada-Nya?
Apa saja yang Anda baca?
1. Berkaitan dengan iman, apa yang tertulis mengenai Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud, Samuel, dan para nabi? (32-34)
2. Apa saja yang dialami oleh orang-orang yang memilih untuk menerima kebangkitan yang lebih baik? (35-39)
3. Apa yang Allah sediakan bagi kita? (40)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Pernahkah Anda mengalami penderitaan karena iman kepada Allah? Ceritakanlah!
2. Apa yang membuat Anda bertahan ketika mengalami penderitaan karena iman? Jelaskanlah!
3. Apa yang seharusnya Anda lakukan pada saat mengalami tekanan dari orang lain, misalnya dilarang beribadah di gereja?
4. Nilai-nilai keteladanan apa yang Anda dapatkan dari pahlawan iman dalam bacaan hari ini? Nilai-nilai mana yang dapat Anda terapkan dalam kehidupan Anda sehari-hari?
Apa respons Anda?
1. Melalui tantangan iman yang sedang Anda alami, apa saja yang dapat Anda syukuri di dalam nama Tuhan?
2. Tekad apa yang akan Anda ambil untuk meneguhkan iman dan memperbaiki perilaku Anda?
3. Adakah teman atau saudara Anda yang ingin Anda doakan agar ia dapat bertahan di dalam pergumulannya?
Pokok Doa:
Mendoakan gereja-gereja yang sedang bergumul untuk membangun sarana dan prasarana ibadah.
Utley: Ibr 11:23-29 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ibr 11:23-2923 Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka meliha...
NASKAH NASB (UPDATED): Ibr 11:23-29
23 Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja. 24 Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, 25 karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. 26 Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah. 27 Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan. 28 Karena iman maka ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka. 29 Karena iman maka mereka telah melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering, sedangkan orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka mencobanya juga.
Ibr 11:23 "orang tuanya" Septuaginta memiliki "orang tua," sementara Naskah Ibrani Masoretis hanya memiliki "ibu."
□ "karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya" Tradisi Yahudi mengatakan bahwa Musa secara jasmani adalah anak yang rupawan. Orang tua mana yang tidak berpikir anaknya rupawan? Namun ini bukan poin teopogisnya, Ini adalah anak yang khusus, utusan Allah.
□ "mereka tidak takut akan perintah raja" Si penulis menyebutkan frasa ini dengan mata tertuju pada para pembacanya saat ini (lih. ay. Ibr 11:27).
Ibr 11:24 "anak Puteri Firaun" Ini adalah sebutan resmi Mesir dan gelar otoritas.
Ibr 11:25-26 Lagi si penulis membuat hubungan kepada pencobaan yang menghadang para pembacanya. Mereka harus terus mengarahkan matanya ke masa depan, janji Allah yang pasti, bukan pada keadaan sekarang. Loyalitas pada Kriatus adalah yang tertinggi!
Ibr 11:27 "meninggalkan Mesir" Ini sepertinya menunjuk pada larinya Musa ke Midian, bukan keluarnya Israel dari Mesir (lih. Kel 2:14-15). Lagi si penulis sedang menggambar suatu gambar yan gagak idealis dari maksud tujuan Musa.
□ "sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan" Orang Israel percaya bahwa melihat YHWH akan mengakibatkan kematian, karena kekudusanNya (lih. Kej 16:13; 32:30; Kel 3:6; 33:17-23; Hak 6:22-23; 13:22; 1Raj 19:11-13; Kis 7:32).
Ibr 11:28 Ini adalah suatu singgungan pada Kel 12. Tulah terakhir ini mengenai seluruh Mesir termasuk tanah Goshen. Bahkan orang Ibrani harus mentaati perintah Allah dan bertindak dalam iman supaya selamat dari kedatangan malaikat maut tersebut.
□ "sulung" Lihat Topik Khusus pada Ibr 1:6.
□ "pembinasa " Ini menunjuk pada si Malaikat Maut (lih. LXX, Kel 12:23; 2Sam 24:16-17).
Ibr 11:29 Ini adalah rangkuman dari catatan yang ditemukan dalam Kel 14:21.
Utley: Ibr 11:30-31 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ibr 11:30-3130 Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya. 31 Karena ima...
NASKAH NASB (UPDATED): Ibr 11:30-31
30 Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya. 31 Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik.
Ibr 11:30 "runtuhlah tembok-tembok Yerikho" (lih. Yos 6:20; 2Kor 10:4)
Ibr 11:31 "Rahab, perempuan sundal itu" Orang Kanaan ini menjadi orang percaya (Yak 2:25). Bahkan sangat mungkin bahwa ia adalah yang tertulis dalam silsilah Mesias dalam Mat 1:5.
Utley: Ibr 11:32-38 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ibr 11:32-3832A Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentan...
NASKAH NASB (UPDATED): Ibr 11:32-38
32A Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, 33 yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, 34 memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing. 35 Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik. 36 Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. 37 Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. 38 Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah- celah gunung.
Ibr 11:32 "Gideon" (lih. Hak 6; 7; 8)
□ "Barak" (lih. Hak 4; 5)
□ "Yefta" (lih. Hak 11; 12)
□ "Daud" (lih. 1Sam 16:1)
□ "Samuel" (lih. 1Sam 1:20)
Ibr 11:33 "Kebenaran" Lihat Topik Khusus pada Ibr 1:9.
□ "menutup mulut singa-singa" Ini bisa menunjuk pada Simson, Daud, Daniel, atau peristiwa yang tak diketahui.
Ibr 11:34 "memadamkan api yang dahsyat" Rujukan menyelamatkan dari api ini mungkin menunjuk secara khusus pada Dan 3 atau pada beberapa peristiwa historis yang tak diketahui. Bahkan ada kemungkinan bahwa penyelamatan ini disebutkan dalam 1Kor 13:3. Namun demikian, ada suatu masalah kenaskahan Yunani yang berhubungan dengan 1Kor 13:3. Naskah kuno Yunani P46, א, A, dan B memiliki "yang aku bisa bermegah" (kauchēsōmai) atau C, D, F, G, K, dan L memiliki "bahwa aku seharusnya dibakar" (kauthēsomai). Yang pertama memiliki (1) naskah-naskah yang lebih baik dan (2) istilah ini banyak dipakai oleh Paulus.
□ "telah beroleh kekuatan dalam kelemahan" (lih. 2Kor 12:9)
Ibr 11:35 "Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan" Secara teologis ini bukanlah kebangkitan namun penyadaran (lih. 1Raj 17:17-23; 2Raj 4:31-37). Hanya ada satu kebangkitan yang menghasilkan tubuh kekekalan, Yesus.
- NASB, NKJV
- NRSV "kebangkitan yang lebih baik"
- TEV, NJB "kehidupan yang lebih baik"
Referensi ini adalah kehormatan dan kemenangan dari kematian syahid. Dalam misteri rencana dan kehandak Allah untuk planet yang jatuh ini beberapa akan dipulihkan secara fisik (yaitu, "Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan") dan ada juga yang tidak. Yang pertama adalah agung dan indah, tetapi kedua adalah kesaksian iman yang bahkan lebih kuat, yaitu iman sampai akhir.
Hal ini mungkin berhubungan dengan pahala rohani, tetapi jika memang demikian, maka kuncinya adalah hati yang penuh iman, bukan keadaan kematian seseorang. Orang-orang percaya dipanggil untuk hidup dengan berani untuk iman mereka (dalam YHWH dan Yesus). Kemenangannya adalah kesetiaan mereka! YHWH adalah setia pada janji-Nya, Yesus adalah setia dalam tindakan-Nya; orang percaya harus setia dalam perjalanan iman mereka. Untuk "lebih baik" lihat catatan penuh di Ibr 7:7.
Ibr 11:36 "diejek dan didera" Ini mungkin adalah referensi untuk periode Makabe (lih. I Mak 1:62-64; 7:34; II Mak Ibr 6:18-20; 7:1).
Ibr 11:37 "Mereka dilempari" Tradisi mengatakan bahwa Yeremia dilempari batu di Mesir oleh orang-orang Yahudi. Seorang imam (bukan penulis PL) bernama Zakharia dicatat dilempari batu di 2Taw 24:20-21; Luk 11:51.
□ "digergaji" Tradisi (Kenaikan Yes 5:1-14) mengatakan bahwa Yesaya dimasukkan ke dalam log berongga dan digergaji menjadi dua atas perintah Manasye.
□ "They were tempted" Ini sepertinya suatu pernyataan yang agak umum ditengah beberapa pernyataan yang sangat khusus mengenai penganiayaan dan penyiksaan. Naskah Papirus kuno P46 mengabaikan frasa ini. Kritik kenaskahan telah menduga bahwa berhubung frasa yang bersambungan "digergaji" (epristhēsan) sangat mirip dengan frasa "mereka dicobai" ini (epeirasthēan) ini kemungkinan merupakan tambahan dari si penyalin yang muncul di awal tradisi kenaskahan. Ada banyak variasi dalam naskah Yunaninya (urutan istilah, bentuk katanya). Naskah Yunani edisi ke empat dari United Bible Societies mengabaikan frasa ini.
□ "dibunuh dengan pedang" (yakni, 1Raj 19:10,14; Yer 2:30; 26:23).
Ibr 11:38 Ini menjelaskan sejarah yang buruk dari penganiayaan para pengikut Allah. Mengapa para pembaca sekarang harus terkejut dengan penganiayaan atas mereka?
Utley: Ibr 11:39-40 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ibr 11:39-4039 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka ...
NASKAH NASB (UPDATED): Ibr 11:39-40
39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. 40 Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.
Ibr 11:39 "telah memberikan… suatu kesaksian yang baik" Ini berkaitan kembali dengan ay. Ibr 11:2 (lih. Ibr 2:11). Hidup yang berdasar iman bahkan di tengan keadaan yang buruk, menyenangkan Allah.
Ibr 11:40 Janji Allah menyatukan semua orang percaya dari segala umur, segala ras, segala strata sosio- ekonomi, semua tinfgkatan pendidikan (lih. Gal 3:28; Kol 3:11). Seluruh orang-orang Pl ini tak sabar lagi menantikan hari baru Allah. Yang telah datang dalam Kristus di Bethlehem dan akan disempurnakan dalam Kristus dari surga yang membuka lebar langit timur! KebangkitanNya adalah pengharapan yang dinantikan dalam iman oleh semua orang percaya, PL dan PB, (lih. 1Yoh 3:2).
□ "lebih baik" :Lihat catatan lengkap pada Ibr 7:7.
□ "sempurna" Lihat catatan lengkap pada Ibr 10:1.
Topik Teologia: Ibr 11:27 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Tak Kelihatan
Ula 4:11-15 Ayu 9:11 Ayu 23:8-9 Yoh 1:18 Yoh 5:37 Yoh...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Tak Kelihatan
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
- Manusia Membuat Keputusan Moral
- Contoh-contoh Keputusan Moral
- Keputusan Manusia untuk Kebaikan
- Keselamatan
- Ketekunan
- Peringatan untuk Bertekun
- 1Ta 16:11 Ayu 17:9 Yeh 18:24 Hos 12:7 Mik 6:8 Mat 10:22 Mar 4:3-8 Luk 22:31-32 Yoh 8:31-32 Yoh 15:4-10,14 Kis 11:23 Kis 13:43 Kis 14:21-22 Rom 2:6-8 1Ko 10:12-13 1Ko 15:1-2,58 1Ko 16:13 2Ko 13:5 Gal 5:1-4 Gal 6:9 Efe 6:13,16,18 Fili 1:27 Fili 3:12-16 Fili 4:1 Kol 1:22-23 Kol 2:5-7 1Te 5:21 2Te 2:15-17 1Ti 6:11-12 2Ti 2:12 2Ti 3:14 2Ti 4:7-8 Ibr 2:1 Ibr 3:14 Ibr 4:14 Ibr 6:4-6,11-12 Ibr 10:23,35-36 Ibr 11:27 Ibr 12:1-13 Yak 1:2-4 Yak 1:12 Yak 5:10-11 1Pe 1:5-7 2Pe 1:10-11 2Pe 3:17 Yud 1:21 Wah 2:10 Wah 2:17 Wah 3:5 Wah 3:11-12 Wah 3:21 Wah 14:12 Wah 16:15 Wah 21:7 Wah 22:11
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
Topik Teologia: Ibr 11:31 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
Manusia Membuat Keputusan Moral
Contoh-contoh Keputusan Moral
...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
- Manusia Membuat Keputusan Moral
- Contoh-contoh Keputusan Moral
- Keputusan Manusia untuk Kebaikan
- Umat Manusia: Wanita
- Wanita sebagai Anggota Masyarakat
- Contoh-contoh Teladan Wanita
- Dosa
- Natur Dosa
- Dosa adalah Pelanggaran Aktif Terhadap Hukum Allah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
Topik Teologia: Ibr 11:32 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Beriman kepada Allah
Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia
Teladan karena Iman
...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia
- Teladan karena Iman
- Orang-orang Benar (Baik yang Disebut Namanya atau Tidak)adalah Teladan karena Iman
Topik Teologia: Ibr 11:35 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Beriman kepada Allah
Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia
Teladan karena Iman
...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia
- Teladan karena Iman
- Orang-orang Benar (Baik yang Disebut Namanya atau Tidak)adalah Teladan karena Iman
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah Umum yang Dihadapi Semua Orang
- Kesusahan
- Eskatologi
- Kebangkitan Orang Mati
- Kebangkitan Orang Benar
- Gambaran Kebangkitan Orang Benar
- Kebangkitan Merupakan Bagian dari Berita Injil
Topik Teologia: Ibr 11:39 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Beriman kepada Allah
Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia
Teladan karena Iman
...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia
- Teladan karena Iman
- Orang-orang Benar (Baik yang Disebut Namanya atau Tidak)adalah Teladan karena Iman
- Eskatologi
- Kebangkitan Orang Mati
- Kebangkitan Orang Benar
- Gambaran Kebangkitan Orang Benar
- Kebangkitan Merupakan Bagian dari Berita Injil
TFTWMS: Ibr 11:26 - Iman Yang Mempertimbangkan IMAN YANG MEMPERTIMBANGKAN (Ibrani 11:26a)
Musa mempertimbangkan hal-hal dari Allah sebagai jauh lebih berharga daripada "semua harta Mesir"...
IMAN YANG MEMPERTIMBANGKAN (Ibrani 11:26a)
Musa mempertimbangkan hal-hal dari Allah sebagai jauh lebih berharga daripada "semua harta Mesir" (ay. 26a).2Kekayaan Mesir sudah menjadi legenda. Beberapa dari kekayaan besar ini ditemukan pada 1922 di dalam makam Raja Tutankhamen oleh Howard Carter dan Lord Carnarvon setelah enam tahun menggali. Makam itu disegel selama hampir 3.500 tahun. Akhirnya, penemuan langka ini dibuka untuk mengungkapkan kemegahan yang sangat indah tentang penguburan raja muda dalam sarkofagus (peti mati dari batu) dan barang-barang lainnya yang hampir terlalu banyak untuk disebutkan. Sebuah topeng emas yang diambil dari makam itu adalah salah satu harta dunia yang paling indah. Mayat raja yang masih bocah itu ditemukan di dalam dua sarkofagus yang besar, yang satu berada di dalam yang satunya lagi, keduanya terbuat dari emas murni! King Tut sendiri, sebagaimana ia dikenal secara populer, adalah tokoh yang tidak begitu penting, yang mati pada usia delapan belas atau sembilan belas tahun; tapi makamnya menggambarkan kekayaan kuno Mesir dengan cara yang sangat hebat.
Musa dan Raja Tut hidup hanya terpaut seratus tahun. Tut hidup dalam kenangan kekayaannya; Musa hidup dalam kenangan Allah dan orang setia sepanjang masa. Yang terakhir ini memilih untuk memihak orang Israel yang hina karena pihak itu adalah pihak Allah. Kehidupan Raja Tut menyatakan bahwa ketenaran dan kekayaan hanya bertahan sesaat. Kekayaan dan kekuasaan Mesir hancur, tetapi kekayaan dan kekuasaan Allah tetap bertahan. Nafsu terhadap kekayaan duniawi dapat membuat kecanduan dan merusak. Musa memilih untuk merasakan nasib orang-orang tertindas dan sepenuhnya menjadi salah satu dari mereka dalam penderitaan mereka.
Dalam membuat pilihannya (ay. 25), Musa membandingkan kekayaan Mesir dengan "stigma yang melekat pada Kaum yang diurapi Allah" (NEB). Hal ini menunjukkan bahwa kaum Israel "diurapi Allah," tetapi kata christos tidak digunakan di tempat lain dalam kitab Ibrani untuk siapa saja selain Kristus. Jika ungkapan itu merupakan acuan kepada "orang-orang pilihan," maka ayat itu berarti bahwa Musa memilih untuk menderita dengan mereka. Ia akan menderita seperti banyak utusan Allah lainnya yang ditetapkan (atau "diurapi") secara ilahiyat akan menderita pada abad-abad berikutnya. Bahwa ia bergabung dengan "Kristus" tampaknya menjadi terjemahan yang lebih baik. Penderitaan Mesias akan mencapai puncak aibnya. Orang-orang Kristen Yahudi yang ketabahannya dalam bahaya goyah oleh sebab stigma yang dilekatkan pada Kristus akan sangat dikuatkan hatinya dengan membaca kesetiaan Musa kepada kepentingan Allah.
"Penghinaan karena Kristus" bisa berarti jenis penghinaan yang sama yang Kristus harus tanggung secara pribadi (lihat 13:13). Dalam tingkatan tertentu, setiap orang kudus harus menanggungnya (2 Timotius 3:12). Karena orang-orang Kristen yang menerima surat kiriman untuk orang-orang Ibrani itu telah menderita disebabkan oleh kesetiaan mereka kepada Kristus, maka teladan Musa akan sudah memiliki arti yang sangat besar bagi mereka.
Pekerjaan Musa itu benar-benar menuntun kepada dan menunjuk ke arah Kristus.
Hal ini tampaknya mengisyaratkan bahwa Musa telah menerima semacam wahyu yang mengaitkan pekerjaannya kepada Kristus. Dalam menerima tantangan itu, ia mengidentifikasikan dirinya dengan umat Allah, namun secara lebih khusus dengan Kristus dalam rasa malu yang belakangan Ia akan tanggung.3Mungkin dalam pengertian inilah ia menganggap "penghinaan Kristus" sangat berharga. Jika waktu itu ia tidak tahu, belakangan ia tahu bahwa ia seperti Mesias yang akan datang (Ulangan 18:15-18). Jika Abraham tahu tentang Kristus (Yohanes 8:56), Musa pasti juga tahu beberapa kebenaran tentang Mesias. Mungkin, seperti Paulus, apa yang dianggap keuntungan oleh orang lain ia anggap sebagai kerugian karena Kristus (Filipi 3:7-10). Kita harus mempelajari apa yang Musa ketahui dan apa yang Ayub lihat: "Sorak-sorai orang fasik hanya sebentar saja, dan sukacita orang durhaka hanya sekejap mata?" (Ayub 20:5).
TFTWMS: Ibr 11:26-27 - Iman Yang Melihat IMAN YANG "MELIHAT" (Ibrani 11:26b, 27)
Kita melihat motivasi dalam keputusan Musa di ayat 26b: "Sebab pandangannya ia arahkan kepada ...
IMAN YANG "MELIHAT" (Ibrani 11:26b, 27)
Kita melihat motivasi dalam keputusan Musa di ayat 26b: "Sebab pandangannya ia arahkan kepada upah." Kata yang digunakan di sini, dari misqapodosi÷a (misthapodosia), ditemukan juga dalam 2:2 dan 10:35. Kata itu mencerminkan pemikiran penting dalam bahasa Ibrani, yang berarti "upah" atau "hukuman." Alkitab ASV menulis "pemberian upah."
Ketika ia melihat pilihannya, Musa melihat upah masa depan sebagai jauh lebih besar daripada kekayaan duniawi dan percaya bahwa itu akan lebih daripada mengimbangi semua bahaya dan penghinaan sementara yang mungkin menghadang jalannya karena menolak kekayaan dan kekuasaan Mesir. Ia mungkin sudah membuat keputusan ini bahkan sebelum membunuh orang Mesir itu.
"Tidak takut akan murka raja" (ay. 27) tampaknya menentang Keluaran 2:11-15, yang menyiratkan bahwa Musa lari ketakutan setelah membunuh orang Mesir. Ia mungkin takut terhadap keselamatannya sendiri, meski ia tidak punya rasa takut mengenai pilihannya untuk melayani Allah ketimbang Mesir.4"Ia takut, memang benar, tapi itu bukan alasan ia meninggalkan Mesir; kepergiannya meninggalkan Mesir adalah tindakan iman."5Butuh keberanian besar untuk melarikan diri dari murka penguasa lalim yang bisa melacak dia di mana saja dan membunuh dia; tapi imannya bahkan lebih penting daripada keberaniannya. Allah melindungi dia karena ia bertindak karena iman. "Musa bergabung dengan jajaran nenek moyangnya, yang mengembara di bumi tanpa tanah air, ketika ia meninggalkan Mesir."6Pada saat ini, imannya kepada Allah Israel sepenuhnya berkembang dan takutnya berkurang.
Pelbagai argumentasi yang disodorkan untuk menunjukkan bahwa Musa tidak takut terhadap raja pada kepergiannya yang pertama tampaknya direka-reka. Namun begitu, jika kepergian ini adalah, seperti yang teks itu katakan, suatu perbuatan iman, maka ia pergi oleh karena apa yang ia yakini Allah simpan bagi dia. Apapun rasa takut yang terlibat kurang penting dibandingkan keinginannya untuk melayani Allah.
Suatu pandangan alternatif yang diusulkan untuk mengatasi kontradiksi tentang ketakutan Musa adalah dengan mengakui bahwa Musa meninggalkan Mesir pada dua kesempatan. Ia pernah pergi karena takut kepada Firaun (Keluaran 2), tapi kesempatan lainnya adalah ketika ia memimpin kaum Israel keluar dari Mesir (Keluaran 13). Jika pelbagai peristiwa yang berkaitan dengan Eksodus dalam catatan Ibrani 11 dicantumkan secara kronologis, maka kepergian dalam ayat 27 adalah menuju Midian, bukan Kanaan.7Namun begitu, lebih mungkin bahwa ayat 27 mengacu kepada Eksodus.8
Meski ia mengaku tidak memadai untuk menghadap Firaun (Keluaran 4:10), Musa dengan cepat memperoleh kembali keterampilan berbicara di pengadilan dan keberanian untuk menggunakannya. Mungkin ia hampir melupakan keterampilan rajaninya selama empat puluh tahun di padang gurun, tetapi ia segera menjadi tak kenal takut di hadapan Firaun (Keluaran 5-12). Itu memang "karena iman "bahwa ia meninggalkan Mesir pada kesempatan kedua, tidak takut kepada Firaun. Dengan menyeberangi Laut Merah, ia memasuki padang gurun untuk menyembah Allah.
Perjanjian Lama tidak menyebutkan kemarahan raja pada saat Eksodus dari Mesir, tapi pengejarannya terhadap para budak itu ketika mereka pergi menunjukkan bahwa kepergian mereka itu menentang kehendak raja (Keluaran 14:5-9). Pada titik ini jugalah Musa "bertahan" (ay. 27). Ia "bertahan" dalam iman sejak saat itu seraya ia memimpin kaum itu. Kadang-kadang ia hampir sendirian dalam pendiriannya yang baik dengan Allah.
Salah satu alasan bagi daya tahannya itu adalah kenangannya tentang "melihat apa yang tidak kelihatan"9(ay. 27). Akibatnya, selama pengalaman semak yang terbakar itu, Musa telah "melihat" Allah (Keluaran 3:2-6). Kitab Keluaran sering menyebutkan tentang hubungan khusus yang Musa miliki dengan Allah, sebagai teman "muka dengan muka" (33:11; lihat Bilangan 12:7, 8).
Apa yang Musa lihat dalam api yang tak terpadamkan tapi tak menghanguskan itu disebut "malaikat TUHAN"(Keluaran 3: 2). Yang ia lihat pada waktu itu adalah manifestasi Allah, dan bukan Allah itu sendiri. Namun begitu, nas itu menjelaskan bahwa ia menyembunyikan wajahnya agar tidak memandang Allah (Keluaran 3:6). Musa jelas diizinkan untuk melihat manifestasi khusus Ilah, tapi tidak melihat "wajah" Allah itu sendiri. Rasul Yohanes pasti mengetahui pengalaman Musa ketika ia menulis, "Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya" (Yohanes 1:18). Apa yang Musa lihat adalah "bagian belakang "Allah (Keluaran 33:20-23), sebuah "pijaran kemuliaan ilahi, katakanlah seperti itu."10Pandangan ini mungkin bisa disamakan dengan melihat api yang menyembur dari mesin jet di malam hari. Orang melihat apinya, tetapi tidak melihat tenaga di dalam mesin itu yang benar-benar menggerakkan pesawat itu maju. Tidak ada analogi yang memadai untuk menggambarkan Allah, tapi ide ini mungkin bisa membantu.
Kemungkinan lain adalah bahwa ayat 27 tidak membuat acuan kepada pengalaman Musa tentang semak yang terbakar. Penulis itu bisa saja sedang sekedar membayangkan Musa yang melihat "karena iman," yang merupakan "keyakinan tentang segala sesuatu yang tidak kelihatan "(11:1; NASB).
TFTWMS: Ibr 11:24-29 - Iman Musa Iman Musa (Ibrani 11:24-29)
Iman orang tuanya Musa menjadi iman yang ia miliki seraya ia bertumbuh. Teks itu menyebutkan lima contoh kesetiaan Musa y...
Iman Musa (Ibrani 11:24-29)
Iman orang tuanya Musa menjadi iman yang ia miliki seraya ia bertumbuh. Teks itu menyebutkan lima contoh kesetiaan Musa yang berbeda. 24 Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, 25 karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. 26 Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah. 27 Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan. 28 Karena iman maka ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka. 29 Karena iman maka mereka telah melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering, sedangkan orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka mencobanya juga.
TFTWMS: Ibr 11:28-29 - Iman Yang Taat IMAN YANG TAAT (Ibrani 11:28, 29)
Musa bertindak sesuai dengan kehendak Allah ketika ia memimpin orang Ibrani dalam merayakan Paskah (ay. 28). Ia ham...
IMAN YANG TAAT (Ibrani 11:28, 29)
Musa bertindak sesuai dengan kehendak Allah ketika ia memimpin orang Ibrani dalam merayakan Paskah (ay. 28). Ia hampir seperti Nuh setelah ia diperingatkan tentang air bah yang akan datang; yaitu, masing-masing sepenuhnya menanggapi sesuai dengan perintah Allah meski ia tidak bisa melihat adanya bukti fisik tentang apa yang akan terjadi. Karena iman maka Musa "mengadakan" Paskah, atau "menetapkan" itu (seperti yang tertulis dalam catatan kaki Alkitab ASV milik saya). Kata "mengadakan" adalah poie÷w (poieo, "membuat" atau "melakukan"), yang dalam konteks ini dapat berarti "menetapkan."11Kata kerjanya berbentuk perfect tense, yang berarti Paskah itu dimulai dan sejak itu sudah terus-menerus dirayakan, sampai dengan saat kitab Ibrani ditulis.
Persembahan Paskah tidak muncul dari penalaran manusia. Menyembelih anak domba, memercikkan darahnya, dan memakan dagingnya akan tidak punya hubungan yang nyata dengan penyelamatan anak sulung Israel. Musa menerima perintah-Nya hanya berdasarkan firman-Nya. Ia memberitahu kaum itu apa yang harus dilakukan, dan anak sulung mereka diselamatkan karena iman yang taat. Paskah melambangkan pengorbanan Kristus, yang disebut "Paskah" kita (ay. 28; 1 Korintus 5:7).
"Malaikat maut (Pembinasa; TB)" tidak disebutkan dalam Perjanjian Lama. Tidak ada "malaikat" yang diacukan demikian dalam Keluaran 12:11-14; pembinasa yang muncul di sana adalah Allah. Ayat 13 mengatakan, "… Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu.…" Ayat 23 mengacu kepada "pembinasa" yang tampaknya bukan Allah sendiri. Namun begitu, Allah dapat dikatakan melakukan apa saja yang malaikat-malaikat lakukan atas perintah-Nya (lihat Kejadian 22:15-18). Sewaktu kematian melanda Mesir, orang Israel menyantap makanan dalam keselamatan yang sempurna. Karena iman Israel diselamatkan (ay. 28, 29).
Hampir segera setelah kaum itu makan, turunlah perintah dari Firaun bagi mereka untuk meninggalkan Mesir (Keluaran 12:29-32). Tak lama kemudian, kaum itu mencapai Laut Merah. "Laut Merah" (ay. 29) dalam bahasa Ibrani secara harfiah "Laut Buluh"; ungkapan tersebut diubah menjadi "Laut Merah" dalam LXX.12Ketika pasukan Firaun menyudutkan kaum Israel, kehancuran mereka tampaknya tak terelakkan— sampai Allah menyediakan lagi keselamatan-Nya (Keluaran 14:10-14).
Allah membuat dasar laut menjadi tanah kering (Keluaran 14:16). Meski iman kaum itu mungkin sudah lemah, mereka tetap bergerak melewati laut itu seperti di atas tanah yang kering. Mereka bisa bertindak karena iman sebab Allah memerintahkan mereka untuk berangkat. Karena iman dan "melintasi," mereka akhirnya merasakan pembebasan Allah. Perhatikanlah bahwa mereka dibebaskan oleh iman dan diselamatkan pada "hari itu," sementara pada saat yang sama, setiap prajurit Mesir tenggelam (Keluaran 14:28, 30). Mesir berjalan karena hanya melihat; mereka bisa melihat laut itu terbelah. Dengan lancang, mereka bergerak maju tanpa perintah dari Allah; dengan demikian mereka tidak punya "iman" yang nyata yang atasnya mereka bertindak. Hasil alaminya bisa diantisipasi: Mereka semua tenggelam.
KESIMPULAN
Melihat pelbagai perbuatan ajaib Allah menyebabkan Musa dan Israel percaya kepada "Allah kemustahilan" (Lihat Kejadian 18:14; Ayub 42:2; Matius 19:26; Markus 10:27; Lukas 18:27). Kekuatan Allah merespon ketakutan dan seruan mereka yang mendalam. Ketika Allah bertindak, mereka harus bergerak maju. Kita harus percaya kepada penerimaan secara tenang, tapi kemudian kita harus melakukan bagian kita dengan bertindak.
TFTWMS: Ibr 11:30-31 - Iman Yang Bergerak Maju Iman Yang Bergerak Maju (Ibrani 11:30, 31)
Melewati air Sungai Yordan yang bergolak dan menaklukkan kota Yerikho adalah dua fakta iman yang tak terba...
Iman Yang Bergerak Maju (Ibrani 11:30, 31)
Melewati air Sungai Yordan yang bergolak dan menaklukkan kota Yerikho adalah dua fakta iman yang tak terbantahkan yang dilakukan oleh bangsa Israel melalui kuasa Allah. Di Laut Merah, tampaknya mereka mustahil bergerak maju; tapi bangsa Israel telah melakukannya dalam iman. Di Sungai Yordan, dengan memandang Yerikho, mereka berhenti sejenak saja sebelum mematuhi perintah untuk bergerak maju melewati sungai itu, mengikuti para imam yang memikul tabut perjanjian. Pada kedua kesempatan itu, kaum itu menyeberangi perairan itu pada tanah yang kering. Yang pertama dikatakan bahwa tanah kering itu disebabkan oleh tiupan angin timur yang kuat, dan yang satunya lagi dikatakan bahwa itu terjadi ketika kaki para imam menyentuh air sungai yang mengalir. Bangsa Israel harus bergerak maju untuk memiliki iman yang tak bisa dihentikan. Allah tidak melakukan perjalanan itu untuk mereka, Ia juga tidak melakukan segala sesuatu yang harus dilakukan agar kita menerima keselamatan pribadi kita.
TFTWMS: Ibr 11:30 - Iman Yang Bersatu IMAN YANG BERSATU (Ibrani 11:30)
30 Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya Ayat 30 menegas...
IMAN YANG BERSATU (Ibrani 11:30)
30 Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya Ayat 30 menegaskan kembali iman Israel dalam pelbagai pengalaman besar yang terkait dengan penaklukkan Tanah Perjanjian. Episode ini menggambarkan bangsa Israel ketika bergabung bersama dalam iman yang bersatu untuk melakukan apa yang Allah perintahkan.
Dari sudut pandang gaya, 11:29-38 telah dicatat sebagai salah satu nas yang paling indah dan paling menggugah dalam kitab Ibrani. Nas itu menunjukkan kepada kita iman "yang selalu mendorong orang ke depan, tidak pernah mengizinkan kenyamanan mundur."1
Dengan membangun ayat 29, ayat kita itu menyajikan perbedaan yang besar. Penulis itu baru saja mencatat bahwa bangsa Israel telah melintasi laut dan diselamatkan, sedangkan Mesir ditenggelamkan. Peristiwa ini menjadi hikayat nasional di Israel; itu diperingati dalam Mazmur bertahun-tahun kemudian (Maz. 78:13; 135: 8, 9; 136:10-15).
Perbedaan kedua terlihat antara orang-orang benar yang dengan iman mengelilingi Yerikho dan orang-orang kafir yang binasa di dalamnya (ay. 30, 31). Jalan berbaris dan berteriak tidak akan lebih merobohkan tembok-tembok benteng itu dibandingkan darah yang dipercikkan akan dengan sendirinya menyelakatkan nyawa anak-anak sulung. Namun begitu, karena iman bangsa Israel mentaati perintah Allah, dan Ia memberkati mereka seperti yang Ia telah janjikan untuk dilakukan.
Kaum skeptik menghancurkan iman, tidak hanya dalam Perjanjian Lama tetapi juga dalam Perjanjian Baru, ketika mereka menolak pelbagi peristiwa yang diteguhkan oleh para penulis terilham Perjanjian Baru. Hampir setiap peristiwa supranatural dalam Perjanjian Lama yang diragukan oleh para pengecam diteguhkan di suatu tempat di dalam Perjanjian Baru (lihat 1 Korintus 10: 1, 2).
Menyeberangi Laut Merah adalah sangat spektakuler sehingga peristiwa itu telah dirayakan selama berabad-abad dalam lagu (Keluaran 15:1-19). Kemenangan seperti itu pantas menerima sebuah lagu. "Pembebasan laut Merah berfungsi sebagai bayangan baptisan Kristen, menandakan batas antara Mesir yang berdosa dan padang gurun pencobaan, yang diwujudkan dalam gereja."2
IMAN YANG PATUH (Ibrani 11:30)
Dinding Yerikho roboh karena iman—iman yang taat (ay. 30). Berapa kalipun jalan berbaris dilakukan oleh Israel hal itu tidak bisa menyebabkan tembok seperti itu roboh. Memang benar bahwa para prajurit yang melintasi jembatan harus menghentikan langkah kebersamaan mereka agar tidak menciptakan irama yang akan menye- babkan jembatan itu goyang dan roboh, tapi tembok itu tidak akan roboh oleh karena mereka jalan berbaris atau menghentak-hentak tanah di sekitar tembok itu (Yosua 6).
Seorang pemberontak Mesir yang disebut namanya dalam Kisah 21:38 mengklaim bahwa tembok Yerusalem akan roboh oleh perkataannya, tetapi nyatanya tidak.3Yang menyebabkan tembok Yerikho roboh bukanlah alat pendobrak milik tentara, tetapi iman kepada Allah ketika bangsa Israel telah mengelilingi kota itu selama tujuh hari dan telah berteriak keras (Yosua 6:1-5, 12-20). Iman mereka menjadi lebih kuat berdasarkan apa yang pasti sudah terjadi ketika penduduk Yerikho mengejek mereka selama tujuh hari jalan berbaris. Penaklukan Yerikho memperlihatkan meterai persetujuan Allah tentang pengambilan Tanah Perjanjian oleh Israel dari bangsa kafir yang jahat ketika kejahatan mereka sudah mencapai puncaknya (Kejadian 15:13-16).4
Menaklukkan kota ini pasti sudah memberikan dorongan besar kepada seluruh perkemahan itu. Dengan tembok-temboknya yang kuat dan para prajuritnya yang perkasa, Yerikho akan sudah menjadi lawan yang sangat tangguh bagi bangsa Israel seandainya tanpa bantuan ilahi.5Pos militer Yerikho harus dikalahkan sebelum lembah-lembah Kanaan bagian dalam bisa direbut. Dengan robohnya tembok itu, Israel pasti sudah memiliki iman yang cukup untuk segera bergerak maju dan menaklukkan seluruh tanah itu.
Arkeologi hanya sedikit memberikan informasi tentang periode Yerikho ini oleh karena adanya erosi pada situs itu. Tidak diragukan lagi, banyak batu telah dipindahkan, karena kota itu tidak dibangun lagi selama empat abad. (Bandingkan Yosua 6:26 dengan 1 Raja 16:34.)6Jauh lebih mudah bagi orang zaman dahulu untuk menggunakan kembali batu-batu itu daripada memotong batu-batu yang baru, dan itu jelas terjadi pada Yerikho. Kota ini telah dihancurkan berkali-kali dalam perjalanan sejarah. Tellnya7pada akhirnya menjadi begitu kecil pada bagian atasnya sehingga kota baru harus mulai dibangun di dekat situ.
TFTWMS: Ibr 11:31 - Iman Individu IMAN INDIVIDU (Ibrani 11:31)
31 Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia t...
IMAN INDIVIDU (Ibrani 11:31)
31 Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik.
Rahab (ay. 31) mengakui imannya kepada mata-mata Israel. Iman itu timbul hanya dari informasi tangan kedua (seperti halnya iman kita), tetapi ia mempercayai Allah sebagai "Allah di langit di atas dan di bumi di bawah" (Yosua 2:8-11; 6:22-25). Pernyataan itu bertentangan dengan semua yang umumnya diyakini oleh sesama kaumnya orang Yerikho. Imannya telah menuntun dia untuk melindungi mata-mata itu dan berbohong tentang kepergian mereka, dan itu menghasilkan penyelamatan atas keluarganya. Imannya telah menuntun dia kepada keselamatannya, sedangkan ketidaktaatan penduduk Yerikho telah menyebabkan penggulingan mereka. Hidupnya diubah oleh iman itu, yang, dengan ketaatan, menuntun kepada pembenarannya (Yakobus 2:25).
Memang luar biasa di dalam Perjanjian Lama—yang kadang-kadang dipandang sebagai kasar—kita menemukan kisah seorang perempuan yang punya reputasi rendah ini yang ditebus oleh imannya kepada Allah. Rahab kemudian menjadi istri Salmon dan ibunya Boas, yang adalah ayahnya Obed, ayahnya Isai. Oleh karena itu ia adalah nenek buyut Raja Daud, dan akhirnya nenek moyang Mesias (Matius 1:5, 6). Orang-orang di Yerikho lainnya tidak mempercayai laporan bahwa Allah menyertai Israel; akibatnya, mereka binasa. Imannya Rahab menuntun kepada pertobatan, yang mungkin sudah terjadi sebelum kedatangan mata-mata itu.8Ia bersikap melawan kaumnya sendiri, yang selalu sulit untuk dilakukan.
TFTWMS: Ibr 11:32-40 - Percaya Kepada Allah Di Waktu Menang & Susah Percaya Kepada Allah Di Waktu Menang & Susah (Ibrani 11:32-40)
Para pahlawan Perjanjian Lama disajikan dalam tiga kelompok, dimulai dalam ayat 32...
Percaya Kepada Allah Di Waktu Menang & Susah (Ibrani 11:32-40)
Para pahlawan Perjanjian Lama disajikan dalam tiga kelompok, dimulai dalam ayat 32. Kelompok pertama disebut para pahlawan kemenangan yang memperoleh kemenangan militer atau diselamatkan dari bahaya yang serius (11:32-34). Kelompok kedua adalah para pahlawan yang menderita (11:35-38). Yang ketiga, pernyataan penutup dalam 11:39, 40, mengikat bersama semua orang setia dari segala zaman.1
Tanpa gereja Kristus, tidak satu pun dari mereka ini bisa "dibuat sempurna." Kemenangan dicapai melalui Kristus Tuhan kita bagi mereka dan bagi kita.
TFTWMS: Ibr 11:32-34 - Mereka Yang Menang Melalui Iman MEREKA YANG MENANG MELALUI IMAN (Ibrani 11:32-34)
32 Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak mencer...
MEREKA YANG MENANG MELALUI IMAN (Ibrani 11:32-34)
32 Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, 33 yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, 34 memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.
Orang-orang saleh menaklukkan kerajaan-kerajaan, sedangkan dari implikasi kita berasumsi, bahwa orang-orang fasik dikalahkan dan dihancurkan (ay. 32-38). Beberapa pelajaran yang bagus ditemukan dalam setiap episode dari sejarah bangsa Ibrani yang diwakili di sini. Nas ini sudah bisa menjadi bagian dari pidato patriotik yang hebat yang dibacakan oleh setiap anak Israel.
Penulis itu memilih kata-kata yang mungkin diucapkan oleh seorang pengkhotbah, yang bunyinya, "Dan apakah lagi yang harus aku sebut?" dan "aku akan kekurangan waktu" (ay. 32).2Dalam menulis, yang menjadi batasan adalah ruang, bukan waktu. Di sini, kita tampaknya berurusan dengan khotbah yang sedang kehabisan waktu. Tidak ada penulis yang akan mengatakan, "Aku kekurangan waktu"; tapi seorang pengkhotbah, dan sebagian besarnya kadang-kadang akan kehabisan waktu.
Alkitab dipenuhi dengan contoh-contoh iman yang indah—begitu banyak, kenyataannya, sehingga penulis itu tidak bisa memanfaatkan semua contoh yang tersedia bagi dia, dan ia juga tidak membutuhkannya. Apa yang menyusul adalah daftar nama dan perbuatan yang akan sudah diketahui oleh setiap penerima surat itu. Beberapa gambaran mungkin mengacu kepada orang-orang yang tidak disebut di dalam Kitab Suci. Berdasarkan teks ini, kita bisa menghargai mereka sampai kita berkenalan di alam kekekalan. Karena penulis itu tidak ingin membosankan, ia menghilangkan pelbagai rincian yang tidak perlu dari daftarnya.
Hakim, Raja, Dan Nabi (ay. 32)
Teks itu memberikan enam nama khusus dari kitab Hakim-Hakim dan 1 dan 2 Samuel. Semua ini dapat dikelompokkan dalam tiga pasang, dengan individu-individu di dalam masing-masing pasangan itu secara aneh disajikan dalam urutan kronologis yang terbalik: Barak memimpin Israel sebelum Gideon, Yefta mendahului Simson, dan pelayanan Samuel hampir berakhir ketika ia mengurapi Daud. Nama-nama ini mewakili tiga kategori penting: hakim, raja, dan kemudian nabi.
Orang pertama yang disebut adalah Gideon (Hakim 6:11-8: 32), yang merupakan hakim kelima dan yang dengan iman mengalahkan bangsa Midian. Tentara Gideon yang hanya tiga ratus orang itu sangat kalah dalam jumlah, dalam menghadapi setidaknya 135.000 tentara Midian (Lihat Hakim 7:6; 8:10).
Barak (Hakim 4:1-5:31) dan sepuluh ribu anak buahnya mengalahkan bangsa Kanaan, yang memiliki sembilan ratus kereta besi dan tentara yang jauh lebih besar daripada Israel. Sisera, panglima perang bangsa Kanaan, dibunuh pada waktu itu— tetapi bukan oleh panglima Barak, karena ia tidak mengikuti saran nabiah Deborah, yang merupakan Hakim keempat Israel. Sebaliknya, Sisera dibunuh oleh seorang perempuan (Hakim 4:8, 9, 21). Keinginan Barak untuk mengajak serta Deborah bertempur tentunya menunjukkan bahwa ia memiliki iman kepada Allah yang mengarahkan Deborah, tapi imannya itu tidak sekuat yang seharusnya. Meski ia tidak akan menerima kehormatan atas kemenangan itu, ia tetap memimpin tentara itu ke medan pertempuran untuk kemuliaan Allah dan Israel.3
Simson (Hakim 13:24-16:31), hakim yang ketiga belas, adalah seorang Nazir sejak lahir dan membunuh banyak orang Filistin. Simson adalah orang berdosa, tetapi ia tidak dipuji karena dosa-dosanya oleh penulis kitab Ibrani. Kelemahan terbesar Simson adalah terpikat dengan seorang perempuan kafir. Ia dikaruniai kekuatan yang diperbarui tetapi ia kehilangan nyawanya sendiri bersama dengan orang-orang Filistin yang ia bunuh. Imannya kepada Allah memampukan dia untuk melakukan kekuatan terakhir.
Yefta (Hakim 11:1-12:7), hakim yang kesembilan, adalah (seperti Simson) jauh dari sempurna. Ia membuat sumpah yang terburu-buru tentang putrinya, tapi ia setia terhadap perkataanya dengan menepati sumpah itu. Meski diucapkan terburu-buru, sumpahnya itu tetap dibuat dalam iman. Ia jelas percaya bahwa ia telah bersumpah kepada Allah dan tidak bisa memungkirinya. Apakah putrinya itu dipersembahkan sebagai korban manusia atau sekedar berkomitmen untuk hidup selibat (dengan demikian ia "menangisi kegadisan[nya]"; Hakim 11:37) tetap menjadi titik perdebatan. Sebagai anak haram, Yefta tidak punya warisan, tapi ia mungkin bisa memiliki dinasti yang bertahan lama jika putrinya itu telah memberi dia ahli waris. Untuk alasan ini, keperawanannya yang ia pertahankan bahkan lebih menyedihkan. Allah mungkin lewat penyediaan sudah mengatur situasi itu untuk menentukan bahwa Israel tidak akan memiliki raja pada waktu itu. Yefta mengalahkan bangsa Amon dan tampaknya mendatangkan kedamaian Israel yang dinikmati oleh para penerusnya untuk beberapa waktu.
Daud (1 Samuel 16-2 Samuel 24), raja kedua Israel, meninggalkan kisah terkenal bagi pembaca Alkitab siapa saja. Ia tekun memerintah dalam keadilan dan memuji Tuhan untuk keadilan-Nya dalam lagu terakhirnya, yang mengatakan bahwa Allah berkenan memerintah atas manusia "dengan adil" (2 Samuel 23:2-7). Adalah Daud yang melambangkan kedatangan Kristus. Imannya yang besar disiratkan oleh mazmur nubuatannya; dalam kehidupan dan pelbagai tulisannya kita melihat pelbagai pertanda yang digenapi dalam kematian dan kebangkitan Yesus, Anaknya yang lebih mulia. Ungkapan "kemurahan hati yang sejati yang diperlihatkan kepada Daud" (Yesaya 55: 3, 4; NASB) memandang ke depan kepada kebangkitan Kristus (Kisah 13:32-35). Iman Daud lebih daripada untuk mengimbangi kelemahan moralnya sehingga ia harus dicantumkan di sini, jika ada manusia fana mana saja layak untuk dicantumkan.4
Samuel (1 Samuel 2: 21-25: 1) adalah hakim yang kelima belas dan terakhir Israel, tapi ia juga seorang nabi. Ia adalah orang yang baik, tapi seperti pendahulunya Eli, ia tidak dengan benar mendidik atau mencegah anak-anaknya (1 Samuel 3:12, 13; 8:1-7). Oleh karena itu, tak satu pun dari kedua orang itu bisa digantikan oleh keturunannya setelah kematiannya. Samuel mengingatkan kaum itu bahwa Allah menyertai mereka bahkan ketika tabut perjanjian berada dalam tangan bangsa Filistin. Setelah tabut itu dikembalikan, Samuel "meninggalkan tabut itu di tempat yang tak jelas, supaya jangan iman kaum itu harus sekali lagi diletakkan pada tabut itu ketimbang pada Allah."5
Ia setia dalam segala hal kecuali dalam pengaruhnya kepada anak-anaknya.
Perhatikanlah bahwa setiap orang yang disebutkan dalam daftar itu memiliki beberapa cacat rohani yang tercatat di dalam Kitab Suci. (Mungkin itulah sebabnya Daniel tidak disebutkan.) Meski mereka mendatangkan kemenangan, kedamaian, dan keadilan bagi kaum mereka, para pahlawan iman ini bersalah karena dosa:
Mereka adalah laki-laki dan perempuan biasa yang melalui mereka Allah mencapai tujuan-Nya tapi masing-masing punya kelemahan. Nuh mabuk anggur, Abraham berbohong tentang istrinya, Sarah bersikap buruk terhadap Hagar [dan mengusir dia], Ishak berdusta tentang istrinya, Yakub menipu ayahnya, Yusuf adalah tukang cerita pada masa mudanya, Musa membunuh orang Mesir dan tidak mentaati Allah di Meriba, Israel terlibat dalam berbagai jenis kejahatan, Rahab dan Simson sama-sama bersalah atas percabulan, Barak menolak pergi bertempur tanpa bantuan Debora, Yefta adalah seorang perampok dalam sebagian hidupnya dan mengucapkan sumpah yang bodoh, Daud melakukan perzinahan dengan Batsyeba dan Samuel kehilangan anak-anaknya terhadap kepentingan Tuhan.6
Dosa-dosa ini hanya menunjukkan lebih banyak kasih karunia Allah. Ia membuat orang-orang ini menjadi pahlawan besar oleh karena iman mereka, meski mereka mengalami kegagalan.
Para Pelaku Perbuatan Besar (ay. 33, 34)
Selain menyebutkan tokoh-tokoh tertentu dalam sejarah bangsa Ibrani, penulis itu secara umum mengacu kepada beberapa orang lain yang telah melakukan perbuatan besar. Sembilan prestasi yang tercantum itu masuk ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama disebut sehubungan dengan pelbagai pencapaian dalam menaklukkan pelbagai kerajaan, menegakkan keadilan, menerima apa yang dijanjikan. Kekalahan kerajaan-kerajaan asing sering tercapai ketika Israel, sebagai kekuatan yang lebih kecil, bergerak dalam iman untuk bertempur. Orang-orang beriman ini memilih kebenaran karena hal itu mencerminkan sifat Allah mereka (ay. 32-34).
Kelompok kedua berkaitan dengan daya tahan (ay. 35, 36). Para pengikut setia Allah menghadapi penganiayaan besar, namun mereka dapat mengatasi. Kelompok yang ketiga juga digambarkan sebagai menanggung banyak penderitaan, tapi mereka juga mengalami penyelamatan yang luar biasa (ay. 37, 38).7
Berbagai kegiatan yang dikaitkan kepada orang-orang ini dan yang lainnya adalah sangat penting, sebab kegiatan itu dilakukan "karena iman" (ay. 33).8Beberapa individu "menaklukkan kerajaan-kerajaan" (ay. 33a). Kemenangan seperti itu dimenangkan oleh beberapa orang yang sudah penulis itu sebutkan—Gideon, Barak, Yefta, dan Simson. Yang lainnya "mengamalkan kebenaran " (ay. 33b). Ini mungkin mengacu kepada keadilan yang ditegakkan oleh para pejabat publik seperti Samuel (1 Samuel 12:4) dan Daud (2 Samuel 8:15), yang "melakukan keadilan … untuk semua kaumnya."9"Memperoleh apa yang dijanjikan" (ay. 33c) mungkin berarti bahwa janji-janji tertentu dari Allah digenapi dalam hidup mereka. Ibrani 11:13, 39 memberitahu kita bahwa orang-orang di bawah hukum Taurat mati "[tanpa] memperoleh apa yang dijanjikan" dan "tidak memperoleh apa yang dijanjikan"; namun begitu, tidak ada kontradiksi. Kedua ayat itu mengacu kepada janji yang berbeda, yang mencakup berkat utama yang dijanjikan kepada kita dalam Kristus. Kaum laki-laki dan kaum perempuan yang beriman pastinya "memperoleh apa yang dijanjikan" dari jenis lainnya dalam Perjanjian Lama. Allah menggenapi firman-Nya kepada Israel ketika umat itu, di bawah Yosua, menerima Kanaan dan memperoleh "seluruh tanah" yang Allah telah janjikan kepada mereka (Yosua 21:43). Yesaya melihat Yerusalem dibebaskan dari invasi dan kehancuran yang Sanherib ingin lakukan (2 Raja 19). Daniel melihat akhir Penawanan Babel (Daniel 9). Orang beriman percaya kepada janji bahwa Allah akan mengutus Mesias meski mereka sendiri akan sudah mati ketika Ia datang. Penggenapan akhir janji-janji Allah terlihat dalam 11:35, dengan "kebangkitan yang lebih baik" dari kekekalan. Yang juga disebutkan di sini adalah orang-orang yang "menutup mulut singa-singa" (ay. 33d). Ini mencakup Simson (Hakim 14:6, yang kisahnya diceritakan dalam pasal 13 sampai 16) dan Daud (1 Samuel 17:34, 35). Terutama, kita berpikir tentang Daniel. Dalam hal itu, jelas terlihat bahwa iman Daniel menyebabkan Allah mengutus malaikat untuk menyelamatkan dia (Daniel 6:22).
Untuk beberapa orang yang setia, Allah "memadamkan api yang dahsyat" (ay.34a). Ini pasti berlaku pada kasus Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dalam Daniel 3. Iman mereka begitu besar sehingga, bahkan meski mereka sadar Allah mungkin memilih untuk tidak membebaskan mereka, mereka tidak akan menyangkal Dia dengan menyembah di kaki berhala. Mungkin ada beberapa contoh lain yang serupa yang tentangnya kita tidak tahu apa-apa.
Berbagai pahlawan iman "luput dari mata pedang" (ay. 34b). Lolos dari kematian di Perjanjian Lama mencakup kemenangan Daud atas Goliat dan pelariannya dari Saul (1 Samuel 18:10, 11; 19:10). Elia terhindar dari hukuman mati oleh Izebel (1 Raja 19:1-6), dan Elisa (2 Raja 6:14-23, 31-33) diselamatkan dari Yoram anak Izebel ketika bangsa Siria dibutakan dalam 2 Raja 6:18. Penulis itu juga memikirkan Ratu Ester dan orang-orang Yahudi yang diselamatkan oleh penyediaan Allah dalam Ester 4:13, 14.
Beberapa "telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing" (ay. 34c). Gambaran ini dapat diterapkan bahkan kepada Raja Ahab, yang bala tentaranya seperti "dua kawanan kambing" dan meski begitu mengalahkan bangsa Aram yang perkasa (1 Raja 20:27). Daud termasuk orang yang lemah yang dibuat kuat (1 Samuel 17:49-51), seperti halnya Barak (Hakim 4:14). Kita mungkin juga berpikri tentang Simson, yang diberi kekuatan untuk menghancurkan kuil penyembah berhala dan kerumunan besar orang Filistin setelah periode kelemahan (Hakim 16:19-30).
Acuan itu dapat juga mencakup pelbagai peristiwa yang tidak tercatat dalam Kitab Suci. Dalam abad kedua S. M., Yudas Makabis mengusir pasukan Suriah yang sangat kuat dan melepaskan kuk penindasan atas kaum Yahudi. Di bawah Antiokhus Epifanes, Suriah (Aram) mencoba untuk memaksa semua orang Yahudi mengadopsi budaya dan agama Helenistik. Yudas Makabis meraih kemenangan besar atas Suriah hanya dengan pasukan yang kecil. Meski ini bukan cerita Alkitab,10namun kisah itu pastinya dikenal baik oleh orang Israel, yang sangat bangga terhadap pembebasan itu.
Semua orang yang disebutkan dalam pasal ini tetap setia sampai mati dan "memperoleh restu" (ay. 39a; NASB). Mereka dibuat kuat secara rohani—dan dalam beberapa kasus secara jasmani—oleh karena kepercayaan mereka kepada Allah.
TFTWMS: Ibr 11:35 - Mereka Berharap Kepada Kebangkitan MEREKA BERHARAP KEPADA KEBANGKITAN (Ibrani 11:35)
35 Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-...
MEREKA BERHARAP KEPADA KEBANGKITAN (Ibrani 11:35)
35 Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik.
Ayat 35 mulai menceritakan sisi lain kisah itu: Beberapa orang sangat menderita meski mereka beriman. Namun begitu, Allah, dalam hikmat-Nya, menyediakan bukti bahwa orang benar dapat berharap untuk dibangkitkan. Dalam beberapa kasus, orang mati dibangkitkan. Dua mujizat seperti itu dilakukan melalui Elia (1 Raja 17: 17-24) dan Elisa (2 Raja 4:18-37). Tanpa iman yang dimiliki oleh ibu-ibu yang berduka yang anak-anaknya kemudian dihidupkan lagi, kebangkitan ini mungkin tidak akan sudah terjadi. Dalam Perjanjian Baru, kaum perempuan dalam cara tertentu punya kaitan dengan semua kebangkitan dari antara orang mati. Dalam Lukas 7:11-17, orang yang dibangkitkan adalah anak seorang janda dari Nain. Putri Yairus dibangkitkan dalam Markus 5:22-24, 35-42 (lihat juga Matius 9:18, 19, 24, 25; Lukas 8:41, 42, 49-56). Maria dan Marta ada bersama Yesus pada waktu pembangkitan Lazarus dalam Yohanes 11:1-44. Meski sedikit yang diajarkan dalam Perjanjian Lama tentang masalah akhirat, banyak orang Yahudi percaya kepada adanya akhirat.11Orang biasa melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh banyak sarjana.
Beberapa lainnya yang disebut dalam teks itu "disiksa, tidak menerima pembebasan mereka." Kata yang digunakan di sini (tumpani÷zw, tumpanizo, "gendang") biasanya mengacu kepada gendang yang dibuat dengan merentangkan kulit hewan, tetapi dalam konteks penyiksaan itu berarti roda yang di atasnya seseorang berbaring dan kemudian dipukuli, sering sampai mati. Itulah yang terjadi dalam kasus Eleazar, salah seorang ahli Taurat Yahudi, yang pada zaman Makabis membiarkan dirinya direntangkan dan dipukuli sampai mati daripada mencicipi makanan yang haram. Itulah yang umumnya dianggap sebagai kejadian yang diacukan di sini.12Juga selama waktu antar perjanjian ini, tujuh orang bersaudara menerima mutilasi dan kematian oleh karena keyakinan mereka yang berharap kepada kebangkitan.13
Orang-orang ini hanya perlu menyangkal iman mereka kepada Allah, dan penganiayaan akan berhenti; tapi harga itu terlalu mahal untuk dibayar oleh orang-orang saleh itu. Mereka bertahan karena mereka ingin "mendapatkan kebangkitan yang lebih baik." Apakah maksud "kebangkitan yang lebih baik" ini? Apakah mereka percaya kepada kebangkitan semua orang mati dan lebih memilih masuk ke dalam keabadian dengan Allah daripada dibebaskan kepada kehidupan duniawi mereka? Mungkin. Kita mungkin melihat adanya implikasi bahwa orang-orang Kristen Ibrani yang disapa dalam risalah ini, sebaliknya, tidak mau menderita bagi iman mereka.
TFTWMS: Ibr 11:36-38 - Mereka Yang Menderita Melalui Iman MEREKA YANG MENDERITA MELALUI IMAN (Ibrani 11:36-38)
36 Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. 37 Mereka dilempari...
MEREKA YANG MENDERITA MELALUI IMAN (Ibrani 11:36-38)
36 Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. 37 Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. 38 Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung.
"Diejek" sering dialami umat Allah, seperti yang menimpa Yesus di kayu salib (ay. 36; Matius 27:41-44; Mark 15:31, 32; Lukas 23:35-39). Yeremia mengeluhkan ejekan yang menimpa dia dari masyarakat dan keluarganya sendiri, dan tidak diragukan lagi itu adalah ejekan yang menyebabkan dia ingin berhenti bicara atas nama Allah (Yeremia 20:7-10). Belakangan, ia dipukuli dan dipenjarakan (Yeremia 37:15). Lalu ia dimasukkan ke dalam sumur berlumpur, yang dari situ ia diselamatkan oleh Ebed-Melekh orang Etiopia (Yeremia 38:6-13). Menurut tradisi, Yeremia dilempari batu (ay. 37) oleh orang-orang Yahudi di Mesir. Zakharia, anak Yoyada, dibunuh oleh Yoas, raja Yehuda (2 Tawarikh 24:20-22). Tuhan sendiri menyinggung jenis perlakukan ini dalam Matius 23:37. Rupanya, beberapa orang Kristen Ibrani telah mengalami jenis penyiksaan ini (Ibrani 10:33; 13:13).
"Didera" (ay. 36) dilakukan dengan menggunakan cambuk bergagang kayu; potongan logam atau bola timah dilekatkan pada cambuk itu untuk menyayat punggung korban. Kadang-kadang organ bagian dalam bisa terpapar, dan beberapa orang yang didera meninggal karena deraan itu. Tukang cambuk yang terlatih mahir dalam membatasi cambukan terakhir supaya si penderita itu bisa memikul salib untuk jarak tertentu setelah itu.14
"Dibelenggu dan dipenjarakan" (ay. 36) umumnya digunakan kepada korban-korban prasangka keagamaan (Yeremia, Yeremia 37:4-21; Hanani, 2 Tawarikh 16:7-10). Nabi Mikha adalah salah seorang dari banyak orang yang dipenjarakan karena menyampaikan Pesan Tuhan (1 Raja 22:26, 27).
"Mereka dilempari" (ay. 37a) mencerminkan bentuk resmi hukuman mati dari zaman Perjanjian Lama (Imamat 20:27; Ulangan 21:21; Yohanes 8:3-5). Yesus pernah mengacukan nabi Allah yang dilempari batu (Matius 23:37; Lukas 13:34). Stefanus, martir pertama karena mengikut Yesus, mati dengan cara itu (Kisah 7:58, 59); tetapi Paulus selamat dari aniaya itu (Kisah 14:19; 2 Korintus 11:25). Yakobus yang Adil (umumnya diyakini sebagai "Saudara Tuhan"; Galatia 1:19) dilaporkan oleh Josephus telah dirajam sekitar 62 Masehi.15
Beberapa "digergaji" (ay. 37b). Tidak ada acuan kepada hal ini baik dalam Perjanjian Lama atau Apokrifa; tetapi menurut tradisi yang terkenal dan kemungkinan terpercaya, itu menimpa Yesaya selama pemerintahan Manasye. Kita bisa ketahui bahwa Manasye kemudian diampuni oleh Allah oleh karena doa penyesalannya dan dikembalikan kepada takhtanya (2 Tawarikh 33:9-13). Mengatakan bahwa ia bersalah atas kejahatan mengerikan seperti itu terhadap Allah dan manusia namun kemudian diampuni adalah menggambarkan rahmat besar Allah.
"Dicobai" (ay. 37c; NASB) mungkin berarti bahwa orang-orang ini ditawari untuk menyelamatkan diri dari kesusahan seperti itu tapi menolaknya. Iman kepada Allah tidak menjamin adanya kehidupan yang diberkati di dunia ini, kecuali "upah balasan" terakhir nanti (Ibrani 11:26; ASV). Kata "dicobai" dihilangkan oleh Alkitab RSV karena beberapa naskah tidak memiliki kata itu. Naskah-naskah yang memasukkan kata itu mungkin melakukannya karena kesalahan penyalin. Kata untuk "dicobai" adalah e˙pei÷rasqhsan (epeirasthesan), sementara perkataan "digergaji menjadi dua" diterjemahkan dari kata yang sangat mirip e˙pri÷sqhsan (epristhesan).16
Yakobus "dihukum mati dengan pedang" (ay. 37d; lihat Kisah 12:1, 2). Jumlah orang setia yang telah dianiaya seperti itu sepanjang zaman hanya diketahui oleh Allah. Banyak orang mati karena iman mereka selama bertahun-tahun. Bahkan sekarang ini, orang-orang Kristen di beberapa wilayah di dunia menghadapi bahaya yang terus-menerus dan ancaman kematian karena kesetiaan mereka kepada Kristus. Bagi mereka, Ibrani 11 menawarkan kenyamanan, kekuatan, dan dorongan untuk tetap setia.
Di bawah pemerintahan Ahab, banyak orang dibunuh (1 Raja 19:10). Yosia, raja muda yang baik, dibunuh oleh Firaun Nekho (2 Raja 23:29). Mungkin pikiran penulis itu mencakup delapan puluh lima imam Allah yang dibunuh oleh Doeg (1 Samuel 22:18). Yeremia mungkin juga termasuk orang yang mati sebagai martir. (Yeremia 26: 14-16 menunjukkan bahwa ia mengantisipasi akan dibunuh.) Selain itu, kita bisa mempertimbangkan orang-orang Yahudi yang membiarkan diri mereka dibantai pada hari Sabat di awal Pemberontakan Makabis.17Perajaman dan pelbagai penderitaan lain menimpa orang-orang yang dilaporkan dalam kitab-kitab kanonik Perjanjian Lama, tapi cerita serupa dilaporkan juga dalam kitab-kitab apokrifa. Meski kitab-kitab "misterius" itu bukan bagian Kitab Suci, namun kisah mereka dikenal orang-orang Yahudi.
"Berpakaian kulit domba dan kulit kambing" (ay. 37e) adalah tanda kemiskinan dan menjadi orang yang dipandang paling hina di masyarakat.18Daud, sebagai gembala, dianggap hina, hanya layak sebagai penjaga domba (1 Samuel17:15, 28, 34-36). Mungkin, banyak dari penerima surat ini adalah golongan orang miskin. Mereka sering butuh bantuan, yang Paulus upayakan untuk ditingkatkan (Roma 15:26; Galatia 2:10).
"Mengembara dengan berpakaian kulit domba" bisa juga mengacu kepada Elia, yang diusir dari rumahnya (1 Raja 17:3-9; 19:3-14; 2 Raja 1:8). Jubahnya adalah kulit domba atau pakaian yang terbuat dari beberapa jenis kulit yang kasar, berbulu. Para nabi umumnya mengenakan pakain yang kasar, berbulu (Zakharia 13:4). Mereka menjadi "miskin" (uJsterew, hustereo), yang berarti "menderita kekurangan" atau "menjadi rendah." Ini menyiratkan bahwa mereka adalah orang buangan dari masyarakat dan hidup dengan cara yang sangat primitif.
"Dunia ini tidak layak bagi mereka" (ay. 38) berarti mereka yang menderita untuk kepentingan Allah dianggap tidak cocok bagi masyarakat, meski sebenarnya masyarakat itulah yang tidak cocok atau "tidak layak" bagi mereka. Orang-orang beriman seperti itu jauh lebih unggul daripada orang-orang dunia, terlepas dari harta dan status yang belakangan itu. Orang duniawi bahkan tidak sebanding dengan orang saleh. Para nabi datang untuk menyelamatkan Israel, tetapi Israel membuktikan diri mereka sebagai tidak layak dan umumnya tidak menerima mereka atau pesan mereka. Dunia sering menolak orang-orang yang paling mulia. Karakter orang-orang yang disebutkan atau disinggung dalam Ibrani 11 bersinar paling cemerlang dibandingkan dengan kegelapan di pikiran para pendengar mereka.
Karena meninggalkan dunia masyarakat, mereka lalu menetap "dalam gua-gua dan celah-celah gunung" (ojph/, ope; ay. 38), yaitu, gua-gua atau lobang besar. Elia melarikan diri dari Izebel dan berdiam di sebuah gua untuk sesaat (1 Raja 19: 9). Pelayan Ahab, Obaja, menyembunyikan seratus nabi di sebuah gua untuk membantu mereka melarikan diri dari murka Izebel (1 Raja 18:4, 13). Terisolasi, kehilangan persekutuan dengan banyak keluarga dan orang-orang yang memiliki keyakinan agama yang sama, bisa menjadi kesulitan yang parah.
TFTWMS: Ibr 11:39-40 - Mereka Yang Direstui Karena Iman MEREKA YANG DIRESTUI KARENA IMAN (Ibrani 11:39, 40)
39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberi...
MEREKA YANG DIRESTUI KARENA IMAN (Ibrani 11:39, 40)
39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. 40 Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.
Untuk semua ini ada hal-hal yang lebih baik untuk diikuti (ay. 40) dibandingkan barang-barang dan keinginan duniawi. "Tidak memperoleh apa yang dijanjikan "(ay. 39) berarti mereka tidak memiliki janji yang dipenuhi tentang Mesias yang akan datang. Apa yang terdapat di bawah perjanjian baru belum diterima oleh pahlawan iman Perjanjian Lama mana saja. Craig R. Koester menulis, Perjanjian superior yang ditetapkan oleh Yesus menyediakan pembasuhan dan penyucian yang umat butuhkan untuk mendekati Tuhan dengan benar (7:22; 8: 6). Atas dasar ini orang dapat mencari realisasi lengkap semua janji Allah dalam Yerusalem sorgawi (12:22-24), kota yang menandai akhir perjalanan iman untuk Abraham dan ahli warisnya (11:10, 16).19
Mereka yang setia kepada Taurat harus menunggu sampai kedatangan Kristus dan karya penebusan-Nya untuk mendapatkan apa yang kita miliki di dalam Dia. Para pahlawan iman Perjanjian Lama tidak memperoleh janji utama ketika mereka masih hidup. Kita sekarang hidup di zaman janji-janji itu telah digenapi secara ilahiyat. Hanya kebangkitan pada akhir dunia yang menunggu di luar ini, disusul oleh keabadian. Dari Habel seterusnya, mereka yang disebut namanya dan yang tak bernama dalam pasal 11 memperoleh reputasi yang baik untuk kesetiaan mereka; bahwa dalam reputasi itu sendiri terdapat upah yang baik. Ini tidak berarti bahwa semua orang yang tunduk kepada Taurat dijamin mendapat keselamatan akhir. Beberapa orang yang hidup di bawah perjanjian lama belakangan dihukum (1 Korintus 10:5).
"Sesuatu yang lebih baik" (ay. 40a) mungkin perjanjian yang baru dan yang lebih baik dengan segala berkat yang menyertainya. Orang-orang di bawah hukum Taurat tidak mengenal Kristus seperti kita mengenal Dia. Kita secara pasti memiliki jaminan, harapan, dan janji-janji yang lebih baik.Mereka tidak menerima kerajaan yang lebih baik dengan semua harapan yang kita miliki di dalam Kristus. Teks ini kembali kepada tema penulis itu tentang yang "lebih baik" dalam perjanjian baru.
"Tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan" (ay. 40b) menunjukkan bahwa semua orang beriman di bawah kedua perjanjian itu akan bertemu bersama dalam kemuliaan untuk upah akhir. Jumlah total yang ditebus Allah tidaklah lengkap tanpa orang-orang yang setia di bawah hukum Taurat. Kita benar-benar satu kaum dalam iman dengan mereka. Ibrani 12:23 menyiratkan bahwa kita digabungkan kepada "roh-roh orang benar yang dibuat sempurna" yang juga merupakan bagian dari satu tubuh mulia dari umat yang beriman, yang sekarang bahkan ada di dalam gereja. Orang-orang kudus Perjanjian Lama adalah setia meski mereka tidak pernah belajar tentang hak-hak istimewa yang lebih menakjubkan yang kita miliki di dalam Kristus. Charles Wesley memiliki konsep yang tepat ketika ia menuliskan kata-kata untuk lagu pujian ini:
Bahkan kini dengan iman kita bergandengan tangan Dengan mereka yang sudah lebih dulu pergi, Dan menyambut rombongan yang diperciki darah Di pantai keabadian.20
Dalam iman kita ada bersama mereka yang telah pergi mendahului kita. Kita akan dengan nyata bergabung dengan mereka "di pantai kekekalan."
Tidak ada yang benar-benar diselamatkan bila terpisah dari Kristus, meski Allah tidak memperhatikan dosa-dosa mereka ketika mereka mempersembahkan korban (ay. 40; Roma 3:25, 26). Orang-orang zaman dahulu itu bersatu dengan Kristus dalam pengertian rohani, bahkan seperti halnya kita; namun mereka tidak, dan tidak bisa, disempurnakan tanpa pembasuhan darah-Nya yang mujarab. Mungkin secara jujur bisa dikatakan bahwa para patriakh itu tidak bisa disempurnakan "tanpa kita" da "hal-hal yang lebih baik" yang sekarang kita miliki dengan kasih karunia Allah.
KESIMPULAN
Jika orang hidup di bawah hukum Taurat, tidak pernah datang mendekati kerajaan Yesus, namun tetap setia kepada apa yang mereka ketahui, betapa lebihnya lagi kita seharusnya memegang iman itu! Penulis kitab Ibrani mendesak para pembacanya—dan kita sekarang ini—untuk tetap setia kepada Tuhan dan Juruselamat kita.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Ibrani (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak Disebutkan
Tema : Perjanjian yang Lebih Baik
Tanggal Penulisan: 67-69 M (tidak dapat dipastikan)
Latar Belakang...
Penulis : Tidak Disebutkan
Tema : Perjanjian yang Lebih Baik
Tanggal Penulisan: 67-69 M (tidak dapat dipastikan)
Latar Belakang
Tidak diketahui kepada siapa surat ini dialamatkan, sekalipun Roma merupakan kemungkinan. Judul kitab ini di dalam naskah-naskah Yunani yang tertua hanyalah, "Kepada Orang Ibrani." Sekalipun demikian isi surat ini menunjukkan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi. Penggunaan Septuaginta (Alkitab PL dalam bahasa Yunani) oleh penulis ketika mengutip PL menunjukkan bahwa para penerima surat ini mungkin adalah orang-orang Yahudi berbahasa Yunani yang tinggal di luar Palestina. Kalimat "terimalah salam dari saudara-saudara di Italia" (versi Inggris NIV -- "mereka dari Italia mengirim salam" Ibr 13:24) mungkin sekali berarti bahwa penulis sedang menulis kepada orang-orang yang tinggal di Roma dan mencantumkan salam dari orang-orang percaya dari Italia yang dalam perantauan. Para penerima surat ini mungkin terdiri atas kelompok-kelompok persekutuan rumah yang merupakan bagian dari jemaat gereja yang lebih luas di Roma. Beberapa di antaranya mulai menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan iman mereka kepada Yesus dan kembali kepada kepercayaan Yahudi mereka sebelumnya, karena mereka dianiaya dan putus asa.
Penulis Surat Ibrani ini tidak disebutkan baik dalam judul kitab yang semula maupun sepanjang surat ini, sekalipun ia merupakan tokoh yang cukup dikenal pembacanya (Ibr 13:18-24). Oleh karena satu dan lain alasan, identitas penulis hilang sekitar akhir abad pertama. Selanjutnya dalam tradisi gerejani mula-mula (abad ke-2 sampai ke-4) muncul berbagai pendapat mengenai orang yang mungkin merupakan penulis surat ini. Pendapat bahwa Paulus menulis surat ini baru tersebar luas pada abad ke-5.
Banyak ahli PB yang berpandangan konservatif dewasa ini beranggapan bahwa Paulus tidak mungkin menulis surat ini karena gaya penulisan yang halus dan bercorak Aleksandria, ketergantungan pada Septuaginta, cara memperkenalkan kutipan-kutipan PL, cara berargumentasi dan gaya mengajar, susunan argumentasi dan hal tidak menyebutkan dirinya itu bukan merupakan gaya Paulus. Lagi pula, Paulus senantiasa menunjuk kepada penyataan yang langsung diperolehnya dari Kristus (bd. Gal 1:11-12), sedangkan penulis surat ini menempatkan dirinya di antara orang-orang Kristen angkatan kedua yang memperoleh keyakinan Injil karena kesaksian para saksi mata pelayanan Yesus (Ibr 2:3). Di antara tokoh-tokoh PB yang namanya disebut, gambaran Lukas mengenai Apolos dalam Kis 18:24-28 paling cocok dengan keadaan penulis surat ini.
Terlepas dari siapa penulis surat ini, hal ini dapat dipastikan: penulis menulis dengan kepenuhan Roh dan wawasan, penyataan dan wibawa yang rasuli. Karena dalam Surat Ibrani penghancuran Bait Suci di Yerusalem dan ibadah di bawah pimpinan para imam Lewi tidak disebut maka ada anggapan yang kuat bahwa surat ini ditulis sebelum tahun 70 M.
Tujuan
Surat Ibrani terutama ditulis kepada orang-orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan dan keputusasaan. Penulis berusaha untuk memperkuat iman mereka kepada Kristus dengan menjelaskan secara teliti keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus. Ia menunjukkan bahwa penyediaan penebusan di bawah perjanjian yang lama sudah digenapi dan tidak terpakai lagi karena Yesus telah datang dan menetapkan suatu perjanjian yang baru oleh kematian-Nya yang mengerjakan perdamaian. Penulis menantang para pembacanya
- (1) untuk tetap mempertahankan pengakuan mereka terhadap Kristus hingga pada kesudahannya,
- (2) untuk maju terus menuju kedewasaan rohani dan
- (3) untuk tidak kembali kepada kehidupan di bawah hukuman dengan cara meninggalkan kepercayaan kepada Yesus Kristus.
Survai
Surat Ibrani ini lebih mirip dengan suatu khotbah daripada sebuah surat. Penulis menggambarkan karyanya ini sebagai "kata-kata nasihat" (Ibr 13:22). Surat ini terdiri atas tiga bagian utama.
- (1) Pertama, Yesus sebagai Putra Allah yang penuh kuasa (Ibr 1:1-3) dinyatakan sebagai penyataan Allah yang sempurna kepada umat manusia -- lebih tinggi daripada para nabi (Ibr 1:1-3), malaikat (Ibr 1:4--2:18), Musa (Ibr 3:1-6) dan Yosua (Ibr 4:1-11). Di dalam bagian ini terdapat suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai berbagai akibat apabila kita secara rohani makin menjauh dari iman atau mengeraskan hati dalam ketidakpercayaan (Ibr 2:1-3; Ibr 3:7--4:2).
- (2) Bagian yang kedua menampilkan Yesus sebagai Imam Besar dengan kualifikasi (Ibr 4:14--5:10; Ibr 6:19--7:25), watak (Ibr 7:26-28), dan pelayanan (Ibr 8:1--10:18) yang sempurna dan abadi. Di bagian ini diberikan suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai ketidakdewasaan rohani atau bahkan "kemurtadan" setelah mengambil bagian di dalam Kristus (Ibr 5:11--6:12).
- (3) Bagian yang terakhir (Ibr 10:19--13:17) dengan tegas mendorong orang-orang percaya agar tetap tabah dalam keselamatan, iman, penderitaan, dan kekudusan.
Ciri-ciri Khas
Delapan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini unik di antara surat-surat PB karena bentuknya, "surat ini berawal seperti sebuah risalah, dilanjutkan bagaikan khotbah, dan diakhiri seperti surat" (Origenes).
- (2) Di antara semua kitab PB surat ini menggunakan bahasa yang paling halus, paling mendekati gaya penulisan Yunani klasik daripada penulis PB lainnya (mungkin kecuali Lukas dalam Luk 1:1-4).
- (3) Inilah satu-satunya kitab PB yang mengembangkan konsep pelayanan Yesus sebagai Imam Besar.
- (4) Ajarannya tentang Kristus ini sangat kaya variasi, dan memakai lebih daripada dua puluh nama dan gelar untuk Kristus.
- (5) Kata kuncinya adalah "lebih baik" (dipakai tiga belas kali). Yesus lebih baik daripada para malaikat dan semua tokoh perantara PL. Ia memberikan perhentian, perjanjian, pengharapan, keimaman, korban pendamaian, dan janji-janji yang lebih baik.
- (6) Surat ini berisi pasal yang paling menonjol dalam Alkitab mengenai iman (pasal 11; Ibr 11:1-40).
- (7) Kitab ini sarat dengan kutipan dan petunjuk kepada PL sehingga memberikan pengertian yang berharga mengenai penafsiran umat Kristen mula-mula terhadap sejarah dan ibadah PL, khususnya dalam bidang lambang-lambang.
- (8) Surat ini memberikan lebih banyak peringatan mengenai bahaya-bahaya kemurtadan rohani daripada kitab lainnya dalam PB.
Full Life: Ibrani (Garis Besar) Garis Besar
I. Argumentasi: Kristus dan Iman Kristen Lebih Unggul
daripada Agama Orang Yahudi
(Ibr 1:1-10:18)
...
Garis Besar
- I. Argumentasi: Kristus dan Iman Kristen Lebih Unggul
daripada Agama Orang Yahudi
(Ibr 1:1-10:18) - A. Dalam Penyataan
(Ibr 1:1-4:13)
Yesus Kristus adalah Penyataan Penuh dan Akhir dari Allah
kepada Manusia - 1. Lebih Unggul dari Para Nabi
(Ibr 1:1-3) - 2. Lebih Unggul dari Para Malaikat
(Ibr 1:4-2:18)
Peringatan: Bahaya Pengabaian
(Ibr 2:1-4) - 3. Lebih Unggul dari Musa
(Ibr 3:1-6)
Peringatan: Bahaya Ketidakpercayaan
(Ibr 3:7-19) - 4. Lebih Unggul dari Yosua
(Ibr 4:1-13) - B. Dalam Renungan
(Ibr 4:14-10:18)
Sebagai Imam Besar Kita, Yesus Jauh Melebihi Keimaman Lewi - 1. Lebih Unggul Kualifikasi-Nya
(Ibr 4:14-7:25)
Peringatan: Bahaya Ketidakdewasaan Rohani
(Ibr 5:11-6:3)
Peringatan: Bahaya Kemurtadan
(Ibr 6:4-20) - 2. Lebih Unggul Watak-Nya
(Ibr 7:26-28) - 3. Lebih Unggul Pelayanan-Nya
(Ibr 8:1-10:18) - a. Bertempat di Tempat Kudus yang Lebih Baik
(Ibr 8:1-5) - b. Berlandaskan Perjanjian yang Lebih Baik
(Ibr 8:6-13) - c. Terlaksana Melalui Pelayanan yang Lebih Baik
(Ibr 9:1-22) - d. Digenapi Melalui Korban yang Lebih Sempurna
(Ibr 9:23-10:18) - II. Penerapan: Nasihat untuk Bertekun
(Ibr 10:19-13:17) - A. Dalam Bidang Keselamatan
(Ibr 10:19-38) - B. Dalam Bidang Iman
(Ibr 10:39-11:40) - 1. Sifat-Sifat Iman
(Ibr 10:39-11:3) - 2. Teladan Iman dari Perjanjian Lama
(Ibr 11:4-38) - 3. Pembenaran Iman: Disempurnakan dalam Kristus
(Ibr 11:39-40) - C. Dalam Bidang Ketabahan
(Ibr 12:1-13) - D. Dalam Bidang Kekudusan
(Ibr 12:14-13:17) - 1. Pengutamaan Kekudusan
(Ibr 12:14-29) - 2. Pelaksanaan Kekudusan
(Ibr 13:1-17) - Penutup
(Ibr 13:18-25)
Matthew Henry: Ibrani (Pendahuluan Kitab)
Mengenai surat kerasulan ini kita harus mengadakan penyelidikan atas,
I. Otoritas ilahi dari surat ini, sebab ada beberapa orang yang memper...
- Mengenai surat kerasulan ini kita harus mengadakan penyelidikan atas,
- I. Otoritas ilahi dari surat ini, sebab ada beberapa orang yang mempertanyakannya, yaitu orang-orang yang merasa pandangan mereka terganggu karena tidak sanggup menahan terang yang terpancar dari surat tersebut, atau orang-orang yang merasa bahwa pernyataan-pernyataan mereka yang salah terbukti dapat dibantah oleh surat ini. Termasuk di dalamnya orang-orang seperti para pengikut Arianisme (diajarkan oleh Arius pada akhir abad ketiga dan awal abad keempat – pen.), yang menyangkal keilahian dan keberadaan Kristus oleh diri-Nya sendiri, dan juga kaum pengikut Socinianisme (diajarkan oleh Faustus Socinus pada abad kelima belas dan keenam belas untuk menyerang pengajaran Trinitas – pen.) yang menyangkal karya penebusan dosa oleh Kristus. Namun, bagaimanapun juga, sekalipun adanya upaya-upaya orang-orang seperti itu untuk meremehkan surat kerasulan ini, sumber keilahian dari surat ini tetap saja memancarkan cahaya yang berkas-berkas sinarnya demikian kuat dan terang sehingga dengan membaca sepintas saja orang dapat memahami bahwa surat ini merupakan bagian dari kanon kitab suci. Keilahian dari isi surat, keagungan gaya penulisan, kemuliaan rancangannya, keserasian isi surat ini dengan bagian-bagian lain kitab suci, dan penerimaan umum dari jemaat-jemaat Allah di segala abad, semua ini membuktikan adanya otoritas ilahi di dalam surat ini.
- II. Mengenai siapa yang menyalin atau menulis surat ini, kita tidak begitu pasti. Surat ini tidak mencantumkan nama siapa pun di bagian depannya, sebagaimana biasanya di dalam surat-surat kerasulan lainnya, dan ada perbedaan pendapat di antara para cendekiawan Alkitab mengenai siapa yang dapat dianggap sebagai penulisnya. Beberapa orang menunjuk kepada Clemens dari Roma, yang lain menunjuk kepada Lukas, dan banyak juga yang menunjuk kepada Barnabas, mengingat bahwa gaya dan cara pengungkapannya sangat cocok dengan temperamen Barnabas yang penuh semangat, meyakinkan, dan penuh kasih sayang, seperti yang dicatat mengenai dirinya di dalam Kitab Kisah Para Rasul. Selain itu, ada seorang bapa gereja di zaman dulu yang mengutip suatu pernyataan dari surat kerasulan ini dan menyebutnya sebagai kata-kata Barnabas. Namun, secara umum banyak yang menunjuk kepada Rasul Paulus sebagai penulis surat ini, dan beberapa salinan naskah dan terjemahan yang muncul kemudian memang mencantumkan nama Paulus pada bagian judulnya. Di zaman gereja mula-mula, pada umumnya yang dianggap sebagai penulis surat ini adalah Rasul Paulus, mengingat akan gaya penulisan dan ruang lingkupnya yang sangat cocok dengan semangatnya, yang berpikiran jernih dan berhati hangat, yang tujuan dan upaya utamanya adalah untuk memuliakan Kristus. Beberapa orang berpendapat bahwa Rasul Petrus merujuk kepada surat kerasulan ini, dan membuktikan bahwa Paulus adalah penulis surat ini, dengan memberitahukan kepada orang-orang Ibrani di dalam suratnya kepada mereka, bahwa Paulus pernah juga menulis kepada mereka (2Ptr. 3:15). Kita membaca bahwa tidak ada lagi surat kerasulan lain yang pernah Paulus tulis kepada mereka selain surat ini. Banyak pihak yang merasa keberatan mengenai hal ini, karena biasanya Rasul Paulus selalu mencantumkan namanya di dalam semua surat kerasulannya yang lain, jadi tentunya dia tidak akan menghilangkannya di dalam surat ini. Namun, ada pihak-pihak lain yang menjawab keberatan itu dengan baik, dan menyatakan bahwa karena Rasul Paulus adalah rasul bagi bangsa-bangsa lain, yang sangat dibenci oleh orang-orang Yahudi, maka akan sangat bijaksana untuk menyembunyikan namanya, supaya jangan sampai prasangka mereka kepada Rasul Paulus akan membuat mereka enggan membacanya dan tidak mau mempertimbangkan isi surat itu sebagai sesuatu yang harus mereka lakukan.
- III. Mengenai ruang lingkup dan rancangan surat kerasulan ini, sangat jelas bahwa surat ini memberitahukan dengan terus terang pemikiran-pemikiran, dan dengan yakin menegaskan pertimbangannya kepada orang-orang Ibrani mengenai keunggulan luar biasa dari Injil di atas hukum Taurat. Dan selanjutnya, untuk membebaskan mereka dari kewajiban-kewajiban upacara hukum Taurat yang begitu menambat hati mereka, dan yang begitu mereka sukai dan bahkan sayangi. Orang-orang Ibrani yang telah menjadi Kristen ternyata masih menyimpan terlampau banyak ragi lama, dan mereka perlu dibersihkan dari ragi itu. Rancangan surat kerasulan ini adalah untuk mengajak dan mendesak orang-orang Ibrani yang sudah mengaku percaya supaya tetap melekat erat kepada iman Kristen, dan tetap bertekun di dalamnya, walaupun harus menghadapi banyak penderitaan ketika menjalankan kebenaran itu. Untuk mencapai maksud itu, Rasul Paulus banyak berbicara tentang keunggulan Sang Pengarang Injil ini, yakni Yesus yang Mulia, yang kemuliaan-Nya dia tinggikan, dan dia utamakan melebihi siapa pun, dengan menunjukkan bahwa Dia menjadi segalanya, dan hal ini dilakukan dengan gaya penulisan yang menakjubkan dalam bahasa indah yang kudus. Harus diakui bahwa ada banyak hal yang sulit dimengerti di dalam surat kerasulan ini, namun kemanisan yang akan kita temukan di dalamnya akan membuat kita memperoleh ganti rugi yang berlimpah-limpah atas semua usaha yang kita lakukan untuk memahaminya. Dan sesungguhnya, jika kita membandingkan semua surat kerasulan di dalam Perjanjian Baru, kita tidak akan dapat menemukan surat lain yang lebih dilengkapi dengan pokok-pokok yang bersifat ilahi dan sorgawi dibandingkan dengan surat kepada orang-orang Ibrani ini.
Jerusalem: Ibrani (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Ibrani (Pendahuluan Kitab) SURAT KEPADA ORANG-ORANG IBRANI
KATA PENGANTAR
Kepada siapakah surat ini ditudjukan
Djudul surat ini "Kepada orang-orang Ibrani" sudah terdapat pada n...
SURAT KEPADA ORANG-ORANG IBRANI
KATA PENGANTAR
Kepada siapakah surat ini ditudjukan
Djudul surat ini "Kepada orang-orang Ibrani" sudah terdapat pada naskah- naskah tertua, dari abad-kedua. Dewasa itu jang dinamakan orang Ibrani umumnja orang Jahudi jang menetap di Palestina untuk membedakan mereka dari orang Jahudi jang hidup dalam pertebaran diperasingan dan berbahasa serta berkebudajaan Junani. Dan memang, dalam membatja surat ini kita mendapat kesan-kesan bahwa ia. ditudjukan kepada orang-orang, golongan-golongan atau umat-umat serani bangsa Jahudi, jang hidup ditengah-tengah orang Junani kolot jang fanatik, misalnja di Jerusalem dan Judea. Terang pula, bahwa orang-orang jang dimaksudkan sebagai pembatja langsung, ialah orang-orang agak tjerdas dan mahir sekali dalam kitab Kudus, seperti ahli-ahli taurat atau bekas imam-imam, jang barangkali djuga berfungsi pemimpin dalam umat-umat atau merupakan golongan besar dan terkemuka dalam umat-umat. Mengenai imam-imam misalnja kita ketahui dari Kis. Ras. 6:7 bahwa sudah pada permulaan "banjak sekali" imam-imam bertobat. Ada ahli-ahli jang mengira-ngirakan djumlah mereka beratusan malah lebih dari seribu.
Dari surat terang pula, bahwa orang-orang jang ditudjui surat, hidup dalam banjak sengsara dan kesukaran-kesukaran berat karena agamanja, sehingga ada jang hampir putus asa. Mereka sudah lama serani (5:12) dan telah bertahan dalam penganiajaan-penganiajaan jang hebat (10:32-54). Pengadjar-pengadjar dan pemimpin-pemimpin mereka sudah banjak jang dibunuh. Tentang Jakobus, pemimpin (uskup) umat Jerusalem kita tahu bahwa ia dibunuh oleh pemberontak-pemberontak dalam tahun 62. Umat Jerusalem terpaksa mengungsi, hidup bertebaran diperasingan, tanpa penghidupan jang wadjar, dan djuga disana dihinakan dan dianiaja oleh orang-orang Jahudi kolot. Waktu pemberontakan di Jerusalem, mendjelang dan pada awal perang Jahudi-Roma umat disitu diumpat sebagai murtad dan pengchianat lagi dikedjar, sehingga mereka melarikan diri sampai keseberang Jordan. Dan menurut dugaan kira-kira waktu itu (antara 60 dan 70) surat ini ditulis.
Nasib umat-umat tersebut memang berat sekali dan kita mengerti bahwa itu mendjadi alasan untuk banjak penggodaan jang hebat, sebab djalan keluar ada, dan gampang sekali djuga, jaitu berbalik kepada agama jang lama. Rupanja ada jang sudah kehilangan semangat dan mulai mendjauhkan diri dari umat dan tidak hadir lagi pada ibadat umum. Lih. 6:11-13; 12:25; 5:11-14; 10:32-39. Kita berkesan lagi, bahwa ada, dan hal ini kita mudah mengerti kalau memang bagian besar dari umat terdiri dari bekas imam dari orang-orang bangsa Levi, jang sangat merasa tertarik kepada perajaan-perajaan ibadat jang gemilang dan meriah di Kenisah Jerusalem, dan masih terlalu tinggi menilaikan ibadat itu. Dan bahwa bahaja murtad bukan chajalan, tjukup terang dari 3:12-15; 12:25 dan 10:23-31.
Dari beberapa tjoretan diatas sudah djelas apakah maksud dan tudjuan surat ini. Penulis hendak mengingatkan dan menginsjafkan pembatja-pembatjanja akan keagungan Kristus dan nilai-nilai abadi Indjil, jang djauh melebihi tokoh-tokoh besar dari Perdjandjian Lama dan hukum taurat dengan segala upatjara ibadatnja jang sebenarnja hanja bajangan dari ibadat abadi Perdjandjian Baru. Ia menundjukkan pula, betapa buruk nasib mereka, kalau mereka murtad dari Kristus jang satu-satunja penjelamat, dan sebagai Imam agung disurga tahu dan turut merasa. sengsara mereka, dan dengan tak hentinja mempersembahkan darahnja kepada Allah BapaNja, supaja mereka bertekun dan achirnja mentjapai keselamatan mulia jang tersedia bagi mereka dalam Rumah-Allah jang abadi.
Siapa pengarang surat ini
Digeredja Timur dari semula tidak ada kesangsian, bahwa surat ini berasal dari Rasul Paulus. Tetapi menilik perbedaan bahasa dan seluruh bentuk surat ini dengan surat-surat Paulus jang lain, dewasa itu sudah ada penafsir jang menerangkan bahwa isi berasal dari Paulus, tetapi bentuk dikerdjakan oleh seorang pengarang jang lain, Digeredja Barat sampai abad keempat surat ini tidak dimasukkan kedalam daftar buku-buku Kitab Kudus, sebab tidak terang siapa pengarangnja. Mengenai isi ada banjak kesamaan surat ini dengan surat-surat Paulus (jang lain). Terdapat djuga tjukup banjak istilah-istilah dan ungkapan- ungkapan jang sama. Mengenai isi bandingkanlah misalnja Ibr. 1:1-14; dengan 11 Kor. 4:4; Kol. 1:15-16; 2:10; 3:1; Ef. 1:20-21. Kesamaan jang demikian ada lebih banjak lagi.
Jang serba baru dan belum pemah ditemukan dalam karangan-karangan Kitab Kudus jang lain, belum pernah djuga disentuh oleh Paulus dalam surat-suratnja, ialah gagasan utama surat irii jang mendjadi dasar hampir segala uraiannja, ialah bahwa Kristus adalah Imam Agung kita jang abadi, dan djuga berfungsi sebagai Imam Agung bagi kita dalam kemuliaannja disurga. Tetapi bahwa pandarigan ini tidak terdapat dalam surat-surat Paulus (jang lain), belum merupakan bukti bahwa Paulus tidak kenal akan adjaran ini, atau tak mungkin adjaran itu dalam surat ini berasal dari padanja. Tetapi mengenai hal bentuk dan bahasanja surat ini, harus dikatakan, bahwa susuannja, tatabahasa jang rapi dan elok, pemilihan kata-kata dan gaja bahasa, tidak tjotjok dengan bakat dan watak Paulus jang kita kenal. Dan sebab bentuk suatu karangan jang bermutu sastra tinggi seperti surat ini tidak dapat dipisahkan dari isi, isipun tidak mungkin datang langsung dari Paulus, dan sudah lama mendjadi darah-daging penulis. Mungkin pengarang adalah seorang murid dan kemudian pembantu Paulus, jang telah mengasimilasikan (mentjernakan) adjaran-adjaran Paulus dengan sepenuh-penuhnja. Mungkin pula bahwa gagasan-gagasan dan bahan-bahan berasal dari penulis, tetapi dibitjarakan dengan pandjang lebar dengan Paulus, lalu Paulus .setudju dan menjuruh mengolah surat ini. Ada dugaan-dugaan lain lagi, jang mentjoba menerangkan bagaimana mungkin Paulus mempunjai bagian utama dalam mengerdjakan karya ini. Tetapi bagaimanapun djuga, persoalan-persoalan tersebut tidak terlalu penting bagi kita, jang membatja surat ini untuk mengetahui, mengerti dan melaksanakan adjaran-adjaran jang disampaikan Allah dalam wahjunja kepada kita. Dan siapapun pengarang surat ini sebetulnja, kita tahu bahwa ia menulis dengan ilham Roh Kudus dan itu tjukup bagi kita.
Metodos pengarang
Sebab surat ini ditulis bagi orang-orang lbrani jang tulen, sudah sewadjarnja pengarang mendasarkan uraian-uraiannja pada dunia pemikiran mereka, jang masih berakar dalam-dalam dihati sanubarinja, dan sebagian mendjadi pokok kerusuhan pikiran-pikiran dan perasaan mereka djuga. Dunia pemikiran itu ialah dunia Perdjandjian Lama. Sebab itu tjara mejakinkan dan mengasjikkan para pembatjanja, ialah menundjukkan bagaimana dari pernjataan wahju Allah -- dalam Perdjandjian Lama terang sekali, bahwa Kristus satu-satunja Penjelamat, dan IndjilNja benar- benar landjutan dan penjelesaian jang sempurna dari Perdjandjian Lama. Dewasa itu sudah umum pandangan dalam umat-umat bahwa Perdjandjian Lama bernilai tinggi, djuga dalam arti, bahwa ia memperkenalkan Kristus dan KeradjaanNja. Dan itu bukan sadja dengan nubuat-nubuat jang langsung, melainkan djuga dalam arti bahwa tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa Perdjandjian Lama dimaksudhan sebagai lambang-lambang, untuk mendjelashan dan memperdalam pengertian akan peristiwa- peristiwa, dan adjaran-adjaran Indjil. Seluruh Perdjandjian Lama dianggap sebagai bersifat atau mengandung nubuat-nubuat untuk Keradjaan Allah jang baru.
Tertindjau dari sudut itu pula penulis menundjukkan bagaimana keunggulan Kristus dan agamanja, sebagai bernilai mutlak, telah diwahjukan oleh Allah dalam Perdjandjian Lama, lagi bagaimana ketaatan kepada Kristus adalah satu-satunja djalan untuk mentjapai keselamatan abadi.
Dalam mengutip dan menafsirkan Kitab Kudus penulis ini lebih teliti dari Paulus, ]ang memang dengan insjaf menggunakan unsur Kitab Kudus lebih bebas. Penulis surat ini menggunakan teks Septuaginta.
Isi surat
Isi surat ini terdiri dari dua atjara pokok jang terdjalin satu dengan jang lain dan bersisipkan peringatan-peringatan, adjakan-adjakan dan andjuran- andjuran untuk praktek hidup.
Atjara pertama ialah: Hidup umat Allah jang baru adalah terlambang dalam perdjalanan umat Israel dari Mesir ketanah jang didjandjikan kepada mereka; dan atjara kedua: Kristus adalah Imam Agung abadi bagi kita.
Hagelberg: Ibrani (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Latar Belakang
Selain orang-orang Yahudi yang tinggal di Israel, ada yang tersebar di mana-mana pada zaman Perjanjian Baru. M...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Latar Belakang
Selain orang-orang Yahudi yang tinggal di Israel, ada yang tersebar di mana-mana pada zaman Perjanjian Baru. Misalnya, di Mesir, kota-kota pantai Afrika bagian utara, Propinsi Asia Kecil, Italia, dan di pantai Eropa bagian selatan. Pada zaman dahulu orang-orang Yahudi sering ditindas dan dianiaya. Di dalam KPR 2:9-11 ada beberapa tempat yang disebut di mana ada orang-orang Yahudi. Waktu Rasul Paulus membuka jemaat di tempat yang belum pernah diinjili, dia mulai dengan menginjili orang-orang Yahudi di tempat itu, baru kemudian melanjutkan pelayanan dengan orang-orang bukan Yahudi.
Penerima Surat Ibrani
Surat ini dikirim kepada jemaat Kristen yang terdiri dari orang-orang Yahudi yang sudah percaya kepada Mesias mereka, yaitu Tuhan Yesus. Jelas surat ini ditulis untuk orang-orang Yahudi, karena hal-hal yang dibicarakan sudah biasa untuk orang-orang yang terbiasa dengan tema-tema dari Perjanjian Lama. Jelas juga bahwa surat ini ditulis untuk orang-orang percaya karena si penulis selalu beranggapan bahwa pembacanya adalah orang-orang percaya, saudara-saudara seiman. Nats-nats yang berikut mendukung pendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk orang-orang percaya:
2:1-3 supaya kita jangan hanyut dibawa arus
3:1 hai saudara-saudara yang kudus
5:11-14 sudah seharusnya menjadi pengajar
6:4-5 diterangi hatinya... mengecap karunia sorgawi... pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus...
6:10 pekerjaanmu dan kasihmu... yang masih kamu lakukan sampai sekarang
6:19 sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan...
10:19 oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus
10:32 sesudah kamu menerima terang...
10:35 janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu...
10:36 memerlukan ketekunan
12:1 perlombaan yang diwajibkan bagi kita
13:1 kasih persaudaraan
13:15-16 korban syukuran... dan... bantuan
13:17 pemimpin-pemimpinmu... berjaga atas jiwamu...
Nats-nats ini membuktikan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang percaya untuk menguatkan mereka, dan bukan untuk menginjili orang-orang yang belum percaya, karena perkataan-perkataan ini tidaklah sesuai kalau ditujukan kepada orang yang belum menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat.
Para pembaca pertamanya adalah orang-orang percaya, dan menurut pasal 10:32-34 dan 12:4 mereka pernah dianiaya karena iman mereka. Menurut pasal 5:11-14 diperkirakan mereka sudah agak mundur dalam iman mereka. Rupanya mereka digodai untuk meninggalkan iman mereka. Mungkin ada orang-orang di antara mereka yang berpikir bahwa mereka lebih baik kembali mengikuti agama Yahudi saja, karena lebih aman. Rupanya penulis surat ini terdorong untuk menulis kepada mereka karena keadaan rohani mereka, yaitu walaupun sudah percaya, tetapi mereka juga kemunduran, dan mau memperingatkan mereka supaya mereka tidak terlalu jauh mengalami kemunduran.
Pada masa kini terdapat banyak kesamaan antara penerima asali dari surat ini dengan mereka yang pindah dari agama suku mereka dan masuk agama Kristen. Sama seperti orang Yahudi yang percaya kepada Yesus, mereka didesak untuk kembali pada agama yang dulu pernah mereka anut.
Penulis Surat Ibrani
Identitas si penulis tidak diketahui, tetapi hampir semua tokoh gereja zaman itu sudah disebut-sebut sebagai penulisnya oleh sarjana-sarjana Alkitab. Origen pernah mengatakan bahwa Allah sajalah yang tahu identitas penulis Surat Ibrani. Ada kesan berdasarkan pasal 13:23-24 bahwa penulis sudah sangat mengenal mereka.
Tanggal Penulisan Surat Ibrani
Kemungkinan besar surat ini ditulis sebelum penghancuran Bait Allah pada tahun 70. Nats-nats yang berikut mendukung pendapat ini:
8:4 ...di sini ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat
8:13 perjanjian yang telah menjadi tua... telah dekat kepada kemusnahannya
9:6-9 masa sekarang... dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan...
10:1-3 korban... yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan...
Kalau ayat-ayat tersebut direnungkan, maka tanggal penulisan sesudah Bait Allah dimusnahkan dan kegiatan-kegiatan di sana ditiadakan sulit untuk dapat diterima.
Tafsiran Surat Ibrani
Walaupun ada beberapa pendekatan yang dapat dipergunakan untuk memahami kesulitan-kesulitan tafsiran Surat Ibrani, tetapi dalam bahasan ini penulis menawarkan pengertian yang diperolehnya dari Zane Hodges.
Hagelberg: Ibrani (Garis Besar) GARIS BESAR
ibrani
I. Pendahuluan (1:1-4)
II. Bagian Pertama: Anak Allah adalah Raja dari Allah (1:5-4:16)
A. Raja/An...
GARIS BESAR
ibrani
- I. Pendahuluan (1:1-4)
- II. Bagian Pertama: Anak Allah adalah Raja dari Allah (1:5-4:16)
- A. Raja/Anak Allah Disanjung (1:5-14)
- B. Peringatan Pertama (2:1-4)
- C. Raja/AnakAllah sebagai Perintis yang Sempurna (2:5-18)
- 1. Dialah Perintis bagi manusia yang lain (2:5-9)
- 2. Sebagai Perintis Dia menyelamatkan orang lain (2:10-18)
- D. Peringatan Kedua (pasal 3-4)
- III. Bagian Kedua: Anak Allah adalah Imam Besar dari Allah (pasal 5-10)
- A. Pendahuluan: Imam yang memenuhi persyaratan (5:1-10)
- B. Peringatan Ketiga (5:11-6:20)
- 1. Masalah Ketidak dewasaan (5:11-14)
- 2. Jalan keluarnya (6:1-3)
- 3. Kalau tidak maju.... (6:4-8)
- 4. Dorongan semangat sebagai kata akhir pada peringatan (6:9-20)
- C. Imam yang lebih baik dengan Pelayanan yang lebih baik (7:1-10:18)
- 1. Imam yang lebih baik (pasal 7)
- a. Bobotnya Melkisedek (7:1-10)
- b. Imamat yang lama diganti dengan imamat yang baru (7:11-19)
- c. Imam yang baru lebih baik dari imam yang lama (7:20-28)
- 2. Pelayanan yang lebih baik (8:1-10:18)
- D. Peringatan Keempat (10:19-39)
- IV. Bagian Ketiga: Tanggapan yang beriman (pasal 11-12)
- A. Kehidupan Iman (pasal 11)
- 1. Pendahuluan (11:1-3)
- 2. Kehidupan Iman Tokoh-tokoh PL (11:4-16)
- 3. Pengalaman Kehidupan Iman yang bermacam-macam (11:17-40)
- B. Peringatan Terakhir (pasal 12)
- V. Penutup (pasal 13)
Hagelberg: Ibrani DAFTAR PUSTAKA
ibrani
Daftar Kepustakaan
Hodges, Zane, bahan kuliah dari Greek 225, "Epistle to the Hebrews," Dallas Theological Seminary, ...
DAFTAR PUSTAKA
ibrani
Daftar Kepustakaan
Hodges, Zane, bahan kuliah dari Greek 225, "Epistle to the Hebrews," Dallas Theological Seminary, 1982.
Hodges, Zane, "Hebrews," hal. 777-813 dalam The Bible Knowledge Commentary, John F. Walvoord dan Roy B. Zuck, red., Victor Books, Wheaton, hak cipta 1983. (Hampir semua dari bahan ini merupakan terjemahan atau sintesis dari karya Zane Hodges. Ijin sudah diperoleh.)
Mauro, Philip, God's Pilgrims: Help from Hebrews, Christian Publications, Harrisburg, dicetak 1969.
Ryrie, Charles, The Ryrie Study Bible, Moody Press, Chicago, hak cipta 1978.
Wigram, George, The Englishman's Greek Concordance, London, 1844.
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) KENIKMATAN DOSA DAN PILIHAN RASIONAL (Ibrani 11:25, 26)
Tentunya, ada kenikmatan dalam dosa. Siapa saja yang mengatakan tidak ada adalah pembohong at...
KENIKMATAN DOSA DAN PILIHAN RASIONAL (Ibrani 11:25, 26)
Tentunya, ada kenikmatan dalam dosa. Siapa saja yang mengatakan tidak ada adalah pembohong atau orang bodoh. Namun begitu, kenikmatan dosa adalah seperti "emas palsu"; pada awalnya memang terlihat menarik, tetapi pada akhirnya mengecewakan secara pahit. Kisah Raja Daud adalah ilustrasi yang sangat kuat tentang bagaimana dosa dapat menimbulkan kesengsaraan di samping beban rasa bersalah. Istri baru Raja, Batsyeba, akhirnya menjadi konspirator untuk memastikan anaknya Salomo menduduki takhta itu. Sangat diragukan bahwa ia dan Daud pernah merasakan kebahagiaan bersama-sama, atau mereka pantas mendapatkannya. Semua orang Israel pasti sudah membicarakan dosa-dosa raja Daud.
Menyusul dosanya dengan Batsyeba, pemerintahan Daud jatuh ke dalam kekacauan yang sebenarnya. Anak yang dikandung dari hasil perzinahan Daud dan Batsyeba meninggal tak lama setelah lahir. Salah satu anak laki-laki Daud, Amnon, mencemarkan Tamar adik tirinya; kemudian Absalom, saudara kandung Tamar, membalas dendam dengan membunuh Amnon. Belakangan, Absalom memimpin pemberontakan melawan ayahnya dan dibunuh, yang mana itu tidak sesuai dengan perintah Daud. Keputusan Raja untuk melakukan sensus, yang darinya jenderalnya sudah mencoba untuk meyakinkan dia, menimbulkan bencana yang mengerikan. Kehidupan dipenuhi dengan cerita-cerita seperti itu. Dosa tampaknya menyanjikan banyak kesenangan dan kebahagiaan, namun dosa memberikan kebalikan dari apa yang dijanjikan. Dosa tidak pernah memberikan kepuasan atau kedamaian. Hanya pengampunan dari Allah yang bisa melakukan itu.
Pilihan Musa untuk hidup sebagai orang Israel, berdasarkan standar mana saja yang rasional dan materialistik, adalah keputusan yang bodoh. Kehebatan imannya terlihat dalam hal bahwa ia mengakui hal-hal rohaniah sebagai lebih berharga daripada emas dan perak. Ia menanggung banyak hal melebihi yang Abraham tanggung sewaktu ia menetap di tenda, bahkan sampai pada titik bahwa pencobaannya itu sebanding dengan "penghinaan karena Kristus" (ay. 26). Ketika Anda sangat susah dan menderita, renungkanlah bagaimana Tuhan bertahan. Pemikiran seperti itu akan membantu Anda untuk mengikuti jejak-Nya. Para bangsawan Mesir itu pasti sudah mengejek Musa—setidaknya untuk sementara—ketika ia membuat pilihannya dan melarikan diri dari Mesir! Milikilah iman yang berani! Anda juga, dapat melihat kepada "upah itu" (ay. 26).
TFTWMS: Ibrani (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Ini sesuai dengan daftar raja-raja Mesir oleh Manetho (atau Manethon dari Sebennytos, sejarawan terbesar Mesir). Daftar ini diperd...
Catatan Akhir:
- 1 Ini sesuai dengan daftar raja-raja Mesir oleh Manetho (atau Manethon dari Sebennytos, sejarawan terbesar Mesir). Daftar ini diperdebatkan; tetapi jika itu benar, maka Musa lahir sekitar 1525 S. M., dan Eksodus dari Mesir terjadi pada 1446-1447 S. M. Hatshepsut tampaknya merupakan kekuatan di balik takhta dua firaun, Thutmose II dan Thutmose III. Sebuah catatan singkat yang baik diberikan dalam Gareth L. Reese, A Critical and Exegetical Commentary on the Epistle to the Hebrews (Moberly, Mo.: Scripture Exposition Books, 1992), 205-6, n. 36.
- 2 Gagasan akar kata "harta" adalah "gudang" ( qhsauro/ß, thesauros). Gandum Mesir menyediakan banyak kekayaan. (Craig R. Koester, Hebrews: A New Translation with Introduction and Commentary, The Anchor Bible, vol. 36 [New York: Doubleday, 2001], 503.) Mesir adalah lumbung gandum Roma pada abad pertama. (Josephus Wars 4.10.5.)
- 3 Philip Edgcumbe Hughes, A Commentary on the Epistle to the Hebrews (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1977), 496-97.
- 4 Neil R. Lightfoot, Jesus Christ Today: A Commentary on the Book of Hebrews (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1976), 217.
- 5 F. F. Bruce, The Epistle to the Hebrews, The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1964), 322.
- 6 Koester, 509.
- 7 Robert Milligan, A Commentary on the Epistle to the Hebrews, New Testament Commentaries (Cincinnati: Chase and Hall, 1876; reprint, Nashville: Gospel Advocate Co., 1975), 412-13.
- 8 Brooke Foss Westcott, The Epistle to the Hebrews: The Greek Text with Notes and Essays (London: Macmillan Co., 1889; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1973), 373; Hughes, 498.
- 9 Kolose 1:15 bicara tentang "Allah yang tidak kelihatan."
- 10 F. F. Bruce, The Books and the Parchments, rev. ed. (Westwood, N.J.: Fleming H. Revell Co., 1963), 44.
- 11 Kenneth S. Wuest, Hebrews in the Greek New Testament for the English Reader (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1951), 208.
- 12 Bruce, Epistle to the Hebrews, 325, n. 214. "Laut Buluh" (yum sūph) adalah istilah yang digunakan untuk Teluk Suez, dengan perluasan di bagian utaranya, dan Teluk Aqaba. Teluk-teluk ini merupakan bagian Laut Merah, sehingga Alkitab benar dalam cara mana saja orang memilih untuk menerjemahkannya. (Jimmy Allen, Survey of Hebrews, 2d ed [Searcy, Ark.: By the author, 1984], 132.)
Pengarang: Martel Pace
Hak Cipta © 2014 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) IMAN MUSA DI HADAPAN PENCOBAAN (Ibrani 11:23-27)
Musa berada dalam bahaya sejak dari kelahirannya, tapi ia dilindungi oleh karena iman orang tuanya (...
IMAN MUSA DI HADAPAN PENCOBAAN (Ibrani 11:23-27)
Musa berada dalam bahaya sejak dari kelahirannya, tapi ia dilindungi oleh karena iman orang tuanya (ay. 23). Mungkin Amram dan Yokhebed memperlihatkan iman mereka dengan minta bantuan bidan Sifra dan Pua (Keluaran 1:15-22). Mereka tidak bisa percaya kepada sembarang orang untuk menolong kelahiran anak mereka.
Musa tumbuh dewasa dengan kata-kata ibunya/perawatnya di telinganya: "Kamu adalah orang Ibrani, salah seorang umat pilihan Allah, dan bukan orang Mesir." Imannya Yokhebed menjadi imannya. Bagaimana tidak seperti itu ketika ia mengetahui orang tuanya mempertaruhkan nyawa mereka untuk dia? Anak-anak kita perlu diingatkan bagaimana kita dengan lembut memberi makan dan merawat mereka selama bertahun-tahun, bahkan mungkin melalui malam-malam panjang, tanpa tidur karena mereka sakit. Dengan berbagi kisah-kisah ini, kita dapat menunjukkan pentingnya anak-anak itu bagi kita dan posisi mereka yang sangat penting di dunia ini.
Ibu saya membacakan untuk saya cerita Alkitab dari Hurlbut's Story of the Bible mulai dari ingatan saya yang paling awal. Apa yang saya tahu, iman saya hari ini bisa dikaitkan kepada cerita itu lebih daripada hal lain apa saja. Ibu-ibu, iman, kasih, dan perawatan Anda bisa hidup terus bagi beberapa generasi jika anak-anak Anda melihat itu dalam tindakan.
Musa bertindak melawan pihak berwenang dalam setiap keputusan yang menentukan yang ia harus buat sebagai orang dewasa, sebab ia tunduk kepada Otoritas Tertinggi. Ia memilih meninggalkan kemewahan demi kaum tani, menerima perlakuan buruk ketimbang kenikmatan istana, meninggalkan kekayaan yang luar biasa untuk kemiskinan sebagai pengembara, dan bahkan menerima "penghinaan karena Kristus" demi kaumnya dan Allah. Apakah kita bisa bertahan "ketika melihat Ia yang tidak kelihatan"? Apakah kita membuat pilihan berdasarkan waktu atau kekekalan? Apakah kita memilih bijaksana secara politik atau cara kita mengetahui adalah cara Allah? Kita bisa membuat pilihan yang benar jika kita "melihat kepada upah" dan mengantisipasi untuk berada bersama Dia Yang Akan Datang, Kristus.
Musa mengatasi rasa takut dengan rasa hormat yang mendalam untuk Allah. Iman tidak hanya melihat kepada penyakit fisik atau kesulitan. Iman tidak berpura-pura bahwa di dunia ini tidak ada kejahatan—tidak ada Firaun, tidak ada Iblis. Sebaliknya, iman menerima kenyataan dan masih memandang kepada hal-hal baik yang hampir di luar bayangan. Iman melihat hak istimewa untuk memasuki lorong-lorong sorga dalam doa dan menghampiri Pribadi yang lembut dan baik hati, yang memahami semua kebutuhan kita dan menawarkan bantuan bahkan sekarang ini (Ibrani 4:15, 16). Tidak ada yang bisa lebih mulia daripada "melihat Dia yang tidak kelihatan."
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) ANTARA DUA GARIS (Ibrani 11:27)
Ada terlalu banyak cerita tentang iman yang menang untuk digunakan oleh penulis kitab Ibrani, sehingga ia menahan dir...
ANTARA DUA GARIS (Ibrani 11:27)
Ada terlalu banyak cerita tentang iman yang menang untuk digunakan oleh penulis kitab Ibrani, sehingga ia menahan diri untuk tidak meceritakan semuanya. Sebaliknya, ia memilih beberapa yang dipilih. Satu kisah yang dihilangkan dari kitab Ibrani adalah pertemuan Musa dengan Allah di semak yang terbakar (Keluaran 3). Musa memiliki kesempatan yang luar biasa untuk melihat semak yang terbakar oleh api tetapi tidak hangus. Musa melihat apa yang tidak kelihatan dan tahu bahwa ia dengan perasaan tidak nyaman sedang menghampiri yang Mahakuasa. Ia pasti ketakutan, seperti yang ia rasakan kembali dalam pelbagai peristiwa yang terjadi di Sinai.
Setelah mengetahui bahwa ia adalah orang yang diurapi untuk menyelamatkan Israel dari perbudakannya, Musa mentaati panggilan Allah untuk pulang ke Mesir. Betapa sabar ia itu pastinya: empat puluh tahun di Mesir mendapatkan kehormatan besar, dan kemudian empat puluh tahun di padang gurun direndahkan! Allah selalu mengharapkan iman yang sabar dalam diri bawahan-Nya. Karena iman Musa melarikan diri dari Mesir, dan dalam iman ia dengan taat kembali ke Mesir. Allah memilih Musa ketika ia kurang mengharapkan hal itu; ia menganggap dirinya tidak layak untuk tugas itu, ketika empat puluh tahun sebelumnya ia mungkin menganggap dirinya sepenuhnya mampu. Allah memang memilih saat-saat yang aneh dalam kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan besar melalui mereka.
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) DARAH ANAK DOMBA DAN PENYELAMATAN PARA BAYI (Ibrani 11:28)
Bagaimana mungkin darah anak domba punya kaitan apa saja dengan penyelamatan anak-anak? Ti...
DARAH ANAK DOMBA DAN PENYELAMATAN PARA BAYI (Ibrani 11:28)
Bagaimana mungkin darah anak domba punya kaitan apa saja dengan penyelamatan anak-anak? Tidak ada hubungan yang langsung, logis. Namun begitu, bayangkanlah seorang Ibrani bernama Yefune yang memasuki rumahnya setelah mengetahui persyaratan untuk menyembelih anak domba dan memercikkan darahnya pada pintu depan rumah mereka. Ia berkata kepada istrinya Mara, "Kita harus memercikkan darah di seluruh pintu depan. Mara menjawab, "Aku tidak mau ada kotoran seperti itu di rumahku. Tentunya, kita dapat menemukan cara tertentu yang kurang kotor untuk menyelamatkan bayi kita. Darah itu akan merusak penampilan rumah kita. Kita bisa mempercayai kasih Allah untuk menyelamatkan kita dan orang-orang yang kita cintai. Bagaimanapun, Ia telah menyelamatkan orang lain setelah mereka membuat kesalahan yang lebih besar daripada ini, jadi mari kita hanya percaya kepada rahmat-Nya dan tetap terus mengasihi Dia tanpa membuat berantakan seperti itu." Akibatnya, mereka tidak mematuhi perintah itu.
Apakah yang akan terjadi dalam skenario itu? Kita bisa yakin bahwa setiap keluarga Ibrani yang setia di Goshen membuat darah itu terlihat jelas pada pintu masuk ke rumah mereka pada malam itu.
MUSA BERGABUNG DENGAN ISRAEL DALAM PERAYAAN PASKAH (Ibrani 11:28)
Ayat 28 mengatakan "ia," yang mengacu kepada Musa, tetapi kata ganti orang itu menjadi "mereka" dalam ayat 29, yang berarti semua orang Israel. Musa menyelaraskan dirinya dengan masa lalu dalam Paskah, memperingati pembebasan Allah bagi anak sulung. Selain itu, Paskah menyatakan penebusan masa depan— persembahan Anak Domba Allah, Anak Domba Paskah yang akan menebus dunia (Yohanes 1:29; 1 Korintus 5:7, 8). Paskah pertama mencegah Allah untuk menyentuh bangsa Israel dengan kematian pada malam itu di Mesir. Melalui Anak Domba Paskah yang baru (Yesus), kita tidak lagi takut berada di hadirat Allah (Ibrani 4:16). Tindakan iman orang Ibrani dalam mengorbankan dan memercikan darah anak domba menghasilkan keselamatan anak sulung mereka. Pengorbanan dan penumpahan darah Yesus telah menyebabkan penyelamatan jutaan "bayi yang baru lahir" di dalam Kristus.
PASKAH DAN SABAT HARUS DILAKUKAN "SELAMANYA" (Ibrani 11:28)
Perayaan Paskah harus menjadi "ketetapan untuk selamanya" (Keluaran 12:14). Beberapa orang memperdebatkan kelanjutan perjanjian lama itu bahkan ke dalam Zaman Kristen, khususnya yang berkaitan dengan hari Sabat, yang juga harus dirayakan "selamanya" (Keluaran 31:16, 17). Istilah "selamanya" dapat berarti "selama berlakunya periode atau kontrak yang ditetapkan." Kedua perintah itu hanya untuk Israel dan akan bertahan selama mereka adalah umat Allah dan perjanjian lama berlaku. Karena hari Sabat memperingati pembebasan Israel dari Mesir, maka hari itu tidak berlaku terhadap orang non-Israel (Ulangan 5:14, 15).
Satu kelompok agama berpendapat bahwa Sabat adalah "Hari Tuhan" dari Wahyu 1:10, tapi ini tidak benar. Ungkapan "Hari Tuhan" (Wahyu 1:10), yang juga dapat diter-jemahkan "hari milik Tuhan," strukturnya mirip dengan "Perjamuan Tuhan "(1 Korintus 11:20) atau "perjamuan milik Tuhan." Hanya dalam dua contoh ini kita menemukan ungkapan "milik Tuhan," atau "kepunyaan Tuhan," dalam Perjanjian Baru.
Setelah Kisah 2 dalam Perjanjian Baru, kata "Tuhan" hampir tanpa kecuali mengacu kepada Yesus Kristus. Hari Sabat adalah hari Allah Bapa di bawah perjanjian lama, sedangkan "Hari Tuhan"perjanjian baru adalah hari pertama dalam minggu itu (Kisah 20: 7). Gereja mula-mula bertemu pada hari ini untuk mengingat "Paskah" mereka, Yesus Kristus (1 Korintus 5:7). Karena Yesus adalah "Paskah" kita, Ia menggenapi dan menghapus Paskah lama.
Kita sekarang memperingati kematian dan kebangkitan Tuhan dalam perayaan mingguan yang ditetapkan oleh Dia, ketimbang mengorbankan seekor anak domba yang tidak bisa memberi kita kebebasan (Kisah 20:7; 1 Korintus 11:23-29). Dalam merayakan Perjamuan Tuhan, kita melakukan sesuatu seperti apa yang dilakukan orang Yahudi dalam merayakan Paskah. Kita memberitahu dunia bahwa kita percaya bahwa Yesus sudah mati, tetapi sekarang Ia berada di sorga dan akan datang lagi (1 Korintus 11:26). Yang kita rayakan setiap minggu adalah pelayanan yang khidmat dan serius. Beberapa kelompok agama menyepelekan perayaan itu ketika mereka merayakannya setia kuartal, atau setiap tahun!
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) KETIKA ISRAEL DISELAMATKAN (Ibrani 11:29)
Keluaran 14:30 mengatakan, "Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan ora...
KETIKA ISRAEL DISELAMATKAN (Ibrani 11:29)
Keluaran 14:30 mengatakan, "Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir." Beberapa orang ingin membuang penalaran Paulus dalam 1 Korintus 10:1, 2. Ia mengatakan bahwa Israel "dibaptis ke dalam Musa," dengan diselamkan dalam awan dan laut, dan karena itu diselamatkan pada waktu itu. Mereka yang lebih memilih untuk berpikir bahwa keselamatan terjadi sebelum air baptisan mengklaim bahwa Israel "diselamatkan" di Mesir oleh darah Paskah yang dipercikan. Mereka menalar, "Kita diselamatkan oleh darah, dan Israel mencapai darah itu pada waktu Paskah saat mereka masih di Mesir, sebelum penyelaman mereka di air laut di bawah awan." Sebaliknya, Paulus membandingkan baptisan kita "ke dalam Kristus" dengan keselamatan Israel pada saat "baptisan" Laut Merah.
Bangsa Israel diselamatkan dengan melewati air, begitu juga kita (Markus 16:16; 1 Petrus 3:21). Keselamatan oleh darah Paskah adalah keselamatan dari kematian anak sulung, bukan keselamatan dari perbudakan di Mesir. Perbudakan itu dengan jelasnya menggambarkan perbudakan kita dalam dosa sekarang ini; oleh sebab itu, baptisan dalam Laut Merah menggambarkan baptisan kita ke dalam Kristus, yang melaluinya keselamatan diperoleh. Itu adalah maksud utama yang Paulus buat dalam 1 Korintus 10:1, 2 (lihat juga Galatia 3:26, 27). Musa menulis bahwa waktu "keselamatan" Israel adalah "hari itu" di hari mana orang-orang Mesir tenggelam (Keluaran 14:30).
OTORITAS ILAHI (Ibrani 11:29)
Bila tidak ada perintah yang diberikan atau ajaran yang disiratkan oleh yang Mahakuasa, kita tidak bisa bertindak karena iman. Ketika di Laut Merah Allah berkata, "berangkat" bangsa Israel lalu bisa lewat karena iman (Keluaran 14:15, 16). Jika Allah telah mengungkapkan kegiatan tertentu untuk kita lakukan, seperti "Pergilah, beritakanlah injil," namun tidak memberitahu cara kita pergi, maka sarana perjalanannya diserahkan kepada kita. Beberapa orang Israel berjalan, sementara yang lain mungkin menunggang binatang atau, dalam kasus-kasus kecil , mungkin digendong oleh ibu mereka. Di mana Allah telah menentukan cara melakukan sesuatu, kita harus tidak boleh menggunakan cara lain. Itu akan menjadi pelanggaran terhadap otoritas ilahi.
Kitab Suci memberi kita kuasa Allah untuk tindakan tertentu dalam pernyataan deklaratif, perintah, contoh, dan implikasi. Tidak ada perintah Alkitab yang telah diberikan secara langsung dan khusus untuk setiap orang yang hidup sekarang ini. Kita harus menggunakan kesimpulan yang logis untuk menentukan apakah suatu perintah berlaku bagi kita sekarang ini atau tidak. Misalnya, tidak di manapun Alkitab berkata, "Martel Pace, engkau harus bertobat dan dibaptis untuk pengampunan dosa." Namun begitu, saya dapat menyimpulkan ini dari Kisah 2:38. Setiap orang yang hadir pada hari Pentakosta itu perlu bertobat dari dosa-dosanya. Saya telah berdosa, dan saya menginginkan pengampunan bagi segala perbuatan berdosa saya. Adalah masuk akal untuk menyimpulkan bahwa saya harus melakukan hal yang sama yang diperintahkan untuk dilakukan oleh orang-orang ini supaya diampuni, meski dosa-dosa saya tidak persis sama seperti dosa mereka.
Orang Kristen memiliki azas kemanfaatan dalam perintah Allah tentang otoritas umum. Sebagai contoh, perintah rasuli menyuruh umat Kristen berhimpun (Ibrani 10:25), tapi jenis tempat pertemuannya tidak ditentukan dan oleh karena itu diserahkan kepada kita. Pilihan yang dibuat itu merupakan masalah kemanfaatan.
Orang-orang Mesir mungkin berpendapat, "Kami sudah melihat bangsa Israel menyeberangi laut. Jika orang Israel diberi kuasa oleh Allah untuk melakukan hal ini, tentunya kita dapat melakukan hal yang sama." Namun begitu, perintah itu tidak untuk orang Mesir; melintasi laut itu hanya untuk orang Israel selagi berada di bawah awan. Kita mungkin juga beranggapan, "Daud diberi kuasa untuk menggunakan instrumen musik dalam ibadah, jadi kita diberi kuasa untuk melakukan hal itu juga" (2 Tawarikh 29:25). Namun begitu, perbuatan yang dikuasakan kepada Daud oleh Allah untuk ia lakukan adalah di bawah sistem lama, dan aturan-aturan itu tidak lagi berlaku untuk kita sekarang ini (Roma 7:1-6; 2 Korintus 3:1-11; Kolose 2:14).
VERSI ALKITAB YANG DIGUNAKAN DALAM PELAJARAN INI
AB - Amplified Bible ASV - American Standard Version KJV - King James Version McCord - [Hugo] McCord's New Testament Translation of the Everlasting Gospel (The Freed-Hardeman Translation)
NASB - New American Standard Bible NEB - New English Bible NIV - New International Version NKJV - New King James Version RSV - Revised Standard Version TEV - Today's English Version paraphrase
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) KETIKA IMAN BERTINDAK, KASIH KARUNIA MENJADI EFEKTIF (Ibrani 11:30, 31)
Yosua didorong untuk "menjadi kuat dan berani "(Yosua 1:9). Ia, sep...
KETIKA IMAN BERTINDAK, KASIH KARUNIA MENJADI EFEKTIF (Ibrani 11:30, 31)
Yosua didorong untuk "menjadi kuat dan berani "(Yosua 1:9). Ia, seperti Musa, adalah orang beriman; tapi ia harus mempertahankan semangatnya yang berani dalam menghadapi banyak perlawanan. Karena iman ia menyeberangi Sungai Yordan dan menaklukkan Yerikho. Tembok Yerikho tampaknya tidak bisa didobrak, tetapi mengelilingi tembok itu selama tujuh hari dalam iman membuat tembok itu roboh.
Ketika kita diselamatkan, itu dikerjakan oleh kasih karunia melalui iman (Efesus 2:8, 9). Namun begitu, supaya kasih karunia Allah memiliki pengaruh, harus ada iman yang hidup. Iman saja disebut "mati" dan "kosong" (Yakobus 2:17, 20).
Kita mungkin berkata, "Oleh kasih karunia melalui iman tembok Yerikho roboh ketika sudah dikelilingi tujuh hari lamanya." Dengan cara yang sama, Rahab dibenarkan, atau diselamatkan, oleh kasih karunia melalui iman ketika ia menunjukkan imannya (berdasarkan bukti yang tersedia bagi dia) dengan melindungi mata-mata. Yakobus 2:25 mengajarkan hal yang sama, dengan mengatakan bahwa ia "dibenarkan oleh perbuatan" bersama dengan imannya. Kitab Ibrani tidak pernah mengajarkan— begitu juga setiap kitab Perjanjian Baru lainnya—bahwa orang dibenarkan oleh iman saja. Mereka yang berpikir bahwa Yakobus sedang bicara tentang pembenaran saja di mata sesamanya, bukan keselamatan jiwanya adalah orang yang belum mempertimbangkan Yakobus 2:14: "Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?" Yakobus sedang bicara tentang keselamatan, bukan sekedar pembenaran di mata orang lain.
Yerikho jatuh. Arkeologi memasok bukti kejatuhan banyak kota kuno, "tapi kekuatan yang bekerja dalam alam yang tak kelihatan, seperti halnya kekuatan iman, tidak bisa digali oleh sekop ekskavator."9
TFTWMS: Ibrani (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Gerald F. Hawthorne, "Hebrews," in New International Bible Commentary, ed. F. F. Bruce, H. L. Ellison, and G. C. D. Howl...
Catatan Akhir:
- 1 Gerald F. Hawthorne, "Hebrews," in New International Bible Commentary, ed. F. F. Bruce, H. L. Ellison, and G. C. D. Howley (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1986), 1528.
- 2 James Burton Coffman, Commentary on Hebrews (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1971), 293.
- 3 F. F. Bruce, The Epistle to the Hebrews, The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1964), 327, n. 226.
- 4 Dosa bangsa Kanaan adalah, dalan kiasan, secara bertahap memenuhi "cawan" murka yang akan dicurahkan oleh Allah ketika mereka mencapai batas yang telah Allah tetapkan (lihat Kejadian 15:16). Orang-orang itu kemudian dihancurkan oleh kekuasaan dan persetujuan Allah.
- 5 Simon J. Kistemaker, Exposition of the Epistle to the Hebrews, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1984), 347.
- 6 Bruce, 327, n. 227.
- 7 "Tell" adalah nama umum yang para arkeolog terapkan kepada sebuah bukit yang mengungkapkan lapisan-lapisan masyarakat sebelumnya yang membangun kembali di situs yang sama setelah kehancuran akibat perang, gempa bumi, kebakaran, atau desersi.
- 8 Josephus menggambarkan Rahab sebagai seorang pemilik penginapan. (Josephus Antiquities 5.1.2.) Pelbagai upaya untuk membuat pekerjaannya lebih bermartabat daripada pelacur sudah menjadi hal umum di antara orang-orang Yahudi, namun upaya ini lemah dan tidak berdasar. Ibrani 11:31 membuat dia tidak lebih daripada sekedar seorang pelacur. Lihat juga Yakobus 2:25. Ia bukan pelacur kuil, tapi pelacur bayaran. (Bruce, 328, n. 228.)
- 9 Bruce, 327.
- 10 Coffman, 295.
Pengarang: Martel Pace
Hak Cipta © 2014 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) RAHAB, CONTOH IMAN (Ibrani 11:31)
Dengan semua orang saleh beriman yang disebutkan sejauh ini dalam Ibrani 11, bagaimanakah Rahab, seorang wanita ber...
RAHAB, CONTOH IMAN (Ibrani 11:31)
Dengan semua orang saleh beriman yang disebutkan sejauh ini dalam Ibrani 11, bagaimanakah Rahab, seorang wanita bermoral rendah, masuk ke dalam kelompok itu? Tentunya, ia tidak ditambahkan hanya untuk membuat kaum laki-laki tetap rendah hati atau mengatakan, seperti perkataan Yesus kepada orang-orang yang menganggap benar dirinya sendiri, "Sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah" (Matius 21:31).
Rahab adalah seorang perempuan yang luar biasa. Ia memang punya reputasi yang buruk. Sebagai orang kafir, ia tidak berada di bawah perjanjian dan tidak mengenal baik hukum Yahudi. Bisa jadi ia adalah seorang imam perempuan dalam agama penyembah berhala yang meninggikan hasrat seksual dan mencari kesuburan yang lebih besar bagi kota itu. Namun demikian, ia dibenarkan karena iman. Rahab telah mendengar tentang Allah Israel. Ia terkesan dan percaya (Yosua 2:9, 10). Meski masa lalunya suram, ia diselamatkan oleh karena imannya dan dihormati di dalam Kitab Suci.
Sungguh aneh bagaimana beberapa orang yang punya sedikit kesempatan menjadi percaya sedangkan yang lainnya yang memiliki paparan yang sering kepada Alkitab, khotbah televisi, dan gereja tampaknya tidak terkesan dengan apa yang mereka telah dengar tentang Allah. Iman Rahab mungkin primitif dan lemah, tapi ia digerakkan untuk melakukan hal-hal besar dan menghadapi bahaya yang serius untuk mengikuti iman barunya. Imannya mencakup komitmen. Itu nyaris merupakan mujizat kasih karunia ilahi bahwa ia dimasukkan ke dalam silsilah Yesus, Anak Allah (Matius 1:5, 6). Contohnya itu menunjukkan kepada kita bahwa, tidak peduli seberapa jauh kita dari Allah secara moral, Ia bisa menggapai ke bawah dari sorga dalam belas kasihan dan menyelamatkan kita, jika kita bersedia untuk bertobat seperti yang Rahab lakukan.
ETIKA SITUASI?
Pelbagai kajian dalam etika Kristen selama bertahun-tahun telah sering melibatkan kebohongan yang dikatakan oleh dua bidan di Mesir (Keluaran 1:15-21) dan oleh Rahab. Kedua kasus ini menimbulkan pertanyaan, karena keduanya tampaknya didukung oleh Kitab Suci. Berbohong untuk mencegah kejahatan yang lebih besar tampaknya tidak dianggap sebagai dosa di dalam Perjanjian Lama. Para bidan itu berbohong untuk mencegah pembunuhan bayi-bayi yang tak bersalah di Mesir, dan dusta Rahab melindungi mata-mata yang telah masuk ke kota Yerikho. Keduanya menyelamatkan nyawa.
Menyatakan bahwa Allah memperlakukan berbagai hal secara berbeda di bawah Perjanjian Baru mungkin lancang. Rahab jelas ingin diidentifikasi dengan umat Allah dan menunjukkan kelayakannya dengan tindakan ini. Ia pasti sudah membenci hidupnya yang penuh dosa dan punya niat buruk terhadap kaumnya yang jahat pada waktu ia menyelamatkan mata-mata itu. Ia bertindak seperti yang akan dilakukan oleh siapa saja di Israel; dengan demikian, dalam hati dan dalam kehidupan, ia bergabung dengan umat Allah. Tampaknya Israel bersedia menyambut mualaf seperti Rahab dan Rut, yang adalah orang Moab (Rut 1:22).
KEHANCURAN KOTA-KOTA (Ibrani 11:31)
Kaum Skeptik menyerang kisah-kisah "kebejatan moral" dalam Perjanjian Lama tentang perintah Allah untuk membinasakan seluruh kota dan penduduknya. Mereka protes, "Bagaimana bisa Allah yang adil dan pengasih berbuat seperti itu? Itu tidak sesuai dengan Allah Perjanjian Baru!" Alasan yang diberikan untuk penghancuran seperti itu adalah ketidaktaatan. Kebejatan moral yang nyata di kota-kota itu yang sepenuhnya dikuasai oleh agama buatan manusia tidak bisa ditangani dengan cara apa saja selain pemusnahan. Umat itu sepenuhnya memberontak kepada Allah dan telah men-capai titik tidak bisa diperbaiki. (Tinjau kembali pembahasan tentang 6:4-6) Sifat dosa-dosa mereka mengharuskan pemusnahan kota-kota itu dari Tanah Perjanjian.
Allah telah berjanji bahwa Israel akan memiliki tanah itu ketika kejahatan penduduk asli sudah mencapai puncaknya (Kejadian 15:16). Ketika mereka memasuki Kanaan, bangsa Israel lebih saleh daripada orang Amori. Andaikan mereka sudah dengan taat melenyapkan bangsa-bangsa Kanaan dari tanah mereka, maka mereka tidak akan terpapar oleh penyembahan berhala mereka. Kegagalan mereka untuk berbuat persis seperti yang Allah perintahkan belakangan sudah membawa mereka ke dalam kemurtadan. Ketika mereka meniru perbuatan orang-orang kafir di sekitar mereka, Israel menghilangkan alasan awal Allah untuk memberikan tanah itu kepada mereka.
Burton Coffman memberikan ilustrasi yang baik tentang hal ini. Beberapa kereta pernah melintasi batas tengah benua di Amerika melalui Terowongan Moffatt di Colorado. Kereta-kereta ini memiliki kesulitan besar dalam menavigasi pendakian dan menuruni gunung itu, sehingga dipasanglah peralatan untuk menganjlokkan kereta di setiap titik belokan. Masinis bisa menganjlokkan kereta yang sedang berjalan agar tidak menghancurkan desa di bawahnya. Kereta api yang di luar kendali bagaimanapun akan dihancurkan.10Demikian pula, Allah tahu ketika manusia cenderung ke arah kehancuran kekal. Supaya jangan menulari Israel, Ia memerintahkan suku-suku bangsa yang tinggal di Kanaan itu dilenyapkan.
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) MISTERI ORANG YANG BERKENAN DI HATI ALLAH (Ibrani 11:32)
Raja Daud adalah "orang yang berkenan dihati [Allah]" (Kisah 13:22; lihat 1 Samuel...
MISTERI ORANG YANG BERKENAN DI HATI ALLAH (Ibrani 11:32)
Raja Daud adalah "orang yang berkenan dihati [Allah]" (Kisah 13:22; lihat 1 Samuel 13:14). Pernyataan ini dibuat sebelum Daud menjadi raja, yang berbeda dari Saul. Itu dikatakan lagi jauh setelah ia pergi dari dunia ini. Bagaimana ini bisa benar ketika kita mempertimbangkan hubungan perzinahannya dengan Batsyeba dan pembunuhan suaminya, Uria orang Het? Terlepas dari kelemahannya, Daud adalah orang yang mengasihi Allah.
Sukacitanya atas masuknya tabut perjanjian ke dalam Yerusalem adalah spontan dan nyata (2 Samuel 6). Ia berbuat sebisanya untuk mempersiapkan pembangunan bait suci, mengumpulkan bahan-bahanya dan melakukan perencanaan. Ketika ia melakukan itu, Allah menyatakan bahwa ia melakukan hal yang baik "Engkau bermaksud mendirikan rumah untuk nama-Ku, dan maksudmu itu memanglah baik" (1 Raja 8:18). Dengan kata lain, hatinya benar. Ia ingin melakukan hal-hal luar biasa untuk Allah, tapi ia tidak diizinkan karena ia telah menumpahkan banyak darah (2 Samuel 7:4-17; 1 Tawarikh 22:7, 8).
Juga, Daud menghormati orang tuanya, yang tampaknya merupakan sesuatu yang untuknya Allah memberikan berkat khusus (Efesus 6:1-3; Keluaran 20:12). Ia membawa mereka kepada raja Moab untuk melindungi mereka ketika Saul berusaha membunuh dia (1 Samuel 22: 3, 4). Nenek buyutnya Ruth adalah orang Moab, dan ia mungkin memiliki cukup banyak kerabat di sana yang akan membantu mereka tetap aman (Rut 1:1-4).
Daud menyembah dengan sepenuh hati, tidak mau membuat pengorbanan yang cuma-cuma (2 Samuel 24:24). Ketika ia berdosa, ia bertobat dengan sungguh-sungguh (2 Samuel 24:10; Mazmur 51). Hatinya benar di balik kelemahan moralnya.
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) BEBERAPA ORANG DITOLONG OLEH MUJIZAT, YANG LAINNYA OLEH PENYEDIAAN (Ibrani 11:32-34)
Beberapa perbuatan yang tercantum dalam 11:32-34 dicapai oleh in...
BEBERAPA ORANG DITOLONG OLEH MUJIZAT, YANG LAINNYA OLEH PENYEDIAAN (Ibrani 11:32-34)
Beberapa perbuatan yang tercantum dalam 11:32-34 dicapai oleh intervensi mujizatiah Allah, sedangkan yang lainnya tampaknya dicapai oleh tindakan penyediaan-Nya. Misalnya, dalam menaklukkan bangsa Midian, Gideon banyak menunjukkan kebijaksanaan berpikir dalam menyerang di malam hari, memecahkan buyung dan menakut-nakuti musuh sehingga kacau-balau. Ini tampaknya tidak butuh intervensi langsung oleh Allah yang menggantikan kekuatan alami apa saja. Hal-hal seperti itu terjadi tanpa mujizat. Pelbagai kejadian lain dalam kisah Gideon jelas bersifat mujizatiah (Hakim 6:36-40). Ketika Gideon menemukan embun pada bulu itu sedangkan tanah di sekitarnya kering, dan kemudian tanah di sekitarnya berembun sedangkan bulu itu kering, ia tahu bahwa ini adalah mujizat dan bukan kebetulan semata. Wahyu yang diterima oleh para tentara Midian (Hakim 7:9-15) pasti bersifat mujizat; pengetahuan khusus tentang pelbagai peristiwa masa depan hanya bisa diketahui melalui wahyu langsung yang diberikan secara supranatural. Bahwa Gideon dapat menguping percakapan para prajurit tentang kekalahan mereka yang akan terjadi adalah bukan mujizat, tapi itu merupakan peristiwa penyediaan Allah yang cukup bermanfaat. Kejadian itu akan menjadi mujizat jika ia bisa mendengar pembicaraan itu tanpa mendekati perkemahan (setidaknya, dengan teknologi yang tersedia waktu itu).
Terkadang Tuhan bekerja dengan cara-cara yang tidak terlihat yang secara jelas bersifat mujizatiah. Kaum perempuan itu menerima kembali orang-orangnya yang sudah mati melalui kebangkitan. Jika orang berpikir ia telah melihat mujizat, minta dia menghadirkan orang yang telah dihidupkan kembali setelah mati berhari-hari. Tidak ada "penyembuh iman" yang bahkan dapat menyembuhkan goresan kecil secara instan, dan tentu saja tidak ada orang sekarang ini dapat membangkitkan orang mati.
Jika Allah bekerja dengan cara-cara non-mujizatiah untuk mendatangkan manfaat bagi umat-Nya di masa lalu, mengapa Ia tidak bisa melakukannya sekarang ini? Ia bisa saja bekerja di belakang layar dengan cara-cara yang tidak kita ketahui. Kita mungkin tidak menyadari apa yang telah Ia lakukan bagi kita sampai kita telah berjalan melewati Penghakiman menuju hadirat-Nya. Berhati-hatilah dalam mengklaim Anda telah melihat mujizat. Tanda-tanda dan mujizat-mujizat Allah diberikan untuk meneguhkan pesan ilahi atau utusan yang diutus oleh Ilahi, bukan sekedar untuk kenyamanan atau rasa takjub kita (Yohanes 20:30, 31; Ibrani 2: 3, 4; Matius 9: 2-8; Markus 2:1-12; Lukas 5:17-26). Mujizat adalah bagian dari pesan yang mengungkapkan perjanjian baru. Wahyu baru dan mujizat jalan seiring.
Orang-orang yang kita baca di dalam Ibrani 11 melakukan hal-hal besar karena iman mereka. Kita kadang-kadang mencoba untuk melakukan hal-hal besar tanpa iman yang kuat. Perjalanan menuju iman yang besar mungkin perjalanan yang panjang, sehingga Anda harus segera memulainya untuk mencapai perjalanan itu. Hidup dengan iman hari demi hari akan membuat iman itu meningkat sedikit demi sedikit. Suatu hari, Anda akan bangun untuk melihat seberapa besar iman Anda telah berkembang. Anda akan ingin berada dalam hadirat Allah yang dengannya Anda telah jalan bersama selama bertahun-tahun. Pengaruh besar Anda untuk kebaikan akan sudah berdampak kepada orang lain.
TFTWMS: Ibrani (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Craig R. Koester, Hebrews: A New Translation with Introduction and Commentary, The Anchor Bible, vol. 36 (New York: Doubleday, 200...
Catatan Akhir:
- 1 Craig R. Koester, Hebrews: A New Translation with Introduction and Commentary, The Anchor Bible, vol. 36 (New York: Doubleday, 2001), 517.
- 2 Kata "aku" di sini diberi sifat oleh partisiple dalam jender maskulin, dengan menghilangkan kemungkinan bahwa penulis/pembicara itu adalah seorang perempuan. Philip Edgcumbe Hughes, A Commentary on the Epistle to the Hebrews (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1977), 507.
- 3 F. F. Bruce, The Epistle to the Hebrews, The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1964), 332.
- 4 Tampaknya, hanya Yosia yang mengalahkan dia dalam kesetiaan (2 Raja 23:25).
- 5 Bruce, 333.
- 6 Jimmy Allen, Survey of Hebrews, 2d ed (Searcy, Ark.: By the author, 1984), 133. Saya tidak bisa menempatkan Yusuf dalam kategori ini; bagi saya ia hanya seorang remaja yang memberitahukan mimpinya kepada saudara-saudaranya dalam kegembiraan khas anak muda. Saya meragukan bahwa ia berniat menyombongkan diri tentang akan menjadi apa ia mungkin nantinya, berdasarkan mimpi itu.
- 7 Cara pembuatan daftar ini adalah dari Donald Guthrie, The Letter to the Hebrews: An Introduction and Commentary, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1983), 243-44.
- 8 Sebelumnya, kitab Ibrani telah menulis "karena iman" di hampir semua kasus, tapi di sini "melalui iman." Perbedaan ini tidak dibuat dalam Alkitab NASB. (Gareth L. Reese, A Critical and Exegetical Commentary on the Epistle to the Hebrews [Moberly, Mo.: Scripture Exposition Books, 1992], 211, n. 54.) Bruce mencatat bahwa Roh Tuhan dikatakan telah turun ke atas tiga dari empat orang yang disebutkan itu (Gideon, Hakim 6:34; Yefta, Hakim 11:29, dan Simson, Hakim 13:25), "dan ini bisa dianggap sebagai bukti yang meyakinkan tentang iman mereka" (Bruce, 331).
- 9 Daftar di sini tidak berbentuk kronologis, begitu juga daftar dalam 1 Samuel 12:11, yang dari situ daftar itu mungkin telah diambil. (Hughes, 506, n. 90.)
- 10 Keberanian dan prestasi Yudas dicatat dalam 1 Makabis 3:17-20.
- 11 Yesus, dengan pengetahuan ilahiyat-Nya, tahu bahwa gagasan tentang hidup kekal dapat dilihat di awal sekali dalam Perjanjian Lama, meski para sarjana di zaman-Nya tidak menyadari fakta ini (Keluaran 3:6; lihat Matius 22:23-33).
- 12 2 Maccabees 6:18-28.
- 13 2 Maccabees 7.
- 14 Josephus Wars 2.21.5; 6.5.3.
- 15 Josephus Antiquities 20.9.1. Eusebius mengacukan Hegesippus sebagai sumber yang paling akurat tentang perajaman Yakobus (Eusebius Ecclesiastical History 2.23.)
- 16 Thomas Hewitt, The Epistle to the Hebrews: An Introduction and Commentary, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1960), 187.
- 17 1 Maccabees 2:38.
- 18 Keluaran 35:23 menyiratkan bahwa ketika kulit kambing itu diwarnai, terutama warna merah, kulit itu menjadi berharga; tapi yang dimaksudkan di sini bukan jenis kulit kambing itu.
- 19 Craig R. Koester, Hebrews: A New Translation with Introduction and Commentary, The Anchor Bible, vol. 36 (New York: Doubleday, 2001), 520.
- 20 Charles Wesley, "Let Us Join Our Friends Above" (http://gbgm-umc.org/Umhistory/wesley/hmns/umh709.stm; Internet; diakses pada 21 September 2006).
- 21 James T. Draper, Jr., Hebrews, the Life That Pleases God (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1976), 332.
Pengarang: Martel Pace
Hak Cipta © 2014 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) ORANG-ORANG YANG TIDAK LAYAK BAGI DUNIA INI (Ibrani 11:35-38)
Ayat 35 sampai 40 menunjukkan bagaimana iman tumbuh: bukan di rumah kaca, terlindung da...
ORANG-ORANG YANG TIDAK LAYAK BAGI DUNIA INI (Ibrani 11:35-38)
Ayat 35 sampai 40 menunjukkan bagaimana iman tumbuh: bukan di rumah kaca, terlindung dari serangga dan penyakit, tetapi dalam tanur membara kehidupan, menghadapi pelbagai ancaman yang nyata. Iman kita di tengah-tengah pelbagai pencobaan menjadi keyakinan yang tahan banting. Banyak dari mereka yang menderita karena iman mereka tidak bersalah atas "menerima pembebasan mereka" atau menolak perjanjian Musa supaya terhindar dari hukuman. Di akhir abad pertama Masehi, orang Kristen juga bisa dilepaskan dari ancamasn kematian dengan mengubah satu kata dalam pengakuan mereka dari "Kyrios Christos" ("Kristus Tuhan") menjadi "Kyrios Kaisar" ("Kaisar Tuhan"). Dunia selalu mengatakan, "Sejalanlah dengan kami, dan kami tidak akan mengganggu Anda. Jangan ingin berbeda. Kami tidak akan mengejek atau menganiaya Anda jika Anda hanya akan sekedar hidup seperti cara kami."
Seberapa kuatkah godaan untuk menyerah dan menjadi populer bersama dunia! Saya yakin ini adalah motivasi besar dari mereka yang ingin mengubah gereja menjadi sesuatu yang tidak dimaksudkan. Kata-kata dari kitab Ibrani ini mungkin telah sangat mendorong orang-orang kudus mula-mula untuk mempertahankan kesetiaan mereka kepada Kristus. Mereka bertahan, dan darah mereka ditumpahkan atas nama kepentingan Juruselamat. Mereka bertahan untuk mendapatkan "kebangkitan yang lebih baik" (ay. 35). Seraya semakin banyak orang kudus dianiaya dan dibunuh, semakin banyak lagi yang ditambahkan kepada gereja.
Banyak orang rela membela apa yang benar, meski itu mungkin melibatkan penderitaan. Beberapa bahkan rela mengorbankan nyawa mereka untuk menyebarkan pesan Yesus.
Martir Jim Elliott pernah berkata, "Orang yang memberi apa yang tidak bisa ia pertahankan untuk mendapatkan apa yang tidak bisa ia hilangkan adalah bukan orang bodoh." Ia dibunuh oleh Auca Indian di Amerika Selatan. Yang lainnya mengikuti dia dan menuntun para pembunuhnya itu menuju iman kepada Yesus. Jarang ada misionaris yang kaya, tetapi mereka yang menyebarkan injil menjadi kaya dalam roh, harta yang jarang dunia akui.
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) BANYAK YANG AKAN SEGERA MENDERITA SEPERTI ITU (Ibrani 11:36-40)
Pembantaian banyak orang Yahudi oleh bangsa Siria di bawah Antiokhus Epifanes di awal...
BANYAK YANG AKAN SEGERA MENDERITA SEPERTI ITU (Ibrani 11:36-40)
Pembantaian banyak orang Yahudi oleh bangsa Siria di bawah Antiokhus Epifanes di awal abad kedua S. M. mendatangkan kemuliaan bagi Yudaisme. Periode sejarah itu masih secara teratur dikenang oleh orang-orang Yahudi dalam pelayanan khusus di sinagoga "Kesesakan" (qli÷bw, thlibo; ay. 37) menderita tekanan atau kesusahan besar. Sementara kata-kata yang digunakan dalam ayat 36 sampai 40 adalah penting oleh karena pelbagai peristiwa dalam sejarah Yahudi, penganiayaan serupa muncul terhadap gereja. Karakter orang-orang kudus pra-Kristen tidak dapat dipisahkan dari mereka yang mati oleh karena iman mereka setelah kematian Yesus di kayu salib. Mereka semua hidup bersama dalam satu persekutuan besar, "tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan" (ay. 40).
Banyak yang sudah sangat menderita untuk Tuhan. Seorang misionaris dari Cina menceritakan hari-hari terakhir Watchman Nee, orang percaya yang sangat kuat yang hidup di bawah rezim komunis di negara itu. Orang-orang Komunis melarang dia berkomunikasi dengan siapa saja. Namun begitu, pesan Alkitab tampaknya keluar melalui orang itu. Setahun atau lebih sebelum pembebasan dan kematiannya, mereka yang menganiaya dia membawa dia ke pusat kota di mana ia dipenjarakan dan memotong kedua lengannya pada sikunya. Mereka yang menyaksikan mengatakan bahwa Watchman Nee mengangkat ke arah langit dua tangannya yang kudung itu dan berkata, "Terima kasih Allah untuk tanda salib ini."21
Para mualaf Kristen kadang-kadang diberitahu oleh keluarga mereka bahwa mereka sudah "mati," bahwa tidak ada kerabat yang akan pernah berhubungan lagi dengan mereka. Nama mereka dihapus dari catatan keluarga dan tidak pernah disebut lagi setelah itu. Yang lainnya, karena tahu bahwa mereka akan dikucilkan oleh orang-orang yang dicintai, menolak untuk dibaptis ke dalam Kristus meski mereka ingin melakukannya dan tahu bahwa seharusnya mereka melakukannya. Apakah itu salah satu alasan Tuhan memerintahkan baptisan sebagai tindakan iman secara terbuka?
Pelbagai pencobaan dan ujian memurnikan jiwa kita (bukan "menyaring," seperti yang Iblis ingin lakukan terhadap Simon Petrus dalam Lukas 22:31-34). Iman kita harus diuji untuk tumbuh lebih kuat (Yakobus 1:12-15). Ingatlah selalu bahwa Allah menyediakan jalan keluar sehingga kita bisa menanggung apa pun yang menghalangi jalan kita (1 Korintus 10:13).
Upah bagi penderitaan seperti itu adalah "sesuatu yang lebih baik" yang Allah siapkan untuk kita (ay. 40). Kita adalah "lebih daripada pemenang" (Roma 8:37; NKJV). Kita "sepenuhnya menaklukkan" (NASB) oleh karena berkat dari "kebangkitan pertama" (Wahyu 20:5, 6; lihat 2:10, 11). Mereka yang dibicarakan dalam kitab Wahyu berpartisipasi dalam "kebangkitan pertama" dengan menjadi orang Kristen dan tetap setia di hadapan kemartiran. Setelah mengatasi dengan cara ini, mereka tidak bisa dilukai oleh "kematian yang kedua "(Wahyu 21:8). "Mengatasi" berarti bertahan terhadap pencobaan dan penganiayaan, yang digambarkan sebagai "kebangkitan" rohani. "Kebangkitan yang pertama" tidak terkait dengan kebangkitan tubuh lahiriah ketika Kristus datang kembali, melainkan kemenangan atas kematian bahkan sebelum orang mencapai sorga.
NABI-NABI YANG MENAKJUBKAN (Ibrani 11:36-40)
Tugas para nabi adalah lebih menyampaikan "perkataan" untuk Allah daripada "meramalkan." Mereka mencela dosa dan menunjukkan cara hidup yang benar, menurut jalan-jalan yang dahulu kala (Yeremia 6:16). Mereka dikaruniai dengan pesan langsung dari Allah ketika ada kebutuhan khusus. Meski beberapa mengadakan mujizat dan yang lainnya tidak, namun semuanya bicara oleh Roh.
Pertama Petrus 1:10-12 menunjukkan bahwa pesan yang sama yang mereka ucapkan atau tulis secara lisan diilhamkan oleh Allah. Mereka tidak memberitakan pendapat pribadi mereka tetapi menawarkan "Demikianlah firman Tuhan." Allah juga tidak hanya mempercayakan kepada mereka beberapa pokok pikiran dan berkata, "Sampaikanlah pesan ini kepada orang-orang itu dengan cara apa saja yang engkau anggap paling baik." Sebaliknya, seraya mereka memberitakan, mereka menyampaikan firman Allah. Ketika mereka menulis, mereka menulis dengan tepat firman Allah. Bisa jadi Allah menggunakan kosakata dan gaya bicara setiap penulis. Jadi untuk apakah mengubah pesan itu menjadi ungkapan yang berbeda dari apa sudah biasa nabi itu gunakan dan yang sudah biasa kaum itu dengar? Pertama Korintus 2:13 menunjukkan bahwa Allah "menggabungkan pemikiran rohani dengan kata-kata rohani" dalam kosakata mereka untuk menyampaikan makna-Nya.
Pilihannya adalah apakah Kitab Suci itu mengandung pengilhaman penuh ("paripurna"), atau kita sama sekali tidak bisa bergantung pada Kitab Suci itu. Jika Allah tidak memberikan "pengilhaman verbal, paripurna," lalu bagaimana bisa kita pastikan bahwa kita memiliki pesan-Nya seperti yang Ia ingin pesan itu disampaikan? Kata-kata diperlukan untuk menyediakan pesan yang diperlukan.
BIS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) SURAT KEPADA ORANG IBRANI
PENGANTAR
Surat Kepada Orang Ibrani ini ditujukan kepada sekelompok orang Kristen,
yang karena terus-menerus mengalami tek
SURAT KEPADA ORANG IBRANI
PENGANTAR
Surat Kepada Orang Ibrani ini ditujukan kepada sekelompok orang Kristen, yang karena terus-menerus mengalami tekanan, mungkin akan murtad dari kepercayaan mereka kepada Kristus. Penulis surat ini berusaha mendorong mereka supaya tetap percaya. Untuk itu ia menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah pernyataan Allah yang sempurna. Tiga perkara dikemukakan oleh penulis surat ini. Pertama, Yesus adalah Anak Allah -- Anak yang kekal. Anak Allah itu menunjukkan ketaatan-Nya kepada Bapa melalui ketabahan-Nya untuk menderita. Sebagai Anak Allah, Yesus lebih tinggi dari nabi-nabi dalam Perjanjian Lama. Ia pun lebih tinggi dari malaikat atau Musa sendiri. Kedua, Allah telah menyatakan Yesus sebagai imam abadi yang lebih tinggi daripada imam-imam dalam Perjanjian Lama. Ketiga, dengan perantaraan Yesus, orang yang percaya kepada-Nya dibebaskan dari dosa dan dari ketakutan dan kematian. Sebagai Imam Agung, Yesus memberikan kepada manusia keselamatan sejati yang tidak dapat diberikan oleh upacara- upacara persembahan kurban dan upacara-upacara lainnya di dalam agama Yahudi. Upacara-upacara itu hanya dapat memberikan gambaran dari keselamatan sejati itu saja, lain tidak.
Dengan mengemukakan contoh-contoh iman dari tokoh-tokoh terkenal dalam sejarah Israel (pasal 11 Ibr 11:1-40), penulis surat ini menganjurkan para pembacanya supaya tetap setia. Di dalam pasal 12 (Ibr 12:1-29) ia mendorong mereka supaya terus setia sampai akhir, dengan hanya melihat pada Yesus. Ia mendorong mereka juga supaya tabah menderita dan tabah menanggung tekanan-tekanan dan penganiayaan terhadap diri mereka. Surat ini diakhiri dengan nasihat dan peringatan.
Isi
- Pendahuluan: Kristus adalah pernyataan Allah yang sempurna
Ibr 1:1-3 - Kristus lebih tinggi dari malaikat
Ibr 1:4-2:18 - Kristus lebih tinggi dari Musa dan Yosua
Ibr 3:1-4:13 - Keistimewaan pekerjaan Kristus sebagai imam
Ibr 4:14-7:28 - Keistimewaan perjanjian Kristus
Ibr 8:1-9:28 - Keistimewaan kurban Kristus
Ibr 10:1-39 - Pentingnya iman
Ibr 11:1-12:29 - Nasihat dan penutup
Ibr 13:1-25
Ajaran: Ibrani (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti pokok-pokok ajaran dari Kitab Ibrani, dan
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Pen
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti pokok-pokok ajaran dari Kitab Ibrani, dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penulis : Hanya Tuhan yang tahu (kemungkinan Rasul Paulus).
Tahun : Sekitar tahun 64-68 sesudah Masehi.
Penerima : Orang-orang percaya yang berlatar belakang Yahudi. Mereka sedang mengalami penganiayaan dan ejekan karena iman Kristen. (Dan juga kepada semua jemaat Kristen di dunia).
Isi Kitab: Kitab Ibrani terbagi atas 13 pasal. Di dalam Kitab ini kita dapat melihat ajaran penguatan iman Kristen bagi orang-orang yang sudah mulai mundur dari imannya, yang disebabkan oleh penganiayaan dari orang-orang yang bukan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Ibrani
Pasal 1-6 (Ibr 1:1-6:12).
Pengajaran tentang Yesus yang memiliki kedudukan tertinggi
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa semua yang mau kita ketahui tentang Allah dapat diketahui melalui Tuhan Yesus, karena Ia adalah Cahaya Kemuliaan Allah, Penyuci dosa. Ia adalah Pencipta, dan juga lebih tinggi dari para malaikat.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ibr 1:2-4. Kalau Yesus lebih tinggi dari pada para malaikat dan Ia adalah Pencipta, penyuci dosa, maka hendaknya setiap orang Kristen berhati- hati dalam kehidupannya sehari-hari, karena Ia sudah mengambil keputusan untuk menerima Penebusnya.
- Bacalah pasal Ibr 5:11-14; 6:4-6. Berikanlah pendapat saudara mengenai bagian ini.
Pasal 6-10 (Ibr 6:13-10:18).
Pengajaran tentang Yesus sebagai imam besar yang paling berkuasa
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa Yesus adalah Jalan ke tempat kudus, karena Ia telah membebaskan orang percaya dari Iblis dan maut serta ketakutan dari hukuman dosa.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ibr 7:25-27. _Tanyakan_: Apakah yang sanggup dilakukan oleh Yesus dalam hidup saudara? Adakah imam yang memenuhi syarat dalam ayat 26; Ibr 7:26, selain Tuhan Yesus? Apakah yang membedakan Tuhan Yesus dari imam-imam yang lain? Siapakah imam saudara untuk dapat datang kepada Allah?
- Bacalah pasal Ibr 10:3-4,11-18. _Tanyakan_: Apakah darah hewan (domba) dapat menebus dosa manusia? Domba apakah yang menjadi korban orang Kristen? Apakah persembahan korban yang dilakukan oleh imam-imam dunia dapat menghapuskan dosa? Apakah yang dilakukan oleh Tuhan Yesus bagi orang Kristen (manusia)? (lihat ayat 12-18; Ibr 10:12-18)
Pasal 10-13 (Ibr 10:19-13:25).
Pengajaran yang berupa nasehat bagi orang-orang Kristen
- Peringatan untuk mengingat masa yang lalu.
Pendalaman
Bacalah pasal Ibr 10:13-39. Karena itu tetaplah setia, maka kita akan memperoleh hidup yang kekal.
- Peringatan untuk mengingat Bapa-bapa beriman pada jaman dahulu.
Pendalaman
Bacalah pasal 11; Ibr 11:1-40. Dengan mengingat Bapa-bapa beriman, diharapkan agar setiap orang Kristen dikuatkan, karena hal itu membuktikan bahwa apa yang dijanjikan Allah adalah benar.
- Peringatan untuk mengingat pengharapan iman.
Pendalaman
Bacalah pasal Ibr 12:28; 13:5. Karena ada janji yang pasti dari Allah akan jaminan masa yang akan datang dan sekarang, maka hendaknya sebagai orang-orang yang sudah ditebus dari dosa, kita jangan mundur.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Ibrani?
- Apakah pusat pengajaran Kitab Ibrani?
- Apakah yang dimaksudkan dengan iman?
- Apakah kelebihan Tuhan Yesus dari manusia lain?
Intisari: Ibrani (Pendahuluan Kitab) Kabar baik tentang hal-hal yang lebih baik
SIAPA PENULIS SURAT IBRANI?Kita sama sekali tidak tahu siapa penulis surat Ibrani. Meskipun surat ini diak
Kabar baik tentang hal-hal yang lebih baik
SIAPA PENULIS SURAT IBRANI?
Kita sama sekali tidak tahu siapa penulis surat Ibrani. Meskipun surat ini diakhiri dengan salam hangat, tetapi tidak terdapat alamat pada awal tulisan! Secara umum orang berpendapat bahwa Paulus yang menulis surat ini, tetapi Ibrani 2:3 mengatakan bahwa penulis mendengar Injil dari orang lain yang mendengar sendiri ajaran Yesus. Paulus menyatakan dengan tegas bahwa ia tidak pernah mendengar Injil dari orang lain (Gal 1:12). Penulisnya boleh jadi orang Lewi yang bernama Barnabas (Kis 4:36) yang mengetahui seluk beluk para imam dan pekerjaan mereka. Lukas merupakan kemungkinan ketiga; gaya penulisan Ibrani mirip dengan gaya penulisan Injil Lukas dan Kisah para Rasul. Yang keempat, Apolos mengenal Timotius dengan baik (13:23). Pula, Kisah 18:24 menyatakan bahwa Apolos adalah 'seorang yang mahir dalam soal-soal Kitab Suci'. Siapa pun penulis Ibrani, ia pasti seorang yang mahir dalam soal-soal Kitab Suci! Dan masih ada banyak pendapat lain. Pada akhirnya kita harus mengatakan bahwa tidak seorang pun mengetahui siapa penulis surat ini!
SIAPA PENERIMA SURAT INI?
Karena tidak ada alamat pada surat ini, maka kita tidak tahu siapa penerimanya. Penulis menyatakan suratnya sebagai 'nasihat' (13:22). Tetapi, siapa yang ia nasihati? Mereka adalah orang-orang yang telah dianiaya (Ibr 10:32-34 ). Penulis mengenal mereka secara pribadi dan berharap untuk segera mengunjungi mereka (13:19 dan 23). Mereka mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin, tetapi tidak mengalami kemajuan (5:12). Mereka adalah orang-orang berbahasa Yunani; surat ini ditulis mungkin dalam bahasa Yunani terbaik dari seluruh Perjanjian Baru. Oleh karena itu, hampir dapat dipastikan mereka bukanlah orang Yahudi yang tinggal di Yudea. Tetapi, sama pasti pula mereka adalah orang Yahudi. Orang bukan Yahudi tidak mungkin dapat mengerti hukum Yahudi secara rinci. Mereka mungkin hidup di Roma. Hal ini dapat menjelaskan salam yang terdapat dalam 13:24 dari orang Kristen Italia.
MENGAPA SURAT IBRANI DITULIS?
Ada dua kemungkinan. Jika kelompok penerima surat ini adalah Kristen, surat ini merupakan peringatan bagi mereka tentang bahaya kemurtadan, meninggalkan Kristus. Tetapi, mungkin kelompok ini adalah orang Yahudi yang masih belum dapat memutuskan, merasa ragu-ragu antara keputusan mengikuti Kristus atau kembali kepada cara-cara ibadat mereka yang lama.
WAKTU PENULISAN.
Clemen dari Roma mengetahui surat ini, maka surat ini pasti ditulis sebelum tahun 95 M. Dan karena Ibr 10:1-3 menyatakan bahwa korban masih dipersembahkan, maka mungkin surat ini ditulis sebelum tahun 70 M, ketika Bait Suci dihancurkan. Jika penganiayaan yang disebut dalam pasal 10 dilakukan oleh Nero, maka surat ini ditulis sesudah kebakaran di Roma, yaitu tahun 64 M.
Pesan
1. Nasihat.
Ibrani merupakan suatu imbauan yang mengingatkan bahwa kita harus maju terus, bertumbuh dan menjadi dewasa. Kristen selalu tergoda untuk bertahan dalam suatu titik, untuk memperkuat diri dan tidak berani menanggung risiko untuk lebih maju dalam kehidupan iman.
2. Peringatan.
Nasihat untuk maju terus selalu diikuti dengan suatu peringatan akan adanya akibat yang serius apabila tetap berdiam diri atau mundur. Khususnya perhatikan lima pasal yang berisi peringatan:
o Berpegang teguh! Ibr 3:7-19
o Tidak ada mundur! Ibr 6:1-20
o Tidak ada korban lain! Ibr 10:19-39
o Tidak bisa luput! Ibr 12:25-29
3. Perbandingan.
Penulis ingin sekali menunjukkan kepada kita nilai Perjanjian Lama untuk dapat memahami Perjanjian Baru. Dewasa ini banyak orang Kristen yang mengabaikan Perjanjian Lama. Ibrani menunjukkan kepada kita kesinambungan dan perbedaan antara kedua perjanjian tersebut.
4. Sebuah kemah dan bukan Bait Allah.
Walaupun Bait Suci di Yerusalem hampir dapat dipastikan masih berdiri, penulis di sini memakai istilah kemah, seperti digambarkan dalam Keluaran 25:1-27:21, sebagai gambaran penyembahan yang murni yang darinya dapat dipakai untuk memberikan gambaran penyembahan Kristen. Kemah sangat cocok untuk mereka yang berpindah-pindah, Bait Allah cocok untuk orang yang menetap. Ibrani menantang pola kehidupan kita yang menetap dan nyaman dengan corak kehidupan musafir sebagai gantinya (Ibr 11:16).
Penerapan
Ibrani memunculkan pertanyaan tentang jaminan keselamatan Kristen. Dapatkah Kristen diselamatkan hari ini dan terhilang di kemudian hari? Ayat-ayat seperti Yohanes 10:29 tampaknya mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin. Namun demikian, kita sering menemukan orang-orang yang dahulu tampaknya Kristen, tetapi sekarang menyangkal Kristus. Pasal-pasal peringatan dalam Ibrani seolah-olah menyarankan bahwa orang Kristen masih tetap bebas untuk kembali kepada cara hidup mereka yang lama: "Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula" (Ibr 3:14). "Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya... tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat..." (Ibr 6:4-6). "Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu, tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman" (Ibr 10:26-27). Jika surat ini dikirim kepada orang Yahudi yang telah menggabungkan diri dengan gereja Kristen, tetapi tidak mau menyerahkan diri mereka kepada Kristus, maka pengajarannya jelas: terus atau tinggalkan! Tetapi, jika surat ini ditulis kepada orang Kristen, surat ini tampaknya menegaskan bahwa sekalipun telah menjadi Kristen kita tetap diberi kesempatan untuk memilih keluar lagi. Yang terakhir ini sukar diterima sebagai ajaran Ibrani, sebab bertentangan dengan kata-kata Yesus sendiri (seperti dalam Yoh 10:29), berlawanan dengan berbagai analogi keselamatan (dapatkah seorang Kristen dibatalkan kelahiran kembalinya?) dan menentang kuasa Tuhan yang mampu menjaga keselamatan domba-domba-Nya.
Oleh karenanya, ajaran Ibrani adalah:
o Tidak ada kekristenan yang setengah-setengah. Terus atau keluar!o Iman selalu menjadi kunci dari kehidupan yang dituntut oleh Allah.
Bagaimanapun juga, iman bukanlah semata-mata percaya tentang sesuatu, tetapi
merupakan perbuatan ketaatan.
o Perjanjian Lama dapat secara sah digunakan untuk menjelaskan ajaran
Perjanjian Baru. Seluruh isi Alkitab adalah firman Allah.
Tema-tema Kunci
1. Keunggulan Kristus.
Ini adalah topik yang sangat jelas dalam bagian pertama surat Ibrani (1-10). Bacalah seluruh pasal ini dan tulislah semua haI yang menyebutkan Kristus adalah yang "tertinggi". Mulai dari Ibr 1:4 Yesus mempunyai nama yang jauh lebih indah. Apa artinya? Telusurilah makna dari "keunggulan" Kristus.
2. Melkisedek.
Melkisedek hanya disebut dalam Ibrani 5-7 dalam Perjanjian Baru, dan dalam Kejadian 14 serta Mazmur 110 dalam Perjanjian Lama. Pelajarilah pasal-pasal ini. Pakailah kamus Alkitab untuk dapat mengetahui lebih banyak tentang dia dan arti namanya. Siapakah dia? Apa yang dilakukannya? Dan, apa kepentingan Melkisedek dalam argumentasi yang dikembangkan oleh penulis bagi surat Ibrani?
3. Perjanjian Lama.
Tulislah semua kutipan langsung dari Perjanjian Lama yang Anda temui dalam Ibrani. Catat juga acuan yang tidak langsung ke Perjanjian Lama. Amatilah prinsip-prinsip yang tampaknya dipelajari dengan menggunakan Perjanjian Lama. Bagaimana hal ini menunjukkan kepada kita tentang pendekatan terhadap Perjanjian Lama?
4. Iman
Bacalah seluruh Ibrani 11. Tulislah semua perbuatan yang telah dilakukan oleh berbagai orang tersebut. Bagaimana penekanan tentang 'iman yang bekerja' sehubungan dengan definisi tentang iman dalam ayat 1? Pelajarilah ayat-ayat 32-38 tentang iman. Apa yang dilakukan oleh para pelaku iman yang namanya disebutkan dalam pasal ini? Berapa banyak perbuatan dan pengalaman yang disebut di sana yang dapat Anda hubungkan dengan peristiwa atau orang-orang yang disebut dalam Alkitab?
Garis Besar Intisari: Ibrani (Pendahuluan Kitab) [1] PUTRA ALLAH: LEBIH TINGGI DARIPADA PARA MALAIKAT Ibr 1:1-2:18
Ibr 1:1-14Suatu perbedaan
Ibr 2:1-4Suatu peringatan
Ibr 2:5-18Kerendahan hati
[1] PUTRA ALLAH: LEBIH TINGGI DARIPADA PARA MALAIKAT Ibr 1:1-2:18
Ibr 1:1-14 | Suatu perbedaan |
Ibr 2:1-4 | Suatu peringatan |
Ibr 2:5-18 | Kerendahan hati Putra Allah |
[2] PUTRA ALLAH: LEBIH TINGGI DARIPADA MUSA Ibr 3:1-19
Ibr 3:1-6 | Putra Allah dan hamba |
Ibr 3:7-19 | Peringatan |
[3] PUTRA ALLAH: LEBIH TINGGI DARIPADA YOSUA Ibr 4:1-13
[4] PUTRA ALLAH: LEBIH TINGGI DARIPADA IMAM BESAR Ibr 4:14-10:39
Ibr 4:14-5:14 | Lebih tinggi daripada Harun |
Ibr 6:1-20 | Peringatan dan imbauan |
Lebih tinggi daripada Melkisedek:
Ibr 7:1-10 | Kebesaran Melkisedek |
Ibr 7:11-19 | Keimaman yang baru |
Ibr 7:20-25 | Keimaman yang tetap |
Ibr 7:26-28 | Putra Allah yang sempurna |
Ibr 8:1-13 | Perjanjian yang unggul |
Pengorbanan yang terbaik:
Ibr 9:1-10 | Keterbatasan yang lama |
Ibr 9:11-28 | Kesempurnaan yang baru |
Ibr 10:1-18 | Tubuh Kristus |
Ibr 10:19-39 | Imbauan dan peringatan |
[5] KEHIDUPAN IMAN Ibr 11:1-13:17
Ibr 11:1-3 | Definisi iman |
Ibr 11:4-22 | Dari Habel sampai Keluaran |
Ibr 11:23-31 | Dari Mesir sampai Kanaan |
Ibr 11:32-38 | Hakim-hakim, raja-raja dan nabi-nabi |
Ibr 11:39-40 | Hari depan yang lebih baik |
Ibr 12:1-2 | Contoh: lihat pada Yesus |
Ibr 12:3-11 | Hidup sebagai keluarga Allah |
Ibr 12:25-29 | Peringatan |
Ibr 12:12-24 | Kekudusan: bukan suatu pilihan tambahan |
Ibr 13:1-6 | Kekudusan dalam praktek |
Ibr 13:7-17 | Kepemimpinan dan kemuridan |
[6] KESIMPULAN Ibr 13:18-25
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi